bakteri sejarah perkembangan mikrobiologi
DESCRIPTION
hjhlkTRANSCRIPT
SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
Pendahuluan
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme (makhluk)kecil
yang tidakdapat dilihat dengan mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop (bahasa Yunani: micros=kecil, bios= hidup, dan logos=ilmu).
Organisme kecil itu dsebut dengan mikroorganisma, mikroorganisme, mikroba,
microbe, protista atau jasad renik. Pada umumnya diambil ketentuan, bahwa
semua makhluk hidup yang berukuran beberapa micron atau lebih kecil lagi yang
kita sebut microbe. Satu(1) mukron disingkat 1μ = 0,001 mm. mata manusia sama
sekali tidak dapat menangkap suatu benda yang berdiameter kurang dari 0,1 mm
dan kurang jelas untuk melihat suatu benda yang berdiameter 1 mm atau kurang
(Waluyo, 2005)
Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme:
bakteri,protozoa,virus,serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang
mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga
dinamakan microbe atau protista): di mana adanya, cirri-cirinya, kekerabatan
antara sesame sepoerti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendalianya,
dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat
erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa di antaranya bermanfaat dan yang
lain merugikan. (Pelczar,dkk, 2004).
Untuk mempelajari mikrobiologi secara umum perlu diungkapkan terlebih
dahulu periode perkembangan bidang ilmu tersebut mulai dari periode yang
paling awal sampai sekarang dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.
Perkembangan dan kemajuan di bidang mikrobiologi dimulai sejak awal(jaman
pra sejarah) sampai dengan jaman modern. Pada jaman prasejarah penemuan-
pemnemuan yang didapatkan atau percobaan yang sangat sederhana
(waluyo’2005).
A. Era Perintisan: dari jaman Prasejarah sampai tahun 1850
Pada periode ini timbul fenomena batasan, (postulat) tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan mikrobiologi secara umum
maupun seacara khusus, yang berkaitan dengan bidang kesehatan,
pertanian, lingkungan dan lain sebagainya.
Penemuan Mikrobe oleh Anthony Van Leeuwenhoek
Anthony van Leeuwenhoek(1632-1723) ialah orang yang pertama
kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop
ciptaannya ia dapat melihat bentuk mahkluk-mahkluk kecil yang
sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya. Mikroskop buatan
Leeuwenhoek itu membiarkan pembesaran sampai 300 kali
(Dwidjoseputro, 2005)
Anthony van Leeuwenhoek sebenarnya adalah seorang pedagang
Belanda, tidak pernah mengenyam pendidikan formal, dan hanya tau
tentang bahasa Belanda saja. Sekalipun demikian, hasil penemuannya
membuka cakrawala baru tentang adanya mikroorganisme (Waluyo,
2005).
Surat Leeuwenhoek yang paling terkenal dipublikasikan pada
tanggal 16 Maret 1677. Dalam surat tersebut dia menggambarkan
penglihatannya pada setetes air hujan lewat mikroskop. Air itu diambil
dari wadah di mana air tersebut telah tergenang selama beberapa hari.
Yang mengagetkan, dia melihat suatu hewan yang sangat kecil, yang
sekarang dikenal sebagai protozoa, sedang berenang di dalam air. Dia
juga mengamati hewan lain yang tidak bergerak sama sekali, yang
sekarang disebut bakteri. Tidak ada seorang pun di Royal Society yang
tahu tentang binatang-binatang kecil tersebut, yang oleh Leeuwenhoek
disebut animalcules. Atas permintaan anggota Royal Society, beberapa
penduduk Delft yang paling disegani diminta untuk memverifikasi
penemuan Leeuwenhoek. Mereka membenarkannya, dan pada 1680,
Leeuwenhoek dipilih sebagai anggota Royal Society.
http://laspati07.wordpress.com Ridzky Bang John on Sabtu,03April 2010
Persengketaan tentang Teori Abiogenesis
Sebenarnya teori abiogenesis sudah sejak lama ada, hal ini terbukti
Aristoteles (300 sM) setelah berpendapat, bahwa makhluk-makhluk
kecil terjadinya begitu saja dari benda mati.
Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada
dalam daging busuk adalah larva, yang berasal dari telur lalat, bukan
hasil dari generatio spontanea.
John Needham (1713–1781) memasak sepotong daging untuk
menghilangkan organisme yang ada dan menempatkannya dalam toples
yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya koloni pada permukaan
daging tersebut.
Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu daging selama 1
jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat
menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut.
Jadi eksperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham
mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana
pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan
udara. Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti
yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun
1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung
tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor
Schwann mengalirkan udara panas melalui pipa ke dalam tabung
tertutup yang berisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroba
sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas.
Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa
adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak
mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti
menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan
menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke
dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang sebagiannya diisi dengan
kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan
tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya
mikroba akan tersring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak
ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan
bahwa teori generatio spontanea adalah salah.
Bukti Teori Biogenesis
Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Fransis Louis
Pasteur (1822–1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada
mikroorganisme. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran
mikroba
dalam industri anggur dalam pembuatan alkohol. Salah satu pendukung
teori generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah
Felix Archimede Pouchet (1800–1872). Pada tahun 1859 ia banyak
mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak
dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan
pendapatnya, Pasteur melakukan serangkaian eksperimen, ia
menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang
dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian
dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher
angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya mikroorganisme di kaldu
tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu/asap akan mengendap pada
bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu.
Iajuga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen.
Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara
dan ia menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke
dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi. Pada tanggal 7
April 1864 ia mengatakan bahwa: For I hape kept them and am still
keeping from them, that one thing that is above the power of man to
make; i have kept from them, the germ that float in the air, i have kept
them from file.
Salah satu argumen klasik untuk menantang biogenesis adalah
bahwa panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga
dianggap merusak vital force. Mereka yang mendukung teori
abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force
tersebut mikroorganisme tidak dapat muncul serta spontan. Untuk
merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara dapat
dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme dengan cara melakukan
pecobaan dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam
kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang
sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa
meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung
dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba.
Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep
biogensis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada
peran mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba yang
menyebabkan penyakit..
Teori Tentang Fermentasi
Fermentasi terjadi jika jur anggur kita biarkan. Melalui
serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan
dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin
menentang
pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa produk
fermentasi anggur merupakan hasil mikroorganisme yang ada, bukan
fermentasi menghasilkan mikroorganisme sebagaimana yang dipercaya
pada waktu tersebut. Pada tahun 1850. Pasteur memecahkan masalah
yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik
dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan mikroorganisme
yang berbeda.
Mikroorganisme tertentu mendominasi anggur yang bagus
sementara tipe mikroorganisme lain mendominasi anggur yang kurang
bagus. Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisme yang
sesuai akan menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia
memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan
cara memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut
diinokulasi dengan anggur yang berkualitas baik yang mengandung
mikroorganisme yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami
perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama
beberapa menit pada 50–60o Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang
digunakan secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang
meningkatkan produk fermentasi melalui trial and error dimana
sebelumnya tidak tahu bbahwa kualitas produk tergantung pada
mikroorganisme tertentu.
Penyebab Infeksi/Penyakit
Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang
industri anggur, Pasteur dan asistennya juga mengemukakan teori baru
mengenai penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan
agen penyebab penyakit serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi
sebelum Pasteur telah membuktikan bahwa mikroba merupakan
penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat
terhadap teori bakteri penyebab penyakit. Sebelumnya, dalam serajah
manusia ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh beberapa
faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek, darah yang jelek dan
lain-lainnya.
Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483–1553) penyakit
dapat disebabkan oleh mikroorganisme, ditularkan dari 1 orang ke orang
lain. Sebagian besar informasinya berasal dari percakapannya dengan
para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana
mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200tahun
kemudian Anton von Plenciz (1705–1786) mengatakan bahwa tidak
hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab penyakit tetapi juga
agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat
yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang
menggunakan nutrien mulai diterima. Setelah sukses dengan
fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang
merugikan industri di Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk
membuktikan bahwa mikroorganisme yang disebut dengan protozoa
dapat menyebabkan penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada petani
ulat sutera bagaimana cara menghilangkan penyakit dengan cara
memilihulat sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan.
Di Jerman, Robert Koch (1843–1910) seorang profesional di
bidang kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari isterinya untuk
hadiahulang tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia
mikroorganisme yang sudah dilihat oleh Pasteur. Pasteur maupun Koch
bersama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat
merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya
menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan
sering meninggalkan prakteknya sebagai dokter, Koch membuktikan
bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan
bakteri untuk bahan tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian
menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya
menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi
dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang
sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch
mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax.
Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar
ataudikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang
dihasilkanoleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di
daerahpeternakan.
Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama
yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu.
Selanjutnya Koch dan peneliti lain menemukan bakteri penyebab
tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium untuk
mempelajari mikroorganisme. Koch dan anggotanya banyak memberi
kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur
pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop cahaya. Salah
satu kolega Koch adalah Paul Erlich (1854–1915) yang melakukan
penelitian terhadap spesimen dan menggunakannya untuk mewarnai
bakteri termasuk bakteri penyebab tuberkulosis.
Teknik Biakan Murni
Secara kebetulan seorang pria Jerman melihat bahwa koloni yang
tumbuh pada kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat
menemukanjalan untuk memisah menjadi individu-individu. Caranya:
merekamengembangkan media spesifik untuk menumbuhkan
mikroorganisme.
Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi
mikroorganisme. Koch dan koleganya juga menunjukkan senyawa dari
alga yang disebut agar dapat membuat media menjadi padat. Richard J.
Petri (1852–1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan
media agar alat tersebut selanjutnya disebut Petri dish yang masih
digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan menggunakan
teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen
penyebab typus, dipteri, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch
mengenalkan penggunaan hewan sebagai model untuk penyakit manusia
dengan cara menginjeksikan bakteri ke tubuh mencit, kelinci, babi atau
domba. Ia bahkan menempelkan kamera pada mikroskopnya untuk
mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti untuk
menghilangkan keraguan.
B. Keemasan
Penemuan, khususnya perintisan dan hasil penelitian selama
periode di atas, dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi
perkembangan mikrobiologi pada masa selanjutnya. Masa antara tahun !
850-1910 dinamakan periode keemasan.
Periode keemasan ini dikaitkan dengan penemuan-penemuan baru
terutama oleh Rbert Koch, tentang piaraan murni. Berdasarkan hal tersebut
ia mengemukakan 4 dalil (postulat), yang terkenal dengan Postulat Koch
(1882). Keempat postulat itu:
Mikroorganisme yang dicurigai atau disangka haruslah
selalu kedapatan bila penyakit sedang berjangkit.
Mikroorganisme haruslah dapat diambil dari situ untuk
diadakan piaraan murni.
Jika jasad renik itu ditularkan kepada binatang yang sehat,
haruslah menimbulkan penyakit yang sama
Mikroorganisme itu haruslah kedapatan lagi untuk diambil
serta dipiara secara murni.
Meskipun ada kelemahan-kelemahan pada postulat di atas, tetapi
postulat-postulat tersebut tetap merupakan prosedur rutin dalam
bakteriologi modern. Oleh karena itu, pantaslah Robert koch mendapat
sebutan Bapak Bakteriologi Modern.
Penyelidikan lebih lanjut menyatakan bahwa, keempat dalil itu
tidak selalu berlaku. Misalnya, basil tipus Salmonella typhose dapat
dipiara secara murni, tetapi hasil yang diambil dari piaraan itu tidak
mampu lagi menimbulkan penyakit tipus pada hewan yang sehat. Basil
yang telah dipiara murni tersebut telah kehilangan Virulensi
(keganasannya). Lagi pula tidak setiap orang atau hewan mesti jatuh sakit
setelah ditulari bakteri pathogen.
DAFTAR PUSTAKA
Waluyo, Lud. 2005.Mikrobiologi Umum. Malang : Unuversitas Muhammadiyah Mmalang
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Pelczar, Michael J, dkk. 2004. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta; Universitas Indonesia
http://usupress.usu.ac.id.Mikrobiologi Umum_Final_Minasari, Lista, Unita, Rasyid_bab201.pdf
http://laspati07.wordpress.com Ridzky Bang John on Sabtu,03April 2010