bank indonesia
DESCRIPTION
Bank Indonesia sebagai bank sentral didirikan pada tanggal 1 Juli 1953, berdasarkan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia atau Undang-Undang No. 11 Tahun 1953, hampir delapan tahun sesudah Proklamasi Kemerdekaan. Kelahiran Bank Indonesia merupakan hasil proses nasionalisasi De Javasche Bank NV, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi Hindia Belanda dan berdasarkan keputusan Konferensi Medja Bundar (KMB) tahun 1949 ditunjuk lagi sebagai bank sentral. Sementara itu sejarah mencatat pula bahwa sejak tahun 1946, Bank Negara Indonesia, bank pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia, telah ditetapkan pula sebagai bank sentral.TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangBank Indonesia sebagai bank sentral didirikan pada tanggal 1 Juli 1953,
berdasarkan Undang-Undang Pokok Bank Indonesia atau Undang-Undang No. 11
Tahun 1953, hampir delapan tahun sesudah Proklamasi Kemerdekaan. Kelahiran
Bank Indonesia merupakan hasil proses nasionalisasi De Javasche Bank
NV, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh pemerintah
Belanda sebagai bank sirkulasi Hindia Belanda dan berdasarkan keputusan
Konferensi Medja Bundar (KMB) tahun 1949 ditunjuk lagi sebagai bank sentral.
Sementara itu sejarah mencatat pula bahwa sejak tahun 1946, Bank Negara
Indonesia, bank pertama yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia,
telah ditetapkan pula sebagai bank sentral.
Bank Sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk
menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi. Bank
Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan
jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredarterlalu banyak maka
Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidakterbatas
pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan
jumlahuang beredar sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan
roda perekonomian(low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah
uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank
sentral dengan menggunakan instrumen danotoritas yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalaha. Apa pengertian bank?b. Apa Fungsi, Tujuan, Peranan serta Tugas dari pada Bank Indonesia itu?
1
2
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.
Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. inilah beberapa manfaat
perbankan dalam kehidupan :
- Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan
sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya
merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).
- Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung
nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
- Informasi Harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai
sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi
tertentu dikemudian hari (price discovery). Fungsi spekulatif, yang berarti,
transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-
untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu
sendiri.
- Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti,
transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen
produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan
pasar pada masa mendatang.
3
B. Fungsi Bank Indonesia
Fungsi Utama dari Bank Indonesia ialah :
a. Sebagai Bank kepada Pemerintah
Pemerintah dapatlah dipandang sebagai suatu perusahaan raksasa.
Setiap harinya ia harus membuat pengeluaran-pengeluaran dan menerima
berbagai jenis pendapatan seperti pendapatan dari pajak pendapatan, pajak
penjualan dan pajak impor.
Adakalanya pemerintah berbelanja lebih banyak daripada
pendapatan yang diperolehnya, oleh sebab itu pemerintah harus
meminjam. Di negara-negara maju, seperti inggris, salah satu cara adalah
dengan mengeluarkan treasury bill, yaitu pinjaman pemerintah yang
akan dibayar kembali di dalam jangka pendek. Treasury bill itu biasanya
berjangka tiga bulan, tetapi ada juga yang berjangka enam bulan, sembilan
bulan atau satu tahun. Treasury bill tersebut akan dijual kepada lembaga-
lembaga keuangan dan masyarakat, dan juga kepada bank sentral. Di
dalam penjualan treasury bill bank sentral memegang peranan yang sangat
penting. Misalnya bank sentral diberi kekuasaan oleh pemerintah untuk
menentukan dan mengubah tingkat bunga dari treasury bill tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk membiayai
defisit dalam pengeluaran adalah dengan mengeluarkan surat pinjaman
(obligasi) jangka panjang atau dengan meminjam langsung dari bank
sentral. Apabila peminjaman kepada bank sentral itu sangat berlebih-
lebihan, maka bank sentral harus mencetak lebih banyak uang. Langkah
yang demikian dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindari keadaan
yang tidak diinginkan ini beberapa negara membuat undang-
undang mengenai besarnya pinjaman yand dapat diambil pemeritah dari
bank sentral. Peraturan tersebut bertujuan untuk membatasi hak bank
sentral mencetak uang dan meminjamkannya kepada pemerintah.
2
4
b. Sebagai Bank kepada Bank Umum
Bank sentral selalu disebut juga sebagai “bank kepada bank”
(bankers’ bank”) atau sumber pinjaman terakhir” (“leader of last
resort”). Artinya bank sentral adalah bank dari bank-bank lainnya dan ia
merupakan sumber terakhir dari pinjaman apabila bank-bank umum tidak
dapat memperoleh lagi pinjaman dari sumber lainnya.
Bank sentral disebut juga bank dari bank-bank lainya karena jasa-
jasa yang diberikan kepada bank umum adalah sama sifatnya dengan jasa
bank umum kepada masyarakat.
c. Mengawasi Bank Umum dan Institusi Keuangan lain
Lembaga-lembaga keuangan, termasuk bank umum, merupakan
perusahaan yang mencari keuntungan dari meminjamkan uang yang
dimilikinya atau yang ditabungkan kepadanya. Untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal mereka haruslah meminjamkan kepada
perusahaan-perusahaan dan perorangan-perorangan sebanyak yang
mungkin mereka pinjamkan. Apabila tujuan ini terlalu ditekankan oleh
lembaga-lembaga keuangan tersebut, maka akan timbul akibat-akibat
buruk kepada masyarakat dan perekonomian.
Lembaga-lembaga keuangan mungkin memberi terlalu banyak
pinjaman sehingga uang tunai yang ditunggalkan sebagai cadangan tidak
mencukupi lagi. Pada ketika masyarakat menarik lebih banyak uangnya
dari lembaga-lembaga keuangan tersebut, mereka tidak akan mempunyai
cukup dana untuk melakukan pembayaran tersebut. Keadaan tersebut akan
menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga-lembaga
keuangan. Disamping itu, pinjaman yang tidak diawasi akan menyebabkan
badan keuangan meminjamkan uangnya kepada usaha-usaha yang sangat
tinggi resikonya. Apabila usaha itu gagal mereka tidak akan dapat
memperoleh kembali uang mereka yang mereka pinjamkan. Keadaan
demikian dapat menyebabkan lembaga keuangan tersebut menutup
5
usahanya dan tidak dapat membayar kembali tabungan dari para
langganannya. Disamping itu, apabila pemerintah tidak mengawasi
kegiatan mereka, lembaga-lembaga keuangan memberi pinjaman yang
berlebih-lebihan pada masa perekonomian mencapai kemakmuran yang
tinggi dan perekonomian sedang mengalami masalah inflasi. Tindakan ini
memperburuk masalah inflasi yang sedang dihadapi.
d. Mengawasi Kesetabilan Kurs Valuta Asing
Salah satu usaha yang perlu dilakukan untuk menciptakan
kesetabilan ekonomi adalah dengan mempertahankan kesetabilan nilai
kurs mata uang asing. Untuk mencapai tujuan ini pertama-tama haruslah
dijaga agar terdapat keseimbangan di antara ekspor dan aliran masuk
modal satu pihak, dengan impor dan aliran ke luar modal di lain pihak.
Selanjutnya harus pula dijaga agar terdapat cukup cadangan mata uang
asing yang dapat sewaktu-waktu digunakan untuk membiayai pembayaran
uang asing yang berlebihan ke negara-negara lain karna aliran ke luar
untuk pembayaran impor dan kebutuhan lain adalah lebih besar daripada
aliran yang masuk yang diterima dari ekspor dan pendapatan dari luar
lainnya.
e. Mencetak Uang Logam dan Uang Kertas
Mata uang yang beredar dalam perekonomian dikeluarkan oleh
bank sentral. Pemerintah memberi kekuasaan kepada bank sentral untuk
mencetak uang yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan perdagangan
dan produksi. Di dalam menjalankan tugas ini bank sentral haruslah
menentukan besarnya jumlah uang yang harus disediakannya pada suatu
waktu tertentu. Di samping itu dari satu waktu ke waktu lainnya ia harus
pula menentukan pertambahan jumlah uang yang perlu dilakukan agar
kegiatan perdagangan dan produksi tetap dapat berjalan dengan lancar, dan
perkembangan ekonomi yang teguh harus berlangsung.
C. Tujuan Bank Indonesia
6
Tujuan Bank Indonesia dalam Undang-undang Bank Indonesia secara
tegas dinyatakan dalam Pasal 7 bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang merupakan single objective Bank
Indonesia. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah
terhadap barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan
nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan Bank
Indonesia dalam bentuk single objective ini dimaksudkan untuk memperjelas
sasaran yang akan dicapai dan batasan tanggung jawab yang harus dipikul oleh
Bank Indonesia. Hal ini berbeda dengan tujuan Bank Indonesia dalam Undang‐undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral yang dirumuskan secara
umum yaitu “meningkatkan taraf hidup rakyat”.
D. Peranan Bank Indonesia
Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam
sistem keuangan, yaitu :
1. Pengalihan Aset (asset transmutation)
Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit devisit. Dimana
sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal pemilik dana
yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan
keinginan pemilik dana. Dalam hal ini bank berperan sebagai pangalih aset
yang likuid dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).
2. Transaksi (transaction)
Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk
melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa
tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk
yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan
sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat
pembayaran.
7
3. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk
produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-
produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang
berbeda-beda. Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana dapat
menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.
Dengan demikian bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada
pihak yang mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak
yang mengalami kekurangan likuiditas.
4. Efisiensi (efficiency)
Peranan bank sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna
modal tanpa mengubah produknya. Disini bank hanya memperlancar dan
mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi
yang tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor
menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk
memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam
hal ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk
menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi
biaya ekonomi.
Peranan Bank Indonesia dalam Perbankan
Pada Bab II Pasal 4 point 1 UU Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, dikatakan bahwa Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik
Indonesia.
Secara umum, fungsi bank sentral dalam sistem perbankan antara lain:
1. Melaksanakan kebijakan moneter dan keuangan
2. Memberi nasehat pada pemerintah untuk soal-soal moneter dan keuangan
3. Melakukan pengawasan, pembinaan,dan pengaturan perbankan
4. Sebagai banker’s bank atau lender of last resort
5. Memelihara stabilitas moneter
6. Melancarkan pembiayaan pembangunan ekonomi
8
7. Mendorong pengembangan perbankan dan sistem keuangan yang sehat.
E. Tugas Bank Indonesia
Tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai tujuan untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar
yang merupakan 3 bidang utama tugas Bank Indonesia yaitu:
- Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
- Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
- Serta mengatur dan mengawasi bank.
Agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut
dapat dicapai secara efektif dan efisien, maka ketiga tugas tersebut harus
diintegrasikan.
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam hal ini, Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada
sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai
sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah,
maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan
menetapkan suku bunga (BI Rate). Perkembangan indikator tersebut
dikendalikan melalui piranti moneter tidak langsung, yaitu menggunakan
operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan
wajib minimum bagi perbankan. Pendekatan pegendalian moneter secara
tidak langsung ini telah dilakukan sejak 1983 dengan mekanisme
operasional yang disesuaikan dengan dinamika perkembangan pasar uang
di dalam negeri.
a. Operasi Pasar Terbuka
Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi
likuiditas rupiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi tingkat suku bunga. OPT dilakukan melalui dua cara,
yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Intervensi
9
Rupiah. Penjualan SBI dilakukan melalui lelang sehingga tingkat
diskonto yang terjadi benar-benar mencerminkan kondisi likuiditas
pasar uang. Sedangkan kegiatan intervensi rupiah dilakukan oleh Bank
Indonesia untuk menyesuaikan kondisi pasar uang, baik likuiditas
maupun tingkat suku bunga.
b. Penetapan Cadangan Wajib Minimum
Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah
aktiva lancar yang besarnya adalah persentasi tertentu dari kewajiban
segeranya. Saat ini, kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro Wajib
Minimum (GWM) sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima
bank, yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan di
Bank Indonesia. Apabila Bank Indonesia memandang perlu untuk
mengetatkan kebijakan moneter maka cadangan wajib tersebut dapat
ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya. \
c. Peran sebagai Lender of The Last Resort
Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort.
Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia dapat memberikan
kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang
mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh
terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman tersebut
berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima pinjaman wajib
menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan
dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.
d. Kebijakan Nilai Tukar
Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting
dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung
kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya
iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha. Secara
garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem
nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun
1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan
10
sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate
system) sejak 14 Agustus 1997. Dengan diberlakukannya sistem yang
terakhir ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar
sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan
keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Untuk
menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu
tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat
terjadi gejolak kurs yang berlebihan.
e. Pengelolaan Cadangan Devisa
Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri
Pemerintah dan bank-bank devisa, yang harus dipelihara untuk
keperluan transaksi internasional. Dalam mengelola cadangan devisa
ini, Bank Indonesia lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas
dan keamanan daripada keuntungan yang tinggi. Walaupun demikian,
Bank Indonesia tetap mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di
pasar internasional, sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya
pergeseran dalam portfolio komposisi jenis penempatan cadangan
devisa. Dalam mengelola cadangan devisa yang optimal, Bank
Indonesia menerapkan sistem diversifikasi, baik berdasarkan jenis
valuta asing maupun berdasarkan jenis investasi surat berharga. Dengan
cara tersebut diharapkan penurunan nilai dalam salah satu mata uang
dapat dikompensasi oleh jenis mata uang lainnya atau penempatan lain
yang mempunyai nilai yang lebih baik.
f. Kredit Program
Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang
independen, pemberian kredit program yang selama ini dilakukan
selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank Indonesia. Tugas
pemberian kredit program akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang ditunjuk Pemerintah. Pengalihan tugas ini
dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat lebih memfokuskan perhatian
pada pencapaian sasaran-sasaran moneter serta agar dapat tercipta
11
pembagian tugas yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia.
Bank Indonesia di beri kewenangan untuk melakukan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan
sasaran laju inflasi serta melakukan pengendalian jumlah uang yang
beredar dengan menggunakan berbagai intrumen kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran
Sesuai dengan Undang- Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran. Di bidang sistem pembayaran Bank
Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk
mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan
memusnahkan uang dari peredaran. Disisi lain dalam rangka mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia berwenang
melaksanakan, memberi persetujuan dan perizinan atas penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer dana baik yang bersifat real
time, sistem kliring maupun sistem pembayaran lainnya misalnya sistem
pembayaran berbasis kartu. Untuk mewujudkan suatu sistem pembayaran
yang efisien, cepat, aman dan handal, Bank Indonesia secara terus menerus
melakukan pengembangan sesuai dengan acuan yang ditetapkan yaitu Blue
Print Sistem Pembayaran Nasional. Pengembangan tersebut direalisasikan
dalam bentuk kebijakan dan ketentuan yang diarahkan pada pengurangan
risiko pembayaran antar bank dan peningkatan efisiensi pelayanan jasa
sistem pembayaran.
Pada sistem pembayaran non tunai, saat ini penyediaan layanan
jasa pembayaran sebagian besar dilakukan oleh perbankan baik melalui
rekening bank di Bank Indonesia, hubungan bilateral antar bank maupun
melalui jaringan internal bank yang dimilikinya. Layanan pembayaran
dana antar nasabah tersebut biasanya dilakukan melalui transfer elektronik,
sistem kliring maupun melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS). Dari sisi piranti pembayaran, secara historis sistem
pembayaran non tunai di Indonesia didominasi oleh piranti pembayaran
12
berbasis warkat, namun dalam perkembangannya piranti elektronik mulai
banyak berperan terutama sejak dioperasikannya sistem BI-RTGS pada
bulan November untuk penyelesaian transaksi bernilai besar atau urgent.
Sementara itu dalam kaitannya dengan pengawasan sistem
pembayaran, Bank Indonesia memiliki tanggung jawab agar masyarakat
luas dapat memperoleh jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat
dan aman. Fungsi pengawasan sistem pembayaran ini selain berwenang
untuk memberikan izin operasional terhadap pihak yang
menyelenggarakan kegiatan di bidang sistem pembayaran juga berwenang
untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem
pembayaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pihak lain
di luar Bank Indonesia.
Dengan menerapkan system pembayaran yang lancar dan aman
merupakan salah satu prasayarat dalam keberhasilan pencapaian tujuan
kebijakan moneter. Sehubungan dengan hal tersebut Bank Indonesia
mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran melalui system
kewenangan dalam menetapkan penggunaaan alat pembayaran dan
mengatur penyelenggaraan jasa system pembayaran.
3. Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank
Tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah satu tugas
yang penting khususnya dalam rangka menciptakan system perbankan
yang pada akhirnya dapat mendorong efektivitas kebijkan moneter.
Perbankan selain menjalankan fungsi intermediasi, juga berfungsi sebagai
media transmisi kebijakan moneter serta pelayan jasa system pembayaran.
Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia
menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan
atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas
bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
13
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah yang merupakan single objective Bank Indonesia. Kestabilan nilai rupiah
yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang
tercermin pada perkembangan nilai tukarrupiah terhadap mata uang negara
lain.Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakantiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c. Mengatur dan mengawasi Bank
Dan Bank Indonesia memiliki Fungsi utama yakni :
a. Sebagai Bank kepada Bank Umum
b. Mengawasi Bank Umum dan Institusi Keuangan lain
c. Mengawasi Kesetabilan Kurs Valuta Asing
d. Mencetak Uang Logam dan Uang Kertas
Saran
Setiap Mahasiswa diharapkan dapat mengerti tentang tugas-tugas, fungsi,
peran serta tujuan dari Bank Indonesia tersebut dan dapat menjelaskat kepada
masyarakat sekitar yang masih banyak salah mengerti tentang Bank Indonesia ini.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
http://pandusamamaya.wordpress.com/2012/04/08/fungsi-dan-peranan-bank-
peranan-bank-indonesia-bank-sentral-dalam-perbankan-indonesia/ di akses
29 September 2014
http://safrilblog.wordpress.com/2013/03/11/tugas-dan-fungsi-bank-indonesia-
dalam-perbankan-indonesia/ di akses 29 September 2014
http://rhestisyahdania.blogspot.com/2012/01/tujuan-dan-tugas-bank-sentral-
bank.html di akses 29 September 2014
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/fungsi-bi/tujuan/Contents/Pilar1.aspx# di akses
29 September 2014
http://amirsyampa.blogspot.com/2012/01/makalah-tugas-fugsi-serta-peran-
dbank.html di akses 29 September 2014
http://cenk-smart.blogspot.com/2011/08/fungsi-dan-tugas-bank-indonesia.html di
akses 29 September 2014