baju adat

9
Baju Adat 1. Padang Di Sumatra barat, terdapat beberapa variasi busana adat pernikahan yang dipakai oleh pasangan mempelai.Perbedaan ini berdasarkan pembagian beberapa adat nagari di Sumatra barat. Busana pengantin kota Bukittinggi dan kabupaten Agam Busana pengantin kota Padang dan sekitarnya Busana pengantin kota Padang memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan busana daerah lain di Minangkabau.dalam sejarah nya selain oleh budaya Minangkabau , busana pengantin kota Padang juga dipengaruhi oleh kebudayaan busana negara-negara Eropa dan Tiongkok .Hal ini terlihat dari segi corak dan pemilihan warna . Busana pengantin kabupaten Pesisir selatan Busana pengantin kabupaten Padangpariama

Upload: taqim-muchamad

Post on 26-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Baju Adat

Baju Adat

1. Padang

Di Sumatra barat, terdapat beberapa variasi busana adat pernikahan yang dipakai oleh pasangan

mempelai.Perbedaan ini berdasarkan pembagian beberapa adat nagari di Sumatra barat.

Busana pengantin kota Bukittinggi dan kabupaten Agam

Busana pengantin kota Padang dan sekitarnya

Busana pengantin kota Padang memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan busana daerah lain di

Minangkabau.dalam sejarah nya selain oleh budaya Minangkabau, busana pengantin kota

Padang juga dipengaruhi oleh kebudayaan busana negara-negara Eropa dan Tiongkok.Hal ini

terlihat dari segi corak dan pemilihan warna.

Busana pengantin kabupaten Pesisir selatan

Busana pengantin kabupaten Padangpariama

Page 2: Baju Adat

PAKAIAN ADAT SULAWESI

Provinsi Sulawesi Barat memiliki keragaman tata busa atau baju tradisionalnya. Hal tersebut

dapat dilihat dari tari tradisional Sulawesi Barat yang memiliki keragaman dalam

busananya.Misalnya, pada tari Bamba Manurung yang merupakan tarian adat Tradisional yang

biasa dipertunjukkan pada saat acara pesta Adat Mamuju di hadapan para penghulu adat dan

tokoh masyarakat Mamuju. Busana yang dipakai pada tari tersebut bernama baju Badu. Adapun

perlengkapan atau aksesoris yang menghias pada baju ini ialah bunga beru-beru atau bunga

melati dan kipas

Ada lagi tari Bulu Londong yang merupakan tarian tradisional yang dilakukan sebagai

pengucapan syukur dalam acara Rambutuka. Tarian ini menggunakan baju adat mamasa. Baju

adat mamasa terbuat dari bulu burung. Adapun aksesoris yang melengkapi baju adat ini ialah

kepala manusia, sengo, terompet alam bambu, tombak atau pedang

Tarian yang lainnya ialah tari Ma’bundu  yang merupakan tarian perang tradisional kreasi baru

yang dipadukan dengan beberapa tarian Tradisional Kecamatan Kalumpang dan kecamatan

Bonehau  Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Busana yang dipakai pada tari ini ialah

pakaian kebesaran BEI. Baju kebesaran BEI dihiasi dengan ukir-ukiran yang  terbuat dari kerang

kecil. Pakaian kebesaran BEI dihiasi dengan topi bertanduk dan berpalo-palo. Aksesori pada

bagian tangan berupa potto ballusu (gelang-gelang ditangan). Para penari menggunakan tombak,

gendang.

Selain baju adat yang biasa dikenakan dalam pertunjukan tari, Sulawesi Barat terkenal dengan

tenu ikat tradisional sekomandi yang berasal dari Kalumpangan. Tenun ikat tradisional

merupakan produk budaya yang telah berusia ratusan tahun dan terus dipelihara oleh masyarkat

adatnya. Tenun Tradisional Sekomandi Kalumpang, terbuat dari kulit kayu dengan pewarna

alami. Pewarna tersebut diambil dari salah satunya cabai. Untuk memberi warna, mula-mula

kulit kayu ditumbuk kemudian diolah untuk  pintal.  Untuk membuat zat pewarna alami dari

cabai, cabai di racik dan kemudian di campurkan dengan corak warna lainnya yang diinginkan.

Biasanya tenun ini di dan  didominasi dengan warna  hitam, coklat, merah, dan kream.  Warna

dasar adalah hitam.

Page 3: Baju Adat

PAKAIAN ADAT JAWA

Adat jawa sangat melekat di Indonesia,khususnya suku jawa. Pada acara tertetu suku jawa tak

Jenis busana dan kelengkapannya yang dipakai oleh kalangan wanita Jawa, khususnya di

lingkungan budaya Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah adalah baju kebaya, kemben dan

kain tapih pinjung dengan stagen. Baju kebaya dikenakan oleh kalangan wanita bangsawan

maupun kalangan rakyat biasa baik sebagai busana sehari-hari maupun pakaian upacara. Pada

busana upacara seperti yang dipakai oleh seorang garwo dalem misalnya, baju kebaya

menggunakan peniti renteng dipadukan dengan kain sinjang atau jarik corak batik, bagian kepala

rambutnya digelung (sanggul), dan dilengkapi dengan perhiasan yang dipakai seperti subang,

cincin, kalung dan gelang serta kipas biasanya tidak ketinggalan.

Untuk busana sehari-hari umumnya wanita Jawa cukup memakai kemben yang dipadukan

dengan stagen dan kain jarik. Kemben dipakai untuk menutupi payudara, ketiak dan punggung,

sebab kain kemben ini cukup lebar dan panjang. Sedangkan stagen dililitkan pada bagian perut

untuk mengikat tapihan pinjung agar kuat dan tidak mudah lepas.

Dewasa ini, baju kebaya pada umumnya hanya dipakai pada hari-hari tertentu saja, seperti pada

upacara adat misalnya. Baju kebaya di sini adalah berupa blus berlengan panjang yang dipakai di

luar kain panjang bercorak atau sarung yang menutupi bagian bawah dari badan (dari mata kaki

sampai pinggang). Panjangnya kebaya bervariasi, mulai dari yang berukuran di sekitar pinggul

atas sampai dengan ukuran yang di atas lutut. Oleh karena itu, wanita Jawa mengenal dua macam

kebaya, yaitu kebaya pendek yang berukuran sampai pinggul dan kebaya panjang yang

berukuran sampai ke lutut.

Kebaya pendek dapat dibuat dari berbagai jenis bahan katun, baik yang polos dengan salah satu

warna seperti merah, putih, kuning, hijau, biru dan sebagainya maupun bahan katun yang

berbunga atau bersulam. Saat ini, kebaya pendek dapat dibuat dari bahan sutera, kain sunduri

(brocade), nilon, lurik atau bahan-bahan sintetis. Sedangkan, kebaya panjang lebih banyak

menggunakan bahan beludru, brokat, sutera yang berbunga maupun nilon yang bersulam.

Kalangan wanita di Jawa, biasanya baju kebaya mereka diberi tambahan bahan berbentuk

persegi panjang di .bagian depan yang berfungsi sebagai penyambung.

Page 4: Baju Adat

Baju kebaya dipakai dengan kain sinjang jarik/ tapih dimana pada bagian depan sebelah kiri

dibuat wiron (lipatan) yang dililitkan dari kiri ke kanan. Untuk menutupi stagen digunakan

selendang pelangi dari tenun ikat celup yang berwarna cerah. Selendang yang dipakai tersebut

sebaiknya terbuat dari batik, kain lurik yang serasi atau kain ikat celup. Selain kain lurik, dapat

juga memakai kain gabardine yang bercorak kotak-kotak halus dengan kombinasi warna sebagai

berikut: hijau tua dengan hitam, ungu dengan hitam, biru sedang dengan hitam, kuning tua

dengan hitam dan merah bata dengan hitam. Kelengkapan perhiasannya dapat dipakai yang

sederhana berupa subang kecil dengan kalung dan liontin yang serasi, cincin, gelang dan

sepasang tusuk konde pada sanggul.

Baju kebaya panjang biasanya menggunakan bahan beludru, brokat, sutera maupun nilon yang

bersulam. Dewasa ini, baju kebaya panjang merupakan pakaian untuk upacara perkawinan. Dan

umumnya digunakan juga oleh mempelai wanita Sunda, Bali dan Madura. Panjang baju kebaya

ini sampai ke lutut, dapat pula memakai tambahan bahan di bagian muka akan tetapi tidak

berlengkung leher (krah). Pada umumnya kebaya panjang terbuat dari kain beludru hitam atau

merah tua, yang dihiasi pita emas di tepi pinggiran baju. Kain jarik batik yang berlipat (wiron)

tetap diperlukan untuk pakaian ini, tetapi biasanya tanpa memakai selendang. Sanggulnya dihiasi

dengan untaian bunga melati dan tusuk konde dari emas. Sedangkan, perhiasan yang dipakai

juga sederhana, yaitu sebuah sisir berbentuk hampir setengah lingkaran yang dipakai di sebelah

depan pusat kepala. Baju kebaya panjang yang dipakai sebagai busana upacara biasa, maka tata

rias rambutnya tanpa untaian bunga melati dan tusuk konde.

Mengenai teknik dan cara membuat baju kebaya sangat sederhana. Potongan dan model kebaya

Jawa, yang juga dipakai di Sumatera Selatan, daerah pantai Kalimantan, Kepulauan Sumbawa,

dan Timor sebenarnya serupa dengan blus. Baju ini terdiri dari dua helai potongan, yaitu sehelai

bagian depan dan sehelai lagi potongan bagian belakang, serta dua buah lengan baju. Modelnya

dapat ditambah dengan sepotong bahan berbentuk persegi panjang yang dipakai sebagai

penyambung antara kedua potongan bagian muka.

Pada bagian badan kebaya dipotong sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan krup. Ini

dimaksudkan agar benar-benar membentuk badan pada bagian pinggang dan payudara dan

sedikit melebar pada bagian pinggul. Sedangkan, lipatan bawah bagian belakang dan samping

harus sama lebarnya dan menuju ke bagian depan dengan agak meruncing. Lengkung leher baju

menjadi satu dengan bagian depan kebaya. Lengkung ini harus cukup lebar sehingga dapat

dilipat ke dalam untuk vuring kemudian dilipat lagi keluar untuk membentuk lengkung leher.

Semua potongan tersebut dapatdikerjakan dengan mesin jahit ataupun dijahit dengan tangan.

Sedangkan busana di kalangan pria, khususnya kerabat keraton adalah memakai memakai baju

beskap kembang-kembang atau motif bunga lainnya, pada kepala memakai destar (blankon),

Page 5: Baju Adat

kain samping jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan alas kaki (cemila). Busana ini

dinamakan Jawi Jangkep, yaitu busana pria Jawa secara lengkap dengan keris.

Meskipun seni busana berkembang baik di lingkungan keraton, tidak berarti busana di

lingkungan rakyat biasa tidak ada yang khas. Busana adat tradisional rakyat biasa banyak

digunakan oleh petani di desa. Busana yang dipakai adalah celana kolor warna hitam, baju

lengan panjang, ikat pinggang besar, ikat kepala dan kalau sore pakai sarung. Namun pada saat

upacara perkawinan, bagi orang tua mempelai biasanya mereka memakai kain jarik dan sabuk

sindur. Bajunya beskap atau sikepan dan pada bagian kepala memakai destar.

Busana Basahan

Salah satu jenis busana adat yang terindah dan terlengkap di Indonesia terdapat di keraton

Surakarta, Jawa Tengah. Sebab, tiap-tiap jenis busana tersebut menunjukkan tahapan-tahapan

tertentu dan siapa si pemakaiannya. Dalam adat busana perkawinan misalnya, seorang wanita

dan pria kalangan keraton mengenakan beberapa jenis busana, yang disesuaikan dengan tahapan

upacara, yaitu midodareni, ijab, panggih dan sesudah upacara panggih. Pada upacara midodareni,

pengantin wanita memakai busana kejawen dengan warna sawitan. Busana sawitan terdiri dari

kebaya lengan panjang, stagen dan kain jarik dengan corak batik. Sedangkan pengantin prianya

memakai busana cara Jawi Jangkep, yang terdiri dari baju atela, udeng, sikepan, sabuk timang,

kain jarik, keris dan selop.

Saat upacara ijab, busana yang dipakai pengantin wanita adalah baju kebaya dan kain jarik,

sedangkan pengantin pria memakai busana basahan. Busana basahan pengantin pria disini terdiri

dari kuluk matak petak, dodot bangun tulak, stagen, sabuk lengkap dengan timang dan cinde,

celana panjang warna putih, keris warangka ladrang dan selop.

Begitu pula pada upacara panggih kedua mempelai memakai jenis busana yang sudah ditetapkan.

Pengantin wanita memakai busana adat bersama, basahan. Busana basahan adalah tidak

memakai baju, melainkan terdiri dari semekan atau kemben, dodot bangun tulak atau kampuh,

sampur atau selendang sekar cinde abrit dan kain jarik cinde sekar merah. Semekan atau kemben

terbuat dari kain batik dengan corak alas-alasan warna dasar hijau atau biru dengan hiasan

kuning emas atau putih. Kemben disini berfungsi sebagai pengganti baju dan pelengkap untuk

menutupi payudara. Kain dodot yang menggunakan corak batik alas-alasan panjangnya kira-kira

4-5 meter, dan merupakan baju pokok dalam busana basahan. Selendang cinde sekar abrit terbuat

dari kain warna dasar merah dengan corak bunga hitam dan kain jarik cinde sekar abrit terbuat

dari kain gloyar, warna dasar merah yang dihiasi bunga berwarna hitam dan putih. Cara

mengenakan kain ini seperti kain jarik tetapi tidak ada lipatan (wiron). Sama halnya dengan

pengantin wanita, pengatin pria pun memakai busana adat basahan, berupa dodot bangun tulak,

terdiri dari kuluk matak biru muda, stagen, sabuk timang, epek, dodot bangun tulak, celana cinde

sekar abrit, keris warangka ladrang, kolong karis, selop dan perhiasan kalung ulur.

Page 6: Baju Adat

PAKAIAN ADAT PAPUA

Pakaian adat Papua adalah salah satu pakaian adat yang unik dan menarik, jika biasanya didaerah

lain pakaian adat berupa kain kain lembut atau lainnya, namun pakaian adat Papua tidak

menggunakan itu. Sesuai dengan daerah mereka tinggal, yaitu daerah pegunungan sehingga

pakaian adat mereka adalah pakaian yang terbuat dari alam sekitar mereka.

Pakaian adat Papua laki laki dan perempuan hampir sama, hanya menggunakan sebuah bawahan

seperti androk yang terbuat dari alang-alang yang dibuat rapih menyerupai androk dan digunakan

sebagai bawahan. Tidak hanya itu keunikan dari pakaian adat yang satu ini, selain pakaian yang

digunakan hanya androk saja sehingga bagian badannya tidak tertutupi, namun orang Papua

sangat kreatif, mereka melukis seluruh badan mereka sehingga tidak terlihat terlalu jelas, bahkan

bagian muka pun tidak terlewatkan dari bagian lukisan mereka.

Aksesoris yang digunakan hanyalah sebuah topi, yang terbuat dari serabut serabut yang biasa

dijadikan bahan membuat sapu, dan ditambahkan dengan pernak pernik berupa cangkang

binatang laut. Unik bukan ? Salah satu yang paling unik dari pakaian adat Papua adalah koteka.

Tentu anda telah mengetahui atau mendengar koteka bukan ? Koteka adalah penutup kemaluan

yang digunakan para lelaki. Koteka terbuat dari buah seperti buah labu yang berbentuk panjang

mengerucut kedepan. Buah tersebut digunakan apabila telah dikeringkan, cara pembuatannya

cukup sederhana. Petik buah labu tersebut yang telah tua sehingga lebih keras, kemuadian

keluarkan isi didalam buah tersebut yaitu daging dan biji buah tersebut.

Setelah itu keringkan hingga benar benar kering, biasanya sebelum dipakai koteka diukir terlebih

dahulu, warga Papua adalah salah satu warga yang sangat kreatif, ukuran koteka yang dibuat

biasanya disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Koteka yang berukuran panjang

digunakan pada saat menghadiri acara adat sedangkan koteka yang berukuran pendek digunakan

untuk kegiatan sehari hari yaitu pada saat bekerja di ladang dan sebagainya. Pakaian adat papua

adalah salah satu pakaian adat yang unik dan menrik untuk diketahui lebih jelas.