diktat bahan ajar teori ekonomi mikro

81
1 DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO PENULIS : RUFIAL.SE,MM NIDN 0313126204 UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I JAKARTA 2021

Upload: others

Post on 07-Jan-2022

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

1

DIKTAT BAHAN AJAR

TEORI EKONOMI MIKRO

PENULIS :

RUFIAL.SE,MM

NIDN 0313126204

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I

JAKARTA

2021

Page 2: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

2

HALAMAN PENGESAHAN DIKTAT BAHAN AJAR

1. Judul : Teori Ekonomi Mikro

2. Penulis Bahan Ajar : Rufial. SE,MM

3. Tempat Penerapan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPI Y.A.I

4. Jangka Waktu Kegiatan :1 ( satu )

5. Sifat Kegiatan : Pembuatan/Penyusunan Diktat Bahan Ajar

6. Sumber Dana : Pribadi

Jakarta, 6 April 2021

Penulis Bahan Ajar

Rufial

NIDN :0313126204

Mengetahui,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Persada Indonesia

Dekan Kepala Program Studi Manajemen S1

Dr.Marhalinda SE.MM Ruwaida Sos.MSi

NIDN: 0325036102 1023056902

Page 3: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

3

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim, dengan nama Allah Azza wa Jalla, segala puji dan rasa syukur

yang tak terhingga ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya atas selesainya penulisan Diktat Bahan Ajar Matar Teori

Ekonomi Mikro ini dapat terwujud dengan baik.

Pembuatan Diktat Bahan Ajar ini ditujukan untuk membantu proses belajar mengajar

mata kuliah Teosi Ekonomi Mikro lebih mudah untuk dipahami,sehingga mahasiswa

dapat lebih cepat mengerti tentang materi yang berhubungan dengan Teori Ekonomi

Mikro serta sebagai pelengkap dari buku wajib yang harus digunakan dalam proses

belajar mengajar pada mata kuliah tersebut.

Dalam penulisan diktat bahan ajar ini , penulis menyadari masih banyak kekurangan dan

keterbatasan ,sehingga diharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun agar

Pembuatan bahan ajar selanjutnya menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat bagi pihak

lain. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala senantiasa melimpahkan taufi,rahmat serta

hidayahNya kepda kita semua.

Jakarta, April 2021

Rufial

NIDN : 0313126204

Page 4: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

4

DAFTAR ISI

Bab I. Pendahuluan 4

Bab II. Teori Permintaan ,Penawaran dan Aplikasi Pasar 14

Bab III. Konsep Elastisitas 34

Bab IV. Teori Tingkah Laku Konsumen 42

Bab V Teori Produksi 53

Bab VI Teori Biaya Produksi 63

Bab VII Struktur Pasar 70

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

5

BAB I.

EKONOMI, MASALAH DAN POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN

1. Ilmu Ekonomi.

Ilmu ekonomi sebagai suatu bidang studi mulai berkembang semenjak bagian

kedua abad ke 18, yaitu setelah Adam Smith, seorang pemikir dari Inggris yang

dipandang sebagai “bapak ilmu ekonomi” dimana ide pemikirannya dituangkan

dalam sebuah buku yang berjudul: “ An Inquiry into the Nature and Cases of the

Wealth of Nation”.

Ilmu ekonomi yaitu : “ suatu ilmu yang mempelajari bagaimana usaha manusia/

individu dalam memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya yang bersifat tidak terbatas

dengan alat pemuas kebutuhan ( faKtor-faktor produksi) yang bersifat terbatas.”

Masalah pokok yang dihadapi oleh masyarakat yaitu masalah kelangkaan (scarcity

), akibat kebutuhan (need ) yang pada intinya tidak ada batasnya dalam kehidupan

sehari-hari.

Pengertian Ekonomi Mikro:

Salah satu bidang ilmu ekonomi yang melihat dan menganalisis tentang

kegiatan ekonomi yang berlaku dengan cara melihat bagian – bagian terkecil

dari keseluruhan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

Pengertian Ekonomi Makro :

Ilmu ekonomi yangmelihat dan menganalisa kegiatan ekonomi yang berlaku

dalam Negara melalui analisa yang sifatnya menyeluruh.

2. Masalah Pokok Ekonomi .

a. Kelangkaan (scarcity).

Kelangkaan terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan dan keselarasan antara

kebutuhan dan faktor produksi yang tersedia di masyarakat. Kebutuhan

Page 6: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

6

masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa,

dimana keinginan untk memperoleh barang dan jasa dapat berupa : keinginan

yang disertai kemampuan untuk membeli (effective-demand) serta keinginan yang

tidak diikuti dengan keinginan untuk membeli (potential demand).

b. Membuat keputusan untuk memilih ( Choice ).

Dalam melakukan berbagai kegiatan ekonomi individu, perusahaan, atau

masyarakat pada umumnya akan menghadapi beberapa pilihan untuk memenuhi

apa yang diinginkannya. Secara rasional setiap individu, perusahaan atau

masyarakat secara keseluruhan akan mengambil/ memilih suatu keputusan yang

terbaik yang memiliki peluang dan kesempatan yang paling baik atau

menguntungkan diantara pilihan- pilihan yang ada( opportunity). Alasan mengapa

alternatif yang terbaik yang harus diambil, ahli-ahli ekonomi menjawab pertanyaan

tersebut dengan menerangkan tentang masalah faktor kelangkaan/ keterbatasan

sumber daya ekonomi yang tersedia.

3. Analisa Dalam Ekonomi.

a. Ekonomi Deskriptif.( Descriptive Economic )

Yaitu analisa ekonomi yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya

terjadi dalam perekonomian atau mengumpulkan keterangan-keterangan faktual

yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi. Menggambarkan tentang

kegagalan panen yang terjadi di masyarakat petani di Sumatera Barat dengan

sebenarnya dapat digolongkan kedalam analisa deskriptif ekonomi.

b.Teori Ekonomi (Theory of Economic ).

Teori ekonomi adalah pandangan -pandangan yang menjelaskan serta

menggambarkan sifat hubungan yang terdapat dalam kegiatan ekonomi serta

peramalan peristiwa yang akan terjadi apabila suatu keadaan yang

mempengaruhi perubahan. Selain itu teori ekonomi juga memberikan

penjelasan tentang sifat-sifat penting dari suatu sistim ekonomi serta bagaimana

suatu sistim itu dapat berjalan. Dengan mempelajari teorinya dan kenyaataan

yang akan terjadi , ilmu ekonomi menjadi sesuatu yang sangat penting

peranannya di masyarakat.

Teori ekonomi dapat dipecah dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Teori Ekonomi Mikro

Suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisa tentang unit-unit

terkecil dari seluruh kegiatan perekonomian.

Page 7: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

7

2. Teori Ekonomi Makro

Merupakan suatu analisa terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian yang

tejadi di masyarakat. Analisanya bersifat umum dan tidak memperhatikan

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.

c. Ekonomi Terapan/ Ekonomi Kebijaksanaan ( Applied Economic ).

Adalah cabang ilmu ekonomi yang menganalisa tentang kebijakan yang perlu

diambil serta dilaksanakan guna mengatasi masalah-masalah ekonomi yang

muncul merupakan bagian dalam ekonomi terapan. Dalam merumuskan suatu

kebijakan ekonomi yang perlu diperhatikan adalah tujuan yang ingin dicapai serta

sasaran kongkrit dari pelaksanaan kebijakan yang diputuskan untuk

diberlakukan.Dalam merumuskan kebijakan ekonomi analisa yang

menerangkan “ apa yang sebenarnya harus ada” (value-judgement) sangat

penting peranannya. Sebagai contoh untuk mengatasi masalah kelangkaan

bahan makanan di dalam negeri apakah perusahaan atau pemerintah perlu

membeli produk makanan tersebut dari luar negeri yang harganya lebih murah,

atau sebaliknya perusahaan atau pemerintah dapat mempengaruhi harga di

dalam negeri dengan tujuan untuk meningkatkan kegiatan produksi dalam jangka

panjang sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja di masyarakat.

4.Pernyataan Positif dan Normatif Dalam Ekonomi.

a. Pernyataan Positif

Pernyataan ini mengandung makna yaitu, apa yang sebaiknya” ada atau telah

ada atau yang telah ada terjadi” . Pada intinya penyataan positif adalah suatu

pernyataan mengenai fakta –fakta yang terjadi dalam masyarakat, sehingga

kebenarannya dapat dapat dibuktikan dengan memperhatikan kenyataan

yang sesungguhnya terjadi dalam masyarakat. Beberapa contoh pernyataan

positif adalah : “ Pada saat musim hujan produksi bawang akan menurun,

sehingga harganya akan naik” serta “ Harga bawang di daerah perkotaan akan

lebih mahal daripada harga bawang di pedesaan”. Pernyataan positif banyak

dijumpai dalam ekonomi deskriptif dan teori ekonomi.

b. Pernyataan Normatif

Pernyataan ini mengandun g makna “apakah yang sebaiknya terjadi”. Pada

intinya pernyataan normatif adalah suatu pandangan subjektif (value judgment).

Pernyataan ini menyatakan tentang apa yang sebaiknya harus terjadi,

Page 8: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

8

dimana dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat tidak rasional,

seperti kebudayaan dan filsafat. Pernyataan normatif ini selalu dijumpai

dalam ekonomi kebijakan atau ekonomi terapan.

5. Faktor Produksi Dalam Ekonomi

Dalam literatur ekonomi, faktor-faktor produksi dikelompokkan atas:

a. Sumber Daya Alam (Natural Resources).

Yaitu seluruh faktor produksi yang disediakan oleh alam atau yang telah tersedia

atau segala sesuatu yang tersedia di atas permukaan tanah ( pertanian,

peternakan, perikanan dan lainnya) serta yang tersedia di bawah tanah (mineral,

gas, emas dan bahan tambang lainnya).

b. Sumber Daya Modal (Capital Resources).

Pengertian modal dapat dalam artian stok modal, yaitu segala sesuatu dalam

bentuk fisik barang yang digunakan dalam proses produksi (tanah, bangunan

pabrik, mesin dan lain sebagainya). Modal dalam artian aliran modal (capital flow),

yaitu segala sesuatu yang bersifat finansial yang menunjang pada awal kegiatan

produksi (investasi).

c. Tenaga Kerja Ahli (Skill Labor)

Yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian secara ilmu dan atau keterampilan

dalam lapanga kerja tertentu.

d. Tenaga Kerja tidak Ahli (Unskill Labor)

Yaitu tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian secara ilmu ataupun

keterampilan dalam lapangan kerja.

6. Pelaku Ekonomi

Dalam menjalankan kegiatan ekonomi maka unsur penting lainnya yang wujud

adalah para pelaku yang akan menjalankan yang memegang peranan penting agar

terlaksananya kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat.

a. Rumah Tangga Konsumen

Yaitu pelaku ekonomi sebagai pemilik faktor produksi yang tersedia dalam

perekonomian. Rumah tangga konsumen akan menawarkan faktor produksi

tersebut kepada sektor perusahaan, sebagai balas jasa terhadap penggunaan

berbagai jenis faktor produksi tersebut, maka perusahaan akan memberikan

berbagai bentuk jenis pendapatan kepada rumah tangga konsumen. Pemilik tanah

Page 9: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

9

akan menerima sewa tanah , para pemilik alat-alat modal akan menerima

pendapatan atas bunga modal, tenaga kerja tidak ahli menerima gaji/ upah serta

tenaga kerja ahli menerima pendapatan atas laba.

b. Rumah Tangga Perusahaan.

Perusahaan merupakan suatu organisasi atau perkumpulan yang dibuat serta

dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan individu dengan tujuan untuk

menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang di butuhkan masyarakat.

Rumah tangga perusahaan merupakan pelaku ekonomi yang akan memanfaatkan

serta mengolah seluruh sumber daya ekonomi yang ditawarkan oleh rumah

tangga konsumen .

c. Pemerintah.

Sektor pemerintah bertugas untuk mengatur seluruh kegiatan ekonomi yang

terjadi di masyarakat. Disamping itu sektor pemerintah juga dapat melakukan

kegiatan ekonomi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Umumnya kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah adalah kegiatan ekonomi yang tidak menguntungkan

menurut penilaian oleh pihak swasta, seperti mengembangkan prasarana jalan

raya, jembatan dan lain sebagainya.

7. Sirkulasi Pendapatan, Barang dan Jasa.

Guna melihat pola kegiatan ekonomi yang terjadi di masyarakat, para ahli ekonomi

umumnya membuat suatu diagram sirkulasi perputaran pendapatan, barang dan

jasa. (Circular Flow).

Gambar 1. Arus Perputaran Pendapatan, Barang dan Jasa

Aliran faktor produksi (Tanah,modal,tenaga kerja)

Aliran Pendapatan konsumen

Rumah Tangga Konsumen Rumah

Tangga Produsen/Perusahaan

Aliran Barang dan Jasa

Page 10: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

10

Aliran Pengeluaran konsumen/pendapatan produsen

Keterangan :

a.Aliran faktor produksi dimana Rumah tangga Konsumen sebagai pemilik faktor

produksi menawarkan seluruh faktor-faktor produksi yang dimilikinya ke rumah

tangga produsen .

b.Aliran pendapatan konsumen memperlihatkan seluruh pendapatan yang

diterima oleh konsumen dari rumah tangga produsen sebagai balas jasa dari

penawaran faktor-faktor produksi yang telah diserahkan ke rumah tangga

produsen.

c.Aliran barang dan jasa memperlihatkan seluruh barang dan jasa yang diproduksi

oleh rumah tangga perusahaan yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga konsumen yang umumnya ditawarkan di pasar output.

d.Untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen ,maka

rumah tangga konsumen harus melakukan pengorbanan untuk memperolehnya

yang merupakan aliran pendapatan bagi rumah tangga produsen.

Sirkulasi diatas memperlihatkan kegiatan ekonomi yang sederhana, yaitu kegiatan

ekonomi pasar (mekanisme pasar ). Dalam hal ini dapat dilihat beberapa kebaikan

dan kelemahan yang tersirat dalam perekonomian tersebut :

Kebaikan:

1. Pasar dapat memberi kebebasan kepada masyarakat untuk menjalankan

aktifitas ekonomi yang diinginkannya.

2. Individu memperoleh informasi yang cepat dan lebih tepat tentang kualitas dan

harga barang.

3. Pasar dapat merangsang dan mengembangkan kegiatan produksi bagi

produsen

4. Pasar dapat mengembangkan efisiensi penggunaan barang serta faktor

produksi.

Kelemahan :

Page 11: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

11

1. Adanya kebebasan yang sangat tidak terbatas bagi individu yang dapat

menindas / menekan individu/ kelompok lain.

2. Kondisi perekonomian umumnya tidak stabil.

3. Dapat mengakibatkan ketidak seimbangan pasar dan munculnya monopoli.

4. Pasar dapat menimbulkan eksternalitas yang negatif (dampak buruk akibat

kegiatan produksi dan konsumsi di masyarakat) seperti polusi udara, sampah,

kemacetan lalu lintas dan ekses lainnya .

Sebagian ahli ekonomi menganjurkan untuk adanya campur tangan

pemerintah (mixed economic system), setelah menyadari adanya beberapa

kelemahan dari Sistem Ekonomi Pasar.

Tujuan campur tangan ini adalah untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

yang ada, dimana pemerintah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menjamin serta menjaga stabilitas ekonomi

2. Mengawasi kegiatan semua perusahaan besar yang dapat mempengaruhi

pasar agar tidak muncul praktek-praktek monopoli yang merugikan

masyarakat

3. Menjamin agar adanya kesamaan hak tiap individu dalam perekonomian

4. Menyediakan barang-barang publik (public goods) seperti jalan raya,

jembatan, keamanan dan lain sebagainya

5. Mengawasi serta mengendalikan agar faktor eksternalitas yang merugikan

masyarakat dapat dihindari.

Adapun bentuk-bentuk campur tangan pemerintah dapat dibedakan

dalam tiga bentuk:

1. Membuat peraturan/ undang-undang agar kegiatan ekonomi dijalankan

secara wajar, salah satu contohnya dengan menetapkan aturan tingkat

upah minimum pada masing-masing daerah.

2. Membuat dan menjalankan kebijakan fiskal (mengatur pengeluaran

pemerintah, subsidi dan penerimaan pajak) dan kebijakan moneter

(mengendalikan jumlah uang beredar, mengawasi operasional bank,

mengatur tingkat bunga pada bank konvensional atau sistim bagi hasil

pada bank syari’ah).

3. Melakukan kegiatan ekonomi secara langsung yang bertujuan untuk

mengurangi keuntungan perorangan serta memaksimalkan keuntungan

sosial seperti penyediaan listrik oleh PLN, pengadaan air bersih yang

disediakan melalui PAM serta menyediakan sarana pendidikan dan

kesehatan masyarakat.

Page 12: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

12

8. Sistim-Sistim Ekonomi.

a. Sistim Pasar Bebas

Mekanisme pasar merupakan suatu sistim ekonomi yang paling banyak

dianut dan diterapkan oleh berbagai negara di dunia. Sistim tersebut dapat

menciptakan efisiensi yang cukup tinggi dalam mengatur kegiatan ekonomi. Seluruh

sumber daya ekonomi yang ada dimiliki dan dikuasai oleh individu di masyarakat

serta mereka mempunyai kebebasan untuk menentukan bagaimana sumber daya

tesebut dimanfaatkan. Di lain pihak mereka memiliki kebebasan penuh untuk

menentukan jenis pekerjaan, jenis usaha yang ingin dikembangkan atau jenis

barang yang akan mereka beli dari pendapatan yang ada. Alasan inilah yang

menyebabkan pada masa kini semakin banyak negara melaksanakan Sistim Pasar

Bebas (Laissez-Faire), yang pada hakekatnya berarti “ biarlah mereka melakukan

pekerjaan yang sesuai dengan keinginan mereka”.

b. Sistim Ekonomi Perencanaan/ Terpadu

Sistim ini banyak diterapkan pada negara-negara komunis hingga awal tahun

1990an. Sistim ini menggambarkan dimana pemerintah memiliki kekuasaan penuh

dalam menentukan corak kegiatan ekonomi yang akan dilakukan. Hal ini berarti

pemerintah mempunyai tanggung jawab penting dalam menyelesaikan masalah

utama ekonomi, yaitu “barang apa yang harus diproduksi & dalam jumlah berapa?

(WHAT)” dan “bagaimana cara memproduksi barang tersebut? (HOW)” serta

“untuk siapa barang tersebut diproduksi? (FOR WHOM)”.

Sistim ekonomi ini timbul sebagai akibat pandangan yang sangat berbeda

dengan ideologi yang menjadi landasan pada sistim ekonomi pasar. Sistim ekonomi

perencanaan berkeyakinan bahwa pemerintah dapat menjalankan fungsi-fungsi

tersebut secara efektif dan efisien. Demi menjamin kelancaran usaha-usaha untuk

mencapai sasaran serta tujuan yang telah ditetapkan oleh Badan Perencanaan

Pusat maka seluruh alat-alat modal dimiliki dan dikuasai oleh negara.

c. Sistim Ekonomi Campuran

Adalah sistim ekonomi yang dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah tetapi

masyarakat masih mempunyai kebebasan dalam menentukan kegiatan ekonomi

yang mereka inginkan. Tujuan pokok dari sistim ini adalah untuk menghindari

kelemahan-kelemahan yang terkandung dalam sistim pasar bebas. Campur

tangan pemerintah memungkinkan dilakukannya usaha-usaha untuk menghindari

keadaan tersebut diatas, dengan demikian hak dan kewajiban masyarakat dapat

terlindungi.

Page 13: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

13

9. Batas Kemungkinan Produksi di Masyarakat. (Production Possibility Frontier)

Ke tiga masalah ekonomi (WHAT, HOW, FOR WHOM) dapat diterangkan lebih lanjut

melalui analisa Kurva Kemungkinan Produksi (product possibility curve). Dalam analisa

ini harus dipenuhi beberapa asumsi sebagai berikut:

a. Faktor-faktor produksi digunakan secara penuh

b. Jumlah faktor produksi tetap

c. Tidak terjadi perubahan teknologi

d. Hanya 2 jenis barang yang dihasilkan

e. Opportunity cost yang semakin meningkat

TABEL . 1.1 Kemungkinan Produksi Dua Jenis Barang di Masyarakat

Altenatif Barang Industri Barang

Pertanian

Faktor Produksi (dalam unit) (dalam unit)

A 0 10

B 6 8

C 10 6

D 13 4

E 15 2

F 16 0

Tabel 1.1

Page 14: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

14

Menunjukkan alternatif barang industri & barang pertanian yang dapat dihasilkan

masyarakat dengan penggunaan seluruh faktor produksi yang tersedia. Apabila

masyarakat menginginkan barang pertanian saja yang diproduksi tanpa menghendaki

barang industri, maka kombinasi penggunaan faktor produksi adalah dengan alternatif A.

Sebaliknya jika masyarakat berkeinginan untuk menghasilkan barang industri tanpa ingin

barang pertanian maka alternatif produksi yang dipilih adalah alternatif F. Pada

umumnya suatu masyarakat ingin memperoleh kedua jenis barang tersebut, dengan

demikian alternatif faktor produksi yang digunakan seperti yang ditunjukkan pada

alternatif B sampai dengan alternatif E.

GAMBAR 1.1 : KURVA KEMUNGKINAN PRODUKSI ( product possibility curve)-

PPC

Barang pertanian

A B

8

6 C

0 6 10 Barang industri

Keterangan Gambar. 1:

Nilai faktor produksi barang industri yang digunakan ditunjukkan oleh sumbu horizontal

sementara sumbu vertikal menunjukkan nilai faktor produksi barang pertanian yang

digunakan . kurva PPC diatas menggambarkan berbagai alternatif kemungkinan produksi

yang terjadi dalam suatu perekonomian. Setiap titik pada kurva tersebut menggambarkan

gabungan produksi barang pertanian dan industri yang dihasilkan dengan asumsi seluruh

faktor produksi dimanfaatkan secara optimal.

Page 15: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

15

Pada titik B menggambarkan perekonomian mampu menghasilkan 6 unit barang indutri

dan 8 unit barang pertanian, dengan demikian setiap titik pada kurva tersebut membentuk

suatu kurva kemungkinan produksi di masyarakat

BAB II. TEORI PERMINTAAN - PENAWARAN DAN APLIKASINYA.

A.Hukum Permintaan dan Pengertian Permintaan.

1.Hukum Permintaan.

Hukum permintaan menjelaskan tentang keterkaitan jumlah

permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut, yaitu

suatu hipotesis yang menyatakan “makin rendah harga suatu

barang akan makin tinggi permintaan terhadap barang tersebut”

sebaliknya “ makin tinggi harga suatu barang maka makin rendah

permintaan terhadap barang tersebut, Citeris Paribus dimana

faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi permintaan barang

dianggap konstan.

2.Pengertian Permintaan

Dalam analisa permintaan harus dibedakan antara istilah : “permintaan” dan “jumlah

barang yang diminta”. Menurut ahli ekonomi yang dimaksud dengan “permintaan”

adalah keseluruhan kurva permintaan, maksudnya yaitu keadaan keseluruhan yang

menggambarkan hubungan harga dengan jumlah permintaan. Di sisi lain pengertian

dari “jumlah barang yang diminta” adalah jumlah permintaan terhadap suatu barang

pada tingkat harga tertentu,seperti yang terlihat pada table 2.1 pada saat harga

semen Rp 90.000 per-unit maka jumlah permintaan semen adalah sebanyak 3.000

unit.

Table .2.1 Permintaan Atas Semen pada Berbagai Level Harga

KONDISI HARGA (RUPIAH) JUMLAH

PERMINTAAN

Page 16: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

16

A 90.000 3.000

B 85.000 4.000

C 80.000 5.000

D 75.000 6.000

E 70.000 7.000

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Berikut adalah beberapa faktor penting yang dapat

mempengaruhi permintaan individu atau kelompok masyarakat

terhadap suatu barang :

a. Harga barang tersebut.

Banyaknya jumlah barang yang diminta konsumen di pasar

sangat tergantung pada tingkat harga barang bersangkutan,

citeris paribus terhadap faktor lainnya yang turut

mempengaruhi.Faktor pertama ini yang menyatakan hukum

permintyaan akan berlaku.

b.Harga Barang Lain.

Pembagian jenis barang dipandang dari kedekatan

hubungannya dengan barang lain dapat dibagi atas tiga, yaitu:

1.Barang Pengganti ( Substitution goods).

Suatu jenis barang yang dapat menggantikan fungsi barang

lainnya maka barang tersebut dapat dinamakan sebagai barang

pengganti. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi

jumlah permintaan barang yang digantikannya. Pada saat

harga barang pengganti menjadi lebih murah, akan langsung

mengurangi tingkat permintaan terhadap barang yang

digantikannya. Sebagai contoh batubata dan batako. Fungsi

batubata dapat digantikan dengan batako. Pada saat harga

batubata naik maka permintaan terhadap batako akan

Page 17: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

17

meningkat.Sebaliknya jika harga batubata turun maka

permintaan terhadap batako juga akan menurun.

2.Barang Pelengkap ( Complementer goods ).

Barang pelengkap adalah barang yang digunakan

secara bersamaan dengan barang lain. Perubahan jumlah

permintaan terhadap barang pelengkap selalu berbanding lurus

dengan jumlah permintaan terhadap barang yang dilengkapi.

Semen adalah barang pelengkap terhadap pasir, apabila

seseorang menggunakan pasir harus dilengkapi dengan

semen, maka pasir dan semen adalah contoh barang

pelengkap. Peningkatan jumlah permintaan terhadap pasir akan

langsung menambah jumlah permintaan terhadap semen.

Sebaliknya jika permintaan terhadap pasir berkurang maka

jumlah permintaan terhadap semen juga akan berkurang. Pada

kasus ini jelas hukum permintaan tidak berlaku karena adanya

hubungan yang negatif antara turunnya permintaan pasir akibat

turunya harga semen.

3.Barang Netral

Barang netral adalah dua jenis barang yang tidak mempunyai

keterkaitan erat satu sama lainnya. Harga dan permintaan terhadap

dua jenis barang tersebut juga tidak akan saling mempengaruhi.

Sebagai contoh adalah semen dengan sepeda, harga dan permintaan

terhadap semen sama sekali tidak terpengaruh oleh perubahan harga

dan permintaan terhadap sepeda.

c.Pendapatan Para Pembeli

1.Barang Inferior

Permintaan terhadap barang inferior sebagian besar berasal dari

masyarakat berpendapatan rendah, jika pendapatan mereka

meningkat maka mereka akan mengurangi jumlah

permintaannya terhadap barang tersebut. Contohnya tempe,

permintaan terhadap tempe sebagai pelengkap makanan pokok

sebagian besar berasal dari masyarakat yang mempunyai

pendapatan rendah. Jumlah permintaan mereka terhadap tempe

akan berkurang pada saat pendapatannya meningkat, karena

mereka sudah mampu membeli makanan lauk yang lebih baik

dan bervariasi.

Page 18: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

18

2.Barang Esensial.

Permintaan terhadap barang esensial tidak terlalu

terpengaruh oleh jumlah pendapatan, karena barang esensial

merupakan kebutuhan pokok masyarakat, contohnya beras dan

garam. Naik atau turun jumlah pendapatan tidak akan merubah

jumlah permintaan seseorang terhadap beras dan garam.

3.Barang Normal.

Permintaan terhadap barang normal akan meningkat

sebanding dengan peningkatan pendapatan para pembeli.

Sebagian besar barang yang dikonsumsi masyarakat termasuk

jenis barang normal, contohnya pakaian, perabot rumah tangga.

Peningkatan permintaan ini disebabkan dua kemungkinan:

pertama, pembeli mampu membeli dalam jumlah lebih banyak

akibat peningkatan pendapatan mereka, kedua, pembeli mampu

menukar barang yang dikonsumsi dengan barang yang lebih

berkualitas karena peningkatan pendapatan.

4.Barang Mewah.

Barang mewah akan dikonsumsi pada saat pembeli telah

mampu memenuhi seluruh kebutuhan pokoknya karena

memiliki pendapatan yang cukup besar. Contoh barang mewah

seperti : berlian dan mobil mewah

d.Distribusi Pendapatan.

Barang-barang yang dikonsumsi oleh masyarakat yang

berpendapatan besar akan mengalami perubahan jika mereka

dikenakan pajak lebih tinggi. Apabila pajak tersebut

didistribusikan pemerintah kepada masyarakat miskin maka

akan terjadi peningkatan permintaan barang dari kelompok

masyarakat miskin.

e.Cita Rasa Masyarakat.

Page 19: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

19

Selera seseorang pada intinya akan mempengaruhi permintaannya terhadap

suatu produk yang ingin dibelinya. Kenaikkan harga atau pun penurunan harga

bisa tidak mempengaruhi permintaan kosumen tersebut.

f.Jumlah Penduduk.

Pertambahan jumlah penduduk secara umum akan

mengakibatkan, kenaikkan jumlah barang yang diminta dalam

suatu perekonomian, dengan sendirinya hukum permintaan tidak

berlaku.

g. Ramalan Masa Yang Akan Datang.

Apabila masyarakat meramalkan akan terjadi kenaikkan

harga pada masa yang akan datang, hal ini akan mendorong

mereka untuk membeli barang katau jasa tersebut lebih banyak

dibandingkan kebutuhan seharusnya. Contoh pada saat menjelang

memasuki bulan puasa atau menjelang lebaran umumnya masyarakat

memborong sejumlah barang atau jasa yang mereka inginkan yang

pada akhirnya dapat memicu kenaikkan harag, dalam hal ini maka

hukum permintaan pasar tidak belaku.

4.Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan.

Perubahan yang terjadi terhadapp harga mempunyai hubungan

yang terbalik terhadap jumlah barang yang diminta. Naiknya harga

suatu barang akan mengakibatkan turunnya jumlah barang yang

diminta. Pada kurva ..dibawah terlihat pada titik A saat harga barang

Rp 2000 per unit, maka jumlah barang yang diminta sebesar 10 unit,

jika harga naik menjadi Rp 3000/ unit maka permintaan barang

menjadi 5 unit yang terlihat pada titik B. Perubahaan dari titik A

menuju titik B ini disebut pergerakan sepanjang kurva permintaan.

Gambar 2.1 : Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan.

price

P E

Page 20: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

20

P E

demand

Quantity

5.Pergeseran Kurva Permintaan.

Pergeseran kurva permintaan dapat terjadi sedemikian rupa.

Hal ini terjadi akibat adanya perubahan faktor-faktor di luar harga

yang mempengaruhi permintaannya. Pada kasus ini jelas bahwa

hukum permintaan pasar tidak berlaku sama sekali. Kenaikkan

pendapat atau perubahaan selera seseorang merupakan salah satu

faktor yang dapat merubah permintaan walaupun harga barang di

pasar tetap. Kurva …dibawah menggambarkan pada tingkat harga

yang konstan sebesar Rp 5000/ unit maka permintaan seseorang ada

yang mencapai 5 unit yang diperlihat oleh kurva D1,tetapi dilain pihak

ada yang hanya mau membeli sebanyak 2 unit seperti pada kurva

D2..( decreasing demand ). Selanjutnya pada kurva D3

memperlihatkan naiknya permintaan seseorang menjadi 8 unit (

increasing demand ).Perubahan-perubahan ini yang disebut dengan

pergeseran kurva permintaan.

Gambar 2.2 : Pergeseran Kurva Permintaan.

P

D1 D2 D3

P*

0

Q

Page 21: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

21

6.Fungsi dan Persamaan Permintaan.

a.Fungsi Permintaan.

Qd=f{Px,Py,I,Pop,T,F}

…………………………………………………………...(i)

Diamana :

Qd = jumlah barang yang diminta terhadap X.

Px = Harga barang X.

Py = Harga barang Y.

I = Pendapatan konsumen.

Pop= Jumlah penduduk.

T = Taste, selera konsumen.

F = Future, ramalan masa yang akan datang.

Dan

Qd=f{Px,CiterisParibus}………………………………….( ii).

Maka persamaan permintaan pasar adalah :

Qd=a-b.Px ……………… (iii).

Dimana Qd = jumlah barang yang diminta terhadap X.

a = konstanta.

Px = Harga barang X

b = slope kurva permintaan atau Q / P

memperlihatkan perubahan jumlah barang yang

diminta per satuan unit sebagai akibat terjadinya perubahan harga

per satu-satuan unit.

Contoh : Diperoleh fungsi permintaan terhadap sepatu di pasar Baru

sebagai berikut ……Qd = 100 - 2 P.

Page 22: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

22

Nilai keofisien permintaan sepatu sebesar – 2 ( b = -2 ),

hal ini dapat di artikan bahwa apabila terjadi kenaikkan harga sepatu

sebesar satuan satuan rupiah, maka permintaan terhadap sepatu

akan turun sebanyak 2 unit.

Nilai konstanta ( a = 100 ) , tidak ditafsirkan karena hal ini

memperlihatkan permintaan sepatu sebanyak 100 unit pada saat

harga sepatu sebesar Rp 0,-.

B.Pengertian dan Hukum Penawaran.

1. Pengertian Penawaran ( Supply ).

Adalah seluruh jumlah barang atau jasa yang akan ditawarkan

oleh penjual di pasar.Keinginan para penjual untuk menawarkan

barang/jasa pada berbagai tingkat harga di tentukan oleh banyak

faktor, dimana faktor harga barang selalu dipandang sebagai faktor

yang paling penting dalam menentukan jumlah barang/jasa yang akan

ditawarkan.Oleh karena itu teori penawaran terutama lebih

menumpukan perhatiannya kepada hubungan di antara tingkat harga

dengan jumlah barang yang ditawarkan.

2.Hukum Penawaran.

Hukum penawaran pada hakekatnya menyatakan “semakin

tinggi harag suatu barang , maka semakin banyk jumlah barang yang

akan ditawarkan dan sebaliknya jika semakin turun harga suatu

barang maka semakin berkurang jumlah barang yang ditawarkan

,Citeris Paribus “.

Citeris paribus seperti yang telah dijelaskan pada kasus teori

permintaan ,maka dalam hal ini segala sesuatu faktor – faktor yang

mempengaruhi penawaran dianggap konstan atau tidak

mempengaruhi.

3.Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran.

a. Harga barang itu sendiri.

Faktor harga barang bersangkutan merupakan alasan utama

jumlah barang yang akan ditawarkan penjual ,apabila jumlah barang

yang ditawarkan hanya di pengaruhi oleh faktor harga ini sementara

faktor- faktor lainnya dianggap konstan , maka hukum penawaran

Page 23: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

23

akan berlaku yang memperlihatkan hubungan positif dengan harga

jual.

b. Harga Barang Lainnya.

Penawaran barang juga sangat dipengaruhi oleh harga barang

lain yang berhubungan dengan barang yang akan ditawarkan penjual.

Sebagi contoh penawaran daging ayam akan sangat dipengaruhi oleh

perubahan harga daging ikan atau daging sapi di pasar.

c.Biaya Produksi.

Kemampuan produsen untuk menciptakan efisiensi dalam

proses produksi sangat ,mempengaruhi jumlah barang yang dapat

dihasilkan. Seoarang produsen yang mampu mencapai hal tersebut,

maka dengan sendirinya dia dapat menawarkan jumlah barang yang

lebih banyak di bandingkan produsen lain.

d.Tujuan Yang Ingin Di capai Oleh Perusahaan

Pada umumnya tujuan yang ingin dicapai oleh suatu

perusahaan adalah mencapai keuntungan yang optimal dalam jangka

panjang ( profit oriented ), hal ini tentu sangat berbeda dengan tujuan

yang ingin di capai oleh perusahaan pemerintah, dimana tujuan yang

ingin dicapai adalah memenuhi kebutuhan masyarakat dan berusaha

untuk mendistribusikannya secara adil.

e.Tingkat Tekhnologi Yang Digunakan.

Penggunaan tekhnologi dalam proses produksi sangat

menentukan bagi perusahaan dalam mencipatkan efektifitas

penggunaan bahan baku serta efisensi waktu dan biaya. Apakah

perusahaan dalam proses produksi akan menggunakan teknologi

lebih bersifat padat modal ( capital – intensive ) atau padat karya (

labor-intensive ) untuk menghasilkan barang hal tersebut juga tidak

akan terlepas dari harga- harga faktor produksi yang terjadi di pasar

input.

4.Tabel Penawaran dan Kurva Penawaran.

Sesuai dengan hukum penawaran diatas dapatlah kita membuat

suatu gambaran tentang hubungan antara jumlah barang yang

ditawarkan dengan tingakat harga yang berlaku di pasar.

Tabel : 2.2 : Penawaran semen di Pasar.

Page 24: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

24

Kondisi Harga ( rupiah ) Jumlah Barang Yang

Ditawarkan ( unit )

A 90.000 7.000

B 85.000 6.000

C 80.000 5.000

D 75.000 4.000

E 70.000 3.000

Pada tabel diatas memperlihatkan hubungan yang searah antara perubahan

tingkat harga dengan jumlah barang yang ditawarkan.Pada tingkat harga semen yang

sangat tinggi sebesar Rp 90.000/ unit, maka jumlah semen yang ditawarkan produsen

adalah7.000 unit, semakin rendah harga semen maka terlihat jumlah penawaran semen

juaga semakin turun.

Gambar . 2.3 : Kurva Penawaran Semen.

Harga

Supply

90.000 a

85.000 b

Semen

0 6.000 7.000

Pada umumnya kurva penawaran akan menaik dari kiri bawah menuju kanan

atas, hal ini menjelaskan bahwa arah pergerakan kurva penawaran berlawanan arah

dengan kurva permintaan yang bergerak dari kiri atas menuju ke kanan bawah.

Page 25: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

25

Gambar 2.3. diatas memperlihatkan pada saat harga semen sebesar Rp.90.000/ unit

dengan jumlah semen yang ditawarkan sebanyak 7.000 unit, menjadi 6.000 unit

penawaran apabila harga semen menjadi turun pada tingkat harga Rp.85.000/unit.

5.Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran.

Pada gambar 2.3. diatas memperlihatkan pergerakan sepanjang kurva penawaran

terhadap semen, misalkan pada saat harga Rp.70.000/unit dan jumlah semen yang

ditawarkan produsen sebanyak 3.000 unit akan menjadi 4000 unit semen yang

ditawarkan jika harga semen naik menjadi Rp.75.000/ unit.Begitupun perubahan pada

tingkat-tingkat harga yang lainnya akan akan mengakibatkan penawaran terhadap

semen juga berubah. Perubahan yang terjadi ini yang dimaksud dengan pergerakan

sepanjang kurva penawaran.

6.Pergeseran Kurva Penawaran.

Pada gambar 2.4. dibawah terlihat bahwa pada tingkat harga yang tetap produsen

dapat menawarkan barangnya pada berbagai unit . Seorang produsen dapat

menawarkan jumlah barang yang diinginkan jauh lebih banyak dibandingkan produsen

lainnnya, atau di lain pihak ada produsen yang hanya mampu menawarkan barangnya

jauh lebih rendah. Keadaan ini akan mengakibatkan kurva penawaran akan mengalami

kekanan atau kekiri sesuai dengan kemampuan masing- masing produsen bersangkutan

dalam menghasilkan barang. Perubahan kurva penawaran ini di pengaruhi oleh faktor

diluar harga barang itu sendiri.

Gambar 2.4. Pergeseran Kurva Penawaran.

Harga

S1 S2 S3

P*

Page 26: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

26

0 q1 q2 q3 Q

7.Fungsi dan Persamaan Penawaran.

Fungsi penawaran terhadap suatu produk dapat di cerminkan sebagai berikut :

Qs = f { Px, Py, C, Tk,Pr }

…………………………………………………………………………………(i)

Dan Qs = f { Px, Citeris Paribus

}…………………………………………………………………………..(ii)

Diamana :

Qs = Jumlah barang yang ditawarkan di pasar.

Px = Harga barang bersangkutan.

Py = Harga barang lainnya yang terkait.

C = Cost atau biaya produksi yang dikeluarkan

Tk = Teknologi yang dipakai dalam proses produksi.

Pr = Profit atau keuntungan yang ingin dicapai produsen.

Dari fungsi diatas maka dapat diabuat suatu persamaan penawaran terhadap

suatu barang sebagi berikut :

Qs = a + b.P

………………………………………………………………………………………………

..(iii)

Dimana :

a = konstanta, biasanya tidak ditafsirkan dalam analisa ekonomi.

b = Slope kurva penawaran.

Qs = Jumlah barang yang ditawarkan

Page 27: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

27

P = Harga barang.

Contoh : Diperoleh sebuah fungsi penawaran terhadap sepatu sebagai berikut :

Qs = 40 + 3 P , dimana :

a adalah konstanta = 40 unit, merupakan jumlah barang yang akan ditawarkan pada

saat harga barang Rp 0,-. Kondisi dalam ekonomi adalah hal yang mustahil dilakukan

oleh produsen, karena dalam hal ini berarti produsen memberikan barangnya secara

cuma-cuma kepada konsumen.

b = 3, mengambarkan derajat kemiringan kurva penawaran artinya jumlah barang

yang ditawarkan naik sebesar 3 unit, apabila terjadi kenaikkan harga sebesar

satu- satuan unit.

C. Keseimbangan Pasar ( Market Equilibrium ).

Kondisi pasar dapat dikatakan dalam keadaan seimbang jika “ Jumlah yang ditawarkan

penjual pada tingkat harga tertentu sama dengan jumlah ytang diminta oleh pembeli

pada tingkat harga tersebut. “

Dalam menentukan keseimbangan pasar dapat di tentukan melalui secar analisa grafik,

tabel ataupun secara matematik. Tabel dibawah ini akan memberikan gambaran ringkas

penentuan keseimbangan pasar yang terjadi dalam suatu perekonomian.

Tabel 2.3 : Permintaan dan Penawaran terhadap Semen.

Price (P) Jumlah barang yang diminta jumlah barang yang ditawarkan

sifat interaksi

(rupiah) ( unit ) ( unit )

90.000 3.000 7.000

ekses supply

85.000 4.000 6.000

ekses supply

Page 28: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

28

80.000 5.000 5.000

Market EQL

75.000 6.000 4.000

Ekses demand

70.000 7.000 3.000

Ekses demand.

Pada tabel diatas dapat dilihat interaksi yang terjadi antara permintaan dan

penawaran semen pada berbagai tingkat harga yang berlaku. Untuk mencari jawaban

diman keseimbangan pasar terjadi dapat kita misalkan ,dimana awalnya Harga semen

yang berlaku Rp 90.000/ unit dengan jumlah permintaan sebanyak 3.000 unit dan

penawaran semen sebesar 7.000 unit. Keadaan ini mencerminkan terjadinya kelebihan

penawaran ( ekses Supply ) sebanyak 4.000 unit.

Selanjutnya jika harga yang terjadi adalah sebesar Rp.70.000/ unit maka jumlah

permintaan dan penawaran semen adalah sebesar 7.000 unit dan 3.000 unit. Hal ini

memperlihatkan kelebihan permintaan semen di pasar. Interaksi di antara permintaan

dan penawaran tersebut terus terjadi sampai terjadinya keadaan dimana jumlah barang

yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat yang

disepakati.Dalam table tersebut keseimbangan pasar terhadap semen terjadi pada

tingkat harga Rp.80.000,- dengan jumlah 5.000 unit semen.

Cara ke dua untuk menjelaskan proses keseimbangan pasar dengan

menggunakan analisa grafik. Penetuan harga dan jumlah yang diperjualbelikan dapat

dilukiskan melalui grafik dibawah ini.

Gambar 2.5 : Kurva Keseimbangan Pasar Terhadap Semen.

Harga

Demand

Supply

A B

90.000

Page 29: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

29

80.000 Market Equilibrium

F

70.000 G

0 3000 5000 7000 Semen

Kurva diatas memperlihatkan keseimbangan pasar pada saat terjadinya

perpotongan kurva demand dan supply, dimana harga yang terjadi adalah sebesar Rp

80.000 per –unit dengan jumlah yang disepakati oleh penjual dan pembeli sebanyak

5.000 unit semen. Pada titik A terjadi kelebihan jumlah penawaran semen 4.000 unit

sedangkan pada titik B terjadi kelebihan permintaan sebanyak 4.000 unit.

D .Menentukan Keseimbangan Secara Matematik.

Syarat : Fungsi Demand = Fungsi Supply.

Atau Qd = Qs

a - b P = a + b P

Contoh :

Fungsi permintaan dan penawaran terhadap pensil di pasar diperoleh sebagai berikut

;

Qd = 80 - 2 P dan Qs = -20 + 3 P… Berapakah tingkat harga dan

jumlah beras yang diminta serta ditawarkan di pasar agar keseimbangan terjadi ?

Dari syarat D = S …… diperoleh 80 – 2 P = - 20 + 3 P.

Maka ….100 = 5 P….. dan P = Rp 20/unit. Serta Qd = 80 – 2 ( 20 ) = 40 unit.

Untuk Qs = -20 + 3 ( 20 ) = 40 unit.

E.Beberapa Perubahan Keseimbangan Pasar.

Page 30: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

30

Perubahan-perubahan faktor lain di luar harga yang mempengaruhi permintaan

dan penawaran akan menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan pasar. Paling

tidak ada 4 ( empat ) kemungkinan yang terjadi sebagi berikut :

1.Demand naik supply tetap ( kurva demand bergeser ke kanan )

2.Demand turun supply tetap ( kurva demand begeser ke kiri )

3.Demand tetap supply naik ( kurva supply bergeser ke kanan ).

4.Demand tetap supply turun ( kurva supply bergeser ke kiri ).

Gambar 2.6. Kurva Perubahan Keseimbangan Pasar.

P P P P

D D D D D

S S D

E

e

kasus (1) Q kasus (2) Q kasus (3) Q Kasus (4)

F.Campur Tangan Pemerintah .

1.Kebijaksanaan Harga Minimum ( Floor Price ).

“adalah kebijakan harga yang dilakukan pemerintah dimana harga yag ditetapkan

lebih tinggi dari harga yang telah terjadi di pasar bebas, dengan tujuan untuk melindungi

penjual/produsen dari sentimen harga pasar yang terjadi.”

Pada gambar di bawah terlihat harga yang terjadi pada saat keseimbangan adalah harga

yang di anggap rendah oleh pemerintah, hal ini nantinya akan mengakibatkan kerugian

bagi para penjual ( dalam hal ini petani ). Oleh karena itu pemerintah menetapkan harga

jual terhadap produk tersebut harus ditetapkan di atas harga pasar. Akibat kebijakan ini

maka keseimbangan pasar berpindah dari titik E1 menuju ke E2, dimana jumlah barang

yang diminta menjadi turun sedangkan supply barang meningkat. Dengan sendirinya

akan terjadi kelebiha barang ( ekses supply ) di pasar yang nantinya justru akan

mengakibatkan harga jual akan turun . Guna menghindari hal ini terjadi ,maka

Page 31: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

31

pemerintah dapat melakukan ekspor barang atau membeli kelebihan barang dari

penjual dan menyimpan di gudang pemerintah sebagai stok.

Gambar 2.6. : Kebijakan Harga Minimum ( Floor Price ).

Price

Demand Supply

Price-min.

P-min

E1

P*

. Quantity.

0 q1 q* q3

2. Kebijakan Harga Maksimum ( Ceiling Price ).

“ Adalah kebijakan harga tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah , dimana

pemerintah menetapkan harga jual di bawah harga pasar yang terjadi, karena harga

pasar di anggap terlalu tinggi sehingga akan merugikan bagi konsumen.

Gambar 2.7. : Kurva Kebijakan Harga Maksimum.

Price

Page 32: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

32

D S

P E

P-max Harga maksimum

0 Quntity

3.Insiden Pajak.

Campur tangan pemerintah dalam hal pajak merupakan cirri utama dalam

sistem ekonomi campuran, dimana pajak merupakan sumber penerimaan

Negara. Secara konsepsual besaran pajak yang ditanggung oleh penjual atau

pembeli sangat dipengaruhi oleh masing-masing elastisitas

permintaan dan penawaran harga. Tabel di bawah ini akan menjelaskan

bagimana besaran pajak yang akan ditanggung oleh konsumen dan produsen

dengan permintaan dan penawaran yang elastis dan inelastik.

Gambar 2.8 : Pajak dan Elastisitas Permintaan.

P D S2 P D S2

E2 S1

S1

P* E1 P* E2

P1 C C

P1 B E1

A

0 q1 q3 Q 0 q1 q2 Q

i. Permintaan elastis ii.Permintaan in-elstis

Page 33: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

33

Dari gambar 2.8. untuk kurva permintaan yang bersifat elastis ,maka

beban pajak lebih banyak ditanggung oleh penjual dibandingkan pembeli

yaitu sebesar area A.E1.C dan pajak yang ditanggung oleh pembeli

hanya sebesar daerah E1.E2.C.

Pada kurva permintaan yang inelastis pajak yang ditanggung oleh penjual

jauh lebih kecil yaitu sebesar area E1.C.B dan pajak yang ditanggung

pembeli b sebesar E1.E2.C.

Gambar 2.9. : Pajak dan Elastisitas penawaran.

P P

D S2 D S2 S1

P* E2

P* B E2 P1 B E1

P1 A E1 A

0 q1 q2 Q 0 q1 q2 Q

i.Penawaran elastic ii.Penawaran inelastic

Pada kurva penawaran yang bersifat elastic maka pajak yang ditanggung penjual

lebih kecil yaitu sebesar area E1.B.C. dan pajak yang ditanggung pembeli sebesar

area E1.E2.B.

Untuk kurva penawaran yang in-elastis , maka pajak yang ditanggung penjual

jauhlebih besar dari pada pajak yang ditanggung pembeli , yang diperlihat kan oleh

area E1.B.C > E1.E2.B.

Page 34: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

34

BAB III. KONSEP ELASTISITAS

Analisa elastistas merupakan salah satu topik yang paling penting dalam teori ekonomi mikro,

karena konsep ini sangat membantu para pelaku ekonomi khususnya perusahaan atau produsen

bahkan pemerintah dalam mengambil keputusan serta kebijakan yang diperlukan terhadap

kemajuan ekonomi di masa yang akan datang. Dalam bab ini akan ditinjau pemahaman tentang

elastisitas harga permintaan atau elastisitas permintaan, pendapatan serta elastisitas harga

silang.

Konsep elastisitas permintaan mempunyai peranan yang sangan penting dalam menganalisa

seberapa

jauh perubahaan barang yang diminta sebagai akibat perubahaan harga pasar.

Apabila perubahan harga yang relatif kecil dapat mengakibatkan perubahaan yang besar

terhadap jumlah barang yang diminta , maka dapat dikatakan bahwa permintaan barang tersebut

sangat respon terhadap perubahaan harga atau bersifat elastis. Elatisitas permintaan sangat

berguna untuk menetapkan harga jual barang di pasar bagi perusahaan serta meramalkan

perubahaan yang akan terjadi di pasar akibat perubahan Dalam konsep elastisitas ini akan di

analisa tentang analisa permintaan harga , elastisitas permintaan dan elastisitas harga silang.

A.ELASTISITAS PERMINTAAN. (Eh ).( Demand Elasticity )

Elastisitas permintaan adalah ; “ perubahan jumlah barang yang diminta sebag ai akibat

perubahaan harga barang dipasar “. Secara matematis pernyataan diatas dapat di rumuskan

sebagai berikut :

Eh = Q / P . P/Q ………… Elastisitas titik ( point – elasticity), yaitu

menghitung nilai elastisitas harga sepanjang kurva permintaan.

Page 35: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

35

Atau Eh = Q/ P . P/ Q …………. Elastisitas rata-rata/ elatisitas titik tengah ( nilai

diantara sebelum dan sesudah perubahan harag ), elastisitas ini dinamakan juga dengan

Elastisitas arc.

Tabel.3.1. Jenis koefisien Elastisitas harga dan sifatnya.

Koefisien Eh A R T I Sifat

permintaan barang.

Eh > 1 % ∆Q/ % ∆ P lebih besar dari pada % perubahan harga Elastis

Eh< 1 % ∆Q/ %∆P lebih kecil dari pada % perubahan harga. In- Elastis.

Eh = 1 %∆ Q/%∆ P sama dengan % perubahan harga. Uniter/unity.

Eh = 0 % ∆Q/ %∆P tak terhingga pada saat saat harga tetap Elastis

sempurna

Eh = % ∆Q/ %∆ P tetap pada berbagai perubahan harga In-Elastis

sempurna

Kurva permintaan dan elastisitas harga.

NIlai elastisitas permintaan akan berkisar antara nol sampai dengan satu. Setiap hasil

perhitungan

Dari elastisitas akan mempegaruhi derajat kemiringan kurva permintaan, berdasarkan tabel

3.1. diatas dapat dilukiskan kurva permintaan sesuai dengan nilai elastisitas yang dihasilkan.

Gambar 3.1. Bentuk kurva Permintaan.

Page 36: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

36

Price Price Price

D a D D

P2 b P3 a

P1 P2 a

P1 b P1 b

Q Q Q

i. Elastis ii. In-elastis iii.uniter/unity

P P D

P3 a

P* D P2 b

P1 c

Q Q

iv. Elastis sempurna v. In-elastis sempurna

Contoh perhitungan elastisitas permintaan.

Pada saat harga beras Rp 8.000/liter di pasar maka jumlah permintaannya sebanyak 10

Liter, jika harga menjadi Rp 10.000 /liter permintaan beras oleh konsumen adalah 9 liter., maka

elastisitah permintaan terhadap beras adalah sebagai berikut :

Q = -1 dan P = 2.000 Q / P -= -1/2000 P = 9.000 Q = 9,5

Untuk : Eh ( Point- Eh ) = ( -1/2000) . 10.000/9 = - 0,55 ( In- elasitis )……..pada harga

Rp 10.000,-.

Page 37: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

37

= ( -1/2000) . 8.000/10 = - 0,4 (In-elastis) …….. pada harga

Rp 8.000,-.

Penafsiran : Eh = -0,55 ….Jika terjadi kenaikkan harga beras sebesar 1 % , maka jumlah

permintaan beras akan turun sebesar 0,55 % atau sebaliknya.

Untuk : E-arc ( titik –tengah ) = (-1/2.000) . 9000/9,5 = - 0,47 ( In-elastis ).

Penafsiran : Apabila terjadi ke naikkan harga rata-rata 1 % , maka permintan beras akan

turun rata- rata 0,47 % oleh konsumen di pasar.

Faktor – faktor yang memepengaruhi elastisitas permintaan.

1. Banyaknya Jumlah Barang Pengganti (Substitusi )Yang Tersedia di Pasar.

Secara umum jika semakin banyak jumlah barang pengganti yang tersedia di pasar ,

cenderung sifat permintaan barang elastis dan semakin sedikit jumlah barang pengganti

yang ada di pasar, maka permintaan barang semakin bersifat in-elastis.

2. Bagian Pendapatan Yang Di belanjakan.

Semakin besar bagian dari pendapatan yang dimiliki konsumen digunakan untuk

memperoleh barang dan jasa , maka sifat permintaan semkain elastic atau sebaliknya.

3. Jangka Waktu Analisa.

Semakin lama jangka waktu dimana permintaan terhadap suatu barang di analisa, maka

sifat permintaan adalah elastis. Dalam jangka waktu singkat sifat permintaan barang in-

elastis, hal ini disebabkan perubahan – perubahan yang terjadi di pasar belum diketahui

oleh konsumen.

Hubungan Antara Elastisitas Permintaan Dengan Hasil Penjualan.

Hasil penjualan ( Revenue ) merupakan penerimaan pendapatan yang diterima oleh penjual

karena adanya barang yang dibeli konsumen di pasar. Secara matematis hal ini dapat di

rumuskan sebagai berkut :

Total Revenue ( TR ) = Price x Quntity

1. Meningkat seiring dengan kenaikkan harga di pasar.

Page 38: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

38

2. Jika Semakin elastic sifat permintaan barang di pasar, maka hasil penerimaan

penjualan akan permintaan bersifat in-elastis, maka hasil penerimaan penjualan akan

turun apabila penjual menaikkan harga di pasar.

3. Permintaan yang bersifat uniter, perubahan harga di pasar tidak akan mempengaruhi

hasil penerimaan penjualan.

B.ELASTISITAS PENAWARAN.( Supply Elasticity ).

Es = % Perubahan jumlah barang yang di tawarkan

% Perubahan harga

Dari pengertian diatas terlihat bahwa tujuan untuk menghitung elastisitas penawaran

adalah untuk mengukur respon penawaran barang sebagai akibat perubahan harga.

Formula :

Es = Q / P . P/ Q

Atau Es = Q2 - Q1

Q1

P2 - P1

P1

Kurva Penawaran dan Elastisitas Penawaran.

Ganbar 3.2. Bentuk kurva Penawaran.

P p P

S S S

P2 P4 p4

P1 P1 P1

i.Elastis ii. In-elastis iii. Uniter/unity

p

P S

P3 P* S

Page 39: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

39

P2

P1

Q Q

iv. In- elastis sempurna v. Elastis sempurna.

Contoh Perhitungan Elastisitas Penawaran ( Es ).

Awalnya Harga ( P) gula pasir Rp 8.000/kg dan jumlah penawarannya 8 kg, jika harga

menjadi Rp 6000,-/kg penjual menawarjan sebanyak 7 kg.

Nilai koefisien elastisitas penawarannya sebagai berikut :

Es ( pada harga Rp 8.000 ) = ( -1/-2.000) . 8.000/8 = 0,5 ( elasitis )……..artinya

jika terjadi kenaikkan harga sebesar 1 % maka jumlah barang yang ditawarkan naik 0,5

%, atau sebaliknya.

Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran.

1. Sifat Perubahaan Biaya Produksi.

Penawaran barang akan bersifat tidak elasitis apabila kenaikkan penawaran hanya

dapat terjadi dengan mengeluarkan biaya produksi yang sangat tinggi.

2. Jangka Waktu Analisa.

a. Masa sangat pendek

Sifat penawaran In-elastis sempurna, karena penjual tidak dapat

menambahpenawarannya, jika terjadi perubahan harga.

b. Jangka Pendek.

Dalam jangka pendek perusahaan tidak dapat merubah kapasitas produksi yang

dimilikinya, akan tetapi produsen dapat menambah jumlah produksi dengan

mengintensifkan aktifitas produksi perusahaan melalui penambahan jam kerja,

perbaikkan manajemen.

c. Jangka Panjang.

Dalam jangka panjang produsen dengan mudah dapat meningkatkan jumlah

produksi barang, hal ini disebabkan perusahaan dapat merubah kapasitas produksi

yang dimilikinya.

C.Elastistas Pendapatan.( Ei ). ( Income Elasticity ).

Page 40: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

40

Ei = % Perubahan jumlah yang diminta

% Perubahan Pendapatan

Atau Ei = ∆Q / ∆ I . I /Q

Koefisien elastisitas pendapatan akan menghasilkan nilai koefisien yang positif, jika kenaikkan

pendapatan akan mengakibatkan kenaikkan jumlah barang yang diminta dan hal ini terjadi pada

barang yang bersifat normal.

Untuk barang inferior koefisien elastisitas permintaan mempunyai tanda yang negative, artinya

kenaikkan pendapatan konsumen jutru akan mengakibatkan jumlah permintaan barang inferior

akan turun. Contoh kenaikkan pendapatan petani akan mengakibatkan turunnya permintaan

terhadap konsumsi tiwul/ gapleks ( Inferior- goods ), dan petani akan menambah /mengalihkan

konsumsinya terhadap beras ( Normal - goods).

Gambar 3.3. Kurva Engel.( Engel – Curve ).

Income Income

0 Q 0 Q

D. Elastisitas Harga Silang ( Cross Price Elasticity ).

Exy = % Perubahan jumlah barang yang diminta terhadap X

% Perubahan Harga Barang Y.

Atau Exy = ∆Q x / ∆Py . Py / Qx

Page 41: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

41

Untuk Eyx = ∆Qy / ∆ Px . Px / Qy

Untuk koefisien elastisitas silang yang mempunyai tanda negative terdapat hubungan melengkapi (

Komplementer ) antara barang X dan Y. Sedangkan hasil perhitungan koefisien elastisitas harga silang

ini akan mempunyai hasil yang positif, apabila hubungan antara barang X dan Y saling menggantikan.

( Substitusi ).

Contoh :

Harga Daging sapi ( P x ) Rp 100.000,-/kg permintaan daging ayam ( Qy ) adalah

sebanyak 20 kg.

Pada saat harga daging sapi menjadi Rp 80.000,-/kg maka permintaan daging ayam

sebesar 24 kg.

Hitung elastisitas harga silang ?

Jawab :

E yx = ( 4/ 100.000 ). 100.000/ 20 = 0,2 ( substitution - goods.)

Artinya , Jika terjadi kenaikkan harga daging sapi di pasar sebesar 1 % , maka

permintaahn terhadap daging ayam akan naik sebesar 0.2 %.

Page 42: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

42

BAB.IV. TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN.

Pada bab ini akan dijelaskan secara garis besar alasan konsumen untuk membeli barang

lebih banyak pada harga yanglebih rendah dan menguranginya pada saat harga tinggi serta

bagaimanakah konsumen menentukan komposisi dan jumlah barang yang dikonsumsinya dari

sejumlah pendapatan yang dimilikinya agar tercapai kepuasan maksimum. Teori ini dapat

dibedakan atas :

A.Teori Nilai Guna ( Total Utility ).

Pendekatan total utility atau marginal utility disebut juga dengan pendekatan berdasarkan

pemahaman teori klasik ( Kardinal).Utility dalam analisa ini dapat diterjemahkan sebagai nilai

guna/ kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang mereka

inginkan. Apabila kepuasan seseprang semakin tinggi pula nilai guna dari barang/ jasa yang

dikonsumsinya.

Asumsi yang di pakai :

1.Konsumen selalu bersikap rasional.

2. Berlaku Hukum Pertambahan yang Semakin Berkurang.

( The Law of Diminishing Marginal Utility ).

3.Kepuasan seseorang dapat di ukr secara kuantitatif.

Hukum Pertambahan Yang Semakin Berkurang;

Page 43: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

43

“ Tambahan kepuasan yang diperoleh seseorang akan semakin berkurang dari setiap

penambahaan konsumi barang yang dia lakukan, jika konsumen tersebut terus menambah

konsumsinya maka tambahan kepuasannya akan negatif.”

Fungsi Utilitas konsumen dapat diperlihatkan secara matematik sebagai berikut :

U = f ( X , Y ) …………………………………………………………………………………………(i)

U = Total kepuasan yang dicapai konsumen

X dan Y = Barang X dan Y yang dikonsumsi konsumen tersebut

Maka ; OU = OUx + OUy ………………………………………………………………………(ii)

Konsep Marginal Utility dapat diperoleh dari :

MUx = ∆ Ux / ∆X ………………………………………………………………………………………..(iii)

Total Utilitas dalam Angka.

Untuk menjelaskan bagaimana memahami hukum pertambahan yang semakin

berkurang, maka dapat di jelaskan dengan menggunakan analisa angka .

Tabel 4.1. Total Utility (TUx) dan Marginal Utility (MUx) konsumen terhadap roti. (X).

Jumlah roti yang di konsumsi Total Utility Marginal Utility

( X ) (TUx) ( TUy)

0 Unit - -

1 15 util 15 util

2 25 10

3 33 8

4 37 4

5 40 3

6 40 3

Page 44: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

44

7 38 -2

8 35 3

Pada tabel 4.1. diatas dapat dilihat total kepuasan yang dicapai konsumen selalu

meningkat sekaligus berkurang dari setiap konsumsi terhadap roti yang dilakukannya. Pada saat

konsumsi roti sebanyak 1 unit total kepuasan yang dicapai sebesar 15 kepuasan dan jika

konsumne tersebut mongkonsumsi roti 2 unit maka total kepuusasan yang dicapai menjadi 25

kepuasan. Dari hal ini dapat dihitung tambahan kepuasan terhadap roti ( MUx) sebesar 10

kepuasan. ( TU2 - TU1 ).

Konsumen bersangkutan mencapai total utilitas tertinggi pada saat dia mengkonsumsi roti

sebanyak 6 unit , dimana kepuasan yang diperolehnya sebesar 40 utilitas dan marginal utilitas

yang dicapainya sebesar 0 (nol). Apabila konsumsi terhadap roti berada pada unit ke-7 maka

total kepuasaan yang dicapai menjadi turun yaitu hanya 38 utilitas dengan nilai marginal utilitas

sebesar -2.

Total Utilitas Dalam Kurva.

Gambar.4.1. Kurva Tota Utilita s dan Marginal Utilitas terhadap Roti.

Utilitas ( U )

a.(max-utility)

40

TU

3

Roti (X)

6 MUx

Kurva diatas secara sederhana memperlihatkan total kepuasan konsumen tercapai pada titik a

dengan total kepuasan sebesar 40 utilitas dan marginal uitlitas sebesar utilitas dimana roti yang

Page 45: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

45

dikonsumsi sebanyak 6 unit. Pada saat kurva TU bergerak turun ke bawah ini menunjukkan

kepuasan konsumen semakin turun dari setiap penambahan konsumsi terhdapa roti, sehinnga

kurva MUx berada pada daerah negatif.

Syarat pemaksimuman Kepuasan Konsumen.

Persoalan yangmuncul dalam mencari nilai maksimum dari kepuasan dalam

mengkonsumsi barang bagi konsumen adalah adanya perbedaan harga barang – barang yang

ada di pasar.

Jika konsummen hanya mengkonsumsi satu barang saja tidaklah sulit untuk mencari tingkat

kepuasan maksimum yang di capai, dimana kepuasan yang tertinggi di peroleh pada waktu total

utilitas mencapai tingkat maksimum. Oleh karena itu syarat kepuasan maksimum yang diperoleh

konsumen apabila mengkonsumsi lebih dari satu jenis barang adalah ;

“setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan

memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.” atau

Setiap konsumen akan memilih barang- barang yang dapat memaksimumkan utilitasnya

dengan tunduk kepada anggaran yang dimiliknya.Utilitas tersebut akanmaksimum jika

perbandingan antara MU dan harga barang adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsi

atau secar matematik dapat diperlihatkan sebagai berikut :

MUx = MUy = MUz

Px Py Pz

Contoh :

Harga makanan (Px) dan pakaian(Py) berturut-turut adalah Rp 10.000,- dan Rp 60.000,-/ unit.

Misalkan tambahan 1 unit makanan akan memberikan nilai MUx sebesar 5 utilitas dan

tambahan 1 unit pakaian nilai MUy= 30 utilitas. Konsumen bersangkutan mempunyai

pendapatan sebesar Rp 100.000,- maka keouasan maximum akan dicapai jika :

MUx = MUy

Px Py

Dan 5/10.000 = 30/ 60.000 .

Dari contoh diatas dapat di misalkan apabila Px naik maka Qx akan turun dan konsumen akan

menambah konsumsi terhadap Qy ( efek substitusi ) sehingga MUx < MUy atau

sebaliknya

Px Py

Page 46: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

46

MUx > MUy pada saat Px turun dimana Qx akan naik dan Qy menjadi turun.Dari ilustrasi

diatas terlihat bahwa pengaruh perubahan harga di pasar pada akhirnya akan mempengaruhi

tingkat kepuasan yang di capai konsumen.

Paradoks Nilai.

Para ahli ekonomi mempunyai kesulitan pada saat menjelaskan mengapa air yang

merupakan barang vital dalam kehidupan manusia mempunyai harga yang sangat murah,

dibandingkan batu berlian yang harganya jauh sangat mahal meskipun berlian bukan termasuk

barang kebutuhan pokok ??

Ada dua alasan yang dikemukakan ahli ekonomi yaitu karena biaya produksinya mahal dan

barang tersebut tersedia dalam jumlah yang langka, jawaban ini tidak sepenuhnya benar. Teori

utilitas dapat mnemberikan jawaban yang jauh lebih akurat dari kasus diatas , dimana adanya

perbedaan nilai guna marginal ( MU) dari contoh diatas. Nilai marginal air adalah begitu rendah

sehingga orang baru mau menggunakan lebih banyak air jika harganya sangat rendah sekali.

Surplus Konsumen.

“Adalah perbedaan di antara kepuasan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi

sejumlah barang dengan pengorbanan yang harus dia lakukan untuk memperoleh barang

tersebut, dimana kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar dari pengorbanan yang dia

keluarkan.”

Tabel 4.2. Surplus Konsumen terhadap buah apel.

____________________________________________________________________________

_________

Konsumsi Apel Harga Apel yang bersedia Surplus jika Total surplus

konsumen

Per- hari Dibayar konsumen harga Rp.1000

Hari 1 Rp 2.000 1.000 1.000

2 1.800 800 1.800

3. 1.400 400 2.200

4. 1.100 300 2.500

5. 1.000 0 2.500

6. 700 - -

Page 47: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

47

Tabel diatas memperlihatkan surplus konsumen yang terjadi, misalkan harga apel yang besedia

di bayar konsumen adalah Rp 2.000,-/unit sedangkan harga apel di pasar hanya Rp 1.000,- ,

dengan demikian konsumen bersangkutan memperoleh surplus kepuasan sebanyak Rp 1.000.

Pada hari ke-3 apel yang bersedia dibayar Rp 1.400,-/unit dan konsumen masih memperoleh

nilai surplus sebesar Rp 400,-. Kelebihan ini terus dinikmati oleh konsumen bersangkutan

sampai pada hari ke – 5 harga apel yang dibayar konsumen sama dengan harga pasar yang

terjadi yaitu Rp 1.000,-/unit.

Gambar 4.2. Surplus Konsumen dalam grafik.

P

a

1400 b

1000 c

0 4 Apel

B. Analisa Kepuasan Sama ( Kurva Indifferen).

Pendekatan kurve indifferens ( ordinal utility ) menggunakan pengukuran ordinal dalam

menganalisa pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan. Tingkat utilitas

yangditetapkan menunjukkan peringkat dari barang – barang bersangkutan.

Asumsi yang dipakai. :

1. Konsumen bersikap rasional dalam memaksimumkakn kepuasannya.

2. Konsumen mempunyai suatu skala preferensi.

Page 48: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

48

3. Marginal Rate of Substitution ( MRS) akan selalu menurun setelah melampaui suatu

tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumlah barang yang bisa diganti oleh 1 unit barang X,

pada tingkat kepuasan yang sama.

4. Kurva indifferens bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.

5. Hanya dua macam barang yang di konsumsi.

6. Kurva indifferens tidak boleh saling berpotongan dengan indifferens lainnya.

7. Semakin jauh kurva indifferens dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi.

Skala atau fungsi preferensi konsumen cirri-cirinya adalah :

1. Untuk setiap 2 jenis barang misalkan A dan B, jiak A lebih disukai dari B dan B lebih

disukai dari A maka A differens terhadap B.

2. Peringkat barang tersebut bersifat transitif, yaitu jika A lebih disukai dari B dan B lebih

disukai dari C , maka A lebih disukai dari C.

Kurva Indiferens adalah” suatu garis yang memperlihatkan kombinasi konsumsi

dari 2 jenis barang yang selalu memberikan kepuasan yang sama besarnya.”

Garis Anggaran ( Budget-line) , “adalah garis yang menunjukkan jumlah barang

yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran yang dimiliki

konsumen”.

Tabel.4.3. Analisa Kepuasan Sama dan MRS xy.

Alternatif Roti jagung X Y MRS = X / Y

__________________(X)_________(Y)____________________________________________

a. 2 unit 20 unit - - -

b. 7 unit 15 unit 5 -5 -(5)/-5 = 1

c. 13 unit 11 unit 6 -4 -( 4/-6) = 2/3

d. 20 unit 8 unit 7 -3 - (3/-7) = 3/7

Tabel 4.3 memperlihatkan kombinasi konsumsi yang dilakukan konsumen pada

berbagai pilihan yang dia lakukan dimana tingkat kepuasan yang di perolehnya selalu sama.

Kombinasi yang barang yang dikonsumsi pada altternatif a memiliki kepuasan yang sama

besarnya dengan kombinasi kosumsi pada alternative b, demikian juga pada alternative-

alternatif yang lain. Pada kolom MRS juag terlihat bahwa nilai MRS xy pada contoh diatas akan

semakin kecil dari setiap preferensi yang dilakukan konsumen.

Dengan demikian dari tabel diatas , maka dapat dilukiskan bentuk kurva indifferens sebagi

berikut

Page 49: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

49

Gambar.4.3. Kurva Indifferens. ( IC).

Jagung ( Y )

20 a MRSxy = 1

15 b

IC

Roti( X)

0 2 7

Kurva indifferens umumnya berbentuk cembung ke arah titik origin dan bergerak dari kri atas

kekanan bawah. Dari kombinasi yang terjadi pada titik a sert titik b konsumen tersebut

memperoleh tingkat kepuasan yang sama besarnya . Apabila kurva indifferens bergerak menjauhi

titik origin , maka kepuasan konsumen semakin tinggi, karena kemampuan untuk mengkonsumsi

barang x dan y juga semakin naik dengan asumsi terjadinya kenaikkan pendapatan konsumen

dan masing- masing harga barang tersebut dianggap tetap.

Gambar 4.4 . Garis Anggaran ( Budget Line ).

Y Garis Pendapatan ( I) akan bergeser kekanan setiap adanya

I kenaikkan pendapatan konsumen.

0 I I x

Tingkat Kepuasan Konsumen secara matematik dan grafik.

Batasan Pendapatan Konsumen Budget Constrain):

Page 50: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

50

I = Px. X + Py. Y

………………………………………………………………………………………..i

Maka kepuasan maksimum yang dicapai konsumen secara matematik

MUx/ MUy = Px/Py

…………………………………………………………….ii

Atau Slope kurva IC = Slope Budget line

…………………………………………………iii

Gambar 4.4. Kepuasan Maximum dalam grafik

Y Secara grafik kepuasan maksimum tercapai pada saat

Kurva Indifferens bersinggungan dengan Budget line.

I yaitu pada titik E.

E ( Keseimbangan Konsumen)

Y1

0 X1 I x

Gambar 4.5. Perubahan garis pendapatan dan harga.

Y Y

I

I I

Page 51: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

51

0 I I x 0 I I X

i.efek perubahan pendapatan ii.efek perubahan harga.

Garis Pendapatan Konsumsi/ Income Consumption Curve .(ICC).

“Suatu garis yang memperlihatkan perubahan kosumsi sebagai akibat perubahan

pendapatan nominal, dimana harga pasar dianggap konstan.”

Pada gambar 4.6. menjelaskan IC pertama menggambarkan keseimbangan konsumen

yangdicapai dalam mengkonsumsi barang X dan Y . Kenaikkan pendapatan nominal

mengakibatkan keseimbangan konsumen bergeser ke kanan dengan membentuk keseimbangan

yang baru yaitu pada IC ke dua. Garis pendapatan akan terus bergeser kekanan jika pendapatan

konsumen terus meningkat , maka dengan sendirinya keseimbangan konsumen juga akan

bergesar kearah yang lebih tinggi.

Apabila titik-titik kesimbangan konsumen tersebut dihubungkan maka akan membentuk suatu

garis yang baru yaitu Garis Pendapatan Konsumen ( ICC).

Gambar 4.6. Garis Pendapatan Konsumen (Income Consumption Curve ).

Y

I2 IC2 ICC

IC1

I1

0 I1 I2 X

Garis Harga Konsumsi/ Price Consumption Curve ( PCC).

“ Suatu garis yang menghubungkan keseimbangan – keseimbangan konsumen

sebagai akibat adanya perubahan harga suaru barang ,dimana pendapatan nominal

dianggap konstan “. Dalam analisa ini di asumsikan hanya 1 ( satu) jenis harga barang

yang boleh berubah.

Page 52: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

52

Pada gambar 4.7. dibawah kurva PCC dapat di peroleh dengan menghubungkan

keseimbangan konsumen yang ada pada titik A dengan keseimbangan yang ada pada titik B.

Pergeseran keseimbangan ini akibat adanya salah satu perubahan harga barang dalam contoh

ini harga barang X mengalami penurunan, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Keadaan

ini dapat terjadi disebabkan Py dianggap tetap walaupun pendapatan konsumen juga dianggap

konstan.

Meningkatnya permintaan terhadap barang X karena konsumen mempunyai daya beli yang lebih

akibat turunnya harga barang x . Apabila di asumsikan harga barang X akan terus megalami

penurunan maka garis pendapatan konsumen akan terus bergeser kearah kanan dan akan

membentuk keseimbangan-keseimbangan konsumen yang baru. Dengan menghubungkan titik-

titik keseimbangan konsumen , maka akan di peroleh suatu garis yaitu Garis Harga KOnsumen (

PCC ).

Gambar 4.7. Garis Harga Konsumen ( Price Consumption Curve ).

Y

I/Py

IC1 IC2

PCC

A B

0 I/Px 1 I/Px2 X

Efek Penggantian dan Efek Pendapatan. ( Subtitution dan Income Effect.)

Page 53: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

53

Dalam menganalisa perubahan harga terhadap perubahan barang yang diminta

konsumen sert a konsep utilitas maka dapat dianalisa 2 faktor yang muncul yaitu faktor

efek penggantian dan efek pendapatan.

Gambar. 4.8. Efek Penggantian dan Efek Pendapatan.

Y

IC1

I/Py IC2

K E1

Y4 A

Y3 E2.

I/Px1 L I/Px 2 X

0 X2 X3 X5

Dalam gambar 4.8. untuk memisahkan Efek penggantian ( SE) dan Efek Pendapatan (IE), maka

perlu untuk melihat keseimbangan yang tidak dipengaruhi oleh efek pendapatan. Pendapatan riil

dianggap konstan jika jumlah barang yang dibelinya memberikan kepuasan yang sama seperti

Page 54: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

54

sebelum ada perubahan harga seperti yang ditunjukkan kurva IC1 pada titik A. Garis Pendapatan

( KL) adalah sejajar dengan dengan garis pendapatan (I/Py - I/Px ). Dari ulasan ini tampak

walupun pendapatan konsumen tetap namun kepuasan konsumen berubah dari titik E1 ke titik A

,kenaikkan konsumsi terhadap X ini dinamakan Efek Penggantian ( SE).

Penurunan konsumsi dari X5 ke X3 dinamakan Efek Pendapatan ( IE) atau pergeseran titik E2

ke A , yang pada kasus ini mempunyai tanda negatif.. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa barang

X adalah barang Inferior serta barang Y adalah normal.

BAB V. TEORI PRODUKSI.

Guna melihat melihat pola kegiatan perusahaan dalam menghasilkan output

diperlukan analisa yang luas terhadap aspek yang mempengaruhi seluruh kegiatan produksi

tersebut. Faktor produksi yang dipakai untuk menghasilkan barang serta berapa biaya

yangdikeluarkan merupaka dua aspek yang paling penting untuk di analisa , disamping

penggunaan teknologi yang terbaik dipakai dalam proses produksi tersebut.

A.Bentuk- Bentuk Organisasi Perusahaan .

1.Perusahaan Perorangan.

Perusahaan perorangan adalah bentuk organisasi perusahaan yang paling banyak dijumpai

dalam perekonomian, hanya saja kontribusinya dalam meningkatkan perekonomian secara

nasional terlalu besar. Contuh dari bentuk organisasi usaha seperti ini adalah : Pedagang Bakso,

sate, minuman dan makanan, pakaian dan lain-lain. Kebaikkan bentuk usaha ini dimana tidak

dibutuhkan modal yang terlalu besar, adanya kebebasan yangtidak terbatas dalam hal

pengelolaan oleh pemiliknya, sedangkan kelemahannya adalah sulit berkembang karrena

terbatas dalm kemampuan kepemilikan modal, inovasi teknologi usaha yang juga terbatas dan

umumnya kemampuan manajemen yang dimilikinya bersifat tradisional.

3. Firma ( Perushaan Kongsi )

Page 55: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

55

Organisasi perusahaaan yang dimiliki oleh beberapa orang , dimana mereka bersepakat

untuk menjalankan suatu usaha bersama serta membagi keuntungan yang mereka

peroleh sesuai dengan perjanjian yang di sepakati.

Modal usaha dikumpulkan dari anggota-angota yang bersepakat, dan umumnya mereka

melakukan pinjaman modal kepada pihak ke tiga. Adanya tanggung jawab bersama dalam

menjalankan usaha serta kewenangan sesuai dengan keahlian yang dimiliki guna

mengembangkan usaha tersebut.

4. Perseroan Terbatas. ( PT ).

Organisasi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas merupakan bentuk usaha

yang paling berkembang dalam dunia usaha pada saat sekarang ini. Konstribusinya

terhadap kegiatan ekonomimnasional cukup besar terutama pada negara-negara maju.

Kebaikkan utama bentu PT

Adalah kemampuan untuk memperoleh modal dalam jumlah yang besar denga cara

mengeluarkan saham atau pun bentuk surat berharga lainnnya. Pembagian tanggung

jawab, wewenang sangat jelas diatur dalam organisasi seperti ini. Pengembagan usaha

dapat dilakukan secara professional dengan sistem manajemen yang modern, dengan

tujuan untuk berkembang menjadi perushaan konglomerasi.

5. Perusahaan Milik Negara .

Badan Usaha Milik Negara ( BUMN), adalah perusahaan –perusahaan yang dikelola dan

dimiliki oleh Negara , simana saham – saham perusahaan ini dimiliki oleh pemerintah.

Perusahaan seperti ini umumnya bergerak di bang usaha- usaha yang sangat potensial

serta hasil output nay menguasai kebuttuhan masyarakat banyak. Contoh Perusahaan

Listrik, Air bersih, televise , jasa Pos dan Telekomunikasi dan lain-lain. Adanyanya

perusahaan milik Negara ini juuga berkecimpung di sector perkebunan , perikanan,

pertanian, bank , asuransi, pertambangan dan lain sebagainya.

6. Koperasi.

Perusaahaan ini dibuat dengan tujuan untuk mensejahterakan para anggota- anggota

yang tergabung dalam kegiatan usaha koperasi tersebut. Umumnya koperasi adalah

bentuk organisasi usaha yang bukan berorientasi laba. Modal dalam pendirian berawal

dari kontribusi masing –masing anggota serta tanggung jawab dan wewenang juga diatur

sedemikina rupa yang bertujuan untuk pengembangan ke depan . Perusahaan ini dapat

di bedakan menjadi 3 ( tiga ) jenis yaitu :

a. Koperasi KOnsumsi.

b. Koperasi Produksi.

c. Koperasi Simpan Pinjam.

B. Fungsi Produksi Jangka Pendek.

Page 56: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

56

“ Suatu fungsi yang memperlihatkan hubungan antara jumlah output yang dihasilkan dengan

input ( factor produksi ) yangdigunakan selama masa produksi. “

Faktor produksi seperti telah dibahas pada bab sebelumnya terbnagi atas empat golongan yaitu

:

Sumber daya alam ( Tanah), modal, tenaga kerja ahli, tenaga kerja kasar ( buruh ). Dalam

pembahasan fungsi produksi jangka pendek maka di asumsikan faktor produksi untuk modal,

tanah serta ataupun teknologi tetap/ konstan.

Bentuk fungsi Produksi jangka Pendek :

Q = f ( K*, T*,L

)……………………………………………………………………………………………….(i).

Q = Total output yang dihasilkan .

K* dan T* = Jumlah modal dan teknologi yang digunakan, dianggap konstan.

L = Labor, yitu tenaga kerja yang penggunaannya dapat diubah.

Konsep Produksi Rata- rata. ( Average Product Of Labor ).

“ Adalah produksi rata – rata per unit yang dihasilkan oleh setiap pekerja selam masa produksi”.

APl = TPl / Q

…………………………………………………………………………………………………….(ii)

Atau = total output/ total input

Konsep Perubahan Produksi .( Marginal Product of Labor )

“ Adalah tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja “.

MPl = ∆ Q / ∆ L

………………………………………………………………………………………………..(iii)

Hukum Pertambahan Yang Semakin Berkurang .

( The Law Of Diminishing Marginal Product ).

“ Apabila faktor produksi yang dapat di ubah jumlahnya yaitu tenaga kerja secera terus

menerus ditambah penggunaan, maka tahap awal akan megakibatkan total output

Page 57: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

57

meningkat.,tetapi setelah mencapai tingkat produksi tertentu maka setiap pertambahan

input varibel tersebut akan mengakibatkan total output akan menurun bahkan menjadi

negatif “.

Dengan demikian pada dasarnya hukum tersebut diatas menyatakan bahwa hubungan diantara

tingkat produksi dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan atas 3 ( tiga)

tahapan :

1. Tahap satu : Produksi total akan mengalami pertambahan output yang sangat cepat (

Increasing – return) atau termasuk daerah Produksi irrasional ( Irrational – Stage ). Hal

ini dapat diperlihatkan oleh nilai MPl > APl.

2. Tahap dua : Produksi total akan mengalami pertambahan yang lambat ( Diminishing

return) atau termasuk daerah produksi yang rasional ( Rational Stage).Hal ini

diperlihatkan oleh nilai MPl = APl – max dan tingkat produksi yang paling optimal tercapai

jika nilai MPl = 0.

3. Tahap tiga : Produksi total pertambahannya akan menurun/negative ( Negative Return

) atau daerah produksi yang tidak menguntungkan ( Irrational Stage ), dimana nilai MPl

< APl.

Tabel 5.1. Total Produksi ( TPl ) , Produksi rata-rata ( APl) dan Perubahan Produksi (MPl).

Padi di sektor pertanian.

Tanah Tenaga Kerja TPl APl MPl Tahap-

tahap Produksi

( Ha ) (orang) ( kg ) ( kg )

1 1 1 1 1

1 2 3 1,5 2

1 3 6 2 3

1 4 10 2,5 4

1 5 15 3 5

1 6 19 3,2 4 Tahap Satu

1 7 22 3,1 3 Tahap Dua

1 9 24 2,7 2 Tahap Tiga

1 10 22 2,2 -2

Page 58: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

58

Pada tebel 5.1. diatas mencerminkan tahapan produksi yang akan dilalui oleh perusahaan.

Sebagai contoh pada tahap awal produksi perusahaan memakai tanaga kerja sebanyak 1 sampai

dengan 5 orang tenaga kerja , maka total produksi perusahaan naik sangat cepat dan kondisi ini

di perlihatkan oleh nilai MPl > APl. Tahapan ini termasuk daerah produksi yang tidak rasional

atau daerah produksi yang kurang menguntungkan ( Irrational – Stage ).

Pada penggunaan tenaga kerja sebanyak 7 orang , perusahaan berada pada daerah produksi

yang rasional dimam nilai MPl hampir mendekati ( atau dapat dikatakan sama ) nilai APl ( Rational

–Stage ).

Pada daerah ketiga menggambarkan daerah produksi yang tidak menguntungkan bagi

perusahaan ,karena setiap pernambahan tenaga kerja yang dipakai maka output yang dihasilkan

akan semakin turun (Irrational –Stage).

Gambar 5.1. Kurva TPl , APl dan MPl.

OUTPUT ( Q)

A

TPl

Tahap I Tahap II Tahap III

B

APl

0 Tenaga kerja

MPl

Page 59: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

59

Gambar 5.1. diatas memperlihatkan bentuk kurva Total Produksi ( TPl) secara umum yang

berbentuk garis non linier. Pada tahap awal kurva TPl naik dengan sangat cepat hal ini

menggambarkan kenaikkan output yang cepat sebagai akibat di tambahnya penggunaan tenaga

kerja dalam proses produksi. (MPl > APl).

Tahap II menjelaskan berlakunya diminishing -return dan pertambahan hasil output semakin

lambat jika input tenaga kerja terus ditambah, kapasitas produksi yang paling maksimum terjadi

apabila nilai MPl = 0.

Pada daerah III merupakan wilayah produksi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan,

karena setiap penggunaan tenaga kerja akan mengakibatkan hasil produksi semakin turun pada

daerah yang negatif.

C. Fungsi Produksi Jangka Panjang.

“ Suatu fungsi yang memperlihatkan hubungan antar output yang dihasilkan dengan seluruh

input variabel yang dipakai, dimana veriabel input dapat diubah penggunaannya sedemikian

rupa”.

Bentuk fungsi Produksi :

Q = f ( K, L )

……………………………………………………………………………………………………… (i)

Dimana K = Modal yang digunakan ( mesin ,tanah dll.)

L = Tenaga kerja

Q = total output

Dan Q = ∆ Q / ∆L .dL + ∆Q / ∆ K .dK

……………………………………………………………….. (ii)

Untuk Q = MPl. dL + MPk .dK

Karena berlaku The Law Of Diminshing Marginal Product , maka persamaan (iii) dapat

disederhanakan

sebagai berikut :

0 = MPl .dL + MPk.dK

…………………………………………………………………………… (iii)

-MPl.dL = MPk.dK

Page 60: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

60

Maka MPl /MPk = - dK / dL

………………………………………………………………………………………(iv)

Persamaan (iv) , meng isyaratkan dalam proses produksi adanya efek substitusi antara

penggunan tenaga kerja dengan penggunaan modal . Jika produsen ingin menambah

penggunaan 1 ( satu ) unit tenaga kerja maka produsen tersebut harus mengorbankan

penggunaan faktor modal guna mempertahankan hasil output yang ingin dicapainya ( Marginal

Rate of Tehcnical Substitution ) atau MRTS .

Konsep Produksi Sama ( Isoquant).

Kurva Isoquant dapat diartikan sebagai “ suatu garis yang memperlihatkan kombinasi

penggunaan 2 ( dua ) faktor produksi dengan menghasilkan output yang selalu sama.

Konsep Biaya yang sama (Isocost).

“ Merupakan seluruh biaya yangdikeluarkan oleh perusahaan dalam penggunaaan tenaga

kerja serta modal selama masa produkdi. “

Secara matemati s anggaran biaya produksi ini dapat diperlihatkan sebagai berikut :

C = r.K + w.L

…………………………………………………………………………………………………….(vi)

Dimana ;

C = iso cost, total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja dan modal.

K = Modal. ( Mesin, Tanah, Gedung dan lain-lain ).

L = Labor ( tenaga kerja).

r = biaya modal,/ biaya perawatan .

w = upah buruh.

Tabel.5.2. Isoquant dengan output sebanyak 100 unit.

Gabungan Tenaga Kerja Mesin L K MRTS = - ∆

L / ∆ K

(L) (K)

A 6 orang 3 unit - -

Page 61: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

61

B 5 5 -1 2 -(-1)/2 = 0,5

C 4 8 -1 3 1/3

D 3 10 -1 2 1/2

E 2 14 -1 4 ¼

Tabel 5.2. memperlihatkan berbagai kombinasi penggunaan tenaga kerja dan modal

untuk menghasilkan output sebesar 100 unit pakaian. Kombinasi A memakai sebanyak 6 orang

tenaga kerja dengan 3 unit mesin atau pun kombinasi B dengan 5 orang serta 5 unit mesin, maka

tingkat output yang dihasilkan sama banyaknya yaitu 100 unit pakaian.

Dengan demikian berdasarkan contoh table diatas dapat diperoleh kesimpulan penting, bahwa

sepanjang kurva isoquant yang akan kita gambarkan dibawah ini maka kombinasi faktor produksi

apapun yang dilakukan oleh produsen terhadap tenaga kerja serta modal , maka output yang

dihasilkan selalu sama.( Lihat gambar dibawah ).

Gambar 5.2. ; Kurva Isoquant untuk output 100 unit.

K

Isoquant

14 a

10 b

5 c

L

0 2 3 5

Gambar .5.3. Isoline.

K

C2 seluruh biaya produksi perusahaan di perlihatkan oleh

Garis C1 .C1 dan apabila biaya produksi naik maka

isoline

Page 62: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

62

C1 akan bergeser pada garis C2.C2. atau sebaliknya.

0 C1 C2 L

Syarat Produksi Optimal.

Secara matematik adalah sebagai berikut :

MPk / MPl = r/ w atau MPl / MPk = w /r ……………………………(vii)

Atau ; slope isoquant = slope isoline.

Secara grafik dapat diperlihatkan sebagai berikut :

Gambar.5.4 : Produksi Optimal Perusahaan.

K Persinggungan anatara kurva isoquant dengan isoline

Isoquant memperlihatkan kombinasi penggunaan tenaga kerja

dan

Modal yang paling efisien untuk menghasilkan

output

C a maksimum oleh perusahaan.

K*

0 L* C L

Gambar 5.5. Pergeseran Kurva Isoquant.

K Semakin jauh kurva isoquant dari titik origin (0), maka

tingkat

Iq1 Iq2 Iq3 output semakin tinggi.

Page 63: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

63

C

K*

0 L* C L

BAB VI. TEORI BIAYA PRODUKSI

Dalam menganalisa konsep biaya produksi perusahaan perlulah kita membedakan

atas konsep biaya produks jangka pendek dan jangka panjang. Biaya produksi dapat

didefenisikan sebagai “ seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh

faktor – faktor produksi serta bahan baku lainnya yang diinginkan guna menghasilkan output

.”

Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan dapat pula di bedakan ats 2 ( dua ) jenis yaitu :

1. Biaya explicit , seluruh pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan

uang untuk mendapatkan factor produksi serta bahan baku lainnya yang dibutuhkan

dalam proses produksi “.

Contoh ; upah, biaya bunga , sewa,dll.

2.Biaya implisit ; Taksiran pengeluaranterhadap factor produksi yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut. Contoh ; investasi yang ditanm oleh produsen di perushaan lain .

A.Konsep Biaya Produksi Jangka Pendek.

1. Model Biaya Total ( Total Cost ).

Page 64: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

64

TC = TFC + TVC

…………………………………………………………………(i)

TC ( Total Cost ) = Keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan

perusahaan selama

masa Produksi.

TFC ( Total Fixed Cost ) = Keseluruhan biayan yang dikeluarkan untuk memperolah

input yang tidak dapa diuabah penggunaannya. ( sewa,penyusutan).

TVC ( Total Variable Cost) = Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh input variabel yang dapat diubah jumlahnya ( upah, biaya transportasi).

2. Biaya Rata-Rata dan Marginal.

TC = TFC + TVC

……………………………………..(ii)

Q Q Q

ATAU ATC = AFC + AVC

ATC ( Averege Variable Cost ) = Biaya rata-rata perunit yang dikeluarkan perusahaan.

AFC ( Averege Fixed Cost ) = Biaya rata-rata tetap /unit yang dikeluarkan perusahaan.

AVC (Averege Varible Cost) = Biaya rata-rata variable/unit yang dikeluarkan

perusahaan.

Dan MC = ∆TC / ∆Q

…………………………………………………………………………………… (iii)

MC( Marginal Cost ) = Kenaikkan biaya produksi akibat bertambahny satu unit output

Dalm proses produksi.

Tabel 6.1. Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek ( dalam ribuan rupiah ).

Jmlah Produksi TFC TVC TC ATC AFC AVC

MC

( Q) unit

1 . 20 10 30 30 20 10

30

Page 65: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

65

2 20 18 38 19 10 9

8

3 20 24 44 14,7 6,7 8

6

6 20 39 59 9,8 5 9,75

5

10 20 60 80 8 4 12

5,25

15 20 90 110 7,3 3,3 15

6

19 20 133 153 8,05 1,05 7

10,75

22 20 216 236 10,72 0,9 9,8

27,7

Pada tabel 6.1 di atas dapat dijelaskan pola biaya produksi perusahaan secara sistematis

sebagai Berikut :

a. Besarnya TFC yang dikeluarkan selama produksi nilainya tetap sebesar RP 20.000,-.,

hal ini di sebabkan biaya tetap tidak tergantung hasil produksi yang dihasilkan

perusahaan. Untuk besaran biaya variable yang dikeluarkan sangant tergantung

beasrnya output yang dihasilkan.

b. Tahap awal produksi dimana output yang di hasil kan perusahaan 1 sampai dengan 10

unit, terlihat nilai ATC terus bergerak turun dan MC juga secara bersamaan bergerak

turun kebawah, tetapi nilai ATC selalu > dari pada MC. Hal ini menggambrkan perushaan

bersangkutan berada dalam daerah produksi yang menguntungkan, karena setiap

penambahan output maka biaya rata- rata per unit terus bergerak turun dengan nilai yang

lebih rendah. ( Economies to Scale ).

c. Kapasita s produksi yang paling optimal yang dihasilkan perusahaan dengan biaya

produksi yang minimal tercapai pada saat output sebesar 15 unit dimana nilai ATC

merupakan biaya rata-rata/ unit terendah Rp 7.333,33/unit. Pada saat bersamaan secar

konsepsual nilai MC = ATC-min. (kurang lebih mendekati ).

d. Pada tahap akhir yaitu output yang dihasilkan sebesar 19 dan 22 unit, maka nilai ATC

naik yang diikuti dengan naiknya nilai MC. Pada kondisi ini jelas terlihat bahwa

menggambarkan pola kegiatan produksi yang tidak menguntungkan ( ATC < MC ).

Pertambahaan output yang dilakukan akanmmengakibatkan tambahan biaya produksi

(MC) yang sangat besar yaitu

RP 10.750 dan Rp27.700,-. ( Dis Economies to Scale ).

Page 66: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

66

Gambar. 6.1. Kurva Biaya Total.

Cost TC

TVC

TFC

0 output (Q)

Gambar 6.1.

Pada gambar di atas menjelaskan bahwa kurva TFC selalu berbentuk garis

mendatar sejajar dengan garis outpu t, Karena sifat dari biaya tetap yang nilainya

memang tidaj tergantung hasil produksi. Untuk Kurva TC dimulai pada titik nol ( 0 ),

karena sudah ada biaya yang dikeluarkan sebesar biaya tetap sementara biaya variabel

belum ada hal ini disebabkan karena perusahaan memang belummenghasilkan

output. Kurva TC dan TVC berbentuk sama kearah melengkung membentuk “ Huruf S”

terbalik mengikuti hukum pertambahaan yang semakin berkurang.

Pada gambar 6.2. di bawah manampakkan bentuk kurva ATC dan AVC

membentuk seperti huruf “ U”,Yang tidak lain sebagai akibat hukum pertambahan yang

semakin berkurang berlaku, artinya dalam dunia nyata hamper dipsatikan bentuk ke dua

kurva tersebut tidak akan berbentuk linier. Dilain pihak bentuk kurva AFC bergerak turun

kebawah mendekati sumbu out put tetapi tidaka akan pernah memeotong garis

mendatar. Untuk kurva MC secara umum bentuknya juga melengkung dan kurva MC

tesebut selalu akan memotong titik terendah dari kurva ATC dan AVC yangmana kondisi

ini memperlihatkan perusahaan berada kondisi produksi yang paling optimal dengan

biaya rata-rata/ unit yang sangat rendah. Pada saat kura ATC, AVC dan MC bergerak

keatas maka kegiatan produksi perusahaan mengalami skala produksi yang tidak

ekonomis.

Page 67: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

67

Gambar 6.2. Kurva Biaya Rata- Rata dan Marginal.

Cost

Skala Produksi MC ATC

Ekonomis AVC

Skala Produksi yang Tidak

Ekonomis

Cost E

min

AFC

0 Q- max output

(Q)

B.Biaya Produksi Jangka Panjang.

Dalam jangka panjang seluruh biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan

semuanya bersifat variable. Keadaan ini karena produsen dapat merubah sedemikian

rupa kapasitas produksi yang mereka inginkan sesuai dengan rencana perusahaan

bersangkutan . Secara matematis dapat di perlihatkan sebagai berikut :

LTC = TVC ……………… .(i)

Dan untuk biaya produksi rata-rata / unit serta Biaya Marginal adalah ;

LTC / Q = LRAC ( Long –Run Averege Cost) ……………(ii)

Suatu kurva yang menjukkan biaya rata-rata yang paling minimum

untk berbagai

Tingkat produksi, jika perusahan selalu dapat merubah kapasitas

produksinya.

∆ LTC / ∆Q = LMC (Long Run Marginal Cost ………….(iii)

Page 68: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

68

Tambahan biaya produksi yang muncul akibat penambahan output satu unit.

Berbagai Kemungkinan Perubahaan Kapasitas Pabrik.( Plant Size).

Gambar 6.3. Plant Size.

Cost

AC1 AC2 AC3

b d

a f

e

0 Out put (Q).

Dalam jangka panjang perusahaan dapat merubah serta memperluas kapasita pabriknya

, maka produsen harus menentukan ukuran pabrik yang mereka inginkan yang akan

meminimumkan biaya produksi. Dalam analisa ekonomi ukuran pabrik ( plant size ) dilambangkan

oleh kurva AC.

Pada gambar diatas ada tiga kapasitas pabrik yang akan didunakan oleh perusahaan.

Masing-masing Kapasitas pabrik diperlihatkan oleh AC1 , AC2 dan AC3. Perusahan mencapi

produksi tertinggi dengan biaya yang minimum pada titik a, jika menggunakan kapasaitas satu.

Selanjutnya apabila produksi dtingkatkan pada titik b maka sebaiknya perusahaan

menggunakan kapasitas pabrik dua, sebab biaya yang dikeluarkan pada AC2 akan terus

menurun setiap peningkatan output sampai mencapai titik e yangmencerminkan biaya produksi

yang paling rendah. Keadaan ini juga sama terjadi pada kapasitas pabsik yang ke tiga dan akan

mencapai biya rata- rata/unit minimum seperti yang terlihat pada titik e.

Kurva Biaya Rata- Rata Jangka Panjang. ( LRAC ).

Kurva LRAC terbentuk berdasarkan kepada beberapa gabungan kurva AC, dimana

dalam jangka panjang titk terendah dari kurva AC belum tentu mencerminkan biaya yang paling

minimum dalam kurva LRAC. Dengan demikian jika perusahaan memperoleh biaya paling

minimum dalam jangka pendek, hal ini tidak menjamin terjadinya biaya minimum untuk jangka

panjang. Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya karena dalam jangka panjang terdapat

berbagai kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh perusahaan maka sudah seharusnyasa

produsen akan menentukan atau menggunakan kapasitas pabrik yang paling efisien.

Biaya minimum dalam jangka panjang akan tercapa i apabila nilai LRAC min = LMC, jika nilai

LRAC < LMC ini memperlihatkan perusahaan berada dalam skala produksi yang tidak

Page 69: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

69

ekonomis. Sebaliknya jika nilai LRAC > LMC atau sepanjan gkurva LRAC yang bergerak turun

kebawah, maka perusahaan berada dalam skala produksi yang menguntungkan ( Lihat gambar

6.4.).

Gambar 6.4. Kurva Biaya Rata – Rata per-unit Dalam jangka Panjang.

Cost AC1

AC2 AC6 LRAC

AC3 AC4 AC5

Cost-min

0 Q-max Output (

Q )

Faktor – Faktor Skala Ekonomi. (Ecocnomie sof Scale )

1. Spesialisasi factor factor produksi yang ada.

2. Pengurangan Harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lainnya.

3. Memungkinkan untuk menghasilkan produk sampingan.

4. Mendorong perkembangan Usaha lainnya.

Faktor yangmenciptakan Skala tidak ekonomis ( Dis - Economies of Scale ).

1. Timbulnya system menajemen yang semkain kompleks.

2. Timbulny abiaya social yang semakin besar akibat semakin berkembangya perusahaan

Page 70: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

70

BAB VII. STRUKTUR PASAR

KONSEP LABA / RUGI = TOTAL REVENUE - TOTAL BIAYA PRODUKSI

ATAU π/ LOSS = P.Q - C( Q )

A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA.

1. CIRI – CIRI.

a. Banyak Penjual dan pembeli.

b. Identical atau Homogeneous Product.

c. Price Taker.

d. Tidak perlu promosi.

e. BEP dalam jangka panjang.

f. Free Exit and Free Entry.

g. Full Knowledge.

Page 71: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

71

2. PENENTUAN HARGA DAN OUTPUT.

TABEL 7.1 . HASIL PENJUALAN , BIAYA PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN

MAKSIMUM.

PRODUKSI. HASIL PENJUALAN BIAYA PRODUKSI LABA/

RUGI

0 - 100 -

100

1 150 200 - 50

2 300 280 20

3 450 340 110

4 600 380 220

5 750 400 350

6 900 480 420

7 1050 630 420

8 1200 880 320

9 1350 1260 90

Page 72: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

72

TINGKAT OUPUT DAN HARGA DALAM KURVA.

1. ANALISA TOTAL

Persinggungan anatar kurva

TC dan TR peru

TR sahaan berada dalam kondisi

BEP ( TR = TC )

TC TR GAMBAR 7.1.

P BEP

TFC

0 Q

2. ANALISA MARGINAL.

TR

Penentuan kondisi laba /

rugi berlaku pa

Saat MC = P , kurva

tersebut menunjukkan

Perusahaan berada dalam

kondisi BEP, di

AC MC mana nilai AC = AR.

P GAMBAR 7.2.

P = AR = D

0 Q1 Q

B. MONOPOLI

1. CIRI – CIRI

a. Satu penjual banyak pembeli.

b. Close substitute.

c. Price Setter.

d. Promosi tidak perlu.

e. Laba maksimum dalam jangka panjang.

Page 73: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

73

f. Sangat sulit bagi perusahaan baru memasuki pasar.

2. FAKTOR – FAKTOR YANG MENCIPTAKAN MONOPOLI.

a. Memiliki sumber daya / factor produksi tertentu yang tidak dimiliki oleh perusahaan

lain

b. Dapat menikmati skala ekonomi hingga ketingkat produksi yang tinggi.

c. Monopoli dapat diciptakan melalui undang – undang, dimana pemerintah

memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan tertentu. ( hak paten/ hal

cipta , hak usaha eklusif.

3. MONOPOLI ALAMIAH.

Adalah perusahaan yang secara terus menerus menikmati skala ekonomis hingga

pada tingkat produksi yang sangat besar, berarti AC terus menerus trun hingga ke

produksi yang sangat tinggi.

Gambar. Campur tangan pemerintah dalam monopoli alamiah.

Price

MC

Po Eo

AC

Pm E1

Co P2 B E2

C1

D = AR

MR

0 Qo Q1 Qm Q2 Quantity

Page 74: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

74

Keterangan ;

a. Apabila monopolimemproduksi sebanyak Qo, tindakan seperti ini sangat merugikan

masyarakat karena jumlah yang dinikmati masyarakat relative sedikit karena harga terlalu

tinggi.

b. Jika tujuan yang ingin dicapai pemerintah yaitu mengharuakanperusahan monopoli

bekerja seefisesin mungkin, maka tingkat produksi haruslah mencapai Qm dengan harga

yang berlaku adalah Pm yang jauh lebih rendah daripada harga Po. Hal ini berarti

masyarakat memperoleh manfaat akibat rendahnya harga yang terjadi.

c. Walaupun Biaya yang dikeluarkan monopoli adalah OC1 jauh lebih rendah dari OC1 dan

monopolis masih memperoleh laba C1 Pm E1 B. Adakalanya pemerintah menetapkan

harga pada saat P = MC , dimana perusahaan mengalami kerugian yang akan ditutup

oleh pemerintah dengan pemberian subsidi

d. Cara lain dalam penetapan harga yang wajar dan jumlah penawaran barang yang

mencukupi, pada saat nilai P = AC, seperti yang terlihat pada titik E2 dengan tingkat

harga pada P2 dan jumlah produksi pada Q2. Pada kondisi ini perusahan akan

memperoleh Laba normal ( TR = TC ).

4. PENETUAN HARGA DAN OUTPUT .

a. Analisa Total

TR

TC

BEP TR

TFC

0 Q

GAMBAR. 7.3.

b. Analisa Marginal.

TR

AC

MC

P1

MR AR

0 Q1 Q

GAMBAR. 7.4.

Page 75: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

75

TABEL 7.2. TINGKAT HARGA DAN OUTPUT DALAM TABEL.

OUTPUT PRICE TR TOTAL COST LABA / RUGI

0 - - 50 - 50

1. 120 120 120 0

2. 110 240 170 70

3. 100 300 200 100

4. 90 360 210 150

5. 80 400 250 150

6. 70 420 330 90

7. 60 420 490 - 70

8. 50 400 680 - 280

5. MONOPOLI DAN KURVA PENAWARAN.

Gambar. Pembuktian tidak adanya kurva Supply dalam monopoli.

Price

MC

Po

P1

MRo MR1 D1 Do

0 Q Quantity

Keterangan :

a. Awal kurva permintaan adalah Do dan hasil penjualan adalah MRo dan Biaya

marginal adalah sebesar MC, serta tingkat output sebesar Q dimana harga yang

terjadi adalah Po.

Page 76: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

76

b. Selanjutnya permintaan berubah menjadi D1 dan MR1 dengan tingkat harga

pada P1, tetapi biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan tetap pada kurva MC

dengan hasil produksi tetap sebesar Q.

c. Perusahaan sekarang mengahadapi dua ti ngkat harga yaitu Po dan P1, tetapi

hanya ada satu jumlah penawaran/ produksi. Keadaan ini menunjukan kurva

peanawaran pada monopoli tidak dapat digambarkan.

6. DISKRIMINASI HARGA.

a. Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar yang lainnya.

b. Respon permintaan pada masing masing pasar harus berbeda.

c. Monopolis dapat memanfaatkan perilaku konsumsi masyarakat yang tidak

rasional.

d. Sifat barang atau jasa memungkinkan untuk melakukan diskriminasi harga. ( ahli

hukum, dokter, konsultan dll ).

Contoh – contoh kebijakan diskriminasi harga ;

1. Diskriminasi harga untuk pasar international, dengan menjual harga lebih

rendah di luarnegeri dibandingkan dalam negeri.

2. Perusahaan Monopoli pemerintah, PLN menetapkan tariff yang berbeda untuk

Rumahtangga dan industry.

3. Jasa – jasa professional.

7. PERBANDINGAN EFISIENSI MONOPOLI DAN PERSAINGAN SEMPURNA.

1. Jika biaya Produksi Sama.

a. Persaingan sempurna lebih efisien dalam menggunakan sumber day tinggi

dibandingkan monopoli.

b. Tingkat harga yang terjadi pada pasar monopoli lebih dibandingkan tingkat

harga yang terjadi pada pasar persaingan sempurna.

c. Jumlah barang yang dihasilkan pada persaingan sempurna jauh lebih besar.

d. ATC dalam monopoli jauh lebih tinggi dibandingkan persaingan sempurna.

2. JIka Biaya Produksi Berbeda.

a. Tingkat harga dalam pasar monopoli jauh lebih rendah

b. Jumlah produksi dalam pasar monopoli lebih besar.

Kondisi tersebut diatas dapat terjadi jika monopoli dapat menikmati skala

produksi yang ekonomis ( adanya inovasi yang dilakukan perusahaan, ataupun

dampak dari kemajuan suatu teknlogi produksi).

Page 77: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

77

C. PERSAINGAN MONOPOLISTIK ( MONOPOLISTIC COMPETITION )

I. CIRI – CIRI

a. Banyak pembeli dan penjual.

b. Differentiated product.

c. Kegiatan promosi sangat aktif untuk di lakukan.

d. BEP dalam jangka panjang.

e. Penjual hanya mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan harga.

1. Keseimbangan Dalam Persaingan Monopolistis dan Tingkat Efisiensi.

2. Keseimbangan Dalam Jangka Pendek.

Hakekatnya permintaan barang akan turun sedikit demi sedikit ( lebih mendatar dan

tidak curam) , hal ini menandakan bahwa :

a. Jika perusahaan menaikkan harga maka jumlah barang yang akan dijual menjadi

sangat berkurang dan sebaliknya,

b. Apabila perusahan menurunkan harga maka jumlah barang yang dijual menjadi

sangat bertambah.

Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistis tidak bersifat elastis

sempurna. Kurva hasil penjualan marjinal ( MR) tidak berimpit dengan kurva

permintaan. Dalam persaingan monopolistis kurva MR adalah persis sama dengan

kurva MR pada monopoli, yaitu kurva tersbut terletak dibawaha kurva permintaan.

3. Dalam persaingan monopolistis tidak terdapat hambatan bagi perusahaan baru untuk

masuk beroperasi kedalam pasar. Dengan demikian dalam jangka panjang

perusahaan yang bersaing pada pasar ini hanya akan memperoleh kondisi pulang

pokok ( BEP).

4. Walaupun perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis sama –

sama mendapat keuntungan normal, tetapi dalam perusahaan monopolistis biaya

produksi / unit lebih tinggi , harga barang lebih tinggi dan jumlah produksi rendah

sehingga menyebabkan kapasitas memproduksi yang digunakan adalah di bawah

tingkat yang optimal.

5. Kesimpulan diatas menunjukkna bahwa perusahaan monopolistis kurang efisien

dalam menggunakan bahan baku , baik dari sudut efisiensi produktif maupun dari

sudut efisiensi alokatif.

II. PERSAINGAN BUKAN HARGA.

1. Promosi Penjualan Melalui Iklan.

a. Untuk memberikan informasi mengenai produk.

b. Memberikan informasi tentang kualitas produk secara persuasive, iklan seperti

ini dilakukan secara continue untuk mengingatkan konsumen tentang

keberadaan produk tersebut di pasar. Iklan ini dinamakan dengan Competitve

Advertising.

Page 78: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

78

c. Untuk memlihara hubungan baik dengan konsumen.

2. Diferensiasi Produksi, yaitu menciptakan barang sejenis tetapi berbeda corak

ragam denganproduk perusahaan lainnya.

III. PANDANGAN YANG MENDUDKUNG PERIKLANAN.

a. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik

di dalam menentukan jenis – jenis barang yang akan dibelinya.

b. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang.

c. Iklan membantu mambiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio,

televise, surat kabar, majalah untu semakin berkembang.

d. Iklan menaikkan kesempatan kerja .

IV. PANDANGAN YANGMENGKRITIK PERIKLANAN.

a. Promosi secara iklan adalah suatu pemborosan.

b. Iklan umumnya tidak memberikan informasi yang benar.

c. Iklan bukanlah suatu cara yang efektir untuk menambah jumlah pekerjaan

dalam perekonomian.

d. Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan – perusahaan baru untuk

ke dalam industry

V. KESEIMBANGAN OUTPUT DAN HARGA.

TR AC GAMBAR 7.5.

AR MC Perusahaan mencapai BEP saat

AC= AR.

P1 MR BEP Kurva permintaan dan MR sifatnya

lebih landai

Kemiringannya dibanding keadaan

monopoli.

0 Q1 Q

D. OLIGOPOLY / DUOPOLY

1. CIRI – CIRI

a. Relatif terdapat dua atau tiga perusahaan dalam suatu industry

b. Perusahaan mempunyai kekuatan penuh dalam menentukan harga melalui

persepakatan ( Kartel ) dan sangat lemah tanpa persepakatan.

Page 79: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

79

c. Produk yang dihasil bersifat berbeda corak ( differentiated product ) jiak

perusahaan menghasilkan barang yang siap untuk dikonsumsi, serta barang

standar ( Standarized – product ) bagi perusahaan yang menghasilkan barang jadi.

d. Relative sulit bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam industry.

e. Kegiatan promosi aktif dilakukan untuk differentiated product.

f. Perolehan laba maksimum dalam jangka panjang.

2. KURVA PERMINTAAN PATAH ( KINKED DEMAND CURVE).

P

D1 D2 Kurva permintaan yang dihadapi oligopoly berbentuk

bengkok,

Hal ini disebabkan karena jika perusahaan

menurunkan harga,

Perusahaan lainnya akan mengikutinya.

P E

0 Q Q ( OUTPUT)

GAMBAR. 7.6.

3. BENTUK – BENTUK HAMBATAN MASUK KEDALAM PASAR OLIGOPOLI

a. Skala ekonomi.

Jika suatu perusahaan oligopoli dapat menikmati skala produksi yang ekonomis

sehingga mengalami tingkat produksi yang sangat besar, sehingga dapat

mengalami biaya rata –rata / unit yang semakin efisien yang pada akhirnya

perusahaan tersebut dapat memenuhi permintaan pasar sehingga pangsa pasar

yang dimilikinya akan semakin luas dan hal ini akan menyulitkan bagi perusahaan

baru untuk masuk bersaing.

b. Perbedaan biaya produksi.

1. Perusahaan lama dapat menurunkan biaya produsi sebagi akibat

pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kegiatan produksi yang mereka

peroleh dari masa lalu.

2. Para pekerjanya sudah lebih berpengalaman di dalam mengerjakan pekerjaan

mereka, sehingga dapat meningkatkan produktifitas yang pada akhirnya dapat

menurukan biaya produksi.

Page 80: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

80

3. Perusahaan lama telah mempunyai relasi yang luas dengan pihak – pihak lain

yang berhubungan dengan kelancaran produksi perusahaan oligopoly, seperti

bank yang memberikan kemudahan dalam memberikan kredit , perusahaan

pemasok bahan baku sehingga memperoleh keringanan harga.

Page 81: DIKTAT BAHAN AJAR TEORI EKONOMI MIKRO

81

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukirno, Sadono, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi ketiga, PT Raja

Grafindo Persada , Jakarta 2005.

2. Roger LeRoy Miller, Roger E. Meiners, Penerjemah Haris Munandar,

Teori Ekonomi MIkro Intermediate, Teori, Masalah Pokok dan

Penerapan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1994.

3. N. Gregory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, Pengantar Ekonomi

Mikro ,Salemba Empat Kota ,Jakarta ISBN - 978-981-4384-84-1,2008.

4. Teori ekonomi mikro : suatu pengantar / oleh Pratama Rahardja dan

Mandala Manurung, Jakarta: lembaga penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2006