bahan lppk revisi

26
BAB I SISTEM KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN, DAN PASAR KEUANGAN DALAM EKONOMI Fungsi Sistem Keuangan Menurut Peter S. Rose sistem perekonomian modern memiliki 7 fungsi pokok, yaitu : 1. Fungsi tabungan (savings function) : Sistem keuangan yang menyediakan suatu mekanisme dan instrumen tabungan. Misalnya : obligasi, saham, dan instrumen utang lain yang diperjualbelikan dipasar uang dan pasar modal yang menjanjikan suatu pendapatan dengan resiko yang relatif rendah. Nilainya tidak akan berkurang sedikit pun dan justru akan memperoleh penghasilan. 2. Fungsi kekayaan (wealth function) : Instrumen keuangan yang diperjualbelikan dalam pasar keuangan yang menyediakan cara terbaik untuk menyimpan kekayaan, seperti menahan nilai aset yang dimiliki, sampai dana tersebut diperlukan untuk dibelanjakan. Penyimpanan kekayaan dapat dilakukan dengan cara membeli barang, seperti mobil,dll.akan tetapi kekayaan tersebut akan berkurang nilainya akibat penyusutan dan memiliki resiko kerugian, seperti dicuri,kecelakaan, kebakaran,dll. 3. Fungsi likuiditas (liquidity function) : kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan, dapat dikonversi menjadi kas atas uang tunai dipasar keuangan dengan resiko relatif kecil.instrumen keuangan ini memiliki sifat likuiditas sempurna, karena uang dapat kapan saja dibelanjakan tanpa perlu dikonversi dalam bentuk apapun. 4. Fungsi kredit (credit function) : fungsi kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi. Kredit merupakan pinjaman dengan janji untuk membayar kembali dimasa yang akan datang. Konsumen biasanya menggunakan

Upload: richard-miller

Post on 24-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LPPK

TRANSCRIPT

BAB ISISTEM KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN, DAN PASAR KEUANGAN DALAM EKONOMI

Fungsi Sistem KeuanganMenurut Peter S. Rose sistem perekonomian modern memiliki 7 fungsi pokok, yaitu :1. Fungsi tabungan (savings function) : Sistem keuangan yang menyediakan suatu mekanisme dan instrumen tabungan. Misalnya : obligasi, saham, dan instrumen utang lain yang diperjualbelikan dipasar uang dan pasar modal yang menjanjikan suatu pendapatan dengan resiko yang relatif rendah. Nilainya tidak akan berkurang sedikit pun dan justru akan memperoleh penghasilan.2. Fungsi kekayaan (wealth function) : Instrumen keuangan yang diperjualbelikan dalam pasar keuangan yang menyediakan cara terbaik untuk menyimpan kekayaan, seperti menahan nilai aset yang dimiliki, sampai dana tersebut diperlukan untuk dibelanjakan. Penyimpanan kekayaan dapat dilakukan dengan cara membeli barang, seperti mobil,dll.akan tetapi kekayaan tersebut akan berkurang nilainya akibat penyusutan dan memiliki resiko kerugian, seperti dicuri,kecelakaan, kebakaran,dll.3. Fungsi likuiditas (liquidity function) : kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan, dapat dikonversi menjadi kas atas uang tunai dipasar keuangan dengan resiko relatif kecil.instrumen keuangan ini memiliki sifat likuiditas sempurna, karena uang dapat kapan saja dibelanjakan tanpa perlu dikonversi dalam bentuk apapun.4. Fungsi kredit (credit function) : fungsi kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi. Kredit merupakan pinjaman dengan janji untuk membayar kembali dimasa yang akan datang. Konsumen biasanya menggunakan kredit tersebut untuk membeli rumah, mobil,motor,dll. Sedangkan pengusaha menggunakan fasilitas tersebut untuk tujuan produksi dan perusahaan.5. Fungsi pembayaran (payment function) : sistem keuangan yang menyediakan mekanisme pembayaran atas transaksi barang dan jasa. Misalnya cek,giro, kartu kredit,kartu debit, dll. Atau dapat juga dilakukan dengan memnggunakan sistem electronik seperti kliring, transfer elektronik phone banking, electronic banking, dll.6. Fungsi resiko (risk function) : sistem keuangan dewasa ini secara luas menawarkan proteksi terhadap jiwa, kesehatan, harta, dan resiko kerugian kepada semua unit usaha termasuk konsumen dan pemerintah. Perusahaan asuransi ini memberikan proteksi kepada pemegang polisnya terhadap kemungkinan yang timbul akibat kerugian personal dan property risk seperti kesehatan, kehilangan/pencurian, kerusakan akibat petir, sampai pada kecelakaan lalu lintas.7. Fungsi kebijakan (policy function) : pasar keuangan yang memberikan otoritas untuk melakukan kebijakan guna menstabilkan ekonomi dan mempengaruhi inflasi. Misalnya mempengaruhi tingkat bunga dan jumlah kredit sehiungga pemerintah akan mempengaruhi pertumbuhan kerja, produksi, dan harga-harga.Pengertian Lembaga KeuanganLembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya berupa asset keuangan/ tagihan dibandingkan dengan asset non keuangan. Lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jenis jasa keuangan seperti simpanan, kredit, proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan mekanisme pembayaran, dan mekanisme transfer dana.

Klasifikasi Lembaga KeuanganBerdasarkan pengelompokannya, lembaga keuangan debedakan menjadi 2 yaitu :1. Lembaga Keuangan Depositori : lembaga keuangan yang menjalakan kegiatan penghimpunan dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro, tabungan/simpanan berjangka. Bank umum dan bank pengkreditan rakyat termasuk dalam lembaga depositori karena bank tersebut bergerak dalam menarik dana secara langsung dan men yalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada anggotanya.2. Lembaga Keuangan Non Depositori : lembaga keuangan ini sering juga disebut sebagai NBFI (non bank financial institutions). Lembaga keuangan yang masuk dalam kelompok ini adalah semua lembaga keuangan yang kegiatan usahanya tidak melakukan penarikan dana secara langsung. Berikut klasifikasi NBFI :a. Contractual institutions : lembaga keuangan yang menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung dari resiko ketidakpastian seperti polis asuransi bagi perusahaan asuransi.b. Investment institutions : lembaga keuangan yang usahanya terkait dipasar modal seperti perusahaan efek dan perusahaan investasi.c. Finance companies : lembaga keuangan yang memiliki bidang usaha dan menyediakan beberapa jenis pembiayaan seperti anjak piutang, pembiayaan konsumen dan kartu kredit.d. Lembaga keuangan non depositori lainnya : misalnya pengadaian.

Peran Lembaga Keuangan dalam Proses IntermediasiIntermediasi keuangan adalah proses pembelian dana dari penabung untuk disalurkan kembali kepada peminjam, yang tediri dari sektor usaha, pemerintah, dan rumah tangga. Proses intermediasi dilakukan oleh lembaga keuangan dengan cara membeli sekuritas primer yang diterbitkan oleh unit defisit dalam waktu yang sama mengeluarkan sekuritas sekunder kepada penabung. Sekuritas primer dapat berupa saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit, dll. Sedangkan sekuritas sekunder berupa simpanan dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, reksa dana, dll. Lembaga keuangan memiliki peran yang strategis dalam proses intermediasi sebagai berikut :1. Pengalihan aset (asset transmutation) : merupakan proses pengalihan kewajiban financial oleh lembaga keuangan menjadi asset finansial2. Realokasi pendapatan (income realocation) : menyisihkan dan merealokasikan pendapatannya untuk masa yang akan datang dengan cara menyimpan barang (asset) seperti membeli rumah, tanah, dll.3. Transaksi (transaction) : kemudahan tansaksi menggunakan sistem pembayaran melalui sekuritas sekunder seperti giro, tabungan, polis asuransi, dll dan sekuritas primer seperti saham, obligasi, dll.

Faktor Faktor Yang Menyebabkan Meningkatnya Peran Lembaga KeuanganPeningkatan peran lembaga keuangan dalam perekonomian disebabkan oleh :1. Naiknya pendapatan masyarakat : peningkatan pendapatan masyarakat tentunya akan menaikkan kemampuan menabung masyarakat, dengan begitu lembaga keuangan akan semakin bertindak aktif dalam menawarkan berbagai jenis jasa tabungan.2. Perkembangan industri dan teknologi : dengan adanya peningkatan di sector industri sehingga akan memicu kebutuhan dana untuk investasi.3. Denominasi instrument keuangan : beberapa jenis surat berharga yang ditawarkan melalui pasar keuangan yang sulit dijangkau oleh penabung akibat denominasinya dalam jumlah besar.4. Skala ekonomi dan produk-produk jasa : dengan mengkombinasikan sumber-sumber untuk menciptakan berbagai jenisjasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya produk/jasa per unti yang ditawarkan lembaga keuangan dapat ditekan lebih rendah.5. Jasa jasa likuiditas : lembaga keuangan menciptakan dan menjual produk atau jasa-jasa likuiditas yang memberikan kemudahan nasabah untuk mengatasi kesulitan likuiditasnya.6. Keuntungan jangka panjang : dana yang diperoleh oleh lembaga keuangan atas pinjaman yang diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.7. Resiko lebih kecil

Peran Lembaga Keuangan Dalam Sistem Keuangan Jenis lembaga intermediasi yang paling dominan dalam sistem keuangan adalah lembaga depositori yang berperan dalam menarik/menghimpun dana dari masyarakat untuk menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Berikut alasan lembaga keauangan dibutuhkan untuk : a. Menawarkan berbagai progam simpanan yang dapat memenuhi semua jenis kebutuhan masyarakat.b. Menyediakan kredit dengan jumlah dan jangka waktu yang beragam.c. Menanggung resiko intermediasi.d. Memenuhi kebutuhan likuiditas nasabah untuk berbagai jenis kebutuhan.e. Menyediakan jasa-jasa transaksi keuangan.

Resiko Lembaga KeuanganJenis-jenis resiko lembaga keuangan, sebagai berikut :1. Credit risk (resiko kredit) : resiko ini terjadi apabila jumlah arus kas yang seharusnya diterima, yang berasal dari kredit yang diberikan dan surat-surat berharga yang dimiliki, misalnya obligasi yang tidak dibayar secara penuh.2. Liquidity risk (resiko likuiditas) : resiko ini terjadi apabila lembaga keuangan tidak memiliki dana untuk memenuhi semua penarikan oleh deposan, pemegang polis, atau pemegang unit penyertaan reksa dana terbuka.3. Interest rate risk (resiko tingkat bunga) : resiko ini terjadi apabila jatuh tempo asset lembaga keuangan mengalami mismatch (ketidaksesuaian jatuh tempo asset) dengan kewajibannya.Misalkan saja suatu lembaga menerbitkan instrument utang senilai Rp. 100 dengan jangka waktu jatuh tempo 1 tahun untuk membiayai asset yang dibelinya senilai Rp. 100 Miliar yang jatuh tempo 2 tahun. Diasumsikan cost of funds instrument utang 9% pertahun dengan tingkat bunga asset 10% pertahun. Pada tahun petama, lembaga keuangan akan mendapat keuntungan/spread sebesar 1% (10%-9%), yaitu dengan meminjam jangka waktu pendek (1 tahun) danb memberi pinjaman jangka panjang (2 tahun). Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 1 miliar (0,01 x Rp. 100 Miliar).Namun keuntungan untuk tahun kedua belum dapat dipastikan. Apabila tingkat bunga tidak mengalami perubahan, lembaga keuangan dapat membayar kembali pinjamannya dengan bunga 9% dan mendapatkan keuntungan sebesar 1% / 1 miliar pada tahun kedua. Namun, resiko tingkat bunga akan terjadi apabila lembaga keuangan tidak dapat memperoleh pinjaman dengan bunga 9% karena tingkat bunga mengalami kenaikan, misalnya 11% pertahun pada tahun kedua. Dengan demikian, keuntungan pada tahun kedua menjadi negative yaitu 10%-11%=-1% atau lembaga keuangan mengalami rugi sebesar Rp. 1 miliar (0,01 x Rp. 100 Miliar).4. Market risk (resiko pasar) : resiko pasar secara potensial dapat terjadi apabila lembaga keuangan secara aktif memperdagangkan berbagai instrument, termasuk derivatif, disbanding kalau hanya menahannya untuk investasi jangka panjang.5. Off balance sheet risk : kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan yang tidak terlihat/tercatat dalam neracanya karena kegiatan ini tidak menyebabkan dan melibatkan terjadinya kepemilikan suatu asset/ penerbitan instrument utang.6. Foreign exchange risk (resiko nilai tukar) : resiko ini terjadi apabila nilai tukar mengalami perubahan berlawanan yang mempengaruhi nilai asset dan liabilities lembaga keuangan.7. Country risk (sovereign risk) : lembaga keuangan yang memiliki asset/ melakukan investasi diluar negri akan terekspos pada tambahan resiko investasi asing.8. Operational risk (resiko operasi) : resiko yang berasal dari adanya kegagalan, kerusakan, atau gangguan terhadap teknolohi atau dukungan sistem dalam kegiatan operasional lembaga keuangan.9. Insolvency risk : resiko ini secara teknis terjadi ketika modal lembaga keuangan tidak mencukupi untuk menutupi semua kerugiannya.

BAB IISISTEM KEUANGAN DAN PERBANKAN INDONESIAOTORITAS KEUANGANPerubahan yang paling fundamental dalam struktur sistem keuangan tersebut adalah ditiadakannya fungsi Dewan Moneter yang sebelumnya dikenal dalam sistem moneter Indonesia. Perubahan sistem sistem tersebut disebabkan karena terjadinya pengalihan status Bank Indonesia menjadi lembaga independen dan berfungsi sebagai otoritas tunggal dibidang moneter dan perbankan berdasarkan Undang-Undang Nomoer 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Demikian juga, Otoritas Jasa Keuangan menurut Undang-undang merupakan lembaga independen yang berfungsi sebagai salah satu otoritas keuangan yang akan melaksanakan fungsi pengaturan, pengawasan, dan pembinaan Lembaga-Lembaga Keuangan Hukum Bukan Bank (LKBB) selain sektor perbankan. Otoritas keuangan yang nantinya aan memiliki peran dalam pengaturan dan pengawasan dibidang keuangan dan perbankan terdiri dari :a. Bank Indonesiab. Pemerintah (Departemen Keuangan)c. Otoritas Jasa Keuangan (RUU-nya dalam proses pembahasan)d. Lembaga Penjamin Simpanan

BANK INDONESIABank Indonesia memiliki satu tujuan yang disebut dengan tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah dan nilai tukar yang wajar merupakan sebagian prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Reorientasi sasaran Bank Indonesia tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemulihan dan reformasi perekonomian untuk keluar dari krisis ekonomi yang saat ini sedang dihadapi Indonesia. Sedangkan fungsi Bank Indonesia adalah sebagai lender of the last resort dimana Bank Indonesia membantu mengatasi mismatch yang disebabkan oleh risiko kredit atau risiko pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, risiko manajemen dan risiko pasar. Bank Indonesia diberikan wewenang dan tanggung jawab yang luas dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan kliring dan jasa transfer dana serta penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank. Menurut UU no 23 tahun 1999, Bank Indonesia menjadi lembaga independen dimana Bank Indonesia bebas dalam mengambil dan melaksanakan kebijakan tanpa pengaruh dan intervensi dari pemerintah atau pihak lain. Bank Indonesia dituntut untuk transparan dan memenuhi prinsip akuntanbilitas publik dalam menetapkan kebijakannya serta terbuka bagi pengawasan oleh masyarakat. Bank Indonesia mempunyai 3 tugas utama :1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran3. Mengatur dan mengawasi bank.Wewenang Bank Indonesia dalam menetapkan sasaran moneter dan melakukan pengendalian moneter yaitu sebagai berikut :1. Melaksanakan kebijakan nilai tukar bersasarkan sistem nilai tukar yang ditetapkan2. Mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban luar negeri3. Memelihara keseimbangan neraca pembayaran4. Meneriman pinjaman luar negeri. Perubahan penting dalam UU no 23 tahun 1999 adalah larangan pemberian kredit kepada pemerintah. Dengan adanya perubahan juga, Bank Indonesia tidak dapat lagi memberikan kredit likuiditas dalam rangka kredit program. Dan semua itu dialihkan kepada BUMN. Tugas dan wewenang BUMN yang ditunjuk pemerintah antara lain :1. Melakukan pembayaran kewajiban kepada Bank Indonesia2. Melakukan penyaluran dan administrasi kredit program3. Mencari sumber-sumber pendanaan untuk kelanjutan pelaksanaan kredit programJenis-jenis Kebijakan Moneter BIPengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy) Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneterdapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain: Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.Konsep dan perhitungan Giro Wajib Minimum dapat merujuk kepada Buku Wajib halaman 345-348. Imbauan Moral (Moral Persuasion)Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.Tujuan Kebijakan MoneterBank Indonesiamemiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

LEMBAGA PENJAMINAN SIMPANANLPS merupakan lembaga independen, transparan, dan accountable dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya serta bertanggung jawab langsung kepada DPR menurut UU no 24 tahun 2004. Fungsi dan wewenang LPS adalah sebagai berikut :Fungsi LPS :1. Menjamin simpanan nasabah penyimpanan2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewewenangannyaUntuk menjalankan fungsi, tugas LPS adalah :1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan2. Melaksanakan penjaminan simpanan3. Merumuskan dan mentepakan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik5. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik.Untuk menjalankan tugas, wewenang LPS adalah :1. Menetepkan dan memungut premi penjaminan2. Menetapkan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank, sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi dan konfirmasi atas data sebagaimana dimaksud pada nomer 46. Menetapkan tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim7. Menunjuk, mengusahakan dan menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan dan atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tanpa tugas tertentu.8. Melakuakn penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjamin simpanan9. Menjatuhkan sanksi administratifDalam melaksanakan penyelesaian dan pananganan bank gagal, LPS memilik kewenangan :1. mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham, termasuk hal dan wewenang RUPS2. menguasai dan mengelola aset dan kewajiban bank gagal yang diselamatkan3. meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri dan mengubah setiap kontrak yang mengikat bank gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga yang merugikan bank.4. Menjual dan mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan debitur. Jenis dan Nilai Simpanan Yang DijaminJenis jaminan yang dijamin oleh LPS adalah :a. Girob. Depositoc. Sertifikat depositod. Tabungan atau/dan yang dipersamakan dengan ituSedangkan nilai simpanan dijamin sebagai berikut :a. Nilai simpanan yang dijamin setiap nasabah pada suatu bank maksimal Rp.100.000.000b. Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah apabila dipenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut : Terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar Terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari 90% dari jumlah nasabah penyimpanan seluruh kantor bank.

DEPARTEMEN KEUANGANDepartemen Keuangan hanya melakukan pengaturan dan pengawasan di bidang Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Unit organisasi yang secara langsung dalam menangani sektor keuangan dan perbankan adalah Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal (Babepam). Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan mempunyai fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap LKBB. Sedangkan Bapepam mempunyai fungsi pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasar modal guna mewujudkan pasar modal yang teratur, wajar, dan efesien untuk melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

SISTEM PERBANKAN INDONESIABank yang beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan :Fungsi, yaitu : Bank Sentral Bank Umum Bank Perkreditan RakyatKepemilikan, yaitu : Bank persero (bank pemerintah) Bank Umum Swasta Nasional Bank Asing Bank Pemerintah Daerah Bank CampuranSistem Pengenaan Bunga, yaitu : Bank Konvensional Bank SyariahKegiatannya dibidang devisa, yaitu : Bank devisa (foreign exchange bank) Bank nondevisa (non foreign exchange bank)Jenis Kantor, yaitu : Kantor Pusat (head office) Kantor Cabang (Branch office) Kantor cabang pembantu (subbranch office) Kantor kas (Cash services office) Kantor perwakilan (represantive office) Kantor wilayah (regional office)

Diberlakukan UU no 7 tahun 1992 menyebabkan bank-bank yang sebelumnya beroperasi sebagai bank tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi dikelompokkan menjadi bank umum. Bank pasar,bank desa dan lembaga kredit pedesaan lainnya yang telah mendapatkan pengukuhan dari Menkeu menjadi BPR.

USAHA BANK UMUMKegiatan usaha bank umum yang diatur dalam Undang-Undang no.10 tahun 1998 tentang perubahan UU no. 7 tahun 1992 tentang perbankan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis kegiatan sebagai berikut :a. Menghimpun dana (tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, dll)b. Penyaluran atau penggunaan dana (pemberian kredit, penerbitan surat utang,dll)c. Penyediaan jasa-jasa (ATM, memberikan garansi, bertindak sebagai wali amanat)

BANK PERSEROBank persero atau sering juga disebut bank pemerintah, adalah bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah. Karena terjadinya krisis ekonomi, awal dekade 2000an, bank persero diperkecil yang awalnya 7 bank menjadi 4 bank. Bank persero antara lain : Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BRI.

BANK PEMERINTAH DAERAHJumlah BPD hingga pertengahan tahun 2004 mencapai 24 bank dengan jumlah kantor cabang dan kantor cabang pembantu masing-masing 352 kantor. Meskipun volume total BPD banyak, namun perannnya terhadap perbankan nasional kurang begitu menonjol dibandingkan dengan bank-bank lainnya terutama dilihat dari kemampuan memobilisasi dana masyarakat dan menyalurkan kredit. Hal itu dikarenakan faktor-faktor :a. Lemahnya struktur permodalan bankb. Kualitas sumber daya manusianya yang masih perlu ditingkatkanc. Keterbatasan jaringan kantord. Intervensi pemilik terhadap manajemen banke. Kurangnya pemanfaatan teknologi informasiDengan kekurangan-kekurangan tersebut menyebabkan BPD sulit dalam melakukan persaingan yang pada gilirannya menyebabkan lambannya pertumbuhan bank.BANK UMUM SWASTA NASIONALBank umum swasta nasional adalah badan berbentuk hukum Indonesia, yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Dilihat dari lingkup usahanya ini, dapat dibedakan menjadi bank devisa dan bank nondevisa. Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah memperoleh persertujuan dari Bank Indonesia. Kegiatannya antara lain : menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valas. Sementara bank non devisa (non foreign exchange bank) adalah bank yang tidak diperkenankan melakukan transaksi yang berkaitan dengan valuta asing. Untuk mewadahi kegiatan bank umum swasta nasional, dibentuk suatu perhimpunan yang disebut PERBANAS (Perhimpunan Bank-bank Swasta Nasional).

BANK ASINGBank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia yang saat ini hanya diperkanankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu di beberapa ibukota provinsi selain Jakarta, yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan, dan Batam. Bank asing yang membuka cabangnya di Indonesia harus mempunyai aset 200 terbesar di dunia dan memilik rating minimal A dari lembaga peringkat (rating agency) internasional. Contoh bank asing yang beroperasi di Indonesia adalah : Citibank, American Express Bank, Bank of Tokyo, Standart Chartered Bank, Hongkong and Shanghai Bank Corporation, Bank of America, dll.

Bank CampuranKepemilikan bank campuran dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia dan atau badan usaha hukum Indonesia dengan warga Negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Kegiatan uaha bank campuran pada prinsipnya tidak berbeda dengan apa yang dilakukan oleh bank umum swasta nasional, bank umum persero, atau bank pemerintah. Dari sudut kegiatan penghimpunan dana (funding), sumber dana bank campuran terutama berasal dari simpanan berjangka, dan giro. Kegiatan usaha bank campuran umumnya memberikan pelayanan wholesale atau corporate banking. Bank campuran yang beroperasi di Indonesia sampai akhir 2004 berjumlah 24 bank antara lain;1. PT. ANZ Bank2. PT. Bank Commonwealth3. PT. Bank Paribas Indonesia4. PT. Bank Chinatrust Indonesia5. PT. Bank Credit Agricole Indosuez6. PT. Bank Credit Lyonnais Indonesia7. PT. Bank Daiwa Perdania8. PT. Bank DBS Indonesia9. PT. Bank Finconesia10. PT. Bank Hanvit IndonesiaBPR Adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. BPR diperkenankan menerima simpanan dalam bentuk giro dan memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.Bentuk hukum BPR;1. Perusahaan daerah2. Koperasi3. Perseroan terbatas4. Bentuk Lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintahKlasifikasi BPR;1. BPR Baru2. Bank Pasar3. Bank Desa4. BKPD5. Lumbung DesaKegiatan Usaha BPR;1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan2. Memberikan kredit3. Menyediakan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil4. Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito atau tabungan pada bank lainKegiatan yang tidak di perkenankan oleh BPR;1. Menerima simpanan dalam bentuk giro2. Melakukan penyertaan modal3. Melakukan usaha perasuransian4. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana mestinyaPASAR UANG

Pasar uang merupakan bagian dari finansial market dan pasar likuiditas primer yang memperjualbelikan instrument kredit jangka pendek yang berkualitas.

Sering disebut pasar abstrak karena transaksi dilakukan dengan menggunakan sarana telekomunikasi dan tidak terorganisir.

Fungsi pasar uang: Memenuhi kebutuhan jangka pendek. Sebagai sarana operasi pasar terbuka oleh BI. SBI, digunakan untuk kontraksi moneter. SBPU, sebagai instrumen ekspansi moneter (menambah uang beredar).

Peserta Pasar Uang: Lembaga-lembaga keuangan Perusahaanperusahaan besar Lembaga-lembaga pemerintah Individu

Karakteristik Pasar Uang Bersifat jangka pendek (mulai dari overnight sampai dengan jatu tempo 1 tahun). Mempertemukan pihak yang surplus dana dengan pihak yang mengalami deficit. Memungkinkan terjadinya transaksi pinjam meminjam.Alasan kebutuhan pasar uang: Bagi perusahaan yang mengalami deficit dapat meminjam di pasar uang dari pihak lain yang mengalami surplus. Bagi perusahaan yang mengalami surplus dana dapat menjadi kreditur, dengan mendapatkan pendapatan daripada dana idle.Macam-macam resiko di pasar uang Resiko pasar Resiko investasi Resiko gagal bayar Resiko inflasi Resiko valuta asing Resiko politik

Instrument di pasar uang yang diperjualbelikan: Treasury bills Commercial paper Negotiable Certificate of Deposit Bill of Exchange Bankers Acceptance Repurchase Agreement Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Sertifikat Deposito Call Money Promissory Notes

PASAR MODAL

Pasar modal adalah suatu tempat terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut dengan bursa efek.

Bursa Efek adalah suatu system yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung ataupun melalui wakil-wakilnya.

Manfaat orang berinvestasi di pasar modal1. nilai investasi perkembangan mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapaikapitalgain 2. memperolehdevidenbagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang mengambang bagi pemenangobligasi3. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapainstrumenyang mengurangi risiko

Manfaat bagi perusahaan yang menjual sahamnya dipasar modal (go public)1.jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar2. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil3. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai4. tidak adaconvenantsehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan5. solvabilitasperusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan

Produk-produk yang dijual di pasar modal1. Saham2. Obligasi (Bonds)3. Bukti Right (Right Issue)4. Waran (Warrant)Lembaga Keuangan Bukan BankAdalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang menghimpun dana dengan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannyauntuk membiayai investasi perusahaan. LKBB tidak diperbolehkan menerima dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.LKBB berdasar jenis usaha di bagi menjadi;1. Lembaga pembiayaan pembangunan, yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya memberikan kredit jangka menengah dan panjang.2. Lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga, yaitu lembaga keuangan yang usaha utamanya bertindak sebagai perantara dan penjamin dalam penjualan surat berharga yang diterbitkan oleh emitenJenis lembaga Keuangan bukan bank;1. Lembaga pembiayaan2. Perusahaan perasuransian3. Perusahaan efek4. Reksadana5. Perusahaan modal ventura6. PegadaianLembaga PembiayaanAdalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan yang masuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan disebut perusahaan. Bidang usaha lembaga pembiayaan, pada awalnya, sebagaimana diatur dalam Keppres No. 61 tahun 1998 adalah sebagai berikut;1. Sewa guna usaha2. Anjak piutang3. Pembiayaan konsumen4. Kartu kredit5. Modal ventura6. Perusahaan perdangan surat berhargaPerusahaan pembiayaan yang melakukan lebih dari satu kegiatan sering pula disebut multifinance company.

1. SEWA GUNA USAHA (LEASING)kegiatanpembiayaandengan menyediakan barang modalbaik dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkanpembayaransecaraangsuran.

Hak opsi adalah hak untuk membeli objek sewa guna usaha setelah berakhirnya perjanjian berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.

Pengadaan barang modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang penyewa guna usaha yang kemudian disewagunausahakan kembali. Sepanjang perjanjian SGU, hak milik atas barang modal berada padaperusahaan pembiayaan.

Pihak utama yang terlibat dalam leasing: Lessor: perusahaan sewa guna usaha Lesse: perusahaan/pemakai barang yang memiliki opsi Supplier: pihak penjual barang yang disewaguna usahakan

Bentuk transaksi finance lease Direct finance lease Sale and lease back : barang dijual ke lessor dan disewakan kembali. Leveraged lease: is aleasein which thelessorputs up some of the money required to purchase theassetand borrows the rest from alender Cross-border leasingis aleasingarrangement where lessor and lessee are situated in different countries. This presents significant additional issues related totax avoidanceandtax shelters.

Operating lease Lessor sengaja membeli barang kemudian disewakan ke lessee. Lessor bertanggung jawab atas resiko ekonomis atas barangnya. Lease dapat membatalkan perjanjian dengan lessor.

Kelebihan leasing sebagai sumber pembiayaan Pembiayaan PenuhTransaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan pembiayaannya dapat diberikan sampai dengan 100% (full pay out), hal ini akan membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang baru berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang sedang berkembang. Lebih FleksibelDipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan dengan perbankan. Pembayaran sewa guna usaha (payment lease) secara berkala akan ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee sehingga pengaturan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dapat disesuaikan dengan pendapatan yang dihasilkan aktiva yang akan dilease. Sumber Pembiayaan AlternatifLeasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa menggangu jalur kredit yang telah dimiliki. Dari segi jaminan leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari pihak lainnya. Off balance sheetTidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur pembelian aktiva tidak perlu dipenuhi secara terperinci. Arus danaPesyaratan pembayaran dimuka yang relatif lebih kecil akan sangat berpengaruh pada arus dana. Sumber pelunasan kewajibanPembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui leasing karena pada umumnya pelunasan atau pembayaran sewa hampir selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh adanya aktiva yang di leasekan. Kapitalisasi biayaAdanya biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya penyerahan, instalasi, pemeriksaan dan lain sebagainya dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing. Resiko keusanganDalam keadaan yang serba tidak menentu, leasing yang berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap resiko keusangan sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan resiko pada tahap dini yang mungkin terjadi. Kemudahan penyusutan anggaranAdanya pembayaran sewa guna usaha secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee.

Kelemahan Menggunakan Leasing Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila kewajiba lease telah diselesaikan dan hak opsi digunakan. Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa guna usaha, maka kemungkinan biaya yang ditimbulkan cukup besar. Barang modal yang diperoleh oleh lease tidak dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit. Resiko yang melekat pada peralatan atau barang modal itu sendiri. Kemungkinan adanya kenakalan penyewa guna usaha untuk melakukan jual atau sewa kepada pihak sewa guna usaha yang lain. Fluktuasi bunga. Adanya fluktuasi bunga menimbulkan resiko bunga bagi perusahaan sewa guna usaha, karena antara investasi dalam barang yang disewa guna usaha dengan sumber dana pembelanjaan tidak sesuai. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pembayaran sewa: Nilai barang modal Jangka waktu Tingkat suku bunga