bahan tayang penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

58
Penulisan dan Penyuntingan Naskah Kehumasan 10 JP = 450 Menit Lidia Evelina WA 08128011789 Dosen PR Univ. Bina Nusantara d Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 1

Upload: binus-university

Post on 15-Jan-2017

157 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 1

Penulisan dan Penyuntingan Naskah Kehumasan10 JP = 450 Menit

Lidia Evelina WA 08128011789

Dosen PR Univ. Bina Nusantarad

Page 2: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 2

Materi Pokok

1. Prinsip Penulisan Naskah kehumasan 2. Penulisan Naskah Kehumasan 3. Penulisan Naskah Kehumasan Untuk Publik

Pilihan4. Teknik Penyuntingan Naskah

Page 3: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Indikator Keberhasilan

3

1. Menjelaskan Prinsip Penulisan Naskah Kehumasan;

2. Menerapkan Penulisan Naskah Kehumasan;

3. Menerapkan Penulisan untuk Publik Pilihan;

4. Menerapkan Teknik Penyuntingan Naskah.

Page 4: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Prinsip Penulisan Naskah Kehumasan

1• Perbedaan Naskah Kehumasan dengan

Naskah Jurnalistik

2• Tujuan Penulisan Naskah Kehumasan

3• Prinsip Penulisan Naskah yang Efektif

4• Gaya Penulisan

4

Page 5: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Naskah Kehumasan Naskah Jurnalistik

Diseminasi informasi organisasi, aktivitas, kebijakan, program , personalitas, atau sudut pandang

Pemaparan fakta

Tujuannya bisa menjelaskan tetapi juga melindungi

Tujuannya pengungkapan publik

Keberimbangan dipahami dengan memunculkan sisi positif dan mereduksi atau mengabaikan sisi negatif

Prinsip keberimbangan krusial dalam melaporkan isu pro dan kontra

Detail informasi sering menjadi tuntutan dari pihak manajemen

Sederhana dan ringkas menjadi pertimbangan editor

Fakta ditampilkan secara alami tetapi dengan pertimbangan matang untuk memenuhi tujuan tertentu

Fakta mengalir alami dalam berita atau cerita feature atau siaran

5

1. Perbedaan Naskah Kehumasan dengan Naskah Jurnalistik

Page 6: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

2. TUJUAN PENULISAN NASKAH KEHUMASAN

1. Komunikasi2. Menerima pesan3. Penerimaan kognisi4. Pembentukan/perubahan sikap

Perilaku terbuka

6

Page 7: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 7

3. PRINSIP PENULISAN NASKAH KEHUMASAN

YANG EFEKTIF (TARES)

1. Truthfulness

2. Authenticity

3. Respect

4. Equity

5. Social Responsibility

Page 8: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Rumusan tentang analisis khalayak (Audience):

1. Analyze2. Understand3. Demographics 4. Interest 5. Environment6. Needs7. Customize8. Expectations

8

Page 9: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

The Technique of Clear Writing

1. Keep sentences short (gunakan kalimat pendek)

2. Prefer the simple to the complex (gunakan kalimat sederhana)

3. Use the familiar word (pilih kata-kata yang sudah dikenal)

4. Avoid unnecessary words (hindari kata-kata yang tidak perlu)

5. Put action in your verbs (gunakan kata kerja – verbs)

6. Write as you talk (gunakan gaya bertutur, seperti Anda berbicara)

7. Use picturable terms (gunakan istilah yang bisa digambarkan pembaca)

8. Tie in with reader’s experience (hubungkan dengan pengalaman pembaca)

9. Make full use of variety (gunakan berbagai variasi)

10. Write to express, not to impress (menulislah untuk menyampaikan

informasi, bukan menimbulkan kesan)

9

Page 10: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

4. Style atau Gaya Penulisan:a. Apakah faktual, aktual dan informatif.

b. Apakah gaya bahasa tersebut cukup menarik dan mudah

dipahami oleh pembacanya.

c. Termasuk pengelolaan rubrik, judul-judul bahasan, desain tata

muka majalah dan setiap halaman agar memiliki model

penampilan yang menarik.

10

Page 11: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Penulisan Naskah

1• Produk-Produk Tulisan

2 • Karakteristik Media Baca dan Media Dengar

3• Proses Penulisan Naskah

11

Page 12: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 12

1. Produk-Produk tulisan

a. Release,

b. Feature,

c. Berita,

d. Advertorial,

e. Newsletter,

f. Website,

g. Blog

Page 13: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 13

Release• Sebuah berita atau informasi yang disusun oleh sebuah organisasi yang

menggambarkan kegiatannya (a piece of news written by the organization

whose activities it describes).

• Penulisan Release: (1) Menentukan satu tema (key-issue atau news Values),

(2) Buatlah sesuai Pola Piramida Terbalik, (3) Release harus informatif, (4)

Hindari pesan-pesan menjual, (5) Paragraf singkat, (6) Identifikasi, (7) Tanggal

Release, (8) Waktu pengiriman, (9) Pilih media pengiriman yang tepat, (10)

Pilih asesoris yang menarik, (11) Undang media , (12) Tulis ekslusif, (13)Beri

tanda di akhir release, (14) Jangan salah ketik, (15) Pertimbangkan rumus

tujuh unsur, (16) Press release di web site lebih detail dan panjang.

Page 14: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 14

Feature • Setiap karya feature harus mengandung semua unsur 5 W dan 1 H. Selain

itu feature disajikan dalam bahasa pengisahan yang sifatnya kreatif

informal.

• Jenis-Jenis Feature

a. Feature Human interest

b. Feature Sejarah

c. Feature Biografi

d. Feature Perjalanan

e. Feature Petunjuk praktis

f. Feature Ilmiah

Page 15: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 15

Berita

• adalah segala sesuatu yang hangat, faktual serta menarik perhatian sejumlah orang.

• Berita adalah sesuatu yang tidak biasa.• Berita sebagai tulisan yang digabungkan dengan

unsur kejutan. Berita harus menarik.• Anatomi Berita : (a) Judul, (b) Baris Tanggal, (c)

Teras, (d) Tubuh

Page 16: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 16

Membuat Lead Berita

1. Kalimat sederhana terdiri dari satu pokok dan satu sebutan, termasuk

pelengkap. Hendaknya, pokok berita terpenting ditampilkan.

2. Hindari memulai berita dengan menggunakan anak kalimat atau keterangan

agar kalimat menjadi pendek.

3. Seandainya bahan cukup banyak, pilihlah lead dari lead.

Page 17: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 17

Isi Berita

1. Menggunakan kata kerja2. Hindari kata dan ungkapan teknis 3. Jangan mengandaikan pembaca sudah

tahu peristiwa yang dilaporkan 4. Memenuhi rasa keadilan masyarakat

Page 18: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 18

Advertorial • merupakan Gabungan antara

advertising dan editorial. Advertorial itu mempunyai pengertian bentuk periklanan yang disajikan dengan menggunakan gaya penulisan jurnalistik.

• Dapat juga diartikan Iklan dalam bentuk pemberitaan atau pemberitaan yang bernafaskan nilai-nilai iklan.

Page 19: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 19

Teknik Penulisan Advertorial

1. Persiapan Penulisan (Prewriting), 2. Pencarian ide atau Gagasan, 3. Menguji ide, 4. Memilih Topik, 5. Pengumpulan Data 6. Membuat Kerangka.

Page 20: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 20

Anatomi Advertorial

• Intro yang digunakan dalam penulisan advertorial dengan gaya feature:a. Naratif, yakni menceritakan suatu keadaan dengan sedemikian rupa yang

membuat pembacanya seolah–olah berada dalam situasi dan suasana yang

digambarkan.

b. Deskriptif, yakni menggambarkan suatu keadaan dengan sedemikian rupa yang

membuat pembacanya dapat membayangkan sesuatu digambarkan.

c. Pertanyaan, yakni mengajukan pertanyaan untuk membuka wawasan pada

pembacanya dan sekaligus memberika jawaban untuk memberi pengetahuan

serta memenuhi rasa ingin tahu pembaca.

Page 21: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 21

Lanjutan Anatomi Advertorial

d. Kutipan, yakni mengutip pernyataan atau pendapat seseorang yang dinilai mempunyai daya tarik, kredibilitas atau intergritas.

e. Epigram adalah menggunakan ungkapan, atau istilah-istilah khas dan terkenal di kehidupan masyarakat.

f. Sapaan, yakni menggunakan kata sapaan yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Lead ini biasanya membuat pembaca seolah-olah terlibat dlaam rangkaian cerita.

Page 22: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 22

Newsletter• Pengertian Newsletter adalah

terbitan berkala yang diperuntukkan untuk kalangan sendiri.

• Newsletter berisikan berita-berita dan artikel-artikel yang menarik dan sirkuasinya terbatas.

• Ditujukan untuk masing-masing publik, yaitu internal Newsletter dan eksternal newsletter.

Page 23: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 23

Teknik Penulisan Newsletter

a. Siapa sasaran newsletterb. Jenis informasi yang ditampilkan c. Anggaran d. Kontinuitas e. Gaya dan format

Page 24: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 24

Website • Website adalah sering juga disebut Web, dapat

diartikan suatu kumpulan-kumpulan halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam ataupun bergerak, data animasi, suara, video maupun gabungan dari semuanya.

• Bersifat statis maupun yang dinamis, yang dimana membentuk satu rangkaian bangunan yang saling berkaitan dan masing-masing dihubungkan dengan jaringan halaman atau hyperlink.

Page 25: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 25

Blog • Blog singkatan dari "web log" merupakan bentuk aplikasi web yang

berupa aneka macam tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting

atau artikel-artikel blog) pada sebuah halaman template blog.

• Tulisan-tulisan dimuat dalam urut yang terbalik (isi atau postingan

yang terbaru ditempatkan lebih dahulu atau pada urutan yang

pertama kemudian diikuti isi atau postingan yang lebih lama

dibuat), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini

biasanya dapat diakses semua pengguna internet sesuai topik

yang diperlukan dan tujuan dari si pengguna blog tersebut, yang

biasanya dengan menuliskan suatu kata tertentu (keyword) pada

halaman pencarian Google, Yahoo, Bing atau search engine yang

lainnya.

Page 26: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 26

Panduan penulisan Blog yang Efektif

1. Write a strong post title2. Keep the post short 3. Write short paragraph4. Use pyramid style 5. Use bullets 6. Use standard spelling 7. Use a stylebook 8. Respect copywrite 9. Edit the post

Page 27: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 27

2. Karakteristik Media Baca dan Media dengar

Media Baca 1. Pembaca dapat melihat dengan jelas

tulisan yang dibacanya.2. Dapat melihat susunan lay-out-nya.3. Dapat melompat dari materi tulisan

yang satu untuk kemudian kembali lagi.4. Jika kesulitan memahami, dapat me-

review kembali sampai paham.5. Dapat mengetahui secara cepat bila ada

penulisan yang salah atau faktanya salah.

6. Penulis dapat secara detail dan panjang lebar dalam membahas materi.

7. Mudah direkam atau didokumentasi (misalnya diklipping) untuk dibaca berulang kali.

Media Dengar

1. Tulislah seperti Anda bicara

(write the way you

talk/write the way you

speak).

2. Bahasa sederhana, singkat,

dan to the point

Page 28: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 28

3. Proses Penulisan Naskah

1. Perencanaan (Planning)

2. Penulisan (Organizing and composing)

3. Evaluasi (Reading and Rewriting)

Page 29: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Proses Menulis 1. Perencanaan (planning)

a. Merumuskan maksud atau

tujuan menulis

b. Tulisan harus didasari oleh

pikiran (tema/isu sentral)

c. Tulisan untuk mata atau telinga?

d. Menganalisis khalayak atau orang yang

menjadi sasaran pesan

e. Menetapkan media29

Page 30: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Teori uses & gratifications Dalam Penentuan Tema

• Teori ini menekankan bahwa khalayak

dianggap aktif dalam memilih media dan

informasi yang akan dikonsumsi.

• Khalayak memiliki motif tertentu yang

mendorongnya memilih topik/tema informasi

yang dianggap memenuhi kebutuhannya.

30

Page 31: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Teori Agenda setting

• Teori ini menekankan bahwa media massa

mempunyai kekuatan dalam menciptakan

agenda publik melalui berita-beritanya.

31

Page 32: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

2. Penulisan (organizing and composing)

a. Biasakan membuat draft

b. Sederhana, jelas, dan mengarah

c. Mengelola bentuk dan teknik

penyajian pesan

d. Struktur pesan

e. Urutan penyajian pesan

32

Page 33: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

3. Evaluasi (Reading and Rewriting)

a. Pertama, evaluasi dilakukan sebelum hasil tulisan disebarluaskan ke

publik. Dilakukan cek terhadap tulisan. Mintalah orang lain untuk

melakukan pengecekan tulisan.

b. Kedua, evaluasi setelah hasil tulisan disebarluaskan ke publik. Praktisi

PR/Humas melakukan riset terhadap hasil tulisannya. Riset tersebut untuk

mengetahui tingkat keterbacaan, motif, dan tingkat kepuasan pembaca

terhadap informasi yang disampaikan.

33

Page 34: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Penulisan untuk Publik Pilihan

1• E-mail

2 • Memo

3 • Notulen Rapat

4• Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah

34

Page 35: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 35

A. Email Release • Email release adalah release yang dibuat dalam bentuk soft

copy File.

• File tersebut dapat dikirim dengan format file attachments.

• Selain itu, Praktisi PR dapat juga menggunakan format file PDF

tetapi format ini tidak disarankan karena tidak bisa diedit.

Page 36: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 36

B. Memo • Pengertian Memo adalah suatu tulisan singkat, jelas dan padat tentunya

mudah dipahami, yang ditujukan kepada seseorang bersifat informal

biasanya penulisannya tidak lebih dari 10 (sepuluh) baris, penulisannya

diketik atau tulisan tangan.

• Fungsi memo untuk mengingatkan, menegaskan tentang suatu hal.

• Isi dari memo berupa permintaan, instruksi, pemberitahuan, saran, pesan,

dan tugas-tugas tertentu.

Page 37: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 37

Bagian-Bagian Dari Memo

a. Kepala: Nama, Alamat dan Logo Instansi.

b. Badan: Isi/pesan singkat (memberikan

informasi, perintah ataupun laporan).

c. Kaki: Tanda tangan dan nama jelas pembuat

memo

Page 38: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 38

Jenis-Jenis Memo

a. Memo bersifat resmi – dipakai sebagai surat pernyataan dalam hubungan

resmi dari seorang pimpinan kepada bawahannya.

b. Memo bersifat pribadi – digunakan dipakai sebagai nota atau surat pernyataan

tidak resmi antar teman, saudara, atau orang lain yang memiliki hubungan

akrab. Itulah mengenai pengertian memo resmi dan tidak resmi.

Page 39: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 39

Langkah-langkah menulis memoa. Siapkan blangko Memo yang akan dipakai.

b. Penulisannya boleh diketik atau dengan tulisan tangan.

c. Menyampaikan pesan atau instruksi dengan bahasa yang tepat,

singkat dan dapat dipahami.

d. Menandatangani serta menyertakan nama jelas pembuat

memo, mengirim memo kepada orang yang di tuju.

Page 40: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 40

C. Notulen Rapat 1. Pengertian Notulen adalah naskah dinas yang membuat catatan jalannya acara

(kegiatan) mulai dari pembukaan, pembahasan masalah, sampai dengan

pengambilan keputusan, serta penutupan.

2. Daftar Hadir

3. Susunan acara

4. Isi Notulen

5. Sistematika Penulisan

6. Bagian akhir Notulen

Page 41: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 41

D. Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah

1. Efektif dan Efisien: Penyelenggaraan tata naskah dinas perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi, serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas.

2. Pembakuan: Naskah dinas diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang dibakukan.

3. Pertanggungjawaban: Penyelenggaraan tata naskah dinas dapat dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kewenangan, dan keabsahan.

4. Keterkaitan: Kegiatan penyelenggaraan tata naskah dinas dilakukan dalam satukesatuan sistem administrasi umum.

5. Kecepatan dan Ketepatan: Naskah dinas harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi.

6. Keamanan: Tata naskah dinas harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi.

Page 42: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 42

Jenis Naskah Dinas 1. Naskah Dinas Arahan

Naskah dinas arahan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan.

a. Naskah Dinas PengaturanNaskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, Standar Operasional Prosedur (SOP), dan surat edaran.

b. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan)• Jenis naskah dinas penetapan hanya ada satu macam, yaitu Keputusan. • Keputusan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan yang

bersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur.

Page 43: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 43

c. Naskah Dinas Penugasan

a) InstruksiInstruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah atau arahan untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas yang bersifat sangat penting.

b) Surat PerintahSurat peritah adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.

C) Surat TugasSurat tugas merupakan naskah dinas dari atasan atau pejabat yang berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi.

Page 44: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 44

Naskah Dinas Korespondensi

1• Naskah Dinas Korespondensi Intern

2• Naskah Dinas Korespondensi Ekstern

3• Surat Undangan

Page 45: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 45

Naskah Dinas Korespondensi Intern

1. Nota Dinas dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaian kepada pejabat lain.

Nota dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.

2. MemorandumMemorandum adalah naskah dinas intern yang bersifat mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat kedinasan.

Page 46: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 46

Naskah Dinas Korespondensi Ekstern

• Naskah dinas korespondensi ekstern hanya ada satu macam, yaitu surat dinas.

• Surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak lain di luar instansi/organisasi yang bersangkutan.

Page 47: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 47

Surat Undangan

• Merupakan surat dinas yang memuat undangan kepada

pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk

menghadiri suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara,

dan pertemuan.

• Namun di dalam pelaksanaannya, setiap Instansi Pemerintah

memiliki aturan tata naskah dinas yang mengatur di dalam instansi

dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 80 Tahun

2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah.

Page 48: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Teknik Penyuntingan Naskah

1• Definisi Penyuntingan Naskah Kehumasan

2• Tujuan Penyuntingan Naskah Kehumasan

3• Teknik Penyuntingan Naskah Kehumasan

48

Page 49: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 49

1. Definisi Penyuntingan

• Penyuntingan berasal dari kata

sunting.

• Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, penyuntingan

adalah proses, cara, perbuatan

menyunting.1. Definisi Penyuntingan

Page 50: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 50

2. Tujuan Penyuntingan

a. Memastikan penyebaran ide kepada pembaca yang disampaikan

dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik.

b. Menggambarkan nilai dan identitas naskah sehingga dapat

menarik minat pembaca.

c. Memastikan alur dan fakta disampaikan dengan jelas, tepat, dan

tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat.

Page 51: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 51

3. Teknik Penyuntingan Naskah

a. Cara Menyunting Naskah

Secara Teknis

b. Cara Menyunting Naskah non

Teknis

Page 52: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 52

Penyuntingan Naskah Secara Teknis

1. Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual di antaranya kekeliruan salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama tempat, alamat.

2. Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca.

3. Penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul.

4. Menyingkat tulisan sesuai ruang yang tersedia, termasuk membuang atau memotong paragraf yang tidak penting.

Page 53: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 53

Penyuntingan Naskah Secara Teknis

5. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata.

6. Menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan kebijakan media yang bersangkutan.

7. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (sub

judul), bila diperlukan.

8. Menentukan judul dan teras berita jika dipandang perlu. Memperbaiki judul

supaya menarik.

9. Editing juga termasuk menulis caption (keterangan gambar) foto dan pekerjaan

lain yang berhubungan dengan tulisan.

10. Menghindari kontradiksi dan memperbaiki tulisan sebelumnya.

Page 54: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 54

Penyuntingan Naskah non Teknisa. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria

layak muat—aktual, faktual, penting, dan menarik.b. Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta

asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan kembali reporter untuk memenuhinya.

c. Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih menonjol daripada fakta hasil liputan.

d. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.e. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan (bad

taste).f. Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup para pembaca

utama korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum tersebut.g. Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara penulisnya

menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca lebih dahulu seluruh cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang apa yang berusaha dikatakan penulis.

h. Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita.

Page 55: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 55

Tahapan Penyuntingan Naskah1. Pra Penyuntingan Naskah, meliputi pengecekan kelengkapan naskah, ragam

naskah, daftar isi, bagian-bagian dalam bab, ilustrasi/tabel/gambar, catatan kaki,

informasi mengenai penulis, dan membaca naskah secara keseluruhan.

2. Penyuntingan Naskah, perlu memperhatikan masalah ejaan, tatabahasa,

kebenaran fakta, legalitas, konsistensi, gaya penulis, konvensi penyuntingan

naskah, dan gaya penerbit/gaya selingkung.

3. Pasca Penyuntingan Naskah, setiap editor memeriksa kembali kelengkapan

naskah, nama penulis, kesesuaian daftar isi dan isi naskah, ilustrasi/tabel/gambar,

prakata/kata pengantar, sistematika tiap bab, catatan kaki, daftar pustaka, daftar

kata/istilah, lampiran, indeks, biografi singkat, sinopsis, nomor halaman, sampai

siap diserahkan kepada penulis atau penerbit.

Page 56: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian

Kode Etik PenyuntingMien A. Rifai (1995).

1. Penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum mulai

menyunting naskah.

2. Penyunting naskah bukanlah penulis naskah.

3. Penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah.

4. Penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang

disuntingnya.

5. Penyunting naskah wajib mengonsultasikan hal-hal yang akan diubahnya dalam

naskah.

6. Penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah

disuntingnya.

56

Page 57: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 57

Referensi

Bivins, Thomas H. (2008). Public Relations Writing. New Delhi: McGraw Hill. Iriantara, Yosal dan A. Yani Surachman. (2006). PR Writing: Pendekatan Teoritis dan Praktis.

Bandung: Simbosa Rekatama Media.Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relations Writing. Teknik Produksi Media Public

Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana.Pamusuk Eneste. (2005). Buku Pintar Penyuntingan Naskah. Edisi Kedua. Jakarta. Gramedia.Rifai, Mien A. (1995). Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya

Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.Smith, Ronald D. (2012). Becoming a Public Relations Writer. 4 edition. New York: RoutlegeSumadiria, Haris AS (2008). Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Panduan

Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Ishwara, Luwi. (2015). Jurnalisme Dasar. Cetakan ketiga. Jakarta. Kompas.

Peraturan Menteri Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 80 tahun 2012 Tentang Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah.

Page 58: Bahan tayang  penulisan dan penyuntingan naskah kehumasan tingkat ahli

Diklat Pranata Humas tingkat Keahlian 58