batas cair

5
KONSISTENSI tanah didefinisikan sebagai suatu kondisi fisik dari suatu tanah berbutir halus pada kadar air tertentu. Konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butiran tanahdan daya adhesi butiran tanah dengan benda lain. Tanah yang memiliki konsistensi baik, umumnya mudah dioleh dan tidak melekat pada alat pengolahan tanah. Konsistensi merupakan bagian dari RHEOLOGI. RHEOLOGI adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk dan aliran suatu benda. SIFAT RHEOLOGI TANAH dipelajari dengan menentukan angka-angka ATTERBERG, yaitu angka-angka KADAR AIR TANAH pada berbagai macam keadaan. PLASTISITAS merupakan karakteristik dari tanah berbutir halus (lempung) yang sangat penting. Plastisitas melukiskan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume yang tetap tanpa retakan atau remahan. Atas dasar air yang terkandung di dalamnya (konsistensinya) tanah dibedakan atau dipisahkan menjadi 4 keadaan dasar: Padat, semi padat,plastik, dan cair. Transisi dari padat ke semi padat disebut batas susut ( shrinkage limit )=SL=WS. Yaitu besar kadar air tanah di mana tanah tersebut mempunya volume terkecil saat airnya mengering Transisi dari semi padat ke plastis disebut batas plastis ( plastic limit ) =PL=WP. Yaitu kadar air di mana tanah apabila digulung sampai diameter 3.2 mm tanah akan retak-retak Transisi dari plastis ke cair disebut batas cair ( liquid limit ) = LL=WL, yaitu kadar air dimana tanah akan mengalir akibat berat sendiri Kadar air pada kondisi transisi di atas pada masing-masing konsistensi di sebut batas-batas ATTERBERG . Panjang daerah kadar air tanah pada kondisi plastis disebut Indeks Plastis. IP = WL – WP= selisih batas cair dan batas plastis. Setiap tanah memiliki WL, WP, WS, IP yang tidak sama satu dengan yang lainnya (plastisitas masing-masing tanah tidak sama) Palstisitas rendah LL < 35 %

Upload: clarissal12

Post on 03-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

geo

TRANSCRIPT

KONSISTENSItanah didefinisikan sebagai suatu kondisi fisik dari suatu tanah berbutir halus pada kadar air tertentu. Konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butiran tanahdan daya adhesi butiran tanah dengan benda lain. Tanah yang memiliki konsistensi baik, umumnya mudah dioleh dan tidak melekat pada alat pengolahan tanah.

Konsistensi merupakan bagian dari RHEOLOGI.RHEOLOGIadalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk dan aliran suatu benda. SIFAT RHEOLOGI TANAH dipelajari dengan menentukan angka-angka ATTERBERG, yaitu angka-angka KADAR AIR TANAH pada berbagai macam keadaan.

PLASTISITASmerupakan karakteristik dari tanah berbutir halus (lempung) yang sangat penting. Plastisitas melukiskan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume yang tetap tanpa retakan atau remahan.

Atas dasar air yang terkandung di dalamnya (konsistensinya) tanah dibedakan atau dipisahkan menjadi 4 keadaan dasar: Padat, semi padat,plastik, dan cair.

Transisi dari padat ke semi padat disebut batas susut(shrinkage limit)=SL=WS. Yaitu besar kadar air tanah di mana tanah tersebut mempunya volume terkecil saat airnya mengering Transisi dari semi padat ke plastis disebut batas plastis(plastic limit) =PL=WP. Yaitu kadar air di mana tanah apabila digulung sampai diameter 3.2 mm tanah akan retak-retak Transisi dari plastis ke cair disebut batas cair(liquid limit) = LL=WL, yaitu kadar air dimana tanah akan mengalir akibat berat sendiri

Kadar air pada kondisi transisi di atas pada masing-masing konsistensi di sebut batas-batasATTERBERG. Panjang daerah kadar air tanah pada kondisi plastis disebut Indeks Plastis. IP = WL WP= selisih batas cair dan batas plastis. Setiap tanah memiliki WL, WP, WS, IP yang tidak sama satu dengan yang lainnya (plastisitas masing-masing tanah tidak sama)

Palstisitas rendah LL < 35 % Plastisitas sedang LL 35 % - 50 % Plastisitas tinggi LL > 50 %Berikut adalah skema hubungan antara kadar air, volume tanah, konsistensi, dan batas-batas konsistensinya

Penentuan Batas Cair (Liquid Limit=LL/WL) di laboratoriumAlat yang digunakan adalah mangkok kuningan (Casagrade). Sampel tanah diaduk rata dengan air dalam mangkok, kemudian pada bagian tengah di barut dengan coret sehingga menjadi dua bagian dengan alur selebar 2 mm. Engkol diputar maka mangkok terangkat 1 cm dan jatuh bebas pada landasan. Pemutaran dilakukan berulang kali sehingga bagian tanah dalam mangkok tertaut. Makin kurang cair akan memerlukan jumlah pukulan semakin banyak. Setelah bagian tanah tertaut, dicatat jumlah pukulan dan diperiksa kadar airnya. Tanah dalam keadaan batas cair diperlukan kurang lebih 25 kali pukulan.

Alat mangkok kuningan (Casagrade) dan pembarut (coret). Bawah. Kondisi tanah sebelum dan sesudar diputar

Menurut penelitian hubungan antara jumlah pukulan dengan kadar air tanah merupakan garis lurus jika di gunakan grafik semi logaritma.Interpolasi pada ukuran 25 pada garis potongan vertikal N = 25 lalu tarik garis mendatar didapat WL = 44%

Menentukan Batas Plastik (PL/WP) Tanah di LaboratoriumJika tanah digulung sampai diameter 3 mm mulai timbul retak, maka kondisi semacan ini dianggal sebagai batas plastik.Mulanya tanah basah 20-30 gram dibentuk menjadi bola, dan digiling di atas kaca dengan telapak tangan sshingga menjadi silinder dengan diamater kurang dari 3 mm. Bila tanah menjadi batangan-batangan berdiameter 3 mm belum retak-retak maka kondisinya masih plastik. Maka pekerjaan ini perlu diulang lagi sapai didapat batangan berdiameter 3 mm dengan terdapat retak-retak (batas plastis). Kemudian batang yang retak tersebut dicari kadar airnya. Sehingga didapat kadar air pada batas plastik (plastic limited/ PL/WP).

Menetukan Batas Susut (shrinkage limit=SL=WS) di LaboratoriumYaitu: kadar air batas, di mana jika tanah dikeringkan tidak susut lagi dan tanah tidak kenyang air. Di sini yang dicari adalah kadar air yang menyebabkan tanah dengan volume ter kecil Vo menjadi kenyang air.

Hubungan batas konsistensi dengan sifat tanahWL, WP, WS dan IP berguna untuk memperkirakan sifat dan mengetahui jenis tanah berbutir halus

Tanah dengan WS makin kecil menunjukkan tanah bersifat kembang susut makin besar Dengan tanah WL < 50 % disebut tanah plastisitas rendah, WL > 50 % disebut dengan plastisitas tinggi Jenis tanah dan sifat tanah ditentukan dari WL dan IP dengan menggunakan diagram Plastisitas (casagrade)

Diagram dibagi dengan empat daerah dengan line A dan B. Jika tanah diketahui memiliki nilai WL dan IP dan diplotkan pada diagram dapa diketahui nama tanah dan sifatnya, WL = 60 % dan IP = 40 %, maka tanah diatas disebt tanah plastisitas tinggi (Clay High Plasticity) disebelah kiri garis B untuk tanah plastisitas rendah, dan sebelah kanan garis B untuk plastisitas tinggi.

Di atas garis A untuk tanah lempung dan di bawah garis A untuk lanau atau tanah organik. BIla tanah terletak dikiri garis B dan di atas garis A berarti WL0.73 (WL-30) adalah tanah lempung low plasticity (CL)

Bila tanah terletak di kanan garis B dan di atas garis A berbarti WL > 50 % dan IP > 0.73 (WL-20)