bahan ilman mikro
DESCRIPTION
fdsTRANSCRIPT
Induksi Kalus Anggrek dengan Metode Kultur Antera
Penelitian dilakukan di dalam laminar air flow dalam kondisi aseptik. Kuncup bunga
dicelupkan ke dalam Etanol (konsentrasi 70%, selama 30 detik), Streptomisin (konsentrasi
0,1%, selama 20 menit), direndam dalam Sodium hipoklorit (konsentrasi 4%, 15 menit),
dengan agitasi periodik selama 5 menit dan dicuci dengan air suling steril selama lima kali.
Setelah menghilangkan filamen, kepala putik utuh diinokulasi dengan
menginduksikannya pada media. Kuncup bunga yang belum dibuka diberi perlakuan pra-
dingin selama 0-72 jam dengan suhu 4°C. Kepala putik disterilkan yang diambil dari kuncup
bunga ukuran (1-2 cm) kemudian diinokulasi pada sukrosa (konsentrasi 2%) ditambah agar
(konsentrasi 0,9%) gel Sharma (Tabel 2) media basal, berbagai kombinasi dengan NAA (α-
naftalena asam asetat), BAP (6-Benzyl amino purin), KN (Kinetin) dan Peptone.
Pra-inokulasi media disesuaikan pada pH 5,6. Dalam pengaturan percobaan paralel
konsentrasi arang aktif (AC) 0,2% yang akan digunakan dalam medium. Enam belas ulangan
untuk setiap perlakuan dan percobaan yang diulang secara periodik. Kondisi lingkungan fisik
saat budidaya dibedakan untuk meningkatkan perbedaan fisik planlet. Kemudia
diinkubasikan pada 25 ± 2 ° C (23-27 ° C) dalam ruangan gelap selama 10 hari pada tahap
awal induksi morfogenesis, ruang gelap biasanya lebih efektif untuk mempercepat
pertumbuhan vegetatif. Setelah induksi, disimpan pada ruangan terang selama 16 jam dengan
intensitas cahaya 3500 lux.
Tabel 1: Pengaruh komposisi media terhadap induksi kalus dalam kultur anter
anggrek
Media Jumlah Inokulasi Anter Jumlah Respon Anther
MS(1962)+BAP+NAA+Peptone 300 -
BM (1976)+BAP+NAA+Peptone 300 -
Sharma+BAP+NAA+Peptone 300 8,3±4,15
BAP (1-10 mg/l); NAA (1-10 mg/l); Peptone (1-2 mg/l); dalam penelitian ini konsentrasi CuSO4.5 H2O ditingkatkan 2.2 mg/l
Tabel 2. Komposisi induksi media basal yang digunakan pada kultur anter anggrek
No Media Sharma (mg/l)
1Macronutrient
Ca(NO3)2.4H2O 200
2 KNO3 1803 (NH4)2.SO4 1004 NaH2PO4. 2H2O 1505 MgSO4.7 H2O 2506 Micronutrient KI 0,037 MnCl2. 4H2O 0,48 ZnSO4. 7H2O 0,059 H3BO3 0,610 CuSO4.5 H2O 2,211 Na2MoO4 0,0512 CO(NO3)2.6H2O 0,0513 MnSO4. 7 H2O 14 CoCl2. 6 H2O
15 Na2FeEDTA
Stok larutan yang terpisah dari Na2FeEDTA telah disiapkan tanpa
terbagi sebanyak 0.745g dan 0,557g dari FeSO4 dari 100 ml air
penyulingan 3 ml/l larutan ini digunakan.
16Vitamins
Thiamine - HCL 0,3
17 Pyridoxine - HCL 0,318 Asam Nicotinic 1,2519 Riboflavin 0,0520 Biotin 0,0521 Asam Folic 0,322 Sukrosa 20 g/l23 Agar 9 g/l24 BAP 10 g/l25 NAA 1 g/l26 Peptone 2 g/l
Aklimatisasi Planlet
Setelah tunas berkembang dengan baik dan pembentukan akar (3 cm) planlet
dipindahkan ke media semipadat yang mengandung setengah unsur makro & mikro garam
dari media BM (4); sukrosa dan vitamin larut. Planlet disimpan dalam kondisi seperti ini
sampai tinggi 4-5cm, dan dicuci dengan air hangat sebelum dipindahkan ke media campuran
lumut, pinebark, batu bata dan arang - potongan batubara (1: 1: 1: 1).
Kelembaban dipertahankan dengan menutup setiap pot dengan kantung plastik
transparan. Pembuatan lubang pada kantung plastik untuk mengurangi tingkat kelembaban
secara bertahap. Plastik dibuka setelah 4 minggu dan tanaman kecil dalam pot dipindahkan
dari naungan 90% ke ruangan terbuka yang terkena langsung sinar matahari. Tingkat
kelangsungan hidup tanaman adalah 70%. Penyemprotan dengan fungisida (Bavistin 1%)
dua kali seminggu diperlukan untuk menjaga jamur penyebab dumping off. Gambar 1g
menunjukkan sebuah plantlet yang telah diaklimatisasi.
Pengumpulan data dan analisis
Penelitian induksi kalus ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Dengan bahan 300
kepala sari dikultur (6 anter per labu berbentuk kerucut dengan 16 kali ulangan per
perlakuan) dan percobaan diulang dengan beberapa periode waktu. Pengamatan dicatat secara
berkala selama 24 minggu.