bakteri

13
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGENALAN BAKTERI Oleh : MURDIONO NPM. E1J010065 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2011

Upload: murdiono-mn

Post on 09-Dec-2014

87 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bakteri

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGENALAN BAKTERI

Oleh :

MURDIONO

NPM. E1J010065

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2011

Page 2: Bakteri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau

mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya

karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga

pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat

tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm.

Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron ( ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel

mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupun

demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar.

Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu: (1)

jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera), (2) Jasad eukariotik

uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista), dan (3) Jasad

eukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, dan

Divisio Animalia. Sedangkan Woese menggolongkan jasad hidup terutama berdasarkan

susunan kimia makromolekul yang terdapat di dalam sel. Pembagiannya yaitu terdiri

Arkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria.

Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara

aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang

bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen pada

manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer

(sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk

bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur.

Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan

lingkungan, juga dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan

teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri

berukuran 0,5-10 μ. Bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan

fisiologi. Bakteri dibagi menjadi 1 kelompok (grup), dengan Cyanobacteria pada grup

Page 3: Bakteri

20. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak

dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusus.

1.2 Tujuan

1. Acara karakter koloni bakteri.

Mahasiswa dapat mengamati karakter-karakter beberapa koloni bakteri.

Mahasiswa mampu membedakan koloni bateri dengan koloni bukan bakteri.

2. Acara pengamatan penataan sel bateri.

Mahasiswa dapat mengamati contoh-contoh penataan sel bakteri.

Mahasiswa mampu membedakan beberapa penataan sel bateri yang berbeda.

3. Acara pewarnaan gram.

Mahasiswa mampu mengamati dan menyiapkan preparat pewarnaan bakteri

untuk keperluan karakterisasi.

Page 4: Bakteri

BAB II

KAJIAN TEORI

Monera dan bacteria merupakan kingdom mikroorganisme prokariotik.

Pengamatan mengenai mofologi dan struktur bakteri akan sangat membantu dalam hal

kita menganal bakteri. Morfologi bakteri dapat berupa morfologi koloni dan morfologi

sel bakteri. Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis hasil reproduksi yang

mengumpul pada stau tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri pada medium

kultur yang barasal dari satu sel bakteri (Purnomo, 2011).

Semua jenis mikroorganisme mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang

khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras

dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Pengecatan dan pewarnaan

merupakan salah satu cara untuk mengamati sel-sel bakteri. Untuk membedakan

berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat

digunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam

mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan

bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya

bersifat basofilik (suka akan basa). Sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk

pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan

positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur

warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Preparat

yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua

zat warna terhapus. Sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer.

Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri

yang khas bagi suatu spesies (Prasetio,2010).

Dilihat dari satu individu bakteri, ukuranya sangat kecil sehingga akan berwarna

bening atau transparan jika diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya. Oleh

karena itu, pewarnaan akan mempermudah daalm pengamatan bentuk sel, pengamatan

struktur dalam dan luar sel, sehingga akan sangat membantu dalm identifikasi morfologi

sel bakteri (Purnomo, 2010).

Page 5: Bakteri

Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya

berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-

senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan

sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai

dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam

dan basa. Warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna

basa. Warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna

basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Anionnya pada umumnya

adalah Cl-, SO4-, CH3COO-, COOHCOO-. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-

faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan

penggunaan zat warna penutup (Prasetio, 2010).

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam

yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan

struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan

menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah

difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan

perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik

pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian

dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam

pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul (Rudi,

2011).

Page 6: Bakteri

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Acara karakter koloni bakteri.

o Alat : loup, mikroskop, ose, gelas obyek, gelas penutup, lampu spritus.

o Bahan : biakan bakteri, alcohol, aquades.

Acara pengamatan penataan sel bakteri

o Alat : ose, pipet tetes, gelas obyek, gelas penutup, lampu spritus.

o Bahan : biakan bakteri (Streptococous, Staphylococous dll) dalam medium

cair, laktopenol biru.

Acara pewarnaan gram

o Alat : gelas obyek, tabung reaksi, ose, pinset, stopwatch, botol semprot,

lampu sepritus, mikroskop.

o Bahan : biakan berumur 18-24 jam, pewarna A (crystal violet 2% +

ammonium oxylat 1%), penguat B (I 1% + KI 2%), peluntur C (etanol 70%),

pewarna D (safranin 2,5% dalam alcohol), alcohol 90%.

Acara pewarnaan flagella

o Alat : gelas obyek, tabung reaksi, ose, pinset, stopwatch, botol semprot,

lampu sepritus, mikroskop.

o Bahan : biakan bakteri berumur 18-24 jam, pewarna flagella {campuran

larutan NaCl 1,5%, asam tanik 3%, pararonilin asetat 1,2%, pararonilin HCL

(gram pararonilin) dalam etanol 95% dalam volume yang sama}atau larutan

Fuchsin, metal biru.

Page 7: Bakteri

3.2 Cara kerja

Acara karakter koloni bakteri

1. Gambar masing-masing koloni bakteri yang tersedia.

2. Beri keterangan gambar masing-masing koloni bakteri tentang : bentuk

koloni, bentuk tepi koloni, struktur dalam dan elevasi koloni.

Acara pengamatan penataan sel bakteri

1. Gelas obyek dibersihkan dengan menggunakan alcohol 90% sampai bebas

debu dan lemak.

2. Ambil satu ose biakan bakteri dalam medium cair dan teteskan kegelas

obyek, kemudian tetesi laktofenol biru.

3. Tetesan biakan tanpa diratakan langsung ditutup dengan gelas penutup.

4. Amati bagaimana penataan sel satu dengan sel lainnya.

Acara pewarnaan gram

1. Gelas obyek dibersihkan dengan menggunakan alcohol 90% sampai bebas

debu dan lemak.

2. Biakan bakteri yang telah berumur 48 jam atau lebih dibuat suspensi dalam

aquades steril.

3. Secara aseptic diambil 1 ose suspensi bakteri dan diletakkan diatas gelas

obyek kemudian diratakan menjadi ± ½ cm2.

4. Supaya bakteri dapat lengket pada gelas obyek, dilakukan fiksasi dengan

cara melewatkan beberapa kali diatas nyala lampu spritus sampai suspense

benar-benar mongering tanpa mendidih.

5. Setelah suspensi kering kemudian di tetesi dengan pewarna A (Kristal

violet) sebanyak 2 tetes dan didiamkan selama satu menit.

6. Setelah satu menit, pewarna A yang menggenang dibuang kemudian ditetesi

dengan penguat B sebanyak 1 tetes dan diamkan selama 1 menit lagi.

7. Setelah 1 menit, pewarna gelas obyek dibilas dengan menggunakan air yang

disemprotkan dari botol semprot sampai aquades yang menetes menjadi

jernih.

8. Pewarna pada obyek gelas ditetesi peluntur C sebanyak 3 tetes kemudian

didiamkan selama 10-20 detik dan segera di bilas dengan menggunakan air

Page 8: Bakteri

yang di semprot dari botol semprot sampai aquades yang menetes menjadi

jernih.

9. Obyek gelas ditiriskan sampai kering angin kemudian ditetesi dengan

pewarna D (Safranin) sebanyak 2 tetes dan diamkan selama 1 menit.

10. Setelah 1 menit, pewarna pada obyek gelas dibilas dengan menggunakan air

yang disemprot dari botol semprot sampai aquades yang menetes menjadi

jernih kemudian ditiriskan sampai kering angin, sehingga diperoleh preparat

pewarnaan gram.

11. Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran sedang

(10x40) dan pembesaran kuat (10x100). Bakteri gram positif akan berwarna

ungu sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah.

Acara pewarnaan flagella

1. Gelas obyek dibersihkan dengan menggunakan alcohol 90% sampai bebas

debu dan lemak.

2. Biakan bakteri yang telah berumur 24 jam atau lebih dibuat suspensi dalam

aquades steril.

3. Secara aseptic diambil 1 ose suspensi bakteri dan diletakkan diatas gelas

obyek kemudian diratakan menjadi ± ½ cm2.

4. Supaya bakteri dapat lengket pada gelas obyek, dilakukan fiksasi dengan

cara melewatkan beberapa kali diatas nyala lampu spritus sampai suspense

benar-benar mongering tanpa mendidih.

5. Setelah kering, obyek ditetesi dengan pewarna flagella .

6. Pewarna dipanaskan pelan-pelan selama 30 detik dan dijaga tidak mendidih.

7. Obyek ditetesi dengan metal biru sebanyak 1 tetes dan diamkan selama 1

menit kemudian dibilas dengan menggunakan air yang disemprotkan dari

botol semprot sampai aquades yang menetes menjadi jernih kemudian

ditiriskan sampai kering angin, sehingga diperoleh preparat.

8. Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran sedang

(10x40) dan pembesaran kuat (10x100). Tubuh bakteri berwarna biru dan

jika bakteri yang diamati mempunyai flagella maka flagellanya akan

berwarna merah.

Page 9: Bakteri

BAB IV

PEMBAHASAN

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang

paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses

ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna

kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna

tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin.

Pada praktikum ini, mahasiswa mewarnai bakteri BCL dan STA. Pertama Gelas

obyek dibersihkan dengan menggunakan alcohol 90% sampai bebas debu dan lemak.

Kemudian biakan bakteri yang telah berumur 48 jam atau lebih dibuat suspensi dalam

aquades steril. Secara aseptic diambil 1 ose suspensi bakteri dan diletakkan diatas gelas

obyek kemudian diratakan menjadi ± ½ cm2. Dan supaya bakteri dapat lengket pada

gelas obyek, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan beberapa kali diatas nyala

lampu spritus sampai suspense benar-benar mongering tanpa mendidih. Setelah suspensi

kering kemudian di tetesi dengan pewarna A (Kristal violet) sebanyak 2 tetes dan

didiamkan selama satu menit. Setelah satu menit, pewarna A yang menggenang dibuang

kemudian ditetesi dengan penguat B sebanyak 1 tetes dan diamkan selama 1 menit lagi.

Setelah 1 menit, pewarna gelas obyek dibilas dengan menggunakan air yang

disemprotkan dari botol semprot sampai aquades yang menetes menjadi jernih. Pewarna

pada obyek gelas ditetesi peluntur C sebanyak 3 tetes kemudian didiamkan selama 10-

20 detik dan segera di bilas dengan menggunakan air yang di semprot dari botol

semprot sampai aquades yang menetes menjadi jernih. Obyek gelas ditiriskan sampai

kering angin kemudian ditetesi dengan pewarna D (Safranin) sebanyak 2 tetes dan

diamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit, pewarna pada obyek gelas dibilas dengan

menggunakan air yang disemprot dari botol semprot sampai aquades yang menetes

menjadi jernih kemudian ditiriskan sampai kering angin, sehingga diperoleh preparat

pewarnaan gram. Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran

sedang (10x40) dan pembesaran kuat (10x100). Bakteri gram positif akan berwarna

ungu sedangkan bakteri gram negative akan berwarna merah. Dan setelah di amati

didapat hasil bahwa preparat BCL merupakan gram positif dan bakterinya berbentuk

Page 10: Bakteri

cocous. Sedangkan untuk preparat STA adalah garam positif dan bakterinya berbentuk

clusters.

Page 11: Bakteri

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:

Bakteri merupakan sel prokariotik berukuran lebih kecil dari sel eukariotik.

Bakteri mempunyai struktur el yang terdiri atas Membran Sel , Dinding Sel, Flagel

dan Pili, serta Kapsul dan Lendir

Bakteri di Klasifikasi atas dua golongan, yakni bakteri gram-positif dan bakteri

gram-negatif. Terbagi atas:

o Bakteri berbentuk cocous (bulat)

o Bakteri berbentuk basillus

o Bakteri berbentuk spiral

o Bakteri yang termasuk kelompok khusus

Bakteri diidentifikasi dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri yang

berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya dengan mikroskop, memperjelas

ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri

seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas

daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme

dengan sekitarnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna ,

substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu

pewarnaan positif dan pewarnaan negative.

Pewarnaan positif merupakan metode mewarnai bakteri yang diamati, sehingga sel

bakteri tampak berwarna dengan latar transparan.

Pewarnaan negative merupakan metode mewarnai latar belakangnya sehingga sel

atau bakteri akan tampak tarnsparan dengan latar berwarna sesuai dengan warna

pewarnanya.

Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna,

substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif

berwarna merah.

Page 12: Bakteri

Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :

o Zat warna utama (violet kristal)

o Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan

warna utama.

o Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang

digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.

o Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali

sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol.

Page 13: Bakteri

DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Bambang Ir MP. 2011. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu: lab

ilmu hama dan penyakit tanaman. Universitas Bengkulu.

Prasetio, Redy Joko. 2010. Tehnik pengecatan atau pewarnaan.

http://www.inforedia.com/2010/04/teknik-pengecatan-atau-pewarnaan.html.

diakses pada tanggal 14 mei 2011.

Rudi. 2011. Bakteri Gram dan Pewarnaannya. http://Bakteri Gram dan Pewarnaannya «

Blog Rudi Regobiz.htm. diakses pada tanggal 14 mei 2011.