bank indonesia - bi.go.id · bank indonesia – budidaya salak unggul 6 masih bisa ditingkatkan...

36
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK) BUDIDAYA SALAK UNGGUL BANK INDONESIA Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Telepon : (021) 3818043 Fax: (021) 3518951, Email : [email protected]

Upload: vuque

Post on 07-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL (PPUK)

BUDIDAYA SALAK UNGGUL

BANK INDONESIA Direktorat Kredit, BPR dan UMKM

Telepon : (021) 3818043 Fax: (021) 3518951, Email : [email protected]

Page 2: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 1

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan ................................ ................................ ............... 2 a. Latar Belakang ................................ ................................ .......... 2 b. Tujuan ................................ ................................ ..................... 3

2. Kemitraan Terpadu ................................ ................................ ...... 5 a. Organisasi ................................ ................................ ................ 5 b. Pola Kerjasama ................................ ................................ .......... 7 c. Penyiapan Proyek ................................ ................................ ....... 8 d. Mekanisme Proyek ................................ ................................ ... 10 e. Perjanjian Kerjasama ................................ ................................ 11

3. Aspek Pemasaran ................................ ................................ .......12 a. Potensi Permintaan ................................ ................................ .. 12 b. Potensi Penawaran ................................ ................................ ... 13 c. Potensi Pengembangan ................................ ............................. 13 d. Tingkat Harga................................ ................................ .......... 13

4. Aspek Produksi ................................ ................................ ..........15 a. Tanaman Salak ................................ ................................ ........ 15 b. Agroklimat ................................ ................................ .............. 15 c. Komoditi Buah Salak ................................ ................................ . 17 d. Budidaya ................................ ................................ ................ 17 e. Produktivitas ................................ ................................ ........... 22 f. Kendala................................ ................................ ................... 24

5. Aspek Keuangan ................................ ................................ ........25 a. Rincian Biaya................................ ................................ ........... 25 b. Struktur Biaya ................................ ................................ ......... 26 c. Biaya Investasi ................................ ................................ ........ 26 d. Analisa Penjualan ................................ ................................ ..... 26 e. Analisa Kelayakan ................................ ................................ .... 27 f. Analisa Laba Rugi ................................ ................................ ..... 28

6. Aspek Sosial Ekonomi ................................ ................................ .30

7. Penutup ................................ ................................ ..................... 32 a. PKT Unggulan ................................ ................................ .......... 32 b. Implikasi terhadap Titik-Titik Kritis ................................ .............. 34

LAMPIRAN ................................ ................................ ..................... 35

Page 3: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 2

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Indonesia memiliki jenis/ragam buah-buahan yang sangat banyak. Salah satu diantaranya adalah buah salak (Salacca edulis). Salak adalah buah yang dihasilkan oleh tanaman yang hanya terdapat di Indonesia. Tanaman salak banyak memiliki varietas yang diantaranya memiliki sifat-sifat unggul baik dari segi rasa maupun penampilan buanya. Diantara yang saat-saat ini telah sangat dikenal masyarakat secara luas adalah varietas salak pondoh yang dikenal buahnya berasal dari daerah Yogyakarta, salak Manonjaya yang berasal dari daerah Tasikmalaya kecamatan Manonjaya, dan yang akhir-akhir ini baru dikenal keunggulannya adalah salak varietas Gula Pasir yang berasal dari daerah kecamatan Karangasem Bali.

Sifat-sifat unggul buah salak saat ini lebih banyak merupakan faktor yang datangnya dari perilaku para konsumen buah salak yaitu yang umumnya mengharapkan buah salak yang besar-besar buahnya, manis rasanya, mudah dikupas kulitnya dan tidak cepat busuk serta tersedia di pasar sepanjang waktu. Segi lain yang semakin menempatkan buah salak sebagai salah satu mata dagangan yang tinggi prospeknya dalam adalah bahwa disamping salak adalah buah asli Indonesia, juga karena tingkat harga salak di pasar-pasar eceran relatif masih sangat baik dimana saat ini harganya berkisar antara Rp. 6.500 s/d Rp 8.500 per kg. Dengan harga yang relatif rendah dibandingkan jenis buah-buahan tropika lainnya : jeruk, mangga, dan buah-buahan impor, maka dari sisi permintaan buah salak merupakan buah yang bisa menumbuhkan minat pembeli.

Tataniaga buah salak melibatkan komponen pelaku pasar antara lain mulai dari para pedagang pengumpul di tingkat pedesaan, para pedagang grosier di ibukota kabupaten dan propinsi, serta para pengusaha eceran hampir di setiap kota besar dan toko-toko swalayannya dan bahkan pedagang pengumpul yang merangkap sebagai eksportir. Bahkan dengan hadirnya pedagang eksportir menunjukkan bahwa buah salak telah memasuki pasar buah internasional. Dengan demikian buah salak sudah merupakan salah satu buah asli dari Indonesia yang telah berhasil menembus pasar internasional. Pada kondisi pasar yang cenderung akan menuju ke pasar bebas, ekspor buah salak akan memberikan dampak domestik yang semakin baik, anatara lain bahwa para petani salak akan berupaya untuk terus meningkatkan kualitas buah salak, dan petani akan berupaya agar proses produksi dapat dilaksanakan secara efisien sehingga mampu masuk ke pasar global, baik yang ada di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri.

Dalam kerangka tersebut upaya-upaya domestik terus dilaksanakan untuk terus memperbaiki sifat-sifat unggul buah salak asli Indonesia ini. Salah satu diantaranya adalah memperkenalkan upaya untuk menunjang perbaikan proses budidaya tanaman salak melalui program kemitraan terpadu yaitu

Page 4: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 3

dengan cara menghadirkan pengusaha dan atau koperasi primer yang dapat diposisikan sebagai INTI dan para petani tanaman salak sebagai petani plasma. Tujuan utama pola pengusahaan tanaman salak dengan pola kemitraan adalah :

1. Agar keperluan prasarana dan sarana produksi tanaman salak yang dibutuhkan oleh para petani salak dapat terjamin dan dilaksanakan secara berkesinambungan;

2. Kesinambungan ketersediaan sarana produksi ini diharapkan dapat menjamin tercapainya tingkat produktivitas dan mutu buah salak yang diminta pasar domestik maupun pasar ekspor;

3. Agar para petani produsen salak mendapat rangsangan untuk dapat terus mencari inovasi yang dapat menjamin produksinya dan dengan demikian dapat terjamin peningkatan pendapatannya;

4. Dalam menghadapi keterbukaan ekonomi jelaslah bahwa buah asli Indonesia bilamana dapat disajikan dalam bentuk yang berkesinambungan baik dalam jumlah dan mutunya akan merupakan buah-buahan yang dapat menghasilkan devisa bagi negara;

5. Dengan pola kemitraan terpadu pengembangan tanaman salak diharapkan dapat menumbuhkan dan memelihara minat bank untuk secara terus menerus dapat menunjang sub sektor produksi dan perdagangan buah salaknya.

b. Tujuan

Tujuan utama dari penyajian Laporan Model Kelayakan PKT "Budidaya Tanaman Salak Unggul" ini, yaitu untuk :

1. Menyediakan suatu refernsi bagi perbankan tentang kelayakan budidaya tanaman salak unggul bilamana ditinjau dari segi-segi :

a. prospek atau kelayakan pasar/pemasarannya b. kelayakan budidaya yang dilaksanakan dengan penerapan

teknologi maju c. kelayakan dari segi keuangan terutama bilamana sebagian dari

biaya yang diperlukan akan dibiayai oleh bank, dan d. format pengorganisasian pelaksanaan proyeknya yang dapat

menjamin lancar dan amannya pelaksanaan proyek serta menjamin keuntungan bagi semua unsur yang ikut serta dalam pelaksanaan proyek;

2. Dengan referensi kelayakan tersebut, diharapkan perbankan dapat mereplikasikan pelaksanaan proyek di daerah-daerah/lokasi yang sesuai/cocok dengan kajian kelayakan yang dimaksud. Dengan demikian tujuan dalam pengembangan usaha kecil melalui peningkatan mutu budiadaya tanaman salak tercapai sasarannya, yaitu yang ditempuh melalui peningkatan realisasi kredit yang cocok untuk usaha kecil, meningkatkan keamanan pelaksanaan kreditnya, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani buah salak dan

Page 5: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 4

yang tak kalah pentingnya adalah memberikan keamanan dan keuntungan bagi banknya.

Page 6: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 5

2. Kemitraan Terpadu

a. Organisasi

Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) adalah suatu program kemitraan terpadu yang melibatkan usaha besar (inti), usaha kecil (plasma) dengan melibatkan bank sebagai pemberi kredit dalam suatu ikatan kerja sama yang dituangkan dalam nota kesepakatan. Tujuan PKT antara lain adalah untuk meningkatkan kelayakan plasma, meningkatkan keterkaitan dan kerjasama yang saling menguntungkan antara inti dan plasma, serta membantu bank dalam meningkatkan kredit usaha kecil secara lebih aman dan efisien.

Dalam melakukan kemitraan hubunga kemitraan, perusahaan inti (Industri Pengolahan atau Eksportir) dan petani plasma/usaha kecil mempunyai kedudukan hukum yang setara. Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan oleh perusahaan inti, dimulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan pemasaran hasil produksi.

Organisasi

Proyek Kemitraan Terpadu ini merupakan kerjasama kemitraan dalam bidang usaha melibatkan tiga unsur, yaitu (1) Petani/Kelompok Tani atau usaha kecil, (2) Pengusaha Besar atau eksportir, dan (3) Bank pemberi KKPA.

Masing-masing pihak memiliki peranan di dalam PKT yang sesuai dengan bidang usahanya. Hubungan kerjasama antara kelompok petani/usaha kecil dengan Pengusaha Pengolahan atau eksportir dalam PKT, dibuat seperti halnya hubungan antara Plasma dengan Inti di dalam Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Petani/usaha kecil merupakan plasma dan Perusahaan Pengelolaan/Eksportir sebagai Inti. Kerjasama kemitraan ini kemudian menjadi terpadu dengan keikut sertaan pihak bank yang memberi bantuan pinjaman bagi pembiayaan usaha petani plasma. Proyek ini kemudian dikenal sebagai PKT yang disiapkan dengan mendasarkan pada adanya saling berkepentingan diantara semua pihak yang bermitra.

1. Petani Plasma

Sesuai keperluan, petani yang dapat ikut dalam proyek ini bisa terdiri atas (a) Petani yang akan menggunakan lahan usaha pertaniannya untuk penanaman dan perkebunan atau usaha kecil lain, (b) Petani /usaha kecil yang telah memiliki usaha tetapi dalam keadaan yang perlu ditingkatkan dalam untuk itu memerlukan bantuan modal.

Untuk kelompok (a), kegiatan proyek dimulai dari penyiapan lahan dan penanaman atau penyiapan usaha, sedangkan untuk kelompok (b), kegiatan dimulai dari telah adanya kebun atau usaha yang berjalan, dalam batas

Page 7: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6

masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha.

Luas lahan atau skala usaha bisa bervariasi sesuai luasan atau skala yang dimiliki oleh masing-masing petani/usaha kecil. Pada setiap kelompok tani/kelompok usaha, ditunjuk seorang Ketua dan Sekretaris merangkap Bendahara. Tugas Ketua dan Sekretaris Kelompok adalah mengadakan koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan yang harus dilakukan oleh para petani anggotanya, didalam mengadakan hubungan dengan pihak Koperasi dan instansi lainnya yang perlu, sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketua kelompok wajib menyelenggarakan pertemuan kelompok secara rutin yang waktunya ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok.

2. Koperasi

Para petani/usaha kecil plasma sebagai peserta suatu PKT, sebaiknya menjadi anggota suata koperasi primer di tempatnya. Koperasi bisa melakukan kegiatan-kegiatan untuk membantu plasma di dalam pembangunan kebun/usaha sesuai keperluannya. Fasilitas KKPA hanya bisa diperoleh melalui keanggotaan koperasi. Koperasi yang mengusahakan KKPA harus sudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan serta fasilitas yang cukup baik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman KKPA para anggotanya. Jika menggunakan skim Kredit Usaha Kecil (KUK), kehadiran koperasi primer tidak merupakan keharusan

3. Perusahaan Besar dan Pengelola/Eksportir

Suatu Perusahaan dan Pengelola/Eksportir yang bersedia menjalin kerjasama sebagai inti dalam Proyek Kemitraan terpadu ini, harus memiliki kemampuan dan fasilitas pengolahan untuk bisa menlakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh produksi dari plasma untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor. Disamping ini, perusahaan inti perlu memberikan bimbingan teknis usaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk keperluan petani plasma/usaha kecil.

Apabila Perusahaan Mitra tidak memiliki kemampuan cukup untuk mengadakan pembinaan teknis usaha, PKT tetap akan bisa dikembangkan dengan sekurang-kurangnya pihak Inti memiliki fasilitas pengolahan untuk diekspor, hal ini penting untuk memastikan adanya pemasaran bagi produksi petani atau plasma. Meskipun demikian petani plasma/usaha kecil dimungkinkan untuk mengolah hasil panennya, yang kemudian harus dijual kepada Perusahaan Inti.

Dalam hal perusahaan inti tidak bisa melakukan pembinaan teknis, kegiatan pembibingan harus dapat diadakan oleh Koperasi dengan memanfaatkan bantuan tenaga pihak Dinas Perkebunan atau lainnya yang dikoordinasikan oleh Koperasi. Apabila koperasi menggunakan tenaga Penyuluh Pertanian

Page 8: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 7

Lapangan (PPL), perlu mendapatkan persetujuan Dinas Perkebunan setempat dan koperasi memberikan bantuan biaya yang diperlukan.

Koperasi juga bisa memperkerjakan langsung tenaga-tenaga teknis yang memiliki keterampilan dibidang perkebunan/usaha untuk membimbing petani/usaha kecil dengan dibiayai sendiri oleh Koperasi. Tenaga-tenaga ini bisa diberi honorarium oleh Koperasi yang bisa kemudian dibebankan kepada petani, dari hasil penjualan secara proposional menurut besarnya produksi. Sehingga makin tinggi produksi kebun petani/usaha kecil, akan semakin besar pula honor yang diterimanya.

4. Bank

Bank berdasarkan adanya kelayakan usaha dalam kemitraan antara pihak Petani Plasma dengan Perusahaan Perkebunan dan Pengolahan/Eksportir sebagai inti, dapat kemudian melibatkan diri untuk biaya investasi dan modal kerja pembangunan atau perbaikan kebun.

Disamping mengadakan pengamatan terhadap kelayakan aspek-aspek budidaya/produksi yang diperlukan, termasuk kelayakan keuangan. Pihak bank di dalam mengadakan evaluasi, juga harus memastikan bagaimana pengelolaan kredit dan persyaratan lainnya yang diperlukan sehingga dapat menunjang keberhasilan proyek. Skim kredit yang akan digunakan untuk pembiayaan ini, bisa dipilih berdasarkan besarnya tingkat bunga yang sesuai dengan bentuk usaha tani ini, sehingga mengarah pada perolehannya pendapatan bersih petani yang paling besar.

Dalam pelaksanaanya, Bank harus dapat mengatur cara petani plasma akan mencairkan kredit dan mempergunakannya untuk keperluan operasional lapangan, dan bagaimana petani akan membayar angsuran pengembalian pokok pinjaman beserta bunganya. Untuk ini, bank agar membuat perjanjian kerjasama dengan pihak perusahaan inti, berdasarkan kesepakatan pihak petani/kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotong uang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yang disepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada bank. Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihak petani/Kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotong uang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yang disepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada Bank. Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihak petani plasma dengan bank.

b. Pola Kerjasama

Kemitraan antara petani/kelompok tani/koperasi dengan perusahaan mitra, dapat dibuat menurut dua pola yaitu :

Page 9: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 8

a. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani mengadakan perjanjian kerjasama langsung kepada Perusahaan Perkebunan/ Pengolahan Eksportir.

Dengan bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit yang berupa KKPA kepada petani plasma dilakukan dengan kedudukan Koperasi sebagai Channeling Agent, dan pengelolaannya langsung ditangani oleh Kelompok tani. Sedangkan masalah pembinaan harus bisa diberikan oleh Perusahaan Mitra.

b. Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani, melalui koperasinya mengadakan perjanjian yang dibuat antara Koperasi (mewakili anggotanya) dengan perusahaan perkebunan/ pengolahan/eksportir.

Dalam bentuk kerjasama seperti ini, pemberian KKPA kepada petani plasma dilakukan dengan kedudukan koperasi sebagai Executing Agent. Masalah pembinaan teknis budidaya tanaman/pengelolaan usaha, apabila tidak dapat dilaksanakan oleh pihak Perusahaan Mitra, akan menjadi tanggung jawab koperasi.

c. Penyiapan Proyek

Untuk melihat bahwa PKT ini dikembangkan dengan sebaiknya dan dalam proses kegiatannya nanti memperoleh kelancaran dan keberhasilan, minimal dapat dilihat dari bagaimana PKT ini disiapkan. Kalau PKT ini akan mempergunakan KKPA untuk modal usaha plasma, perintisannya dimulai dari:

Page 10: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 9

a. Adanya petani/pengusaha kecil yang telah menjadi anggota koperasi dan lahan pemilikannya akan dijadikan kebun/tempat usaha atau lahan kebun/usahanya sudah ada tetapi akan ditingkatkan produktivitasnya. Petani/usaha kecil tersebut harus menghimpun diri dalam kelompok dengan anggota sekitar 25 petani/kelompok usaha. Berdasarkan persetujuan bersama, yang didapatkan melalui pertemuan anggota kelompok, mereka bersedia atau berkeinginan untuk bekerja sama dengan perusahaan perkebunan/ pengolahan/eksportir dan bersedia mengajukan permohonan kredit (KKPA) untuk keperluan peningkatan usaha;

b. Adanya perusahaan perkebunan/pengolahan dan eksportir, yang bersedia menjadi mitra petani/usaha kecil, dan dapat membantu memberikan pembinaan teknik budidaya/produksi serta proses pemasarannya;

c. Dipertemukannya kelompok tani/usaha kecil dan pengusaha perkebunan/pengolahan dan eksportir tersebut, untuk memperoleh kesepakatan di antara keduanya untuk bermitra. Prakarsa bisa dimulai dari salah satu pihak untuk mengadakan pendekatan, atau ada pihak yang akan membantu sebagai mediator, peran konsultan bisa dimanfaatkan untuk mengadakan identifikasi dan menghubungkan pihak kelompok tani/usaha kecil yang potensial dengan perusahaan yang dipilih memiliki kemampuan tinggi memberikan fasilitas yang diperlukan oleh pihak petani/usaha kecil;

d. Diperoleh dukungan untuk kemitraan yang melibatkan para anggotanya oleh pihak koperasi. Koperasi harus memiliki kemampuan di dalam mengorganisasikan dan mengelola administrasi yang berkaitan dengan PKT ini. Apabila keterampilan koperasi kurang, untuk peningkatannya dapat diharapkan nantinya mendapat pembinaan dari perusahaan mitra. Koperasi kemudian mengadakan langkah-langkah yang berkaitan dengan formalitas PKT sesuai fungsinya. Dalam kaitannya dengan penggunaan KKPA, Koperasi harus mendapatkan persetujuan dari para anggotanya, apakah akan beritndak sebagai badan pelaksana (executing agent) atau badan penyalur (channeling agent);

e. Diperolehnya rekomendasi tentang pengembangan PKT ini oleh pihak instansi pemerintah setempat yang berkaitan (Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi, Kantor Badan Pertanahan, dan Pemda);

f. Lahan yang akan digunakan untuk perkebunan/usaha dalam PKT ini, harus jelas statusnya kepemilikannya bahwa sudah/atau akan bisa diberikan sertifikat dan buka merupakan lahan yang masih belum jelas statusnya yang benar ditanami/tempat usaha. Untuk itu perlu adanya kejelasan dari pihak Kantor Badan Pertanahan dan pihak Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

Page 11: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 10

d. Mekanisme Proyek

Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu dapat dilihat pada skema berikut ini :

Bank pelaksana akan menilai kelayakan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip bank teknis. Jika proyek layak untuk dikembangkan, perlu dibuat suatu nota kesepakatan (Memorandum of Understanding = MoU) yang mengikat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang bermitra (inti, Plasma/Koperasi dan Bank). Sesuai dengan nota kesepakatan, atas kuasa koperasi atau plasma, kredit perbankan dapat dialihkan dari rekening koperasi/plasma ke rekening inti untuk selanjutnya disalurkan ke plasma dalam bentuk sarana produksi, dana pekerjaan fisik, dan lain-lain. Dengan demikian plasma tidak akan menerima uang tunai dari perbankan, tetapi yang diterima adalah sarana produksi pertanian yang penyalurannya dapat melalui inti atau koperasi. Petani plasma melaksanakan proses produksi. Hasil tanaman plasma dijual ke inti dengan harga yang telah disepakati dalam MoU. Perusahaan inti akan memotong sebagian hasil penjualan plasma untuk diserahkan kepada bank sebagai angsuran pinjaman dan sisanya dikembalikan ke petani sebagai pendapatan bersih.

Page 12: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 11

e. Perjanjian Kerjasama

Untuk meresmikan kerja sama kemitraan ini, perlu dikukuhkan dalam suatu surat perjanjian kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bekerjasama berdasarkan kesepakatan mereka. Dalam perjanjian kerjasama itu dicantumkan kesepakatan apa yang akan menjadi kewajiban dan hak dari masing-masing pihak yang menjalin kerja sama kemitraan itu. Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajiban pihak Mitra Perusahaan (Inti ) dan petani/usaha kecil (plasma) antara lain sebagai berikut :

1. Kewajiban Perusahaan Perkebunan/Pengolahan/Eksportir sebagai mitra (inti)

a. Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi dan penaganan hasil;

b. Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk dan obat-obatan), penanaman serta pemeliharaan kebun/usaha;

c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca panen untuk mencapai mutu yang tinggi;

d. Melakukan pembelian produksi petani plasma; dan e. Membantu petani plasma dan bank di dalam masalah pelunasan

kredit bank (KKPA) dan bunganya, serta bertindak sebagai avalis dalam rangka pemberian kredit bank untuk petani plasma.

2. Kewajiban petani peserta sebagai plasma

a. Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya;; b. Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya

yang lahan usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami; c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan

pasca-panen untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan; d. Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yang

disediakan dalam rencana pada waktu mengajukan permintaan kredit;

e. Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasi budidaya oleh pihak Dinas Perkebunan/instansi terkait setempat yang tidak termasuk di dalam rencana waktu mengajukan permintaan kredit;

f. Melaksanakan pemungutan hasil (panen) dan mengadakan perawatan sesuai petunjuk Perusahaan Mitra untuk kemudian seluruh hasil panen dijual kepada Perusahaan Mitra ; dan

g. Pada saat pernjualan hasil petani akan menerima pembayaran harga produk sesuai kesepakatan dalam perjanjian dengan terlebih dahulu dipotong sejumlah kewajiban petani melunasi angsuran kredit bank dan pembayaran bunganya.

Page 13: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 12

3. Aspek Pemasaran

a. Potensi Permintaan

Dari Pasar Lokal / Nasional

Permintaan terhadap buah salak yang datang dari pasar lokal dan pasar nasional akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah : (a) dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berminat pada buah salak sebagai dampak keberhasilan program penyuluhan dan program peningkatan gizi masyarakat yang dilaksanakan oleh pmerintah, (b) tingkat harga salak di pasar eceran, (c) tingkat harga buah-buahan lainnya, dan (d) tingkat pendapatan konsumen buah salak atau kekuatan daya beli masyarakat pada umunya.

Bahwa buah salak dapat dipanen hampir disepanjang tahun menyebabkan buah ini dapat hadir pula di pasar lokal dan pasar nasional relatif sepanjang tahun pula. Dengan demikian buah salak yang merupakan salah satu buah di Indonesia yang dapat meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat hanya karena adanya kesinambungan ketersediannya di pasar eceran.

Permintaan yang datang dari pasar lokal dan nasional juga akan datang dari sektor industri olah lanjut yang akan menggunakan buah salak ini sebagai bahan bakunya. Penyediaan jenis makanan yang mengggunakan buah salak segar sebagai bahan bakunya akan menambah kemungkinan semakin besarnya permintaan buah salak secara segar untuk juice salak, salak kaleng dan manisan buah salak. Sekalipun demikian buah salak yang dimasukkan dalam pola kemitraan ini akan lebih banyak dipasarkan untuk konsumsi buah salak segar.

Dari Pasar Ekspor

Buah asli Indoensia ini mempunyai potensi untuk dipasarkan ke luar negeri. Kecenderungan meningkatnya volume pemasaran buah salak ke luar negeri sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Buah salak harus tidak cepat busuk; 2. Buahnya harus berdaging tebal; 3. Buahnya memiliki rasa manis, boleh sedikit asam tetapi harus tidak

ada rasa sepet; 4. Kulit buahnya mudah dikupas; 5. Buahnya segar dan tidak masir. Sepanjang buah salak dapat

dihasilkan dengan ciri-ciri seperti diatas dan sifat-sifat ini bertahan sampai di konsumen akhir di luar negeri, maka buah salak ini mempunyai potensi besar untuk terus ekspor.

Untuk Substitusi Buah Impor

Page 14: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 13

Melimpahnya buah salak yang bermutu seperti di atas sepanjang tahun akan menempatkan buah ini sebagai mata dagangan yang berpotensi untuk mensubstitusi buah impor, bahkan disamping itu dapat pula menganeka-ragamkan ketersediaan buah.

b. Potensi Penawaran

Besarnya suplai atau penawaran buah salak akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Kecenderungan meningkatnya luas areal tanam salak; 2. Iklim; 3. Harga sarana reproduksi; 4. Perkembangan teknologi yang diterapkan untuk memproduksikan

buah salak; 5. Bagi daerah-daerah pasar terntentu maka ketersediaan buah salak

juga sangat dipengaruhi pula oleh cara-cara pengemasan dan sarana transpotasi yang dapat menjamin kesegaran dan mutu buah salak sampai di tangan para konsumen.

Khususnya untuk jenis buah salak yang dimasukkan dalam analisa kelayakan PKT ini maka jenis salak pondoh merupakan buah salak yang telah memasuki pasar konsumen akhir secara luas. Sedangkan untuk jenis manonjaya dan salak gula pasir, relatif masih sangat kecil besar pasokannya. Hal ini dapat dicerminkan kepada harga kedua salak tersebut di tingkat pasar eceran yang masih relatif sangat tinggi (Rp. 8.000/kg untuk salak gula pasir dan Rp. 5.000/kg untuk salak manonjaya) dibandingkan dengan salak lainnya (salak pondoh) yang berkisar Rp 3.500/kg s/d Rp. 5.000/kg. Potensi penawaran buah salak terutama yang datang dari salak pondoh, salak manonjaya dan salak gula pasir masih dapat ditingkatkan melalui perbaikan teknologi cara berproduksi yang dapat menjamin perbaikan/peningkatan terhadap jumlah produksi dan mutu buahnya.

c. Potensi Pengembangan

Pengembangan pasar buah salak unggul masih sangat potensial untuk ditingkatkan. Diawali dari perbaikan mutu buahnya dengan penerapan teknologi yang maju, yaitu melalui pemangkasan terhadap buah yang kecil-kecil, sehingga buah yang besar dapat tumbuh secara maksimal (merata). Mengefisienkan proses pemasaran sehingga dari tingkat harga di pasar konsumen sebagian besar dapat diterima kembali oleh petani produsen. Melalui program-program penyuluhan yang dapat meningkatkan dan tumbuhnya minat masyarakat luas untuk membeli buah salak, melalui penyediaan buah salak di pasar-pasar eceran dalam kemasan-kemasan buah salak yang sesuai dengan derajat mutu buah dan diversifikasi produk buah salak dengan proses lanjutan.

d. Tingkat Harga

Page 15: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 14

Bilamana buah salak telah berhasil diekspor maka besaran harga di tingkat produsen dapat diturunkan dari titik-titik pasar dan tingkat harga salak di pasar-pasar yang bersangkutan yang sedang berlaku. Untuk harga di tingkat produsen salak pondoh tercatat sebesar Rp. 5.000/kg dan salak manonjaya sebesar Rp. 4.000/kg sedangkan salak gula pasir digunakan harga di tingkat petani sebesar Rp. 8.000/kg. Harga salak gula pasir di tingkat petani pernah mencapai harga sebesar Rp. 40.000/kg (Karang-asem, Juni 1999) akan dapat diturunkan bilamana program perluasan tanam dan peningkatan produksi salak gula pasir ini berhasil dilaksanakan karena dengan demikian akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat harga di tingkat petani produsen. Semakin menurunnya tingkat harga ditingkat produsen akan berpengaruh pula terhadap menurunnya tingkat harga di tingkat konsumen. Pada gilirannya akan meningkatkan jumlah pembelian buah salak terhadap buah salak gula pasir. Semakin tinggi permintaan terhadap buah salak pada umunya karena disebabkan rendahnya kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Page 16: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 15

4. Aspek Produksi

a. Tanaman Salak

Salak merupakan tanaman asli Indonesia, yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti sejak kapan tanaman tersebut dibudidayakan pertama kali. Hanya diduga tanaman salak ini sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam.

Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis Reinw dan termasuk famili Palmae serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren (enau), palem, pakis yang bercabang rendah dan tegak. Batang salak hampir tidak kelihatan karena tertutup pelepah daun yang berduri yang tersusun rapat. Dari batang yang berduri itu, akan tumbuh tunas baru yang dapat menjadi anakan atau tunas bunga buah salak dalam jumlah yang banyak.

Tanaman salak dapat hidup bertahun-tahun, sehingga ketinggiannya dapat mencapai antara 1,5 - 8 meter, bergantung pada jenisnya. Dari akar yang tua dapat tumbuh tunas baru yang juga dapat ditangkarkan sebagai bibit. Tanaman salak termasuk golongan tanaman berumah dua (dioceus), yang artinya membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah daru bunga betinanya. Dengan kata lain, setiap tanaman salak memiliki satu jenis bunga atau disebut tanaman berkelamin satu (unisexualis).

b. Agroklimat

Agroklimat yang cocok untuk budidaya tanaman salak dapat diikuti dalam tabel berikut :

Tabel 1. Agroklimat Yang Cocok Untuk Budidaya Tanaman Salak

Lokasi yang cocok

untuk budidaya

tanaman salak

Daerah yang terkena pengruh abu gunung berapi;

misalnya untuk salak jenis salak pondoh sangat baik

tumbuhnya karena pengaruh gunung merapi,

sedangkan salak manonjaya di Jawa Barat sangat

baik tumbuhnya karena pengaruh gunung

Galunggung; dan salak gula pasir sangat manis dan

tumbuh baik karena pengaruh gunung Agung.

Lokasi yang cocok

untuk budidaya

tanaman salak

Daerah yang terkena pengruh abu gunung berapi;

misalnya untuk salak jenis salak pondoh sangat baik

tumbuhnya karena pengaruh gunung merapi,

sedangkan salak manonjaya di Jawa Barat sangat

Page 17: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 16

baik tumbuhnya karena pengaruh gunung

Galunggung; dan salak gula pasir sangat manis dan

tumbuh baik karena pengaruh gunung Agung.

Ketinggian Lokasi Antara 200 - 700 m dari muka laut

pH Tanah 6,0 - 7,0 dengan kandungan humus yang tinggi, oleh

karena itu sangat dianjurkan kepada para petani

salak untuk membuat kompos sendiri dengan

menggunakan sisa-sisa tumbuh-tumbuhan hasil

pembersihan lahan kebun.

Suhu 20 - 30o celsius, karena bila suhu terlalu tinggi akan

berpengaruh terhadap perkembangan buah dan biji

salak dan bilamana suhu terlalu rendah akan

menghambat pembungaan tanaman salak.

Kelembaban Tanah Sangat diperlukan bagi tumbuh dengan baik

perakaran tanaman. Tanaman salak tidak

menginginkan kebasahan tanah yang berlebihan.

Sehingga pada musim-musim hujan lahan

pertanaman memerlukan drainase yang baik untuk

menghindarkan tanaman dari genangan yang

berlebihan. Sedangkan untuk menjamin

pertumbuhan yang optimal dalam musim-musim

kemarau lahan pertanaman memerlukan kelembaban

tanah yang cukup oleh karena itu sangat dianjurkan

di tengah-tengah lahan kebun salak dibuat kolam

ikan dan kolam inilah yang diharapkan dapat

menyangga kelembaban tanah yang diharapkan.

Kemiringan Lahan Yang ideal adalah lahan datar karena untuk kegiatan

pemeliharaan tanaman dapat dilaksanakan dengan

relatif mudah. Untuk lahan dengan kemiringan yang

lebih dari 5% dianjurkan sudah harus dengan

terasering dengan maksud untuk mempermudah

pemeliharaan maupun untuk pengairannya, serta

memperkecil problema erosi tanah.

Page 18: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 17

c. Komoditi Buah Salak

Tanaman salak saat ini sudah berkembang luas, dan banyak dijumpai jenis salak yang spesifik dikaitkan dengan nama daerah tempat asal pembudidayaan seperti Salak Condet, Salak Bali, Salak Banjar, dan sebagainya. Laporan PKT ini hanya menyajikan 3 jenis saja, yaitu : Salak Pondoh, Salak Manonjaya dan Salak Gula Pasir dengan keistimewaan masing-masing sebagai berikut :

Tabel 2. Jenis Salak Di Indonesia

No Nama/Jenis

Salak

Daerah

Asal Rasa

Ukuran Buah Warna

kulit

1 Pondoh Desa Soka,

Sleman

Yogyakarta

Sangat

Manis,

Manis

sampai

Masir,

sedikit Asam

Kecil, Sampai agak Besar/

Besar, Warna kulit coklat

kehita-man, s/d Coklat

kekuning-kuningan, Coklat

kemerahan s/d Kuning

kemerah-merahan, Merah

gelap kehitam-hitaman

2 Manonjaya Desa Pasir

Batang Dan

Cilangkap

Tasikmalaya

Bervariasi,

Dari Manis

Sampai

Manis Agak

Sepet berair,

Tidak Masir

Bervariasi, Dari Kecil,

Sedang sampai Besar,

Coklat sampai kehitaman

3 Gula Pasir Desa Sibetan

Karang

Asem Bali

Sangat

Manis, Manis

Daging buah relatif tebal,

biji kecil, coklat kehitaman

dan bersisik kecil-kecil Sumber : Majalah trubus Bulan April 1986 & 1989 dan Diolah

d. Budidaya

Urutan Kegiatan Budidaya

Urut-urutan kegiatan budidaya tanaman salak adalah sebagai berikut :

Page 19: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 18

Pengolahan lahan kebun salak s/d siap tanam oleh karena itu sekaligus dengan membuat lobang tanaman;

Penanaman pohon peneduh; Penyiapan bibit salak; Penanaman bibit penyulaman tanaman yang mati; Pemupukan; Pembubunan; Penyiangan; Pemberantasan hama sebagai penyakit; Pencakokan bibit (khususnya untuk salak Pondoh); Pemangkasan; Panen buah dan penanganan hasil sampai dengan siap jual.

A. Pembibitan

Dalam usaha pembibitan salak perlu diperhatikan sifat-sifat genetiknya. Secara alami dapat diketahui adanya tanaman salak yang selalu berbunga jantan. Tanaman jenis ini tidak mampu menghasilkan buah.

Untuk mendapatkan bibit salak yang dapat berproduksi dilakukan secara generatif (biji salak) dan vegetatif (tunas anakan). Mengembangbiakan salak dengan biji nampaknya jauh lebih mudah dan lebih murah, apalagi untuk keperluan dalam jumlah banyak. Disamping itu, akan diperoleh kondisi tanaman yang lebih kuat. Kelemahan dari sistim pembibitan generatif adalah, waktu berbuahnya lebih lama, tidak selalu mempunyai sifat-sifat genetis dan unggul yang sama dengan pohon induknya dan tidak dapat dipastikan apakah bibit tersebut akan menjadi tanaman betina atau justru menjadi tanaman jantan.

Bibit vegetatif dapat diperoleh dengan memisahkan anakan baik secara langsung maupun memisahkan anakan secara buatan (cangkok). Bibit ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain, hasil tanaman yang diperoleh sifatnya pasti sama dengan pohon induknya, dapat dipastikan terlebih dahulu kelamin tanaman dimaksud (jantan/betina), cepat berbunga dan berbuah serta hasilnya lebih seragam (relatif sama dengan pohon induknya). Tanaman salak yang akan dijadikan sebagai induk perbanyakan vegetatif, sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut :

Pohon induk harus berumur lebih dari satu tahun; Tumbuhnya rimbun dan tidak ada tanda-tanda daunnya menguning; Bebas hama dan penyakit; Berbuah lebat dan berkualitas baik; Tunas anakan yang akan dicangkok sudah cukup umur dan

mempunyai pelepah 4 - 5 helai.

Dalam perhitungan kelayakan usaha tani salak ini diasumsikan untuk pembibitan pertama kali (tahun 0) adalah dengan membeli bibit yang sudah siap untuk ditanam termasuk bibit pejantannya. Sedangkan untuk bibit salak

Page 20: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 19

tahun-tahun berikutnya dilakukan dengan pencakokan, sehingga dalam perhitungan analisa kelayakan akan terlihat biaya tenaga kerja untuk mencangkok (khusus untuk salak Pondoh).

B. Penanaman Dan Pemeliharaan

Sebelum melakukan penanaman, tahap pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah yang tujuannya adalah menggemburkan tanah agar menjadi pertumbuhan tanaman yang baik, sekaligus untuk membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma). Pekerjaan mengolah tanah ini diawali dengan pencangkulan sedalam ± 30 cm, dan dilakukan 3 - 4 minggu sebelum tanam. Untuk mempersiapkan lubang-lubang tanaman, ada dua macam cara yaitu :

C. Penggalian Langsung

Dengan ukuran tiap lubang ialah sepanjang 60 cm, lebar 60 cm dan dalamnya juga 60 cm. Pada tanah-tanah cangkulan tersebut diberikan pupuk kandang sebanyak 5 - 7 kg/lubang tanam. Sedangkan jarak tanam biasanya 2 x 2 meter atau 2,5 x 2,5 meter.

D. Penggalian Tidak Langsung

Untuk daerah yang baru pertama kali hendak ditanami salak, sebaiknya dibuatkan dahulu bedengan. Ukuran bedengan adalah lebar 200 - 250 cm, tinggi ± 30 cm, dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lapangan. Jarak antar bedengan sekitar 60 - 80 cm. Bersamaan dengan pembuatan bedengan, pupuk kandang dimasukkan ke dalam tanah. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 20 - 30 ton/ha. Setelah diberi pupuk kandang dibiarkan selama 2 minggu. Untuk selanjutnya, barulah dibuatkan lubang tanam berukuran panjang 30 cm, lebar 30 cm dan dalamnya juga 30 cm. Jarak tanam berkisar antara 2 x 2 meter atau 2,5 x 2,5 meter.

E. Tanaman Pelindung

Untuk tahap-tahap awal karena tanaman salak tidak dapat terkena langsung sinar matahari, maka biasanya dibuatkan tanaman pelindung yang dapat dilakukan satu tahun sebelum tanaman salak ditanam. Untuk jenis tanaman pelindung ini dapat berbentuk seperti, lamtoro, dadap, turi atau tanaman pelindung lainnya.

F. Kolam Air

Fungsi klolam air ini adalah untuk penyediaan air irigasi kebun salak pada musim-musim kemarau. Ukuran kolam disesuaikan dengan luas tanah dan umumnya bilamana mungkin diletakkan lokasi kolamnya di tengah-tengah

Page 21: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 20

kebun salak dengan maksud agar dalam musim-musim kemarau kolam ini dapat ikut serta menciptakan iklim mikro dan kelembaban lingkungan dan tanah yang optimal bagi pertumbuhan tanaman salaknya. Agar air kolam dapat dialirkan ke sekeliling kebun, diperlukan pula pembuatan saluran irigasinya. Untuk mengoptimalkan fungsi kolam air ini, seringkali digunakan pula untuk beternak ikan.

G. Drainase

Selain itu, juga dibuatkan drainase, karena tanaman salak tidak tahan terhadap genangan air. Pembuangan air lebih dari lahan sangat penting dilakukan, karena tanaman salak tidak tahan akan genangan air dalam waktu yang lama. Hal seperti ini biasanya terjadi pada waktu musim penghujan. Sedangkan pada waktu kemarau drainase akan berfungsi sebagi sarana untuk membagi air dari sumber air (Kolam air), karena tanaman salak tidak tahan kekeringan dalam waktu yang lama. Dengan cara demikian, maka sudah disiapkan lahan yang cukup lembab, tetapi tidak becek.

Tanaman salak ini umumnya ditanam pada awal musim penghujan ketika tanah mengandung cukup air yakni 60 - 80%, biasanya terjadi pada bulan November atau Desember. Dalam keadaan tanah yang gembur dan dengan kelembaban demikian, akar bibit mampu hidup dan berkembang secara baik, karena oksigen masih cukup tersedia sehingga mampu merangsang pertumbuhan akar, dan akar tidak membusuk karena tanah tidak terlalu jenuh air.

H. Pemeliharaan Tanaman

Dalam masa penanaman dan pemeliharaan ini biaya yang timbul adalah meliputi pembelian pupuk kandang, TSP, Za dan KCl serta pestisida seperti insektisida fungisida. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja akan meliputi biaya untuk pengolahan tanah, penanaman, penyulaman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan, pengendalian, pemangkasan, pencangkokan, panen dan pasca panen.

Pemeliharaan kebun salak yang benar dan teratur akan meningkatkan produktivitas kebun dan agar dapat memberikan hasil yang diinginkan, baik berupa peningkatan produksi atau peningkatan hasil lainnya. Usaha pemeliharaan tanaman salak yang baik akan meliputi hal seperti berikut ini :

Penyulaman, sekitar 2 - 3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan pemeriksaan pada kebun salak. Bila ditemukan pertumbuhan salak yang tidak baik atau mati, secepatnya dilakukan penyulaman. Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, sebaiknya dipilih bibit cangkokan yang baik disertai pemeliharaan yang intensif. Penyulaman ini berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya (produktivitas) aagr nantinya dapat diketahui

Page 22: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 21

jumlah produk yang akan dihasilkan. Penyulaman ini sebaiknya dilakukan pada awal-awal musim penghujan.

Penyiangan, kegiatan ini dilakukan karena tanaman salak tidak dapat tahan terhadap tanah yang mengandung air yang menggenang. Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya.

Pembumbunan, kegiatan ini dilakukan karena tanaman salak tidak dapat tahan terhadap tanah yang mengandung air menggenang. Jalan keluar untuk untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya.

Pemupukan, diperlukan karena dari saat penanaman sampai dengan setiap kali petik buahnya, tanaman salak telah menyerap sejumlah unsur-unsur makanan, kondisi tanah menjadi kurus dan akibatnya pertumbuhan tanaman salak terganggu. Karena itu, perlu usaha untuk memelihara, menambah dan mempertinggi kesuburan tanah, dengan jalan pemupukan. Jenis pupuk dapat diketahui ada 2 macam yaitu pupuk organik (pupuk alami) dan pupuk anorganik (pupuk buatan).

Pengendalian hama dan penyakit tanaman, hal ini dilakukan terutama sebagao tindakan preventif serangan hama dan penyakit terhadap tanaman salak. Teknis pengendaliannya dapat dilakukan dengan membuang buah yang busuk, memangkas pohon naungan, melancarkan saluran drainase, membersihkan kotoran dan menyemprotkan fungisida.

Pemangkasan, yang dilakukan di sini biasanya memangkas pohon naungan untuk mengatur cahaya matahari (tingkat penyinaran) yang cukup untuk kebutuhan tanaman, memudahkan peredaran udara serta pemeliharaan tanaman, mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan dan mempertahankan tingkat keteduhan tertentu selama musim kering. Sementara pemangkasan untuk tanaman salak diawali setelah berumur satu tahun. Pemangkasan ini bertujuan mengatur pertumbuhan vegetatif ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Sehingga tujuan pemangkasan sebenarnya adalah untuk mengatur dan memacu tanaman salak agar lebih banyak menghasilkan buah.

Pencakokan, hal ini dilakukan untuk memperbanyak bibit tanaman salak melalui tunas anakan. Karena keunikan darai tanaman salak ini terutama salak pondoh adalah dapat dicangkok. Mengenai keuntungan dari pencakokan ini sudah dikemukakan di muka.

I. Panen Dan Pasca Panen

Panen perdana dengan menggunakan bibit cangkokan vegetatif dimuilai pada usia tanaman salak pondoh berumur 2 - 3 tahun. Pemetikan buah biasanya juga dilakukan setelah 7 - 8 bulan sejak terjadinya penyerbukan. Untuk pemetikan buah tidak dipilih satu per satu tapi dipotong bersama tandannya.

Page 23: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 22

Kelebihan sifat tanaman salak ini dapat berbunga sepanjang tahun, dengan catatan pemeliharaannya secara intensif. Namun demikian biasanya dalam satu tahun panen besarnya hanya dua kali yaitu bulan Desember/Januari dan bulan juni/juli.

Tindakan pasca panen biasanya yang dilakukan adalah setelah buah dipetik, segera dibersihkan dan dimasukkan ke dalam keranjang. Buah salak ini biasanya dapat tahan disimpan sampai maksimal 2 atau 3 minggu asalkan buah tersebut tidak luka, bebas dari serangan hama atau penyakit dan sirkulasi udara tempat penyimpanan berjalan baik.

Sampai saat ini buah salak dipasarkan sebagai buah segar. Petani produsen dapat menjual langsung kepada konsumen seperti misalnya terlihat untuk salak pondoh banyak dijajakan di jalan raya, tempat salak pondoh dibudidayakan.

J. Peralatan yang digunakan

Peralatan yang diperlukan untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman salak ini meliputi cangkul, garpu, sabit, sprayer, keranjang dan peralatan lain-lainnya.

e. Produktivitas

Untuk dapat mengetahui produktivitas tanaman salak, tergantung dengan jarak tanam berapa yang akan digunakan. Dalam kenyataan di lapangan ukuran jarak tanam ini bervariasi, seperti 2 x 2 m2 , 2,5 x 2,5 m2, 2 x 2,5 m2 atau juga yang melakukan jarak tanam dengan ukuran 3 x 1 m2. Kalau jarak tanam 2 x 2 m2 maka jumlah batang tanaman salak yang dapat ditanam sebanyak 2.500 batang. Untuk lahan seluas 1.000 m2 dapat ditanami sebanyak 400 pohon. Sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak 4.000 pohon. Dengan asumsi yang dapat dipanen sebanyak 80%, tinggal 3.200 batang tanman salak yang dapat menghasilkan buah. Untuk tanaman tahun ke 1 dan ke 2 tanaman salak ini belum dapat berbuah. Paling hanya menghasilkan bibit melalui pencangkokan.

Dalam perhitungan kelayakan ini diasumsikan buah salak dan bibit tanaman salak baru mulai menghasilkan pada tahun ke 3. Data panen buah salak yang digunakan dalam analisa kelayakan MK PKT ini dapat diikuti dalam tabel yang terdapat dalam lampiran-lampiran 6, 15, dan 24 untuk Program Ekstensifikasi dan lampiran-lampiran 30, 35 dan 40 untuk Program Intensifikasi.

Asumsi produktivitas kedua program tersebut adalah sebagai berikut :

Page 24: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 23

Tabel 3. Asumsi Produktivitas Program Ekstensifikasi & Program Intensifikasi MK PKT

No Kegiatan Salak Pondoh Salak

Manonjaya

Salak

Gula Pasir

A. Program

Ekstensifikasi

1. Luas Tanam 1 Ha 1 Ha 1 Ha

2. Jumlah

Tanaman

4.000 pohon

Sudah

4.000 pohon

Sudah

4.000 pohon Sudah

3. Status Lahan Harus milik

sendiri

Harus milik

sendiri

Harus milik sendiri

4. Panen Pertama Jatuh pada

tahun ke-4

proyek

Jatuh pada

tahun ke-4

proyek

Jatuh pada tahun

ke-4 proyek

B. Program

Intensifikasi

1. Luas Tanam 2.500 m2 2.500 m2 2.500 m2

2. Jumlah

Tanaman

1.000 pohon 1.000 pohon 1.000 pohon

3. Status Lahan Sudah harus

milik sendiri

sudah ada

tanaman salak

yang sudah

berumur tahun

ke-3 dan tahun

berikutnya

sudah berbuah

Sudah harus

milik sendiri

sudah ada

tanaman salak

yang sudah

berumur tahun

ke-3 dan tahun

berikutnya

sudah berbuah

Sudah harus milik

sendiri sudah ada

tanaman salak yang

sudah berumur

tahun ke-3 dan

tahun berikutnya

sudah berbuah

4. Panen Pertama Jatuh pada

tahun ke-1

Jatuh pada

tahun ke-1

Jatuh pada tahun

ke-1 proyek

Page 25: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 24

proyek proyek

f. Kendala

Tanaman salak walaupun termasuk tanaman yang tidak mengandung resiko tinggi, tapi tetap diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang intensif, agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Pada beberapa kondisi, sering agar buah yang dihasilkan kualitasnya baik. Pada beberapa kondisi, sering dijumpai petani yang menanamkan salak tanamannya baik, tapi tidak dapat berbuah. Selain itu tanaman salak ini tidak memerlukan banyak air, tapi juga tidak boleh kekurangan air. Kondisi kritis tasa tanaman salak ini akan berlangsung dari penanaman pertama (tahun ke-0) sampai pada tahun ke 2 kurun waktu proyek. Hal ini disebabkan kondisi tanaman yang masih rentan terhadap kondisi "stress" baik di musim-musim penghujan maupun kemarau.

Page 26: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 25

5. Aspek Keuangan

a. Rincian Biaya

Aspek keuangan dilakukan terhadap usaha Budidaya Tanaman Salak dalam MK PKT ini didasarkan pada Model dasar seperti terlihat pada Tabel 1. Dengan menggunakan model (Program ekstensifikasi dan intensifikasi) ini juga diharapkan akan dapat menjawab apakah para petani salak akan mendapatkan nilai tambah dari usahanya dan mampu mengembalikan kredit yang diberikan oleh Bank dalam jangka waktu yang wajar.

Hasil perhitungan finansial secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran Ekstensifikasi untuk Model Kelayakan Budidaya Tanaman Salak dengan Program Ekstensifikasi dan Lampiran Intensifikasi untuk Program Intensifikasi. Lampiran tabel-tabel biaya proyek dan tabel-tabel perhitungan total penjualan dipergunakan untuk mengkaji kelayakan proyek melalui produk-produk perhitungan IRR, NPV, BCR dan BEP.

Rincian biaya proyek atas dasar kedua program usaha secara ringkas dapat disajikan sbb :

Tabel 4. Total Biaya Proyek

No Kegiatan Salak

Pondoh

Salak

Manonjaya

Salak

Gula Pasir

A

Program Ekstensifikasi

- Tahun ke 0

- Tahun ke 1

- Tahun ke 2

- Tahun ke 3

- Tahun ke 4 (Panen Pertama)

- Tahun ke 5 dan seterusnya

diasumsikan naik 10 s/d 20%

5.317.500

2.867.500

2.867.500

2.867.500

2.867.500

4.996.750

24.770.500

2.867.500

3.267.500

3.817.500

4.217.500

4.542.500

16.029.500

2.867.500

2.867.500

2.867.500

2.867.500

4.996.750

Page 27: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 26

B Program Intensifikasi

- Pada Tahun ke 0 proyek

tanaman salak sudah

berumur 3 Thn

- Tahun ke 1 Proyek (Panen ke

1)

4.775.000

-

4.770.000

-

4.775.000

-

b. Struktur Biaya Struktur biaya proyek sebenarnya memperlihatkan apakah proyek ini seluruh biayanya oleh kredit dan atau sebagian dari biaya proyek tersebut dibiayai sendiri oleh para petaninya. Dalam Model Kelayakan ini diasumsikan bahwa semua biaya proyeknya dibiayai oleh kredit. Dengan tingkat bunga sebesar 24% per tahun.

c. Biaya Investasi Dalam analisa keuangan khususnya untuk menghitung laba-rugi diperlukan komponen penyusutan biaya investasi, penyusutan biaya investasi ini bilamana ditinjau dari sisi debitur dan bagi kepentingan bank minimal harus dapat menutup keperluan angsuran pokok kredit (Amortisasi), karena seluruh komponen biaya investasi proyek hanya untuk keperluan investasi modal kerja dan investasi tetap, maka nilai penyusutan investasi diperhitungkan kepada kemampuan proyek dapat melunasi beban pinjaman. Perhitungan besarnya penyusutan biaya investasi tersebut disesuaikan dengan periode pengembalian kredit yang relatif memberi kesempatan pada plasma untuk selama periode tersebut mampu menikmati peningkatan pendapatan sebagai akibat mengikuti proyek kemitraan ini, sekaligus mampu mengembalikan pinjamannya. Dalam analisa kelayakan MK PKT ini, diperhitungkan bahwa kesanggupan mengangsur pokok dan bunga kredit betul-betul didasarkan atas kemampuan dari cash flow tahun yang bersangkutan.

d. Analisa Penjualan Untuk mendapatkan hasil penjualan yang akan digunakan sebagai komponen analisa cash flow, diperhitungkan bahwa proyek PKT ini mampu dalam setiap tahunnya memproduksikan salak dengan perincian sebagaimana yang dapat diikuti dalam lampiran-lampiran 6, 14 dan 23 untuk Program Ekstensifikasi dan Lampiran-lampiran 29, 34 dan 39 untuk Program Intensifikasi.

Page 28: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 27

e. Analisa Kelayakan

Untuk sampai kepada keputusan terhadap kelayakan proyek, maka digunakan kriteria kelayakan Financial Rate of Return (FRR) dan pay-back period, BCR dan NVP. Secara rinci dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 5. Kriteria Kelayakan Proyek

No Kegiatan Salak

Pondoh Salak

Manonjaya Salak

Gula Pasir A Program

Ekstensifikasi

NVP pada dcf 24% Rp. 51.089.473 Rp. 48.643.972 Rp. 120.417.139

Pay-back Period 4,04 tahun 3,7 tahun 3,69 tahun FRR 48,89% 41,46% 65,99% BCR pada dcf 24% 3,05 kali 2,56 kali 6,55 kali Masa konstruksi 1 Tahun

(karena tahun ke 1, sudah mampu menjual bibit cangkokan

4 tahun (tahun ke 0 s/d tahun ke 3

4 tahun

Lama pengembalian kredit

6 tahun 10 tahun 10 tahun

B Program Intensifikasi

NPV Rp. 5.189.162 Rp. 6.492.873 Rp. 3.102.863 Pay-back Period 3,70 tahun 4,15 Tahun 3,45 tahun FRR 124,85% 81,26 % 123,92% BCR 3,27 kali 4,24 kali 3,45 kali Masa konstruksi 1 tahun 1 tahun 1 tahun Lama pengembalian

kredit 2 tahun 3 tahun 1 tahun

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa untuk Program Ekstensifikasi, jenis Salak Pondoh yang paling menarik untuk dilkasanakan bank karena jangka waktu pengembalian kreditnya yang paling cepat dibandingkan dengan 2 jenis salak lainnya. Sedangkan untuk program intensifikasi dapat disarankan kepada bank untuk membiayai ketiga jenis salak tersebut karena

Page 29: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 28

imbalan investasi yang ditanamkan di ketiga jenis salak tersebut sangat besar. Dari FRR ketiga jenis salak memberikan besaran FRR di atas 1.00%. Dan rata-rata lama pengembalian kreditnya dibawah 3 tahun. Oleh karena itu, MK PKT ini menyarankan agar perbankan dapat aktif menyalurkan kredit yang cocok dan menguntungkan banknya, karean sektor budidaya tanaman salak dengan intensifikasi mampu memanfaatkan jenis kredit berbunga pasar (bunga 24%) yang berarti memberikan keuntungan ("spread") bagi bank yang relatif wajar serta aman, karena proyek dilaksanakan dengan Pola Kemitraan Terpadu (PKT). Program intensifikasi sebenarnya juga dapat dilaksanakan dan ditunjang dengan kredit berbunga pasar bilamana model pengembangannya seperti berikut :

Petani yang akan memanfaatkan kredit berbunga paar tersebut sudah harus memiliki kebun salak yang telah berproduksi setidak-tidaknya seluas minimal 2.500 m2, sehingga beban bunga pada awal-awal tahun proyek dapat ditanggung oleh kebun salak yang sudah berproduksi ini;

Dengan adanya kebun salak yang sudah berproduksi tersebut bank akan merasa sangat aman untuk membiayai perluasan kebun salak (ekstensifi-kasi) petani; dengan demikian kebun salak yang sudah berproduksi dapat difungsikan sebagai penjamin keamanan kreditnya.

f. Analisa Laba Rugi

Analisa Laba-Rugi ditinjau dari sisi petani sangat penting, karena dalam laporan MK PKT ini posisi penyusutan investasi dalam komponen analisa Laba-Rugi ditempatkan sebagai alat ukur kemampuan petani dapat mengembalikan kreditnya selama kurun waktu proyeknya, di atas pendapatan yang masih tersisa untuk menanggung hidupnya selama setahun dan kemungkinan-kemungkinannya untuk menabung dan memupuk modal sendiri. Rata-rata pendapatan bersih setelah pajak, rata-rata kemampuan membayar pajak, rata-rata kemampuan menabung pertahun untuk MK PKT ini dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 6. Rata-rata Pendapatan Bersih Setelah Pajak (Rp)

No Kegiatan Salak

Pondoh Salak

Manonjaya Salak

Gula Pasir A Program Ekstensifikasi Rata-rata pendapatan bersih setelah

pajak 35.173.467 34.175.964 75.571.635

Rata-rata kemampuan membayar pajak pertahun

6.207.082 6.883.627 13.336.171

Rata-rata kemampuan menabung; diasumsikan

3.517.346 3.417.596 7.557.163

Page 30: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 29

10% dari pendapatan bersih setelah pajak

B Program Intensifikasi

Rata-rata pendapatan bersih setelah pajak

3.769.884 4.016.980 3.349.922

Rata-rata kemampuan membayar pajak pertahun

665.274 708.879 591.163

Rata-rata kemampuan menabung; diasumsikan 10% dari pendapatan bersih setelah pajak

376.988 401.698 334.992

Dari tabel di atas dapat dikaji bahwa kemampuan untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan bersih setelah pajak untuk tabungan keluarga potensinya sangat besar, demikian pula pajak penjualan salak yang dihasilkan dari budidaya tanaman salak untuk PAD sangat besar. Baik tabungan maupun potensi pajak dari sektor budidaya tanaman salak tercermin dari keberhasilan daerah perkebunan Salak di Kabupaten Sleman, dimana pembangunan/perbaikan prasarana jalan di lingkungan pedesaan tanaman salak di daerah ini telah ditanggung bersama di antara para petani salak. Dari keberhasilan MK PKT ini, diharapkan agar penghimpunan dana baik dari tabungan maupun dari pajak, seyogyanya di kemudian hari dapat diarahkan untuk sebagian dari padanya dapat digunakan bagi kepentingan penelitian terapan bagi pembinaan dan pengembangan tanaman salak. Khususnya untuk tabungan, proses kegiatan kelompok tani plasma juga dapat diarahkan untuk menghimpun tabungan tersebut dimana sebagian dari akumulasi tabungan ini secara potensial dapat diarahkan untuk proses penjamin kredit.

Page 31: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 30

6. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek sosial ekonomi dari pengembangan tanaman salak ini mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Dengan dikembangkannya ketiga jenis salak dalam laporan ini, dapat menumbuhkan dan memelihara para tenaga ahli dalam bidang tanaman salak baik yang terdapat dalam tahapan pengembangan bibit tanaman salak unggul, pada tahapan proses budidaya dan pada tahapan pasca panen termasuk di bidang pemasaran mata dagangan salak;

2. Dengan dilaksanakannya PKT ini berarti perbankan akan membantu pe-merintah dalam penciptaan lapangan kerja di pedesaan terutama pada tahapan penyiapan proyek, pada tahapan budidaya, tahapan panen dan pasca panen;

3. Dengan semakin tumbuhnya sektor produksi tanaman salak, akan memberikan dampak pada tumbuhnya sisi hulu dan hilir sub sektor pertanian tanaman pangan khususnya di bidang tanaman salak, yaitu hidupnya perekonomian di pedesaan pada para pelaku sektor perdagangan sarana/prasarana produksi dan peralatan yang diperlukan para petani salak dan sisi hilir yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian sektor perdagangan buah salak dari titik yang terdekat dengan petani produsen sampai dengan titik-titik para pelaku perdagangan yang terdekat dengan para konsumen, serta tumbuhnya industri pengolah yang menggunakan bahan bakunya dari buah salak;

4. Pada era pasar terbuka buah salak yang asli dari Indonesia mempunyai potensi yang sama besar untuk penghasil devisa dan bahkan akan merupakan buah yang dapat memperkecil pembelanjaan devisa yang selama ini digunakan untuk mengimpor buah-buahan dari luar negeri. Oleh karena itu peranan PKT ini untuk perbankan adalah sejalan dengan kebijakan moneter Bank Indonesia yaitu untuk secara konsisten menyediakan informasi kepada para pelaku ekonomi agar terus memusatkan investasi mereka kepada sektor-sektor yang produktif yang dapat membantu pemerintah memperkuat neraca pembayaran melalui peningkatan perolehan devisa dan mengurangi pembelanjaan devisa;

5. Dari PKT ini secara potensial akan membantu Pemda untuk meningkatkan PADnya melalui retribusi dan pajak yang langsung dan tak langsung yang dikenakan pada seluruh rantai kegiatan agribisnis mata dagangan buah salak;

6. Pertanaman salak sapat berfungsi sebagai pertanaman penutup lahan terbuka sehingga dengan demikian dilihat dari sisi program pelestarian alam khususnya yang menyangkut pelestarian tanah, maka keberhasilan pengembangan tanaman salak akan berfungsi ganda

Page 32: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 31

yaitu disamping dapat meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan mutu budidaya tanaman salak pada lahan yang bersangkutan. Keberhasilan petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimiawi dengan mensubtitusikannya dengan penggunaan pupuk kompos, akan menempatkan Indonesia di mata internasional bagi produk-produk pertaniannya yang cenderung ke arah penggunaan pupuk organik, sehingga pada gilirannya produk-produk pertanian yang berorientasi kepada alami akan mampu meraih tingkat harga yang lebih baik;

7. Dampak pengembangan tanaman salak melalui PKT ini di samping mempunyai nilai ekonomis juga dapat membantu masyarakat untuk semakin mampu menerapkan teknik budidaya yang dapat diterima oleh masyarakat pencinta alam dunia. Peranan perbankan melalui pelaksanaan PKT ini akan memberikan dampak internasional yang sangat besar yaitu melalui kepedulian perbankan kepada proyek-proyek pertanian yang berorientasi kepada pelestarian sumberdaya alam (terutama lahan, air dan tenaga kerja yang berwawasan luas terhadap pentingnya kembali kepada alami misalnya meningkatnya penggunaan pupuk hijau/organik, cara-cara pemberantasan hama terpadu yang mampu mengurangi penggunaan insektisida dan fungisida, yang pada gilirannya dapat meningkatkan harga produk pertanian asli Indonesia di pasar internasional.

Page 33: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 32

7. Penutup

a. PKT Unggulan

Sebagai suatu produk yang diharapkan oleh masyarakat dapat membantu perbankan dalam meningkatkan KUK, maka PKT Budidaya Tanaman Salak ini layak untuk dilaksanakan oleh bank karena memiliki unsur-unsur keunggulan sebagaimana berikut :

1. Bisnis yang "on line"

Seperti yang telah diuraikan dalam Bab V jelas bahwa Model Kelayakan PKT Budidaya Tanaman Salak merupakan kemitraan usaha antara Petani Salak dengan Lembaga Pengumpul (Koperasi Priemer atau Swasta) yang disertai jaminan kesinambungan pembelian buah salak dari Usaha Besar (Perusahaan INTI) pada skala bisnis yang "on line". Dalam model ini kebutuhan terhadap faktor produksi dan pemasaran produk salak yang dihasilkan UK dijamin dalam bentuk "sharing" antara Lembaga Penjaminan Kredit, kemitraan antara petani salak dengan lembaga penampungan (koperasi dan atau swasta), serta kepastian pembayaran oleh Usaha Besar (INTI).

2. Menghadirkan Kegiatan Pendampingan

Untuk menunjang keberhasilan Model Kelayakan PKT ini, Lembaga Pengumpul bersama UB menyediakan bantuan teknis yang profesional (bermutu) secara berkesinambungan. Bantuan pendampingan ini dimulai semenjak pelaksanaan pelatihan untuk UK saat rekrutmen calon UK, dalam tahapan pembangunan fisik, tahapan proses produksi dan penjualan, serta dalam tahapan pengelolaan dana hasil penjualan. Bantuan pendampingan tersebut ditujukan untuk kepentingan UK, Lembaga Pengumpul (Koperasi dan atau Swasta) dan UB sendiri maupun untuk pengamanan kredit Bank.

3. Adanya Jaminan Kesinambungan Pasar

Kelancaran pemasaran hasil produksi hasil produksi Model Kelayakan PKT Salak Unggul ini dijamin sepenuhnya dalam bentuk 'sharing" seperti tersebut yang telah diuraikan dalam Bab V. Jaminan pemasaran salak tersebut dilaksanakan oleh Lembaga Pengumpul (KUD) bersama UB.

4. Adanya Kemampuan Untuk Memanfaatkan Kredit Berbunga Pasar

"Financial Rate of return (FRR)" yang relatif lebih besar dari bunga kredit bank menyebabkan Model Kalayakan PKT ini layak dilaksanakan dan dikembangkan.

Page 34: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 33

5. Adanya Potensi Penjaminan Kredit Yang Relatif Lengkap

Untuk penjaminan pengamanan kredit yang digunakan dalam pelaksanaan Model Kelayakan PKT ini, dapat diikutsertakan berperannya :

Lembaga penjaminan kredit; Kegiatan kelompok guna mengembangkan tabungan dan pemupukan

modal yang dikaitkan dengan kredit. Pengembangan tabungan sebagai salah satu alat pengamanan kredit dapat diaitkan dengan besarnya potensi hasil analisa "net cash flow" maupun Laba-Rugi.

6. Proses Pemanfaatan dan Penggunaan Kredit Yang Aman

Model kelayakan PKT ini merusmuskan kenisme pencairan dan penggunaan atas dana kredit yang disesuaikan dengan jadual dan kebutuhan proyek.

7. Cash Flow Sebagai Alat Pengontrol Pengembalian Kredit

Pengembalian kredit didasarkan, disesuaikan dan mengacu kepada perkembangan dan kekuatan cash flow. Dengan sistem mengangsur, maka proyek ini memungkinkan para petani plasma akan mampu menghimpun dana sendiri dan lepas dari ketergantungan terhadap kredit.

8. Adanya Potensi Kegiatan Kelompok Yang Berkaitan Dengan Kredit

Dengan mendasarkan kepada model yang telah diuraikan di atas, memungkinkan pembentukan kelompok sedini mungkin yaitu ketika Lembaga Pengumpul (KUD dan INTI) bersama dengan para petani salak dan ketika UK sebagai calon debitur sedang mengikuti pelatihan (sebelum mereka menjadi calon nominator). Pembentukan dan mengakibatkan kegiatan kelompok tersebut ditujukan antara lain untuk kegiatan simpan pinjam. Dari sebagian dana simpanan tersebut, secara potensial dapat digunakan sebagai dana untuk membantu proses pengembalian angsuran pokok dan bunga (bilamana diperlukan), atau untuk jenis kegiatan produktif lainnya.

9. Transparansi Pada Setiap Tahapan Pelaksanaan Proyek

Dengan mengikutsertakan UK sejak sedini mungkin dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, akan terbentuk dan tercipta pula aspek transparansi yang sangat diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan proyek dan proses perkreditannya.

10. Daya replikasi yang Tingg

Proyek ini mempunyai potensi untuk dikembangkan hampir di seluruh propinsi, khususnya bagi para petani yang mengusahakan lahan yang relatif

Page 35: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 34

cocok sepanjang tahun untuk pertanaman salak, dimana tenaga kerja, dan modal serta program pendampingan relatif mudah disediakan. Disamping itu, produk yang dihasilkan para petani dapat dipasarkan dengan pola kemitraan seperti yang telah diuraikan dalam Bab V.

11. Nota Kesepakatan

Semua hal yang menggambarkan keunggulan Model Kelayakan PKT Budidaya Tanaman Salak, dapat dituangkan dalam bentuk Nota Kesepakatan.

b. Implikasi terhadap Titik-Titik Kritis

1. Program Pendampingan Yang Jelas

Sehubungan dengan masih adanya kemungkinan muncul permasalahan terutama pada saat proyek dan kredit masuk dalam tahapan pelaksanaan dan tahapan mengangsur, maka perlu diusahakan agar UK yang telah direkrut dan merupakan calon nominatif semaksimal mungkin dapat diikutsertakan dalam perencanaan (ide dan pengembangannya) sedini mungkin. Maksud dan tujuan meng-ikutsertakan mereka sedini yaitu agar mulai dari proses perencanaan para UK benar-benar dapat memahami perlunya kesungguhan dalam melaksanakan proyek sesuai dengan yang diminta oleh persyaratan pasar, teknis dan finansial maka kemitraan akan berjalan secara berkesinambungan.

2. Pemahaman Titik Rawan dan Transparansi

Proses pemahaman terhadap titik-titik rawan, baik yang terdapat dalam pelaksanaan proses pemasaran kacang tanah dan gabah, penerapan teknologi produksi dan penanganan produksi serta aspek keuangan, perlu didasarkan atas suatu dokumen kesepahaman umum dan atau nota kesepakatan yang rinci dan diuraikan dalam bentuk yang sangat mudah dipahami oleh para UK (anggota plasma).

Page 36: BANK INDONESIA - bi.go.id · Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 6 masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa

Bank Indonesia – Budidaya Salak Unggul 35

LAMPIRAN