banten dalam angka 2010

582
Katalog BPS : 1102001.36 ISBN : 978-979-1426-31-2 B B A A N N T T E E N N DALAM ANGKA Banten in Figures 2 2 0 0 1 1 0 0 Kerjasama / In cooperation : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Regional Development Planning Board of Banten Province dan / and Badan Pusat Statistik Provinsi Banten BPS Statistics of Banten Province

Upload: madow-dame

Post on 29-Dec-2014

618 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Banten Dalam Angka 2010

Katalog BPS : 1102001.36 ISBN : 978-979-1426-31-2

BBAANNTTEENN DDAALLAAMM AANNGGKKAA

Banten in Figures

22001100

Kerjasama / In cooperation :

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Regional Development Planning Board of Banten Province

dan / and

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten BPS – Statistics of Banten Province

Page 2: Banten Dalam Angka 2010
Page 3: Banten Dalam Angka 2010

BANTEN DALAM ANGKA

Banten in Figures

2010

Page 4: Banten Dalam Angka 2010

BANTEN DALAM ANGKA 2010

BANTEN IN FIGURES 2010

ISBN : 1102001.36

Katalog BPS / BPS Catalogue : 978-979-1426-55-8

Ukuran buku / Book size : 6,5 “ x 8,5 “

Jumlah halaman / Number of pages : 491 + lxxxv

: Naskah / Manuscript :

: BPS Provinsi Banten

: BPS - Statistics of Banten Province

: Penyunting / Editor :

: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

: Regional Accounts and Statistical Analysis Division

Gambar Kulit / Cover Design :

: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

: Integration of Data Processing and Statistical Dissemination Division

: Grafik / Figures :

: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

: Regional Accounts and Statistical Analysis Division

: Diterbitkan oleh / Published by :

: BPS Provinsi Banten

: BPS - Statistics of Banten Province

:

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

: May be cited with reference to the source

Page 5: Banten Dalam Angka 2010

Peta Administrasi Provinsi Banten Administration Map of Banten Province

LEGENDA :

Page 6: Banten Dalam Angka 2010
Page 7: Banten Dalam Angka 2010

Lambang Provinsi Banten

Symbol of Banten Province

Page 8: Banten Dalam Angka 2010
Page 9: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 vii

BENTUK, UKURAN DAN ARTI LAMBANG PROVINSI BANTEN

Lambang daerah berbentuk perisai dengan warna dasar hijau, didalamnya

terdapat gambar unsur-unsur lambang dan tulisan “BANTEN”, serta didesain

pita berwarna kuning dengan tulisan “IMAN TAQWA” .

Lambang daerah terdiri dari 2 (dua) bagian perincian sebagai berikut :

a. Bentuk Gambar terdiri dari :

1. Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat Banten yang agamis.

2. Bintang Ilahi, Pengejawantahan Pancaran Semangat Keyakinan yang

menyinari seluruh jiwa masyarakat Banten.

3. Menara Mesjid Agung Banten bertingkat dua berwarna putih dengan

Memolo berwarna merah, menjulang tinggi ke angkasa, melambangkan

masyarakat Banten mempunyai semangat yang tinggi untuk

mewujudkan masyarakat madani, serta adanya tujuan mulia yang

senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah Swt, Menara Mesjid Agung

juga melambangkan Budaya dan Historis Banten yang kokoh pada

pendirian zaman kesultanan.

4. Gapura kaibon berwarna putih, melambangkan daerah Provinsi Banten

sebagai pintu gerbang peradaban dunia dan pintu gerbang perekonomian

dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.

5. Padi berwarna kuning berjumlah 17 (tujuh belas) dan kapas berwarna

putih berjumlah 8 (delapan) tangkai, 4 (empat) kelopak berwarna coklat,

5 (lima) kuntum bunga melambangkan Provinsi Banten merupakan

daerah agraris yang cukup sandang, pangan, jumlah padi dan kapas

menunjukkan hasil Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Page 10: Banten Dalam Angka 2010

MEANING OF SYMBOL

viii Banten in Figures 2010

6. Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan sumber daya alam

dan tekstur tanah yang agak bergelombang tidak merata terdiri dari

dataran rendah dan pegunungan.

7. Badak Bercula Satu berwarna hitam, adalah satwa langka satu-satunya

yang dilindungi dunia, melambangkan masyarakat yang pantang

menyerah dalam menegakan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.

8. Laut berwarna biru dengan gelombangnya yang berwarna putih

berjumlah 17 (tujuh belas) melambangkan daerah maritim yang kaya

dengan potensi lautnya, mencerminkan historis dan peluang ke depan

Banten sebagai Bandar Samudera Perdagangan Internasional serta

mengandung makna kedalaman jiwa, keluasan wawasan dan

pandangan, muara tempat berlindungnya masyarakat Banten.

9. Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10 (sepuluh), melambangkan

orientasi semangat kerja pembangunan serta menunjukkan sektor

industri.

10. Dua garis Marka, Landasan Pacu Bandara Soekarno Hatta berwarna

putih dan 3 (tiga) Lampu Pemandu (Beacon Light) berbentuk bulatan

berwarna kuning melambangkan pemacu semangat untuk mencapai

cita-cita. Makna yang terkandung dalam angka 8 (delapan), 9

(sembilan) dan 10 (sepuluh) mempunyai arti lahirnya Propinsi Banten

yang ditetapkan dan diundangkannya Undang-undang Nomor 23 tahun

2000, tentang pembentukan Propinsi Banten, pada tanggal 17 Oktober

2000.

11. Pita berwarna kuning sebagai pengikat, melambangkan betapa indah

dan kuatnya ikatan persatuan dan kesatuan dalam integritas dan

heteroginitas masyarakat Banten.

Page 11: Banten Dalam Angka 2010

ARTI LAMBANG

Banten dalam Angka 2010 ix

12. Semboyan Lambang daerah “IMAN TAQWA” sebagai landasan

pembangunan menuju Banten Mandiri, maju dan sejahtera

(Darussalam).

b. Makna Warna Lambang :

1. Warna merah, melambangkan keberanian yang didasari kebenaran.

2. Warna putih, melambangkan kesucian, kebijaksanaan dan kearifan.

3. Warna Kuning, melambangkan Kemuliaan, warna jiwa, lambang

cahaya dan kebahagiaan, lambang kejayaan dan keluhuran budi.

4. Warna hitam, melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati.

5. Warna abu-abu, melambangkan ketabahan.

6. Warna biru, melambangkan kejernihan, warna laut melambangkan

kedamaian, ketenangan.

7. Warna hijau, melambangkan kesuburan.

8. Warna coklat, melambangkan kemakmuran.

Page 12: Banten Dalam Angka 2010

MEANING OF SYMBOL

x Banten in Figures 2010

SHAPE, SIZE, AND THE MEANING OF BANTEN PROVINCE SYMBOLS

Regional symbols has shape a shield with intrinsic green, inside the

symbols has picture of element and autograph “BANTEN” and at the yellow

tape has autograph “IMAN TAQWA”.

Regional Symbols have 2 (two) part:

a. Shape of picture :

1. Dome of Mosque; typify of Banten people that religious.

2. Star of God, express the spirit that shining the soul of Banten people.

3. Great tower of Mosque of Banten with two terrace, express Banten

people have highest spirit to realize madani people, and objective which

always constantly with percept Allah Swt. The tower of mosque also

typify culture and history of Banten that staple at opinion of kingdom era

(kesultanan)

4. White Kaibon Stone, typify of Banten Province area is the first port of

world culture and economic, and international traffic to global era.

5. 17 yellow paddy’s and 8 white cottons, typify Banten Province is an

agriculture area that adequate, cloths, food, amount of paddy’s and

cottons evince outcome declaration of Republic of Indonesia, August 17,

1945.

6. Black grey mountain, typify the natural resources and texture of land that

quite surge legible prevail.

7. One-horned rhinoceros is the one of wild animal whose protected in the

world, typifies the people never surrender in justice the trough and

protected by the law.

Page 13: Banten Dalam Angka 2010

ARTI LAMBANG

Banten dalam Angka 2010 xi

8. Blue ocean with 17 white long wave, typify marine area that affluent of

ocean resources reflects the history and advantage in the future of

Banten as a port of international trade.

9. 10 grey of gear, typify orientation of working spirit and evince

industries sectors.

10. 2 line mark, runways of Soekarno Hatta airport with colored white, and

3 Beacon light with colored yellow, typify basic spirit for gain aspire.

The number of 8, 9, and 10 have meaning of institution of Banten

Province has ever born at October 17, 2000 that legitimated with Act

Number 23 year 2000.

11. Yellow tape as a union, typify as mansion as beauty and tightly of unity

of integrate and heterogeneous of Banten people.

12. Word of symbols “IMAN TAQWA” as anvil foundation to gain Banten,

onward and welfare (Darussalam).

b. The meaning of symbol colors :

1. Red, typify courage base on by the truth.

2. White, typify the purification, wise and tactful.

3. Yellow, typify distinction, symbol of shine and happiness,

glory and intelligent.

4. Black, typify strengthen, strongly and resoluteness.

5. Grey, typify firmness

6. Blue, typify clarity, ocean color are symbol of reconcilement

and calm.

7. Green, typify fertile.

8. Brown, typify prosperity

Page 14: Banten Dalam Angka 2010
Page 15: Banten Dalam Angka 2010

Hj. Ratu Atut Chosiyah, SE. Gubernur Banten

Page 16: Banten Dalam Angka 2010
Page 17: Banten Dalam Angka 2010

Drs. H. Mohammad Masduki, M.Si. Wakil Gubernur Banten

Page 18: Banten Dalam Angka 2010
Page 19: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 xvii

KATA SAMBUTAN

GUBERNUR BANTEN

Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Provinsi Banten terbentuk pada bulan Oktober 2000 merupakan

provinsi yang tergolong muda di Indonesia. Untuk itu penerbitan publikasi

Banten Dalam Angka (BDA) 2010 menjadi sangat penting dan bermanfaat

dalam melihat potensi yang dimiliki serta kemajuan yang telah dicapai. Oleh

karena itu penerbitan buku ini harus mendapat dukungan semua pihak.

Publikasi ini bukan saja bermanfaat bagi perencanaan pembangunan,

namun juga bagi para peneliti, investor dan pengguna lainnya. Mengingat

kesinambungan penyajian buku ini dari tahun ke tahun perlu dijaga, maka saya

menghimbau kepada semua pihak untuk menggunakan data pada Banten Dalam

Angka 2010 ini sebagai acuan pengambilan kebijakan. Buku ini agar digunakan

sebagai rujukan, karena data bersumber dari berbagai instansi dan lembaga di

Banten.

Akhirnya, saya mengharapkan agar kegiatan pengumpulan data di

setiap aspek pembangunan lebih ditingkatkan lagi. Pemerintah senantiasa

berkepentingan memiliki data yang benar untuk diinformasikan kepada

masyarakat dan instansi yang memerlukannya. Terima kasih saya ucapkan

kepada BPS Provinsi Banten yang telah mewujudkan terbitan ini.

Sekian dan terima kasih.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Serang, Desember 2010

Gubernur Banten,

Hj. Ratu Atut Chosiyah

Page 20: Banten Dalam Angka 2010

xviii Banten in Figures 2010

FOREWORD

GOVERNOR OF BANTEN

The province of Banten has been formed at October 2000. We have

many challenges to be faced for making of Banten people’s welfare becoming

much better. Therefore, the publication of Banten in Figures 2010 is very

important and useful to find out the potential that Banten has, and evaluating

the progress that has been achieved. Because of that, everybody has to support

this publication.

This book is not only useful for the planner in the government

institutions, but also useful for anyone who needs, it such as researchers,

investors and other users. We need to keep this book published sustainable for

the year as a serial publication. I strongly recommended to any institutions to

use this publication as one of the matter for decision-making. The data in this

book has been collected from any institutions and parties that can be used as a

reference.

I do hope that data collection activity in all aspects should be done

continuously, so the government always has the reliable data that can be

informed and shared to people and institutions. Finally, I would like to thanks

to BPS-Statistics of Banten Province who have done in the making of this book.

Serang, December 2010

Governor of Banten,

Hj. Ratu Atut Chosiyah

Page 21: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 xix

KATA PENGANTAR

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI BANTEN

Banten Dalam Angka adalah publikasi tahunan Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Banten yang komprehensif. Publikasi ini menyajikan beraneka

jenis data dari berbagai bidang. Buku ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran umum tentang keadaan geografis dan iklim di Provinsi Banten, ciri

dan keadaan sosial ekonomi penduduk, serta kondisi sosial dan perekonomian

Provinsi Banten.

Publikasi ini disempurnakan secara bertahap baik kualitas maupun

kuantitas. Namun demikian kualitas data sangat berkaitan dengan ketersediaan

data di masing-masing dinas dan instansi sebagai nara sumber.

Kami sadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna, sehingga

saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

Atas perhatian Pemerintah Provinsi Banten serta respon dinas dan

instansi sehingga publikasi ini dapat diterbitkan, kami menyampaikan terima

kasih. Kami berharap publikasi ini dapat dimanfaatkan terutama bagi

kesejahteraan masyarakat Banten.

Serang, Desember 2010

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten

Kepala,

Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.

NIP. 19530801 197503 1 002

Page 22: Banten Dalam Angka 2010

xx Banten in Figures 2010

PREFACE

CHIEF OF BPS-STATISTICS OF

BANTEN PROVINCE

Banten in Figure is a comprehensive publication, published by BPS –

Statistics of Banten Province. This publication presents collection of data from

various fields. This book is aimed at providing general picture of geographic

and climate, socio-economic characteristics of the population, as well as social

and economic conditions of Banten Province.

This publication gradually improved both in quality and quantity of

data. Nevertheless quality of data depend on scarcity data in each agency and

institution. Comments and suggestions to improve the contents of this book are

always welcome.

Taking of this opportunity, I would like to express my deepest gratitude

to Government of Banten Province for special attention and all agencies/

institutions in Banten have already given responsiveness so this publication can

be published. I hope this publication will beneficial primarily for welfare of

Banten society in the future.

Serang, December 2010

BPS – Statistics of Banten Province

Chief,

Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.

NIP. 19530801 197503 1 002

Page 23: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 xxi

KATA PENGANTAR

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI BANTEN

Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Publikasi Banten Dalam Angka 2010 merupakan kumpulan data statistik yang

setiap tahun diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, bekerja sama

dengan BAPPEDA Provinsi Banten.

Data dan informasi yang disajikan ini bersumber dari instansi/dinas/lembaga

pemerintah dan swasta dalam wilayah Provinsi Banten. Masih disadari bahwa dalam

penyusunan publikasi Banten Dalam Angka ini masih belum lengkap dan untuk

memperbaiki serta meningkatkan mutu data/informasi diharapkan partisipasi dari

instansi/dinas/lembaga pemerintah dan swasta dengan BPS Provinsi Banten, agar

kesempurnaan dan kelancaran penerbitan publikasi ini pada tahun-tahun mendatang dapat

terselenggara dengan baik.

Publikasi ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat, terutama untuk

melihat sejauh mana perkembangan dari berbagai kegiatan pembangunan yang telah

dicapai selama ini dan yang akan dilaksanakan di masa mendatang. Selain itu, data dan

informasi tersebut dapat juga disajikan sebagai bahan pembanding dan perumusan dalam

membuat analisis penyusunan perencanaan serta menentukan arah kebijakan.

Semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita sekalian, terima kasih.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Serang, Desember 2010

BAPPEDA Provinsi Banten

Kepala,

Ir. H. Widodo Hadi, Sp.

Pembina Utama Madya

NIP. 19570307 198303 1 010

Page 24: Banten Dalam Angka 2010

xxii Banten in Figures 2010

PREFACE

CHIEF OF REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING BOARD OF

BANTEN PROVINCE

Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Banten in Figures 2010 is a statistic data that always published by BPS –

Statistics of Banten Province every year, cooperative with Regional Development

Planning Board of Banten Province.

Data and information presented in this publication was collected from various

offices, agencies and institutions of Banten Province Government, and other private

institutions in Banten Province. We realized that this book is not perfect completely, and

to improve the quality of data and information we hope participation from various

institutions and agencies, with BPS – Statistics of Banten Province to make a complete,

continous and sustainable publishing of Banten in Figure.

Hopefully, this publication will make many advantages, primarily to monitor the

progress of various development activities that have been achieved so far and that will be

implemented in the future. In additon, data and information can be also presented as a

comparative subtance and formulation of planning analysis, and to determine policy

purposes.

I hope this publication could be valuable source to all data users, and thank you.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Serang, December 2010

Regional Development Planning Board

of Banten Province

Chief,

Ir. H. Widodo Hadi, Sp.

Pembina Utama Madya

NIP. 19570307 198303 1 010

Page 25: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 xxiii

DAFTAR ISI / CONTENTS

Halaman Page

Peta Administrasi Provinsi Banten / Administration Map of Banten Province iii

Lambang Daerah / Regional Symbol v

Foto Gubernur / Photograph of the Governor xiii

Foto Wakil Gubernur / Photograph of the Vice Governor xv

Sambutan Gubernur Banten / Foreword – Governor of Banten xvii

Kata Pengantar Kepala BPS Provinsi Banten / xix

Preface – Chief of BPS - Statistics of Banten Province

Kata Pengantar Kepala Bappeda Provinsi Banten / xxi

Preface – Chief of Regional Development Planning Board of Banten Province

Daftar Isi / Contents xxiii

Daftar Grafik / List of Figures xxv

Daftar Tabel / List of Tables xxix

Penjelasan Umum / Explanatory Notes li

Sejarah Singkat Banten / Brief History of Banten Province liii

Undang-Undang No.16 Tahun 1997 Tentang Statistik

Republic of Indonesia Law of No. 16 of 1997 on Statistics

lvii

Indikator Kunci / Key Indicators 1

1. Kondisi Geografis / Geographical Condition 3

2. Keadaan Iklim / Climate Condition 21

3. Pemerintahan / Government 33

4. Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Employment 57

5. Sosial / Social 87

6. Pertanian / Agriculture 163

7. Industri, Energi dan Air Minum /

Manufacturing Industry, Energy, and Water Supply

227

8. Perdagangan / Trade 255

9. Transportasi dan Komunikasi / Transportation and Communication 287

10. Hotel, Restoran dan Pariwisata / Hotel, Restaurant, and Tourism 327

11. Keuangan dan Harga - Harga / Finance and Prices 343

12. Pengeluaran dan Konsumsi / Expenditure and Comsumption 439

13. Pendapatan Regional / Regional Income 465

Page 26: Banten Dalam Angka 2010
Page 27: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 xxv

DAFTAR GRAFIK / LIST OF FIGURES

Halaman Page

1.1. Persentase Luas Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Percentage Area of Regencies/Municipalities in Banten Province, 2009 .....................

8

2.1. Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Provinsi Banten, 2009 Rainfall and Rainy Days by Month in Banten Province, 2009 .....................................

27

2.2. Rentang Suhu Udara dan Suhu Udara Rata-rata di Provinsi Banten (oC), 2009 Temperature Range and Average Temperatures

in Banten Province (oC), 2009 ......................................................................................

27

3.1. Persentase Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan

Provinsi Banten Menurut Tingkat Pendidikan, 2009

Percentage of Civil Servants of Banten Province Government by Educational Level, 2009 ..........................................................................................

39

3.2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009

Number of Regency/Municipality Parliament Members by Sex

in Banten Province, 2009 ..............................................................................................

39 4.1. Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Percentage Distribution of Population by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ..............................................................................................

68

4.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (persen), 2000 – 2009

Population Growth Rate by Regency/Municipality in Banten Province (percent), 2000 – 2009 ...................................................................

68

4.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, 2009 Percentage of Population 15 Years Of Age and Over by Type of Activity, 2009 .........

69

4.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2009

Percentage of Population 15 Years Of Age and Over who Worked

by Main Industry, 2009 .................................................................................................

69 5.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

di Provinsi Banten, 2009

School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2009 ................

99

5.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan

di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Population 10 Years of Age and Over by Educational Attainment in Banten Province, 2009 .............................................................................................

99

5.3. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Hospitals and Public Health Center by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009 ..............................................................................................

100 5.4. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahirana di Provinsi Banten, 2008-2009

Percentage of Children Under Five Years by Birth Attendant in Banten Province, 2008-2009 ......................................................................................................................

100

5.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Household by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status

in Banten Province, 2009 ..............................................................................................

101

Page 28: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF FIGURES

xxvi Banten in Figures 2010

5.6. Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009 .................................

101

5.7. Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009

Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009 .......

101

5.8. Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan

di Provinsi Banten, 2009

Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009 .................

102 6.1. Luas Panen dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha, ton), 2009

Harvested Area and Production of Paddy (Wetland and Dryland)

by Regency/Municipality in Banten Province (ha, ton), 2009 .......................................

178 6.2. Jumlah Pohon dan Produksi Melinjo di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Melinjo (Genetum Gnemon) in Banten Province (ton), 2009 .................

178

6.3. Persentase Luas Areal Tanaman Karet Menurut Kepemilikan

di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Rubber Estate Area by Ownership in Banten Province, 2009 ...............

179 6.4. Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten (m3),

2005-2009

Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province (m3),

2005-2009 .....................................................................................................................

179 6.5. Produksi Telur Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Poultry Eggs in Banten Province (ton), 2009 .........................................

180

6.6. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya

di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Fish Culture Households by Type of Culture in Banten Province (tons), 2009 ....................................................................................

180

7.1. Persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) Industri Besar dan Sedang

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Gross Vakue Added (GVA) of Large and Medium Manufacturing Establishments By Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................

238

7.2. Jumlah Pelanggan Listrik PLN dan Jumlah Enegi Listrik Terjual

di Provinsi Banten, 2007-2009

Number of Customers of PLN and Electrical Energy Sold in Banten Province, 2007-2009 .....................................................................................

238

8.1. Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Banten (ton), 2008-2009 Volume of Export and Import of Banten Province (ton), 2008-2009 ............................

263

8.2. Persentase Nilai Ekspor Banten Menurut Pelabuhan Asal (persen), 2008-2009 Percentage of Banten Export Values by Origin Port (percent), 2008-2009 .................

263

8.3. Lima Negara Eksportir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009 Five Largest Exporter Countries for Banten Province (million US$), 2009 .................

264

8.4. Lima Negara Importir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009 Five Largest Importer Countries for Banten Province (million US$), 2009 .................

264

9.1. Persentase Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten Menurut Kondisi Jalan, 2009

Percentage of National and Provincial Authority Road in Banten Province by Road Condition, 2009 ...............................................................................................

293

Page 29: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR GRAFIK

Banten dalam Angka 2010 xxvii

9.2. Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan di Provinsi Banten, 2009 Monthly Realization of Rail Transportation Passengers in Banten Province, 2009 .....

293

9.3. Banyaknya Penumpang dari Penerbangan Domestik dan Internasional

di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Passengers of International and Domestic Flights

at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ...................................................................................

294

9.4. Jumlah Kapal Asing dan Domestik di Pelabuhan Merak, 2009

Number of Indonesian and Foreign Ship in Merak Port, 2009 .....................................

294

10.1. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel di Provinsi Banten, 2009

Average Length of Stay at Hotel in Banten Province, 2009 ..........................................

333 10.2 Jumlah Objek Wisata Menurut Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009

Number of Tourism Objects by Type of Tourism in Banten Province, 2009 .................

333

11.1 Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN di Provinsi Banten (juta rupiah),

2008-2009 Value of Domestic and Foreign Direct Investment in Banten Province

(million rupiahs), 2008-2009 .........................................................................................

356

11.2. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten (juta rupiah),

2008-2009

Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .....................................................................................................................

356

11.3. Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Banten Menurut Jenis Penerimaan, 2008-2009

Percentage of Actual Local Government Receipt of Banten Province

by Type of Receipt, 2008-2009 ......................................................................................

357

11.4. Posisi Simpanan dan Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten (juta rupiah),

2007-2009 Outstanding Loans and Bank Funds in Banten Province (million rupiahs),

2007-2009 .....................................................................................................................

357

11.5. Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Jenis Penggunaan

(persen), 2007-2009

Composition of Bank Loans in Banten Province by Type of Loans (percent), 2007-2009 .....................................................................................................................

358

11.6. Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Sektor Ekonomi (persen), 2007-2009

Composition of Bank Loans in Banten Province by Economic Sector (percent),

2007-2009 .....................................................................................................................

358 11.7. Laju Inflasi Tahun Kalender di Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang

Menurut Bulan, 2009 Monthly Inflation rate of Calendar Year in Serang City, Cilegon City and

Tangerang City, 2009 ....................................................................................................

359

11.8. Laju Inflasi Tahun Kalender di Banten, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota

Tangerang Menurut Bulan, 2009

Monthly Inflation rate of Calendar Year in Banten, Serang City, Cilegon City and Tangerang City, 2009 ....................................................................................................

359

11.9. Laju Inflasi Bulan di Provinsi Banten Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan, 2009

Monthly Inflation rate in Banten Province by Urban and Rural Areas, 2009 ..............

360 11.10. Nilai Tukar Petani (NTP) di Banten Menurut Periode Bulan dan Subsektor, 2009

Farmers Term of Trade in Banten Province by Month and Subsector, 2009 ............... 360

Page 30: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF FIGURES

xxviii Banten in Figures 2010

12.1. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Monthly Average per Capita Expenditure in Banten Province (rupiahs), 2009 .........

446

12.2. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari di Provinsi Banten (kkal), 2009 Daily Average per Capita Calory Consumption Banten Province (kkal), 2009 ..........

446

12.3. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari di Provinsi Banten (gram), 2009 Daily Average per Capita Protein Consumption Banten Province (gram), 2009 .......

447

12.4. Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009

Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2009 .....................................................

447

13.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dan Nasional, 2001-2009

Indonesian and Banten Province Economic Growth Rate, 2001-2009 ........................

474 13.2. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha, 2008-2009

Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province

At Current Market Prices by Industrial Origin, 2008-2009 ........................................

474 13.3. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Jenis Pengeluan, 2008-2009

Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province

At Current Market Prices by Type of Expenditures, 2008-2009 ..................................

475 13.4. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Kabupaten/Kota, 2008-2009

Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province

At Current Market Prices by Regency/Municipality, 2008-2009 .................................

475

Page 31: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 xxix

DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES

Halaman Page

1. KONDISI GEOGRAFIS / GEOGRAPHICAL CONDITION

1.1. Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Total Area by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .................................

9 1.2. Jarak Antar Kota di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km)

Distance among Selected Cities in Banten Province and Nearby (km) .......................

10 1.3. Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota

Astronomical Position of Banten Province by Regency/Municipality .........................

11 1.4. Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota

Potential Islands for Banten Province by Regency/Municipality ................................

12 1.5. Nama-nama Sungai di Provinsi BantenMenurut Kabupaten/Kota

Name of Rivers in Banten Province by Regency/Municipality ....................................

15

2. KEADAAN IKLIM / CLIMATE CONDITION

2.1. Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM) di Provinsi Banten

Zone Division Season in Banten Province ...................................................................

28 2.2. Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum di Provinsi Banten, 2009

Maximum, Average and Minimum Temperature in Banten Province, 2009 ..............

29

2.3. Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif di Provinsi Banten, 2009 Rainfall, Rainy Days and Relative Humidity by Month in Banten Province, 2009 .....

30

2.4. Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan di Provinsi Banten, 2009 Velocity and Direction of Wind by Month in Banten Province, 2009 .........................

31

3. PEMERINTAHAN / GOVERNMENT

3.1. Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Banten, 2009 Number of Districts, Villages and Special Villages in Banten Province, 2009 ...........

40

3.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Klasifikasi di Provinsi Banten, 2009 Number of Villages / Special Villages by Classification in Banten Province, 2009 ...

41

3.3. Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Menurut Kategori di Provinsi Banten, 2009

Number of Institute For Community Empowerment by Category

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

42 3.4. Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2008 – 2009 Number of Civilian Reserve Personnel by Regency/Municipality

in Banten Province, 2008 – 2009 ................................................................................

43

3.5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan

Provinsi Banten Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Civil Servants of Banten Province Government by Name of Organization and Sex, 2009 .....................................................................

44

Page 32: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xxx Banten in Figures 2010

3.6 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Civil Servants of Banten Province Government

by Grade/Rank and Sex, 2009 .....................................................................................

46 3.7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Civil Servants of Banten Province Government

by Educational Level and Sex, 2009 ............................................................................

47

3.8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province by Organization and Sex, 2009 ....................................................................................

48

3.9. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province

by Grade/Rank and Sex, 2009 .....................................................................................

49 3.10. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province

by Educational Level and Sex, 2009 ............................................................................

50

3.11. Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Parliament Members of Banten Province by Party and Sex, 2009 ...........

51

3.12. Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Parliament Members of Banten Province by Faction and Sex, 2009 ........

52

3.13. Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten, 2008-2009

Number of Parliament Decrees of Banten Province, 2008-2009 ................................

53

3.14. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin

di Provinsi Banten, 2009

Number of Parliament Members Regency/Municipality in Banten Province by Sex, 2009 .................................................................................................................

54

3.15. Jumlah Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Indonesian Parliament Members from the Constituency

of Banten Province by Party and Sex, 2009 ................................................................

55

4. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

POPULATION AND EMPLOYMENT

4.1. PENDUDUK / POPULATION

4.1.1. Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Population and Sex Ratio by Regency/Municipalityin Banten Province, 2009 ........... 70 4.1.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009

Number of Population by Age Group and Sex in Banten Province, 2009 ................... 71 4.1.3. Distribusi Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2008-2009 Percentage Distribution of Population and Population Density

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 72 70

Page 33: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xxxi

4.1.4. Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Number of Household and Average Household Size by Regency/Municipality

in Banten Province, 2008-2009 ...................................................................................

73 4.1.5. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 1961-2009

Population by Regency/Municipality in Banten Province, 1961-2009 .......................

74 4.1.6. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (persen), 1961 – 2009 Population Growth Rate by Regency/Municipality

in Banten Province (percent), 1961 – 2009 .................................................................

75

4.2. KETENAGAKERJAAN / EMPLOYMENT

4.2.1. Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja, Mencari Pekerjaan dan

Bukan Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Population 15 Years of Age and Over Who Worked, Looked for Job,

and Not Economically Active by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ....

76

4.2.2. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota

dan Lapangan Usaha Utama di Provinsi Banten, 2009

Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality and Main Industry in Banten Province, 2009 ..............................................................

77

4.2.3. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009

Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality

and Type of Primary Job in Banten Province, 2009 ...................................................

78 4.2.4. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota

dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality

and Main Employment Status in Banten Province, 2009 ............................................

80

4.2.5. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu Yang Lalu

Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya

di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked During The Previous Week

by Regency/Municipality and Total Working Hours in Banten Province, 2009 .........

82

4.2.6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force Participation Rate (LFPRs) Population 15 Years of Age and Over by Regency/Municipality

in Banten Province, 2008-2009 ...................................................................................

84

4.2.7. Informasi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin

di Provinsi Banten, 2009

Employment Information by Sex in Banten Province, 2009 ........................................

85

5. SOSIAL / SOCIAL

5.1. PENDIDIKAN / EDUCATION

5.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2008-2009

School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2008-2009 ...... 103

Page 34: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xxxii Banten in Figures 2010

5.1.2. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Taman Kanak-kanak (TK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers in Kindergarten

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

104 5.1.3. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Primary Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

105

5.1.4. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers in Junior High Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

106

5.1.5. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Senior High Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

107

5.1.6. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers in Senior Vocational High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

108

5.1.7. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Kindergarten

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

109 5.1.8. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Primary Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

110

5.1.9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Junior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

111

5.1.10. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Aliyah (MA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Senior High Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................

112 5.1.11. Jumlah Lembaga, Santri dan Guru Pondok Pesantren Salafiyah Murni

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Institutions, Students, and Teachers in Traditional Islamic Boarding

Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .............................

113

5.1.12. Jumlah Perguruan Tinggi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Universities by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .............

114

5.1.13. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota

dan Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Population Aged 10 Years and Over by Regency/Municipality and Educational Attainment in Banten Province, 2009 ..............................................

115

5.1.14. Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian Membaca dan Menulis di Provinsi Banten, 2009

Population 10 Years of Age and Over by Regency/Municipality and Reading and Writing Ability in Banten Province, 2009 ....................................................................

117

Page 35: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xxxiii

5.2. KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

HEALTH AND FAMILY PLANNING

5.2.1. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009 Number of Hospitals and Public Health Center by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

118

5.2.2. Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Number of Medical Doctors at Public Hospital and Health Center by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ....................................................

119

5.2.3. Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Imunisasi di Provinsi Banten, 2009

Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality and Type of Immunization

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

120 5.2.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Persalinan

di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Children Under Five Years by Regency/Municipality and

Birth Attendant in Banten Province, 2009 ...................................................................

121 5.2.5. Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Health Professionals Other Than Doctor at Public Health Center

and Government Hospital by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .........

122

5.2.6. Jumlah Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Drug Distributors by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ....

124

5.2.7. Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara

Kontrasepsi yang Digunakan di Provinsi Banten, 2009 Number of Family Planning Acceptors by Regency/Municipality and

Method of Contraception Based on The Result of Family Registration

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

125 5.2.8. Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota dan Umur Isteri

di Provinsi Banten, 2009 Number of Fertile Age Couple by Regency/Municipality and Wife Age

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

127

5.2.9. Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan Tahapan Keluarga Sejahtera

di Provinsi Banten, 2009 Number of Family by Level of Prosperous Family in Banten Province, 2009 ...........

128

5.3. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN / HOUSING AND ENVIRONMENT 5.3.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan

Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Households by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009 ........................................

130

5.3.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lantai Terluas di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Households by Regency/Municipality and Widest Floor Type

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

131 5.3.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai Rumah

di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Households by Regency/Municipality and House Floor Area

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

132

Page 36: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xxxiv Banten in Figures 2010

5.3.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Air Minum di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of Drinking Water

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

133

5.4. KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS /

SOCIAL INSECURITY AND CRIME 5.4.1. Karakteristik Kerawanan Sosial

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Social Insecurity Characteristics by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................................................................

134

5.4.2. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Potency and Source Of Social Welfare by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

136 5.4.3. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (jiwa), 2009 Number of Social Welfare Problem Bearers

by Kind and Regency/Municipality in Banten Province (people), 2009 .....................

137

5.4.4. Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan

di Provinsi Banten, 2009

Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009 ................

139 5.4.5. Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah Korban

di Wilayah Kepolisian Banten, 2009 Number of Accidents and Victims in The Territory of State Police of Banten, 2009 ..

140

5.4.6. Perkiraan Kerugian Materi pada Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kepolisian Banten (ribuan rupiah), 2005-2009

Material Lost Estimation of Accident in The Territory of State Police of Banten

(thousand rupiahs), 2005-2009 ...................................................................................

141

5.5. AGAMA / RELIGION

5.5.1. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Religious Worship Places by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

142

5.5.2. Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009 ...............................

143

5.5.3. Jumlah Calon/Jamaah Haji dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2009

Number of Applicants/Pilgrims and Cost to Mecca in Banten Province, 2002-2009..

144

5.5.4. Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin

di Provinsi Banten, 2009

Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009 .....

145 5.5.5. Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2009

Number of Pilgrims by Age Group in Banten Province, 2009 ....................................

146

5.6. SOSIAL LAINNYA / OTHER SOCIAL MATTERS

5.6.1. Jumlah Perkara yang Diputus di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten Menurut Jenis Perkara, 2009

Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory of Banten by Kind of Cases, 2009 ................................................................................................

147

Page 37: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xxxv

5.6.2. Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding pada Pengadilan Tinggi Agama

Provinsi Banten, 2009

Number of Cases which Petitioned Appeal in Islamic High Court of Banten, 2009 ...

148 5.6.3. Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus pada Pengadilan Agama

di Provinsi Banten, 2009

Recapitulation of Registered and Sentenced Cases in Religious Court in Banten Province, 2009 ............................................................................................

149

5.6.4. Jumlah Tahanan di UPT Rutan/Lapas (DAF 3) Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten (jiwa), 2009

Number of Prisoners in Prison House Units by Type of Crime in Banten Province (Person), 2009 .............................................................................

150

5.6.5. Rekapitulasi Produksi Sertifikat oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Hingga Tahun 2009

Production of Certificate by National Land Agency by Regency/Municipality

in Banten Province,Until Year 2009 ............................................................................

156 5.6.6. Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dan Penerbitan Akta

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Officials Making Land Deed and Certificate Publishing

in Banten Province, 2009 ............................................................................................

159

5.6.7. Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM)

oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009

Number of Driving Licences Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009 .............................................................................................................................

161

5.6.8. Banyaknya Penerbitan STNK oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009

Total of Vehicle Registered Number (URM)

Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009 ..............................................

162

6. PERTANIAN / AGRICULTURE

6.1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN / FOOD CROPS

6.1.1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Banten,

2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Food Crops in Banten Province,

2008-2009 ....................................................................................................................

181

6.1.2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Paddy by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..................................................................................

182

6.1.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Maize by Regency/Municipality

in Banten Province, 2008-2009 ...................................................................................

183 6.1.4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................

184

Page 38: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xxxvi Banten in Figures 2010

6.1.5. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................

185

6.1.6. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Mungbeans

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................

186 6.1.7. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Cassava

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................

187

6.1.8. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Sweet Potatoes by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................

188

6.2. HORTIKULTURA / HORTICULTURE

6.2.1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Seasonal Vegetables and Fruits by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 189

6.2.2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Annual Vegetables and Fruits

by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 190 6.2.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Bio Farmaka

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Medicinal Plants

by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 191

6.2.4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Hias

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Ornamental Plants by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 192

6.3. TANAMAN PERKEBUNAN / ESTATE CROPS 6.3.1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of National Large Estate Crops by Types of Crops in Banten Province, 2009 ............................................................. 193

6.3.2. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Private Large Estate Crops

by Types of Crops in Banten Province, 2009 ............................................................. 194 6.3.3. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman

di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Smallholders Estate Crops by Types of Crops

in Banten Province, 2009 ...........................................................................................

195

Page 39: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xxxvii

6.3.4. Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Rubber by Ownership in Banten Province, 2009 ................. 197 6.3.5. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Coconut by Ownership in Banten Province, 2009 ................ 198

6.3.6. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Coffee by Ownership in Banten Province, 2009 ................... 199

6.3.7. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Cacao by Ownership in Banten Province, 2009 ................... 200

6.3.8. Luas Areal dan Produksi Tanaman Aren

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Sugar Palm by Ownership in Banten Province, 2009 .......... 201

6.4. KEHUTANAN / FORESTRY

6.4.1. Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2009

National Forest Area by Regency/Municipality in Banten Province (ha), 2009 ......... 202

6.4.2. Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)

di Provinsi Banten (ha), 2009

National Forest Area by Forest Administrator Districs in Banten Province (ha), 2009 .................................................................................... 203

6.4.3. Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten, 2000-2009 Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province, 2000-2009 ..... 204

6.5. PETERNAKAN / ANIMAL HUSBANDRY 6.5.1. Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak

di Provinsi Banten (ekor), 2009

Livestock Population by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009 ................................................................................ 205

6.5.2. Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009

Poultry Population by Regency/Municipality and Kind of Poultries

in Banten Province (heads), 2009 ............................................................................... 206 6.5.3. Jumlah Ternak Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak

di Provinsi Banten (ekor), 2009 Livestock Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Livestock

in Banten Province (heads), 2009 ................................................................................ 207

6.5.4. Jumlah Unggas Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas

di Provinsi Banten (ekor), 2009

Poultry Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009 ............................................................................... 208

6.5.5. Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ton), 2009

Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (tons), 2009 ...................................................................................

209

Page 40: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xxxviii Banten in Figures 2010

6.5.6. Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas

di Provinsi Banten (ton), 2009

Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (ton), 2009 .................................................................................... 210

6.5.7. Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality

in Banten Province (ton), 2009 .................................................................................... 211

6.6. PERIKANAN / FISHERY

6.6.1. Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Banten, 2009

Number of Fish Capture Household by Regency/Municipality and Fishery

Subsector in Banten Province, 2009 ............................................................................ 212 6.6.2. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Fish Capture by Regency/Municipality

in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 213

6.6.3. Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(ribu rupiah), 2009

Production Value of Fish Capture by Regency/Municipality in Banten Province (thousand rupiahs), 2009 ............................................................................................. 214

6.6.4. Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perahu/Kapal di Provinsi Banten, 2009

Number of Fishing Boats by Regency/Municipality and Type of Boat

in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 215 6.6.5. Jumlah Unit Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan

di Provinsi Banten, 2009 Number of Marine Fisheries Catching by Regency/Municipality and Type of

Fisheries Catching in Banten Province, 2009 ............................................................. 216

6.6.6. Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Budidaya di Provinsi Banten, 2009

Number of Fish Culture Households by Regency/Municipality and Type of Culture in Banten Province, 2009 ........................................................... 219

6.6.7. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Fish Culture Households by Regency/Municipality

in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 221 6.6.8. Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009 Production Value of Fish Culture Households by Regency/Municipality

in Banten Province (thousand rupiahs), 2009 ............................................................. 223

6.6.9. Luas Areal Budidaya Perikanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya

di Provinsi Banten (ha), 2009

Fish Culture Areas by Regency/Municipality and Type of Culture in Banten Province (ha), 2009 ..................................................................................... 225

Page 41: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xxxix

7. INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY, AND WATER SUPPLY

7.1. INDUSTRI PENGOLAHAN / MANUFACTURING INDUSTRY

7.1.1. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang

Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten, 2008

Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium Manufacturing Establishments by Industrial Group in Banten Province, 2008 ......... 239

7.1.2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008

Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium

Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 242

7.1.3. Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008

Output, Inpu,t and Value Added of Large and Medium Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2008 243

7.1.4. Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008

Output, Input, and Value Added of Large and Medium Manufacturing

Establishments by Industrial Group in Banten Province (million rupiahs), 2008 ....... 244

7.2. ENERGI / ENERGY

7.2.1. Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Terjual Perusahaan Listrik Negara (PLN) Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009

Number of Customers, Connected Power and Sold Electrical Energy

of State Electricity Company by Classification of Tariff in Banten Province, 2009 .... 245 7.2.2 Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN)

di Provinsi Banten (kWh), 2008-2009 Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity Company

in Banten Province (kWh), 2008-2009 ......................................................................... 246

7.2.3. Jumlah Transformator Distribusi Terpasang Perusahaan Listrik Negara (PLN)

di Provinsi Banten, 2000-2009

Number of Connected Distribution Transformators of State Electricity Company in Banten Province, 2000-2009 .................................................................................... 247

7.2.4. Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2008-2009 Trend of Pulo Panjang Power Plant, 2008-2009 ......................................................... 248

247 7.2.5. Realisasi Penjualan Gas Kota Bulanan di Provinsi Banten, 2008-2009 Actual Monthly City Gas Sales in Banten Province, 2008-2009 ................................. 249

7.2.6. Kuota Bahan Bakar Migas (BBM) Provinsi Banten dalam APBN (liter), 2006-2009 Quota of Fuel Oil for Banten Province in The Central Government Budget (liters),

2006-2009 .................................................................................................................... 250

7.3. AIR MINUM / WATER SUPPLY

7.3.1. Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi, Produksi Air Minum dan

Sumber Air yang Dipakai di Provinsi Banten, 2007-2009 Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity, Water Production,

and by Water Resources in Banten Province, 2007-2009 ........................................... 251

7.3.2. Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009

Number of Technical and Administration Workers of Water Supply Enterprise by Educational Attainment in Banten Province, 2009 ................................................

252

Page 42: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xl Banten in Figures 2010

7.3.3. Jumlah Pelanggan, Volume dan Nilai Penjualan Air Minum Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009

Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and Values of Sold Water

Supply by Classification of Tariff in Banten Province, 2009 ...................................... 253

8. PERDAGANGAN / TRADE

8.1. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (ton), 2008-2009

Volume of Exports of Banten Province by Month (ton), 2008-2009 ........................... 265 8.2. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Value of Exports of Banten Province by Month

(FOB value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 266

8.3. Volume Ekspor Provinsi Banten

Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by Major Port (ton), 2008-2009 ................... 267

8.4. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Value of Exports of Banten Province by Port

(FOB value : million US$), 2008-2009 ...................................................................... 268 8.5. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan (ton), 2008-2009

Volume of Exports of Banten Province by Country of Destination (ton), 2008-2009 .................................................................................................................... 269

268 8.6. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan Utama

(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Value of Exports of Banten Province by Country of Destination

(FOB value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 272 8.7. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (ton),

2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by HS Group (ton), 2008-2009 ..................... 275

8.8. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Volume of Exports of Banten Province by HS Group

(FOB value : million US$), 2008-2009 ...................................................................... 276 8.9. Volume Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (ton), 2008-2009

Volume of Imports of Banten Province by Month (ton), 2008-2009 ........................... 277 8.10

.

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009

Value of Imports of Banten Province by Month (CIF Value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 278

8.11.

Volume Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/ Bandara Bongkar (ton), 2008-2009

Volume of Imports of Banten Province by Port (ton), 2008-2009 .............................. 279

8.12.

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan / Bandara Bongkar (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009

Value of Imports of Banten Province

by Port (CIF value : million US$), 2008-2009 ........................................................... 280 8.13.

Volume Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal (ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by Country of Origin (ton), 2008-2009 .........

283

Page 43: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xli

8.14. Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal

(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009

Value of Imports of Banten Province by Country of Origin (CIF value : million US$), 2008-2009 ..................................................................... 283

8.15. Volume Impor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by HS Group (ton), 2008-2009 .................. 285

8.16. Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009

Value of Imports of Banten Province by HS Group .

(CIF value : million US$), 2008-2009 .................................................................... 286

9. TRANSPORTATION DAN KOMUNIKASI

TRANPORTATION AND COMMUNICATION

9.1. TRANSPORTASI DARAT / LAND TRANSPORTATION

9.1.1. Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang Berwenang, Jenis Permukaan,

Kondisi Jalan dan Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2008-2009

Road Lengths by Level of Government Authorised, Surface Type, Road Condition, and Class in Banten Province (km), 2008-2009 .......................... 295

9.1.2. Data Ruas Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten, 2009 Data of National and Provincial Authority Road in Banten Province, 2009 ......... 296

9.1.3. Populasi Kendaraan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009

Taxable Commercial Vehicle Population by Type of Vehicle

in Banten Province, 2009 ........................................................................................ 304 9.1.4. Populasi Kendaraan Bukan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan

di Provinsi Banten, 2009 Taxable Non-commercial Vehicle Population by Type of Vehicle

in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 305

9.1.5. Populasi Kendaraan Bukan Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan

di Provinsi Banten, 2009

Non-taxable Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ...... 306 9.1.6. Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009

Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ......................... 307 9.1.7. Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan Menurut Stasiun

di Provinsi Banten (orang), 2009

Realization of Rail Transportation Passengers by Station and Month

in Banten Province (person), 2009 ......................................................................... 308

9.1.8. Realisasi Volume Penumpang dan Pendapatan Kereta Api

di Provinsi Banten, 2008-2009

Realization of Total Income and Passenger Volume of Rail Transportations in Banten Province, 2008-2009 ............................................................................... 310

9.1.9. Realisasi Volume Barang dan Pendapatan Kereta Api Beberapa Stasiun

di Provinsi Banten, 2009 Realization of Total Income and Goods Volume of Rail Transportations

of Some Statitions in Banten Province, 2008-2009 .................................................. 311

Page 44: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xlii Banten in Figures 2010

9.2. TRANSPORTASI UDARA / AIR TRANSPORTATION 9.2.1. Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik

di Bandara Soekarno-Hatta, 2009

Number of Domestic Flights and Passangers at Soekarno-Hatta Airport, 2009 .... 312 9.2.2. Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional

di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of International Flights and Passangers

at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 313

3 9.2.3. Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Domestik di Bandara Soekarno-Hatta, 2009

Number of Baggage and Domestic Postal Packages

at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 314 9.2.4. Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009

Number of Baggage and International Postal Packages at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 315

9.2.5. Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional di Bandara Soekarno - Hatta, 2009 Number of Domestic and International Cargoes at Soekarno-Hatta Airport, 2009 316

9.3. TRANSPORTASI LAUT / SEA TRANSPORTATION

9.3.1. Data Tahunan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni

di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, 2007-2009

Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport At Merak Port, 2007-2009 ...................................................................................... 317

9.3.2. Data Bulanan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, 2009

Monthly Data of Merak-Bakahuni Fery Transport

At Merak Port, 2007-2009 ...................................................................................... 318 9.3.3. Data Operasional Seluruh Pelabuhan di Provinsi Banten, 2009

Operasional Data Port in Banten Province, 2009 ................................................... 321

9.4. KOMUNIKASI / COMMUNICATION

9.4.1. Perkembangan Kapasitas Sentral dan Pos Telepon Menurut Sambungan, 2003-2009

Trend of Central Capacity and Circuit Phones by Connection, 2003-2009 ............ 322

9.4.2. Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2009

Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2006- 2009 ............. 323

9.4.3. Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2008

Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2008 ...................... 324

9.4.4. Banyaknya Surat Yang Dikirim dan Diterima PT. Pos Indonesia

Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten, 2009

Number of Letters Sent and Received by Type of Letter in Banten Province, 2009 325 9.4.5. Jumlah Desa yang Memiliki Kantor Pos di Provinsi Banten, 2006-2009

Number of Villages which Have Post Office in Banten Province, 2006-2009 ......... 326

Page 45: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xliii

10. HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM

10.1. HOTEL / HOTEL 10.1.1. Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur, dan Tingkat Penghunian Kamar

Hotel (TPK) Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2007-2009

Number of Accomodations, Rooms and Beds Available in Hotel and Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel in Banten Province, 2007-2009 ................

334

10.1.2. Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (orang), 2007-2009

Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications

in Banten Province (person), 2007-2009 ................................................................ 335

10.1.3. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel

di Provinsi Banten (hari), 2007-2009 Average Length of Stay in Hotel by Hotel in Banten Province (days), 2007-2009 . 336

10.2.1. Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009

Number of Tourism Objects by Regency/Municipality and Type of Tourism

in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 337 10.2.2. Jumlah Museum, Situs Purbakala dan Bangunan Bersejarah Lainnya

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Museums, Archaeological Sites, and Other Historic Buildings

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................................ 338

10.2.3. Jumlah Pengunjung Tempat Rekreasi/Taman Hiburan

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Visitors of Recreation Places/Amusement Parks by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................... 339

10.2.4. Jumlah Unit Wisata dan Pengunjung Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata di Provinsi Banten, 2009

Number of Tourism Unit and Visitors by Regency/ Municipality

and Tourism Object in Banten Province, 2009 ....................................................... 340 10.2.5. Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

Menurut Kabupaten/Kota in Banten Province (orang), 2009 Number of Domestic and Foreign Tourists by Regency/Municipality

in Banten Province (visitors), 2009 ......................................................................... 341

10.3.1. Jumlah Restoran/Rumah Makan dan Kafe di Provinsi Banten, 2009

Number of Restaurants and Cafes in Banten Province, 2009 342

11. KEUANGAN DAN HARGA-HARGA / FINANCE AND PRICES

11.1. INVESTASI / INVESTMENT

11.1.1. Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Recapitulation of Foreign Direct Invesment (PMA) Realization

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................................. 361

11.1.2. Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMA Menurut Sektor Usaha

di Provinsi Banten, 2009 Number and Realizable Value of FDI Projects by Business Sector

in Banten Province, 2009 ........................................................................................

362

Page 46: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xliv Banten in Figures 2010

11.1.3. Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Recapitulation of Domestic Direct Invesment (DDI) Realization by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .............................................. 363

11.1.4. Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMDN Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009

Number and Realizable Value of DDI Projects by Business Sector

in Banten Province, 2009 ........................................................................................ 364

11.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LOCAL GOVERNMENT BUDGET

11.2.1. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi

Banten (juta rupiah), 2008-2009

Recapitulation of Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .................................................................................. 365

11.2.2. Realisasi Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009

Actual Local Government Receipt of Banten Province (million rupiahs),

2008-2009 .............................................................................................................. 366 11.2.3. Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009

Actual Local Government Expenditures of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .............................................................................................................. 367

11.2.4. Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009

Actual Local Government Financing of Banten Province (million rupiahs),

2008-2009 ............................................................................................................... 368

11.3. PENERIMAAN PAJAK / TAX RECEIPTS

11.3.1. Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Revenue Realization of Land and Housing Tax by Sector and

Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................ 369 11.3.2. Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan

Menurut Kantor Pelayanan Pajak (KPP) (juta rupiah), 2009 Realization of Income Tax Receipts by Tax Office in Banten Province

(million rupiahs), 2009 ............................................................................................ 371

11.4. BANK / BANK

11.4.1 Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan

di Provinsi Banten, 2009 Number of Commercial Bank Offices by Owner Status in Banten Province, 2009 . 372

11.4.2. Jumlah Kantor Bank Syariah Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009 Number of Commercial Sharia Bank Offices by Type of Bank

in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 373

11.4.3. Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya

di Provinsi Banten, 2007-2009

Outstanding Bank Fundst by Type of Funds in Banten Province , 2007-2009 ........ 374 11.4.4. Posisi Dana Perbankan Bulanan Menurut Jenis Dana

di Provinsi Banten, 2009

Monthly Outstanding Bank Funds by Type of Funds and Month

in Banten Province , 2009 ......................................................................................

375

Page 47: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xlv

11.4.5. Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................................................... 377

11.4.6. Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Banten (satuan), 2007-2009

Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality

in Banten Province (units), 2009 ...........................................................................

378 11.4.7. Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing

Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 379

11.4.8. Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan Dalam Rupiah dan Valuta Asing

Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten, 2009

Monthly Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans in Banten Province (million rupiahs), 2009 ............................... 380

11.4.9. Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 382 11.4.10. Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing

Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency

by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................... 383

11.4.11. Posisi Kredit Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ........ 385

11.4.12. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and

Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ............................................................................................................... 386

11.4.13. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Monthly Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and

Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2009 . 387

11.4.14. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and

Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ............................................................................................................... 389

11.4.15. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Monthly Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009

390

Page 48: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xlvi Banten in Figures 2010

11.4.16. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Regency/Municipality

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 392

11.5. HARGA-HARGA / PRICES

11.5.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Banten (2007=100), 2009

Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Banten (2007=100), 2009 ................... 393 11.5.2. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Kota Tangerang (2007=100), 2009

Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Tangerang City (2007=100), 2009 ........ 395 11.5.3. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Kota Cilegon (2007=100), 2009

Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Cilegon City (2007=100), 2009 .......... 397 11.5.4. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Kota Serang (2007=100), 2009

Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Serang City (2007=100), 2009 ............ 399 11.5.5. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

di Banten (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups

in Banten (2007=100), 2009 .................................................................................. 401

11.5.6. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Tangerang (2007=100), 2009

Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups

in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 403 11.5.7. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups

in Cilegon City (2007=100), 2009 .......................................................................... 405

11.5.8. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Serang (2007=100), 2009

Monthly Inflation Rate byExpenditure Groups in Serang City (2007=100), 2009 ............................................................................ 407

11.5.9. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten ( 2007=100), 2009

Inflation Rate of Calender Year by Expenditure Groups

in Banten (2007=100), 2009 .................................................................................. 409 11.5.10 Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Tangerang (2007=100), 2009

Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups

in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 411

11.5.11. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Cilegon (2007=100), 2009

Inflation Rate of Calendar Year byExpenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009 ........................................................................... 413

11.5.12. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang (2007=100), 2009

Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups

in Serang City (2007=100), 2009 ........................................................................... 415

Page 49: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xlvii

11.5.13.1 Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten (2007=100), 2009

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups

in Banten (2007=100), 2009 ...................................................................................

417 11.5.14. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups

in Tangerang City (2007=100), 2009 .....................................................................

419

11.5.15. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Cilegon (2007=100), 2009

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009 .......................................................................... 421

11.5.16. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang (2007=100), 2009

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups

in Serang City (2007=100), 2009 ........................................................................... 423 11.5.17. Laju Inflasi 66 Kota di Indonesia (2007=100), 2005-2009

Inflation Rate at 66 Cities in Indonesia (2007=100), 2005 – 2009 ........................ 425 11.5.18. Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang Dibayar (Ib) dan

Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Banten (2007=100), 2009 Prices Received by Farmers Indices (It), Prices Paid by Farmers Indices (Ib),

and Farmers’ Term of Trade (NTP) by Month in Banten (2007=100), 2008-2009 428

11.5.19. Nilai Tukar Petani (NTP) Bulan di Banten Menurut Subsektor (2007=100), 2009

Monthly Farmers’ Term of Trade (NTP) by Subsector

in Banten (2007=100), 2009 ................................................................................... 429 11.5.20. Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten (2007=100), 2009

Monthly Rural Inflation Rate in Banten Province (2007=100) .............................. 430 11.5.21. Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan

di Provinsi Banten (2007=100), 2009 Rural Inflation Rate of Calendar Year in Banten Province (2007=100), 2009 ....... 432

11.5.22. Perkembangan Harga Gabah Menurut Bulan di Banten (rupiah/kg), 2009 Trend of Unhusked Rice Prices by Month in Banten (rupiahs/kg), 2009 ............... 434

11.6. KOPERASI / COOPERATIVE

11.6.1. Kinerja Koperasi di Provinsi Banten Menurut Indikator Produksi, 2008-2009

Performance of Cooperatives in Banten Province by Indicator of Production,

2008-2009 ............................................................................................................... 435

11.6.2. Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha

dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Trade Business Permits Issued by Scale of Establishment

and Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................. 436

11.6.3. Rekapitulasi Laporan Penerbitan TDP, 2009

Report Recapitulation Of Issuance of Permits Companies, 2009 ........................... 437

Page 50: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

xlviii Banten in Figures 2010

12. PENGELUARAN DAN KONSUMSI

EXPENDITURE AND CONSUMTION

12.1. PENGELUARAN PENDUDUK / POPULATION EXPENDITURE

12.1.1. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan

Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan

di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Average Monthly per Capita Expenditure in Urban Areas

by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class

in Banten Province (rupiahs), 2009 .........................................................................

448 12.1.2. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perdesaan

Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan

di Provinsi Banten (rupiah), 2009

Average monthly per Capita Expenditure in Rural Areas

by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 ........................................................................ 450

12.1.3. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan

Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009

Average monthly per Capita Expenditure in Urban and Rural Areas by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class

in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................... 452

12.1.4. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah),

2008 dan 2009

Average monthly per Capita Expenditure by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 ......................................................................... 454

12.1.5. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009

Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure

by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 .................... 455

12.2. KONSUMSI MAKANAN / FOOD CONSUMTION

12.2.1. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal) Menurut Kelompok Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009

Daily Average per Capita Calory Consumtion

by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................................... 456

12.2.2. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita (kkal) Sehari

Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009

Daily Average per Capita Calory Consumtion (kkal) by Commodity Group

in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 ........................................................ 458 12.2.3. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram) Menurut Kelompok

Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009 Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group and

Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 .. 459

12.2.4. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram)

Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009

Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 .................... 461

Page 51: Banten Dalam Angka 2010

DAFTAR TABEL

Banten dalam Angka 2010 xlix

12.3 KETERSEDIAAN MAKANAN / FOOD AVAILABILITY

12.3.1. Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009

Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2009 ................................................ 462

12.3.2. Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Gabah dan Beras di Provinsi Banten, 2009

Report of Actual Procurement and Contract of Rice and Unhusked Rice .............. 463

13 . PENDAPATAN REGIONAL / REGIONAL INCOME

13.1 PDRB PROVINSI BANTEN / GRDP OF BANTEN PROVINCE

13.1.1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices

by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009 ................................................. 476 13.1.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province

At 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 477

13.1.3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009

Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province

At Current Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009 .................... 478

13.1.4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009 Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province

at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009 ......... 479

13.1.5. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Type Expenditure (million rupiahs), 2007-2009 ................................................ 480

13.1.6. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Type Expenditure

(million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 481

13.1.7. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009

Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Type of Expenditure (percent), 2007-2009 ................................. 482

13.1.8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009

Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000

Constant Market Prices by Type Expenditure (percent), 2007-2009 ..................... 483

Page 52: Banten Dalam Angka 2010

LIST OF TABLES

l Banten in Figures 2010

13.1.9. Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan PDRB per Kapita

Provinsi Banten, 2007 - 2009

Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP of Banten Province, 2007 – 2009 ............................................................................ 484

13.2 PDRB PROVINSI BANTEN MENURUT KABUPATEN/KOTA

GRDP OF BANTEN PROVINCE BY REGENCY/MUNICIPALITY

13.2.1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province

at Current Market Prices by Regency/Municipality (million rupiahs), 2007-2009 . 486

13.2.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota

(juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province

at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality

(million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 487 13.2.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province

At Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 ............ 488

13.2.4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009

Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province At 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 .. 489

13.2.5. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2007-2009

Per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province

at Current Market Prices by Regency/Municipality (rupiahs), 2007-2009 ............. 490 13.2.6. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province

At at Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 ........ 491

Page 53: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 li

PENJELASAN UMUM

EXPLANATORY NOTES

Tanda-tanda yang digunakan dalam publikasi ini adalah sebagai berikut:

Symbols which are used in this publication, are as follows:

Data tidak tersedia

Data not yet available

…………………… : …

Tidak ada atau nol

Null or zero

…………………… : -

Data dapat diabaikan

Data negligible

…………………… : 0

Tanda desimal

Decimal point

…………………… : ,

Page 54: Banten Dalam Angka 2010
Page 55: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 liii

SEJARAH SINGKAT BANTEN

Banten sebagai nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan

sejak abad ke 14. Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai

disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang

Eropa yang kemudian menjajah bangsa ini. Pada tahun 1330 orang sudah

mengenal sebuah negara yang saat itu disebut Panten, yang kemudian wilayah

ini dikuasai oleh Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam

Wuruk. Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak

merupakan dua kekuatan terbesar di Nusantara. Tahun 1524 – 1525 para

pedagang Islam berdatangan ke Banten dan saat itulah dimulai penyebaran

agama Isalm di Banten. Sekitar dua abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di

Surasowan pada 8 Oktober 1526. Pada tahun 1552 – 1570 Maulana Hasanudin

Panembahan Surosowan menjadi Sultan Banten pertama. Sejak itu dimulailah

pemerintahan kesultanan di Banten yang diakhiri oleh Sultan Muhammad

Rafi’uddin (1813 – 1820) merupakan sultan ke dua puluh setelah sultan dan

rakyat masa sebelumnya berperang melawan penjajah. Namun demikian

perjuangan rakyat Banten terus berlanjut hingga detik terakhir kaki penjajah

berada di bumi Banten.

Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten

untuk membentuk sebuah provinsi. Niatan tersebut pertama kali mencuat di

tahun 1953 yang kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Provinsi Banten di

Pendopo Kabupaten Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Provinsi Banten

dengan DPR-GR sepakat untuk memperjuangkan terbentuknya Provinsi Banten.

Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten

mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten. Namun ternyata

perjuangan untuk membentuk Provinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat

Page 56: Banten Dalam Angka 2010

A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE

liv Banten in Figures 2010

tidaklah mudah dan cepat. Selama masa Orde Baru kenginan tersebut belum

bisa direalisir.

Pada Orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten semakin gigih

karena mulai terasa semilirnya angin demokrasi dan isu tentang otonomi daerah.

Pada 18 Juli 1999 diadakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang yang

kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun Pedoman

Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukan Provinsi

Banten (PPB). Sejak itu mulai terbentuk Sub-sub Komite PPB di berbagai

wilayah di Banten untuk memperkokoh dukungan terbentuknya Provinsi

Banten. Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya pada 4

Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR-RI mengesahkan RUU Provinsi Banten

menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Banten. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000 Presiden Abdurrahman

Wahid mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang PPB. Sebulan setelah itu

pada 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan

Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah

provinsi sementara waktu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Pada

tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. H. Djoko Munandar, MEng dan Hj.

Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama.

Sumber : Buku ”Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis

Terbentuknya Propinsi Banten 1953 – 2000”,

oleh Drs. E. Iwa Tuskana Supandri

Page 57: Banten Dalam Angka 2010

SEJARAH SINGKAT BANTEN

Banten dalam Angka 2010 lv

Brief History of Banten Province

Banten is the name of the area has been know since 14 century. In the

beginning Banten is a port which the ships and trader are coming from any

country, and finally Euro people control this area. In 1330 people have known a

country which as Panten, and then this area controlled by Kingdom of

Majapahit with Gajah Mada and Hayam Wuruk as a leader. At that time,

Kingdom of Majapahit and Kingdom of Demak are two of Kingdom has power

in Nusantara (Indonesia). In 1524 – 1525 Moslem traders came to Bnaten and

that time; begin of Islam religious growth in Banten. In about two century later,

regency (Kadipaten) of Banten has been build at Surasowan in October 8, 1526.

In 1552 -1570 Maulana Hasanudin Princes (Panembahan) of Surasowan

become the first leader (Sultan) of Baneten. At that time the government of

Sultan has begun which finally Sultan Muhammad Rafi’uddin (1813 – 1820) is

the 20th

Sultan with all the people of Banten attack for the illegal government.

But war of Banten forever until the illegal government goes out from Banten.

Since the freedom of Indonesia, people of Banten want to build a Banten

province. That hoping had existed since 1953 and in 1963 made committee of

Banten Province at Serang regency. In the meeting between Committee of

Banten Province with legislative (DPR-GR) agree to make a frame of Banten

province. In October 25, 1970 the great meeting of Banten has declared the

Presidium of Committee of Banten Province. But not convenient to build the

province which unravel of West Java. In era Orde Baru struggle of Banten

Province can not release yet.

In reformation order (Orde Reformasi), struggle of Banten people is

very obstinate because free democracy and regency autonomy (self-government)

Page 58: Banten Dalam Angka 2010

A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE

lvi Banten in Figures 2010

has issue by central government. In July 18, 1999 there was declaration of

Banten people in Serang, later official of Committee of Banten Province (Badan

Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten) arrange the basic guide and job

planning recommended Committee of Institution of Banten Province (Komite

Pembentukan Provinsi Banten /PBB). Since that, conformed subs of commission

PBB in some regency in Banten to fasted conformation of Banten Province.

After through martial aborious ultimately at October 4, 2000 tight at great

meeting of legislative (Rapat Paripurna DPR-RI) affirm draft of law (RUU) of

Banten Province become act the law No. 23 Year 2000 about Institution of

Banten Province. Posterior at October 17, 2000 President Abdurrahman Wahid

affirms the law No. 23 Year 2000 about PBB. One month after that at November

18, 2000 there was agreement of Banten Province, and functionary governor H.

Hakamudin Djamal to implement officer transitory province before definitive

governor electing. In 2002 Local legislative (DPRD) of Banten elected Dr. Ir. H.

Djoko Munandar, M.Eng as Governor, and Hj. Atut Chosiyah as Vice Governor.

Source : From the book ”Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis

Terbentuknya Propinsi Banten 1953 – 2000”,

by Drs. E. Iwa Tuskana Supandri

.

Page 59: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 lvii

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 1997

TENTANG STATISTIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan

berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam

pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila,

untuk memajukan kesejahteraan rakyat dalam rangka

mencapai cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;

b. bahwa dengan memperhatikan pentingnya peranan

statistik tersebut, diperlukan langkah-langkah untuk

mengatur penyelenggaraan statistik nasional terpadu

dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang

andal, efektif, dan efisien;

c. bahwa Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang

Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang

Statistik pada saat ini tidak sesuai lagi dengan

perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan

kebutuhan pembangunan nasional;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, b, c di atas, dipandang perlu membentuk

Undang-undang tentang Statistik yang baru;

Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar

1945;

Page 60: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lviii Banten in Figures 2010

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG STATISTIK.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan,

penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar

unsur dalam penyelenggaraan statistik.

2. Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri

khusus) suatu populasi.

3. Sistem Statistik Nasional adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur

yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam

penyelenggaraan statistik.

4. Kegiatan statistik adalah tindakan yang meliputi upaya penyediaan dan

penyebarluasan data, upaya pengembangan ilmu statistik, dan upaya yang

mengarah pada berkembangnya Sistem Statistik Nasional.

5. Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk

keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat,

yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan

penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Badan.

6. Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan

tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok

instansi yang bersangkutan.

Page 61: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lix

7. Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan

kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya

dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat

lainnya.

8. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan

semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk

memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu.

9. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan

sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada saat

tertentu.

10. Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan,

penyajian, dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang

ada pada pemerintah dan atau masyarakat.

11. Badan adalah Badan Pusat Statistik.

12. Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik

yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda maupun

objek lainnya.

13. Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk

memperkirakan karakteristik suatu populasi.

14. Sinopsis adalah suatu ikhtisar penyelenggaraan statistik.

15. Penyelenggara kegiatan statistik adalah instansi pemerintah, lembaga,

organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.

16. Petugas statistik adalah orang yang diberi tugas oleh penyelenggara

kegiatan statistik untuk melaksanakan pengumpulan data, baik melalui

wawancara, pengukuran, maupun cara lain terhadap objek kegiatan statistik.

17. Responden adalah instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, dan atau

unsur masyarakat lainnya yang ditentukan sebagai objek kegiatan statistik.

Page 62: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lx Banten in Figures 2010

BAB II

ASAS, ARAH, DAN TUJUAN

Pasal 2

Selain berlandaskan asas-asas pembangunan nasional, undang-undang ini juga

berasaskan :

a. keterpaduan;

b. keakuratan; dan

c. kemutakhiran.

Pasal 3

Kegiatan statistik diarahkan untuk :

a. Mendukung pembangunan nasional;

b. Mengembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien;

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik; dan

d. Mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 4

Kegiatan statistik bertujuan untuk menyediakan data statistik

yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan

Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien

guna mendukung pembangunan nasional.

Page 63: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxi

BAB III

JENIS STATISTIK DAN CARA

PENGUMPULAN DATA

Bagian Pertama

Jenis Statistik

Pasal 5

Berdasarkan tujuan pemafaatannya, jenis statistik terdiri atas :

a. statistik dasar;

b. statistik sektoral; dan

c. statistik khusus.

Pasal 6

(1) Statistik dasar dan statistik sektoral terbuka pemanfaatanya untuk umum,

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengetahui dan

memanfaatkan statistik khusus dengan tetap memperhatikan hak

seseorang atau lembaga yang dilindungi Undang-undang.

Bagian Kedua

Cara Pengumpulan Data

Pasal 7

Statistik diselenggarakan melalui pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara :

a. sensus;

b. survei;

c. kompilasi produk administrasi; dan

d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 64: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxii Banten in Figures 2010

Pasal 8

(1) Sensus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diselenggarakan

sekurang-kurangnya sekali dalam 10 (sepuluh) tahun oleh Badan, yang

meliputi:

a. sensus penduduk;

b. sensus pertanian; dan

c. sensus ekonomi.

(2) Penetapan tahun penyelenggaraan dan perubahan jenis sensus

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Pemerintah.

Pasal 9

(1) Survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b diselenggarakan

secara berkala dan sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang rinci.

(2) Survei antarsensus dilakukan pada pertengahan 2 (dua) sensus sejenis

untuk menjembatani 2 (dua) sensus tersebut.

Pasal 10

(1) Kompilasi produk administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf c dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai dokumen produk

administrasi.

(2) Hasil kompilasi produk administrasi milik instansi pemerintah terbuka

pemanfaatannya untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(3) Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengetahui dan

memanfaatkan hasil kompilasi produk administrasi milik lembaga,

organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya dengan tetap

memperhatikan hak seseorang atau lembaga yang dilindungi undang-

undang.

Page 65: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxiii

BAB IV

PENYELENGGARAAN STATISTIK

Bagian Pertama

Statistik Dasar

Pasal 11

(1) Statistik dasar diselenggarakan oleh Badan.

(2) Dalam menyelenggarakan statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), Badan memperoleh data dengan cara:

a. sensus;

b. survei;

c. kompilasi produk administrasi; dan

d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Bagian Kedua

Statistik Sektoral

Pasal 12

(1) Statistik sektoral diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai lingkup

tugas dan fungsinya, secara mandiri atau bersama dengan Badan.

(2) Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, instansi pemerintah

memperoleh data dengan cara:

a. survei;

b. kompilasi produk administrasi; dan

c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

(3) Statistik sektoral harus diselenggarakan bersama dengan Badan apabila

statistik tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara sensus dan dengan

jangkauan populasi berskala nasional.

Page 66: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxiv Banten in Figures 2010

(4) Hasil statistik sektoral yang diselenggarakan sendiri oleh instansi

pemerintah wajib diserahkan kepada Badan.

Bagian Ketiga

Statistik Khusus

Pasal 13

(1) Statistik khusus diselenggarakan oleh masyarakat baik lembaga,

organisasi, perorangan maupun unsur masyarakat lainnya secara mandiri

atau bersama dengan Badan.

(2) Dalam menyelenggarakan statistik khusus sebagaimana dimaksusd dalam

ayat (1), masyarakat memperoleh data dengan cara:

a. survei;

b. kompilasi produk administrasi; dan

c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Pasal 14

(1) Dalam rangka pengembangan Sistem Statistik Nasional, masyarakat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) wajib memberitahukan

sinopsis kegiatan statistik yang telah selesai diselenggarakannya kepada

Badan.

(2) Sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat:

a. judul;

b. wilayah kegiatan statistik;

c. objek populasi;

d. jumlah responden;

e. waktu pelaksanaan;

f. metode statistik;

g. nama dan alamat penyelenggara; dan

h. abstrak.

Page 67: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxv

i. Penyampaian pemberitahuan sinopsis dapat dilakukan melalui pos,

jaringan komunikasi data, atau cara penyampaian lainnya yang

dianggap mudah bagi penyelenggara kegiatan statistik.

j. Kewajiban memberitahukan sinopsis sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), tidak berlaku bagi statistik yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan intern.

BAB V

PENGUMUMAN DAN PENYEBARLUASAN

Pasal 15

(1) Badan berwenang mengumumkan hasil statistik yang

diselenggarakannya.

(2) Pengumuman hasil statistik dimuat dalam Berita Resmi Statistik.

Pasal 16

Badan menyebarluaskan hasil statistik yang diselenggarakannya.

BAB VI

KOORDINASI DAN KERJA SAMA

Pasal 17

(1) Koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh

Badan dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan

daerah.

(2) Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik

Nasional, Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan

masyarakat untuk membangun pembakuan konsep, definisi, klasifikasi,

dan ukuran-ukuran.

(3) Koordinasi dan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilaksanakan atas dasar kemitraan dan dengan tetap mengantisipasi serta

menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 68: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxvi Banten in Figures 2010

(4) Ketentuan mengenai tata cara dan lingkup koordinasi dan kerja sama

penyelenggaraan statistik antara Badan, instansi pemerintah, dan

masyarakat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

Pasal 18

(1) Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat juga dilakukan oleh Badan,

instansi pemerintah, dan atau masyarakat dengan lembaga internasional,

negara asing, atau lembaga swasta asing sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(2) Kerja sama penyelenggaraan statistik sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) didasarkan pada prinsip bahwa penyelenggara utama adalah Badan,

instansi pemerintah, atau masyarakat Indonesia.

BAB VII

HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Pertama

Penyelenggara Kegiatan Statistik

Pasal 19

Penyelenggara kegiatan statistik berhak memperoleh keterangan dari responden

mengenai karakterisrik setiap unit populasi yang menjadi objek.

Pasal 20

Penyelenggara kegiatan statistik wajib memberikan kesempatan yang sama

kepada masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh manfaat dari

statistik yang tersedia, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 21

Penyelenggara kegiatan statistik wajib menjamin kerahasiaan keterangan

yang diperoleh dari responden.

Page 69: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxvii

Bagian Kedua

Petugas Statistik

Pasal 22

Setiap petugas statistik Badan berhak memasuki wilayah kerja yang telah

ditentukan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.

Pasal 23

Setiap petugas statistik wajib menyampaikan hasil pelaksanaan statistik

sebagaimana adanya.

Pasal 24

Ketentuan mengenai jaminan kerahasiaan keterangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 berlaku juga bagi petugas statistik.

Pasal 25

Setiap petugas statistik harus memperlihatkan surat tugas dan atau tanda

pengenal, serta wajib memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat setempat,

tata krama, dan ketertiban umum.

Bagian Ketiga

Responden

Pasal 26

(1) Setiap orang berhak menolak untuk dijadikan responden, kecuali dalam

penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan.

(2) Setiap responden berhak menolak petugas statistik yang tidak dapat

memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.

Pasal 27

Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam

penyelengaraan statistik dasar oleh Badan.

Page 70: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxviii

Banten in Figures 2010

BAB VIII

KELEMBAGAAN

Pasal 28

(1) Pemerintah membentuk Badan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Presiden.

(2) Badan mempunyai perwakilan wilayah di Daerah yang merupakan

instansi vertikal.

(3) Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja

Badan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih

lanjut dengan Keputusan Presiden.

Pasal 29

(1) Pemerintah membentuk Forum Masyarakat Statistik yang bertugas

memberikan saran dan pertimbangan di bidang statistik kepada Badan.

(2) Forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat nonstruktural dan

independen, yang anggotanya terdiri atas unsur pemerintah, pakar,

praktisi, dan tokoh masyarakat.

Pasal 30

(1) Instansi pemerintah dapat membentuk satuan organisasi di lingkungannya

untuk melaksanakan statistik sektoral.

(2) Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja

satuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh

instansi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

(3) Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, satuan organisasi

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mengadakan koordinasi

dengan Badan untuk menerapkan penggunaan konsep, definisi,

klasifikasi, dan ukuran-ukuran yang telah dibakukan dalam rangka

pengembangan Sistem Statistik Nasional.

Page 71: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxix

BAB IX

PEMBINAAN

Pasal 31

Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan unsur masyarakat

melakukan pembinaan terhadap penyelenggara kegiatan statistik dan

masyarakat, agar lebih meningkatkan kontribusi dan apresiasi masyarakat

terhadap statistik, mengembangkan Sistem Statistik Nasional,

dan mendukung pembangunan Nasional.

Pasal 32

Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31,

Badan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan

statistik;

b. mengembangkan statistik sebagai ilmu;

c. meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat

mendukung penyelenggaraan statistik;

d. mewujudkan kondisi yang mendukung terbentuknya pembakuan dan

pengembangan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran dalam

kerangka semangat kerja sama dengan para penyelenggara kegiatan statistik

lainnya;

e. mengembangkan sistem informasi statistik;

f. meningkatkan penyebarluasan informasi statistik;

g. meningkatkan kemampuan penggunaan dan pemanfaatan hasil statistik

untuk mendukung pembangunan nasional; dan

h. meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik.

Pasal 33

Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Page 72: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxx Banten in Figures 2010

BAB X

KETENTUAN PIDANA

Pasal 34

Setiap orang yang tanpa hak menyelenggarakan sensus sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2

(dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah).

Pasal 35

Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Pasal 36

(1) Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja dan tanpa alasan

yang sah tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal

20, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau

denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

(2) Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja melanggar

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak

Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 37

Petugas statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 24, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)

tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas

juta rupiah).

Pasal 38

Responden yang dengan sengaja melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dipidana dengan

pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan

denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Page 73: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxxi

Pasal 39

Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah mencegah,

menghalang-halangi, atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan statistik

yang dilakukan oleh penyelenggara kegiatan statistik dasar dan atau statistik

sektoral, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan

denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 40

(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 36 ayat (2),

Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 adalah kejahatan.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 ayat

(1) adalah pelanggaran.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 41

Semua peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang

Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik dinyatakan

tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru

berdasarkan Undang-undang ini.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 42

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 6

tahun 1960 tentang Sensus dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960

tentang Statistik dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 43

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Undang-undang ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Page 74: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxxii Banten in Figures 2010

Disahkan di Jakarta

Pada tanggal 19 Mei 1997

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

(Ttd)

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal 19 Mei 1997

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

(Ttd)

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1997 NOMOR 39

Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan salinan aslinya

SEKRETARIAT KABINET BIRO PUSAT STATISTIK

REPUBLIK INDONESIA

Kepala Biro Hukum Kepala Biro Kepegawaian

dan Perundang-undangan dan Organisasi

(Ttd) (Ttd)

Lambock V. Nahattands Pietojo, MSA

Page 75: Banten Dalam Angka 2010

Banten dalam Angka 2010 lxxiii

LAW OF REPUBLIC OF INDONESIA

NUMBER 16 OF 1997

ON STATISTICS

WITH THE MERCY AND COMPASSION OF THE ONE ONLY GOD

THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Considering : a. That a statistics are important of planning, implementation, monitoring and evaluation of various activities is every

aspect of the community, nation, state in the context of national

development , as the implementation of Panacea, which aims to promote public Welfare in an effort to achieve the national goals as

stated in the preambule to the constitution of 1945;

b. That in the above mentioned importance of statistics mean, that steps

must be taken to regulate integrated national statistics in the effort to

create a reliable, effective, and efficient National statistics System;

c. That in the law number 6 of 1960 on Censuses and Law Number 7 of

1960 on Statistics are no longer appropriate in light of subsequent developments, community demands, and the requirement of national

development;

d. That in light of letter a, b, and c above, a new Law on Statistics is

demand necessary;

In View of : Article 5 Section (1) and Article 20 section (1) of the Constitution of 1945.

Page 76: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxxiv Banten in Figures 2010

With The Approval Of :

THE PEOPLE REPRESENTATIVE COUNCIL

OF THE INDONESIA DECREES :

To Stipulate : THE LAW ON STATISTICS

CHAPTER I

GENERAL PROVISIONS

Article 1

In this law :

1. Statistics are the obtained by collection, preparation, presentation and analysis, and is system which regulates the connection between elements of statistics collection.

2. Data are information in the form of numbers which concern the special characteristics of population.

3. The National Statistics System is an institution consisting of parts which are interlinked in an order manner to form a totality in statistical collections.

4. Statistic activities are measures directed towards providing and disseminating data, advancing the science of statistics, and eventually developing a national statistics system.

5. Basic statistics are statistics utilized for a broad range of (Both government and community) Purpose, which have cross-sectoral characteristics, are on a nation and macro scale, and will

be the responsibility of the agency.

6. Sectoral statistics are statistics utilized to satisfy the need of particular institution in on effort

to perform the duties of the administration and to further development, the primary duty of the

institution in question.

7. Special statistics are statistics utilized to fulfill The specific need of business, education,

socioculture, and community interest, undertaken by non government institution,

organizations, individuals, and/or other parts of the community.

8. A census is a data collected by enumerating a census of all population units in the entire territory of the republic of the Indonesia to determine the characteristic of population at a

given time.

9. A survey is data collection method whereby a simple census is taken in other estimate the

characteristics of a population at a given time.

10. The compilation of administrative products is collecting, preparing, presenting and analyzing

data from administrative records available from the government and/or community.

Page 77: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxxv

11. The agency is the BPS – Statistics Indonesia.

12. Population is the unit or object of statistical activities, and includes government institutions,

non government institutions, organization, individuals, items, and so on.

13. A sample is a unit of the population used to estimate the characteristics of population.

14. A synopsis is an outline of a statistical collection.

15. A conductor of statistical activities may be a government institutions, a non government institution, an organization, an individual, or another part of the community.

16. An enumerator is an individual assigned by the conductor of statistical activities to collect data

by interviewing, measuring (or using some other method on) the object of statistical activity.

17. A respondents a government institution, a non government institution, an organization, an

individual, or another part of the community which has been selected as the object of statistical

activity.

CHAPTER II

PRINCIPLES, DIRECTION, AND AIMS

Article 2

In addition to the basic principles of national development, this law based on :

a. Integrity;

b. Accuracy; and

c. Currency.

Article 3

Statistical activities should :

a. support national development;

b. develop a reliable, effective, and efficient national statistics system;

c. increase public awareness of the significance and function of statistics; and

d. support development of science and technology.

Article 4

Statistical activities aim to provide complete, accurate, and current statistical data in order to create

a reliable, effective, and efficient national statistic system to support national development.

Page 78: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxxvi Banten in Figures 2010

CHAPTER III

TYPE OF STATISTICS AND METHOD OF DATA COLLECTION

Part One

Types of Statistics

Article 5

Based on the purpose for which they are used, statistics are classified the following types:

a. basic statistics;

b. sectoral statistics; and

c. special statistics.

Article 6

(1) Basic statistics and sectoral statistics are available for public utilization unless it is specified

otherwise in prevailing legislation.

(2) Every individual has equal opportunity to access and make use of special statistics but must

maintain regard for the legally protected right of a person or an institution.

Part Two

Data Collection Methods

Article 7

Statistics are collected by :

a. census;

b. survey;

c. the compilation of administrative products; and

d. other methods in keeping with developments in science and technology.

Article 8

(1) Censuses as referred to in article 7 letter a, will be conducted at least once every ten years by

the agency, and will consist of :

a. a population census;

b. an agricultural census; and

c. an economic census.

Page 79: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxxvii

(2) Changes to the Census and when it is to be conducted as referred to in section (1) will be further regulated in a government regulation.

Article 9

(1) Surveys is referred to in article 7 letter b, will be conducted periodically or at any time in

order to obtain detailed data.

(2) Intercencal surveys will be carried out between censuses in order to bridge them.

Article 10

(1) Compilation of administrative product referred to in article 7 letter c, will be collected by utilizing various documents from administrative records.

(2) Compilation of administrative products will be owned by government institution but will be available for public utilization unless prevailing legislation specifies otherwise.

(3) Every individual will have an equal Opportunity to access the compilation of administrative product owned by a non government institution, an organization, an individual, or another

part of the community but must maintain regard for the legally protected right of an individual

or an institution.

CHAPTER IV

STATISTICS COLLLECTION

Part One

Article 11

(1) The Agency is responsible for basic statistics collection.

(2) When collecting basic statistics referred to in section (1), the agency will obtained date by :

a. census;

b. survey;

c. compilation of administrative product; and

d. other methods in keeping with developments in science and technology.

Page 80: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxxviii Banten in Figures 2010

Part two

Sectoral Statistics

Article 12

(1) A government institution will collect sectoral statistics in accordance with the scope of its duties and function, either independently or in cooperation with the agency.

(2) When collecting sectoral statistics, the government institution will obtained data by:

a. survey;

b. compilation of administrative products; and

c. other methods in keeping with developments in science and technology.

(3) Sectoral statistics must be collected in cooperation with the agency when the statistics can only

be obtained by census and need to be collected on a national scale.

(4) The results of sectoral statistics activity when carried out by a government institution on its

own must be submitted to the agency.

Part Three

Specials Statistics

Article 13

(1) Specials statistics will be collected by the community whether by a non government institution,

an organization, an individual, or another part of the community either independently or in a cooperation with the agency.

(2) The community may collect special statistics as referred to in section (1) by:

a. Survey;

b. The compilation of administration products; and

c. other methods in keeping with developments in science and technology

Article 14

(1) In order to develop a National Statistics System, the community as referred, to in article 13

section (1) must provide the Agency with a synopsis of the statistical activity that it as undertaken when completed.

Page 81: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxxix

(2) The synopsis referred to in section (1) should contain:

a. a title;

b. the are where statistical activities where conducted;

c. the population;

d. the number of respondents;

e. the time taken;

f. the statistical method;

g. the name address of the conductor of statistics activities; and

h. an abstract.

(3) The synopsis can be delivered by post, a data communication network, or other mean deemed

convenient for the conductor of the statistical activity.

(4) The obligation to provide a synopsis as referred to in section (1) does not apply to statistics

which are used to fulfill internal requirement.

CHAPTER V

PUBLICATION AND DISEMINATION

Article 15

(1) The agency may publish the statistics it has collected.

(2) The statistics are to be published in the official Statistics News

Article 16

The agency is to disseminates the statistics it has collected.

CHAPTER VI

COORDINATION AND COOPERATION

Article 17

(1) The coordination and cooperation the collection of statistics will be the responsibility of the

Agency in consultation with government institutions and the community, at both central and

regional levels.

(2) In the frame work of achieving and developing a National Statistics System, the Agency will

cooperate with government institutions and the community to standardize concepts, definition classifications, and measurements.

Page 82: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxxx Banten in Figures 2010

(3) The coordination and cooperation referred to in section (1) are to be conduct on the basis of

partnership, and developments in science and technology will be anticipated and applied.

(4) The method and scope of the coordination and cooperation in the collection of statistics

between the Agency, government institution, and the community will be further regulated by a

presidential Decree.

Article 18

(1) There may also be cooperation in collecting statistics between the Agency, government

institutions, and/or the community and international institution, foreign countries institutions

in accordance with prevailing legislation.

(2) The cooperation in he collection of statistics referred to in section (1) is based on the principle that the principal conductor of the statistical activities will be the Agency, the government

institution, or the Indonesian community.

CHAPTER VII

RIGHT AND OBLIGATIONS

Part One

Conductor of Statistic Activities

Article 19

The conductor of statistical activities may obtain information from respondents on the

characteristics of every population which is the object of the research.

Article 20

In accordance with prevailing legislation, the conductor of statistical activities must provide equal

opportunity to access available statistics.

Article 21

The conductor of statistical activities must ensure the confidentiality of the information obtained from respondents.

Page 83: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxxxi

Part Two

Enumerator

Article 22

Every enumerator from the Agency may enter an appointed working area in order to obtain necessary information.

Article 23

Every enumerator must deliver the results of the statistical activity without altering team.

Article 24

Stipulation ensuring the confidentiality of the information collected referred to in article 21 also

apply to enumerators.

Article 25

Every enumerator must display his or her letter of assignment and/or identification, and must observe religious beliefs, local customs, etiquette and public order.

Part Three

Respondents

Article 26

(1) Every individual has the right of to refuse to be respondent, except when the Agency is

collecting basic statistics.

(2) Every respondent may turn away any enumerator who fails to satisfy the requirements of

article 25.

Article 27

Every respondent must provide the required information when the Agency is

collecting basic statistics.

CHAPTER VIII

INSTITUTIONAL ISSUES

Article 28

(1) The government will establish a Agency which will be under and directly responsible to

the president.

(2) The Agency has regional representatives vertically.

Page 84: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxxxii Banten in Figures 2010

(3) Stipulations regarding the Agency’s duties, function, organizational structure, and working

procedures, as referred to in section (1), will be further regulated by a presidential Decree.

Article 29

(1) The government will establish a statistics community forum which will provide advice on

statistics to the Agency.

(2) The forum referred to in section (1) will not have a formal structure but will be independent, its

member will consist of government representatives, experts, practitioners, and public figure.

Article 30

(1) A government institution may establish an organizational unit within its field of operation to

collect sectoral statistics.

(2) The duties, functions, organizational structural, and working procedures of the organizational

unit referred to in section (1) will be regulated by the relevant institution base on prevailing

legislation.

(3) When collecting sectoral statistics, the organizational unit referred to in section (1) must

coordinate with the Agency to apply standardized concepts, definitions, classifications, and

measurements to further develop the National Statistics System, and to support nations development.

CHAPTER IX

GUIDANCE

Article 31

The Agency will cooperate with government institution and the community to guide the statistics

collecting body and the community, in order to further increase the community’s contributions to, and appreciation of statistic, to develop a National Statistic System, and to support national

development.

Article 32

The Agency should provide guidance as referred to in article 31, by:

a. increasing the capabilities of the human resources used in statistics collections;

b. developing statistics as a science;

c. increasing mastery of science and technology which can support statistics collections;

Page 85: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxxxiii

d. creating conditions that support the necessary standardization and development of

concepts, definitions, classifications, and measurements in cooperation with other

statistics collectors;

e. developing an information statistic system;

f. improving the dissemination of statistical information;

g. increasing the ability to use and utilize statistics to support national development; and

h. promoting public awareness of the significance and function of statistics.

Article 33

The guidance directive referred to in article 31 will be further regulated in a government regulation.

CHAPTER X

CRIMINAL PENALTIES/PROVISIONS

Article 34

Any individual who unlawfully conducts a census in breach of article 11 section (2) letter a, will be

subject to imprisonment for a period not exceeding two years and a fine not exceeding Rp.

50.000.000

Article 35

Any individual who deliberately violates article 14 section (1), will be subject to imprisonment for a

period not exceeding one year or a fine of up to Rp 25.000.000.

Article 36

(1) any conductor of statistical activities who deliberate, and without legal justification, fail to fulfill his or her obligation as set out in article 20, will be subject to imprisonment for one year

or a fine not exceeding Rp 25.000.000.

(2) any conductor of statistical activities who deliberate violate article 21 will be subject to

imprisonment for a period not exceeding five years and a fine not exceeding Rp. 100.000.000.

Article 37

Enumerators who deliberately violate article 24 will be subject to imprisonment for a period not exceeding one years and six month and a fine not exceeding 25.000.000.

Page 86: Banten Dalam Angka 2010

Law No.16 of 1997 on Statistics

lxxxiv Banten in Figures 2010

Article 38

Respondent who deliberately violate article 27 will be subject to imprisonment

for a period not exceeding one year and six month and a fine not exceeding Rp. 25.000.000.

Article 39

Any individual who deliberately and without legal justification prevents, interrupts, or causes the

conductor of statistical activities to fail to collect basic or sectoral statistics will be subject to

imprisonment for a period not exceeding Rp. 100.000.000.

Article 40

(1) The criminal acts referred to in article 34, article 36 section (2), article 37, article 38, and

article 39, are crimes.

(2) The criminal acts referred to in article 35 and article 36 section (1) are violation.

CHAPTER XI

TRANSITIONAL PROVISION

Article 41

All regulations which implement Law Number 6 of 1960 on censuses and Law Number 7 on

Statistics remain effective period they do not conflict with, or have not been repealed by, this Law or any subsequent legislation.

CHAPTER XII

CLOSING PROVISIONS

Article 42

When this Law takes effect, Law Number 6 of 1960 on census as Law Number 7 of 1960 on statistics

will be invalid.

Article 43

This Law will taken effect on hen date in is enacted. In order for every individual to know of this law, this legislation must be published in this state gazette of the Republic of Indonesia.

Page 87: Banten Dalam Angka 2010

UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik

Banten dalam Angka 2010 lxxxv

Ratified in Jakarta

on May 19, 1997

The President of Republic of Indonesia

Signed

SOEHARTO

Promulgated in Jakarta

On May 19, 1997

THE MINISTER / STATE SECRETARY

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Signed

MOERDIONO

STATE GAZATTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA OF 1997

NUMBER 39

Copy of original text Copy of original text

SECRETARY OF THE CABINET BPS - STATISTIC OF INDONESIA

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Head of the Bureau of Head of the Bureau of

Law and Regulations, Personnel and Organization,

signed signed

Lambock V. Nahattands Pietojo, MSA

Page 88: Banten Dalam Angka 2010
Page 89: Banten Dalam Angka 2010

INDIKATOR KUNCI

Banten dalam Angka 2010 1

Indikator Kunci, 2008 - 2009 Key Indicators, 2008 - 2009

Uraian Description

Satuan Unit 2008 2009

(1) (2) (3) (4) SOSIAL / SOCIAL

Penduduk / Population ribu / thousand 9 602,44 9 782,78

Laju Pertumbuhan Penduduk / Population Growt Rate

persen / percent

1,90 1,88

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Labor Force Participaton Rate (LFPR)

persen / percent

64,80 63,74

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Open Unemployment Rate (OUR)

persen / percent

15,18 14,97

EKONOMI / ECONOMIC Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku / Gross Domestic Regional Bruto (GRDP)At Current Price

Juta rupiah / miilion rupiahs

122 490 654,25 133 048 007,12

Laju Pertumbuhan Ekonomi / Economic Growth Rate

persen / percent

5,77 4,69

PDRB Per Kapita Harga Berlaku Per Capita GRDP at Current Price

rupiah / rupiahs

12 756 194 13 600 226

Realisasi Belanja Daerah / Actual Local Government Expenditures

Juta rupiah / miilion rupiahs

2 253 982,71 2 420 828,80

Realisasi Pendapatan Daerah Actual Local Government Receipt

Juta rupiah / miilion rupiahs

2 351 380,50 2 436 066,74

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)/ Actual Local Government Original Receipt

Juta rupiah / miilion rupiahs

1 661 168,63 1 687 721,37

Ekspor / Export

Juta US$ / miilion US$

6 971,91 5 806,33

Impor/ Import

Juta US$ / miilion US$

7 178,23 5 523,09

Investasi (PMA+PMDN) *) Investment (FDI+DDI) *)

Juta rupiah / miilion rupiahs

6 436 273,96 4 910 951,81

Posisi Dana Perbankan Outstanding Bank Funds

Juta rupiah / miilion rupiahs

36 231 967 43 194 467

Posisi Pinjaman Perbankan Outstanding Bank Loans

Juta rupiah / miilion rupiahs

57 996 147 58 017 506

Inflasi / Inflation persen / percent 11,47 2,86

Nilai Tukar Petani (NTP) Farmers’ Term of Trade

satuan/ unit

97,31 97,75

Catatan / Note : *) 1 US$ = 9.000 IDR

Page 90: Banten Dalam Angka 2010
Page 91: Banten Dalam Angka 2010

1

KONDISI GEOGRAFIS

Geographical Condition

Page 92: Banten Dalam Angka 2010
Page 93: Banten Dalam Angka 2010

BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Banten dalam Angka 2010 5

Kondisi Geografis

Provinsi Banten adalah salah satu

daerah pemekaran yang dulu termasuk

dalam wilayah Karesidenan Banten -

Provinsi Jawa Barat dan terbentuk

melalui Undang-undang No. 23 Tahun

2000. Pada awalnya, Provinsi Banten

terdiri dari empat kabupaten yaitu

Kabupaten Pandeglang, Lebak,

Tangerang, Serang dan dua kota yaitu

Kota Tangerang dan Kota Cilegon.

Dalam perkembangannya terjadi

pemekaran wilayah, Kabupaten Serang

menjadi Kabupaten Serang dan

Kota Serang. Selanjutnya, Kabupaten

Tangerang dimekarkan menjadi

Kabupaten Tangerang dan Kota

Tangerang Selatan. Sehingga, Provinsi

Banten saat ini terdiri dari empat

kabupaten dan empat kota.

Secara geografis, Provinsi Banten

terletak di ujung barat Pulau Jawa dan

berjarak sekitar 90 km dari DKI

Jakarta serta memiliki luas sebesar

9.662,92 km2

atau sekitar 0,51 persen

dari luas wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Wilayahnya,

berbatasan langsung dengan Provinsi

DKI Jakarta dan Jawa Barat di sebelah

timur, Laut Jawa di sebelah utara,

Samudra Hindia di sebelah selatan, dan

Selat Sunda di sebelah barat. Dengan

demikian, Provinsi Banten mempunyai

posisi yang strategis yaitu sebagai jalur

penghubung darat antara Pulau Jawa

dan Pulau Sumatera. Sebagian

wilayahnya pun yaitu Kabupaten

Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota

Tangerang Selatan menjadi hinterland

bagi Provinsi DKI Jakarta.

Geographical Condition

Banten Province is one of

expansion area that used to be

included in the residence area of

Banten – Jawa Barat and established

by Law No. 23/2000. In the begining,

Banten Province consists of four

regencies namely Pandeglang,

Lebak, Tangerang, Serang and two

municipalities namely Tangerang

and Cilegon. Until now, Serang

Municipality was split from Serang

Regency. Furthermore, Tangerang

Regency was expanded into Tangerang

Regency and Tangerang Selatan

Municipality. Thus, Banten Province

currently consists of four regencies

and four municipalities.

Geographically, Banten Province is

located at the western tip of Java

island and is about 90 km from DKI

Jakarta and has a total area is

9,662.92 km2, or about 0.51 percent of

the total area of State Unitary of

Republic of Indonesia.. Its Area

directly adjacent to the Province of

DKI Jakarta and Jawa Barat in the

east, the Java Sea to the north, the

Indian Ocean in the south, and west of

the Sunda Strait. Thus, Banten

Province has a strategic position as a

connecting land between Java and

Sumatra Island. Part of Banten

territory was the regency of

Tangerang, Tangerang Municipality

and Tangerang Selatan Municipality

has become the hinterland of DKI

Jakarta Province.

Page 94: Banten Dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

6 Banten in Figures 2010

Secara astronomis, wilayah Pro-

vinsi Banten terletak pada 507’50” -

701’1” Lintang Selatan dan 105

01’11” -

10607’12” Bujur Timur.

Ekosistem wilayah Provinsi Banten

pada dasarnya terdiri dari :

a. Lingkungan Pantai Utara yang

merupakan ekosistem sawah irigasi

teknis dan setengah teknis, kawasan

pemukiman dan industri.

b. Kawasan Banten Bagian Tengah

berupa irigasi terbatas dan kebun

campur, sebagian berupa pemukiman

pedesaan, mempunyai ketersediaan

air yang cukup dan dengan

kuantitas yang stabil.

c. Kawasan Banten sekitar Gunung

Halimun-Kendeng hingga Maling-

ping, Leuwidamar, Bayah berupa

pegunungan yang relatif sulit untuk

di akses, namun menyimpan potensi

sumber daya alam.

d. Banten Bagian Barat (Saketi,

Daerah Aliran Sungai atau DAS

Cidano dan lereng kompleks

Gunung Karang – Aseupan dan

Pulosari sampai Pantai DAS

Ciliman – Pandeglang dan Serang

bagian Barat) yang kaya akan

potensi air, merupakan kawasan

pertanian yang masih perlu

ditingkatkan (intensifikasi)

e. Ujung kulon sebagai Taman

Nasional Konservasi Badak Jawa

(Rhinoceros Sondaicus).

Astronomically, Banten Province is

located at 507’50” - 7

01’1” south

latitude and 10501’11” - 106

07’12”

east longitude.

The Ecosystem of Banten Province

basically consists of :

a. North Coast environment that is

technically irrigated rice

ecosystems and semi-technical,

industrial and residential areas.

b. Regions Banten Central Section in

the form of irrigation is limited and

mixed garden, some form of rural

settlements, have adequate water

availability and the quantity is

stable.

c. Banten area around Mount Mist-

Kendeng until Malingping,

Leuwidamar, Bayah form the

mountains are relatively difficult to

access, but to save natural

resources.

d. Western Bantam (Saketi, water-

shed or river basin and slope

complex Cidano Mount Reef -

Aseupan and Coastal Watershed

pulosari until Ciliman -

Pandeglang and Serang West

section), which is rich in water

potential, an agricultural area that

still needs to be improved

(intensification).

e. Ujungkulon as a National Park

Conservation of Javan Rhino

(Rhinoceros Sondaicus).

Page 95: Banten Dalam Angka 2010

BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Banten dalam Angka 2010 7

f. DAS Cibaliung - Malingping,

merupakan cekungan yang kaya air

tetapi belum dimanfaatkan secara

efektif dan produktif. Sekelilingnya

berupa bukit-bukit bergelombang

dengan rona lingkungan kebun

campur dan talun, hutan rakyat yang

tidak terlalu produktif.

Banyaknya pulau-pulau yang ber-

potensi bagi masyarakat Banten sekitar

55 pulau, yang tersebar di wilayah

Provinsi Banten maupun di perbatasan-

nya. Sedangkan sungai-sungai yang

melewati wilayah Provinsi Banten

berjumlah 91 sungai, dengan sungai

yang paling terkenal adalah Sungai

Ciujung yang luas daerah pengaliran

sungainya lebih dari seribu kilometer

persegi.

f. DAS Cibaliung - Malingping,

a water-rich basin but has not been

used effectively and productively.

Surrounding the form of undulating

hills with mixed hue and Talun

garden environment, forests are

less productive.

There are about 55 potential islands

for the community of Banten, scattered

in Banten Province and its territory.

While the rivers that pass through the

area of Banten Province amounted to

91 rivers. Ciujung River is the most

famous river with drainage area

tributaries more than one thousand

square kilometers.

Page 96: Banten Dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

8 Banten in Figures 2010

Grafik 1.1

Figure

Persentase Luas Daerah Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Percentage Area of Regencies/Municipalities

in Banten Province, 2009

Kota Tangsel

1,52%

Kota Serang

2,76%

Kota Cilegon

1,82%

Kab. Tangerang

10,47%Kab. Serang

17,95%

Kota Tangerang

1,59%

Kab. Lebak

35,46%

Kab. Pandeglang

28,43%

Sumber / Source :

BPS Provinsi Banten, berdasarkan Peraturan Mendagri No.6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008 dan Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010

BPS Statistics of Banten Province, based on Home affairs Ministerial Regulation No.6 / 2008, January 31, 2008 and Directorate General Authority – Ministry of Home Affairs, May 2010

Page 97: Banten Dalam Angka 2010

BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Banten dalam Angka 2010 9

Tabel 1.1

Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Total Area by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Ibukota

Capital City

Luas (km²)

Area (sq.km)

Persentase Terhadap Luas Provinsi Banten

Percentage to Banten Province

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang Pandeglang 2 746,89 28,43

2. Lebak Rangkasbitung 3 426,56 35,46

3. Tangerang Tigaraksa 1 011,86 10,47

4. Serang Ciruas 1 734,28 17,95

Kota / Municipality

5. Tangerang Tangerang 153,93 1,59

6. Cilegon Purwakarta 175,50 1,82

7. Serang Serang 266,71 2,76

8. Tangerang Selatan Pamulang 147,19 1,52

Provinsi Banten Kota Serang 9 662,92 r) 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : r) Revisi berdasarkan / Revised based on :

- Peraturan Mendagri Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008 Home Affairs Ministerial Regulation No. 6/2008, Januari 31, 2008 - Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010 Directorate General of Regional Authority - Ministry of Home Affairs, May 2010

Page 98: Banten Dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

10 Banten in Figures 2010

Tabel 1.2

Jarak Antar Kota

di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km)

Distance among Selected Cities

in Banten Province and Nearby (km)

Table

Kota City

Jaka

rta

Pan

deg

lan

g

Ran

gka

sbit

un

g

Tig

arak

sa

Pam

ula

ng

Tan

ger

ang

Cir

uas

Ser

ang

Cile

go

n

Bek

asi

Ban

du

ng

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Jakarta - 111 131 57 20 25 81 90 110 29 187

Pandeglang 111 - 20 25 114 86 30 21 41 140 298

Rangkasbitung 131 20 - 74 134 106 50 41 61 160 227

Tigaraksa 57 54 74 - 60 32 24 33 51 86 244

Pamulang 20 114 134 60 - 28 64 73 113 46 184

Tangerang 25 86 106 32 28 - 56 65 85 54 212

Ciruas 81 30 50 24 64 56 - 9 29 110 268

Serang 90 21 41 33 73 65 9 - 20 119 277

Cilegon 110 41 61 51 113 85 29 20 - 139 297

Bekasi 29 140 160 86 46 54 110 119 139 - 154

Bandung 187 298 227 244 184 212 268 277 297 154 -

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 99: Banten Dalam Angka 2010

BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Banten dalam Angka 2010 11

Tabel 1.3

Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten

Menurut Kabupaten/Kota

Astronomical Position of Banten Province

by Regency/Municipality

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Letak Lintang Selatan / Location Of South Latitude

Letak Bujur Timur / Location of East Longitude

(1) (2) (3)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 06º21' 00" - 07º10'00" 105º48'00" - 106º11'00"

2. Lebak 05º00' 00" - 10º00'00" 106º00'00" - 06º21'00"

3. Tangerang 1) 06º00' 00" - 06º20'00" 106º20'00" - 106º43’00"

4. Serang 05º50' 00" - 06º20'00" 105º00'00" - 106º22’00"

Kota / Municipality

5. Tangerang 06º06'00" - 06º13'00" 106º36'00" - 103º42'00"

6. Cilegon 05º52'24" - 06º04'07" 105º54'05" - 106º05'11"

7. Serang 06º01'00" - 06º12'00" 106º03'00" - 106º16'00"

8. Tangerang Selatan ... ...

Provinsi Banten 05º07'50"- 07º01'01" 105º01'11"- 106º07'12"

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 100: Banten Dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

12 Banten in Figures 2010

Tabel 1.4

Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten

Menurut Kabupaten/Kota

Potential Islands for Banten Province

by Regency/Municipality

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Nama Pulau Name of Islands

Luas / Area (ha)

Keterangan *) Notes *)

(1) (2) (3) (4)

01. Kabupaten

Pandeglang 1. Popole 1 200 Tidak Berpenghuni

2. Liwungan 5 000 Tidak Berpenghuni

3. Oar 1 100 Tidak Berpenghuni

4. Sumur 1 500 Tidak Berpenghuni

5. Omang 1 000 Tidak Berpenghuni

6. Mangir 1 500 Tidak Berpenghuni

7. Pamagangan 900 Hutan Lindung

8. Boboko 900 Hutan Lindung

9. Handeuleum 6 000 Hutan Lindung

10. Peucang 50 000 Hutan Lindung

11. Panaitan 107 000 Hutan Lindung

12. Deli 95 000 Penangkar Kera

13. Tinjil 59 000 Penangkar Kera

14. Badul 1 500 Penangkar Kera

03. Kabupaten

Lebak 1. Laki 106 000 Berpenghuni

2. Lancang Besar 2 137 000 Berpenghuni

3. Lancang Kecil 1 103 000 Berpenghuni

4. Bokor 732 000 Cagar Alam

5. Rambut 1 527 000 Cagar Alam

6. Untung Jawa 2 062 000 Berpenghuni

7. Bidadari 603 000 Berpenghuni

8. Kelor 193 000 Tidak Berpenghuni

9. Cipir/Kayangan 123 000 Berpenghuni

10. Payung Besar 1 342 000 Tidak Berpenghuni

11. Payung Kecil 178 000 Tidak Berpenghuni

12. Tidung Besar 4 892 000 Berpenghuni

Page 101: Banten Dalam Angka 2010

BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Banten dalam Angka 2010 13

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.4

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Nama Pulau Name of Islands

Luas / Area (ha)

Keterangan Notes

(1) (2) (3) (4)

03. Kabupaten Tangerang

13. Tidung Kecil 1 740 000 Tidak Berpenghuni

14. Aer Besar 650 000 Berpenghuni

15. Kapal 713 000 Tidak Berpenghuni

16. Gosong Lancang 412 000 Tidak Berpenghuni

17. Pari 2 231 000 Berpenghuni

18. Tukis 186 000 Tidak Berpenghuni

19. Kongsi 257 000 Tidak Berpenghuni

20. Burung 218 000 Tidak Berpenghuni

21. Tengah 496 000 Tidak Berpenghuni

04. Kabupaten Serang

1. Sangiang 84 550 Berpenghuni

2. Salira 188 Tidak Berpenghuni

3. Kali 650 Tidak berpenghuni

4. Tarahan 1 188 Tidak Berpenghuni

5. Kamanisan 750 Tidak Berpenghuni

6. Cikantung 125 Tidak Berpenghuni

7. Panjang 50 200 Berpenghuni

8. Semut 188 Tidak Berpenghuni

9. Kubur 438 Tidak Berpenghuni

10. Lima 350 Tidak Berpenghuni

11. Gedang/Pisang 156 Tidak Berpenghuni

12. Dua/Burung 938 Tidak Berpenghuni

13. Satu/Tanjung Batu 250 Tidak Berpenghuni

14. Pamujan Besar 1 500 Tidak Berpenghuni

15. Pamujan Kecil 063 Tidak Berpenghuni

16. Tunda/Babi 25 750 Berpenghuni

Page 102: Banten Dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

14 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.4

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Nama Pulau Name of Islands

Luas / Area (ha)

Keterangan Notes

(1) (2) (3) (4)

72. Kota Cilegon

1. Merak Besar 1 000 Tidak Berpenghuni

2. Merak Kecil 200 Tidak Berpenghuni

3. Pulorida 200 Tidak Berpenghuni

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province Catatan / Note : *) Tidak Berpenghuni / Uninhabited

Berpenghuni / Inhabited Cagar Alam / Conservation Area Hutan Lindung / Proctected Forest Penangkar Kera / Mongkey Breeder

Page 103: Banten Dalam Angka 2010

BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Banten dalam Angka 2010 15

Tabel 1.5

Nama-nama Sungai di Provinsi Banten

Menurut Kabupaten/Kota

Name of Rivers in Banten Province

by Regency/Municipality

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Nama Sungai Name of Rivers

Panjang Length (km)

Lokasi Location

(1) (2) (3) (4)

01. Kabupaten Pandeglang

01.Cikupa 4 Pandeglang

02.Cimasayang 5 Pandeglang

03.Cisangu 3 Cadasari

04.Cihaseum 3 Cadasari

05.Cipanas 10 Banjar

06.Cinunggal 10 Banjar

07.Cibali 5 Banjar

08.Cijebuh 10 Banjar

09.Cilemer 12 Cimanuk

10.Cilancar 18 Cimanuk

11.Cikoleang 14 Cimanuk

12.Cikadueun 6 Cipeucang

13.Cilemer 14 Mandalawangi

14.Cikarungkang 9 Saketi

15.Cisata 6 Saketi

16.Cikadueun 4 Saketi

17.Cimoyang 3 Saketi

18.Ciandur 3 Saketi

19.Cimanunjang 3 Saketi

20.Cikembang 4 Saketi

21.Ciwates 4 Saketi

22.Cikadueun 15 Bojong

23.Cilemer 17 Bojong

24.Cijakan 9 Bojong

25.Cibama Hulu 4 Bojong

26.Cipurang 4 Bojong

27.Cigondang 10 Menes

28.Cisuwuk 8 Menes

29.Ciasata 15 Menes

Page 104: Banten Dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

16 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Nama Sungai Name of Rivers

Panjang Length (km)

Lokasi Location

(1) (2) (3) (4)

01. Kabupaten Pandeglang

30.Cikembang 5 Menes

31.Cikuncil 5 Menes

32.Cisitugunung 9 Menes

33.Cibama 12 Menes

34.Ciwates 15 Jiput

35.Cikadueun 15 Bojong

36.Cilemer 17 Bojong

37.Cijakan 9 Bojong

38.Cibama Hulu 4 Bojong

39.Cipurang 4 Bojong

40.Cigondang 10 Menes

41.Cisuwuk 8 Menes

42.Ciasata 15 Menes

43.Cikembang 5 Menes

44.Cikuncil 5 Menes

45.Cisitugunung 9 Menes

46.Cibama 12 Menes

47.Ciwates 15 Jiput

48.Ciatuy 9 Jiput

49.Cikadubuluh 20 Jiput

50.Cipunten Agung 18 Jiput

51.Cimala 18 Jiput

52.Cibama 25 Jiput

53.Ciletik 15 Jiput

54.Cicarita 6 Labuan

55.Cibeureum 2 Labuan

56.Cikoreng 3 Labuan

57.Citajur 7 Labuan

58.Cilurah 7 Labuan

Page 105: Banten Dalam Angka 2010

BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Banten dalam Angka 2010 17

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Nama Sungai Name of Rivers

Panjang Length (km)

Lokasi Location

(1) (2) (3) (4)

01. Kabupaten Pandeglang

60.Cibungur 10 Pagelaran

61.Ciliman 25 Pagelaran

62.Cisurineun 20 Pagelaran

62.Cisolodeungeun 13 Cigelis

63.Ciseukeut 14 Cigelis

64.Cikeruh 10 Cigelis

65.Cilamis 8 Cigelis

66.Cibaliung 12 Cibaliung

67.Cikeusik 13 Cikeusik

68.Cijalarang 8 Cimanggu

69.Cihandoyan 15 Cimanggu

70.Cihonje 12 Cibaliung

71.Cijengkol 3 Cibaliung

72.Cicibaliung 6 Cibaliung

73.Cinimbang 6 Cibaliung

74.Cicorogol 4 Cibaliung

75.Cikoleang 4 Cibaliung

76.Ciletuk 5 Cibaliung

77.Ciliman 20 Munjul

Page 106: Banten Dalam Angka 2010

GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I

18 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Nama Sungai Name of Rivers

Panjang Length (km)

Lokasi Location

(1) (2) (3) (4)

02. Kabupaten Lebak

01.Cibareno 42 Bayah

02.Cikidang 10 Bayah

03.Sawarna 30 Bayah

04.Cimanumbulan 10 Bayah

05.Cidikit 45 Bayah

06.Cidikit Leutik 20 Bayah

07.Cimandur 55 Panggarangan

08.Cimancak 15 Panggarangan

09.Cisiih 40 Panggarangan

10.Cisiih Leutik 10 Panggarangan

11.Cimandiri 10 Panggarangan

12.Cihara 41 Panggarangan

13.Cimasuk 8 Panggarangan

14.Cilangkahan 20 Malingping

15.Cipeucangpari 15 Malingping

16.Cibinuangeun 38 Malingping

17.Ciliman 35 Malingping

18.Cilemer 15 Banjarsari

19.Cimalur 10 Banjarsari

20.Ciujung 58 Rangkasbitung

21.Cimangeunteung 10 Cipanas

22.Cimaur 10 Cipanas

23.Ciberang 50 Cipanas

24.Cisimeut 30 Leuwidamar

25.Cilaki 25 Leuwidamar

26.Ciminyak 25 Muncang

27.Cicinta 15 Maja

28.Cibeureum 15 Maja

29.Cidurian 25 Maja

Page 107: Banten Dalam Angka 2010

BAB I KONDISI GEOGRAFIS

Banten dalam Angka 2010 19

Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Nama Sungai Name of Rivers

Panjang Length (km)

Lokasi Location

(1) (2) (3) (4)

03. Kabupaten Tangerang

01.Cisadane 314,3 Legok, Curug

04. Kabupaten

Serang 01.Teneng 58,0 Anyar

02.Cisaat 40,0 Padarincang

03.Ciujung 44,0 Pamarayan

04.Kalimati 24,0 Pontang

05.Ciwaka 25,0 Baros

06.Cibanten 20,0 Ciomas

07.Cisangu 48,0 Cikeusal

08.Dahu 25,0 Cikeusal

09.Cibango 39,0 Petir

71. Kota

Tangerang 01.Cisadane 100,0 Tangerang,

Karawaci, Neglasari

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 108: Banten Dalam Angka 2010
Page 109: Banten Dalam Angka 2010

2

KEADAAN IKLIM

Climate Condition

Page 110: Banten Dalam Angka 2010
Page 111: Banten Dalam Angka 2010

BAB II KEADAAN IKLIM

Banten dalam Angka 2010 23

Penjelasan Teknis

1.

1. Cuaca merupakan kondisi sesaat dari

fisika atmosfer sedangkan iklim

adalah statistik cuaca jangka

panjang. Rotasi bumi menyebabkan

tiap tempat mengalami perubahan

cuaca dengan pola siklus diurnal,

jangka waktu 24 jam.

2. Iklim terbentuk melalui proses

integrasi berbagai unsur fisika yang

di sebut sebagai unsur-unsur iklim

(climatic elements). Proses revolusi

bumi mengakibatkan tiap tempat

juga mengalami perubahan cuaca

secara teratur dengan pola antar

bulan dan pola musim dalam jangka

waktu setahun.

3. Zona Musim (ZOM) adalah suatu

daerah yang mempunyai perbedaan

musim yang jelas yaitu terjadi

musim hujan dan musim kemarau.

Luas suatu wilayah ZOM tidak

selalu sama dengan luas suatu

wilayah administrasi pemerintahan.

Dengan demikian, satu wilayah

ZOM bisa terdiri dari beberapa

kabupaten/kota, dan sebaliknya satu

wilayah kabupaten/kota bisa terdiri

dari beberapa ZOM.

4. Musim hujan ditandai dengan curah

hujan yang terjadi dalam satu

dasarian (rentang waktu selama

sepuluh hari) sebesar 50 mm atau

lebih yang diikuti oleh dasarian

berikutnya, atau dalam satu bulan

terjadi lebih dari 150 mm. Berarti,

jika curah hujan yang terjadi kurang

dari kriteria di atas, maka fase

tersebut dianggap sebagai musim

kemarau.

Technical Notes

1. Weather is the instantaneous

condition of the physics of the

atmosphere, while climate is the

long-term weather statistics. Earth's

rotation causes each place with

changing weather patterns diurnal

cycle, a period of 24 hours.

2. Climate formed through the

integration of the various elements

of physics referred to as the climatic

elements. This process resulted in

each revolution of the earth where

the weather is also changing on a

regular basis with the pattern of

inter-month and seasonal patterns

within a year.

3. Season Zone (ZOM) is an area that

has a clear seasonal difference that

occurred in wet season and dry

season. The Area of ZOM does not

always equal to the area of

government administration. Thus, one area of ZOM consists of several

regency/city, and the opposite, one

regency/city can be composed of

several ZOM.

4. The rainy season is marked by

rainfall occurred in one dasarian

(period of time for ten days) of 50

mm or more, followed by the next

dasarian, or in a month occurred

more than 150 mm. That means that

if rainfall occurred less than the

criteria above, then the phase is

considered as the dry season.

Page 112: Banten Dalam Angka 2010

CLIMATE CONDITION CHAPTER II

24 Banten in Figures 2010

5. Musim kemarau di suatu tempat

sering diidentikkan dengan kejadian

kekeringan. Kekeringan sendiri

merupakan suatu keadaan dimana

curah hujan yang terjadi lebih

rendah dari normalnya.

6. Curah hujan merupakan ketinggian

air hujan yang terkumpul dalam

tempat yang datar, tidak menguap,

tidak meresap, dan tidak mengalir

dalam satuan milimeter (mm).

Curah hujan 1 (satu) milimeter,

artinya dalam luasan satu meter

persegi pada tempat yang datar

tertampung air setinggi satu

milimeter atau tertampung air

sebanyak satu liter.

7. Intensitas hujan merupakan besar-

nya hujan harian yang terjadi pada

suatu waktu. Umumnya memiliki

satuan mm/jam. Intensitas hujan

dibagi menjadi 3 (tiga) katagori,

yaitu :

a. Enteng (tipis) : jika nilai curah

hujan kurang dari 13 mm/jam

b. Sedang : jika nilai curah hujan

antara 13 – 38 mm/jam

c. Lebat : jika nilai curah hujan

lebih dari 38 mm/jam

5. The dry season in a place often

associated with drought events.

Drought itself is a state where

rainfall is lower than normal.

6. Rainfall is the height of rain water

collected in a flat place, do not

evaporate, does not sink in, and

does not flow in units of

millimeters (mm). Rainfall 1 (one)

of a millimeter, which means that

in the area of one square meter on

a flat one-millimeter-high water

collected or recovered as much as

one liter of water.

7. The intensity of rain is the amount

of daily rainfall that occurred at a

time. Generally it has units of mm /

hour. The intensity of rain is

divided into 3 (three) categories,

namely :

a. Light Rainfall : if the value of

rainfall of less than 13 mm/hr

b. Medium Rainfall : if the value

of rainfall between 13-38

mm/hr

c. Heavy Rainfall : if the value of

rainfall of more than 38 m/hr

Page 113: Banten Dalam Angka 2010

BAB II KEADAAN IKLIM

Banten dalam Angka 2010 25

2. Kondisi Iklim

Iklim wilayah Banten sangat

dipengaruhi oleh Angin Monson dan

Gelombang El Nino. Saat musim

penghujan (November - Maret ), cuaca

didominasi oleh angin barat (dari

Sumatera, Samudra Hindia sebelah

selatan India) yang bergabung dengan

angin dari Asia yang melewati Laut

Cina Selatan. Pada musim kemarau

(Juni–Agustus), cuaca didominasi oleh

angin timur yang menyebabkan

wilayah Banten mengalami kekeringan

yang keras terutama di wilayah bagian

pantai utara, terlebih lagi bila

berlangsung El Nino.

Pada tahun 2009, suhu udara rata-

rata bulanan sebesar 32,20C, dimana

suhu udara maksimum dan minimum

terjadi pada bulan September, yaitu

masing-masing sebesar 34,00C dan

22,10C. Sedangkan untuk tahun 2008,

suhu udara rata-rata bulanan sebesar

31,50C, dengan suhu udara maksimun

dan minimum masing-masing sebesar

32,80C terjadi di bulan September dan

sebesar 22,70C yang terjadi pada bulan

Juni dan September. Berarti, suhu

udara pada tahun 2009 relatif lebih

hangat dan dengan tingkat volatilitas

yang lebih tinggi pula bila

dibandingkan dengan tahun 2008.

2. Climate Condition

Banten climate is strongly

influenced by the Monson wind and

El Nino. In rainy season (November to

March), the weather is dominated by

the west wind (from Sumatra, Indian

Ocean south of India) that joined the

winds from Asia through South China

Sea. In dry season (June-August),

weather is dominated by the east wind

that caused Banten region experienced

harsh drought, particularly in

the north coast, especially when

El Nino occured.

In 2009, the monthly average of air

temperature is 32.2 Celcius, where

the maximum and minimum air

temperature occurred in September,

which is respectively 34.0 Celcius and

22.1 Celcius. While in 2008, the

monthly average of air temperature

is 31.5 Celcius, with maximum

and minimum air temperatures

respectively at 32.8 Celcius occurred

in September and amounted to 22.7

Celcius occurred in June and

September. It means that in 2009 the

air temperature is relatively warmer

and with higher volatility levels

compared to 2008.

Page 114: Banten Dalam Angka 2010

CLIMATE CONDITION CHAPTER II

26 Banten in Figures 2010

Curah hujan tertinggi pada tahun

2009 terjadi di bulan Januari (339

mm), dan terendah pada bulan Agustus

hanya sebesar 2 mm. Rata-rata curah

hujan bulanan pada Tahun 2009

sebesar 116 mm, lebih rendah bila

dibandingkan dengan tahun sebelum-

nya yang sebesar 123 mm. Meskipun

demikian, tidak ada perbedaan siklus

hujan antara tahun 2009 dengan 2008,

dimana pada periode Januari-Maret

curah hujan relatif tinggi, kemudian

mulai menurun di bulan April dan

mulai naik kembali sekitar bulan

Oktober.

Sementara itu, jumlah hari hujan

pada tahun 2009 sebanyak 170 hari,

sedikit lebih banyak bila dibandingkan

dengan tahun 2008 yang sebanyak 167

hari. Meskipun demikian, pada tahun

2009 dan 2008 hujan turun rata-rata

selama 14 hari dalam sebulan atau

sekitar dua hari sekali turun hujan.

Sedangkan, rata-rata intensitas hujan

pada tahun 2009 dan 2008 ini

termasuk dalam kategori hujan enteng.

Meskipun demikian, hujan berkategori

sedang juga terjadi pada Januari dan

November tahun 2009 dan pada bulan

Januari tahun 2008.

The highest rainfall in 2009

occurred in January (339 mm), and

the lowest rainfall is in August

amounted to 2 mm only. The average

of monthly rainfall in 2009 amounted

to 116 mm, lower than the previous

year which is amounted to 123 mm.

Nevertheless, there is no difference of

rain cycle between 2008 and 2009,

whereas in the period of January to

March rainfall is relatively high,

then began declining in April and

started up again around October.

Meanwhile, the number of rainy

days in 2009 are 170 days, more

slightly compared to 2008 that are 167

days. However, in 2008 and 2009

the average of rainfall occurred in 14

days in a month or about two days to

rain. Meanwhile, the average of

rainfall in 2009 and 2008 is in

the category of light rain. However,

medium rainfall also occurred in

January and November of 2009 and in

January of 2008.

Page 115: Banten Dalam Angka 2010

BAB II KEADAAN IKLIM

Banten dalam Angka 2010 27

Grafik 2.1

Figure

Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Provinsi Banten, 2009

Rainfall and Rainy Days by Month in Banten Province, 2009

339

306

131113

102

29

3 217 20

279

45

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

mm

0

5

10

15

20

25

30

hari / days

Hari Hujan / Rainy Days (hari/days) Curah Hujan / Rainfalls (mm)

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang

Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

Grafik 2.2

Figure

Rentang Suhu Udara dan Suhu Udara Rata-rata

di Provinsi Banten (oC), 2009

Temperature Range and Average Temperatures

in Banten Province (oC), 2009

20

22

24

26

28

30

32

34

36

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des

Rata-rata (Average)

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang

Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

Page 116: Banten Dalam Angka 2010

CLIMATE CONDITION CHAPTER II

28 Banten in Figures 2010

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM)

di Provinsi Banten

Zone Division Season in Banten Province

Table

No. Nama Daerah

Name of Region

Periode Normal Musim Hujan

Normal Period of Rainy Season

Panjang Normal Musim Hujan

(Dasarian) Normal Length of

Rainy Season (Ten days period)

Normal Curah Hujan

Normal Rainfall (mm)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Kabupaten Serang

a. Serang Selatan (ZOM 28) Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713

b. Serang Utara (ZOM 30) Des I - Mar III 12 918 – 1 242

2. Kabupaten Pandeglang

a. Sebagian besar Pandeglang (ZOM 27)

Sep III - Mei III 25 2 486 – 3 363

b. Sebagian Pandeglang bagian Utara (ZOM 28)

Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713

3. Kabupaten Lebak Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842

a. Sebagian besar Lebak (ZOM 29)

Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842

b. Sebagian Lebak bagian utara (ZOM 29)

Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842

c. Sebagian Lebak bagian barat (ZOM 29)

4. Kota Cilegon

(ZOM 28) Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713

5. Kabupaten Tangerang

(ZOM 30) Des I - Mar III 12 918 – 1 242

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

Page 117: Banten Dalam Angka 2010

BAB II KEADAAN IKLIM

Banten dalam Angka 2010 29

Tabel 2.2

Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum

di Provinsi Banten, 2009

Maximum, Average, and Minimum Temperature

in Banten Province, 2009

Table

Bulan Month

Suhu / Temperature (0Celcius)

Maksimum Maximum

Minimum Minimum

Rata-rata Average

(1) (2) (3) (4)

Januari / January 30,2 23,6 26,3

Februari / February 30,0 23,5 26,4

Maret / March 32,0 23,4 26,9

April / April 32,3 23,4 27,1

Mei / May 32,2 23,6 27,1

Juni / June 32,6 23,3 27,2

Juli / July 32,6 22,4 26,9

Agustus / August 32,8 22,8 27,1

September / September 34,0 22,1 27,9

Oktober / October 33,7 23,9 28,1

November / November 31,9 23,8 27,2

Desember / December 31,8 23,8 27,3

Rata-rata / Average 32,2 23,3 27,1

2008 31,5 23,1 26,6

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

Page 118: Banten Dalam Angka 2010

CLIMATE CONDITION CHAPTER II

30 Banten in Figures 2010

Tabel 2.3

Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif

di Provinsi Banten, 2009

Rainfall, Rainy Days, and Relative Humidity

by Month in Banten Province, 2009

Table

Bulan Month

Curah Hujan Rainfalls

(mm)

Hari Hujan (hari)

Rainy Days (days)

Kelembaban Relatif Relative Humadity

(%)

(1) (2) (3) (4)

Januari / January 339 24 85

Februari / February 306 26 86

Maret / March 131 18 84

April / April 113 17 84

Mei / May 102 13 84

Juni / June 29 13 82

Juli / July 3 4 77

Agustus / August 2 2 78

September / September 17 2 74

Oktober / October 20 10 76

November / November 279 22 83

Desember / December 45 19 82

Jumlah / Total 1 386 170 975

Rata-rata / Average 116 14 81

2008

Jumlah / Total 1 476 167 1 016

Rata-Rata / Average 123 14 84

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III

Page 119: Banten Dalam Angka 2010

BAB II KEADAAN IKLIM

Banten dalam Angka 2010 31

Tabel 2.4

Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan

di Provinsi Banten, 2009

Velocity and Direction of Wind by Month

in Banten Province, 2009

Table

Bulan Month

Kecepatan Angin Rata-rata Average Speed of

Wind Velocity

Kecepatan Angin Terbesar Biggest Speed of

Wind Velocity

Nilai / Value (knot)

Arah Terbanyak Majority Direction

Nilai / Value (knot)

Arah Direction

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 3,0 B 14,0 B

Februari / February 3,0 B 14,0 BL

Maret / March 2,0 B 16,0 B

April / April 2,0 U 12,0 B

Mei / May 1,0 U 14,0 TG

Juni / June 2,0 TL 16,0 B

Juli / July 2,0 TL 10,0 T

Agustus / August 2,0 U 15,0 U

September / September 2,0 U 15,0 T

Oktober / October 2,0 U 14,0 U

November / November 3,0 B 14,0 TL

Desember / December 3,0 B 14,0 B

Rata-rata / Average 2,3 U / B 14,0 B

2008 2,3 B / TL 14,0 B

Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III Catatan / Note : Arah / Direction :

U = Utara / North ; T = Timur / East ; TL = Timur Laut / Northeast ; B = Barat / West ; BL = Barat Laut / Northwest ; TG = Tenggara / Southeast

Page 120: Banten Dalam Angka 2010
Page 121: Banten Dalam Angka 2010

3

PEMERINTAHAN

Government

Page 122: Banten Dalam Angka 2010
Page 123: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

35 Banten in Figures 2010

Penjelasan Teknis

Berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah :

1. Pemerintahan daerah adalah penye-

lenggaraan urusan pemerintahan

oleh pemerintah daerah dan DPRD

menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya dalam

sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

2. Pemerintah daerah adalah

Gubernur, Bupati, atau Walikota,

dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggarapemerintahan daerah.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

yang selanjutnya disebut DPRD

adalah lembaga perwakilan rakyat

daerah sebagai unsur penyeleng-

gara pemerintahan daerah.

4. Negara Kesatuan Republik

Indonesia dibagi atas daerah-daerah

provinsi dan daerah provinsi itu

dibagi atas kabupaten dan kota

yang masing-masing mempunyai

pemerintahan daerah.

5. Pemerintahan daerah adalah :

a. Pemerintahan daerah provinsi

yang terdiri atas pemerintah

daerah provinsi dan DPRD

provinsi;

b. Pemerintahan daerah kabupaten/

kota yang terdiri atas pemerintah

daerah kabupaten/kota dan

DPRD kabupaten/kota.

Technical Notes

Based on Republic of Indonesia Law

No. 32/2004 about Local Governance :

1. Local Governance is management

of government affairs by the local

government and parliament

according to the principles of

autonomy and duty of assistance to

the principle of autonomy within the

system and the principle of the

Unitary of Republic of Indonesia as

stipulated in the Constitution of the

Republic of Indonesia Year 1945.

2. The local government is the

governor, regent, or mayor, and

local devices as elements of

regional governance.

3. Regional Representatives Council,

hereinafter referred to Parliament

is the people's representative

institutions as elements of regional

governance.

4. Unitary State of Indonesia is

divided into provinces and those

provinces shall be divided into

regencies and municipalities, each

of which has a regional

administration.

5. Regional governance is :

a. Provincial government consisting

of the provincial government and

the provincial parliament;

b. Regencies/Municipality consists

of local government of Regency/

Municipality and DPRD of

Regency/ Municipality.

Page 124: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

36 Banten in Figures 2010

6. Kecamatan dipimpin oleh seorang

Camat yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota/Bupati melalui

Sekretaris Kabupaten/Kota

Administrasi.

7. Kelurahan dipimpin oleh seorang

Lurah yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota/Bupati melalui

Camat. Desa dipimpin oleh seorang

Kepala Desa yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Walikota/Bupati.

6. Sub Districts led by a Sub District

Head which is located under and

responsible to the Mayor / Regent

through the Regional Secretary of

the Regency / Municipality

Administration.

7. Special Villages led by a Special

Village Chief, which is located

under and responsible to the

Mayor / Regent through the Sub

District Head. Villages led by a

village chief, which is located

under and directly responsible to

the Mayor / Regent.

Page 125: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

37 Banten in Figures 2010

3. Pemerintahan

Provinsi Banten terbagi dalam 4

kabupaten dan 4 kota, yaitu Kabupaten

Pandeglang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Tangerang dan Kabupaten

Serang serta Kota Tangerang, Kota

Cilegon, Kota Serang dan Kota

Tangerang Selatan. Adapun jumlah

kecamatan di seluruh Banten sebanyak

154 yang terbagi lagi menjadi 1.535

desa/kelurahan. Banyaknya desa ini

bertambah 31 unit mulai tahun 2009,

sebelumnya berjumlah 1.504 desa/

kelurahan.

Pemerintahan Provinsi Banten

selama tahun 2009 didukung oleh

3.291 orang Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang terdiri dari 2.209 orang

laki-laki dan 1.082 orang perempuan.

Jumlah ini meningkat 2,11 persen bila

dibandingkan dengan tahun 2008.

Peningkatan tersebut terjadi hanya

pada PNS perempuan yaitu sebanyak

78 orang (7,77%), sedangkan PNS

laki-laki justru turun sebesar 0,45

persen. Dilihat dari tingkat

pendidikannya, mayoritas PNS di

lingkungan Pemerintah Provinsi

Banten adalah tamatan S1 dengan

persentase 44,79 persen, disusul

kemudian PNS tamatan SMTA

(24,49%) dan S2 (13,16%), dimana

struktur pendidikan PNS laki-laki dan

perempuan hampir sama, mayoritas

tamatan S1 dan SMTA.

3. Government

Banten Province is divided into

four regencies and four municipalities,

namely Pandeglang, Lebak,

Tangerang and Serang while

municipalities are Tangerang,

Cilegon, Serang and Tangerang

Selatan. The number of sub districts in

Banten are 154 and divided into 1,535

villages/ special villages. The number

of village is increasing by 31 units in

early 2009, previously it amounted to

1,504 villages/ special villages.

Banten Provincial Government

during 2009 supported by the 3,291

Civil Servants (PNS) consist of 2,209

men and 1,082 women. This number

increased by 2.11 percent compared to

2008. The increase occurred only in

female civil servants about 78 persons

(7.77 %), whereas male civil servants

actually decreased by 0.45 percent. By

the level of education, majority of civil

servants in the Government of Banten

Province is 44.79 percent graduates of

S1, followed Senior High School

graduate (24.49%) and S2 graduate

(13.16%), while the educational

structure of both male and female civil

servants are almost the same, majority

are S1 and SMTA graduates.

Page 126: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

38 Banten in Figures 2010

Kondisi berbeda untuk PNS di

lingkungan instansi vertikal yang ada

di provinsi Banten. Mayoritas PNS-nya

tamatan di bawah S1 sebanyak 51,33

persen dari total 1.948 PNS instansi

vertikal. PNS dengan tamatan S1 ke

atas hanya 39,63 persen, sedangkan

PNS pemda provinsi Banten dengan

tingkat pendidikan seperti itu mencapai

59,37 persen.

Pada tahun 2009, jumlah anggota

DPRD Provinsi Banten sebanyak 85

orang, terdiri dari 71 orang laki-laki

dan 14 orang perempuan. Total

anggota DPRD Kabupaten/Kota se

Provinsi Banten berjumlah 375 orang

dengan 48 diantaranya adalah

legislator perempuan. Sedangkan

anggota DPR RI yang berasal dari

daerah pemilihan Banten berjumlah 21

orang yang terdiri dari 16 orang laki-

laki dan 5 orang perempuan.

While civil servants of vertical

institutions in Banten province

majority are under S1 graduate with

51.33 percent of 1,948 civil servants.

Civil servant with S1 graduate and

above are only 39.63 percent, while

the civil servants in Banten provincial

government with the same level of

education reached 59.37 percent.

In 2009, the number of parliament

members of Banten Province are 85

persons, comprising 71 men and 14

women. Total members of Parliament

Regency/Municipality of Banten

Province amounted to 375 persons

with 48 of them are women legislators.

While members of Parliament from

constituencies of Banten numbered 21

persons consisting of 16 men and

5 women.

Page 127: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

39 Banten in Figures 2010

Grafik 3.1

Figure

Persentase Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah

di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Tingkat Pendidikan, 2009

Percentage of Civil Servants of Banten Province Government

by Educational Level, 2009

13,25%

3,83%

24,49%

0,40%0,91%

12,34%44,79%

SD / Elementary School

SMP / Junior High School

SLTA / Senior High School

DI-DII / Diploma I-II

DIII-DIV / Diploma III-IV

S1 / Bachelor Degree

S2/S3 / Master/ Doctoral Degree

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Banten / Local Civil Service Agency of Banten Province

Grafik 3.2

Figure

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten Menurut Jenis Kelamin, 2009

Number of Regency/Municipality Parliament Members

in Banten Province by Sex, 2009

44

28

37 38

6

7

8 7

4245 4746

48

5 3

0

10

20

30

40

50

60

Kab.

Pandeglang

Kab. Lebak Kab.

Tangerang

Kab. Serang Kota

Tangerang

Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel

Laki-laki Perempuan

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten / Secretariate of Banten Province Parliament

Page 128: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

40 Banten in Figures 2010

Tabel 3.1

Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan

di Provinsi Banten, 2009

Number of Districts, Villages and Special Villages

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Kecamatan

Districts

Desa / Kelurahan Village / Special Village

Desa Village

Kelurahan Special Village

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 35 322 13 335

2. Lebak 28 340 5 345

3. Tangerang 29 246 28 274

4. Serang 28 314 - 314

Kota / Municipality

5. Tangerang 13 - 104 104

6. Cilegon 8 - 43 43

7. Serang 6 46 20 66

8. Tangerang Selatan 7 5 49 54

Provinsi Banten 154 1 273 262 1 535

2008 154 1 242 262 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province

Page 129: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

41 Banten in Figures 2010

Tabel 3.2

Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Klasifikasi

di Provinsi Banten, 2009

Number of Villages /Special Villages by Classification

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Kecamatan

District

Klasifikasi Desa/Kelurahan Villages Classification

Swadaya Self-Help

Swakarsa Self-Work

Swa- sembada

Self- Supporting

Belum Terklasi-

fikasi Unclassified

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 35 266 69 - - 335

2. Lebak 28 306 14 - 25 345

3. Tangerang 1) 29 294 34 - - 328

4. Serang 28 276 32 - 6 314

Kota / Municipality

5. Tangerang 13 27 77 - - 104

6. Cilegon 8 14 29 - - 43

7. Serang 6 46 20 - - 66

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 154 1 229 275 - 31 1 535

2008 154 1 229 275 - - 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan Including villages / special-villages in Municipality of Tangerang Selatan

Page 130: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

42 Banten in Figures 2010

Tabel 3.3

Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Menurut Kategori di Provinsi Banten, 2009

Number of Institute For Community Empowerment

by Category in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Kecamatan

District

Klasifikasi Desa/Kelurahan Villages Classification

Swadaya Self-Help

Swakarsa Self-Work

Swa- sembada

Self- Supporting

Belum Terklasi-

fikasi Unclassified

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 35 266 69 - - 335

2. Lebak 28 306 14 - 25 345

3. Tangerang 1) 36 294 34 - - 328

4. Serang 28 276 32 - 6 314

Kota / Municipality

5. Tangerang 13 27 77 - - 104

6. Cilegon 8 14 29 - - 43

7. Serang 6 46 20 - - 66

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 154 1 229 275 - 31 1 535

2008 154 1 229 275 - - 1 504

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan Including villages / special-villages in Municipality of Tangerang Selatan

Page 131: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

43 Banten in Figures 2010

Tabel 3.4

Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008 - 2009

Number of Civilian Reserve Personnel

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 - 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2008 2009

(1) (2) (3)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 4 340 4 340

2. Lebak 4 292 4 292

3. Tangerang 1) 11 566 7 714

4. Serang 4 634 4 634

Kota / Municipality

5. Tangerang 6 836 6 836

6. Cilegon 1 178 1 186

7. Serang 1 792 1 792

8. Tangerang Selatan ... 3 848

Provinsi Banten 34 638 34 642

Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008 Including villages / special-villages in Tangerang Selatan Municipality for the year 2008

Page 132: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

44 Banten in Figures 2010

Tabel 3.5

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah

di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Civil Servants of Banten Province Government

by Name of Organization and Sex, 2009

Table

Unit Organisasi Organization

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

1. Sekretariat Daerah 9 - 9

2. Biro Umum dan Perlengkapan 85 42 127

3. Biro Kesejahteraan Rakyat 29 20 49

4. Biro Organisasi 22 18 40

5. Biro Hukum 32 14 46

6. Biro Pemerintahan 28 14 42

7. Biro Perekonomian Daerah 20 16 36

8. Biro Administrasi Pembangunan 22 10 32

9. Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol 28 23 51

10. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat 66 26 92

11. Inspektorat Provinsi 47 18 65

12 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 34 12 46

13. Badan Pendidikan dan Pelatihan 44 22 66

14. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa 33 20 53

15. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 49 26 75

16. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah 27 15 42

17. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa 30 25 55

18. Badan Kepegawaian Daerah 37 25 62

19. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 32 11 43

20 Badan Ketahanan Pangan Daerah 33 11 44

21 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 31 12 43

22. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 207 100 307

23. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 107 25 132

24. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 77 16 93

25. Dinas Pertanian dan Peternakan 134 42 176

26. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang 86 12 98

27. Dinas Kesehatan 49 63 112

28. Dinas Pertambangan dan Energi 66 11 77

29. Dinas Pendidikan 81 57 138

30. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 38 38 76

Page 133: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

45 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 3.5

Unit Organisasi Organization

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

31. Dinas Kelautan dan Perikanan 65 17 82

32. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 73 23 96

33. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 43 15 58

34. Dinas Sosial 50 27 77

35. Dinas Pemuda dan Olah Raga 39 11 50

36. Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman 105 17 122

37. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah 24 16 40

38. Satuan Polisi Pamong Praja 69 5 74

39. Kantor Penghubung 10 10 20

40. Rumah Sakit Umum Daerah Malingping 23 27 50

41. BSKP Jabodetabekjur 6 1 7

42. Sekretariat Dewan KORPRI 13 3 16

43. Komisi Pemilihan Umum 11 10 21

44. PLB Kabupaten Serang 13 17 30

45. PLB Kabupaten Pandeglang 23 29 52

46. PLB Kabupaten Lebak 13 20 33

47. PLB Kabupaten Tangerang 8 31 39

48. PLB Kota Tangerang 18 30 48

49. PLB Kota Cilegon 4 20 24

50. SMA CMBS 16 7 23

51. PLB Kota Serang - 2 2

Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291

2008 2 219 1 004 3 223

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province

Page 134: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

46 Banten in Figures 2010

Tabel 3.6

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah

di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Civil Servants of Banten Province Government

by Grade/Rank and Sex, 2009

Table

Golongan/Ruang Grade/Rank

Jenis Kelamin / Sex

Jumlah Total

Persentase Percentage Laki-laki

Male Perempuan

Female

(1) (2) (3) (4) (5)

Golongan I 11 - 11 0,33

I/a 2 - 2 0,06 I/b - - - - I/c 4 - 4 0,12 I/d 5 - 5 0,15

Golongan II 573 369 942 28,62

II/a 217 105 322 9,78 II/b 186 99 285 8,66 II/c 96 89 185 5,62 II/d 74 76 150 4,56

Golongan III 1 286 627 1 913 58,13

III/a 401 256 657 19,96 III/b 424 252 676 20,54 III/c 234 70 304 9,24 III/d 227 49 276 8,39

Golongan IV 339 86 425 12,91

IV/a 193 77 270 8,20 IV/b 98 6 104 3,16 IV/c 35 2 37 1,12 IV/d 13 1 14 0,43 IV/e - - - -

Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291 100,00

2008 2 219 1 004 3 223 100,00

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province

Page 135: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

47 Banten in Figures 2010

Tabel 3.7

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah

di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Civil Servants of Banten Province Government

by Educational Level and Sex, 2009

Table

Tingkat Pendidikan Educational Level

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

SD / Primary School 29 1 30

SMP / Junior High School 12 1 13

SLTA / Senior High School 582 224 806

Diploma I / Diploma I 33 16 49

Diploma II / Diploma II 26 51 77

Diploma III / Sarjana Muda Diploma III / Bachelor Graduate

191

171

362

Diploma IV / Diploma IV 38 6 44

Strata I / Bachelor Degree 943 531 1 474

Strata II / Master Degree 352 81 433

Strata III / Doctoral Degree 3 - 3

Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291

2008 2 219 1 004 3 223

Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province

Page 136: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

48 Banten in Figures 2010

Tabel 3.8

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat

di Luar Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Indonesian Government Civil Servants

in Banten Province by Organization and Sex, 2009

Table

Tingkat Pendidikan Educational Level

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

1. Badan Pusat Statistik 30 19 49

2. BKKBN 29 20 49

3 Badan Pertanahan Nasional 43 15 58

4. Kantor Wilayah Departemen Agama 111 49 160

5. Kantor Wilayah DJP Jawa Banten 79 15 94

6. Kanwil Hukum dan HAM 908 347 1 255

7. Dolog Banten 53 11 64

8. Pengadilan Tinggi Agama 23 8 31

9. Pengadilan Tinggi 32 22 54

10. Kejaksaan Tinggi 92 42 134

Jumlah / Total 1 400 548 1 948

2008 1 312 476 1 788

Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices

Page 137: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

49 Banten in Figures 2010

Tabel 3.9

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat

di Luar Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Indonesian Government Civil Servants

in Banten Province by Grade/Rank and Sex, 2009

Table

Golongan/Ruang Grade/Rank

Jenis Kelamin / Sex

Jumlah Total

Persentase Percentage Laki-laki

Male Perempuan

Female

(1) (2) (3) (4) (5)

Golongan I 6 - 6 0,31

I/a 3 - 3 0,15 I/b - - - - I/c 2 - 2 0,10 I/d 1 - 1 0,05

Golongan II 514 183 697 35,78

II/a 208 59 267 13,71 II/b 155 63 218 11,19 II/c 76 35 111 5,70 II/d 75 26 101 5,18

Golongan III 769 341 1 110 56,98

III/a 236 114 350 17,97 III/b 314 150 464 23,82 III/c 89 41 130 6,67 III/d 130 36 166 8,52

Golongan IV 111 24 135 6,93

IV/a 61 10 71 3,64 IV/b 26 10 36 1,85 IV/c 11 2 13 0,67 IV/d 6 1 7 0,36 IV/e 7 1 8 0,41

Jumlah / Total 1 400 548 1 948 100,00

2008 1 312 476 1 788 100,00

Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices

Page 138: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

50 Banten in Figures 2010

Tabel 3.10

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat

di Luar Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Indonesian Government Civil Servants

in Banten Province by Education and Sex, 2009

Table

Tingkat Pendidikan Education Level

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

SD / Primary School 15 - 15

SMP / Junior High School 53 3 56

SLTA / Senior High School 735 265 1 000

Diploma I /Diploma I 13 3 16

Diploma II / Diploma II - 2 2

Diploma III / Sarjana Muda Diploma III / Bachelor

45

42

87

Diploma IV / Diploma IV 14 5 19

Strata I / Bachelor Degree 389 197 586

Strata II / Master Degree 135 28 163

Strata III / Doctoral Degree 2 2 4

Jumlah / Total 1 400 548 1 948

2008 1 312 476 1 788

Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices

Page 139: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

51 Banten in Figures 2010

Tabel 3.11

Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten

Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Parliament Members of Banten Province

by Party and Sex, 2009

Table

Partai Party

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Partai Demokrat (PD) 15 3 18

Partai Golongan Karya (Golkar) 11 2 13

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 8 3 11

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

8

2

10

Partai Hati Nurani (Hanura) 5 1 6

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3 2 5

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 5

-

5

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5 - 5

Partai Bulan Bintang (PBB) 3 - 3

Partai Amanat Nasional (PAN) 1 1 2

Partai Karya Pembangunan Bangsa (PPKB) 2 - 2

Partai Bintang Reformasi (PBR) 1 - 1

Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)

1

-

1

Partai Damai Sejahtera (PDS) 1 - 1

Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) 1

-

1

Partai Persatuan Daerah (PPD) 1 - 1

Jumlah / Total 71 14 85

2008 69 6 75

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament

Page 140: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

52 Banten in Figures 2010

Tabel 3.12

Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten

Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Parliament Members of Banten Province

by Faction and Sex, 2009

Table

Fraksi Fraction

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Fraksi Partai Demokrat (FPD) 15 3 18

Fraksi Partai Golongan Karya (FPG) 11 2 13

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) 8 3 11

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP)

8

2

10

Fraksi Partai Hati Nurani (FHanura) 6 1 7

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP)

3

2

5

Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (F.Gerindra)

5

-

5

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) 5 - 5

Fraksi Bulan Bintang Peduli Bangsa 5 - 5

Fraksi Amanat Reformasi Daerah Ulama 5 1 6

Jumlah / Total 71 14 85

2008 69 6 75

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament

Page 141: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

53 Banten in Figures 2010

Tabel 3.13

Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten,

2008-2009

Number of Parliament Decrees of Banten Province,

2008-2009

Table

Jenis Keputusan Type of Decree

2008 2009

(1) (2) (3)

1. Surat Keputusan Pimpinan DPRD 6 5

Parliament Chairman’s Decrees Paper

2. Surat Keputusan Dewan 31 38

Parliament Decree

3. Peraturan Daerah 17 5

Regional Regulation

Jumlah / Total 54 48

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament

Page 142: Banten Dalam Angka 2010

GOVERNMENT CHAPTER III

54 Banten in Figures 2010

Tabel 3.14

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota

Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009

Number of Parliament Members Regency/Municipality

in Banten Province by Sex, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 45 5 50

2. Lebak 42 8 50

3. Tangerang 46 4 50

4. Serang 47 3 50

Kota / Municipality

5. Tangerang 44 6 50

6. Cilegon 28 7 35

7. Serang 37 8 45

8. Tangerang Selatan 38 7 45

Provinsi Banten 327 48 375

2008 286 19 305

Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament

Page 143: Banten Dalam Angka 2010

BAB III PEMERINTAHAN

55 Banten in Figures 2010

Tabel 3.15

Jumlah Anggota DPR RI

dari Daerah Pemilihan Banten

Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009

Number of Indonesian Parliament Members

from the Constituency of Banten Province

by Party and Sex, 2009

Table

Partai Party

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Partai Demokrat (PD) 3 3 6

Partai Golongan Karya (Golkar) 4 - 4

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2 1 3

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

2

-

2

Partai Hati Nurani (Hanura) 1 - 1

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2 1 3

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 1 - 1

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) - - -

Partai Bulan Bintang (PBB) - - -

Partai Amanat Nasional (PAN) 1 - 1

Partai Karya Pembangunan Bangsa (PPKB)

- - -

Partai Bintang Reformasi (PBR) - - -

Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)

-

-

-

Partai Damai Sejahtera (PDS) - - -

Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)

-

-

-

Partai Persatuan Daerah (PPD) - - -

Jumlah / Total 16 5 21

Sumber / Source : www.dpr.go.id

Page 144: Banten Dalam Angka 2010
Page 145: Banten Dalam Angka 2010

4

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Population and Employment

Page 146: Banten Dalam Angka 2010
Page 147: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 59

Penjelasan Teknis

1. Sumber utama data kependudukan

adalah Sensus Penduduk yang

dilaksanakan setiap sepuluh tahun

sekali. Sensus Penduduk telah

dilaksanakan sebanyak lima kali

sejak Indonesia merdeka yaitu

tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan

2000. Selain Sensus Penduduk,

untuk menjembatani ketersediaan

data kependudukan diantara dua

periode sensus, BPS melakukan

Survei Penduduk Antar Sensus

(SUPAS). SUPAS telah dilakukan

sebanyak empat kali, tahun 1976,

1985, 1995 dan 2005. Data

kependudukan Sensus dan SUPAS

adalah proyeksi penduduk.

2. Penduduk adalah semua orang

yang berdomisili di suatu daerah

selama 6 bulan atau lebih dan atau

mereka yang berdomisili kurang

dari 6 bulan tetapi bertujuan

menetap.

3. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk

adalah angka yang menunjukkan

tingkat pertambahan penduduk per

tahun dalam jangka waktu tertentu.

4. Kepadatan Penduduk adalah

banyaknya penduduk per km

persegi.

5. Rasio Jenis Kelamin adalah

perbandingan antara banyaknya

penduduk laki-laki dengan banyak-

nya penduduk perempuan pada

suatu daerah dan waktu tertentu.

Biasanya dinyatakan dengan

banyaknya penduduk laki-laki

untuk 100 penduduk perempuan.

Technical Notes

1. The main source of demographic

data is Population Census, which

is conducted every ten years.

Population Census has been

conducted five times since

Indonesia’s independence: 1961,

1971, 1980, 1990 and 2000. In

addition to the Census, BPS also

conducted Intercensal Population

Survey, called SUPAS which is

designed to proceed demographic

data between two censuses.

SUPAS has been conducted four

times: 1976, 1985, 1995 and 2005.

Besides Population Census and

SUPAS, this report also uses

population projection.

2. Population are all residents who

have stayed for six months or

longer, and those who intended to

stay more than six months even

though their length of stay is less

than six months.

3. Average growth of population is

the annual population growth rate

over a certain period.

4. Population density is the number

of people per square kilometer.

5. Sex Ratio is the ratio of the

number of males to the number of

females in a given area and time,

usually expressed as the number

of males for every 100 females.

Page 148: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

60 Banten in Figures 2010

6. Rumah Tangga adalah seseorang

atau sekelompok orang yang

mendiami sebagian atau seluruh

bangunan fisik/sensus, dan biasanya

tinggal bersama serta pengelolaan

makan dari satu dapur. Yang

dimaksud makan dari satu dapur

adalah jika pengurusan kebutuhan

sehari-harinya dikelola bersama-

sama menjadi satu.

7. Anggota Rumah Tangga adalah

semua orang yang biasanya

bertempat tinggal di suatu rumah

tangga, baik yang berada di rumah

pada waktu pencacahan maupun

yang sementara tidak ada. Rata-rata

Anggota Rumah Tangga adalah

angka yang menunjukkan rata-rata

jumlah anggota rumah tangga per

rumah tangga.

8. Sumber utama data ketenaga-

kerjaan adalah Survei Angkatan

Kerja Nasional (Sakernas), yang

khusus dirancang untuk mengum-

pulkan informasi/data ketenaga-

kerjaan dan dimaksudkan untuk

memantau indikator ketenaga-

kerjaan yang mengacu pada KILM

(Key Indicators of the Labour

Market) yang direkomendasikan

oleh ILO (International Labour

Organization). Sakernas pertama

kali diselenggarakan pada tahun

1976 dan mulai tahun 2005

pengumpulan datanya dilaksanakan

secara semesteran pada bulan

Pebruari (semester I) dan Agustus

(semester II).

6. Household is an individual or a

group of people living in a

physical/census building unit or

part of it and usually commit on a

common provision for food and

other essentials of living. Common

provision for food means one

organising daily needs for all of

household members

7. Household member is a person

who usually lives in a household

regardless of their location at the

time of enumeration. Average

household size is the average

number of household members per

household.

8. The main source of employment

data is National Labour Force

Survey (Sakernas). This survey is

specifically designed to collect

information on employment

statistics and is intended to

monitor the employment indicator

refers to the KILM (Key

Indicators of the Labour Market)

recommended by ILO (Inter-

national Labour Organization).

The first Sakernas was conducted

in 1976 and since 2005, Sakernas

has been conducted in semester

period, i.e February (the first

semester) and August (the second

semester).

Page 149: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 61

Sejak Sakernas 2001, konsep

status pekerjaan dan pengang-

guran mengalami perluasan dan

penyem-purnaan. Status pekerjaan

yang sebelumnya hanya 5

kategori, mulai tahun 2001

ditambahkan kategori baru yaitu:

pekerja bebas di pertanian dan

pekerja bebas di non pertanian.

Selain itu, dalam rangka

menyesuaikan dengan konsep

ILO, konsep pengangguran

terbuka diperluas yaitu di samping

mencakup penduduk yang aktif

mencari pekerjaan, mencakup pula

kelompok penduduk yang sedang

mempersiapkan usaha/pekerjaan

baru, dan kelompok penduduk

yang tidak mencari pekerjaan,

karena merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan serta

kelompok penduduk yang tidak

aktif mencari pekerjaan dengan

alasan sudah diterima bekerja/

mempunyai pekerjaan tetapi

belum mulai bekerja.

9. Penduduk Usia Kerja adalah

penduduk yang berumur 15 tahun

ke atas.

10. Angkatan Kerja adalah penduduk

usia kerja yang bekerja atau punya

pekerjaan namun sementara tidak

bekerja dan pengangguran.

Since 2001 Sakernas, the concept

of employment status and

unemployment was revised. The

employment status, previously

covered only 5 categories, but

since 2001 two new categories of

casual employee both in

agriculture and in non agriculture

sectors have been added. To

adapt the ILO concept, the

concept of open unemployment

was also extended. Open

unemployment now covers

population who were looking for

work, population who were

establishing a new business/firm/

establishment, discouraged job

seekers, and those who were not

actively looking for work with the

reason of already having job but

not starting to work.

9. Working Age Population is

population aged 15 years and

over.

10. Labor Force are people aged 15

years old and over who, in the

previous week, were working,

temporarily absent from work but

having jobs, and those who did

not have job and were looking for

work.

Page 150: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

62 Banten in Figures 2010

11. Penduduk Usia Kerja adalah

penduduk yang berumur 15 tahun

ke atas.

12. Angkatan Kerja adalah penduduk

usia kerja yang bekerja atau punya

pekerjaan namun sementara tidak

bekerja dan pengangguran.

13. Bekerja adalah melakukan peker-

jaan dengan maksud memperoleh

atau membantu memperoleh

pendapatan atau keuntungan dan

lamanya bekerja paling sedikit

1 jam secara terus menerus dalam

seminggu yang lalu (termasuk

pekerja keluarga tanpa upah yang

membantu dalam suatu usaha/

kegiatan ekonomi).

14. Jumlah jam kerja seluruhnya

adalah jumlah jam kerja yang

digunakan untuk bekerja (tidak

termasuk jam kerja istirahat resmi

dan jam kerja yang digunakan

untuk hal-hal di luar pekerjaan).

15. Lapangan Usaha adalah bidang

kegiatan dari pekerjaan/tempat

bekerja dimana seseorang bekerja.

Klasifikasi lapangan usaha

mengikuti Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia

(KBLI) dalam 1 digit.

16. Status Pekerjaan adalah kedudukan

seseorang dalam unit usaha/

kegiatan dalam melakukan

pekerjaan.

11. Working Age Population is

population aged 15 years and

over.

12. Labor Force are people aged 15

years old and over who, in the

previous week, were working,

temporarily absent from work but

having jobs, and those who did

not have job and were looking for

work.

13. The concept of working means

activity intended to earn income

by doing work or helping to do

work at least one hour

continuously during the reference

week (including unpaid family

worker/s for any economic

activity).

14. Total Working Hours is the total

hours spent by an employee to

perform all jobs (excluding the

time used for other activities

which are not classified as work).

15. Industry is field of a person’s

activity or establishment. The

classification of industries follows

the Indonesia Standard Industrial

Classification (KBLI) in one digit.

16. Employment Status is the status of

a person at his place of work or

establishment where he was

employed.

Page 151: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 63

17. Pekerja Tak Dibayar adalah

seseorang yang bekerja membantu

usaha untuk memperoleh

penghasilan/keuntungan yang

dilakukan oleh salah seorang

anggota rumah tangga atau bukan

anggota rumah tangga tanpa

mendapat upah/gaji.

17. Unpaid Worker is a person who

intended to work without pay in

an establishment run by other

members of the family, relative or

neighbour.

Page 152: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

64 Banten in Figures 2010

4.1. Penduduk

Penduduk merupakan salah satu

faktor yang harus diperhatikan dalam

proses pembangunan dewasa ini.

Dimana, jumlah penduduk yang besar

apalagi dengan komposisi dan

distribusi yang lebih merata, dapat

menjadi potensi tetapi dapat pula

menjadi beban dalam proses

pembangunan apabila berkualitas

rendah. Karena itu, proses

pembangunan yang dilakukan selain

diarahkan dalam rangka meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, harus

pula mencakup upaya untuk

mengendalikan laju pertumbuhan serta

menyeimbangkan komposisi dan

distribusi penduduk.

Jumlah penduduk Provinsi Banten

dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan. Pada tahun 2000,

penduduk Banten berjumlah 8,10 juta

jiwa tapi pada tahun 2009 meningkat

menjadi 9,78 juta jiwa, atau tumbuh

rata-rata sebesar 2,12 persen per tahun.

Apabila dibandingkan dengan proyeksi

penduduk Indonesia yang mencapai

231,37 juta orang maka penduduk

Banten pada tahun 2009 sudah

mencapai 4,20 persen dari total

penduduk Indonesia, sehingga Banten

menjadi provinsi dengan populasi

terbesar kelima di Indonesia. Pada

tahun 2009, Banten juga termasuk

empat besar provinsi yang terpadat

penduduknya yaitu dengan tingkat

kepadatan mencapai 1.085 jiwa per

km2 atau untuk setiap satu kilometer

persegi wilayah Provinsi Banten dihuni

oleh sekitar 1.085 penduduk.

4.1. Population

Population is one factor that must

be considered in the development

process today. Where, let alone large

population with composition and more

equitable distribution, it can be

potential but can also be a burden in

the development process if the quality

is low. Therefore, the development

process undertaken in addition to be

directed in order to improve the

quality of human resources, must also

include efforts to control the rate of

growth and balance the composition

and distribution of population.

Total population of Banten

Province from year to year is

constantly increasing. In 2000, the

population numbered 8.10 million

people of Banten but then increased to

9.78 million people in 2009, or grow

an average of 2.12 percent per year.

When compared with a projected

population of Indonesia reached

231.37 million people so Banten

population in 2009 has reached 4.20

percent of the total population of

Indonesia, therefore Banten has

become the fifth largest population in

Indonesia. In 2009, Banten is also one

of four large provinces with densest

population. Its density level reached

1,085 inhabitants per km2, or for

every one square kilometer area of

Banten Province is inhabited by about

1,085 residents.

Page 153: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 65

Persebaran penduduk di Banten

secara spasial tidak merata, karena

masih terkonsentrasi di wilayah

Kabupaten Tangerang, Kota

Tangerang, dan Kota Tangerang

Selatan. Dengan luas wilayah kurang

dari 14 persen dari seluruh luas

wilayah Provinsi Banten, ketiga

wilayah tersebut pada tahun 2009

dihuni oleh sekitar 53,47 persen dari

seluruh penduduk Banten. Akibatnya,

tingkat kepadatan penduduk antar

wilayah di Banten menjadi sangat tidak

merata. Tercatat, Kota Tangerang

merupakan wilayah dengan tingkat

kepadatan tertinggi, mencapai 10.101

jiwa per km2. Sedangkan yang

terendah adalah Kabupaten Lebak

yaitu dengan tingkat kepadatan

penduduk hanya 367 jiwa per km2.

Berarti, Kota Tangerang hampir 28

kali lebih padat bila dibandingkan

dengan Kabupaten Lebak.

4.2. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan salah satu

faktor yang paling menentukan dalam

proses pembangunan di suatu wilayah.

Semakin besar jumlah tenaga kerja,

lebih-lebih apabila disertai dengan

keahlian yang cukup memadai, akan

semakin pesat pula perkembangan

pembangunan di wilayah tersebut.

Distribution of population in

Banten spatially uneven, because it is

still concentrated in Tangerang

Regency, Tangerang Municipality, and

Tangerang Selatan Municipality. With

an area of less than 14 percent of total

area in Banten Province, those areas

inhabited by approximately 53.47

percent of the total population of

Banten in 2009. As a result, the level

of population density among regions

in Banten became very unevenly.

Noted, Tangerang Municipality is the

area with the highest density levels,

reaching 10,101 inhabitants per km2.

While the lowest was Lebak with

population density is only 367

inhabitants per km2. It means

Tangerang City almost 28 times more

dense compared to Lebak.

4.2. Employment

Workforce is one of the most

decisive factor in the development

process in a region. The greater the

amount of labor, especially when

accompanied with the adequate

expertise, the more rapid development

of all developments in the region.

Page 154: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

66 Banten in Figures 2010

Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Banten pada tahun 2009 mencapai

4,36 juta orang, bertambah sebanyak

31.785 orang bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya yang

hanya sebanyak 4,33 juta orang.

Penambahan tersebut terjadi karena

adanya penambahan pada komponen

angkatan kerja yang bekerja yang

bertambah sebanyak 35.883 orang,

sedangkan pengangguran justru turun

sebanyak 4.098 orang. Berarti secara

kuantitas, kondisi ketenagakerjaan di

Banten pada tahun 2009 semakin

membaik karena kesempatan kerja

yang tercipta masih lebih besar bila

dibandingkan dengan penambahan

angkatan kerja baru.

Secara spasial, pada tahun 2009

ini hanya di Kota Tangerang dan

Kabupaten Serang yang lama

(Kabupaten Serang dan Kota Serang)

saja yang kondisi ketenagakerjaannya

semakin membaik karena kesempatan

kerjanya masing-masing bertambah

sebanyak 80.147 orang dan 29.775

orang, padahal angkatan kerjanya

hanya bertambah masing-masing

sebanyak 46.579 orang dan 17.923

orang. Sedangkan untuk kabupaten/

kota lainnya, penambahan kesem-

patan kerja justru lebih kecil bila

dibandingkan dengan penambahan

angkatan kerjanya.

Total labor force in Banten

Province reached 4.36 million people

in 2009, increased by 31,785 people

compared to the previous year as

many as 4.33 million people. Additions

occurred due to the addition of

components working labor force that

increased by 35,883 people, while

unemployment declined as much as

4,098 people. It means the quantity,

condition of employment in Banten in

2009 has improved because of

opportunities created are greater

when compared with the addition of a

new workforce.

Spatially, in 2009 is only in

Tangerang City and Serang (Serang

Regency and Serang City) are getting

better employment conditions for their

respective working opportunities

increased by 80,147 men and 29,775

people, while the workforce only

increased their respectively of 46,579

people and 17,923 people. While for

the other regency / city, the addition

of employment opportunities even

smaller compared with the addition of

the workforce.

Page 155: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 67

Sementara itu, bagian besar atau

tepatnya 2,35 juta orang tenaga kerja

di Provinsi Banten bekerja antara 35

sampai 49 jam per minggu. Lebih

dari 50 persen dari total tenaga kerja

Provinsi Banten berdomisili di

Kabupaten Tangerang (termasuk

Kota Tangerang Selatan) dan Kota

Tangerang, yaitu kabupaten/kota

yang terkenal sebagai pusat bisnis

dan konsentrasi industri. Akibatnya,

serapan tenaga kerja di Sektor

Perdagangan dan Sektor Industri

begitu mendominasi penyerapan

tenaga kerja di Provinsi Banten.

Kedua sektor tersebut diperkirakan

mampu menyerap tenaga kerja

masing-masing sebesar 26,18 persen

dan 22,77 persen. Sementara itu,

Sektor Pertanian berada pada posisi

ketiga dalam penyerapan tenaga kerja

yaitu dengan serapan sebesar 20,12

persen dari keseluruhan tenaga kerja,

dan terlihat mendominasi dalam

penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten Lebak, Kabupaten

Pandeglang dan Kabupaten Serang.

Meanwhile, most or or exactly 2.35

million workers in Banten province

work between 35 to 49 hours per week.

More than 50 percent of total labor

force residing in Banten province

Tangerang Regency (including South

Tangerang City) and Tangerang,

which is the district / town known as a

major business and industrial

concentration. Consequently, the

absorption of labor in Sector Trade

and Industry Sector so dominate

employment in the province of Banten.

Both sectors are expected to absorb

the labor force respectively 26.18

percent and 22.77 percent.

Meanwhile, the Agricultural Sector is

in third position in labor absorption by

absorption of 20.12 percent of the

total labor force, and appear to

dominate in the absorption of labor in

Lebak, Pandeglang and Serang.

Page 156: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

68 Banten in Figures 2010

Grafik 4.1

Figure

Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Percentage Distribution of Population by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Kota Serang

5,12%

Kota Cilegon

3,57%

Kab. Tangerang

37,52%

Kab. Serang

13,68%Kota Tangerang

15,91%

Kab. Lebak

12,94%

Kab. Pandeglang

11,26%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Grafik 4.2

Figure

Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (persen), 2000 – 2009

Population Growth Rate by Regency/Municipality

in Banten Province (percent), 2000 – 2009

0,93

2,25

3,15

1,22

1,791,89

1,22

2,12

0

1

2

3

4

Kab.

Pandeglang

Kab. Lebak Kab.

Tangerang

Kab. Serang Kota

Tangerang

Kota Cilegon Kota Serang Provinsi

Banten

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Sensus Penduduk 2000 dan Susenas, Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, 2000 Indonesian Population Census and National Socio Economic Survey, July 2009

Page 157: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 69

Grafik 4.3

Figure

Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas

Menurut Jenis Kegiatan, 2009

Percentage of Population 15 Years of Age and Over

by Type of Activity, 2009

Angkatan Kerja Yang

Menganggur /

Unemployment

9,54%

Bukan Angkatan Kerja

/ Not Economically

Active

36,26%

Angkatan Kerja Yang

Bekerja / Employed

54,19%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Grafik 4.4

Figure

Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2009

Percentage of Population 15 Years Of Age and Over who Worked

by Main Industry, 2009

Industri / Industry

22,77%

Jasa-jasa / Services

14,08%

Perdagangan /

Trading

26,18%

Lainnya / Others

16,85%

Pertanian / Agriculture

20,12%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Page 158: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

70 Banten in Figures 2010

4.1 PENDUDUK

POPULATION

Tabel 4.1.1

Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Population and Sex Ratio by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Penduduk Population Rasio Jenis

Kelamin Sex Ratio Laki-laki

Male Perempuan

Female Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 563 258 536 488 1 099 746 105

2. Lebak 647 008 611 885 1 258 893 106

3. Tangerang 1) 1 876 065 1 800 619 3 676 684 104

4. Serang 684 155 661 402 1 345 557 103

Kota / Municipality

5. Tangerang 795 375 759 452 1 554 827 105

6. Cilegon 178 773 170 389 349 162 105

7. Serang 256 136 241 774 497 910 106

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 5 000 770 4 782 009 9 782 779 105

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 159: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 71

Tabel 4.1.2

Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009

Number of Population by Age Group

and Sex in Banten Province, 2009

Table

Kelompok Umur Age Group

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

0 – 4 505 002 482 401 987 403

5 – 9 497 402 476 301 973 703

10 – 14 506 101 500 601 1 006 702

15 – 19 468 702 467 901 936 603

20 – 24 461 301 474 202 935 503

25 – 29 452 977 460 176 913 153

30 – 34 409 901 447 902 857 803

35 – 39 386 402 401 302 787 704

40 – 44 352 602 328 401 681 003

45 – 49 281 402 251 702 533 104

50 – 54 214 302 181 401 395 703

55 – 59 150 001 122 701 272 702

60 – 64 96 302 83 302 179 604

65 + 156 695 165 394 322 089

Jumlah / Total 4 939 091 4 843 688 9 782 779

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey 2009 – July 2009

Page 160: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

72 Banten in Figures 2010

Tabel 4.1.3

Distribusi Persentase Penduduk dan

Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2008-2009

Percentage Distribution of Population and

Population Density by Regency/Municipality

in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Persentase Penduduk Percentage of Population

Kepadatan Penduduk per km2 Population Density per sq. km)

2008 2009 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 11,38 11,24 398 400

2. Lebak 12,86 12,87 360 367

3. Tangerang 1) 37,22 37,58 3 532 3 634

4. Serang 2) 19,02 13,75 850 715

Kota / Municipality

5. Tangerang 15,95 15,89 9 950 10 101

6. Cilegon 3,58 3,57 1 958 1 990

7. Serang ... 5,09 ... 1 867

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 100,00 100,00 994 1 012

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Page 161: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 73

Tabel 4.1.4

Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya

Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2008-2009

Number of Household and Average Household Size

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Jumlah Rumahtangga Number of Household

Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga

Average Household Size

2008 2009 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 260 162 249 566 4,20 4,41

2. Lebak 307 573 327 623 4,01 3,84

3. Tangerang 1) 851 620 905 635 4,20 4,06

4. Serang 2) 430 322 307 171 4,24 4,38

Kota / Municipality

5. Tangerang 364 222 401 228 4,21 3,88

6. Cilegon 75 940 80 178 4,52 4,35

7. Serang ... 111 029 ... 4,48

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 2 289 839 2 382 430 4,19 4,11

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Page 162: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

74 Banten in Figures 2010

Tabel 4.1.5

Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 1961-2009

Population by Regency/Municipality

in Banten Province, 1961-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

1961 1971 1980 1990 2000 2009

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 440 213 572 628 694 759 858 435 1 011 788 1 099 746

2. Lebak 427 802 546 364 682 868 873 646 1 030 040 1 258 893

3. Tangerang 1) 643 647 789 870 1 131 199 1 843 755 2 781 428 3 676 684

4. Serang 2) 648 115 766 410 968 358 1 244 755 1 652 763 1 345 557

Kota / Municipality

5. Tangerang 206 743 276 825 397 825 921 848 1 325 854 1 554 827

6. Cilegon 72 054 93 057 140 828 226 083 294 936 349 162

7. Serang ... ... ... ... ... 497 910

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 2 438 574 3 045 154 4 015 837 5 968 522 8 096 809 9 782 779

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2009

BPS Statistics of Banten Province, Indonesian Population Census in 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 and National Socio Economic Survey, 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Page 163: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 75

Tabel 4.1.6

Laju Pertumbuhan Penduduk

Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (persen), 1961 – 2009

Population Growth Rate by Regency/Municipality

in Banten Province (percent), 1961 – 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

1961-1971 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2009

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2,66 2,17 2,14 1,71 0,93

2. Lebak 2,48 2,51 2,49 1,72 2,25

3. Tangerang 1) 4,07 4,07 5,00 4,35 3,15

4. Serang 2) 2,69 2,63 2,54 2,98 1,22

Kota / Municipality

5. Tangerang 2,96 4,11 8,77 3,83 1,79

6. Cilegon 2,59 4,71 4,85 2,79 1,89

7. Serang ... ... ... ... 1,22

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 2,25 3,12 4,04 3,10 2,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten. Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2009

BPS Statistics of Banten Province, Indonesian Population Census in 1971, 1980, 1990, 2000 and National Socio Economic Survey, 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Page 164: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

76 Banten in Figures 2010

4.2 KETENAGAKERJAAN

EMPLOYMENT

Tabel 4.2.1

Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja,

Mencari Pekerjaan dan Bukan Angkatan Kerja

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Population 15 Years of Age and Over Who

Worked, Looked for Job, and Not Economically Active

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten /Kota Regency/Municapitaly

Angkatan Kerja Economically Active

Bukan Angkatan Kerja

Not Economically Active

Bekerja Working

Pengangguran Unemployment

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 409 424 50 480 459 904 409 424

2. Lebak 472 440 73 207 545 647 472 440

3. Tangerang 1) 1 360 327 256 372 1 616 699 1 360 327

4. Serang 461 688 78 010 539 698 461 688

Kota / Municipality

5. Tangerang 705 412 130 122 835 534 383 988

6. Cilegon 130 787 29 224 160 011 106 296

7. Serang 164 700 35 047 199 747 130 336

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 3 704 778 652 462 4 357 240 2 479 178

2008 3 668 895 656 560 4 325 455 2 349 440

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 165: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 77

Tabel 4.2.2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja

Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha Utama

di Provinsi Banten, 2009

Population 15 Years of Age and Over Who Worked

by Regency/Municipality and Main Industry

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Lapangan Usaha Utama Main Industry

Pertanian Agriculture

Industri Industry

Perdagangan Trading

Jasa-jasa Services

Lainnya Others

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 191 291 28 773 103 011 39 177 47 172

2. Lebak 265 804 28 472 70 746 37 847 69 571

3. Tangerang 1) 118 861 391 361 367 135 229 839 253 131

4. Serang 136 559 95 583 121 982 38 348 69 216

Kota / Municipality

5. Tangerang 7 013 241 737 205 555 130 287 120 820

6. Cilegon 5 929 30 098 38 109 21 856 34 795

7. Serang 19 811 27 694 63 289 24 408 29 498

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 745 268 843 718 969 827 521 762 624 203

2008 813 003 705 831 979 925 528 869 641 267

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 166: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

78 Banten in Figures 2010

Tabel 4.2.3

Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekerjaan Utama

di Provinsi Banten, 2009

Population 15 Years of Age and Over Who Worked by

Regency/Municipality and Type of Primary Job

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Jenis Pekerjaan Utama Type of Primary Job

Tenaga Kepemimpinan/

Profesional

Managerial/ Professional

Pejabat Tata Usaha

Administration

Tenaga Usaha Penjualan

Sales

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 15 723 5 983 93 620

2. Lebak 21 784 7 515 63 375

3. Tangerang 1) 89 800 100 572 317 221

4. Serang 10 943 6 292 108 122

Kota / Municipality

5. Tangerang 59 862 79 425 155 178

6. Cilegon 10 447 7 764 35 082

7. Serang 10 100 8 065 55 607

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 218 659 215 616 828 205

2008 273 659 232 858 864 073

Page 167: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 79

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.3

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Jenis Pekerjaan Utama Type of Primary Job

Tenaga Usaha Jasa

Service

Tenaga Usaha Pertanian

Agriculture

Tenaga Produksi

Production

Jumlah

Total

(1) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 16 323 190 280 87 495 409 424

2. Lebak 13 710 263 121 102 935 472 440

3. Tangerang 1) 137 341 116 415 598 978 1 360 327

4. Serang 21 089 134 791 180 451 461 688

Kota / Municipality

5. Tangerang 76 888 6 509 327 550 705 412

6. Cilegon 11 993 5 789 59 712 130 787

7. Serang 10 098 19 308 61 522 164 700

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 287 442 736 213 1 418 643 3 704 778

2008 256 994 800 984 1 240 327 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 168: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

80 Banten in Figures 2010

Tabel 4.2.4

Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja

Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pekerjaan

Utama di Provinsi Banten, 2009

Population 15 Years of Age and Over Who Worked by

Regency/Municipality and Main Employment Status

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Status Pekerjaan Utama Main Status Employment

Berusaha Sendiri/

Self Employed

Dibantu buruh tidak tetap/

Self Employed Assisted by

Family Member/ Temporary

Worker

Dibantu buruh tetap/

Employer with Permanent

Workers

Buruh/Karyawan Employee

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 96 929 83 258 9 485 57 384

2. Lebak 73 363 146 495 9 036 61 242

3. Tangerang 1) 343 373 117 684 45 168 758 355

4. Serang 123 344 100 339 11 496 132 221

Kota / Municipality

5. Tangerang 142 186 41 980 16 975 466 493

6. Cilegon 36 794 11 716 3 879 62 768

7. Serang 57 197 17 183 7 515 54 122

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 873 186 518 655 103 554 1 592 585

2008 916 409 585 788 102 513 1 442 221

Page 169: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 81

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.4

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Status Pekerjaan Utama Main Employment Status

Jumlah

Total Pekerja Bebas

Pertanian/ Causal Employee

in Agriculture

Pekerja bebas non pertanian/

Causal Employee not in Agriculture

Pekerja tidak dibayar/

Unpaid Worker

(1) (6) (7) (8) (9)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 66 437 38 625 57 306 409 424

2. Lebak 37 988 44 382 99 934 472 440

3. Tangerang 1) 16 481 35 217 44 049 1 360 327

4. Serang 18 015 26 033 50 240 461 688

Kota / Municipality

5. Tangerang - 12 884 24 894 705 412

6. Cilegon 1 020 6 357 8 253 130 787

7. Serang 7 814 9 164 11 705 164 700

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 147 755 172 662 296 381 3 704 778

2008 165 770 172 472 283 722 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 170: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

82 Banten in Figures 2010

Tabel 4.2.5

Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu

Yang Lalu Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah

Jam Kerja Seluruhnya di Provinsi Banten, 2009

Population 15 Years of Age and Over Who Worked

During The Previous Week by Regency/Municipality

and Total Working Hours in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Total Working Hours

0 *) 1 – 9 10 – 24 25 – 34

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 27 778 12 766 61 791 57 487

2. Lebak 39 064 9 620 64 913 60 714

3. Tangerang 1) 44 584 18 574 71 142 75 164

4. Serang 13 511 5 827 49 391 46 627

Kota / Municipality

5. Tangerang 9 892 10 225 31 506 27 392

6. Cilegon 905 1 540 6 884 8 354

7. Serang 6 675 3 367 10 272 14 173

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 142 409 61 919 295 899 289 911

2008 125 582 46 946 342 970 376 458

Page 171: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 83

Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.5

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Total Working Hours Jumlah

Total

35 – 44 45 – 59 60+

(1) (6) (7) (8) (9)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 95 534 110 103 43 965 409 424

2. Lebak 117 730 145 070 35 329 472 440

3. Tangerang 1) 306 171 576 924 267 768 1 360 327

4. Serang 115 805 178 657 51 870 461 688

Kota / Municipality

5. Tangerang 237 381 272 782 116 234 705 412

6. Cilegon 33 999 52 585 26 520 130 787

7. Serang 46 138 63 462 20 613 164 700

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 952 758 1 399 583 562 299 3 704 778

2008 974 557 1 209 174 593 208 3 668 895

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

*) Sementara tidak bekerja / Temporary not working

Page 172: Banten Dalam Angka 2010

POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV

84 Banten in Figures 2010

Tabel 4.2.6

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force

Participation Rate (LFPRs) Population 15 Years of Age

and Over by Regency/Municipality

in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

TPT / OURs TPAK / LFPRs

2008 2009 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 11,13 10,98 65,44 63,52

2. Lebak 10,68 13,42 67,62 67,69

3. Tangerang 1) 15,23 15,86 65,89 62,12

4. Serang 2) 16,49 14,45 60,14 60,78

Kota / Municipality

5. Tangerang 18,62 15,57 66,00 68,51

6. Cilegon 18,65 18,26 59,99 60,09

7. Serang ... 17,55 ... 60,51

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 15,18 14,97 64,80 63,74

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008

Page 173: Banten Dalam Angka 2010

BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

Banten dalam Angka 2010 85

Tabel 4.2.7

Informasi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin

di Provinsi Banten, 2009

Employment Information by Sex in Banten Province,

2009

Table

Uraian Description

Laki-laki Male

Perempuan Female

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Sisa pencari kerja tahun 2008 Job applicants remaining in the year 2008

88 330

78 477

166 807

Pencari kerja yang terdaftar tahun 2009 Job applicants who registered in the year 2009

65 559

60 444

126 003

Lowongan kerja yang terdaftar tahun 2009 Job vacancies registered in the year 2009

25 283

28 517

53 800

Penempatan tenaga kerja tahun 2009 Job applicants who placed in the year 2009

19 318

21 644

40 962

Penghapusan pencari kerja tahun 2009 Job applicant are removed From The list of job seekers in the year 2009

40 185

29 981

70 166

Sisa pencari kerja tahun 2009 Job applicants remaining in the year 2009

94 386

87 296

181 682

Sumber / Source : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten

Office of Man Power and Transmigration Services of Banten Province

Page 174: Banten Dalam Angka 2010
Page 175: Banten Dalam Angka 2010

5

SOSIAL

Social

Page 176: Banten Dalam Angka 2010
Page 177: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 89

Penjelasan Teknis

1. Masih bersekolah adalah mereka

yang terdaftar dan aktif mengikuti

pendidikan di suatu jenjang

pendidikan formal, baik pendidikan

dasar, menengah maupun pendi-

dikan tinggi. Bagi mahasiswa yang

sedang cuti dianggap masih

bersekolah.

2. Sekolah adalah lembaga pendidikan

formal yang dimulai dari pendidikan

dasar, menengah, dan tinggi.

Pendidikan yang dicatat adalah

pendidikan formal berdasar

kurikulum Departemen Pendidikan

Nasional, termasuk pendidikan

yang diselenggarakan oleh pondok

pesantren dengan memakai

kurikulum Departemen Pendidikan

Nasional, seperti Madrasah Ibti-

daiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah

(MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).

Pondok pesantren/madrasah diniyah

adalah sekolah yang tidak memakai

kurikulum dari Departemen

Pendidikan Nasional.

1. Technical Notes 2.

1. Attending school is someone who is

currently attending primary,

secondary or tertiary education.

For students who are on leave are

considered still in school.

2. School is formal education

institution starting from primary,

secondary and tertiary education.

The education data recorded in the

survey covering data on formal

education based on the curriculum

set up by Ministry of National

Education including education

carried out by Muslim Boarding

School (Pondok Pesantren)

implementing the Ministry of

National Education curriculum,

such as Madrasah Ibtidaiyah

(Islamic Primary School),

Madrasah Tsanawiyah (Islamic

Junior High School), and

Madrasah Aliyah (Islamic Senior

High School). Pondok pesantren

/madrasah diniyah (Islamic

boarding school/Islamic school) is

school which does not implement

curriculum from the Ministry of

National Education.

Page 178: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

90 Banten in Figures 2010

3. Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga

pendidikan berciri khas Islam pada

jenjang Sekolah Dasar. Madrasah

Tsanawiyah adalah lembaga

pendidikan berciri khas Islam pada

jenjang Sekolah Menengah Pertama,

Madrasah Aliyah adalah lembaga

pendidikan berciri khas Islam

pada jenjang Sekolah Menengah

Atas (SMA).

4. Dapat membaca dan menulis

artinya dapat membaca dan menulis

kata-kata/kalimat sederhana dengan

suatu aksara tertentu.

5. Rumah Sakit adalah tempat

pemeriksaan dan perawatan

kesehatan, biasanya berada di

bawah pengawasan dokter / tenaga

medis, termasuk rumah sakit khusus

seperti rumah sakit perawatan paru-

paru, dan RS jantung.

6. Puskesmas (Pusat Kesehatan

Masyarakat) adalah unit pelayanan

kesehatan milik pemerintah

yang bertanggungjawab terhadap

pelayanan kesehatan masyarakat

untuk wilayah kecamatan, sebagian

kecamatan, atau kelurahan (misal

di DKI Jakarta). Tim Puskesmas

sesuai jadwal dapat melakukan

kegiatan Puskesmas Keliling

ke tempat-tempat tertentu dalam

wilayah kerjanya, untuk mendekat-

kan pelayanan dengan masyarakat.

3. Madrasah Ibtidaiyah is Islamic

school at primary education.

Madrasah Tsanawiyah is Islamic

school at lower secondary

education and Madrasah Aliyah is

Islamic School at higher secondary

education (SMA).

4. Able to read and write is the ability

to read and write at least a simple

sentence.

5. Hospital is a place for health

check, usually controlled/supervised

by doctors / medical personnel.

Including in this category are

special hospitals such Lung

Hospital and Coronary Hospital.

6. Public Health Centre (PHC) is a

health centre provided by the

government that is responsible for

the delivery of health services to the

community at the sub-district level,

part of subdistrict or villages (e.g.

in DKI Jakarta). Officials in the

PHC as scheduled can provide

health services in their working

areas in the effort of closing their

services to the community through

Mobile PHC program.

Page 179: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 91

7. Apotik adalah tempat penjualan

obat yang mempunyai izin operasi

dari Kementerian Kesehatan, u.p.

Ditjen POM, di bawah pengawasan

apoteker.

8. Imunisasi adalah memasukkan

kuman atau racun penyakit tertentu

yang sudah dilemahkan (vaksin) ke

dalam tubuh dengan cara disuntik

atau diminum (diteteskan dalam

mulut) dengan maksud agar terjadi

kekebalan tubuh terhadap penyakit

tersebut.

9. Luas lantai adalah luas lantai yang

ditempatkan dan digunakan untuk

keperluan sehari-hari.

10. Air leding adalah sumber air yang

berasal dari air yang telah diproses

menjadi jernih sebelum dialirkan

kepada konsumen melalui instalasi

berupa saluran air. Sumber air ini

biasanya diusahakan oleh PAM/

PDAM/BPAM.

11. Status penguasaan bangunan

tempat tinggal milik sendiri adalah

jika tempat tinggal tersebut pada

waktu pencacahan betul-betul

sudah milik kepala rumah tangga

atau salah seorang anggota rumah

tangga. Rumah yang dibeli secara

angsuran melalui kredit bank atau

rumah dengan status sewa beli

dianggap rumah milik sendiri.

7. Pharmacy is a place of selling

medicines having permit operation

from the Ministry of Health,

through Directorate General for

Food and Medicine Supervision,

under the control of pharmacist.

8. Immunization is putting enervated

microbe of a certain disease into

human body by injection or

drinking (dropping into mouth) to

make the body immune to that

disease.

9. Floor area is the total area which

is occupied and utilized daily.

10. Pipe water is refined water

distributed by water refinery

company.

11. Own ownership property status is

a status of dwelling occupied

belongs to the head of household

or one of the household member.

Houses bought through bank credit

or houses with leasing status

were also categorized as an own

property.

Page 180: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

92 Banten in Figures 2010

12. Bencana Alam : Bencana alam

adalah peristiwa alam yang

menimbulkan kesengsaraan,

kerusakan alam dan lingkungan,

serta mengakibatkan kesengsaraan,

kerugian, dan penderitaan pada

penduduk. Tidak termasuk bencana

yang disebabkan karena hama

tanaman atau wabah. Bencana

alam yang disajikan antara lain :

tanah longsor, banjir, dan gempa

bumi.

12. Natural Disaster : Natural disaster

is a natural phenomenon leading

to misery, damages or detriment,

and financial loss, as well as the

suffering of people. Not including

in this category is disaster from

plant microbe or outbreak. The

natural disasters recorded in this

category include land slide, flood,

and earthquake.

Page 181: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 93

5.1. Pendidikan

Pada tahun 2009, jumlah SD

mengalami peningkatan 405 unit dari

4.527 unit menjadi 4.932 unit.

Kenaikan terjadi pada SD Negeri yaitu

dari 4.152 unit menjadi 4.513 unit

atau naik 8,69 persen. SD Swasta

mengalami peningkatan 44 unit dari

375 unit menjadi 419 unit. Kondisi

yang sama juga terjadi pada jenjang

SMP dan SMA, jumlah sekolah

mengalami peningkatan, baik sekolah

negeri maupun swasta. Pada jenjang

SMP, terdapat penambahan 352 unit

terdiri dari 183 unit SMP Negeri dan

169 unit SMP Swasta, sehingga pada

tahun 2009 jumlah SMP menjadi 1.174

unit. Penambahan jumlah SMU (SMA

dan SMK) lebih sedikit bila

dibandingkan dengan jumlah SMP

yaitu sebanyak 236 unit. Tahun

sebelumnya jumlah SMU sebanyak

635 unit, sedangkan tahun 2009

menjadi 871 unit. Penambahan

tersebut, terbanyak berasal dari SMA

sebanyak 124 unit, sedangkan dari

SMK sebanyak 112 unit.

Sementara itu, angka partisipasi

sekolah penduduk Banten pada tahun

2009 untuk semua kelompok umur

(KU) mengalami kenaikan yaitu KU 7

– 12 tahun naik dari 97,56 persen ke

97,85 persen; KU 13-15 naik dari

79,87 persen ke 80,88 persen; KU 16-

18 dari 48,40 persen ke 50,00 persen

dan KU 19-24 dari 10,50 persen ke

11,07 persen. Berarti, pada tahun

2009 jumlah penduduk Banten yang

bersekolah lebih banyak bila

dibandingkan dengan tahun 2008.

5.1. Education

In 2009, number of primary

schools increased by 405 units from

4,527 units to 4,932 units. The

increase occurred in elementary

school, from 4,152 units to 4,513

units or an increase of 8.69 percent.

Private primary schools increased by

44 units from 375 units to 419 units.

The same condition occurs in middle

school and high school levels, the

number of schools has increased,

both public and private schools.

Junior High School increased 352

units totally consisting of 183 units of

Junior High School and 169 units of

Private Junior High School, so that in

2009 has increased to 1,174 units.

The increment of high school (Senior

High School and Vocational High

School) is more than the number of

Junior High School which are 236

units. On previous year, the number

of high school amounted to 635 units,

while in 2009 amounted to 871 units.

These increment, mostly derived from

Senior High School amounted to 124

units, while of Vocational High

School amounted to 112 units.

Meanwhile, school participation

rate of Banten in 2009 each increased

from 97.56 percent to 97.85 percent

for age group of 7-12; from 79.87

percent to 80,88 percent for age

group of 13-15; from 48.40 percent to

50.00 percent for age group of 16-18,

from 10.50 percent to 11.07 percent

for age group of 19-24. It means, in

2009 the number of school-person in

Banten is more prevalent than in

2008.

Page 182: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

94 Banten in Figures 2010

Rasio murid terhadap guru pada

tahun 2009 sedikit mengalami

perbaikan, kecuali untuk jenjang SMP.

Pada jenjang SD, setiap satu orang

guru rata-rata menangani 22,76 murid,

tahun sebelumnya 23,11 murid. Pada

tingkat SMP, rasio murid terhadap

guru berubah dari 16,59 menjadi

17,15. Pada jenjang SMA rasio murid

terhadap guru turun dari 16,62

menjadi 15,11. Penurunan rasio murid

terhadap guru pada jenjang SD

dan SMA diharapkan meningkatkan

kualitas pendidikan pada kedua jenjang

tersebut.

5.2. Kesehatan dan

Keluarga Berencana

Pada tahun 2008 jumlah sarana

kesehatan berupa rumah sakit dan

puskesmas mengalami peningkatan.

Rumah sakit bertambah 25 unit dari 41

unit menjadi 66 unit, sedangkan

puskesmas bertambah 10 unit sehingga

menjadi 197 unit. Daerah yang

mengalami penambahan puskesmas

adalah Kabupaten Lebak (1 unit),

Kabupaten Tangerang dan Kota

Tangerang Selatan (2 unit) dan Kota

Tangerang (5 unit). Sehingga, jika

dibandingkan dengan jumlah

kecamatan yang ada di provinsi

Banten, dapat dikatakan bahwa semua

kecamatan telah memiliki puskesmas.

Bahkan ada beberapa kecamatan

memiliki lebih dari satu unit

puskesmas.

The ratio of students to teachers in

2009 was slightly improved, except for

junior high school level. At the

elementary school, every teacher

taught an average of 22.76 students,

and 23.11 students on previous year.

At junior high school, the ratio of

students to teachers also increased

from 16.59 to 17.15. While the ratio of

students to teachers at senior high

school decreased from 16.62 to 15.11.

The decreasing of ratio of students to

teachers in elementary and senior high

school are expected to improve the

quality of education at both levels.

5.2. Health and

Family Planning

The number of health facilities such

as hospitals and public health centers

has increased in 2008. The number of

hospitals increased by 25 units, from

41 units to 66 units, while the number

of public health center increased by

10 units thus becomes 197 units. The

number of public health center was

increased in Lebak (1 unit),

Tangerang Regency and Tangerang

Selatan Municipality (2 units) and

Tangerang Municipality (5 units).

Thus, compared to the number of

districts in Banten Province, can be

said that all sub districts have public

health center. Even some subdistricts

have more than one unit of public

health center.

Page 183: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 95

Penambahan kondisi sarana

kesehatan juga diikuti oleh pening-

katan jumlah dokter yaitu dari 2.052

orang menjadi 2.348 orang atau

bertambah sebanyak 296 orang.

Meskipun demikian, penambahan

dokter hanya terjadi pada dokter umum

dan dokter spesialis yang masing-

masing bertambah sebanyak 2 orang

dan 304 orang. Sedangkan, dokter gigi

berkurang sebanyak 10 orang.

Persalinan di Provinsi Banten

selama tahun 2009 umumnya dibantu

oleh tenaga medis, dalam hal ini dokter

dan bidan. Dimana, persentase

kelahiran yang persalinannya di bantu

oleh dokter dan bidan masing-masing

sebesar 15,61 persen dan 52,92 persen,

mengalami peningkatan bila diban-

dingkan dengan tahun sebelumnya

yang masing-masing mencapai 15,38

persen dan 47,05 persen. Sebaliknya,

persalinan yang ditolong oleh selain

dokter dan bidan seperti oleh dukun

dan keluarga mengalami penurunan

dari 37,57 persen pada tahun 2008

menjadi 31,47 persen di tahun 2009.

5.3. Perumahan dan Lingkungan

Umumnya, rumah tangga di Banten

yang jumlahnya 2,38 juta menempati

bangunan rumah milik sendiri yaitu

dengan persentase sebesar 74,35

persen. Disamping itu, ada juga rumah

tangga yang menempati bangunan

dengan status sewa/kontrak.

Persentase rumah tangga ini mencapai

15,07 persen. Sementara yang menem-

pati bangunan lainnya (bebas sewa,

dinas, rumah famili, orang tua)

mencapai 10,57 persen.

The increment of health facilities

conditions also followed by an

increase on the number of doctors, i.e.

from 2,052 to 2,348 or increased by

296 doctors. However, the increment

of doctors only happened to general

practitioners and specialists, each of

them increased by two persons and

304 persons. Meanwhile, dentist has

10 persons of a decrease.

Births in Banten Province during

2009 were generally assisted by

medical personnel such as doctors

and midwives. In which, percentage

of births attended by doctors and

midwives respectively 15.61 percent

and 52.92 percent, increasing

respectively 15.38 percent and 47.05

percent compared to previous year.

Instead, births attended by doctors and

midwives such by traditional healers

and families decreased from 37.57

percent in 2008 to 31.47 percent in

2009.

5.3. Housing and Environment

Generally, about 2.38 million or

74.35 percent of households in Banten

occupied own ownership buildings. In

addition, there are also households

occupied with lease/contract of status

building with 15.07 of percentage.

Meanwhile, those who occupy other

status of building (rent free, office’s

house, family home, parent’s house)

reached 10.57 percent.

Page 184: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

96 Banten in Figures 2010

Bila dibandingkan dengan tahun 2008,

terlihat bahwa rumahtangga yang

menempati menempati bangunan

dengan status sewa / kontrak

mengalami peningkatan, yang meng-

indikasikan bahwa populasi di wilayah

padat industri sepertinya mengalami

peningkatan lebih besar dibandingkan

daerah lainnya.

Berdasarkan data Susenas 2009,

mayoritas rumah tangga di Banten

menempati bangunan dengan luas

lantai 50-99 m2. Persentase mereka

mencapai 42,66 persen, turun bila

dibandingkan dengan tahun sebelum-

nya yang besarnya 47,45 persen.

Urutan selanjutnya adalah rumah

tangga yang menempati luas lantai

bangunan 20-49 m2 dengan persentase

33,81 persen. Ada juga rumah tangga

dengan rumah yang luas lantainya

kurang dari 20 m2. Persentase rumah

tangga ini mencapai 8,61 persen.

Sedangkan rumah tangga dengan luas

lantai bangunan 100 m2 lebih

mencapai 14,92 persen, sedikit

menurun bila dibandingkan tahun

sebelumnya yang sebesar 15,33

persen.

Rumah tangga yang menggunakan

air dalam kemasan sebagai sumber air

minum utama mengalami peningkatan

sebesar 25,81 persen pada tahun 2008

menjadi 26,86 persen. Hal ini seiring

dengan semakin banyaknya jumlah

outlet air minum kemasan. Sementara

itu, mayoritas rumah tangga di Banten

masih memanfaatkan sumber air

minum pompa untuk memenuhi

kebutuhan air minum, yaitu sebesar

32,23 persen.

Households who occupy the status of

occupied buildings with leases /

contracts have increased compared to

2008, which indicates that the dense

population in the region seem to have

more increase than other regions.

Based on Susenas 2009, majority of

households in Banten occupy buildings

with floor areas of 50-99 m2. It has

reached 42.66 percent, decreased

comparing with previous years which

is 47.45 percent. Next sequence is the

households who occupy the building

floor area of 20-49 m2 percentage of

33.81 percent. There is also household

with an extensive house floor is less

than 20 m2 with 8.61 of percentage.

While households with floor area of

more than 100 m2 building reached

14.92 percent, slightly decreased when

compared to previous year which

amounted to 15.33 percent.

Households that use bottled water

as a main source of drinking water has

increased from 25.81 percent in 2008

to 26.86 percent. This is in line with

the increasing numbers of bottled

drinking water outlets. Meanwhile, the

majority of households in Banten still

use pump drinking water sources to

fulfill their drinking water needs, with

32.23 of percentage.

Page 185: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 97

5.4. Kriminalitas dan Bencana Alam

Pada tahun 2009 tercatat terjadi

1.403 kasus kejahatan di provinsi

Banten., dengan kasus atau 47,

persennya dapat diselesaikan. Kasus

kejahatan berupa pencurian kendaraan

bermotor (curanmor) dan pencurian

dengan pemberatan (curat) menempati

urutan teratas. Kasus curanmor

mencapai 32,72 persen dari total kasus

yang terjadi, sedangkan kasus curat

sebesar 32,29 persen. Tingginya kedua

kasus ini sangat mungkin terkait

dengan kemiskinan dan pengangguran

yang relatif tinggi di provinsi Banten.

Setiap tahun selalu ada kejadian

bencana alam di provinsi Banten. Hal

ini terlihat dari adanya penduduk

korban bencana alam. Pada tahun 2009

terdapat 12.842 orang korban bencana

alam, tahun sebelumnya mencapai

8.649 orang. Kabupaten Pandeglang

dan Kota Tangerang merupakan dua

daerah yang paling banyak korbannya.

Pada tahun 2009, 61,9 persen korban

dari kota Tangerang dan 23,8 persen

dari Pandeglang. Tahun sebelumnya

korban dari kota Tangerang mencapai

29,0 persen sedangkan dari Pandeglang

58,4 persen.

5.4. Crimes and Natural Disasters

In 2009 recorded 1,403 cases of

crimes happening in Banten with 47

percent of completed cases. Crimes

such as theft of motor vehicles

(curanmor) and theft by weighting is

ranked top. Case of curanmor reached

32.72 percent of total cases, while

theft by weighting case of 32.29

percent. Both cases probably related

to poverty and unemployment which

are relatively high in Banten.

There are always natural disasters

in Banten every year. This can be seen

from victims of natural disasters. In

2009 there were 12 842 victims of

natural disasters, while on previous

year reached 8649 persons.

Pandeglang Regency and Tangerang

Municipality are two regions with the

most victims. In 2009, about 61.9

percent of victims from Tangerang

Municipality, and 23.8 percent of

victims from Pandeglang Regency. On

previous year, victims of natural

disaster reached 29.0 percent of

Tangerang Municipality, while 58.4

percent of victims of natural disaster

in Pandeglang Regency.

Page 186: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

98 Banten in Figures 2010

5.5. Agama

Agama Islam merupakan agama

yang dianut oleh mayoritas penduduk

Banten dengan persentase mencapai

87,73 persen. Disusul kemudian oleh

pemeluk agama Kristen Protestan,

Kristen Katholik, Hindu dan Budha

dengan persentase masing-masing

sebesar 5,89 persen; 1,42 persen; 0,97

persen; 4,00 persen. Secara spasial,

persentase pemeluk agama islam

terbanyak di Kabupaten Pandeglang

yaitu sebesar 99,42 persen dan yang

terendah sebesar 66,80 persen di Kota

Tangerang.

5.5. Religion

Islam is religion professed by

majority of population of Banten

reaches 87.73 of percentage. Followed

later by Protestant Christians,

Catholic Christians, Hindus and

Buddhists with their respective

percentages of 5.89 percent, 1.42

percent, 0.97 percent and 4.00

percent. Spatially, the highest

percentage of Islam religious

adherents is in Pandeglang Regency

with 99.42 of percentage and the

lowest at 66.80 percent is in

Tangerang Municipality.

Page 187: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 99

Grafik 5.1

Figure

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin

dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2009

School Enrollment Ratio by Sex and Age Group

in Banten Province, 2009

97,85

80,88

50,00

11,07

81,13

97,69

11,62

53,95

45,39

80,63

98,03

10,51

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24Kelompok Umur (tahun) / Age Group (years)

Laki-laki / Male

Perempuan / Female

Laki-laki + Perempuan / Total

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 5.2

Figure

Distribusi Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas

Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009

Percentage Distribution of Population 10 Years of Age and Over

By Educational Attainment in Banten Province, 2009

Tamat SLTA

20,89%

Tamat SLTP

8,69%

Tamat SD

34,82%

Tidak Tamat

29,73%

Tamat DI/DII

0,69%

Tamat DIII/Sarjana

5,18%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 188: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

100 Banten in Figures 2010

Grafik 5.3

Figure

Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Hospitals a nd Public Health Center

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

23

4 5

17

30

86

1011

21 3

28

36

4039

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel

Rumah Sakit / Hospital

Puskesmas / Public Health Center

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Services of Banten Province

Grafik 5.4

Figure

Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan

di Provinsi Banten, 2008-2009

Percentage of Children Under Five Years by Birth Attendant

in Banten Province, 2009

31,4737,57

15,61 15,38

52,9247,05

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009

Lainnya / Others

Bidan / Midwife

Dokter / Doctor

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Services of Banten Province

Page 189: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 101

Grafik 5.5

Figure

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota

dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal

di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Household by Regency/Municipality

and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009

55,05

72,576,94 74,35

34,62

14,29,06 15,07

9,194,8

11,63 13,11 10,34 13,31 14 10,57

67,67

85,3390,52 93,42

1,560,29

1,79

20,7

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Provinsi Banten

Milik Sendiri Kontrak/Sewa Lainnya

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 5.6

Figure

Persentase Penduduk Menurut Agama

di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Population by Religion

in Banten Province, 2009

Budha; 4,00Islam; 87,73

Protestan; 5,89 Katolik; 1,42

Hindu; 0,97

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Page 190: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

102 Banten in Figures 2010

Grafik 5.7

Figure

Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009

Number of Pilgrims by Regency/Municipality

and Sex in Banten Province, 2009

926

303

472

369

1351

934

1168

334

798

382348

1156

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon

Laki-laki / Male Perempuan / Female

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama of Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Grafik 5.8

Figure

Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi

Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009

Number of Crimes Commited by Type of Crime

in Banten Province, 2009

13

183

453

67

459

3060

9 16

113

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Pembunuhan / Murder Anirat

Curat / Theft with the weighting Curas / Theft with violence

Curanmor / Motor vehicle theft Kebakaran / Fire

Perjudian / Gambling Pemerasan / Extortion

Perkosaan / Rape Narkotika / Narcotics

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Territory

Page 191: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 103

5.1 PENDIDIKAN

EDUCATION

Tabel 5.1.1

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin

dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2008-2009

School Enrollment Ratio by Sex and Age Group

in Banten Province, 2008-2009

Table

Jenis Kelamin / Kelompok Umur Sex / Age Group

2008 2009

(1) (2) (3)

Laki-laki / Male

7 - 12 97,21 97,69

13 - 15 81,03 81,13

16 - 18 50,86 53,95

19 - 24 11,34 11,62

Perempuan / Female

7 - 12 97,94 98,03

13 - 15 78,75 80,63

16 - 18 45,97 45,39

19 - 24 9,69 10,51

Laki-laki + Perempuan / Male + Female

7 - 12 97,56 97,85

13 - 15 79,87 80,88

16 - 18 48,40 50,00

19 - 24 10,50 11,07

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009

Page 192: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

104 Banten in Figures 2010

Tabel 5.1.2

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Taman Kanak-kanak (TK) Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Kindergarten by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 4 216 198 7 298 32 1 051

2. Lebak 2 89 161 2 455 5 295

3. Tangerang 1) 9 740 449 32 586 32 3 812

4. Serang 3 68 135 3 131 5 301

Kota / Municipality

5. Tangerang 1 352 84 18 419 45 1 535

6. Cilegon 6 65 243 3 546 116 491

7. Serang 3 68 135 3 131 12 356

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 28 1 598 1 405 70 566 247 7 841

2008/2009 11 1 437 1 089 91 589 66 5 998

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 193: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 105

Tabel 5.1.3

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Primary Schools by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 868 5 171 756 612 11 122 60

2. Lebak 752 6 169 666 894 8 463 23

3. Tangerang 1) 956 242 278 509 34 033 9 672 2 175

4. Serang 705 12 185 080 2 080 8 127 141

Kota / Municipality

5. Tangerang 378 120 136 288 29 555 1 965 1 965

6. Cilegon 149 22 40 919 5 019 2 219 347

7. Serang 705 12 185 620 2 475 8 127 177

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 4 513 419 1 167 838 74 668 49 695 4 888

2008/2009 4 152 375 1 150 354 97 390 48 360 5 641

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 194: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

106 Banten in Figures 2010

Tabel 5.1.4

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Junior High Schools by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 110 17 39 556 2 090 2 310 149

2. Lebak 140 25 40 742 3 938 2 398 432

3. Tangerang 1) 74 299 44 850 44 029 1 775 3 480

4. Serang 82 68 35 262 13 443 1 976 1 017

Kota / Municipality

5. Tangerang 24 151 22 150 41 702 1 512 1 267

6. Cilegon 12 22 7 385 5 551 446 398

7. Serang 82 68 35 262 14 259 1 976 1 286

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 524 650 225 207 125 012 12 393 8 029

2008/2009 341 481 175 951 126 997 10 652 7 611

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 195: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 107

Tabel 5.1.5

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Senior High Schools by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 18 15 9 280 1 679 655 290

2. Lebak 26 23 11 282 2 537 657 284

3. Tangerang 1) 44 130 25 057 21 644 1 018 1 699

4. Serang 25 37 13 855 3 049 859 566

Kota / Municipality

5. Tangerang 15 70 13 351 18 489 750 1 404

6. Cilegon 5 18 3 956 2 843 48 448

7. Serang 25 37 13 855 4 713 858 738

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 158 330 90 636 54 954 4 845 5 429

2008/2009 137 227 75 951 58 001 4 256 3 356

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 196: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

108 Banten in Figures 2010

Tabel 5.1.6

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Senior Vocational High Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 8 33 5 406 6 707 332 775

2. Lebak 7 35 3 612 4 474 241 518

3. Tangerang 1) 10 123 6 097 48 883 344 1 882

4. Serang 4 28 2 055 4 003 235 345

Kota / Municipality

5. Tangerang 8 83 5 748 25 499 401 1 696

6. Cilegon 3 9 1 530 4 141 48 81

7. Serang 4 28 2 055 5 700 235 556

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 44 339 26 503 99 407 1 836 5 853

2008/2009 36 235 22 285 79 858 1 503 5 090

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 197: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 109

Tabel 5.1.7

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Raudhatul Athfal (RA) / Bustanul Athfal (BA)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Islamic Kindergarten by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - 124 - 3.999 - 552

2. Lebak - 110 - 1.550 - 310

3. Tangerang 1) - 340 - 12 822 - 1 399

4. Serang 2) - 146 - 5 039 - 495

Kota / Municipality

5. Tangerang - 295 - 11 116 - 1 431

6. Cilegon - 42 - 1 964 - 325

7. Serang ... ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten - 1 057 - 36 490 - 4 512

2008/2009 - 765 - 30 609 - 3 453

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 198: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

110 Banten in Figures 2010

Tabel 5.1.8

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Islamic Primary Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 3 139 580 15 125 223 1 364

2. Lebak 2 175 422 20 048 253 1 888

3. Tangerang 1) 9 415 4 343 56 537 404 3 171

4. Serang 2) 4 118 1 389 19 177 62 918

Kota / Municipality

5. Tangerang 1 100 393 19 810 160 1 218

6. Cilegon 1 10 514 1 335 120 143

7. Serang ... ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 20 957 7 641 132 032 1 222 8 702

2008/2009 19 948 6 325 124 543 405 7 800

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 199: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 111

Tabel 5.1.9

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Islamic Junior High Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 6 134 3 607 18 253 235 2 182

2. Lebak 4 130 2 085 16 490 136 1 613

3. Tangerang 1) 7 215 5 236 59 609 269 4 341

4. Serang 2) 7 198 4 738 33 514 286 3 115

Kota / Municipality

5. Tangerang 3 50 2 110 8 756 138 856

6. Cilegon 3 34 1 902 7 415 154 1 110

7. Serang ... ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 30 761 19 678 144 037 1 218 13 217

2008/2009 28 640 18 234 131 085 957 12 524

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 200: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

112 Banten in Figures 2010

Tabel 5.1.10

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Madrasah Aliyah (MA)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Schools, Students, and Teachers

in Islamic Senior High Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Sekolah Schools

Murid Students

Guru Teachers

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

Negeri Public

Swasta Private

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 4 46 1 389 3 911 125 847

2. Lebak 2 37 591 3 913 52 518

3. Tangerang 1) 6 64 2 412 8 768 196 1 110

4. Serang 2) 3 61 1 774 4 388 80 1 226

Kota / Municipality

5. Tangerang 2 15 1 044 1 395 88 315

6. Cilegon 2 18 699 3 050 114 508

7. Serang ... ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 19 241 7 909 25 425 655 4 524

2008/2009 19 228 6 887 23 974 623 4 363

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 201: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 113

Tabel 5.1.11

Jumlah Lembaga, Santri dan Guru

Pondok Pesantren Salafiyah Murni

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010

Number of Institutions, Students, and Teachers

in Traditional Islamic Boarding Schools

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Lembaga Institutions

Santri Students

Guru Teachers

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 052 83 896 8 416

2. Lebak 618 57 611 4 944

3. Tangerang 1) 714 50 282 5 712

4. Serang 2) 783 22 350 6 264

Kota / Municipality

5. Tangerang 103 188 091 824

6. Cilegon 53 535 989 106

7. Serang ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 3 323 938 219 26 266

2008/2009 782 112 830 344

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 202: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

114 Banten in Figures 2010

Tabel 5.1.12

Jumlah Perguruan Tinggi Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Number of Universities by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Politeknik Polytechnics

Akademi Academy

Institut Institute

Universitas University

Sekolah Tinggi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - - - 1 6

2. Lebak - - - - 5

3. Tangerang 1) 1 3 - 1 17

4. Serang 2 4 1 2 11

Kota / Municipality

5. Tangerang - 12 1 3 15

6. Cilegon 1 5 6

7. Serang 2 4 1 2 10

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 6 28 3 9 70

2008/2009 6 28 3 9 70

Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 203: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 115

Tabel 5.1.13

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas

Menurut Kabupaten/Kota dan Pendidikan Yang

Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Population Aged 10 Years and Over

by Regency/Municipality and Educational Attainment

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Pendidikan Yang Ditamatkan Educational Attainment

< SD < Primary School

SD / Sederajat Elementary School

SLTP Junior High School

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 36,83 38,45 13,65

2. Lebak 37,75 42,49 12,20

3. Tangerang 1) 23,45 24,03 19,84

4. Serang 30,91 35,87 19,35

Kota / Municipality

5. Tangerang 13,12 21,68 20,04

6. Cilegon 17,90 27,94 21,21

7. Serang 23,19 30,90 17,75

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 25,88 29,71 18,10

2008 29,14 27,02 16,86

Page 204: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

116 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.1.13

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Pendidikan Yang Ditamatkan Educational Attainment

SLTA Senior High Sch.

Dipl. I / II Dipl. III - Univ. Jumlah Total

(1) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 8,32 0,98 1,78 100,00

2. Lebak 6,13 0,47 0,95 100,00

3. Tangerang 1) 26,14 0,52 6,01 100,00

4. Serang 12,32 0,55 0,99 100,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 33,23 0,76 11,17 100,00

6. Cilegon 27,71 0,82 4,43 100,00

7. Serang 22,18 0,90 5,08 100,00

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 20,73 0,64 4,94 100,00

2008 20,67 0,61 5,70 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 205: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 117

Tabel 5.1.14

Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas

Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian Membaca

dan Menulis di Provinsi Banten, 2009

Population 10 Years of Age and Over

by Regency/Municipality and

Reading and Writing Ability in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Kepandaian Membaca dan Menulis Reading dan Writing Ability

Jumlah

Total Huruf Latin

Latin Huruf Lainnya

Other

Huruf Latin & Huruf Lainnya Latin & Other

Tidak Dapat Can’t

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 58,00 2,31 33,82 5,86 100,00

2. Lebak 37,61 3,89 54,51 3,98 100,00

3. Tangerang 1) 46,59 2,84 47,07 3,50 100,00

4. Serang 12,52 3,77 79,72 4,00 100,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 47,11 1,41 49,10 2,37 100,00

6. Cilegon 25,63 2,72 70,18 1,46 100,00

7. Serang 21,10 3,05 73,34 2,51 100,00

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 40,01 2,82 53,59 3,58 100,00

2008 35,73 1,35 58,55 4,37 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 206: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

118 Banten in Figures 2010

5.2 KESEHATAN

HEALTH

Tabel 5.2.1

Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Hospitals and Public Health Center

By Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Rumah Sakit Hospital Puskesmas

Public Health Center Jumlah

Total Tempat Tidur

Beds

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 228 36

2. Lebak 3 232 40

3. Tangerang 11 999 39

4. Serang 2 330 28

Kota / Municipality

5. Tangerang 23 1 817 30

6. Cilegon 4 501 8

7. Serang 5 372 6

8. Tangerang Selatan 17 732 10

Provinsi Banten 66 4 979 197

2008 41 4 025 191

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Page 207: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 119

Tabel 5.2.2

Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Medical Doctors at Public Hospital

and Health Center by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Dokter Umum General

Practitioner

Dokter Ahli Medical

Specialist

Dokter Gigi Dentist

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 51 16 9 76

2. Lebak 69 40 11 120

3. Tangerang 204 318 93 615

4. Serang 41 6 26 73

Kota / Municipality

5. Tangerang 280 615 140 1 035

6. Cilegon 93 86 27 206

7. Serang 42 46 28 116

8. Tangerang Selatan 36 52 19 107

Provinsi Banten 816 1 179 353 2 348

2008 814 875 363 2 052

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Page 208: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

120 Banten in Figures 2010

Tabel 5.2.3

Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Imunisasi di Provinsi Banten, 2009

Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality

and Type of Immunization in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Jenis Imunisasi / Type of mmunization

BCG DPT-I DPT-II DPT-III Campak Measles

Polio-I Polio -IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 21 291 22 951 22 464 21 139 20 415 24 184 21 347

2. Lebak 22 930 26 108 24 875 24 092 22 882 25 955 23 646

3. Tangerang 52 057 55 876 54 063 53 003 53 080 56 413 52 157

4. Serang 29 275 28 964 28 039 27 394 27 628 30 548 27 921

Kota / Municipality

5. Tangerang 30 946 31 009 30 403 30 208 29 897 31 204 29 563

6. Cilegon 8 182 8 190 8 034 7 795 7 541 8 411 7 850

7. Serang 12 056 11 976 11 595 11 709 11 681 12 414 11 929

8. Tangerang Selatan 23 606 23 251 22 575 22 323 22 386 23 270 21 897

Provinsi Banten 200 343 208 325 202 048 197 663 195 510 212 399 196 310

2008 201 098 213 106 205 970 200 632 201 531 219 198 198 642

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Page 209: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 121

Tabel 5.2.4

Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota

dan Penolong Persalinan di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Children Under Five Yearss

by Regency/Municipality And Birth Attendant

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Dokter Doctor

Bidan Midwife

Lainnya Others

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 3,35 36,05 60,60 100,00

2. Lebak 2,86 27,20 69,94 100,00

3. Tangerang 1) 21,01 63,79 15,20 100,00

4. Serang 5,50 41,99 52,51 100,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 33,94 61,52 4,54 100,00

6. Cilegon 10,34 77,55 12,11 100,00

7. Serang 6,94 61,72 31,34 100,00

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 15,61 52,92 31,47 100,00

2008 15,38 47,05 37,57 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009

BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009 Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 210: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

122 Banten in Figures 2010

Tabel 5.2.5

Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter

di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Health Professionals Other Than Doctor

at Public Health Center and Government Hospital

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Sarjana Farmasi

Pharmacy

SKM

Health School

Perawat

Nurse

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 9 34 526

2. Lebak 7 42 511

3. Tangerang 27 65 854

4. Serang 2 21 230

Kota / Municipality

5. Tangerang 47 142 1 575

6. Cilegon 2 6 61

7. Serang 5 12 278

8. Tangerang Selatan 66 12 542

Provinsi Banten 165 334 4 577

2008 100 329 3 931

Page 211: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 123

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.5

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Bidan

Midwife

Paramedis Non Keperawatan

Not Nurse

Non Medis

Not Medical

(1) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 413 151 439

2. Lebak 306 129 572

3. Tangerang 716 305 187

4. Serang 248 57 240

Kota / Municipality

5. Tangerang 392 609 1 575

6. Cilegon 84 31 26

7. Serang 126 64 33

8. Tangerang Selatan 190 108 20

Provinsi Banten 2 475 1 454 3 092

2008 2 342 328 2 720

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Page 212: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

124 Banten in Figures 2010

Tabel 5.2.6

Jumlah Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Number of Drug Distributors by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Industri Farmasi Pharmaceutical

Industry

Pedagang Besar Farmasi Pharmaceutical

Whole Sale

Apotik Dispensaries

Industri Kecil Obat Lainnya Other Drug

Industry

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - - 32 - 32

2. Lebak - 1 17 - 18

3. Tangerang 15 21 143 24 203

4. Serang 4 10 16 - 30

Kota / Municipality

5. Tangerang 11 22 269 22 324

6. Cilegon - 1 48 - 49

7. Serang - 8 45 2 55

8. Tangerang Selatan - 18 75 - 93

Provinsi Banten 30 81 645 48 804

2008 28 86 634 49 797

Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province

Page 213: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 125

Tabel 5.2.7

Jumlah Akseptor Keluarga Berencana

Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara Kontrasepsi

yang Digunakan di Provinsi Banten, 2009

Number of Family Planning Acceptors

by Regency/Municipality and Method of Contraception

Based on The Result of Family Registration

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Metode Jangka Panjang (MJP) Long Term Method

I U D I U D

M O P Vasectomy

M O W Tubectomy

Susuk Implant

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 6 424 1 253 2 129 11 530

2. Lebak 5 633 2 540 2 307 19 245

3. Tangerang 39 285 7 822 4 071 15 050

4. Serang 7 676 2 295 2 978 13 033

Kota / Municipality

5. Tangerang 33 374 1 719 4 662 7 128

6. Cilegon 2 645 206 892 8 259

7. Serang 4 748 437 1 634 2 897

8. Tangerang Selatan 82 703 1 508 10 492 1 160

Provinsi Banten 182 488 17 780 29 165 78 302

2008 133 002 18 360 21 406 67 487

Page 214: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

126 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.7

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Non Metode Jangka Panjang (Non MJP) Non Long Term Method

Jumlah Total

(MJP + Non MJP) Suntik Injection

Pil Pil

Kondom Condom

Tradisional & Lainnya Traditional & Others

(1) (6) (7) (8) (9) (10)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 83 921 30 359 339 - 135 955

2. Lebak 85 049 46 003 2 231 - 163 008

3. Tangerang 160 276 67 090 2 019 - 295 613

4. Serang 101 909 49 943 1 853 - 179 687

Kota / Municipality

5. Tangerang 114 336 49 891 2 355 - 213 465

6. Cilegon 27 906 6 916 913 - 47 737

7. Serang 37 272 14 067 975 - 62 030

8. Tangerang Selatan 1 868 48 622 1 477 - 147 830

Provinsi Banten 612 537 312 891 12 162 - 1 245 325

2008 620 580 299 898 6 546 - 1 167 279

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

Page 215: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 127

Tabel 5.2.8

Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota

dan Umur Isteri di Provinsi Banten, 2009

Number of Fertile Age Couple by Regency/Municipality

and Wife Age in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Umur Isteri (tahun) / Wife Age (years old) Jumlah Total

< 20 20 – 29 > 29

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 11 883 88 913 111 371 212 167

2. Lebak 21 159 103 143 116 701 241 003

3. Tangerang 34 680 232 308 216 962 483 950

4. Serang 7 688 100 361 147 203 255 252

Kota / Municipality 10 600 81 613 171 917 264 130

5. Tangerang 10 600 81 613 171 917 264 130

6. Cilegon 1 037 19 759 45 688 66 484

7. Serang 3 634 36 799 56 525 96 958

8. Tangerang Selatan 6 451 83 153 109 422 199 026

Provinsi Banten 97 132 746 049 975 789 1 818 970

2008 106 971 694 278 954 765 1 756 014

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

Page 216: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

128 Banten in Figures 2010

Tabel 5.2.9

Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan

Tahapan Keluarga Sejahtera di Provinsi Banten, 2009

Number of Family by Level of Prosperous Family

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Keluarga Pra Sejahtera

Pre-level Prosperous Family

Keluarga Sejahtera Tahap I

Prosperous Family Level I

Keluarga Sejahtera Tahap II

Prosperous Family Level II

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 85 633 82 150 64 846

2. Lebak 80 028 91 162 103 525

3. Tangerang 162 496 170 104 146 988

4. Serang 90 849 81 377 97 065

Kota / Municipality 21 618 60 541 111 014

5. Tangerang 21 618 60 541 111 014

6. Cilegon 5 949 10 348 36 577

7. Serang 18 907 29 095 45 743

8. Tangerang Selatan 13 798 43 805 89 936

Provinsi Banten 479 278 568 582 695 694

2008 489 654 530 357 662 572

Page 217: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 129

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.9

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Keluarga Sejahtera Tahap III

Prosperous Family Level III

Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Prosperous Family Level III Plus

Jumlah

Total

(1) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 44 010 12 674 289 313

2. Lebak 41 353 8 333 324 401

3. Tangerang 105 807 42 365 627 760

4. Serang 58 578 12 062 339 931

Kota / Municipality

5. Tangerang 103 130 37 294 333 597

6. Cilegon 21 512 7 368 81 754

7. Serang 25 883 4 759 124 387

8. Tangerang Selatan 69 780 31 946 249 265

Provinsi Banten 470 053 156 801 2 370 408

2008 445 027 141 456 2 269 066

Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province

Page 218: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

130 Banten in Figures 2010

5.3 PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

HOUSING AND ENVIRONMENT

Tabel 5.3.1

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota

dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal

di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Households by Regency/Municipality

and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Dwelling Occupancy Status

Jumlah Total

Milik Sendiri Owner Self

Kontrak Contract

Sewa Rent

Lainnya Other

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 90,52 0,16 0,13 9,19 100,00

2. Lebak 93,42 1,62 0,17 4,8 100,00

3. Tangerang 1) 67,67 11,02 9,68 11,63 100,00

4. Serang 85,33 0,95 0,61 13,11 100,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 55,05 11,90 22,72 10,34 100,00

6. Cilegon 72,50 4,37 9,83 13,31 100,00

7. Serang 76,94 7,95 1,11 14 100,00

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 74,35 7,07 8,00 10,57 100,00

2008 77,12 4,88 8,85 9,15 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 219: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 131

Tabel 5.3.2

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Lantai Terluas di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Households by Regency/Municipality

and Widest Floor Type in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Jenis Lantai Terluas Widest Floor Type

Jumlah

Total Tanah

Ground Floor Bukan Tanah

Not The Ground Floor

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 21,58 78,42 100,00

2. Lebak 9,07 90,93 100,00

3. Tangerang 1) 10,09 89,91 100,00

4. Serang 15,07 84,93 100,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 1,32 98,68 100,00

6. Cilegon 3,04 96,96 100,00

7. Serang 4,70 95,3 100,00

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 9,83 90,17 100,00

2008 9,20 90,80 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 220: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

132 Banten in Figures 2010

Tabel 5.3.3

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota

dan Luas Lantai Rumah di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Households by Regency/Municipality

and House Floor Area in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Luas Lantai Rumah (m2) House Floor Area (m2) Jumlah

Total

<20 20 – 49 50 – 99 100 – 149 150+

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 0,25 41,47 46,95 8,09 3,23 100,00

2. Lebak 0,89 57,70 38,37 2,78 0,25 100,00

3. Tangerang 1) 11,60 32,97 45,63 6,88 2,92 100,00

4. Serang 2,50 29,01 55,50 10,18 2,81 100,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 21,27 23,68 25,48 14,54 15,02 100,00

6. Cilegon 1,44 15,99 43,18 29,66 9,72 100,00

7. Serang 2,11 15,67 47,68 21,50 13,04 100,00

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 8,61 33,81 42,66 9,61 5,31 100,00

2008 7,40 29,83 47,45 9,30 6,03 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 221: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 133

Tabel 5.3.4

Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota

dan Sumber Air Minum di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Households by Regency/Municipality

and Source of Drinking Water in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Sumber Air Minum Source of Drinking Water

Jumlah Total

Air dalam kemasan Packaged

Water

Ledeng Pipe

Water

Pompa Well

Pumps

Sumur Water Wells

Lainnya Other

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2,88 6,39 6,09 45,41 39,23 100,00

2. Lebak 1,44 2,78 9,63 57,26 28,89 100,00

3. Tangerang 1) 31,22 6,98 48,71 11,33 1,76 100,00

4. Serang 23,62 5,54 27,17 27,40 16,27 100,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 49,28 12,14 34,73 1,44 2,40 100,00

6. Cilegon 47,56 6,94 23,60 18,51 3,39 100,00

7. Serang 33,13 6,72 34,33 24,40 1,42 100,00

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 26,86 7,01 32,23 22,47 11,43 100,00

2008 25,81 7,72 29,74 25,35 11,37 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 222: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

134 Banten in Figures 2010

5.4 KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS

SOCIAL INSECURITY AND CRIME

Tabel 5.4.1

Karakteristik Kerawanan Sosial Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Social Insecurity Characteristics

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Komunitas Adat Terpencil

Tribal Communities

Korban Bencana Alam

Natural Disaster Victims

Korban Bencana Sosial/Pengungsi

Social Disaster Victims/Refugee

Masyarakat yang tinggal di Daerah Rawan

Bencana People Living

in Disaster Prone Areas

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 271 7 724 2 951 64 992

2. Lebak 4 040 813 99 118

3. Tangerang - 596 233 2 336

4. Serang - 379 18 -

Kota / Municipality

5. Tangerang - 2 969 - 2 591

6. Cilegon - - 22 -

7. Serang - 1 - -

8. Tangerang Selatan - - - -

Provinsi Banten 5 311 12 482 3 323 70 037

Page 223: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 135

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.4.1

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Kekerasan Terhadap Wanita

Violence Against Women

Kekerasan Terhadap Lansia

Violence Against Elderly

Kekerasan Terhadap Anak

Violence Against Children

(1) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 238 179 2 002

2. Lebak 543 21 36

3. Tangerang 247 276 397

4. Serang 39 158 38

- -

Kota / Municipality

5. Tangerang 31 80 5

6. Cilegon 3 - -

7. Serang 19 1 -

8. Tangerang Selatan 1 - -

Provinsi Banten 1 121 715 2 478

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province

Page 224: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

136 Banten in Figures 2010

Tabel

5.4.2 Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Potency and Source Of Social Welfare

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Pekerja Sosial Masya-rakat

Social Workers

Organisasi Sosial

Social Organization

Karang Taruna

Youth Club

Keperintisan dan

Kepahlawanan

Independent Patriot

KLSDU WKSBM

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten/Regency

1. Pandeglang 1 675 121 335 36 7 15

2. Lebak 1 306 139 300 - 4 40

3. Tangerang 1) 1 640 435 302 67 140 220

4. Serang 372 50 203 - 89 6

Kota/Municipality

5. Tangerang 520 302 410 12 1 591 549

6. Cilegon 86 9 11 24 7 1 400

7. Serang 73 23 73 9 - -

8. Tangerang Selatan ... ... .. ... ... ...

Provinsi Banten 5 672 1 079 1 634 148 1 838 2 230

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

- KLSDU : Kerjasama Lintas Sektor dan Dunia Usaha - WKSBM : Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat

Page 225: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 137

Tabel 5.4.3

Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (jiwa), 2009

Number of Social Welfare Problem Bearers

by Kind and Regency/Municipality

in Banten Province (person), 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Anak Terlantar

Neglated Children

Anak Nakal

Naughty Children

Wanita Tuna Susila

Prostitute

Pengemis

Beggar

Gelandangan

Vagrant

Balita Terlantar

Baby Neglated

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 10 196 797 177 871 1 131 6 024

2. Lebak 174 - 232 52 - 208

3. Tangerang 1) 4 644 443 332 252 168 335

4. Serang 4 409 166 26 757 185 1 601

Kota / Municipality

5. Tangerang 4 109 99 20 158 2 618

6. Cilegon 645 4 12 31 7 347

7. Serang 548 120 81 311 6 97

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 24 725 1 629 880 2 432 1 499 9 230

Page 226: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

138 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.4.3

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Korban NAPZA

Drugs Addicted

Bekas Narapidana

Presiour Scor

Keluarga Bermasalah

Sosial Psikologi

Lansia Terlantar

Abondoned Elderly

Jumlah

Total

(1) (8) (9) (10) (11) (12)

Kabupaten/Regency

1. Pandeglang 106 418 5 046 11 793 36 559

2. Lebak 536 1 616 65 403 3 286

3. Tangerang 1) 198 313 242 3 269 10 196

4. Serang 8 324 347 8 464 16 287

Kota/Municipality

5. Tangerang 407 296 189 4 480 10 378

6. Cilegon 407 51 247 204 1 955

7. Serang 21 173 - 195 1 552

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 1 683 3 191 6 136 28 808 80 213

Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Services – Banten Province Government Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 227: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 139

Tabel 5.4.4

Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi

Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009

Number of Crimes Commited by Type of Crime

in Banten Province, 2009

Table

Jenis Kejahatan

Type of Crime

Tindak Kejahatan / Crime

Tindak Pidana Crime

Penyelesaian Tindak Pidana The Settlement of Criminal

(1) (2) (3)

1. Pembunuhan / Murder 13 12

2. Penganiyaan dengan pemberatan 183 82

3. Pencurian dengan pemberatan (Curat)

453 270

4. Pencurian dengan kekerasan (Curas) Theft with violence

67 36

5. Pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) Motor vehicle theft

459 78

6. Kebakaran / Fire 30 10

7. Perjudian / Gambling 60 53

8. Pemerasan / Extortion 9 6

9. Perkosaan / Rape 16 9

10. Narkotika / Narcotics 113 115

11. Kenakalan Remaja / Adolescent hoax - -

Jumlah / Total 1 403 671

2008 1 194 775

2007 178 161

2006 1 465 767

2005 1 435 680

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Page 228: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

140 Banten in Figures 2010

Tabel 5.4.5

Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan

Jumlah Korban di Wilayah Kepolisian Banten, 2009

Number of Accidents and Victims

in The Territory of State Police of Banten, 2009

Table

Bulan Month

Jumlah Kecelakaan

Total Accidents

Korban (orang) Victim (person)

Meninggal Deaths

Luka Berat Seriously Injured

Luka Ringan Slightly Injured

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 29 6 35 22

Februari / February 29 12 25 29

Maret / March 27 6 26 24

April / April 44 13 39 34

Mei / May 25 17 30 20

Juni / June 43 15 32 33

Juli / July 106 30 75 99

Agustus / August 90 23 72 95

September / September 166 30 88 179

Oktober / October 139 21 73 180

November / November 113 26 67 119

Desember / December 144 30 74 161

Jumlah / Total 955 229 636 995

2008 482 156 380 372

2007 379 190 299 334

2006 364 187 248 304

2005 195 203 186 116

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Page 229: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 141

Tabel 5.4.6

Perkiraan Kerugian Materi Pada Kecelakaan

Lalu Lintas di Wilayah Kepolisian Banten

(ribuan rupiah), 2005-2009

Material Lost Estimation of Accident

in The Territory of State Police of Banten

(thousand rupiahs), 2005-2009

Table

Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 32 500 1 887 350 416 700 271 00 196 450

2. Lebak 75 700 89 750 123 800 197 00 181 350

3. Tangerang 1) 285 560 817 050 1 007 350 1 189 900 1 026 179

4. Serang 2) 72 000 73 650 106 350 292 050 933 550

Kota / Municipality

5. Tangerang 123 408 916 650 770 775 1 078 940 624 400

6. Cilegon 211 500 498 800 529 750 231 760 491 000

7. Serang ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Jalan Tol Jakarta-Merak km 47-98

... ... 791 000 2 374 050 1 962 500

Provinsi Banten 800 668 2 135 715 3 745 725 5 634 700 5 415 429

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Catatan / Note

: 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 230: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

142 Banten in Figures 2010

5.5 AGAMA

RELIGION

Tabel 5.5.1

Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Number of Religious Worship Places

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Mesjid/ Musholla

Mosque

Gereja Protestan

Protestan Churches

Gereja Katolik

Chatolic Church

Pura

Budhist Temple

Vihara

Buddhist Monasteries

Jumlah

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 3 592 5 1 - 1 3 599

2. Lebak 3 793 6 3 - 2 3 804

3. Tangerang 1) 9 775 317 18 4 37 10 151

4. Serang 2) 5 721 21 2 - 3 5 747

Kota / Municipality

5. Tangerang 879 287 12 6 35 1 219

6. Cilegon 976 8 1 1 4 990

7. Serang ... ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 24 736 644 37 11 82 25 510

2008 24 680 644 37 11 81 25 453

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 231: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 143

Tabel 5.5.2

Persentase Penduduk Menurut Agama

di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Population by Religion

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Agama / Religion Jumlah

Total Islam Protestan Katolik Hindu Budha

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 99,42 0,21 0,03 0,14 0,21 100,00

2. Lebak 97,62 1,06 0,32 0,41 0,57 100,00

3. Tangerang 1) 85,66 6,13 1,58 1,36 5,26 100,00

4. Serang 2) 97,99 0,95 0,51 0,28 0,27 100,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 66,80 17,73 3,54 1,66 10,27 100,00

6. Cilegon 93,51 3,28 1,34 1,06 0,80 100,00

7. Serang ... ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 87,73 5,89 1,42 0,97 4,00 100,00

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 232: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

144 Banten in Figures 2010

Tabel 5.5.3

Jumlah Calon/Jamaah Haji

dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2009

Number of Applicants/Pilgrims

and Cost to Mecca in Banten Province, 2000-2009

Table

Musim Haji

Periode

Calon Jamaah Haji

Applicant

Jamaah Haji Berangkat

Departure

Jamaah Yang Batal

Cancelling

Besarnya ONH

Cost

(1) (2) (3) (4) (5)

2002 4 866 4 865 - Rp 800 000 + US$ 2 677,00

2003 5 150 5 110 40 Rp 967 500 + US$ 2 675,00

2004 5 216 5 216 - Rp 967 500 + US$ 2 675,00

2005 5 128 5 128 - Rp 963 266 + US$ 2 668,00

2006 8 505 8 401 104 Rp 466 864 + US$ 2 851,70

2007 8 474 8 366 98 Rp 400 100 + US$ 2 925,90

2008 8 554 8 534 21 Rp 501 000 + US$ 3 429,60

2009 8 572 8 541 31 Rp 100 000 + US$ 3 444,00

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Page 233: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 145

Tabel 5.5.4

Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009

Number of Pilgrims by Regency/Municipality

and Sex in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Jenis Kelamin / Sex Jumlah

Total Laki-laki / Male Perempuan / Female

(1) (2) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 382 472 854

2. Lebak 348 369 717

3. Tangerang 1) 1 156 1 351 2 507

4. Serang 2) 798 934 1 732

Kota / Municipality

5. Tangerang 926 1 168 2 094

6. Cilegon 303 334 637

7. Serang ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 3 913 4 628 8 541

2008 3 997 4 537 8 534

2007 3 861 4 505 8 366

2006 3 908 4 493 8 401

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 234: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

146 Banten in Figures 2010

Tabel 5.5.5

Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2009

Number of Pilgrims by Age Group

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Kelompok Umur (tahun) / Age Group (year) Jumlah Total

0 - 30 31 – 40 41 - 50 51+

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 55 163 250 386 854

2. Lebak 42 122 184 369 717

3. Tangerang 1) 125 473 869 1 040 2.507

4. Serang 2) 133 384 595 620 1.732

Kota / Municipality

5. Tangerang 92 289 683 1 030 2.094

6. Cilegon 13 108 241 275 637

7. Serang ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...

Banten 460 1 539 2 822 3 720 8 541

2008 428 1 473 2 810 3 790 8 501

2007 590 1 608 2 695 3 473 8 366

2006 531 1 795 2 717 3 358 8 401

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 235: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 147

5.6 SOSIAL LAINNYA

OTHER SOCIAL MATTER

Tabel

5.6.1 Jumlah Perkara yang Diputus

Di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten

Menurut Jenis Perkara, 2009

Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory

of Banten by Type of Cases, 2009

Table

Jenis Perkara

Kind of Cases

Perkara yang diputus oleh Pengadilan Agama

Things that be on High-Level Religious Court

Perkara yang Dimohonkan Banding

The proposed appeal

(1) (2) (3)

1. Ijin Poligami / Polygamy Permission 24 - 2. Pencegahan Perkawinan / Marriage Preventation - - 3. Penolakan Perkawinan / Marriage Rejection - - 4. Pembatalan Perkawinan / Marriage Disqualification 11 - 5. Kelalaian Kewajiban / Derelication of The Duty - - 6. Cerai Talak / Divorce 1 373 21 7. Cerai Gugat / Divorce (woman’s inisiative) 3 138 26 8. Pembagian Harta Bersama / Herritage by Married 28 3 9. Penguasaan Anak / Child Guardian 9 1 10. Nafkah dari Ibu / Mother’s Finance - - 11. Hak Bekas Istri / Right of Ex-wife - - 12. Pengesahan Kekuasaan / Derectionary Retification - - 13. Pencabutan Kekuasaan / Revocation of Authority 1 - 14. Perwalian / Trusteeship 12 - 15. Penunjukan sebagai Wali / Reference as Trustee - - 16. Ganti Rugi terhadap Wali / Compens. about Trustee - - 17. Asal Usul Anak / Child Origin - - 18. Kawin Campuran / Mixed Marriage 2 - 19. Itsbat Nikah / Compirmation Marriage 628 - 20. Ijin Kawin / Marriage Permission - - 21. Dispensasi Kawin / Dispensation Marriagre 4 - 22. Wali Adhol / Adhol Substitute 25 - 23. Ekonomi Syariah / Syariah Economic - 4 24. Warisan / Legacy 31 - 25. Hibah/Wakaf/Zakat / Grant/Edification/Foot - - 26. Penetapan Ahli Waris / Determining Relation 95 - 27. Lain-lain / Others 21 - 28. Dicabut/Ditolak/Gugur/Dicoret Cancelled/Refused/Failed/Scratch

- -

Jumlah / Total 5 402 55

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Regional Islamic High Court in Banten Province

Page 236: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

148 Banten in Figures 2010

Tabel

5.6.2 Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding

pada Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten, 2009

Number of Cases Which Petitioned Appeal in

Islamic High Court of Banten, 2009

Table

Bulan

Month

Sisa Perkara Tahun Lalu

The Rest Cases

Last Year

Jumlah Perkara Diterima

Number of Registered

Jumlah Seluruh Perkara

Number of All Cases

Jumlah Perkara Diputus

Number of Sentenced

Sisa Perkara

The Rest Cases

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Januari / January 4 7 11 5 6

Pebruari / February 6 4 10 5 5

Maret / March 5 4 9 5 4

April / April 4 6 10 7 3

Mei / May 3 6 9 5 4

Juni / June 4 6 10 3 7

Juli / July 7 2 9 5 4

Agustus / August 4 4 8 3 5

September / September 5 3 8 2 6

Oktober / October 6 5 11 4 7

Nopember / November 7 4 11 5 6

Desember / December 6 4 10 5 5

Jumlah / Total 4 55 59 54 5

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province

Page 237: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 149

Tabel 5.6.3

Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus

pada Pengadilan Agama di Provinsi Banten, 2009

Recapitulation Case Received and Decided

on Islamic Court in Banten Province, 2009

Table

Pengadilan Agama Lower-Level

Religious Court

Sisa Perkara Tahun Lalu

Remaining Case in

The Last Year

Jumlah Perkara Diterima

Number of Registered

Jumlah Seluruh Perkara

Number of All Cases

Jumlah Perkara Diputus

Number of Sentenced

Sisa Perkara

Remaining Case in

The Last Year

(1) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Serang 88 937 1 025 867 158

2. Tangerang 196 1 296 1 492 1 227 265

3. Rangkasbitung 28 343 371 331 40

4. Pandeglang 25 299 324 270 54

5. Tigaraksa 263 1 893 2 156 1 791 365

6. Cilegon 30 634 664 619 45

Jumlah / Total 630 5 402 6 032 5 105 927

Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province

Page 238: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

150 Banten in Figures 2010

Tabel 5.6.4

Jumlah Tahanan di UPT Lembaga Pemasyarakatan (LP)

Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten (jiwa), 2009

Number of Prisoners in Prison House Units (LP)

by Type of Crimes in Banten Province (Person), 2009

Table

Jenis Kejahatan Type of Crimes

Pasal KUHP/UU

Regulations

LP Klas I Tangerang

LP Serang

Pria Man

Wanita Woman

Pria Man

Wanita Woman

Politik / Politics 104-129 - - - -

Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State

UU 20/01 - - - -

Terhadap Ketertiban To Safety General

154-181 54 - 14 -

Pembakaran / Arson 187-188 5 - 8 -

Penyuapan / Bribery 209-210 - - - -

Mata Uang / Coins 244-251 14 - 9 -

Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp

253-275 - - 3 -

Kesusilaan / Prostitution 281-297 95 - 42 -

Perjudian / Gambling 303 8 - 3 -

Penculikan / Abducion 324-336 15 - 5 -

Pembunuhan / Murder 338-350 100 - 64 -

Penganiayaan / Torture 351-356 37 - 16 -

Pencurian / Theft 362-364 199 - 161 -

Perampokan / Robbery 365 122 - 134 -

Memeras/Mengancam Black Mail

368-369 9 - 7 -

Penggelapan / Fraud 372-375 78 - 27 -

Penipuan / Cheated 378-395 50 - 29 -

Merusak Barang / Vandalize 406-410 - - - -

Dalam Jabatan / Funcionary UU 8/92 10 - - -

Penadahan / Fance 480-481 26 - 6 -

Ekonomi / Economics UU 359 76 - 3 -

Subversi / Subversion UU 10/95 - - - -

Narkotika / Psikotropika UU 22/97 831 - 183 -

Korupsi / Corruption … 1 - 8 -

Penyelundupan / Smuggler … - - - -

Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP

15/01 - - - -

Page 239: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 151

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

Rutan Serang

Rutan Pandeglang

Rutan Rangkasbitung

Pria Man

Wanita Woman

Pria Man

Wanita Woman

Pria Man

Wanita Woman

Politik / Politics - - - - - -

Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State

- - - - - -

Terhadap Ketertiban To Safety General

24 - 1 - 7 -

Pembakaran / Arson - - - - - -

Penyuapan / Bribery - - - - - -

Mata Uang / Coins - 1 5 2 - -

Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp

- 1 - - - -

Kesusilaan / Prostitution 8 - 4 - 17 -

Perjudian / Gambling 78 - 19 1 11 1

Penculikan / Abducion - - 2 - - -

Pembunuhan / Murder 4 - 2 - 6 -

Penganiayaan / Torture 33 1 5 - - -

Pencurian / Theft 92 1 86 - 114 2

Perampokan / Robbery 26 - 15 - 12 -

Memeras/Mengancam Black Mail

29 - 2 - - -

Penggelapan / Fraud 19 2 8 - 11 -

Penipuan / Cheated 43 1 21 - 17 -

Merusak Barang / Vandalize - - - - - -

Dalam Jabatan / Funcionary - - - - - -

Penadahan / Fance 8 - 5 - 5 -

Ekonomi / Economics - - - - - -

Subversi / Subversion - - - - - -

Narkotika / Psikotropika 55 1 24 - 27 1

Korupsi / Corruption 12 - 9 - - -

Penyelundupan / Smuggler - - - - - -

Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP

- - - - - -

Page 240: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

152 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

LP Wanita

Woman Prison

LP Pemuda

Young Man Prison

LP Anak Child Prison

Pria Boy

Wanita Girl

Politik / Politics - - - -

Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State

- - - -

Terhadap Ketertiban To Safety General

- 96 17 3

Pembakaran / Arson - 11 - -

Penyuapan / Bribery - 30 - -

Mata Uang / Coins 6 5 - 1

Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp

4 19 - -

Kesusilaan / Prostitution 4 29 14 -

Perjudian / Gambling 4 352 1 -

Penculikan / Abducion 8 14 - 2

Pembunuhan / Murder 11 40 19 1

Penganiayaan / Torture 2 52 4 2

Pencurian / Theft 29 356 43 19

Perampokan / Robbery 3 260 13 1

Memeras/Mengancam Black Mail

- 44 - -

Penggelapan / Fraud 19 110 2 13

Penipuan / Cheated 14 132 - 6

Merusak Barang / Vandalize - 9 - -

Dalam Jabatan / Funcionary - 2 - -

Penadahan / Fance 2 83 1 -

Ekonomi / Economics - - - -

Subversi / Subversion - - - -

Narkotika / Psikotropika 286 1 702 90 106

Korupsi / Corruption 2 13 - -

Penyelundupan / Smuggler - - - -

Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP

- - - -

Page 241: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 153

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

Pasal KUHP/UU

Regulations

LP Klas I Tangerang

LP Serang

Pria Man

Wanita Woman

Pria Man

Wanita Woman

Kenakalan / Mischief 23/92 - - - -

Lain-lain / Others 39/04 - - 19 -

UU Darurat / Emergency Laws UU 12/51 - - - -

UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand

UU 15/01 - - - -

UU Kesehatan / Act Health UU 23/92 - - - -

UU Perfilman / Act film UU 8/92 - - - -

UU Bea Cukai / Law Customs UU 10/95 - - - -

UU Perindustrian / Industry Act UU 5/84 - - - -

UU Perlindungan Anak Laws Child Protection

UU 23/02 - - 40 -

UU Perbankan / Banking Law UU 10/98 - - - -

UU Hak Cipta / Law Copyright UU 19/02 - - - -

KDRT / Domestic Violence UU 23/04 - - - -

UU TKI / The Law of Labor UU 39/04 - - - -

UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection

UU 8/99 - - - -

UU Keimigrasian Immigration laws

UU 9/92 - - - -

UU No 22 Tahun 2001 22/01 - - - -

Perdagangan Orang Trafficking of People

UU 21/07 - - - -

Menelantarkan Anak Strand Children

305 KUHP - - - -

Illegal Logging - - - 1 -

Lantas 359-360 - - - -

Kehutanan / Forestry UU 41/99 - - - -

Kelautan / Marine UU 5/90 - - - -

Jumlah / Total 1 730 - 782 -

Page 242: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

154 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

Rutan Serang

Rutan Pandeglang

Rutan Rangkasbitung

Pria Man

Wanita Woman

Pria Man

Wanita Woman

Pria Man

Wanita Woman

Kenakalan / Mischief - - - - - -

Lain-lain / Others 37 - 22 - 44 -

UU Darurat / Emergency Laws - - 5 - - -

UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand

- - - - - -

UU Kesehatan / Act Health - - - - - -

UU Perfilman / Act film - - - - - -

UU Bea Cukai / Law Customs - - - - - -

UU Perindustrian / Industry Act - - - - - -

UU Perlindungan Anak Laws Child Protection

- - 4 - - -

UU Perbankan / Banking Law - - - - - -

UU Hak Cipta / Law Copyright - - - - - -

KDRT / Domestic Violence - - - - - -

UU TKI / The Law of Labor - - - - - -

UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection

- - - - - -

UU Keimigrasian Immigration laws

- - - - - -

UU No 22 Tahun 2001 - - - - - -

Perdagangan Orang Trafficking of People

- - - - - -

Menelantarkan Anak Strand Children

- - - - - -

Illegal Logging - - 2 - - -

Lantas - - 7 - - -

Kehutanan / Forestry - - 3 - - -

Kelautan / Marine - - - - - -

Jumlah / Total 468 8 251 3 271 4

Page 243: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 155

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4

Jenis Kejahatan Type of Crimes

LP Wanita

Woman Prison

LP Pemuda

Young Man Prison

LP Anak Child Prison

Pria Boy

Wanita Girl

Kenakalan / Mischief - - - -

Lain-lain / Others 13 25 3 -

UU Darurat / Emergency Laws - 73 - -

UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand

- 5 - -

UU Kesehatan / Act Health - 9 - -

UU Perfilman / Act film - 13 - -

UU Bea Cukai / Law Customs - 10 - -

UU Perindustrian / Industry Act - 4 - -

UU Perlindungan Anak Laws Child Protection

- 17 18 2

UU Perbankan / Banking Law - 12 1 -

UU Hak Cipta / Law Copyright - 11 - -

KDRT / Domestic Violence - 17 - -

UU TKI / The Law of Labor - 10 - -

UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection

- 8 - -

UU Keimigrasian Immigration Law

- 2 - -

UU No 22 Tahun 2001 - 25 - -

Perdagangan Orang Trafficking of People

- - - 1

Menelantarkan Anak Strand Children

- - - 1

Illegal Logging - - - -

Lantas - - - -

Kehutanan / Forestry - - - -

Kelautan / Marine - - - -

Jumlah / Total 407 3 600 226 158

Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Law and Human Rights in Banten Province

Page 244: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

156 Banten in Figures 2010

Tabel 5.6.5

Rekapitulasi Produksi Sertifikat

oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,

Hingga Tahun 2009

Production of Certificate by National Land Agency

by Regency/Municipality in Banten Province,

Until Year 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Hak Milik Proprietary Rights

Hak Guna Usaha Concession Used Rights

Hak Guna Bangunan Building Used Rights

Bidang Field

Luas Area (ha)

Bidang Field

Luas Area (ha)

Bidang Field

Luas Area (ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency -

1. Pandeglang 150 020 23 605,58 40 1 252,55 62 788 7 759,00

2. Lebak 66 050 35 769,58 57 14 536,48 3 214 3 335,09

3. Tangerang 1) 110 669 33 111,75 61 14 651,50 10 328 5 779,07

4. Serang 2) 415 580 29 700,98 12 974,57 372 460 15 398,60

Kota / Municipality

5. Tangerang 179 343 14 508,54 42 1,26 72 767 8 570,56

6. Cilegon 102 171 12 868,25 - - 13 878 3 411,21

7. Serang ... ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 1 023 833 149 564,68 212 31 416,36 535 435 44 253,53

2009 967 886 255 292,83 115 26 591,80 465 316 98 010,04

Page 245: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 157

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.5

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Hak Pakai Used Rights

Hak Pengelolaan Management Rights

Bidang Field

Luas Area (ha)

Bidang Field

Luas Area (ha)

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 270 1 410,93 141 797,14

2. Lebak 746 2 356,66 1 5,00

3. Tangerang 1) 654 4 846,54 7 9,06

4. Serang 2) 552 1 296,27 17 107,05

Kota / Municipality

5. Tangerang 550 603,67 53 0,40

6. Cilegon 344 282,50 27 54,50

7. Serang ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 4 116 10 796,57 246 973,15

2008 4 121 31 464,29 221 30 132,77

Page 246: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

158 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.5

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Hak Sarusun Sarusun Rights

Tanah Wakaf Wakaf Land

Bidang Field

Luas Area (ha)

Bidang Field

Luas Area (ha)

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2 683 6,34 3 978 635,92

2. Lebak 500 3,50 103 8,05

3. Tangerang 1) - - 853 452,60

4. Serang 2) 6 607 - 247 13,00

Kota / Municipality

5. Tangerang 5 180 2 492,76 57 0,34

6. Cilegon 650 2,25 108 29,03

7. Serang ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 15 620 2 504,85 5 346 1 138,94

2008 14 169 72,97 5 245 45 948,67

Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 247: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 159

Tabel 5.6.6

Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)

dan Penerbitan Akta Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Number of Officials Making Land Deed and

Certificate Publishing in Banten Province, 2009

Table

Wilayah Kerja Kabupaten/Kota

Work Area Regency/City

Jumlah PPAT Total PPAT

Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta) Kind of Acta / Production (Total Acta)

PPAT Sementara

Provisional

PPAT Notaris

Notary

Jual Beli

Purchasing

Hibah

Gift

Pembagian Hak

Bersama

Right Division

Tukar Menukar

Exchange

Pelepasan Hak

Right Free

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 35 16 2 000 230 205 - -

2. Lebak 28 7 2 510 160 10 - -

3. Tangerang 1) 36 407 47 250 1 074 530 100 100

4. Serang 2) 34 103 15 340 730 520 100 100

Kota / Municipality

5. Tangerang 13 118 15 000 550 230 - -

6. Cilegon 8 28 2 100 256 105 - -

7. Serang ... ... ... ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 154 679 84 200 3 000 1 600 200 200

2008 154 620 91 428 3 183 2 093 1 686

Page 248: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

160 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.6

Wilayah Kerja Kabupaten/Kota

Work Area Regency/City

Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta) Kind of Acta / Production (Total Acta)

APDP APHT SK.MHT Jumlah / Total

(1) (9) (10) (11) (12)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - 900 900 4 235

2. Lebak - 670 550 3 900

3. Tangerang 1) 100 14 000 14 050 77 204

4. Serang 2) 100 3 530 3 500 23 920

Kota / Municipality

5. Tangerang - 7 900 9 400 33 080

6. Cilegon 20 1 300 2 600 6 381

7. Serang ... ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 220 28 300 31 000 148 720

2008 - 24 961 21 345 144 471

Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 249: Banten Dalam Angka 2010

BAB V SOSIAL

Banten dalam Angka 2010 161

Tabel 5.6.7

Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM)

oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009

Number of Driving Licences

Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009

Table

Jenis SIM Kind of Driving Licences

Perpanjangan SIM Add

SIM Baru New

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

1. SIM C 17 652 37 787 55 439

2. SIM A 10 181 17 092 27 273

3. SIM B - I 996 2 150 3 146

4. SIM B - II 943 737 1 680

Jumlah / Total 29 772 57 766 87 538

2008 15 147 53 687 78 283

2007 15 147 64 068 79 215

2006 18 494 58 602 77 096

2005 44 300 23 174 67 474

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Page 250: Banten Dalam Angka 2010

SOCIAL CHAPTER V

162 Banten in Figures 2010

Tabel 5.6.8

Banyaknya Penerbitan STNK

oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009

Total of Vehicle Registered Number (URM)

Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009

Table

Bulan

Month

Kendaraan Baru

New Car

Balik Nama

Transfer Duties

Pindah Daerah

Moved to Another Place

Hilang/ Salinan

Lost /Copy

Pengesahan

New Printing Legalization

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Januari / January 6 265 345 334 64 17 607

Pebruari / February 5 168 325 401 60 16 431

Maret / March 5 518 319 406 42 13 252

April / April 5 974 336 530 49 14 869

Mei / May 5 918 408 485 76 17 491

Juni / June 7 306 363 475 82 20 074

Juli / July 8 217 405 402 65 21 754

Agustus / August 9 009 419 444 78 18 318

September / September 7 557 320 251 62 19 658

Oktober / October 9 960 464 442 94 20 634

Nopember / November 7 388 476 470 72 20 538

Desember / December 8 809 380 401 25 21 150

Jumlah / Total 87 089 4 560 5 041 769 221 776

2008 94 947 - 4 489 - 188 297

2007 75 037 - 2 136 - 32 251

2006 67 720 2 711 2 086 547 157 529

2005 80 089 - 2 177 11 019 32 700

Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province

Page 251: Banten Dalam Angka 2010

6

PERTANIAN

Agriculture

Page 252: Banten Dalam Angka 2010
Page 253: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 165

Penjelasan Teknis

1. Pengumpulan data Statistik

Pertanian (SP) diselenggarakan oleh

Badan Pusat Statistik bekerja

sama dengan Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, Kementerian

Pertanian.

2. Data pokok tanaman pangan yang

dikumpulkan adalah luas panen dan

produktivitas (hasil per hektar).

Produksi tanaman pangan merupa-

kan hasil perkalian antara luas

panen dengan produktivitas. Data

tanaman pangan mencakup padi dan

palawija (jagung, kedelai, kacang

tanah, ubi kayu, dan ubi jalar).

Pengumpulan data luas panen

dilakukan setiap bulan oleh Mantri

Pertanian/Kepala Cabang Dinas

Kecamatan (KCD) dan dilaporkan

dengan formulir Statistik Pertanian

(SP). Pengumpulan data dilakukan

dengan pendekatan area kecamatan

di seluruh wilayah Indonesia.

Pengumpulan data luas panen di

tingkat kecamatan tersebut

didasarkan pada hasil pengumpulan

data dari seluruh desa/kelurahan

di kecamatan bersangkutan.

Pengumpulan data produktivitas

tanaman pangan dilakukan melalui

Survei Ubinan dengan meng-

gunakan formulir SUB-S. Periode

pengumpulan data dilakukan

setiap subround (caturwulan/empat

bulanan) dengan petugas lapangan

adalah Mantri Statistik (Koordinator

Statistik Kecamatan) / KSK dan

KCD.

Technical Notes

1. Agricultural Survey is carried out

by the BPS Statistics Indonesia in

cooperation with the Directorate

General of Food Crops, The

Ministry of Agriculture.

2. The main food crops data collected

consists of area harvested and

productivity (yield per hectare).

Food crops production is generated

byarea harvested multiply by

productivity. Food crops data

covers paddy and secondary food

crops (maize, soybeans, peanuts,

cassava, and sweet potatoes). The

area harvested data is collected

every month by the Agriculture

Extension Workers (called KCD for

Kepala Cabang Dinas) and

reported in Agriculture Statistics

Form. Data collection is conducted

by sub district area approach in all

over Indonesia. Area harvested in

each sub district is estimated based

on the area harvested in each

village in the sub district. Food

crops productivity (yield per

hectare) data are collected through

the Crop Cutting Survey using

SUB-S form. The data collection is

conducted in every sub round (four

monthly) with Sub District Statistics

Coordinator (called KSK for

Koordinator Statistik Kecamatan)

and KCD as the enumerator.

Page 254: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

166 Banten in Figures 2010

Pengumpulan data produktivitas

tanaman pangan dilakukan secara

sampel melalui survei ubinan

dengan pendekatan rumah tangga.

Metode pengumpulan data

produktivitas menggunakan metode

pengukuran langsung pada plot

ubinan yang berukuran 2½ m x 2½

m. Pengumpulan data produktivitas

dilakukan sesuai dengan waktu

panen petani.

3. Produksi padi mencakup padi sawah

dan padi ladang. Kualitas produksi

padi dan palawija adalah: gabah

kering giling (padi), pipilan kering

(jagung), biji kering (kedelai dan

kacang tanah), dan umbi basah (ubi

kayu dan ubi jalar).

4. Survei Pertanian Hortikultura (SPH)

diselenggarakan oleh Badan Pusat

Statistik bekerja sama dengan

Direktorat Jendral Hortikultura,

Kementrian Pertanian.

5. Metode yang digunakan dalam

survei ini adalah metode pencacahan

lengkap terhadap seluruh kecamatan

di Indonesia dan dilaporkan secara

rutin bulanan untuk data tanaman

sayuran dan buah-buahan semusim

dan triwulanan untuk tanaman buah-

buahan dan sayuran tahunan oleh

mantri tani/KCD.

The productivity is collected by

sampling method through crop

cutting survey with household

approach. The measurement is

conducted directly in 2½ m x 2½ m

crop cutting plot. The productivity

measurement is conducted at the

time farmers do harvest.

3. The production of paddy covers the

production of wet land rice and dry

land rice. Production of rice and

secondary crops are presented in

form of : dry unhusked rice

(paddy), dry loose maize (maize),

dry shells crops (soybeans and

peanuts) and fresh roots (cassava

and sweet potatoes).

4. The Agricultural Survey for

Horticulture (SPH) is carried out

by the BPS-Statistics Indonesia

in cooperation with the Directorate

General of Horticulture, The

Ministry of Agriculture.

5. The method used in this survey is

complete enumeration for all of

districts in Indonesia and reported

monthly for SPH-SBS and quarterly

for SPH-BST, SPH-TBF, SPH-TH

by agriculture extension services.

Page 255: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 167

6. Tanaman sayuran dan buah-buahan

semusim.

a. Tanaman sayuran semusim

adalah tanaman sumber vita-

min, garam mineral dan lain-

lain yang dikonsumsi dari

bagian tanaman yang berupa

daun, bunga, buah dan umbi-

nya, yang berumur kurang dari

satu tahun.

b. Tanaman buah-buahan semusim

adalah tanaman sumber vita-

min, garam mineral dan lain-

lain yang dikonsumsi dari

bagian tanaman yang berupa

buah, berumur kurang dari satu

tahun, tidak berbentuk pohon/

rumpun tetapi menjalar dan

berbatang lunak.

7. Tanaman buah-buahan dan sayuran

tahunan. Tanaman buah-buahan

tahunan adalah tanaman sumber

vitamin, garam mineral dan lain-

lain yang dikonsumsi dari bagian

tanaman yang berupa buah dan

merupakan tanaman tahunan.

Tanaman sayuran tahunan adalah

tanaman sumber vitamin, garam

mineral dan lain-lain yang

dikonsumsi dari bagian tanaman

yang berupa daun dan atau buah

yang berumur lebih dari satu tahun.

8. Tanaman biofarmaka. Tanaman

biofarmaka adalah tanaman yang

bermanfaat untuk obat-obatan,

kosmetik dan kesehatan yang

dikonsumsi atau digunakan dari

bagian-bagian tanaman seperti

daun, batang, buah, umbi (rimpang)

ataupun akar.

6. Seasonal vegetables and fruit

plants.

a. Seasonal vegetables plants are

plants which are the sources of

vitamin, mineral salt, etc,

consumed from the part of the

plant in the form of leaf,

flower, fruit and root with the

age of less than one year.

b. Seasonal fruits plants are

plants which are the sources of

vitamin, mineral salt, etc,

consumed from the part of the

plant in the form of fruits.

These plants are creeps with

the age of less than one year.

7. Annual fruit and vegetable plants.

Annual fruits plants are plants

which are the sources of vitamin,

contained mineral salt, etc,

consumed from the part of plant in

the form of fruits and more than

one year of age. Annual vegetable

plants are plants which are the

sources of vitamin, contained

mineral salt, etc, consumed from

the part of the plant in the form of

vegetable and more than one year

of age.

8. Medicinal plants. Medicinal plants

are plants which are usefull for

medicine. It is consumed from

parts of the plants such as leaf,

flower, fruit, tubber and root.

Page 256: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

168 Banten in Figures 2010

9. Tanaman hias. Tanaman hias

adalah tanaman yang mempunyai

nilai keindahan baik bentuk, warna

daun, tajuk maupun bunganya,

sering digunakan untuk penghias

pekarangan dan lain sebagainya.

10. Data yang dikumpulkan dalam

SPH mencakup : data tentang luas

penanaman, luas panen (untuk

buah-buahan tahunan adalah

banyaknya tanaman yang meng-

hasilkan), produksi, luas rusak,

luas tanaman akhir dan harga jual

petani.

11. Luas panen adalah luas tanaman

sayuran, buah-buahan, biofarmaka

dan tanaman hias yang diambil

hasilnya/dipanen pada periode

pelaporan.

12. Luas panen untuk tanaman

sayuran : luas tanaman yang

dipanen sekaligus/habis/dibongkar

dan luas tanaman yang dipanen

berkali-kali (lebih dari satu kali)/

belum habis. Tanaman yang

dipanen sekaligus/habis/dibongkar

adalah tanaman yang sehabis

panen langsung dibongkar/

dicabut, terdiri dari bawang merah,

bawang putih, bawang daun,

kentang, kol/kubis, kembang kol,

petsai/sawi, wortel, lobak dan

kacang merah.

9. Ornamental plants. Ornamental

plants are plants which have a

beauty value, either in shape,

colour of leaf or crown of flower,

and they are often used as a yard

decorator.

10. Agriculture Survey collects the

information on the planted area,

harvested area (for annual

vegetables the number of planted),

production, damaged area, plant

area in the end of month, and

price on the farm-gate level.

11. Harvested area is vegetable, fruit,

medicinal and ornamental plant

of crop harvested during the

period of report.

12. Harvested area of vegetables :

entirely plant harvested

(demolished) and plant harvested

several times (undemolished).

Entirely plants harvested

(demolished) are plants usually

harvested once and demolished to

be substituted by other plants,

consisting of : shallots, garlic,

leeks, potato, cabbage, cauli

flower, mustard green, carrots,

chinese radish and red kidney

beans.

Page 257: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 169

Tanaman yang dipanen berkali-

kali (lebih dari satu kali) / belum

habis adalah tanaman yang

pemanenannya lebih dari satu kali

dan biasanya dibongkar apabila

panenan terakhir sudah tidak

memadai lagi, terdiri dari : kacang

panjang, cabe besar, cabe rawit,

jamur, tomat, terung, buncis,

ketimun, labu siam, kangkung,

bayam, melon, semangka dan

blewah.

13. Produksi adalah hasil menurut

bentuk produk dari setiap tanaman

sayuran, buah-buahan, biofarmaka

dan tanaman hias yang diambil

berdasarkan luas yang dipanen

pada bulan/triwulan laporan.

14. Data statistik perkebunan merupa-

kan data sekunder yang diperoleh

dari Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Provinsi Banten.

15. Data statistik kehutanan meru-

pakan data sekunder yang

diperoleh dari Dinas Kehutanan

dan Perkebunan Provinsi Banten

dan Perum Perhutani Unit III

Banten.

Plants harvested several times

(undemolished) are plants usually

harvested more than once and

demolished in the case that the

last harvest was economically not

profitable. They consist of : yard

long beans, chili, small chili,

mushroom, tomatoes, egg plant,

frech beans, cucumber, pumpkin/

chajota, swampcabbage, spinach,

melon, watermelon and blewah.

13. Production is the standard

production quantity form of

vegetable, fruit, medicinal and

ornamental plant based on

harvested area reported monthly/

quarterly.

14. Data on estate are secondary data

aquired from from the Office of

Forestry and Estate Service of

Banten Province.

15. Forestry statistics are secondary

data obtained from the Office of

Forestry and Estate Service of

Banten and Perum Perhutani Unit

III Banten.

Page 258: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

170 Banten in Figures 2010

16. Kawasan hutan adalah wilayah

tertentu yang berupa hutan, yang

ditunjuk dan atau ditetapkan oleh

pemerintah untuk dipertahankan

keberadaannya sebagai hutan

tetap. Hal ini untuk menjamin

kepastian hukum mengenai status

kawasan hutan, letak batas dan

luas suatu wilayah tertentu yang

sudah ditunjuk menjadi kawasan

hutan tetap. Kawasan hutan

Indonesia ditetapkan oleh Menteri

Kehutanan dalam bentuk Surat

Keputusan Menteri Kehutanan

tentang Penunjukan Kawasan

Hutan dan Perairan Provinsi.

Penunjukan Kawasan Hutan ini

disusun berdasarkan hasil

pemaduserasian antara Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi

(RTRWP) dengan Tata Guna

Hutan Kesepakatan (TGHK).

Penunjukan kawasan hutan

mencakup pula kawasan perairan

yang menjadi bagian dari Kawasan

Suaka Alam (KSA) dan Kawasan

Pelestarian Alam (KPA).

17. Berdasarkan Undang-Undang

No.41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan, kawasan hutan dibagi

ke dalam kelompok Hutan

Konservasi, Hutan Lindung, dan

Hutan Produksi.

18. Hutan konservasi adalah kawasan

hutan dengan ciri khas tertentu,

yang mempunyai fungsi pokok

pengawetan keanekaragaman

tumbuhan dan satwa serta

ekosistemnya.

16. Forest Area is a specific territory

of forest ecosystem determined

and or decided by the government

as a permanent forest. Such

decision is important to maintain

the size of forest area and to

ensure its legitimation and

boundary demarcation of

permanent forest. Indonesian

forest area is determined by the

Minister of Forestry in the format

of Ministerial Decree on the

Designation of Provincial Forest

Area and Inland Water, Coastal

and Marine Ecosystem The

designation of Forest Area is

formulated based on integrated

and harmonized of Provincial

Spatial Planning (RTRWP) and

Forest Land Use by Concensus

(TGHK). The designation of

forest area in some cases also

cover inland water, coastal and

marine ecosystem that may

become part of Sanctuary

Reserve Area (KSA) and Nature

Conser-vation Area (KPA).

17. In accordance to the Act on

Forestry No. 41/1999, forest area

is categorized as Conservation

Forest, Protection Forest and

Production Forest.

18. Conservation forest is a forest

area having specific charac-

teristic established for the

purposes of conservation of

animal and plant species and

their ecosystem.

Page 259: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 171

19. Hutan Lindung adalah kawasan

hutan yang mempunyai fungsi

pokok sebagai perlindungan sistem

penyangga kehidupan untuk

mengatur tata air, mencegah

banjir, mengendalikan erosi,

mencegah intrusi air laut, dan

memelihara kesuburan tanah.

20. Hutan Produksi adalah kawasan

hutan yang mempunyai fungsi

pokok memproduksi hasil hutan.

Hutan produksi terdiri dari Hutan

Produksi Tetap (HP), Hutan

Produksi Terbatas (HPT), dan

Hutan Produksi yang dapat

dikonversi.

21. Data statistik peternakan merupa-

kan data sekunder yang diperoleh

dari Dinas Pertanian dan

Peternakan Provinsi Banten.

22. Data statistik perikanan merupa-

kan data sekunder yang diperoleh

dari Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Banten. Statistik

perikanan dibedakan atas data

Perikanan Tangkap dan Perikanan

Budidaya. Perikanan Tangkap

diklasifikasikan atas penangkapan

ikan di laut dan penangkapan ikan

di perairan umum. Perikanan

Budidaya diklasifi-kasikan atas

jenis budidaya yaitu budidaya laut,

tambak, kolam, karamba, jaring

apung dan sawah.

19. Protection Forest is a forest area

designated to serve life support

system, maintain hydrological

system, prevent of flood, erotion

control, seawater intrusion, and

maintain soil fertility.

20. Production forest is a forest area

designated mainly to promote

sustainable forest production.

Production forest is classified as

permanent production forest,

limited production forest, and

convertible production forest.

21. Livestock statistics are secondary

data obtained from the Office of

Agriculture and Livestock Service

of Banten Province.

22. Fishery Statistics are secondary

data obtained from the Office of

Marine and Fishery Service of

Banten Province. Fishery

statistics are categorized into

two: capture fisheries and

aquaculture. Capture fisheries

are further classified into: marine

capture fisheries and inland open

water capture fisheries.

Aquaculture are further classified

into several types of culture :

marine culture; brackish water

pond; fresh water pond; cage;

floating net and fish breeding in

paddy fields.

Page 260: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

172 Banten in Figures 2010

6.1. Tanaman Pangan

Tanaman pangan terutama padi/

beras menjadi komoditas yang sangat

strategis karena merupakan bahan

makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

Sehingga peningkatan kinerja

pertanian tanaman pangan menjadi

salah satu andalan untuk menjaga,

memelihara dan meningkatkan

ketahanan pangan di Indonesia.

Produksi padi di Banten sendiri

pada tahun 2009 adalah sebesar 1,85

juta ton gabah kering giling (GKG),

meningkat sebesar 0,03 juta ton atau

sebesar 1,70 persen bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Peningkatan

tersebut terjadi karena adanya pening-

katan luas panen sebesar 0,97 persen

yang sepertinya disebabkan oleh

meningkatnya indeks penanaman

sebagai akibat relatif lebih meratanya

jumlah hari hujan setiap bulanya pada

tahun 2009 bila dibandingkan dengan

tahun 2008.

Disamping itu, adanya program

bantuan benih unggul yang berasal

dari program SLPTT (Sekolah

Lapang Pertanian Tanaman Terpadu),

CBN (Cadangan Benih Nasional),

dan BLBU (Bantuan Langsung Benih

Unggul), membuat produktivitas padi

meningkat yaitu dari 50,14 kw/ha di

tahun 2008 menjadi 50,50 kw/ha

pada tahun 2009.

Sementara itu, dari 6 (enam) jenis

komoditas tanaman palawija,hanya

komoditas ubi kayu saja yang

mengalami penurunan produksi, yaitu

dari 115,60 ribu ton pada tahun 2008

6.1. Food Crops

Food crops, especially paddy / rice

became strategic commodity because

it is staple food for the nation of

Indonesia. So that the performance

improvement of food crops is being

one key in maintaining, preserving,

and enhancing food security in

Indonesia.

Paddy production of Banten in

2009 amounted to 1.85 million tons of

dry milled grain (DUP), increased by

0.03 million tons or 1.70 percent

compared with previous year. The

increase occurred because of an

increase in harvested area by 0.97

percent caused by increasing rice

cultivation indices because the number

of rainy days per month which is

relatively more evenly distributed in

2009 compared to 2008.

In addition, the existence of seed

aid programs originating from SLPTT

programs (School of Integrated Field

Crops), CBN (National Seed

Reserves), and BLBU (Help Seed

Superior) causes the productivity of

paddy increased from 50.14 kw / ha in

in 2008 to 50.50 kw / ha in 2009.

Meanwhile, out of 6 (six) types of

commodity crops, only cassava

production decreased, from 115.60

thousand tons in 2008 to 105.62

thousand tonnes in 2009. Meanwhile,

Page 261: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 173

menjadi 105,62 ribu ton di tahun 2009.

Sedangkan, komoditas tanaman jagung;

kacang kedelai; kacang tanah; kacang

hijau dan ubi jalar, justru mengalami

peningkatan produksi masing-masing

dari 20,17 ribu ton; 6,45 ribu ton;

16,32 ribu ton; 1,907 ribu ton dan

33,79 ribu ton di tahun 2008 menjadi

sebesar 27,08 ribu ton;15,89 ribu ton;

19,78 ribu ton; 1,911 ribu ton dan

34,55 ribu ton.

6.2. Tanaman Hortikultura

Seperti provinsi lainnya di Pulau

Jawa, Banten juga mempunyai

berbagai jenis tanaman hortikultura

yang bisa dimanfaatkan untuk

konsumsi atau keperluan lainnya.

Pada tahun 2009, terdapat 3 (tiga)

komoditas tanaman sayuran semusim

dengan jumlah produksi relatif cukup

banyak yaitu ketimun; kacang panjang

dan petsai/sawi, dengan produksi

masing-masing sebesar 21,25 ribu ton;

13,66 ribu ton dan 11,91 ribu ton. Bila

dibandingkan dengan tahun 2008,

ketimun dan kacang panjang meng-

alami penurunan produksi masing-

masing sebesar 21,24 persen dan 13,28

persen, sedangkan petsai/sawi justru

mengalami peningkatan produksi

sebesar 13,14 persen. Disamping itu,

Provinsi Banten juga mempunyai

tanaman buah-buahan semusim

unggulan dan berkualitas ekspor yaitu

buah melon yang terkonsentrasi di

Kota Cilegon, yang pada tahun 2009

ini produksinya mengalami pening-

katan yang signifikan dari hanya

0,09 ribu ton di tahun 2008

menjadi sebanyak 0,46 ribu ton pada

tahun 2009.

maize, soya beans, peanuts, green

beans and sweet potatoes, have

increased their own production of

20.17 thousand tons, 6.45 thousand

tons; 16.32 thousand tons; 1.907

thousand tons and 33.79 thousand tons

in the year 2008 amounted to 27.08

thousand tons; 15.89 thousand tons;

19.78 thousand tons; 1.911 thousand

tonnes and 34.55 thousand tonnes.

6.2. Horticulture

Like other provinces in Java,

Banten also have different types of

horticulture crops that can be used for

consumption or other purposes.

In 2009, there are 3 (three) annual

vegetable crops with relatively

considerable amount of production of

cucumbers, green beans and mustard

greens, with each production

amounted to 21.25 thousand tons;

13.66 and 11.91 thousand tonnes

thousand tons. Compared to 2008,

cucumbers and bean production

decreased respectively by 21.24

percent and 13.28 percent, while the

mustard greens have increased

production by 13.14 percent. In

addition, Banten province also has a

seasonal fruit crops and export quality

seed of a melon which is concentrated

in Cilegon, which in 2009 was a

significant production increased from

only 0.09 thousand tons in 2008 to as

much as 0.46 thousand tons in 2009.

Page 262: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

174 Banten in Figures 2010

Potensi tanaman sayuran dan buah-

buahan tahunan di Banten juga terlihat

cukup besar. Komoditas tanaman

buah-buahan yang tertinggi

produksinya adalah tanaman pisang

yang pada tahun 2009 ini tercatat

sebesar 194,84 ribu ton, lebih tinggi

bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang hanya 114,47 ribu

ton. Buah durian asal Banten sendiri

yang kelezatannya sudah terkenal luas,

produksinya pada tahun 2009 ini

mengalami peningkatan sebesar 20,96

persen hingga menjadi 28,15 ribu ton.

Sedangkan, komoditas tanaman

melinjo yang hasilnya kebanyakan

digunakan untuk industri emping

melinjo yang merupakan makanan

khas Banten, pada tahun 2009

mempunyai produksi sebesar 25,10

ribu ton, lebih Rendah bila

dibandingkan dengan produksinya

pada tahun 2008 yang mencapai 26,05

ribu ton.

Sementara itu, untuk jenis tanaman

obat-obatan, yang terbanyak produksi-

nya adalah laos; jahe; kunyit dan

kencur dengan produksi masing-

masing sebanyak 1,79 ribu ton; 1,67

ribu ton; 1,18 ribu ton dan 0,77 ribu

ton. Sedangkan untuk jenis tanaman

hias, tanaman budi daya anggrek

merupakan tanaman dengan produksi

terbanyak yaitu mencapai 1,45 juta

tangkai, dengan sentra produksi di

Kota Tangerang Selatan.

Potential of vegetable crops and

fruits annually in Banten were also

seen quite large. Fruit crops with

banana plants as the highest

production of fruit was recorded at

194.84 thousand tonnes in 2009,

higher than the previous year that is

only 114.47 thousand tons. Banten

durian fruit has been widely known

with its delicious, increased by 20.96

percent to 28.15 thousand tonnes of

production in 2009. Meanwhile,

melinjo plants that are often used for

industrial raw materials melinjo chips

which is known as typical food of

Banten, has amounted to 25.10

thousand tonnes of production in

2009, lower than in 2008 which

reached 26.05 thousand tonnes of

production.

Meanwhile, the drug crop

production was the most laos, ginger,

turmeric and kencur each as much as

1.79 thousand tons; 1.67 thousand

tons, 1.18 tons and 0.77 thousand tons.

While for most ornamental plant

production is the cultivation of orchids

which reached 1.45 million stems,

with production centers in Tangerang

Selatan Municipality.

Page 263: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 175

6.3. Perkebunan

Perusahaan perkebunan besar milik

negara di Banten yang mayoritas

terletak di Kabupaten Pandeglang dan

Kabupaten Lebak, pada tahun 2009

mengusahakan komoditas tanaman

karet, kelapa dan kelapa sawit dengan

luas areal untuk masing-masing

tanaman tersebut adalah 1.500 hektar,

54 hektar, 8.429 hektar. Produksi yang

dihasilkan oleh masing-masing

tanaman tersebut adalah 1.301 ton, 26

ton, dan 16.287 ton.

Sedangkan, Perusahaan Perkebunan

Besar Swasta di Banten pada tahun

2009 hanya mengusahakan komoditas

tanaman kakao dan karet, dengan luas

areal dan produksi untuk masing-

masing jenis tanaman tersebut adalah

1.022 hektar dan 568 ton serta 4.668

hektar dan 3.253 ton.

Sementara itu, hasil produksi

Perkebunan Rakyat untuk komoditas

tanaman karet, kelapa, kopi, kakao dan

aren, pada tahun 2009 tercatat masing-

masing sebesar 6.445 ton, 57.082 ton,

2.809 ton, 1.873 ton dan 1.645 ton.

6.4. Kehutanan

Luas hutan produksi dan hutan

produksi terbatas di Banten pada tahun

2009 tercatat masing-masing seluas

41.153 hektar dan 28.113 hektar.

Dimana, untuk hutan produksi 64

persennya terletak di Kabupaten

Pandeglang dan 68 persen hutan

produksi terbatas terletak di Kabupaten

Lebak.

6.3. Estate

Large state-owned plantation

company in Banten, majority located

in Pandeglang and Lebak regency, in

2009 effort commodity rubber,

coconut and oil palm acreage for each

crop is 1,500 hectares, 54 hectares,

8,429 hectares. These plants produce

respectively 1,301 tons, 26 tons, and

16,287 tons.

Meanwhile, Large Private

Plantation Companies in Banten is

only getting crops of cocoa and rubber

in 2009, with acreage and production

for each type of plant is 1,022 hectares

and 568 hectares and 4,668 tons and

3,253 tons.

Meanwhile, Smallholder production

of commodity crops for rubber,

coconut, coffee, cocoa and palm, in

2009 was recorded respectively for

6,445 tons, 57,082 tons, 2,809 tons,

1,873 tons and 1,645 tons.

6.4. Forestry

Area of production forest and limited

production forests in Banten in 2009

was recorded respectively 41,153

hectares and 28,113 hectares. In

which, about 64 percent of production

forests located in Pandeglang and 68

percent of limited production forest

was situated in Lebak regency.

Page 264: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

176 Banten in Figures 2010

Produksi kehutanan pada tahun

2009 adalah kayu jati sebanyak 24.296

m3 senilai 49 milyar rupiah dan kayu

rimba sebanyak 36.716 m3 dengan

nilai 13 milyar rupiah. Apabila

dibandingkan dengan keadaan pada

tahun sebelumnya, untuk produksi

kayu jati terjadi penambahan sebanyak

7.920 m3 dengan nilai 16 milyar rupiah

dan sebaliknya untuk kayu rimba

justru mengalami penurunan produksi

sebanyak 10.286 m3 senilai 4 milyar

rupiah.

6.5. Peternakan

Hingga tahun 2009, tercatat

populasi ternak kerbau mendominasi

populasi ternak besar dengan jumlah

populasi sebanyak 151.976 ekor.

Dominasi ternak kerbau sepertinya

lebih disebabkan karena jenis ternak

ini juga digunakan untuk kepentingan

usaha pertanian tanaman padi, yaitu

untuk keperluan pengelolaan tanah.

Populasi sapi potong dan sapi perah

sendiri pada tahun 2009 masing-

masing hanya sebanyak 73.515 ekor

dan 15 ekor saja.

Sementara itu, kambing dan domba

pada tahun 2009 masih mendominasi

kelompok ternak kecil dengan populasi

masing-masing sebanyak 800.777 ekor

dan 617.924 ekor. Sedangkan populasi

ternak unggas, seperti ayam buras atau

ayam kampung, ayam ras petelur,

ayam ras pedaging dan itik pada tahun

2009 tercatat masing-masing sebanyak

9,7 juta ekor; 4,8 juta ekor; 31,8 juta

ekor dan 1,7 juta ekor.

Forestry production in 2009 was

24,296 m3 of teak with a value of 49

billion dollars and as many as 36,716

m3 of timber forests with a value of 13

billion rupiah. When compared to the

previous year, for the production of

teak wood, there was an increase of

7,920 m3 or a value of 16 billion

rupiah and vice versa for forest timber

production decreased by as much as

10,286 m3 with a value of four billion

dollars.

6.5. Livestock

Until 2009, recorded buffalo

population dominates a large livestock

population with 151,976 of population.

The dominance of buffaloes more

likely caused by type of livestock is

also used for rice farming interests,

which is for purposes of land

management. The population of beef

cattle and dairy cows in the year 2009

were each only 73,515 heads and 15

heads only.

Meanwhile, goats and sheep in the

year 2009 still dominates the small

group of cattle with their respective

populations as much as 800,777 heads

and 617,924 heads. While the poultry

population, such as free-range chicken

or chicken, layer, broiler and duck in

the year 2009 carrying each of 9.7

million head of poultry; 4.8 million

head of poultry; 31.8 million heads of

poultry and 1.7 million heads of

poultry.

Page 265: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 177

6.6. Perikanan

Produksi ikan di Banten pada tahun

2009 tercatat sebesar 89,05 ribu ton.

Dimana, sekitar 62,74 persennya atau

55,87 ribu ton berasal dari hasil

penangkapan, terutama hasil tangkapan

ikan laut yang mencapai 55,14 ribu

ton. Sisanya, yaitu sekitar 37,26 persen

atau 33,18 ribu ton berasal dari

budidaya perikanan, dimana budidaya

tambak ikan penyumbang terbesar

dengan perolehan sebanyak 14,94 ribu

ton.

Adapun armada penangkapan ikan

laut pada tahun 2009 berjumlah 5.830

buah yang terdiri dari 4.198 motor

tempel, 1.170 kapal motor dan perahu

layar berbagai ukuran sebanyak 95

buah. Sementara luas areal budidaya

ikan pada tahun 2009 mencapai

11,86 hektar, dimana budidaya terbesar

dilakukan di sawah dengan luas 5,57

hektar dan terkecil pada jaring

terapung seluas 0,72 hektar.

6.6. Fishery

Fish production in Banten

amounted to 89.05 thousand tons in

2009. In which, approximately 62.74

percent or 55.87 thousand tons coming

from the arrests, particularly marine

fish catch reached 55.14 thousand

tons. The rest, ie approximately 37.26

percent or 33.18 thousand tons came

from aquaculture, where fish farming

ponds as the largest contributor to the

acquisition of 14.94 thousand tons.

The marine fishing fleet in the year

2009 amounted to 5,830 units

consisting of 4,198 outboard motor,

1,170 motor boats and sailboats of

various sizes as many as 95 pieces.

While fish farming area in the year

2009 reached 11.86 hectare, which is

the largest conducted in paddy

cultivation with an area of 5.57

hectare and the smallest in floating net

area of 0.72 hectare.

Page 266: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

178 Banten in Figures 2010

Grafik 6.1

Figure

Luas Panen dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Harvested Area and Production of Paddy (Wetland and Dryland)

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

523 460

446 484

1 0318 810 12 279

365 217

420 329

71 398

0

20 000

40 000

60 000

80 000

100 000

120 000

Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel

(ha)

0

100 000

200 000

300 000

400 000

500 000

600 000

(ton)

Luas Panen / Harvested Area (ha) Produksi / Production (ton)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 6.2

Figure

Jumlah Pohon dan Produksi Melinjo

di Provinsi Banten, 2009

Number of Trees and Production of Melinjo (Genetum Gnemon)

in Banten Province, 2009

752 969787 533

26 051

25 102

730 000

740 000

750 000

760 000

770 000

780 000

790 000

800 000

2008 2009

(pohon/tree)

24 600

24 800

25 000

25 200

25 400

25 600

25 800

26 000

26 200

(ton)

Jumlah Pohon / Number of Trees Produksi / Production (ton)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 267: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 179

Grafik 6.3

Figure

Persentase Luas Areal Tanaman Karet

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Rubber Estate Area

by Ownership in Banten Province, 2009

Perkebunan Rakyat /

Smallhoder Estate Crops

72,09%

Perkebunan Besar Negara /

National Large Estate Crops

6,79%

Perkebunan Besar Swasta /

Private Large Estate Crops

21,12%

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten

Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Grafik 6.4

Figure

Produksi Kayu Jati dan Rimba

di Provinsi Banten (m3), 2005-2009

Production of Jati and Rimba Woods

in Banten Province (m3), 2005-2009

13 944 14 780

25 884

16 376

24 296

50 732

8 116

36 716

10 050

47 002

0

10 000

20 000

30 000

40 000

50 000

60 000

2005 2006 2007 2008 2009

Kayu Jati / Jati Wood

Kayu Rimba / Rimba Wood

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten

Page 268: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

180 Banten in Figures 2010

Grafik 6.5

Figure

Produksi Telur Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Poultry Eggs in Banten Province (ton), 2009

1 755

42 950

4 8698 740

43 620

4 724

0

5 000

10 000

15 000

20 000

25 000

30 000

35 000

40 000

45 000

50 000

Ayam Buras / Native Chicken Ayam Ras Petelur / Layer Itik / Duck

2008 2009

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Grafik 6.6

Figure

Persentase Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya

di Provinsi Banten, 2009

Production Percentage of Fish Culture Households by Type of Culture

in Banten Province, 2009

Tambak / Brackish Water

Pond

45,03%

Jaring Terapung /

Floating Cage Net

1,92%

Sawah / Paddy Field

11,22%

Kolam / Fresh Water

Pond

28,27%

Karamba / Cage

0,05%

Budidaya Laut / Maritim

Culture

13,51%

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten

Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 269: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 181

6.1 PERTANIAN TANAMAN PANGAN

FOOD CROPS

Tabel 6.1.1

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Tanaman Pangan di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity, and Production of

Food Crops in Banten Province, 2008-2009

Table

Jenis Tanaman

Crops

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Padi / Paddy 1. Padi Sawah 326 776 52,36 1 710 894 332 776 52,32 1 740 952 Wetland Paddy 2. Padi Ladang 35 861 29,91 107 272 33 362 32,39 108 056 Dryland Paddy 3. Padi (sawah+ladang) 362 637 50,14 1 818 166 366 138 50,50 1 849 008 Paddy (Wet+Dryland) Palawija / Other Food Crops 1. Jagung 6 288 32,08 20 169 8 425 32,15 27 083 Maize 2. Kedelai 4 975 12,97 6 452 12 198 13,02 15 887 Soybeans 3. Kacang Tanah 12 299 13,27 16 319 12 971 15,25 19 782 Peanuts 4. Kacang Hijau 2 179 8,75 1 907 2 280 8,38 1 911 Mungbeans 5. Ubi Kayu 8 271 139,75 115 591 7 407 142,60 105 621 Cassava 6. Ubi Jalar 2 884 117,17 33 792 2 942 117,43 34 549 Sweet Potatoes

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 270: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

182 Banten in Figures 2010

Tabel

6.1.2 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Paddy

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 111 824 48,32 540 284 106 992 48,93 523 460

2. Lebak 84 125 49,39 415 487 89 607 49,83 446 484

3. Tangerang 1) 75 993 51,93 394 610 70 115 52,09 365 217

4. Serang 2) 86 767 51,55 447 256 81 375 51,65 420 329

Kota / Municipality

5. Tangerang 1 480 52,36 7 749 1 684 52,32 8 810

6. Cilegon 2 448 52,21 12 780 2 351 52,23 12 279

7. Serang ... ... ... 13 815 51,68 71 398

8. Tangerang Selatan ... ... ... 199 51,82 1 031

Provinsi Banten 362 637 50,14 1 818 166 366 138 50,50 1 849 008

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008

Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008

Including The Municipality of Serang in 2008

Page 271: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 183

Tabel 6.1.3

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Maize

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2 042 32,08 6 551 3 219 32,15 10 348

2. Lebak 1 762 32,08 5 652 2 180 32,15 7 008

3. Tangerang 1) 297 32,08 953 209 32,15 672

4. Serang 2) 2 114 32,08 6 782 2 241 32,15 7 204

Kota / Municipality

5. Tangerang 4 32,08 13 3 32,15 10

6. Cilegon 69 32,08 221 27 32,15 87

7. Serang ... ... ... 488 32,15 1 569

8. Tangerang Selatan ... ... ... 58 32,15 185

Provinsi Banten 6 288 32,08 20 169 8 425 32,15 27 083

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008

Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008

Including The Municipality of Serang in 2008

Page 272: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

184 Banten in Figures 2010

Tabel 6.1.4

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 4731 12,97 6136 10 343 13,02 13 471

2. Lebak 225 12,97 292 1 628 13,02 2 120

3. Tangerang - - - 9 13,02 12

4. Serang 19 12,97 25 217 13,02 283

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - - - -

6. Cilegon 1 13,02 1 1 13,02 1

7. Serang - - - - - -

8. Tangerang Selatan - - - - - -

Provinsi Banten 4 975 12,97 6 452 12 198 13,02 15 887

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 273: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 185

Tabel 6.1.5

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 984 13,27 1 306 845 15,25 1 289

2. Lebak 650 13,27 863 594 15,25 906

3. Tangerang 1) 317 13,27 421 172 15,25 263

4. Serang 2) 7 610 13,27 10 098 6 383 15,25 9 735

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - - - -

6. Cilegon 2 738 13,27 3 633 2 897 15,25 4 418

7. Serang ... ... ... 1 963 15,25 2 994

8. Tangerang Selatan ... ... ... 117 15,25 178

Provinsi Banten 12 299 13,27 16 319 12 971 15,25 19 782

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008

Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008

Including The Municipality of Serang in 2008

Page 274: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

186 Banten in Figures 2010

Tabel 6.1.6

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production

of Mungbeans by Regency/Municipality

in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 075 8,75 941 1 333 8,38 1 117

2. Lebak 183 8,75 160 278 8,38 233

3. Tangerang 24 8,75 21 1 8,38 1

4. Serang 1) 851 8,75 745 459 8,38 385

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - 5 8,38 4

6. Cilegon 46 8,75 40

99 8,38 83

7. Serang ... ... ... 105 8,38 88

8. Tangerang Selatan - - - - - -

Provinsi Banten 2 179 8,75 1 907 2 280 8,38 1 911

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008

Including The Municipality of Serang in 2008

Page 275: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 187

Tabel 6.1.7

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Cassava

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 675 139,75 23 408 1 636 142,60 23 329

2. Lebak 2 251 139,75 31 458 2 222 142,60 31 685

3. Tangerang 1) 456 139,75 6 373 300 142,60 4 278

4. Serang 2) 3 734 139,75 52 183 2 737 142,60 39 029

Kota / Municipality

5. Tangerang 22 139,75 307 18 142,60 257

6. Cilegon 133 139,75 1 859 76 142,60 1 084

7. Serang ... ... ... 283 142,60 4 035

8. Tangerang Selatan ... ... ... 135 142,60 1 925

Provinsi Banten 8 271 139,75 115 591 7 407 142,60 105 621

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008

Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008

Including The Municipality of Serang in 2008

Page 276: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

188 Banten in Figures 2010

Tabel 6.1.8

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production

of Sweet Potatoes by Regency/Municipality

in Banten Province, 2008-2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 644 117,17 7 546 616 117,43 7 234

2. Lebak 684 117,17 8 014 831 117,43 9 759

3. Tangerang 1) 185 117,17 2 168 115 117,43 1 351

4. Serang 2) 1323 117,17 15 502 1 189 117,43 13 963

Kota / Municipality

5. Tangerang 3 117,17 35 - - -

6. Cilegon 45 117,17 527 25 117,43 294

7. Serang ... ... ... 100 117,43 1 174

8. Tangerang Selatan ... ... ... 66 117,43 775

Provinsi Banten 2 884 117,17 33 791 2 942 117,43 34 549

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008

Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008

Including The Municipality of Serang in 2008

Page 277: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 189

6.2 HORTIKULTURA

HORTICULTURE

Tabel 6.2.1

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan

Buah-buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman

di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Seasonal

Vegetables and Fruits by Kind of Plant

in Banten Province, 2008-2009

Table

Jenis Sayuran/Buah Crops

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Panen Harvested

Area (ha)

Produk- tivitas

Productivity (kw/ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Bawang Merah / Onions 23 68,70 158 85 78,59 668 Bawang Daun Spring Onions

86 13,60 117 112 30,27 339

Kentang / Potatoes - - - 6 141,67 85 Kubis / Cabbage 1 60,00 6 - - - Kembang Kol 3 173,33 52 3 140,00 42 Petsai / Sawi Mustard Green

1 881 55,95 10 525 1 715 69,43 11 908

Wortel / Carrots 4 25,00 10 11 35,45 39 Lobak / Radish - - - 8 67,50 54 Kacang Merah Red Beans

15 19,33 29 23 17,83 41

Kacang Panjang Long Beans

3 447 45,71 15 756 3 208 42,59 13 664

Cabe Besar / Large Chili 1 170 38,75 4 534 1 118 36,46 4 076 Cabe Rawit / Chili 489 48,88 2 390 629 37,38 2 351 Jamur / Mushroam *) 1 164 19,97 2 324 1 644 8,46 1 391 Tomat / Tomatoes 507 54,14 2 745 561 76,22 4 276 Terung / Eggplants 1 053 68,68 7 232 1 052 59,30 6 238 Buncis / String Beans 87 30,00 261 152 45,20 687 Ketimun / Cucumber 3 702 72,87 26 976 3 027 70,19 21 245 Labu Siam / Gourd 86 67,09 577 102 50,88 519 Kangkung Swamp Cabbage

1 913 53,44 10 223 1 822 60,84 11 085

Bayam / Spinach 1 612 32,16 5 184 1 567 37,47 5 872 Melon 11 85,45 94 55 83,09 457 Semangka / Water Melon 185 132,59 2 453 164 184,51 3 026 Blewah 59 124,41 734 37 96,76 358

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Luas panen dalam m2 dan produksi dalam kg / Harvested area in m2 and production in kg

Page 278: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

190 Banten in Figures 2010

Tabel 6.2.2

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan

Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman

di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of Annual

Vegetables and Fruits by Kind of Plant

in Banten Province, 2008-2009

Table

Jenis Sayuran/Buah Crops

2008 2009

Jumlah Pohon

Number of Trees

Produk- tivitas

(kg/pohon) Productivity

(kg/tree)

Produksi Production

(ton)

Jumlah Pohon

Number of Trees

Produk- tivitas

(kg/pohon) Productivity

(kg/tree)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Alpukat / Avocado 5 132 82,23 422 6 596 93,54 617 Belimbing / Star Fruit 16 208 73,79 1 196 17 226 84,35 1 453 Duku / Langsat / Kokosan / Lanzon

34 684 122,33 4 243 18 743 76,67 1 437

Durian / Durian 279 424 83,29 23 274 182 128 154,57 28 152 Jambu Biji / Guava 88 181 58,86 5 190 72 470 42,45 3 076 Jambu Air / Common Guava

64 190 37,42 2 402 55 096 56,10 3 091

Jeruk Siam / Siam Orange

22 566 43,92 991 19 425 61,62 1 197

Jeruk Besar Large Orange

3 130 47,28 148 7 583 48,27 366

Mangga / Mango 388 777 61,64 23 964 257 867 93,04 23 991 Manggis / Manggis 70 627 33,06 2 335 65 696 44,55 2 927 Nangka / Cempedak 61 241 86,95 5 325 56 959 108,97 6 207 Nenas / Pineapple *) 53 943 5,67 306 40 794 9,05 369 Pepaya / Papaya 105 183 46,15 4 854 87 324 46,50 4 061 Pisang / Banana *) 3 712 819 30,83 114 471 4 433 363 43,95 194 835 Rambutan 366 376 53,68 19 668 378 131 62,26 23 541 Salak / Salacia *) 180 246 4,28 771 287 450 4,85 1 394 Sawo / Sapodilla 23 244 85,27 1 982 18 849 113,64 2 142 Markisa / Konyal / Marcissa

1 912 20,92 40 890 53,93 48

Sirsak / Sirsak 35 479 27,96 992 45 714 32,31 1 477 Sukun / Sukun 114 862 32,59 3 743 42 405 69,97 2 967 Melinjo / Melinjo 787 533 33,08 26 051 752 969 33,34 25 102 Petai 169 380 37,44 6 342 78 650 78,14 6 146 Jengkol 72 956 14,13 1 031 55 702 56,71 3 159

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Satuan tanaman dalam rumpun / Plant units are clump

Page 279: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 191

Tabel 6.2.3

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Tanaman Bio Farmaka Menurut Jenis Tanaman

di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of

Medicinal Plants by Kind of Plant

in Banten Province, 2008-2009

Table

Jenis Tanaman Crops

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (m2)

Produk- tivitas

Productivity (kg/m2)

Produksi Production

(kg)

Luas Panen Harvested

Area (m2)

Produk- tivitas

Productivity (kg/m2)

Produksi Production

(kg)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jahe / Ginger 1 573 311 1,03 1 625 095 1 658 665 1,00 1 665 266

Laos / Lengkuas 1 817 186 1,28 2 320 358 1 742 518 1,03 1 786 822

Kencur 2 897 286 1,95 5 655 532 649 904 1,18 765 962

Kunyit / Turmeric 2 311 844 0,74 1 709 811 1 305 181 0,90 1 176 279

Lempuyang 95 892 1,51 144 401 95 094 1,19 113 392

Temulawak 86 805 1,42 123 575 40 994 1,05 43 238

Temuireng 36 493 1,47 53 715 17 655 1,34 23 668

Kejibeling 56 141 1,24 69 715 18 732 1,57 29 500

Temukunci 57 830 0,73 42 105 24 360 1,20 29 124

Dlingo / Dringo 31 660 1,13 35 711 27 354 2,18 59 545

Kapolaga / Cardamom 82 063 1,18 96 438 62 268 0,29 18 185

Mengkudu / Pace *) 90 591 3,05 276 048 84 676 5,39 456 584

Mahkota Dewa *) 13 412 65,05 872 394 14 623 14,76 215 788

Sambiloto 56 682 0,93 52 508 18 261 0,76 13 911

Lidah Buaya 17 251 1,70 29 405 18 633 4,19 78 108

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Satuan luas adalah pohon / Harvested area is tree

Page 280: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

192 Banten in Figures 2010

Tabel 6.2.4

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi

Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman

di Provinsi Banten, 2008-2009

Harvested Area, Productivity and Production of

Ornamental Plants by Kind of Plant

in Banten Province, 2008-2009

Table

Jenis Tanaman Crops

2008 2009

Luas Panen Harvested

Area (m2)

Produk- tivitas

Productivity (tangkai/m2)

Produksi Production

(tangkai)

Luas Panen Harvested

Area (m2)

Produk- tivitas

Productivity (tangkai/m2)

Produksi Production (tangkai)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Anggrek 1 573 311 1,03 1 625 095 85 209 17,06 1 453 304 Anthurium 1 817 186 1,28 2 320 358 12 181 4,09 49 864 Anyelir 2 897 286 1,95 5 655 532 10 628 2,83 30 072 Garbera (Hebras) 2 311 844 0,74 1 709 811 6 671 2,41 16 061 Gladiol 95 892 1,51 144 401 2 352 3,45 8 110 Heliconia (Pisang-pisangan) 86 805 1,42 123 575

4 418 3,56 15 748

Krisan 36 493 1,47 53 715 1 234 2,06 2 548 Mawar 56 141 1,24 69 715 5 332 2,44 13 020 Sedap Malam 57 830 0,73 42 105 32 504 5,41 175 954 Dracaena 31 660 1,13 35 711 2 498 2,77 6 907 Melati / Jasmine 82 063 1,18 96 438 11 471 1,02 11 738 Palem / Palm 1) 90 591 3,05 276 048 25 807 2,60 67 090 Aglonema *) 55 310 3,57 197 413 10 026 7,81 78 301 Adenium (Kamboja Jepang) *)

76 679 11,07 848 674 17165 4,30 73 751

Euphorbia *) 49 425 8,67 428 758 11 496 7,15 82 225 Phylodendron *) 54 949 8,13 446 808 10 762 62,04 667 669 Pakis *) 5 033 1,79 8 998 1 922 2,56 4 911 Monstera *) 3 967 1,39 5 501 1 380 1,76 2 428 Soka (Ixora) *) 19 667 14,48 284 754 5 175 22,57 116 819 Cordyline *) 4 157 1,88 7 796 1 495 1,58 2 362 Diffenbahia *) 3 527 1,62 5 731 1 620 1,14 1 846 Xansifera (pedang-pedangan) *)

11 686 1,69 19 692 5 208 2,77 14 442

Anthurium Daun *) 22 257 3,16 70 358 8 654 2,37 20 490 Caladium *) 5 458 0,16 852 2 028 1,51 3 059

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Luas panen dalam m2 dan produksi dalam kg / Harvested area in m2 and production in kg 1) Satuan luas dan produksi tanaman palem adalah pohon

Unit of area harvested and production of palm is tree

Page 281: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 193

6.3 TANAMAN PERKEBUNAN

ESTATE CROPS

Tabel 6.3.1

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of National Large Estate Crops

by Types of Crops in Banten Province, 2009

Table

Jenis Tanaman Kind of Plants

Luas Areal (ha) / Area (ha) Produksi / Production

Tanaman Muda Young Crops

Meng- hasilkan

Produced Crops

Tanaman Rusak

Damage Crops

Jumlah Total

Jumlah Quantity

(ton)

Wujud Produksi Type of

Products

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Karet Rubber

79,00 1 191,29 229,62 1 499,91 1 306,92 Lump

2. Kelapa Dalam Coconut

- 54,49 - 54,49 26,30 Kopra

3. Kelapa Sawit Palm Oil

2 621,59 5 807,16 - 8 428,75 16 287,10 CPO

4. Teh Tea

- - - - - -

5. Kina Cinchona

- - - - - -

6. Kakao Cocoa

- - - - - -

7. Cengkeh Clove

- - - - - -

8. Tebu Sugar Cane

- - - - - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Page 282: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

194 Banten in Figures 2010

Tabel 6.3.2

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Private Large Estate Crops

by Types of Crops in Banten Province, 2009

Table

Jenis Tanaman Kind of Plants

Luas Areal (ha) / Area (ha) Produksi / Production

Tanaman Muda Young Crops

Meng- hasilkan

Produced Crops

Tanaman Rusak

Damage Crops

Jumlah Total

Jumlah Quantity

(ton)

Wujud Produksi Type of

Products

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Akar Wangi - - - - - -

2. Cengkeh / Clave - - - - - -

3. Kakao / Cocoa 80,85 836,85 103,95 1 021,65 568,00 Biji Kering

4. Karet / Rubber 737,93 3 041,65 887,95 4 667,53 3 253,13 Lump

5. Kelapa Dalam - - - - - -

6. Kelapa Hibrida - - - - - -

7. Kelapa Sawit Oil Palm

- - - - - -

8. Kemiri / Candlenut - - - - - -

9. Kenanga - - - - - -

10. Kina / Cinchona - - - - - -

11. Kopi / Coffee - - - - - -

12. Serehwangi - - - - - -

13. The / Tea - - - - - -

14. Murbai - - - - - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Page 283: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 195

Tabel 6.3.3

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Smallholders Estate Crops

by Types of Crops in Banten Province, 2009

Table

Jenis Tanaman Kind of Plants

Luas Areal (ha) Area (ha)

Produksi Production

Tanaman Muda Young Crops

Meng-hasilkan

Produced Crops

Tanaman Rusak

Damage Crops

Jumlah Total

Jumlah Quantity

(ton)

Wujud Produksi Type of

Products

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Aren 1 144,10 1 408,30 241,50 2 793,90 1 644,55 Gula merah

2. Cengkeh / Clove 1 765,00 10 363,00 3 478,00 15 606,00 2 765,00 Bunga kering

3. Jahe / Ginger 11,50 12,00 - 23,50 - Rimpang basah

4. Jambu Mete - 7,25 6,00 13,25 5,50 Biji mete

5. Kakao / Cocoa 2 650,58 2 375,00 553,10 5 578,68 1 873,40 Biji kering

6. Kapuk / Kapok 45,50 359,70 146,40 551,60 63,60 Biji kering

7. Kapulaga / Cardamom 55,75 68,25 3,25 127,25 14,30

8. Karet / Rubber 1 586,00 12 883,00 1 462,00 15 931,00 6 445,23 Lump

9. Kayumanis - - - - -

10. Kelapa Dalam 13 741,31 78 554,36 5 460,91 97 756,58 57 082,40 Kopra

11. Kelapa Hibrida - 371,75 391,15 762,90 89,20 Butiran

12. Kelapa Sawit 76,00 4 345,00 1 234,55 5 655,55 10 910,00 CPO

13. Kemiri / Candlenut 47,25 227,75 11,40 286,40 5,90 Biji kering

14. Kenanga - - - - -

15. Kencur 51,26 63,29 2,03 116,58 455,90 Rimpang basah

16. Kina / Cinchona - - - - -

17. Kopi / Cofee 1 846,00 6 777,00 1 242,00 9 865,00 2 809,45 Berasan

18. Kumis Kucing 1,50 6,00 3,00 10,50 1,80

19. Kunyit 63,55 98,50 1,03 163,08 81,50 Rimpang basah

20. Lada / Pepper 390,25 550,00 111,75 1 052,00 348,30 Biji kering

21. Laos 52,94 429,86 353,53 836,33 66,80 Rimpang basah

22. Mendong - - - - -

Page 284: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

196 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.3.3

Jenis Tanaman Kind of Plants

Luas Areal (ha) Area (ha)

Produksi Production

Tanaman Muda Young Crops

Meng-hasilkan

Produced Crops

Tanaman Rusak

Damage Crops

Jumlah Total

Jumlah Quantity

(ton)

Wujud Produksi Type of

Products

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

23. Pala / Nutmeg 4,10 17,10 - 21,20 2,90 Biji kering

24. Pandan 268,90 202,70 102,00 573,60 364,00

25. Vanili / Vanilla 65,15 103,95 32,60 201,70 49,40 Buah kering

26. Pinang / Areca nut - - - - - -

27. Serehwangi - - - - - -

28. Tebu / Sugar cane - - - - - -

29. Teh / Tea - - - - - -

30. Tembakau / Tobacco - - - - - -

31. Akar Wangi - - - - - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Page 285: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 197

Tabel 6.3.4

Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Rubber

by Ownership in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat

Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta

Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara

National Large Estate Crops

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2 633,00 780,40 542,55 585,00 1 123,41 1 136,60

2. Lebak 13 298,00 5 664,83 3 756,83 2 374,93 376,50 170,32

3. Tangerang - - - - - -

4. Serang - - 368,15 293,20 - -

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - - - -

6. Cilegon - - - - - -

7. Serang - - - - - -

8. Tangerang Selatan - - - - - -

Provinsi Banten 15 931,00 6 445,23 4 667,53 3 253,13 1 499,91 1 306,92

2008 15 931,00 6 445,23 4 473,23 3 253,13 1 499,91 1 306,92

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Page 286: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

198 Banten in Figures 2010

Tabel 6.3.5

Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Coconut

by Ownership in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat

Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta

Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara

National Large Estate Crops

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 42 469,05 23 835,60 - - 54,49 26,30

2. Lebak 19 628,53 12 347,59 - - - -

3. Tangerang 11 017,00 5 763,13 - - - -

4. Serang 19 785,50 12 132,00 - - - -

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - - - -

6. Cilegon 4 141,00 2 066,03 - - - -

7. Serang 715,50 938,05 - - - -

8. Tangerang Selatan - - - - - -

Provinsi Banten 97 756,58 57 082,40 - - 54,49 26,30

2008 95 905,60 56 256,80 - - 50,49 26,30

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service Banten Province Government

Page 287: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 199

Tabel

6.3.6 Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Coffee

by Ownership in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat

Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta

Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara

National Large Estate Crops

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2 960,00 1 485,10 - - - -

2. Lebak 2 030,00 500,15 - - - -

3. Tangerang - - - - - -

4. Serang 4 837,00 793,00 - - - -

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - - - -

6. Cilegon - - - - - -

7. Serang 38,00 31,20 - - - -

8. Tangerang Selatan - - - - - -

Provinsi Banten 9 865,00 2 809,45 - - - -

2008 9 865,00 2 809,45 - - - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Page 288: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

200 Banten in Figures 2010

Tabel 6.3.7

Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Cacao

by Ownership in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat

Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta

Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara

National Large Estate Crops

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 990,88 546,05 - - - -

2. Lebak 3 005,00 1 253,51 1 021,65 568,00 - -

3. Tangerang - - - - - -

4. Serang 582,80 73,84 - - - -

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - - - -

6. Cilegon - - - - - -

7. Serang - - - - - -

8. Tangerang Selatan - - - - - -

Provinsi Banten 5 578,68 1 873,40 1 021,65 568,00 - -

2008 4 786,60 1 771,71 973,00 568,00 - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Page 289: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 201

Tabel 6.3.8

Luas Areal dan Produksi Tanaman Aren

Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Area and Production of Sugar Palm

by Ownership in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perkebunan Rakyat

Smallholder Estate Crops

Perkebunan Besar Swasta

Private Large Estate Crops

Perkebunan Besar Negara

National Large Estate Crops

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

Luas Areal Area (ha)

Produksi Production

(ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 317,00 275,00 - - - -

2. Lebak 2 296,90 1 308,25 - - - -

3. Tangerang - - - - - -

4. Serang 145,00 39,30 - - - -

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - - - -

6. Cilegon - - - - - -

7. Serang 35,00 22,00 - - - -

8. Tangerang Selatan - - - - - -

Provinsi Banten 2 793,90 1 644,55 - - - -

2008 2 793,90 1 644,55 - - - -

Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province

Page 290: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

202 Banten in Figures 2010

6.4 KEHUTANAN

FORESTRY

Tabel 6.4.1

Luas Kawasan Hutan Negara

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2009

National Forest Area by Regency/Municipality

in Banten Province (ha), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Hutan Produksi

Production Forest

Hutan Konversi PHPA

Convertible Production

Forest

Hutan Lindung

Proctected Forest

Hutan Produksi Terbatas

Limited Production Forest

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 26 350,10 - 3 682,57 5 935,45

2. Lebak 13 381,09 - 2 915,16 19 070,48

3. Tangerang - - - -

4. Serang 723,67 - 553,50 3 107,26

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - -

6. Cilegon 698,01 - 716,30 -

7. Serang - - - -

8. Tangerang Selatan - - - -

Banten 41 152,87 - 7 867,53 28 113,19

2008 41 152,87 - 7 867,53 28 113,19

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten

Catatan / Note : Kabupaten/Kota Tangerang termasuk Wilayah KPH Bogor

Forest in Tangerang (Regency and Municipality) is under management of KPH Bogor

Page 291: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 203

Tabel 6.4.2

Luas Kawasan Hutan Negara

Menurut Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)

di Provinsi Banten, 2009

National Forest Area by Forest Administrator Districs

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Kesatuan Pemangku Hutan

Forest Administrator Districs

Luas / Area (ha)

(1) (2) (3)

Kabupaten Pandeglang

01. Malimping 1 510,43

02. Serang 721,92

03. Pandeglang 8 443,78

04. Sobang 11 538,57

05. Cikeusik 13 753,42

Kabupaten Lebak

06. Rangkasbitung 7 433,12

07. Gunung Kencana 8 984,44

08. Malimping 13 291,29

09. Bayah 5 657,88

Kabupaten Serang

10. Serang 2 744,55

11. Pandeglang 1 639,88

Kota Cilegon

12. Serang 1 414,31

Jumlah / Total 77 133,59

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten

Page 292: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

204 Banten in Figures 2010

Tabel 6.4.3

Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba

di Provinsi Banten, 2000-2009

Production and Value of Jati and Rimba Woods

in Banten Province, 2000-2009

Table

Tahun

Year

Kayu Jati Jati Woods

Kayu Rimba Rimba Woods

Produksi Production

(m3)

Nilai Produksi (juta rupiah)

Value (million rupiahs)

Produksi Production

(m3)

Nilai Produksi (juta rupiah)

Value (million rupiahs)

(1) (2) (3) (4) (5)

2000 2 863,00 2 066,81 10 431,00 1 385,02

2001 5 297,00 3 574,60 13 784,00 2 294,39

2002 6 485,00 5 673,79 8 248,00 2 243,48

2003 4 114,00 9 800,20 6 219,00 2 236,64

2004 16 549,00 27 174,65 9 510,00 3 448,85

2005 13 944,30 19 767,33 50 731,74 1 564,83

2006 14 780,35 21 678,35 8 115,92 3 059,11

2007 25 884,29 40 868,12 10 049,70 3 626,09

2008 16 376,00 33 063,14 47 002,00 17 004,96

2009 24 296,37 49 054,36 36 716,01 13 283,56

Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten

Page 293: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 205

6.5 PETERNAKAN

ANIMAL HUSBANDRY

Tabel 6.5.1

Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ekor), 2009

Livestock Population by Regency/Municipality

and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009

Table

Kabupaten/Kota Reg./Municipality

Sapi Potong

Cow

Sapi Perah

Milk Cow

Kerbau Buffalo

Kuda Horse

Kambing Goat

Domba Sheep

Babi Pig

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Reg.

1. Pandeglang 451 - 43 293 - 175 027 154 284 -

2. Lebak 4 557 - 56 105 - 200 569 171 437 -

3. Tangerang 55 213 8 24 520 27 159 362 127 170 6 153

4. Serang 6 687 5 21 498 16 194 832 128 367 -

Kota / Mun.

5. Tangerang 1 422 - 61 8 300 4 748 1 551

6. Cilegon 116 - 184 5 7 087 250 -

7. Serang 467 2 5 761 5 48 837 28 511 -

8. Tangerang Sel. 4 602 - 554 12 14 763 3 157 36

Provinsi Banten 73 515 15 151 976 73 800 777 617 924 7 740

2008 60 680 14 153 004 137 821 588 612 568 7 024

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Page 294: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

206 Banten in Figures 2010

Tabel 6.5.2

Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009

Poultry Population by Regency/Municipality

and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Ayam Buras Native Chicken

Ayam Ras Petelur Layer

Ayam Ras Pedaging

Broiler

Itik Duck

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 2 281 609 - 1 158 630 141 674

2. Lebak 1 795 102 - 1 464 604 79 033

3. Tangerang 3 375 517 3 250 168 21 878 396 1 443 368

4. Serang 1 427 922 663 918 1 600 822 1 052 293

Kota / Municipality

5. Tangerang 94 559 31 977 89 108 491 473

6. Cilegon 360 131 647 729 4 298 810 33 770

7. Serang 127 712 2 487 136 151 48 330

8. Tangerang Selatan 206 858 207 300 1 260 497 46 203

Provinsi Banten 9 669 410 4 803 579 31 887 018 3 336 144

2008 10 120 412 5 896 334 40 011 606 1 647 179

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Page 295: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 207

Tabel

6.5.3 Jumlah Ternak Yang Dipotong

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak

di Provinsi Banten (ekor), 2009

Livestock Slaughtered by Regency/Municipality

and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009

Table

Kabupaten/Kota Reg./Municipality

Sapi Potong

Cow

Sapi Perah

Milk Cow

Kerbau Buffalo

Kuda Horse

Kambing Goat

Domba Sheep

Babi Pig

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Reg.

1. Pandeglang 589 - 16 508 1 161 122 172 774 -

2. Lebak 235 - 653 - 1 348 1 560 -

3. Tangerang 12 705 - 1 777 - 74 096 53 445 2 138

4. Serang 6 047 - 8 613 - 74 752 42 742 -

Kota / Mun.

5. Tangerang 90 303 - 216 - 35 257 16 782 5 340

6. Cilegon 3 007 - 25 - - - -

7. Serang 522 - 2 259 - 10 040 8 657 -

8. Tangerang Sel. 12 410 - - - 5 475 - -

Provinsi Banten 125 818 - 30 051 1 362 090 295 960 7 478

2008 127 511 - 36 466 - 206 965 154 198 4 440

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Page 296: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

208 Banten in Figures 2010

Tabel 6.5.4

Jumlah Unggas Yang Dipotong

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas

di Provinsi Banten (ekor), 2009

Poultry Slaughtered by Regency/Municipality

and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Ayam Buras Native Chicken

Ayam Ras Petelur Layer

Ayam Ras Pedaging

Broiler

Itik Duck

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 924 311 - 5 237 671 300 984

2. Lebak 706 995 32 552 2 476 000 2 457

3. Tangerang 6 097 394 1 862 861 20 836 568 385 412

4. Serang 1 084 260 155 223 6 341 768 2 725 000

Kota / Municipality

5. Tangerang 191 181 109 440 14 515 336 333 483

6. Cilegon - - - -

7. Serang 98 293 144 994 20 634 287 5 103

8. Tangerang Selatan - - 8 785 550 9 684

Provinsi Banten 10 102 434 2 305 070 78 827 180 3 762 123

2008 5 594 508 3 282 493 86 001 744 2 242 418

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Page 297: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 209

Tabel 6.5.5

Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ton), 2009

Meat Production by Regency/Municipality

and Kind of Livestock in Banten Province (ton), 2009

Table

Kabupaten/Kota Reg./Municipality

Sapi Potong

Cow

Sapi Perah

Milk Cow

Kerbau Buffalo

Kuda Horse

Kambing Goat

Domba Sheep

Babi Pig

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Reg.

1. Pandeglang 91 - 693 - 763 1 005 -

2. Lebak 108 - 690 - 115 94 -

3. Tangerang 1 956 - 296 - 741 562 132

4. Serang 1 512 - 1 732 - 1 121 641 -

Kota / Mun.

5. Tangerang 12 960 - 10 - 360 270 297

6. Cilegon 120 - 7 - 24 59 -

7. Serang 70 - 201 - 396 362 -

8. Tangerang Sel. 1 911 - - - 55 - -

Provinsi Banten 18 728 - 3 629 - 3 574 2 992 429

2008 25 882 - 2 441 - 3 771 2 567 331

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Page 298: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

210 Banten in Figures 2010

Tabel 6.5.6

Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009

Meat Production by Regency/Municipality

and Kind of Poultries in Banten Province (ton), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Ayam Buras Native Chicken

Ayam Ras Petelur Layer

Ayam Ras Pedaging

Broiler

Itik Duck

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 4 640 - 2 782 76

2. Lebak 1 591 - 384 10

3. Tangerang 4 451 1 374 15 211 281

4. Serang 867 124 9 513 2 725

Kota / Municipality

5. Tangerang 72 59 13 200 240

6. Cilegon - - 1 327 5

7. Serang 420 336 4 084 18

8. Tangerang Selatan - - 6 589 7

Banten 2009 12 042 1 894 53 089 3 363

2008 7 843 2 108 69 333 3 746

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Page 299: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 211

Tabel 6.5.7

Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality

in Banten Province (ton), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Ayam Buras Native Chicken

Ayam Ras Petelur Layer

Itik Duck

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 433 - 800

2. Lebak 1 164 - 800

3. Tangerang 925 29 252 3 782

4. Serang 898 7 032 2 807

Kota / Municipality

5. Tangerang - 4 050 42

6. Cilegon 2 - -

7. Serang 2 21 1

8. Tangerang Selatan 300 3 265 508

Provinsi Banten 4 724 43 620 8 740

2008 1 755 42 950 4 869

Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province

Page 300: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

212 Banten in Figures 2010

6.6 PERIKANAN

FISHERY

Tabel 6.6.1

Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap

Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor

di Provinsi Banten, 2009

Number of Fish Capture Household

by Regency/Municipality and Fishery Subsector

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Laut Marine Fishery

Perairan Umum Inland Water

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 5 232 - 5 232

2. Lebak 819 - 819

3. Tangerang 2 505 155 2 660

4. Serang 967 93 1 060

Kota / Municipality

5. Tangerang - - -

6. Cilegon 653 - 653

7. Serang 329 35 364

8. Tangerang Selatan - - -

Provinsi Banten 10 505 283 10 788

2008 5 449 1 724 7 173

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 301: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 213

Tabel 6.6.2

Produksi Perikanan Tangkap

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Fish Capture

by Regency/Municipality in Banten Province (tons), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Laut Marine Fisheries

Perairan Umum Inland Water

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 25 724,70 - 25 724,70

2. Lebak 2 882,73 107,32 2 990,05

3. Tangerang 18 120,00 116,00 18 236,00

4. Serang 7 889,70 497,80 8 387,50

Kota / Municipality

5. Tangerang - - 0,00

6. Cilegon 224,00 - 224,00

7. Serang 302,78 4,20 306,98

8. Tangerang Selatan - - -

Provinsi Banten 55 143,91 725,32 55 869,23

2008 56 725,30 638,48 57 363,78

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 302: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

214 Banten in Figures 2010

Tabel 6.6.3

Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009

Production Value of Fish Capture

by Regency/Municipality in Banten Province

(thousand rupiahs), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Laut Marine Fishery

Perairan Umum Inland Water

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 222 524 096 - 222 524 096

2. Lebak 15 855 483 1 038 125 16 893 608

3. Tangerang 219 339 748 579 333 219 919 081

4. Serang 86 801 322 2 975 747 89 777 069

Kota / Municipality

5. Tangerang - - -

6. Cilegon 2 837 106 - 2 837 106

7. Serang 4 420 000 54 600 4 474 600

8. Tangerang Selatan - - -

Provinsi Banten 551 777 755 4 647 805 556 425 560

2008 437 199 800 4 392 525 441 592 325

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 303: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 215

Tabel 6.6.4

Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perahu/Kapal

di Provinsi Banten, 2009

Number of Fishing Boats by Regency/Municipality and

Type of Boat in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Reg./Municipality

Jukung Unmotor-ized Boat

Perahu Layar Kecil

Small Sailing Boat

Perahu Layar

Sedang Medium Sailing Boat

Perahu Layar Besar Large Sailing Boat

Motor Tempel

Out-board Motor

Kapal Motor

In-board Motor

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Reg.

1. Pandeglang 80 71 - - 120 543 814

2. Lebak - - 24 - 518 179 721

3. Tangerang - - - - 2 449 132 2 581

4. Serang 63 - - - 638 95 796

Kota / Mun.

5. Tangerang - - - - - - -

6. Cilegon 224 - - - 272 157 653

7. Serang - - - - 201 64 265

8. Tangerang Sel. - - - - - - -

Provinsi Banten 367 71 24 - 4 198 1 170 5 830

2008 554 77 - - 4 531 1 398 6 560

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 304: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

216 Banten in Figures 2010

Tabel 6.6.5

Jumlah Unit Penangkapan Ikan

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan

di Provinsi Banten, 2009

Number of Marine Fisheries Catching

by Regency/Municipality and Type of Fisheries Catching

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Jaring / Seine

Jaring Hanyut Drift Gill Net

Klitik Tickle

Insang Gill Net

Jaring Lingkar Circle Seine

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - 18 111 144

2. Lebak 90 - 63 -

3. Tangerang 212 598 109 -

4. Serang 199 20 - -

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - -

6. Cilegon - - 8 -

7. Serang 71 - - 105

8. Tangerang Selatan - - - -

Banten 572 636 291 249

2008 1 274 236 1 324 76

Page 305: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 217

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Jaring / Seine

Jaring Rampus Tramel Net

Bagan Tancap Fixed Trap

Bagan Perahu Baot Trap

Lainnya Others

(1) (6) (7) (8) (9)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 105 213 177 -

2. Lebak 508 - 44 50

3. Tangerang - 3 2 529

4. Serang - 27 - 235

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - -

6. Cilegon 234 25 8 -

7. Serang - 12 - 17

8. Tangerang Selatan - - - -

Provinsi Banten 847 280 231 831

2008 157 242 269 502

Page 306: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

218 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.5

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Bukan Jaring / Not Seine

Jumlah

Total Payang Large

Net

Dogol Danish Seine

Pukat Pantai Coast Trap

Pancing Hook & Lines

Pukat Cincin

Purse Sein

(1) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 95 106 11 195 27 1 202

2. Lebak 7 - - 91 11 864

3. Tangerang 621 391 - 367 - 2 832

4. Serang 446 - - - - 927

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - - - -

6. Cilegon - - - 322 - 597

7. Serang 10 26 24 - - 265

8. Tangerang Selatan - - - - - -

Provinsi Banten 1 179 523 35 975 38 6 687

2008 704 577 168 1 912 61 7 512

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 307: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 219

Tabel 6.6.6

Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya

di Provinsi Banten, 2009

Number of Fish Culture Households

by Regency/Municipality and Type of Culture

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Laut Marine Culture

Tambak Brackish

Water Pond

Kolam Fresh

Water Pond

Sawah Paddy Field

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 60 28 2 120 1 210

2. Lebak - 54 5 695 9 519

3. Tangerang - - - -

4. Serang 280 1 062 386 185

Kota / Municipality

5. Tangerang - - 1 560 -

6. Cilegon - - 219 -

7. Serang - 295 172 -

8. Tangerang Selatan - - - -

Provinsi Banten 340 1 439 10 152 10 914

2008 372 2 331 19 301 22 144

Page 308: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

220 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.6

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Karamba Cage

Jaring Terapung Floating Cage Net

Jumlah Total

(1) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 98 4 3 520

2. Lebak 415 5 15 688

3. Tangerang - - -

4. Serang - - 1 913

Kota / Municipality

5. Tangerang - 80 1 640

6. Cilegon - - 219

7. Serang - - 467

8. Tangerang Selatan - - -

Provinsi Banten 513 89 23 447

2008 1 154 90 45 392

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 309: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 221

Tabel 6.6.7

Produksi Perikanan Budidaya

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009

Production of Fish Culture Households

by Regency/Municipality in Banten Province (tons), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Budidaya Laut Marine Culture

Tambak Brackish

Water Pond

Kolam Fresh

Water Pond

Sawah Paddy Field

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 705,20 869,40 3 354,90 3 367,60

2. Lebak - 2,91 2 800,56 47,82

3. Tangerang 3 078,45 7 508,84 2 349,71 10,56

4. Serang 699,87 6 082,09 305,08 296,29

Kota / Municipality

5. Tangerang - - 367,35 -

6. Cilegon - - 92,81 -

7. Serang - 477,00 109,91 -

8. Tangerang Selatan - - - -

Provinsi Banten 4 483,52 14 940,24 9 380,32 3 722,27

2008 4 779,21 13 916,42 6 972,54 6 972,54

Page 310: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

222 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.7

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Karamba Cage

Jaring Terapung Floating Cage Net

Jumlah Total

(1) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - 14,00 8 311,10

2. Lebak 17,91 401,88 3 271,08

3. Tangerang - 192,43 13 139,99

4. Serang - - 7 383,33

Kota / Municipality

5. Tangerang - 27,68 395,03

6. Cilegon - - 92,81

7. Serang - - 586,91

8. Tangerang Selatan - - -

Provinsi Banten 17,91 635,99 33 180,25

2008 54,51 143,50 27 216,64

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 311: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 223

Tabel 6.6.8

Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009

Production Value of Fish Culture Households

by Regency/Municipality in Banten Province

(thousand rupiahs), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Budidaya Laut Marine Culture

Tambak Brackish Water

Pond

Kolam Fresh

Water Pond

Sawah Paddy Field

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - 9 356 487 21 122 632 19 297 779

2. Lebak - 74 050 37 191 041 573 343

3. Tangerang 4 010 066 37 670 860 17 028 223 54 255

4. Serang 1 796 995 43 422 795 4 583 505 4 489 699

Kota / Municipality

5. Tangerang - - 5 642 780 -

6. Cilegon - - 1 150 533 -

7. Serang - 8 109 000 1 240 260 -

8. Tangerang Selatan - - - -

Provinsi Banten 5 807 061 98 633 192 87 958 974 24 415 076

2008 11 314 855 112 378 958 77 728 325 58 722 110

Page 312: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

224 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.8

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Karamba Cage

Jaring Terapung Floating Cage Net

Jumlah Total

(1) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - 164 585 49 941 483

2. Lebak 268 696 3 306 290 41 413 420

3. Tangerang - 2 886 584 61 649 988

4. Serang - - 54 292 994

Kota / Municipality

5. Tangerang - 496 852 6 139 632

6. Cilegon - - 1 150 533

7. Serang - - 9 349 260

8. Tangerang Selatan - - -

Provinsi Banten 268 696 6 854 311 223 937 310

2008 747 505 7 779 800 268 671 553

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province

Page 313: Banten Dalam Angka 2010

BAB VI PERTANIAN

Banten dalam Angka 2010 225

Tabel 6.6.9

Luas Areal Budidaya Perikanan

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya

di Provinsi Banten (ha), 2009

Fish Culture Areas by Regency/Municipality

and Type of Culture in Banten Province (ha), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Laut Marine Culture

Tambak Brackish

Water Pond

Kolam Fresh Water

Pond

Sawah Paddy Field

(1) (2) (3) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - 258 325,00 3 713,00

2. Lebak - 22,5 380,11 1 786,69

3. Tangerang - - - -

4. Serang 334,65 3 992,40 99,81 69,10

Kota / Municipality

5. Tangerang - - 150,00 -

6. Cilegon - - 2,83 -

7. Serang - 715 9,00 -

8. Tangerang Selatan - - - -

Provinsi Banten 334,65 4 987,90 966,75 5 568,79

2008 469,65 10 830,20 1 160,23 6 490,19

Page 314: Banten Dalam Angka 2010

AGRICULTURE CHAPTER VI

226 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.9

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Karamba Cage

Jaring Terapung Floating Cage Net

Jumlah Total

(1) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1,00 0,72 4 297,72

2. Lebak - - 2 189,30

3. Tangerang - - -

4. Serang - - 4 495,96

Kota / Municipality

5. Tangerang - - 150,00

6. Cilegon - - 2,83

7. Serang - - 724,00

8. Tangerang Selatan - - -

Provinsi Banten 1,00 0,72 11 859,81

2008 18 950,27

Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province Catatan / Notes : 1) Luas Kotor / Gross Area

Page 315: Banten Dalam Angka 2010

7

INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Industry, Energy, and Water Supply

Page 316: Banten Dalam Angka 2010
Page 317: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 229

Penjelasan Teknis

1. Pengumpulan data industri besar

dan sedang dilakukan melalui

Survei Industri Besar dan Sedang

dilaksanakan setiap tahun secara

lengkap (sensus) sejak tahun 1975.

Survey Industri Besar dan Sedang

mencakup semua perusahaan

industri yang mempunyai tenaga

kerja 20 orang atau lebih dengan

menggunakan kuesioner II A.

2. Klasifikasi industri yang digunakan

dalam survei ini berdasar kepada

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia (KBLI). KBLI adalah

klasifikasi lapangan usaha yang

berdasar kepada International

Standard Industrial Classification

of All Economic Activities (ISIC)

revisi 3 yang telah disesuaikan

dengan kondisi Indonesia.

3. Industri Pengolahan adalah suatu

kegiatan ekonomi yang melakukan

kegiatan mengubah suatu barang

dasar secara mekanis, kimia,

atau dengan tangan sehingga

menjadi barang jadi/setengah jadi,

dan atau barang yang kurang

nilainya menjadi barang yang lebih

tinggi nilainya, dan sifatnya lebih

dekat kepada pemakai akhir.

Termasuk dalam kegiatan ini adalah

jasa industri dan pekerjaan perakitan

(assembling).

Technical Notes

1. Data collection of large and

medium scale manufacturing is

conducted through The Large and

Medium Manufacturing Establish-

ment Survey that has been done

annually for all industries (census)

since 1975. Large and Medium

Manufacturing Establishment

Survey covers all manufactures/

industries with 20 workers or more

by questionaire II A.

2. The industrial classification

adopted in this survey refers to

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia (KBLI). KBLI is classifi-

cation of economic activities based

on the International Standard

Industrial Classification of All

Economic Activities (ISIC rev. 3)

that has been modified according

to the local condition in Indonesia.

3. Manufacturing industry is defined

as an economic activity processing

basic goods mechanically,

chemicals or manually into final or

intermediate goods. It is also

defined as processing of lower

value goods into higher value

goods as final or intermediate

products. The activities also

include services for manufacturing

and assembling.

Page 318: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

230 Banten in Figures 2010

4. Jasa Industri adalah kegiatan

industri yang melayani keperluan

pihak lain. Pada kegiatan ini bahan

baku disediakan oleh pihak lain

sedangkan pihak pengolah hanya

melakukan pengolahannya dengan

mendapat imbalan sebagai balas

jasa (upah maklon).

5. Perusahaan atau usaha industri

adalah suatu unit (kesatuan) usaha

yang melakukan kegiatan ekonomi,

bertujuan menghasilkan barang

atau jasa, terletak pada suatu

bangunan atau lokasi tertentu, dan

mempunyai catatan administrasi

tersendiri mengenai produksi dan

struktur biaya serta ada seorang atau

lebih yang bertanggung jawab atas

usaha tersebut.

6. Industri pengolahan dikelompokkan

ke dalam 4 golongan berdasarkan

banyaknya pekerja, yaitu:

a. Industri Besar

(100 orang pekerja atau lebih),

b. Industri Sedang/Menengah

(20-99 orang pekerja),

c. Industri Kecil (5-19 orang

pekerja),

d. Industri Mikro

(1-4 orang pekerja).

7. Input atau biaya antara adalah

biaya yang dikeluarkan dalam

proses industri yang berupa bahan

baku, bahan bakar, barang lainnya

diluar bahan baku/bahan penolong,

jasa industri, sewa gedung, dan

biaya jasa non industri.

4. Services for manufacturing is

defined as a manufacturing activity

which serving other manufacturing

establishments. In this case, raw

materials are supplied by others

while the workers are paid as a

compensation for processing raw

materials.

5. A manufacturing establishment is

defined as a production unit

engaged in economic activity,

producing goods or services,

located in a building or in a certain

location, keeping a business record

concerning the production and cost

structure, and having a person or

more that are responsible to those

activities.

6. Manufacturing industries are cate-

gorized into four groups, based on

the number of employees :

a. Large scale manufacturing

(100 employees o r more),

b. Medium scale manufacturing

(20-99 employees)

c. Small scale manufacturing

(5-19 employees)

d. Micro industry

(1-4 employees).

7. Input or intermediate cost is

defined as cost of raw materials

and supporting materials, fuel,

other materials, electricity,

industrial services, building rent,

and nonindustrial services, etc.

Page 319: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 231

8. Output adalah nilai keluaran yang

dihasilkan dari proses kegiatan

industri yang berupa barang

yang dihasilkan, tenaga listrik

yang dijual, jasa industri,

keuntungan jual beli, pertambahan

stok barang setengah jadi dan

penerimaan lain.

9. Nilai Tambah adalah besarnya

output dikurangi besarnya nilai

input (antara).

10. Klasifikasi Industri :

15. Makanan dan Minuman

16. Pengolahan Tembakau

17. Tekstil

18. Pakaian Jadi

19. Kulit dan Barang dari Kulit

dan Alas Kaki

20. Kayu, Barang-barang dari

Kayu (tidak termasuk

furnitur), dan Barang-barang

Anyaman

21. Kertas dan Barang dari Kertas

22. Penerbitan, Percetakan dan

Reproduksi Media Rekaman

23. Batu Bara, Pengilangan

Minyak Bumi dan Pengolahan

Gas Bumi, Barang-barang

dari Hasil Pengilangan Minyak

Bumi, dan Bahan Nuklir

24. Kimia dan Barang-barang dari

Bahan Kimia

25. Karet dan Barang dari Karet

dan Barang dari Plastik

26. Barang Galian Bukan Logam

27. Logam Dasar

28. Barang-barang dari Logam,

kecuali Mesin dan

Peralatannya

29. Mesin dan Perlengkapannya

8. Output is defined as total value of

all processed goods which

include production, electricity

sold, industrial services, profits,

change in stocks and other

incomes.

9. Value added is defined as

substraction from output to input.

10. Classification of Industry :

15. Food and Beverages

16. Tobacco

17. Textiles

18. Wearing Apparel

19. Tanning and Dressing of

Leather

20. Wood and Products of Wood

except Furniture and Plaiting

Materials

21. Paper and Paper Products

22. Publishing, Printing and

Reproduction of Recorded

Media

23. Coal, Refined Petroleum

Products and Nuclear Fuel

24. Chemicals and

Chemical Products

25. Rubber and

Plastics Products

26. Non-metallic Mineral

Products

27. Basic Metals

28. Fabricated Metal Products

except Machinery and

Equipments

29. Machinery and Equipment

Page 320: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

232 Banten in Figures 2010

30. Mesin dan Peralatan Kantor,

Akuntansi dan Pengolahan

Data

31. Mesin Listrik Lainnya dan

Perlengkapannya

32. Radio, Televisi, dan Peralatan

Komunikasi, serta

Perlengkapannya

33. Peralatan Kedokteran,

Alat-alat Ukur, Peralatan

Navigasi, Peralatan Optik, Jam

dan Lonceng

34. Kendaraan Bermotor

35. Alat Angkutan, selain

Kendaraan Bermotor Roda

Empat atau Lebih

36. Furnitur dan Pengolahan

Lainnya

37. Daur Ulang

11. Perusahaan Listrik Negara (PLN)

adalah Perusahaan Umum Milik

Negara yang mempunyai aktivitas

kegiatan pembangkitan, transmisi,

dan distribusi tenaga lsitrik.

12. Perusahaan Air Bersih adalah

perusahaan yang mempunyai

aktivitas dalam penampungan,

penjernihan, dan penyaluran air

baku atau air bersih dari terminal

air melalui saluran air, pipa

atau mobil tangki (dalam satu

pengelolaan administrasi dengan

kegiatan ekonomi) kepada rumah

tangga, perusahaan industri, atau

pengguna komersial lainnya.

30. Machinery and Electronic

Office, Computing and

Accounting Machineries

31. Electrical Machinery and

Equipments

32. Radio, Television and

Communication Equipment

and Aparatus

33. Medical, Precision,

Navigation, and Optical

Instruments, Watches and

Clocks

34. Motor Vehicles, Trailers and

Semitrailers

35. Other Transport Equipment

36. Furniture and Other

Manufacturing

37. Recycling

11. State Electricity Company (PLN)

is a State owned company that

has activities for electricity

production, transmission and

electricity distribution.

12. The Water Supply Company

(PDAM) is a company with

several activities such as the

collection and purification of

water and the distribution of

water to households, industries,

and other commercial users.

Page 321: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 233

13. Sumber data air bersih adalah

hasil survey perusahaan air bersih

yang setiap tahun dilaksanakan

oleh BPS. Sayangnya, dari 8

perusahaan yang ada di Banten

hanya 6 perusahaan saja yang

memberikan respon pada pelak-

sanaan survei tahun 2009.

14. Jumlah listrik/gas/air bersih yang

terjual adalah banyaknya listrik/

gas/air bersih yang disalurkan

kepada para pelanggan.

15. Perusahaan Gas Negara (PGN)

adalah perusahaan milik peme-

rintah yang mempunyai aktivitas

dalam pengolahan gas cair,

produksi gas dengan karbonasi

arang atau dengan pengolahan

yang mencampur gas dengan gas

alam, penyaluran gas cair melalui

suatu sistem pipa saluran kepada

rumah tangga, perusahaan industri

atau pengguna komersial lainnya.

13. The data sources of clean water

is clean water survey firm that

annually conducted by BPS.

Unfortunately, only five of the

six companies that exist in

Banten are giving the response

on the survey year 2009.

14. Sold electricity / gas / cleaned

water is total electricity / gas /

cleaned water distributed to

customers.

15. State Owned Company of City

Gas is a state company with

several activities such as liquid

gas processing, production of

gas with charcoal carbonite or

mixed with natural gas, and

the distribution of liquid gas

for household consumption,

industrial usage, and other

commercial users.

Page 322: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

234 Banten in Figures 2010

7.1. Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan merupa-

kan sektor ekonomi yang selalu

mendominasi perekonomian Banten

dan ditopang oleh berbagai perusahaan

industri besar dan sedang (IBS) yang

terkonsentrasi di Kabupaten Tangerang,

Kota Tangerang, Kota Cilegon,

Kabupaten Serang, dan Kota

Tangerang Selatan, yang mencakup

sekitar 97,56 persen dari total

perusahaan IBS di Banten yang

pada tahun 2008 mencapai 1.804

perusahaan. Penyerapan tenaga

kerjanya pada tahun 2008 mencapai

480.480 orang atau sekitar 99,25

persen dari total tenaga kerja IBS di

Provinsi Banten.

Produk IBS Banten umumnya di

ekspor dan mendominasi ekspor

Banten. Disamping itu, IBS Banten

secara spasial mempunyai ciri khas

tersendiri. IBS dengan teknologi padat

modal khususnya untuk produk kimia

dan besi baja terkonsentrasi di

berbagai kawasan industri yang

terletak di Kota Cilegon dan Kabu-

paten Serang bagian barat. Sedangkan

IBS berteknologi padat tenaga kerja

umumnya terkonsentrasi diberbagai

kawasan industri yang terletak di

Kabupaten Tangerang, Kota

Tangerang, Kota Tangerang Selatan,

dan Kabupaten Serang bagian timur.

Meskipun demikian, IBS berbasis

sumber daya alam juga banyak

terdapat di Banten dan tersebar merata

di berbagai kabupaten/kota di Banten,

jenis industri tersebut diantaranya

adalah industri makanan dan minuman sebanyak 207 perusahaan dan industri

7.1. Manufacturing Industry

Manufacturing sector is an

economic sector that always dominate

Banten economy sustained by various

large and medium manufacturing

establishment (IBS), which is

concentrated in Tangerang Regency,

Tangerang Municipality, Cilegon

Municipality, Serang Regency and

Tangerang Selatan Municipality,

covering approximately 97.56 percent

from the company's total IBS in

Banten that has reached 1,804

companies in 2008. Absorption of

manpower in 2008 reached 480,480

persons or about 99.25 percent of the

total workforce of IBS in Banten

Province.

Large and medium manufacturing

establishment products of Banten

generally exported and dominate

exports of Banten. In addition, large

and medium manufacturing

establishment of Banten spatially has

its own characteristics. Large and

medium manufacturing establishment

of Banten with capital-intensive

technologies, especially for chemical

and steel products are concentrated

in industrial areas located in Cilegon

Municipality and western part of

Serang Regency. While large and

medium level manufacturing of

Banten-techlabor-intensive industries

are generally concentrated in

different areas located in Tangerang

Regency, Tangerang Municipality,

Tangerang Selatan Municipality, and

eastern part of Serang Regency.

However, large and medium

manufacturing establishment of

Page 323: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 235

dari karet, barang dari karet, dan

barang dari plastik berjumlah 243

perusahaan.

Nilai tambah IBS Banten pada tahun

2008 mencapai 70,86 trilyun rupiah.

Bila diperhatikan komposisi-nya, nilai

tambah terbesar diberikan oleh industri

kimia dan barang-barang dari bahan

kimia yaitu dengan nilai tambah

sebesar 15,75 trilyun rupiah.

Sedangkan yang terkecil oleh industri

daur ulang dengan nilai tambah hanya

24,07 milyar rupiah. Secara spasial,

nilai tambah terbesar secara berurutan

diberikan IBS yang berlokasi di Kota

Tangerang, Kabupaten Tangerang,

Kota Cilegon, Kabupaten Serang, dan

Kota Tangerang Selatan yaitu dengan

nilai tambah masing-masing sebesar

26,69 trilyun rupiahl; 18,98 trilyun

rupiah; 12,01 trilyun rupiah; 10,34

trilyun rupiah dan 2,26 trilyun rupiah.

Sisanya, yang hanya sebesar 566,14

milyar rupiah diberikan oleh IBS yang

berlokasi Kabupaten Pandeglang,

Kabupaten Lebak dan Kota Serang.

7.2 Energi

Provinsi Banten memiliki dua

pembangkit yang memproduksi tenaga

listrik dan masuk dalam jaringan listrik

koneksi Jawa – Bali, yaitu PTLU

Suralaya di Kota Cilegon yang dikelola

Banten is based on natural resources

are also numerous in Banten and

spread evenly in various

regencies/cities in Banten, type of

industry such as food and beverage

industry as many as 207 companies

and industries of rubber, rubber, and

plastics amounted to 243 companies.

Large and medium manufacturing

establishment of Banten value added

in 2008 reached 70.86 trillion rupiah.

According to its composition, the

greatest value added provided by the

chemical industry and goods from

chemicals ie with value added

amounted to 15.75 trillion rupiah.

While the smallest valued added is

recycling industry with only 24.07

billion dollars. Spatially, the greatest

value added given by large and

medium manufacturing establishment

sequentially located in Tangerang

Municipality, Tangerang Regency,

Cilegon Municipality, Serang Regency

and Tangerang Selatan Municipality

which amounted to 26.69 trillion

rupiah; 18.98 trillion rupiah; 12,01

trillion rupiah; 10.34 trillion and 2.26

trillion rupiah. The rest, which is only

amounted to 566.14 billion rupiah

provided by large and medium

manufacturing establishment located

in Pandeglang Regency, Lebak

Regency and Serang Municipality.

7.2. Energy

Banten Province has two power

plants that produce electric power and

electrical connections into Java – Bali

network, PTLU Suralaya in Cilegon, managed by PT Indonesia Power and

Page 324: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

236 Banten in Figures 2010

oleh PT Indonesia Power dan PLTU

Labuhan di Kabupaten Pandeglang.

Disamping itu, PLN juga memiliki

pembangkit listrik berbahan bakar

solar yaitu PLTD Pulo Panjang yang

khusus melayani kebutuhan tenaga

listrik di Pulo Panjang – Kabupaten

Serang.

Distribusi listrik di wilayah

Provinsi Banten juga terbagi menjadi

dua, pertama yaitu wilayah yang

meliputi Kota Tangerang, Kota

Tangerang Selatan dan sebagian besar

wilayah Kabupaten Tangerang yang

dilayani oleh PT PLN Distribusi

Jakarta Raya dan Tangerang. Kedua,

dilayani oleh PT PLN Distribusi Jawa

Barat dan Banten yang cakupannya

meliputi wilayah Kabupaten

Pandeglang, Kabupaten Lebak,

Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota

Serang, dan sebagian kecil wilayah

Kabupaten Tangerang.

Jumlah pelanggan listrik PLN di

Banten pada tahun 2009 sebanyak 1,77

juta pelanggan, meningkat sebesar 4,73

persen bila dibandingkan dengan tahun

2008 yang sebanyak 1,69 juta

pelanggan. Peningkatan tersebut

menyebabkan terjadinya peningkatan

daya terpasang yang pada tahun 2009

ini bertambah sebesar 0,25 juta kVA,

sehingga total daya terpasang menjadi

sebesar 5,36 juta kVA. Peningkatan

pelanggan juga berarti meningkatnya

konsumsi listrik, Tercatat, volume

penjualan listrik PLN pada tahun 2009

mencapai 14,30 juta MWh, lebih tinggi

bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang sebesar 14,20 juta

MWh.

Power Plant in Labuan Pandeglang.

In addition, PLN also has a solar

diesel fuel - power plants diesel,

namely PLTD Pulo Panjang that

specifically serve needs of electricity

in Pulo Panjang - Serang

Distribution of electricity in Banten

Province is also divided into two

regions, first region that includes

Tangerang Municipality, Tangerang

Selatan Municipality and most of

Tangerang Regency served by PT

PLN, Jakarta Raya and Tangerang

Distribution. Second region, served by

PT PLN Distribution of Jawa Barat

and Banten Provinces with coverage

area includes Pandeglang Regency,

Lebak Regency, Serang Regency,

Cilegon Municipality, Serang

Municipality, and small part of

Tangerang Regency.

Number of electricity customers in

Banten in the year 2009 as many as

1.77 million subscribers, an increase

of 4.73 percent compared with the

year 2008 as many as 1.69 million

subscribers. The increase was resulted

in the increase of installed power in

2009, which was an increase of 0.25

million kVA, bringing the total

installed capacity amounted to 5.36

million kVA. Improved customer also

means increased consumption of

electricity. Noted, the volume of

electricity sales in 2009 reached 14.30

million MWh, higher than the previous

year amounted to 14.20 million MWh.

Page 325: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 237

Bila diperhatikan menurut kategori

pelanggan, mayoritas pelanggan listrik

PLN adalah pelanggan rumahtangga

yang mencapai 1,65 juta pelanggan

dan yang paling sedikit adalah

pelanggan industri yang hanya

5.881 pelanggan. Meskipun demikian,

pelanggan industri mengkonsumsi

tenaga listrik terbanyak yaitu sebsar

9,45 juta MWh. Sedangkan, konsumsi

listrik pelanggan rumahtangga sendiri

sebesar 3,10 juta MWh.

Dari sisi neraca kelistrikan, total

listrik yang tersedia untuk Banten pada

tahun 2009 mencapai 16,73 MWh atau

meningkat sebesar 3,67 persen bila

dibandingkan dengan tahun 2008 yang

sebesar 16,14 MWh. Peningkatan

tersebut berimplikasi pada mening-

katnya pemakaian listrik untuk kepen-

tingan distribusi, yaitu dari 0,90 juta

MWh di tahun 2008 menjadi 1,14

MWh pada tahun 2009. Sayangnya,

persentase susut tenaga listrik PLN

pada tahun 2009 ini juga bertambah

sebesar yaitu 1,27 persen sehingga

persentase susutnya menjadi 7,70

MWh.

When considered according to

customer categories, electricity

customers majority are households

reached 1.65 million subscribers and

the least is industrial customers who

only 5,881 subscribers. However,

industrial customers consume the most

electricity about 9.45 million MWh.

While electricity consumption house-

hold subscribers amounted to 3.10

million MWh.

From the side of the balance of

electricity, total electricity available

for Banten in 2009 reached 16.73

MWh or increased by 3.67 percent

compared to 2008 that amounted to

16.14 MWh. The increase was

implicated in the increasing use of

electricity for distribution purposes,

from 0.90 million MWh in 2008 to

1.14 MWh in 2009. Unfortunately, the

percentage of electrical power losses

in 2009 was also experiencing an

increase of 1.27 percent, so the

percentage of losses to be 7.70 MWh.

Page 326: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

238 Banten in Figures 2010

Grafik 7.1

Figure

Persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) Industri Besar dan

Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Percentage of Gross Value Added (GVA)

of Large and Medium Manufacturing Establishments

by Regency/Municipality in Banten Province, 2009

Kab. Lebak

0,28%

Kab. Pandeglang

0,50%

Other

0,80%

Kota Tangerang

37,67%

Kota Cilegon

16,95%

Kab. Serang

14,59%

Kab. Tangerang

26,79%

Kota Tangsel

3,19%

Kota Serang

0,02%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 7.2

Figure

Jumlah Pelanggan PLN dan Energi Listrik Terjual

di Provinsi Banten, 2007-2009

Number of Customers of PLN and Electrical Energy Sold

in Banten Province, 2007-2009

1 692 789 1 772 937

14 200 926

14 298 502

1 640 000

1 660 000

1 680 000

1 700 000

1 720 000

1 740 000

1 760 000

1 780 000

2008 2009

Jum

lah

Pel

angg

an /

Num

ber

of C

usto

mer

s

14 140 000

14 160 000

14 180 000

14 200 000

14 220 000

14 240 000

14 260 000

14 280 000

14 300 000

14 320 000

Ene

rgi T

erju

al /

Ene

rgy

Sol

d (M

Wh)

Jumlah Pelanggan / Number of Customers

Energi Terjual / Energy Sold (MWh)

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Page 327: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 239

7.1 INDUSTRI PENGOLAHAN

MANUFACTURING INDUSTRY

Tabel 7.1.1

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja

Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri

di Provinsi Banten, 2008

Number of Establishments and Workers Engaged

of Large and Medium Manufacturing Establishments

by Industrial Group in Banten Province, 2008

Table

Kode Code

Golongan Industri Industrial Group

Jumlah Perusahaan Number of Establish-

ments

Jumlah Tenaga Kerja

Dibayar Number of

Paid Workers

Jumlah Tenaga

Kerja Tak Dibayar

Number of Unpaid

Workers

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

15 Industri Makanan dan Minuman Food and Drinking

207 32 494 - 32 494

17 Industri Tekstil Textile

130 40 310 - 40 310

18 Industri Pakaian Jadi Garment

96 46 127 - 46 127

19 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki / Leather, Stuff of Leather and Bed Foot

98 117 983 - 117 983

20 Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furniture) dan Barang Anyaman dari Rotan,Bambu dan Sejenisnya Wood, Stuff Of Wood (Legible Pertinent Furniture) and Tress Stuff Of Rattan, Wicker and Other Kind

71 13 450 - 13 450

21 Industri Ketas, Barang dari Kertas dan Sejenisnya / Paper, Stuff of Paper, and Other Kind

81 18 835 - 18 835

22 Industri Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Publication,Printing and Reproduction, Recording

29 1 593 - 1 593

Page 328: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

240 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 7.1.1

Kode Code

Golongan Industri Industrial Group

Jumlah Perusahaan Number of Establish-

ments

Jumlah Tenaga Kerja

Dibayar Number of

Paid Workers

Jumlah Tenaga

Kerja Tak Dibayar

Number of Unpaid

Workers

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Minyak Gas Bumi, Barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi dan Bahan Bakar Nuklir Cinder Grindstone, Explore of World Ayonnaise, Manufacture of World Mayonnaise, Stuff of Outcome Explore of World Mayonnaise and Grill Wrapping of Nuchlear

13 1 003 - 1 003

24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia / Chemical, and Stuff of Chemical Wrapping

185 28 692 - 28 692

25 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang dari Plastik / Rubber, Stuff of Rubber and Stuff Of Bucket

243 46 840 - 46 840

26 Industri Barang Galian Bukan Logam/ Stuff Quarry Not Nugget

92 28 332 - 28 332

27 Industri Logam Dasar / Intrinsic Nugget 37 12 587 - 12 587

28 Industri Barang Dari Logam, Kecuali Mesin Dan Peralatannya / Stuff of Nugget, Except Machine and Tool

158 25 634 - 25 634

29 Industri Mesin dan Perlengkapannya / Machine and Tools

65 12 356 - 12 356

30 Industri Mesin dan Peralatan Kantor, Akuntansi, dan Pengolahan Data / Machine and Agency Tools, Accounting And Data Processing

- - - -

Page 329: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 241

Lanjutan Tabel / Continued Table 7.1.1

Kode Code

Golongan Industri Industrial Group

Jumlah Perusahaan Number of Establish-

ments

Jumlah Tenaga Kerja

Dibayar Number of

Paid Workers

Jumlah Tenaga

Kerja Tak Dibayar

Number of Unpaid

Workers

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

31 Industri Mesin Listrik Lainnya, dan Perlengkapannya / Other Electric Machine, and Tools

52 16 166 - 16 166

32 Industri Radio, Televisi, dan Peralatan Komunikasi, serta Perlengkapannya/ Radio, Television, and Communication Outfit, and Tools

18 3 232 - 3 232

33 Industri Peralatan Kedokteran, Alat-Alat Cukur, Peralatan Navigasi, Peralatan Optik, Jam dan Lonceng Doctoral Outfit, Shave Tools, Navigasi Outfit, Optical Outfit, Clock and Bell

8 1 839 - 1 839

34 Industri Kendaraan Bermotor Motor Vehicle 27 4 313 - 4 313

35 Industri Alat Angkutan Selain Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Transport Tools Except Motor Vehicle Four Wheel Or Dull

43 12 301 - 12 301

36 Industri Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Furniture and Other Manufacture

141 19 438 - 19 438

37 Daur Ulang / Repeat Cycle 10 599 - 16 166

Jumlah / Total 1 804 484 124 - 484 124

2007 1 846 486 018 - 486 018

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 330: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

242 Banten in Figures 2010

Tabel 7.1.2

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja

Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2008

Number of Establishments and Workers Engaged

of Large and Medium Manufacturing Establishments

by Regency/Municipality in Banten Province, 2008

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Jumlah Perusahaan Number of

Establishments

Tenaga Kerja Workers Engaged

(1)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 17 1 642

2. Lebak 13 1 289

3. Tangerang 782 180 918

4. Serang 162 65 889

Kota / Municipality

5. Tangerang 670 183 803

6. Cilegon 69 21 946

7. Serang 14 713

8. Tangerang Selatan 77 27 924

Provinsi Banten 1 804 484 124

2007 1 846 486 018

2006 1 809 505 517

2005 1 605 470 693

2004 1 638 498 943

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 331: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 243

Tabel 7.1.3

Nilai Output, Input dan Nilai Tambah

Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008

Output, Input, and Value Added

of Large and Medium Manufacturing Establisments

by Regency/Municipality in Banten Province

(billion rupiahs), 2008

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Output Output

Input Input

Nilai Tambah Value Added

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 827,67 476,69 350,98

2. Lebak 500,28 300,61 199,67

3. Tangerang 52 044,85 33 061,83 18 983,02

4. Serang 28 916,91 18 575,02 10 341,89

Kota / Municipality

5. Tangerang 65 403,09 38 709,74 26 693,35

6. Cilegon 54 927,89 42 916,27 12 011,62

7. Serang 48,03 32,54 15,49

8. Tangerang Selatan 5 453,77 3 190,42 2 263,35

Provinsi Banten 208 122,49 137 263,13 70 859,36

2007 184 588,26 123 878,17 60 710,09

2006 211 434,79 142 179,54 69 255,25

2005 146 928,54 108 806,89 38 121,65

2004 144 758,95 103 938,77 40 820,18

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 332: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

244 Banten in Figures 2010

Tabel 7.1.4

Nilai Output, Input dan Nilai Tambah

Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri

di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008

Output, Input, and Value Added

of Large and Medium Manufacturing Establishments

by Industrial Group in Banten Province

(billion rupiahs), 2008

Table

Kode Code

Output Output

Input Input

Nilai Tambah Value Added

(1) (2) (3) (4)

15 16 282,80 12 482,80 3 800,00

17 13 322,97 8 143,69 5 179,28

18 10 101,86 2 584,07 7 517,79

19 20 078,53 13 189,67 6 888,86

20 1 866,11 1 164,01 702,10

21 7 912,89 6 085,60 1 827,29

22 260,27 154,60 105,67

23 1 185,65 710,49 475,15

24 41 473,26 25 723,46 15 749,80

25 20 389,44 13 972,44 6 417,00

26 5 383,99 3 499,57 1 884,42

27 34 227,70 27 768,19 6 459,52

28 9 266,10 5 630,48 3 635,61

29 3 655,72 2 303,27 1 352,45

30 - - -

31 9 325,06 5 905,73 3 419,33

32 1 105,74 584,52 521,22

33 973,76 186,07 787,69

34 929,01 552,31 376,70

35 8 186,14 5 138,47 3 047,67

36 1 976,01 1 288,25 687,76

37 219,50 195,43 24,07

Jumlah / Total 208 122,49 137 263,13 70 859,36

2007 184 588,26 123 878,17 60 710,09

2006 211 434,79 142 179,54 69 255,25

2005 146 928,54 108 806,89 38 121,65

2004 144 758,95 103 938,77 40 820,18

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 333: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 245

7.2 ENERGI

ENERGY

Tabel 7.2.1

Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung

dan Energi Terjual Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009

Number of Customers, Connected Power

and Sold Electrical Energy of State Electricity Company

by Classification of Tariff in Banten Province, 2009

Table

Klasifikasi Classification

Jumlah Pelanggan Number of Customers

Daya Tersambung Connected Power

(kVA)

Energi Terjual Sold Electrical Energy (MWh)

(1) (2) (3) (4)

1. Sosial (S1, S2, S3)

Public 33 000 83 283 141 352

2. Rumah Tangga (R1, R2, R3) Household 1 649 024 1 535 115 3 098 139

3. Bisnis (B1, B2, B3) Business 72 312 736 740 1 375 627

4. Industri (I1, I2, I3) Industry 5 881 2 885 840 9 437 351

5. Lainnya (P, T, M) Government 12 720 123 109 246 033

Jumlah / Total 1 772 937 5 364 087 14 298 502

2008 1 692 789 5 113 571 14 200 926

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

State Electricity Company – Regional Distribution of Jawa Barat and Banten and State Electricity Company – Regional Distribution of Jakarta Raya and Tangerang

Page 334: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

246 Banten in Figures 2010

Tabel

7.2.2 Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik

Perusahaan Listrik Negara (PLN)

di Provinsi Banten (MWh), 2008-2009

Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity

Company in Banten Province (MWh), 2008-2009

Table

Uraian Descricption 2008 2009

(1) (2) (3)

Tenaga listrik yang tersedia Electricity to sell

16 138 664 16 731 353

Tenaga listrik yang terjual Electricity sold

14 200 926 14 298 502

Tenaga listrik yang terpakai oleh sistem distribusi

Energy consumed by distribution systems 900 575 1 143 982

Tenaga listrik yang susut Electricity lost

1 037 163 1 288 869

Persentase tenaga listrik yang susut Percentage of electricity lost

6,43 7,70

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

State Electricity Company – Regional Distribution of Jawa Barat and Banten and State Electricity Company – Regional Distribution of Jakarta Raya and Tangerang

Page 335: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 247

Tabel 7.2.3

Jumlah Transformator Distribusi Terpasang

Perusahaan Listrik Negara (PLN)

di Provinsi Banten, 2000-2009

Number of Connected Distribution Transformators

of State Electricity Company

in Banten Province, 2000-2009

Table

Transformator

2008 2009

Milik PLN Property of

PLN

Milik Pelanggan Property of Customer

Milik PLN Property of

PLN

Milik Pelanggan Property of Customer

(1) (2) (3) (4) (5)

1 – 50 kVA

Jumlah / Quantity (unit) : 2 354 - 2 490 -

Daya / Total Power (kVA) : 105 625 - 110 675 -

51 – 100 kVA

Jumlah / Quantity (unit) : 949 - 1 017 2

Daya / Total Power (kVA) : 94 900 - 101 575 200

101 – 200 kVA

Jumlah / Quantity (unit) : 1 497 - 588 1

Daya / Total Power (kVA) : 189 980 - 101 920 160

201 – 500 kVA

Jumlah / Quantity (unit) : 323 21 337 5

Daya / Total Power (kVA) : 30 923 7 650 94 820 1 850

501 – 1000 kVA

Jumlah / Quantity (unit) : 15 48 22 20

Daya / Total Power (kVA) : 9 820 33 930 14 230 13 230

1001 kVA atau lebih

Jumlah / Quantity (unit) : 3 18 2 2

Daya / Total Power (kVA) : 3 750 34 500 2 500 2 750

Total Jumlah / Quantity (unit) : 5 141 87 4 456 30

Daya / Total Power (kVA) : 434 998 76 080 425 720 18 190

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten State Electricity Company – Regional Distribution of Jawa Barat and Banten

Catatan / Note : Tidak termasuk Area Pelayanan (AP) Tangerang / Not including Service Area of Tangerang

Page 336: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

248 Banten in Figures 2010

Tabel 7.2.4

Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2008-2009

Trend of Pulo Panjang Power Plant, 2008-2009 Table

Perincian Description

Satuan Unit

2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Daya Terpasang kWh 208 224

Daya Mampu

kWh 166 179

Produksi Energi Energy produced

kWh 345 823 239 101

Pemakaian Sendiri Internal Use

kWh 1 124 1 042

Penjualan Energi Energy Sold

kWh 344 699 238 059

Pemakaian Bahan Bakar Fuel Used

liter 131 860 126 141

Pemakaian Minyak Pelumas Oil Used

liter 1 435 1 376

Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten State Electricity Company – Regional Distribution of Jawa Barat and Banten

Page 337: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 249

Tabel 7.2.5

Realisasi Penjualan Gas Kota Bulanan

di Provinsi Banten, 2008-2009

Actual Monthly City Gas Sales in Banten Province,

2008-2009

Table

Bulan Month

2008 2009

Nilai Value (m3)

Persentase Percentage

Nilai Value (m3)

Persentase Percentage

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 93 130 623 6,71 111 150 563 8,72

Pebruari / February 90 235 834 6,50 90 912 395 7,13

Maret / March 111 351 825 8,02 104 340 904 8,19

April / April 120 357 645 8,67 101 458 106 7,96

Mei / May 126 801 431 9,14 108 687 431 8,53

Juni / June 139 139 210 10,03 91 444 170 7,18

Juli / July 133 952 269 9,65 105 381 088 8,27

Agustus / August 129 474 277 9,33 116 698 551 9,16

September / September 124 718 914 8,99 99 869 941 7,84

Oktober / October 115 838 242 8,35 104 675 520 8,21

November / November 111 743 984 8,05 105 018 483 8,24

Desember / December 91 128 527 6,57 134 650 697 10,57

Jumlah 1 387 872 781 100,00 1 274 287 849 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 338: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

250 Banten in Figures 2010

Tabel 7.2.6

Kuota Bahan Bakar Migas (BBM) Provinsi Banten

dalam APBN (liter), 2006-2009

Quota of Fuel Oil for Banten Province

in The Central Government Budget (liter), 2006-2009

Table

Tahun Premium Karosene Solar

(1) (2) (3) (4)

APBN-P 2006

Nilai / Volume 711 996 433 340 421 072

Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume

4,19 4,38 3,83

APBN-P 2007

Nilai / Volume 828 104 391 598 418 671

Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume

4,99 4,08 4,25

APBN-P 2008

Nilai / Volume 847 787 308 724 467 178

Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume

4,99 4,08 4,25

Kepmen ESDM 2711/2009

Nilai / Volume 1 053 622 125 221 526 428

Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume

5,03 2,66 4,45

Sumber / Source : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) / Ministry of Energy and Mineral Resources

Page 339: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 251

7.3 AIR MINUM

WATER SUPPLY

Tabel 7.3.1

Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi,

Produksi Air Minum, dan Sumber Air yang Dipakai

di Provinsi Banten, 2007-2009

Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity,

Water Production, and Water Resources

in Banten Province, 2007-2009

Table

Uraian Description

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Perusahaan Number of Water Supply Enterprises

6 8 6

Jumlah Kapasitas Produksi Potensial (liter/detik) Number of Potential Prod. Cap.(litre/sec.)

7 864 7 883 8 370

Jumlah Kapasitas Produksi Efektif (liter/detik) Number of Effective Prod. Cap.(litre/sec.)

6 637 6 889 6 890

Produksi Air (m3) Production of Water

203 771 645 206 339 005 136 134 538

Sumber Air (m3) Water Resources

Sungai / River 192 365 599 160 405 257 188 138 788

Danau / Lake - - -

Mata Air / Springs 5 088 617 10 137 884 5 937 109

Artesis / Artesian 523 979 435 054 181 252

Lainnya / Others 5 793 450 2 089 408 677 897

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih

BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey

Page 340: Banten Dalam Angka 2010

MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII

252 Banten in Figures 2010

Tabel

7.3.2 Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM

Menurut Pendidikan yang Ditamatkan

di Provinsi Banten, 2009

Number of Technical and Administration Workers of

Water Supply Enterprise by Educational Attainment

in Banten Province, 2009

Table

Uraian Description

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Pekerja Teknik Number of Technical Workers

337 637 476

SD / Primary School 31 85 23

SLTP / Junior High School 25 88 13

SLTA / Senior High School 219 368 327

Akademi / Bachelor Degree 19 25 27

Universitas / University Graduate 43 71 86

Jumlah Pekerja Administrasi Number of Administration Workers

851 639 302

SD / Primary School 81 42 38

SLTP / Junior High School 82 50 31

SLTA / Senior High School 503 366 155

Akademi / Bachelor Degree 38 29 13

Universitas / University Graduate 147 152 64

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih

BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey

Page 341: Banten Dalam Angka 2010

BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM

Banten dalam Angka 2010 253

Tabel 7.3.3

Jumlah Pelanggan PAM, Volume dan Nilai Penjualan

Air Minum Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009

Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and

Values of Sold Water Supply by Classification of Tariff

in Banten Province, 2009

Table

Klasifikasi Classification

Jumlah Pelanggan Number of Customers

Volume Penjualan Air Minum Volume of

Sold Water Supply

(m3)

Nilai Penjualan Air Minum

(ribu rupiah)/ Value of

Sold Water Supply (thousand rupiahs)

(1) (2) (3) (4)

Rumah Tangga Household

161 844 21 837 425 124 780 500

Niaga / Perdagangan Trading

12 806 815 658 7 491 730

Industri Industry

214 580 430 116 312 379

Badan Sosial Social Institution

1 703 993 397 2 293 281

Instansi Pemerintah Government Institution

473 173 900 2 366 935

Lainnya Others

61 111 733 728 210 092 958

Jumlah / Total 177 101 136 134 538 463 337 783

2008 177 597 177 982 085 376 005 278

2007 170 268 174 010 395 373 248 221

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih

BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey

Page 342: Banten Dalam Angka 2010
Page 343: Banten Dalam Angka 2010

8

PERDAGANGAN

Trade

Page 344: Banten Dalam Angka 2010
Page 345: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 257

Penjelasan Teknis

1. Sistem pencatatan Statistik Ekspor

dan Impor adalah "General Trade"

dengan wilayah pencatatan meli-

puti seluruh wilayah kepabeanan

Indonesia. Sebelum tahun 2008,

sistem pencatatan Statistik Impor

adalah "Special Trade" dengan

wilayah pencatatan meliputi

seluruh wilayah kepabeanan

Indonesia kecuali Kawasan Berikat

yang diperlakukan sebagai luar

negeri.

2. Pengesahan dokumen kepabeanan

ekspor dan impor dilakukan oleh

Bea dan Cukai berdasarkan

Persetujuan Muat/Bongkar Barang.

3. Data ekspor berasal dari dokumen

kepabeanan BC 3.0 atau yang

disebut dokumen Pemberitahuan

Ekspor Barang (PEB) yang diisi

oleh eksportir.

4. Data impor berasal dari dokumen

kepabeanan BC 2.0 atau yang

disebut dokumen Pemberitahuan

Impor Barang (PIB) dan dokumen

kepabeanan BC 2.3 yang mencatat

impor barang dari Luar Negeri ke

Kawasan Berikat.

5. Barang-barang yang dikirim ke

luar negeri untuk diolah dicatat

sebagai ekspor, sedangkan

hasil olahan yang dikembalikan ke

Indonesia dicatat sebagai impor.

Technical Notes

1. The recording of export and

import statistics is based on

General Trade System covering all

Indonesian customs areas. Before

2008, the recording of import

statistics is based on Special

Trade System, which covers all

Indonesian customs areas except

bounded zone, which are regarded

as "abroad".

2. The legalization of customs export

and import documents is conducted

by the Customs and Excise Office.

3. The export data are compiled

based on customs export docu-

ments BC 3.0 or known as Export

Declarations (PEB), filled by

exporters.

4. The import data are compiled

based on customs import docu-

ments BC 2.0 or known as Import

Declarations Form (PIB) and

customs import documents BC 2.3

which records import goods from

foreign country to Bounded Zones

Area.

5. Goods send abroad for processing

purposes are recorded as export

while its product sent to Indonesia

are recorded as import.

Page 346: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

258 Banten in Figures 2010

6. Barang-barang luar negeri yang

diolah di dalam negeri dicatat

sebagai barang impor meskipun

barang olahan tersebut akan

kembali ke luar negeri.

7. Barang-barang yang tidak dicakup

dalam pencatatan :

a. Pakaian dan barang-barang

perhiasan penumpang.

b. Barang-barang bawaan

penumpang dari luar negeri

untuk dipakai sendiri, kecuali

lemari es, pesawat televisi dan

sebagainya.

c. Barang-barang untuk keperluan

perwakilan kedutaan suatu

negara.

d. Barang-barang ekspedisi dan

ekshibisi atau pameran.

e. Barang-barang untuk militer,

yang diimpor langsung oleh

angkatan bersenjata.

f. Pembungkus/peti kemas untuk

diisi kembali.

g. Barang-barang contoh

8. Sistem pengolahan dokumen

impor/ekspor Indonesia adalah

sistem "Carry Over" yaitu doku-

men ditunggu selama satu bulan,

setelah bulan berjalan, sedangkan

dokumen-dokumen yang terlambat

akan diolah pada bulan berikutnya.

Dengan demikian dokumen bulan-

bulan sebelumnya yang terlambat

diterima dan masuk pada bulan

berjalan, diperlakukan sebagai

dokumen bulan pengolahan.

6. Foreign goods processed in

Indonesia are still recorded as

imports although the products will

be sent to abroad.

7. The following goods are not

included in the statistics :

a. Clothings and passengers'

jewelry.

b. Luggage of passengers for

own use, except refrigerators,

television sets, etc.

c. Goods imported for the use of

foreign representive

countries/embassies.

d. Goods for expeditions, and

shows or exhibitions.

e. Military goods directly

imported by the Armed Forces

f. Packings/containers to be

refilled.

g. Bank notes and securities

h. Sample goods

8. The carry-over system is used in

processing Indonesian export and

import documents. Documents are

processed one month after the

current month, while those received

later will be processed for the

succeeding month. This means

previous documents received in the

current month will be treated as

processed documents.

Page 347: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 259

9. Negara utama adalah negara

yang mempunyai nilai ekspor/

impor terbesar.

10. Pelabuhan utama adalah pelabuhan

yang mempunyai nilai ekspor/

impor terbesar.

9. Major country is country which

recorded the biggest of export or

import value.

10. Major port is port which recorded

the biggest of export or import

value.

Page 348: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

260 Banten in Figures 2010

8. Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri, ekspor

dan impor, dalam era globalisasi

dewasa ini merupakan suatu

keniscayaan, karena tidak ada satu pun

negara di dunia ini yang dapat hidup

secara mandiri. Dengan impor, suatu

negara dapat memenuhi berbagai

kebutuhan barang dan jasa baik barang

konsumsi, bahan baku, maupun barang

modal, yang tidak dapat diproduksi

sendiri secara lebih murah, mengun-

tungkan, efiesien, dan berkualitas.

Melalui ekspor, suatu negara dapat

menjual berbagai barang dan jasa

yang diproduksinya sehingga dapat

menambah devisa, meningkatkan

produksi dalam negeri, menciptakan

lapangan kerja dan meningkatkan

pendapatan masyarakat. Karena itu,

perdagangan luar negeri berdampak

sangat luas sekaligus seharusnya

menguntungkan bagi perekonomian

domestik.

Volume dan nilai ekspor Banten

pada tahun 2009 masing-masing

mencapai 3,76 juta ton dan 5.806,33

juta USD. Bila diperhatikan

komposisinya, ekspor Banten lebih

banyak yang dimuat melalui

pelabuhan/bandara diluar Banten

terutama melalui Pelabuhan Tanjung

Priok yang mencapai 2,08 juta ton

dengan nilai 4.798,32 juta USD.

Disamping itu, ekspor Banten

kebanyakan untuk negara-negara Asia,

terutama ke negara-negara ASEAN

yaitu sebesar 1,37 juta ton dan

1.279,69 juta USD.

8. Foreign Trade

Foreign trade, export and import,

in this era of globalization is a

necessity, because no single country

in the world who can live

independently. With imports, a

country can meet various needs of

both goods and services, consumer

goods, raw materials, as well as

capital goods, which can not be

produced more cheaply, profitable,

efiesien, and quality. Through exports,

a country can sell various goods and

services produced in order to increase

foreign exchange, increase domestic

production, create jobs and increase

incomes. Therefore, foreign trade

should have very broad as well as

profitable for the domestic economy.

Volume and export value of Banten

respectively reached 3.76 million

tonnes and 5,806.33 million USD in

2009. According to its composition,

Banten exports more through port /

airport outside Banten primarily

through Tanjung Priok Port, which

reached 2.08 million tons with a value

of USD 4,798.32 million. In addition,

Banten exports mostly to Asian

countries, especially to ASEAN

countries which amounted to 1.37

million tons and 1,279.69 million

USD.

Page 349: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 261

Secara individu, ekspor Banten lebih

banyak ditujukan ke AS, China dan

Jepang yaitu masing-masing senilai

1.035,09 juta USD; 462,78 juta USD

dan 444,80 juta USD.

Sedangkan, volume dan nilai impor

Banten pada tahun 2009 masing-

masing mencapai 10,81 juta ton dan

5.523,09 juta USD. Bila diperhatikan

komposisinya, impor Banten lebih

banyak yang dibongkar melalui

Pelabuhan Merak yang mencapai 6,00

juta ton dengan nilai 3,72 juta USD.

Disamping itu, impor Banten

kebanyakan berasal dari negara-

negara Asia, terutama negara-negara

ASEAN yaitu sebesar 2,96 juta ton dan

1.791,17 juta USD. Secara individu,

impor Banten lebih banyak berasal dari

Singapura, China dan Arab Saudi yaitu

masing-masing senilai 1.086,84 juta

USD; 601,54 juta USD dan 542,66 juta

USD.

Bila dibandingkan dengan tahun

2008 yang mencapai 6.971,91 juta

USD, maka ekspor Banten mengalami

penurunan yang cukup drastis yaitu

sebesar 16,72 persen. Penurunan

tersebut disebabkan oleh krisis

finansial dan ekonomi global yang

turut melanda negara-negara mitra

dagang utama seperti AS, China dan

Jepang, dimana ekspor Banten ke

negara-negara tersebut masing-masing

mengalami penurunan sebesar 14,62

persen; 13,81 persen dan 30,66 persen.

Individually, Banten exports more

directed to U.S., China and Japan are

each valued at USD 1,035.09 million,

462.78 million USD and 444.80

million USD.

Meanwhile, volume and value of

Banten import respectively reached

10.81 million tonnes and 5,523.09

million USD in 2009. According to its

composition, Banten imports more

through port of Merak which reached

6.00 million tons with a value of 3.72

million USD. In addition, imports of

Banten came mostly from Asian

countries, particularly ASEAN

countries, which amounted to 2.96

million tons and 1,791.17 million

USD. Individually, Banten import s

more from Singapore, China and

Saudi Arabia are each valued at

1,086.84 million USD, 601.54 million

USD and 542.66 million USD.

When compared to 2008, reached

6,971.91 million USD, export of

Banten decreased quite sharply that is

equal to 16.72 percent. The decline

was caused by financial crisis and

global economy that also hit countries

like U.S. major trading partners,

China and Japan, in which Banten

exports to these countries respectively

decreased by 14.62 percent, 13.81

percent and 30,66 percent.

Page 350: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

262 Banten in Figures 2010

Disamping itu, penurunan ekspor

Banten setidaknya dapat dikonfirmasi

oleh turunnya impor Banten pada

tahun 2009 sebesar 23,06 persen bila

dibandingkan dengan tahun 2008 yang

mencapai 7,178,23 juta USD. Untuk

diketahui, impor Banten kebanyakan

merupakan bahan baku dan barang

modal untuk keperluan industri

pengolahan, dimana kebanyakan

industri Banten adalah industri

berorientasi ekspor dengan produk

yang juga mendominasi ekspor Banten.

Karena itu, penurunan impor sekaligus

mengindikasikan adanya penurunan

ekspor.

In addition, declining in Banten

exports at least can be confirmed by

reduction in Banten import amounted

to 23.06 percent in 2009 when

compared to 2008 which reached

7,178.23 million USD. For known,

import of Banten is generally a raw

material and capital goods for export-

oriented manufacturing industry with

products that also dominate export of

Banten. Therefore, decrease in imports

indicated a decline in exports.

Page 351: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 263

Grafik 8.1

Figure

Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Banten

(juta US$), 2008-2009

Value of Export and Import of Banten Province

(million US$), 2008 -2009

6 971,91

5 806,33

7 178,23

5 523,09

0

1 000

2 000

3 000

4 000

5 000

6 000

7 000

8 000

2008 2009

Ekspor / Export Impor / Import

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 8.2

Figure

Persentase Nilai Ekspor Banten

Menurut Pelabuhan Asal (persen), 2009

Percentage of Banten Export Values

by Origin Port (percent), 2009

18,10 17,36

81,90 82,64

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009

Pelabuhan di Banten / Port in Banten Pelabuhan di luar Banten / Port in Banten Outside

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 352: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

264 Banten in Figures 2010

Grafik 8.3

Figure

Lima Negara Eksportir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009

Five Largest Exporter Countries for Banten Province (million US$), 2009

1 035,09

462,78 444,80

362,69 353,15

0

200

400

600

800

1000

1200

Amerika Serikat /

United States

RRC / China, People's

Rep.of

Jepang / Japan Singapura / Singapore Malaysia

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 8.4

Figure

Lima Negara Importir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009

Five Largest Importer Countries for Banten Province (million US$), 2009

1 086,84

601,54 542,66

475,10

359,37

0

200

400

600

800

1000

1200

Singapura / Singapore RRC / China, People's

Rep.of

Arab Saudi / Saudi

Arabia

Malaysia Brazil

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 353: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 265

Tabel 8.1

Volume Ekspor Provinsi Banten

Menurut Bulan (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009

Volume of Exports of Banten Province

by Month (Net weight : thousand ton), 2008-2009

Table

Bulan / Month 2008 2009

(1) (2) (3)

Januari / January 357,35 331,70

Pebruari / February 326,98 287,07

Maret / March 318,18 319,68

April / April 320,92 277,35

Mei / May 295,14 297,00

Juni / June 284,52 280,99

Juli / July 304,75 287,58

Agustus / August 300,73 270,90

September / September 367,27 425,00

Oktober / October 288,62 318,82

November / November 260,06 354,70

Desember / December 283,49 310,24

Jumlah / Total 3 708,01 3 761,02

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 354: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

266 Banten in Figures 2010

Tabel 8.2

Nilai Ekspor Provinsi Banten

Menurut Bulan (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Value of Exports of Banten Province

by Month (FOB value : million US$), 2008-2009

Table

Bulan / Month 2008 2009

(1) (2) (3)

Januari / January 571,00 414,49

Pebruari / February 553,56 410,75

Maret / March 562,04 425,55

April / April 596,84 452,62

Mei / May 606,80 497,44

Juni / June 632,39 498,38

Juli / July 639,67 491,51

Agustus / August 616,88 484,33

September / September 625,20 520,20

Oktober / October 570,86 524,10

November / November 522,69 521,71

Desember / December 473,97 565,24

Jumlah / Total 6 971,91 5 806,33

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 355: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 267

Tabel 8.3

Volume Ekspor Provinsi Banten

Menurut Pelabuhan/Bandara Muat

(Berat bersih : ribu ton), 2008-2009

Volume of Exports of Banten Province

by Major Port (Net weight : thousand ton), 2008-2009

Table

Pelabuhan / Bandara Muat Port

2008 2009

(1) (2) (3)

Banten :

1. Bandara Soekarno-Hatta / Soekarno - Hatta Airport 6,09 5,71

2. Pelabuhan Merak / Merak Port 736,76 964,32

3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 382,50 320,40

4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 422,34 386,18

5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port 13,00 2,18

Luar Banten / Non Banten :

1. Bandara Halim PK / Halim PK Air Port 0,00 0,00

2. Pelabuhan Tanjung Priok / Tanjung Priok Port 2 147,30 2 082,18

3. Pelabuhan Lainnya / Other Port 0,02 0,05

Jumlah / Total 3 708,01 3 761,02

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 356: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

268 Banten in Figures 2010

Tabel 8.4

Nilai Ekspor Provinsi Banten

Menurut Pelabuhan/Bandara Muat

(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Value of Exports of Banten Province

by Port (FOB value : million US$), 2008-2009

Table

Pelabuhan / Bandara Muat Port

2008 2009

(1) (2) (3)

Banten :

1. Bandara Soekarno – Hatta / Soekarno - Hatta Airport 134,60 127,79

2. Pelabuhan Merak / Merak Port 494,81 509,12

3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 129,07 58,59

4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 476,66 307,96

5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port 27,03 4,38

Luar Banten / Non Banten :

1. Bandara Halim PK / Halim PK Air Port 0,03 0,03

2. Pelabuhan Tanjung Priok / Tanjung Priok Port 5 709,52 4 798,32

3. Pelabuhan Lainnya / Other Port 0,18 0,13

Jumlah / Total 6 971,91 5 806,33

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 357: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 269

Tabel 8.5

Volume Ekspor Provinsi Banten

Menurut Negara Tujuan

(Berat bersih : ribu ton), 2008-2009

Volume of Exports of Banten Province

by Country of Destination

(Net weight : thousand ton), 2008-2009

Table

Negara Tujuan Country of Destination

2008 2009

(1) (2) (3)

ASIA

A S E A N Singapura / Singapore 211,92 412,23

Malaysia / 508,02 466,85

Thailand 288,22 256,27

Vietnam / Viet Nam 110,10 131,90

Filipina / Philippines 58,26 68,16

Myanmar 19,97 25,59

Kamboja / Cambodia 4,73 3,87

Brunei Darussalam 2,21 1,43

Laos / Lao PDR 0,44 0,25

Asia Lainnya / RRC / China, People’s Rep. of 469,55 628,69

Rest of Asia Jepang / Japan 261,93 208,66

Korea Selatan / Korea, Republic of 225,36 223,55

India 75,72 141,29

Hong Kong / Hong Kong SAR 47,68 39,93

Taiwan / Taiwan, Province of China 62,61 84,66

Uni Emirat Arab/ United Arab Emirates - 42,25

Arab Saudi / Saudi Arabia 41,32 44,66

Irak / Iraq 29,00 9,12

Pakistan 12,20 14,67

Iran / Iran, Islamic Republic of 36,67 19,12

Lainnya / Others 219,78 116,32

AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa 26,51 40,84

Mesir / Egypt - 35,50

Aljazair / Algeria 9,53 12,95

Nigeria 23,80 15,60

Mauritius 16,55 16,14

Lainnya / Rest of Africa 83,49 31,58

Page 358: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

270 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.5

Negara Tujuan Country of Destination

2008 2009

(1) (2) (3)

AUSTRALIA & Australia 200,09 89,28

OCEANIA Selandia Baru / New Zealand 10,20 11,88

Oceania Lainnya / Rest of Oceania 3,91 5,17

AMERIKA / AMERICA

NAFTA Amerika Serikat / United States 281,26 212,35

Meksiko / Mexico 10,65 13,89

Kanada / Canada 7,58 6,01

Amerika Lainnya Brazil 29,18 21,08

Rest of America Chili / Chile 4,53 4,94

Panama 2,49 4,03

Argentina 3,76 3,38

Kolombia / Colombia 2,40 3,09

Lainnya / Others 19,55 19,00

EROPA / EUROPE

Uni Eropa Belgia / Belgium 34,61 26,58

European Union Jerman / Germany Federal. Republic of 26,07 27,19

Inggris / United Kingdom 33,42 34,94

Belanda / Netherlands 26,83 22,02

Italia / Italy 24,39 22,04

Prancis / France 15,90 20,05

Spanyol / Spain 14,62 30,73

Uni Eropa Lainnya / Others 25,82 28,80

Page 359: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 271

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.5

Negara Tujuan Country of Destination

2008 2009

(1) (2) (3)

Eropa Lainnya Turki / Turkey 68,14 48,40

Rest of Europe Federasi Rusia / Russian Federation 7,63 6,84

Ukrainia / Ukraine 5,47 2,19

Lainnya / Others 3,97 5,10

Jumlah / Total 3 708,01 3 761,02

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 360: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

272 Banten in Figures 2010

Tabel 8.6

Nilai Ekspor Provinsi Banten

Menurut Negara Tujuan Utama

(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Value of Exports of Banten Province by Country of

Destination (FOB value : million US$), 2008-2009

Table

Negara Tujuan Country of Destination

2008 2009

(1) (2 (3)

ASIA

ASEAN Singapura / Singapore 335,84 362,69

Malaysia / 473,29 353,15

Thailand 387,82 264,12

Vietnam / Viet Nam 148,82 160,73

Filipina / Philippines 143,83 119,65

Myanmar 13,52 13,76

Kamboja / Cambodia 3,53 2,84

Brunei Darussalam 4,27 2,33

Laos / Lao PDR 2,16 0,42

Asia Lainnya RRC / China, People’s Rep. of 536,96 462,78

Rest of Asia Jepang / Japan 641,53 444,80

Korea Selatan / Korea, Republic of 289,79 240,37

India 106,91 120,11

Hong Kong / Hong Kong SAR 102,30 88,88

Taiwan / Taiwan, Province of China 95,15 90,06

Uni Emirat Arab/ United Arab Emirates 90,79 62,01

Arab Saudi / Saudi Arabia 38,50 40,01

Irak / Iraq 127,61 20,11

Pakistan 13,09 16,28

Iran / Iran, Islamic Republic of 25,54 13,69

Lainnya / Others 190,82 125,18

AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa 39,80 48,83

Mesir / Egypt 50,50 40,35

Aljazair / Algeria 26,58 27,81

Nigeria 23,56 14,98

Mauritius 13,50 10,85

Lainnya / Rest of Africa 48,17 51,05

Page 361: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 273

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.6

Negara Tujuan Country of Destination

2008 2009

(1) (2) (3)

AUSTRALIA & Australia 193,17 108,41

OCEANIA Selandia Baru / New Zealand 18,03 17,95

Oceania Lainnya / Rest of Oceania 6,85 9,98

AMERIKA / AMERICA

NAFTA Amerika Serikat / United States 1 212,32 1 035,09

Meksiko / Mexico 48,51 54,48

Kanada / Canada 37,41 34,93

Amerika Lainnya Brazil 63,76 61,01

Rest of America Chili / Chile 21,85 25,63

Panama 19,33 20,83

Argentina 21,65 14,23

Kolombia / Colombia 8,83 11,37

Lainnya / Others 32,50 31,54

EROPA / EUROPE

Uni Eropa Belgia / Belgium 251,83 210,51

European Union Jerman / Germany Federal. Republic of 218,07 198,21

Inggris / United Kingdom 180,86 187,17

Belanda / Netherlands 148,42 119,37

Italia / Italy 123,00 106,79

Prancis / France 85,43 99,31

Spanyol / Spain 1,25 61,52

Uni Eropa Lainnya / Others 139,54 69,88

Page 362: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

274 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.6

Negara Tujuan Country of Destination

2008 2009

(1) (2) (3)

Eropa Lainnya Turki / Turkey 96,82 68,20

Rest of Europe Federasi Rusia / Russian Federation 41,80 35,62

Ukrainia / Ukraine 16,88 8,47

Lainnya / Others 9,65 18,02

Jumlah / Total 6 971,91 5 806,33

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 363: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 275

Tabel 8.7

Volume Ekspor Provinsi Banten

Menurut Golongan SITC (Berat bersih : ribu ton),

2008-2009

Volume of Exports of Banten Province

by SITC Group (Net weight : thousand ton), 2008-2009

Table

SITC Golongan Barang Commodity Group

2008 2009

(1) (2) (3) (4)

0 Bahan makanan dan binatang bidup /

Food and live animals 91,87 62,77

1 Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco

2,34 1,25

2 Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible

247,34 215,68

3 Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials

372,25 528,54

4 Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats

0,13 0,20

5 Bahan-bahan kimia / Chemicals

1 295,03 1 344,81

6 Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials

1 410,58 1 315,37

7 Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment

103,20 111,70

8 Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles

185,28 180,71

9 Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified

- -

Jumlah / Total 3 708,01 3 761,02

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 364: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

276 Banten in Figures 2010

Tabel 8.8

Nilai Ekspor Provinsi Banten

Menurut Golongan SITC

(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Volume of Exports of Banten Province

by SITC Group (FOB value : million US$), 2008-2009

Table

SITC Golongan Barang Commodity Group

2008 2009

(1) (2) (3) (4)

0 Bahan makanan dan binatang bidup /

Food and live animals 289,15 156,57

1 Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco

1,58 1,00

2 Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible

132,94 101,78

3 Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials

334,25 327,41

4 Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats

0,07 0,12

5 Bahan-bahan kimia / Chemicals

1 446,41 1 141,81

6 Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials

2 154,76 1 610,17

7 Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment

540,25 537,71

8 Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles

2 072,51 1 929,77

9 Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified

- -

Jumlah / Total 6 971,91 5 806,33

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 365: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 277

Tabel 8.9

Volume Impor Provinsi Banten

Menurut Bulan (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009

Volume of Imports of Banten Province

by Month (Net weight : thousand ton), 2008-2009

Table

Bulan / Month 2008 2009

(1) (2) (3)

Januari / January 984,38 556,67

Pebruari / February 1 196,21 569,87

Maret / March 701,13 550,69

April / April 1 162,41 951,96

Mei / May 855,35 803,91

Juni / June 845,25 1 349,08

Juli / July 579,22 1 079,47

Agustus / August 826,63 1 122,29

September / September 1 010,35 854,31

Oktober / October 918,05 1 161,53

November / November 784,02 979,34

Desember / December 776,19 827,78

Jumlah / Total 10 639,21 10 806,91

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 366: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

278 Banten in Figures 2010

Tabel 8.10

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Bulan

(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009

Value of Imports of Banten Province by Month

(CIF Value : million US$), 2008-2009

Table

Bulan / Month 2008 2009

(1) (2) (3)

Januari / January 524,74 317,77

Pebruari / February 605,54 284,24

Maret / March 537,98 336,97

April / April 632,99 380,50

Mei / May 622,27 437,31

Juni / June 609,13 631,28

Juli / July 566,36 511,41

Agustus / August 765,14 572,17

September / September 864,41 436,43

Oktober / October 685,29 651,99

November / November 474,68 462,48

Desember / December 289,71 500,53

Jumlah / Total 7 178,23 5 523,09

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 367: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 279

Tabel 8.11

Volume Impor Provinsi Banten

Menurut Pelabuhan/Bandara Bongkar

(Berat bersih : ribu ton), 2008-2009

Volume of Imports of Banten Province

by Port (Net Weight : thousand ton), 2008-2009

Table

Pelabuhan / Bandara Bongkar Port

2008 2009

(1) (2) (3)

1. Bandara Soekarno – Hatta / Soekarno - Hatta Airport - -

2. Pelabuhan Merak / Merak Port 5 400,04 5 997,17

3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 5 190,04 4 764,59

4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 45,64 45,16

5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port 3,50 -

Jumlah / Total 10 639,21 10 806,91

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 368: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

280 Banten in Figures 2010

Tabel 8.12

Nilai Impor Provinsi Banten

Menurut Pelabuhan / Bandara Bongkar

(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009

Value of Imports of Banten Province by Port

(CIF value : million US$), 2008-2009

Table

Pelabuhan / Bandara Bongkar Port

2008 2009

(1) (2) (3)

1. Bandara Soekarno – Hatta / Soekarno - Hatta Airport - -

2. Pelabuhan Merak / Merak Port 5 017,16 3 719,72

3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 2 076,54 1 744,67

4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 83,15 58,70

5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port 1,38 -

Jumlah / Total 7 178,23 5 523,09

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 369: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 281

Tabel 8.13

Volume Impor Provinsi Banten

Menurut Negara Asal (Berat bersih : ribu ton),

2008-2009

Volume of Imports of Banten Province

by Country of Origin (Net weight : thousand ton),

2008-2009

Table

Negara Asal Country of Orirgin

2008 2009

(1) (2) (3)

ASIA

ASEAN Singapura / Singapore 1 148,95 1 569,91

Malaysia 823,53 811,95

Thailand 423,88 574,17

Filipina / Phillipines 11,69 7,48

Vietnam / Viet Nam 0,01 0,97

Asia Lainnya China / China, People Republic of 224,97 269,99

Rest of Asia Arab Saudi / Saudi Arabia 781,58 842,92

India 702,51 512,71

Jepang / Japan 222,35 261,07

Iran / Iran, Islamic Republic of 189,55 225,72

Korea Selatan / Korea, Republic of 167,72 226,11

Qatar 268,31 210,96

Uni Emirat Arab / United Arab Emirates 254,37 161,53

Lainnya / Others 523,06 528,38

AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa 96,67 105,51

Mesir / Egypt 0,00 77,17

Maroko / Marocco - 25,82

Lainnya /Rest of Africa 21,58 15,76

AUSTRALIA & Australia 1 143,72 1 075,03

OCEANIA Selandia Baru /New Zealand 56,25 0,00

Oceania Lainnya /Rest of Oceania 0,00 -

Page 370: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

282 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.13

Negara Asal Country of Orirgin

2008 2009

(1) (2) (3)

AMERIKA / AMERICA

NAFTA Amerika Serikat / United States 452,26 619,12

Kanada / Canada 21,49 2,52

Meksiko / Mexico 0,03 0,00

Amerika Lainnya Brazil 1 412,79 1 219,81

Rest of America Argentina 446,21 485,51

Chili 728,93 444,55

Lainnya / Others 5,93 95,63

EROPA / EUROPE

Uni Eropa Belanda / Netherlands 8,93 52,25

European Union Belgia / Belgium 0,08 54,70

Spanyol / Spain 0,05 5,13

Jerman / Germany, Federal Republic of 8,40 4,59

Rumania / Romanian - 1,15

Prancis / France 0,29 0,48

Uni Eropa Lainnya / Others 64,71 2,26

Eropa Lainnya Federasi Rusia / Russian Federation 425,30 230,71

Rest of Europe Ukrainia / Ukraine - 65,53

Turki / Turkey 0,02 19,75

Lainnya / Others 3,06 0,02

Jumlah /Total 10 639,21 10 806,91

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 371: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 283

Tabel 8.14

Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal

(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009

Value of Imports of Banten Province by Country of Origin

(CIF value : million US$), 2008-2009

Table

Negara Asal Country of Orirgin

2008 2009

(1) (2) (3)

ASIA

ASEAN Singapura / Singapore 1 191,09 1 086,84

Malaysia 821,76 475,10

Thailand 184,17 223,59

Filipina / Phillipines 0,63 4,64

Vietnam / Viet Nam 0,04 1,00

Asia Lainnya China / China, People Republic of 500,30 601,54

Rest of Asia Arab Saudi / Saudi Arabia 798,12 542,66

India 433,60 227,20

Jepang / Japan 256,59 207,99

Iran / Iran, Islamic Republic of 250,18 176,33

Korea Selatan / Korea, Republic of 169,33 156,41

Qatar 246,43 132,18

Uni Emirat Arab / United Arab Emirates 216,16 103,20

Lainnya / Others 360,18 222,84

AFRIKA / Africa Afrika Selatan / South Africa 31,00 54,06

Mesir / Egypt 0,00 15,10

Maroko / Marocco - 10,08

Lainnya /Rest of Africa 30,26 8,98

AUSTRALIA & Australia 186,76 111,74

OCEANIA Selandia Baru /New Zealand 30,36 0,01

Oceania Lainnya /Rest of Oceania 0,04 -

Page 372: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

284 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 8.14

Negara Asal Country of Orirgin

2008 2009

(1) (2) (3)

AMERIKA / America

NAFTA Amerika Serikat / United States 297,49 327,07

Kanada / Canada 10,02 1,94

Meksiko / Mexico 0,16 0,02

Amerika Lainnya Brazil 435,21 359,37

Rest of America Argentina 211,55 218,01

Chili 114,05 59,74

Lainnya / Others 7,58 35,49

EROPA / Europe

Uni Eropa Belanda / Netherlands 15,25 19,05

Europen Union Belgia / Belgium 0,25 9,51

Spanyol / Spain 0,10 7,55

Jerman / Germany, Federal Republic of 16,54 6,50

Rumania / Romanian - 2,68

Prancis / France 0,64 1,34

Uni Eropa Lainnya / Others 44,45 2,87

Eropa Lainnya Federasi Rusia / Russian Federation 313,57 85,17

Rest of Europe Ukrainia / Ukraine - 16,05

Turki / Turkey 0,04 9,00

Lainnya / Others 4,32 0,24

Jumlah / Total 7 178,23 5 523,09

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 373: Banten Dalam Angka 2010

BAB VIII PERDAGANGAN

Banten dalam Angka 2010 285

Tabel 8.15

Volume Impor Provinsi Banten

Menurut Golongan SITC (Berat bersih : ton), 2008-2009

Volume of Imports of Banten Province

by SITC Group (Net weight : ton), 2008-2009

Table

SITC Golongan Barang Commodity Group

2008 2009

(1) (2) (3) (4)

0 Bahan makanan dan binatang bidup /

Food and live animals 793,09 1 534,42

1 Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco

0,19 -

2 Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible

3 935,44 3 072,97

3 Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials

2 308,76 2 460,44

4 Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats

0,26 -

5 Bahan-bahan kimia / Chemicals

2 344,56 2 803,94

6 Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials

1 176,16 815,23

7 Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment

70,42 110,84

8 Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles

10,34 9,07

9 Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified

- 0,00

Jumlah / Total 10 639,21 10 806,91

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 374: Banten Dalam Angka 2010

TRADE CHAPTER VIII

286 Banten in Figures 2010

Tabel 8.16

Nilai Impor Provinsi Banten

Menurut Golongan SITC

(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009

Volume of Imports of Banten Province

by SITC Group (FOB value : million US$), 2008-2009

Table

SITC Golongan Barang Commodity Group

2008 2009

(1) (2) (3) (4)

0 Bahan makanan dan binatang bidup /

Food and live animals 362,52 637,54

1 Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco

0,15 -

2 Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible

708,42 456,07

3 Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials

2 030,40 1 393,80

4 Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats

0,22 -

5 Bahan-bahan kimia / Chemicals

2 812,96 2 064,92

6 Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials

962,71 439,32

7 Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment

272,50 504,99

8 Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles

28,36 26,44

9 Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified

- 0,00

Jumlah / Total 7 178,23 5 523,09

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 375: Banten Dalam Angka 2010

9

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Transportation and Communication

Page 376: Banten Dalam Angka 2010
Page 377: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 289

Penjelasan Teknis

1. Data panjang jalan yang disajikan

adalah data jalan negara dan jalan

provinsi yang bersumber dari Dinas

Bina Marga Provinsi Banten.

2. Data transportasi dan komunikasi

meliputi :

a. Angkutan Darat

b. Angkutan Udara

c. Angkutan Laut

d. Pos dan Telekomunikasi

3. Sumber data transportasi berasal

dari masing-masing instansi terkait,

dikumpulkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) setiap tahun.

4. Kantor Pos adalah pemberi pelaya-

nan pengiriman barang, uang, dsb.

Dari suatu tempat ke tempat yang

lain. Pengguna pelayanan biasanya

diharuskan menempel perangko

yang cukup pada sampul surat,

kartu pos, pos wesel, warkat pos,

paket dsb. Rumah pos berfungsi

sama seperti kantor pos dan kantor

pos pembantu, bedanya rumah

pos biasanya terletak di daerah

terpencil.

Technical Notes

1. Data on the lenght of state and

provincial roads were taken from

Office of Regional Road Cons-

truction and Spatial Planning

Service of Banten Province.

2. Data on transportations and

communications cover :

a. Land Transportation

b. Sea Transportation

c. Air Transportation

d. Post and Telecommunication

3. Data on transportations are

obtained from relevant institutions,

compiled by BPS Statistics of

Indonesia every year.

4. Post office is a building/office

dealing with delivery of goods,

letters, money, etc. from one place

to another place. Service users

usually put postage stamps on the

envelope and postcard or are

charged with amount of money in

obtaining services such as money

order, aerogramme, package post,

etc. A mailing house has the same

function as post office and

auxiliary post office. It is usually

located in remote areas.

Page 378: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

290 Banten in Figures 2010

9.1. Perhubungan Darat

Panjang jalan provinsi dan jalan

negara di Provinsi Banten pada akhir

tahun 2009 mencapai 1.379,41 km,

terdiri dari 490,40 km jalan negara dan

889,01 km jalan provinsi. Panjang

jalan ini tidak mengalami perubahan

dibandingkan tahun sebelumnya,

karena tidak adanya peralihan

kewenangan. Semua jalan negara telah

diaspal, sedangkan jalan provinsi yang

belum diaspal hanya sebesar 2,31

persen. Kondisi jalan negara maupun

provinsi hanya 49,11 persen yang baik,

padahal pada tahun sebelumnya masih

59,54 persen. Kondisi jalan negara

yang baik mengalami peningkatan, dari

281,59 km pada tahun 2008 menjadi

350,07 km di tahun 2009. Sebaliknya,

kondisi jalan provinsi yang baik justru

turun hampir 212,14 km hingga hanya

tinggal 327,42 km pada tahun 2009

Populasi kendaraan roda empat

yang terdaftar pada Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD)

Provinsi Banten sampai akhir tahun

2009 mencapai 325.710 unit, ber-

tambah 22.536 unit bila dibandingkan

dengan akhir tahun 2008 yang

sebanyak 303.174 unit. Penambahan

tersebut, lebih disebabkan oleh adanya

kendaraan baru yang mencapai 26.472

unit, karena hasil mutasi justru

menyebabkan kendaraan lama yang

terdaftar berkurang sebanyak 3.936

unit. Populasi kendaraan umum roda

empat sendiri hanya sekitar 13,93

persen dari total pupulasi kendaraan

roda empat atau hanya sebanyak

45.371 unit, itupun 2.125 unit

diantaranya merupakan tambahan

armada baru.

9.1. Land Transportation

Length of state roads and

provincial roads in Banten province

by the end of 2009 reached 1,379.41

km, comprising 490.40 km of state

roads and 889.01 km of provincial

roads. The length of these roads have

not changed compared to the same

period last year, because of the

absence of transitional authority. All

countries have paved roads, while

unpaved provincial roads amounted to

2.31 percent only. Only 49.11 percent

of state roads and provincial roads are

in good condition, whereas in previous

year were 59.54 percent. State roads

that are in good conditions increased

from 281.59 km in 2008 to 350.07 km

in 2009. Conversely, condition of

provincial roads are either actually

dropped almost 212.14 km to 327.42

km only in 2009.

The population of four-wheeled

vehicle registered at the Office of

Financial Management and Regional

Asset (DPKAD) of Banten Province

until the end of 2009 reached 325,710

units, increasing 22,536 units

compared to the end of 2008 that

reached 303,174 units. The increase

was due to the addition of new

vehicles reached 26,472 units, because

of the mutation actually causes old

vehicle is registered to be reduced as

much as 3,936 units. General

population of four-wheeled vehicle

itself is only about 13.93 percent of

total Population of automobile or just

as much as 45,371 units, including

units of 2,125 a new fleet incremental.

Page 379: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 291

Sementara itu, populasi sepeda

motor yang terdaftar pada DPKAD

Provinsi Banten mencapai 2,03 juta

unit, dengan 0,28 juta diantaranya

merupakan kendaraan baru. Semua

sepeda motor adalah kendaraan pribadi

dan tidak termasuk dalam kategori

kendaraan umum.

Di Provinsi Banten terdapat 21

stasiun kereta api yang berada pada

sepanjang jalur kereta api Merak –

Jakarta. Pada tahun 2009, volume

penumpang kereta api mencapai 7,74

juta orang, meningkat sebesar 2,16

persen bila dibandingkan dengan tahun

2008 yang sebanyak 7,57 juta orang.

Akibatnya, pendapatan PT KA yang

diperoleh dari penjualan tiket pada

tahun 2009 mengalami peningkatan

sebesar 9,95 persen hingga mencapai

17,82 milyar rupiah.

9.2. Perhubungan Udara

Bandara Soekarno-Hatta merupakan

bandara terbesar di Indonesia. Terletak

di Kota Tangerang dan menjadi

pintu keluar-masuk internasional bagi

Indonesia, baik untuk penumpang

maupun barang. Tingkat kepadatan

bandara Soekarno-Hatta dapat dilihat

dari jumlah pesawat dan penumpang

yang sepertinya melebihi kapasitasnya.

Jumlah pesawat dan penumpang

domestik yang berangkat dari bandara

ini mengalami peningkatan masing-

masing dari 104.279 pesawat dan

11,89 juta orang pada tahun 2008

menjadi 112.843 pesawat dan 13,32

juta orang di tahun 2009.

Meanwhile, number of registered

motorcycles on DPKAD of Banten

province reached 2.03 million units,

0.28 million of them are new vehicles.

All motorcycles and private vehicles

are not included in the category of

public service vehicles.

Banten province has 21 railway

stations located along railway line at

Merak - Jakarta. Volume of train

passengers reach 7.74 million in 2009,

2.16 percent of increase compared to

2008 that amounted to 7.57 million

people. As a result, the acquisition of

PT KA revenue from ticket sales in

2009 increased by 9.95 percent into

17.82 billion rupiahs.

9.2. Air Transportation

Soekarno-Hatta Airport is the

largest airport in Indonesia. Located

in Tangerang City and became an

international exit-entry to Indonesia,

either for passengers or goods.

Density level of Soekarno-Hatta

airport can be seen from the number

of aircraft and passengers who seem

to exceed its capacity.

Total domestic passenger aircraft

departing from this airport has

increased respectively 104,279 planes

and 11.89 million passengers in 2008

into 112,843 aircraft and 13.32

million passengers in 2009.

Page 380: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

292 Banten in Figures 2010

Untuk tujuan internasional, jumlah

pesawat dan penumpang yang

berangkat melalui bandara ini pada

tahun 2009 mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 0,27 persen

dan 6,22 persen hingga menjadi 24.799

pesawat dan 3,83 juta orang.

9.3. Perhubungan Laut

Angkutan penyeberangan di

pelabuhan Merak merupakan salah satu

dari kegiatan usaha jasa kepelabuhan

yang diberikan oleh pelabuhan umum

di Indonesia. Pelabuhan umum

menurut statusnya dibedakan antara

pelabuhan umum yang diusahakan

dan pelabuhan umum yang tidak

diusahakan. Secara umum, jumlah trip

angkutan penyeberangan di pelabuhan

Merak pada tahun 2009 mengalami

penurunan bila dibandingkan dengan

tahun 2008 untuk jenis kapal cepat

Bakauheni, sedangkan untuk jenis

kapal cepat Ro-Ro justru meningkat.

Pada tahun 2009 jumlah trip kapal

cepat Bakauheni sebanyak 1.290 trip,

sedangkan kapal cepat Ro-Ro

mencapai 26.317 trip. Hanya saja,

jumlah penumpang yang diangkut baik

oleh kapal cepat Bakauheni maupun

oleh kapal cepat Ro-Ro sama-sama

mengalami penurunan masing-masing

dari 100.385 orang dan 1.604.312

menjadi 84.974 orang dan 1.511.653.

Jumlah kendaraan yang diangkut pada

tahun 2009 juga menurun dari

1.658.757 unit menjadi 1.644.354 unit.

For international destinations, number

of planes and passengers through the

airport in 2009 have increased

respectively by 0.27 percent and 6.22

percent up to 24,799 aircraft and 3.83

million people.

9.3. Sea Transportation

Transport ferry at port of Merak is

one of port operations services

provided by public ports in Indonesia.

Public port according to its status

differentiated between cultivated

public ports and non cultivated public

port. In general, number of trips in

port of Merak ferry transportation in

2009 decreased compared to 2008 for

this type of Bakauheni speedster, while

for Ro-Ro speedster have been

increasing. In 2009 number of

Bakauheni speedster trips amounted to

290 trips, while Ro-Ro speedster

reaches 26,317 trips. However,

number of passengers transported

either by both speedster are equally

decreased respectively from 100,385

people and 1,604,312 people into

84,974 people and 1,511,653 people.

The number of vehicles that are

transported in 2009 also declined from

1,658,757 units to 1,644,354 units.

Page 381: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 293

Grafik 9.1

Figure

Persentase Jalan Provinsi dan Jalan Nasional

di Provinsi Banten Menurut Kondisi Jalan, 2008-2009

Percentage of National and Provincial Authority Road

in Banten Province by Road Condition, 2008-2009

60,7

36,8

57,4

71,4

12,4

42,2

30,0

20,026,9

21,012,6 8,6

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Jalan Provinsi - 2008 Jalan Provinsi - 2009 Jalan Nasional - 2008 Jalan Nasional - 2009

Baik / Good Sedang / Moderate Rusak / Damage

Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten

Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province

Grafik 9.2

Figure

Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan

di Provinsi Banten, 2009

Monthly Realization of Rail Transportation Passengers

in Banten Province, 2009

607 609

631 586

666 258655 541 656 742

665 752659 674

650 763

670 607

640 419

677 689

556 086

400 000

450 000

500 000

550 000

600 000

650 000

700 000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten

Office of Transportation, Communication, and Informatics of Banten Province

Page 382: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

294 Banten in Figures 2010

Grafik 9.3

Figure

Banyaknya Penumpang dari Penerbangan Domestik

dan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009

Number of Passengers of International and Domestic Flights

at Soekarno-Hatta Airport, 2009

0

200 000

400 000

600 000

800 000

1 000 000

1 200 000

1 400 000

1 600 000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

Penumpang Datang - Penerbangan Internasional / Arrival - International Flights

Penumpang Berangkat - Penerbangan Internasional / Departure - International Flights

Penumpang Datang - Penerbangan Domestik / Arrival - Domestic Flights

Penumpang Berangkat - Penerbangan Domestik / Departure - Domestic Flights

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Grafik 9.4

Figure

Jumlah Kapal Asing dan Domestik

di Pelabuhan MerakMenurut Bulan, 2009

Number of Indonesian and Foreign Ship

in Merak Port by Month, 2009

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Kapal Milik Asing (Foreign Owned) Kapal Domestik (Indondesian Owned)

Sumber / Source : PT Angkasa Pura II (Persero)

Page 383: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 295

9.1. PERHUBUNGAN DARAT

LAND TRANSPORTATION

Tabel 9.1.1

Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang

Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi Jalan dan

Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2008-2009

Road Lengths by Level of Government Authorised,

Surface Type, Road Condition and Class

in Banten Province (km), 2008-2009

Table

Uraian Description

2008 2009

Negara State

Provinsi Province

Negara State

Provinsi Province

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Jenis Permukaan / Surface Type 490,40 889,01 490,40 889,01

a. Diaspal / Asphalted 490,40 868,49 490,40 868,49

b. Kerikil / Gravel - 20,52 - 20,52

c. Tanah / Land - - - -

d. Tidak Dirinci / Unclassificated - - - -

2. Kondisi Jalan / Road Condition 490,40 889,01 490,40 889,01

a. Baik / Good 281,59 539,76 350,07 327,42

b. Sedang / Moderate 146,94 110,31 98,03 375,27

c. Rusak / Damage 61,87 238,94 42,30 186,32

d. Rusak Berat / Seriously Damage - - - -

3. Kelas Jalan / Road Class 490,40 889,01 490,40 889,01

a. Kelas I / Class I - - - -

b. Kelas II / Class II 113.5 - 113,53 -

c. Kelas III / Class III - - - -

d. Kelas IIIA / Class IIIA 64,13 74,78 64,13 70,80

e. Kelas IIIB / Class IIIB 277,9 196,92 277,89 186,42

f. Kelas IIIC / Class IIIC - - - -

g. Kelas Tidak Dirinci Unclassificated

34,85

617.31

34,85

631,79

Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten

Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province

Page 384: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

296 Banten in Figures 2010

Tabel 9.1.2

Data Ruas Jalan Provinsi dan Nasional

di Provinsi Banten, 2009

Data of National and Provincial Authority Road

in Banten Province, 2009

Table

Nomor Ruas

Number of Section

Road

Ruas Jalan Section Road

Status Status

Fungsi Function

Kelas Class

Panjang Length

(km)

Lapis Permukaan

Layers of Surface Road

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Serang dan Cilegon

Nasional / National

001. Cilegon – Merak N A II 8,02 Hotmix

001.11K Jl. Raya Cilegon (Cilegon) N A II 1,48 Hotmix

001.12K Jl. Raya Merak N A II 3,00 Hotmix

002. Serang – Cilegon N A II 6,42 Hotmix

002.11K Jl. Maulana Yusuf(Serang) N A II 0,45 Hotmix

002.12K Jl. SA Tirtayasa (Serang) N A II 0,55 Hotmix

002.13K Jl. Mayor Safei (Serang) N A II 0,80 Hotmix

002. 14K Jl. Raya Cilegon (Serang) N A II 6,15 Hotmix

002.15K Jl. Raya Serang (Cilegon) N A II 3,73 Hotmix

003.11K Jl. Ahmad Yani (Serang) N A II 1,65 Hotmix

003.12K Jl. Sudirman (Serang) N A II 4,40 Hotmix

026.1 Cilegon - Pasauran N K-1 IIIB 38,92 Hotmix

026.11K Jl. Raya Anyer (Cilegon) N K-1 IIIB 3,50 Hotmix

127 Serdang - Bojonegara - Merak N K-1 - 34,85 Rigid/Hotmix

Jumlah / Total 113,92

Provinsi / Province

029 Serang - Cadasari P K-2 IIIA 14,22 Hotmix

029.14K Jl. Tb. A. Khatib (Serang) P K-2 - 0,65 Hotmix

029.15K Jl. Yumaga (Serang) P K-2 IIIA 0,80 Hotmix

029.16K Jl. Raya Pandeglang (Serang) P K-2 IIIA 0,73 Hotmix

082 Cikande - Citeras P K-2 IIIA 18,10 Hotmix

128 Pakupatan - Palima P K-2 IIIA 10,50 Hotmix

129 Palima - Pasang Teneng P K-2 - 40,90 Hotmix

Page 385: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 297

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas

Number of Section

Road

Ruas Jalan Section Road

Status Status

Fungsi Function

Kelas Class

Panjang Length

(km)

Lapis Permukaan

Layers of Surface Road

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

155 Terate – Banten Lama P - - 11,50 Hotmix

156 Banten Lama – Pontang P - - 16,20 Hotmix

169 Ciruas – Pontang P - - 14,80 Hotmix

182 Sempu - Dukuh Kuwung P - - 10,70 Hotmix

168 Jalan Parigi - Sukamanah P - - 25,60 Hotmix

186 Kramatwatu - Tonjong P - - 4,80 Hotmix

174 Jl.Trip Jamaksari P - - 1,35 Hotmix

176 Jl.Ayip Usman P - - 2,27 Hotmix

177 Lopang - Banten Lama P - - 7,70 Rigid/Hotmix

178 Jl. KH. Abdul Fatah Hasan P - - 1,75 Hotmix

179 Jl.Abdul Hadi P - - 0,71 Hotmix

180 Jl. Lingkar Selatan (Jl. Tb. Suwandi)

P - - 3,70 Hotmix

181 Jl. Letnan Jidun P - - 0,70 Hotmix

187 Simpang Taktakan - Gn. Sari P - - 13,50 Hotmix

188 Gunung Sari - Mancak -Anyer P - - 22,00 Hotmix

175 Kemang - Kaligandu P - - 1,90 Hotmix

183 Jl.Veteran Serang P - - 0,80 Hotmix

184 Jl. KH.Syam’un Serang P - - 0,58 Hotmix

170 Ciruas-Petir - Wr.Gunung (Sorok)

P - - 19,50 Hotmix

157 Pontang - Kronjo (Pontang - Tanara)

P - - 12,80 Hotmix

185 Jl. Yasin Beji P - - 3,00 Rigid/Hotmix

Jumlah / Total 261,76

Page 386: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

298 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas

Number of Section

Road

Ruas Jalan Section Road

Status Status

Fungsi Function

Kelas Class

Panjang Length

(km)

Lapis Permukaan

Layers of Surface Road

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2. Pandeglang dan Lebak (WKP 3)

Nasional / National

026.2 Labuhan - Pasauran N K-1 IIIB 16,60 Hotmix

027.1 Labuhan - Sp. Labuhan N K-1 IIIB 3,65 Hotmix

027.2 Sp. Labuhan - Saketi N K-1 IIIB 17,10 Hotmix

028 Pandeglang - Saketi N K-1 IIIB 17,60 Hotmix

028.11K Jl. Abdulrahim (Pdg) N K-1 IIIB 0,20 Hotmix

0.28.12K Jl. Raya Labuhan (Pdg) N K-1 IIIB 3,02 Hotmix

030.11K Jl. Mayor Widagdo (Pdg) N K-1 IIIA 0,25 Hotmix

030.12K Jt. Raya Rangkasbitung (Pdg) N K-1 IIIA 3,39 Hotmix

093 Sp. Labuhan - Cibaliung N K-1 IIIB 49,27 Hotmix

115 Cibaliung - Cikeusik – Binuangeun

N K-1 IIIB 43,92 Hotmix

030 Pandeglang - Rangkasbitung N K-1 IIIA 14,26 Hotmix

030.13K Jl. Raya Pandeglang (Rks) N K-1 IIIB 3,20 Hotmix

031. Rangkasbitung - Cigelung N K-1 IIIB 39,23 Hotmix

031.11K Jl. Sunan Kalijaga (Rks) N K-1 IIIB 1,60 Hotmix

031.12K Jl. Raya Cipanas (Rks) N K-1 IIIB 2,20 Hotmix

033 Simpang - Muara Binuangeun N K-1 IIIB 16,94 Hotmix

034 Simpang - Bayah N K-1 IIIB 33,69 Hotmix

119.2 Bayah - Cibareno - Bts Jabar N K-1 IIIB 33,48 Hotmix

Jumlah / Total 299,60

Page 387: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 299

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas

Number of Section

Road

Ruas Jalan Section Road

Status Status

Fungsi Function

Kelas Class

Panjang Length

(km)

Lapis Permukaan

Layers of Surface Road

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Provinsi / Province

029 Cadasari - Pandeglang P K-2 IIIA 4,51 Hotmix

029.11K Jl. Tb. Asnawi (Pandeglang) P K-2 IIIA 0,20 Hotmix

029.12K Jl. Ahmad Yani (Pandeglang) P K-2 IIIA 3,01 Hotmix

029.13K Jl. Raya Serang (Pandeglang) P K-2 IIIA 0,40 Hotmix

032 Saketi – Picung P K-2 IIIB 17,05 Hotmix

099 Cibaliung - Sumur P K-3 IIIB 20,31 Hotmix

189 Cigadung – Cipacung P - - 10,50 Hotmix

191 Mangger – Mandalawangi – Caringin

P - - 28,70 Lapen/Hotmix

190 Saketi - Ciandur P - - 0,40 Hotmix

192 Jl. Jendral A.Yani (Labuan) P - - 1,10 Rigid/Hotmix

193 Picung - Munjul P - - 16,60 Hotmix

196 Munjul - Cikeusik P - - 16,10 Hotmix/Lapen

194 Munjul - Panimbang P - - 20,20 Hotmix/Lapen

195 Ciseuket - Sobang - Tela P - - 12,10 Lapen

Jumlah / Total 151,18

Page 388: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

300 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas

Number of Section

Road

Ruas Jalan Section Road

Status Status

Fungsi Function

Kelas Class

Panjang Length

(km)

Lapis Permukaan

Layers of Surface Road

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Provinsi / Province

032 Saketi – Simpang P K-2 IIIB 44,93 Hotmix

035 Bayah – Cikotok P K-2 IIIB 13,86 Hotmix

036 Gunung Madur - Pulau Manuk P K-3 IIIB 4,42 Lapen/Telford

082 Citeras – Rangkasbrtung P K-2 IIIA 4,10 Hotmix

082.11K Jl. By Pass (Rangkasbftung) P K-2 - 3,98 Hotmix

082.12K Jl. Raya Cikande (Rks) P K-2 IIIA 1,32 Hotmix

087.2 Cikotok - Bts. Jabar P K-2 IIIB 25,03 Hotmix

149 Cipanas - Warung Banten P K-2 - 59,00 Lapen/Telford

167 Maja – Koleang P - - 16,40 Hotmix

170 Ciruas - Petir - Wr.Gunung (Sorok - Wr.Gunung)

P - - 6,10 Hotmix

171 Warung Gunung – Gn. Kencana

P - - 49,20 Hotmix

172 Gn Kencana – Malingping P - - 34,70 Hotmix/Lapen

173 Gunung Kencana - Banjarsari P - - 10,50 Hotmix

Jumlah / Total 273,54

Page 389: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 301

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas

Number of Section

Road

Ruas Jalan Section Road

Status Status

Fungsi Function

Kelas Class

Panjang Length

(km)

Lapis Permukaan

Layers of Surface Road

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

IV. Kab. Tangerang dan Kota Tangerang (WKP 1)

Nasional / National

003. Tangerang-Serang N A II 52,82 Hotmix

003.13K Jl. Raya Serang (Tangerang) N A II 7,39 Hotmix

004.11 Jl.Daan Mogot (Tangerang-Bts.DKI)

N A II 7,45 Hotmix

07.1 Ciputat-Bogor-(Bts.DKI-Gandaria/Bts,Bogor/Tangerang)

N K-1 II 9,22 Hotmix

Jumlah 76,88

Provinsi / Province

100 Ciputat – Ciledug P K-2 IIIB 4,02 Rigid/Hotmix

100.11K Jl. Raya Jombang (Ciledug) P K-2 IIIB 4,04 Rigid/Hotmix

100.12K Jl. Raya Jombang (Ciputat) P K-2 IIIB 2,08 Rigid/Hotmix

100.13K Jl. Aria Putra (Ciputat) P K-2 IIIB 4,50 Rigid/Hotmix

100.14K Jl. H. Usman (Ciputat) P K-2 IIIB 0,46 Rigid/Hotmix

101.1 Tangerang - Serpong – Bte. Bogor

P K-2 IIIA 15,10 Rigid/Hotmix

101.11K Jl. Raya By Pass (Tangerang) P K-2 IIIA 4,07 Rigid/Hotmix

101.12K Jl. Raya Serpong (Tangerang) P K-2 IIIA 4,24 Rigid/Hotmix

Page 390: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

302 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas

Number of Section

Road

Ruas Jalan Section Road

Status Status

Fungsi Function

Kelas Class

Panjang Length

(km)

Lapis Permukaan

Layers of Surface Road

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

102 Sp. Bitung – Curug P K-2 IIIB 5,02 Rigid/Hotmix 102.11K Jl. Beringin Raya (Tangerang) P K-2 IIIB 1,70 Hotmix

103.11K Jl. Raya Cipondoh P K-2 IIIB 9,50 Rigid/Hotmix 103.12K Jl. Raya Ciledug P K-2 IIIB 7,40 Hotmix 104 Ciputat – Serpong P K-2 IIIB 4,25 Rigid/Hotmix 104.11K Jl. Pajajaran (Ciputat) P K-2 IIIB 3,09 Hotmix 104.12K Jl. Puspitek Raya (Ciputat) P K-2 IIIB 2,94 Hotmix 154 Curug - Parung Panjang P K-2 IIIB 11,82 Rigid/Hotmix 158 Kronjo – Mauk P - - 11,40 Rigid/Hotmix 159 Mauk-Teluk Naga P - - 20,40 Rigid/Hotmix 160 Teluk Naga-Dadap P - - 8,50 Rigid

164 Cisauk –Jaha P - - 11,60 Rigid

165 Malangnengah-Tigaraksa P - - 15,60 Rigid/Hotmix 163 Karawaci-Legok P - - 8,50 Rigid/Hotmix 161 Pamulang Timur-SP.Gaplek P - - 1,80 Rigid/Hotmix

Page 391: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 303

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2

Nomor Ruas

Number of Section

Road

Ruas Jalan Section Road

Status Status

Fungsi Function

Kelas Class

Panjang Length

(km)

Lapis Permukaan

Layers of Surface Road

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

162 SP.Gaplek-Batas DKI P - - 7,50 Rigid/Hotmix

157 Pontang – Kronjo (Tanara-Kronjo)

P - - 5,80 Rigid/Hotmix

166 Tigaraksa-Citeras P - - 27,20 Rigid/Hotmix

Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten

Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province

Keterangan / Notes :

1. Fungsi / Function : A = Arteri / Arterial Road, K = Kolektor

Status / Status : N = Nasional / National, P = Provinsi / Provincial, L = Lokal / Local

2. Jaringan Jalan Nasional di Provinsi Banten berdasarkan Kepmen Kimpraswil No. 376/KPTS/M/2004 National Road Network in Banten Province based on Regional Infrastructute Ministerial Decree No. 376/KPTS/M/2004 3. Jaringan Jalan Provinsi di Provinsi Banten berdasarkan SK Gubernur Banten No. 761/Kep.8.Huk/2006 Provincial Road Network in Banten Province based on Banten Governor’s Decree No. 761/Kep.8.Huk/2006

Page 392: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

304 Banten in Figures 2010

Tabel 9.1.3

Populasi Kendaraan Umum Objek Pajak

Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009

Taxable Commercial Vehicle Population

by Type of Vehicle in Banten Province, 2009

Table

Jenis Kendaraan Type of Motorized

Vehicles

Populasi Awal Initial

Population

Kendaraan Baru New

Vehicles

Mutasi Masuk

Mutation Into

Mutasi Keluar

Movements Out

Populasi Akhir Final

Population

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind

9 464 1 244 18 189 10 537

Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds

- - - - -

Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds

28 903 414 63 272 29 108

Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds

2 766 110 41 90 2 827

Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds

846 68 43 7 950

Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds

250 2 - 21 231

Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds

1 347 287 61 43 1 652

Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles

66 - - - 66

Sepeda Motor Motorcycle

- - - - -

Jumlah 43 642 2 125 226 622 45 371

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 393: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 305

Tabel 9.1.4

Populasi Kendaraan Bukan Umum Objek Pajak

Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009

Taxable Non-commercial Vehicle Population

by Type of Vehicle in Banten Province, 2009

Table

Jenis Kendaraan Type of Motorized

Vehicles

Populasi Awal Initial

Population

Kendaraan Baru New

Vehicles

Mutasi Masuk

Mutation Into

Mutasi Keluar

Movements Out

Populasi Akhir Final

Population

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind

35 637 1 139 4 052 3 410 37 418

Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds

14 125 1 061 1 032 1 243 14 975

Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds

134 817 17 259 8 126 10 941 149 261

Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds

2 452 113 89 139 2 515

Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds

628 29 7 21 643

Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds

38 903 2 629 1 090 2 157 40 465

Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds

27 539 1 810 1 065 1 078 29 336

Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles

275 - - - 275

Sepeda Motor Motorcycle

1 757 803 274 671 12 008 28 092 2 016 390

Jumlah 2 012 179 298 711 27 469 47 081 2 291 278

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 394: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

306 Banten in Figures 2010

Tabel 9.1.5

Populasi Kendaraan Bukan Objek Pajak

Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009

Non-taxable Vehicle Population by Type of Vehicle

in Banten Province, 2009

Table

Jenis Kendaraan Type of Motorized

Vehicles

Populasi Awal Initial

Population

Kendaraan Baru New

Vehicles

Mutasi Masuk

Mutation Into

Mutasi Keluar

Movements Out

Populasi Akhir Final

Population

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind

218 9 - - 227

Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds

203 5 - - 208

Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds

3 343 206 5 17 3 537

Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds

217 3 - - 220

Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds

22 14 - - 36

Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds

565 25 - - 590

Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds

584 45 - - 629

Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles

4 - - - 4

Sepeda Motor Motorcycle

10 962 620 6 1 11 587

Jumlah 16 118 927 11 18 17 038

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 395: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 307

Tabel 9.1.6

Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan

di Provinsi Banten, 2009

Vehicle Population by Type of Vehicle

in Banten Province, 2009

Table

Jenis Kendaraan Type of Motorized

Vehicles

Populasi Awal Initial

Population

Kendaraan Baru New

Vehicles

Mutasi Masuk

Mutation Into

Mutasi Keluar

Movements Out

Populasi Akhir Final

Population

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind

45 319 2 392 4 070 3 599 48 182

Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds

14 328 1 066 1 032 1 243 15 183

Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds

167 063 17 879 8 194 11 230 181 906

Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds

5 435 226 130 229 5 562

Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds

1 496 111 50 28 1 629

Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds

39 718 2 656 1 090 2 178 41 286

Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds

29 470 2 142 1 126 1 121 31 617

Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles

345 0 0 0 345

Sepeda Motor Motorcycle

1 768 765 275 291 12 014 28 093 2 027 977

Jumlah 2 071 939 301 763 27 706 47 721 2 353 687

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 396: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

308 Banten in Figures 2010

Tabel 9.1.7

Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan

Menurut Stasiun di Provinsi Banten (orang), 2009

Realization of Rail Transportation Passengers

by Station and Month in Banten Province (person), 2009

Table

Stasiun

Port

Bulan / Month

Januari January

Februari February

Maret March

April April

Mei May

Juni June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Merak 5 996 4 288 4 937 4 520 5 774 6 267

Krenceng 3 949 2 469 2 916 3 134 3 422 3 730

Cilegon 5 779 4 222 4 939 4 617 5 413 5 250

Tonjong Baru 218 172 272 330 308 354

Karangantu 4 204 3 161 7 134 4 540 4 435 4 794

Serang 9 710 7 645 10 228 9 785 10 804 10 665

Walantaka 1 346 1 096 1 350 1 344 1 467 1 484

Cikeusal 6 831 5 711 6 710 6 307 5 720 7 252

Catang 6 944 5 845 7 762 7 223 7 621 8 471

Jambubaru 3 321 2 777 3 371 3 497 3 281 3 762

Rangkasbitung 133 959 112 217 177 079 130 078 131 123 147 435

Citeras 15 515 12 659 14 624 14 147 14 775 15 586

Maja 34 228 29 399 35 099 27 928 32 395 31 778

Tenjo 51 794 41 434 52 506 49 473 50 138 51 246

Cilejit 44 735 44 319 45 488 43 374 45 913 47 336

Parungpanjang 138 515 125 617 137 936 134 411 141 523 148 467

Cisauk 18 411 16 411 19 320 18 879 19 917 20 290

Serpong 63 358 54 352 60 851 55 929 57 582 60 888

Sudimara 24 487 20 864 19 346 23 307 22 874 22 027

Tigaraksa 48 157 44 290 48 771 48 361 49 662 51 766

Pondokkranji 18 962 17 138 17 050 16 425 17 439 17 410

Jumlah / Total 640 419 556 086 677 689 607 609 631 586 666 258

2008 589 337 610 181 660 846 594 521 616 067 633 015

Page 397: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 309

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.7

Stasiun

Port

Bulan / Month

Jumlah

Total Juli July

Agustus August

September September

Oktober October

November November

Desember December

(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Merak 6 045 5 851 8 224 5 232 4 957 6 243 68 334

Krenceng 3 740 3 341 5 179 3 166 3 279 3 515 41 840

Cilegon 5 086 4 602 5 746 4 452 4 824 5 696 60 626

Tonjong Baru 206 213 318 361 260 201 3 213

Karangantu 5 392 3 892 5 880 4 983 4 063 4 310 56 788

Serang 10 189 9 861 10 742 9 560 9 675 10 741 119 605

Walantaka 1 461 1 396 1 868 1 390 1 503 1 605 17 310

Cikeusal 6 629 5 997 7 051 6 364 6 292 6 785 77 649

Catang 7 897 6 243 6 291 7 893 8 453 7 802 88 445

Jambubaru 3 454 3 354 3 537 3 384 3 671 3 688 41 097

Rangkasbitung 142 428 133 907 149 604 139 686 138 787 146 376 1 682 679

Citeras 16 035 16 058 15 687 16 168 16 473 16 672 184 399

Maja 32 607 35 675 36 013 36 175 35 713 39 374 406 384

Tenjo 51 917 56 211 45 663 53 079 46 292 54 730 604 483

Cilejit 46 847 47 962 41 189 46 802 46 342 44 270 544 577

Parungpanjang 145 672 144 446 143 062 140 361 141 245 141 997 1 683 252

Cisauk 20 535 19 622 18 518 20 660 19 929 20 065 232 557

Serpong 64 122 60 536 62 047 60 490 62 812 63 889 726 856

Sudimara 20 818 24 743 25 664 27 810 29 137 26 572 287 649

Tigaraksa 51 703 50 261 51 031 52 111 52 598 55 478 604 189

Pondokkranji 12 758 22 571 22 438 19 547 14 458 10 598 206 794

Jumlah / Total 655 541 656 742 665 752 659 674 650 763 670 607 7 738 726

2008 647 057 651 150 614 612 703 510 587 444 667 245 7 576 993

Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten

Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province

Page 398: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

310 Banten in Figures 2010

Tabel

9.1.8 Realisasi Volume Penumpang dan Pendapatan

Kereta Api di Provinsi Banten, 2008-2009

Realization of Total Income and Passenger Volume

of Rail Transportations in Banten Province, 2008-2009

Table

Bulan Month

2008 2009

Volume Penumpang

(orang) Passengers

(person)

Pendapatan (juta rupiah)

Income (million rupiahs)

Volume Penumpang

(orang) Passengers

(person)

Pendapatan (juta rupiah)

Income (million rupiahs)

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 589 337 1 034 640 419 1 395

Februari / February 610 181 1 206 556 086 1 188

Maret / March 660 846 1 324 677 689 1 408

April / April 594 521 1 172 607 609 1 358

Mei / May 616 067 1 288 631 586 1 425

Juni / June 633 015 1 393 666 258 1 583

Juli / July 647 057 1 426 655 541 1 515

Agustus / August 651 150 1 548 656 742 1 744

September / September 614 612 1 405 665 752 1 598

Oktober / October 703 510 1 631 659 674 1 492

November / November 587 444 1 284 650 763 1 494

Desember / December 667 245 1 495 670 607 1 621

Jumlah / Total 7 574 985 16 207 7 738 726 17 819

Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten

Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province

Page 399: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 311

Tabel 9.1.9

Realisasi Volume Barang dan Pendapatan Kereta Api

Beberapa Stasiun di Provinsi Banten, 2009

Realization of Total Income and Goods Volume

of Rail Transportations of Some Stations

in Banten Province, 2009

Table

Bulan Month

Volume Barang Goods Volume

(kg)

Pendapatan (ribu rupiah) Income (thousand rupiahs)

(1) (2) (3)

Januari / January 40 780 2 244

Februari / February 25 970 1 509

Maret / March 20 160 1 136

April / April 21 200 1 205

Mei / May 22 850 1 305

Juni / June 22 420 1 259

Juli / July 20 540 1 157

Agustus / August 26 100 1 608

September / September 22 880 1 283

Oktober / October 29 850 1 683

November / November 23 990 1 889

Desember / December 1 464 570 284 978

Jumlah / Total 1 741 310 301 252

2008 291 940 15 800

Sumber / Source : Stasiun Kereta Api Merak, Cilegon, Serang, Serpong, dan Rangkasbitung

Railway Stations in Merak, Cilegon, Serang, Serpong and Rangkasbitung

Page 400: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

312 Banten in Figures 2010

9.2. PERHUBUNGAN UDARA

AIR TRANSPORTATION

Tabel

9.2.1 Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik

di Bandara Soekarno-Hatta, 2009

Number of Domestic Flights and Passangers

at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Table

Bulan Month

Jumlah Penerbangan Number of Flights

Jumlah Penumpang Number of Passangers

Datang Arrival

Berangkat Departure

Datang Arrival

Berangkat Departure

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 9 328 9 391 1 049 731 983 241

Februari/ February 8 141 8 287 902 508 895 941

Maret / March 9 276 9 343 1 177 155 1 074 410

April / April 8 778 8 942 1 091 054 966 568

Mei / May 9 308 9 407 1 253 709 1 098 564

Juni / June 9 445 9 527 1 295 202 1 164 179

Juli / July 9 790 9 909 1 352 328 1 249 817

Agustus / August 9 166 9 324 1 272 874 1 129 648

September / September 8 636 9 053 1 118 929 1 042 837

Oktober / October 9 921 10 142 1 352 675 1 244 928

November / November 9 351 9 504 1 252 987 1 175 325

Desember / December 9 872 10 014 1 326 416 1 293 682

Jumlah / Total 111 012 112 843 14 445 568 13 319 140

2008 98 016 104 279 11 740 840 11 886 505

2007 100 174 104 164 12 316 398 11 621 812

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Page 401: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 313

Tabel 9.2.2

Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional

di Bandara Soekarno-Hatta, 2009

Number of International Flights and Passangers

at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Table

Bulan Month

Jumlah Penerbangan Number of Flights

Jumlah Penumpang Number of Passangers

Datang Arrival

Berangkat Departure

Datang Arrival

Berangkat Departure

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 1 970 2 042 303 734 242 376

Februari/ February 1 677 1 776 225 530 245 640

Maret / March 1 933 1 976 288 408 299 938

April / April 1 994 2 086 286 640 289 584

Mei / May 1 971 2 000 289 583 299 314

Juni / June 1 918 1 967 321 593 347 772

Juli / July 2 024 2 045 374 403 334 206

Agustus / August 2 026 2 095 313 680 345 095

September / September 2 055 2 129 307 524 321 928

Oktober / October 2 094 2 148 324 444 336 722

November / November 2 104 2 189 320 792 373 632

Desember / December 2 449 2 346 410 366 392 046

Jumlah / Total 24 215 24 799 3 766 697 3 828 253

2008 23 191 24 733 3 446 083 3 604 057

2007 21 382 22 762 3 355 481 3 453 176

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Page 402: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

314 Banten in Figures 2010

Tabel 9.2.3

Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Domestik

di Bandara Soekarno-Hatta, 2009

Number of Baggage and Domestic Postal Packages

at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Table

Bulan Month

Bagasi Baggage

(kg)

Pos Paket Postal Packages

(kg)

Datang Arrival

Berangkat Departure

Datang Arrival

Berangkat Departure

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 7 127 410 11 218 698 221 397 593 820

Februari/ February 7 825 561 9 174 729 241 163 569 286

Maret / March 10 005 930 11 236 783 262 437 570 220

April / April 9 232 693 9 239 628 260 859 545 388

Mei / May 10 660 992 11 278 242 255 976 563 500

Juni / June 11 090 234 12 153 065 240 187 590 255

Juli / July 11 812 523 13 383 757 247 907 616 584

Agustus / August 10 717 923 11 650 857 256 735 597 597

September / September 10 285 514 11 576 109 289 788 545 737

Oktober / October 11 585 053 12 723 604 261 908 584 816

November / November 10 329 436 11 809 013 254 062 591 239

Desember / December 11 096 716 13 468 440 288 798 774 959

Jumlah / Total 121 769 985 138 912 925 3 081 217 7 143 401

2008 108 845 160 128 561 214 2 943 799 7 651 952

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Page 403: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 315

Tabel 9.2.4

Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Internasional

di Bandara Soekarno-Hatta, 2009

Number of Baggage and International Postal Packages

at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Table

Bulan Month

Bagasi Baggage

(kg)

Pos Paket Postal Packages

(kg)

Datang Arrival

Berangkat Departure

Datang Arrival

Berangkat Departure

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 5 238 130 2 664 469 166 988 65 029

Februari/ February 3 864 934 2 620 093 167 503 57 087

Maret / March 4 777 221 3 232 939 149 678 38 179

April / April 4 858 200 2 970 339 171 205 244 624

Mei / May 4 955 821 3 089 523 190 472 36 365

Juni / June 5 353 305 3 520 093 198 315 39 390

Juli / July 6 581 108 3 078 502 123 755 98 822

Agustus / August 5 068 957 3 626 022 139 933 61 422

September / September 5 393 055 3 359 816 116 668 65 702

Oktober / October 5 288 944 3 865 233 142 675 112 853

November / November 4 914 929 4 176 874 147 213 42 941

Desember / December 7 621 875 4 100 603 178 263 86 474

Jumlah / Total 63 916 479 40 304 506 1 892 668 948 888

2008 58 097 386 37 573 236 1 904 644 552 555

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Page 404: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

316 Banten in Figures 2010

Tabel 9.2.5

Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional

di Bandara Soekarno - Hatta, 2009

Number of Domestic and International Cargoes

at Soekarno-Hatta Airport, 2009

Table

Bulan Month

Kargo Domestik Domestic Cargoes

(kg)

Kargo Internasional International Cargoes

(kg)

Datang Arrival

Berangkat Departure

Datang Arrival

Berangkat Departure

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 4 674 842 12 296 696 6 872 885 10 946 721

Februari/ February 4 770 236 11 654 137 6 767 739 9 026 336

Maret / March 5 504 874 12 222 367 9 352 136 9 364 908

April / April 5 066 827 11 000 350 8 862 073 8 418 764

Mei / May 5 387 247 11 917 828 10 335 017 8 991 221

Juni / June 5 481 814 12 364 073 9 862 873 8 510 311

Juli / July 5 561 225 12 722 650 8 172 825 7 643 193

Agustus / August 5 646 406 13 403 685 7 478 964 9 110 912

September / September 4 748 362 10 987 481 6 250 113 8 214 191

Oktober / October 6 215 250 13 686 605 7 968 657 11 959 496

November / November 6 259 287 12 800 479 10 333 489 10 863 161

Desember / December 6 573 273 15 054 289 10 521 117 11 362 143

Jumlah / Total 65 889 643 150 110 640 102 777 888 114 411 357

2008 68 090 599 156 143 876 124 169 461 118 673 259

Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)

Page 405: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 317

9.3. PERHUBUNGAN LAUT

SEA TRANSPORTATION

Tabel

9.3.1 Data Tahunan Angkutan Penyeberangan

Merak-Bakahuni di Pelabuhan Merak,

Provinsi Banten, 2007-2009

Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport

At Merak Port, 2007-2009

Table

Uraian Description

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

1. Jumlah Trip / Total Trip 23 761 26 580 27 607

a. Kapal Cepat / Fast Ship 2 490 1 302 1 290

b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 21 271 25 278 26 317

2. Penumpang / Passenger 1 638 416 1 704 697 1 596 627

a. Kapal Cepat / Fast Ship 164 536 100 385 84 974

1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 155 113 93 689 79 106

2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 9 423 6 696 5 868

3). Kelas lainnya / Other Class - - -

b. Kapal / Ship Ro-Ro 1 473 880 1 604 312 1 511 653

1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 1 385 285 1 507 655 1 398 580

2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 88 595 96 657 113 073

3). Kelas lainnya / Other Class - - -

3. Kendaraan / Vehicles 1 424 079 1 658 757 1 644 354

a. Golongan I / Group I - 13 31

b. Golongan II / Group II - 239 310 255 200

c. Golongan III / Group III 195 947 123 241

d. Golongan IV Pnp / Passenger – Group IV 381 825 469 182 487 852

e. Golongan IV Brg / Goods – Group IV 107 767 120 078 80 114

f. Golongan V Pnp / Passenger – Group V 20 405 22 218 21 657

g. Golongan V Brg / Goods – Group V 263 609 280 680 270 781

h. Golongan VI Pnp / Passenger – Group VI 56 128 69 236 67 895

i. Golongan VI Brg / Goods – Group VI 307 668 346 138 342 683

j. Golongan VII / Group VII 76 161 94 100 104 024

k. Golongan VIII / Group VII 14 569 17 679 13 876

Lain-Lain / Others - - -

Sumber / Source : PT Indonesia Fery (Persero) – Pelabuhan Merak, Provinsi Banten

PT Indonesia Fery (Persero) – Merak Port, Banten Province

Page 406: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

318 Banten in Figures 2010

Tabel 9.3.2

Data Bulanan Angkutan Penyeberangan

Merak-Bakahuni di Pelabuhan Merak, 2009

Monthly Data of Merak-Bakahuni Fery Transport

At Merak Port, 2007-2009

Table

Uraian Description

Januari January

Februari February

Maret March

April April

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Jumlah Trip / Total Trip 2 488 2 215 2 298 2 119

a. Kapal Cepat / Fast Ship 34 33 104 119

b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2 454 2 182 2 194 2 000

2. Penumpang / Passenger 132 682 94 252 116 511 121 630

a. Kapal Cepat / Fast Ship 2 173 1 764 5 608 7 126

1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 2 071 1 704 5 400 6 802

2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 102 60 208 324

3). Kelas lainnya / Other Class - - - -

b. Kapal / Ship Ro-Ro 130 509 92 488 110 903 114 504

1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 121 259 88 588 105 565 108 937

2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 9 250 3 900 5 338 5 567

3). Kelas lainnya / Other Class - - - -

3. Kendaraan / Vehicles 131 094 106 470 122 982 117 392

a. Golongan I / Group I 1 - - -

b. Golongan II / Group II 16 784 12 211 17 602 18 492

c. Golongan III / Group III 93 2 26 1

d. Golongan IV Pnp / Passenger – Group IV 39 935 27 413 34 010 30 079

e. Golongan IV Brg / Goods – Group IV 7 299 5 777 6 273 5 703

f. Golongan V Pnp / Passenger – Group V 1 689 1 289 1 518 1 458

g. Golongan V Brg / Goods – Group V 24 747 19 968 22 119 21 249

h. Golongan VI Pnp / Passenger – Group VI 5 433 4 366 4 729 4 549

i. Golongan VI Brg / Goods – Group VI 26 560 26 473 27 387 26 853

j. Golongan VII / Group VII 7 477 7 917 8 389 7 996

k. Golongan VIII / Group VII 1 076 1 054 929 1 012

Lain-Lain / Others - - - -

Page 407: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 319

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.3.2

Uraian Description

Mei May

Juni June

Juli July

Agustus August

(1) (6) (7) (8) (9)

1. Jumlah Trip / Total Trip 2 208 2 164 2 353 2 279

a. Kapal Cepat / Fast Ship 125 153 182 117

b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2 083 2 011 2 171 2 162

2. Penumpang / Passenger 120 329 130 460 157 388 108 244

a. Kapal Cepat / Fast Ship 7 299 9 919 13 117 6 883

1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 6 921 9 046 11 926 6 601

2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 378 873 1 191 282

3). Kelas lainnya / Other Class - - - -

b. Kapal / Ship Ro-Ro 113 030 120 541 144 271 101 361

1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 105 930 108 691 128 241 95 358

2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 7 100 11 850 16 030 6 003

3). Kelas lainnya / Other Class - - - -

3. Kendaraan / Vehicles 125 285 134 309 147 163 132 395

a. Golongan I / Group I - - - 21

b. Golongan II / Group II 18 635 18 498 20 646 15 792

c. Golongan III / Group III 24 12 31 12

d. Golongan IV Pnp / Passenger – Group IV 32 274 38 718 45 959 34 527

e. Golongan IV Brg / Goods – Group IV 5 661 6 213 6 419 6 893

f. Golongan V Pnp / Passenger – Group V 1 628 1 892 2 109 1 639

g. Golongan V Brg / Goods – Group V 21 992 22 150 23 026 24 213

h. Golongan VI Pnp / Passenger – Group VI 4 857 5 732 6 465 5 401

i. Golongan VI Brg / Goods – Group VI 30 088 31 066 31 843 32 718

j. Golongan VII / Group VII 8 811 8 888 9 341 9 878

k. Golongan VIII / Group VII 1 315 1 140 1 324 1 301

Lain-Lain / Others - - - -

Page 408: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

320 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 9.3.2

Uraian Description

September September

Oktober October

Nopember November

Desember December

(1) (10) (11) (12) (13)

1. Jumlah Trip / Total Trip 2 503 2 370 2 193 2 417

a. Kapal Cepat / Fast Ship 134 106 53 130

b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2 369 2 264 2 140 2 287

2. Penumpang / Passenger 241 540 117 284 112 069 144 238

a. Kapal Cepat / Fast Ship 13 987 5 255 3 016 8 827

1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 12 735 4 999 2 855 8 046

2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 1 252 256 161 781

3). Kelas lainnya / Other Class - - - -

b. Kapal / Ship Ro-Ro 227 553 112 029 109 053 135 411

1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 207 007 105 218 101 589 122 197

2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 20 546 6 811 7 464 13 214

3). Kelas lainnya / Other Class - - - -

3. Kendaraan / Vehicles 204 318 139 138 127 874 155 934

a. Golongan I / Group I 2 0 4 3

b. Golongan II / Group II 60 474 15 772 17 525 22 769

c. Golongan III / Group III 8 19 10 3

d. Golongan IV Pnp / Passenger – Group IV 82 270 40 294 33 411 48 962

e. Golongan IV Brg / Goods – Group IV 6 699 6 936 7 096 9 145

f. Golongan V Pnp / Passenger – Group V 2 922 2 000 1 480 2 033

g. Golongan V Brg / Goods – Group V 17 767 24 357 23 958 25 235

h. Golongan VI Pnp / Passenger – Group VI 7 618 7 090 5 178 6 477

i. Golongan VI Brg / Goods – Group VI 19 218 31 350 28 709 30 418

j. Golongan VII / Group VII 6 445 9 934 9 322 9 626

k. Golongan VIII / Group VII 895 1 386 1 181 1 263

Lain-Lain / Others - - - -

Sumber / Source : PT Indonesia Fery (Persero) – Pelabuhan Merak, Provinsi Banten

PT Indonesia Fery (Persero) – Merak Port, Banten Province

Page 409: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 321

Tabel

9.3.3 Data Operasional Pelabuhan di Provinsi Banten, 2009

Operational Data Port in Banten Province, 2009 Table

Bulan Month

Jumlah Kapal (unit) Number of Ship

Jumlah Barang (ton)

Asing Foreign-Owned

Domestik Indonesia’s

Ke Luar Negeri

Export

Dari Luar Negeri

Import

Ke Provinsi Lain To Another Province

Dari Provinsi Lain From Other

Province

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Januari / January 79 165 116 114 347 224 64 032 1 359 019

Februari / February 102 337 133 429 706 935 115 279 1 655 395

Maret / March 133 369 117 819 713 805 165 792 1 689 079

April / April 139 406 153 409 903 502 165 792 1 847 061

Mei / May 106 302 106 452 954 183 222 146 1 410 638

Juni / June 121 324 142 586 991 909 164 600 1 356 920

Juli / July 110 306 142 327 874 059 170 190 1 597 431

Agustus / August 156 359 100 298 1 274 860 218 321 1 363 330

September / Sept 135 301 277 343 1 025 724 99 224 1 136 826

Oktober / Oct. 121 244 96 755 1 116 982 189 614 1 136 998

November / Nov. 115 266 205 247 1 090 565 132 218 1 323 646

Desember / Dec. 122 272 185 551 854 992 182 983 996 881

Jumlah / Total 1 439 3 651 1 777 330 10 854 740 1 890 191 16 873 224

2008 1 948 3 314 1 685 152 11 946 313 1 563 024 17 335 543

2007 2 082 2 861 2 442 878 13 652 103 3 664 285 20 826 401

Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten

Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province

Page 410: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

322 Banten in Figures 2010

9.4. POS DAN TELEKOMUNIKASI

POST AND TELECOMMUNICATION

Tabel

9.4.1 Perkembangan Kapasitas Sentral dan Pos Telepon

Menurut Sambungan, 2003-2009

Trend of Central Capacity and Circuit Phones

by Connection, 2003-2009

Table

Tahun Year

Kapasitas Sentral Central Capacity

(S.S)

Pos Telepon / Circuit Phone

Sambungan Induk (S.S)

Sambungan Cabang

(S.S)

Jumlah Total (S.S)

(1) (2) (3) (4) (5)

2003 354 034 496 653 604 590 1 101 243

2004 388 006 526 574 515 000 1 041 574

2005 393 064 516 595 602 088 1 118 683

2006 457 236 559 626 653 268 1 212 894

2007 423 934 518 867 605 688 1 124 555

2008 436 721 591 720 561 089 1 152 809

2009 ... ... ... ...

Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.

Page 411: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 323

Tabel 9.4.2

Jumlah Sambungan Telepon

Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2009

Number of Telephone Connections

by Regency/Municipality, 2006- 2009

Table

Wilayah/Divisi Region/Division

2006 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Pandeglang 14 062 … ... ...

Rangkasbitung 10 745 … ... ...

Serang 37 198 35 350 33 538 ...

Tangerang 25 637 253 125 250 720 ...

Cilegon 34 931 32 580 31 523 ...

Provinsi Banten 351 573 320 955 325 771 ...

Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.

Catatan / Notes

: - Termasuk data wilayah Parung,Tenjo Including Parung and Tenjo service area. - Tidak termasuk data wilayah Ciputat, Cengkareng, Teluk Naga Excluding Ciputat, Cengkareng and Teluk Naga service area

Page 412: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

324 Banten in Figures 2010

Tabel 9.4.3

Jumlah Sambungan Telepon

Menurut Kabupaten/Kota, 2008

Number of Telephone Connections

by Regency/Municipality, 2008

Table

Wilayah/Divisi

Region/Division

Line in Services

Internal

Jumlah Sambungan

Telepon Total Connected

Line

Public Phone (Pay Phone &

Non Pay Phone)

Langganan Subcriber

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pandeglang ... ... ... ...

2. Rangkasbitung ... ... ... ...

3. Tangerang 2 195 31 113 230 33 528

4. Serang 8 393 241 058 1 269 250 720

5. Cilegon 1 643 29 739 141 31 523

Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.

Page 413: Banten Dalam Angka 2010

BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Banten dalam Angka 2010 325

Tabel 9.4.4

Banyaknya Surat Yang Dikirim dan Diterima

PT. Pos Indonesia Menurut Jenis Surat

di Provinsi Banten, 2009

Number of Letters Sent and Received by Type of Letters

in Banten Province , 2009

Table

Jenis Surat Type of Letters

Surat Dalam Negeri Domestic Letter

Surat Luar Negeri Letters Abroad

Diterima Received

Dikirim Sent

Diterima Received

Dikirim Sent

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Standar / Standard 69 084 57 120 24 600 7 800

2. Tercatat / Registerred 5 010 - - -

3. Kilat Khusus / Special Delivery

232 932

199 992

1 140

936

4. Dinas Bebas Bea / Duty – Free of Charge

- - - -

5. Paket Pos / Postal Packages 11 820 7 104 180 -

6. Kartu Pos / Post Card - - - -

7. Wesel Pos / Postal Money Order

211 629 101 051 50 484 120

Jumlah / Total 530 475 365 267 76 404 8 856

Sumber / Source : PT. Pos Indonesia (Persero)

Page 414: Banten Dalam Angka 2010

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX

326 Banten in Figures 2010

Tabel 9.4.5

Jumlah Desa yang Memiliki Kantor Pos

di Provinsi Banten, 2006-2009

Number of Villages which Have Post Office

in Banten Province, 2006-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2006 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 10 10 10 10

2. Lebak 10 10 10 10

3. Tangerang 1) 20 20 20 20

4. Serang 17 17 17 13

Kota / Municipality

5. Tangerang 14 14 14 14

6. Cilegon 5 5 5 5

7. Serang - - - 4

8. Tangerang Selatan ... ... ... ...

Provinsi Banten 76 76 76 76

Sumber / Source : PT. Pos Indonesia (Persero)

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including The Municipality of Tangerang Selatan

Page 415: Banten Dalam Angka 2010

10

HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Hotel, Restaurant, and Tourism

Page 416: Banten Dalam Angka 2010
Page 417: Banten Dalam Angka 2010

BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Banten dalam Angka 2010 329

Penjelasan Teknis

1. Konsep dan definisi pariwisata

mengikuti rekomendasi World

Tourism Organization (WTO)

dan International Union of Office

Travel Organization (IUOTO).

2. Wisatawan mancanegara ialah

setiap pengunjung yang mengun-

jungi suatu negara di luar tempat

tinggalnya, didorong oleh satu atau

beberapa keperluan tanpa ber-

maksud memperoleh penghasilan

di tempat yang dikunjungi dan

lamanya kunjungan tersebut tidak

lebih dari satu tahun (12 bulan).

Definisi ini mencakup 2 (dua)

kategori wisatawan mancanegara,

yaitu :

a. Wisatawan (turis) ialah setiap

pengunjung seperti definisi di

atas yang tinggal paling sedikit

24 jam, akan tetapi tidak lebih

dari 1 (satu) tahun di tempat

yang dikunjungi, dengan

maksud antara lain : berlibur,

rekreasi, olahraga, bisnis,

menghadiri pertemuan, studi

dan kunjungan dengan alasan

kesehatan.

b. Excursionist ialah setiap

pengunjung seperti definisi di

atas yang tinggal kurang

dari 24 jam di tempat

yang dikunjungi (termasuk

“Cruise Passengers”). Cruise

Passengers ialah setiap

pengunjung yang tiba di suatu

negara di mana mereka tidak

menginap di akomodasi yang

tersedia di negara tersebut,

misalnya dengan kapal laut.

Technical Notes

1. The concept and definition of

tourism refers to the recommen-

dations of the World Tourism

Organization (WTO) and Inter-

national Union of Office Travel

Organizations (IUOTO).

2. Foreign visitor is any person

visiting a country other than his

usual place of residence for any

reason other than for earning

income in the country visited, and

the length of stay is no more than

one year (12 months). This defini-

tion covers two categories of

foreign visitors, namely :

a. “Tourist” is any visitor

staying for at least 24 hours,

but not more than one year, in

the country visited, with the

intention of visiting, and for

any of these purposes :

Pleasure, recreation and

sports, Business, visiting

friends and relatives,

missions, attending meetings,

conferences, visit for health

reasons and study.

b. “Excursionist” is any visitor

staying less than 24 hours in

the country visited including

“Cruise Passengers”, i.e.

visitors arriving in a country

without staying in any

accommodation available in

the visited country.

Page 418: Banten Dalam Angka 2010

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X

330 Banten in Figures 2010

3. Akomodasi ialah suatu usaha yang

menggunakan suatu bangunan atau

sebagian bangunan yang disediakan

secara khusus, dan setiap orang

dapat menginap, makan serta

memperoleh pelayanan dan fasilitas

lainnya dengan pembayaran.

Akomodasi dibedakan antara hotel

dan akomodasi lainnya. Ciri khusus

dari hotel adalah mempunyai

restoran yang berada di bawah

manajemen hotel tersebut.

4. Hotel berbintang yaitu hotel yang

telah memenuhi persyaratan yang

telah ditentukan seperti persyaratan

fisik, bentuk pelayanan yang

diberikan, kualifikasi tenaga kerja,

jumlah kamar dan lainnya. Hotel

tidak berbintang yaitu hotel yang

tidak memenuhi persyaratan yang

telah ditentukan.

5. Tingkat penghunian kamar hotel

adalah persentase banyaknya

malam kamar yang dihuni terhadap

banyaknya malam kamar yang

tersedia.

6. Rata-rata lamanya tamu menginap

adalah hasil bagi antara banyaknya

malam tempat tidur yang terpakai

dengan banyaknya tamu yang

menginap di hotel dan akomodasi

lainnya.

3. An accommodation is an establish-

ment using a building or a part of

a building, prepared commercially

for any person to stay, eat

and obtain service as well as

other facilities. Accommodation is

segregated into hotel and other

accommodations. The special

characteristic of a hotel is having

a restaurant under the hotel

management.

4. Classified hotel is an accommo-

dation which meets specified

standards regarding physical

requirements, services provided,

manpower qualifications, number

of rooms available, etc. A non-

classified hotel is an accommo-

dation which has not met

the requirements previously

mentioned.

5. Room Occupancy Rate is the

number of roomnights occupied

divided by the number of room-

nights available, multiplied by 100

percent.

6. Average length of stay is the

number of bed-nights used divided

by the number of guests staying at

the accommodation.

Page 419: Banten Dalam Angka 2010

BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Banten dalam Angka 2010 331

10. Hotel dan Pariwisata

Jumlah hotel di Provinsi Banten

pada tahun 2009 berkurang 11 unit

yaitu dari 226 unit menjadi 215 unit

dan terjadi karena hotel non bintang

jumlahnya berkurang 11 unit hingga

menjadi 178 unit. Pengurangan jumlah

hotel juga diikuti dengan pengurangan

jumlah kamar dan tempat tidur masing-

masing sebanyak 71 unit dan 958 unit

sehingga jumlah kamar hotel dan

tempat tidur masing-masing menjadi

5.789 unit dan 9.012 unit.

Pada tahun 2009, banyaknya tamu

hotel mengalami penurunan 1,64

persen hingga jumlahnya menjadi 1,10

juta orang. Hal ini terjadi karena tamu

asing menurun drastis, yaitu dari

91.364 orang di tahun 2008 menjadi

hanya 49.700 orang. Sebaliknya, tamu

nusantara justru meningkat sebesar

2,25 persen hingga jumlahnya menjadi

1,05 juta orang.

Akibatnya, tingkat penghunian

kamar (TPK) juga mengalami

penurunan. Tercatat, TPK hotel ber-

bintang dan hotel non bintang pada

tahun 2009 masing-masing hanya

sebesar 42,07 persen dan 30,50 persen,

padahal pada tahun 2008 masing-

masing masih sebesar 46,89 persen dan

33,13 persen.

10. Hotel and Tourism

Number of hotels in Banten

province in 2009 decreased 11 units

from 226 units to 215 units and it

occurred because of non-classified

hotels decreased from 11 units into

178 units. Reducing number of hotels

are also followed by reduction in

number of rooms and beds

respectively 71 units and 958 units so

that number of hotel rooms and bed

respectively become 5,789 units and

9,012 units.

In 2009, number of hotel guests has

decreased 1.64 percent to be 1.10

million people. This occurred because

of foreign visitors dropped sharply,

from 91,364 persons in 2008 to be

only 49,700 people. On the contrary,

domestic visitors actually increased by

2.25 percent to be 1.05 million people.

As a result, room occupancy rate

(TPK) was also decreased. Noted,

room occupancy rate of classified

hotels and non classified hotel in 2009

for each only 42.07 percent and 30.50

percent, whereas in 2008 each still

amounted to 46.89 percent and 33.13

percent.

Page 420: Banten Dalam Angka 2010

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X

332 Banten in Figures 2010

Meskipun demikian, rata-rata lama

menginap justru meningkat. Tercatat,

rata-rata lama menginap tamu asing

pada hotel berbintang dan hotel non

bintang pada tahun 2009 adalah 2,13

malam dan 1,62 malam. Lebih lama

bila dibandingkan dengan tahun 2008

yang hanya 1,51 malam dan 1,20

malam. Begitu pula dengan tamu

nusantara yang rata-rata lama

menginapnya pada hotel berbintang

dan hotel non bintang meningkat dari

1,32 malam dan 1,12 malam di tahun

2008 menjadi 1,54 malam dan 1,22

malam.

Nevertheless, the average length

of stay have been increasing.

Average length of stay of foreigners

in classified hotels and non classified

hotels in 2009 was 2.13 nights and

1.62 nights. Longer than in 2008

which is only 1.51 and 1.20 nights

tonight. So did the domestic guests

with the average of length of stay in

classified hotels and non classified

hotels increased from 1.32 nights

and 1.12 nights in 2008 to be 1.54

nights and 1.22 nights.

Page 421: Banten Dalam Angka 2010

BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Banten dalam Angka 2010 333

Grafik 10.1

Figure

Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel

di Provinsi Banten (hari), 2007 – 2009

Averange Length of Stay at Hotel

in Banten Province (days), 2007-2009

1,88

1,34 1,36

1,51

1,21 1,23

2,13

1,36 1,39

0

0,5

1

1,5

2

2,5

Tamu Asing / Foreign Visitors Tamu Indonesia / Domestic Visitors Gabungan / Total

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistic of Banten Province

Grafik 10.2

Figure

Jumlah Objek Wisata Menurut Jenis Wistata

di Provinsi Banten, 2009

Number of Tourism Objects by Type of Tourism

in Banten Province, 2009

Wisata Sejarah/Historical

Place

33,33%

Suaka Alam/Wild-life Park

1,53%

Objek Wisata

Lainnya/Other Tourism

Objects

29,05%

Wisata Tirta/Swimming

Pool

14,07%

Wisata Marina Pantai /

Beach

22,02%

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Page 422: Banten Dalam Angka 2010

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X

334 Banten in Figures 2010

10.1. HOTEL

HOTEL

Tabel 10.1.1

Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur dan

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Menurut

Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2007-2009

Number of Accomodations, Rooms, and Beds Available

in Hotel and Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel

by Hotel Qualifications in Banten Province, 2007-2009

Table

Uraian / Description 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Hotel Bintang / Classified Hotel

1. Akomodasi / Accomodations 22 37 37

2. Kamar / Rooms 1 691 2 641 2 775

3. Tempat Tidur / Beds 2 632 4 248 4 184

4. TPK / ROR 37,58 46,89 42,07

Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel

1. Akomodasi / Accomodations 191 189 178

2. Kamar / Rooms 3 266 3 219 3 014

3. Tempat Tidur / Beds 5 643 5 722 4 828

4. TPK / ROR 34,94 33,13 30,50

Jumlah / Total

1. Akomodasi / Accomodations 213 226 215

2. Kamar / Rooms 4 957 5 860 5 789

3. Tempat Tidur / Beds 8 275 9 970 9 012

4. TPK / ROR 35,84 39,33 36,05

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 423: Banten Dalam Angka 2010

BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Banten dalam Angka 2010 335

Tabel 10.1.2

Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel

di Provinsi Banten (orang), 2007-2009

Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications

in Banten Province (person), 2007-2009

Table

Uraian / Description 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Hotel Bintang / Classified Hotel

1. Tamu Asing / Foreign Visitors 53 800 91 000 49 700

2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 363 000 461 900 455 600

3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors

416 800

552 900

505 300

Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel

1. Tamu Asing / Foreign Visitors 156 364 267

2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 759 533 564 268 593 674

3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors

759 689

564 632

593 941

Jumlah / Total

1. Tamu Asing / Foreign Visitors 53 956 91 364 49 967

2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 1 122 533 1 026 168 1 049 274

3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors

1 176 489

1 117 532

1 099 241

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 424: Banten Dalam Angka 2010

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X

336 Banten in Figures 2010

Tabel 10.1.3

Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut

Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (hari), 2007-2009

Average Length of Stay in Hotel by Hotel Qualifications

in Banten Province (days), 2007-2009

Table

Uraian / Description 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Hotel Bintang / Classified Hotel

1. Tamu Asing / Foreign Visitors 1,88 1,51 2,13

2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 1,64 1,32 1,54

3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors

1,67

1,34

1,60

Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel

1. Tamu Asing / Foreign Visitors 2,60 1,20 1,62

2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 1,19 1,12 1,22

3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors

1,19

1,12

1,22

Jumlah / Total

1. Tamu Asing / Foreign Visitors 1,88 1,51 2,13

2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 1,34 1,21 1,36

3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors

1,36

1,23

1,39

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 425: Banten Dalam Angka 2010

BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Banten dalam Angka 2010 337

10.2 . PARIWISATA

TOURISM

Tabel 10.2.1

Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009

Number of Tourism Objects by Regency/Municipality

and Type of Tourism in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Wisata Marina Pantai Beach

Wisata Tirta

Swimming Pool

Wisata Sejarah

Historical Place

Suaka Alam

Wild-Life Park

Objek Wisata Lainnya Others

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 14 6 12 2 24 58

2. Lebak 8 6 16 1 21 52

3. Tangerang 5 18 17 - 17 57

4. Serang 35 - 11 1 18 65

Kota / Municipality

5. Tangerang - 10 7 - 6 23

6. Cilegon 10 1 4 - 8 23

7. Serang - 4 42 1 - 47

8. Tangerang Selatan - 1 1 2

Provinsi Banten 72 46 109 5 95 327

2008 72 43 109 5 95 324

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Page 426: Banten Dalam Angka 2010

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X

338 Banten in Figures 2010

Tabel 10.2.2

Jumlah Museum, Situs Purbakala, dan

Bangunan Bersejarah Lainnya

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Museums, Archaeological Sites, and

Other Historic Buildings by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Museum Museums

Situs Purbakala Archaeological

Sites

Bangunan Bersejarah

Historic Buildings

Makam Sejarah Historic

Cemetary

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - 4 8 11

2. Lebak - 6 21 3

3. Tangerang - 1 3 11

4. Serang -

Kota / Municipality

5. Tangerang - - - 1

6. Cilegon - - - 7

7. Serang - 8 5 22

8. Tangerang Selatan - - - -

Provinsi Banten - 19 37 55

2008 - 19 37 55

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Page 427: Banten Dalam Angka 2010

BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Banten dalam Angka 2010 339

Tabel 10.2.3

Jumlah Pengunjung Tempat Rekreasi/Taman Hiburan

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Visitors of Recreation Places/

Amusement Parks by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Tempat Rekreasi/Taman Hiburan Recreation Places/ Amusement Parks

Pengunjung/Penonton Visitors

(Orang / Person)

(1) (2) (3)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 4 786 122

2. Lebak 1 108 860

3. Tangerang 2 555 000

4. Serang 2 43 514

Kota / Municipality

5. Tangerang 1 ...

6. Cilegon 1 ...

7. Serang 1 112 289

8. Tangerang Selatan 1 ...

Provinsi Banten 13 1 605 785

2008 10 1 524 070

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Page 428: Banten Dalam Angka 2010

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X

340 Banten in Figures 2010

Tabel 10.2.4

Jumlah Unit Wisata dan Pengunjung

Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata

di Provinsi Banten, 2009

Number of Tourism Unit and Visitors

by Regency/ Municipality and Tourism Object

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Wisata Pantai Marina Beach

Wisata Tirta Swimming Pool

Unit Pengunjung (orang)

Visitors (person) Unit

Pengunjung (orang) Visitors (person)

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 14 446 336 6 786 122

2. Lebak 8 325 797 6 -

3. Tangerang 5 1 345 000 18 -

4. Serang 35 932 935 - -

Kota / Municipality

5. Tangerang - - 10 -

6. Cilegon 10 ... 1 -

7. Serang - - 4 601 618

8. Tangerang Selatan - - 1 ...

Provinsi Banten 72 3 050 068 46 1 387 740

2008 72 3 050 068 43 1 306 025

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Page 429: Banten Dalam Angka 2010

BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA

Banten dalam Angka 2010 341

Tabel 10.2.5

Jumlah Wisatawan Nusantara dan

Wisatawan Mancanegara Menurut Kabupaten/Kota

in Banten Province (orang), 2009

Number of Domestic and Foreign Tourists

by Regency/Municipality

in Banten Province (visitors), 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Wisatawan Nusantara

Domestic Tourist

Wisatawan Mancanegara

Foreign Tourist

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 1 472 558 20 643 1 493 201

2. Lebak 119 060 75 119 135

3. Tangerang 22 071 000 19 500 22 090 500

4. Serang 9 806 149 1 006 9 807 155

Kota / Municipality

5. Tangerang ... ... ...

6. Cilegon 183 826 74 758 258 584

7. Serang 177 858 16 652 194 510

8. Tangerang Selatan 16 093 520 1 978 16 095 498

Provinsi Banten 49 923 971 134 612 50 058 583

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Page 430: Banten Dalam Angka 2010

HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X

342 Banten in Figures 2010

10.3. RESTORAN

RESTAURANT

Tabel 10.3.1

Jumlah Restoran/Rumah Makan dan Kafe

di Provinsi Banten, 2009

Number of Restaurants and Cafes

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Restoran / Rumah Makan Restaurant

Kafe Cafe

(1) (2) (3)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 80 4

2. Lebak 25 3

3. Tangerang 161 4

4. Serang 86 2

Kota / Municipality

5. Tangerang 113 ...

6. Cilegon 93 5

7. Serang 85 2

8. Tangerang Selatan ... 2

Provinsi Banten 643 22

2008 643 15

Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province

Page 431: Banten Dalam Angka 2010

11

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Finance and Prices

Page 432: Banten Dalam Angka 2010
Page 433: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 345

Penjelasan Teknis

1. Data Penanaman Modal Asing

(PMA) dan Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) bersumber

dari Badan Koordinasi Penanaman

Modal Daerah (BKPMD) Provinsi

Banten. Data mengenai realisasi

investasi penanaman modal tidak

termasuk sektor minyak, asuransi

dan perbankan. Data telah memper-

hatikan perubahan investasi

yang beralih status dan juga

pengurangan investasi yang dicabut

izin usahanya.

2. Data statistik perbankan bersumber

dari Bank Indonesia.

3. Indeks Indeks Harga Konsumen

(IHK) yang merupakan indikator

inflasi di Indonesia, sejak Juni

2008 dihitung di 66 kota dan

mencakup sekitar 284-441

komoditas yang dihitung ber-

dasarkan pola konsumsi hasil

Survei Biaya Hidup (SBH) tahun

2007 di 66 kota.

4. IHK mencakup 7 kelompok

pengeluaran yaitu : bahan makanan;

makanan jadi, minuman, rokok, dan

tembakau; perumahan, air, listrik,

gas, dan bahan bakar; sandang;

kesehatan; pendidikan, rekreasi,

dan olahraga; transpor, komunikasi,

dan jasa keuangan.

Technical Notes

1. Data on foreign and domestic

direct investments are obtained

from the Regional Investment

Coordinating Board (BKPMD) of

Banten Province. Realization of

investment in current year exclude

those investments in petroleum

production, insurance, and

banking sectors. Changes in

investment status and those who

their license was take off have

been taken into account.

2. Banking statistics are obtained

from the Bank of Indonesia.

3. The Consumer Price Indice (CPI)

which is the indicator of inflation

in Indonesia, since June 2008

has been developed from the

consumption pattern of the 2007

Cost of Living Survey (CLS)

conducted in 66 cities, covering

284-441 commodities.

4. Commodities of CPI consist of

7 Expenditure groups as follows:

foodstuff; prepare food, beverages,

and tobacco products; housing,

water, electricity, gas, and fuel;

clothing; health; education,

recreation, and sports; trans-

portation, communication, and

financial services.

Page 434: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

346 Banten in Figures 2010

5. Penghitungan IHK di Banten

mencakup 394 komoditas dan

dilakukan di 3 kota yaitu Kota

Serang, Kota Cilegon, dan Kota

Tangerang.

6. IHK Banten merupakan hasil

penghitungan dari gabungan

indeks tertimbang untuk masing-

masing kota tersebut di atas,

dengan penimbang yang digunakan

adalah jumlah rumahtangga di

kota-kota yang bersangkutan,

sehingga dapat mencerminkan IHK

Banten secara keseluruhan.

5. Calculating of Consumer Price

Indice covers 394 commodities in

Banten, and was conducted in

three cities as follows Serang,

Cilegon and Tangerang.

6. Banten CPI represents combined

results of a calculation of

weighted indices for each cities

mentioned above, with the weight

used is number of households in

cities concerned, so it can reflect

the overall CPI of Banten.

Page 435: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 347

11.1. Investasi (PMA dan PMDN)

Secara faktual, investasi yang

tumbuh di suatu negara dibedakan

menurut asalnya yaitu dari dalam dan

luar negeri. Dalam skala besar,

investasi yang berasal dari dalam

negeri lebih dikenal sebagai

Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN). Sedangkan yang berasal dari

luar negeri terbagi menjadi dua :

Pertama, investasi langsung atau yang

lebih dikenal sebagai Penanaman

Modal Asing (PMA) adalah model

investasi yang dilakukan dengan cara

langsung mendirikan pabrik atau unit

usaha lainnya sehingga berdampak

secara riil terhadap perekonomian

suatu negara. Kedua, investasi tidak

langsung atau lebih dikenal sebagai

investasi fortopolio adalah model

investasi yang umumnya dilakukan

melalui pasar uang sehingga lebih

berdampak terhadap sektor finansial

suatu negara.

Investasi, dalam kaitan PMA dan

PMDN, berarti meningkatkan

kapasitas produksi atau sisi supply

perekonomian suatu negara atau

daerah, menciptakan lapangan kerja,

meningkatkan pendapatan dan daya

beli masyarakat, sehingga menjadi

salah satu sumber pertumbuhan

ekonomi. Investasi tersebut, dalam

jangka panjang akan menyebabkan

pertumbuhan ekonomi di suatu negara

atau daerah akan terus terjaga dan

berkelanjutan atau sustainable growth,

serta meningkatkan PDRB potensial-

nya tanpa takut dihantui oleh

melonjaknya inflasi.

11.2. Invesment (FDI and DDI)

Factually, an investment grows in a

country made up of investment from

both domestic and foreign. Large-

scale domestic investment known as

Domestic Direct Investment (DDI).

While foreign investment is divided

into two: First, direct investment or

better known as Foreign Direct

Investment (FDI) is a model of

investment done by establishing a

factory or business unit of another,

thus more affecting economy of a

country in real. Second, indirect

investment or Foreign Indirect

Investment (FII), or better known as

fortopolio investment is an investment

model which is generally done through

financial markets, thus more affecting

financial sector of a country.

Investment, in terms of FDI and

DDI, means to increase production

capacity or supply side of a country or

regional economy, create jobs,

increase incomes and purchasing

power, thereby becoming one of the

sources of economic growth. Such

investment, in the long run will cause

economic growth in a country or

region will be maintained and

sustained, or sustainable growth, and

increasing the potential GRDP without

being haunted by high inflation.

Page 436: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

348 Banten in Figures 2010

Banyaknya realisasi proyek investasi

PMA di Banten pada tahun 2009

adalah sebanyak 68 proyek dengan

nilai sebesar 1,70 triliun rupiah dan

310,90 juta USD dan mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak

13.043 orang. Bila diperhatikan

komposisi menurut sektor, sebanyak

19 proyek senilai 1,23 triliun rupiah

dan 60,27 juta USD dialokasikan untuk

proyek-proyek di sektor perdagangan,

hotel, dan restoran, 39 proyek senilai

0,43 triliun rupiah dan 150,92 juta

USD untuk sektor industri pengolahan,

dan sisinya sebanyak 10 proyek senilai

0,05 triliun rupiah dan 99,71 juta USD

untuk proyek-proyek di tiga sektor

yaitu sektor pertambangan dan

penggalian; sektor pengangkutan dan

komunikasi dan sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan.

Karena itu, proyek investasi PMA

di Banten berlokasi di Kabupaten

Serang, Kabupaten Tangerang, Kota

Tangerang, dan Kota Cilegon, yaitu

kabupaten/kota yang menjadi pusat

bisnis dan industri terkonsentrasi.

Sementara itu, dari total proyek

sebanyak 14 proyek investasi PMDN

dengan nilai 412,27 miliar rupiah yang

terealisasi pada tahun 2009, sebanyak

12 proyek diantaranya yaitu dengan

nilai 406,77 miliar rupiah untuk sektor

industri pengolahan. Sisanya, yaitu

masing-masing senilai 2,5 miliar

rupiah dan 3 miliar rupiah dialokasi-

kan untuk sektor perdagangan, hotel,

dan restoran dan sektor keuangan,

persewaan, dan jasa perusahaan.

Number of realization of FDI projects

in Banten province amounted to 68

projects with value of 1.70 trillion

rupiahs and 310.90 million USD in

2009, and is able to provide 13,043

employments. According to its

composition by sector, amounted to 19

projects or value of 1.23 trillion

rupiahs and 60.27 million USD was

allocated for projects in sectors of

trade, hotels and restaurants, 39

projects or value of 0.43 trillion

rupiahs and 150.92 million USD for

manufacturing sector, and the rest as

much as 10 projects or value of 0.05

trillion rupiahs and 99.71 million USD

for projects in three sectors as follows

mining and quarrying, transportation

and communication sector, financial

sector, leasing, and business services.

Therefore, FDI projects in Banten

Province located in Serang Regency,

Tangerang Regecy, Tangerang

Municipality and Cilegon

Municipality. These regencies/

Municipalities have become center of

business and industrial sector

concentrated.

Meanwhile, about 14 DDI projects

valued 412.27 billion rupiahs realized

in 2009, 12 projects of total valued

406.77 billion rupiahs includes manu-

facturing sector. The rest, each valued

2.5 billion rupiahs and 3 billion

rupiahs allocated for trade, hotel and

restaurant sector and sector of

finance, real estate, and business

services.

Page 437: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 349

Sedangkan lokasi proyek terletak di

Kabupaten Tangerang, Kabupaten

Serang, Kota Tangerang, dan Kota

Cilegon. Total penyerapan tenaga kerja

untuk realisasi PMDN sendiri pada

tahun 2009 adalah sebanyak 2.710

orang.

11.2. Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD)

Salah satu instrumen kebijakan

fiskal yang dimiliki oleh Pemerintah

adalah pengeluaran atau belanja

Pemerintah. Melalui pos pengeluaran-

nya, Pemerintah melakukan intervensi

terhadap perekonomian nasional/

daerah dengan tujuan untuk mening-

katkan PDB/PDRB, menciptakan

lapangan kerja, mengurangi pengang-

guran dan meningkatkan pendapatan

masyarakat serta mengurangi kemis-

kinan.

Kebijakan fiskal dikatakan

ekspansif apabila pengeluaran peme-

rintah terus meningkat dan politik

anggarannya adalah defisit. Kebijakan

fiskal yang ekspansif sangat ber-

manfaat dalam kondisi krisis ekonomi

atau pada saat kondisi ekonomi sedang

lesu sehingga pemulihan ekonomi

menjadi lebih terpacu.

Kebijakan fiskal dikatakan kon-

traktif apabila pengeluaran pemerintah

menurun atau politik anggarannya

adalah surplus. Kebijakan fiskal yang

kontraktif sangat bermanfaat untuk

mengurangi tekanan inflasi akibat

pertumbuhan ekonomi yang terlalu

tinggi.

While the project site is located in

Tangerang Regency, Serang Regency,

Tangerang Municipality and Cilegon

Municipality. Realization of domestic

direct investment in 2009 absorbs

2,710 employments.

11.2. Local Government Budget

(APBD)

One of instruments of fiscal policy

adopted by Government is expenditure

or government expenditure. Through

postal expenditures, Government

intervention on national economy /

regional with the aim to increase

GDP/GRDP, create jobs, reduce

unemployment and increase incomes

and reduce poverty.

Fiscal policy is expansionary if

government expenditure keep rising

and political budget is in deficit.

Expansionary fiscal policy which is

very useful in conditions of economic

crisis or when economic conditions

weaken so that the economic recovery

becomes more racing.

Fiscal policy is contractionary if

government expenditure is declining

or political budget is in surplus

budget. Contractionary fiscal policy is

very useful to reduce inflationary

pressures caused by very highly

economic growth.

Page 438: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

350 Banten in Figures 2010

Apabila diperhatikan perkembangan

posturnya, terlihat bahwa APBD

Provinsi Banten dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan.

Realisasi pengeluaran atau belanja

Pemerintah Provinsi Banten pada

tahun 2009 meningkat sebesar 7,40

persen, yaitu dari 2,25 triliun rupiah

pada tahun 2008 menjadi 2,42 triliun

rupiah di tahun 2009. Pendapatan

daerah pun, setiap tahun terus

mengalami peningkatan. Dimana,

realisasi pendapatan daerah pada tahun

2009 mencapai 2,44 triliun rupiah yang

lebih tinggi bila dibandingkan dengan

tahun 2008 yang sebesar 2,35 triliun

rupiah. Akan tetapi, peningkatan

pendapatan tersebut lebih banyak

berasal dari peningkatan dana

perimbangan Pemerintah Pusat dan

sebagian lagi dari peningkatan

pendapatan asli daerah (PAD).

Tercatat, porsi dana perimbangan pada

tahun 2009 sebesar 30,58 persen yang

lebih tinggi bila dibandingkan dengan

tahun 2008 yang hanya sebesar 29,20

persen.

Peningkatan realisasi belanja

Pemerintah Provinsi Banten sangat

bermanfaat untuk perekonomian,

sayangnya peningkatan tersebut masih

dalam tataran kebijakan anggaran yang

bersifat surplus, dimana pendapatan

selalu lebih tinggi daripada belanja.

Padahal, untuk mengimbangi politik

anggaran Pemerintah Pusat yang selalu

defisit, Pemerintah Provinsi Banten

harus menempuh kebijakan anggaran

berimbang agar ekonomi daerah

menjadi lebih terpacu.

APBD of Banten province from year

to year is constantly increasing.

Actual expenditures or Government’s

spending in 2009 increased by 7.40

percent, from 2.25 trillion rupiahs in

2008 to 2.42 trillion rupiahs in 2009.

Similarly, the regional income.

Realization of regional income in 2009

reached 2.44 trillion higher than the

previous year which amounted to 2.35

trillion rupiahs. However, the increase

in revenue was more attributable to

increases in balance budged from the

Central Government and partly from

increased local government original

receipts (PAD). The portion of

balanced budget in 2009 is 30.58

percent higher than in 2008 which is

only amounted to 29.20 percent.

Increasing realization of Banten

provincial government spending is

very beneficial for the economy,

unfortunately, the increasing itself is

still within the surplus budget policy

level, where income is always higher

than expenditure. In fact, to in order to

counterbalance the central govern-

ment budget politics which is always

deficit, the Government of Banten

province should take balanced budget

policy to the regional economy to get

more developed.

Page 439: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 351

11.3. Penerimaan Pajak

Pajak merupakan salah satu sumber

pendapatan pemerintah. Semakin

tinggi level ekonomi suatu negara,

penerimaan pajak sudah seharusnya

menjadi semakin besar pula. Semakin

besar penerimaan pajak, semakin

berkurang pula kebergantungan

pemerintah terhadap utang sebagai

sumber pembiayaan.

Penerimaan pajak PBB di Provinsi

Banten pada tahun 2009 mencapai 1,11

triliun rupiah, meningkat sebesar 47,48

miliar rupiah bila dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yang sebesar 1,07

triliun rupiah. Peningkatan tersebut,

terutama disebabkan oleh pertambahan

pajak PPB di daerah perkotaan sebesar

77,62 miliar rupiah.

Sedangkan, penerimaan pajak

penghasilan di Provinsi Banten pada

tahun 2009 mengalami penurunan

sebesar 4,07 miliar rupiah sehingga

total penerimaannya menjadi 2,79

triliun rupiah. Penurunan tersebut

disebabkan oleh turunnya penerimaan

pajak penghasilan dari badan usaha

yang mencapai 77,02 miliar rupiah.

Akibatnya, penerimaan pajak PBB dan

pajak pernghasilan pada tahun 2009

hanya bertambah sebesar 43,41 miliar

rupiah atau sebesar 1,12 persen,

sehingga total penerimaan pajak pada

tahun 2009 mencapai 3,90 triliun

rupiah.

11.3. Tax Revenue

Taxes are one of sources of

government revenue. The higher the

level of a country's economy, tax

revenues should be greater. The

greater the tax revenue, also decreases

dependence on government debt as a

source of financing.

Land and building tax receipts in

Banten Province reached 1.11 trillion

rupiahs in 2009, an increase of 47.48

billion rupiahs compared to previous

year which amounted to 1.07 trillion

rupiahs. This increase was mainly

caused by the increment of property

tax in urban areas amounted to 77.62

billion rupiahs.

While income tax receipts in the

province of Banten in 2009 has

decreased by 4.07 billion rupiahs so

that the total receipts to 2.79 trillion

rupiahs. The decline was caused by a

decline in income tax revenue from

business entities which reached 77.02

billion rupiahs. As a result, property

tax receipts and income taxes only

increased 43.41 billion rupiahs or

equal to 1.12 percent in 2009,

bringing 3.90 trillion rupiahs of total

tax revenue in 2009.

Page 440: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

352 Banten in Figures 2010

11.4. Perbankan

Jumlah dana masyarakat yang

berhasil dihimpun oleh kalangan

perbankan di Banten sampai akhir

tahun 2009 mencapai 43,19 triliun

rupiah, bertambah sebesar 6,92 triliun

rupiah bila dibandingkan dengan tahun

2008 yang sebesar 36,23 persen. Bila

diperhatikan komposisi dana menurut

lokasi bank penghimpun, terlihat

bahwa yang terbesar berasal dari Kota

Tangerang dengan nilai sebesar 18,66

triliun rupiah dan yang terkecil

dihimpun dari lebak dengan jumlah

dana sebesar 0,54 triliun rupiah.

Sementara itu, total pinjaman yang

disalurkan oleh kalangan perbankan

untuk lokasi kegiatan di Banten sampai

akhir tahun 2009 adalah sebesar 58,02

triliun rupiah, lebih tinggi bila

dibandingkan dengan tahun 2008 yang

58,00 triliun rupiah. Apabila dilihat

dari penggunaannya, sekitar 26,94

triliun rupiah diperuntukkan bagi

pinjaman modal kerja; 11,41 triliun

rupiah untuk pinjaman investasi dan

sisanya untuk pinjaman konsumsi.

Secara sektoral, pinjaman terbesar

diberikan untuk pengembangan sektor

industri pengolahan, dengan total

pinjaman sebesar 18,42 triliun rupiah.

Sedangkan bila diperhatikan menurut

lokasi kegiatanya, maka pinjaman

terbesar diberikan untuk proyek yang

berlokasi di Kabupaten Tangerang

yaitu dengan jumlah sebesar 33,00

trulyun rupiah.

11.4. Banking

Number of public funds that have

been collected by banks in Banten

until the end of 2009 reached 43.19

trillion rupiahs, an increase of 6.92

trillion rupiahs compared to 2008

which is amounted to 36.23 percent.

Through the composition of the fund

according to bank location can be

seen that the largest collector is from

Tangerang Municipality with value of

18.66 trillion rupiahs and the smallest

collected is from Lebak Regency with

total fund amounted to 0.54 trillion

rupiahs.

Meanwhile, total loans distributed

by banks for the project site in Banten

until the end of 2009 amounted to

58.02 trillion rupiahs, higher than

2008 which is 58.00 trillion rupiahs.

From its use, about 26.94 trillion

rupiahs allocated for working capital

loans; 11.41 trillion rupiahs for

investment loans and the rest for

consumption loans. By sector, the

largest loan granted for the

development of manufacturing sector,

with total loans amounted to 18.42

trillion rupiahs. While according to

the location of the project, the largest

loan given to projects located in

Tangerang Regency with the amount

of 33.00 trillion rupiahs.

Page 441: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 353

Selanjutnya, bila dibandingkan antara

jumlah dana yang berhasil dihimpun

dengan jumlah pinjaman yang

disalurkan, maka dapat disimpulkan

bahwa pada tahun 2009 ini lebih

banyak dana dari luar yang masuk ke

Banten daripada dana yang ke luar

Banten, yaitu dengan selisih sekitar

14,82 triliun rupiah. Meskipun

demikian, bila dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, besarnya selisih

dana tersebut semakin berkurang.

11.5. Indeks Harga Konsumen

(IHK) dan Inflasi

IHK Banten pada bulan Desember

2009 tercatat sebesar 119,06 atau lebih

tinggi bila dibandingkan dengan IHK

pada bulan yang sama tahun

sebelumnya yang sebesar 118,64.

Akibatnya, laju inflasi di Banten untuk

daerah perkotaan pada tahun

2009 sebesar 2,86 persen, jauh lebih

rendah bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang mencapai 11,47

persen. Sehingga, dapat dikatakan

bahwa kenaikan harga barang dan jasa

untuk daerah perkotaan di Banten

secara umum sangat rendah dan

terkendali. Hal ini dapat terjadi karena

Bank Indonesia serta Pemerintah Pusat

dan Provinsi Banten berhasil

mengatasi gejolak kenaikan harga baik

dari sisi demand maupun sisi supply

dan baik yang berasal dari dalam

negeri atau domestic inflation maupun

dari luar atau imported inflation.

Sedangkan, inflasi untuk daerah

perdesaan di Banten pada tahun 2009

mencapai 3,45 persen, lebih tinggi bila

dibandingkan dengan inflasi daerah

perkotaan yang sebesar 2,86 persen.

Furthermore, comparing between the

amount of collected funds and the

amount of loan disbursed, it can be

concluded that in 2009 more funding

coming from outside to Banten than

the funds out of Banten, with the

difference of about 14.82 trillion

rupiahs. Nevertheless, the amount of

excess funds compared to previous

year seems to be waning.

11.5. Consumer Price Indices

(CPI) dan Inflation

Banten CPI in December 2009 was

recorded at 119.06 or higher than

compared to the same month in

previous year which is amounted to

118.64. As a result, the inflation rate

for urban areas in Banten in 2009 only

amounted to 2.86 percent, much lower

than compared to previous year which

reached 11.47 percent. Thus, it can be

said that the rising prices of goods and

services for urban areas in Banten is

generally very low and under control.

This can happen because the Bank

Indonesia and the Central Government

and the Province of Banten

successfully overcome both the rise of

price from the demand side and supply

side and wether comes from domestic

or domestic inflation, or from outside

or imported inflation. Meanwhile,

inflation for rural areas in Banten

reached 3.45 percent in 2009, higher

than 2.86 percent of urban inflation.

Page 442: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

354 Banten in Figures 2010

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

yang pernah dilakukan oleh BPS dan

Bank Pembangunan Asia (ADB) yang

menyatakan bahwa laju inflasi daerah

perdesaan akan selalu lebih tinggi

bila dibandingkan dengan daerah

perkotaan, yang salah satunya disebab-

kan oleh tingginya kenaikan biaya

transportasi akibat rendahnya kualitas

jalan.

Sementara itu, nilai tukar petani

(NTP) di Banten pada tahun 2009

secara rata-rata mencapai 97,75.

Berarti, perubahan harga yang dibayar

petani lebih besar bila dibandingkan

yang diterima petani dari kegiatan

pertaniannya. Meskipun demikian,

tingkat kesejahteraan petani di Banten

pada tahun 2009 telah mengalami

peningkatan karena NTP pada tahun

2008 rata-rata hanya sebesar 97,31.

11.6. Koperasi

Kinerja usaha koperasi di Provinsi

Banten pada tahun 2009 secara umum

menunjukkan peningkatan yang signi-

fikan bila dibandingkan dengan tahun

2010, karena hampir semua indikator-

nya menunjukkan adanya perbaikan.

Tercatat, jumlah koperasi yang aktif

meningkat sebesar 18,10 persen dan

sebaliknya jumlah koperasi yang tidak

aktif berkurang sebesar 10,46 persen.

This is in accordance with the results

of research ever done by the BPS and

the Asian Development Bank (ADB),

which states that rural inflation rate

will always be higher than urban

areas, one of which is caused by

highly increased of transportation cost

to poor quality of roads.

Meanwhile, the Farmers’ Term of

Trade (NTP) in Banten reached an

average of 97.75 in 2009. Means,

changes in prices paid by farmers is

larger than that received by farmers

from their agricultural activities.

Nevertheless, the level of welfare of

farmers in Banten in 2009 has

increased compared to the previous

year which is only 97.31percent of an

average.

11.6. Cooperative

Performance of cooperative bussines

in Banten Province in 2009 generally

shows more significant improvement

than compared to 2010, because

almost all indicators show improve-

ment. Noted, number of active

cooperatives increased by 18.10

percent and conversely the number of

cooperatives that are not actively

reduced by 10.46 percent.

Page 443: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 355

Modal yang dimiliki oleh koperasi dan

modal luar meningkat masing-masing

sebesar 41,69 persen dan 52,99 persen.

Bahkan, jumlah asset koperasi pun

meningkat sebesar 48,42 persen.

Sedangkan, satu-satunya indikator

yang menunjukan penurunan hanyalah

volume usaha yang turun sebesar 6,55

persen. Meskipun demikian, jumlah

sisa hasil usaha (SHU) koperasi justru

meningkat sebesar 43,05 persen, yang

mengisyaratkan adanya peningkatan

keuntungan yang diperoleh.

Capital owned by cooperatives and

outside capital increase amounting to

41.69 percent and 52.99 percent.

In fact, the total assets of cooperatives

also increased by 48.42 percent.

Meanwhile, the only indicator shows

decreased was business volume,

decreased by 6.55 percent. However,

the amount of net income (SHU)

cooperative instead increased by

43.05 percent, which suggests an

increase in profits.

Page 444: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

356 Banten in Figures 2010

Grafik 11.1

Figure

Realisasi Nilai PMA dan PMDN

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009

Value of Domestic and Foreign Direct Investment

in Banten Province (million rupiahs), 2008-2009

4 436 521

1 999 753

4 498 681

412 271

0

500 000

1 000 000

1 500 000

2 000 000

2 500 000

3 000 000

3 500 000

4 000 000

4 500 000

5 000 000

PMA / Foreign Direct Invesment PMDN / Domestic Direct Investment

2008

2009

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten

Regional Investment Coordinating Board of Banten Province Catatan / Note : 1 US$ = 9.000 IDR

Grafik 11.2

Figure

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009

Local Government Budget Realization of

Banten Province (million rupiahs), 2008-2009

2 351 381

2 253 983

2 436 067

2 420 829

2 150 000

2 200 000

2 250 000

2 300 000

2 350 000

2 400 000

2 450 000

Pendapatan / Receipt Belanja / Expenditures

2008

2009

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 445: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 357

Grafik 11.3

Figure

Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Banten

Menurut Jenis Penerimaan, 2008-2009

Percentage of Actual Local Government Receipt

of Banten Province by Type of Receipt, 2008-2009

29,18 30,56

0,15 0,14

70,59 69,22

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2008 2009

Pendapatan Asli Daerah

Local Government Original Receipt

Lain-lain Pendapatan Daerah

Yang Sah / Other Receipt

Dana Perimbangan

Balanced Budget

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Grafik 11.4

Figure

Posisi Simpanan dan Pinjaman Perbankan

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding Loans and Bank Funds

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009

29 401 816

44 804 562

36 231 967

43 194 467

57 996 147 58 017 506

0

10 000 000

20 000 000

30 000 000

40 000 000

50 000 000

60 000 000

70 000 000

Simpanan / Funds Pinjaman / Loans

2007

2008

2009

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 446: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

358 Banten in Figures 2010

Grafik 11.5

Figure

Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten

Menurut Jenis Penggunaan (persen), 2007-2009

Composition of Bank Loans in Banten Province

by Type of Loans (percent), 2007-2009

31,37 32,72 29,62

6,89 6,756,69

61,74 60,53 63,69

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2007 2008 2009

Konsumsi / Consumption

Investasi / Invesment

Modal Kerja / Working Capital

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Grafik 11.6

Figure

Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten

Menurut Sektor Ekonomi, 2007-2009

Composition of Bank Loans in Banten Province

by Economic Sector, 2007-2009

39,27 40,9131,75

12,75 11,71

14

37,69 37,6542,35

5,353,37

2,19 4,874,875,54

0,70,590,87

0%

20%

40%

60%

80%

100%

2007 2008 2009

Lainnya / Others

Pengangkutan /

Transportation

Perdagangan / Trade

Konstruksi /

Construction

Listrik, Gas dan Air / Elect.,

Gas, and Water Supply

Perindustrian /

Manufacturing Industry

Pertambangan /

Mining

Pertanian /

Agriculture

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 447: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 359

Grafik 11.7

Figure

Laju Inflasi Tahun Kalender di Banten, Kota Serang,

Kota Cilegon dan Kota Tangerang Menurut Bulan, 2009

Monthly Inflation Rate of Calendar Year in Banten,

Serang City, Cilegon City and Tangerang City, 2009

-1

0

1

2

3

4

5

6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

Banten

Kota Tangerang

Kota Cilegon

Kota Serang

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 11.8

Figure

Inflasi Tahun Kalender Provinsi Banten

Menurut Kelompok Pengeluaran, 2009

Inflation Rate of Banten Province

by Commodity Group (percent), 2009

1,81

8,33

3,17

7,166,76

6,13

-4,27

2,86

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Bahan Makanan

Food

Makanan Jadi, Minuman, Tembakau

Prepared Food, Beverages, Tobacco

Perumahan/Air/Listrik

Housing/Water/Elect.

Sandang

Clothing

Kesehatan

Health

Pendidikan, Rekreasi, Olahraga

Education, Recreation, Sport

Transportasi, Komunikasi

Transportation, Communication

Umum General

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 448: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

360 Banten in Figures 2010

Grafik 11.9

Figure

Laju Inflasi Bulanan di Provinsi Banten

Menurut Daerah Perkotaan dan Pedesaan, 2009

Monthly Inflation Rate in Banten Province

by Urban and Rural Areas, 2009

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

Perkotaan / Urban

Pedesaan / Rural

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 11.10

Figure

Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Banten

Menurut Periode Bulan dan Subsektor, 2009

Farmers’ Terms of Trade in Banten Province

by Month and Subsector, 2009

85

90

95

100

105

110

115

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

Tanaman Pangan / Food Crops

Tanaman Holtikultura / Holticulture

Tanaman Perkebunan Rakyat / Smallholder Estate Crops

Peternakan / Animal Husbandry

Perikanan / Fishery

NTP Gabungan / Composite NTP

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 449: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 361

11.1. PENANAMAN MODAL

DIRECT INVESTMENT

Tabel 11.1.1

Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Recapitulation of Foreign Direct Invesment (FDI)

Realization by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Reg./Municipality

Realisasi Investasi / Realization of Investment

Jumlah Proyek

Number of Projects

Nilai Investasi

Value of Investment

Penyerapan Tenaga Kerja Spare of Manpower

(orang/man)

juta Rp million Rp

ribu US$ thousand US$

Asing Foreign

Indonesia Indonesia

(1) (2) (3) (4) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - - - - -

2. Lebak - - - - -

3. Tangerang 43 299 228,00 52 539,89 - 9 244

4. Serang - 1 076 531,94 160 493,93 - 1 580

Kota / Municipality

5. Tangerang 15 324 858,23 8 002,00 - 2 189

6. Cilegon 1 - 89 860,00 - 30

7. Serang - - - - -

8. Tangerang Selatan - - - - -

Provinsi Banten 68 1 700 618,16 310 895,82 - 13 043

2008 110 2 655 235,41 197 920,61 - 36 051

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten

Regional Investment Coordinating Board of Banten Province

Page 450: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

362 Banten in Figures 2010

Tabel 11.1.2

Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMA

Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009

Number and Realizable Value of FDI Projects

by Business Sector in Banten Province, 2009

Table

Sektor / Subsektor Sector / Subsector

Jumlah Proyek

Number of Project

Realisasi Investasi Realization of Investment

juta rupiah million rupiahs

ribu US$ thousand US$

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian / Agriculture - - -

2. Pertambangan dan Penggalian / Mining & Quarrying 3 - 93 060,00

3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 39 434 539,00 150 919,72

1). Makanan, minuman dan tembakau 6 276 500,00 49 400,00

2). Tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki 10 146 600,00 68 466,00

3). Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 5 - 3 828,45

4). Kertas dan barang cetakan 2 - 1 425,00

5). Pupuk, kimia dan barang dari karet 2 - 2 350,00

6). Semen dan barang galian bukan logam 2 2 200,00 500,00

7). Logam dasar, besi, dan baja 7 9 239,00 19 674,33

8). Alat angkut, mesin dan peralatannya 2 - 800,00

9). Barang lainnya 3 - 4 475,94

4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply

- - -

5. Bangunan / Construction - - -

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran Trade, Hotel & Restaurants

19

1 216 293,97

60 270,00

7. Pengangkutan dan Komunikasi Transportation & Communication

4

49 785,19

5 546,10

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Finance, Real Estate & Business Services

3 - 1 100,00

9. Jasa-jasa / Services - - -

Jumlah / Total 68 1 700 618,16 310 895,82

2008 110 2 655 235,41 197 920,61

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten

Regional Investment Coordinating Board of Banten Province

Page 451: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 363

Tabel 11.1.3

Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2009

Recapitulation of Domestic Direct Invesment (DDI)

Realization by Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota

Reg./Municipality

Realisasi Investasi / Realization of Investment

Jumlah Proyek

Number of Projects

Nilai Investasi

Value of Investment

Penyerapan Tenaga Kerja Spare of Manpower

(orang/man)

juta Rp million Rp

ribu US$ thousand US$

Asing Foreign

Indonesia Indonesia

(1) (2) (3) (4) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang - - - - -

2. Lebak - - - - -

3. Tangerang 7 235 367,93 - - 1 804

4. Serang 3 111 020,39 - - 466

Kota / Municipality

5. Tangerang 3 37 860,27 - - 250

6. Cilegon 1 28 022,68 - - 190

7. Serang - - - - -

8. Tangerang Selatan - - - - -

Provinsi Banten 14 412 271,27 - - 2 710

2008 32 1 999 753,06 - - 4 131

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten

Regional Investment Coordinating Board of Banten Province

Page 452: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

364 Banten in Figures 2010

Tabel 11.1.4

Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMDN

Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009

Number and Realizable Value of DDI Projects

by Business Sector in Banten Province, 2009

Table

Sektor / Subsektor Sector / Subsector

Jumlah Proyek Number of Project

Realisasi Investasi (juta rupiah)

Realization of Investment (million rupiahs)

(1) (2) (3)

1. Pertanian / Agriculture - -

2. Pertambangan dan Penggalian / Mining & Quarrying - -

3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 12 406 771,27

1). Makanan, minuman dan tembakau 3 195 413,32

2). Tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki - -

3). Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya - -

4). Kertas dan barang cetakan 1 5 360,27

5). Pupuk, kimia dan barang dari karet 6 127 647,68

6). Semen dan barang galian bukan logam - -

7). Logam dasar, besi, dan baja 1 28 350,00

8). Alat angkut, mesin dan peralatannya 1 50 000,00

9). Barang lainnya - -

4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply

- -

5. Bangunan / Construction - -

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran Trade, Hotel & Restaurants

1 2 500,00

7. Pengangkutan dan Komunikasi Transportation & Communication

- -

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Finance, Real Estate & Business Services

1 3 000,00

9. Jasa-jasa / Services - -

Jumlah / Total 14 412 271,27

2008 32 1 999 753,06

Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten

Regional Investment Coordinating Board of Banten Province

Page 453: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 365

11.2. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LOCAL GOVERNMENT BUDGET

Tabel 11.2.1

Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan

Belanja (APBD) Pemerintah Provinsi Banten

(juta rupiah), 2008-2009

Recapitulation of Local Government Budget Realization

of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009

Table

Uraian / Description 2008 2009

(1) (2) (3)

1. Pendapatan Daerah Local Government Receipt

2 351 380,50

2 436 066,74

A. Pendapatan Asli Daerah/ Local Government Original Receipt

1 661 168,63

1 687 721,37

B. Dana Perimbangan / Balanced Budget

686 651,07

744 966,51

C. Lain - lain Pendapatan Daerah Yang Sah / Other Receipt

3 560,81

3 378,86

2. Belanja Daerah / Local Expenditures

2 253 982,71

2 420 828,80

A. Belanja Langsung / Direct Expenditures

1 165 236,02

1 173 761,52

B. Belanja Tidak Langsung / Indirect Expenditures

1 088 746,69

1 247 067,28

3. Surplus (Defisit) / Surplus (Deficit) 97 397,79 15 237,94

4. Pembiayaan Daerah / Local Government Financing

138 065,94

220 963,74

A. Penerimaan Pembiayaan Daerah Local Government Financing Receipts

149 104,13

238 463,74

B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Local Government Financing Expenditures

11 038,19

17 500,00

5. Sisa Lebih Penghitungan Anggaran (SILPA) Tahun Berkenan Rest of the Current Year’s Budget

235 463,74

236 201,68

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 454: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

366 Banten in Figures 2010

Tabel 11.2.2

Realisasi Pendapatan Daerah

Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009

Actual Local Government Receipt of Banten Province

(million rupiahs), 2008-2009

Table

Uraian / Description 2008 2009

(1) (2) (3)

A. Pendapatan Asli Daerah / Local Government Original Receipt

1 661 168,63

1 687 721,37

1. Pajak Daerah / Local Tax 1 601 610,64 1 617 821,80

2. Retribusi Daerah / Local Retribution 3 184,53 2 921,74

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan / Results Management of Separated Local Government Wealth

21 478,62

29 415,35

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Other Local Government Original Receipt

34 894,86

37 562,48

B. Dana Perimbangan / Balanced Budget 686 651,07 744 966,51

1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Tax Share / Non Tax Share

325 810,20

351 550,07

2. Dana Alokasi Umum / General Allocation Funds

342 743,86

361 295,44

3. Dana Alokasi Khusus / Special Allocation Funds

18 097,00

32 121,00

C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah / Other Receipt

3 560,81 3 378,86

1. Pendapatan Hibah / Grand Receipts 3 560,81 3 016,01

2. Dana Darurat / Emergency Fund - -

3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

- -

4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus / Funds for Adjusments and Special Autonomy

- 362,85

5. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

- -

Jumlah Pendapatan Daerah / Total Local Government Receipt

2 351 380,50 2 436 066,74

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 455: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 367

Tabel 11.2.3

Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten

(juta rupiah), 2008-2009

Actual Local Government Expenditures

of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009

Table

Uraian / Description 2008 2009

(1) (2) (3)

A. Belanja Tidak Langsung / Indirect Expenditures 1 165 236,02 1 173 761,52

1. Belanja Pegawai / Personnel Expenditures 239 413,28 294 424,40

2. Belanja Bunga / Interest Expenditures 0,00 -

3. Belanja Subsidi / Subsidies Expenditures 0,00 -

4. Belanja Hibah / Grand Expenditures 86 405,82 57 693,82

5. Belanja Bantuan Sosial / Social Aids Expenditures 36 219,53 48 116,10

6. Belanja Bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa / Sharing fund Expenditures

592 012,92

581 405,60

7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota

208 700,00

190 121,60

dan Pemerintah Desa / Financial Aids Expenditures

8. Belanja Tidak terduga / Unpredicted Expenditures 2 484,48 2 000,00

B. Belanja langsung / Direct Expenditures 1 088 746,69 1 247 067,28

1. Belanja Pegawai / Personnel Expenditures 138 702,93 106 741,19

2. Belanja Barang dan Jasa / God and Services Expenditures

356 095,63

457 759,96

3. Belanja Modal / Capital Expenditures 593 948,14 682 566,13

Jumlah Belanja Daerah / Total Local Government Expenditures

2 253 982,71 2 420 828,80

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 456: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

368 Banten in Figures 2010

Tabel 11.2.4

Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi

Banten (juta rupiah), 2008-2009

Actual Local Government Financing of Banten Province

(million rupiahs), 2008-2009

Table

Uraian / Description 2008 2009

(1) (2) (3)

A. Penerimaan Pembiayaan Daerah / Local Government Financing Receipts

149 104,13

238 463,74

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran Sebelumnya / Rest of the Previous Year’s Budget

149 104,13

235 463,74

2. Pencairan Dana Cadangan - -

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Dipisahkan /

- -

4. Penerimaan Pinjaman Daerah / Local Government Loan Receipts

-

3 000,00

5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - -

6. Penerimaan Piutang Daerah - -

B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah / Local Government Financing Expenditures

11 038,19

17 500,00

1. Pembentukan Dana Cadangan - -

2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah / Local Government Capital Participation (Investment)

4 554,00

17 500,00

3. Pembayaran Pokok Utang / Debt Principal Payments

3 484,19

-

4. Pemberian Pinjaman Daerah 3 000,00 -

5. Penjaminan Pinjaman - -

Jumlah Pembiayaan Daerah Total Local Government Financing

138 065,94 220 963,74

Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten

Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province

Page 457: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 369

11.3. PENERIMAAN PAJAK

TAX REVENUE

Tabel 11.3.1

Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Revenue Realization of Land and Housing Tax(LHT)

by Sector and Regency/Municipality

in Banten Province (million rupiahs), 2009

Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Pajak Bumi Bangunan (PBB) Land and Housing Taxes (LHT)

Pedesaan Rural

Perkotaan Urban

Perkebunan Estates

Kehutanan Forestry

(1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 4 257,75 1 391,94 736,26 508,01

2. Lebak 6 429,82 1 916,47 2 920,95 501,52

3. Tangerang 20 597,19 108 015,90 - -

4. Serang 10 224,91 15 400,29 124,01 119,77

Kota / Municipality

5. Tangerang - 174 292,54 - -

6. Cilegon - 56 277,94 - -

7. Serang - 8 368,22 - -

8. Tangerang Selatan - 98 956,62 - -

Provinsi Banten 41 509,67 464 619,92 3 781,22 1 129,30

2008 34 561,42 386 997,89 3 350,15 967,33

2007 21 011,11 336 154,40 3 695,33 857,71

2006 16 143,10 291 164,92 2 549,79 847,41

2005 14 753,35 260 058,63 2 152,77 874,00

Page 458: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

370 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.3.1

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality

Pajak Bumi Bangunan Land and Housing Taxes Jumlah

Total Pertambangan Mining

BPHTB / TAOLB

(1) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 21 674,09 2 642,30 31 210,36

2. Lebak 21 841,96 2 961,95 36 572,67

3. Tangerang 35 836,56 129 660,49 294 110,14

4. Serang 19 745,11 15 045,25 60 659,34

Kota / Municipality

5. Tangerang 19 880,52 101 791,90 295 964,96

6. Cilegon 9 263,22 35 189,02 100 730,18

7. Serang 7 673,16 7 458,29 23 499,67

8. Tangerang Selatan - 172 323,43 271 280,05

Provinsi Banten 135 914,62 467 072,63 1 114 027,36

2008 159 858,57 480 808,30 1 066 543,64

2007 158 146,10 364 493,19 884 357,83

2006 120 748,89 275 218,39 706 672,49

2005 102 168,61 - 380 007,35

Sumber / Source : Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Provinsi Banten - Kementerian Keuangan

Regional Office of Banten Province, General Directorate of Tax - Ministry of Finance Catatan / Note : BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) /

TAOLB (Taxes for The Acquisition of Ownership of Land and Buildings) Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan = PBB + BPHTB / Revenue of Land and Housing Tax = LHT + TAOLB

Page 459: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 371

Tabel 11.3.2

Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan

Menurut Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Realization of Income Tax Receipts by Tax Office

in Banten Province (million rupiahs), 2009

Table

Kantor Pelayanan Pajak Tax Office

PPH Pasal 25/29 Income Tax – Article 25/29

PPH Pasal 21

Income Tax – Article 21

Jumlah Total

Perorangan Individual

Badan Institution

(1) (2) (3) (4) (5)

KPP Pratama Serpong

32 190,77 12 297,87 279 497,43 323 986,07

KPP Pratama Kosambi

3 102,06 11 012,06 30 537,38 44 651,50

KPP Pratama Tigaraksa

19 305,94 34 134,48 469 396,78 522 837,20

KPP Pratama Tangerang Barat

11 430,62 37 880,17 82 065,65 131 376,43

KPP Pratama Tangerang Timur

14 350,36 12 031,24 52 961,25 79 342,85

KPP Madya Tangerang

- 475 761,69 627 565,24 1 103 326,93

KPP Pratama Serang

4 162,98 2 636,42 244 540,70 251 340,10

KPP Pratama Pandeglang

1 309,80 3 615,40 49 283,08 54 208,28

KPP Pratama Cilegon

10 808,58 3 637,69 264 398,66 278 844,93

Jumlah / Total 96 661,11 593 007,01 2 100 246,17 2 789 914,29

2008 77 659,57 670 026,66 2 046 301,35 2 793 987,58

2007 30 800,47 391 366,96 1 550 110,02 1 972 277,45

2006 44 848,93 274 777,03 1 288 260,38 1 607 886,34

2005 23 605,82 106 083,40 1 067 265,48 1 196 954,70

Sumber / Source : Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Provinsi Banten - Kementerian Keuangan

Regional Office of Banten Province, General Directorate of Tax - Ministry of Finance

Page 460: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

372 Banten in Figures 2010

11.4. PERBANKAN

BANKING

Tabel 11.4.1

Jumlah Kantor Bank Umum

Menurut Status Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009

Number of Commercial Bank Offices by Owner Status

in Banten Province, 2009

Table

Status Kepemilikan Owner Status

Kantor Pusat

Central Office

Kantor Cabang Branch Office

Kantor Pembantu

Agency

Kantor Kas Cash Office

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pemerintah State Banks

- 21 80 64 165

2. Pembangunan Daerah Regional Development Banks

- 9 9 6 24

3. Swasta Private Banks

- 34 189 42 265

4. Asing dan Campuran Foreign Banks

- 0 6 18 24

Jumlah / Total - 64 284 130 478

2008 - 52 191 106 349

2007 - 51 149 73 273

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 461: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 373

Tabel 11.4.2

Jumlah Kantor Bank Syariah

Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009

Number of Commercial Sharia Bank Offices

by Type of Bank in Banten Province, 2009

Table

Jenis Bank Syariah Type of Sharia Banks

2006 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Bank Umum Syariah Sharia Commercial Banks

13 14 15 32

2. Unit Usaha Syariah Sharia Financial Service Units

4 5 3 7

3. BPR Syariah Sharia Rural Banks

- - - -

Jumlah / Total 17 19 18 39

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 462: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

374 Banten in Figures 2010

Tabel 11.4.3

Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya

di Provinsi Banten, 2007-2009

Outstanding Bank Funds by Type of Funds

in Banten Province, 2007 - 2009

Table

Jenis Dana Type of Funds

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

1. Giro / Demand Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

6 128 925

7 984 671

8 744 564

b. Rekening (satuan) Account (unit)

59 476

54 031

55 117

2. Simpanan Berjangka / Time Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

11 544 146

14 932 831

18 290 560

b. Rekening (satuan) Account (unit)

74 411

80 801

85 603

3. Tabungan / Saving Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

11 728 745

13 314 465

16 159 343

b. Rekening (satuan) Account (unit)

2 420 726

2 556 203

2 799 400

Jumlah / Total

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

29 401 816

36 231 967

43 194 467

b. Rekening (satuan) Account (number)

2 554 613

2 691 035

2 940 120

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 463: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 375

Tabel 11.4.4

Posisi Dana Perbankan Bulanan Menurut Jenisnya

di Provinsi Banten, 2009

Monthly Outstanding Bank Funds by Type of Funds

in Banten Province, 2009

Table

Jenis Dana Type of Funds

Januari January

Februari February

Maret March

April April

Mei May

Juni June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Giro / Demand Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

8 136 797

7 689 744

7 546 906

7 612 829

7 454 455

6 281 985

b. Rekening (satuan) Account (unit)

53 942

54 238

54 356

52 689

73 063

49 646

2. Simpanan Berjangka/ Time Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

14 829 900

15 215 988

15 124 799

15 577 597

16 543 360

15 877 734

b. Rekening (satuan) Account (unit)

83 009

84 312

87 409

85 244

163 524

81 275

3. Tabungan / Saving Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

13 171 649

13 308 178

13 708 300

13 809 723

13 785 205

13 576 687

b. Rekening (satuan) Account (unit)

2 608 739

2 611 103

2 625 750

2 645 822

2 642 148

2 611 282

Jumlah /Total

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

36 138 346

36 213 910

36 380 006

37 000 150

37 783 020

35 736 405

b. Rekening (satuan) Account (number)

2 745 690

2 749 653

2 767 515

2 783 755

2 878 735

2 742 203

Page 464: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

376 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.4

Jenis Dana Type of Funds

Juli July

Agustus August

September September

Oktober October

November November

Desember December

(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1. Giro / Demand Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

7 671 878

7 063 613

7 506 144

6 716 884

7 141 863

8 744 564

b. Rekening (satuan) Account (unit)

54 552

53 508

53 442

54 339

53 576

55 117

2. Simpanan Berjangka / Time Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

16 087 185

15 777 362

16 127 982

16 731 289

17 366 873

18 290 560

b. Rekening (satuan) Account (unit)

84 640

84 460

84 389

85 752

84 711

85 603

3. Tabungan / Saving Deposits

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

13 912 319

14 169 497

14 655 912

14 820 472

14 985 002

16 159 343

b. Rekening (satuan) Account (unit)

2 686 526

2 738 902

2 702 764

2 791 029

2 763 550

2 799 400

Jumlah / Total

a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)

37 671 382

37 010 472

38 290 038

38 268 645

39 493 738

43 194 467

b. Rekening (satuan) Account (number)

2 825 718

2 876 870

2 840 595

2 931 120

2 901 837

2 940 120

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 465: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 377

Tabel 11.4.5

Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality

in Banten Province (million rupiahs), 2007 - 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 552 088 622 255 768 092

2. Lebak 508 491 359 762 547 631

3. Tangerang 1) 9 146 157 13 415 415 15 064 055

4. Serang 2) 2 296 186 2 844 722 4 691 476

Kota / Municipality

5. Tangerang 14 268 782 15 619 527 18 660 671

6. Cilegon 2 630 112 3 370 287 3 462 542

7. Serang ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 29 401 816 36 231 967 43 194 467

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 466: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

378 Banten in Figures 2010

Tabel 11.4.6

Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan Menurut

Kabupaten Kota di Provinsi Banten

(satuan), 2007-2009

Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality

in Banten Province (units), 2007 - 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 120 617 120 063 124 457

2. Lebak 94 881 55 168 90 660

3. Tangerang 1) 883 664 963 017 864 483

4. Serang 2) 327 975 377 263 438 365

Kota / Municipality

5. Tangerang 853 521 888 257 1 137 266

6. Cilegon 273 955 287 267 284 889

7. Serang ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 2 554 613 2 691 035 2 940 120

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 467: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 379

Tabel 11.4.7

Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan

Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding Bank Loans in Rupiah and

Foreign Currency by Type of Loans

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009

Table

Jenis Penggunaan Type of Loans

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

1. Modal Kerja Working Capital

23 688 113 30 587 192 26 942 326

2. Investasi Investment

7 946 151 10 510 535 11 413 636

3. Konsumsi Consumtion

13 170 298 16 898 420 19 661 544

Jumlah / Total 44 804 562 57 996 147 58 017 506

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 468: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

380 Banten in Figures 2010

Tabel 11.4.8

Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan Dalam Rupiah

dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Monthly Outstanding Bank Loans in Rupiah and

Foreign Currency by Type of Loans

in Banten Province (million rupiahs), 2009

Table

Jenis Penggunaan Type of Loans

Januari January

Februari February

Maret March

April April

Mei May

Juni June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Modal Kerja Working Capital

30 735 397 31 217 554 29 292 675 28 333 460 27 427 733 27 455 141

2. Investasi Investment

10 450 864 10 579 280 10 500 825 10 546 411 10 468 134 10 637 058

3. Konsumsi Consumtion

16 706 627 17 080 865 17 145 111 17 756 252 18 141 996 17 381 264

Jumlah / Total 57 892 888 58 877 699 56 938 611 56 636 123 56 037 863 55 473 463

Page 469: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 381

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.8

Jenis Penggunaan Type of Loans

Juli July

Agustus August

September September

Oktober October

November November

Desember December

(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1. Modal Kerja Working Capital

25 894 903 25 490 195 25 467 756 24 963 030 25 954 707 26 942 326

2. Investasi Investment

10 953 273 11 231 926 10 814 554 10 866 212 10 832 814 11 413 636

3. Konsumsi Consumtion

17 617 688 18 094 214 18 351 208 18 785 312 19 465 153 19 661 544

Jumlah / Total 54 465 864 54 816 335 54 633 518 54 614 554 56 252 674 58 017 506

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 470: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

382 Banten in Figures 2010

Tabel 11.4.9

Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta

Asing Menurut Sektor Ekonomi

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding Bank Loans in Rupiah and

Foreign Currency by Economic Sector

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009

Table

Sektor Ekonomi Economic Sector

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian Agriculture

585 603 407 225 392 658

2. Pertambangan Mining

173 255 110 992 180 004

3. Perindustrian Manufacturing Industry

17 592 930 23 724 928 18 419 144

4. Listrik, Gas & Air Electricity, Gas & Water Supply

981 871 1 955 158 3 102 786

5. Konstruksi Construction

2 480 076 2 826 013 2 822 777

6. Perdagangan Trade

5 712 791 6 793 679 8 124 802

7. Pengangkutan Transportation

390 732 342 362 405 942

8. Lainnya Others

16 887 304 21 835 790 24 569 393

Jumlah / Total 44 804 562 57 996 147 58 017 506

Page 471: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 383

Tabel 11.4.10

Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan dalam Rupiah dan

Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Monthly Outstanding Bank Loans in Rupiah and

Foreign Currency by Economic Sector

in Banten Province (million rupiahs), 2009

Table

Sektor Ekonomi Economic Sector

Januari January

Februari February

Maret March

April April

Mei May

Juni June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian Agriculture

427 736 467 546 523 330 490 264 493 163 508 490

2. Pertambangan Mining

108 539 105 982 113 068 116 043 112 726 125 955

3. Perindustrian Manufacturing Industry

23 927 060 24 231 707 21 927 050 20 763 828 20 534 653 20 061 964

4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup.

1 862 029 1 997 042 2 087 662 2 247 695 2 433 807 2 597 206

5. Konstruksi Construction

2 754 831 2 660 356 2 611 206 2 590 329 2 574 291 2 614 679

6. Perdagangan Trade

6 802 867 6 769 945 7 108 308 7 124 333 7 032 786 7 067 559

7. Pengangkutan Transportation

333 245 314 452 318 620 328 294 333 097 355 269

8. Lainnya Others

21 676 581 22 330 669 22 249 367 22 975 337 22 523 340 22 142 341

Jumlah / Total 57 892 888 58 877 699 56 938 611 56 636 123 56 037 863 55 473 463

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 472: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

384 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.10

Sektor Ekonomi Economic Sector

Juli July

Agustus August

September September

Oktober October

November November

Desember December

(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1. Pertanian Agriculture

499 718 472 558 396 811 376 117 373 986 392 658

2. Pertambangan Mining

153 563 155 244 166 054 177 664 180 897 180 004

3. Perindustrian Manufacturing Industry

18 593 154 18 528 849 18 070 191 17 340 327 18 060 045 18 419 144

4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup.

2 731 322 2 790 411 2 871 365 2 924 321 3 021 626 3 102 786

5. Konstruksi Construction

2 630 002 2 683 127 2 657 065 2 690 348 2 768 534 2 822 777

6. Perdagangan Trade

7 096 895 7 215 439 7 106 119 7 254 784 7 545 080 8 124 802

7. Pengangkutan Transportation

352 187 373 864 369 538 398 252 393 903 405 942

8. Lainnya Others

22 409 023 22 596 843 22 996 375 23 452 741 23 908 603 24 569 393

Jumlah / Total 54 465 864 54 816 335 54 633 518 54 614 554 56 252 674 58 017 506

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 473: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 385

Tabel 11.4.11

Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan

Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding Bank Loans in Rupiah and

Foreign Currency by Regency/Municipality

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 876 155 1 132 920 1 334 290

2. Lebak 806 843 849 300 1 301 989

3. Tangerang 1) 28 053 205 33 349 399 32 999 357

4. Serang 2) 6 195 288 8 770 679 8 561 307

Kota / Municipality

5. Tangerang 5 475 853 6 426 939 7 633 139

6. Cilegon 3 397 218 7 466 909 6 187 424

7. Serang ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 44 804 562 57 996 147 58 017 506

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 474: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

386 Banten in Figures 2010

Tabel 11.4.12

Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah

dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding Micro, Small, and Medium Credits

in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009

Table

Jenis Penggunaan Type of Credits

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

1. Modal Kerja Working Capital

6 417 907 8 852 806 8 922 392

2. Investasi Investment

1 408 654 1 826 830 2 014 603

3. Konsumsi Consumtion

12 629 043 16 378 031 19 185 327

Jumlah / Total 20 455 605 27 057 667 30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 475: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 387

Tabel 11.4.13

Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam

Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Monthly Outstanding Micro, Small, and Medium Credits

in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits

in Banten Province (million rupiahs), 2009

Table

Jenis Penggunaan Type of Credits

Januari January

Februari February

Maret March

April April

Mei May

Juni June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Modal Kerja Working Capital

8 320 806 8 364 625 8 230 864 8 523 647 8 840 174 8 741 967

2. Investasi Investment

1 800 584 1 781 827 1 790 277 1 821 499 1 816 529 1 832 445

3. Konsumsi Consumtion

16 330 782 16 746 689 16 816 315 17 014 175 17 396 734 17 212 168

Jumlah / Total 26 452 172 26 893 141 26 837 455 27 359 321 28 053 437 27 786 579

Page 476: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

388 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.13

Jenis Penggunaan Type of Credits

Juli July

Agustus August

September September

Oktober October

November November

Desember December

(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1. Modal Kerja Working Capital

8 520 936 8 649 944 8 688 049 8 889 914 8 740 811 8 922 392

2. Investasi Investment

1 851 010 1 831 209 1 875 835 1 967 272 1 970 856 2 014 603

3. Konsumsi Consumtion

17 431 497 17 911 335 18 159 661 18 595 398 18 863 921 19 185 327

Jumlah / Total 27 803 443 28 392 488 28 723 545 29 452 584 29 575 589 30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 477: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 389

Tabel 11.4.14

Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam

Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009

Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah

and Foreign Currency by Economic Sector

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009

Table

Sektor Ekonomi Economic Sector

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian Agriculture

115 008 168 464 174 133

2. Pertambangan Mining

50 067 77 166 66 509

3. Perindustrian Manufacturing Industry

2 447 383 3 515 272 2 544 782

4. Listrik, Gas & Air Electricity, Gas & Water Supply

10 397 22 945 38 617

5. Konstruksi Construction

398 598 497 049 649 764

6. Perdagangan Trade

3 228 757 4 278 259 5 076 720

7. Pengangkutan Transportation

153 521 188 739 222 334

8. Lainnya Others

14 051 874 18 309 773 21 349 463

Jumlah / Total 20 455 605 27 057 667 30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 478: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

390 Banten in Figures 2010

Tabel 11.4.15

Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Bulanan

dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009

Monthly Outstanding Micro, Small, and Medium Credits

in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector

in Banten Province (million rupiahs), 2009

Table

Sektor Ekonomi Economic Sector

Januari January

Februari February

Maret March

April April

Mei May

Juni June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian Agriculture

172 732 180 152 182 295 175 614 179 893 187 579

2. Pertambangan Mining

68 285 69 921 68 624 64 259 64 867 66 138

3. Perindustrian Manufacturing Industry

3 060 077 3 059 451 2 792 419 2 989 462 3 186 546 2 899 958

4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup.

21 270 22 280 21 612 24 321 25 645 25 896

5. Konstruksi Construction

462 553 461 231 490 453 519 319 528 388 555 502

6. Perdagangan Trade

4 236 111 4 313 681 4 423 366 4 518 930 4 565 180 4 730 498

7. Pengangkutan Transportation

180 216 171 348 177 107 179 682 185 747 198 559

8. Lainnya Others

18 250 927 18 615 077 18 681 579 18 887 734 19 317 171 19 122 449

Jumlah / Total 26 452 172 26 893 141 26 837 455 27 359 321 28 053 437 27 786 579

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 479: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 391

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.15

Sektor Ekonomi Economic Sector

Juli July

Agustus August

September September

Oktober October

November November

Desember December

(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1. Pertanian Agriculture

179 118 169 280 166 864 179 232 174 018 174 133

2. Pertambangan Mining

65 704 63 841 67 992 68 765 66 493 66 509

3. Perindustrian Manufacturing Industry

2 576 126 2 597 210 2 598 649 2 586 390 2 486 552 2 544 782

4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup.

48 232 28 248 32 763 33 703 35 050 38 617

5. Konstruksi Construction

602 951 651 139 628 600 664 355 681 574 649 764

6. Perdagangan Trade

4 776 998 4 825 184 4 852 132 5 032 136 4 949 130 5 076 720

7. Pengangkutan Transportation

195 020 195 771 190 888 209 919 211 190 222 334

8. Lainnya Others

19 359 294 19 861 814 20 185 657 20 678 084 20 971 581 21 349 463

Jumlah / Total 27 803 443 28 392 488 28 723 545 29 452 584 29 575 589 30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Page 480: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

392 Banten in Figures 2010

Tabel 11.4.16

Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam

Rupiah dan Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota,

(juta rupiah) 2007-2009

Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah

and Foreign Currency by Regency/Municipality

in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 732 081 1 050 281 1 332 411

2. Lebak 770 962 724 286 1 169 292

3. Tangerang 1) 12 898 402 16 317 207 17 628 529

4. Serang 2) 2 529 402 3 207 190 3 780 420

Kota / Municipality

5. Tangerang 2 315 560 3 523 930 4 423 789

6. Cilegon 1 209 198 2 234 773 1 787 881

7. Serang ... ... ...

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 20 455 605 27 057 667 30 122 322

Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

2) Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality

Page 481: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 393

11.5. HARGA-HARGA

PRICES

Tabel 11.5.1

Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan

di Banten (2007=100), 2009

Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Banten

(2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

125,12 121,64 114,35 111,29

Februari February

127,91 122,81 114,30 113,50

Maret March

126,41 124,16 114,46 114,70

April April

124,08 124,63 115,24 113,85

Mei May

124,15 125,29 116,02 113,89

Juni June

124,29 125,35 116,05 113,98

Juli July

124,39 125,60 116,15 114,32

Agustus August

126,06 126,83 116,14 114,91

September September

128,58 127,65 116,99 118,19

Oktober October

129,18 128,42 116,92 118,20

November November

128,95 128,93 117,49 119,35

Desember December

126,99 129,34 117,63 119,66

Page 482: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

394 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.1

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

110,00 106,67 108,64 116,01

Februari February

110,13 106,77 104,54 116,14

Maret March

110,58 107,02 104,68 116,21

April April

110,90 107,12 104,77 115,97

Mei May

111,93 107,41 104,73 116,33

Juni June

112,25 107,68 104,88 116,43

Juli July

112,82 107,79 105,01 116,60

Agustus August

114,12 108,30 105,13 117,30

September September

114,19 108,41 107,73 118,87

Oktober October

114,58 112,87 105,96 119,10

November November

114,64 113,06 105,96 119,36

Desember December

114,81 112,97 105,90 119,06

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 483: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 395

Tabel 11.5.2

Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan

di Kota Tangerang (2007=100), 2009

Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Tangerang City

(2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

125,54 121,48 113,70 109,97

Februari February

128,61 122,97 113,77 111,68

Maret March

126,96 124,68 113,98 113,06

April April

124,58 125,19 114,28 112,56

Mei May

124,72 125,88 114,35 112,59

Juni June

124,82 125,92 114,10 112,54

Juli July

124,42 126,20 114,08 112,96

Agustus August

126,13 127,73 113,83 113,86

September September

128,41 128,67 114,69 117,96

Oktober October

128,86 129,50 114,82 117,96

November November

129,01 130,11 115,44 118,93

Desember December

126,98 130,36 115,51 119,23

Page 484: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

396 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.2

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

110,90 105,88 110,59 115,96

Februari February

110,90 105,92 105,41 115,92

Maret March

111,19 106,05 105,38 116,00

April April

111,40 106,13 105,45 115,69

Mei May

112,51 106,24 105,32 115,89

Juni June

112,94 106,54 105,55 115,93

Juli July

113,33 106,75 105,64 115,96

Agustus August

115,02 107,20 105,62 116,65

September September

114,93 107,24 108,57 118,28

Oktober October

115,45 113,29 106,11 118,50

November November

115,53 113,55 106,14 118,87

Desember December

115,65 113,46 106,06 118,51

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 485: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 397

Tabel 11.5.3

Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan

di Kota Cilegon (2007=100), 2009

Monthly Consumer Price Indice (CPI)) of Cilegon City

(2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

120,38 124,29 112,34 108,29

Februari February

123,26 124,45 112,10 109,70

Maret March

123,14 124,48 113,39 110,42

April April

119,98 124,69 113,40 109,87

Mei May

120,13 125,37 115,57 110,09

Juni June

120,11 125,57 117,06 110,29

Juli July

121,68 125,43 116,90 111,11

Agustus August

123,42 125,62 117,10 111,09

September September

126,57 126,06 117,75 111,28

Oktober October

127,01 126,98 117,71 111,14

November November

126,09 126,97 118,46 112,28

Desember December

124,73 128,16 118,27 112,79

Page 486: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

398 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.3

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

103,66 103,01 108,03 114,96

Februari February

104,05 103,01 105,84 115,41

Maret March

104,06 103,50 106,17 115,78

April April

105,00 103,56 106,17 115,05

Mei May

106,35 103,92 106,18 115,78

Juni June

106,36 104,50 106,31 116,20

Juli July

106,60 104,18 106,31 116,56

Agustus August

107,27 104,73 106,31 117,15

September September

107,61 104,73 107,60 118,40

Oktober October

107,60 105,13 107,84 118,75

November November

108,00 105,11 107,84 118,76

Desember December

107,95 104,89 107,84 118,64

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 487: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 399

Tabel 11.5.4

Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan

di Kota Serang (2007=100), 2009

Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Serang City

(2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

127,36 120,03 119,57 120,93

februari February

128,61 120,42 119,11 126,53

Maret March

126,59 121,12 117,93 127,25

April April

125,31 121,67 121,98 124,30

Mei May

124,94 122,12 125,15 124,21

Juni June

125,42 122,18 125,29 124,90

Juli July

126,76 122,66 126,23 124,42

Agustus August

128,14 123,25 127,30 123,95

September September

131,33 123,84 128,28 125,78

Oktober October

132,87 124,12 127,11 126,04

November November

131,32 124,61 127,28 128,10

Desember December

129,14 125,12 128,08 128,26

Page 488: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

400 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.4

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

111,20 114,17 99,04 117,26

Februari February

111,76 114,66 98,80 117,94

Maret March

113,42 115,35 99,63 117,71

April April

113,74 115,62 99,93 118,27

Mei May

114,11 116,73 100,34 119,11

Juni June

114,09 116,57 100,07 119,25

Juli July

115,91 116,56 100,49 119,97

Agustus August

115,82 117,37 101,46 120,81

September September

116,45 117,91 103,45 122,37

Oktober October

116,50 117,85 103,42 122,54

November November

116,16 117,86 103,24 122,44

Desember December

116,77 117,90 103,27 122,29

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 489: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 401

Tabel 11.5.5

Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

di Banten (2007=100), 2009

Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups

in Banten (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

0,32 1,88 0,29 -0,34

Februari February

2,23 0,96 -0,04 1,99

Maret March

-1,17 1,10 0,14 1,06

April April

-1,84 0,38 0,69 -0,74

Mei May

0,06 0,53 0,67 0,03

Juni June

0,11 0,05 0,03 0,08

Juli July

0,08 0,20 0,08 0,30

Agustus August

1,34 0,97 -0,01 0,51

September September

2,00 0,65 0,73 2,85

Oktober October

0,47 0,60 -0,06 0,02

November November

-0,18 0,40 0,49 0,97

Desember December

-1,52 0,32 0,12 0,26

Page 490: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

402 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.5

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

2,29 0,21 -1,79 0,23

Pebruari February

0,12 0,09 -3,77 0,11

Maret March

0,40 0,24 0,13 0,06

April April

0,29 0,10 0,09 -0,21

Mei May

0,94 0,26 -0,03 0,31

Juni June

0,28 0,25 0,14 0,09

Juli July

0,51 0,10 0,12 0,15

Agustus August

1,16 0,48 0,12 0,60

September September

0,06 0,10 2,47 1,34

Oktober October

0,34 4,11 -1,64 0,19

November November

0,05 0,17 0,00 0,22

Desember December

0,15 -0,08 -0,05 -0,25

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 491: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 403

Tabel 11.5.6

Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Tangerang (2007=100), 2009

Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups

in Tangerang City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

0,33 2,48 0,02 -0,64

februari February

2,45 1,23 0,06 1,55

Maret March

-1,28 1,39 0,18 1,24

April April

-1,87 0,41 0,26 -0,44

Mei May

0,11 0,55 0,06 0,03

Juni June

0,08 0,03 -0,22 -0,04

Juli July

-0,32 0,22 -0,02 0,37

Agustus August

1,37 1,21 -0,22 0,80

September September

1,81 0,74 0,76 3,60

Oktober October

0,35 0,65 0,11 0,00

November November

0,12 0,47 0,54 0,82

Desember December

-1,57 0,19 0,06 0,25

Page 492: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

404 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.6

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

3,07 0,22 -1,72 0,29

Februari February

0,00 0,04 -4,68 -0,03

Maret March

0,26 0,12 -0,03 0,07

April April

0,19 0,08 0,07 -0,27

Mei May

1,00 0,10 -0,12 0,17

Juni June

0,38 0,28 0,22 0,03

Juli July

0,35 0,20 0,09 0,03

Agustus August

1,49 0,42 -0,02 0,60

September September

-0,08 0,04 2,79 1,40

Oktober October

0,45 5,64 -2,27 0,19

November November

0,07 0,23 0,03 0,31

Desember December

0,10 -0,08 -0,08 -0,30

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 493: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 405

Tabel 11.5.7

Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Cilegon (2007=100), 2009

Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups

in Cilegon City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

-0,05 0,01 0,76 -0,05

Februari February

2,39 0,13 -0,21 1,30

Maret March

-0,10 0,02 1,15 0,66

April April

-2,57 0,17 0,01 -0,50

Mei May

0,13 0,55 1,91 0,20

Juni June

-0,02 0,16 1,29 0,18

Juli July

1,31 -0,11 -0,14 0,74

Agustus August

1,43 0,15 0,17 -0,02

September September

2,55 0,35 0,56 0,17

Oktober October

0,35 0,73 -0,03 -0,13

November November

-0,72 -0,01 0,64 1,03

Desember December

-1,08 0,94 -0,16 0,45

Page 494: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

406 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.7

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

-0,03 0,00 -1,45 -0,09

Februari February

0,38 0,00 -2,03 0,39

Maret March

0,01 0,48 0,31 0,32

April April

0,90 0,06 0,00 -0,63

Mei May

1,29 0,35 0,01 0,63

Juni June

0,01 0,56 0,12 0,36

Juli July

0,23 -0,31 0,00 0,31

Agustus August

0,63 0,53 0,00 0,51

September September

0,32 0,00 1,21 1,07

Oktober October

-0,01 0,38 0,22 0,30

November November

0,37 -0,02 0,00 0,01

Desember December

-0,05 -0,21 0,00 -0,10

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 495: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 407

Tabel 11.5.8

Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Serang (2007=100), 2009

Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups

in Serang City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

0,58 0,61 1,25 0,89

Februari February

0,98 0,32 -0,38 4,63

Maret March

-1,57 0,58 -0,99 0,57

April April

-1,01 0,45 3,43 -2,32

Mei May

-0,30 0,37 2,60 -0,07

Juni June

0,38 0,05 0,11 0,56

Juli July

1,07 0,39 0,75 -0,38

Agustus August

1,09 0,48 0,85 -0,38

September September

2,49 0,48 0,77 1,48

Oktober October

1,17 0,23 -0,91 0,21

November November

-1,17 0,39 0,13 1,63

Desember December

-1,66 0,41 0,63 0,12

Page 496: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

408 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.8

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

0,38 0,36 -2,59 0,27

Februari February

0,50 0,43 -0,24 0,58

Maret March

1,49 0,60 0,84 -0,20

April April

0,28 0,23 0,30 0,48

Mei May

0,33 0,96 0,41 0,71

Juni June

-0,02 -0,14 -0,27 0,12

Juli July

1,60 -0,01 0,42 0,60

Agustus August

-0,08 0,69 0,97 0,70

September September

0,54 0,46 1,96 1,29

Oktober October

0,04 -0,05 -0,03 0,14

November November

-0,29 0,01 -0,17 -0,08

Desember December

0,53 0,03 0,03 -0,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 497: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 409

Tabel 11.5.9

Laju Inflasi Tahun Kalender

Menurut Kelompok Pengeluaran

di Banten (2007=100), 2009

Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups

in Banten (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

0,32 1,88 0,29 -0,34

Februari February

2,55 2,86 0,25 1,65

Maret March

1,35 3,99 0,39 2,72

April April

-0,52 4,39 1,08 1,96

Mei May

-0,46 4,94 1,76 2,00

Juni June

-0,35 4,99 1,79 2,07

Juli July

-0,27 5,20 1,87 2,38

Agustus August

1,07 6,23 1,87 2,91

September September

3,09 6,92 2,61 5,84

Oktober October

3,57 7,56 2,55 5,86

November November

3,39 7,99 3,05 6,89

Desember December

1,81 8,33 3,17 7,16

Page 498: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

410 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.9

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

2,29 0,21 -1,79 0,23

Februari February

2,41 0,30 -5,50 0,34

Maret March

2,83 0,54 -5,38 0,41

April April

3,12 0,64 -5,29 0,20

Mei May

4,09 0,91 -5,32 0,51

Juni June

4,38 1,16 -5,19 0,60

Juli July

4,91 1,27 -5,08 0,74

Agustus August

6,13 1,75 -4,97 1,34

September September

6,19 1,85 -2,62 2,70

Oktober October

6,55 6,04 -4,22 2,90

November November

6,60 6,21 -4,22 3,12

Desember December

6,76 6,13 -4,27 2,86

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 499: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 411

Tabel 11.5.10

Laju Inflasi Tahun Kalender

Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Tangerang (2007=100), 2009

Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups

in Tangerang City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

0,33 2,48 0,02 -0,64

Februari February

2,78 3,74 0,08 0,90

Maret March

1,46 5,18 0,26 2,15

April April

-0,44 5,61 0,53 1,70

Mei May

-0,33 6,19 0,59 1,73

Juni June

-0,25 6,23 0,37 1,68

Juli July

-0,57 6,46 0,35 2,06

Agustus August

0,80 7,75 0,13 2,87

September September

2,62 8,55 0,89 6,58

Oktober October

2,98 9,25 1,00 6,58

November November

3,10 9,76 1,55 7,45

Desember December

1,48 9,97 1,61 7,72

Page 500: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

412 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.10

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

3,07 0,22 -1,72 0,29

Februari February

3,07 0,26 -6,32 0,25

Maret March

3,34 0,38 -6,35 0,32

April April

3,53 0,45 -6,28 0,05

Mei May

4,56 0,56 -6,40 0,22

Juni June

4,96 0,84 -6,19 0,26

Juli July

5,33 1,04 -6,11 0,29

Agustus August

6,90 1,47 -6,13 0,88

September September

6,81 1,50 -3,51 2,29

Oktober October

7,30 7,23 -5,70 2,48

November November

7,37 7,48 -5,67 2,80

Desember December

7,48 7,39 -5,74 2,49

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 501: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 413

Tabel 11.5.11

Laju Inflasi Tahun Kalender

Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Cilegon (2007=100), 2009

Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups

in Cilegon City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

-0,05 0,01 0,76 -0,05

Februari February

2,34 0,14 0,55 1,26

Maret March

2,24 0,16 1,70 1,92

April April

-0,38 0,33 1,71 1,41

Mei May

-0,26 0,88 3,66 1,62

Juni June

-0,27 1,04 5,00 1,80

Juli July

1,03 0,93 4,85 2,56

Agustus August

2,47 1,08 5,03 2,54

September September

5,09 1,43 5,61 2,71

Oktober October

5,45 2,17 5,58 2,58

November November

4,69 2,16 6,25 3,64

Desember December

3,56 3,12 6,08 4,11

Page 502: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

414 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.11

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

-0,03 0,00 -1,45 -0,09

Februari February

0,35 0,00 -3,45 0,30

Maret March

0,36 0,48 -3,15 0,63

April April

1,26 0,53 -3,15 -0,01

Mei May

2,57 0,88 -3,14 0,63

Juni June

2,57 1,45 -3,02 0,99

Juli July

2,81 1,14 -3,02 1,30

Agustus August

3,45 1,67 -3,02 1,82

September September

3,78 1,67 -1,84 2,90

Oktober October

3,77 2,06 -1,62 3,21

November November

4,16 2,04 -1,62 3,22

Desember December

4,11 1,83 -1,62 3,11

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 503: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 415

Tabel 11.5.12

Laju Inflasi Tahun Kalender

Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Serang (2007=100), 2009

Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups

in Serang City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

0,58 0,61 1,25 0,89

Februari February

1,56 0,94 0,86 5,56

Maret March

-0,03 1,53 -0,14 6,17

April April

-1,04 1,99 3,29 3,70

Mei May

-1,33 2,36 5,98 3,63

Juni June

-0,96 2,41 6,10 4,20

Juli July

0,10 2,82 6,89 3,80

Agustus August

1,19 3,31 7,80 3,41

September September

3,71 3,81 8,63 4,94

Oktober October

4,93 4,04 7,64 5,16

November November

3,70 4,45 7,78 6,87

Desember December

1,98 4,88 8,46 7,01

Page 504: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

416 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.12

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

0,38 0,36 -2,59 0,27

Februari February

0,88 0,79 -2,82 0,85

Maret March

2,38 1,40 -2,01 0,65

April April

2,67 1,64 -1,71 1,13

Mei May

3,01 2,61 -1,31 1,85

Juni June

2,99 2,47 -1,57 1,97

Juli July

4,63 2,46 -1,16 2,58

Agustus August

4,55 3,17 -0,21 3,30

September September

5,12 3,65 1,75 4,63

Oktober October

5,16 3,60 1,72 4,78

November November

4,86 3,60 1,54 4,69

Desember December

5,41 3,64 1,57 4,57

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 505: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 417

Tabel 11.5.13

Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun

Menurut Kelompok Pengeluaran

di Banten (2007=100), 2009

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups

in Banten (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

15,74 13,26 10,78 5,37

Februari February

12,84 13,84 10,66 5,36

Maret March

11,13 14,87 9,13 6,05

April April

9,71 13,78 9,79 4,91

Mei May

7,01 10,77 8,92 4,86

Juni June

5,43 9,76 7,29 4,56

Juli July

3,75 9,79 6,68 4,65

Agustus August

2,45 9,80 5,69 5,23

September September

2,59 10,09 2,97 7,90

Oktober October

2,64 9,79 2,64 7,66

November November

4,34 8,63 2,94 7,94

Desember December

1,81 8,33 3,17 7,16

Page 506: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

418 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.13

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

8,27 4,16 8,10 11,00

Februari February

8,22 4,14 4,03 9,73

Maret March

8,58 4,38 4,19 9,19

April April

8,55 4,40 4,50 8,79

Mei May

8,27 4,27 2,33 6,95

Juni June

7,63 4,12 -6,97 4,12

Juli July

8,18 3,60 -6,89 3,64

Agustus August

9,37 3,55 -6,82 3,21

September September

8,17 3,53 -4,58 3,12

Oktober October

7,97 7,52 -6,92 2,76

November November

7,44 6,53 -6,88 2,99

Desember December

6,76 6,13 -4,27 2,86

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 507: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 419

Tabel 11.5.14

Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun

Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Tangerang (2007=100), 2009

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups

in Tangerang City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

16,24 12,85 9,54 3,88

Februari February

12,83 14,00 9,61 3,14

Maret March

11,57 15,58 7,84 4,41

April April

10,36 14,66 8,11 3,78

Mei May

7,30 12,61 6,39 3,81

Juni June

5,50 11,26 4,75 3,58

Juli July

3,41 11,41 4,61 3,97

Agustus August

1,73 11,43 3,40 4,80

September September

1,49 11,83 0,29 8,23

Oktober October

1,58 11,83 0,16 8,28

November November

4,06 10,50 1,23 8,42

Desember December

1,48 9,97 1,61 7,72

Page 508: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

420 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.14

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

9,21 3,22 9,72 10,84

Februari February

9,08 3,26 4,58 9,36

Maret March

9,36 3,38 4,55 8,95

April April

9,17 3,46 4,37 8,55

Mei May

8,63 3,07 2,01 6,59

Juni June

7,83 2,98 -7,64 3,48

Juli July

8,20 3,18 -7,57 3,08

Agustus August

9,81 3,61 -7,64 2,54

September September

8,13 3,46 -5,17 2,29

Oktober October

8,60 9,03 -8,32 2,02

November November

8,32 7,67 -8,30 2,57

Desember December

7,48 7,39 -5,74 2,49

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 509: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 421

Tabel 11.5.15

Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun

Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Cilegon (2007=100), 2009

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups

in Cilegon City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

11,58 16,39 10,44 4,15

Februari February

12,13 15,40 9,69 4,40

Maret March

10,25 15,13 10,94 4,12

April April

6,69 14,04 10,84 2,64

Mei May

4,26 2,85 12,44 2,08

Juni June

3,24 2,95 12,54 3,07

Juli July

3,88 2,84 10,78 3,76

Agustus August

4,85 2,79 10,29 3,82

September September

7,23 3,14 10,62 4,54

Oktober October

6,20 3,22 9,94 3,24

November November

5,41 2,25 6,79 3,93

Desember December

3,56 3,12 6,08 4,11

Page 510: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

422 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.15

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

1,49 1,12 8,19 10,33

Februari February

1,38 1,08 6,17 9,81

Maret March

1,13 1,55 6,77 9,61

April April

2,03 1,47 6,76 8,36

Mei May

3,34 1,82 4,89 5,28

Juni June

3,35 2,39 -5,55 3,48

Juli July

3,59 1,35 -5,43 3,31

Agustus August

4,20 1,89 -5,47 3,53

September September

4,53 1,89 -4,37 4,52

Oktober October

4,24 2,14 -4,42 4,07

November November

4,22 2,07 -4,60 3,05

Desember December

4,11 1,83 -1,62 3,11

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 511: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 423

Tabel 11.5.16

Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun

Menurut Kelompok Pengeluaran

di Kota Serang (2007=100), 2009

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups

in Serang City (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

16,99 12,50 17,73 14,24

Februari February

13,52 11,53 17,22 17,91

Maret March

9,61 10,97 14,34 16,20

April April

9,13 9,00 17,75 12,78

Mei May

8,03 9,20 19,20 12,77

Juni June

7,06 8,76 15,97 10,81

Juli July

5,42 8,33 13,66 8,79

Agustus August

4,09 8,21 13,34 8,62

September September

4,35 7,87 10,20 9,17

Oktober October

5,06 5,66 9,13 8,40

November November

4,87 5,15 8,24 8,98

Desember December

1,98 4,88 8,46 7,01

Page 512: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

424 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.16

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

9,74 11,95 -0,54 12,46

Februari February

10,16 11,53 -0,86 11,58

Maret March

11,50 12,21 -0,10 10,07

April April

11,39 11,96 3,02 10,47

Mei May

10,95 12,79 1,61 10,37

Juni June

10,53 11,56 -4,59 8,10

Juli July

12,29 7,71 -4,52 6,88

Agustus August

11,83 4,67 -3,48 6,41

September September

11,72 5,25 -1,45 6,16

Oktober October

8,09 4,84 -1,39 5,42

November November

5,85 4,77 -0,97 5,10

Desember December

5,41 3,64 1,57 4,57

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 513: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 425

Tabel 11.5.17

Laju Inflasi 66 Kota di Indonesia

(2007=100), 2005-2009

Inflation Rate at 66 Cities in Indonesia

(2007=100), 2005-2009

Table

Kota / City 2005 2006 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Banda Aceh 41,11 9,54 11,00 10,27 3,50

Lhoksemawe 17,57 11,47 4,18 13,78 3,96

Padang Sidempuan 18,47 10,02 5,87 12,34 1,87

Sibolga 22,39 5,03 7,13 12,36 1,59

Pematang Siantar 19,67 6,06 8,37 10,16 2,72

Medan 22,91 5,97 6,42 10,63 2,69

Padang 20,47 8,05 6,90 10,68 2,05

Pekanbaru 17,10 6,32 7,53 9,02 1,94

Dumai - - - 14,30 0,80

Jambi 16,50 10,66 7,42 11,57 2,49

Palembang 19,92 8,44 8,21 11,15 1,85

Bengkulu 25,22 6,52 5,00 13,44 2,88

Bandar Lampung 21,17 6,03 6,58 14,82 4,18

Pangkal Pinang 17,44 6,42 2,64 18,40 2,17

Batam 14,79 4,58 4,84 8,39 1,88

Tanjung Pinang - - - 11,90 1,43

Jakarta 16,06 6,03 6,04 11,11 2,34

Bogor - - - 14,20 2,16

Sukabumi - - - 11,39 3,49

Bandung 19,56 5,33 5,25 10,23 2,11

Cirebon 16,82 6,31 7,87 14,14 4,11

Bekasi - - - 10,10 1,93

Depok - - - 11,70 1,30

Tasikmalaya 20,83 8,44 7,72 12,07 4,17

Page 514: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

426 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.17

Kota / City 2005 2006 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Purwokerto 14,54 8,45 6,15 12,06 2,83

Surakarta 13,88 6,18 3,28 6,96 2,63

Semarang 16,46 6,08 6,75 10,34 3,19

Tegal 18,39 7,73 8,89 8,52 5,83

Yogyakarta 14,98 10,40 7,99 9,88 2,93

Jember 16,86 6,84 7,25 10,63 3,66

Sumenep - - - 10,20 2,73

Kediri 16,84 7,77 6,85 9,52 3,60

Malang 15,74 5,92 5,93 10,49 3,39

Probolinggo - - - 10,89 3,55

Madiun - - - 13,27 3,40

Surabaya 14,12 6,71 6,27 8,73 3,39

Serang 16,11 7,67 6,31 13,91 4,57

Tangerang - - - 10,75 2,49

Cilegon - - - 12,96 3,11

Denpasar 11,31 4,30 5,91 9,25 4,37

Mataram 17,72 4,17 8,76 13,01 3,14

Bima - - - 14,36 4,09

Maumere - - - 16,17 5,22

Kupang 15,16 9,72 8,44 10,90 6,49

Pontianak 14,43 6,32 8,56 11,19 4,91

Singkawang - - - 12,66 1,15

Sampit 11,90 7,75 7,57 8,89 2,85

Palangka Raya 12,12 7,72 7,96 11,65 1,39

Page 515: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 427

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.17

Kota / City 2005 2006 2007 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Banjarmasin 12,94 11,03 7,78 11,62 3,86

Balikpapan 17,28 5,52 7,27 11,30 3,60

Samarinda 16,64 6,50 9,18 12,69 4,06

Tarakan - - - 19,35 7,21

Manado 18,73 5,09 10,13 9,71 2,31

Palu 16,33 8,69 8,13 10,40 5,73

Wamanpone - - - 14,22 6,84

Makasar 15,20 7,21 5,71 11,79 3,24

Pare-pare - - - 13,34 1,40

Palopo - - - 13,58 4,18

Kendari 21,45 10,57 7,53 15,28 4,60

Gorontalo 18,56 7,54 7,02 9,20 4,35

Mamuju - - - 11,66 1,78

Ternate 16,67 4,80 10,43 11,25 3,88

Ambon 19,42 5,12 5,85 9,34 6,48

Manokwari - - - 20,51 7,52

Sorong - - - 19,56 2,61

Jayapura 14,15 9,52 10,35 12,55 1,92

Nasional 17,11 6,60 6,59 11,05 2,78

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 516: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

428 Banten in Figures 2010

Tabel 11.5.18

Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang

Dibayar (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP)

Bulanan di Banten (2007=100), 2008-2009

Prices Received by Farmers Indices (It), Price Paid By

Farmers Indices (Ib), and Farmers’ Term of Trade (NTP)

by Month in Banten (2007=100), 2008-2009

Table

Bulan Month

2008 2009

I t I b NTP I t I b NTP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Januari January

106,15 104,35 101,73 115,95 120,60 96,14

Februari February

108,27 105,58 102,55 117,60 121,67 96,65

Maret March

101,99 107,11 95,22 117,22 121,19 96,72

April April

101,21 107,49 94,16 117,00 121,65 96,18

Mei May

104,18 108,48 96,04 117,93 121,75 96,86

Juni June

108,99 112,49 96,89 118,31 121,91 97,05

Juli July

112,00 114,37 97,93 120,11 122,24 98,26

Agustus August

111,99 115,67 96,82 120,31 122,45 98,25

September September

113,70 116,70 97,43 121,76 123,28 98,77

Oktober October

113,07 117,73 96,04 122,49 124,49 98,39

November November

114,06 118,55 96,21 123,63 123,54 100,07

Desember December

115,67 119,68 96,65 123,47 123,88 99,67

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 517: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 429

Tabel 11.5.19

Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Banten

Menurut Subsektor (2007=100), 2009

Monthly Farmers’ Term of Trade (NTP) by Subsector

in Banten (2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Tanaman Pangan

Food Crop

Tanaman Holtikultura Holticulture

Tanaman Perkebunan

Rakyat Smallholders Estate Crops

Peternakan Animal

Husbandary

Perikanan Fishery

NTP Gabungan Composite

NTP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Januari January

91,87 98,34 108,08 106,20 93,94 96,14

Februari February

92,73 100,19 105,08 104,15 95,58 96,65

Maret March

91,37 99,89 112,99 104,66 98,27 96,72

April April

90,20 101,39 111,15 105,20 96,22 96,18

Mei May

91,57 101,36 109,72 105,02 97,39 96,86

Juni June

91,80 101,62 110,29 105,28 96,53 97,05

Juli July

93,21 103,70 108,46 106,04 97,66 98,26

Agustus August

92,33 105,86 105,39 107,05 99,51 98,25

September September

92,95 105,90 106,27 108,61 98,64 98,77

Oktober October

92,84 105,84 104,78 106,73 98,73 98,39

November November

95,68 105,36 105,27 108,82 98,71 100,07

Desember December

95,80 104,80 104,54 107,42 96,78 99,67

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 518: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

430 Banten in Figures 2010

Tabel 11.5.20

Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan

di Provinsi Banten (2007=100), 2009

Monthly Rural Rate Inflation Rate in Banten Province

(2007=100), 2009

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

1,16 0,08 1,75 1,37

Februari February

1,98 1,49 - 0,65 1,60

Maret March

- 1,29 0,52 - 3,14 1,31

April April

- 0,83 0,28 2,87 1,89

Mei May

- 0,24 0,58 0,93 - 0,16

Juni June

- 0,25 0,84 0,33 0,30

Juli July

- 0,09 0,00 0,83 0,40

Agustus August

- 0,08 0,52 0,40 0,05

September September

0,73 0,84 0,43 3,24

Oktober October

2,48 1,01 - 0,09 - 0,52

November November

- 2,55 - 0,29 0,83 0,69

Desember December

0,32 0,08 0,13 0,42

Page 519: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 431

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.20

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

0,89 1,81 - 1,98 0,79

Februari February

0,50 0,00 - 0,84 1,22

Maret March

0,20 0,09 0,00 - 0,68

April April

1,08 0,27 0,02 0,21

Mei May

- 0,20 - 0,62 0,00 0,09

Juni June

0,12 0,19 - 1,05 0,09

Juli July

0,26 1,82 0,75 0,23

Agustus August

0,37 0,97 - 0,34 0,17

September September

- 0,07 0,77 0,00 0,87

Oktober October

0,19 - 0,56 0,00 1,22

November November

0,17 0,44 - 0,02 - 0,99

Desember December

0,43 0,12 - 0,01 0,23

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 520: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

432 Banten in Figures 2010

Tabel 11.5.21

Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan

di Provinsi Banten (2007=100), 2009

Rural Inflation Rate of Calendar Year

in Banten Province (2007=100)

Table

Bulan Month

Bahan Makanan Food

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and

Tobacco Products

Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan

Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas

and Fuel

Sandang Clothing

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari January

1,16 0,08 1,75 1,37

Februari February

3,14 1,57 1,1 2,97

Maret March

1,85 2,09 -2,04 4,28

April April

1,02 2,37 0,83 6,17

Mei May

0,78 2,95 1,76 6,01

Juni June

0,53 3,79 2,09 6,31

Juli July

0,44 3,79 2,92 6,71

Agustus August

0,36 4,31 3,32 6,76

September September

1,09 5,15 3,75 10

Oktober October

3,57 6,16 3,66 9,48

November November

1,02 5,87 4,49 10,17

Desember December

1,34 5,95 4,62 10,59

Page 521: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 433

Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.21

Bulan Month

Kesehatan Health

Pendidikan, Rekreasi dan

Olahraga Education,

Recreation and Sport

Transportasi dan Komunikasi

Transportation and

Communication

Umum General

(1) (6) (7) (8) (9)

Januari January

0,89 1,81 -1,98 0,79

Februari February

1,39 1,81 -2,82 2,01

Maret March

1,59 1,9 -2,82 1,33

April April

2,67 2,17 -2,8 1,54

Mei May

2,47 1,55 -2,8 1,63

Juni June

2,59 1,74 -3,85 1,72

Juli July

2,85 3,56 -3,1 1,95

Agustus August

3,22 4,53 -3,44 2,12

September September

3,15 5,3 -3,44 2,99

Oktober October

3,34 4,74 -3,44 4,21

November November

3,51 5,18 -3,46 3,22

Desember December

3,94 5,3 -3,47 3,45

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 522: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

434 Banten in Figures 2010

Tabel 11.5.22

Perkembangan Harga Gabah

Menurut Bulan di Banten (rupiah/kg), 2009

Trend of Unhusked Rice Prices by Month

in Banten (rupiahs/kg), 2009

Table

Bulan Month

Gabah di Tingkat Petani Unhusked Rice in Farmer

Gabah di Penggilingan Unhusked Rice in Mill

2008 2009 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari / January 2 664 2 450 2 673 2 510

Februari / February 2 566 2 181 2 622 2 317

Maret / March 1 867 2 166 1 841 2 229

April / April 1 919 2 400 1 936 2 449

Mei / May 2 325 2 543 2 386 2 599

Juni / June 2 486 2 392 2 535 2 449

Juli / July 2 410 2 385 2 465 2 442

Agustus / August 2 411 2 348 2 500 2 414

September / September 2 333 2 421 2 473 2 481

Oktober / October 2 422 2 674 2 493 2 606

November / November 2 580 2 736 2 667 2 803

Desember / December 2 512 2 714 2 606 2 789

Rata–rata / Average 2 375 2 434 2 433 2 474

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : Harga yang dimaksud adalah rata-rata harga gabah di tingkat petani untuk kualitas IR 64

The prices is average of unhusked rice price at the farmer with IR 64 quality

Page 523: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 435

11.6. KOPERASI

COOPERATIVE

Tabel 11.6.1

Kinerja Koperasi di Provinsi Banten

Menurut Indikator Produksi, 2008-2009

Performance of Cooperatives in Banten Province

by Indicator of Production, 2008-2009

Table

Indikator Indicator

Satuan Unit

2008 2009

(1) (2) (3) (4)

Koperasi / Cooperative

Aktif / Active Unit 3 459 4 085

Non Aktif / Non Active Unit 2 113 1 892

Anggota / Member Orang / Person 926 059 945 145

Modal Sendiri / Capital Owned Rupiah / Rupiahs 248 281 650 351 802 569

Modal Luar / Capital Aid Rupiah / Rupiahs 468 806 993 717 250 399

Jumlah Asset / Asset Rupiah / Rupiahs 805 580 741 1 195 638 489

Volume Usaha / Omzet Rupiah / Rupiahs 1 205 143 222 1 126 157 702

Jumlah SHU / Capital Gain Rupiah / Rupiahs 88 492 098 126 585 521

Jumlah Manajer / Total Manager Orang / Person 728 774

Jumlah Karyawan / Total Employee Orang / Person 5 631 5 711

Sumber / Source : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten

Office of Cooperative and Small-scall Entrepreneurship – Banten Province Government

Page 524: Banten Dalam Angka 2010

FINANCE AND PRICES CHAPTER XI

436 Banten in Figures 2010

Tabel 11.6.2

Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha

dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009

Number of Trade Business Permits Issued

by Scale of Establishment and Regency/Municipality

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Perusahaan Besar Large Scale

Establishment

Perusahaan Menengah Medium Scale Establishment

`Perusahaan Kecil Small Scale

Establishment

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 47 79 619

2. Lebak 54 77 526

3. Tangerang 1) 297 714 1 581

4. Serang 46 79 516

Kota / Municipality

5. Tangerang 177 371 1 144

6. Cilegon 13 40 188

7. Serang 58 120 672

8. Tangerang Selatan ... ... ...

Provinsi Banten 692 1 480 5 246

Sumber / Source : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten

Office of Industry and Trade Service – Banten Province Government

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 525: Banten Dalam Angka 2010

BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Banten dalam Angka 2010 437

Tabel 11.6.3

Rekapitulasi Laporan Penerbitan

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Province Banten,

2009

Report Recapitulation Of Issuance of Permits Companies

in Banten Province, 2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

Bentuk Usaha Type of Establishment Jumlah

Total

PT KOP CV FA PO BLP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 20 10 30 - 164 - 224

2. Lebak 17 10 75 - 238 1 341

3. Tangerang 1) 1 457 31 776 2 529 4 2 799

4. Serang 95 40 188 - 191 3 517

Kota / Municipality

5. Tangerang 756 30 602 - 601 2 1 991

6. Cilegon 62 13 135 - 61 - 271

7. Serang 149 34 478 - 222 33 916

8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ... ...

Provinsi Banten 2 556 168 2 284 2 2 006 43 7 059

Sumber / Source : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten

Office of Industry and Trade Service of Banten Province

Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Page 526: Banten Dalam Angka 2010
Page 527: Banten Dalam Angka 2010

12

PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Expenditure and Consumption

Page 528: Banten Dalam Angka 2010
Page 529: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 441

Penjelasan Teknis

1. Data pengeluaran dan konsumsi

penduduk menurut kelompok

barang diperoleh dari Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) Panel

BPS pada Maret 2009 yang

berbasiskan rumahtangga.

2. Pengeluaran / konsumsi rumah-

tangga yang dicakup dalam

Susenas Panel - Maret 2009,

dibedakan atas konsumsi makanan

dan bukan makanan tanpa memper-

hatikan asal barang baik itu berasal

dari pembelian, produksi sendiri

maupun pemberian. Sedangkan

pengeluaran rumahtangga terbatas

pada pengeluaran untuk kebutuhan

rumahtangga saja, tidak termasuk

pengeluaran untuk keperluan usaha

atau yang diberikan kepada pihak

lain.

3. Pengeluaran / konsumsi makanan

dirinci menjadi 215 komoditi,

masing-masing dikumpulkan data

kuantitas dan nilainya.

4. Untuk konsumsi bukan makanan

pada umumnya yang dikumpulkan

hanya data nilainya, kecuali untuk

beberapa jenis pengeluaran tertentu,

seperti penggunaan listrik, air, gas,

dan bahan bakar minyak (BBM)

yang juga dikumpulkan kuantitas-

nya.

Technical Notes

1. Data on consumer expenditure

and consumption by commodity

group of expenditure are obtained

from the National Socio-Economic

Survey (Susenas) Panel March

2009 based on household.

2. The data of consumption/

expenditure collected in Susenas

Panel are divided into two groups,

namely food and non-food

consumption regardless of origin

whether it comes from purchases,

own production or delivery.

Meanwhile, household spending is

limited to expenditures for house-

hold needs only, not including

expenses for business purposes or

given to other parties.

3. Consumption/expenditure on food

covers 215 commodities, both

quantity data and values are

collected.

4. For consumption of nonfood, the

data collected in general are only

their values, except for certain

types of expenditure, such as

electricity, water, gas, fuel, which

are also collected for their

quantity data.

Page 530: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

442 Banten in Figures 2010

5. Pengeluaran untuk konsumsi

makanan dihitung selama seminggu

terakhir, sedangkan konsumsi

bukan makananan sebulan dan

setahun terakhir. Baik pengeluaran

untuk konsumsi makanan maupun

bukan makanan (pengeluaran

setahun) selanjutnya dikonversikan

ke dalam penge luaran rata-rata

sebulan. Angka-angka konsumsi/

pengeluaran per kapita diperoleh

dari hasil bagi konsumsi seluruh

rumahtangga (baik mengkonsumsi

makanan maupun tidak) terhadap

jumlah penduduk.

5. Expenditures for food consump-

tion is calculated during last

week, while non-food consump-

tion is calculated for last month

and last year. Both the

expenditure for food and non food

consumption (spending a year)

and then translated into an

average monthly expenditure. The

figures of expenditure per capita

consumption is obtained from the

results for all households

(whether or not to consume

foods) to total population.

Page 531: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 443

12.1. Pengeluaran Peduduk

Data pengeluaran (dalam rupiah)

yang dibedakan menurut kelompok

makanan dan bukan makanan dapat

digunakan untuk melihat pola

pengeluaran penduduk. Disamping itu,

sebagai proxy data pendapatan, data

tersebut juga dapat digunakan

untuk mengukur adanya peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan hasil Susenas Panel

2009, rata-rata pengeluaran per kapita

sebulan penduduk Banten sebesar

518.971 rupiah, meningkat sebesar

14,20 persen bila dibandingkan dengan

tahun 2008 yang hanya sebesar

454.454 rupiah. Berarti, pendapatan

dan daya beli masyarakat secara rata-

rata diperkirakan meningkat sebesar

11,34 persen karena laju inflasi pada

tahun 2009 hanya sebesar 2,86 persen.

Bila diperhatikan menurut

komposisi pengeluarannya, ternyata

peningkatan tersebut lebih banyak

digunakan untuk keperluan konsumsi

makanan daripada konsumsi bukan

makanan. Tercatat, rata-rata penge-

luaran per kapita sebulan untuk

keperluan konsumsi makanan mening-

kat sebesar 14,71 persen, sedangkan

untuk konsumsi bukan makanan justru

hanya meningkat sebesar 13,44 persen.

Meskipun demikian, hal tersebut tidak

bertentangan dengan Hukum Engel,

karena dasar hukum tersebut adalah

tidak adanya perubahan selera.

12.1. Population Expenditure

Expenditure data (in rupiah) is

divided into food expenditure and non

food expenditure that can be used to

view pattern of consumer expenditure.

In addition, as a proxy for income

data, it also can be used to measure

welfare increasing.

Based on the results of Panel of

National Economic Social Survey

2009, monthly expenditure of Banten

population reached an average per

capita of 518,971 rupiah, 14.20

percent of an increase compared to

2008 which is only amounted to 454

454 dollars. It means, community

income and purchasing power

predicted an increase of 11.34 percent

on average because the rate of

inflation in 2009 only amounted to

2.86 percent.

When considered according to

composition of expenditure, it is more

often used for non food consumption

purposes rather than food

consumption. Noted, the average per

capita monthly expenditure for food

consumption increased by 14.71

percent, while for non-food consump-

tion only increased by 13.44 percent.

Nevertheless, it is not prohibited by

Engel Law, because the basic law is

no changes in tastes.

Page 532: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

444 Banten in Figures 2010

Padahal, lebih besarnya peningkatan

pengeluaran untuk konsumsi makanan

sepertinya selain lebih disebabkan oleh

adanya perubahan selera juga karena

tingginya inflasi pada tahun 2009

untuk kelompak bahan makanan dan

kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau yang masing-

masing mencapai 1,81 persen dan 8,33

persen. Komposisi pengeluan per

kapita sendiri pada tahun 2009 ini

untuk keperluan konsumsi makanan

dan konsumsi bukan makanan

masing-masing sebesar 47,15 persen

dan 52,85 persen.

12.2. Konsumsi Kalori

dan Protein Makanan

Hasil Susenas Panel 2009 menun-

jukkan bahwa rata-rata konsumsi

kalori dan protein per kapita sehari

penduduk Banten pada tahun 2009

adalah 1.979,58 kkal dan 57,31 gram.

Bila dibandingkan dengan angka

kecukupan kalori dan protein

penduduk Indonesia per kapita per hari

berdasarkan Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi VIII yaitu 2.000 kkal

dan 52 gram protein, maka rata-rata

konsumsi kalori penduduk Banten

pada tahun 2009 masih dibawah

standarnya. Sebaliknya, rata-rata

konsumsi protein penduduk Banten

pada tahun 2009 sudah lebih dari

standarnya.

In fact, a greater increase in

expenditures for food consumption is

not only more caused by changes in

taste but also because of high inflation

in 2009 for group of foodstuffs and

food, beverages, cigarettes and

tobacco, each of which reached 1.81

per cent and 8, 33 percent.

Composition of expenditure per capita

in 2009 is for purposes of food

consumption and non food

consumption respectively 47.15

percent and 52.85 percent.

12.2. Consumption of Calorie

and Protein

National Economic Social Survey

Panel in 2009 showed that average

consumption of calories and protein

per capita per day of Banten

population were 1,979.58 kcal and

57.31 grams. Compared to number of

calories and protein adequacy of

Indonesian population per capita per

day based on the National Food and

Nutrition Widyakarya VIII were 2,000

kcal and 52 grams of protein, the

average calorie consumption of

Banten population in 2009 is still

below standard. In contrast, the

average consumption of protein of

Banten population in 2009 exceeded

the standard.

Page 533: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 445

12.3. Ketersediaan Pangan

Salah satu tugas Pemerintah via

Bulog adalah menyediakan stok

pangan, terutama stok beras yang

cukup untuk kebutuhan masyarakat,

khususnya untuk stabilisasi harga dan

kebutuhan yang mendesak, misalnya

bencana alam. Stok beras di Bulog Sub

Divre Banten yang tersebar di

Kabupaten Serang, Lebak, dan Kota

Tangerang, setiap bulannya pada tahun

2009 rata-rata mencapai 33,60 ribu ton

yang cukup konsumsi setiap penduduk

Banten selama 11 hari. Stok beras

di Banten sendiri pada akhir tahun

2009 mencapai 18,84 ribu ton, lebih

rendah bila dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yang mencapai

28,88 ribu ton.

12.3. Food Availability

One of Government tasks through

the Agency and logistics business is to

provide stock of food, especially

sufficient rice stocks for resident

needs, especially for the price

stabilization and urgent needs, such as

natural disasters. Rice stocks at Bulog

Sub Divre of Banten spread in Serang

Regency, Lebak Regency, and

Tangerang City reached an average of

33.60 thousand tons monthly in 2009

is sufficient for 11 days consumed by

every resident of Banten. Banten rice

stocks at the end of 2009 reached

18.84 thousand tons, lower than the

previous year which reached 28.88

thousand tons

Page 534: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

446 Banten in Figures 2010

Grafik 12.1

Figure

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan

di Provinsi Banten (rupiah), 2008-2009

Monthly Average per Capita Expenditure

in Banten Province (rupiahs), 2008-2009

559 218

295 985

454 454

518 971

339 434

637 661

0

100 000

200 000

300 000

400 000

500 000

600 000

700 000

Kota Desa Kota + Desa

2008

2009

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 12.2

Figure

Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari

di Provinsi Banten (kkal), 2008-2009

Daily Average per Capita Calory Consumption

in Banten Province (kkal), 2008-2009

1 990

2 155

2 056

1 949

2 026

1 980

1 800

1 850

1 900

1 950

2 000

2 050

2 100

2 150

2 200

Kota Desa Kota + Desa

2008

2009

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 535: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 447

Grafik 12.3

Figure

Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari

di Provinsi Banten (gram), 2008-2009

Daily Average per Capita Protein Consumtion

in Banten Province (gram), 2008-2009

60,32

59,660,02

58,8

55,07

57,31

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

Kota Desa Kota + Desa

2008

2009

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 12.4

Figure

Perkembangan Persediaan Beras di Dolog Banten (kg), 2009

Trend of Rice Stock in Dolog Banten (kg), 2009

0

5 000 000

10 000 000

15 000 000

20 000 000

25 000 000

30 000 000

35 000 000

40 000 000

45 000 000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Sumber / Source : Bulog Subdivre Banten

Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency in Banten Province

Page 536: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

448 Banten in Figures 2010

12.1 PENGELUARAN PENDUDUK

POPULATION EXPENDITURE

Tabel 12.1.1

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan

di Daerah Perkotaan Menurut Kelompok Barang

dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan

di Provinsi Banten (rupiah), 2009

Average Monthly per Capita Expenditure

in Urban Areas by Commodity Group

and Monthly per Capita Expenditure Class

in Banten Province (rupiahs), 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Kurang dari 100.000

100.000 - 149.000

150.000 - 199.999

200.000 - 299.999

(1) (2) (3) (4) (5)

Padi-padian / Cereals - 34 569 33 586 30 861

Umbi-umbian / Tubers - 278 545 954

Ikan / Fish - 5 343 8 099 10 740

Daging / Meat - 1 527 2 038 4 609

Telur dan susu / Eggs & milk - 3 984 3 463 7 435

Sayur-sayuran / Vegetables - 8 256 7 835 11 001

Kacang-kacangan / Legumes - 3 193 6 737 6 497

Buah-buahan / Fruits - 1 179 1 666 3 337

Minyak dan lemak / Oil & fats - 3 298 4 864 6 425

Bahan minuman / Beverages stuffs - 3 055 4 951 5 025

Bumbu-bumbuan / Spices - 2 095 2 716 3 356

Konsumsi lainnya / Misc. food item - 1 000 2 735 4 551

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

- 9 718 19 199 43 483

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel - 12 147 11 772 20 960

Jumlah makanan / Total of food 89 642 110 206 159 234

- Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility

- 24 585 33 537 47 139

Aneka barang & jasa / Goods & services - 12 208 22 089 32 135

Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear - 6 554 7 131 9 503

Barang tahan lama / Durable goods - 527 1 152 3 329

Pajak dan asuransi / Taxes & insurances - 138 517 1 082

Keperluan pesta / Parties - 27 530 1 133

Jumlah bukan makanan / Total of non-food 44 039 64 956 94 321

Jumlah / Total - 133 681 175 162 253 555

Page 537: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 449

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.1

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Rata-rata per kapita Per capita average

300.000 - 499.999

500.000 - 749.999

750.000 - 999.999

1.000.000 dan lebih

(1) (6) (7) (8) (9) (10)

Padi-padian / Cereals 30 042 29 073 30 106 29 908 30 057

Umbi-umbian / Tubers 1 478 2 092 2 389 2 308 1 723

Ikan / Fish 15 220 20 076 26 204 29 627 18 547

Daging / Meat 7 716 14 286 23 391 34 481 13 833

Telur dan susu / Eggs & milk 17 727 27 814 31 076 40 077 22 609

Sayur-sayuran / Vegetables 15 165 16 994 19 374 20 185 15 861

Kacang-kacangan / Legumes 7 974 7 419 9 467 8 806 7 837

Buah-buahan / Fruits 7 444 12 844 18 514 26 158 11 606

Minyak dan lemak / Oil & fats 8 296 8 308 10 394 11 511 8 541

Bahan minuman / Beverages stuffs 7 187 8 846 10 751 11 118 8 097

Bumbu-bumbuan / Spices 4 723 4 740 6 168 7 174 4 934

Konsumsi lainnya / Misc. food item 7 498 8 816 11 906 10 354 8 055

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

73 911 101 759 139 909 201 028 98 033

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 25 226 31 702 33 222 32 156 27 421

Jumlah makanan / Total of food 229 607 294 769 372 871 464 891 277 154

Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility

81 051 132 685 196 313 366 557 136 965

Aneka barang & jasa / Goods & services 62 173 118 292 171 730 509 019 140 890

Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 12 047 19 224 24 190 46 046 19 024

Barang tahan lama / Durable goods 12 177 33 004 63 132 180 735 43 269

Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 3 196 7 665 14 715 60 316 12 670

Keperluan pesta / Parties 2 026 5 542 4 308 37 716 7 689

Jumlah bukan makanan / Total of non-food 172 670 316 412 474 388 1 200 389 360 507

Jumlah / Total 402 277 611 181 847 259 1 665 280 637 661

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 538: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

450 Banten in Figures 2010

Tabel 12.1.2

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan

di Daerah Perdesaan Menurut Kelompok Barang

dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan

di Provinsi Banten (rupiah), 2009

Average monthly per Capita Expenditure

in Rural Areas by Commodity Group

and Monthly per Capita Expenditure Class

in Banten Province (rupiahs), 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Kurang dari 100.000

100.000 - 149.000

150.000 - 199.999

200.000 - 299.999

(1) (2) (3) (4) (5)

Padi-padian / Cereals 46 512 37 716 40 479 45 023

Umbi-umbian / Tubers 1 108 824 897 1 090

Ikan / Fish 2 216 6 676 8 277 14 147

Daging / Meat - 210 1 942 2 586

Telur dan susu / Eggs & milk - 1 551 3 756 5 706

Sayur-sayuran / Vegetables 2 767 6 287 10 232 12 777

Kacang-kacangan / Legumes 1 659 2 856 3 945 5 860

Buah-buahan / Fruits - 1 279 2 760 3 668

Minyak dan lemak / Oil & fats 1 108 2 937 4 817 6 536

Bahan minuman / Beverages stuffs 2 712 4 528 5 801 7 578

Bumbu-bumbuan / Spices 661 1 890 2 567 3 549

Konsumsi lainnya / Misc. food item - 1 746 2 811 3 928

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

2 767 8 931 17 085 29 296

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 10 800 13 797 18 264 28 126

Jumlah makanan / Total of food 72 310 91 228 123 633 169 870

Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility

14 329 19 568 27 578 40 769

Aneka barang & jasa / Goods & services 7 505 12 730 17 492 24 828

Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 4 038 5 345 6 755 8 935

Barang tahan lama / Durable goods - 357 1 616 3 158

Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 21 150 388 584

Keperluan pesta / Parties - 241 690 1 036

Jumlah bukan makanan / Total of non-food 25 893 38 391 54 519 79 310

Jumlah / Total 98 203 129 619 178 152 249 180

Page 539: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 451

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.2

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Rata-rata per kapita Per capita average

300.000 - 499.999

500.000 - 749.999

750.000 - 999.999

1.000.000 dan lebih

(1) (6) (7) (8) (9) (10)

Padi-padian / Cereals 42 369 38 829 34 251 32 320 42 300

Umbi-umbian / Tubers 1 469 1 120 1 529 1 653 1 197

Ikan / Fish 17 875 20 876 25 977 18 497 15 140

Daging / Meat 5 828 13 181 16 736 6 414 4 679

Telur dan susu / Eggs & milk 10 322 20 096 25 296 31 061 8 819

Sayur-sayuran / Vegetables 14 762 17 145 21 151 14 644 13 326

Kacang-kacangan / Legumes 7 630 8 140 9 241 7 040 6 332

Buah-buahan / Fruits 5 796 9 865 10 958 23 286 5 157

Minyak dan lemak / Oil & fats 7 584 9 867 10 735 8 692 6 884

Bahan minuman / Beverages stuffs 8 364 9 221 10 433 10 569 7 707

Bumbu-bumbuan / Spices 4 270 5 590 6 493 5 697 3 846

Konsumsi lainnya / Misc. food item 5 968 8 631 12 529 9 413 4 997

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

51 476 89 913 127 844 174 617 43 629

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 37 364 46 321 35 638 66 016 31 698

Jumlah makanan / Total of food 221 077 298 795 348 811 409 919 195 711

Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility

67 248 107 915 160 974 201 693 57 544

Aneka barang & jasa / Goods & services 53 308 88 109 131 508 278 846 44 602

Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 14 045 19 034 23 556 33 473 11 740

Barang tahan lama / Durable goods 11 106 64 393 151 896 508 244 22 404

Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 1 959 4 766 10 050 18 684 1 836

Keperluan pesta / Parties 5 297 6 807 20 557 133 762 5 597

Jumlah bukan makanan / Total of non-food 152 963 291 024 498 541 1 174 702 143 723

Jumlah / Total 374 040 589 819 847 352 1 584 621 339 434

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 540: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

452 Banten in Figures 2010

Tabel 12.1.3

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan

di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut

Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran

per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009

Average monthly per Capita Expenditure

in Urban and Rural Areas by Commodity Group

and Monthly per Capita Expenditure Class

in Banten Province (rupiahs), 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Kurang dari 100.000

100.000 - 149.000

150.000 - 199.999

200.000 - 299.999

(1) (2) (3) (4) (5)

Padi-padian / Cereals 46 512 37 282 38 146 40 281

Umbi-umbian / Tubers 1 108 748 778 1 044

Ikan / Fish 2 216 6 492 8 217 13 006

Daging / Meat - 391 1 975 3 263

Telur dan susu / Eggs & milk - 1 886 3 657 6 285

Sayur-sayuran / Vegetables 2 767 6 558 9 421 12 182

Kacang-kacangan / Legumes 1 659 2 903 4 890 6 073

Buah-buahan / Fruits - 1 265 2 390 3 557

Minyak dan lemak / Oil & fats 1 108 2 987 4 833 6 498

Bahan minuman / Beverages stuffs 2 712 4 325 5 514 6 723

Bumbu-bumbuan / Spices 661 1 918 2 617 3 484

Konsumsi lainnya / Misc. food item - 1 643 2 785 4 137

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

2 767 9 039 17 800 34 047

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 10 800 13 569 16 067 25 726

Jumlah makanan / Total of food 72 310 91 006 119 090 166 306

Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility

14 329 20 259 29 594 42 902

Aneka barang & jasa / Goods & services 7 505 12 658 19 047 27 275

Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 4 038 5 511 6 883 9 125

Barang tahan lama / Durable goods - 381 1 459 3 215

Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 21 148 432 750

Keperluan pesta / Parties - 212 636 1 069

Jumlah bukan makanan / Total of non-food 25 893 39 169 58 051 84 336

Jumlah / Total 98 203 130 175 177 141 250 642

Page 541: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 453

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.3

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Rata-rata per kapita Per capita average

300.000 - 499.999

500.000 - 749.999

750.000 - 999.999

1.000.000 dan lebih

(1) (6) (7) (8) (9) (10)

Padi-padian / Cereals 34 774 30 980 30 457 30 110 34 930

Umbi-umbian / Tubers 1 475 1 902 2 316 2 253 1 514

Ikan / Fish 16 239 20 232 26 185 28 693 17 191

Daging / Meat 6 992 14 070 22 827 32 126 10 190

Telur dan susu / Eggs & milk 14 885 26 305 30 587 39 320 17 121

Sayur-sayuran / Vegetables 15 010 17 023 19 524 19 720 14 852

Kacang-kacangan / Legumes 7 842 7 560 9 448 8 658 7 238

Buah-buahan / Fruits 6 811 12 262 17 874 25 917 9 039

Minyak dan lemak / Oil & fats 8 023 8 613 10 423 11 274 7 882

Bahan minuman / Beverages stuffs 7 639 8 919 10 724 11 072 7 942

Bumbu-bumbuan / Spices 4 549 4 906 6 195 7 050 4 501

Konsumsi lainnya / Misc. food item 6 911 8 780 11 959 10 275 6 838

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

65 299 99 444 138 888 198 812 76 381

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 29 885 34 559 33 427 34 998 29 123

Jumlah makanan / Total of food 226 334 295 555 370 834 460 278 244 742

Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility

75 753 127 844 193 322 352 720 105 356

Aneka barang & jasa / Goods & services 58 770 112 393 168 327 489 701 102 568

Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 12 814 19 187 24 136 44 991 16 125

Barang tahan lama / Durable goods 11 766 39 138 70 644 208 223 34 965

Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 2 721 7 099 14 320 56 822 8 358

Keperluan pesta / Parties 3 282 5 789 5 683 45 777 6 857

Jumlah bukan makanan / Total of non-food 165 106 311 450 476 432 1 198 234 274 229

Jumlah / Total 391 440 607 005 847 266 1 658 512 518 971

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 542: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

454 Banten in Figures 2010

Tabel 12.1.4

Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut

Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009

Average monthly per Capita Expenditure

by Commodity Group in Banten Province

(rupiahs), 2008 and 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

2008 2009

Kota Urban

Desa Rural

Kota+Desa Urban+Rural

Kota Urban

Desa Rural

Kota+Desa Urban+Rural

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Padi-padian / Cereals 29.686 45.100 35.821 30.057 42.300 34.930

Umbi-umbian / Tubers 1.667 1.543 1.618 1.723 1.197 1.514

Ikan / Fish 15.670 13.282 14.720 18.547 15.140 17.191

Daging / Meat 10 879 4 829 8 471 13 833 4 679 10 190

Telur dan susu / Eggs & milk 20 155 6 984 14 913 22 609 8 819 17 121

Sayur-sayuran / Vegetables 15 606 13 180 14 641 15 861 13 326 14 852

Kacang-kacangan / Legumes 6 839 5 782 6 418 7 837 6 332 7 238

Buah-buahan / Fruits 11 709 8 015 10 239 11 606 5 157 9 039

Minyak dan lemak / Oil & fats 8 781 8 450 8 649 8 541 6 884 7 882

Bahan minuman / Beverages stuffs 7 222 7 741 7 429 8 097 7 707 7 942

Bumbu-bumbuan / Spices 4 772 4 294 4 582 4 934 3 846 4 501

Konsumsi lainnya / Misc. food item 7 372 4 578 6 260 8 055 4 997 6 838

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

71 293 33 978 56 442 98 033 43 629 76 381

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 23 151 23 164 23 156 27 421 31 698 29 123

Jumlah makanan Total of food

234 802 180 920 213 359 277 154 195 711 244 742

Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility

131 683 49 999 99 173 136 965 57 544 105 356

Aneka barang & jasa / Goods & services 124 736 36 500 89 619 140 890 44 602 102 568

Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 16 324 11 452 14 385 19 024 11 740 16 125

Barang tahan lama / Durable goods 33 955 12 533 25 429 43 269 22 404 34 965

Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 10 991 1 550 7 233 12 670 1 836 8 358

Keperluan pesta / Parties 6 727 3 031 5 256 7 689 5 597 6 857

Jumlah bukan makanan Total of non-food

324 416 115 065 241 095 360 507 143 723 274 229

Jumlah / Total 559 218 295 985 454 454 637 661 339 434 518 971

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2008 and

2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 543: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 455

Tabel 12.1.5

Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan

Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009

Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure

by Commodity Group in Banten Province

(rupiahs), 2008 and 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

2008 2009

Kota Urban

Desa Rural

Kota+Desa Urban+Rural

Kota Urban

Desa Rural

Kota+Desa Urban+Rural

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Padi-padian / Cereals 5,31 15,24 7,88 4,71 12,46 6,73

Umbi-umbian / Tubers 0,30 0,52 0,36 0,27 0,35 0,29

Ikan / Fish 2,80 4,49 3,24 2,91 4,46 3,31

Daging / Meat 1,95 1,63 1,86 2,17 1,38 1,96

Telur dan susu / Eggs & milk 3,60 2,36 3,28 3,55 2,60 3,30

Sayur-sayuran / Vegetables 2,79 4,45 3,22 2,49 3,93 2,86

Kacang-kacangan / Legumes 1,22 1,95 1,41 1,23 1,87 1,39

Buah-buahan / Fruits 2,09 2,71 2,25 1,82 1,52 1,74

Minyak dan lemak / Oil & fats 1,57 2,85 1,90 1,34 2,03 1,52

Bahan minuman / Beverages stuffs 1,29 2,62 1,63 1,27 2,27 1,53

Bumbu-bumbuan / Spices 0,85 1,45 1,01 0,77 1,13 0,87

Konsumsi lainnya / Misc. food item 1,32 1,55 1,38 1,26 1,47 1,32

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

12,75 11,48 12,42 15,37 12,85 14,72

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 4,14 7,83 5,10 4,30 9,34 5,61

Jumlah makanan Total of food

41,98 61,13 46,94 43,46 57,66 47,15

Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility

23,55 16,89 21,82 21,48 16,95 20,30

Aneka barang & jasa / Goods & services 22,31 12,33 19,72 22,09 13,14 19,77

Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 2,92 3,87 3,17 2,98 3,46 3,11

Barang tahan lama / Durable goods 6,07 4,24 5,60 6,79 6,60 6,74

Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 1,97 0,52 1,59 1,99 0,54 1,61

Keperluan pesta / Parties 1,20 1,02 1,16 1,21 1,65 1,32

Jumlah bukan makanan Total of non-food

58,02 38,87 53,06 56,54 42,34 52,85

Jumlah / Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2008 and

2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 544: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

456 Banten in Figures 2010

12.2 KONSUMSI KALORI DAN PROTEIN

CALORY AND PROTEIN CONSUMPTION

Tabel 12.2.1

Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal)

Menurut Kelompok Makanan dan Golongan

Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009

Daily Average per Capita Calory Consumtion

by Commodity Group and Monthly per Capita

Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Kurang dari 100.000

100.000 - 149.000

150.000 - 199.999

200.000 - 299.999

(1) (2) (3) (4) (5)

Padi-padian / Cereals 1 241,83 1 061,76 1 055,24 1 106,78

Umbi-umbian / Tubers 53,43 28,23 25,09 29,11

Ikan / Fish 12,53 27,73 29,94 40,25

Daging / Meat 0,00 2,05 9,48 15,35

Telur dan susu / Eggs & milk 0,00 5,71 16,72 27,34

Sayur-sayuran / Vegetables 11,61 25,34 30,90 32,53

Kacang-kacangan / Legumes 11,67 23,70 46,35 53,05

Buah-buahan / Fruits 0,00 26,36 29,47 25,94

Minyak dan lemak / Oil & fats 35,51 85,60 145,28 177,63

Bahan minuman / Beverages stuffs 21,14 44,09 55,99 68,35

Bumbu-bumbuan / Spices 9,62 12,73 12,14 14,32

Konsumsi lainnya / Misc. food item 0,00 17,56 29,59 45,53

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

23,32 80,69 153,63 253,78

Jumlah / Total 1 420,66 1 441,55 1 639,82 1 889,96

Page 545: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 457

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.2.1

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Rata-rata per kapita Per capita average

300.000 - 499.999

500.000 - 749.999

750.000 - 999.999

1.000.000 dan lebih

(1) (6) (7) (8) (9) (10)

Padi-padian / Cereals 945,57 793,84 758,34 708,55 931,55

Umbi-umbian / Tubers 24,40 23,81 24,10 18,18 24,96

Ikan / Fish 41,41 44,94 52,59 50,99 42,23

Daging / Meat 38,11 72,64 108,65 127,67 48,96

Telur dan susu / Eggs & milk 59,64 99,75 102,24 134,25 64,76

Sayur-sayuran / Vegetables 33,13 33,23 38,86 34,63 33,16

Kacang-kacangan / Legumes 66,26 61,63 82,35 74,00 61,70

Buah-buahan / Fruits 28,42 38,86 51,99 67,62 34,78

Minyak dan lemak / Oil & fats 213,56 242,58 271,72 271,46 211,74

Bahan minuman / Beverages stuffs 78,36 88,02 105,34 101,48 79,27

Bumbu-bumbuan / Spices 16,42 17,70 20,03 19,63 16,31

Konsumsi lainnya / Misc. food item 77,63 97,06 127,07 106,94 74,95

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

347,55 438,38 516,85 588,00 355,21

Jumlah / Total 1 970,46 2 052,44 2 260,13 2 303,40 1 979,58

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 546: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

458 Banten in Figures 2010

Tabel 12.2.2

Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita (kkal) Sehari

Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten,

2008 dan 2009

Daliy Average per Capita Calory Consumtion (kkal)

by Commodity Group in Banten Province,

2008 and 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

2008 2009

Kota Urban

Desa Rural

Kota+Desa Urban+Rural

Kota Urban

Desa Rural

Kota+Desa Urban+Rural

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Padi-padian / Cereals 798,56 1 163,76 943,91 806,15 1 121,24 931,55

Umbi-umbian / Tubers 27,06 47,00 35,00 20,25 32,07 24,96

Ikan / Fish 42,33 55,12 47,42 40,93 44,20 42,23

Daging / Meat 68,31 29,26 52,77 66,11 23,01 48,96

Telur dan susu / Eggs & milk 89,21 34,14 67,29 85,16 33,90 64,76

Sayur-sayuran / Vegetables 37,47 49,53 42,27 30,63 37,00 33,16

Kacang-kacangan / Legumes 70,17 58,67 65,59 66,37 54,64 61,70

Buah-buahan / Fruits 44,02 45,36 44,55 34,00 35,95 34,78

Minyak dan lemak / Oil & fats 227,45 216,40 223,05 223,64 193,75 211,74

Bahan minuman / Beverages stuffs 86,43 94,25 89,54 81,33 76,15 79,27

Bumbu-bumbuan / Spices 18,16 26,02 21,29 15,92 16,91 16,31

Konsumsi lainnya / Misc. food item 103,16 62,87 87,12 91,38 50,09 74,95

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

377,85 272,21 335,81 386,90 307,27 355,21

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah / Total 1 990,18 2 154,59 2 055,61 1 948,77 2 026,18 1 979,58

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2008 and

2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 547: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 459

Tabel 12.2.3

Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram)

Menurut Kelompok Makanan dan Golongan

Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009

Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram)

by Commodity Group and Monthly per Capita

Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Kurang dari 100.000

100.000 - 149.000

150.000 - 199.999

200.000 - 299.999

(1) (2) (3) (4) (5)

Padi-padian / Cereals 29,06 24,84 24,70 25,92

Umbi-umbian / Tubers 0,35 0,19 0,18 0,22

Ikan / Fish 1,78 4,48 4,87 6,61

Daging / Meat 0,00 0,12 0,58 0,98

Telur dan susu / Eggs & milk 0,00 0,46 1,16 1,74

Sayur-sayuran / Vegetables 0,98 1,66 2,06 1,95

Kacang-kacangan / Legumes 0,98 2,20 3,96 4,87

Buah-buahan / Fruits 0,00 0,25 0,28 0,26

Minyak dan lemak / Oil & fats 0,04 0,09 0,08 0,09

Bahan minuman / Beverages stuffs 0,58 0,55 0,85 0,97

Bumbu-bumbuan / Spices 0,41 0,75 0,66 0,75

Konsumsi lainnya / Misc. food item 0,00 0,39 0,64 0,97

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

0,54 1,90 3,38 5,69

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah / Total 34,72 37,88 43,40 51,02

Page 548: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

460 Banten in Figures 2010

Lanjutan Tabel / Continued Table 12.2.3

Kelompok Barang Commodity Group

Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class

Rata-rata per kapita Per capita average

300.000 - 499.999

500.000 - 749.999

750.000 - 999.999

1.000.000 dan lebih

(1) (6) (7) (8) (9) (10)

Padi-padian / Cereals 22,16 18,63 17,81 16,61 21,83

Umbi-umbian / Tubers 0,23 0,28 0,32 0,29 0,24

Ikan / Fish 7,11 7,94 9,43 9,10 7,25

Daging / Meat 2,35 4,58 6,98 8,18 3,09

Telur dan susu / Eggs & milk 3,30 5,13 5,53 7,45 3,57

Sayur-sayuran / Vegetables 1,92 1,87 2,24 1,99 1,95

Kacang-kacangan / Legumes 6,18 5,74 7,50 6,68 5,68

Buah-buahan / Fruits 0,30 0,43 0,59 0,81 0,38

Minyak dan lemak / Oil & fats 0,10 0,14 0,18 0,20 0,12

Bahan minuman / Beverages stuffs 1,16 1,26 1,30 1,22 1,11

Bumbu-bumbuan / Spices 0,74 0,74 0,94 0,80 0,75

Konsumsi lainnya / Misc. food item 1,63 1,99 2,54 2,13 1,55

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

8,79 12,88 16,25 20,21 9,79

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah / Total 55,97 61,61 71,61 75,67 57,31

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 549: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 461

Tabel 12.2.4

Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram)

Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten

(rupiah), 2008 dan 2009

Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram)

by Commodity Group in Banten Province

(rupiahs), 2008 and 2009

Table

Kelompok Barang Commodity Group

2008 2009

Kota Urban

Desa Rural

Kota+Desa Urban+Rural

Kota Urban

Desa Rural

Kota+Desa Urban+Rural

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Padi-padian / Cereals 18,74 27,25 22,13 18,90 26,26 21,83

Umbi-umbian / Tubers 0,30 0,37 0,33 0,24 0,24 0,24

Ikan / Fish 7,50 9,06 8,12 7,24 7,28 7,25

Daging / Meat 4,39 1,83 3,37 4,20 1,41 3,09

Telur dan susu / Eggs & milk 4,95 1,94 3,75 4,60 2,02 3,57

Sayur-sayuran / Vegetables 2,14 2,91 2,44 1,74 2,25 1,95

Kacang-kacangan / Legumes 6,51 5,20 5,99 6,17 4,93 5,68

Buah-buahan / Fruits 0,53 0,54 0,53 0,39 0,35 0,38

Minyak dan lemak / Oil & fats 0,13 0,14 0,13 0,12 0,12 0,12

Bahan minuman / Beverages stuffs 1,05 1,15 1,09 1,12 1,11 1,11

Bumbu-bumbuan / Spices 0,81 1,20 0,97 0,69 0,85 0,75

Konsumsi lainnya / Misc. food item 2,15 1,31 1,81 1,87 1,07 1,55

Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1

11,12 6,70 9,36 11,52 7,18 9,79

Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah / Total 60,32 59,60 60,02 58,80 55,07 57,31

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2008 and

2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages

Page 550: Banten Dalam Angka 2010

EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII

462 Banten in Figures 2010

12.3 KETERSEDIAAN PANGAN

FOOD AVAILABILITY

Tabel 12.3.1

Perkembangan Persediaan Beras

di Provinsi Banten (ton), 2009

Trend of Rice Stock in Banten Province (Ton), 2009

Table

Bulan

Month

Stok Awal

Pre Stock

Pemasukan

In

Stok Dikuasai

Stock Controlled

Pengeluaran

Out

Stok Akhir

Final Stock

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Januari / January 28 882,98 1 270,72 30 153,70 283,53 29 870,17

Februari / February 29 870,17 686,16 30 556,33 2 436,29 28 120,04

Maret / March 28 120,04 8 755,14 36 875,18 3 443,76 33 431,43

April / April 33 431,43 15 562,47 48 993,90 10 145,85 38 848,05

Mei / May 38 848,05 13 151,52 51 999,57 9 732,88 42 266,69

Juni / June 42 266,69 7 632,83 49 899,52 8 743,85 41 155,68

Juli / July 41 155,68 8 755,04 49 910,72 10 823,89 39 086,83

Agustus / August 39 086,83 8 581,26 47 668,09 11 508,59 36 159,51

September / September 36 159,51 6 173,81 42 333,32 6 448,34 35 884,98

Oktober / October 35 884,98 4 425,49 40 310,47 6 253,22 34 057,25

November / November 34 057,25 2 833,79 36 891,04 11 473,35 25 417,70

Desember / December 25 417,70 8 838,48 34 256,17 15 416,60 18 839,58

Sumber / Source : Bulog Subdivre. Banten

Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency – Banten Province

Page 551: Banten Dalam Angka 2010

BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI

Banten dalam Angka 2010 463

Tabel 12.3.2

Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Gabah dan

Beras di Provinsi Banten (ton), 2009

Report of Actual Procurements and Contracts of Rice

and Unhusked Rice in Banten Province (ton), 2009

Table

Mitra Kerja

Contractors

Beras / Rice Gabah / Unhusked Rice

Kontrak Contract

(ton)

Realisasi Realization

(ton)

Kontrak Contract

(ton)

Realisasi Realization

(ton)

(1) (2) (3) (4) (6)

Sub Dolog Serang

Mitra Kerja ada DN 6 750 6 750 14 942 14 942

Satgas - - 1 494 1 494

UPGB - - 855 855

Sub Jumlah/Total 6 750 6 750 17 291 17 291

Sub Dolog Lebak

Mitra Kerja ada DN 10 000 10 000 14 150 14 150

Satgas - - 1 000 1 000

UPGB - - 1 750 1 750

Sub Jumlah/ Total 10 000 10 000 16 900 16 900

Sub Dolog Tangerang

Mitra Kerja ada DN 2 400 2 400 15 230 15 230

Satgas - - 1 000 1 000

UPGB - - - -

Sub Jumlah/ Total 2 400 2 400 16 230 16 230

Total Dolog Banten

Mitra Kerja ada DN 19 150 19 150 44 322 44 322

Satgas - - 3 494 3 494

UPGB - - 2 605 2 605

Jumlah/ Total 19 150 19 150 50 421 50 421

Sumber / Source : Perum Bulog Subdivre. Banten

Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency – Banten Province

Page 552: Banten Dalam Angka 2010
Page 553: Banten Dalam Angka 2010

13

PENDAPATAN REGIONAL

Regional Income

Page 554: Banten Dalam Angka 2010
Page 555: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 467

Penjelasan Teknis

1. Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tingkat regional

(provinsi dan kabupaten/kota)

menggambarkan kemampuan suatu

wilayah untuk menciptakan output

(nilai tambah) pada suatu waktu

tertentu. Untuk menyusun PDB

maupun PDRB digunakan 2

pendekatan yaitu sektoral dan

penggunaan. Keduanya menyaji-

kan komposisi data nilai tambah

dirinci menurut sumber kegiatan

ekonomi (sektoral) dan menurut

komponen penggunaannya. PDRB

dari sisi sektoral merupakan

penjumlahan seluruh komponen

nilai tambah bruto yang mampu

diciptakan oleh sektor-sektor

ekonomi atas berbagai aktivitas

produksinya. Sedangkan dari sisi

penggunaan menjelaskan tentang

penggunaan dari nilai tambah

tersebut.

2. Penyajian PDRB menurut sektor

dirinci menurut total nilai tambah

dari seluruh sektor ekonomi yang

mencakup sektor Pertanian;

Pertambangan dan Penggalian;

Industri Pengolahan; Listrik, Gas

dan Air Bersih; Konstruksi;

Perdagangan, Hotel dan Restoran;

Pengangkutan dan Komunikasi;

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan; dan Jasa-jasa.

Catatan Teknis

1. The basic measure of the output

arising from economic activity is

known as Gross Regional

Domestic Product (GRDP) at

the regional level (provinces/

regencies / municipalities). To

compile these statistics, two

approaches have been used, i.e.

"production approach" and

"expenditure approach". The first

approach is to measure value

added produced by various kinds

of economic activities, while the

second approach is to measure

final uses of the country's output.

In other words, GRDP is the sum

of total value added produced by

all economic sectors (activities)

and the way of using it.

2. GRDP by sector is classified

by types of economic activities

such as Agriculture; Mining

and Quarrying; Manufacturing;

Electricity, Gas and Water

Supply; Construction; Trade,

Hotels and Restaurants;

Transport and Communication;

Finance, Real Estate and

Business Services; and other

Services.

Page 556: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

468 Banten in Figures 2010

3. PDRB menurut penggunaan

dirinci menurut komponen penge-

luaran konsumsi rumah tangga

(termasuk lembaga nirlaba),

pengeluaran konsumsi pemerintah,

pembentukan modal tetap bruto,

perubahan inventori, ekspor dan

impor.

4. Pengeluaran konsumsi rumah

tangga mencakup berbagai penge-

luaran konsumsi akhir rumah

tangga atas barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan individu

ataupun kelompok secara langsung.

Pengeluaran rumah tangga di

sini mencakup pembelian untuk

makanan dan bukan makanan

(barang dan jasa) di dalam negeri

maupun di luar negeri. Termasuk

pula di sini pengeluaran lembaga

nirlaba yang tujuan kegiatannya

adalah untuk melayani keperluan

rumah tangga.

5. Pengeluaran konsumsi pemerintah

mencakup pengeluaran pemerintah

untuk belanja pegawai, penyu-

sutan maupun belanja barang

(termasuk biaya perjalanan, peme-

liharaan dan pengeluaran rutin

lainnya), baik yang dilakukan oleh

pemerintah pusat maupun peme-

rintah daerah.

6. Pembentukan Modal Tetap Bruto

mencakup pengadaan, pembuatan

dan pembelian barang modal.

Barang modal dimaksud adalah

barang-barang yang digunakan

untuk proses produksi, tahan lama

atau yang mempunyai umur

pemakaian lebih dari satu tahun

3. GRDP by type of expenditures is

classified into: Private consump-

tion expenditure (household and

non-profit institution); Govern-

ment consumption expenditure;

Gross fixed capital formation;

Changes in inventories; Exports

and Imports.

4. Household consumption expen-

ditures consist of expenditures

incurred by households, which

are used for both individual or

collective needs. Household

consumptions are classified into

food and non-food (goods and

services) expenditures that may

take place in domestic or abroad

Expenditures here include expen-

ditures of Nonprofit institutions

serving households.

5. Government consumption expen-

ditures consist of expenditures for

the compensation of employees,

capital consumption (deprecia-

tion) and intermediate consump-

tion (including travel allowance,

maintenance cost, and other

routine expenditures) spent by

either central or local

government.

6. Gross fixed capital formation

consists of resident producers

acquisitions, less disposals, of

fixed assets during a given period

plus certain addition to the value

of non-produced assets done

by the productive activity of

producer or institutional units.

Page 557: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 469

seperti bangunan, mesin-mesin

dan alat angkutan. Termasuk pula

di sini perbaikan besar (berat)

yang sifatnya memperpanjang

umur atau mengubah bentuk atau

kapasitas barang modal tersebut.

Pengeluaran barang modal untuk

keperluan militer tidak dicakup di

sini tetapi digolongkan sebagai

konsumsi pemerintah.

7. Ekspor barang dan jasa merupakan

transaksi perdagangan barang dan

jasa dari penduduk (residen) ke

bukan penduduk (non-residen).

Impor barang dan jasa adalah

transaksi perdagangan dari bukan

penduduk ke penduduk. Ekspor

atau impor barang terjadi

pada saat terjadi perubahan

hak kepemilikan barang antara

penduduk dengan bukan penduduk

(dengan atau tanpa perpindahan

fisik barang tersebut).

8. Produk Regional Domestik Bruto

maupun agregat turunannya disaji-

kan dalam 2 (dua) versi penilaian,

yaitu atas dasar "harga berlaku"

dan atas dasar "harga konstan".

Disebut sebagai harga berlaku

karena seluruh agregat dinilai

dengan menggunakan harga pada

tahun berjalan, sedangkan harga

konstan penilaiannya didasarkan

kepada harga satu tahun dasar

tertentu. Dalam publikasi di sini

digunakan harga tahun 2000

sebagai dasar penilaian.

Fixed assets are tangible and

intangible assets produced

as outputs from processes of

production that are used by

themselves and repeatedly, or

continuously in process of

production for more than one

year. The expenditure for military

purposes are classified as

government expenditure not as

capital formation.

7. Exports of goods and services

consist of transactions of goods

and services from residents to

non-residents. Imports of goods

and services consist of transac-

tion of goods and services

from non-residents to residents.

Exports and imports of goods

occur when there are changes in

ownership of goods between

residents and nonresidents (with

or without physical movements of

goods across frontiers).

8. GRDP and its aggregations are

presented in two forms: at current

market prices and at constant

base year market prices. In

presenting current market prices,

all aggregates are valued at

current market prices, while base

year constant market prices are

shown by valuing all aggregates

at fixed base year prices. Year of

2000 is used as the base year in

this publication.

Page 558: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

470 Banten in Figures 2010

9. Laju pertumbuhan Produk Domes-

tik Regional Bruto diperoleh dari

perhitungan PRDB atas dasar

harga konstan. Diperoleh dengan

cara mengurangi nilai PDRB pada

tahun ke-n terhadap nilai pada

tahun ke n-1 (tahun sebelumnya),

dibagi dengan nilai pada tahun ke

n-1, kemudian dikalikan dengan

100 persen. Laju pertumbuhan

menunjukkan perkembangan

agregat pendapatan dari satu

waktu tertentu terhadap waktu

sebelumnya.

10. PDRB per kapita diperoleh dari

PDRB atas dasar harga berlaku

dibagi dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun.

9. Growth rate of Gross Regional

Domestic Product (GRDP) is

derived from GRDP at constant

market prices. It is obtained by

subtracting the value of GRDP

year n with the value of GRDP

year n-1, divided by the value of

GRDP year n-1 then multiplied

by 100 percent. The growth rate

of GRDP explains the income

growth during the given period.

10. Per capita GRDP derived from

GRDP at current market prices

divided by mid-year population.

Page 559: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 471

13.1. PDRB Provinsi Banten

Perekonomian Banten pada tahun

2009 ini menghadapi tantangan yang

cukup berat, terutama akibat adanya

krisis finansial dan ekonomi global

yang merembet sejak tahun 2008 dan

dampaknya terasa maksimal pada

tahun ini. Akibatnya, sisi foreign

demand ekonomi Banten mengalami

pelemahan dan merembet kepada sisi

supply nya terutama sektor industri

pengolahan. Beruntung, pada tahun

2009 ini terdapat peristiwa temporer

yang dapat memperkuat sisi domestic

demand yaitu Pemilu dan Pilpres,

sehingga pelemahan ekonomi Banten

menjadi tertahan.

Secara nominal, level ekonomi

Banten pada tahun 2009 bertambah

sebesar 10,56 triliun rupiah, yaitu dari

122,49 triliun rupiah di tahun 2008

menjadi sebesar 133,05 triliun rupiah

pada tahun 2009, atau mengalami

peningkatan sebesar 7,93 persen.

Hanya saja, Produk Domestik Bruto

(PDB) nominal Nasional pada tahun

2009 meningkat sebesar 11,79 persen

atau bertambah sebesar 662,09 triliun

rupiah hingga menjadi 5.613,44 triliun

rupiah, sehingga rata-rata PDRB

nominal per provinsi pada tahun 2009

adalah sebesar 170,10 triliun rupiah.

Berarti, level perekonomian Banten

pada tahun 2009 ini masih tetap

dibawah rata-rata Nasional, yaitu

masih sekitar 78,22 persen dari nilai

rata-rata.

13.1. GRDP of Banten Province

Banten economy in 2009 is facing a

tough challenge, mainly due to

financial and economic crisis that

spread globally since 2008 and its

impact felt on this year's maximum. As

a result, the economy, foreign demand

weakened and hindered Banten to the

supply side, especially its manu-

facturing sector. Fortunately, in 2009

there are temporary events such as

general election and presidential

election that can strengthen domestic

demand side, so that the economic

slowdown of Banten is being detained.

In nominal terms, the economic

level of Banten in 2009 increased to

10.56 trillion rupiahs, from 122.49

trillion rupiahs in 2008 amounted to

133.05 trillion rupiahs in 2009, an

increase of 7.93 percent. Only, Gross

Domestic Product (GDP) in 2009

nominally increased by 11.79 percent

or an increase of 662,09 trillion

rupiahs to 5,613.44 trillion rupiahs,

so the average nominal GRDP per

province in 2009 amounted to

170.10 trillion rupiahs. It means, the

economic level of Banten in 2009 is

still below the national average, which

is still around 78.22 percent of the

average value.

Page 560: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

472 Banten in Figures 2010

Apabila ditelaah menurut sisi

demand-nya, ternyata dari total nilai

PDRB Banten yang sebesar 133,05

trilyun rupiah; 59,49 persennya berasal

dari komponen pengeluaran konsumsi

rumahtangga; 31,65 persen dari

komponen pembentukan modal tetap

bruto; 4,80 persen dari komponen

pengeluaran pemerintah; 6,89 persen

dan sisanya dari komponen perubahan

stok dan komponen ekspor neto.

Karena itu dapat dikatakan bahwa

perkembangan dan pertumbuhan

ekonomi PDRB Banten di-drive oleh

konsumsi rumahtangga domestik

Banten.

Secara riil, ekonomi Banten pada

tahun 2009 tumbuh sebesar 4,69

persen, melambat bila dibandingkan

dengan tahun 2008 yang tumbuh

sebesar 5,77 persen. Perlambatan

tersebut dari sisi supply disebabkan

oleh adanya perlambatan pertumbuhan

yang terjadi pada kebanyakan sektor

ekonominya terutama sektor industri

pengolahan dan sektor perdagangan,

hotel, dan restoran yang masing-

masing tumbuh sebesar 1,50 persen

dan 6,51 persen, sebagai akibat adanya

pelemahan pada sisi foreign demand

dan melemahnya permintaan untuk

investasi. Sektor industri pengolahan

dan sektor perdagangan, hotel, dan

restoran merupakan sektor yang

dominan dalam perekonomian Banten

dengan share masing-masing sebesar

43,17 persen dan 20,79 persen.

When it reviewed according to the

demand side, apparently from the total

GRDP value of Banten is amounting to

133.05 trillion rupiah; 59.49 percent

comes from the components of

household consumption expenditure;

31.65 percent of the components of

gross fixed capital formation; 4.80 per

cent of the expenditure components

government's 6.89 percent and the

remainder of the component stock

changes and net export components.

Therefore, it can be said that

economic growth of Banten is driven

by domestic household consumption.

In real terms, economic of Banten

in 2009 grew by 4.69 percent, slower

than in 2008, which grew by 5.77

percent. The slow growth of supply

side caused by the slowdown in growth

that occurred in most economic

sectors, especially manufacturing

sector and trade, hotels, and

restaurants, each of which grew by

1.50 percent and 6.51 percent,

as a result of weakening on the side

foreign demand and weak demand for

investment. Manufacturing sector and

trade, hotels, and restaurants is the

dominant sector in the economy of

Banten with their respective share of

43.17 percent and 20.79 percent.

Page 561: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 473

13.2. PDRB Kabupaten/Kota

Seperti diketahui, sektor industri

pengolahan terkonsentrasi di Kota

Tangerang, Kabupaten Tangerang dan

Kota Cilegon, sedangkan untuk sektor

perdagangan, hotel, dan restoran

sebagian besar terkonsentrasi pada tiga

kabupaten/kota tersebut. Sehingga,

pembentukan PDRB Banten pun

secara spasial didominasi oleh ketiga

kabupaten/kota tersebut. Tercatat,

ketiga kabupaten/kota tersebut pada

tahun 2009 masing-masing mem-

berikan share sebesar 34,94 persen;

21,75 persen dan 14,15 persen

terhadap pembentukan PDRB Nonimal

Banten. Sedangkan sisanya yang hanya

sebesar 29,16 persen disumbang oleh

Kabupaten Serang, Kota Tangerang

Selatan, Kabupaten Pandeglang,

Kabupaten Lebak dan Kota Serang.

Sementara itu dari sisi pertum-

buhan, Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2009 ini menjadi daerah yang

paling tinggi pertumbuhan ekonominya

yaitu mencapai 8,49 persen dan yang

terendah adalah Kabupaten Serang

yang hanya tumbuh sebesar 3,18

persen. Sedangkan, Kota Tangerang,

Kabupaten Tangerang dan Kota

Cilegon masing-masing tumbuh

sebesar 5,74 persen; 4,40 persen dan

4,84 persen. Meskipun demikian, andil

terbesar bagi pertumbuhan ekonomi

Banten tetaplah dipegang oleh Kota

Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan

Kota Cilegon, dengan kontribusi

masing-masing sebesar 1,19 bps (basis

points); 0,98 bps dan 0,71 bps.

13.2. GRDP by Regency/Municipality

As known, the manufacturing sector

is concentrated in Tangerang

Municipality, Tangerang Regency and

Cilegon Municipality, while trade,

hotels, and restaurants are mostly

concentrated in those regency/

Municipality. Thus, any formation of

Banten GRDP spatially dominated by

those regency/ Municipality

mentioned. Noted, these regency/

Municipality in 2009 gave their

respective share of 34.94 percent,

21.75 percent and 14.15 percent to the

GRDP formation Nominal of Banten.

While the rest which is only amounted

to 29.16 percent was contributed by

Serang Regency, Tangerang Selatan

Municipality, Pandeglang Regeny,

Lebak Regency and Serang Regency.

Meanwhile, in terms of growth,

Tangerang Selatan Municipality in

2009 has become the fastest regional

economic growth that reached 8.49

percent and the slowest one was

Serang regency which only grew by

3.18 percent. Meanwhile, Tangerang

Municipality, Tangerang Regency and

Cilegon Municipality each grew by

5.74 percent, 4.40 percent and 4.84

percent. Nevertheless, the greatest

contribution to the economic growth is

still contributed by Tangerang

Municipality, Tangerang Regency,

Cilegon Municipality, each amounted

1.19 bps (basis points), 0.98 bps and

0.71 bps.

Page 562: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

474 Banten in Figures 2010

Grafik 13.1

Figure

Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dan Nasional

(persen), 2001-2009

Indonesia and Banten Province Economic Growth Rate

(percent), 2001-2009

5,77

4,69

6,04

3,95

4,11

5,07

5,63

5,88

5,57

3,69

6,01

4,55

6,35

5,505,69

5,054,50

4,78

3

3,5

4

4,5

5

5,5

6

6,5

7

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Provinsi Banten / Banten Province Indonesia

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 13.2

Figure

Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2009

Percentage Distribution of GRDP of Banten Province

At Current Market Prices by Industrial Origin, 2009

Jasa-Jasa / Services

5,99%

Pertanian / Agriculture

8,41%

Keuangan, Persewaan

dan Jasa Per. / Finance

and Bussiness Serv.

4,10%

Pengangkutan dan

Komunikasi / Transport

and Communication

9,96%

Pertambangan dan

Penggalian / Mining and

Quarrying

0,12%

Industri Pengolahan /

Manufacturing Industry

43,17%

Bangunan / Construction

3,50%

Listrik, Gas & Air Bersih /

Elecricity, Gas and Water

Supply

3,96%

Perdagangan, Hotel dan

Restoran / Trade, Hotel

and Restaurant

20,79%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 563: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 475

Grafik 13.3

Figure

Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran, 2009

Percentage Distribution of GRDP of Banten Province

At Current Market Prices by Type of Expenditure, 2009

59,49

4,1

4,8

22,76

27,23

31,65

4,41

3,4

14,13

8,03

55,02

57,24

3,68

4,05 0,01

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2007

2008

2009

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption Exp.)

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (Government Consumtion Exp.)

Pembentukan Modal Tetap Bruto (Gross Fixed Capital Formation)

Perubahan Stok (Canges in Stocks)

Ekspor Netto (Net Export)

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Grafik 13.4

Figure

Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota, 2009

Percentage Distribution of GRDP of Banten Province

At Current Market Prices by Regency/Municipality, 2009

Kab. Tangerang

21,75%

Kab. Serang

8,14%Kota Tangerang

34,94%

Kota Cilegon

14,15%

Kab. Pandeglang

5,29%

Kota Tangsel

7,17%

Kota Serang

3,40%

Kab. Lebak

5,16%

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Page 564: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

476 Banten in Figures 2010

13.1. PDRB PROVINSI BANTEN

GRDP OF BANTEN PROVINCE

Tabel 13.1.1

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

(juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province

At Current Market Prices by Industrial Origin

(million rupiahs), 2007-2009

Table

Lapangan Usaha Industrial Origin

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian Agriculture 8 523 310,07 10 262 241,41 11 205 004,27

2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying 115 127,47 141 232,22 168 559,63

3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry 51 386 344,95 55 426 962,88 57 440 678,37

4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply 4 351 693,67 4 958 985,11 5 272 729,94

5. Bangunan Construction 3 259 394,62 3 988 613,00 4 662 979,53

6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants 20 400 505,50 24 621 928,03 27 662 710,25

7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication 9 929 409,84 11 394 829,93 13 249 188,26

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv. 3 814 970,56 4 690 484,45 5 456 919,67

9. Jasa-Jasa Services 5 718 895,75 7 005 377,22 7 929 237,19

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

107 499 652,42 122 490 654,25 133 048 007,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 565: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 477

Tabel 13.1.2

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province

At 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin

(million rupiahs), 2007-2009

Table

Lapangan Usaha Industrial Origin

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian Agriculture

5 242 350,48 5 408 861,73 5 641 900,50

2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying

69 292,77 79 151,12 90 195,51

3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry

31 496 751,75 32 225 075,20 32 707 531,26

4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply

2 629 581,32 2 805 792,50 2 922 549,08

5. Bangunan Construction

1 880 273,94 2 010 388,56 2 204 523,41

6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants

12 800 800,86 14 202 996,50 15 127 918,26

7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication

5 780 569,93 6 200 675,31 6 877 187,61

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv.

2 138 061,77 2 489 875,78 2 822 560,19

9. Jasa-Jasa Services

3 009 092,96 3 380 093,59 3 636 754,80

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

65 046 775,77 68 802 910,30 72 031 120,61

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 566: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

478 Banten in Figures 2010

Tabel 13.1.3

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009

Distribution of Gross Regional Domestic Product

of Banten Province At Current Market Prices

by Industrial Origin (percent), 2007-2009

Table

Lapangan Usaha Industrial Origin

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian Agriculture

7,93 8,38 8,41

2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying

0,11 0,11 0,12

3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry

47,80 45,25 43,17

4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply

4,04 4,05 3,96

5. Bangunan Construction

3,03 3,26 3,50

6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants

18,97 20,10 20,79

7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication

9,24 9,29 9,96

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv.

3,54 3,83 4,10

9. Jasa-Jasa Services

5,34 5,73 5,99

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

100,00 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 567: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 479

Tabel 13.1.4

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009

Growth Rate of Gross Regional Domestic Product

of Banten Province at 2000 Constant Market Prices

by Industrial Origin (percent), 2007-2009

Table

Lapangan Usaha Industrial Origin

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian Agriculture

4,22 3,18 4,31

2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying

12,65 14,23 13,95

3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry

3,10 2,31 1,50

4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply

4,73 6,70 4,16

5. Bangunan Construction

13,10 6,92 9,66

6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants

11,52 10,95 6,51

7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication

6,71 7,27 10,91

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv.

13,24 16,45 13,36

9. Jasa-Jasa Services

9,62 12,33 7,59

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

6,04 5,77 4,69

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 568: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

480 Banten in Figures 2010

Tabel 13.1.5

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran

(juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province

at Current Market Prices by Type of Expenditure

(million rupiahs), 2007-2009

Table

Jenis Pengeluaran Type of Expenditure

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure

59 146 801,68 70 115 139,16 79 147 832,69

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure

3 954 954,20 5 018 023,98 6 388 778,84

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation

24 465 278,90 33 355 499,33 42 110 215,18

4. Perubahan Stok Changes in Stocks

4 750 004,60 4 160 634,46 5 374 410,74

5. Ekspor Export

74 632 441,22 94 883 682,56 73 066 953,73

6. Dikurangi : Impor Less : Import

59 449 828,17 85 042 325,25 73 058 397,46

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

107 499 652,42 122 490 654,25 133 048 007,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 569: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 481

Tabel 13.1.6

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province

at 2000 Constant Market Prices by Type of Expenditure

(million rupiahs), 2007-2009

Table

Jenis Pengeluaran Type of Expenditure

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure

40 123 430,22 42 055 770,51 44 403 633,74

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure

2 748 780,08 3 074 549,09 3 530 319,60

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation

15 439 163,97 17 040 856,36 17 640 944,04

4. Perubahan Stok Changes in Stocks

1 888 691,59 2 255 678,09 1 731 614,32

5. Ekspor Export

51 985 945,29 58 484 414,26 51 715 251,16

6. Dikurangi : Impor Less : Import

47 139 235,38 54 108 358,02 46 990 588,78

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

65 046 775,77 68 802 910,30 72 031 120,61

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 570: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

482 Banten in Figures 2010

Tabel 13.1.7

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009

Distribution of Gross Regional Domestic Product of

Banten Province at Current Market Prices

by Type of Expenditure (percent), 2007-2009

Table

Jenis Pengeluaran Type of Expenditure

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure

55,02 57,24 59,49

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure

3,68 4,10 4,80

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation

22,76 27,23 31,65

4. Perubahan Stok Changes in Stocks

4,41 3,40 4,05

5. Ekspor Export

69,43 77,46 54,93

6. Dikurangi : Impor Less : Import

55,30 69,43 54,92

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

100,00 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 571: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 483

Tabel 13.1.8

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009

Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of

Banten Province at 2000 Constant Market Prices

by Type Expenditure (percent), 2007-2009

Table

Jenis Pengeluaran Type of Expenditure

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure

7,98 4,82 5,58

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure

4,49 11,85 14,82

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation

7,31 10,37 3,52

4. Perubahan Stok Changes in Stocks

-64,51 19,43 -23,23

5. Ekspor Export

19,46 12,50 -11,57

6. Dikurangi : Impor Less : Import

13,11 14,78 -13,15

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

6,04 5,77 4,69

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 572: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

484 Banten in Figures 2010

Tabel 13.1.9

Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan

PDRB per Kapita di Provinsi Banten, 2007 - 2009

Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP

in Banten Province, 2007 - 2009

Table

Uraian Description

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

1. Nilai Absolut Absolute Values

a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs)

107 499 652,42 122 490 654,25 133 048 007,12

b.…

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs)

65 046 775,77 68 802 910,30 72 031 120,61

c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person)

9 423 367 9 602 445 9 782 779

d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs)

11 407 775 12 756 194 13 600 226

e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs)

6 902 711 7 165 145 7 363 053

2. Indeks Perkembangan (2000 = 100,00)

Growth Index

a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs)

235,28 268,09 291,19

b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs)

142,36 150,58 157,65

c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person)

117,00 119,23 121,46

d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs)

201,09 224,86 239,74

e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs)

121,68 126,30 129,79

Page 573: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 485

Lanjutan Tabel / Continued Table 13.1.9

Uraian Description

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

3. Indeks Berantai Chain Index

a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs)

109,84 113,95 108,62

b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs)

106,04 105,77 104,69

c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person)

102,16 101,90 101,88

d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs)

107,52 111,82 106,62

e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs)

103,79 103,80 102,76

Indeks Harga Implisit PDRB Implicit Price Index of GRDP

165,27 178,03 184,71

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 574: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

486 Banten in Figures 2010

13.2. PDRB MENURUT KABUPATEN/KOTA

GRDP BY REGENCY/MUNICIPALITY

Tabel 13.2.1

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota

(juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province

at Current Market Prices by Regency/Municipality

(million rupiahs), 2007-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 6 122 594,25 6 939 119,48 7 465 228,79

2. Lebak 6 029 385,22 6 749 770,68 7 279 724,71

3. Tangerang 25 305 220,70 28 270 740,50 30 707 143,77

4. Serang 9 846 646,45 10 729 727,43 11 497 791,59

Kota / Municipality

5. Tangerang 39 354 584,22 44 688 729,38 49 330 670,42

6. Cilegon 16 038 683,42 18 013 859,12 19 982 129,65

7. Serang 3 884 487,47 4 354 137,96 4 806 605,82

8. Tangerang Selatan 7 649 549,15 8 931 176,87 10 127 849,79

Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)

114 231 150,88 128 677 261,42 141 197 144,54

Provinsi Banten 107 499 652,42 122 490 654,25 133 048 007,12

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 575: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 487

Tabel 13.2.2

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009

Gross Regional Domestic Product of Banten Province

at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality

(million rupiahs), 2007-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 3 667 467,40 3 824 711,66 3 976 527,25

2. Lebak 3 559 031,99 3 703 579,42 3 855 293,11

3. Tangerang 15 873 690,99 16 748 498,36 17 485 777,65

4. Serang 6 387 705,54 6 639 988,83 6 851 287,52

Kota / Municipality

5. Tangerang 24 505 118,02 26 066 992,52 27 562 535,16

6. Cilegon 10 518 939,33 11 047 320,64 11 581 479,20

7. Serang 2 398 080,96 2 532 981,69 2 670 752,34

8. Tangerang Selatan 4 168 900,45 4 560 506,50 4 947 866,89

Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)

71 078 934,68 75 124 579,61 78 931 519,12

Provinsi Banten 65 046 775,77 68 802 910,30 72 031 120,61

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 576: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

488 Banten in Figures 2010

Tabel 13.2.3

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009

Distribution of Gross Regional Domestic Product of

Banten Province at Current Market Prices

by Regency/Municipality (percent), 2007-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 5,36 5,39 5,29

2. Lebak 5,28 5,25 5,16

3. Tangerang 22,15 21,97 21,75

4. Serang 8,62 8,34 8,14

Kota / Municipality

5. Tangerang 34,45 34,73 34,94

6. Cilegon 14,04 14,00 14,15

7. Serang 3,40 3,38 3,40

8. Tangerang Selatan 6,70 6,94 7,17

Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)

100,00 100,00 100,00

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 577: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 489

Tabel 13.2.4

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009

Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of

Banten Province At 2000 Constant Market Prices

by Regency/Municipality (percent), 2007-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 4,48 4,29 3,97

2. Lebak 4,90 4,06 4,10

3. Tangerang 6,48 5,51 4,40

4. Serang 4,71 3,95 3,18

Kota / Municipality

5. Tangerang 6,86 6,37 5,74

6. Cilegon 5,48 5,02 4,84

7. Serang 6,25 5,63 5,44

8. Tangerang Selatan 7,84 9,39 8,49

Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)

6,18 5,69 5,07

Provinsi Banten 6,04 5,77 4,69

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 578: Banten Dalam Angka 2010

REGIONAL INCOME CHAPTER XIII

490 Banten in Figures 2010

Tabel 13.2.5

Produk Domestik Regional Bruto per Kapita

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2007-2009

Per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten

Province at Current Market Prices

by Regency/Municipality (rupiahs), 2007-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 5 642 726 6 351 440 6 788 139

2. Lebak 4 982 349 5 467 797 5 782 640

3. Tangerang 10 411 146 11 289 441 11 970 294

4. Serang 7 459 535 8 049 827 8 545 005

Kota / Municipality

5. Tangerang 26 090 042 29 176 550 31 727 434

6. Cilegon 47 447 936 52 426 984 57 228 821

7. Serang 7 952 584 8 827 769 9 653 564

8. Tangerang Selatan 7 336 419 8 347 888 9 112 655

Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)

12 122 116 13 400 468 14 433 235

Provinsi Banten 11 407 775 12 756 194 13 600 226

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 579: Banten Dalam Angka 2010

BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL

Banten dalam Angka 2010 491

Tabel 13.2.6

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009

Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic

Product of Banten Province At at Current Market Prices

by Regency/Municipality (percent), 2007-2009

Table

Kabupaten/Kota Regency/Municipality

2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten / Regency

1. Pandeglang 8,38 12,56 6,88

2. Lebak 8,41 9,74 5,76

3. Tangerang - 8,44 6,03

4. Serang - 7,91 6,15

Kota / Municipality

5. Tangerang 10,06 11,83 8,74

6. Cilegon 8,54 10,49 9,16

7. Serang - 11,01 9,35

8. Tangerang Selatan - 13,79 9,16

Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)

8,33 10,55 7,71

Provinsi Banten 7,52 11,82 6,62

Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province

Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara

*) Revised Figures; **) Preliminary Figures

Page 580: Banten Dalam Angka 2010
Page 581: Banten Dalam Angka 2010
Page 582: Banten Dalam Angka 2010

“Banten dalam Angka” merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Publikasi ini menyajikan data primer maupun data sekunder

yang dikumpulkan dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga swasta yang mencerminkan gambaran

pembangunan Provinsi Banten.

“Banten in Figures” is annual publication

published by BPS – Statistics of Banten Province.

This publication provides primary and secondary data

collected from government and private institutions

that describes Banten Province development.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Regional Development Planning Board of Banten Province Telepon : 0254-7039797, E-mail : [email protected]

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten

BPS – Statistics of Banten Province Telepon : 0254-267027, Faks.: 0254-267026 E-mail : [email protected] Website : www.banten.bps.go.id

Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Syekh Nawawi Al-Bantani, Kota Serang, Banten