bahasa pergaulan, lisan, dan tulisan

12
BAHASA PERGAULAN, BAHASA LISAN DAN TULISAN I. Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antar sesamanya sejak berabad-abad silam. Bahasa hadir sejalan dengan sejarah sosial komunitas-komunitas masyarakat atau bangsa. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya. Bahkan bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti, tidak ada kegiatan manusia yang tidak di sertai bahasa. Bahasa bersifat arbitrer yang bisa di artikan ‘sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka’. Oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budaya dan sosial ekonomi suatu masyarakat penggunanya. Hal ini memungkinkan adanya diferensiasi kosakata antara satu daerah dengan daerah yang lain. Di samping itu keheterogenitasan bangsa Indonesia penyebab utama bagi keberagaman bahasa-bahasa di Indonesia. II. Pengertian Ragam bahasa merupakan salah satu dari bagian dari variasi bahasa yang berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya atau fungsinya (fungsiolek), atau register.

Upload: mochamad-yusuf-al-ghazali

Post on 25-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Bahasa Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Bahasa Pergaulan, Lisan, Dan Tulisan

BAHASA PERGAULAN, BAHASA LISAN DAN

TULISAN

I. Pendahuluan

Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang mempunyai peranan penting

dalam kehidupan manusia. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat

komunikasi antar sesamanya sejak berabad-abad silam. Bahasa hadir sejalan dengan

sejarah sosial komunitas-komunitas masyarakat atau bangsa. Pemahaman bahasa

sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan interaksi sosial

dengan sesamanya. Bahkan bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti, tidak

ada kegiatan manusia yang tidak di sertai bahasa.

Bahasa bersifat arbitrer yang bisa di artikan ‘sewenang-wenang, berubah-ubah,

tidak tetap, mana suka’. Oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budaya dan

sosial ekonomi suatu masyarakat penggunanya. Hal ini memungkinkan adanya

diferensiasi kosakata antara satu daerah dengan daerah yang lain. Di samping itu

keheterogenitasan bangsa Indonesia penyebab utama bagi keberagaman bahasa-bahasa

di Indonesia.

II. Pengertian

Ragam bahasa merupakan salah satu dari bagian dari variasi bahasa yang

berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya atau fungsinya (fungsiolek), atau

register.

Perkembangan bahasa yang tergantung pada pemakainya, bahasa itu terikat

secara sosial, dikontruksi, dan direkonstruksi dalam kondisi sosial tertentu daripada

tertata menurut hukum yang diatur secara ilmiah dan universal. Disamping fungsi

sosial, bahasa tidak terlepas dari perkembangan budaya manusia. Bahasa berkembang

sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Bahasa dalam suatu masa tertentu

mewadahi apa yang terjadi di dalam masyarakat.

Dalam masyarakat tutur tertentu, masih mengenal system sratafikasi yang kental,

misalnya bagi masyarakat bangsawan atau golongan priyayi. Sebagaimana bagi

kelompok tutur, bahasa tutur generasi tua berbeda bahasa tutur generasi muda.

Umumnya perbedaan itu menonjol pada fitur linguistik antara keduanya. Fitur

Page 2: Bahasa Pergaulan, Lisan, Dan Tulisan

kebahasaan generasi tua jarang di temukan pada generasi muda, begitu pula sebaliknya,

fitur linguistik generasi muda jarang di gunakan oleh generasi tua.

Salah satu ciri atau sifat bahasa yang hidup dan dipakai di dalam masyarakat, apa

pun dan di manapun bahasa tersebut digunakan, akan selalu terus mengalami

perubahan. Bahasa akan terus berkembang dan memiliki aneka ragam atau variasi, baik

berdasarkan kondisi sosiologis maupun kondisi psikologis dari penggunanya. Oleh

karena itu, dikenal ada variasi atau ragam bahasa pedagang, ragam bahasa

pejabat/politikus, ragam bahasa anak-anak, termasuk ragam bahasa gaul.

III. Bahasa Gaul

Di dalam suatu masyarakat terdapat dua klasifikasi situasi pemakaian bahasa:

1. Situasi resmi atau formal, pada situasi ini seseorang dituntut untuk

menggunakan bahasa baku, yang disebabkan oleh situasi resmi, misalnya:

pada acara seminar, pidato kenegaraan bagi kepala Negara, dalam acara

rapat, dan lain sebagainya.

2. Situasi tidak resmi atau informal, pemakaian bahasa tidak resmi di

pengaruhi oleh situasi tidak resmi. Kuantitas pemakaian bahasa ini banyak

tergantung pada tingkat keakraban pelaku yang terlibat dalam komunikasi,

pada bahasa tidak resmi bahasa baku di kesampingkan dan tidak lagi

memperhatikan kaidah-kaidah bahasa akan tetapi yang diprioritaskan

adalah antara pemakai bahasa dan yang lawan bicaranya bisa saling

mengerti. Situasi pemakaian bahasa ini digunakan misalnya, pada

komunikasi remaja di sebuah mal, interaksi penjual dan pembeli, dan lain-

lain. Dari ragam tidak resmi tersebut, selanjutnya memunculkan istilah yang

disebut dengan istilah bahasa gaul.

Bahasa gaul remaja merupakan bentuk bahasa tidak resmi yang Hampir semua

istilah yang digunakan bahasa rahasia di antara mereka yang bertujuan untuk

menghindari campur tangan orang lain. Oleh karenanya bahasa gaul remaja

berkembang seiring dengan perkembangan zaman, maka bahasa gaul dari masa ke

masa berbeda. Tidak mengherankan apabila bahasa gaul remaja digunakan dalam

lingkungan dan kelompok sosial terbatas, yaitu kelompok remaja. Hal ini berarti bahwa

bahasa gaul hanya digunakan pada kelompok sosial yang menciptakannya. Anggota di

luar kelompok sosial tersebut sulit untuk memahami makna bahasa tersebut.

Page 3: Bahasa Pergaulan, Lisan, Dan Tulisan

Saat ini bahasa gaul telah banyak terasimilasi dan menjadi umum. Bahasa gaul

sering digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan

sosial bahkan dalam media-media populer serperti TV, radio, dunia perfilman nasional,

dan digunakan sebagai publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-

majalah remaja populer. Oleh sebab itu, bahasa gaul dapat disimpulkan sebagai bahasa

utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan

sehari-hari.

Seperti halnya bahasa lain, bahasa gaul juga mengalami perkembangan.

Perkembangan tersebut dapat berupa penambahan dan pengurangan kosakata. Tidak

sedikit kata-kata yang akan menjadi kuno (usang) yang disebabkan oleh trend dan

perkembangan zaman. Maka dari itu, setiap generasi akan memiliki ciri tersendiri

sebagai identitas yang membedakan dari kelompok lain. Dalam hal ini, bahasalah

sebagai representatifnya.

Namun tidak dapat di pungkiri bahwa kehadiran bahasa gaul menimbulkan

kekhawatiran tersendiri akan terkikisnya bahasa Indonesia yang baik dan benar di

tengah arus globalisasi. Kecenderungan masyarakat ataupun para pelajar menggunakan

bahasa asing dalam percakapan sehari-hari semakin tinggi. Dan yang lebih parah makin

berkembangnya bahasa slank atau bahasa gaul yang mencampuradukkan bahasa

daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.

Bahasa gaul sebenarnya sudah ada sejak tahun 1970-an. Awalnya istilah-istilah

dalam bahasa gaul itu digunakan untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas

tertentu. Tapi karena intensitas pemakaian tinggi, maka istilah-istilah tersebut menjadi

bahasa sehari-hari.

Hal ini sejalan dengan halaman Wilimedia Ensiklopedi Indonesia (2006), yang

menyatakan bahwa bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia

sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an.

Dalam sebuah milis (2006) disebutkan bahwa bahasa gaul memiliki sejarah

sebelum penggunaannya populer seperti sekarang ini. Sebagai bahan teori, berikut

adalah sejarah kata bahasa gaul tersebut:

1. Nih Yee…

Ucapan ini terkenal di tahun 1980-an, tepatnya November 1985. Pertama

kali yang mengucapkan kata tersebut adalah seorang pelawak bernama

Diran. Selanjutnya dijadikan bahan lelucon oleh Euis Darliah dan popular

hingga saat ini.

Page 4: Bahasa Pergaulan, Lisan, Dan Tulisan

2. Memble dan Kece

Dalam milis tersebut dinyatakan bahwa kata memble dan kece merupakan

kata-kata ciptaan khas Jaja Mihardja. Pada tahun 1986, muncul sebuah film

berjudul Memble tapi Kece yang diperankan oleh Jaja Mihardja ditemani

oleh Dorce Gamalama.

3. Booo…

Kata ini popular pada pertengahan awal 1990-an. Penutur pertama kata

Boo…adalah grup GSP yang beranggotakan Hennyta Tarigan dan Rina

Gunawan. Kemudian kata-kata dilanjutkan oleh Lenong Rumpi dan

menjadi popular di lingkungan pergaulan kalangan artis. Salah seorang artis

bernama Titi DJ kemudian disebut sebagai artis yang benar-benar

mempopulerkan kata ini.

4. Nek…

Setelah kata Boo… popular, tak lama kemudian muncul kata-kata Nek...

yang dipopulerkan anak-anak SMA di pertengahan 90-an. Kata Nek…

pertama kali di ucapkan oleh Budi Hartadi seorang remaja di kawasan

kebayoran yang tinggal bersama neneknya. Oleh karena itu, lelaki yang

latah tersebut sering mengucapkan kata Nek…

5. Jayus

Di akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan jayus sangat popular.

Kata ini dapat berarti sebagai ‘lawakan yang tidak lucu’, atau ‘tingkah laku

yang disengaca untuk menarik perhatian, tetapi justru membosankan’.

Kelompok yang pertama kali mengucapkan kata ini adalah kelompok anak

SMU yang bergaul di kitaran Kemang.

Asal mula kata ini dari Herman Setiabudhi. Dirinya dipanggil oleh teman-

temannya Jayus. Hal ini karena ayahnya bernama Jayus Kelana, seorang

pelukis di kawasan Blok M. Herman atau Jayus selalu melakukan hal-hal

yang aneh-aneh dengan maksud mencari perhatian, tetapi justru menjadikan

bosan teman-temannya. Salah satu temannya bernama Sonny Hassan atau

Oni Acan sering memberi komentar jayus kepada Herman. Ucapan Oni

Acan inilah yang kemudian diikuti teman-temannya di daerah Sajam,

Kemang lalu kemudian merambat populer di lingkungan anak-anak SMU

sekitar.

6. Jaim

Page 5: Bahasa Pergaulan, Lisan, Dan Tulisan

Ucapan jaim ini di populerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito,

seorang pejabat di sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada

anak buahnya untuk menjaga tingkah laku atau menjaga image gitu.

7. Gitu Loh…(GL)

Kata GL pertama kali diucapin oleh Gina Natasha seorang remaja SMP di

kawasan Kebayoran. Gina mempunyai seorang kakak bernama Ronny

Baskara seorang pekerja event organizer. Sedangkan Ronny punya teman

kantor bernama Siska Utami. Suatu hari Siska bertandang ke rumah Ronny.

Ketika dia bertemu Gina, Siska bertanya dimana kakaknya, lantas Gina

ngejawab di kamar, Gitu Loh. Esoknya si Siska di kantor ikut-ikutan latah

dia ngucapin kata Gitu Loh…di tiap akhir pembicaraan.

IV. Bahasa Lisan & Tulisan

Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media

lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu

pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya Memerlukan kehadiran orang

lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, Terikat ruang dan waktu dan

Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai

berikut:

Dapat disesuaikan dengan situasi.

Faktor efisiensi.

Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan

gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,

mimik dan gerak-gerak pembicara.

Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang

dibicarakannya.

Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa

yang dituturkan oleh penutur.

Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari

informasi audit, visual dan kognitif.

Sedangkan kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:

Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-

frase sederhana.

Page 6: Bahasa Pergaulan, Lisan, Dan Tulisan

Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.

Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.

Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak

formal.

Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis,

tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada

sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan

huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara

penulisan dan kosakata. Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.

b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.

c. Tidak terikat ruang dan waktu

d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Sama halnya dengan ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki

kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari ragam bahasa tulis diantaranya:

Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi

yang menarik dan menyenangkan.

Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.

Sebagai sarana memperkaya kosakata.

Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau

mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan

pembaca.

Sedangkan kelemahan dari ragam bahasa tulis siantaranya sebagai berikut:

Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada

akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus

mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan

nilai jual.

Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena

itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Berdasarkan beberapa ciri serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh

ragam bahasa lisan maupun tulis, berikut ini dapat disimpulkan beberapa perbedaan

diantara kedua ragam bahasa tersebut.

Bahasa lisan didukung isyarat paralinguistik.

Page 7: Bahasa Pergaulan, Lisan, Dan Tulisan

Bahasa tulis dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan waktu.

Bahasa tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual,

memungkinkan kata-kata lepas dari konteks aslinya.

Sintaksis bahasa lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa

tulis.

Bahasa tulis banyak mengandung penanda metalingual yang menghubungkan

antara frasa-klausa.

Struktur bahasa tulis umumnya subjek-predikat, bahasa lisan memiliki struktur

‘topik-sebutan’ (topic-comment) (Givon).

Bahasa lisan jarang menggunakan konstruksi pasif.

Bahasa lisan sering mengulangi bentuk sintaksis.

Bahasa lisan dapat diperhalus sambil terus berbicara.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.psychologymania.com/2012/12/sejarah-bahasa-gaul.html