bank payment obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

27
TUGAS BANK PAYMENT OBLIGATION SEBAGAI ALTERNATIF PEMBAYARAN PADA PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh YUDY YUNARDY 20103111001 PROGRAM STUDI PERBANKAN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN STIE INDONESIA BANKING SCHOOL JAKARTA 2013

Upload: yudy-yunardy

Post on 30-Jun-2015

684 views

Category:

Economy & Finance


11 download

DESCRIPTION

BPO yang diperkenalkan oleh ICC tahun ini mungkinkah akan membuat dunia trade finance lebih semarak?

TRANSCRIPT

Page 1: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

TUGAS

BANK PAYMENT OBLIGATION SEBAGAI ALTERNATIF

PEMBAYARAN PADA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Oleh

YUDY YUNARDY

20103111001

PROGRAM STUDI PERBANKAN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

STIE INDONESIA BANKING SCHOOL

JAKARTA

2013

Page 2: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

1 | H a l a m a n

BAB I

PENDAHULUAN

Kondisi Perekonomian Global 2013

Krisis global sudah empat tahun berjalan namun kondisi perekonomian

global tetap rapuh, dan pertumbuhan di negara-negara berpendapatan tinggi masih

lemah. Laporan Global Economic Prospects Bank Dunia yang dirilis hari ini

menyebut, negara-negara berkembang perlu meningkatkan potensi pertumbuhan

ekonomi yang mereka miliki. Negara-negara ini juga perlu melindungi diri dari

risiko-risiko yang bisa muncul akibat Zona Euro dan kebijakan fiskal di Amerika

Serikat.

―Pemulihan ekonomi tetap rapuh dan tidak menentu, menghalangi prospek

perbaikan yang cepat dan pertumbuhan ekonomi yang kuat,‖ kata Presiden Grup

Bank Dunia Jim Yong Kim. ―Sejauh ini ketahanan perekonomian negara-negara

berkembang terbukti lebih kuat. Namun kita tidak bisa tunggu sampai

pertumbuhan di negara-negara maju pulih kembali, sehingga kita harus terus

mendukung negara-negara berkembang melakukan investasi di bidang

infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Investasi ini akan membantu negara-

negara ini mencapai potensi pertumbuhan mereka di masa mendatang.‖

Page 3: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

2 | H a l a m a n

Tahun lalu, negara-negara berkembang mengalami laju pertumbuhan yang

paling lambat sepanjang satu dekade terakhir, antara lain karena ketidakpastian

situasi Zona Euro di bulan Mei dan Juni 2012. Sejak itu, kondisi pasar finansial

mengalami perbaikan cukup signifikan. Arus modal asing ke negara-negara

berkembang , yang turun 30 persen di triwulan kedua 2012, kini telah pulih dan

bunga surat utang negara berada dibawah level rata-rata 282 basis poin. Pasar

saham negara berkembang naik 12.6 persen sejak Juni, sementara pasar ekuitas

negara maju naik 10.7 persen. Kendati demikian, dampak kenaikan ini pada

ekonomi riil tergolong moderat. Output negara berkembang mengalami

peningkatan, namun tertahan oleh investasi lemah dan aktivitas industrial di

negara-negara perekonomian maju.

―Dari harapan akan pemulihan berbentuk U (ditandai turunnya pertumbuhan

PDB sebelum akhirnya naik kembali dan menguat), kemudian pemulihan

berbentuk W (pemulihan dari resesi double-dip), prospek pertumbuhan global

semakin sulit diprediksi. Dengan pemerintah negara-negara maju kini tengah

berusaha membuat kebijakan fiskal yang lebih berkelanjutan, negara-negara

berkembang sebaiknya tidak terlalu k hawatir untuk mengantisipasi setiap gejolak

yang dialami negara-negara maju, tetapi lebih baik memastikan kebijakan fiskal

dan moneter mereka cukup kuat dan responsif terhadap kondisi domestik,‖ kata

Kaushik Basu, Wakil Presiden Senior dan Ekonom Utama Bank Dunia

Page 4: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

3 | H a l a m a n

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan PDB global naik 2.3 persen di

2012, dibanding perkiraan bulan Juni lalu sebesar 2.5 persen. Pertumbuhan

diharapakan akan tetap berkisar pada plevel 2.4 persen di tahun 2013, sebelum

kemudian menguat menjadi 3.1 persen di 2014 dan 3.3 persen di 2015. PDB

negara berkembang diperkirakan akan naik ke level 5.1 persen di 2012, dan

diproyeksikan menguat ke 5.7 persen di 2013, dan kemudian terus menguat ke

5.8 persen di 2014 dan 2015. Pertumbuhan di negara-negara maju diturunkan dari

perkiraan-perkiraan semula, yakni ke level 1.3 persen untuk tahun 2012 dan 2013,

sebelum kemduain menguat ke 2.0 persen di 2014 dan 2.3 persen di 2015.

Sementara pertumbuhan di Zona Euro diperkirakan baru akan menguat di tahun

2014 – PDB Zona Euro diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 0.1

persen di 2013, sebelum kemudian menguat ke 0.9 pesen di 2014 dan 1.4 persen

di 2015. Secara umum, perdagangan barang dan jasa secara global – yang hanya

tumbuh 3.5 persen di 2012 – diperkirakan akan menguat ke level 6.0 persen di

2013 dan 7.0 persen di 2015.

―Lemahnya pertumbuhan negara-negara maju juga berdampak pada

pertumbuhan negara-negara berkembang. Namun besarnya permintaan domestik

dan tumbuhnya keterikatan ekonomi antar negara berkembang telah bantu perkuat

ketahanan perekonomian negara-negara berkembang. Alhasil, selama dua tahun

berturut, negara-negara berkembang memberi kontribusi terbesar pada

pertumbuhan global di tahun 2012,‖ kata Hans Timmer, Direktur Development

Prospects Group Bank Dunia.

Page 5: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

4 | H a l a m a n

Risiko-risiko terhadap perekonomian global termasuk: lambatnya kemajuan

dalam penyelesaian krisis Zona Euro; permasalahan utang dan fiskal di Amerika

Serikat; kemungkinan terjadinya perlambatan investasi di China; serta gangguan

pada pasokan minyak global. Namun demikian, kemungkinan terjadinya risiko-

risiko ini telah berkurang, dan kemungkinan terjadinya pemulihan kuat di negara-

negara maju telah meningkat.

Meskipun keberlanjutan fiskal tidak menjadi masalah di sebagian besar

negara berkembang, tingkat defisit dan utang saat ini jauh lebih tinggi dibanding

tahun 2007.

Kondisi Perekonomian Indonesia 2013

Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

berimbas ke Indonesia, dengan turunnya ekspor. Meski pertumbuhan ekonomi

Indonesia di tahun 2012 masih bisa mencapai 6,23% (YoY) dan merupakan salah

satu yang tertinggi di Asia setelah China yang tumbuh sebesar 7,8% (YoY),

namun lebih rendah dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) 2012 sebesar 6,5%. Pertumbuhan ini juga lebih rendah dibandingkan

tahun 2011 yang mampu mencapai 6,5%. Adapun nilai PDB Indonesia atas dasar

harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai IDR 2.618,1 trilyun, naik sebesar

IDR 153,4 trilyun dibandingkan tahun 2011 yang mencapai IDR 2.464,7 trilyun.

Berdasarkan penggunaannya, laju pertumbuhan sektor tertinggi pada tahun

2012 terjadi pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau

investasi fisik sebesar 9,81% (YoY). Meski mengalami laju pertumbuhan

Page 6: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

5 | H a l a m a n

tertinggi, secara kuartalan pertumbuhan sektor PMTB mengalami penurunan

cukup signifikan. Pada kuartal IV 2012 secara year on year, sektor PMTB tumbuh

sebesar 7,29% menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mampu mencapai

pertumbuhan sebesar 9,80%. Bahkan pada kuartal II 2012 PMTB tumbuh sebesar

12,47% (YoY). PMTB memilikimultiplier effectyang luas karena tidak hanya

mendorong sisi produksi, namun juga menstimulasi sisi konsumsi. PMTB akan

mendorong pembukaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan

masyarakat, yang nantinya akan menstimulasi konsumsi masyarakat.

Selain PMTB, pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 juga ditopang oleh

Konsumsi Rumah Tangga, tercatat tumbuh sebesar 5,28% (YoY). Sedangkan,

sektor Konsumsi Pemerintah yang diharapkan menberikan sumbangan optimal

pada pertumbuhan ekonomi nasional hanya tumbuh sebesar 1,25% (YoY).

Sementara itu, tekanan pelemahan ekonomi global berimbas pada

melambatnya ekspor nasional karena berkurangnya permintaan dari negara tujuan

ekspor. Di tahun 2012 ekspor Indonesia tercatat tumbuh sebesar 2,01% (YoY).

Sementara itu, impor tumbuh jauh lebih tinggi yaitu sebesar 6,65% (YoY). Secara

kuartalan, di kuartal IV 2012, impor Indonesia meningkat pesat, tumbuh sebesar

6,79% (YoY) padahal pada kuartal sebelumnya mengalami pertumbuhan minus

0,17% (YoY). Peningkatan impor ini diakibatkan oleh meningkatnya impor non

migas dan migas. Selain itu, kenaikan impor juga dipengaruhi oleh meningkatnya

impor bahan baku dan barang modal. Di tahun 2012, impor bahan baku tercatat

sebesar IDR 140.127,6 juta, atau tumbuh 7,02% dibandingkan tahun sebelumnya

yang tercatat sebesar IDR 130.934,3 juta. Sementara itu, impor barang modal di

Page 7: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

6 | H a l a m a n

tahun 2012 mencapai IDR 38.154,8 juta, tumbuh sebesar 15,24% dibandingkan

tahun 2011 yang tercatat sebesar IDR 33.108,4 juta. Laju pertumbuhan impor

yang lebih tinggi dibandingkan komponen ekspor menyebabkan Indonesia masih

mengalami defisit neraca perdagangan.

Dalam kondisi perekonomian global yang tidak menentu, nampaknya

Indonesia masih akan mengandalkan konsumsi dalam negeri dan investasi untuk

menggenjot pertumbuhan ekonominya di tahun 2013 ini karena kontribusi ekspor

belum bisa diharapkan akibat permintaan global yang sedang menurun.

Dari sisi lapangan usaha, 9 sektor lapangan usaha mencatat pertumbuhan

positif pada tahun 2012. Di tahun 2012, sektor Pengangkutan dan Komunikasi

mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,98% diikuti sektor Perdagangan, Hotel,

dan Restoran yang tumbuh sebesar 8,11%, serta sektor Konstruksi sebesar 7,50%.

Adapun pertumbuhan terendah dialami oleh sektor Pertambangan dan Penggalian,

tumbuh sebesar 1,49% di tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh turunnya harga

komoditas pertambangan.

Sementara itu, di kuartal IV 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia

ditopang oleh seluruh sektor. Namun, pertumbuhan paling kecil dialami oleh

sektor Pertambangan dan Penggalian, tercatat sebesar 0,48%. Di kuartal IV 2012,

terdapat 6 sektor yang memiliki pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan PDB

yang tumbuh sebesar 6,11% seperti sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang

tumbuh 9,63%, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 7,80%, sektor

Konstruksi dan Pengolahan masing-masing tumbuh sebesar 7,79%, sektor

Page 8: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

7 | H a l a m a n

Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 7,66%, serta sektor Listrik,

Gas dan Air Bersih tumbuh sebesar 7,25%.

Meski laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, kondisi

ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2012 menunjukkan keadaan yang lebih

baik dibandingkan dengan kondisi ketenagakerjaan periode sebelumnya. Hal ini

ditunjukkan oleh tingkat pengangguran yang semakin menurun. Tingkat

pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 menurun dibandingkan dengan

tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Februari 2012. Pada bulan Agustus

2012 tingkat pengangguran Indonesia sebesar 7,24 juta atau 6,14%, sedangkan

pada bulan Februari 2012 sebesar 7,61 juta atau 6,32%. Tingkat pengangguran

Indonesia pada bulan Agustus 2012 juga lebih rendah jika dibandingkan dengan

tingkat pengangguran pada bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat mencapai

6,56%. Turunnya tingkat pengangguran Indonesia, nampaknya juga didukung

oleh persentase jumlah angkatan kerja Indonesia yang menurun pada bulan

Agustus 2012. Pada bulan Agustus 2012 persentase angkatan kerja Indonesia

adalah 67,88% menurun dari Februari 2012 yaitu 69,66%.

Page 9: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

8 | H a l a m a n

BAB II

ABSTRAK

Latar Belakang

Dunia ekspor impor telah berubah secara dramatis selama sepuluh tahun

belakangan ini. Batasan dan hambatan perlahan telah menghilang seiring dengan

merebaknya liberalisasi dalam pasar persaingan bebas. Kombinasi dari tekanan

globalisasi dan mengemukanya teknologi internet telah mempercepat konsolidasi

dan spesialisasi, dan dalam waktu yang bersamaan mendorong masuknya pemain-

pemain baru dalam pemberi layanan jasa.

Perdagangan Global Saat Ini

Menurut jumpa pers yang dilakukan WTO (World Trade Organization)

baru-baru ini, pertumbuhan perdagangan global pada tahun 2012 turun menjadi

2% dibandingkan 5,2% di tahun 2011 dan hanya menjadi 3,3% pada 2013

dikarenakan krisis ekonomi yang masih berlanjut dan melambatnya pertumbuhan

ekonomi. Rendahnya tingkat pertumbuhan perdagangan internasional ini memiliki

efek langsung terhadap neraca pembayaran dan profitabilitas pada tingkat

korporasi, sehingga semakin memperburuk laju penurunan tingkat perekonomian.

Dilain pihak, pengamat ekonomi dari HSBC memprediksi bahwa :

Tingkat perdagangan dunia akan tumbuh 73% dalam 15 tahun

kedepan dan perusahaan-perusahaan diseluruh dunia akan

Page 10: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

9 | H a l a m a n

meningkatkan aktivitas perdagangan secara keseluruhan sebesar

4,1% antara tahun 2011 sampai dengan 2025.

Nilai volume perdagangan pada 2025 akan mencapai US$ 48,5

triliun, dibandingkan US$ 27,2 triliun pada tahun 2013.

Meskipun terjadi penurunan volume pada tahun 2012, bisnis ekspor impor

tetap optimis bahwa keadaan akan membaik pada 2013. Berbicara pada

konferensi ekspor impor Rusia dan Euroasia, para pelaku penting di dunia ekspor

impor optimis dan positif terhadap prospek kedepan baik di pasar Rusia maupun

negara lainnya.

Sehubungan dengan akan diterapkannya aturan Basel III, yang sedikit

banyak akan berpengaruh terhadap likuiditas bank, ketua program pengembangan

EBRD (European Bank for Reconstruction and Development) menuturkan bahwa

dirinya sedikitpun tidak berpikir negatif terhadap tren masa depan tersebut.

Memang betul bahwa tarif ekspor impor telah mengalami kenaikan dan hal

tersebut sejatinya akan menyulitkan perusahaan kecil dan menengah untuk

melakukan kegiatan ekspor dan impor, tapi pada umumnya mereka tidak

keberatan dengan harga tersebut selama mereka dapat memperoleh layanan dan

fasilitas yang diperlukan. Kita mungkin tidak akan mengalami lonjakan yang

berarti pada 2013 maupun 2014, tapi pertumbuhan yang stabil sangat mungkin

terjadi. Lonjakan akan terjadi apabila perusahaan kembali menggelontorkan dana

nya untuk belanja peralatan berat maupun mesin-mesin.

Page 11: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

10 | H a l a m a n

Untuk membuka jalan kepada pertumbuhan perdagangan internasional dan

membangun kepercayaan diantara para pelaku perdagangan, provider jasa pesan

keuangan SWIFT dan komisi perbankan ICC (International Chamber of

Commerce) telah bekerjasama mengembangkan sebuah instrumen perdagangan

antar bank yang inovatif yaitu BPO (Bank Payment Obligation), inovasi yang

memiliki potensi besar mengubah wajah dunia perdagangan internasional dan

pembiayaan rantai pasokan (supply chain).

Page 12: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

11 | H a l a m a n

BAB III

PEMBAHASAN

Alternatif Pembayaran Perdagangan Internasional Saat Ini

Dilihat dari segi risiko maupun struktur pembayaran antara penjual dan

pembeli dalam perdagangan internasional, dapat dilihat dalam diagram berikut ini.

Sumber : U.S. Department of Commerce - Trade Finance Guide

Point penting yang harus diperhatikan

• Perdagangan internasional mengandung spektrum risiko yang dapat

menyebabkan ketidakpastian dalam waktu pembayaran antara eksportir

(penjual) maupun importir (pembeli)

• Bagi eksportir semua penjualan dianggap sebagai hadiah, sampai dengan

diterimanya pembayaran atas penjualan tersebut

Page 13: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

12 | H a l a m a n

• Akan hal tersebut diatas maka eksportir menginginkan pembayaran

secepatnya setelah barang diorder bahkan sebelum barang tersebut diterima

oleh importir

• Bagi importir semua jenis pembayaran adalah sumbangan, sampai barang

tersebut diterima.

• Sehingga importir menginginkan untuk menerima barang secepat mungkin,

menunda pembayaran selama mungkin, kalau perlu sampai barang tersebut

terjual dan dana yang diperoleh digunaan untuk membayar eksportir

Open Account

Transaksi open account adalah apabila barang dikirim terlebih dahulu, baru

kemudian dilakukan pembayaran atas barang tersebut, biasanya dalam jangka

waktu 30 sampai 90 hari. Sejatinya ini adalah sistem yang sangat disukai oleh

importir baik dari segi biaya maupun aliran kas, dilain pihak ini adalah pilihan

yang paling berisiko bagi eksportir. Karena tingginya tingkat kompetisi dalam

pasar ekspor, pembeli luar negeri umumnya menekan para eksportir untuk

menggunakan open account, karena kredit kepada pembeli oleh penjual adalah

sesuatu yang jamak dilakukan diluar negeri. Sehingga eksportir yang enggan

memberikan kredit tentunya akan berisiko kehilangan pembeli.

Cash-in-Advance

Kebalikan dari transaksi open account diatas, maka cash-in-advance adalah

dimana importir mengirimkan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang

dikirim oleh eksportir. Proses ini sudah jarang dilakukan terutama dalam

perdagangan internasional dalam skala dan jumlah yang besar. Namun demikian

Page 14: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

13 | H a l a m a n

cash-in-advance masih merupakan transaksi yang populer dilakukan antara toko

dan pemasok dalam skala perdagangan lokal, terutama untuk toko yang berukuran

lebih besar sehingga memiliki posisi tawar lebih tinggi ketimbang pemasoknya.

Documentary Collection

Documentary Collection atau biasa disebut Collection saja, adalah transaksi

dimana eksportir mempercayakan proses penagihan pembayaan kepada bank,

yang dalam hal ini mengirimkan dokumen kepada collecting bank (bank dimana

importir menjadi nasabah), bersama dengan instruksi untuk pembayaran. Bank

importir akan memberikan dokumen tersebut kepada importir apabila importir

telah melunasi pembayaran atas transaksi. Dana tersebut akan dikirimkan kepada

bank eksportir dan akhirnya diterima oleh eksportir.

Documentary Collection melibatkan penggunaan draft yang mengharuskan

importir membayar sesuai dengan jumlah yang tertera, baik atas unjuk (sight,

document against payment—D/P) maupun berjangka (usance, document against

acceptance—D/A). Draft tersebut juga berisi instruksi yang spesifik akan

dokumen yang diperlukan untuk mentransfer kepemilikan dari barang tersebut.

Walaupun bank bertindak sebagai fasilitator kepada nasabah mereka dalam

transaksi collection ini, namun hal tersebut tidak melibatkan proses verifikasi, dan

tanggung jawab yang terbatas dalam hal terjadinya gagal bayar. Draft/collection

pada umumnya berbiaya lebih murah ketimbang Letterss of Credit.

Page 15: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

14 | H a l a m a n

Letters of Credit

Letters of Credit atau LC adalah instrumen yang paling aman digunakan

dalam perdagangan internasional. Sebuah LC adalah tanda komitmen dari bank

sebagai perwakilan dari importir bahwa pembayaran akan dilakukan apabila

segala sesuatunya telah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati

sebelumnya dan diverifikasi melalui penyerahan dokumen yang diperlukan.

Importir harus membayar jasa atas servis ini. LC akan berguna apabila informasi

kredit mengenai pembeli diluar negeri (importir) tersebut sulit untuk diperoleh,

namun bank importir memiliki kredibilitas dan reputasi yang dapat dipertanggung

jawabkan. Selain itu LC juga melindungi importir, karena kewajiban untuk

membayar hanya akan terjadi apabila barang telah dikirim sesuai dengan

perjanjian sebelumnya.

Apakah itu BPO?

Pada tanggal 17 April 2013, Komisi Perbankan ICC menyetujui aturan

kontraktual URBPO (Uniform Rules for Banking Payment Obligation) yang mulai

berlaku sejak 1 Juli 2013. BPO (Bank Payment Obligation) didefinisikan oleh

provider jasa pesan keuangan SWIFT dan komisi perbankan ICC sebagai

kewajiban yang irrevocable dari satu bank kepada bank lain bahwa pembayaran

akan dilakukan pada tanggal spesifik setelah pencocokan data elektronik sukses

dilakukan, melalui SWIFT TSU (Trade Service Utility) atau aplikasi pencocokan

transaksi yang sejenis, didasarkan pada URBPO (Uniform Rules for BPO) yang

dikeluarkan oleh ICC. Standar yang baru diperkenalkan ini memungkinkan bank

untuk melangkah dari model ―3-sudut‖, dimana hanya bank importer yang

Page 16: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

15 | H a l a m a n

berperan penting, menjadi ―4-sudut‖ dimana bank eksportir pun turut berperan

serta. Pada intinya BPO adalah alternatif instrumen pembayaran perdagangan

internasional dengan proses otomasi dan pengurangan risiko (adanya kepastian

bayar kepada penjual). ―Ini adalah era keemasan untuk perdagangan

internasional‖ demikian dikatakan Kah Chye Tan, Ketua dari Komisi Perbankan

ICC yang juga merangkap sebagai Head of Trade and Working Capital di

Barclays. Keuntungan yang ditawarkan adalah :

• Otomasi dan proses keamanan yang tinggi (mengacu kepada

standar keamanan pesan SWIFT yang telah mapan)

• Standardisasi pesan ISO 20022 yang memungkinkan

interoperabilitas antar bank sehingga memperluas jangkauan pasar

global

• Pemrosesan yang sederhana (Straight Through Processing) :

sejalan dengan diterapkanya ISO 20022 pada pengguna korporasi,

hal yang sama juga dapat diterapkan pada komunikasi antara

korporasi dan bank. Standar pesan ini memungkinkan untuk

pemrosesan sederhana yang menyeluruh dengan sistem korporasi

ERP (Enterprise Resource Planning)

• Adanya jaminan pembayaran kepada penjual seperti halnya

dengan LC yang dikonfirmasi, yang mana memitigasi risiko

diantara pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan

internasional

Page 17: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

16 | H a l a m a n

• Kemungkinan pembiayaan yang fleksibel dari bank, berdasarkan

order pembelian dan nota pembelian yang telah dikonfirmasi dan

pembiayaan pasca pengiriman

Apakah Perbedaan Antara BPO Dengan Instrumen Perdagangan

Internasional Pada Umumnya?

Dalam hal instrumen perdagangan internasional seperti LC, dimana

kewajiban pembayaran terletak antara bank dan nasabah korporasi,

sedangkan BPO adalah kewajiban pembayaran antar bank (bank importir

dan bank eksportir)

Pemrosesan dan verifikasi transaksi perdagangan internasional umumnya

manual dan paper based, selain memakan waktu juga berbiaya tinggi,

sementara proses BPO lebih menitikberatkan pada otomasi elektronik

dengan standar global ISO 20022

Apabila LC menjamin pembayaran dan pengiriman barang berdasarkan

presentasi dokumen secara fisik, BPO menjamin hal tesebut berdasarkan

presentasi elektronik data yang compliant

Instrumen perdagangan internasional yang tradisional memiliki

karakteristik biaya tinggi karena banyaknya proses manual yang

dilakukan, seringnya terjadi diskrepansi dan tekanan likuiditas. Dilain

pihak proses otomasi BPO mengurangi biaya pemrosesan dan

memungkinkan bank untuk memberikan harga yang bersaing kepada

nasabah korporasi untuk tiap transaksi BPO. Pengerjaan yang lebih cepat

Page 18: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

17 | H a l a m a n

atas order maupun nota pembelian memungkinkan nasabah korporasi

memiliki arus kas yang lebih baik

Open Account sebagai bentuk transaksi yang paling popular dan berbiaya

paling rendah, seringkali gagal untuk menyediakan akses ke data transaksi ekspor

impor yang dilakukan bank – pada akhirnya menghambat kemampuan bank untuk

mengikuti rangkaian peristiwa dalam rantai pasokan fisik. BPO dan standar pesan

ISO 20022 menyediakan akses ke data yang dibutuhkan, catatan dan pelaporan -

memberikan bank-bank kemampuan untuk memitigasi risiko, keuangan dan

layanan pembayaran sejalan dengan otomatisasi tambahan dan efisiensi dalam

proses manajemen rantai pasokan. Dengan mencocokkan data melalui pesan

standar ISO 20022, bank dapat melacak aktivitas dalam rantai pasokan fisik yang

membantu untuk meningkatkan nilai tambah jasa dalam rantai pasokan keuangan.

Tidak seperti pemeriksaan dokumen secara manual dimana melibatkan

subjektivitas dalam prosesnya, BPO dapat dikatakan bebas dari aspek tersebut.

Namun demikian, BPO sebagai produk baru tidak ditujukan untuk

menggantikan LC. Melainkan lebih kepada penyediaan alternatif apabila

diperlukan, yang lebih penting lagi adalah menyediakan struktur global dan

peraturan ICC pada ranah open account yang mana merupakan alur terpenting

dalam perdangan internasional.

Adopsi Yang Telah Dilakukan Oleh Industri Perbankan

Selama beberapa dekade sekarang LC (Letters of Credit) telah menjadi

praktik pasar yang universal dan umum dilakukan, sebagian besar berkat publikasi

Page 19: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

18 | H a l a m a n

dan pembinaan oleh ICC dalam suatu himpunan aturan, Uniform Customs &

Practice (UCP). Penerimaan universal dari UCP oleh praktisi di negara-negara

secara luas dengan beragam sistem ekonomi dan peradilan adalah bukti

keberhasilannya.

BPO dalam hal ini melangkah lebih jauh. ICC dan SWIFT percaya bahwa

dengan bekerja sama dan memanfaatkan posisi masing-masing dimasyarakat

perdagangan internasional, mereka bisa memastikan bahwa BPO akan memiliki

peran penting dalam mendukung kegiatan pengembangan perdagangan

internasional dalam menyongsong abad 21, mengatasi tekanan biaya dalam

menghadapi peningkatan otomatisasi dan perubahan peraturan yang berlaku.

BPO dapat menggabungkan kemudahan dari Open Account dan Keamanan

dari Letters of Credit

Sumber : ICC Publication No. 750

Page 20: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

19 | H a l a m a n

Keuntungan Penggunaan BPO

BPO memberikan keuntungan bisnis yang setara dengan yang diperoleh

sebelumnya melalui komersial LC, sekaligus menghilangkan kelemahan dari

proses manual yang terkait dengan pembiayaan perdagangan tradisional.

Salah satu fitur kunci dari BPO adalah dukungan interoperabilitas antara

bank yang berpartisipasi, karena digunakannya standar pesan ISO 20022.

Interoperabilitas ini memungkinkan bank untuk berkolaborasi satu sama lain

untuk memperluas jangkauan di pasar global, untuk memberikan pelayanan yang

komprehensif untuk pelanggan korporat.

Pencocokan data menggunakan pesan ISO 20022 mencerminkan

serangkaian langkah yang diambil dalam rantai pasokan fisik, yang menciptakan

titik pemicu bagi penyediaan layanan rantai pasokan keuangan - misalnya,

proposisi untuk keuangan pra-pengiriman berdasarkan pesanan pembelian yang

telah dikonfirmasi, atau proposisi keuangan pasca-pengiriman berdasarkan faktur

yang telah disetujui. BPO mungkin digunakan sebagai jaminan dalam setiap kasus

tersebut.

Industri ini juga telah bekerja sama dengan perusahaan pengguna pada

ekstensi dari pesan ISO 20022 yang dipertukarkan antara penyedia jasa keuangan,

sehingga pesan-pesan yang sama dapat diadaptasi untuk komunikasi antara

korporasi dan bank mereka. Pesan-pesan ini memungkinkan end-to-end sederhana

(straight through processing) melalui pengolahan dengan sistem ERP perusahaan.

Bagaimana Bank Dapat Diuntungkan Oleh BPO?

Untuk transaksi BPO, bank akan dilibatkan dalam setiap langkah dari

transaksi open account, mulai dari tahap awal penyerahan dokumen dan

penurunan biaya operasional yang terkait dengan transaksi perdagangan

internasional. Bank juga dapat memberikan jasa nilai tambah seperti pembiayaan,

Page 21: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

20 | H a l a m a n

cash forecasting, manajemen likuiditas dan modal kerja kepada nasabah korporasi

mereka didasarkan pada transaksi perdagangan internasional yang telah terjadi.

Bank berskala besar juga dapat memberikan jasa layanan white label processing

tool kepada bank-bank kecil yang tidak ingin mengembangkan pemrosesan BPO

sendiri.

Bagaimana Korporasi Dapat Diuntungkan Oleh BPO?

BPO dapat menguntungkan korporasi secara operasional karena tidak

melibatkan pemrosesan secara manual seperti pembuatan dokumen,

verifikasi, validasi, pelacakan dan pelaporan. Selain itu juga akan juga

akan berdampak pada penghematan biaya secara signifikan melalui :

o Akses dini kepada kebutuhan pembiayaan pra dan paska

pengiriman

o Mitigasi risiko, karena kewajiban beralih menjadi kewajiban antar

bank

o Tidak perlu menerbitkan kembali dokumen, apabila pengiriman

berada pada lokasi yang berbeda, dikarenakan faktor eksternal

seperti bencana alam

o Tidak ada biaya untuk penanganan maupun pelacakan diskrepansi

dokumen

o Tidak memerlukan verifikasi maupun biaya untuk perubahan

(amendment)

o Manajemen likuiditas dan modal kerja yang lebih baik karena

proses transaksi dan pembayaran yang lebih cepat untuk eksportir

Page 22: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

21 | H a l a m a n

o Importir dapat memiliki akses barang yang lebih cepat karena

perolehan dokumen yang lebih cepat

Seperti Apakah Permodalan Maupun Pembukuan BPO?

Berdasarkan referensi awal dari komisi perbankan ICC, BPO memiliki

karakteristik dan perlakuan sebagai kewajiban kontinjen pada saat penerbitannya;

ini merupakan jenis off-balance untuk bank obligor dengan karakteristik tanpa

dana atau unfunded (pelaksanaan transaksi BPO merupakan kewajiban kontinjen

pada saat perjanjian telah disetujui antara bank obligor dan bank penerima). Pada

saat inisiasi, BPO akan dihapuskan atau dilikuidasi dari neraca pembukuan bank

obligor, sedangkan untuk bank penerima yaitu pada saat eksekusi atau

pelaksanaan BPO untuk transaksi atas unjuk (sight). Sedangkan untuk transaksi

berjangka (usance) BPO akan menjadi on-balance jika kewajiban pembayaran

ditangguhkan tersebut telah berubah menjadi kewajiban yang definitif yaitu pada

saat pencocokan dataset berhasil dilakukan oleh aplikasi pencocokan transaksi.

Apakah Kelemahan Yang Potensial Dari Sistem Ini?

Bank yang ingin menerapkan pelayanan BPO perlu melakukan investasi

infrastruktur teknologi maupun sistem yang mendukung komunikasi dengan

standar pesan ISO 20022 dan aplikasi pencocokan transaksi. Tanpa kedua hal

tersebut mereka tidak dapat melakukan transaksi BPO.

Basel III 100% Credit Conversion Factor (CCF) – penghitungan rasio

leverage untuk kewajiban kontinjen pada eksposur perdagangan internasional

Page 23: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

22 | H a l a m a n

diterapkan pada hampir seluruh jenis transaksi off-balance, dan pada akhirnya

akan berdampak pada biaya dari instrumen perdagangan internasional lainnya

seperti Standby LC dan LC biasa, selain kepada transaksi BPO itu sendiri.

Dokumen secara fisik masih diperlukan oleh peraturan hokum lokal selain

itu juga untuk pembebasan barang di bea cukai.

Page 24: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

23 | H a l a m a n

BAB IV

PENUTUP (SIMPULAN)

1. BPO (Bank Payment Obligation) adalah kewajiban yang irrevocable dari

satu bank kepada bank lain bahwa pembayaran akan dilakukan pada

tanggal spesifik setelah pencocokan data elektronik sukses dilakukan,

melalui SWIFT TSU (Trade Service Utility) atau aplikasi pencocokan

transaksi yang sejenis, didasarkan pada URBPO (Uniform Rules for BPO)

yang dikeluarkan oleh ICC.

2. Keuntungan BPO bagi bank adalah :

a. Menekan biaya operasional dan tingkat kesalahan karena proses

dilakukan secara otomasi sesuai dengan standar baku ISO 20022

b. Penawaran jasa nilai tambah seperti pembiayaan, cash forecasting,

manajemen likuiditas dan modal kerja kepada nasabah

c. Bank berskala besar juga dapat memberikan jasa layanan white

label processing tool kepada bank-bank kecil yang tidak ingin atau

tidak mampu mengembangkan pemrosesan BPO sendiri.

3. Keuntungan BPO bagi nasabah korporasi adalah :

a. Menghilangkan pemrosesan secara manual seperti pembuatan

dokumen, verifikasi, validasi, pelacakan dan pelaporan.

b. Penghematan biaya secara signifikan melalui :

i. Akses dini kepada kebutuhan pembiayaan pra dan paska

pengiriman

Page 25: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

24 | H a l a m a n

ii. Mitigasi risiko, karena kewajiban beralih menjadi

kewajiban antar bank

iii. Tidak perlu menerbitkan kembali dokumen yang hilang

atau rusak dikarenakan faktor eksternal seperti bencana

alam, terutama apabila pengiriman berada pada lokasi yang

berbeda,

iv. Tidak ada biaya untuk penanganan maupun pelacakan

diskrepansi dokumen

v. Tidak memerlukan verifikasi maupun biaya untuk

perubahan pada dokumen

vi. Manajemen likuiditas dan modal kerja yang lebih baik

karena proses transaksi dan pembayaran yang lebih cepat

khususnya untuk eksportir

vii. Importir dapat memiliki akses barang yang lebih cepat

karena perolehan dokumen yang lebih cepat

4. Kelemahan BPO adalah :

a. Perlu melakukan investasi infrastruktur berupa teknologi, system

pendukung komunikasi standar pesan ISO 20022 beserta aplikasi

pencocokan transaksi

b. Perlu dilakukan investasi dalam bentuk pelatihan maupun

penempatan tenaga ahli yang dapat melakukan implementasi,

pemeliharaan maupun pengoperasian sistem BPO

Page 26: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

25 | H a l a m a n

c. Masih relatif baru diperkenalkan dan belum diuji secara langsung

dilapangan, sehingga kemapanan maupun keunggulan lainnya

masih harus dibuktikan seiring dengan berjalannya waktu

Page 27: Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional

26 | H a l a m a n

DAFTAR PUSTAKA

Hennah, David J. ICC Guide to the Uniform Rules for Bank Payment Obligations.

ICC Publication No. 751 , 2013.

International Chamber of Commerce. 2013. Uniform Rules for Bank Payment

Obligations. ICC Publication No. 750 , 2013.

ICC Commission on Banking’s BPO Education Group. 2013. BPO Accounting

and Capital Treatment. Discussion Paper. Document No. 470/1204 - 12 Sep 2012.

Krugman, Paul R., Maurice Obstfeld and Marc J. Melitz. 2012. International

Economy – Theory and Policy 9th

edition. Addison-Wesley.

Schmand, Daniel. Deutsche Bank: Taming the open account tiger. Trade Finance

Magazine, 07 June 2012.

U.S. Department of Commerce. Trade Finance Guide. A Quick Reference for

U.S. Exporters. International Trade Administration, Nov 2012.

World Trade Organization. 2013. Trade to remain subdued in 2013 after sluggish

growth in 2012 as European economies continue to struggle. Press release - 688,

10 Apr 2013.

Worldbank. 2013. Global Economic Prospects - June 2013: Less volatile, but

slower growth. Press release 15 Jan 2013.