bantuan hidup dasar.doc
TRANSCRIPT
BANTUAN HIDUP DASAR PADA DEWASA
Oleh : Dr.Pryambodho,SpAnDepartemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
FKUI/RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo
PendahuluanMenurut Peter Safar (1961), Bantuan Hidup Dasar (BHD) tindakan yang dilakukan pada pasien dengan henti nafas atau henti jantung, dan bertujuan untuk memberikan oksigenasi segera. BHD terdiri dari langkah-langkah :
A: airway control = pengendalian jalan nafas B: breathing support = pemberian nafas buatan dan oksigenasi paru-paru C: circulation support = pengenalan tanda-tanda henti jantung dan
mempertahankan sirkulasi dengan kompresi jantung luar, pengendalian perdarahan dan syok
BHD diharapkan dapat mempertahankan oksigenasi ke otak sampai datangnya alat-alat bantu untuk melakukan Bantuan Hidup Lanjut (BHL), termasuk alat defibrilator, untuk menimbulkan kembali sirkulasi spontan dan menstabilkan kardiovaskular.
Chain of survival early access early cpr early defibrillation early acls
Awalnya BHD dianggap sebagai tindakan yang tidak memerlukan peralatan modern apapun dan hanya memerlukan dua tangan saja. Tetapi dalam Guidelines 2000 for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care oleh American Heart Association (AHA) dan International Liaison Committee on Resuscitation (ILCOR), tindakan BHD meliputi tiga rantai pertama dari Rantai Keselamatan (Chain of Survival) jika yang digunakan adalah alat defibrilator eksternal automatik (AED/ Automated External Defibrillator). Mengenali tanda-tanda keadaan emergensi (seperti serangan jantung, stroke, obstruksi jalan nafas akibat benda asing, serta henti nafas dan henti jantung) dan mengaktifkan EMS segera (early access), melakukan RJP segera (early CPR) dan melakukan defibrilasi segera (early defibrillation) adalah dasar penanganan emergensi kardiovaskular dimana saja, baik di RS ataupun di luar RS. Sehingga penggunaan alat-alat bantu dalam BHD, diantaranya termasuk defibrilator, sangat dianjurkan karena secara ilmiah terbukti meningkatkan angka keselamatan. Namun pada kondisi dimana alat defibrilator tidak tersedia, melakukan RJP segera tetap merupakan terapi terbaik pada kasus henti jantung.Makalah ini akan membahas mengenai langkah-langkah melakukan BHD pada dewasa tanpa penggunaan defibrilator. Istilah dewasa yang digunakan adalah usia ≥ 8 tahun. Untuk usia < 8 tahun yang digunakan adalah pedoman BHD untuk pediatri.
1
INDIKASI MELAKUKAN BHD
1. Henti nafasHenti nafas dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti: tenggelam, stroke, obstruksi jalan nafas akibat benda asing, menghirup asap, epiglotitis, keracunan obat, tersengat listrik, tercekik, trauma, infark miokard akut, tersambar petir, dan lain-lain. Jika yang terjadi adalah henti nafas primer (tanpa penyebab lain), sisa oksigen yang masih ada dalam darah akan tetap bersirkulasi. Pada pasien-pasien seperti ini, masih terdapat tanda-tanda sirkulasi. Mempertahankan jalan nafas agar tetap terbuka dan pemberian ventilasi buatan akan dapat mempertahankan oksigenasi dan mencegah terjadinya henti jantung.
2. Henti jantungPada kondisi henti jantung, sirkulasi terhenti dan semua organ tubuh mengalami hipoksia. Nafas “agonal” atau “gasping” merupakan tanda-tanda awal akan terjadinya henti jantung, dan kondisi ini harus dapat dibedakan dari nafas yang adekuat. Henti jantung terjadi pada gangguan irama jantung berikut ini : VF, pulseless VT, asistole, atau pulseless electrical activity (PEA).
URUTAN LANGKAH-LANGKAH DALAM BHDLangkah-langkah berikut ini dilakukan jika penolong mendapati korban yang tidak sadar.
1. Pastikan keamanan penolong dan korban.2. Periksa apakah korban sadar. (check responsiveness)
Guncangkan bahu korban dengan lembut dan tanyakan dengan lantang :”Apakah Bpk/Ibu baik-baik saja?”
3. A. Jika korban memberikan respons dengan menjawab atau bergerak: Tinggalkan korban seperti posisi saat
ditemukan (yakinkan bahwa posisi korban tidak terancam bahaya), periksa kondisinya dan carilah pertolongan jika diperlukan
2
3. B. Jika korban tidak memberikan respons sama sekali: Segera berteriak minta pertolongan Terlentangkan korban dan buka jalan
nafas Lakukan manuver tengadah kepala dan
angkat dagu (head tilt and chin lift) Bersihkan mulut korban jika ada benda
asing, termasuk gigi palsu Jika dicurigai ada cedera leher,
jangan lakukan manuver tengadah kepala
4. Pertahankan jalan nafas tetap terbuka, periksa tanda-tanda pernafasan normal dengan cara lihat, dengar dan rasakan (look, listen, feel.) Lihat gerakan dada korban Dengarkan bunyi nafas yang keluar melalui
mulut korban Rasakan hembusan nafas korban pada pipi
penolong Lakukan pemeriksaan nafas tersebut dalam
waktu paling lama 10 detik dan pastikan apakah korban bernafas normal atau tidak.
5. A. Jika korban bernafas normal: Ubah posisi korban menjadi
posisi “recovery” Minta orang lain untuk
mengaktifkan EMS atau jika penolong sendirian tinggalkanlah korban untuk mengaktifkan EMS
Pastikan bahwa korban tetap bernafas
5. B. Jika korban apneu atau tidak bernafas normal (hanya “gasping” atau nafasnya lemah): Dengan posisi korban terlentang, berikan
2 kali nafas buatan secara perlahan, dan pastikan nafas buatan yang diberikan itu efektif dengan cara memastikan dada korban naik turun saat diberikan nafas buatan
Pada korban yang normal nafas buatan dapat dilakukan dengan cara : mulut ke mulut atau bag-valve-mask. Pada kondisi lain nafas buatan dapat pula diberikan dengan cara: mulut ke hidung, mulut ke hidung-mulut (pada bayi), mulut ke stoma, bag-to stoma (dengan trakeostomi)
Pertahankan posisi tengadah kepala dan angkat dagu sambil tiupkan/pompakan udara nafas buatan dengan perlahan (2 detik) dan lihat apakah dada korban terangkat
3
Pertahankan posisi tengadah kepada dan angkat dagu sambil membiarkan udara ekspirasi korban keluar secara pasif dan lihat apakah dada korban turun
Berikan nafas buatan tersebut sebanyak 2 kali
Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang efektif, periksa apakah masih ada sumbatan di mulut korban, serta perbaiki posisi tengadah kepala dan angkat dagu yang belum adekuat. Lakukan sampai dapat dilakukan 2 kali nafas buatan yang adekuat.
Jika tetap gagal memberikan nafas buatan, tetap lanjutkan ke pemeriksaan tanda-tanda sirkulasi
6. Periksa apakah ada tanda-tanda sirkulasi pada korban Lakukan look, listen, feel terhadap adanya
pernafasan normal, batuk, atau gerakan spontan korban
Lakukan pemeriksaan denyut nadi karotis Pemeriksaan tanda-tanda sirkulasi dilakukan
paling lama 10 detik
7. A. Jika diyakini terdapat tanda-tanda sirkulasi: Lanjutkan nafas bantuan sampai korban mulai bernafas spontan Setiap 1 menit periksa ulang tanda-tanda sirkulasi (paling lama 10 detik) Jika korban kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap belum
sadar, ubah posisi korban ke posisi “recovery”. Waspada terhadap kemungkinan korban mengalami henti nafas. Jika terjadi segera terlentangkan korban dan lakukan nafas buatan kembali.
7. B. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi atau jika tidak yakin, mulailah kompresi jantung luar. Letakkan salah satu pangkal telapak
tangan penolong pada pertengahan dari seperdua bagian bawah tulang dada (sternum.). Letakkan pangkal telapak tangan yang satu lagi menumpang diatas tangan yang pertama. Rentangkan jari-jari kedua tangan atau saling mengait untuk memastikan bahwa penekanan yang dilakukan tepat pada sternum dan tidak pada tulang iga atau bagian atas perut.
Tempatkan badan penolong vertikal di atas korban dengan bertumpu pada kedua lengan yang diluruskan di atas sternum korban dan tekan sternum tegak lurus sedalam 4-5 cm.
4
Lepaskan tekanan tanpa melepas kontak antara tangan dan sternum korban, kemudian ulangi penekanan/kompresi jantung luar dengan kecepatan 100x/menit (berarti hampir 2x kompresi dalam 1 detik).
Kombinasikan kompresi dan nafas buatan : setelah 15x kompresi, berikan nafas buatan yang efektif sebanyak 2x. Tidak boleh ada penundaan antara kompresi-nafas buatan-kompresi lagi, sehingga jeda waktu tidak lama, dan lanjutkan rasio kompresi-ventilasi = 15:2.
Kompresi dan ventilasi tidak boleh dihentikan kecuali untuk memeriksa tanda-tanda sirkulasi jika pada korban bergerak atau ada usaha bernafas spontan.
8. Lanjutkan resusitasi sampai: Pertolongan diambil alih oleh yang lebih ahli Korban menunjukkan tanda-tanda sirkulasi Penolong kelelahan
---pry---
5