bakuan kompetensi quantity surveyor

Upload: santoso-jokowaluyo

Post on 15-Oct-2015

353 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Bakuan tentang kompetensi seorang quantity surveyor

TRANSCRIPT

Bakuan Kompetensi QUANTITY SURVEYORPERATURAN LPJK NO. 09 / LPJK TAHUN 2005PENGANTAR

I.PENDAHULUANUmumPada masa dulu, biaya konstruksi belum dapat dihitung, dan baru diketahui jumlah nilainya setelah pekerjaan yang bersangkutan selesai. Kemudian para teknisi berupaya untuk membuat rencana perhitungan biaya, tetapi masih selalu meleset dari kenyataan yang terjadi. Dari pihak Owner selalu tidak puas terhadap estimasi yang dilakukan, karena selalu meleset jauh, dilain pihak para Kontraktor juga memerlukan perhitungan biaya yang akurat, dalam rangka menjamin harga penawaran yang mereka ajukan pada owner. Sejak itu mulai terpikirkan profesi keahlian menghitung biaya proyek, yang akhirnya terbentuklah sebuah profesi yang disebut Quantity Surveyor, yang tugas utamanya adalah menyangkut biaya proyek. istilah Quantity Surveyor sendiri di Indonesia relatif belum lama dikenal, tetapi bukan berarti fungsinya tidak dilakukan, namun dengan istilah lain yaitu yang sering disebut sebagai estimator.Istilah QS datang dari Inggris termasuk negara-negara anggota Commonwealth, yang akhirnya meluas sebagai suatu profesi yang diakui secara Internasional. Oleh karena itu tidak ada salahnya bila kita juga mengadop profesi tersebut, untuk meningkatkan kompetensi para estimator kita.Sesuai dengan pasal 9, ayat (4), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi, maka tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.Begitu juga peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), yang mengaharuskan setiap profesi memiliki sertifikat keahlian/keterampilan.Atas dasar inilah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Indonesia menyelenggarakan konvensi untuk bakuan kompetensi dalam berbagai bidang dimana salah satunya adalah sub bidang Quantity Surveyor.

Definisi Quantity SurveyorMenurut Australian Institute of Quantity Surveyor (AIQS): Quantity Surveyor adalah salah satu dari Tim penasehat professional dalam industri konstruksi, (juga disebut Construction Economists, Construction Cost Managers, Cost Consultans, Cost Engineers, Estimators) yang memiliki keahlian yang meliputi: oMelakukan estimate and monitoring construction cost dari tahap awal sampai tahap akhir (termasuk menyiapkan Bill of Quantities) oMenyelengggarakan tenderoMenetapkan type kontrak (termasuk menetapkan pasal khusus yang diperlukan) oMenghitung pengurangan pajak konstruksi oMenghitung nilai klaim asuransi dan claim konstruksi oMenjalankan mediasi dan Arbitrase dalam suatu sengketa konstruksi.

II. PERAN QUANTITY SURVEYORSesuai dengan definisi tersebut diatas, maka peran seorang Quantity Surveyor, selama tahapan proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tahap Feasibility Study :oMemberikan saran/nasehat kepada Owner (pemilik bangunan) agar dapat mencapai seluruh kebutuhannya melalui bangunan, dengan biaya yang paling efisien (ekonomis)

Tahap Design :oMelakukan Value Engineering terhadap design yang ada, untuk dapat menekan biaya proyek tanpa mengurangi tujuan dan fungsi oMempersiapkan Bill of QuantitiesoMenetapkan spesifikasi teknik dari proyekoMenyusun Cost Budget (Owner estimate)

Tahap Procurement/Pengadaan:oMenyiapkan dokumen pra qualifikasi/tender, termasuk menyarankan jenis kontrak, atau pasal yang bersifat khusus.oMenyelenggarakan pra qualifikasi/tender, dan termasuk mengevaluasi hasil nya (peran Q.S untuk kontraktor pada tahap ini adalah menghitung penawaran tender, yang paling kompetitif)

Tahap Construction (pelaksanaan proyek)oMenilai progress pekerjaan untuk pembayaranoMenghitung final measurement

Tahap Pasca ConstructionoMenghitung pekerjaan tambah/kurang, termasuk menghitung unit price pekerjaan baruoMenghtiung pajak-pajak KonstruksioMenghitung nilai eskalasi proyekoMenghitung claim konstruksi/asuransioMenyelesaikan sengketa konstruksi melalui mediasi /arbitrase

III. PELAYANAN/JASA QUANTITY SURVEYOR

Menurut Australian Institute of Quantity Surveyor, lingkup pelayanan Quantity Surveyor meliputi pelayanan dalam bidang-bidang sebagai berikut:

Financial Advisor:oMempersiapkan budget untuk membangun proyekoMemberikan saran kualitas bangunan sesuai dengan budgetoMempersiapkan dokumen kontrak (seperti Bill of Quantities dan dokumen cost contol)oMemberikan rekomendasi tipe kontrak, dan proses pelaksanaan untuk mencapai budget dan waktu yang ditetapkan .oMempersiapkan perhitungan tax depreciation (pengurangan pajak)

Construction Advisor:oMemberikan saran alternatif penggunaan material dalam perhitungan biaya proyekoMemberikan saran construction methods, dalam perhitungan biaya proyekoMemberikan saran tentang efek site condition terhadap budgetoMemberikan saran tentang feasibility

Contract Administrator:oMemberikan saran tentang sesuatu hal antara Owner dan KonsultanoMemberikan saran tentang sesuatu hal antara Owner dan KontraktoroMemberikan saran tentang sesuatu hal yang menyangkut kontrak (seperti pembayaran, perubahan skope pekerjaan, perubahan pekerjaan, klaim, dan final accounts)

IV. KNOWLEDGE BASE QUANTITY SURVEYOR

Dengan memperhatikan definisi, peran dan lingkup pelayanan Quantity Surveyor, maka seorang Quantity Surveyor, harus memahami beberapa ilmu pengetahuan tentang hal-hal sebagai berikut:

1)Construction Philosophy2)Construction Cost, yang meliputi: Cost estimate, cost budget, dan cost control (termasuk perhitungan pajak)3)Construction schedule4)Construction Method5)Construction Risk6)Construction Resources7)Construction Procurement8)Contract Administration9)Arbitration (bila diminta untuk menyelesaikan sengketa)

Kedalaman penerapan sembilan knowledge base tersebut dalam menjalankan fungsi quantity surveyor, akan menunjukkan tingkat kualifikasi dari seorang Quantity Surveyor, yang pada umumnya dibagi menjadi tiga tingkatan kualifikasi, yaitu level 4, level 5, dan level 6 (dimana level 1, 2, dan 3 disediakan untuk tingkat ketrampilan).

Seseorang dapat dinyatakan sebagai Quantity Surveyor ahli, dengan level tertentu (4, 5, atau 6), bila yang bersangkutan telah memiliki unit-unit kompetensi yang ditetapkan, dan menguasai elemen-elemennya, serta dapat diukur unjuk kerjanya dengan cara tertentu.

V.UNIT KOMPETENSI

Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai Quantity Surveyor, maka seseorang harus memiliki kompetensi-kompetensi yang tersebut dibawah ini.Kompetensi kerja Ahli Quantity Surveyor, terdiri dari beberapa unit kompetensi, sebagai berikut:

Nomor KodeUnit Kompetensi

KON.QS.0x.001.011.Menetapkan Work Breakdown Structures, yang meliputi item preliminaries dan item-item pokok, secara lengkapKON.QS.0x.002.012.Menghitung Quantity tiap item of work, sesuai dengan gambar, spesifikasi yang ada, dan metode pelaksanaan yang akan dilakukan, serta menghitung quantity pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk keperluan pembayaran dan progress pekerjaan .KON.QS.0x.003.013.Membuat perhitungan biaya proyek sesuai dengan spesifikasi yang ada, waktu pelaksanaan pekerjaan, dan sistim pembayaran dalam kontrak (termasuk menetapkan mark up untuk biaya tidak langsung)KON.QS.0x.004.014.Menyiapkan dan Menyelenggarakan tender, mewakili pihak Owner termasuk mengevaluasi hasil tenderKON.QS.0x.005.015.Mengelola Claim & Kontrak, akibat pekerjaan tambah/kurang, eskalasi, perubahan spesifikasi/gambar, dan kejadian-kejadian yang tidak diatur dalam kontrak, termasuk ClaimKON.QS.0x.006.016.Menghitung pengurangan nilai pajak (tax depreciation), pada akhir proyekKON.QS.0x.007.017.Menyelesaikan sengketa, baik sebagai mediator atau sebagai Arbiter

Keterangan kode :KON: KonstruksiQS: Quantity Surveyor0x: Untuk tingkat muda x=4 , tingkat madya x=5, dan untuk utama x=6001: Unit kompetensi 101: Versi satu (pertama)

Dengan demikian produk/rumusan versi pertama ini masih dimungkinkan untuk disempurnakan dengan mengeluarkan versi dua dan seterusnya.

VI.HUBUNGAN UNIT KOMPETENSI & KNOWLEDGE BASE

Unit kompetensi yang ada memang memerlukan knowledge base, tetapi knowledge base dan kompetensi bukanlah barang yang sama. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan suatu kompetensi bisa saja diperlukan lebih dari satu knowledge base. Dengan demikian hubungan secara matrix untuk kedua hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

VII.STRUKTUR BAKUAN KOMPETENSI

Struktur bakuan kompetensi untuk Quantity Surveyor dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Setiap level Quantity Surveyor, harus memahami seluruh elemen kompetensi yang ada, hanya dalam berbeda tingkat kedalaman dan keluasannya, yang dapat ditunjukkan dengan kriteria unjuk kerjanya yang berbeda, yaitu oLevel 4 untuk proyek skala kecil oLevel 5 untuk proyek skala sedangoLevel 6 untuk proyek skala besar

Kriteria Proyek skala kecil, sedang, dan besar dapat dijelaskan sebagai berikut

oProyek dengan skala kecil/sederhana, meliputi proyek-proyek sebagai berikut:

oProyek Gedung, sampai dengan tiga lantaioProyek Jalan, dengan struktur perkerasan aspal penetrasi, atau struktur lain yang setaraoProyek Jembatan Girder Biasa dengan teknologi sederhana, misal jembatan dengan bentang maximum 30 meteroProyek Dermaga sungai /danau, atau dermaga laut untuk kapal keciloProyek Bendung dengan teknologi sederhana, misal pasangan batu kali, tinggi maximum 3 meteroProyek Pengairan yang dilaksanakan dengan teknologi sederhana, missal saluran dan bangunan-bangunannya.

oProyek dengan skala sedang, meliputi proyek-proyek sebagai berikut:

oProyek Gedung bertingkat tinggi, yang sudah menggunakan liftoProyel Jalan dengan teknologi madya, misal struktur perkerasan Asphalt beton atau perkerasan Beton (rigid pavement).oProyek Jembatan bentang panjang dengan teknologi madya, misal jembatan prestressed concrete/rangka baja)oProyek Dermaga/Pelabuhan Laut untuk kapal dengan draft 6 sampai 10 meteroProyek Bendung dengan teknologi madya, misal dengan tinggi lebih dari 3 meteroProyek Pengairan yang menggunakan alat-alat beratoProyek Terowongan dengan teknologi madya, missal dengan diameter maximum 3 meter

oProyek dengan skala besar, meliputi proyek-proyek sebagai berikut:

oProyek Gedung bertingkat Tinggi dengan basement lebih dari dua lantaioProyek Jalan baru melalui perbukitan/rawa atau Jalan Negara/TolloProyek Jembatan bentang panjang dengan teknologi tinggi (Arch Bridges/Cable Stayed Bridges/Suspension Bridges) atau jembatan bentang panjang biasa dengan metode segmented incremental/cantileveroProyek Dermaga Samudra, termasuk Break Water, untuk kapal besar termasuk tanker, atau dengan drfat lebih dari 10 meteroProyek Bendungan Besar (termasuk diversion tunnel)oProyek Terowongan besar, dengan teknologi tinggi (penggunaan tunnel boring machine)oProyek-proyek Khusus yang kompleks dan berteknologi tinggioProyek-proyek Industri

Bila ada pengalaman proyek yang tidak sesuai dengan yang disebut diatas, maka pengelompokannya diserahkan kepada assesor yang bersangkutan. Atau ditetapkan oleh sidang para assesor.

Pada mulanya Quantity Surveyordi gunakan hanya untuk banguna gedung, tetapi saat ini juga diterapkan pada proyek sipil, bahkan saat ini sudah berkembang untuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.Pembagian proyek tersebut diatas meliputi bagian pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.

VIII. ELEMEN TIAP UNIT KOMPETENSI

Setiap unit kompetensi diuraikan menjadi beberapa elemen, sebagai berikut: 1. Menetapkan Work Breakdown Structures, yang meliputi item preliminaries dan item-item pekerjaan pokok.

Unit kompetensi ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman sebagai berikut:1.1 Hirarchi struktur berbagai bangunan1.2 Kegiatan-kegiatan persiapan proyek yang diperlukan1.3 Construction method berbagai jenis bangunan

2. Menghitung Quantity tiap item of work, sesuai dengan gambar, spesifikasi yang ada, dan metode pelaksanaan yang akan dilakukan, serta menghitung quantity pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk keperluan pembayaran dan progress pekerjaan.Unit kompetensi ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman sebagai berikut:2.1 Spesifikasi teknik proyek2.2 Metode Pengukuran ( method of measurement )2.3 Penilaian pekerjaan2.4 Construction waste

3. Membuat perhitungan biaya proyek sesuai dengan spesifikasi yang ada, waktu pelaksanaan yang ditetapkan, dan sistim pembayaran dalam kontrak.Unit kompetensi ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman, sebagai berikut:3.1 Construction Materials3.2 Construction Equipments3.3 Construction Labours3.4 Construction Schedule3.5 Construction Economy3.6 Value Engineering3.7 Construction Risk 3.8 Contract Administration

4.Menyiapkan dan menyelenggarakan tender, mewakili pihak Owner, termasuk melakukan evaluasi hasil tender4.1 Prosedur Pra Kualifikasi/Pasca Kualifikasi4.2 Prosedur Tender

5.Menghitung perubahan nilai kontrak akibat pekerjaan tambah, eskalasi, perubahan spesifikasi/gambar, dan kejadian-kejadian yang tidak diatur dalam kontrak, termasuk KlaimUnit kompetensi ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman sebagai berikut:5.1 Change order 5.2 Eskalasi5.3 Perubahan spesifikasi5.4 Construction Claim

6.Menganilisis nilai pajak (tax depreciation), pada proyekUnit kompetensi ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman sebagai berikut:6.1 Perhitungan pajakpajak Konstruksi, 6.2 Pajak dan aspek hukumnya

7.Menyelesaikan sengketa, baik sebagai Mediator atau sebagai ArbiterUnit kompetensi ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman sebagai berikut:7.1 Aspek hukum kontrak konstruksi7.2 Prosedur penyelesaian sengketa

IX. UNJUK KERJA TIAP ELEMEN KOMPETENSI

Setiap keahlian memiliki beberapa unit kompetensi, dimana setiap unit kompetensi memiliki elemen elemen yang berupa pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan fungsi unit kompetensi tersebut. Kemudian setiap elemen harus dibuat kriteria unjuk kerjanya, berupa pernyataan-pernyataan tentang out put/hasil yang diharapkan.Dengan demikian bila kriteria unjuk kerjanya dapat dipenuhi oleh seseorang, maka orang tersebut dapat dinyatakan sebagai memiliki keahlian sebagai Quantity Surveyor.Penjabaran kriteria unjuk kerja untuk masing-masing elemen kompetensi untuk tiap unit kompetensi, dibuat berjenjang sesuai dengan tingkat keahliannya. Pembagian jenjang tersebut menggunakan 3 (tiga) level, yaitu urutan dari yang paling rendah sebagai berikut : oLevel 4, untuk proyek skala keciloLevel 5, untuk proyek skala sedangoLevel 6, untuk proyek skala besar

Untuk dapat menilai penguasaan tiap elemen, maka dibuat kriteria unjuk kerja untuk tiap elemen dan tiap level, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Level 4 UNIT 1

Kode Unit : KON.QS.04.001.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menyusun Work Breakdown StructuresUraian Unit: menyusun Work Breakdown Structures proyek meliputi usaha untuk merinci proyek menjadi bagian-bagian kegiatan (activity) yang nantinya dapat digunakan dalam melaksanakan proses produksi/konstruksi. WBS disusun mulai dari level tertinggi (proyek) sampai level terendah yang disebut dengan kegiatan atau aktivitas (work pakage), dimana di dalamnya dapat mengandung berbagai aspek seperti: biaya, mutu, waktu, risiko, dan lain-lain. Dari WBS juga dapat ditentukan lingkup pekerjaan secara jelas dan rinci, sehingga masing-masing kegiatan akan mudah didefinisikan. WBS meliputi pembenaran awal proyek, permulaan proyek, dan juga penentuan deliverable yang tengah berlangsung, tujuan-tujuan dan keterbatasan-keterbatasan. WBS proyek membentuk dasar dari rencana proyek dan basis darimana rencana-rencana yang berkaitan dikembangkan dan merupakan fokus integrasinya. Terutama untuk proyek yang sederhana ( skala kecil )

ElemenKriteria Unjuk Kerja1.1. Mengetahui dan mengerti tentang hirarchi struktur berbagai bangunanUntuk proyek dengan skala kecil1.1.1.Menjelaskan dengan rinci hirarchi struktur bangunan yang ada meliputi proyek yang sederhana.1.1.2.Membuat rincian komponen-komponen dari bangunan sederhana , dan menyusun bagaimana hubungan antar komponen tersebut1.1.3.Menguraikan dengan jelas kandungan yang ada dalam tiap komponen tersebut meliputi: biaya, mutu, waktu, resiko, dan lain-lain yang berhubungan dengan karakteristiknya.1.1.4.Menyusun format bill of quantity (BQ) yang diperlukan oleh proyek1.1.5.Menyusun jenis kegiatan dari level teratas sampai sampai dengan level detail (work pakage) berdasarkan gambar dokumen, dan informasi lain yang diperlukan1.2.Melakukan persiapan-persiapan proyek Untuk proyek dengan skala kecil1.2.1.Menyusun rencana pelaksanaan proyek terutama yang berhubungan dengan masalah biaya pelaksanaan proyek.1.2.2.Menyusun identifikasi seluruh kegiatan yang diperlukan untuk persiapan berbagai jenis proyek1.2.3.Menyusun urut-urutan kegiatan/pekerjaan sebagai bagian awal dari penyusunan rencana kerja proyek1.2.4.Mampu menyusun rencana instalasi lapangan yang optimal sebelum proyek dimulai. 1.3. Menguasai teknik metode konstruksi bangunan dari proyek Untuk proyek dengan skala kecil1.3.1.Mampu menjelaskan metode konstruksi yang akan digunakan pada proyek sederhana1.3.2.Mampu memilih metode konstruksi yang paling sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan dilihat dari segi optimalisasi pembiayaan1.3.3.Mampu memberikan alternatif metode konstruksi yang lebih sesuai dengan proyek sederhana

Level 4 UNIT 2

Kode Unit : KON.QS.04.002.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menghitung QuantityUraian Unit: menghitung quantity proyek meliputi usaha untuk menentukan unit tiap kegiatan, menghitung volume tiap kegiatan, sesuai dengan standar pengukuran yang berlaku. Menentukan kode kegiatan berdasarkan standar yang ada yang akan menjadi identitas dari masing-masing kegiatan. Menghitung quantity disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan standar pengukuran yang berlaku atau digunakan pada proyek tersebut. Terutama untuk proyek yang berskala kecil ( sederhana ).

ElemenKriteria Unjuk Kerja

2.1.Mengerti tentang spesifikasi dari setiap kegiatan yang ada2.1.1.Menterjemahkan spesifikasi dari sebuah kegiatan, dan bagaimana cara mewujudkan spesifikasi tersebut 2.2.Mengerti tentang method of measurement untuk setiap kegiatan yang ada2.2.1.Menerapkan teknik pengukuran yang diperlukan untuk sebuah kegiatan dan mampu menghitung quantity dari perkerjaan sesuai dengan standar pengukuran yang ada2.2.2.Mampu memperbaiki atau mengoreksi setiap kesalahan yang ditemukan dalam perhitungan quantity yang sudah ada.2.3.Menguasai cara penilaian pekerjaan yang sudah dilaksanakan2.3.1.Mengukur pekerjaan yang sedang dalam proses pelaksanaan sesuai dengan BQ yang ada2.3.2.Menentukan dengan pasti pekerjaan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima sebagai sebuah prestasi yang dapat dinilai2.3.3.Menghitung nilai harga pekerjaan yang sudah dilaksanakan, sebagai dasar bagi pembayaran pekerjaan2.4.Memahami construction waste2.4.1.Memperkirakan waste yang mungkin terjadi selama pelaksanaan untuk berbagai jenis kegiatan, serta sesuai dengan kondisi proyek yang ada.2.4.2.Memberikan alternatif untuk mengurangi waste dalam pelaksanaan untuk berbagai jenis kegiatan serta sesuai dengan kondisi proyek

Level 4 UNIT 3

Kode Unit : KON.QS.04.003.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menghitung Biaya ProyekUraian Unit: menghitung biaya proyek meliputi usaha untuk menghitung biaya unit tiap kegiatan, sesuai dengan spesifikasi yang ada, waktu pelaksanaan pekerjaan, dan sistem pembayaran dalam kontrak termasuk menetapkan mark up untuk biaya tidak langsung. Terutama untuk proyek yang berskala kecil ( sederhana ).

ElemenKriteria Kinerja3.1. Menguasai tentang material konstruksi3.1.1. Merinci jenis material yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi yang ada untuk setiap kegiatan proyek yang sederhana 3.1.2. Menetapkan jumlah material yang diperlukan dengan mempertimbangkan waste yang mungkin terjadi, untuk setiap satuan kegiatan proyek yang sederhana3.2. Menguasai tentang peralatan konstruksi3.2.1. Mampu merinci jenis alat yang diperlukan untuk setiap kegiatan proyek yang sederhana 3.2.2. Dapat menetapkan jumlah jam-alat yang diperlukan untuk setiap satuan kegiatan proyek yang sederhana3.2.3. Menghitung produktivitas alat sesuai dengan kondisi yang ada3.3. Menguasai penggunaan tenaga kerja proyek konstruksi3.3.1. Merinci jenis tenaga kerja yang diperlukan untuk setiap kegiatan proyek yang sederhana 3.3.2 Menetapkan jumlah hari-orang yang diperlukan untuk setiap satuan kegiatan proyek yang sederhana3.3.3. Menghitung produktivitas tenaga kerja untuk setiap jenis kegiatan sesuai dengan kondisi yang ada3.4. Menguasai pembuatan time schedule proyek konstruksi3.4.1 Mampu menyusun urut-urutan semua kegiatan yang ada dalam proyek, sesuai dengan metode konstruksinya , dengan metode bar chart3.5. Memahami construction economy3.5.1.Memberikan saran untuk mengurangi biaya konstruksi3.5.2.Memberikan saran untuk meningkatkan efisiensi kerja3.5.3.Memberikan saran penggunaan material yang lebih murah, dengan kualitas yang sesuai3.5.4.Memberikan saran penggunaan alat yang lebih efisien.3.6. Memahami Value Engineering3.6.1. Memberikan kontribusi pada proses value engineering 3.7. Memahami construction risk3.7.1. Dapat mengidentifikasi risiko untuk berbagai jenis proyek sederhana3.7.2. Memberikan kontribusi alternative respon terhadap risiko yang diidentifikasi untuk keperluan perhitungan biaya proyek.3.7.3. Memberikan kontribusi dalam mengevaluasi risiko yang terjadi3.8. Memahami Contract Administrasi3.8.1. Dapat mengkaitkan antara pasal-pasal yang ada dalam kontrak dengan biaya yang diperlukan

Level 4 UNIT 4

Kode Unit : KON.QS.04.004.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menyelenggarakan TenderUraian Unit: mempersiapkan dokumen dan menyelenggarakan tender proyek mewakili pihak owner, termasuk melakukan evaluasi hasil tender. Terutama untuk proyek yang berskala kecil ( sederhana ).

ElemenKriteria Unjuk Kerja4.1. Mengerti tentang prosedur pra-kualifikasi/pasca-kualifikasi4.1.1 Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan pra kualifikasi/pasca kualifikasi dan peraturan perundang-undangan yang terkait4.1.2. Menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses kualifikasi berikut menyiapkan dokumen pendukungnya untuk proyek yang sederhana4.1.3. Mampu melakukan proses kualifikasi sesuai dengan kebutuhan proyek dan kebijakan owner 4.1.4. Mampu mengorganisir proses kualifikasi sehingga dapat menentukan peserta yang akan mengikuti proses tender4.1.5. Mampu mengevaluasi dokumen kualifikasi dari peserta4.2. Mengerti sistem dan prosedur tender4.2.1. Dapat menjelaskan macam-macam prosedur tender yang ada, baik untuk proyek pemerintah, maupun proyek swasta 4.2.2. Memahami semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tender4.2.3. Mampu menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses tender berikut menyiapkan dokumen pendukungnya4.2.4. Dapat malakukan proses tender sesuai dengan kebutuhan proyek dan kebijakan owner 4.2.5. Mampu menentukan kriteria penilian dan melakukan evaluasi terhadap peserta tender untuk diajukan sebagai calon pemenang tender

Level 4 UNIT 5

Kode Unit : KON.QS.04.005.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Mengelola Klaim dan KontrakUraian Unit: Mengelola klaim dan kontrak proyek akibat pekerjaan tambah, eskalasi harga karena kebijakan pemerintah, adanya perubahan spesifikasi/gambar, dan akibat kejadian-kajadian yang tidak diatur dalam kontrak. Terutama untuk proyek yang berskala kecil ( sederhana ).

ElemenKriteria Unjuk Kerja5.1. Mengerti tentang konsep change order5.1.1. Mampu mengelola change order, yang potensial sebagai pekerjaan yang dapat diklaim 5.1.2. Mampu melakukan identifikasi change order, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.1.3. Mampu melakukan analisis setiap change order, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim5.2. Mengerti tentang konsep eskalasi harga5.2.1. Mengerti apa yang dimaksud dengan eskalasi harga, yang menjadi potensial sebagai pekerjaan yang dapat diproses untuk diklaim 5.2.2. Mampu melakukan identifikasi eskalasi harga, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.2.3. Mampu melakukan analisis setiap eskalasi harga, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim5.3. Mengerti pengaruh perubahan spesifikasi terhadap biaya proyek5.3.1. Mampu mengelola pengaruh perubahan spesifikasi terhadap biaya proyek 5.3.2. Mampu melakukan identifikasi perubahan spesifikasi, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses perhitungan perubahan biaya5.3.3. Mampu melakukan analisis setiap perubahan spesifikasi, untuk mengetahui perubahan besaran biaya 5.4. Memahami Construction Claim5.4.1. Mampu menyusun hak dan kewajiban dalam kontrak yang ada5.4.3. Mampu melakukan analisis setiap kejadian-kejadian yang tidak diatur dalam kontrak, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim

Level 4 UNIT 6

Kode Unit : KON.QS.04.006.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Melakukan Analisis PajakUraian Unit: menghitung nilai pajak (tax depreciation) pada proyek sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di wilayah proyek. Dan memberikan saran pengurangan nilai pajak. Terutama untuk proyek yang bersakala kecil (sederhana)

ElemenKriteria Unjuk Kerja6.1 Mengerti tentang prosedur perhitungan pajak6.1.1 Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan jenis-jenis pajak yang berhubungan dengan industri konstruksi 6.1.2 Mampu menyusun item-item kena pajak yang ada dalam biaya konstruksi untuk perhitungan nilai pajak6.1.3 Dapat malakukan perhitungan besar pajak yang harus dibayar oleh proyek 6.1.4 Mampu mengorganisir proses pembayaran pajak lengkap dengan semua formulir isian yang diperlukan6.1.5 Dapat memberikan saran tentang pengurangan pajak6.1.6 Dapat menghitung dan memproses pengem-balian kelebihan pajak6.2 Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek hukum terutama perpajakan untuk konstruski6.2.1 Mampu menjelaskan macam-macam peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan aspek hukum dan perpajakan dalam industri konstruksi 6.2.2 Mampu menerapkan pengetahuan aspek hukum dan perpajakan secara sistematis dan prosedural sehingga mempermudah dalam menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penyelesaian pajak proyek

Level 4 UNIT 7

Kode Unit : KON.QS.04.007.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Melakukan Penyelesaian SengketaUraian Unit: melakukan penyelesaian sengketa pada proyek sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di wilayah proyek. Terutama untuk proyek yang berskala kecil ( sederhana ).

ElemenKriteria Unjuk Kerja7.1. Mengerti tentang prosedur aspek hukum konstruksi dan penyelesaian sengketa 7.1.1. Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan aspek hukum dalam industri konstruksi terutama hukum perjanjian dan kontrak 7.1.2. Dapat mengidentifikasi para pihak yang terlibat dalam industri konstruksi7.1.3. Menguasai pasal-pasal kontrak, dan dapat melakukan analisis terhadap sengketa yang terjadi dalam proses konstruksi dan alternatif penyelesaian sengketa 7.1.4. Mampu mengorganisir proses penyelesaian sengketa baik secara mediasi maupun arbitrase7.2. Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek hukum terutama kontrak dalam konstruski7.2.1. Dapat menjelaskan macam-macam peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan aspek hukum konstruksi terutama yang berhubungan dengan masalah penyelesaian sengketa dalam industri konstruksi 7.2.2. Menguasai peraturan perundang-undangan dan prosedur penyelesaian perkara dengan arbitrase nasional dan dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh arbiter 7.2.3. Mampu menerapkan peraturan perundang-undangan dan prosedur penyelesaian perkara dengan arbitrase nasional secara sistematis dan prosedural sehingga mempermudah dalam menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam penyelesaian sengketa

Level 5 UNIT 1

Kode Unit : KON.QS.05.001.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menyusun Work Breakdown StructuresUraian Unit: menyusun Work Breakdown Structures proyek meliputi usaha untuk merinci proyek menjadi bagian-bagian kegiatan (activity) yang nantinya dapat digunakan dalam melaksanakan proses produksi/konstruksi. WBS disusun mulai dari level tertinggi (proyek) sampai level terendah yang disebut dengan kegiatan atau aktivitas (work pakage), dimana di dalamnya dapat mengandung berbagai aspek seperti: biaya, mutu waktu, resiko, dan lain-lain. Dari WBS juga dapat ditentukan lingkup pekerjaan secara jelas dan rinci, sehingga masing-masing kegiatan akan mudah didefinisikan. WBS meliputi pembenaran awal proyek, permulaan proyek, dan juga penentuan deliverable yang tengah berlangsung, tujuan-tujuan dan keterbatasan-keterbatasan. WBS proyek membentuk dasar dari rencana proyek dan basis darimana rencana-rencana yang berkaitan dikembangkan dan merupakan fokus integrasinya. Terutama untuk proyek yang berskala sedang .

ElemenKriteria Unjuk Kerja1.1 Mengetahui dan mengerti tentang hirarchi struktur berbagai bangunan1.1.1 Dapat menjelaskan dengan rinci hirarchi struktur bangunan yang ada meliputi bangunan dengan skala sedang1.1.2 Dapat membuat rincian komponen-komponen dari bangunan, dan menyusun bagaimana hubungan antar komponen tersebut1.1.3 Dapat menguraikan dengan jelas kandungan yang ada dalam tiap komponen tersebut meliputi: biaya, mutu, waktu, resiko, dan lain-lain yang berhubungan dengan karakteristiknya.1.1.4 Dapat menyusun format bill of quantity (BQ) yang diperlukan oleh proyek1.1.5 Dapat menyusun jenis kegiatan dari level teratas sampai sampai dengan level detail (work pakage) berdasarkan gambar dokumen.1.2 Dapat melakukan persiapan-persiapan proyek1.2.1 Dapat menyusun rencana pelaksanaan proyek dengan sakala sedang terutama yang berhubungan dengan masalah biaya pelaksanaan proyek.1.2.2 Dapat menyusun identiifikasi seluruh kegiatan yang diperlukan untuk persiapan berbagai jenis proyek1.2.3 Dapat menyusun urut-urutan kegiatan/pekerjaan sebagai bagian awal dari penyusunan rencana kerja proyek1.2.4 Dapat menyusun rencana instalasi lapangan yang optimal sebelum proyek dimulai. 1.3 Menguasai teknik metode konstruksi bangunan dari proyek 1.3.1 Dapat menjelaskan metode konstruksi yang akan digunakan pada proyek dengan skala sedang1.3.2 Dapat memilih metode konstruksi yang paling sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan dilihat dari segi optimalisasi pembiayaan1.3.3 Dapat memberikan alternatif metode konstruksi yang lebih sesuai dengan proyek bangunan dengan skala sedang

Level 5 UNIT 2

Kode Unit : KON.QS.05.002.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menghitung QuantityUraian Unit: menghitung quantity proyek meliputi usaha untuk menentukan unit tiap kegiatan, menghitung volume tiap kegitan, sesuai dengan standar pengukuran yang berlaku. Menetukan kode kegiatan berdasarkan standar yang ada yang akan menjadi identitas dari masing-masing kegiatan. Menghitung quantity disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan standar pengukuran yang berlaku atau digunakan pada proyek tersebut. Terutama untuk proyek yang berskala sedang .

ElemenKriteria Unjuk Kerja2.1 Mengerti tentang spesifikasi dari setiap kegiatan yang ada2.1.1 Mengerti apa yang diinginkan oleh spesifikasi dari sebuah kegiatan, dan bagaimana cara mewujudkan spesifikasi tersebut , untuk proyek dengan skala sedang2.2 Mengerti tentang method of measurement untuk setiap kegiatan yang ada2.2.1 Memahami teknik pengukuran yang diperlukan untuk sebuah kegiatan dan mampu menghitung quantity dari perkerjaan sesuai dengan standar pengukuran yang ada , untuk proyek dengan skala sedang2.2.2 Mengerti dan mampu memperbaiki atau mengoreksi setiap kesalahan yang ditemukan dalam perhitungan quantity yang sudah ada.2.3.2 Dapat menentukan dengan pasti pekerjaan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima sebagai sebuah prestasi yang dapat dinilai2.3.3 Dapat menghitung nilai harga pekerjaan yang sudah dilaksanakan, sebagai dasar bagi pembayaran pekerjaan2.4 Memahami construction waste2.4.1 Dapat menetapkan waste yang terjadi selama pelaksanaan untuk berbagai jenis kegiatan, serta sesuai dengan kondisi proyek yang ad, untuk proyek dengan skala sedang.2.4.2 Dapat memberikan alternatif untuk mengurangi waste dalam pelaksanaan untuk berbagai jenis kegiatan serta sesuai dengan kondisi proyek yang ada

Level 5 UNIT 3

Kode Unit : KON.QS.05.003.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menghitung Biaya ProyekUraian Unit: menghitung biaya proyek meliputi usaha untuk menghitung biaya unit tiap kegiatan, sesuai dengan spesifikasi yang ada, waktu pelaksanaan pekerjaan, dan sistem pembayaran dalam kontrak termasuk menetapkan mark up untuk biaya tidak langsung. Terutama untuk proyek yang berskala sedang .

ElemenKriteria Unjuk Kerja3.1. Menguasai tentang material konstruksi3.1.1. Dapat merinci jenis material yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi yamg ada untuk setiap kegiatan proyek dengan skala sedang 3.1.2. Dapat menetapkan jumlah material yang diperlukan sesuai dengan waste yang mungkin terjadi, untuk setiap satuan kegiatan proyek yang sederhana3.2. Menguasai tentang peralatan konstruksi3.2.1. Dapat merinci jenis alat yang diperlukan untuk setiap kegiatan proyek skala sedang 3.2.2 Dapat menetapkan jumlah jam-alat yang diperlukan untuk setiap satuan kegiatan proyek 3.2.3. Dapat menghitung produktivitas alat sesuai dengan kondisi yang ada3.3. Menguasai penggunaan tenaga kerja proyek konstruksi3.3.1. Dapat merinci jenis tenaga kerja yang diperlukan untuk setiap kegiatan proyek dengan skala sedang 3.3.2. Dapat menetapkan jumlah hari-orang yang diperlukan untuk setiap satuan kegiatan proyek 3.3.3. Dapat menghitung produktivitas tenaga kerja untuk setiap jenis kegiatan sesuai dengan kondisi yang ada3.4. Menguasai pembuatan time schedule proyek konstruksi3.4.1. Dapat menetapkan urut-urutan semua kegiatan yang ada dalam proyek, sesuai dengan metode konstruksinya, dengan metode Bar chart/Diagram Vector/Diagaram Network, untuk proyek skala sedang3.4.2. Dapat menetapkan durasi tiap kegiatan beserta titik mulainya3.4.3. Dapat menetapkan kegiatan-kegiatan yang kritis3.4.4. Dapat melakukan evaluasi dan merevisi schedule yang ada. 3.4.5. Mampu mengkaitkan antara waktu kegiatan dan biaya yang diperlukan 3.5. Memahami construction economy3.5.1 Dapat memberikan saran untuk mengurangi biaya konstruksi, untuk proyek skala sedang3.5.2. Dapat memberikan saran untuk mening-katkan efisiensi kerja3.5.3. Dapat memberikan saran penggunaan material yang lebih murah3.5.4. Dapat memberikan saran penggunaan alat yang lebih efisien3.6. Memahami Value Engineering3.6.1. Dapat mengajukan proposal Value Engineering untuk proyek dengan skala sedang3.7. Memahami construction risk3.7.1. Dapat menyusun identifikasi resiko untuk berbagai jenis proyek skala sedang

Level 5 UNIT 4

Kode Unit : KON.QS.05.004.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menyelenggarakan TenderUraian Unit: menyelenggarakan tender proyek mewakili pihak owner termasuk melakukan evaluasi hasil tender. Terutama untuk proyek yang berskala sedang.

ElemenKriteria Unjuk Kerja4.1 Mengerti tentang prosedur prakualifikasi4.1.1 Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan pra kualifikasi dan peraturan yang terkait dengan itu 4.1.2 Mampu menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses kualifikasi berikut menyiapkan dokumen pendukungnya untuk proyek dengan skala sedang4.1.3 Dapat melakukan proses kualifikasi sesuai dengan kebutuhan proyek dan kebijakan owner 4.1.4 Mampu mengorganisir proses kualifikasi sehingga dapat menentukan peserta yang akan mengikuti proses tender4.1.5 Mampu mengevaluasi dokumen praqualifikasi dari peserta4.2 Mengerti sistem dan prosedur tender4.2.1 Dapat menjelaskan macam-macam prosedur tender yang ada, baik untuk proyek pemerintah, maupun proyek swasta , dengan skala sedang4.2.2 Dapat memahami semua peraturan yang berkaitan dengan tender4.2.3 Mampu menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses tender berikut menyiapkan dokumen pendukungnya4.2.4 Dapat malakukan proses tender sesuai dengan kebutuhan proyek dan kebijakan owner 4.2.5 Mampu menentukan kriteria penilian dan melakukan evaluasi terhadap peserta tender untuk diajukan sebagai calon pemenang tender

Level 5 UNIT 5

Kode Unit : KON.QS.05.005.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menghitung Nilai Klaim ProyekUraian Unit: menghitung nilai klaim proyek akibat pekerjaan tambah, eskalasi harga karena kebijakan pemerintah, adanya perubahan spesifikasi/gambar, dan akibat kejadian-kajadian yang tidak diatur dalam kontrak. Terutama untuk proyek yang berskala sedang .

ElemenKriteria Unjuk Kerja5.1 Mengerti tentang konsep change order5.1.1 Mengerti apa yang dimaksud dengan change order, yang menjadi potensial sebagai pekerjaan yang dapat diproses untuk diklaim, untuk proyek dengan skala sedang 5.1.2 Mampu melakukan identifikasi change order, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.1.3 Mampu melakukan analisa setiap change order, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim5.2 Mengerti tentang konsep eskalasi harga5.2.1 Mengerti apa yang dimaksud dengan eskalasi harga, yang menjadi potensial sebagai pekerjaan yang dapat diproses untuk diklaim, untuk proyek dengan skala sedang5.2.2 Mampu melakukan identifikasi eskalasi harga, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.2.3 Mampu melakukan analisa setiap eskalasi harga, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim5.3 Mengerti pengaruh perubahan spesifikasi terhadap biaya proyek5.3.1 Mengerti bagaimana pengaruh perubahan spesifikasi terhadap biaya proyek , untuk proyek dengan skala sedang5.3.2 Mampu melakukan identifikasi perubahan spesifikasi, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.3.3 Mampu melakukan analisa setiap perubahan spesifikasi, untuk mengetahui besarnya perubahan biaya 5.4 Memahami construction claim5.4.1 Mampu melakukan identifikasi kejadian-kejadian yang tidak diatur dalam kontrak, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.4.2 Mampu melakukan analisa setiap kejadian-kejadian yang tidak diatur dalam kontrak, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim

Level 5 UNIT 6

Kode Unit : KON.QS.05.006.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Melakukan Analisis Pajak

ElemenKriteria Unjuk Kerja6.1 Mengerti tentang prosedur perhitungan pajak6.1.1 Mengerti apa yang dimaksud dengan jenis-jenis pajak yang berhubungan dengan industri konstruksi, untuk proyek dengan skala sedang6.1.2 Mampu menyusun item-item kena pajak yang ada dalam biaya konstruksi untuk pembayaran pajak6.1.3. Dapat malakukan perhitungan besar pajak yang harus dibayar oleh proyek 6.1.4. Mampu mengorganisir proses pembayaran pajak lengkap dengan semua formulir isian yang diperlukan6.1.5. Dapat memberikan saran tentang pengurangan pajak6.1.6. Dapat menghitung dan memproses pengem-balian kelebihan pajak6.2. Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek hukum terutama perpajakan untuk konstruki6.2.1. Mengerti dengan macam-macam peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan aspek hukum konstruksi termasuk perpajakan, untuk proyek dengan skala sedang6.2.2. Mampu menerapkan pengetahuan secara sistematis dan prosedural sehingga mempermudah dalam menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penyelesaian pajak proyek

Level 5 UNIT 7

Kode Unit : KON.QS.05.007.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Melakukan Penyelesaian SengketaUraian Unit: melakukan penyelesaian sengketa pada proyek sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di wilayah proyek. Terutama untuk proyek yang berskala sedang.

ElemenKriteria Unjuk Kerja7.1 Mengerti tentang prosedur aspek hukum konstruksi dan penyelesaian sengketa 7.1.1 Mengerti apa yang dimaksud dengan aspek hukum dalam industri konstruksi terutama hukum perjanjian dan kontrak, untuk proyek dengan sakala sedang 7.1.2 Mengetahui para pihak yang terlibat dalam industri konstruksi7.1.3 Menguasai pasal-pasal kontrak, dan dapat melakukan identifikasi terhadap sengketa yang terjadi dalam proses konstruksi dan alternatif penyelesaian sengketa 7.1.4 Mampu mengorganisir proses penyelesaian sengketa baik secara mediasi maupun arbitrase7.2 Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek hukum terutama kontrak dalam konstruski7.2.1 Mengerti dengan macam-macam peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan aspek hukum konstruksi terutama yang berhubungan dengan masalah penyelesaian sengketa dalam industri konstruksi, untuk proyek dengan skala sedang 7.2.2 Menguasai peraturan tentang arbitrase dan menguasai prosedur arbitrase nasional dan dapat memberikan infromasi yang diperlukan oleh arbiter 7.2.3 Mampu menerapkan pengetahuan secara sistematis dan prosedural sehingga mempermudah dalam menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penyelesaian sengketa pada proyek

Level 6 UNIT 1

Kode Unit : KON.QS.06.001.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menyusun Work Breakdown StructuresUraian Unit: menyusun dan mengembangkan penyusunan Work Breakdown Structures proyek meliputi usaha untuk merinci proyek menjadi bagian-bagian kegiatan (activity) yang nantinya dapat digunakan dalam melaksanakan proses produksi/konstruksi. WBS disusun mulai dari level tertinggi (proyek) sampai level terendah yang disebut dengan kegiatan atau aktivitas (work pakage), dimana di dalamnya dapat mengandung berbagai aspek seperti: biaya, mutu waktu, resiko, dan lain-lain. Dari WBS juga dapat ditentukan lingkup pekerjaan secara jelas dan rinci, sehingga masing-masing kegiatan akan muah didefinisikan. WBS meliputi pembenaran awal proyek, permulaan proyek, dan juga penentuan deliverable yang tengah berlangsung, tujuan-tujuan dan keterbatasan-keterbatasan. WBS proyek membentuk dasar dari rencana proyek dan basis darimana rencana-rencana yang berkaitan dikembangkan dan merupakan fokus integrasinya. Terutama untuk proyek yang berskala besar.

ElemenKriteria Unjuk Kerja1.1 Mengetahui dan mengerti tentang hirarchi struktur berbagai bangunan1.1.1 Dapat menjelaskan dengan rinci hirarchi struktur bangunan yang ada meliputi bangunan dengan skala besar1.1.2 Dapat membuat rincian komponen-komponen dari bangunan, dan menyusun bagaimana hubungan antar komponen tersebut1.1.3 Dapat menguraikan dengan jelas kandungan yang ada dalam tiap komponen tersebut meliputi: biaya, mutu, waktu, resiko, dan lain-lain yang berhubungan dengan karakteristiknya.1.1.4 Dapat menyusun format bill of quantity (BQ) yang diperlukan oleh proyek1.1.5 Dapat menyusun jenis kegiatan dari level teratas sampai sampai dengan level detail (work pakage) berdasarkan gambar dokumen.1.2 Dapat melakukan persiapan-persiapan proyek1.2.1 Dapat menyusun rencana pelaksanaan proyek dengan sakala besar terutama yang berhubungan dengan masalah biaya pelaksanaan proyek.1.2.2 Dapat menyusun identiifikasi seluruh kegiatan yang diperlukan untuk persiapan berbagai jenis proyek1.2.3 Dapat menyusun urut-urutan kegiatan/pekerjaan sebagai bagian awal dari penyusunan rencana kerja proyek1.2.4 Dapat menyusun rencana instalasi lapangan yang optimal sebelum proyek dimulai. 1.3. Menguasai teknik metode konstruksi bangunan dari proyek 1.3.1 Dapat menjelaskan metode konstruksi yang akan digunakan pada proyek dengan skala besar1.3.2 Dapat memilih metode konstruksi yang paling sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan dilihat dari segi optimalisasi pembiayaan1.3.3 Dapat memberikan alternatif metode konstruksi yang lebih sesuai dengan proyek bangunan dengan skala sedang

Level 6 - UNIT 2

Kode Unit : KON.QS.06.002.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menghitung QuantityUraian Unit: menghitung dan mengembangkan metode menghitung quantity proyek meliputi usaha untuk menentukan unit tiap kegiatan, menghitung volume tiap kegiatan, sesuai dengan standar pengukuran yang berlaku. Menentukan kode kegiatan berdasarkan standar yang ada yang akan menjadi identitas dari masing-masing kegiatan. Menghitung quantity disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan standar pengukuran yang berlaku atau digunakan pada proyek tersebut. Terutama untuk proyek yang berskala besar.

ElemenKriteria Unjuk Kerja2.1 Mengerti tentang spesifikasi dari setiap kegiatan yang ada2.1.1 Mengerti apa yang diinginkan oleh spesifikasi dari sebuah kegiatan, dan bagaimana cara mewujudkan spesifikasi tersebut, untuk proyek dengan skala besar2.2 Mengerti tentang method of measurement untuk setiap kegiatan yang ada2.2.1 Memahami teknik pengukuran yang diperlukan untuk sebuah kegiatan dan mampu menghitung quantity dari perkerjaan sesuai dengan standar pengukuran yang ada , untuk proyek dengan skala besar2.2.2 Mengerti dan mampu memperbaiki atau mengoreksi setiap kesalahan yang ditemukan dalam perhitungan quantity yang sudah ada.2.3 Menguasai cara penilaian pekerjaan yang sudah dilaksanakan2.3.1 Dapat mengukur pekerjaan yang sedang dalam proses pelaksanaan sesuai dengan BQ yang ada , untuk proyek dengan skala besar2.3.2 Dapat menentukan dengan pasti pekerjaan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima sebagai sebuah prestasi yang dapat dinilai2.3.3 Dapat menghitung nilai harga pekerjaan yang sudah dilaksanakan, sebagai dasar bagi pembayaran pekerjaan2.4 Memahami construction waste2.4.1 Dapat menetapkan waste yang terjadi selama pelaksanaan untuk berbagai jenis kegiatan, serta sesuai dengan kondisi proyek yang ad, untuk proyek dengan skala besar.2.4.2 Dapat memberikan alternatif untuk mengurangi waste dalam pelaksanaan untuk berbagai jenis kegiatan serta sesuai dengan kondisi proyek yang ada

Level 6 UNIT 3

Kode Unit : KON.QS.06.003.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menghitung Biaya ProyekUraian Unit: menghitung dan mengembangan metode perhitungan biaya proyek meliputi usaha untuk menghitung biaya unit tiap kegiatan, sesuai dengan spesifikasi yang ada, waktu pelaksanaan pekerjaan, dan sistem pembayaran dalam kontrak termasuk menetapkan mark up untuk biaya tidak langsung. Terutama untuk proyek yang berskala besar.

ElemenKriteria Unjuk Kerja3.1 Menguasai tentang material konstruksi3.1.1 Dapat merinci jenis material yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi yamg ada untuk setiap kegiatan proyek dengan skala besar 3.1.2 Dapat menetapkan jumlah material yang diperlukan sesuai dengan waste yang mungkin terjadi, untuk setiap satuan kegiatan proyek dengan skala besar3.2 Menguasai tentang peralatan konstruksi3.2.1 Dapat merinci jenis alat yang diperlukan untuk setiap kegiatan proyek skala besar 3.2.2. Dapat menetapkan jumlah jam-alat yang diperlukan untuk setiap satuan kegiatan proyek3.2.3.Dapat menghitung produktivitas alat sesuai dengan kondisi yang ada3.3.Menguasai penggunaan tenaga kerja proyek konstruksi3.3.1.Dapat merinci jenis tenaga kerja yang diperlukan untuk setiap kegiatan proyek dengan skala besar 3.3.2. Dapat menetapkan jumlah hari-orang yang diperlukan untuk setiap satuan kegiatan proyek3.3.3 Dapat menghitung produktivitas tenaga kerja untuk setiap jenis kegiatan sesuai dengan kondisi yang ada3.4. Menguasai pembuatan time schedule proyek konstruksi3.4.1.Dapat menetapkan urut-urutan semua kegiatan yang ada dalam proyek, sesuai dengan metode konstruksinya , dengan metode Bar chart/Diagram Vector/Diagram Network, untuk proyek skala besar berikut software terkait.3.4.2.Dapat menetapkan durasi tiap kegiatan beserta titik mulainya3.4.3.Dapat menetapkan kegiatan-kegiatan yang kritis3.4.4.Dapat melakukan evaluasi dan merevisi schedule yang ada. 3.4.5.Mampu mengkaitkan antara waktu kegiatan dan biaya yang diperlukan 3.5. Memahami construction economy3.5.1 Dapat memberikan saran untuk mengurangi biaya konstruksi, untuk proyek skala besar3.5.2 Dapat memberikan saran untuk mening-katkan efisiensi kerja3.5.3 Dapat memberikan saran penggunaan material yang lebih murah3.5.4 Dapat memberikan saran penggunaan alat yang lebih efisien3.6. Memahami Value Engineering3.6.1 Dapat mengajukan proposal Value Engineering untuk proyek dengan skala besar3.7 Memahami construction risk3.7.1 Dapat menyusun identifikasi resiko untuk berbagai jenis proyek skala besar3.7.2 Dapat memberikan alternatif respon terhadap resiko yang diidentifikasi untuk keperluan perhitungan biaya proyek.3.7.3 Dapat mengevaluasi resiko yang terjadi3.8 Memahami Construction Contract3.8.1. Dapat mengkaitkan antara pasal-pasal yang ada dalam kontrak dengan biaya yang diperlukan, untuk proyek dengan skala besar

Level 6 UNIT 4

Kode Unit : KON.QS.06.004.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menyelenggarakan TenderUraian Unit: mempersiapkan, menganalisis dan mengembangkan proses penyelenggaraan tender proyek mewakili pihak owner termasuk melakukan evaluasi hasil tender. Terutama untuk proyek yang berskala besar.

ElemenKriteria Unjuk Kerja4.1 Mengerti tentang prosedur kualifikasi4.1.1 Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan pra kualifikasi dan peraturan yang terkait dengan itu 4.1.2 Mampu menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses kualifikasi berikut menyiapkan dokumen pendukungnya untuk proyek dengan skala besar4.1.3 Dapat melakukan proses kualifikasi sesuai dengan kebutuhan proyek dan kebijakan owner 4.1.4 Mampu mengorganisir proses kualifikasi sehingga dapat menentukan peserta yang akan mengikuti proses tender4.1.5 Mampu mengevaluasi dokumen praqualifikasi dari peserta4.2 Mengerti sistem dan prosedur tender 4.2.1 Dapat menjelaskan macam-macam prosedur tender yang ada, baik untuk proyek pemerintah, maupun proyek swasta, dengan skala besar4.2.2 Dapat memahami semua peraturan yang berkaitan dengan tender4.2.3 Mampu menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses tender berikut menyiapkan dokumen pendukungnya4.2.4 Dapat malakukan proses tender sesuai dengan kebutuhan proyek dan kebijakan owner 4.2.5 Mampu menentukan kriteria penilian dan melakukan evaluasi terhadap peserta tender untuk diajukan sebagai calon pemenang tender

Level 6 UNIT 5

Kode Unit : KON.QS.06.005.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Menghitung Klaim Proyek dan Perubahan biaya proyekUraian Unit: menganalisis dan mengembangkan kemampuan menghitung nilai klaim proyek akibat pekerjaan tambah, eskalasi harga karena kebijakan pemerintah, adanya perubahan spesifikasi/gambar, dan akibat kejadian-kajadian yang tidak diatur dalam kontrak. Dan mampu memberikan saran untuk menghindari kemungkinan terjadinya Claim .Terutama untuk proyek yang berskala besar ( termasuk kontrak international ).

ElemenKriteria Unjuk Kerja5.1 Mengerti tentang konsep change order5.1.1 Mengerti apa yang dimaksud dengan change order, yang menjadi potensial sebagai pekerjaan yang dapat diproses untuk diklaim, untuk proyek dengan skala besar 5.1.2 Mampu melakukan identifikasi change order, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.1.3 Mampu melakukan analisa setiap change order, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim5.2 Mengerti tentang konsep eskalasi harga5.2.1 Mengerti apa yang dimaksud dengan eskalasi harga, yang menjadi potensial sebagai pekerjaan yang dapat diproses untuk diklaim, untuk proyek dengan skala besar5.2.2 Mampu melakukan identifikasi eskalasi harga, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.2.3 Mampu melakukan analisa setiap eskalasi harga, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim5.3 Mengerti pengaruh perubahan spesifikasi terhadap biaya proyek5.3.1 Mengerti bagaimana pengaruh perubahan spesifikasi terhadap biaya proyek , untuk proyek dengan skala besar5.3.2 Mampu melakukan identifikasi perubahan spesifikasi, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.3.3 Mampu melakukan analisa setiap perubahan spesifikasi, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim5.4 Memahami Construction Claim5.4.1 Dapat menyusun hak dan kewajiban dalam kontrak yang ada, untuk proyek dengan skala besar5.4.2 Mengerti bagaimana pengaruh kejadian-kejadian yang tidak diatur dalam kontrak terhadap biaya proyek 5.4.3 Mampu melakukan identifikasi kejadian-kejadian yang tidak diatur dalam kontrak, berikut bukti-bukti pendukungnya, sehingga mempercepat proses pengajuan klaim5.4.4 Mampu melakukan analisa setiap kejadian-kejadian yang tidak diatur dalam kontrak, untuk mengetahui besaran biaya yang diklaim

Level 6 UNIT 6

Kode Unit : KON.QS.06.006.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Melakukan Analisis PajakUraian Unit: menganalisis dan mengembangkan metode perhitungan nilai pajak (tax depreciation) pada akhir proyek sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di wilayah proyek. Dan mampu memberikan saran untuk pengurangan pajak .Terutama untuk proyek yang berskala besar.

ElemenKriteria Unjuk Kerja6.1 Mengerti tentang prosedur perhitungan pajak 6.1.1 Mengerti apa yang dimaksud dengan jenis-jenis pajak yang berhubungan dengan industri konstruksi , untuk proyek dengan skala besar6.1.2 Mampu menyusun item-item kena pajak yang ada dalam biaya konstruksi untuk pembayaran pajak6.1.3 Dapat malakukan perhitungan besar pajak yang harus dibayar oleh proyek 6.1.4 Mampu mengorganisir proses pembayaran pajak lengkap dengan semua formulir isian yang diperlukan6.1.5 Dapat memberikan saran tentang pengurangan pajak6.1.6 Dapat menghitung dan memproses pengem-balian kelebihan pajak6.2 Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek hukum terutama perpajakan untuk konstruski6.2.1 Mengerti dengan macam-macam peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan aspek hukum konstruksi termasuk perpajakan, untuk proyek dengan skala besar6.2.2 Mampu menerapkan pengetahuan secara sistematis dan prosedural sehingga mempermudah dalam menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penyelesaian pajak proyek

Level 6 UNIT 7

Kode Unit : KON.QS.06.007.01Judul Unit: Penerapan Keahlian Melakukan Penyelesaian SengketaUraian Unit: mengembangkan kemampuan untuk melakukan penyelesaian sengketa pada proyek sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di wilayah proyek. Dan mampu memberikan saran sebagai mediator. Terutama untuk proyek yang berskala besar ( termasuk kontrak international ).

ElemenKriteria Unjuk Kerja7.1 Mengerti tentang prosedur aspek hukum konstruksi dan penyelesaian sengketa 7.1.1 Mengerti apa yang dimaksud dengan aspek hukum dalam industri konstruksi terutama hukum perjanjian dan kontrak, untuk proyek dengan skala besar7.1.2 Mengetahui para pihak yang terlibat dalam industri konstruksi7.1.3 Menguasai pasal-pasal kontrak, dan dapat melakukan identifikasi terhadap sengketa yang terjadi dalam proses konstruksi dan alternatif penyelesaian sengketa 7.1.4 Mampu mengorganisir proses penyelesaian sengketa baik secara mediasi maupun arbitrase7.2 Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek hukum terutama kontrak dalam konstruski7.2.1 Mengerti dengan macam-macam peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan aspek hukum konstruksi terutama yang berhubungan dengan masalah penyelesaian sengketa dalam industri konstruksi , untuk proyek dengan skala besar 7.2.2 Menguasai peraturan tentang arbitrase dan menguasai prosedur arbitrase nasional dan dapat memberikan infromasi yang diperlukan oleh arbiter 7.2.3 Mampu menerapkan pengetahuan secara sistematis dan prosedural sehingga mempermudah dalam menyusun langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penyelesaian sengketa pada proyek

X. Persyaratan Kompetensi

Kualifikasi kompetensi seorang Quantity Surveyor dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

-Level 4 disebut Quantity Surveyor Muda-Level 5 disebut Quantity Surveyor Madya-Level 6 disebut Quantity Surveyor Utama

Kualifikasi tersebut diatas adalah merupakan jenjang keahlian yang masing-masing memiliki kriteria sendiri-sendiri.Kemudian karena peningkatan pengetahuan dan pengalaman seseorang Quantity Surveyor yang telah memperoleh sertifikat ahli, dapat mengajukan kenaikan tingkat keahliannya, bila telah mencapai persyaratan minimum yang disebutkan dalam kriteria kualifikasi. Setiap pengajuan kenaikan tingkat keahlian, harus memalui test/assesment yang diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Asosiasi .Bila dalam kenyataan belum ada kode etik untuk Quantity Surveyor Indonesia, maka asosiasi dapat membuat sendiri-sendiri kode etik masing-masing, yang berpedoman dari kode etik international.

Persyaratan, untuk memmperoleh keahlian Q.S ditetapkan berdasarkan aspek-aspek berikut, yaitu:

Untuk Quantity Surveyor Muda :oMinimal Lulusan D3 TeknikoLulus tes pengetahuan atas sembilan knowledge base yang ada, untuk tingkat mudaoMemiliki Pengalaman dalam memberikan konstribusi pada fungsi Quantity Surveyor, untuk proyek dengan skala kecil (sederhana), paling sedikit selama 3 (tiga) tahunoMemiliki sikap dan perilaku sebagai seorang profesional

Untuk Quantity Surveyor Madya :oMinimal Lulusan D3 TeknikoSudah memiliki sertifikat Quantity Surveyor Muda atau berpengalaman dalam melaksanakan fungsi Quantity Surveyor MudaoLulus tes pengetahuan atas sembilan knowledge base yang ada, untuk tingkat madyaoMemiliki Pengalaman dalam memberikan konstribusi pada fungsi Quantity Surveyor, untuk proyek dengan skala sedang, paling sedikit selama 4 (empat) tahunoMemiliki sikap dan perilaku sebagai seorang profesional

Untuk Quantity Surveyor Utama :oMinimal Lulusan S1 TeknikoSudah memiliki sertifikat Quantity Surveyor Madya atau berpengalaman dalam melaksanakan fungsi Quantity Surveyor MadyaoLulus tes pengetahuan atas sembilan knowledge base yang ada, untuk tingkat utamaoMemiliki Pengalaman dalam memberikan konstribusi pada fungsi Quantity Surveyor, untuk proyek dengan skala besar, paling sedikit selama 5 (lima) tahun oMemiliki Sikap dan perilaku sebagai seorang profesional

Wewenang Quantity Surveyor :

Wewenang Quantity Surveyor sesuai dengan tingkatnya , dapat diuraikan sebagai berikut :oQuantity Surveyor Muda, hanya boleh menangani fungsi Q.S pada proyek dengan skala kecil, atau membantu (membarikan kontribusi) Quantity Surveyor Madya dalam menjalankan fungsinya pada proyek skala sedangoQuantity Surveyor Madya, boleh menangani fungsi Q.S untuk proyek skala kecil sampai dengan skala sedang, atau membantu (memberikan kontribusi) Quantity Surveyor Utama dalam menjalankan fungsinya pada proyek skala besaroQuantity Surveyor Utama, boleh menangani fungsi Q.S untuk semua level skala proyek .

Seorang calon Quantity Surveyor, tidak boleh menjalankan fungsi Quantity Surveyor, tanpa bimbingan seorang Quantiy Surveyor yang telah bersertifikat

XI.Cara assesment

Cara assesment untuk menetapkan tingkat keahlian sebagai Q.S, adalah dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan. Dari isian tersebut, calon ditetapkan untuk diuji pengetahuannya pada tingkat tertentu, sesuai dengan daftar isian yang telah diserahkan. Bila dari hasil ujian, calon yang bersangkutan, belum dinyatakan lulus untuk tingkatan tertentu, maka calon tersebut diharuskan mengulangi ujian untuk tingkat dibawahnya. Begitu seterusnya, sampai calon dinyatakan lulus.Dengan demikian tersedia, bahan ujian untuk tiga tingkatan, yaitu: Muda, Madya, dan Utama .Nilai batas kelulusan yang paling rendah adalah 68 (enam puluh delapan)Nilai-nilai lain seperti pengalaman pendidikan baik formal maupun non formal, serta pengalamanpengalaman lain yang relevan dapat digunakan untuk menambah nilai. Sertifikat ahli hanya berlaku untuk jangka waktu tiga tahun, dan setelah itu bila yang bersangkutan masih memelihara atau masih melakukan kegiatan yang berkaitan dengan quantity surveying, dapat mengajukan perpanjangan masa berlakunya sertifikat, atau mengajukan permohonan untuk kenaikan tingkat bila persyaratan telah dipenuhi .Namun demikian caracara penilaian tersebut diatas masih terbuka untuk di kembangkan lebih lanjut.Untuk menjaga profesionalisme seorang Q.S, maka yang bersangkutan harus menjalankan etika profesi sebagai seorang Q.S. Bila suatu saat yang bersangkutan melanggar kode etik yang ada, maka melalui sidang para penilai, yang bersangkutan dapat diberi sangsi pencabutan sertifikat ahli nya.

Bakuan Kompetensi LPJK: Manajemen Proyek Konstruksi(sambungan)

Kualifikasi : MANAJER PROYEK KONSTRUKSI MADYA

(Level 5)

Pendahuluan

Standar Kompetensi ini merupakan dasar untuk pengembangan dan penilaian anggota tim proyek yang memiliki Kualifikasi MANAJER PROYEK KONSTRUKSI MADYA. Standar ini harus dibaca dan dihubungkan dengan Panduan Standar Kompetensi Nasional untuk Manajemen Proyek Konstruksi. Panduan tersebut memberi informasi latar belakang dan juga panduan tentang bagaimana menggunakan standar kompetensi. Standar ini diuraikan dalam bahasan unit-unit manajemen proyek konstruksi. Di dalam setiap Unit terdapat Uraian Unit, Elemen Kompetensi, Kriteria unjuk kerja, Persyaratan unjuk kerja, dan Acuan penilaian.

Unit-unit dalam Kualifikasi Manajer Proyek Konstruksi Madya adalah sebagai berikut : Unit 1 - Panduan penerapan project Integration processes Unit 2 - Panduan penerapan project Scope Management Unit 3 - Panduan penerapan project Time Management Unit 4 - Panduan penerapan project Cost Management Unit 5 - Panduan penerapan project Quality Management Unit 6 - Panduan penerapan project Human Resources Management Unit 7 - Panduan penerapan project Communications Management Unit 8 - Panduan penerapan project Risk Management Unit 9 - Panduan penerapan project Procurement Management Extension : Unit 10 Panduan penerapan project Safety management Unit 11 Panduan penerapan project Environmental Management Unit 12 Panduan penerapan project Financial Management Unit 13 Panduan penerapan project Claim Management

Hubungan antara tiap Unit dengan Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen Proyek Konstruksi dikelola dengan menggunakan standar ini. Setiap unit merupakan suatu fungsi manajemen proyek konstruksi yang terpisah, tetapi seorang praktisi manajemen proyek konstruksi yang terlatih dan sudah berpengalaman harus mampu menunjukkan kompetensi di setiap unit.

Persyaratan Unjuk Kerja Standar ini memiliki persyaratan yang menunjukkan kondisi-kondisi dimana Kriteria unjuk kerja ditetapkan. Persyaratan unjuk kerja tersebut adalah : menentukan batasan-batasan dimana unit kompetensi dan kriteria-kriteria yang terkait dapat diterapkan, memungkinkan adanya variasi konteks antar industri/perusahaan dan menjadi basis kontekstualisasi untuk industri/perusahaan yang spesifik. Standar di dokumen ini telah dikembangkan sebagai standar-standar generik dengan tujuan dapat diterapkannya standar tersebut dalam industri dan perusahaan yang luas. Standar ini dapat dipakai oleh industri atau perusahaan sebagai basis untuk mereka melakukan kontekstualisasi standar manajemen proyek konstruksi.

Persyaratan unjuk kerja meliputi informasi tambahan, seperti :

metodologi dan prosedur dan/atau praktek-praktek industri/perusahaan yang sekarang ini yang relevan untuk manajemen proyek; identifikasi pengguna, pendukung, dan pihak-pihak terkait dalam proyek dan bagaimana keterlibatan mereka; identifikasi tentang fasilitas dan sumberdaya apa yang tersedia dan karakteristiknya; identifikasi nasehat apa yang tersedia dari dalam dan eksternal untuk organisasi; identifikasi lingkungan organisasi, baik internal ataupun eksternal, dan bagaimana hal-hal tersebut mempengaruhi proyek; dan sistem-sistem informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam organisasi.

Persyaratan unjuk kerja secara umum Ada beberapa persyaratan yang dapat diterapkan dalam tiap unit di level 5. Untuk mengurangi duplikasi yang tak perlu seperti daftar dibawah ini :

Otoritas proyek yang lebih tinggi dapat berupa : Klien/Pelanggan Manajer Proyek (pada proyek-proyek besar dimana terdapat posisi kepala bagian atau sub-pemimpin proyek) Posisi lain di dalam organisasi/proyek yang memiliki wewenang khusus pada aspek proyek tertentu Manajer program Posisi yang lebih tinggi dalam manajemen di organisasi

Pihak yang berkepentingan / Stakeholders dapat berasal dari individu: di dalam proyek, dari proyek lain yang mempengaruhi, klien/pelanggan dan/atau organisasi induk. Klien . Klien adalah otoritas dari mana proyek berasal. Klien dapat berasal dari lingkungan internal atau eksternal organisasi. Klien dapat berupa pelanggan, pemilik, pihak berwenang yang mensponsori pada proyek-proyek non-kontrak, atau dapat juga berupa otoritas yang dirancang khusus untuk menjadi klien. Saran dan Bantuan dapat diberikan oleh manajer-manajer proyek lain, manajer program, kepala bagian dan/atau tenaga ahli dari dalam organisasi. Bentuk hubungan dengan organisasi klien dan otoritas di luar lingkungan organisasi biasanya disepakati lebih dahulu dan seluruh persyaratannya dilaporkan.

Sembilan fungsi manajemen proyek adalah Integrasi / integration Ruang lingkup / scope Waktu / time Biaya / cost Kualitas / quality Sumberdaya manusia / human resources Komunikasi / communications Risik / risk Pengadaan / procurement.

Jangka waktu proyek dimulai saat suatu proyek mulai berjalan dan selesai saat hasil yang diinginkan tercapai

Daur Hidup Proyek (Project life cycle ) berawal pada saat proyek mulai dilaksanakan dan selesai saat hasil-hasil yang diinginkan telah tercapai.

Level 5 UNIT 1

KODE UNIT : KON. MPK. 05. 001. 01 JUDUL UNIT : Panduan Penerapan Project Integration Processes URAIAN UNIT : Integrasi adalah pengaturan dari seluruh ruang lingkup proyek dalam konteks pembuatan jadwal, anggaran, kontrak, dan perkiraan risik untuk menuju tercapainya kesepakatan baseline proyek bagi kepentingan klien/supplier. Integrasi melibatkan pengaturan dari delapan fungsi lain dari manajemen proyek, dan memilih antara berbagai pilihan tujuan untuk memenuhi atau melebihi target proyek selama jangka waktu proyek, dengan mempertimbangkan pengaruh negatif dari lingkungan internal atau eksternal organisasi.

ELEMEN KOMPETENSI -------------------------KRITERIA UNJUK KERJA

1.1 Menerapkan Integrasi bagi delapan fungsi manajemen proyek 1.1.1 Meng-identifikasi pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam proyek dengan petunjuk dari otoritas yang lebih tinggi untuk menentukan pengaruh pihak lain terhadap pencapaian hasil proyek. 1.1.2 Meninjau persyaratan dari semua fungsi manajemen proyek, dengan petunjuk dari otoritas yang lebih tinggi atau pihak lain yang berkepentingan ( stakeholders) untuk menentukan target proyek yang dapat dicapai.1.1.3 Membuat rencana proyek berdasarkan kebutuhan sub-rencana proyek, disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi dan diterapkan sebagai dasar manajemen proyek. 1.1.4 Mekanisme pengawasan proyek yang telah dirancang, dijalankan untuk mengatasi perubahan yang terjadi selama proyek berjalan. 1.2 Mengkoordinasi-kan lingkungan internal dan eksternal proyek 1.2.1 Mengatur Proyek dalam lingkungan kerja internal yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa pekerjaan berjalan secara efektif selama jangka waktu proyek. 1.2.2 Menjaga koordinasi untuk menserasikan antara target proyek dan tujuan organisasi selama jangka waktu proyek. 1.2.3 Saat diperlukan, bantuan dari otoritas yang lebih tinggi diberikan untuk menyelesaikan pertentangan antara target proyek dan kebutuhan manajemen dari level lain di dalam organisasi. 1.3 Menjalankan aktivitas proyek selama jangka waktu proyek 1.3.1 Melakukan tinjauan ulang terhadap yang telah disetujui, dijalankan untuk mengakomodasi seluruh kebutuhan fungsi-fungsi manajemen proyek. 1.3.2 Melaporkan kemajuan dalam hubungannya dengan baseline proyek yang ada untuk menyediakan ukuran kinerja selama keseluruhan fase dalam jangka waktu proyek. 1.3.3 Menjalankan Rencana penyelesaian, prosedur dan aktivitas yang ada untuk memastikan bahwa hasil-hasil setiap fase dan hasil keseluruhan proyek sesuai dengan target proyek. 1.3.4 Mengidentifikasi permasalahan dalam manajemen integrasi dan rekomendasi penyelesaiannya, didokumentasikan dan disampaikan kepada otoritas proyek yang lebih tinggi untuk diterapkan pada proyek di masa depan.

PERSYARATAN UNJUK KERJA / BATASAN VARIABEL Lihat Persyaratan Unjuk Kerja secara umum untuk Level 5 pada Pendahuluan

Sasaran proyek yang dapat dicapai dapat ditentukan dari kebutuhan : klien seperti nilai maksimum uang, atau kinerja maksimum atau biaya minimum supplier atau kontraktor, seperti biaya minimum, waktu minimum, kualitas yang dapat diterima pengguna akhir, seperti kinerja maksimum serta pilihan ekstra, keinginan saat ini otoritas proyek yang lenih tinggi seperti reputasi, ketahanan pangsa pasar, buying int market dalam batasan kinerja, waktu, biaya, kualitas, sumber daya dan kemampuan

Rencana proyek dapat berupa dokumen tunggal atau dokumen pelengkap yang mengintegrasikan seluruh kebutuhan sembilan fungsi manajemen proyek dengan menggunakan format dan prosedur yang sesuai.

Integrasi dapat melibatkan proses yang menghubungkan dan mengkoordinasikan mekanisme kontrol individu untuk menyediakan kontrol kohesif skala proyek, seperti integrasi kualitas, keuangan manajemen sumberdaya, manajemen informasi, komunikasi dan mekanisme kontrol lain.

Lingkungan internal dapat mencakup : lokasi fisik proyek di dalam organisasi layout personal proyek dan perlengkapannya kondisi kerja personal/individu (secara fisik dan emosi) dinamika team dan antar personal identitas dan pembeda proyek didalam lingkungan yang lebih luas

Lingkungan eksternal dapat mencakup : organisasi induk, perusahaan, industri kelompok perwakilan pekerja, seperti perserikatan, asosiasi profesional, kelompok lobby pengaruh-pengaruh politik, sosial dan masyarakat perhatian publik dan media lingkungan fisik, seperti geografis, ekologis, sensitivitas harapan-harapan stakeholders eksternal

Tingkatan Manajemen dapat termasuk: korporasi atau perusahaan, unit bisnis, program / proyek, bagian teknik/operasional.

Proyek dapat dipengaruhi oleh target-target yang bertentangan dan batasan-batasan antara level-level manajemen yang dapat bervariasi setiap waktu.

Aktivitas penyelesaian dapat termasuk: pelimpahan tanggungjawab/pemilik dari hasil/produk proyek, pemindahan aset kepada klien atau pemilik asli, keperluan penjaminan, evaluasi proyek, audit/rekonsiliasi akhir, pernyataan kewajiban finansial, penyelesaian rekening atau dokumentasi finansial lain, penyampaian laporan penyelesaian kepada otoritas yang lebih tinggi.

Integrasi masalah-masalah manajemen dan rekomendasi perbaikan dapat berupa : Evaluasi efektivitas, kriteria kesuksesan dan kegagalan, serta saran-saran bagi perbaikan.

Masalah-masalah yang telah dipelajari dapat mencakup kriteria keberhasilan dan kegagalan maupun usulan bagi perbaikan. Dan dapat tercermin dalam perubahan pengetahuan, program training , rekaman data dan instruksi proses.

ACUAN PENILAIAN Pengetahuan dan pengertian yang luas terhadap: proses dalam proyek, jangka waktu proyek dan hubungan antar fase dalam proyek, prosedur perencanaan dan pengawasan, manajemen sumberdaya dan manajemen resiko, kisaran metodologi, teknik dan alat yang tersedia, yang sesuai dengan manajer proyek, penerapan kepemimpinan dan manajemen di dalam lingkungan proyek, faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi proyek.

Dokumen pelengkap dapat berupa: rekaman proses evaluasi dan konsultasi untuk menentukan target proyek yang dapat dicapai. rencana dan sub-rencana proyek yang mencakup sembilan fungsi manajemen proyek, demonstrasi proses untuk menghubungkan dan mengkoordinasikan mekanisme-mekanisme pengawasan proyek.

Level 5 UNIT 2 KODE UNIT : KON. MPK. 05. 002. 01 JUDUL UNIT : Panduan Penerapan Scope Management URAIAN UNIT : Ruang lingkup proyek meliputi satu kombinasi produk-produk akhir proyek dan kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Manajemen Ruang Lingkup meliputi pembenaran awal proyek, permulaan proyek, dan juga penentuan deliverable yang tengah berlangsung, tujuan-tujuan dan keterbatasan-keterbatasan. Ruang lingkup proyek membentuk dasar dari rencana proyek dan basis darimana rencana-rencana yang berkaitan dikembangkan dan merupakan fokus integrasinya

ELEMEN KOMPETENSI -------------------------KRITERIA UNJUK KERJA

2.1 Melaksanakan aktivitas pengesahan proyek 2.1.1 Meng-konfirmasikan pengesahan proyek ke otoritas proyek yang lebih tinggi sebagai sumber bagi kegiatan manajemen proyek di masa depan dan komitmen sumberdaya dan usaha. 2.2 Melaksanakan aktivitas pendefinisian manajemen ruang lingkup 2.2.1 Mengidentifikasi tujuan, hasil, batasan proyek serta pekerjaan utama dengan petunjuk dari otoritas proyek yang lebih tinggi dan sebagai sumber persetujuan antara tim pelaksana proyek dan klien. 2.2.2 Manfaat/keuntungan dan hasil proyek yang terukur dan terencana dengan baik dijadikan dasar evaluasi kinerja proyek. 2.2.3 Membuat rencana manajemen ruang lingkup dan diterapkan untuk memastikan kejelasan pengertian dari manajemen ruang lingkup. 2.3 Memberi petunjuk pelaksanaan pengawasan 2.3.1 Menjalankan Prosedur dan proses manajemen ruang lingkup yang telah disepakati untuk membentuk dasar manajemen ruang lingkup. 2.3.2 Mengatur dampak dari perubahan ruang lingkup di dalam waktu, batasan biaya dan kualitas tertentu agar sesuai dengan target proyek. 2.3.3 Meninjau dan mencatat kemajuan dan hasil-hasil untuk menilai efektivitas prosedur manajemen ruang lingkup. 2.3.4 Mengidentifikasi masalah dalam manajemen ruang lingkup dan rekomendasi perbaikannya dicatat dan disampaikan kepada otoritas proyek yang lebih tinggi bagi penerapannya pada proyek di masa depan.

PERSYARATAN UNJUK KERJA / BATASAN VARIABEL Lihat Persyaratan Unjuk Kerja secara umum untuk Level 5 pada Pendahuluan

Jangka waktu proyek dimulai pada saat proyek disetujui dan berakhir saat hasil yang diinginkan terwujud. Persetujuan proyek dapat dicapai sebelum ada keterlibatan individu atau dapat dibutuhkan sebagai pokok-pokok tinjauan proyek selama proyek berlangsung. Persetujuan proyek dapat berbentuk pernyataan ruang lingkup yang menjelaskan secara ringkas mengapa proyek dijalankan, apa yang diharapkan untuk dicapai dan kesuksesan yang akan diukur.

Hasil proyek dapat terdiri dari seluruh produk dan jasa yang didefinisikan dalam ruang lingkup proyek.

Ruang ligkup dapat didefinisikan secara luas pada awal proyek atau dapat diperbaiki secara progresif dengan meningkatnya keakuratan informasi dan kejelasan pengertian dari seluruh persyaratan.

Ruang lingkup dapat dijelaskan dalam bentuk pernyataan yang berisi seluruh elemen yang dapat diukur atau diobservasi yang akan menunjukkan bahwa target proyek telah tercapai. Faktor-faktor pengukuran ruang lingkup terdiri dari: persentase pengurangan biaya operasional atau overhead, kuantitas peningkatan kinerja atau efisiensi, kuantitas peningkatan pendapatan atau pangsa pasar, alat-alat pengukuran lain.

Definisi ruang lingkup dapat dinyatakan sebagai batasan yang terencana dan ter definisikan dengan jelas, seperti : struktur produk turunan (aliran produk, sub-produk, perakitan dan komponen-komponen), struktur organisasi turunan (aliran tipe-tipe sumberdaya, keterampilan/ keahlian atau aktivitas), struktur pekerjaan turunan (aliran produk dan aktivitas kerja), beberapa bentuk lain yang mendefinisikan produk dan aktivitas secara komprehensif.

Manajemen ruang lingkup dapat terdiri dari: perbaikan ruang lingkup terus-menerus sepanjang jangka waktu proyek, identifikasi dan pelaporan bergesernya ruang lingkup, yaitu perluasan ruang lingkup untuk mengakomodasi keinginan, bukan kebutuhan, misalnya nice t have , identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada ruang lingkup, penentuan apakah perubahan dalam ruang lingkup telah terjadi atau akan terjadi, pencarian tentang pengesahan terhadap perubahan ruang lingkup proyek, pelaksanaan perubahan ruang lingkup yang telah disepakati, pengawasan dan pelaporan dampak perubahan ruang lingkup pada area lain dan pada pencapaian target proyek.

Prosedur pengawasan terhadap perubahan dapat diperlukan untuk : elemen utama dari proyek yang akan berubah, seperti bagian design, teknik, keuangan, dokumentasi proyek, termasuk rencana, jadwal, arahan, petunjuk dan instruksi, persetujuan formal, seperti kontrak, sub-kontrak, memoranda of understanding.

ACUAN PENILAIAN Pengetahuan dan pengertian yang luas terhadap: tahapan organisasional yang ditujukan kepada pengesahan proyek, dimulainya proyek dan penunjukan manajer proyek, posisi manajemen ruang lingkup dalam konteks keseluruhan jangka waktu proyek, pentingnya definisi manajemen ruang lingkup selama proyek dimulai dan berjalan, sepanjang jangka waktu proyek, metode untuk mendefinisikan produk dan aktivitas, seperti pekerjaan, organisasi dan struktur turunan produk, komponen-komponen pernyataan ruang lingkup, praktek pengawasan ruang lingkup.

Dokumen pembuktian dapat berupa: dokumentasi ruang lingkup proyek, termasuk rencana, jadwal, pernyataan, arahan, petunjuk dan instruksi, struktur pekerjaan, organisasi, dan produk turunan, perubahan permintaan atau order rekaman pengawasan terhadap perubahan ruang lingkup, rekaman masalah-masalah yang sudah dipelajari.

Level 5 UNIT 3

KODE UNIT : KON. MPK. 05. 003. 01 JUDUL UNIT : Panduan Penerapan Time Management URAIAN UNIT : Manajemen waktu proyek berhubungan dengan aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan, analisis dan pengawasan jadwal proyek. Pencapaian tujuan proyek di dalam kerangka waktu yang ditetapkan adalah faktor penting dalam mencapai keberhasilan proyek, bersama faktor-faktor lain seperti kemampuan, biaya dan kualitas.

ELEMEN KOMPETENSI -------------------------KRITERIA UNJUK KERJA

3.1 Menentukan jadwal proyek 3.1.1 Menentukan definisi kegiatan dan jangka waktu, tahapan dan tugas yang saling berhubungan, berdasarkan definisi ruang lingkup dengan masukan dari pihak stakeholder dan arahan dari otoritas proyek yang lebih tinggi, untuk dijadikan sumber dari jadwal proyek. 3.1.2 Menetapkan metode, teknik dan peralatan manajemen waktu, untuk menentukan jadwal, rencana manajemen waktu, alokasi sumberdaya dan kebutuhan keuangan. 3.1.3 Persetujuan terhadap jadwal yang didapat dari otoritas proyek yang lebih tinggi disampaikan kepada pihak stake holder bagi tersedianya dasar pengukuran kemajuan. 3.2.Mengimplemen-tasikan jadwal proyek 3.2.1 Menjalankan mekanisme-mekanisme dan menggunakannya untuk mengukur, mencatat, dan melaporkan kemajuan yang berhubungan dengan jadwal dan rencana yang disepakati. 3.2.2 Melakukan analisis secara terus menerus terhadap pilihan-pilihan yang ada untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya perbedaan dan meramalkan dampak perubahan terhadap jadwal proyek. 3.2.3 Meninjau kemajuan sepanjang jangka waktu proyek terhadap perubahan jadwal yang telah disepakati untuk memastikan bahwa ruang lingkup, target dan batasan yang berubah tetap konsisten terhadap kemampuan sumberdaya dan waktu. 3.2.4 Memberi respon terhadap perubahan jadwal yang telah, sedang atau mungkin terjadi dan mengembangkannya dengan persetujuan otoritas proyek yang lebih tinggi dan dilaksanakan untuk mempertahankan target proyek. 3.3 Menilai hasil-hasil manajemen waktu 3.3.1 Meninjau ulang hasil-hasil proyek untuk menilai efektivitas kegiatan manajemen waktu. 3.3.2 Mengidentifikasi masalah dalam manajemen waktu dan rekomendasi perbaikannya dicatat dan disampaikan kepada otoritas proyek yang lebih tinggi bagi penerapannya pada proyek di masa depan.

PERSYARATAN UNJUK KERJA / BATASAN VARIABEL Lihat Persyaratan Unjuk Kerja secara umum untuk Level 5 pada Pendahuluan

Aktivitas manajemen waktu dapat : dapat dilakukan secara independen yang didasari tuntunan yang luas atau dengan cara menjadi pemimpin team, melibatkan konsultasi dengan anggota-anggota proyek lain, team-team dan pihak internal yang berkepentingan, melibatkan proses seleksi, penggunaan dan pengawasan terhadap metode, alat dan teknik manajemen waktu yang sesuai, dilaksanakan secara rutin atau pada saat terjadinya perubahan situasi, mempertimbangkan adanya perubahan dalam organisasi internal dan lingkungan eksternal.

Informasi yang diperlukan dapat mencakup : tuntunan dan instruksi organisasi, pengetahuan manajemen proyek, rancangan undang-undang dan perjanjian yang dapat mempengaruhi pelaksanaan manajemen proyek.

Alat dan teknik manajemen waktu dapat melibatkan: pemanfaatan pengalaman pribadi dan/atau ahli dalam bidangnya, pelaksanaan atau pengawasan terhadap analisis waktu secara kualitatif dan/atau kuantitatif, seperti simulasi jadwal, keputusan-keputusan, analisis, perencanaan kontingensi, pengembangan strategi alternatif, ahli penggunaan alat-alat analisis waktu untuk membantu dalam proses pembuatan keputusan.

Saran dan bantuan dalam Komunikasi disediakan baik oleh manajer proyek lain, manajer program, kepala bagian dan/atau staf ahli milik organisasi. Hubungan bisnis dengan perusahaan klien dan otoritas eksternal biasanya tercakup dalam persetujuan yang syah dan persyaratan pelaporan

Catatan dapat berbentuk: daftar keragaman dan perkiraan jadwal kegiatan potensial, Gantt, PERT dan tabel penjadwalan lain, catatan harian, catatan kejadian tak terduga, laporan kejadian dan bentuk laporan serupa lainnya, rekaman analisis, evaluasi terhadap pilihan-pilihan, pelaksanaan kegiatan yang direkomendasikan dan disetujui, file-file dan catatan proyek dan /atau organisasi.

Proses-proses dapat termasuk : penetapan tahapan-tahapan kunci, pengukuran kemajuan aktual dibandingkan dengan tahapan dalam rencana, pencatatan dan pelaporan keragaman-keragaman besar, pelaksanaan pemacu mekanisme pengawasan jadwal, komunikasi dengan pihak stakeholder , penyelesaian masalah dan prosedur modifikasi.

Rencana manajemen waktu dapat termasuk: jadwal dan sub-jadwal proyek, tahapan penting, strategi dan pelaksanaan manajemen penjadwalan, pengaturan formal standar, pelimpahan wewenang, rencana kontingensi, dan penugasan manajemen penjadwalan.

ACUAN PENILAIAN Pengetahuan dan pengertian yang luas terhadap: kebutuhan untuk menghubungkan waktu, biaya dan sumberdaya pada jadwal proyek, tanggung-jawab manajemen waktu, pengembangan jadwal proyek, penggunaan jadwal sebagai mekanisme kontrol, posisi manajemen waktu dalam konteks keseluruhan jangka waktu proyek dan fungsi manajemen proyek lainnya, metodologi manajemen waktu yang sesuai, kemampuan, batasan, penerapan dan hasil.

Dokumen pembuktian dapat berupa: struktur turunan tugas-tugas proyek, jadwal aktivitas utama. rincian prinsip prioritas dan kebergantungan bagi pendefinisian tugas-tugas, jadwal proyek, laporan jadwal reguler bagi pihak stakeholder dan otoritas yang lebih tinggi, rincian mekanisme pengawasan, tinjauan dan pelaporan, rincian perbandingan antara kemajuan aktual dan kemajuan dalam rencana, rekaman rekomendasi bagi kegiatan dan tindakan perbaikan menghadapi keragaman dalam jadwal proyek, rekaman masalah-masalah yang telah dipelajari.

Level 5 UNIT 4

KODE UNIT : KON. MPK. 05. 004. 01 JUDUL UNIT : Panduan Penerapan Cost Management URAIAN UNIT : Cost Manajemen / Manajemen Biaya meliputi proses yang dituntut untuk dapat mengidentifikasi, menganalisa dan menyaring biaya proyek untuk menghasilkan suatu anggaran dan digunakan sebagai mekanisme utama untuk mengendalikan biaya proyek. Manajemen biaya, bersama dengan kemampuan / capability, waktu dan kualitas, merupakan faktor kritis untuk keberhasilan suatu proyek.

ELEMEN KOMPETENSI -------------------------KRITERIA UNJUK KERJA

4.1 Menentukan biaya proyek 4.1.1 Menentukan alokasi sumberdaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan, dengan masukan dari pihak stakeholders dan tuntunan dari otoritas yang lebih tinggi sebagai dasar penentuan pengeluaran. 4.1.2 Memperkirakan biaya proyek untuk menyusun anggaran dan proses-proses manajemen biaya yang disetujui dan dilaksanakan pada level yang sesuai sepanjang jangka waktu proyek. 4.1.3 Mengembangkan rencana-rencana manajemen biaya dan melaksanakannya untuk menjamin kejelasan pengertian dan keberlangsungan manajemen keuangan proyek. 4.2 Memonitor dan Mengendalikan biaya-biaya proyek 4.2.1 Melaksanakan Prosedur dan proses manajemen keuangan yang telah disetujui untuk memonitor pengeluaran aktual dan pengendalian biaya. 4.2.2 Memilih metode dan alat analisa biaya yang akan digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi variasi biaya, dan merekomendasi tindakan ke otoritas proyek yang lebih tinggi. 4.2.3 Melaksanakan tindakan yang disetujui, dimonitor,dan dimodifikasi untuk menjaga kesesuaian target proyek secara finansial maupun secara keseluruhan sepanjang jangka waktu proyek. 4.3 Melaksanakan kegiatan penyelesaian finansial 4.3.1 Aktivitas dilaksanakan dengan mengarah pada penyelesaian finansial. 4.3.2 Meninjau ulang hasil proyek untuk menilai efektivitas proses dan prosedur manajemen biaya. 4.3.3 Mengidentifikasi Masalah dalam manajemen biaya dan rekomendasi perbaikannya, dicatat dan disampaikan kepada otoritas proyek yang lebih tinggi bagi penerapannya pada proyek di masa depan.

PERSYARATAN UNJUK KERJA / BATASAN VARIABEL Lihat Persyaratan Unjuk Kerja secara umum untuk Level 5 pada Pendahuluan

Aktivitas manajemen biaya dapat : dilakukan secara independen yang didasari tuntunan yang luas atau dengan cara menjadi pemimpin team, melibatkan konsultasi dengan anggota-anggota proyek lain, team-team dan pihak internal yang berkepentingan, melibatkan proses seleksi, penggunaan dan pengawasan terhadap metode, alat dan teknik manajemen biaya yang sesuai, dilaksanakan secara rutin atau pada saat terjadinya perubahan situasi, mempertimbangkan adanya perubahan dalam organisasi internal dan lingkungan eksternal.

Informasi yang diperlukan dapat mencakup: tuntunan dan instruksi organisasi, pengetahuan manajemen proyek, rancangan undang-undang dan perjanjian yang dapat mempengaruhi pelaksanaan manajemen proyek.

Saran dan bantuan dalam Komunikasi disediakan, baik oleh manajer proyek, manajer program, kepala bagian dan/atau staf ahli milik organisasi. Hubungan bisnis dengan perusahaan klien dan otoritas eksternal biasanya tercakup dalam persetujuan yang syah dan persyaratan pelaporan.

Proses-proses dan prosedur manajemen biaya dapat termasuk: proses-proses persetujuan, pengesahan/pendelegasian finansial, prosedur-prosedur bukti pembelian, kominikasi dan pelaporan.

Keakuratan perkiraan biaya dapat diperlukan dalam: tahapan dalam jangka waktu proyek, ketersediaan informasi pada waktunya, kontingensi untuk antisipasi risik dan ketidakpastian, kebutuhan organisasi, seperti penentuan margin keuntungan dan overhead

Tinjauan terhadap proyek dapat dilakukan setelah selesainya: tahapan-tahapan utama yang disepakati, seperti fase-fase, sub-kontrak, deliverable utama, perubahan personel kunci, penyelesaian proyek dan tahapan-tahapan lain yang disepakati.

Catatan-catatan dapat berbentuk: daftar biaya-biaya potensial, ringkasan bukti pembelian dan pembayaran, anggaran, komitmen dan pembelanjaan, rencana manajemen biaya, laporan-laporan untuk otoritas yang lebih tinggi, aturan-aturan yang telah direkomendasikan dan disetujui, file-file dan catatan-catatan proyek dan/atau organisasi, masalah-masalah dalam manajemen biaya yang telah dipelajari.

ACUAN PENILAIAN Pengetahuan dan pengertian yang luas terhadap: kebutuhan untuk menghubungkan waktu, biaya dan sumberdaya pada jadwal proyek, penerimaan tanggung-jawab manajemen biaya, pengembangan anggaran proyek dan perkiaraan pengeluaran, penggunaan anggaran dan perkiraan pengeluaran sebagai mekanisme kontrol, posisi manajemen biaya dalam konteks keseluruhan jangka waktu proyek dan fungsi manajemen proyek lainnya, metodologi manajemen biaya yang sesuai, kemampuan, batasan, penerapan dan hasil.

Dokumen pembuktian dapat berupa: perkiraan biaya (Cost estimate) rencana dan strategi manajemen biaya, struktur biaya turunan, anggaran proyek dan perkiraan pengeluaran, rencana transisi keuangan, catatan kegiatan penyelesaian proyek dan sisa aset proyek, laporan penyelesaian proyek, catatan masalah-masalah manajemen biaya yang telah dipelajari.

Level 5 UNIT 5

KODE UNIT : KON. MPK. 05. 005. 01 JUDUL UNIT : Panduan Penerapan Quality Management URAIAN UNIT : Quality / Kualitas merupakan suatu faktor yang amat penting yang bersama kemampuan / capability, waktu dan biaya menentukan keberhasilan suatu proyek. Manajemen kualitas suatu proyek mencakup aktifitas-aktifitas yang dituntut untuk mengoptimalkan kebijakan kualitas dan proses proyek. Manajemen kualitas menerapkan standar dan proses yang obyektif untuk mencapai tujuan subyektif, yaitu kepuasan pemakai jasa lewat penerapan perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, jaminan kualitas dan perbaikan yang terus menerus pada keseluruhan masa berlaku proyek.

ELEMEN KOMPETENSI -------------------------KRITERIA UNJUK KERJA

5.1 Menentukan standar kualitas 5.1.1 Menentukan target, standar dan tingkat kualitas, dengan masukan dari pihak stakeholders dan tuntunan dari otoritas proyek yang lebih tinggi untuk menentukan hasil standar kualitas. 5.1.2 Metode, teknik dan alat manajemen kualitas yang ada diseleksi dan digunakan untuk menentukan rancangan gabungan kualitas, kemampuan, biaya dan waktu yang diinginkan. 5.1.3 Meng-identifikasi kriteria kualitas, dengan persetujuan dari otoritas proyek yang lebih tinggi dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak stakeholders untuk memastikan kejelasan pengertian dan pencapaian kualitas selama proyek berlangsung. 5.1.4 Standar kualitas yang disepakati dimasukkan dalam rancangan proyek dan diterapkan sebagai acuan pengukuran kinerja. 5.2 Menerapkan penjaminan kualitas 5.2.1 Mengukur Hasil-hasil aktivitas proyek dan kinerja produk dan dicatat selama proy