batas maksimum pemberian pembiayaan di...

53
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BAITUTTAMWIL TAMZIS WONOSOBO Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah OLEH : EDY NUGROHO NIM : (072503034) PRODI PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: vodan

Post on 03-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI

BAITUTTAMWIL TAMZIS WONOSOBO

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah

OLEH :

EDY NUGROHO

NIM : (072503034)

PRODI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,
Page 3: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,
Page 4: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,
Page 5: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

Dalam islam mengajarkan, “Sesuatu yang Dalam islam mengajarkan, “Sesuatu yang Dalam islam mengajarkan, “Sesuatu yang Dalam islam mengajarkan, “Sesuatu yang berlebihan tidaklah baik”berlebihan tidaklah baik”berlebihan tidaklah baik”berlebihan tidaklah baik”

Page 6: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini Kupersembahkan;

• Bapak dan Ibu yang terhormat, yang senantiasa selalu mendoa’akan Aku

dan menanti kesuksesanku. Bersama do’a dan pengharapan semoga Allah

memberikan Rahmat, Taufik, serta mengulurkan kasih sayang-Nya dan

mengampuni segala dosa serta selalu melindungi. Amin...

• Untuk Simbah yang selalu mendoakan aku, makasih Mbah....

• Untuk Adikku Tersayang Dedy Sumawiguna yang menantikan

kesuksesanku, makasih ya Dek…

• Untuk seluruh Keluarga Besarku, terima kasih atas dukungan dan do’anya

• Untuk Teman-Teman D3 seangkatan 2007, jangan patah semangat, terus

berjuang dan keep trying!

• Buat Teman-Teman yang magang di TamzisWonosobo, trimakasih atas

semua dukungannya

• Semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan Tugas Akhir

ini, hingga Tugas Akhir ini terwujud.

Page 7: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang,

Deklarator,

Edy Nugroho

Page 8: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

ABSTRAK

BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI BAITUTTAMWIL

TAMZIS WONOSOBO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran BMPP terhadap

kestabilan kas di Baituttamwil Tamzis Wonosobo, pelaksanaan BMPP di

BT Tamzis Wonosobo perlu dibenahi agar lebih baik, dengan cara lebih

teliti dalam melakukan pencairan. Hal tersebut dilakukan guna

menghindari kredit atau pembiayaan macet.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris yang

bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis

dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung

dari lapangan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait

dengan obyek yang diteliti. Adapun data penelitian ini diperoleh dari

pengelola dan pengawas syari’ah BMT. Selain itu penulis juga

menggunakan data sekunder sebagai pendukung data primer yang

diperoleh secara tidak langsung melalui bahan kepustakaan dari buku,

dokumen, laporan, peraturan perundang-undangan dan sumber terulis

lainnya yang sesuai denga maslah yang diteliti. Adapun teknik

pengumpulan data ang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan bersifat kualitatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa

BMPP pada BT Tamzis memiliki peranan penting dalam setiap

pembiayaan. Hal ini dlakukan agar BT Tamzis senantiasa dapat

terpelihara dan dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. Dan

sesuai peraturan perbankan.

Page 9: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita ikuti teladannya. Hanya dengan

limpahan nikmat dan pertolongan serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,

maka penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan meskipun masih jauh dari

kesempurnaan.

Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat ujian Munaqosah, yang selanjutnya akan memnperoleh gelar Ahli Madya di

Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Bersamaan dengan terealisasinya

pemyusunan Tugas Akhir ini yang berjudul “Batas Maksimum Pencairan Kredit Di

Baituttamwil Wonosobo” tak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karenanya

perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.A. selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang,

2. Bapak Drs. H. Muhyiddin M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang,

3. Bapak Dr. Imam Yahya,M.Ag, selaku Ketua Prodi Perbankan Syari’ah,

4. Bapak Nur fatoni, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan

mengarahkan penyusunan Tugas Akhir ini,

5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

6. Kedua Orang Tuaku Tercinta, Bpk. Masruchan dan Ibu Jukaenah yang tak

pernah berhenti berdo’a untukku dan selalu mendukungku,

7. Bpk Attabik Ali, selaku pembimbing dalam pelaksanaan magang di

Baituttamwil Tamzis Wonosobo yang memberikan ijin kepada peneliti dan

segenap karyawan yang telah membantu hingga terseleseinya Tugas Akhir

ini,

Page 10: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

8. Keluarga besar D3 PBS khususnya angkatan ’07, makasih atas semua

dukungannya, dan buat angkatan ’08 & ’09 tetap semangat !!!

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan yang telah

membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis hanya mampu

menghaturkan sebuah ucapan terimakasih yang tulus dan ikhlas dari hati

sanubari yang paling dalam, serta iringan do’a semoga Allah memberikan

rahmat dan keselamatan kepada kita semua, Amin…..

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini

masih jauh dari sempurna, untuk itu saran, kritik, masukan akan selalu penulis

harapkan. Semoga dengan disusunnya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang,03 Mei 2010

Edy Nugroho

072503034

Page 11: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

DEKLARASI ................................................................................................... vi

ABSTRAKSI ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan masalah...................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 4

D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5

E. Metode Penelitian...................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan........................................................ ........ 8

BAB II : GAMBARAN UMUM BT TAMZIS WONOSOBO

A. Sejarah Berdirinya .................................................................... 9

B. Visi dan Misi BT Tamzis ......................................................... 11

C. Struktur Organisasi ..................... ............................................ 12

D. Produk-Produk ........................................................................ 13

Page 12: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

E. Manajemen Koperasi .............................................................. 18

BAB III : LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Arti Penting BMPP........................ ........................................... 22

B. Kriteria dan Pelaksanaan BMPP ........................................ 23

C. Tingkat Kesehatan............ ............................................. ............ 24

D. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia ............................... 25

E. Pelaksanaan BMPP di BT TamzisWonosobo ......................... 35

F. Analisis........................................................................................ 36

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 38

B. Saran.......................................................................................... 38

C. Penutup...................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di setiap lembaga keuangan syari’ah memiliki Batas Maksimum

pemberian pembiayaan (BMPP) dalam setiap pencariannya. Undang-undang

nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun untuk mempertegas Jati

diri, kedudukan, permodalan, dan pembinaan Koperasi sehingga dapat lebih

menjamin kehidupan Koperasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33

Undang-Undang Dasar 1945. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah

nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan pinjam

oleh Koperasi serta Kepmen Koperasi dan UKM No.

91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha

KJKS maka semakin jelas bahwa kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syari’ah

perlu di tumbuh kembangkan.

Penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana perlu

dilakukan, antara lain dengan penyebaran portofolio penyediaan dana yang

diberikan agar resiko penyediaan dana tersebut tidak terpusat pada peminjam

atau kelompok peminjam tertentu. Sejalan dengan hal tersebut, perlu

dilakukan penyempurnaan terhadap Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit No.31/61/KEP/DIR.1

1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/13/PBI/2009 - Batas Maksimum Pemberian Kredit

Page 14: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

2

Dalam ekonomi syari’ah. Terbukti dengan kenyataan bahwa Rasulullah

dan Khulafaur Rasyidin (khalifah yang empat) hanya sekali melakukan

anggaran defisit. Dalam ilmu ekonomi hal ini akan mencegah ekspansi

moneter yang

Selanjutnya mengontrol inflasi dan kestabilan nilai tukar uang. Utang

yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang menunjukkan ketidak

efektifan fungsi utang itu sendiri karena hal itu berarti melanggengkan saving

investment gap. Untuk mengatasi saving investment gap dalam jangka waktu

pendek dapat diatasi dengan utang sebagaimana pernah dilakukan oleh

Rasulullah ketika jatuhnya kota Makkah, yang dilunasi sebelum satu tahun

yaitu setelah perang Hunayan.

Namun bila saving investment gap berlangsung dalam jangka waktu

yang panjang, maka solusi nya adalah dengan meningkatkan saving, antara

lain dengan mengontrol kredit konsumtif melalui kebijakan fiskal. Instrumen

bunga bukan merupakan instrumen yang efektif untuk mempengaruhi tingkat

saving. Cara kedua adalah dengan sistem bagi hasil.2

Pemberlakuan bunga di awal transaksi, yang tidak mempertimbangkan

apakah peminjam akan untung atau rugi dalam usahanya, merupakan sebuah

ketidakadilan. Bank konvensional, sebagai bagian dari sistem ekonomi

kapitalis, hanya mau tahu berapa bunga yang dia terima dari nasabah

peminjam terlepas dari apakah usaha debitur maju atau bangkrut. Kalau

peminjam tidak dapat mengembalikan angsuran tepat pada waktunya, maka

2 Adiwarman Azwar Karim, Manajemen Bank Syari’ ah, Jakarta:, 2008, hlm. 56

Page 15: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

3

bank secara otomatis memberlakukan bunga tidak hanya terhadap cicilan

yang masih harus dibayar, tapi juga terhadap bunga bulan sebelumnya. Jadi,

bunga-berbunga. Sistem bunga sudah tidak adil, apalagi bunga-berbunga,

jelas makin tidak adil. Itulah yang selama ini dilakukan oleh bank-bank

konvensional.

Dalam praktek bank konvensional, hubungan antara pihak bank dan

nasabah menjadi tidak seimbang, karena bank selalu berada pada posisi tawar

yang lebih tinggi dari pada nasabah. Hal itu mencerminkan

ketidakseimbangan dalam hubungan tersebut. Sebetulnya istilah kreditur-

debitur itu sendiri sudah mengandung kontraksi bahwa hubungan kedua belah

pihak tidak seimbang.3

Penerapan di BT Tamzis Wonosobo dalam prakteknya melakukan

pencairan pembiayaan maksimum 70-75% dengan agunan/jaminan yang

masih berlaku.

Demikian perbedaan peraturan antara undang-undang pemerintah

dengan peraturan yang ada pada BT Tamzis Wonosobo, undang-undang

pemerintah mengatakan Penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan

dana perlu dilakukan, antara lain dengan penyebaran portofolio penyediaan

dana yang diberikan agar resiko penyediaan dana tersebut tidak terpusat pada

peminjam atau kelompok peminjam tertentu. Sedangkan peraturan yang ada

di BT Tamzis Wonosobo mengatakan batas maksimum pencairan

pembiayaan adalah 70% dengan agunan dan catatan yang berlaku. Hal itulah

3 Dr Setiawan Budi Utomo, Hutang Dalam Perspektif Islam,Jakarta ;1997, cet ke-2,hlm.45

Page 16: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

4

yang menyebabkan penulis tertarik untuk menulis tentang BMPP di BT

Tamzis Wonosobo.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam tugas

akhir ini adalah Bagaimana kriteria dan Pelaksanaan BMPP di BT Tamzis

Wonosobo?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1) Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis di BT Tamzis

Wonosobo adalah sebagai berikut:

Untuk bekal di masa yang akan datang guna dapat menerapkan suatu

keadaan lebih baik secara teknis maupun praktis.

2) Manfaat Penelitian

a. Hasil penerapan diharapkan menyumbang kajian ilmu pengetahuan

dan dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian berikutnya.

b. Diharapkan dapat memberikan masukan dalam usaha perbaikan atas

kekurangan yang ada dalam upaya pengembangan BMT yang lebih

baik.

c. Melatih bekerja dan berpikir kreatif dengan mencoba mengaplikasikan

teori-teori yang didapat selama studi, serta memenuhi salah satu syarat

Page 17: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

5

guna mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Syari’ah Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Dari hasil survey lapangan di BT Tamzis Wonosobo pada bulan

februari 2010, secara umum belum ada yang mengkaji mengenai BMPP

(Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan). Hasil yang sama didapatkan

ketika melakukan survey kepustakaan, yaitu belum ada yang mengkaji

mengenai BMPP pada Tamzis Wonosobo. Dari sinilah dapat dipahami bahwa

penelitian tentang judul BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN

PEMBIAYAAN di BT Tamzis Wonosobo belum pernah dilakukan. Hal ini

dilakukan guna menghindari pengulangan terhadap penelitian yang sama.

Artinya bahwa penyusunan tugas akhir yang dilakukan penulis bukan usaha

penjiplakan dan pengulangan.

E. METODE PENELITIAN

Untuk mendapatkan data yang jelas (valid) dalam penelitian ini, maka

penulis akan menggunakan identifikasi sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis / lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Page 18: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

6

2. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Metode ini merupakan pengumpulan-pengumpulan data dengan

cara mengamati langsung terhadap objek tertentu di lapangan yang

menjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja di BT Tamzis

Wonosobo serta mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan

BMPP

b. Dokumentasi

Yaitu dengan cara mencari data mengenali hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen,

agenda dan sebagainya.

c. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh 2 pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan wawancara yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu. Wawancara tersebut penulis lakukan dengan cara

tanya jawab kepada bagian-bagian yang terkait dengan tema yang

diangkat di BT Tamzis Wonosobo yaitu bagian accounting,

administratif, marketing. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi

penyimpangan atau salah pengertian mengenai permasalahan.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Page 19: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

7

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama

baik dari individu maupun perseorangan, seperti hasil wawancara atau

hasil pengisian kuesioner.4 Dengan data ini penulis mendapatkan

gambaran umum tentang BT Tamzis Wonosobo, serta data mengenai

BMPP di BT Tamzis Wonosobo.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih

lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh

pihak lain.5

4. Analisis Data

Dari data-data yang terkumpul, penulis berusaha menganalisis data

tersebut. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan tehnik analisis

deskriptif, yaitu data-data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam

bentuk kata-kata maupun gambar, kemudian di deskripsikan sehingga

dapat memberikan kejelasan kenyataan yang realistis. Misalnya, pak

Mahmud mengajukan pembiayaan di BT Tamzis Wonosobo sebesar 150

juta dengan agunan sertifikat sebidang tanah dengan nilai jual kisaran 225

juta. 70%(batas maksimum pemberian pembiayaan di Tamzis Wonosobo)

dari 225 juta adalah Rp 157.500.000. akhirnya pengajuan pembiayaan pak

mahmud dapat dicairkan. Menurut Gay (1976) metode ini bertujuan untuk

menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada saat berlangsungnya

proses penelitian / riset.

4 Husen Umar, Research Method in Finance and Banking, Jakarta : PT Gramedia Pustaka,

2003,cet. 2,hlm.156

Page 20: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

8

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberi kemudahan dalam memahami Tugas Akhir, maka penulis

menguraikan susunan penulisan secara sistematis, adalah sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan TA.

Bab 2 : Gambaran umum di BT Tamzis Wonosobo

Pada bab ini diuraikan tentang sejarah berdirinya, visi dan

misi, struktur organisasi, produk-produk, manajemen

koperasi.

Bab 3 : Pembahasan

Pada bab ini menjelaskan tentang kriteria dan pelaksanaan

BMPK di Tamzis Wonosobo secara Islami

Bab 4 : Penutup

Berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup.

Page 21: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

9

BAB II

GAMBARAN UMUM BAITUTTAMWIL TAMZIS WONOSOBO

A. Sejarah Berdirinya

Tamzis merupakan lembaga keuangan syari’ah non bank yang didirikan

di kecamatan kretek, kabupaten Wonosobo pada tanggal 22 Juni 1992. Pada

awalnya merupakan lembaga di bawah muhammadiyah cabang kretek

Wonosobo yang diberi tugas menarik dan menyalurkan zakat, infaq, sodaqoh

(zis) atau biasa disebut Baituttamwil. Dalam penyalurannya tidak diberikan

secara langsung, tetapi diberikan dalam bentuk pinjaman (qordhul hasan) agar

lebih banyak masyarakat yang menikmati.

Karena manajemen dana juga mengalir pada petani dan pedagang di

pasar, sehingga penyaluran dana tidak hanya dengan akad qordhul hasan saja,

akhirnya diputuskan adanya pemisahan manajemen yaitu, untuk pengelolaan

dana mal (zakat, infaq, dan shadaqah) di amanatkan kepada lembaga khusus

yaitu beperlurzam yang sekarang namanya diubah menjadi Tamadun,

sedangkan koperasi jasa keuangan syari’ah Baituttamwil TAMZIS secara

khusus mengelola dana komersial (sebagai Baituttamwil).

Pada tanggal 14 November 1994, KJKS Tamzis mendapat status badan

hukum dengan nomor 122277/ B.H/ VI/ XI/ 1994 dari departemen koperasi9.

Dengan alamat di Jl. Kyai Muntang Wonosobo yang sebelumnya berada di

Kertek. Dan atas kegigihan pengelolaannya TAMZIS dengan motto “Happy

Life Happy Syari’ah”, memperoleh 2 penghargaan sebagai koperasi

berprestasi tingkat nasional (2001) dan tingkat kabupaten (2002) yang kini

memiliki 1 kantor pusat yang representatif, 14 kantor cabang pembantu dan 11

kantor cabang.10

Saat krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi

berkepanjangan tahun 1998 telah membuktikan bahwa ekonomi rakyat lebih

10 Profil Baituttamwil Tamzis

Page 22: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

10

mampu bertahan dari hempasan badai krisis. Dan lembaga-lembaga keuangan

syari’ah telah memberi inspirasi kepada bank dan lembaga-lembaga keuangan

besar untuk menetapkan prinsip syari’ah. Menciptakan iklim yang kondusif

bagi KJKS Tamzis untuk maju dan berkembang. Dengan bukti ini menjadikan

pengelola TAMZIS bersemangat dan optimis koperasi syari’ah akan terus

berkembang dan maju mencapai visi yang hendak dicapai.

Pada tahun 2003 dengan prestasi dan kinerja yang terus meningkat,

TAMZIS mendapat izin dari Departemen Koperasi Republik Indonesia untuk

membangun cabang di berbagai kota di Indonesia. TAMZIS melayani anggota

dengan sistem jemput bola. Dengan prinsip ingin menciptakan kemudahan

pengembangan ekonomi. Marketing TAMZIS akan senantiasa siap

memberikan pelayanan di tempat anggota, selain itu proses pencarian dana

diusahakan secepat dan sepraktis mungkin dengan tetap berpegang pada

prinsip syari’ah dan azaz profisionalitas.

Untuk menjamin keamanan dana dan surat-surat berharga milik anggota

dari pencurian, kebakaran atau musibah lainnya. Semua kantor pelayanan

telah dilengkapi dengan sistem keamanan dan peralatan standar TAMZIS.

Sebagai bagian dari pelayanan anggota, manajemen TAMZIS

menggunakan sistem informasi secara integral, yang memadukan program

simpanan dan pembiayaan dengan program akuntansi, sehingga mampu

menampilkan informasi keuangan baik neraca maupun laba rugi secara cepat

dan akurat. Secara garis besar dapat diuraikan data TAMZIS Wonosobo

sebagai berikut :

Nama Lembaga : KJS BAITUTTAMWIL TAMZIS

Motto : “Happy Life Happy Syari’ah”

Berdiri : 22 Juli 1992

Badan Hukum : 12277/ B.H/ VI/ XI/ 1994 14 November 1994

NPWP : 1.606.549.2-524

Alamat : Jl. Kyai Muntang No. 3 Wonosobo-Jawa Tengah

Telepon / Fax : 0286-325303 / 0286-325064

Page 23: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

11

B. Visi dan Misi KJKS Baituttamwil TAMZIS

1. Visi :11

“Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah Utama, terbaik, dan

terpercaya”.

“To be prominent Shari’a Micro Finance Institution, the best end trusted”.

2. Misi :12

- Membantu dan memudahkan masyarakat mengembangkan kegiatan

ekonomi produktifnya

- Mendidik masyarakat untuk jujur, bertanggung jawab, profesional dan

bermanfaat

- Menjaga kesucian umat dari praktek riba yang menindas dan dilarang

agama

- Membangun dan mengembangkan sistem ekonomi yang adil, sehat

dan sesuai syari’ah

- Menciptakan sistem kerja yang efisien dan inovatif

11

Ibid,

12 Ibid,

Page 24: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

12

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi KJKS Baituttamwil TAMZIS Wonosobo

Pengurus

1. Ketua : Ir. H. Saat Suharto

2. Wakil Ketua I : H. Mudasir Chamid

(Bidang Organisasi)

3. Wakil Ketua II : Ir. H. Sholeh Yahya

(Bidang Usaha)

4. Sekretaris : Drs. Yusuf Effendi

5. Wakil Sekretaris : Drs. H. Khozin

6. Bendahara : H. Aswandi Danoe A. S. Sos

7. Wakil Bendahara : H. Subakdo

8. Ketua Dewan Pengawas Syari’ah : H. Teguh Ridwan, BA

9. Wakil Ketua Pengawas Syari’ah : Habib Mahfur

KJKS BAITUTTAMWIL WONOSOBO

KANTOR PUSAT

MANAJER UMUM

WAKIL MANAJER

MANAJER OPERASIONAL

MANAJER ADUM

HRD & ADM

DEVISI –

TAMADUN

DEVISI

PENJAMIN

DEVISI

PEMBIAYAAN

DEVISI

Intenal

Control/ IT

Cab. Wonosobo Cab. Yogyakarta Cab. Jakarta Cab. Banjarnegara Cab. Bandung

Cab. Temanggung Cab. Purwokerto Cab. Cilacap Cab. Magelang Cab. Klaten

Page 25: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

13

Manajemen :

1. Manager : Budi Santoso

2. Wakil Manager : Tri Supriyowijiyanto

3. Manager Investasi : Erwin Saleh

4. Manager Pembiayaan : Attabik Ali

C. Produk-Produk

KJKS Baituttamwil TAMZIS mengoperasikan usahanya dengan

menghimpun dana dari masyarakat dan di salurkan lewat pembiayaan kepada

masyarakat golongan ekonomi dan menengah ke bawah. Adapun produk yang

ditawarkan terdiri dari dua produk yaitu penghimpunan dana (saving) dan

produk penyaluran dana (pembiayaan).13

13

Profil Baituttamwil Tamzis

Produk-Produk Baituttamwil Tamzis Wonosobo

Funding Jasa

Simpanan

Mutiara

Ijabah

Simpanan

Pendidikan

S. Haji Safa

S. Qurma

Landing

P. BBA

(Investasi)

P. Mudharab

P. Murabah

P. Musyarak

P. Ijarah

Tamzis Fast Service/

Bridging Loan

Sewa Beli

Arafah (arisan

ta’awuni haji)

Page 26: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

14

1. Produk Penghimpunan dana

a. Simpanan Mutiara (memudahkan transaksi syari’ah anda)

Merupakan jenis simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu

sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan prinsip wadiah yad adh

dhamamah, yaitu menerima titipan dari anggota atau masyarakat

kemudian disalurkan atau diputarkan dalam usaha yang produktif.

Setoran awal sebesar Rp. 5.000,- dan selanjutnya minimal

Rp. 1.000 dengan saldo minimal Rp. 5.000. Produk ini sangat cocok

untuk pembayaran listrik, telepon, air dan kendaraan dan sangat

cocok pula bagi mereka yang memiliki usaha perdagangan dipasar

maupun di sentra usaha lainnya. Anggota dapat menyetor dan

mengambil tabungan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan di semua

kantor cabang.

b. Simpanan Qurma (Qurban, walimah dan aqidah)

Jenis simpanan ini ditujukan guna membantu merencanakan

ibadah qurban, walimah maupun aqiqah yang menggunakan prinsip

wadiah dengan pemberian bagi hasil setiap bulan. Setoran awal

minimal Rp. 5.000 dan selanjutnya minimal Rp. 1.000 dapat

disetorkan langsung atau didatangi pihak Tamzis baik di rumah atau

di tempat usaha.

c. Simpanan Haji Safa

Jenis simpanan ini ditujukan bagi masyarakat yang akan

mempersiapkan biaya haji dengan cara menabung. Simpanan ini

menggunakan prinsip wadi’ah dengan bagi hasil yang diberikan

setiap bulan. Setoran pertama minimal Rp. 20.000 selanjutnya

minimal Rp. 5.000 proses menabung dapat disetor langsung atau

ditangani ke rumah (tempat usaha)

d. Simpanan Pendidikan

Simpanan pendidikan khusus untuk siswa sekolah, oleh karena

itu menabung melatih siswa untuk kedisiplinan berhemat yang perlu

Page 27: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

15

ditanamkan sejak kecil. Siswa tidak harus ke kantor untuk menabung

tapi petugas datang ke sekolah untuk mengolektif tabungan dengan

setoran awal Rp. 5.000 dan selanjutnya minimal Rp. 2.000

penyetoran dapat dilakukan setiap saat dan penarikannya hanya dapat

dilakukan sekali dalam satu tahun atau pada saat pergantian ajaran

baru.

e. Ijabah (Investasi berjangka mudharabah)

Ijabah adalah simpanan berjangka atau deposito yang banyak

diminati anggota, terutama kalangan pegawai dan pengusaha. Produk

ini sangat tepat sebagai sarana infestasi yang sesuai dengan syar’I

yang menggunakan prinsip mudharabah. Setoran minimal Rp.

1.000.000 dan kelipatanya bagi hasil setiap akhir bulan.

Ijabah ini secara otomatis dapat diperpanjang dan dapat di

rancang untuk membiayai suatu proyek tertentu (sesuai syarat yang

tertuang pada akad)

2. Produk Penyaluran Dana.

a. Al Bai'i bitsaimani ajil (BBA)

Produk ini ditawarkan bagi anggota yang membutuhkan barang

investasi, seperti kendaraan bermotor dengan ketentuan sebagai

berikut:

- Jenis dan merek kendaraan bermotor bebas, sesuai dengan

permintaan.

- Tahun pembuatan tidak lebih dari delapan tahun, untuk

kendaraan roda empat.

- Tahun pembuatan tidak lebih dari lima tahun, untuk kendaraan

roda dua

- Uang muka minimal 30% untuk kendaraan baru, dan 50 % untuk

kendaraan bekas.

Pelaksanaanya, Tamzis sebagai pihak penjual dan aggota

sebagai pembeli. Awalnya Tamzis membelikan produk sesuai

permintaan anggota kemudian dijual dengan pola angsuran setelah

Page 28: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

16

kesepakatan keuntungan telah dilakukan, atau bisa juga sesuai

dengan akad wakalah, di mana anggota diberi sejumlah uang sebagai

perwakilan. Tamzis untuk membeli barang sesuai dengan permintaan

tersebut.

b. Pembiayaan musyarakah

Sementara ini hanya bisa dilaksanakan Tamzis sebagai sarta

menyalurkan dana dan diperuntukan proyek-proyek yang

profitabilitasnya tinggi.

c. Pembiayaan modal usaha (mudharabah)

- Diperuntukan bagi usaha produktif yang memiliki tingkat

keuntungan yang baik, dan membutuhkan tambahan modal kerja

untuk operasionalisasi usahanya.

- Menggunakan sistem mudharabah, di mana Tamzis menyetorkan

sejumlah uang untuk tambahan modal kerja bagi anggota.

- Pemohon mengajukan rancangan kerja yang usahanya telah

berjalan minimal selama satu tahun.

- Jangka waktu pembiayaan rata-rata 3 sampai dengan 6 bulan. Di

Tamzis pembiayaan mudharabah menempati posisi pertama

sebagai pembiayaan yang banyak digunakan, terutama para

pedagang pasar yang merupakan anggota terbesar di Tamzis.

- Dengan pembagian keuntungan berdasar pada profit and loss

sharing, maka Tamzis berhak atas bagi hasil sesuai nisbah bagi

hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati, dan apabila

usaha anggota mengalami kerugian dan tanpa penyelewengan

atau kesenjangan dan dapat dibuktikan dengan jelas, maka

Tamzis hanya mengambil pokok yang di setor saja.

Jumlah anggota pembiayaan ini merupakan bagian terbesar dari

seluruh jumlah pembiayaan yang dilayani oleh KJKS Baituttamwil

Tamzis karena pengguna produk ini mayoritas adalah pedagang pasar

dan merupakan anggota terbesar di KJKS Baituttamwil Tamzis.

Page 29: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

17

3. Jasa

a. Tamzis Fast Service (TFS) / Bridging Loan.

Tamzis Fast Service (TFS) Merupakan pembiayaan mudharabah

yang di peruntukan bagi anggota khusus yang bersifat mendadak,

dimana dana dapat dicairkan maksimal 1 hari dari pengajuan

pembiayaan atas kebutuhan dana anggota tersebut. Dengan jangka

waktu 1 bulan jenis pembiayaan ini lebih menguntungkan. Namun,

Tamzis hanya bisa memberikan pembiayaan ini pada anggota khusus

(VIP) yang memiliki usaha produktif dengan profitabilitas tinggi.

Biasanya para pedagang yang usahanya telah berjalan selama 1

tahun.

b. Sewa beli

Merupakan pembiayaan bagi hasil anggota yang hendak

menyewa peralatan yang dibutuhkan seperti alat produksi dan

kendaraan, dan nantinya barang tersebut dimiliki dengan

membelinya. Di mana Tamzis menetapkan biaya sewa barang

tersebut. Adapun akad yang digunakan yaitu bai'i takjiri.

c. Arafah (arisan ta'awuni haji)

Dirancang bagi jama'ah (pengajian, bimbingan haji dan lain-

lain) atau kelompok yang bersapakat untuk saling tolong menolong

(Ta'awun). Produk ini sangat cocok untuk orang yang sudah saling

mengenal untuk mempererat tali ukhuwah, tanpa menggunakan

undian, untuk menjamin kepastian haji dan peserta tidak dibebani

untuk biaya pengelolaan.

persyaratan antara lain :

- Sudah memenuhi syarat mampu haji (istiqoh)

- Satu kelompok terdiri dari 5 orang.

Page 30: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

18

D. Manajemen Koperasi

Operasional sehari-hari Tamzis dilaksanakan oleh manajer yang

bertanggung jawab kepada pengurus. Dalam hal ini pengurus hanya

mengawasi kinerja dan produk syari'ah.

Pengelolaan usaha Tamzis melalui berbagai bidang dilakukan secara

professional dengan tetap memperhatikan anggota. Manajemen tersebut

dilaksanakan dalam hal sebagai berikut:

a. Operasionalisasi usaha

Dalam operasional usahanya Tamzis mendasarkan kegiatannya pada

perundang-undangan perkoperasian, Kompen no.91/ kep/ m.kukm/ IX/

2004 tentang petunjuk pelaksanaan koperasi jasa keuangan syari’ah

(KJKS) yang mengatur tentang pengakuan dan pengukuran akuntansi dan

pelaksanaan produk-produk KJKS dan fatwa DSN tentang produk-produk

syari’ah sebagai acuan operasional simpanan maupun pembiayaan.

Simpanan yang diterima anggota dalam berbagai bentuk produk

untuk kemudian akan disalurkan Tamzis kepada anggota lain dalam

rangka menunjang/menambah modal usaha. Biasanya usah diutamakan

dari masyarakat kaya, yaitu dari ijabah dan penyaluran kepada pedagang di

pasar, pengusaha kecil dan menengah ataupun usaha lainnya. Mayoritas

leading dana berasal dari mikro finance sebanyak 80% dari total anggota

dengan akad mudharabah. Sedangkan secara nominal mikro finance

menerima pembiayaan paling banyak yaitu 60-70% dari total pembiayaan

yang diberikan.

Persyaratan menjadi anggota Tamzis cukup mendaftar kepada

anggota atau datang langsung ke kantor. Dengan menyertakan setoran dan

foto copy identitas seperti (SIM, KTP dan tanda pengenal lainnya).

Dengan menjadi anggota, tentu saja bisa mengajukan pembiayaan sesuai

dengan kebutuhan dan dengan memenuhi syarat yang telah ditentukan.

Dengan mengajukan permohonan pembiayaan anggota beserta jaminan

dan keterangan sejarah usaha yang sedang digeluti.

Page 31: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

19

Tim yang terdiri dari Kadiv Administrasi, Kadiv Marketing, dan

Marketing akan menilai, mengamati, survei dan mencarikan pembiayaan

dengan plafon, jangka waktu, bagi hasil, system pembayaran, akad

pembayaran, jaminan dan tentu saja persetujuan kepada cabang dan

manajer Tamzis apabila pembiayaan bernilai besar dan signifikan. Setelah

itu, anggota menunggu kapan waktu pencairan serta menyerahkan jaminan

untuk pembiayaan.

Lampiran-lampiran yang diperlukan dalam pengajuan pembiayaan

antara lain :

1. Copy KTP Suami/ istri

2. Copy KK

3. Copy Copy SIUP

4. Copy NPWP

5. Copy Nota pembelian atau penjualan

6. Copy Akte pendirian perusahaan

7. Copy TDP

Dan biasanya marketing bertanggung jawab langsung atas pencairan

dengan tetap mempertahankan 5C+ 1S agar kemacetan dapat dihindari.

Dan pembiayaan diberikan untuk usaha syari’ah dan menguntungkan.

Pada tahun 2009 aset Tamzis mencapai 121 milyar lebih, ini

merupakan peningkatan sebesar 70°% dibanding tahun lalu, yang berarti

lebih tinggi dari target yang direncanakan untuk tahun 2009 sebesar 18

milyar.

Sekalipun persaingan usaha semakin meningkat akan tetapi dengan

pelayanan yang terbaik maka Tamzis masih bisa memberikan pelayanan

yang terbaik. Dan Pada tahun 2010 pembiayaan juga tumbuh sebesar 80%,

yang sebagian besar adalah usaha mikro kecil dan menengah.

b. Pelayanan

Dengan prinsip ingin menciptakan kemudahan pengembangan

ekonomi, Tamzis melayani anggota dan masyarakat dengan sistem jemput

bola. Selain itu proses pencairan dana diusahakan secepat mungkin dan

Page 32: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

20

sepraktis mungkin dengan tetap berpegang pada asas profesionalitas.

Untuk menjamin keamanan dana dan Surat berharga milik anggota,

dari pencurian, kebakaran atau musibah lainnya, semua kantor Tamzis

dilengkapi dengan brankas dan peralatan standar perbankan lainnya.

Sebagai bagian dari pelayanan kepada masyarakat, manajemen

Tamzis menggunakan sistem informasi secara integral (Integrated

Accounting System) yang memadukan program simpanan dan pembiayaan

dengan program pembukuan sehingga mampu menampilkan informasi

keuangan maupun laba rugi secara cepat dan akurat.

Usaha untuk meningkatkan pelayanan anggota dan memenuhi

kebutuhan masyarakat serta mempermudah transaksi dengan anggota yang

lokasinya berjauhan, maka Baituttamwil TAMZIS telah membuka kantor-

kantor pelayanan, diantaranya: 4 kantor pelayanan berada di kabupaten

Banjarnegara, 6 kantor pelayanan berada di kabupaten Wonosobo, 2

kantor pelayanan berada di kabupaten Temanggung, 1 kantor pelayanan

berada di kabupaten Magelang, 1 kantor pelayanan berada di kabupaten

Klaten, 5 kantor pelayanan berada di Yogyakarta, 2 kantor pelayanan

berada di kabupaten Banyumas, l kantor pelayanan berada di kabupaten

Cilacap, 1 kantor pelayanan berada di kabupaten Purbalingga, 1 kantor

pelayanan berada di kabupaten Bandung, serta yang paling baru adalah

kantor pelayanan Jakarta. Jaringan tersebut membuktikan bahwa

keberadaan TAMZIS diterima masyarakat dengan baik.14

Dalam bidang sistem informasi untuk menjamin tersedianya

informasi factual dan akurat mengembangkan system inform (integrated

accounting Sistem/AIS) yang mampu menampilkan data akuntansi dengan

cepat dan tepat. Dan pelaporan neraca maupun L/R dapat ditampilkan

setiap saat.

- Menjalin kerjasama antar lembaga

Untuk membantu anggota KJKS Baituttamwil Tamzis dalam

14

Brosur Baituttamwil Tamzis

Page 33: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

21

memenuhi kebutuhan dana yang dihimpun sendiri, Tamzis yang

mengadakan kerjasama dengan:

a. Bank Bukop Copy in Syari’ah Cabang Jakarta

b. Program bagi hasil dengan PT. Sarana Jateng Ventura Semarang,

dan

c. Program bagi hasil dengan Perum sarana pengembangan usaha.

c. Organisasi / SDM

Sebagaimana biasanya suatu perusahaan tentu saja mempunyai SDM

yang mampu dan profesional mengoperasikan kerjanya. Dan untuk

menunjang karir karyawan juga meningkatkan kinerja perusahaan maka

berbagai pelatihan dilaksanakan, seperti pelatihan dasar yang menitik

beratkan pada kinerja dasar dan mengetahui produk syari'ah serta

pelaksanaannya, pelatihan tingkat madya, meliputi materi problem solving

dan ketrampilan lain, serta memberi kesempatan belajar / kuliah kepada

karyawan yang dianggap layak, pengadaan short course, pendelegasian ke

pelatihan tingkat nasional maupun seminar-seminar yang berkaitan dengan

ekonomi islam.15

15

Profil Baituttamwil Tamzis

Page 34: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

22

BAB III

LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

I. ARTI PENTING BMPP

Dalam dunia investasi sudah kaprah (umum) bahwa investasi pada satu

objek investasi akan lebih beresiko dari pada berinvestasi pada beberapa objek

investasi. Misalnya dalam investasi saham di pasar modal, sangat beresiko bila

kita hanya menanamkan dana pada satu jenis saham. Memang return yang

diperoleh kemungkinan besar, tetapi resikonya juga amat besar. Markowist

penemu dan ahli teori portofolio menasehati kita agar tidak menaruh telur pada

satu keranjang, tapi taruhlah pada beberapa keranjang (wadah). Bila wadah yang

satu terguling dan telur pecah, maka masih ada telur di wadah yang lain. Nasihat

ini memberikan inspirasi bahwa dalam investasi, diversifikasi investasi adalah

solusi untuk menurunkan resiko.

Penempatan dana yang tidak didukung oleh kemampuan lembaga

keuangan dalam mengelola konsentrasi penempatan dana secara efektif akan

memperbesar resiko atau kegagalan lembaga keuangan. Untuk mengurangi

potensi kegagalan usaha lembaga keuangan sebagai akibat dari konsentrasi

penyediaan dana tersebut maka lembaga keuangan perlu menerapkan prinsip

kehati-hatian, antara lain dengan melakukan penyebaran dan diversifikasi

portofolio penyediaan dana terutama melalui pembatasan penyediaan dana,baik

kepada pihak terkait maupun kepada pihak tidak terkait sebesar presentase

tertentu dari modal bank atau yang dikenal dengan Batas Maksimum Pemberian

Page 35: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

23

Kredit (BMPK) atau Legal Lending Limit (LLL). Dalam hal berkaitan dengan

BMPK, lembaga keuangan yang memiliki peran dalam perekonomian nasional

khususnya sebagai lembaga intermediasi maka meskipun terdapat pembatasan

dalam penyediaan dananya, lembaga leuangn tetap perlu didorong untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi melalui langkah-langkah penyaluran dana

kepada sektor rill dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Untuk itu,

penyediaan dana tertentu diberikan kelonggaran atau pengecuailian dalam

penerapan BMPK, antara lain penyediaan dana kepada Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang bidang usahanya mempengaruhi hajat hidup orang

banyak termasuk pembangunan infrastruktur, penyediaan dana yang dijamin

oleh prime bank dan lembaga pembangunan multilateral, serta penyediaan dana

kepada nasabah dengan pola kemitraan intiplasma. Di samping itu, sejalan

dengan upaya konsolidasi perbankan, penyertaan modal kepada lembaga

keuagan lain dapat tidak diperhitungkan dalam BMPK.23

II. KRITERIA DAN PELAKSANAAN BMPP

BMT merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling

sederhana yang saat ini banyak muncul dan tenggelam di Indonesia. Sayangnya,

gairah munculnya begitu banyak BMT di Indonesia tidak didukung oleh faktor-

faktor pendukung yang memungkinkan BMT untuk terus berkembang dan

berjalan dengan baik. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan banyaknya

23

Dr. Taswan, SE, M.SI., Manajemen Perbankan Konsep,Teknik, & Aplikasi, Yogyakarta:

UPP STIM YKPN, cet. Ke 2, 2010, hlm. 347

Page 36: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

24

BMT yang tenggelam dan bubar yang disebabkan oleh berbagai macam hal

antara lain: manajemennya yang amburadul, pengelola yang tidak amanah dan

profesional, tidak dipercaya masyarakat, kesulitan modal dll. Akibatnya, citra

yang timbul di masyarakat sangat jelek. BMT identik dengan jelek, tidak dapat

dipercaya, dan sebagainya.

Suatu BMT tetap harus memenuhi kriteria-kriteria layaknya sebuah bank

syariah besar dengan beribu-ribu nasabahnya. Salah satu alasan yang sederhana

adalah sebuah lembaga yang mengelola uang masyarakat, tentunya harus

kredibel, dapat dipercaya oleh masyarakat. Siapapun pasti ingin dirinya

diyakinkan bahwa uang yang dia simpan di suatu BMT aman dari resiko apapun

dan setiap saat dapat mengambil uangnya kembali.24

III. TINGKAT KESEHATAN

Tingkat kesehatan BMT merupakan suatu kondisi yang terlihat sebagai

gambaran kinerja dan kualitas BMT, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dan

dapat mempengaruhi aktivitas BMT serta pencapaian target-target BMT, untuk

jangka pendek maupun jangka panjang. Penilaian tingkat kesehatan BMT sangat

bermanfaaat untuk memberikan gambaran mengenai kondisi aktual BMT

kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi nasabah dan pengelola.

selain itu, dengan mengetahui tingkat kesehatannya akan membantu pihak-pihak

tertentu dalam pengambilan keputusan sehingga terhindar dari kesalahan

pengambilan keputusan.

24

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/13/PBI/2009 - Batas Maksimum Pemberian Kredit

Page 37: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

25

Beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang dapat

mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung tingkat kesehatan BMT,

yaitu:25

1. Faktor SDM, kondisi BMT sangat dipengaruhi oleh kemampuan SDM

dalam mengelola BMT.

2. Faktor sumber daya, termasuk didalamnya adalah dana dan fasilitas kerja.

Dalam melakukan penilaian terhadap BMT terdapat 5 aspek yang

menjadi acuan dasar penilaian. Dasar penilaian ini mengacu pada sistem

penilaian kesehatan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) yang dikenal

dengan istilah CAMEL (Capital adequacy, Asset quality, Management of risk,

Earning ability, dan Liquidity sufficiency). Kelima aspek tersebut adalah modal,

kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

IV. SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG BATAS

MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT

a. KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Yang dimaksud dalam Surat Keputusan ini dengan :

a) Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan-Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998;

25

Ibid,

Page 38: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

26

b) Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah prosentase

perbandingan batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan

terhadap modal Bank;

c) Penyediaan Dana adalah penanaman dana Bank baik dalam Rupiah

maupun valuta asing, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan

dana antar-Bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontinjensi pada

transaksi rekening administratif;

d) Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga, termasuk :

1. Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note

Purchase Agreement (NPA);

2. Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang;

e) Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas

Kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu

kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan

dalam pasar modal dan pasar uang, antara lain : Sertifikat Bank

Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Berharga

Komersial (Commercial Papers), Sertifikat Reksadana, dan Medium

Term Note;

f) Penempatan adalah penanaman dana Bank pada Bank lainnya berupa

giro, call money, deposito berjangka, sertifikat deposito, Kredit yang

diberikan dan penempatan lainnya;

g) Penyertaan adalah penanaman dana Bank dalam bentuk saham pada

perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar

modal, serta dalam bentuk penyertaan modal sementara pada perusahaan

debitur untuk mengatasi akibat kegagalan Kredit;

h) Transaksi Rekening Administratif adalah komitmen dan kontinjensi

(Off-Balance Sheet) yang terdiri dari warkat penerbitan jaminan,

Page 39: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

27

akseptasi/endosemen, irrevocable Letter of Credit (L/C) yang masih

berjalan, akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka, penjualan

Surat Berharga dengan syarat repurchase agreement (repo), standby L/C

dan garansi lainnya, serta transaksi derivatif yang mempunyai risiko

Kredit;

i) Risiko Kredit untuk transaksi derivatif adalah nilai pasar (the mark to

market value) dari seluruh perjanjian/kontrak yang menjanjikan

keuntungan yang belum dapat terealisir namun secara potensial dapat

menjadi kerugian Bank apabila pihak lawan wanprestasi;

j) Kredit Program adalah kredit yang didukung oleh Kredit Likuiditas

Bank Indonesia (KLBI) yang diberikan untuk mendukung swasembada

pangan, pengembangan koperasi, pengusaha kecil, petani, pemilikan

rumah sederhana dan sangat sederhana, sebagaimana dimaksud dalam

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/156/KEP/DIR

tanggal 23 November 1998 tentang Persyaratan Bank Pelaksana Kredit

Program, serta Penyediaan Dana kepada PERTAMINA untuk pengadaan

bahan bakar minyak (BBM) dan Penyediaan Dana kepada Badan Urusan

Logistik (BULOG) dalam rangka pengadaan pangan;

k) Peminjam adalah nasabah perorangan atau perusahaan/badan yang

memperoleh satu atau lebih Penyediaan Dana;

l) Kelompok Peminjam adalah sejumlah Peminjam yang satu sama lain

mempunyai kaitan dalam hal kepemilikan, kepengurusan, dan/atau

hubungan keuangan;

m) Pihak Terkait adalah Peminjam dan/atau Kelompok Peminjam yang

mempunyai keterkaitan dengan Bank karena merupakan :

1. Pemegang saham perorangan yang memiliki saham 10% (sepuluh

perseratus) atau lebih dari modal disetor Bank;

2. Pemegang saham berbentuk perusahaan/badan yang memiliki saham

10% (sepuluh perseratus) atau lebih dari modal disetor Bank;

3. Anggota dewan komisaris Bank;

4. Anggota direksi Bank;

Page 40: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

28

5. Keluarga dari pihak-pihak tersebut dalam angka 1, angka 3 dan

angka 4;

6. Perorangan yang memiliki saham 25% (duapuluh lima per seratus)

atau lebih dan/atau yang mengendalikan operasional, pengawasan

atau pengambilan keputusan baik langsung maupun tidak langsung,

atas perusahaan-perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 2;

7. Pejabat Bank yang mempunyai fungsi eksekutif, yaitu yang

mempunyai pengaruh terhadap operasional Bank dan/atau

bertanggungjawab langsung kepada Direksi termasuk pejabat Satuan

Kerja Audit Intern dan Dewan Audit;

8. Perusahaan-perusahaan yang didalamnya terdapat kepentingan dari

pihak-pihak dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 7 di atas

dengan kepemilikan 10% (sepuluh perseratus) atau lebih dari modal

disetor perusahaan;

9. Perusahaan-perusahaan yang didalamnya terdapat pengaruh dalam

operasional, pengawasan atau pengambilan keputusan dari pihak-

pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 sampai dengan angka 7

walaupun pihak-pihak tersebut tidak memiliki saham pada

perusahaan dimaksud;

10. Anak perusahaan Bank dengan kepemilikan Bank lebih dari 25%

(duapuluh lima perseratus) dari modal disetor Perusahaan dan/atau

apabila Bank mempengaruhi perusahaan tersebut;

n) Kriteria keluarga dalam pengertian Pihak Terkait sebagaimana dimaksud

dalam huruf m angka 5 adalah keluarga sampai dengan derajat kedua

dalam garis lurus maupun garis kesamping, termasuk mertua, menantu

dan ipar, sehingga yang dimaksud dengan keluarga meliputi sebagai

berikut :

1) Orang tua kandung/tiri/angkat;

2) Saudara kandung/tiri/angkat;

3) Suami/isteri;

4) Anak kandung/tiri/angkat;

Page 41: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

29

5) Suami/isteri dari anak kandung/tiri/angkat;

6) Kakek/nenek kandung/tiri/angkat;

7) Cucu kandung/tiri/angkat;

8) Saudara kandung/tiri/angkat dari suami/isteri;

9) Suami/istri dari saudara kandung/tiri/angkat;

10) Saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua;

11) Mertua;

o) Pihak Tidak Terkait adalah Peminjam dan/atau Kelompok Peminjam

diluar Pihak Terkait;

p) Modal adalah modal Bank sebagaimana dimaksud dalam Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 26/20/KEP/DIR tanggal 29

Mei 1993 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank

sebagaimana telah diubah dengan Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia Nomor 31/146/KEP/DIR tanggal 12 November 1998;

q) Pelampauan BMPK adalah selisih lebih sesuai dengan rumus sebagai

berikut :

Penyediaan Dana pada tanggal laporan BMPK x 100% - [ BMPK ] ;

Modal pada tanggal laporan BMPK

r) Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih sesuai dengan rumus sebagai

berikut:

Penyediaan Dana pada saat pemberiannya x 100% - [ BMPK ]. Modal

pada saat pemberian Penyediaan Dana.

Pasal 2

1) Saat pemberian dalam pengertian Pelanggaran BMPK dikaitkan dengan

waktu realisasi Penyediaan Dana.

2) Bank wajib melarang nasabah peminjam untuk melakukan penarikan

Penyediaan Dana apabila berakibat terjadinya Pelanggaran BMPK.

Page 42: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

30

Pasal 3

Perhitungan Penyediaan Dana dalam pengertian Pelanggaran BMPK

ditetapkan sebagai berikut :

a. Kredit yang diberikan didasarkan atas baki debet;

b. Jaminan yang diterbitkan Bank didasarkan atas nilai nominal;

c. Surat Berharga didasarkan atas harga perolehan;

d. Penyertaan didasarkan atas jumlah dana yang ditanamkan;

e. Tagihan yang diambilalih dalam rangka anjak piutang didasarkan atas

nilai pengambilalihan;

f. Transaksi Derivatif didasarkan atas nilai dari Risiko Kreditnya;

g. Nilai tukar yang dipergunakan untuk Penyediaan Dana dalam valuta

asing didasarkan atas nilai tukar pada saat pemberian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

Pasal 4

1) Pelampauan BMPK yang terjadi karena perubahan nilai tukar dan/atau

penurunan Modal atas Penyediaan Dana yang telah diberikan, tidak

dikategorikan sebagai Pelanggaran BMPK.

2) Pelampauan BMPK sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak

dikenakan sanksi Pelanggaran BMPK.

Pasal 5

1) Bank Indonesia berwenang melakukan koreksi atas penggolongan

Pihak Terkait dan Kelompok Peminjam yang dilakukan oleh Bank.

2) Koreksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat disesuaikan

kembali seperti penggolongan Bank sepanjang Bank dapat

menyampaikan bukti-bukti dan dokumentasi yang mendukung.

Page 43: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

31

Pasal 6

1) Bank yang memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) lebih kecil atau sama dengan 0% (nol perseratus) dilarang

melakukan Penyediaan Dana dalam bentuk apapun.

2) Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi

Bank yang telah memperoleh persetujuan dari Pemerintah untuk

mengikuti program rekapitalisasi dengan dana Pemerintah

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun

1998 tanggal 31 Desember 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank

Umum.

3) Perhitungan untuk Pelanggaran BMPK dan/atau Pelampauan BMPK

bagi Bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diperkenankan

menggunakan asumsi besarnya Modal sesuai dengan persyaratan rasio

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia.26

b. BMPK UNTUK PIHAK TIDAK TERKAIT

Pasal 7

BMPK bagi Peminjam atau Kelompok Peminjam yang merupakan Pihak

Tidak Terkait ditetapkan setinggitingginya:

a. 30% (tigapuluh perseratus) dari Modal sejak diberlakukannya Surat

Keputusan ini sampai dengan akhir tahun 2001;

b. 25% (duapuluh lima perseratus) dari Modal selama tahun 2002;

c. 20% (duapuluh perseratus) dari Modal sejak tanggal 1 Januari 2003.

Pasal 8

26

Dr. Taswan, SE, M.SI., Manajemen Perbankan Konsep,Teknik, & Aplikasi, Yogyakarta:

UPP STIM YKPN, cet. Ke 2, 2010, hlm. 347

Page 44: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

32

1) Suatu perusahaan digolongkan sebagai anggota suatu Kelompok

Peminjam apabila memenuhi sekurangkurangnya salah satu kriteria

keterkaitan dalam hal kepemilikan, kepengurusan dan hubungan

keuangan dengan satu atau lebih perusahaan lainnya, sebagai berikut :

a. 25% (duapuluh lima perseratus) atau lebih dari hak kepemilikan

masing-masing perusahaan dikuasai oleh suatu perusahaan atau

seseorang atau secara bersama oleh suatu keluarga;

b. Salah satu perusahaan menguasai 25% (duapuluh lima perseratus)

atau lebih hak kepemilikan perusahaan lain;

c. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan pejabat lainnya

yang mempunyai fungsi eksekutif pada salah satu perusahaan,

menjadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau pejabat

eksekutif pada perusahaan lainnya yang berwenang memutuskan

hal-hal yang berkaitan dengan operasional perusahaan;

d. Dalam hal tidak terdapat hubungan kepemilikan dan/atau

kepengurusan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c di

atas, dua atau lebih perusahaan dianggap kelompok apabila

terdapat hubungan keuangan sebagai berikut :

- Satu perusahaan bertindak sebagai penjamin Penyediaan Dana

yang diterima oleh perusahaan lainnya;

- Satu perusahaan memberikan bantuan keuangan kepada

perusahaan lainnya sehingga mengakibatkan adanya

pengendalian usaha oleh perusahaan pemberi bantuan.

2) Perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan/atau

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak diperlakukan sebagai

Kelompok Peminjam.

c. BMPK UNTUK PIHAK TERKAIT

Pasal 9

Page 45: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

33

1) BMPK bagi Pihak Terkait baik sebagai satu Peminjam atau Kelompok

Peminjam ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10% (sepuluh

perseratus) dari Modal.

2) BMPK untuk jumlah seluruh Pihak Terkait ditetapkan setinggi-

tingginya sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari Modal.

Pasal 10

1) Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait melalui Bank lain, perusahaan

pembiayaan dan/atau Bank Perkreditan Rakyat dikenakan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

2) Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait melalui Bank lain dalam

rangka pertukaran Penyediaan Dana (loan swap) dengan risiko pada

Bank dikenakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

3) Perusahaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah

perusahaan yang melakukan satu atau lebih kegiatan sewa guna usaha,

anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen.

4) Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah

Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998.27

Pasal 11

1) Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait tidak boleh bertentangan

dengan prosedur umum pemberian Penyediaan Dana yang berlaku dan

wajib tetap memberikan keuntungan yang wajar bagi Bank.

2) Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait wajib mendapat persetujuan

Dewan Komisaris Bank.

3) Apabila kualitas Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait menurun

menjadi kurang lancar, diragukan dan macet, Bank wajib mengambil

27

Ibid, hlm.350

Page 46: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

34

langkah-langkah penyelesaian dengan cara restrukturisasi kredit

dan/atau pelunasan oleh debitur, selambat-lambatnya dalam jangka

waktu 60 hari.

Pasal 12

1) Perusahaan tergolong Pihak Tidak Terkait yang menerima penyertaan

modal sementara Bank dalam rangka restrukturisasi kredit sesuai

dengan ketentuan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

31/150/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang Restrukturisasi

Kredit, dikecualikan dari pengertian Pihak Terkait.

2) BMPK untuk perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.28

d. PENYEDIAAN DANA YANG TIDAK DIPERHITUNGKAN

DALAM BMPK

Pasal 13

1) Ketentuan BMPK dikecualikan untuk Penyediaan Dana sebagai

berikut :

a. Penanaman dana pada Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang

yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia;

b. Bagian Penyediaan Dana yang diterbitkan dan/atau dijamin oleh

Pemerintah Indonesia atau dijamin oleh Bank Indonesia;

c. Penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur untuk

mengatasi akibat kegagalan Kredit sebagaimana dimaksud dalam

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/150/KEP/DIR

tanggal 12 November 1998 tentang Restrukturisasi Kredit;

d. Bagian Penyediaan Dana yang dijamin dengan agunan tunai berupa

giro, deposito, tabungan, setoran jaminan yang diblokir disertai

dengan surat kuasa pencairan;

28

Ibid, hlm. 353

Page 47: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

35

e. Penempatan, sepanjang program penjaminan Pemerintah berlaku

dan Bank tempat Penempatan memenuhi persyaratan program

penjaminan;

f. Pengambilalihan (negosiasi) wesel ekspor berjangka yang

diterbitkan atas dasar L/C berjangka (Usance L/C) yang sesuai

dengan Uniform Customs and Practice for Documentary Credits

(UCP) yang berlaku, dan telah diaksep oleh bank-bank utama

(prime bank) di luar negeri berdasarkan pemeringkatan oleh

lembaga pemeringkat internasional seperti Moody’s dan Standard

& Poors.

2) Ketentuan BMPK dikecualikan untuk Penyediaan Dana sampai dengan

31 Desember 2000 yaitu:

a. Kredit Program yang disalurkan melalui Bank sebagai pelaksana

(executing);

b. Pembukaan L/C (outstanding L/C) dalam rangka impor dan

pembukaan L/C dalam negeri (Surat Kredit Berdokumen Dalam

Negeri/SKBDN) sampai dengan Bank pembuka tersebut (opening

bank) melakukan pembayaran kepada Bank penegosiasi

(negotiating bank), baik di luar negeri maupun di dalam negeri.29

V. PELAKSANAAN BMPP DI TAMZIS WONOSOBO

BMPP di Tamzis Wonosobo diterapkan ketika ada seorang nasabah yang

mengajukan pembiayaan dengan agunan/jaminan tertentu. Proses pencairannya

pun tidak berlangsung mudah, harus melewati beberapa syarat. Ketika nasabah

mengajukan pembiayaan, marketing akan melakukan survey tentang identitas

nasabah yang mengajukan pembiayaan. Setelah marketing mendapatkan data-

data tentang nasabah yang mengajukan, laporan tersebut diberikan kepada

29

Ibid, hlm 361

Page 48: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

36

bagian manager marketing (MM) lalu dimusyawarahkan pada marketing yang

bersangkutan, setelah di ACC oleh MM kemudian diserahkan kepada kadiv

administrasi tapi apabila pengajuan tidak di ACC maka pembiayaan tidak dapat

dicairkan.

Di BT Tamzis Wonosobo tidak ada kriteria-kriteria khusus dalam

menentukan BMPP, hanya menganut pada peraturan perbankan tentang Batas

Maksimum Pemberian Pembiayaan. Setelah melakukan tanya jawab kepada Bp

Haris dan Bp Rena, Menurut Bp. Haris (manager marketing) dan Bp. Rena

(manager marketing area) setiap pengajuan pembiayaan maksimal bisa cair

sampai 70% dari jaminan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Jadi batas

maksimum pencairan pembiayaan di BT Tamzis Wonosobo adalah sebesar 70%

dari nilai jaminan atau agunan.

Dalam pandangan islam Tidak ada pembahsan khusus tentang BMPP,

juga tidak ada fatwa MUI yang membahas langsung tentang BMPP. BMPP di

BT Tamzis Wonosobo mengacu pada peraturan bank indonesia,dan pada

akhirnya BT Tamzis Wonosobo memberikan batasan pemberian kredit

maksimum 70% dalam setiap pengaujuannya.

VI. Analisis

Dari pembahasan yang telah dibahas, penulis mencoba menganalisis

dengan menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,

Page 49: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

37

Opportunities, Threats). Yaitu suatu ,metode penelaahan tentang kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu satuan organisasi.30

1. Strengths (Kekuatan)

Kekuatan BMPP di Baituttamwil Tamzis adalah:

Menjaga kestabilan modal pada BT Tamzis Wonosobo

2. Weaknesses (Kelemahan)

Yang di maksud dengan kelemahan disini adalah kekurangan

dalam hal ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang bagi BT

Tamzis dalam menjalankan peraturan perbankan adalah:

a) Tidak bisa menjalankan manajemen perusahaan secara maksimal

dengan adanya peraturan tentang perbankan

b) Manajemen di BT Tamzis Wonosobo tidak bisa melakukan pencairan

yang melampaui batas maksimum

3. Opportunities (Peluang)

Peluang bagi BMPP di Tamzis Wonosobo adalah:

a) BT Tamzis Wonosobo dalam hal permodalan dan kas akan stabil

dikarenakan BMPP yang sesuai peraturan perbankan

b) Untuk ke depannya BT Tamzis Wonosobo dapat melakukan pencairan

lebih banyak atau lebih maksimal

4. Threats (Ancaman)

Adalah factor-faktor lingkungan yang tidak/kurang

menguntungkan bagi suatu organisasi, seperti:

30

Sofyan P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT.Bumi Aksara,2005,hlm.172

Page 50: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

38

Adanya ketentuan perbankan atau perundang-undangan yang

terdapat perbedaan dari BMPP yang ada di Tamzis.

Page 51: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

38

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan oleh penulis pada

Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) BMPP di Tamzis Wonosobo mengacu pada nilai agunan maksimum

pembiayaan sebesar 70%

2) Peraturan Bank Indonesia tentang perbankan hanya untuk bahan

pengambilan kebijakan di BT Tamzis Wonosobo

4.2. SARAN

1) Memberikan penyuluhan tentang BMPP di Tamzis Wonosobo kepada

masyarakat wonosobo, agar masyarakat lebih paham batasan maksimum

pencairan pada BT Tamzis Wonosobo.

2) Menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat akan pentingnya batasan

pencairan guna menjaga kestabiltasan sisem perbankan.

3) Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah guna meningkatkan

profesionalisme kerja para karyawan BT Tamzis Wonosobo.

4) Meningkatkan teknologi yang akan mendukung dalam pengelolaan dan

perkembangan BT Tamzis Wonosobo.

Page 52: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

39

4.3. PENUTUP

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala kerendahan hati

penulis panjatkan, akhirnya walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis mengakui bahwa dalam

penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang semuanya itu

karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Semoga

kekurangan ini bisa menjadi motivasi bagi penulis untuk lebih giat dalam

menempuh kegiatan-kegiatan lainnya.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan mahasiswa pada umumnya, sebagai masukan dan bahan

kritikan. Serta segala daya dan upaya serta kekuatan senantiasa teriring

rahmat dan keselamatan dari Allah SWT. Amin ya robbal ‘alamin.

Page 53: BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN PEMBIAYAAN DI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/96/jtptiain-gdl... · 5. Para Dosen dan Staff pengajar di lingkungan IAIN Walisongo Semarang,

40

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/13/PBI/2009 - Batas Maksimum Pemberian

Kredit

Azwar Karim Adiwarman , Manajemen Bank Syari’ ah, Jakarta:, 2008,

Budi Utomo Setiawan Dr, Hutang Dalam Perspektif Islam,Jakarta ;1997, cet ke-2

Umar Husen, Research Method in Finance and Banking, Jakarta : PT Gramedia

Pustaka, 2003,cet. 2

Taswan Dr. , SE, M.SI., Manajemen Perbankan Konsep,Teknik, & Aplikasi,

Yogyakarta: UPP STIM YKPN, cet. Ke 2, 2010,

Modul BT Tamzis Wonosobo.

Brosur BT Tamzis Wonosobo.

http//www.bi.go.id