bahan tugas katalis
DESCRIPTION
katalisTRANSCRIPT
![Page 1: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/1.jpg)
KIMIA KATALIS
Oleh:
Amalia Rahmawati (1113096000021)
Dosen Pembimbing:
Mirzan T. Razzak, Dr, M. Eng,. APU
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
![Page 2: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/2.jpg)
LOGAM-LOGAM STRATEGIS1. Bijih Besi
Beberapa macam bijih besi antara lain sebagai berikut.
a) Bijih besi lateritik terdapat di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan
Sulawesi Tenggara.
b) Bijih besi magnetik hematit terdapat di Kalimantan Tengah.
c) Bijih besi titan terdapat di Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu,Lampung, Sumatera
Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Setelah digali dan disemprot de
ngan air, akan dihasilkan konsentrat besi. Pabrik pelebur besi baja Indonesia terdapat di
Cilegon, yaitu PT Krakatau Steel.
2. Bauksit (Biji Aluminium)
Bauksit merupakan mineral yang ringan, kuat, dan tidak berkarat.Tambang bauksit dihasilkan
di Kepulauan Riau, Pulau Bintan, Pulau Bintang, dan Singkawang.
3. Timah
Timah termasuk salah satu hasil mineral yang terpenting di Indonesia. Manfaat timah, yaitu
untuk kaleng, patri, huruf cetak,tube, kertas timah, dan lain-lain.
Tambang timah terdapat di pulau Singkep, Bangka, Belitung, dan lepas pantai di sekitarnya.
Hasil tambang timah di darat disebut timah primer, sedangkan yang di lepas pantai disebut
timah sekunder. Di Indonesia banyak dihasilkan timah sekunder dan menjadi pabrik
peleburan timah terbesar ketiga setelah Bolivia dan Malaysia.
4. Nikel
Biji nikel terdapat dalam tanah hasil pelapukan peridotit atau serpentit. Daerah-daerah
pertambangan nikel di Indonesia antara lain Pulau Mantang di Teluk Bone, Pulau Halmahera,
Pulau Gag di Irian Jaya, di sekitar Kolaka (Sulawesi Tenggara) berpusat di Ponalo, dan
Pegunungan Verbeek berpusat di Soroako.
5. Seng
Terdapat di beberapa daerah Indonesia, antara lain Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Pengolahan seng menjadi seng lembaran dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta di
kota-kota besar.
![Page 3: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/3.jpg)
6. Intan
Tambang intan terdapat di Kalimantan Selatan, terletak di sekitar Sungai Kusan dan Riam
Kanan Kiri. Penggalian dipusatkan di Simpangempat (dekat Martapura) oleh PN Aneka
Tambang. Di samping itu, rakyat juga melaksanakan penggalian dengan cara mendulang.
Pendulangan intan oleh rakyat yang terkenal di Cempaka I (dekat Banjar Baru). Kota
Martapura merupakan tempat penggosokan intan yang terkenal di Indonesia.
7. Tembaga
Tembaga terdapat di Cikotok (Banten Selatan), Songkarapi (Sulawesi Selatan), dan Kompara
(Irian Jaya). Tembaga yang sudah ditambang baru terdapat di Irian Jaya, diusahakan dengan
modal Jepang dan Amerika. Bijih tembaga tersebut diolah di pabrik (di Kota Tembagapura)
yang didirikan pada ketinggian 2.600 m dan menghasilkan konsentrat dengan kadar 26%.
Konsentrat itu diangkut ke pelabuhan dekat muara Sungai Tipuka dengan saluran pipa yang
panjangnya 100 km. Tembaga banyak diekspor ke Jepang.
8. Emas dan Perak
Tambang emas dan perak terdapat di Rejang Lebong (Bengkulu) dan Banten Selatan (Jawa
Barat). Penambangannya dilakukan oleh PN Aneka Tambang di Cikotok, kemudian diangkut
ke Jakarta, dan diolah oleh PN Logam Mulia menjadi emas/perak batang.
![Page 4: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/4.jpg)
INDUSTRI PERTAMBANGAN LOGAM DI INDONESIA
Komoditi mineral logam di Indonesia cenderung mengalami penurunan kinerjanya
setahun terakhir ini karena timbulnya beberapa kondisi yang kurang mendukung sektor
industri ini. Beberapa pertambangan mineral logam sedang mengalami fase penurunan
produksi karena proses perluasan lahan, selain itu kadar bijih mineral yang rendah serta curah
hujan yang tinggi juga menghambat produktivitas pada sebagian besar pertambangan mineral
logam sehingga produksi merosot pada tahun 2010 lalu.
Kebutuhan pada beberapa komoditi mineral logam dunia memang meningkat, tetapi
penurunan permintaan juga diperkirakan akan terjadi pada beberapa komoditi, salah satunya
nikel, karena dampak tsunami di Jepang pada 11 maret 2011 lalu. Seberapa besar dampak
bencana gempa dan tsunami di Jepang terhadap aktivitas pertambangan di Indonesia,
memang butuh waktu untuk mengetahui angka pastinya.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Priyo Pribadi Soemarno
mengatakan, selama ini pasokan nikel dari Indonesia ke Jepang sangat besar. sekitar 55%dari
kebutuhan Jepang. Tetapi banyak pabrik di Jepang yang berhenti beroperasi karena
mengalami kerusakan sejak terjadi gempa yang diikuti tsunami.
Kondisi ini memaksa para pengusaha pertambangan di Indonesia mencari pasar baru
sebagai pengganti pasar Jepang. Karena Jepang pasti masih dalam tahap recovery dan
diperkirakan kebutuhan nikel baru pulih sekitar 2 tahun kedepan.
Berbeda dengan nikel, tembaga diperkirakan akan meningkat kebutuhannya, karena
permintaan ekspor dunia selain Jepang cukup tinggi, hanya produksinya menurut Direktur
Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Setiawan,
pada 2011 akan terjadi penurunan sebesar 36% atau sebesar 644.098 ton. Penurunan ini juga
masih akan terjadi pada 2012, karena salah satu perusahaan produsen tembaga nasional PT
Newmont Nusa Tenggara (NNT), baru mendapatkan perluasan untuk penambahan lahan
untuk kegiatan penambangannya.
Presiden Direktur PTNNT, Martiono Hadianto, menjelaskan bahwa produksi tembaga
PTNNT akan terus mengalami penurunan sampai 2012. Penurunan tersebut lanjutnya, karena
baru dimulainya perluasan tambang batu hijau fase 6 dan 7, sehingga produksi pada saat
perluasaan tambang tersebut belum optimal karena masih membuka lapisan dengan
kandungan mineral yang rendah.
![Page 5: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/5.jpg)
Timah juga mengalami penurunan produksi pada tahun 2010, baik untuk konsentrat
maupun logam timah. Tidak tercapainya produksi timah sebagian besar disebabkan karena
faktor cuaca ekstrim yang terus terjadi di wilayah Indonesia, tetapi tidak tercapainya target
produksi timah disaat harga timah dunia sedang meningkat tajam, sempat menimbulkan
kecurigaan adanya aktivitas penyelundupan, karena disaat harga dunia yang sedang
meningkat pesat, seharusnya produsen timah gencar menambah produksinya.
Sektor pertambangan tetap akan menjadi primadona sumber devisa negara Indonesia,
dengan melihat potensi sumber daya mineral yang masih luas untuk digarap baik oleh
perusahaan lokal maupun asing.
Tetapi di tengah tingginya kontribusi sektor pertambangan terhadap penerimaan negara,
beberapa masalah masih menghambat perkembangan industri pertambangan, seperti tumpang
tindih lahan tambang dengan hak penguasaan hutan (HPH) /hutan tanaman industri (HTI)
/perkebunan dan hutan konservasi, peralihan sistem kontrak karya (KK) ke izin usaha
pertambangan (IUP) dan keinginan pemerintah daerah menerbitkan kuasa pertambangan
(KP).
Cadangan Mineral Indonesia
Meskipun dikenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya alam mineral,
tetapi potensi cadangan mineral logam Indonesia relatif tidak begitu besar lagi, karena
eksploitasi secara besar-besaran telah mengurangi potensi ini secara signifikan.
Sebagian besar cadangan mineral logam di Indonesia umumnya diperkirakan masih
tinggal 24 tahun hingga 33 tahun saja, kecuali bijih besi yang masih cukup panjang umur
cadangannya.
Cadangan emas Indonesia di Papua dikenal sebagai salah satu yang terbesar di dunia,
tetapi produksinya juga tidak kalah besar, karena produksi emas Indonesia cukup
mendominasi perdagangan emas dunia, sehingga diperkirakan cadangan emas Indonesia saat
ini hanya cukup untuk 33 tahun lagi. Demikian pula dengan cadangan tembaga Indonesia
yang mencapai 27,7 juta ton diperkirakan akan habis 27 tahun lagi.
Indonesia yang selama ini memasok sekitar 50% kebutuhan nikel jepang juga hanya
mempunyai cadangan untuk sekitar 25 tahun lagi.
Indonesia juga mempunyai potensi pasir besi yang cukup besar, hanya karena belum
maksimalnya perkembangan pengolahan pasir besi di Indonesia, sehingga cadangan bijih
besi relatif masih cukup panjang waktunya hingga mencapai sekitar 130 tahun lagi.
![Page 6: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/6.jpg)
Cadangan emas Grasberg di Papua merupakan cadangan emas terbesar di Indonesia
bahkan menjadi salah satu cadangan emas terbesar di dunia. Kandungan sumber dayanya
mencapai 3.117 juta ton. Selain Grasberg yang juga cukup besar cadangannya adalah
Cadangan Batu Hijau di Banda yang mencapai 525 juta ton. Beberapa cadangan lainnya
berkisar 75 juta ton hingga 114 juta ton yang umumnya terkonsentrasi di wilayah Tengah
Kalimantan dan Sulawesi Utara
Perusahaan Pertambangan Mineral Logam
Perusahaan pertambangan mineral logam di Indonesia terbagi menjadi perusahaan yang
sudah dalam tahapan produksi, konstruksi dan eksplorasi. Perusahaan pertambangan mineral
logam yang sudah dalam tahap produksi sebagian besar adalah perusahaan besar yang sudah
lama beraktivitas dalam industri pertambangan mineral di Indonesia. Perusahaan tersebut
sebagian besar adalah perusahaan asing dan BUMN
Sementara itu perusahaan yang masih dalam tahapan konstruksi maupun eksplorasi
sebagian merupakan perusahaan baru, tetapi hampir semuanya beraktivitas dalam
penambangan emas, yang tersebar di wilayah papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Pemain utama industri mineral logam
Beberapa industri penambangan mineral logam di Indonesia adalah pemain kelas dunia
yang cukup mendominasi, baik karena besarnya cadangan mineral, maupun produksinya
yang mendominasi pasokan mineral logam dunia. Diantara produsen tersebut antara lain PT
Freeport Indonesia, PT Timah Tbk, PT Antam Tbk dan PT Inco Tbk
PT Freeport Indonesia
PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan
Copper & Gold Inc. PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih
yang mengandung tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di
Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Kompleks tambang PTFI di Grasberg
merupakan salah satu penghasil tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mengandung
cadangan tembaga yang dapat diambil yang terbesar di dunia, selain cadangan emas terbesar
di dunia.
Saat ini PTFI menerapkan dua teknik penambangan, yakni open-pit atau tambang
terbuka yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar di tambang Grasberg.
serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ).
![Page 7: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/7.jpg)
Tambang Terbuka Grasberg
Pada tambang terbuka Grasberg digunakan peralatan shovel dan truk besar untuk
menambang bahan. Bahan tersebut termasuk klasifikasi bijih atau limbah, tergantung dari
nilai ekonomis bahan tersebut. Alat shovel menggali bahan pada daerah-daerah berbeda di
dalam tambang terbuka, dan memuat bahan ke atas truk angkut untuk dibawa keluar tambang
terbuka.
Bijih ditempatkan ke dalam alat penghancur bijih dan diangkut ke pabrik pengolahan
(mill) untuk diproses. Batuan limbah (overburden) dibuang dengan truk ke daerah-daerah
penempatan yang telah ditentukan, atau ke dalam alat penghancur OHS pada jalan HEAT
untuk ditempatkan di Wanagon Bawah di samping alat penimbun (stacker).
Tambang Bawah Tanah DOZ
Pada block cave DOZ, alat LHD (loader) meletakkan lumpur ke dalam ore pass yang
menuju saluran pelongsor. Selanjutnya saluran tersebut memuat truk-truk angkut AD-55 pada
tingkat angkutan untuk mengangkut bijih ke alat penghancur. Dari sana, bijih yang telah
dihancurkan dikirim ke pabrik pemroses (mill) melalui ban berjalan (conveyor).
PT Timah (persero)Tbk
PT Timah Tbk yang 65% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan 35%
dimiliki oleh publik, merupakan pemain utama industri pertambangan timah di Indonesia
dan salah satu pemasok terbesar timah dunia. PT Timah merupakan penghasil timah terbesar
kedua di dunia dengan rata-rata kapasitas produksi 50.000 Mton per tahun atau menguasai
sekitar 16% pangsa pasar timah dunia.
Pada tahun 2008, PT Timah Tbk telah melakukan verifikasi cadangan mineral timah
yang dilaksanakan oleh Micromine, konsultan independen dari Australia. Hasil verifikasi
tersebut memberikan data sumber daya mineral timah sebesar 1,06 juta ton yang berarti
mencukupi untuk operasi penambangan lebih dari 10 tahun. Akan tetapi sebagian dari
cadangan timah tersebut mengalami kerusakan akibat gangguan tambang liar dan wilayah
operasi penambangan di darat maupun laut masih terancam oleh penambang liar maupun
kolektor bijih timah.
![Page 8: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/8.jpg)
Jenis produk yang diproduksi oleh PT Tambang Timah dibedakan atas kualitas dan
bentuknya. Berdasarkan kualitas produk dapat dibedakan atas Banka Tin (kadar Sn 99,9%),
Mentok Tin (kadar Sn 99,85%), Banka Low Lead (Banka LL) dan Banka Four Nine (kadar
Sn 99,99%). Berdasarkan bentuk terdiri dari Banka Small Ingot, Banka Tin Shot, Banka
Pyramid dan Banka Anoda
Selain itu PT Timah Tbk juga tengah mengembangkan produk hilir timah yang memiliki
margin yang lebih signifikan. Salah satunya adalah pembangunan pabrik timah chemical
yang berlokasi di Cilegon, Banten. Pabrik yang memiliki kapasitas produksi sebesar 10.000
ton per tahun ini nantinya akan terus dikembangkan lagi sehingga kapasitas produksinya
dapat terus ditingkatkan.
PT Antam Tbk
PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) merupakan perusahaan pertambangan yang
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia 65% dan Masyarakat 35%, Antam
menambang dan mengolah berbagai jenis mineral logam yang sebagian besar adalah untuk
kebutuhan ekspor.
Komoditas utama Antam adalah feronikel, bijih nikel kadar tinggi, bijih nikel kadar
rendah, emas, perak, dan bauksit. Antam juga menyediakan jasa pengolahan dan pemurnian
bagi pihak ketiga. Antam saat ini memiliki 4 unit bisnis utama yakni Unit Bisnis
Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara, UBPN Maluku Utara, UBP Emas, serta UB
Pemurnian dan Pengolahan Logam Mulia.
Antam secara resmi menutup UBP Bauksit yang berlokasi di Kijang, pulau Bintan,
kemudian Antam membuka tambang bauksit Tayan yang berlokasi di Kalimantan Barat dan
akan mengembangkan cadangan bauksit di wilayah tersebut menjadi Chemical Grade
Alumina bersama-sama dengan Showa Denko K.K. dari Jepang di dalam proyek Chemsical
Grade Alumina Tayan.
Komoditas nikel Antam yakni feronikel dan bijih nikel, dihasilkan dari tambang-
tambang nikel di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara serta pabrik-pabrik feronikel di
Sulawesi Tenggara. Antam mengoperasikan dua tambang nikel di Sulawesi Tenggara yakni
di Pomalaa dan Tapunopaka, dua tambang nikel di Maluku Utara, yakni di Gee dan Buli,
serta tiga pabrik pengolahan feronikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Bijih nikel Antam yang diekspor memiliki karakteristik kadar nikel dengan kisaran 1,0%
sampai dengan di atas 2,0%. Seluruh komoditas feronikel dan bijih nikel Antam adalah untuk
konsumsi pasar ekspor. Komoditas feronikel diekspor ke Korea Selatan dan Eropa. Bijih
![Page 9: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/9.jpg)
nikel kadar tinggi umumnya diekspor ke Jepang dan Eropa sedangkan bijih dengan kadar
lebih rendah diekspor ke Jepang dan China.
Antam memiliki sembilan anak perusahaan dengan kepemilikan langsung dan mayoritas,
satu anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas secara tidak langsung, dan dua cucu
perusahaan. Kepemilikan mayoritas Antam yang bersifat langsung diantaranya adalah:
a. PT Antam Resourcindo yang merupakan perusahaan eksplorasi dan operator tambang
dengan kepemilikan 99,98%.
b. PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang merupakan perusahaan industri alumina
dan jasa kontraktor pertambangan dan tengah mengembangkan proyek Chemical Grade
Alumina Tayan dengan kepemilikan 80%. PT Cibaliung Sumberdaya (CSD) yang
mengoperasikan tambang emas Cibaliung dengan kepemilikan saham Antam sebesar
99,15%.
c. PT Indonesia Coal Resources (ICR) yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan
batubara dan tengah mengoperasikan tambang batubara Sarolangun dengan kepemilikan
Antam sebesar 99,98%, Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN), sebuah perusahaan
investasi dengan kepemilkan 100%.
d. PT Mega Citra Utama dan PT Borneo Edo International yang keduanya merupakan
perusahaan pemilik ijin usaha pertambangan di komoditas bauksit dengan kepemilikan
Antam di masing-masing perusahaan tersebut sebesar 99,5%.
e. PT Abuki Jaya Stainless Indonesia yang merupakan perusahaan pengolahan baja
nirkarat dengan kepemilikan 99,5% .
f. PT Dwimitra Enggang Khatulistiwa yang merupakan merupakan perusahaan pemilik
ijin usaha pertambangan di komoditas bauksit dengan kepemilikan 100%. Antam juga
memiliki secara tidak langsung 100%.
Pada tahun 2010 cadangan bijih dan sumber daya mineral nikel mengalami penurunan,
Saprolite Nickel menurun 17% dan Limonite Nickel turun 20%, sementara itu Emas
meningkat 4% dan Bauxite meningkat 6%.
Cadangan terbukti dan tersedia PT Antam mengalami peningkatan pada tahun 2010,
Saprolite Nickel meningkat 8%, emas meningkat 19% dan bauxite meningkat 1%.
PT International Nickel Indonesia Tbk (PT INCO)
PT INCO memproduksi nikel dalam matte, yang merupakan produk antara, dari bijih
lateritik pada fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan terpadu di dekat Sorowako di
pulau Sulawesi.
![Page 10: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/10.jpg)
Seluruh produksi Ni- dalam Matte PT INCO dijual berdasarkan kontrak jangka panjang
dalam denominasi dollar AS kepada Vale Canada dan Sumitomo Metal Mining Co.Ltd.
Pemegang saham PT INCO adalah: Vale Canada Limited 58,73% Sumitomo Metal Mining
Co.Ltd 20,09%, Publik 21,18%.
Cadangan terbukti dan terduga Nikel PT INCO pada tahun 2010 sedikit mengalami
penurunan dari tahun 2009. Pada tahun 2009 cadangan terbuktinya mencapai 82,3 juta ton
dan turun menjadi 75,4 juta ton, demikian pula dengan cadangan terduga menurun menjadi
38,3 juta ton dari tahun 2009 yang mencapai 38,8 juta ton.
Penurunan cadangan PT INCO terjadi karena Deplesi tambang (berkurang 4,35 juta ton),
Rancang ulang dan sterilisasi lubang tambang (berkurang 0,8 juta ton), Konversi cadangan
mineral menjadi sumber daya mineral dan lain-lain. Cadangan Terbukti dan terduga PT
INCO 2009-2010
Cuaca buruk hambat produksi mineral logam
Secara umum produksi pertambangan logam di Indonesia pada tahun 2010 cenderung
mengalami penurunan, meskipun beberapa komoditi seperti Converter Matte, Ni + Co in
Matte, juga Ni in Fe Ni relatif meningkat.
Produksi tembaga mengalami penurunan, dari 998.530 ton pada tahun 2009 menjadi
878.376 ton pada tahun 2010, demikian juga dengan emas, pada tahun 2009 produksinya
mencapai 127.716 kg menurun menjadi 104.600 kg pada tahun 2010. Bauksit merupakan
komoditi logam yang merosot jauh produksinya pada tahun 2010 menjadi 104.692 mt, dari
tahun sebelumnya yang mencapai 783.097 mt. Hal ini disebabkan buruknya cuaca, karena
curah hujan yang tinggi dan tidak menentu mengakibatkan terganggunya proses produksi
penambangan bauksit.
Faktor kondisi cuaca yang buruk juga menyebabkan turunnya produksi timah, padahal
harga dunia pada tahun 2010 sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat. Akibat
kondisi yang dinilai tidak wajar ini beberapa pihak mensinyalir banyaknya penyelundupan
komoditi timah ke luar negeri, karena alasan tidak ekonomisnya penambangan saat kondisi
cuaca buruk harusnya dapat tertutupi oleh tingginya harga timah saat itu.
Produksi emas berfluktuasi
Perkembangan produksi emas cenderung berfluktuasi, karena tidak stabilnya produksi
setiap tahunnya. Pada tahun 2007 produksi emas meningkat cukup besar hingga mencapai
42,8%, tetapi pada tahun 2008 produksinya menurun sebesar 45,4%, dari 117.854 kg menjadi
![Page 11: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/11.jpg)
64.390 kg. Peningkatan produksi yang pesat kembali meningkat sebesar 98,3% pada tahun
2009 dengan produksi sebesar 127.717 kg. Pada tahun 2010 produksi emas kembali menurun
hingga produksinya hanya mencapai 104.600 kg.
PT Freeport Indonesia masih merupakan produsen emas terbesar, dengan produksi pada
tahun 2010 mencapai 61.833 kg atau hampir 60% dari total produksi emas di Indonesia. PT
Newmont Nusa Tenggara menempati posisi kedua sebagai produsen terbesar di Indonesia,
hanya berbeda dengan PT Freeport Indonesia yang mengalami penurunan produksi pada
tahun 2010, PT Newmont Nusa Tenggara justru mengalami peningkatan produksi, dari tahun
2009 yang hanya mencapai 17.406 kg meningkat menjadi 22.930 kg pada tahun 2010.
Meningkatnya produksi emas PT Newmont Nusa Tenggara tidak terlepas dari cuaca
yang panas yang tidak biasa di lokasi pertambangan dasar Fase 5 yang memungkinkan
dilakukannya penambangan tambahan dan penggilingan.yang menghasilkan emas dengan
kadar tinggi.
PT Nusa Halmahera Minerals mengalami peningkatan produksi yang cukup pesat pada
tahun 2010, dari 10.434 kg pada tahun 2009 meningkat menjadi 15.122 kg pada tahun 2010.
PT NNT pacu produksi tembaga 2010 sebelum lakukan perluasan lahan
Produksi logam tembaga (copper metal), maupun konsentrat tembaga (copper
concentrtate) mengalami penurunan pada tahun 2010. PT Freeport menyatakan bahwa
penurunannya akibat rendahnya kadar bijih mineral dari pertambangan Grasberg di Papua.
Produksi konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia menurun dari 2.731.769 dmt pada tahun
2009 menjadi 2.575.006 dmt pada tahun 2010, demikian pula dengan produksi tembaga,
pada tahun 2009 produksinya mencapai 774.661 ton kemudian menurun menjadi 632.325 ton
pada tahun 2010.
Sementara itu produksi PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) pada tahun 2010 untuk
cooper concentrate mengalami peningkatan, yaitu dari 752.355 dmt meningkat menjadi
891.765 dmt. Produksi logam tembaga mencapai 246.051 ton, meningkat sedikit dari tahun
2009 yang mencapai 223.869 ton.
Produksi PT NNT akan mulai menurun pada tahun 2011, karena dalam tahap perluasan
lahan untuk pengembangan penambangan fase 6 dan 7. Penurunan produksi PT NNT
diperkirakan akan terus berlangsung hingga tahun 2012.
![Page 12: bahan tugas katalis](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082519/5695d1a11a28ab9b02974b3d/html5/thumbnails/12.jpg)
Penggunaan Katalis Pt pada Industri
Untuk penggunaan platina juga bermanfaat bagi industri tepatnya bagi bidang industri Kimia. Platina sangat penting sebagai katalis utama dari logam mulia yang paling sering digunakan. Penggunaan katalis ini sangat penting dalam proses katalisasi hidrogenasi, oksidasi, dehidrogenasi dan sebagainya.
Katalis dari platina umunya digunakan sebagai katalis pertama untuk membentuk katalis-katalis lainnya. Penggunaan dari manfaat platina di bidang industri kimia kini semakin meluas. Penggunaan lainnya di bidang kimia adalah untuk :
1. Proses reduksi alkilasi2. Hidrogenasi selektif senyawa nitro (tanpa proses dehalogneasi3. Membantu proses hidrogenasi karbonil4. Mengubah alkohol menjadi formaldehida
Pemanfaatan kongritnya :
Penggunaan platina dalam proses-proses kimia di dunia industri kimia tersebut, digunakan untuk membuat produk-produk komersil yang di jual di pasaran. Sifat platinum yang mampu membuat hidrogen dan oksigen meledak, digunakan dalam pembuatan alat pemantik rokok. Selain itu, platinum juga digunakan sebagai penghangat tangan.