bahan kasus enron& worldcom

15
Kasus Etika Profesi Akuntansi DAMPAK DARI KASUS ANDERSEN-ENRON TERHADAP ASPEK BISNIS DAN AKUNTANSI SECARA UNIVERSAL Maraknya kejahatan akuntansi korporat yang terjadi akhir-akhir ini membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan khususnya laporan keuangan auditan terhadap auditor mulai menurun. Akibat kejahatan tersebut, para pemakai laporan keuangan seperti investor dan kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi akuntan publik sebagai pihak indepeden yang menilai kewajaran laporan keuangan. Beberapa kasus manipulasi yang merugikan pemakai laporan keuangan melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen. Kondisi ini membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi akuntan publik. Erosi kepercayaan terhadap profesi akuntansi semakin meningkat, padahal eksistensi profesi sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasa profesi. Perdagangan opini auditor menjadi hal yang “wajar” ketika independensi dan objektivitas sudah terabaikan. Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek profesional yang dijalankan para akuntan. Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi yaitu: keahlian, pengetahuan, dan karakter. Karakter menunjukkan personality (kepribadian) seorang profesional yang diantaranya diwujudkan dalam sikap etis dan tindakan etis (Mar’ie, [2002] dalam Chrismastuti dan Purnamasari,[2003]). Sikap dan tindakan etis akuntan publik akan sangat menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya (Machfoed, [1997]) ARTHUR ANDERSEN Arthur Andersen adalah sebuah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur Andersen pada tahun 1913. Arthur Andersen termasuk kedalam kelompok The Big Five, yang terbentuk sejak bulan juli 1998. Arthur Andersen juga menjadi auditor beberapa perusahaan raksasa seperti perusahaan energi terbesar dunia (Enron), Merck,WorldCom, KPNQwest, dan sejumlah rekanan besar lainnya. Arthur Andersen juga menjalankan bisnis assurance service. PERMASALAHAN

Upload: benny-suhendra

Post on 18-Jan-2016

210 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Kasus Enron& Worldcom

Kasus Etika Profesi Akuntansi

DAMPAK DARI KASUS ANDERSEN-ENRON TERHADAP ASPEK BISNIS DAN AKUNTANSI SECARA UNIVERSAL 

          Maraknya kejahatan akuntansi korporat yang terjadi akhir-akhir ini membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan khususnya laporan keuangan auditan terhadap auditor mulai menurun. Akibat kejahatan tersebut, para pemakai laporan keuangan seperti investor dan kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi akuntan publik sebagai pihak indepeden yang menilai kewajaran laporan keuangan. Beberapa kasus manipulasi yang merugikan pemakai laporan keuangan melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen.  

            Kondisi ini membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi akuntan publik. Erosi kepercayaan terhadap profesi akuntansi semakin meningkat, padahal eksistensi profesi sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasa profesi. Perdagangan opini auditor menjadi hal yang “wajar” ketika independensi dan objektivitas sudah terabaikan.

           Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek profesional yang dijalankan para akuntan. Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi yaitu: keahlian, pengetahuan, dan karakter. Karakter menunjukkan personality (kepribadian) seorang profesional yang diantaranya diwujudkan dalam sikap etis dan tindakan etis (Mar’ie, [2002] dalam Chrismastuti dan Purnamasari,[2003]). Sikap dan tindakan etis akuntan publik akan sangat menentukan posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya (Machfoed, [1997]) ARTHUR ANDERSEN

           Arthur Andersen adalah sebuah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur Andersen pada tahun 1913. Arthur Andersen termasuk kedalam kelompok The Big Five, yang terbentuk sejak bulan juli 1998. Arthur Andersen juga menjadi auditor beberapa perusahaan raksasa seperti perusahaan energi terbesar dunia (Enron), Merck,WorldCom, KPNQwest, dan sejumlah rekanan besar lainnya. Arthur Andersen juga menjalankan bisnis assurance service. PERMASALAHAN            Kasus manipulasi pembukuan yang terbesar adalah kasus Enron Corp. Laporan keuangan Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan Arthur Anderson dan secara mengejutkan dinyatakan pailit pada 2 Desember 2001. Beberapa indicator permasalahan tersebut, akan diuraikan sebagai berikut :  

 

Page 2: Bahan Kasus Enron& Worldcom

Special Purpose Vehicle (SPV/SPE) & Laporan Konsolidasi               Suatu perusahaan harus menentukan apakah mengerjakan suatu pekerjaan sendiri atau menyewa pihak lain (outsourcing). Asset yang digunakan dengan cara menyewa tidak perlu dimasukkan ke dalam neraca. Akibatnya, hal ini sering disebut off-balance-sheet financing atau pendanaan diluar neraca. Contoh transaksi yang paling umum digunakan adalah sewa guna usaha.             Perusahaan dapat mendirikan perusahaan kecil yang terpisah, yang bertugas melayani kebutuhan outsourcing ini. Perusahaan kecil ini yang disebut sebagai SPE. Untuk keperluan akuntansi, SPE dapat merupakan perusahaan yang terpisah dan independen, sehingga tidak perlu dikonsolidasi dengan perusahaan induknya.  Berkaitan dengan Enron, beberapa SPE yang dibentuknya tidak independen, karena dimiliki dan dikelola oleh CFO Enron. Selain itu, ada beberapa transaksi yang tidak mungkin dilakukan antara Enron dengan pihak independen, seperti menjual dan membeli aktiva saat melaporkan posisi keuangan.  Conflict of Interest               KAP Arthur Andersen telah mengaudit Enron sejak 1985 dan selalu memberikan opini wajar tanpa syarat sampai tahun 2000. Arthur Andersen juga memberikan jasa konsultasi mengenai pembentukan SPE-SPE tersebut diatas. Dengan berperan sebagai auditor merangkap konsultan management, Andersen menerima fee dobel, yaitu dari konsultasi menerima US$ 27 juta dan dari jasa audit mendapat US$ 25 juta. Ethical Issue               KAP Arthur Andersen memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak menjadi bagian dari kertas kerja audit formal. Selain itu, jika Arthur Andersen sedang memenuhi panggilan pengadilan berkaitan dengan perjanjian audit tertentu, tidak boleh ada dokumen yang dimusnahkan. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur.             Selain kasus Enron, ada beberapa kasus pelanggaran terhadap standar akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan rekanan Andersen, yang lolos audit dengan opini unqualified. Contohnya seperti Merck (menggelembungkan pendapatan—dan pengeluaran—mereka hingga sekitar US$14 milyar selama tiga tahun terakhir), WorldCom (keliru membukukan biaya perusahaan sebesar US$3,8 milyar dan laba yang diraup selama 5 catur wulan terakhir sejak awal 2001 sudah raib), KPNQwest (perusahaan pailit karena jumlah kerugian yang sebenarnya mancapai jumlah yang lebih besar sebesar 60% dari jumlah yang dilaporkan) dan runtuhnya Bank Summa yang dinyatakan bangkrut beberapa bulan setelah KAP Arthur Anderson menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangannya.  

Page 3: Bahan Kasus Enron& Worldcom

DAMPAKNYA  Terhadap Enron Corporation   Pada february 2001, nilai saham Enron terus melonjak menjadi US$ 90. Tetapi Pada tanggal 2 Desember 2001, Enron, sebuah perusahaan beromzet US$ 100 miliar, menyatakan dirinya bangkrut, setelah sebelumnya sempat dinobatkan Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, dan tidak mampu membayar utang-utangnya serta menanggung kerugiaan sebesar US$ 50 miliar. Dan pada hari itu juga harga saham Enron, ikut anjlok sampai dengan 26 sen.  Terhadap Arthur Andersen   Kebangkrutan Enron menyeret akuntan publik Arthur Andersen karena memanipulasi labanya. Padahal Arthur Andersen berdiri sejak tahun 1913 dengan mencetak laba pada tahun 2008 sebesar 8,4 miliar dolar AS. Akhirnya pada pada tahun 2001 Arthur Andersen harus membayar utang 32 miliar dolar AS sehingga perusahaan ini tidak bisa diselamatkan. Melalui putusan yang dipimpin oleh Hakim Melinda Harmon, Arthur Anderson mendapatkan hukuman percobaan 5 tahun, denda US$ 500.000 dan dicabut kewenangannya untuk mengaudit perusahaan publik di AS. Atas dasar US Securities and Exchange Commission Rules (SEC Rules), akibat dari perbuatannya yang telah menghilangkan dan menghancurkan dokumen-dokumen penting Enron. Pada tahun 2002, perusahaan ini secara sukarela menyerahkan izin praktiknya sebagai Kantor Akuntan Publik setelah dinyatakan bersalah dan terlibat dalam skandal Enron dan menyebabkan 85.000 orang kehilangan pekerjaannya, yang dilakukan dengan menonaktifkan 7.000 pegawainya, menjual praktiknya di Amerika Serikat, kehilangan ratusan kliennya dan merumahkan ribuan pegawai di seluruh dunia.   Terhadap Publik dan Lembaga2 Publik  Merosotnya kepercayaan publik terhadap kejujuran, transparansi, baik dari direksi perusahaan, Perusahaan Audit dan bahkan kredibilitas pasar modal sendiri. Banyak lembaga keuangan internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal diharuskan memenuhi persyaratan pembeberan (disclosure) yang luar biasa ketat.   Terhadap Profesi Akuntansi    Sarbanes Oxley Act  Akibat dari dari kasus Enron dan Arthur Andersen, pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Sarbanes Oxley adalah nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) yang ditandatangani George Bush bulan Juli tahun 2002 lalu. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang bertugas: "mendaftarkan KAP yang mengaudit perusahaan public menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan

Page 4: Bahan Kasus Enron& Worldcom

dengan audit perusahaan public menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan mengenakan sanksi jika perlu melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar professional di KAP meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik. " Terhadap Investor Para pemegang saham (Investor) Enron melakukan gugatan class action terhadap para biggest players di Wall Street Enron dengan tuduhan melakukan penipuan (Fraud). Gugatan itu perlu dilakukan untuk melindungi kepentingan public. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya).  Terhadap KaryawanRibuan pegawai Enron tidak hanya mereka kehilangan pekerjaan, tetapi juga tabungan pensiunan mereka. Dalam hukum perpajakan Amerika, setiap pekerja bisa menabung sebanyak-bayaknya 12,000 dolar AS setahun dan tidak akan dikenai pajak. Baru ketika pekerja menginjak usia 60, ia berhak mengambil dana tersebut dan membayar pajak seperti layaknya penghasilan biasa. Selama berada dalam tabungan pensiunan, uang tersebut akan ditanamkan dalam bentuk saham dan obligasi dengan harapan si penabung akan meraup bunga sebanyak-banyaknya bila ia siap pensiun. Karena biasanya perusahan sendiri yang mengadministrasi tabungan pegawai-pegawai mereka, perusahaan akan menanamkan uang tersebut dalam bentuk saham dan perusahaan-perusahaan tersebut. Regulasi tabungan masa tua ini dikenal dengan nama 401(k), sesuai dengan pasal yang mengatur masalah hukum perpajakan untuk pensiunan. Enron juga menerapkan sistem ini dan menanamkan seluruh tabungan pensiunan dari pegawai-pegawainya dalam bentuk saham perusahaan. Yang menyedihkan adalah kenyataan saham Enron bernilai 80 dolar AS per lembar pada bulan Februari 2001 tetapi berharga hanya 26 sen per lembarnya saat perusahaan itu mengumumkan kepailitan Enron. Berarti, tabungan dari para pegawai yang bekerja keras selama hidupnya bernilai kosong sekarang ini. 

Page 5: Bahan Kasus Enron& Worldcom

3. Belajar dari Kasus Enron dan WorldCom

A. Kasus Enron

Sudut Pandang Perusahaan

Parapemegang saham enron kehilangan investasi sebesar $ 74 miliar ($ 450 miliar-$45miliar

diakibatkan oleh kecurangan) selama 4 tahun sebelum akhirnya Enron dinyatakan bangkrut. Para

pemegang saham akhirnya hanya mendapatkan sebesar $11.2 miliar melalui kompensasi

kerugian. Dalam hal ini dan Enron lalai dalammelindungi kepentingan pemegang saham, antara

lain melalui pelanggran etikaantara lainnya:

a. Dewan Direksi Enron tidak memiliki nilai keterbukaan kepada para pemegang sahamnya. CEO

Enron sebelum Kenneth Lay,Jeffrey Skilling memberikan perintah bagi para eksekutif

perusahaan untuk terusmencari cara-cara untuk menutupi posisi utang perusahaan guna

mengelabuiekspektasi pemegang saham dan wall street.

b.Manajemen mengorbankan kejujuran demi nama baik dan reputasi mereka sebagai eksekutif

perusahaan paling terhormat dan paling sukses di Amerika serta kompensasi finansial mereka.

Ketika mereka mulai mengetahui bahwa beberapa dari lini bisnis mereka dan nilai saham mereka

mulai mengalami penurunan, mereka tidak jujur menyampaikannya kepada pemegang

sahamserta karyawan yang juga sebagai pemegang saham. Pada persidangan pada tahun2006,

hakim memutuskan bahwa CEO Enron kala itu, Kenneth Lay bersalah dengan menyatakan

bahwa “perusahaan sedang dalam puncaknya” kepada publik dan pemegang saham ketika

akhirnya lay mulai menyadari bahwa krisis keuangan Enron sudah tidakbisa dikendalikan lagi.

Page 6: Bahan Kasus Enron& Worldcom

Untuk dapatmelindungi kepentingan stakeholder,dewan direksi Enron membuat

serangkaian nilai-nilai etika yang termaktub dalam “Enron’s Code of Ethics” sebagai panduan

bagi segenap direksi, manajer dan karyawan baik pada induk perusahaan Enron, Anak

perusahaan maupun afiliasinya, dalam melindungi kepentingan stakeholderseperti karyawan

perusahaan, regulator danpemerintah, masyarakat sebagaikonsumen serta alam dan lingkungan.

Tetapi, tujuan dari “Enron’s Code of Ethics” itu tidak tercapai karena adanya

berbagaipelanggaran etika, antara lain;

a. Enron gagal dalam melindungi kepentingankaryawan

Salah satu nilaietika dalam “Enron’s Code of Ethics” adalahintegritas (integrit)y, dalam

halini, Enron berjanji untuk mengatakan hal yang sebenar-benarnya kepada yangmembutuhkan.

Dana pensiun karyawan enron diinvestasikan dalam bentuk saham, dansaham yang digunakan

adalah saham enron. Ketika akhirnya manajemen enron mulaimenyadari bahwa nilai saham

mereka semakin merosot, pihak manajemen mengatakanhal yang sebaliknya dan melarang

penjualan saham oleh dana pensiun. Akibatnyaadalah, dana pensiun karyawan kemudian

mengalami kerugian yang besar danakhirnya nasib dana pensiun karyawan kedepan mengalami

ketidak pastian. Danapensiun sebesar $ 2 miliar akhirnya hilang dan hanya tergantikan sebesar $

85juta dari kompensasi kerugian.

b. Enron gagal melindungi kepentingan masyarakat

Salah satu nilaietika dalam “Enron’s Code of Ethics”adalah exellence, dalam hal ini,Enron

berjanji untuk meningkatkat pelayanan melalui mutu kinerja kepada stakeholder sebagai cara

untukmeningkatkan reputasi mereka. Tujuan dari nilai etika ini tidak tercapai karenaadanya

kecurangan yang dilakukan para pelaku pemasaran Enron. Pada juni 2001,terjadi 38 pemadaman

listrik bergilir di California yang sebagian besardiakibatkan oleh para pemasar enron guna

Page 7: Bahan Kasus Enron& Worldcom

menaikkan daya tawar mereka dalammeningkatkan harga pelayanan listrik, bahkan sampai 20x

lipat.

Sudut Pandang Akuntan/Auditor

Berdasarkan kode etik IAI independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang

akuntanuntuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya. Setiapakuntan

harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan dan pengaruhyang tidak layak.

Dalamkasus Enron, Andersen melanggar independensinya sebagai auditor

Independen dengan bekerja sama dengan klien untuk melakukan kecurangan dan tidak

mengungkapkan kenyataan sebenarnya.

Integritas merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat

dan tantangan nilai tertinggi bagi akuntan dalam menguji semua keputusannya,

yangmengharuskannya jujur dan terus terang dalam batasan objek pemeriksaan.

Objektivitas merupakan suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi

pelayanan atau jasa akuntan. Ini merupakan ciri yang membedakan profesi akuntan dengan

profesilainnya. Prinsip ini menetapkan suatu kewajiban bagi akuntan untuk tidakmemihak, jujur

secara intelektual dan bebas dari konflik kepentingan.

Andersen dalam kasus Enron sudah sangat jelas tidak mempertahankanintegritas dan

objektivitas, karena tidak ingin melepaskan Enron sebagai klienterbesarnya dan mendapatkan fee

yang besar dan membiarkan salah saji material yang diketahuinya menjadi semakin berkembang

dan tidak diungkapkan.

Page 8: Bahan Kasus Enron& Worldcom

ENRON AND WORLDCOM

PROFIL PERUSAHAAN ENRONEnron merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Enron menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS.

 

SEKILAS KASUS ENRON

Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penyebab hancurnya Enron, dapat dikemukakan sebagai berikut:

1.     Board of Director membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.

2.     Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.

3.     Dalam laporan keuangan Enron disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta.

 

Pada tanggal 2 Desember 2001 terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan). Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya. Enron, jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

PROFIL PERUSAHAAN WORLDCOM

Page 9: Bahan Kasus Enron& Worldcom

Worldcom merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain yang. Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worlcom mengambil alih perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang telekomunikasi jarak jauh yang mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator no 1 dalam infrastruktur internet.

 

SEKILAS KASUS WORLDCOM

Dalam laporannya Worldcom ditemukan bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban operasional dibukukan sebagai pengeluaran modal.  Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu menaikkan pendapatan atau laba. Worldcom juga  menggunakan akun cadangan secara tidak benar. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun depan. Seharusnya akun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan.

 

Penyajian beban jaringan sebagai pengeluaran modal ditemukan oleh internal auditor Cynthia Cooper. Auditor Cynthia Cooper mendiskusikan masalah tersebut kepada kepala keuangan Worldcom Scott D. Sullivan dan controller perusahaan saat itu David F. Myers. Cooper melaporkan masalah tersebut pada kepala komite audit Max Bobbitt. Yang kemudian Max Bobbitt meminta kepada KPMG selaku eksternal auditor saat itu untuk melakukan investigasi. Dilaporkan bahwa Sullivan tidak pernah mengkonsultasikan penyajian tersebut kepada Artuhr Anderson selaku auditor eksernal dan Arthur Anderson pun menyatakan bahwa Sullivan tidak pernah berkonsultasi dengannya. Berdasarkan dokumen-dokumen internal dan email Worldcom mengindikasikan bahwa sebenarnya pihak eksekutif sudah mengetahui salah saji tersebut sejak awal.

 

Internal auditor adalah pertahanan awal terhadap kesalahan paktek-praktek akuntansi dan kecurangan akuntansi. Satu pertanyaan kepada Internal Auditor Worldcom adalah kenapa butuh waktu lama (1 tahun) untuk mengungkap salah saji ini. Padahal mengingat nilai kapitalisasi yang begitu besar dan pengaruhnya terhadap nilai pendapatan bersih dan total aktiva harusnnya bisa diungkap lebih cepat. Pertanyaan yang lebih berat dilayangkan kepada KAP Arthur Anderson, beberapa pengamat menyatakan bahwa Arthur Anderson tahu mengenai salah saji yang dilakukan pihak Worldcom. Karena seharusnya Arthur Anderson bertugas untuk mengaudit kesalahan semacam itu, apalagi kesalahan ini sangat material. Beberapa pengamat juga menyatakan bahwa Arthur Anderson seharusnya lebih peka terhadap kondisi keuangan Worldcom, yang dapat mengakibatkan manajemen perusahaan melakukan hal diluar kewajaran praktek akuntansi.

 

Page 10: Bahan Kasus Enron& Worldcom

 

PEMBAHASAN MASALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN AKSKDari kajian masalah yang di uraikan di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa hancurnya Enron dan WorldCom di akibatkan karena praktik bisnis tidak sehat yang dijalankan perusahaan dan juga di dukung tindakan KAP Andersen yang membiarkan praktik bisnis tidak sehat tersebut dan bahkan mendukung dengan menghilangkan beberapa dokumen penting dalam kasus Enron.

 

Peran auditor seharusnya sangatlah penting dalam pengendalian kontrol perusahaan serta sebagai pendeteksi kecurangan namun Andersen malah bersekongkol dengan manajemen perusahaan untuk melancarkan praktik bisnis tidak sehat. Andersen telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari manajemen perusahaan dalam mengemban amanah. Enron, WorldCom dan KAP Anderson telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar.

 

Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat. Karena perbuatan mereka inilah, Enron dan WorldCom menuai kehancuran dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakan KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut.

 

Simpulan masalah yang bisa di ambil bahwa :• Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik bisnis yang tidak sehat dan keluar dari prinsif good corporate governance. Akhirnya Enron dan WolrdCom harus menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar  dan menyisakan implikasi negatif bagi banyak pihak, terutama karyawan perusahaan yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek.• KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat. Akhirnya KAP Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.

 

Page 11: Bahan Kasus Enron& Worldcom

 

DAMPAK AKIBAT KASUS ENRON DAN WORLDCOMKasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain yaitu Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Perubahan-perubahan yang terdapat dalam SOX antara lain:

• KAP dilarang memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit.

• KAP membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum melakukan audit.

• Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.

• KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang menunjukkan praktik akuntansi yang sesuai standar.

• KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.

 

SIMPULANDari sini jelas dapat di simpulkan bahwa peran auditor sangatlah penting dalam pengendalian kontrol perusahaan serta sebagai pendeteksi kecurangan. Auditor seharusnya bisa bersikap independen, menjungjung tinggi independensi, profesionalisme dan tidak melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat.  Namun jika auditor yang seharusnya bertindak sebagai pendeteksi kecurangan malah bersekongkol dengan manajemen perusahaan untuk melancarkan praktik bisnis tidak sehat maka fenomena seperti Enron dan WorldCom lah yang akan terjadi, yaitu kehancuran di depan mata.