banten saiban

2
Mesaiban dan Ngejot QUESTION: Ida Pandita yang saya hormati, rasanya saya kekurangan waktu untuk mebanten ngejot atau mesaiban setiap pagi, karena saya dan suami harus buru-buru ke tempat kerja, sementara anak-anak juga harus pagi-pagi ke sekolah. Bolehkah saya mesaiban setelah pulang kerja misalnya di sore hari? Kemudian bagaimana tata cara ngejot yang benar? ANSWER: Sebaiknya mesaiban dahulu, baru makan. Bhagawadgita (percakapan ke-3, sloka 13) menyatakan: YAJNA SISHTASINAH SANTO, MUCHYANTE SARVA KILBISHAIH, BHUNJATE TE TV AGHAM PAPA, YE PACHANTY ATMA KARANAT artinya: Yang baik makan setelah upacara bakti, akan terlepas dari segala dosa, tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi diri sendiri, mereka ini sesungguhnya makan dosa. Kegiatan yang sibuk di pagi hari menyiapkan sarapan untuk keluarga, bisa dilaksanakan dengan baik asal dapat mengatur waktu. Misalnya bangunlah lebih awal, jam 04.30 pagi. Akan tersedia cukup waktu untuk mandi, menyiapkan makanan, mesaiban, dan melaksanakan Puja Trisandya. Setelah itu masing-masing bisa melakukan aktivitas dengan tenang. Semua anggota keluarga bisa membantu Ibu, ada yang masak, ada yang mesaiban, dan ada yang menyiapkan sarana untuk mepuja di sanggah pamerajan. Semuanya bisa diatur asal ada niat dan disiplin tinggi. Ini akan sangat baik untuk mendidik keluarga agar menata kehidupan sebagai orang Hindu. Yang sering juga ditanyakan, banten saiban itu apa saja. Ada yang menghaturkan hanya nasi dan garam saja. Ini tidak benar; seharusnya: canang sari berisi “lengis miik”, beras kuning, uang

Upload: nyomanmudana

Post on 28-Nov-2015

142 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Banten Saiban

Mesaiban dan NgejotQUESTION:

Ida Pandita yang saya hormati, rasanya saya kekurangan waktu untuk mebanten ngejot atau mesaiban setiap pagi, karena saya dan suami harus buru-buru ke tempat kerja, sementara anak-anak juga harus pagi-pagi ke sekolah.

Bolehkah saya mesaiban setelah pulang kerja misalnya di sore hari? Kemudian bagaimana tata cara ngejot yang benar?

ANSWER:

Sebaiknya mesaiban dahulu, baru makan. Bhagawadgita (percakapan ke-3, sloka 13) menyatakan:

YAJNA SISHTASINAH SANTO, MUCHYANTE SARVA KILBISHAIH, BHUNJATE TE TV AGHAM PAPA, YE PACHANTY ATMA KARANAT

artinya: Yang baik makan setelah upacara bakti, akan terlepas dari segala dosa, tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi diri sendiri, mereka ini sesungguhnya makan dosa.

Kegiatan yang sibuk di pagi hari menyiapkan sarapan untuk keluarga, bisa dilaksanakan dengan baik asal dapat mengatur waktu. Misalnya bangunlah lebih awal, jam 04.30 pagi. Akan tersedia cukup waktu untuk mandi, menyiapkan makanan, mesaiban, dan melaksanakan Puja Trisandya.

Setelah itu masing-masing bisa melakukan aktivitas dengan tenang. Semua anggota keluarga bisa membantu Ibu, ada yang masak, ada yang mesaiban, dan ada yang menyiapkan sarana untuk mepuja di sanggah pamerajan. Semuanya bisa diatur asal ada niat dan disiplin tinggi. Ini akan sangat baik untuk mendidik keluarga agar menata kehidupan sebagai orang Hindu.

Yang sering juga ditanyakan, banten saiban itu apa saja. Ada yang menghaturkan hanya nasi dan garam saja. Ini tidak benar; seharusnya: canang sari berisi “lengis miik”, beras kuning, uang Rp.225,–, nasi dan lauk-pauk seadanya yang dimasak hari itu. Jangan lupa sebelumnya diparisudha/ disirati tirta pelukatan/ pebersihan dari Sulinggih.

Tempat-tempat melakukan saiban menurut Manawa Dharmasastra adalah: Sanggah Pamerajan, dapur, jeding tempat air minum di dapur, batu asahan, lesung, dan sapu.

Kelima tempat terakhir ini disebut sebagai tempat di mana keluarga melakukan Himsa Karma setiap hari, karena secara tidak sengaja telah melakukan pembunuhan binatang dan tetumbuhan di tempat-tempat itu