bahan kuis
TRANSCRIPT
e. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
Produksi hampir semua hormon menurun.
Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.
Menurunnya produksi aldosteron.
Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).
System/
organ
Perubahan
morfologik
Perubahan fungsional Perubahan patologi
Panca
Indra:Mata
Lemak perobtital
hilang stenosis
kel,lakrimalis deposit
lipid kornea
konjungtiva sikaruang
depan mendangkal
Hilangnya elastisitas
Mata tampak cekung, kelopak
mata melengkung.
Ptosis senilisEpiforaArkus
senilisAir mata menurun,
korneakeruhSudut filtrasi
mengurang Tekanan intra
okuler meningkat Presbiopia
Entropin,
ektropinTrikiasis, Ca-
sel basa
Dakriosistitis,abseslakri
maliskSlerokeratitis
nekrotikans,ulkus
kornea ( penurunanvisi-
dan seklerosis nucleus
dilensa
Perubahan
degenerative di otot
akomodasi,iris viterus
,retina dan koroid
Degenerasi neuron
kortikalyang
berhubungan
dengan penglihatan
(lob.okspital),otot
okoler intrinsik
danekstrinsik
Pupil mengecil, reflek
smelambat Gangguan
ketepatan visual Penurunan
lapang pandang Pandangan
atas warna rusak Adaptasi
gelap melambat Muscae
voluntes (obyek mengambang
dilapangan pandang)Persepsi
visuo – spatial dan
diskriminasi kurang akurat
Gangguam akomodasi Lihat
keatas terbatas
lambat)Katarak Glauko
ma
1.-Penutupan sudut
(akut)
2. sudut terbuka
(kronis)degenerasi
makuler (penurunan
visi - mendadak)Retina
lepasPenyakit vaskuler
– oklusif:a/v pusat
retinaa serebaral
posterior Keadaan
konfusio
karena penurunan
sensori
telinga Degenerasi organ
korti(hilangnya sel
rambut)Hilangnya
neuron dikokhlea
(sel gangglion
dankorteks
Presbiakusis
menyebabkangangguan:
1.Sensitivitas nada(frekuensi tinggi)2 . Persepsi (terutama bila ada latar belakang bising)3 . Lokalisasi suara
Efek psikologik
ketulian(isolasi, curiga,
depresi)
Tuli konduksi
Sindroma meniere’s
temporal).Vibrasi
membran
basiler terpengaruh
oleh
gangguanelastisitasak
umulasi serumen
berlebih atropi strie
vaskularis(produksi
indolimfet
terganggu )Degeneras
i sel rambut sikanal
semi sirkularis
4 . Deskriminasisuara di korteks Gangguan refleks kontrol postural Ketidak pastian dan ketidak percayaan bergerak dalam gelap
Hidung
tenggorok
dan lidah
Perubahana tropik dimukos,degeneratifneuronal (penthol pengecap<64% pada usia 75 tahun)Atrofi dan hilangnya elastisitas otot dan tulang rawan larings
Gangguan ras mengecap dan membau Hilangnya tanggapanterhadap refleks batuk dan menelan Lipatan suara menghilang,suara gemetar, nada meninggi, kekuatan dan jangkuan turun
Risiko keracunan gas/makanan meningkat;anoreksia Tersedak, malnutrisi,avitaminosis Varikosis sublingual d a n hemorhagi Ca Larings (pria) dan post – cricoid (wanita)
Gastrointe
stinal,gigi
dan
rahang
Karies dentis da
resesiginggiva
Perubahan atrofik
rahang
Kesulitan adaptasi gigi palsu
dan kesesuian gigi untuk
menggigit
Sisa karies tertinggal,
sepsisdentalFisura
angularis, ulkus
oral,risiko parotitis.
Arthritis,tempora
mandibularis
Esofagu
ssampai
Anus
Atrofi mukosa,
kelenjar danotot
intestinal Aliran darah
dan aktivitasenzim di
usus dan
hati menurun
Gastritis atrofikans Perubahan
nafsu makan Perubahan
asimtomatik sekresi, motilitas,
danabsorbsi Produksi asam
basal turun Stimulasi
histaminmenurun Produksi
faktor instrinsik menurun
Sindroma malabsorbsi
menurun
Ulkus peptikum
menurun Anoreksia,
aklorhidria(meningkat
setelah 60 th)Disfagia
pseudobulber,refluks
esofagitis, karsinoma
Sindroma
malabsorbsimenurun
Implikasi fekal
Divertikulitis Frekuensi
anemia pernisiosa dan
anemiagisi meningkat
Intoksikasi obat dan
makanan meningkat
kardiovas
kuler
Arteri (termasuk
aorta)memanjang dan
berkelok Penebalan
intima
arterimeningkat,
tunika mediakaku dan
” Venous return” di leher kiri sering terblok (periksaJVP dileherkanan)Sukar tentukan letak apeks,kalau ada kaku/ distrosikarena kiposkiliosis.Fungsi baroreseptor menurun Katup kaku timbulkan bising:
IHD/IHSS/Dekom.Kordis/MVP? Aritmiakordis meningkatHT sistolik /diastolik meningkat Pseudo HT meningkat Hipotensi postural meningkat Penyakit
fibrotik Degenerasi
katup
jantung,klasifikasi /
sklerosis yang kadang
sampai
septuminterventrikuli
s Perubahan
miokardial:ddeposit
lipofuchsin,fibrosis
dan
amiloidosismiokardial
.Atrofi dan fibrosis
tunikamedia,
hiperplasia
tunikaintima a.
Koronaria“Brown
athropy” hanya dalam
hubungannya dengan
keadaan patolgis
yangsangat berat:
malnutrisi,karsinoma,
anemia pernisiosa dll
1)Sistolik di A, regurgitasi di M, tak harus signifikan2)Tak ada perubahan /degenerative jantung yang spesifik akibat menua (tak ada”penyakit jantung senelis”)3)Secara umum:4)Curah jantung menurun akibat isisekuncup menurunakibatnya kecepatan kerja fisik menurun5)Latihan fisik yangsama naikkanTD/denyut jantung orang tua> dari orang muda6)Konfusio mental dan kelelahan menyebabkan harus kan meningkatkan akan penyakit jantung padalansia (gejala ini lebihsering disbanding nyeri anginal / sesak napas)
jantung katup(A,M) meningkat IHD merupakan penyebab utama gagal jantung pada usia lanjut
(berat
jantung
berhubungan
dengan
berat badan)Ateroma,
kekerapannyamening
kat pada
penuaan,mungkin
akibat
HT / merokok
sistem
respirasi
Elastisitas alveoli /
aktivitassilia /daya
recoilelastin
menurunAlveoli
koalesen,
sklerosis bronkhi dan
jaringan penunjang
Degenerasi epitel
dankelenjar bronchi
Osteoporosis
(toraks,vertebra,
kostae)Penurunan
Kapasitas vital
menurun(volume total
tetap)Difusi oksigen
terganggu,efisiensi respirasi
menurun.Sensitivitas dan
episiensi mekanisme self
“cleansing “menurun,refleks
batuk menurun.Kifosis dan
peningkatankekakuan dinding
dada kapasitas cadangan
fungsional pernafasans
terganggu, tapi gejala klinis
Kepekaan
terhadap pneumonia
meningkatCOPD dan
bronkitis
kroni
smeningkatInfeksi akut
meningkatMudah gagal
respirasi
Tuberkolosi paru
(reaktivitas TB yang
sudah sembuh )Ca-
bronkus, emboli paru
elastisitas
danklasifikasi tulang
rawan iga Kelemahan
otot interkosta dan
aksesoris
pada pernapasan.
minimal,kecuali dipicu
penyakit lain,kelenturan hanya
sedikit berubah,karena
hilangnyare koilelasti dibatasi
oleh meningkatnya kekakuan
paru (fibrosis) dan hilangnya
pleksibilitas di dinding dada
meningkat Terpicunya
penyakit paruakibat
penyakit jantung/lain
sistim
endokrin
Ubahan T4 mjd T3menurun. BMR dan ambilaniodin radioaktif menurun . Tingkat disposal metabolik tiroksin
Testosteron bebas (tak terikat menurun perlahan),gonado t rop in men ingka t, konversi androgen menjadiestrogen di jaringan perifer menurun Es t rogen pos t menopausa l menrun i n su l i n men ingkat (kulaitati?) Noreprin
Penurunan aktivitas tiroid
fungsional
Penampilan seksual dan fertilitas menurun
Miksedema
3x4tirotoksikosis.
Pada keduanya
manifestasi
atipik ( debilitas
nonspesifik,anemia
)Hipotermia,
paranoid olehkarena
hipotiroid;Fibrilasi
atrium tak
tanggapdigitalis,
gagal jantung
danosteoporosis oleh
karenahipertiroid.Anem
is, hipotermia
eprin menurun Parathormon menurun Vasopressin menurun
olehkarena hipotiroid
Diabetes mellitus
meningkat Hipotensi
potural meningkat
Gangguan
keseimbanmgan
cairan
Sistemlokomotorik:Otot
Terjadi atrofi pada
otot, baik dalm
jumlah atau
ukurannya
disebabkan oleh
gangguan metabolik
dan denervasi
fungsional
Massa otot
menghilangHilangnya berkas
ototHernia: ekstra dan
intraabdominal Penurunan
kekeuatan fisik:”kelemahan
fisiologik”Disabilitis,
keterbatasan jangkauan dan
kecepatangerak, sbg akibat
dari gabungan dari kelemahan
otot, kaku sendi
danmekanisme
sentral penampilan sensori
– motorik:
1.Berkurangnya
Pengecilan otot,
terutamaekstermitas
distalKelemahan
”patologik”:
1.Metabolisme:defisien
si Ca, K, danVitamin D
2.Endokrin:tirotoksikasi
s, sindromacushing,
miopatikortison
3.Penyakit
kardiorespirasi,
anemia / anoksia
4 .Karsinomatosis
ketepatandalam gerakan
halusdan gerak yang berubah
cepat
2.Ketepatan waktu
dalamgerakan jadi tak teratur,
kelembutanaliran gerakan
darigerakan satu kegerakan
lainmenghilang
3.Gerakanyang satu melambat
dulu sebelum mulai
pergerakan
tulang Osteoporosis: penipisantrabekulae danmelebarkannya r o n g g a tulang (cancelous)
A s i m t o m a t i k a t a u n y e r i punggung ringan, kifosis, bungkuk dan tinggi badanmenurun
Osteoporosis
meningkat Nyeri
punggung berat,kifosos
dan fraktur (densitas
tulang tak
cukup)Osteomalasia:
kurangnya penulangan
pada matriks tulang
normal. Nyeri
tulang,miopati, fraktur
penyakit paget (Osteitis
deformans)Tonjolan
tulang jari kaki,sub-
luksasi
senditangan/kakiTelapa
k kaki nyeri
danmasalah kaki lain
Sistem Syaraf – Syaraf Pusat
Makroskopis :Penebal
an meningeal, atrofi
serebral (berat
otak menurun 10%
antara usia 30-70
tahun)Histologik :Mu
la – mula
secarasetempat –
setempattojiolan
dendrit di
neuronmenghilang,
disusul bangkaknya
batangdendrit dan
badan sel.Secara
progresif
terjadifragmentasi
Tanggapan intelektual,agilitas
menta, daya pemikiran
abstrak menghilang.Gangguan
persepsi, analisis, dan
integrasi inputsensorik
menurunMemori jangka
pendek dankemampuan
belajar menurunKurang
resilien, lebih kakudalam
memandang persoalan, lebih
egois danintrovet.Gangguan
kesadaransensorik (terhadap
rasanyeri, sentuh,
panas,dingin, perasaan
posisisendi)Tampilan sensori
–
Penurun cadangan
intelektual
merupakan predisposisi
keadaan konfusio akut
Demensia (suatu
defisitdalam memori
dan intelek serupa
dengan yang
terjadi pada penuaan
normal.Terjadi lebih
dini dandengan
intensitas tinggi menuju
ke perubahan
disorientasi, mental,
tangkah laku dam
motorik dari
dan kematiansel. Pada
semua seldeposit
lipofuchsin(pigmen
“wear&tear”yang
terbentuk disitoplasm,
mungkin berasal dari
lisosom
ataumitokondria)Di
neuron:
5.RNA,nitokondria
dan enzim sitoplasma
menghilang
6.Inklusihyalin,eosino
fildan badan levy
7.Kekusutanneurofibr
iler, plak senilis
dandegenerasigranulo
vakuoleBerbagai
perubahandegeneratif
terjadi
denganfrekuensi
meningkat
motor untuk menghasilkankete
patanmelambatGangguan
mekanismemengontrol
postur menurun juga
dayaantigravitasi,keseimbanga
n dan gerakan(kecepatan
kondusif saraf menurun ±10%
pada usia75 tahun
jenisdeteriorisasi
mental presenil dan
senil)Gejala menuduh
pada parafrenia Daya
nilai dan lokalisasirasa
nyeri rusak Predisposisi
jatuh dan
cederaInstabilitas
postural Demensia
multi – infark Episoda
iskemik otak sepintas
Berbagai jenis
stroke(mengancam,
berkembang dan
lengkap)
padaindividu >60
tahun, tapi
tak berhubungan satu
denganlainnyaKorpor
a amilasea
terdapatdimana –
mana
dijaringanotak Peruba
han
vaskuler:8.Fibrosisint
ima
danmediasiderosis,de
generasiamiloiddan
hialin
Syaraf otonom
Pembentukan
anteromameningkat
dengan
makinlanjutnya usia,
patogenesismultifakto
rialTransmisi saraf
terganggu pada
asetilkolin,katekolami
Predisposisi
terjadinyahipotensi
postural(asimtomatik)Tanggap
an terhadapmanuver Valsava
berubahSensitivitas
barorefleks menghilang
Regulasi suhu sebagai
tanggapan atas panas /dingin
Hipotensi
posturalsimtomatik Oto
regulasi di
sirkulasiserebral
rusak Mudah terjadi
jatuh (falls)Predisposisi
hipotermia dan heat
stroke Penggambaran
n, dopamin
dannoradrenalin.
Tanggapanotonom
mungkin
melemah pada lansia
akibat berkurangnya
sintesis danhidrolisis
transmiter
saraf tersebut
dikombinasi
denganhilangnya
reseptor Disfungsi
otonom
menyertaisindrom
Shy-Drager, parkinso
nisme, penyakit
serebrovaskuler
dan berbagai
neuropayi,terutama
DM dan alkoholisme
terganggu Penilaian atas nyeri
visceral menghilang Gerakan
alimeter terganggu
penyakit secara keliru
System urogenital
Penebalan membaran basalis
Efisiensi ginajal
dalam pembuangan
Batu ginjalInfeksi ginjal
kapsula bowman dan terganggunya permeabilitas Perubahan degeneratif tubuli Penurunan jumlah dan atrofinefron Perubahan vaskuler pengaruhi pembuluh darah pada semua tingkat, mulaidari penbalan inti pembuluh darah kecil sampai hialinisasi arteriol dan hiperplasia inti arteri besar Atrofi prostat dan otot dengan area fokushiperplasia noduler benignaterdapat pada 75% pria > 90tahun. (Ca klinik jauh lebih jarang)
sisametabolisme
terganggudengan menurunnya
massadan fungsi ginjal
1.Jumlah nefron tinggal50% pada akhir rentan hidup rata – rata2.Aliran darah g in j a l tinggal 50% pada usia75 tahun3.Tingkat filtrasi glomerulus dankapasitas ekskresi maksimum menurun dengan proporsi samaGinjal yang menua masihdapat mempertahankan mekanisme homeostasis normal dan ekskresi sisa metabolisme dalam batastertentu, tapi kurangefisiensi dan perlu waktu lebih lama dengan cadangan minimal.Karenanya dehidrasi,infeksi atau gangguancurah jantung yang relatif ringan akan mempercepat gagal ginjal
(pielonefritis,sisititis)Penyakit prostatGangguan ginekologik Retensio urinInkontinensia urin
GGA/GGK
System hematologi
Pertumbuhan RBC/WBCtak berubahSumsum tulangmengandung lebih sedikithemopoitik + tanggapanterhadap
Absorbsi besi/folat/B12menurun
Frekuensi anemia
meningkat
stimulus menurun
Kulit dan integumen
Atrofi:EpidermisKele
njar keringatFolikel
rambutDegenerasi
kolagenPerubahan
pigmenter Hiperkerat
osis
epidermalDegenerasi
: KolagenSerat
elastik Sklerosis
arteriolPenurunan
lemak subkutan
Kulit menipis, kering,fragil,
berubah warna Rambut
menipis, beruban,Kuku
menipis, mudah patah,
pertumbuhamn lambat,
beralur Lentigenesis senilis,
kutilseboroik Elastisitas kulit
menurun Purpura sinilis
Bercak Campell de Morgan
Berkurangnya isolasi
dan bantalan
Abrasi dan
infeksiPruritus,
intertrigo,UlkusOnikogr
ifosis dan
gangguankuku lain,
paronikiaKeratosis
solarisKarsinoma:
1.Intra epidermal
2.Sel basal
3.Sel gepeng Dekubitus
Hipotermia
rematologi
Degenerasi tulang rawan,ligamen dan jaringan peri-artikuler Sinovia menebal dan terdapat hipertrofi villi Tulang rawan menjadi kuning dan keruh, mungkin terjadi erosi dipermukaan atau perubahan biokimiawi yang mengarah terjadinya
Penurunan fungsi
sendiHilangnya elastisitas
danmobilitas sendiKekakuan
sendi dancenderung
menjadinyeri/sakitRasa
percaya dan ketepatangerak
berkurangKesulitan dalam
gerak rumit, terutama
bila bersamaan dengan
Berbagai penyakit
arthritismenyebabkan
kakauan
sendi(ankilosis) dan
kontaktur:1.Osteoarthri
tis: begitu
seringnyaterjadi
sehinggadianggap
”fisiologik”2.Arthritisr
degenerasi mukoid, pembentukan kista dan klasifikas
adanyagangguan
penglihatanPostur bungkuk,
tinggi badan menurun,
dandistorsi lain
yangdisebabkan oleh atrofi
/kelemahan rangka
dankelompok otot besar
yang bertugas
dalam pembentukan postur
dan penopangan antigravitas
hematoid:
suatukelainan kon
System imunologik
Timus menghilangLimfosit B/T tetap tapikualitas berubah
Penurunan fungsi imun“annate”Aktivitas sel T menurunFungsi makrofag menurun
Penyakit oto-imun
dankanker meningkat
Badan menyeluruh
Penurunan tinggi badan(postur bungkuk karenakifosis)Berat badan menurunPeningkatan ratio lemak/BB bersihPenurunan air tubuh tota
Nyeri punggung ringan
Nilai kreatinin cenderungn o r m a l , w a l a u p u n G F R menurunKesulitan menilai turgor
Nyeri punggung berat
Mudah terjadi dehidrasi
Perubahan pada lansia
SISTEM HORMONAL
Proses PenuaanApabila dikaruniai usia kehidupan yang panjang, maka seluruh makhluk hidup tak terkecuali manusia akan selalu menuju
kehidupan masa tuanya. Tetapi apakah kita dapat meraih masa tua dengan derajat kesehatan fisiologik, suatu keadaan yang nyata bahwa fisiologik tubuhpun mempunyai batas-batas tertentu dalam pertumbuhan dan perkembangannya sejalan dengan meningkatnya usia. Harus disadari bahwa sebenarnya segala proses menjadi tua yang terjadi pada seseorang merupakan suatu proses alami secara fisiologik dab biologik yang sangat wajar terdapat pada seluruh organ dan sel dalam tubuh.
Bila seseorang mulai menua, maka segala sel tubuhnya dapat dipastikan sedang mengalami proses degenerasi secara fisiologik. Proses ini umumnya ditandai dengan semakin menurunnya kemampuan sel-sel tubuh dan memperbaiki diri dari kerusakan dan efesiensi kerja yang berkurang dari kelenjar-kelenjar tubuh. Pada usia muda, sel-sel tubuhnya masih bisa mengadakan pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang telah rusak. Maka pada usia tua, sel-sel tubuhnya telah terbentuk menjadi dewasa sehingga sel-sel ini tak dapat lagi berproduksi dan sel akan menjadi tua dan akhirnya mati.
1. Teori Tentang Proses Menua
Teori Biologik
a. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang deprogram oleh molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi (perubahan).
b. Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah.
c. Autoimune
Pada proses metabolism tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Sad jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.
d. Teori stress
Menua terjadi akibat kehilangan sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
1.2. Teori Sosial
a. Teori ktifitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social.b. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsung mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
a) Kehilangan peran
b) Hambatan control social
c) Berkurangnya komitmen
d) Teori kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansa. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelas pada saat ini menjadi lansia.
Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :a) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus akti dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada
pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan
b) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
c) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi
1.3. Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan manusia menurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 11111954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
b. Teori individual jung
Carl Jung (1960) menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran seseorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau kea rah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental.
Lanjut Usia Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut
usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi
(Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit
degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :
a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Sistem Hormon
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.
Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan.
Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun.
Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu. Meskipun semua hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel / jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh hormon tersebut.
GANGGUAN ENDOKRINSistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastrointestin. System endokrin merupakan bagian dari system pengatur tubuh, pengaturan berbagai fungsi metabolism tubuh. Gangguan system endokrin.
Perubahan Sistem Endokrin pada Lansia
1. Produksi dari hampir semua hormone menurun2. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
1. Pituitari : pertumbuhan ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah. Berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.
2. Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR dan menurunnya daya pertukaran zat3. Menurunnya produksi aldosteron
a. Menurunnya sekresi hormone kelamin, misalnya progesterone, estrogen, dan testosterone
b. Bertambahnya insulin, norepinephrin, parathormon, vasopressinc. Berkurangnya tridotironind. Psikomotor melambat
Gangguan Endokrin pada Lansia
1. MenopauseMenopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita dimana ovarium atau indung telur berhenti menghasilakn sel telur, aktivitas menstruasi berkurang atau berhenti, dan pembentukan hormone wanita (estrogen dan progesteron berkurang). Hal ini disebabkan karena pertambahan usia sehingga ovarium menjadi kurang tanggap terhadap rangsangan LH dan FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron, dan pada akhirnya proses ovulasi terhenti.
Menopause dibagi menjadi 2, yaitu :
Menopause dini
Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun
Menopause buatan
Merupakan akibat dari campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium.
Etiologi menopause
Alami : semakin tua, folikel wanita makin resisten terhadap stimulasi hormon gonadotropin dan reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Akibatnya FSH dan LH di darah akan naik dan berakibat stimulasi stromal terhadap ovarium. Kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Akhirnya terjadi feedback negatif dengan peningkatan FSH dari kalenjar hipofise. Tubuh pun bereaksi dengan menopause
Buatan: Akibat tindakan bedah (surgical menopause) atau pengobatan kanker (medical menopause) Sehingga perlu dilakukan operasi pengangkatan indung telur/ ovariumGejala-gejala menopause
Hot flashes Vagina menjadi kering Gejala psikis dan emosional Pusing, kesemutan, dan jantung berdebar Hilangnya kendali terhadap kandung kemih Peradangan kandung kemih atau vagina Penyakit jantung dan pembuluh darah
Patofisiologi
1. Pramenopause : Kekacauan siklus haid, perubahan psikologis/ kejiwaan, perubahan fisik, pendarahan memanjang dan relatif banyak, terkadang disertai nyeri haid (dismenorea), usia antara 48-55 tahun, berlangsung selama 4-5 tahun.
2. Perimenopause : Merupakan masa peralihan dengan siklus haid yang tidak teratur, mulai mengalami keluhan klimaterik, kadar FSH, LH, dan estrogen bervariasi, kadar progesteron rendah.
3. Menopause : Haid berhenti, kadar estrogen berkurang, perubahan serta keluhan psikologik dan fisik makin menonjol, usia antara 56-60 tahun, berlangsung 3-4 tahun.
a. Pascamenopause : Adaptasi perubahan psikologik dan fisik, ovarium sudah tidak berfungsi, hormon gonadotropin meningkat, keluhan makin berkurang, usia 60-65 tahun.
b. Andropause
Istilah andropause yang menimpa pria memang belum memasyarakat. Bahkan cenderung dianggap mitos. Padahal seluruh jenis hormone yang menurun itu merupakan kenyataan. Andropause berbeda dengan menopause. Andropause kadang- kadang disebut pula dengan istilah “padam” (partial androgen deficiency in aging male). Maksudnya, hormone reproduksi pria yang mulai menurun, namun tidak bersifat total.
Tanda-tandanya: mudah berkeringat, merasa panas, gelisah, susah tidur, takut, cepat depresi, cepat lelah.
Mereka yang mengalami Andropause merasa tidak percaya diri, turunnya motivasi, menghargai diri sendiri, dan ketajaman mental. Mereka pun merasa tenaga dan kekuatannya berkurang termasuk massa pada ototnya, selain kehilangan bulu-bulu sexsual ditubuhnya. Hal tersebut di barengi dengan penumpukan lemak di daerah perut. Minat terhadap seksual ikut menurun, disertai
dengan perubahan tingkah laku maupun aktivitas seksualnya. Dengan sendirinya, kualitas orgasme dan kemampuan ereksi berkurang pula bersama dengan ejakulasi hingga volumenya menurun.
2. Osteoporosis PrimerOsteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
3. Diabetes Melitus Tipe IIPada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa.
Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistant terhadap insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa. Selain itu, pelepasan insulin dari sel beta pankreas berkurang dan melambat. Hasil dari kombinasi proses ini adalah hiperglikemia. Pada lansia, konsentrasi glukosa yang mendadak dapat meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia. Diabetes tipe 2 pada lansia disebabkan oleh sekresi insulin yang tidak normal, resistansi terhadap kerja insulin pada jaringan target, dan kegagalan glukoneogenesis hepatic. Penyebab utama hiperglikemia pada lansia adalah peningkatan resistansi insulin pada jaringan perifer. Meskipun jumlah reseptor insulin sebenarnya sedikit menurun seiring pertambahan usia, resistansi dipercaya terjadi setelah insulin berikatan dengan reseptor tersebut. Selain itu, sel-sel beta pulau Langerhans kurang sensitif terhadap kadar glukosa yang tinggi, yang memperlambat produksi glukosa di hati.
Tanda dan Gejala
Penurunan berat badan dan kelelahan Kehilangan selera makan Inkontinensia Penurunan penglihatan Konfusi atau derajat delirium Konstipasi atau kembung abdomen Retinopati atau pembentukan katarak Perubahan kulit Penurunan nadi perifer, kulit dingin, penurunan reflex, dan kemungkinan nyeri perifer atau kebas Hipotensi ortostatik
4. HipertiroidHipertiroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormone tiroid.
Hipertiroid bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder. Hipertiroid bisa disebabkan oleh tumor hipofisa yang menghasilkan terlalu banyak TSH, sehingga merangsang tiroid untuk menghasilkan hormone tiroid yang berlebihan. Penyebab lainnya adalah perlawanan hipofisa terhadap hormone tiroid sehingga kelenjar hipofisa menghasilkan terlalu banyak TSH.
Penyebab dari hipertiroidisme adalah:
Reaksi imunologis Tiroiditis Adenoma tiroid toksik
Pada hipertiroidisme, apapun penyebabnya, terjadi peningkatan fungsi tubuh
Jantung berdetak lebih cepat dan bisa terjadi kelainan irama jantung, yang bisa menyebabkan palpitasi (jantung berdebar-debar)
Tekanan darah cenderung meningkat Penderita merasakan hangat meskipun berada dalam ruangan yang sejuk Kulit menjadi lembab dan cenderung mengeluarkan keringat yang berlebihan
Tangan memperlihatkan tremor (gemetaran) halus Penderita merasa gugup, letih dan lemah meskipun tidak melakukan kegiatan yang berat Nafsu makan bertambah, tetapi berat badan berkurang Sulit tidur Sering buang air besar, kadang disertai diare Terjadi perubahan pada mata : bengkak di sekitar mata, bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya. Gejala ini akan segera menghilang setelah pelepasan hormon tiroid terkendali, kecuali pada penyakit Graves yang menyebabkan gangguan mata khusus.
5. HipotiroidiHipotiroidi adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Penyebab hipotiroid adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
Gejala pada hipotiroid:
Kekurangan hormon tiroid menyebabkan melambatnya fungsi tubuh. Ekspresi wajah menjadi tumpul Suara menjadi serak dan berbicara menjadi lambat Rambut menjadi tipis, kasar dan kering Kulit menjadi kasar, kering, bersisik dan menebal. Denyut nadi bisa melambat Telapak tangan dan telapak kaki tampak agak oranye (karotenemia)
Sistem Endokrin.
a. Produksi semua hormon menurun.
b. Menurunnya aktivitas tyroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan menurunnya daya pertukaran zat.
c. Menurunnya produksi aldosteron.
d. Menurunya sekresi hormon kelamin misalnya, progesteron, estrogen, dan testosteron.
6. HORMON ESTROGENHormon estrogen adalah hormon yang terdapat dan membuat wanita menjadi awet muda. Secara ekstrem dapat dikatakan, bahwa perempuan bukanlah perempuan dan laki-laki bukanlah laki-laki, jika terjadi penyimpangan kadar hormon estrogen dalam darah. Estrogen pada wanita terdapat dalam jumlah besar, sedangkan pada laki-laki dalam jumlah kecil. Produksi estrogen dikendalikan oleh kelenjar hipofise di otak, yang merupakan salah satu kelenjar yang multifungsi.
Pada wanita, estrogen dibuat di dalam sel telur yang sampai usia tertentu berhenti dihasilkan, sehingga terjadi menopause (dengan keluhan rasa panas, banyak keringat, gangguan tidur). Fungsi estrogen pada wanita adalah sebagai pembuat sifat kewanitaan muncul, seperti kecantikan, pertumbuhan rambut yang baik dan berisi, memengaruhi kekuatan, elastisitas dan kualitas jaringan-penghubung serta kulit, mengatur kelenjar payudara memproduksi air susu.
Pada pria, estrogen diproduksi di buah zakar (testis), otak, dan dalam jumlah kecil di jaringan lemak, melalui enzim aromatase. Estrogen dalam kadar kecil juga merupakan penentu kesuburan pria, melalui peranannya pada gerakan sperma (benih laki-laki). Semakin banyak jaringan lemak seorang pria, maka akan semakin banyak estrogen yang diproduksi, dan ini dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Testosteron pada seorang pria akan diubah menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Pada pria dan wanita, estrogen memengaruhi kerapatan dan kestabilan tulang, menurunkan kadar kolesterol darah, memperbesar pembuluh darah, sistem saraf, pengatur temperatur tubuh dan tekanan darah.
Gangguan keseimbangan kadar estrogen dan testosteron akan menimbulkan keluhan seperti, banyak berkeringat, gangguan tidur dan agresivitas turun, daya tahan tubuh turun, dan sensibilitas meningkat. Hormon estrogen digunakan pada wanita untuk terapi menopause, sehingga memberi rasa nyaman, dan peningkatan penampilan fisik. Pemberian estrogen dan gestagen tidak hanya unmk awet muda, tetapi juga untuk pencegahan penyakit Alzheimer (pikun berat), serangan jantung, dan penyakit keropos tulang (osteoporosis).
C. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin pada Lansia
2. Perubahan Sistem Endokrin pada LansiaDalam http://ismar71.wordpress.com (2008), efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk mendeteksi dengan organ tubuh lain. Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi hormon meningkat dibanding dengan menopause. Dari pria dan wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.
Umur yang relatif terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :1. Kelenjar thiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosis dan nodularity.2. Hormon thiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme biasanya sering pada orang dewasa.3. Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin buruk, fibrotik.4. Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukuran dan menjadi mati/fibrotik.
Dalam Stockslager (2007), perubahan fungsi sistem endokrin secara khusus yaitu :1. Penurunan kemampuan mentoleransi stress.2. Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama dibandingkan orang yang lebih muda.3. Penurunan kadar ekstrogen dan peningkatan kadar FSH selama menopouse, yang menyebabkan trombosis dan osteoporosis.4. Penurunan produksi progeteron.5. Penurunan kadar aldosteron serum sebanyak 50%.6. Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%.
D. Masalah-Masalah dalam Perubahan Sistem Endokrin pada LansiaDalam Nugroho (1995), penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan oleh karena menurunnya produksi hormon dari kelenjar-kelenjar hormon. Pria dan wanita pada akhir masa dewasa memasuki apa yang dinamakan kimakterium; perubahan-perubahan dalam keseimbangan hormonal yang menyebabkan berkurangnya kekurangan hormon seks. Menurunnya produksi hormon ini antara lain terlihat pada wanita mendekati usia 50 tahun, yang ditandai mulainya menstruasi yang tidak teratur sampai berhenti sama sekali (menopouse), prosesnya merupakan proses ilmiah. Pada pria proses tersebut biasanya terjadi secara lambat laun dan tidak disertai gejala-gejala psikologis yang luar biasakecuali sedikit kemurungan dan rasa lesu serta berkurangnya kemampuan seksualitasnya. Terdapat pula penurunan kadar hormon testosteronnya.
Penyakit metabolik yang banyak dijumpai adalah diabetes melitus atau kencing manis dan osteoporosis (berkurangnya zat kapur dan bahan-bahan mineral sehingga tulang lebih mudah rapuh dan menipis). Diabetes melitus sering dijumpai pada lanjut usia yang berumur 70 tahun
keatas, akibatnya terjadi degenerasi pembuluh darah dengan kompliksai pembuluh darah koroner, perubahan pembuluh darah otak ini dapat menyebabkan stroke yang bisa mengakibatkan kelumpuhan separuh badan.Berikut perubahan dan penyakit pada sistem endokrin yang disebabkan oleh proses penuaan, yaitu:1. Menopousea. KonsepDalam Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono (1999), menopouse adalah berhentinya haid. Menopouse menurut pengertian awam adalah perubahan masa muda ke masa tua. Berhentinya haid sebagai akibat tidak berfungsinya ovarium merupakan peristiwa dan bukan satu periode waktu. Di Indonesia monepouse terjadi antara 49-50 tahun (Samil dan Ichramsyah, 1991).Periode mendahului menopouse ditandai oleh perubahan somatif dan psikologik. Hal tersebut mencerminkan perubahan normal yang terjadi di ovarium. Meskipun ada gejala atau keluhan, periode ini sering dilupakan oleh pasien maupun dokter. Gejala yang paling sering terjadi pada masa transisi pra-menopouse ini adalah haid yang tidak teratur.Meskipun menopouse atau tidak lagi datang haid, terjadi setelah terhentinya fungsi ovarium merupakan keadaan yang paling dapat diidentifikasi, namun periode sebelum dan 10 tahun setelah menopouse mempunyai arti klinis yang lebih penting. Menurut Hurd, periode transisi ini biasanya berlangsung sampai periode pasca menopouse. Periode pasca menopouse biasanya disertai dengan insidensi kondisi kelainan yang erat hubungannya dengan usia lanjut. Karena hal tersebut, pelayanan kesehatan ginekologik pada wanita pasca menopouse perlu mengetahui tentang seluk beluk pengobatan pengganti hormon.b. Gejala-Gejala yang sering timbul Ada beberapa gejala yang timbul dengan menopouse pada lansia (Nugroho, 1995), di antaranya :1) Gangguan pada haid: haid menjadi tidak teratur, kadang-kadang terjadi perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
2) Gelombang rasa panas (Hot Flush). Kadang-kadang timbul rasa panas pada muka, leher dan dada bagian atas, disusul dengan keluarnya keringat yang banyak. Peasaan panas ini bisa berlangsung beberapa detik saja, namun bisa berlangsung sampai 1 jam.3) Rasa lelah hebat (Fatigue).4) Rasa gatal-gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi kering dam keriput.5) Sakit-sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada bagian tubuh tersebut.6) Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan penglihatan atau bisa juga oleh adanya stres mental.7) Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab fisik maupun psikis.8) Palpitasi dan perubahan gerak seksual. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormonal maupun pengaruh psikis. Gejala-gejala jiwa yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai yang berat. Keluhan yang sering timbul adalah adanya rasa takut, tegang gelisah, lekas marah, mudah gugup, sukar berkonsentrasi, lekas lupa, dan susah tidur. Adanya wanita yang mengalami monepouse manfsirkannya sebagai kehilangan fungsinya sebagai wanita, karena ia tidak bisa hamil dan mendapatkan anak lagi. Di lain pihak ada yang menafsirkan sebagai akan terhentinya
kehidupan seksualnya, hal ini adalah keliru sekali. Selain dari pada itu ada yang berpendapat bahwa kegiatan seksual itu kurang pantas dilakukan bagi mereka yang sudah tua, maskipun dorongan ke arah itu tetap ada. Dengan demikian dapat terlihat bahwa kerisauan menghadapi masa tua seringkali juga menyangkut kahidupan seksual.
2. Andropousea. KonsepDalam Baziad (2003), pada laki-laki tua, testis masih berfungsi memproduksi sperma dan hormon testosteron meskipun jumlahnya tidak sebanyak usia muda. Pada wanita produksi estrogen berhenti mendadak, sedangkan pada laki-laki dengan meningkatnya usia produksi testosteron turun perlahan-lahan, sehingga membuat definisi andropouse pada laki-laki sedikit sulit. Kadar hormon testosteron sampai dengan usia 55-60 tahun relatif stabil dan baru setelah usia 60 tahun terjadi penurunan yang berarti.Meskipun kadar testosteron darah turun, keluhan tidak segera muncul. Keluhan dapat muncul setelah beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu, para ahli berpendapat bahwa tidak ada hubungan langsung antara keluhan dengan kadar hormon. Meskipun sudah lanjut usia, orang laki-laki masih saja aktif baik secara fisik maupun seksual, bahakan tidak jarang masih dapat mendapatkan keturunan.b. GejalaDalam Baziad (2003), testosteron adalah hormon laki-laki yang menjadikan laki-laki berfungsi menjadi seorang laki-laki. Gejala klinis andropouse antara lain:1) Gejala vasomotorik, berupa gejolak panas, berkeringat, susah tidur, gelisah, dan takut.2) Gejala yang berkaitan dengan aspek virilitas, berupa kurang tenaga, berkurangnya massa otot, bulu-bulu rambut seksual berkurang, penumpukan lemak di perut, dan osteoporosis.3) Gejala yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan suasana hati, berupa mudah lelah, menurunnya aktivitas tubuh, rendahnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental/intuisi, depresi hilangnya rasa percaya diri dan menghargai dirinya sendiri.4) Gejala yang berhubungan dengan masalah seksual, berupa turunnya libido, menurunnya aktivitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi, dan berkurangnya volume ejakulasi.
3. Diabetes Melitusa. KonsepPada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa.Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistant terhadap insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa. Selain itu, pelepasan insulin dari sel beta pankreas berkurang dan melambat. Hasil dari kombinasi proses ini adalah hiperglikemia. Pada
lansia, konsentrasi glukosa yang mendadak dapat meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia. Diabetes tipe 2 pada lansia disebabkan oleh sekresi insulin yang tidak normal, resistansi terhadap kerja insulin pada jaringan target, dan kegagalan glukoneogenesis hepatic. Penyebab utama hiperglikemia pada lansia adalah peningkatan resistansi insulin pada jaringan perifer. Meskipun jumlah reseptor insulin sebenarnya sedikit menurun seiring pertambahan usia, resistansi dipercaya terjadi setelah insulin berikatan dengan reseptor tersebut. Selain itu, sel-sel beta pulau Langerhans kurang sensitif terhadap kadar glukosa yang tinggi, yang memperlambat produksi glukosa di hati (http://aqies.wordpress.com, 2009).
b. Tanda dan Gejala Beberapa tanda dan gejala yang timbul dengan adanya andropouse (http://aqies.wordpress.com, 2009), yaitu :1. Penurunan berat badan dan kelelahan.2. Kehilangan selera makan.3. Inkontinensia.4. Penurunan penglihatan.5. Konfusi atau derajat delirium.6. Konstipasi atau kembung abdomen.7. Retinopati atau pembentukan katarak.8. Perubahan kulit; penurunan nadi perifer, kulit dingin, penurunan refleks, dan kemungkinan nyeri perifer atau kebas.9. Hipotensi ortostatik.
asuhan keperawatanA. PengkajianPengkajian yang dapat dilakukan pada lansia dengan gangguan sistem endokrin (http://ismar71.wordpress.com, 2008), sebagai berikut :1. Health Perception - Health Managementa. Uraikan tentang status kesehatan secara keseluruhan.b. Uraikan masalah-masalah endokrin yang didapatkan masalah (pituitary thyroid), paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium. testes). Bagaimana masalah ini diatasi? Apakah dengan obat-obatan, pembedahan, penggantian hormone, diet? Apa yang menentukan mengenai pengobatan yang anda lakukan?c. Apakah anda merokok/menghisap tobako? Jika ya, berapa banyak perhari dan berapa lama?d. Apakah anda sudah merasakan tinggi atau rendahnya kadar gula darah?e. Apakah anda minum alkohol? Jika ya, berapa banyak dan jenis apa?f. Uraikan bagaimana anda merawat kesehatan anda?g. Kapan terakhir anda melakukan latihan fisik ?
2. Metabolik - Nutrisia. Uraikan kebiasaan diet anda..b. Uraikan berapa banyak air yang diminum selama 24 jam.c. Dapatkah anda mencatat bahwa anda merasa kehausan yang sangat dan yang biasanya?d. Apakah anda mengalami perubahan selera makan? Jika ya, uraikan!e. Apakah anda mengalami perubahan berat badan? Jika ya, berapa banyak? Berapa jarak periodenya?f. Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan pada kebiasaan dalam intoleransi antara panas atau dingin?g. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menelan? Jelaskan!
3. Eliminasia. Uraikan kebiasaan pola berkemih selama peroide 24 jam. Apakah ada perubahan? Jika ya, uraikan!b. Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan terhadap warna dan bau dari urine anda? Jika ya, uraikan!c. Apakah anda sering terbangun pada malam hari untuk berkemih? Seberapa seringkah?d. Apakah anda pernah menderita batu ginjal? Jika ya, bagaimana cara mengatasinya/pengobatannya?e. Apakah anda pernah mengalami perubahan kebiasaan eliminasi? Jelaskan!
4. Aktivitas - Latihana. Uraikan kebiasan aktivitas selama periode 24 jam.b. Aktivitas apa yang biasa anda lakukan sehingga anda bernapas pendek (seperti sesak) atau kelelahan? Jelaskan!c. Apakah anda mengalami perubahan pada kebiasaan perawatan diri anda berhubungan dengan masalah endokrin? Jika ya, uraikan!d. Apakah tingkat energi mengalami peningkatan atau penurunan? Jika ya, jelaskan!
5. Tidur - Istirahata. Apakah terjadi gangguan terhadap tidur malam?b. Apakah anda merasa gugup atau tidak mampu istirahaf?
6. Kognitif - Persepsia. Apakah anda merasakan kelelahan, menarik diri atau bingung?b. Dapatkah anda mencatat adanya suara parau atau perubahan terhadap suara anda?c. Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan terhadap perubahan warna dan kondisi kulit anda, seperti warna kulit menjadi lebih gelap, kulit menjadi kering, berminyak atau memar.
d. Apakah anda pernah mengalami palpitasi jantung (berdebar-debar)?e. Apakah anda pernah mengalami nyeri abdominal?f. Apakah anda. mengalami sakit kepala, hilang ingatan, perubahan sensasi atau depresi?g. Apakah anda pernah mengalami kekakuan otot atau sendi?7. Konsep Diria. Bagaimana perasaan anda tentang masalah kesehatan ini?b. Bagaimana perasaan anda setelah mendapati masalah ini terhadap diri anda dan masa depan anda?c. Bagaimana perasaan anda mengenai pengobatan untuk selama istirahat dalam hidup anda?
8. Role - Relationship (Peran - Hubungan)a. Apakah ada riwayat terhadap masalah tipe endokrin di dalam keluarga? Jelaskan!b. Bagaimana masalah kesehatan ini mempengaruhi kehidupan anda?c. Setelah menerima masalah kesehatan ini apakah perubahan terhadap peran dan tanggung jawab di dalam keluarga? Jelaskan!d. Setelah mendapat masalah kesehatan ini apakah mempengaruhi kemampuan anda untuk bekerja. Jelaskan!
9. Sexuality - Reproduktif (Seksual - Reproduksi)a. Dapatkah anda mencatat perubahan terhadap aktivitas seksual? jelaskan!b. Dapatkah anda mencatat perubahan dalam kemampuan dalam hubungan seksual? Jelaskan!c. Apakah anda mengalami perubahan pada periode menstruasi. Uraikan!d. Apakah anda mengalami ketidakpuasan dan kesulitan mengontrol ereksi?e. Pernahkah anda mengalami kesulitan pada awal kehamilan?f. Pernahkah anda mengalami kesulitan menjadi seorang ayah ?g. Berapa banyak anak yang anda miliki? Berapa berat yang dimiliki pada saat lahir?
10. Koping - Stressa. Apakah stress memperlihatkan adanya penambahan gejala terhadap masalah endokrin? Bila ya, cara apa?b. Apa atau siapa yang sangat membantu dalam koping terhadap masalah kesehatan ini?c. Uraikan apa yang biasanya anda lakukan untuk mengatasi stress!
11. Value - Belief (Keyakinan/Kepercayaan)a. Apakah ada orang terdekat klien. praktisi atau aktifis yang membantu memecahkan masalah kesehatan ini. Jelaskan!b. Bagaimana anda merasa masa depan sangat dihargai selama hidup dengan masalah kesehatan saat ini?
Beberapa variasi yang normal dibandingkan dengan yang tidak, dapat menjadi bingung dengan penemuan abnormal pada endokrin adalah sebagai berikut :1. Pikun, beberapa kecil coklat, flat macula dapal dilihat pada lengan dan dorsal pada tangan.2. Penebalan pada area pigmentasi, dapat dilihat pada wajah dan tangan.3. Pertumbuhan rambut yang lambat.4. Kuku semakin tebal, brittle, dan kuning.5. Kulit wajah menjadi longgar dan tulang menjadi lebih menonjol. 6. Penurunan terhadap sensasi perabaan.7. Penurunan refleks tendon.8. Penurunan tinggi badan.
C. Intervensi KeperawatanDalam Wilkinson (2006), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dari diagnosa keperawatan adalah :1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan fungsi, perubahan biopsikososial seksualitas.Batasan karakteristik : Perubahan dalam penerimaan kepuasan seksual, perubahan terhadap diri sendiri dan orang lain, ketidakmampuan untuk mencapai kepuasan yang diharapkan.Kriteria hasil : Menunjukkan adanya keinginan untuk mendiskusikan perubahan pada fungsi seksusl, beradaptasi terhadap model pengungkapan seksual yang berhubungan dengan usia dan perubahan fisik.Intervensi :a. Pantau adanya indikator resolusi dari disfungsi seksual.b. Berikan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi seksual (misalnya konseling yang difokuskan pada bimbingan antisipatorik)c. Diskusikan keadaan kesehatan terhadap seksualitas (misalnya efek samping pengobatan; aspek normal penuaan)d. Berikan informasi faktual tentang mitos seksual dan kesalahan informasi yang pasien kemukakan.e. Berikan konsultasi/rujukan pada anggota tim pelayanan kesehatan lainnya.f. Rujuk pasien kepada ahli terapi seks.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas, takut, stres psikologis.Batasan karakteristik : Terbangun dalam waktu yang lama, insomnia, terbangun lebih awal, tidur tidak puas.Kriteria hasil : Pasien melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat, Pasien mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera atau segar.Intervensi :
a. Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik (misalnya; sering berkemih) atau faktor psikologis (misalnya ketakutan atau ansietas).b. Berikan tempat tidur yang nyaman.c. Tingkatkan kenyamanan waktu tidur misal: mandi air hangat, masase.d. Hindari suara yang keras dan penggunaan lampu saat tidur malam, berikan lingkungan yang tenang dan minimalkan gangguan.e. Dukung penggunaan obat tidur.
3. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis proses penuaan.Batasan karakteristik : Kurang atau masalah memori, ketidak sesuaian kognitif, bingung.Kriteria hasil : Pasien mampu mempertahankan orientasi realita sehari-hari, pasien mampu mengenali perubahan pola pemikiran dan tingkah laku.Intervensi :a. Kaji dan dokumentasikan orientasi pasien terhadap orang, tempat, waktu, dan situasi.b. Panggil klien dengan nama kesukaannya.c. Berikan umpan balik positif dan penguatan untuk perilaku yang sesuai.d. Berikan dukungan untuk pasien/keluarga saat periode disorientasi pasien.e. Berikan obat antipsikotik dan antiasnsietas secara rutin dan jika diperlukan.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan gangguan psikologis; malu, cemas.Batasan karakteristik : Malu, myangkal permasalahn yang nyata, kesulitan dalam membuat keputusan, kurangnya kerja sama.Kriteria hasil : Pasien menyatakan masalah dan menunjukkan pemecahan masalah yang sehat, pasien menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap perubahan pada citra tubuh.Intervensi :a. Pantau pernyataan klien tentang penghargaan diri.b. Berikan waktu untuk mendengar masalah dan ketakutan pasien.c. Bantu klien untuk mengidentifikasi respons positif terhadap orang lain.d. Hindari tindakan yang dapat melemahkan klien.e. Berikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan klien dalam pencapaian tujuan.f. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang dapat meningkatkan harga diri.
keperawatan di indonesia
keep going for advance
Gangguan endokrin pada lansia
Mei 8, 2009 aqies
I. GANGGUAN ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastrointestin. System endokrin merupakan bagian dari system pengatur tubuh, pengaturan berbagai fungsi metabolism tubuh. Gangguan system endokrin
Perubahan Sistem Endokrin pada Lansia
Produksi dari hamper semua hormone menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
Pituitari : pertumbuhan ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah. Berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.
Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR dan menurunnya daya pertukaran zat
Menurunnya produksi aldosteron
Menurunnya sekresi hormone kelamin, misalnya progesterone, estrogen, dan testosterone
Bertambahnya insulin, norepinephrin, parathormon, vasopressin
Berkurangnya tridotironin
Psikomotor melambat
Gangguan Endokrin pada Lansia
Menopause
Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita dimana ovarium atau indung telur berhenti menghasilakn sel telur, aktivitas menstruasi berkurang atau berhenti, dan pembentukan hormone wanita (estrogen dan progesteron berkurang). Hal ini disebabkan karena pertambahan usia sehingga ovarium menjadi kurang tanggap terhadap rangsangan LH dan FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Akibatnya ovarium melepaskan lebih sedikit estrogen dan progesteron, dan pada akhirnya proses ovulasi terhenti.
Menopause dibagi menjadi 2, yaitu :
Menopause dini
Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun
Menopause buatan
Merupakan akibat dari campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium.
Etiologi menopause
Alami : semakin tua, folikel wanita makin resisten terhadap stimulasi hormon gonadotropin dan reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Akibatnya FSH dan LH di darah akan naik dan berakibat stimulasi stromal terhadap ovarium. Kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Akhirnya terjadi feedback negatif dengan peningkatan FSH dari kalenjar hipofise. Tubuh pun bereaksi dengan menopause
Buatan: Akibat tindakan bedah (surgical menopause) atau pengobatan kanker (medical menopause) Sehingga perlu dilakukan operasi pengangkatan indung telur/ ovarium
Gejala-gejala menopause
Hot flashes
Vagina menjadi kering
Gejala psikis dan emosional
Pusing, kesemutan, dan jantung berdebar
Hilangnya kendali terhadap kandung kemih
Peradangan kandung kemih atau vagina
Penyakit jantung dan pembuluh darah
Patofisiologi
Pramenopause : Kekacauan siklus haid, perubahan psikologis/ kejiwaan, perubahan fisik, pendarahan memanjang dan relatif banyak, terkadang disertai nyeri haid (dismenorea), usia antara 48-55 tahun, berlangsung selama 4-5 tahun.
Perimenopause : Merupakan masa peralihan dengan siklus haid yang tidak teratur, mulai mengalami keluhan klimaterik, kadar FSH, LH, dan estrogen bervariasi, kadar progesteron rendah.
Menopause : Haid berhenti, kadar estrogen berkurang, perubahan serta keluhan psikologik dan fisik makin menonjol, usia antara 56-60 tahun, berlangsung 3-4 tahun.
Pascamenopause : Adaptasi perubahan psikologik dan fisik, ovarium sudah tidak berfungsi, hormon gonadotropin meningkat, keluhan makin berkurang, usia 60-65 tahun.
Andropause
Istilah andropause yang menimpa pria memang belum memasyarakat. Bahkan cenderung dianggap mitos. Padahal seluruh jenis hormone yang menurun itu merupakan kenyataan. Andropause berbeda dengan menopause. Andropause kadang- kadang disebut pula dengan istilah “padam” (partial androgen deficiency in aging male). Maksudnya, hormone reproduksi pria yang mulai menurun, namun tidak bersifat total.
Tanda-tandanya: mudah berkeringat, merasa panas, gelisah, susah tidur, takut, cepat depresi, cepat lelah.
Mereka yang mengalami Andropause merasa tidak percaya diri, turunnya motivasi, menghargai diri sendira, dan ketajaman mental. Mereka pun merasa tenaga dan kekuatannya berkurang termasuk massa pada ototnya, selain kehilangan bulu-bulu sexsual ditubuhnya. Hal tersebut di barengi dengan penumpukan lemak di daerah perut. Minat terhadap seksual ikut menurun, disertai dengan perubahan tingkah laku maupun aktivitas seksualnya. Dengan sendirinya, kualitas orgasme dan kemampuan ereksi berkurang pula bersama dengan ejakulasi hingga volumenya menurun.
Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Diabetes Melitus Tipe II
Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa.
Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistant terhadap insulin, yang mengurangi kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa. Selain itu, pelepasan insulin dari sel beta pankreas berkurang dan melambat. Hasil dari kombinasi proses ini adalah hiperglikemia. Pada lansia, konsentrasi glukosa yang mendadak dapat meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia. Diabetes tipe 2 pada lansia disebabkan oleh sekresi insulin yang tidak normal, resistansi terhadap kerja insulin pada jaringan target, dan kegagalan glukoneogenesis hepatic. Penyebab utama hiperglikemia pada lansia adalah peningkatan resistansi insulin pada jaringan perifer. Meskipun jumlah reseptor insulin sebenarnya sedikit menurun seiring pertambahan usia, resistansi dipercaya terjadi setelah insulin berikatan dengan reseptor tersebut. Selain itu, sel-sel beta pulau Langerhans kurang sensitif terhadap kadar glukosa yang tinggi, yang memperlambat produksi glukosa di hati.
Tanda dan Gejala
Penurunan berat badan dan kelelahan
Kehilangan selera makan
Inkontinensia
Penurunan penglihatan
Konfusi atau derajat delirium
Konstipasi atau kembung abdomen
Retinopati atau pembentukan katarak
Perubahan kulit
Penurunan nadi perifer, kulit dingin, penurunan reflex, dan kemungkinan nyeri perifer atau kebas
Hipotensi ortostatik
Hipertiroid
Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormone tiroid.
Hipertiroid bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder. Hipertiroid bisa disebabkan oleh tumor hipofisa yang menghasilkan terlalu banyak TSH, sehingga merangsang tiroid untuk menghasilkan hormone tiroid yang berlebihan. Penyebab lainnya adalah perlawanan hipofisa terhadap hormone tiroid sehingga kelenjar hipofisa menghasilkan terlalu banyak TSH.
Penyebab dari hipertiroidisme adalah:
Reaksi imunologis
Tiroiditis
Adenoma tiroid toksik
Gejala pada hipertiroid
Pada hipertiroidisme, apapun penyebabnya, terjadi peningkatan fungsi tubuh
Jantung berdetak lebih cepat dan bisa terjadi kelainan irama jantung, yang bisa menyebabkan palpitasi (jantung berdebar-debar)
Tekanan darah cenderung meningkat
Penderita merasakan hangat meskipun berada dalam ruangan yang sejuk
Kulit menjadi lembab dan cenderung mengeluarkan keringat yang berlebihan
Tangan memperlihatkan tremor (gemetaran) halus
Penderita merasa gugup, letih dan lemah meskipun tidak melakukan kegiatan yang berat
Nafsu makan bertambah, tetapi berat badan berkurang
Sulit tidur
Sering buang air besar, kadang disertai diare
Terjadi perubahan pada mata : bengkak di sekitar mata, bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan peka terhadap cahaya. Gejala ini akan segera menghilang setelah pelepasan hormon tiroid terkendali, kecuali pada penyakit Graves yang menyebabkan gangguan mata khusus.
Hipotiroid
Hipotiroidi adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Penyebab hipotiroid adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).
Gejala pada hipotiroid:
Kekurangan hormon tiroid menyebabkan melambatnya fungsi tubuh.
Ekspresi wajah menjadi tumpul
suara menjadi serak dan berbicara menjadi lambat
Rambut menjadi tipis, kasar dan kering
kulit menjadi kasar, kering, bersisik dan menebal.
Denyut nadi bisa melambat
telapak tangan dan telapak kaki tampak agak oranye (karotenemia)