bahaya petasan

7
Bahaya Petasan Petasan (juga dikenal sebagai mercon) adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu. Bahan peledak kimia adalah suatu rakitan yang terdiri atas bahan-bahan berbentuk padat atau cair atau campuran keduanya yang apabila terkena aksi (misalnya benturan, panas, dan gesekan) dapat mengakibatkan reaksi berkecepatan tinggi disertai terbentuknya gas-gas dan menimbulkan efek panas serta tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak kimia dibedakan menjadi dua macam, yaitu low explosive (daya ledak rendah) dan high explosive (daya ledak tinggi). Bahaya petasan mungkin semua orang sudah mengetahuinya, namun tetap saja barang ini mudah ditemukan di mana-mana, khususnya saat bulan Ramadhan. Anak-anak pun seringkali memainkan petasan tanpa menyadari bahaya yang mengintai dibaliknya. Selain berbahaya, petasan juga cukup mengganggu ketenangan orang. Petasan juga berbahaya untuk kesehatan. Soalnya kata anggota Presidium Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia, dokter Mawari Edy, ada bahan-bahan petasan yang bisa mengganggu saluran pernafasan. “Kertas kemudian dia meledak kan pasti hancur. Dalam jumlah kecil itu akan menyebabkan sesak aja,” katanya. Nah bila dalam jangka waktu lama terhirup, dokter Mawari bilang akan membuat jadi batuk atau banyak dahak dan alergi. Semua itu harus diwaspadai. “Terutama bila dalam konsentrasi tinggi,” Beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari bermain petasan antara lain ancaman ledakan petasan yang dapat mengakibatkan luka secara fisik. Suara petasan yang memekakkan telinga juga berpotensi membuat terkejut orang-orang yang sedang lelap tidur ataupun beristirahat karena bunyi petasan yang tiba-tiba, dan dapat mengancam keselamatan jiwa orang lain yang memiliki gangguan jantung ataupun yang tidak terbiasa mendapatkan kejutan seperti suara petasan. Hal-hal ini seringkali diabaikan oleh orang-orang yang bermain petasan.

Upload: arishima-trees

Post on 19-Jan-2016

107 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahaya Petasan

Bahaya Petasan

Petasan (juga dikenal sebagai mercon) adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu.

Bahan peledak kimia adalah suatu rakitan yang terdiri atas bahan-bahan berbentuk padat atau cair atau campuran keduanya yang apabila terkena aksi (misalnya benturan, panas, dan gesekan) dapat mengakibatkan reaksi berkecepatan tinggi disertai terbentuknya gas-gas dan menimbulkan efek panas serta tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak kimia dibedakan menjadi dua macam, yaitu low explosive (daya ledak rendah) dan high explosive (daya ledak tinggi).

 Bahaya petasan

mungkin semua orang sudah mengetahuinya, namun tetap saja barang ini mudah ditemukan di mana-mana, khususnya saat bulan Ramadhan. Anak-anak pun seringkali memainkan petasan tanpa menyadari bahaya yang mengintai dibaliknya. Selain berbahaya, petasan juga cukup mengganggu ketenangan orang. Petasan juga berbahaya untuk kesehatan. Soalnya kata anggota Presidium Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia, dokter Mawari Edy, ada bahan-bahan petasan yang bisa mengganggu saluran pernafasan. “Kertas kemudian dia meledak kan pasti hancur. Dalam jumlah kecil itu akan menyebabkan sesak aja,” katanya. Nah bila dalam jangka waktu lama terhirup, dokter Mawari bilang akan membuat jadi batuk atau banyak dahak dan alergi. Semua itu harus diwaspadai. “Terutama bila dalam konsentrasi tinggi,”

Beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari bermain petasan antara lain ancaman ledakan petasan yang dapat mengakibatkan luka secara fisik. Suara petasan yang memekakkan telinga juga berpotensi membuat terkejut orang-orang yang sedang lelap tidur ataupun beristirahat karena bunyi petasan yang tiba-tiba, dan dapat mengancam keselamatan jiwa orang lain yang memiliki gangguan jantung ataupun yang tidak terbiasa mendapatkan kejutan seperti suara petasan. Hal-hal ini seringkali diabaikan oleh orang-orang yang bermain petasan.

“Terutama bermain petasan di jalan yang tentunya dapat mengganggu pengendara di jalan. Hal-hal ini seringkali diabaikan oleh orang-orang yang bermain petasan. Padahal demi kesenangan pribadi maka orang lain dirugikan,"

Kemudian perlu adanya kesadaranbersama bahwa memainkan petasan hanya merupakan kesenangan sesaat dan kurang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. “

"Dari kebiasaan yang diturunkan dari generasi ke generasi ini sebenarnya peran orangtua memiliki andil besar untuk mencegah kebiasaan bermain petasan dianggap sebagai tradisi. Orang tua perlu memberikan psikoedukasi bahwa bermain petasan tidak memberikan manfaat positif bagi anak-anak,”

Page 2: Bahaya Petasan

Berikut ini beberapa cara jika anak mulai bermain petasan: Jangan biarkan anak-anak bermain petasan sendiri. Permainan ini terlalu bahaya bagi

anak terlebih jika mereka tidak membaca cara penggunaannya. Selalu mengingatkan untuk membaca cara penggunaan ketika bermain petasan.

Beritahukan bahaya permainan petasan. Selain bisa membuat anggota tubuh terluka jika terkena petasan, juga membuat orang kaget sampai bisa berakibat fatal.

Sebagai pengganti petasan, Anda bisa memberikan kembang api. Walaupun cukup aman bagi anak, Anda harus tetap memperhatikan keselamatan anak. Seperti memastikan jarak kembang api tidak terlalu dengan dengan anak-anak, menyuruhnya bermain kembang api di tempat terbuka, dan jangan memegang kembang api yang sedang menyala atau baru saja mati.

Jauhkan juga kembang api dan petasan dari sesuatu yang mudah terbakar.

Jika anak tetap bermain petasan di sembarang tempat bahkan sampai membuat kesal orang lain, Anda bisa menghukumnya. Namun jangan sampai menghukumnya dengan kekerasan ataupun kata-kata kasar, bisa dengan memotong uang jajan dan hukuman lainnya.

Jika mengalami cedera mata jangan biarkan anak menyentuh atau menggosok mata, karena hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Dan juga jangan membilas mata dengan air atau berusaha memberikan salep di atasnya.

Tapi segera mencari bantuan medis agar tidak membahayakan penglihatannya. Kembang api dinyalakan untuk merayakan sesuatu dan agar bisa dinikmati oleh siapa saja. Untuk itu bermainlah kembang api dengan aman, sehingga tidak menimbulkan bencana sesudahnya.  Anak-anak memang tak mengerti tentang keamanan dan keselamatan bila bermain yang berbahaya. Anak tak tahu mana yang berbahaya dan tidak berbahaya. Yang anak-anak tahu itu adalah sebuah mainan yang bisa membuat mereka senang, termasuk bermain kembang api. Sebab, jika anak dibiarkan bermain kembang api dan petasan, bisa sangat berisiko terluka dan juga bisa membuat rumah terbakar.

Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat… Amien

Cara terbaik untuk bisa melindungi anggota keluarga dari bahaya tersebut adalah dengan tidak memainkan kembang api di sekitar tempat tinggal. Tapi sebagai orangtua, tentunya tidak hanya melarang anak bermain kembang api atau mercon (petasan) saja, tetapi juga mainan berbahaya lainnya. Misalnya, bermain korek api, bermain pisau atau benda tajam dan lain. Untuk kasus bahaya petasan tiap tahunnya selalu memakan korban, khususnya anak-anak. Mendekati Ramadhan dan lebaran, penjual kembang api musiman pun banyak bermunculan. Ini adalah salah satu mainan yang disukai oleh anak-anak. Banyaknya penjual kembang api atau mercon yang dijual secara sembunyi-sembunyi akan menarik perhatian anak untuk membelinya. Anak-anak juga sangat tertarik dengan percikan api dari kembang api maupun suara petasan yang membuat mereka tertawa riang.  Inilah Tips Bermain Kembang Api yang Aman :

Page 3: Bahaya Petasan

1. JANGAN Biarkan Anak-Anak Bermain Kembang Api Sendiri.

Hal yang sama juga berlaku untuk petasan dan mainan petasan roket, karena permainan tersebut terlalu berbahaya untuk anak-anak.

1. JANGAN terlalu dekat dengan petasan

 beri jarak yang terlalu dekat antara kembang api dengan anak-anak, karena percikan dari kembang api tersebut juga berbahaya dan panas.

1. SEBAIKNYA bermain kembang api di tempat terbuka.

Jangan bermain di halaman rumah atau pinggir jalan. Jauhi dari orang lain. Kembang api kadang bisa saja menembak ke arah yang salah, untuk itu sebaiknya tidak mengarahkan kembang api ke orang lain meskipun hanya untuk bercanda.

1. JANGAN memengang kembang api atau petasan dengan tangan

Jangan memegang kembang api langsung dengan tangan atau bagian tubuh yang lain. Sebaiknya memakai pelindung mata dan menghindari membawa kembang api di saku, karena gesekan yang terjadi bisa memicu kembang api menyala.

1. JAUHKAN kembang api  dari sesuatu yang mudah terbakar

Saat memasang kembang api jauhkan dari segala sesuatu yang mudah terbakar, seperti daun atau bahan lainnya.

1. BERSIHKAN semua serpihan kembang api atau petasan

Setelah selesai digunakan, bersihkan semua serpihannya dan rendam dalam air sebelum dibuang ke tempat sampah.

1. JIKA MENGALAMI CEDERA

Jika mengalami cedera mata jangan biarkan anak menyentuh atau menggosok mata, karena hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Dan juga jangan membilas mata dengan air atau berusaha memberikan salep di atasnya.

Tapi segera mencari bantuan medis agar tidak membahayakan penglihatannya. Kembang api dinyalakan untuk merayakan sesuatu dan agar bisa dinikmati oleh siapa saja. Untuk itu bermainlah kembang api dengan aman, sehingga tidak menimbulkan bencana sesudahnya. Anak-anak memang tak mengerti tentang keamanan dan keselamatan bila bermain yang berbahaya. Anak tak tahu mana yang berbahaya dan tidak berbahaya. Yang anak-anak tahu itu adalah sebuah mainan yang bisa membuat mereka senang, termasuk bermain kembang api. Sebab, jika anak dibiarkan bermain kembang api dan petasan, bisa sangat berisiko terluka dan juga bisa membuat rumah terbakar.

Page 4: Bahaya Petasan

Efek asap

Entah dimana, kapan, dan siapa (pastinya) yang memulai tradisi pembakaran kembang api dan petasan dalam perayaan menyambut tahun baru. Yang pasti, sekarang ini, pembakaran kembang api dalam setiap pesta pergantian tahun seolah sudah menjadi “ritual” wajib.

Tanpa perlu melongok eforia pesta tahun baru di negara lain, kita bisa menyimpulkan bahwa demam membakar kembang api sudah menjangkiti mayoritas penduduk bumi dengan melihat kelatahan masyarakat di negeri kita sendiri.

Sejak seminggu menjelang tanggal 31 Desember, di tempat-tempat strategis di setiap kota besar maupun kecil negeri ini (kecuali di Aceh, mungkin) sudah dipenuhi penjual kembang api. Maka jadilah malam 31 Desember itu sebagai malam yang memekakkan telinga, penuh kabut dan aroma mesiu.

Satu hal yang sebenarnya sudah diketahui (terutama oleh para ahli lingkungan), tetapi cenderung diabaikan, adalah bahwa pembakaran kembang api menghasilkan bahan pencemar udara yang berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan.

Kembang api terdiri dari dua komponen pokok: pengoksidasi (oxidizers) dan pereduksi (reducing agents). Bahan pengoksidasi yang lazim dipakai adalah natrium nitrat (NaNO3) dan kalium klorat (KClO4). Adapun pereduksinya adalah sulphur (S) dan arang karbon (C).

Setiap satu (porsi) natrium nitrat dibakar akan dihasilkan 1,5 porsi oksigen (O2) dan setiap satu porsi kalium klorat dibakar dihasilkan 2 porsi oksigen (O2). Lihat persamaan reaksi di bawah ini.

2NaNO3 (s) —> 2NaNO2 (s) + 3O2 (g)

KClO4 (s) —> KCl(s) + 2O2 (g)

Oksigen (O2) yang terbentuk tadi kemudian direduksi oleh sulphur (S) dan arang (C) menjadi gas belerang/sulphur (SO2) dan gas karbon dioksida (CO2) sesuai persamaan reaksi berikut.

O2 (g) + S (s) —> SO2(g)

O2 (g) + C(s) —> CO2(g)

Catatan:

SO2 adalah gas penyebab hujan asam karena SO2 dapat bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat

Page 5: Bahaya Petasan

CO2 adalah gas yang biasa disebut gas rumah kaca (green house gas) dapat memerangkap panas sehingga menimbulkan efek rumah kaca (green house effect) yang berakibat meningkatnya suhu atmosfer.

Jika negara miskin seperti negeri kita saja menghabiskan sedikitnya 10 ton kembang api, dengan asumsi perbandingan nitrat dan klorat sama besar, maka kita menyumbang pencemar ke udara berupa gas belerang (SO2) sebanyak 7,5 ton dan gas karbondioksida (CO2) sebanyak 10 ton.

Bayangkan, bila di seluruh dunia ada 150 negara saja membakar kembang api sejumlah itu maka sedikitnya 1125 ton gas sulfur dan 1500 ton karbondioksida lepas ke atmosfer hanya dalam semalam.

Paparan diatas baru menyangkut bahan peledak kembang api saja. Untuk menimbulkan cahaya yang berwarna warni saat kembang api meledak di udara, maka pada bahan-bahan dasar ditambahkan lagi bahan-bahan logam (metal).

Contoh senyawa logam yang biasa digunakan sesuai warna yang diharapkan adalah:

Copper acetoarsenate untuk menghasilkan warna biru Lithium carbonate untuk menghasilkan warna merah

Strontium carbonate untuk menghasilkan warna merah cemerlang (brilliant red)

Barium chloride untuk menghasilkan warna hijau.

Penting diingat, sisa pembakaran senyawa-senyawa logam itu adalah partikel padatan yang tersuspensi di udara. Partikel padatan itu bila terhisap pernapasan, dia akan mengendap di paru-paru.

Di atmosfer partikel padatan itu bisa menjadi penghambat sinar matahari. Mungkin ini lah yang menyebabkan matahari di kota tempat tinggal saya, pada hari minggu tanggal 1 Januari 2012,  seakan enggan bersinar (mendung tidak cerah pun tidak).

Asap dan debu kembang api mengandung sisa-sisa logam berat dan senyawa-senyawa kimia yang beracun dan membahayakan kesehatan . Senyawa-senyawa tembaga yang dipakai untuk menghasilkan warna biru dapat menghasilkan dioxin dapat menyebabkan kanker. Tingkat toksisitas residu kembang api juga ditentukan oleh banyaknya bubuk mesiu yang digunakan, jenis oxidizer, warna yang dihasilkan dan metode peluncuran kembang api. Kembang api juga mengandung senyawa perklorat yang sangat mudah larut dalam air. Bahkan dalam konsentrasi yang sangat rendah disuplai air minum, perklorat dapat menghambat pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid. Penggunaan kembang api juga dapat meninggalkan sampah padat dari sisa-sisa penyalaan kembang api, baik yang mudah maupun yang sukar terurai. Sampah padat ini akan mengotori perairan maupun tanah/daratan tempat serpihan- serpihan tersebut jatuh. Kembang api juga berkontribusi terhadap terjadinya hujan asam.

Page 6: Bahaya Petasan