bahasa inggris 5

Upload: maman-suparman

Post on 09-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahasa Inggris kkelas 5

TRANSCRIPT

43

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahDalam kehidupan manusia pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan, karena pada umumnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya untuk mengembangkan potensi dirinya dan membentuk pribadi yang cerdas, berilmu, dan berkualitas serta mempunyai akhlak yang baik. Hal ini sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang berisi, tujuan pendidikan nasional adalah : untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.[footnoteRef:2] [2: Departemen Agama RI. Undang-undang Republik Indonesia No. 20. thn 2003 tentang sisdiknas ( Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tahun 2007).hal.5]

Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan berkesinambungan, sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara tertentu tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat. Sebagai penyelenggara pendidikan formal, sekolah mengadakan kegiatan secara berjenjang dan berkesinambungan. Disamping itu, sekolah juga berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia paling mendasar secara holistik (utuh menyeluruh), meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif tercermin pada kapasitas olah pikir, dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, aspek afektif tercermin dalam kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, budi pekerti luhur dan kepribadian unggul serta aspek psikomotorik tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis dan kompetensi kinestetis. Dalam Al-quran surat Al-Baqoroh ayat 30, Allah berfirman:

Artinya :Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."[footnoteRef:3] [3: Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya,(Bandung : Diponegoro, 2008) h. 6]

Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Tujuan pendidikan itu sendiri dikatakan tercapai apabila hasil belajar siswa mengalami perkembangan dan peningkatan serta mampu membentuk tingkah laku yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sedangkan hasil belajar adalah apa yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Dalam pendidikan formal selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian. Demikian juga dalam kegiatan belajar mengajar, dengan mengetahui hasil belajar dapat diketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang dan lambat.Manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peran motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi peserta didik, baik faktor dari dalam ataupun dari luar diri peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi kebutuhan dalam ruang lingkup pembelajaran. Usaha untuk mencapai hasil belajar yang optimal dari proses belajar mengajar, seorang siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri yang meliputi, kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa meliputi orangtua, guru, kelengkapan fasilitas dan lingkungan.Salah satu agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya harus didukung oleh orang-orang yang menyayanginya, tanpa itu siswa tidak akan merasa bahwa dirinya tidak diperdulikan melainkan sangatlah diberi perhatian yang lebih, diantaranya dengan adanya motivasi dari orang terdekatnya yaitu orang tua. Motivasi dari orangtua sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan hasil belajar yang diraih. Karena siswa setelah diberi motivasi dan arahan akan tergerak hatinya untuk melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang ia sayangi, dengan kata lain setelah motivasi ada, maka minat peserta didik akan muncul sendirinya bersamaan dengan motivasi tersebut. Maka peserta didik dapat terobsesi untuk meraih nilai yang maksimal.Banyak psikolog yang mengatakan motivasi akan selalu membawa dua hal, yaitu dorongan dan kehendak. Keduanya timbul karena adanya kekurangan atau kebutuhan sehingga terbentuk suatu keseimbangan. Hal ini merupakan prinsip mempertahankan keseimbangan dalam jiwa manusia, prinsip tersebut ada tiga unsur yaitu nafs, hati, dan ruh. Maksud dari tiga unsur tersebut adalah sepertiga itu untuk dirinya sendiri (nafs), sepertiga untuk belatung (hati), sepertiga lagi untuk allah (ruh).[footnoteRef:4] [4: Rafiudin , psikologi kehidupan, (Jakarta selatan: Athoillah press,2007 ) h.58]

Karena motivasi itu amatlah penting dalam mencapai hasil belajar, maka motivasi dari orangtua dapat menjadi pendorong yang ada dibelakang dalam setiap tindakan yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam Al-quran surat al-mujadallah ayat 11 sudah tercantum ayat Allah :

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.[footnoteRef:5] [5: Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Quran dan terjemahnya,(Bandung : diponegoro, 2008) h. 543]

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Guru berperan penting guna mencapai tujuan pendidikann yang maksimal.Meskipun dalam suatu proses pembelajaran yang berperan adalah seorang Guru, namun tetap saja peran yang paling terbesar adalah orangtua karena Orangtualah yang mengetahui sifat dan dan karakter anak dari lahir hingga sekarang, anak lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah bersama keluarga daripada disekolah. Orangtua yang akan lebih tahu bagaimana seorang anak itu termotivasi untuk belajar ataupun mengerjakan pekerjaan rumah.Menurut pengalaman penulis, hasil belajar beberapa siswa masih banyak yang kurang mencapai tujuan pembelajaran diakibatkan dari kejenuhan siswa dalam belajar, dan kurang tepatnya atau kurang sesuainya guru dalam memberikan motivasi, penulis menyimpulkan siswa tersebut ada masalah dengan keluarga atau tidak, oleh karena itu guru membutuhkan orangtua dalam membimbing anak-anaknya dirumah, agar memberikan perhatian dan motivasi terhadap siswa sehingga siswa termotivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hasilnya maksimal.Motivasi siswa sesungguhnya berkaitan erat dengan keinginan siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Motivasi sangat diperlukan bagi terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif. Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output pembelajaran.Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mencoba menerapkan dan menempatkan motivasi belajar sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar dengan baik sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang baik.B. Pembatasan dan perumusan masalah1. Pembatasan masalahPembatasan masalah dilakukan agar pembahasan penelitian tidak terlalu meluas, penulis membatasi permasalahan penelitian ini hanya pada masalah yang berkenaan dengan pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :a. Motivasi belajar siswa kelas V di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogorb. Hasil belajar siswa kelas V di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

c. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.2. Perumusan masalahBerdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam tulisan ini akan diarahkan pada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:a. Bagaimana motivasi belajar siswa di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor ?b. Bagaimana hasil belajar siswa di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor ?c. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor?

C. Tujuan penelitianPenelitian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi guna diolah dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana :1. Untuk mengetahui motivasi belajarsiswa di SDN Barengkok 02Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di SDN Barengkok 02Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa di SDN Barengkok 02Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.D. Kegunaan penelitianKegunaan penelitian yang akan dilakukan penyusun terhadap siswa SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor tentang pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :Secara teoritik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi penyusun, terutama masalah pendidikan yang kaitannya dengan meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga timbul motivasi dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dorongan dari luar diri siswa.Sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai.Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan kajian bagi tenaga pendidik, agar dalam kegiatan belajar mengajar guru selalu memberikan motivasi atau dorongan kepada anak didik sehingga ada usaha untuk meningkatkan hasil belajar disekolah. Dan bagi orangtua diharapkan selalu memberikan perhatian khusus kepada anak didik dengan cara memberi bimbingan dan dorongan dirumah maupun partisipasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatan anak didik tersebut.Di samping itu diharapkan akan memberikan konstribusi terhadap berbagai pihak yang terkait dalam pengelolaan pendidikan, baik yang terjun mengenai siswa sekolah, maupun para perencana dan pembuat dibidang ini.E. Sistematika penulisanPenulisan proposal ini terdiri dari beberapa bab dan dalam tiap bab terdapat sub-sub bab. Sub-sub bab tersebut adalah :

Bab I PENDAHULUANPada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan.Bab II TINJAUAN TEORITISPada bab ini akan dibahas mengenai deskripsi teori motivasi belajar, dan teori hasil belajar siswa serta pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.Bab III METODOLOGI PENELITIANPada bab ini akan dibahas mengenai waktu dan tempat, metode penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan hipotesis.Bab IV HASIL DAN PEMBAHASANPada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan.Bab V PENUTUPPada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari bab bab sebelumnya serta saran saran yang penyusun kemukakan.

BAB IITINJAUAN TEORITISA. Hasil Belajar 1. Pengertian belajarBelajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang tidak asing, bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Baik malam hari, siang hari, sore hari atau pagi hari.Namun, dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar. Seandainya ditanyakan apa yang sedang dilakukan? Tentu saja jawabannya adalah belajar. Sebenarnya dari kata belajar itu ada pengertian yang tersimpan didalamnya. Pengertian dari kata belajar itulah yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar.Menurut definisi lama, yang dimaksud dengan belajar adalah menambah dan mengumpulkan pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan. Jadi, hasil bacaan diulang-ulang kemudian diekspresikan secara otomatis. Akibat cara belajar seperti ini aspek pemahaman siswa kurang di perhatikan karena lebih diutamakan hasil hafalan atau penerimaan informasi yang berkaitan dengan stimulus dan respon yang dibangun.[footnoteRef:6] [6: Sri Anitah, Strategi Pembelajaran di SD,( Jakarta : Universitas Terbuka, 2008) h. 2.3]

Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. [footnoteRef:7] [7: Sri Anitah, Strategi Pembelajaran di SD,( Jakarta : Universitas Terbuka, 2008) h. 2.4]

Pada hakikatnya belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan.itu sebabnya dalam proses belajar guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut. Jadi seseorang dikatakan belajar karena adanya indikasi melakukan proses tersebut secara sadar dan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh berdasarkan interaksi dengan lingkungan.Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian.Belajar dianggapnya property sekolah.Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktifitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya.Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai.Perlu Anda pahami, perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dalam Al-Quran surat Annisa ayat 9 Allah SWT berfirman : Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. [footnoteRef:8] [8: Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya,(Bandung : Diponegoro, 2008) h. 78]

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Belajar juga bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.[footnoteRef:9] [9: Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004) h.27]

Masalah pengertian belajar ini para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing.Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah.James O. Whittaker, misalnya merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoach merumuskan learning is change is performance as a result of practice.Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[footnoteRef:10] [10: Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2011), h. 12 ]

Dari beberapa pengertian pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan demikian, maka perubahan fisik akibat sengatan serangga, patah tulang, patah kaki, b uta mata, tuli telinga, penyakit bisul, dan sebagainya bukanlah termasuk perubahan akibat belajar. Oleh karenanya, perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.Belajar merupakan proses individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.[footnoteRef:11] [11: Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011) h.38]

Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut:[footnoteRef:12] [12: Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009 ), h. 1]

Menurut Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikkut :[footnoteRef:13] [13: Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rajawali Pers, 2011) h.20]

Menurut Cronbach Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).Menurut Harold Spears Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).Menurut Geoch Learning is change in performance as a result of practice.(Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).Menurut Morgan Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience.(Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasul dari pengalaman).Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[footnoteRef:14] [14: Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010)h. 2]

a. Ciri-ciri perubahan tingkah laku adalah sebagai berikut:[footnoteRef:15] [15: ]

1) Perubahan terjadi secara sadar 2) Perubahan belajar bersifat kontinu dan fungsional3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif4) Perubahan belajar bukan bersifat sementara5) Perubahan belajar bertujuan atau terarah6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

b. Jenis-jenis belajar adalah sebagai berikut:[footnoteRef:16] [16: ]

1) Belajar bagian2) Belajar dengan wawasan3) Belajar diskriminatif4) Belajar global/keseluruhan5) Belajar incidental6) Belajar instrumental7) Belajar intensional8) Belajar laten9) Belajar mental10) Belajar produktif11) Belajar verbalc. Prinsip-prinsip belajarSetelah memahami pengertian Belajar, coba pikirkan mengenai prinsip belajar. Dalam hal ini yang kita pikirkan apa asas belajar itu. Berikut adalah prinsip-prinsip belajar.[footnoteRef:17] [17: ]

Pertama, prinsip belajar adalah peubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.2) Kontinue atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.4) Positif atau berakumulasi.5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan di lakukan.6) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism behavioral that occurs ad a result of experience.7) Bertujuan dan terarah.8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman.Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. William Burton mengemukakan bahwa A good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich varied and propocative environtment.Dengan mempelajari uraian-uraian yang terdahulu, maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip balajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Adapun prinsip-prinsip balajar adalah sebagai berikut: [footnoteRef:18] [18: Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,( Jakarta: Rineka Cipta,2010) h. 27]

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.2) Harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai sebuah tujuan.3) Perlunya lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.4) Belajar perlu adanya interaksi siswa dengan lingkungannya.b. Sesuai hakikat belajar1) Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.3) Belajar adalah proses kontinguuitas ( hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain ) sehingga mendapatkan pengertian yang di harapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.c. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari1) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu dengan tujuan yang harus dicapainya.d. Syarat keberhasilan belajar1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.2) Repetisi, dalam proses balajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian / keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa. d. Prinsip Dasar Memahami Dan Mengatasi Kesulitan BelajarPerbedaan individual siswa menyebabkan masalah kesulitan belajar siswa juga berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada dua faktor penyebab anak mengalami kesulitan belajar, yaitu faktor penyakit dan faktor perilaku.[footnoteRef:19] [19: Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung : CV.Wacana Prima, 2005) h. 225]

1. Penyebab timbulnya masalah kesulitan belajarBerdasarkan penilitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang menaruh perhatian terhadap masalah kesulitan belajar, di temukan sejumlah faktor penyebabnya, yaitu:a) Faktor keturunanb) Gangguan fungsi otakc) Pengorganisasian berpikird) Kekurangan gizie) Faktor lingkungan2. Membantu mengatasi masalah kesulitan belajar a) Berikan perintah yang terperinci.b) Gunakan semua indra anda pada saat mengajar.c) Pastikan bahwa anda mengajarkan ide pokok dari pelajaran anda.d) Sebisa mungkin jangan ada gangguan di dalam kelas karena anak-anak mudah terganggu.e) Sampaikan pelajaran dengan menggunakan contoh-contoh konkret.f) Perhatikan jika mungkin beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam ini terlihat sangat aktif atau bahkan terlalu aktif.3. Tipe Kegiatan BelajarJohn Travers menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar gerakan, belajar pengetahuan, dan belajar pemecahan masalah.Ada pula yang menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar informasi, belajar konsep, belajar prinsip, belajar keterampilan dan belajar sikap. Secara ekletis, kategorisasi kegiatan belajar yang bermacam-macam tersebut dapat dirangkum menjadi tipe kegiatan belajar :[footnoteRef:20] [20: ]

a) Keterampilan Kegiatan belajar keterampilan berfokus pada pengalaman belajar melalui gerakan yang dilakukan peserta didik.Kegiatan belajar ini merupakan panduan gerak, stimulus dan respon yang tergabung dalam situasi belajar.Ketiga unsur ini menumbuhkan pola gerak yang terkoordinasi pada diri peserta didik.Kegiatan belajar keterampilan terjadi jika peserta didik menerima stimulus kemudian merespon dengan menggunakan gerak.b) Pengetahuan Kegiatan belajar pengetahuan merupakan dasar bagi semua kegiatan belajar.Kegiatan belajar pengetahuan termasuk ranah kognitif.Ranah ini mencakup pemahaman terhadap suatu pengetahuan, perkembangan kemampuan dan keterampilan berfikir.c) Informasi Kegiatan belajar informasi adalah kegiatan peserta didik memahami symbol, seperti kata, istilah, pengertian, dan peraturan.Kegiatan belajar informasi wujudnya berupa hafalan.Peserta didik mengenali, mengulang, dan mengingat fakta atau pengetahuan yang dipelajari.Belajar informasi yang terbaik ialah dengan memformulasikan informasi kedalam rangkaian bermakna bagi peserta didik dalam kehidupannya.d) Konsep Kegiatan belajar konsep adalah belajar mengembangkan inferensi logika atau membuat generelisasi dari fakta ke konsep.Konsep merupakan kata kunci.Tidak semua kata disebut kata kunci, jika kata itu tidak memiliki sifat umum dan abstrak. Konsep adalah ide atau pengertian umum yang di susun dengan kata, symbol, dan tanda. Konsep merupakan satu ide yang mengombinasikan beberapa unsur sumber-sumber berbeda kedalam satu gagasan tunggal.Konsep dapat diartikan sebagai suatu jaringan hubungan dalam objek, kejadian dan lain-lain yang mempunyai ciri-ciri tetap dan dapat di observasi.Konsep atau kata kunci adalah variabel yang mempunyai variasi nilai. Konsep mengandung hal-hal umum dari sejumlah objek maupun peristiwa.e) Sikap Kegiatan belajar sikap atau yang dikenal dengan kegiatan efektif.Kegiatan belajar ini lebih tepat menggunakan istilah pendidikan daripada pembelajaran maupun pengajaran.Sikap diartikan sebagai pola tindakan peserta didik dalam merespon stimulus tertentu.Sikap merupakan kecendrungan atau predisposisi perasaan dan perbuatan yang konsisten pada diri seseorang.Sikap berhubungan dengan minat, nilai, penghargaan, pendapat dan prasangka.Dalam kegiatan belajar sikap, upaya guru adalah membantu peserta didik memiliki dan mengembangkan perubahan sikap.f) Pemecahan MasalahKonsep dasar memecahkan masalah merupakan tipe kegiatan belajar dalam usaha mengembangkan kemampuan berfikir.Berfikir adalah aktivitas kognitif tingkat tinggi.Berfikir melibatkan asimilasi dan akomodasi berbagai pengetahuan dan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik untuk memecahkan persoalan.Dalam kegiatan belajar pemecahan masalah peserta didik terlibat dalam berbagai tugas, penentuan tujuan yang ingin dicapai dan kegiatan untuk melaksanakan tugas.e. Tujuan BelajarTujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi.Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan.Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar intruksional lazim disebut nurturant effects.Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik menghidupi (live in) suatu system lingkungan belajar tertentu.[footnoteRef:21] [21: ]

2. Pengertian hasil belajarHasiil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil ( product ) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.[footnoteRef:22] [22: Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011) h. 44]

Dalam siklus input- proses- hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.[footnoteRef:23] [23: Oemar hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2004) h. 31]

Menurut winkel yang dikutip oleh Purwanto bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. [footnoteRef:24] [24: Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011)h. 45]

Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajarnya. Tes hasil belajar dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur hasil belajar dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat adanya evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua manfaat tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. Hasil belajar juga adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.[footnoteRef:25] [25: Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2009) h. 20]

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.[footnoteRef:26] [26: Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011) h.44]

Sejalan dengan itu Djamarah dan Zain, mendefinisikan hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.Menurut Hamalik, hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti.[footnoteRef:27] [27: Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004) h. 30]

Menurut Mulyasa, hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.[footnoteRef:28] [28: ]

Hasil belajar bagi siswa ialah menginformasikan hasil jerih payah siswa dalam belajar. Hasil belajar yang tinggi akan memuaskannya dan semakin memotivasinya untuk meningkatkan menjadi lebih baik. Hasil belajar yang rendah akan memacu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar bagi guru merupakan cermin hasil kerja guru berdasarkan hasil belajar siswa, guru akan terdoronguntuk memperbaiki proses pembelajarannya agar hasil belajar yang dicapai lebih optimal.[footnoteRef:29] [29: Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011) h. 11]

Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa : [footnoteRef:30] [30: Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2009) h. 11]

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.c. Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternasionalisasidan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Kemampuan menyangkut domain kognitif, afektif dan psikomotorik.[footnoteRef:31] [31: Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011) h.49]

3. Hasil dan bukti belajar ialah adanya perubahan tingkah lakuTingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek- aspek tersebut.adapun aspek-aspek itu adalah sebagai berikut :[footnoteRef:32] [32: ]

a. Pengetahuanb. Pengertianc. Kebiasaand. Keterampilan e. Apresiasif. Emosionalg. Hubungan sosialh. Jasmanii. Etis atau budi pekertij. Sikap4. Teori transfer hasil belajarHasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan kedalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, siswa siswa dapat mentransferkan hasil belajar itu kedalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat.Tentang transfer hasil belajar setidak-tidaknya kita akan menemukan tiga teori, yaitu sebagai berikut:[footnoteRef:33] [33: Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004) h. 33]

a. Teori Disiplin FormalTeori ini menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi, dan sebagainya dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis.b. Teori Unsur-Unsur yang IdentikTransfer terjadi apabila diantara dua situasi atau dua kegiatan terdapat unsur-unsur yang bersamaan(identik). Latihan didalam satu situasi mempengaruhi perbuatan tingkah laku dalam situasi yang lainnya.c. Teori GeneralisasiTeori ini merupakan revisi terhadap teori unsur-unsur yang identik. Tetapi generalisasi menekankan kepada kompleksitas dari apa yang dipelajari. Teori ini menekankan kepada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman lain. Transfer terjadi apabila siswa menguasai pengertian-pengertian umum atau kesimpulan-kesimpulan umum, lebih daripada unsur-unsur yang identik.Dengan memperhatikan berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena ia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.[footnoteRef:34] [34: Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011) h.46]

Dari definisi para ahli dapat di simpulkan bahwa Hasil belajar merupakan bukti bahwa seseorang telah belajar, bertambah pengetahuan dan keterampilannya serta telah mengalami perubahan tingkah laku pada peserta didik yang secara sadar dan terencana sebagai wujud hasil belajar.B. Motivasi belajar1. Pengertian motivasiMotivasi berasal dari kata latin yaitu MOVERE yang berarti dorongan atau penggerak. Terkait dengan hal tersebut maka yang dimaksud dengan motivasi ialah bagaimana caranya mendorong gairah disiplin siswa agar mereka mau belajar dengan baik untuk memperoleh tujuan belajar.Dalam bahasa arab motivasi disebut Baits, dalam kamus munjid kata tersebut disinonimkan dengan kata as-sabab ad-Daiy. Dari ketiga arti kata dasar itu, motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan kebutuhan jasmani (nafsu) dan seruan paling dalam pada diri manusia (ruhani) guna memenuhi kebutuhannya.[footnoteRef:35] [35: Rafiudin, Psikologi Kehidupan.,(Jakarta Selatan: Athoillah Press,2007 )h. 56]

Adapun dalam Al-Quran surat Luqman ayat 19 Allah SWT berfirman: Artinya :(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.[footnoteRef:36] [36: Departemen Agama RI Al-Hikmah, Al-Quran dan Terjemahnya,(Bandung : Diponegoro, 2008) h.]

Menurut H.L. Petri berpendapat bahwa motivation is the conceptwe use when we describe the force action on or within an organism to initiate and direct behavior , motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap siswa dapat tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu factor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yangdapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan .[footnoteRef:37] [37: Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009 )h. 43]

Menurut Duncan seorang ahli administrasi, dalam bukunya organizational behavior, mengemukakan bahwa didalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi.[footnoteRef:38] [38: Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010) h. 72]

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat ia lakukan untuk mencapainya.[footnoteRef:39] [39: Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. (Surabaya : Usaha Nasional, 2012)h. 34]

Didalam perumusan ini kita dapat lihat, bahwa ada tiga unsur saling berkaitan, yaitu sebagai berikut: [footnoteRef:40] [40: Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar . (Jakarta : PT.Bumi Aksarar, 2004)h. 158]

a) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu didalam sistem neuropisiologis dalam organism manusia, misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi ada juga perubahan energy yang tidak diketahui.b) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seorang terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan maka suaranya akan timbul dan kata-katanya dengan lancer dan cepat akan keluar.c) Motivasi ditandai dengan reaksi reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan, misalnya si A ingin mendapat hadiah maka ia akan belajar, mengikuti ceramah, bertanya, membaca buku, dan mengikuti tes.Menurut Gleitmen 1986 ; reber 1988, Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya ( energizer ) untuk bertingkah laku secara terarah.[footnoteRef:41] [41: Muhibbin syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009)h. 153]

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.[footnoteRef:42] [42: Hamzah B.Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2011)h.3]

Definisi lain mengenai motivasi yaitu dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai.[footnoteRef:43] [43: Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung : CV. Wacana Prima,2009)h. 183]

Menurut Eysenck motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya.[footnoteRef:44] [44: Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2010) h. 170]

Menurut Wahosumidjo dalam sebuah bukunya, motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin di capainya. Pernyataan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu.[footnoteRef:45] [45: Hamzah B.Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2011)h. 8]

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.Sartain mengatakan dalam bukunya psychology understanding of human behavior bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organism yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.[footnoteRef:46] [46: Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010) h. 60]

Dari pendapat para ahli tersebut maka, dapat didefinisikan bahwa : motivasi adalah suatu dorongan yang disadari seseorang untuk mempengaruhi perilakunya sehingga terjadi perubahan energi guna memenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan.2. Pentingnya motivasi dalam belajar a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya c. Membesarkan semangat belajard. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (diselah-selahnya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan.3. Fungsi motivasi dalam belajarSehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi :[footnoteRef:47] [47: Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rajawali Pers, 2011) h.85]

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan notivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.[footnoteRef:48] [48: ]

a. Memberi angkab. Hadiahc. Saingan/kompetensid. Ego involvemente. Memberi ulanganf. Mengetahui hasilg. Pujian h. Hukumani. Hasrat untuki belajarj. Minatk. Tujuan yang diakui5. Teori motivasi Beberapa teori motivasi diantaranya adalah sebagai berikut:[footnoteRef:49] [49: Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Rosda Karya, 2010) h. 74]

a. Teori hedonismeb. Teori naluric. Teori reaksi yang dipelajarid. Teori daya pendoronge. Teori kebutuhan6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi untuk belajarAda beberapa factor yang dapat mempengaruhi terhadap motivasi belajar siswa, dan digolongkan menjadi 2 golongan yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.Sumber motivasi intrinsik adalah minat serta kesenangan.Sedangkan sumber motivasi ekstrinsik yaitu guru dan orangtua.a. Minat Minat berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Bagaimana minat yang dipahami oleh orang selama ini dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar.Oleh karena itu, peran guru dan orang tua sangat dibutuhkan agar anak mempunyai minat dalam belajar.b. Kesenangan Plato mendefinisikan bahwa kesenangan adalah sebagai replenishmen, suatu pemenuhan atau pengisisa atas kekosongan.Tetapi pengisian atau keksongan tersebut membutuhkan pengetahuan, bukan suatu sikap spontinitas. Kita membutuhkan pengetahuan untuk akhirnya dapat menilai apa yang kita perlukan untuk mengisi kekosongan tersebut.c. Guru Dalam undang-undang no 14 tahun 2005 pasal yaitu guru berfungsi sebagai agen pembelajaran.Maksudnya peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran dan memberi inspirasi belajar bagi peserta didik.Untuk itu, guru sangat berperan penting dalam menanamkan motivasi didalam diri siswa sehingga tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik.d. OrangtuaMenurut saya Orangtua adalah kedua orang yang sangat dekat dengan kita, dan sudah kita anggap sebagai orang yang sangat berharga dan berartinya dalam hidup kita.Karena orangtualah yang mengurusi kita dari kecil hingga dewasa, terutama seorang ibu. Seorang ibu sangat besar jasanya, kasihnya yang tak pernah habis oleh masa.Meskipun dalam suatu proses pembelajaran dikelas yang berperan adalah seorang Guru, namun tetap saja peran yang paling terbesar adalah orangtua karena Orang tualah yang mengetahui sifat dan dan karakter anak dari lahir hingga sekarang, anak lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah bersama keluarga daripada disekolah. Orangtua akan selalu memberi tuntunan yang baik, mendidik dan memberi perhatian yang lebih.

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksankan sekitar 3 bulan, mulai tanggal ........... sampai. .......... 2015. Dalam waktu kurang lebih tersebut, penulis berupaya menggunakan waktu seefektif mungkin untuk melakukan penelitian dengan cara membagi ke beberapa tahapan persiapan, tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan tahap penulisan laporan.Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mengambil tempat di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.B. Metode PenelitianMetode penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan guna menjawab permasalahan yang hendak diteliti.[footnoteRef:50] [50: Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2003 ), h. 19]

Metode penelitian berupaya menguraikan secara garis besar metode dan prosedur yang digunakan dalam penelitian. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan / metode kuantitatif.Penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Dengan metode kuatitatif akan diperoleh signifikansi hubungan variabel yang diteliti.[footnoteRef:51] [51: Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang : Walisongo Press, 2009),h.18]

C. Variabel PenelitianDalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :1. Variabel independen ( variabel bebas ), variabel ini sering disebut sebagai variabelstimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel bebas, merupakan veriabel yang mempengaruhi atau yang terjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen ( terikat ).2. Variabel dependen ( variabel terikat ), variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kreteria, konsukuen,. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.[footnoteRef:52] [52: Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang : Walisongo Press, 2009), h. 150]

Maka dalam penulisan ini yang menjadi variabel bebas adalah pengaruh motivasi belajar ( X ) sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa kelas V di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor ( Y ).D. Populasi Dan Sampel1. Populasi Populasi adalah semua anggota kelompok manusia atau individu yang tinggal bersama disuatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari akhir penelitian.[footnoteRef:53] [53: Sukardi, Metodelogi Penelitian Dan Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara2007 ), h. 66]

Didalam sebuah penelitian langkah yang sangat penting yang harus peneliti lakukan adalah bagaimana mencari dan menentukan populasi penelitian yang akan diteliti.Dalam kegiatan penelitian yang dilaksanakan, yang menjadi subjek penelitian yang berjudul pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V di SDN Barengkok 02 KecamatanLeeuwiliang Kabupaten Bogor, yang berjumlah 54 orang siswa.1. 2. SampelApabila seorang peneliti telah mencari dan menentukan opulasi, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana seorang peneliti menentukan sampel yang akan diambil dan digunakan dalam penelitian.Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil oleh peneliti untuk mewakili populasi yang ada.[footnoteRef:54] [54: Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2005 ), h. 65]

Sampel inilah yang menjadi subjek penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Seorang peneliti akan berusaha bagaimana untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data atau informasi yang berasal dari sampel.Yang ditetapkan sebagai sampel adalah 27siswa yang ada di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Dalam pengambilan sampel ini penulis mengambil tekhnik sampel random sampling.karena setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.[footnoteRef:55] [55: Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, (Semarang : Walisongo Press, 2009 ),h. 187]

E. Instrumen PenelitianSuatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.[footnoteRef:56] [56: Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2005 ), h. 121]

Tujuan dari instrumen ini adalah mempermudah peneliti dalam mengumpulkan informasi atau data yang ingin dicari atau diketahui. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket yang berdasarkan pada permasalahan penelitian dengan varibel-variabel atau indikator-indikator yang dianggap penting.Adapun pengisian angket ini, setiap responden diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Pada angket yang dibuat oleh peneliti disediakan alternatif jawaban dengan skala likert pada kusioner variabel pengaruh sosial media dan hasil belajar siswa. Dengan pertimbangan setiap sampel atau responden akan memiliki intensi yang berbeda pada setiap item soal ( butir soal ).F. Tekhnik Pengumpulan DataMengumpulkan data merupakan salah satu langkah yang harus dilalui dalam mencari data atau informasi. Banyak sekali tekhnik atau metode yang dapat digunakan peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian penulis menggunakan teknik penelitian sebagai berikut :1. Library research (riset kepustakaan)Dalam hal ini mengadakan penelitian melalui literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna mendapat data yang bersifat teoritis, dengan mencari informasi tertulis dan sistematis. Dari beberapa pandangan para ahli ataupun dengan cara menelaah data yang ada di SDN Barengkok 02, yang berhubungan dengan masalah penelitian, sehingga dapat memperluas wawasan berfikir, sedangkan cara yang dilakukan adalah denagn membaca buku-buku yang relevan dengan penelitian.2. Field research (riset lapangan)Dalam penelitian dilapangan ini menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :a. Observasi, artinya pengamatan, dimana penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Metode observasi atau pengamatan adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.[footnoteRef:57]. [57: Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Semarang : Walisongo Press, 2009 ), h. 172]

b. Wawancara, kegiatan Tanya jawab antara penulis dengan responden yang terdiri dari guru, orangtua dan siswa-siswi SDN Barengkok 02.c. Angket (questioner), untuk memperoleh data yang objektif dari responden secara langsung. Angket atau kuesioner digunakan untuk mendapatkan keterangan dari sampel atau sumber yang beraneka ragam yanglokasinya tersebut didaerah yang luas,Ada bebrapa jenis angket diantaranya adalah :Angket tertutup : angket ini terdiri dari pertanyaan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Angket bentuk ini di pilih jika peneliti cukup menguasai materi yang akan ditanyakan.Angket terbuka : Angket ini memberikan kesmpatan penuh memberi jawaban menurut apa yang dirasa perlu oleh responden. Peneliti hanya memberikan sejumlah pertanyaan yang berkenaan dengan masalah penelitian dan meminta responden menguraikan pendapat atau pendirian dengan panjang lebar bila diinginkan[footnoteRef:58]. [58: Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Semarang : Walisongo Press, 2009 ), h. 177]

Test : alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukan kepada test untuk mendapat responden sesuai dengan petunjuk. Test seharusnya memungkinkan pendidik memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.[footnoteRef:59] [59: M. Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran, ( Bandung : Prosfect, 2009 ), h. 121]

d. Dokumentasi, untuk memperoleh data tertulis yang dimiliki oleh SDN Barengkok 02 yang dapat menunjang maksud penelitian.3. Teknhik Analisis DataUntuk pengolahan data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :a. Editing Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan, karena kemungkinana data yang masuk atau data yang terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing itu sendiri adalah untuk menghilangkan kesalaha-kesalahan yang terdapat pencatatan yang ada dilapangan dan bersifat koreksi.b. Coding Melakukan coding yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban dengan responden menurut macamnya. Klasifikasi ini dilakukan dengan menandai atau memberi kode pada setiap jawaban responden.c. TabulasiUntuk melakukan tabulasi ini, diperlukan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan khususnya dalam tabulasi silang.Untuk menganalisa data, penulis menggunakan deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran yang sistematis, faktua dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang diteliti.[footnoteRef:60] [60: Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Semarang : Walisongo Press, 2009 ), h. 204]

4. Pengolahan DataUntuk mengolah data yang masuk, digunakan tekhnik tabulasi data dengan hitungan statistik sehingga dapat diinterprestasikan.a. Analisis data Pengolahan data dalam penelitian ini merupakan satu langkah yang sangat penting dan mutlak untuk membuat data itu mempunyai arti, sehingga dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan, dan secara garis besar tekhnik operasional yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan rumus kolerasi product moment.

5. Hipotesis StatistikSetelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesa dan hipotesis.Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu di uji atau ditest kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesis juga penting peranannya karena dapat menunjukan harapan dari seorang peneliti yang direflesikan dalam hubungan-hubungan atau variabel dalam permasalahan penelitian[footnoteRef:61] [61: Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, ( Yogyakarta : Bumi Aksara, 2003 ), h. 41]

Pengujian hipotesis Ha = Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor .Ho = Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V di SDN Barengkok 02 Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor.

Rumus uji hipotesisHoditolak berati Ha diterima dengan ketentuan rhitrtabelHa ditolak berati Ho diterima dengan ketentuan rhitrtabelSebelum kita menguji hipotesis kita terlebih dahulu df atau yang disebut dengan degree of freedom nantinya yang akan dipergunakan untuk mencari r tabel

df = derajat kebebasan df= N-jumlah variabl

DAFTAR PUSTAKA

Undang- Undang Republik Indonesia, no 20 tahun.2003tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Departemen Agama, 2007Sardiman, A.M. interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2011M. Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan ,Bandung : PT. Remaja RosdakaryaMuhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo PersadaRafiudin,M.Si, psikologi kehidupan, Jakarta selatan : Athoillah press,2007 Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono, belajar dan pembelajaran, Jakarta : rineka cipta, 2009 Djamarah, dan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, PT Asdi Mahastya, Jakarta. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E., 2008, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Remaja Rosdakarya, Bandung Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, N., 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Suprijono, A., 2009, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

1