bahan yanag sanagat di oerlukan

45
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI A. Masalah Utama Defisit Perawatan Diri. B. Proses Terjadinya Masalah 1. Definisi Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000). Jenis–Jenis Perawatan Diri a. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan 1 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

Upload: elfanizar-yusandi

Post on 23-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jangan meremehkan masaklah ini

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama

Defisit Perawatan Diri.

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Definisi

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan

kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu

keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas

perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu

melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).

Jenis–Jenis Perawatan Diri

a. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

b. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan

memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

c. Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk

menunjukkan aktivitas makan.

d. Kurang perawatan diri : Toileting

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004).

1 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

2. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri

adalah sebagai berikut :

a. Kelelahan fisik

b. Penurunan kesadaran

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

a. Faktor prediposisi

1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

2) Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan

diri.

4) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.

Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan

diri.

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang

penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang

dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan

perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal

hygiene adalah:

1) Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli

dengan kebersihan dirinya.

2 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

2) Praktik Sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

4) Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita

diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan.

6) Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan

diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang

dan perlu bantuan untuk melakukannya.

3. Manifestasi Klinis

a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit

berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor

b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,

pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki

bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.

c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan

mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada

tempatnya

3 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

d. Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar

atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri

dengan baik setelah BAB/BAK

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit

perawatan diri adalah:

a) Fisik

Badan bau, pakaian kotor.

Rambut dan kulit kotor.

Kuku panjang dan kotor

Gigi kotor disertai mulut bau

Penampilan tidak rapi

b) Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif.

Menarik diri, isolasi diri.

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c) Sosial

Interaksi kurang

Kegiatan kurang

Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

Cara makan tidak teratur

BAK dan BAB di sembarang tempat

4. Akibat

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang

sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa

mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga

diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

4 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

5. Mekanisme Koping

a. Regresi

Adalah Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan cirri khas

dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini

b. Penyangkalan

Penyangkalan merupakan mekanisme koping / pertahanan untuk mengurangi

kesulitan untuk menegakkan diagnosis.

c. Isolasi diri, menarik diri

Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau

menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka

sadari sepenuhnya) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri.

Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri.

d. Intelektualisasi

Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi

situasi yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan

cara analitik, intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata

lain, bila individu menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu

akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak

terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan

intelektualisasi, manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya

tidak menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan kesempatan pada dirinya

untuk meninjau permasalah secara obyektif.

6. Rentang Respon Kognitif

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat

diri sendiri adalah :

a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

1) Bina hubungan saling percaya.

2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.

3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.

1) Bantu klien merawat diri

5 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap

3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

c. Ciptakan lingkungan yang mendukung

1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.

2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar

mandi yang dekat dan tertutup.

C. Pohon Masalah

Pohon Masalah Harga Diri Rendah (Keliat, 1999)

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Data subyektif

Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa

Data obyektif

Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan

bau, kulit kotor

6 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

Defisit perawatan diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, makan minum dan berdandan)

Isolasi sosial

Akibat

Core Problem

Etiologi

2. Isolasi Sosial

Data subyektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,

bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap

diri sendiri.

Data obyektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif

tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi

sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada

saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

3. Defisit Perawatan Diri

Data subyektif

Pasien merasa lemah

Malas untuk beraktivitas

Merasa tidak berdaya.

Data obyektif

Rambut kotor, acak – acakan

Badan dan pakaian kotor dan bau

Mulut dan gigi bau.

Kulit kusam dan kotor

Kuku panjang dan tidak terawat

E. Diagnosa Keperawatan yang Lazim

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

2. Isolasi Sosial

3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

7 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama Klien : Dx Medis :

No RMK : Ruangan :

TglNo

Dx

Dx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Isolasi sosial

TUM: Klien dapat berinteraksi

dengan orang lain

TUK:

1. Klien dapat membina

hubungan saling percaya

1. Klien menunjukkan tanda-

tanda percaya kepada /

terhadap perawat:

Wajah cerah, tersenyum

Mau berkenalan

Ada kontak mata

Bersedia menceritakan

perasaan

Bersedia mengungkapkan

masalahnya

1.1.Bina hubungan saling percaya dengan:

Beri salam setiap berinteraksi.

Perkenalkan nama, nama panggilan

perawat dan tujuan perawat berkenalan

Tanyakan dan panggil nama kesukaan

klien

Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji

setiap kali berinteraksi

Tanyakan perasaan klien dan masalah

yang dihadapi klien

Buat kontrak interaksi yang jelas

Dengarkan dengan penuh perhatian

ekspresi perasaan klien

8 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

2. Klien mampu menyebutkan

penyebab menarik diri

2. Klien dapat

menyebutkan minimal satu

penyebab menarik diri dari:

diri sendiri

orang lain

lingkungan

2.1 Tanyakan pada klien tentang:

Orang yang tinggal serumah / teman

sekamar klien

Orang yang paling dekat dengan klien di

rumah/ di ruang perawatan

Apa yang membuat klien dekat dengan

orang tersebut

Orang yang tidak dekat dengan klien di

rumah/di ruang perawatan

Apa yang membuat klien tidak dekat

dengan orang tersebut

Upaya yang sudah dilakukan agar dekat

dengan orang lain

2.2 Diskusikan dengan klien penyebab menarik

diri atau tidak mau bergaul dengan orang

lain.

2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya

9 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

2. Klien mampu

menyebutkan keuntungan

berhubungan sosial dan

kerugian menarik diri.

3. Klien dapat

menyebutkan keuntungan

berhubungan sosial, misalnya

banyak teman

tidak kesepian

bisa diskusi

saling menolong,

dan kerugian menarik diri,

misalnya:

sendiri

kesepian

tidak bisa diskusi

3.1. Tanyakan pada klien tentang :

Manfaat hubungan sosial.

Kerugian menarik diri.

3.2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat

berhubungan sosial dan kerugian menarik diri.

3.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya.

4. Klien dapat melaksanakan

hubungan sosial secara

bertahap

4. Klien dapat melaksanakan

hubungan sosial secara

bertahap dengan:

Perawat

Perawat lain

Klien lain

Kelompok

4.1 Observasi perilaku klien saat berhubungan

sosial .

4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk

berkenalan / berkomunikasi dengan :

Perawat lain

Klien lain

Kelompok

4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas

10 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

Kelompok Sosialisasi

4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

klien bersosialisasi

4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan

sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.

4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien

memperluas pergaulannya melalui aktivitas

yang dilaksanakan.

5. Klien mampu menjelaskan

perasaannya setelah

berhubungan sosial.

5. Klien dapat menjelaskan

perasaannya setelah

berhubungan sosial dengan :

Orang lain

Kelompok

5.1 Diskusikan dengan klien tentang perasaannya

setelah berhubungan sosial dengan :

Orang lain

Kelompok

5.2. Beri pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya.

6. Klien mendapat dukungan

keluarga dalam memperluas

hubungan sosial

6.1. Keluarga dapat menjelaskan

tentang :

Pengertian menarik diri

6.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga

sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku

menarik diri.

11 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

Tanda dan gejala

menarik diri

Penyebab dan akibat

menarik diri

Cara merawat klien

menarik diri

6.2. Keluarga dapat

mempraktekkan cara

merawat klien menarik diri.

6.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu

klien mengatasi perilaku menarik diri

6.3. Jelaskan pada keluarga tentang :

Pengertian menarik diri

Tanda dan gejala menarik diri

Penyebab dan akibat menarik diri

Cara merawat klien menarik diri

6.4. Latih keluarga cara merawat klien menarik

diri.

6.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba

cara yang dilatihkan

6.6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien

untuk bersosialisasi.

6.7. Beri pujian kepada keluarga atas

keterlibatannya merawat klien di rumah

sakit.

7. Klien dapat memanfaatkan

obat dengan baik.

7.1. Klien dapat menyebutkan;

Manfaat minum obat

Kerugian tidak minum

7.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan

kerugian tidak minum obat, nama , warna,

dosis, cara , efek terapi dan efek samping

12 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

obat

Nama,warna,dosis, efek

terapi dan efek samping

obat

7.2. Klien mendemontrasikan

penggunaan obat dengan

benar

7.3. Klien menyebutkan akibat

berhenti minum obat tanpa

konsultasi dokter

penggunan obat

7.2. Pantau klien saat penggunaan obat

7.3. Beri pujian jika klien menggunakan obat

dengan benar

7.4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa

konsultasi dengan dokter

7.5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada

dokter / perawat jika terjadi hal-hal yang tidak

di inginkan .

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

13 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama Klien : Dx Medis :

No RMK : Ruangan :

TglNo

Dx

Dx

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Defisit

Perawatan Diri TUM : Klien dapat mandiri

dalam perawatan diri

TUK :

1. Klien dapat membina

hubungan saling percaya

dengan perawat

1. Dalam…. Kali interaksi

klien dapat menunjukkan

tanda-tanda percaya kepada

perawat :

o Wajah cerah, tersenyum

o Mau berkenalan

o Ada kontak mata

o Menerima kehadiran

perawat

o Bersedia menceritakan

perasaannya

1. Bina hubungan saling percaya :

Beri salam ketika berinteraksi

Perkenalkan nama, nama panggilan, dan

tujuan perawat berkenalan

Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien

Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji

ketika berinteraksi

Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi

pasien

Buat kontrak interaksi yang jelas

Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan

empati

Penuhi kebutuhan dasar klien

14 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

2. Klien mengetahui

pentingnya perawatan diri

2. Dalam …. Kali interaksi

klien menyebutkan:

o Penyebab tidak merawat diri

o Manfaat menjaga perawatan

diri

o Tanda-tanda bersih dan rapi

o Gangguan yang dialami jika

perawatan diri tidak

diperhatikan

Diskusikan dengan klien:

Penyebab klien tidak merawat diri

Manfaat menjaga perawatan diri untuk

keadaan fisik, mental, social.

Tanda-tanda perawatan diri yang baik

Penyakit atau gangguan kesehatan yang biasa

dialami oleh klien bila perawatan tidak

adekuat.

3. Klien mengetahui cara-cara

melakukan perawatan diri

3. Dalam… kali interaksi klien

menyebutkan frekuensi

menjaga perawatan diri:

o Frekuensi mandi

o Frekuensi gosok gigi

o Frekuensi keramas

o Frekuensi ganti pakaian

o Frekuensi berhias

o Frekuensi gunting kuku

a. Dalam…. Kali interaksi

klien menjelaskan cara

menjaga perawatan diri:

3.1. Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri

selama ini

Mandi

Gosok gigi

Keramas

Berpakaian

Berhias

Gunting kuku

3.2. Diskusikan cara praktek perawatan diri yang

baik dan benar:

Mandi

Gosok gigi

15 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

o Cara mandi

o Cara gosok gigi

o Cara keramas

o Cara berpakaian

o Cara berhias

o Cara gunting kuku

Keramas

Berpakaian

Berhias

Gunting kuku

b. Berikan pujian untuk setiap respon klien

yang positif

4. Klien dapat melaksanakan

perawatan diri dengan

bantuan perawat

4. Dalam…. kali interaksi klien

mempraktekan perawatan diri

dengan dibantu perawat:

o Mandi

o Gosok gigi

o Keramas

o Ganti pakaian

o Berhias

o Gunting kuku

4. Bantu klien saat perawatan diri:

Mandi

Gosok gigi

Keramas

Ganti pakaian

Berhias

Gunting kuku

a. Berikan pujian untuk setiap respon klien

yang positif

5. Dalam….kali interaksi klien

melaksanakan praktek

perawatan diri secara mandiri

5.1. Pantau klien dalam melaksanakan perawatan

diri :

Mandi

16 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

o Mandi 2X sehari

o Gosok gigi sehabis makan

o Keramas 2X seminggu

o Berhias sehabis mandi

o Gunting kuku setelah mulai

panjang

Gosok gigi

Keramas

Ganti pakaian

Berhias

Gunting kuku

5.2. Berikan pujian untuk setiap respon klien

yang positif

6. Klien mendapatkan dukungan

keluarga untuk

meningkatkan perawatan diri

6.1. Dalam … kali interaksi

keluarga menjelaskan cara-

cara membantu klien

memenuhi kebutuhan

perawatan dirinya

6.2. Dalam… kali interaksi

keluarga menyiapkan

sarana perawatan diri klien,

sabun mandi, pasta gigi,

sikat gigi, shampoo,

handuk, pakaian bersih,

sandal, dan alat berhias

6.3. Keluarga mempraktekan

6.1. Diskusikan dengan keluarga:

Penyebab klien tidak melaksanakan

perawatan diri

Tindakan yang telah dilakukan klien selama

di rumah sakit dalam menjaga perawatan diri

dan kemajuan yang telah dialami oleh klien

Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga

untuk meningkatkan kemampuan klien

dalam perawatan diri

6.2. Diskusikan dengan keluarga tentang :

Sarana yang diperlukan untuk menjaga

perawatan diri klien

Anjurkan kepada keluarga menyiapkan

17 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

perawatan diri pada klien sarana tersebut

6.3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang

perlu dilakukan keluarga dalam perawatan

diri:

Anjurkan keluargauntuk mempraktekan

perawatan diri (mandi, gosok gigi,keramas,

ganti baju, berhias, dan gunting kuku).

Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi,

keramas, ganti baju, berhias, dan gunting

kuku.

Bantu jika klien mengalami hambatan dalam

perawatan diri

Berikan pujian atas keberhasilan klien.

18 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Diagnosa Keperawatan Pasien Keluarga

Defisit Perawatan Diri SP I

1. Menjelaskan

pentingnya kebersihan

diri

2. Menjelaskan cara

menjaga kebersihan

diri

3. Melatih pasien cara

menjaga kebersihan

diri

4. Membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian.

SP I

1. Mendiskusikan masalah

yang dirasakan keluarga

dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian,

tanda dan gejala defisit

perawatan diri, dan jenis

defisit perawatan diri

yang dialami pasien

beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara

merawat pasien defisit

perawatan diri

SP II

1. Memvalidasi masalah

dan latihan

sebelumnya.

2. Menjelaskan cara

makan yang baik

3. Melatih pasien cara

makan yang baik

4. Membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian.

SP II

1. Melatih keluarga

mempraktekkan cara

merawat pasien dengan

defisit perawatan diri

2. Melatih keluarga

melakukan cara merawat

langsung kepada pasien

defisit perawatan diri

SP III

1. Memvalidasi masalah

dan latihan

sebelumnya.

2. Menjelaskan cara

SP III

1. Membantu keluarga

membuat jadual aktivitas

di rumah termasuk

minum obat (discharge

19 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

eliminasi yang baik

3. Melatih cara eliminasi

yang baik.

4. Membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian.

planning)

2. Menjelaskan follow up

pasien setelah pulang

SP IV

1. Memvalidasi masalah

dan latihan

sebelumnya.

2. Menjelaskan cara

berdandan

3. Melatih pasien cara

berdandan

4. Membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian.

Isolasi Sosial SP I

1. Mengidentifikasi

penyebab isolasi

sosial pasien

2. Mengidentifikasi

keuntungan

berinteraksi dengan

orang lain.

3. Mengidentifikasi

kerugian tidak

berinteraksi dengan

orang lain.

4. Melatih pasien

berkenalan dengan

SP I

1. Mendiskusikan masalah

yang dirasakan

keluarga dalam

merawat pasien

2. Menjelaskan

pengertian, tanda dan

gejala isolasi sosial

yang dialami pasien

beserta proses

terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara

merawat pasien isolasi

sosial

20 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

satu orang.

5. Membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian.

SP II

1. Memvalidasi

masalah dan latihan

sebelumnya.

2. Melatih pasien

berkenalan dengan

dua orang atau

lebih.

3. Membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian.

SP II

1. Melatih keluarga

mempraktekkan cara

merawat pasien dengan

isolasi sosial

2. Melatih keluarga

melakukan cara

merawat langsung

kepada pasien isolasi

sosial

SP III

1. Memvalidasi

masalah dan latihan

sebelumnya.

2. Melatih pasien

berinteraksi dalam

kelompok.

3. Membimbing pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan

harian.

SP III

1. Membantu keluarga

membuat jadual

aktivitas di rumah

termasuk minum obat

(discharge planning)

2. Menjelaskan follow up

pasien setelah pulang

Daftar Pustaka

21 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st

edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.

Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC:

Jakarta.

Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.

Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.

DepKes RI, (1989). Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan

Skizofrenia, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta.

Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan).

Edisi 3, EGC, Jakarta.

Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan

Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.

Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah

Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006.

Jakarta : Prima Medika.

Lampiran

22 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Kondisi Klien

B. Diagnosa Keperawatan

Defisit perawatan diri

C. Tujuan

1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

D. Tindakan 1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2. Melatih pasien berdandan/berhias Berpakaian Menyisir rambut Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : Berpakaian Menyisir rambut Berhias

3. Melatih pasien makan secara mandiri Menjelaskan cara mempersiapkan makan Menjelaskan cara makan yang tertib Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

23 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP1 Pasien:

Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih

pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

Orientasi

“Selamat pagi, kenalkan saya Agung”

”Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?”

”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini

saya yang akan merawat T?”

“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”

” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”

” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja

ya. ”

Kerja

“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?

Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa

merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan

diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik

seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak

teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa

muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T

menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan

sisiran dan berdandan?”

(Contoh untuk pasien laki-laki)

“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa

gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran

2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya

“Berapa kali T makan sehari?

”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi

setelah makan.

24 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya...

kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu

jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”.

“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa

yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti,

handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.

”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T

melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil

shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih..

bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara

merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai

odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T

mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih.

Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan

handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir

rambutnya dengan baik.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T

sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan

tadi ?”. ”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang

pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda

bersih dan rapi”

”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan

sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya

T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan

tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak )

tidak melakukani? Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi

sehabis makan.

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:

25 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

ORIENTASI

“Selamat pagi Pak Tono?

“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan?

Sudah ditandai di jadual hariannya?

“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di

ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.

KERJA

“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?

“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian

yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.

“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan,

lihat ke cermin, bagus…sekali!

“Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu

“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya,

Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.

“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..

“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti

tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore

jam berap ?

“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan

pasien yang lain.

SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

a) Berpakaian

26 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

b) Menyisir rambut

c) Berhias

ORIENTASI

“Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di

tandai dijadual harian ?

“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T

kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )

KERJA

“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir

rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba dibedakin

mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles

tipis. Nach…coba lihat dikaca!

TERMINASI

“Bagaimana perasaan T belajar berdandan”

“T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan

harian, sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di

ruang makan bersama pasien yang lain”.

SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

ORIENTASI

27 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

“Selamat siang T,”

” Wow...masih rapi dech T”.

“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan

langsung di ruang makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“

KERJA

“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?”

“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita

praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap

kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..

“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan

pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan

piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya

bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya.”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.

”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang

baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci

tangan.)”

” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam

jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman

kalau jam 10.00 disini saja ya...!”

SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara

mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Orientasi

28 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan

jadual kegiatannya..?”

“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?

“ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!

Kerja

Untuk pasien pria:

“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau kencing

yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada

saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang

tempat ya.....”

“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”

“Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono

membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada

tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono”. “Setelah Tono selesai cebok,

jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram

tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak

tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini,

berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada

kotoran/ air kencing”

“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali

pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana

telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”

Untuk pasien wanita:

“Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah

depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk

mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”

“Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC

dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya

29 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri

sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan

tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman

yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”

“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci

tangan dengan menggunakan sabun.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing

yang baik?”

“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!

“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.

“ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa

melakukan jadual kegiatannya.

30 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Jiwa : Defisit perawatan Diri