bahan bangunan

Upload: ridwanrs

Post on 14-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

teknik sipil

TRANSCRIPT

BAB 1SEMEN PORTLAND1.1Pengertian semen portland di singkat s.P ialah bahan pengikat hidrolik yang tidak boleh mengandung kurang dari 1,7 bagian berat oksida kalsium pada satu bagian asam kersik yang dapat dilarutkanArti kata semen adalah bahan yang memunyai sifat adhesif maupun kohesif yaitu bahan pengikat,menrut standar standar industri indonesia,SSI 0013-1981,definisi semen portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan menghaluskan klingker yang terutama terdiri dari silikat slikat kalsium yang bersifat hidraulis Pembuat semen portland pertama adalah joseph aspdin pada awal abad 19,dengan membakar batu kapur yang dihaluskan dan tanah liat di dapur rumah nya1.2 Pembuatan Semen Portland1.2.1 Bahan DasarAda 4 kelompok bahan dasar semen yaitu1. Kelompok calcareous oksida kapur2. Kelompok siliceousoksida silika3. Kelompok agrilaceousoksida alumina4. Kelompok ferriferousoksida besiSemen dibuat dari 4 bahan diatas,dipilih secara selektif dan proes di kontrol ketat,setelah di bakar ditambah dngan gypsum untuk mengatur waktu setUtuk membuat 1 Ton semen dibutuhkan:1. 1.3 Ton batu kapur2. 0.3 Ton pasir silika3. 0.03 Ton pasir/kerak besi4. 0.04 Ton gypsumSelain itu komposisi semen juga meliputi OKSIDAKOMPOSISI

CaO60-65%

SiO2Mayor oksides17-25%

Al2O33-8%

Fe2O30.5-6%

MgO0.1-0.5%

Ha2OMinor oksides0.3-0.5%

P2O50-0

SO31-3%

1.1.2 Proses Pembuatan

SEMEN PORTLANDSuspensi pra pemanasan (dipanaskan hingga 800-900 celcius)Rotary klin (dibakar pada 1450 celcius)Klingker (di dinginkan)penggilinganGypsumpenggilinganPengeringan pencampuranBatu kapurTanah liatSilikaOksida besi

Bahan mentah dari quarry dihaluskan hingga dapat diaduk dengan rata,gunungan batu dimasukan kedalam chruser yang mampu menangani bongkahan batu sebesar drum minyak.penggilingan pertama mengecilkan batu menjadi 15 cm,atu lalu masuk dalam crhuser kedua atau hummer mill untuk di kecilkan menjadi 7.5 cmSetela itu dipanaskan dalam klin dan dipanaskan hingga semua kelengasan keluar sebaga uap,proses pembakaran dalam klin disebut klingkering,yang harus diedakan dari sintering dan fusion.klingkering adalah peleburan parsial,kurang lebih hanya seperempat material yang dalam keadaan melebur setap saatnya,namun cukup untuk terjadinya reaksi kimiaKlin berbentuk silinder baja dilapisi baja tahan api yanga sedikit di miringkan,ukuran klin bisa mencapai diameter 6 M dan panjang 180 M dengan kapasitas 5000 Ton per hariKlin pertama di patenkan oleh F.Ransome sarjana inggris,lalu Thomas Alfa Edison memodifikasi agar ukurannya dapat lebih panjang.Oksida kalsium,oksida silika,oksida alumina,dan oksida besi membentuk kalsium silikat,aliminat,dan aluminoferrit yang merupaka n komponen semen utama.proses ini terjadi sekitar suhu 1400 celcius.hasl akan berupa bentuk kelereng berwarna kelabu dengan diameter 2 CmKemudian didinginkan dalam temperatur 60-150 celcius.klingker dapat langsung dihaluskan sampai kehalusan tertentu1.1.2.1 Cara KeringPada cara kering bahan dasar di bakar dan dikeringkan kemudian di campur dengan di tambah air.untuk pengeringan di gunakan menara menara pengeringan kemudian bahan bahan dasar di pecah pecah dan di lelehkan dalam kilangan peluru lalu di simpan dalam siloKeuntungan proses kering adalah penggunaan bahan bakar yang lebih sedikit dan penggunaan energi yang lebih kecil,ukuran tanur yang lebih pendek sertaperaatan alat yang lebih mudahProses ering menggunakan teknik penggilingan dan blending kemudian di bakar dengan bahan bakar batu bara.proses ini terjadi dalam 5 tahap1. Proses penggilingan pengeringan dan proses pencampuran untuk mendapat campuran yang homogen2. Proses pembakaran row meal untuk menghasilkan terak3. Proses pendinginan terak 4. Proses penggilingan akhir dimana klingker dan gypsum di giling dengan cemen millDari proses penggilingan semen diatas maka akan terjadi penguapan karena pembakaran dengan suhu mencapai 900 celciussehingga menghasilkan residu sisa yang tak larut,sulfur oksida ,silika yang larut,besi dan alumunium oksida,oksida besi kalsium,magnesium1.1.2.3 proses Basah Pada proses ini bahan baku di pecah kemudian dengan penambahan air dalam jumlah tertentu dengan luluhan tanah liat,bubur halus dengan kadar 25 % di kalsinasikan dalam ungku panjang.produk hasil semen akan di peroleh setelah pengeringan di lakukan.proses ini di mulai dengan mencampur semua bahan baku dengan air ,setelah itu di hancurkan,kemudian bahan yang sudah di hancurkan tadi dibakar dengan bahan baku minyak atau BBM1.1.2.4 keuntungan dan kerugian proses kering Keuntungan : yang di gunakan relatif pendek kebutuhan panas lebih rendah Kerugian:rata rata kapasitas klin lebih besar fluktuasi kadar air mengganggu operasi karena material lengket

1.1.2.5 keuntungan dan kerugian proses basah Keuntungan:kadar alkalinisasi,klorida dan sulfat tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran material masuk klin,deposit yang tidak homogen,tidak berpengaruh karrena mudah untuk mencampur dan mengoreksinya.pencampuran dan koreksi slurry lebih mudah dan berupa larutan Kerugian: proses basah baik di gunakan bila kadar air bahan bakunya cukup tinggi pada waktu pembakaran memerlukan banyak panas sehingga kkonsumsi bahan bakar nya lebih banyak klin yang di pakai lebih panjang karena proses pengeringan pada klin menggunakan 22% panjang klin

1.3 Reaksi Hidrasi Pada SemenKetika air di tambahkan pada campuran semen,proses kimia yang bernama hidrasi akan berlangsung.senyawa kimia dalam semen akan bereaks dengan air dan membentuk senyawa baruMekanisme hdrasi semen ada 2,yaitu mekanisme padat dan mekanisme larutan.pada mekanisme larutan zat yang dlarutkan menghasilkan ion dalam larutan.ion ion ini akan bergabung sehingga menghasilkan zat yang menggumpal.pada semen karena daya larut senyawa yang ada kecil maka hidrolisis lebih dominan terhadap larutan1.3.1 Hidrasi C3S dan C2SKalsium siikat akan terhidrasi menjadi gel kalsium slikat hidrat dan kalsium hidroksida.gel kalsium silikat hidrat memiliki bentuk yang bervariasi dan memiliki sifat asa kuat menyebabkan semen sensitif terhadap asam dan mencegah timbulnya karat pada besi baja1.3.2 Reaksi Hidrasi C3SHidrasi C3S terjadi secara mendadak dengan di sertai pengeluaran panas yang banyak.akan membentuk kristal kalsium aluminat hidrat yang menyebabkan pengerasan dari pasta semen,kejadian ini di sebut flash set atau quick set.itu sebabnya perlu ditambah gypsum pada saat penggilingan klngker,untuk memperkecil reaktivitas C3SC3S dan gypsum akan bereaksi lebih dahulu,menghasilkan kalsium sulfoaluminat.kristal yang berbentuk jarum akan memblokr permukaan C3S sehingga menunda hifrasi,setelah gypsum bereaksi semua maka akan membentuk kalsium alumina hidrat1.3.3 Hidrasi C4AFPada thap awal C4AF bereaksi dngan gypsum dan kalsiun hidroksida membentuk kalsium sulfo aluminat hidrat dan kalsium sulfo ferrit hidrat yang kristalna berbentuk jarum.kecepatan reaksi hidrasi maximum pada tahap awal dan kemudian menurun terhadap waktu.ini disebabkan oleh makin terbentuknya lapisan gel C-S-H pada kristal semen .makin tebal lapisan makin lambat hidrasi.secara teori,proses terjadinya hidrasi akan terhenti ila tebal lapisan mencapai 25 mikron.pada umumnya semen memiliki ukuran antar 5-50 mikronproses hidrasi semen memerlukan air sebanyak 20% dari berat semen1.4 Panas HidrasiDari kecepatan panas evolusi panas hidrasi,atau dar pengukuran kenaikan temperatur di bawah kondisi isotermal ada 5 tahap yang d identifikasi1. Hidrolisis awal yang terjadi saat semen kontak dengan air2. Periode pasif,dimana gypsum mencgah terjadimya flash set 3. Percepatan terjadi saat pecahnya coating karena bertambahnya tekanan osmosis4. Perlambatan5. Kondisi stabil1.5 Pengikatan Dan PengerasanPengikatan merupakan perubahan bentuk dari cair ke padat,tetapi masih belum memiliki kekeuatan .pengikatan ni terjadi akibat reaksi hidrasi yang terjadi pada permukaan butir semen,terutama butiran tri kalsium aluminatdengan penambahan gypsumwaktu pengikatan dapat diatur karena gypsum memodifikasi hidrasi awal.pengerasan adalah pertumbuhan kekuatan dari beton atau mortar setelah bentuknya padatSemen bila di campur dengan air maka akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak,namun setelah kering pasta akan mulai menjadi kaku dan sukar dikerjakan,inilah yang di sebut pengikatan awal.selanjutnya semen akan mengikat kekakuannya sehingga menjadi padatan yang utuh .ini di sebut pengikatan akhirProses berlanjut hingga semen memiliki kekuatan disebut pengerasan pada awalnya wktu minimum ialah 45 menit,sedang waktu pengikatan akhir 6-10 jam1.5.1 Pengikatan Semuadalah reaksi hidrasi yang belum waktnya,yaitu beberapa menit saja hal ni terjadi ketika gypsum dalam campuran semen berlebih.jika diaduk kembali tanpa menambahkan air maka daya plastisnya akan kembali dan kehilangan kekuatan akhir1.5.2 Pengikatan KilatTerjadi karena pengaruh panas oleh reaksi trikalsium aluminat dengan air yang cepat,yang terjadi karena kandungan C3A yang tinggi atau gypsum dalam semen kurang jumlahnya1.6. Klasifikasi Semen Portland Menurut SNI 15-2049-1994 dan ASTM C-150-1998, semen Portland diklasifikasikandalam 5 tipeyaitu:1. Tipe I (Ordinary Portland Cement) Semen Portland untukpenggunaanumumyang tidakmemerlukanpersyaratan khususseperti yang dipersyaratkanpadatipe-tipe lain. Tipe semen ini paling banyakdiproduksidanbanyakdipasaran

2. Tipe II (Moderate sulfat resistance) Semen Portland yang dalampenggunaannyamemerlukanketahananterhadapsulfatataupanashidrasisedang.Tipe II inimempunyaipanashidrasi yang lebihrendahdibanding semen Portland Tipe I. Padadaerahdaerahtertentudimanasuhuagaktinggi, makauntukmengurangipenggunaan air selamapengeringan agar tidakterjadiSrinkege(penyusutan) yang besarperluditambahkansifatmoderatHeat of hydration.Semen Portland tipe II inidisarankanuntukdipakaipadabangunansepertibendungan, dermagadanlandasanberat yang ditandaiadanyakolom-kolomdandimana proses hidrasirendahjugamerupakanpertimbanganutama.

3. Tipe III (High Early Strength) Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukankekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuatdenganmenggunakan semen Portland tipe III inidalamwaktu 24 jam dapatmencapaikekuatan yang samadengankekuatan yang dicapai semen Portland tipe I padaumur 3 hari, dandalamumur 7 hari semen Portland tipe III inikekuatannyamenyamaibetondenganmenggunakan semen portlandtipe I padaumur 28 hari.

4. Tipe IV (Low Heat Of Hydration) Semen Portland yang dalampenggunaannyamemerlukanpanashidrasirendah.Penggunaan semen inibanyakditujukanuntukstrukturConcrette (beton) yang massive dandengan volume yang besar, seprtibendungan, dam, lapanganudara. Dimanakenaikantemperaturdaripanas yang dihasilkanselamaperiodepengerasandiusahakanseminimalmungkinsehinggatidakterjadipengembangan volume beton yang bisamenimbulkan cracking (retak). Pengembangankuattekan (strength) dari semen jenisinijugasangatlambatjikadibanding semen portlandtipe I.

5 Tipe V (Sulfat Resistance Cement) Semen Portland yang dalampenggunaannyamemerlukanketahanantinggiterhadapsulfat.Semen jenisinicocokdigunakanuntukpembuatanbetonpadadaerah yang tanahdanairnyamempunyaikandungangaramsulfattinggiseperti : air laut, daerahtambang, air payaudsb.

1.7 Sifat Sifat Semen PortlandKualitas semen Portland ditentukan oleh sifat kimia senyawa utama dan sifat fisika suatu massa yang dihasilkan.a. Sifat Kimia1. Loss On Ignition (LOI) LOI menyatakanbagiandarizat yang akanterbebaskansebagai gas padasaatterpanaskanataudibakar (temperaturtinggi). Padabahanbakuumpan kiln iniberartisemakintinggi LOI-nyamakamakinsedikitumpan kiln yang menjadiprodukclinker. Karenaitu LOI bahanbakumaksimaldipersyaratkanuntukmengurangiinefisiensi proses karenaadanya mineral-mineral yang dapatdiuraikanpadasaatpembakaran. Komponenutama LOI adalahuap air yang berasaldarikandungan air (moisture) dalambahanbaku (raw mix) dan gas CO2 yang akandihasilkandari proses kalsinasi CaCO3.2. Insoluble Residue (IR) Yaituimpuiritis/zatpengotor yang tetaptinggalsetelah semen tersebut direaksikan dengan asam klorida dan natrium karbonat. Insoluble residue dibatasi untuk mencegah tercampurnya semen Portland dengan bahan-bahan alamilainnya yang tidak dapat dibatasi dari persyaratan fisika.3. Modulus-modulus semen Modulus-modulus semen digunakansebagaidasaruntukmenentukanjenis semen yang akan diproduksi dan digunakan untuk menghitung perbandingan bahan baku yang digunakan. Hydraulic ModulusUmumnya nilai HM antara 1,7-2,3; makin tinggi nilai HM akan menyebabkan keperluan panas untuk pembakaran makin banyak, kuat awal tinggi dan panas hidrasi naik. Jika HM < 1,7 makamutu semen rendahkarenakekuatan semen yang dimilikikurangbaik. Silica RatioMerupakan indicator tingkat kesulitan pembakaranraw material yang menunjukkan perbandingan antara jumlah SiO2terhadapjumlah Fe2O3 dan Al2O3. Silika ratio yang tinngi akan menurunkan liquid fase serta meningkatkan burnability, sebaliknya SR kecilakan mengakibatkan pembakaran clinker mudah dan pembentukan coating dalam kiln. Umumnya SR berkisar 1,9-3,2 tetapidisarankanantara 2,3-3,7. Alumina RatioHarga AR biasanya 1,3-1,6; nilai yang tinggi akan mengakibatkan berkurangnya komposisi fase cair dalam clinker sehingga menyulitkan proses pembakaran. AR = 0,64 maka kedua oksida berada pada perbandingan BM-nya sehinggahanya C4AF yang dapatterbentukdalamclinkertanpa C3A. ClinkerinidinamakanFerrari Cement yang mempunyai panas hidrasi rendah. Lime Saturation FactorMerupakan jumlah maksimum CaO yang diperlukan untuk bereaksi dengan oksida-oksida lain sehingga tidak terjadifreelime di clinker. Untuk mencapai kejenuhan CaO yang sempurna maka seluruh CaO harus dikombinasikan sebagai C3S, seluruh oksida besih arus berkombinasi dengan jumlah yang ekivalen dengan alumina dalam C4AF dansisa alumina harusberkombinasidalam C3A.Bila AM< 0.64Bila AR > 0.64 Liquid PhaseFaselelehanberkisar 20-30 % danuntuk semen portland 24-26%. Jumlahlelehan yang terbentuktergantungdarikomposisidantemperaturpembakaran. Pada AR 1,63 lelehanmulaiterbentukpadasuhu 12800C. Pembentukanclinkerberlangsungketikatelahmencapaitemperatur sintering dandalamfasacair.

b. SifatFisika1. Fineness (Kehalusan) Kehalusan semen biasanyadiukurdenganmenggunakanluaspermukaanspesifik yang ditentukandenganberbagaimacamcara. Cara yang umm dilakukanberdasarkanpermeabilitasudara yang dikembangkanolehblaine. Kehalusan semen mempengaruhikecepatanhidrasi, makinhalus semen makakecepatanhidarasisemakinmeningkatdanmempercepatperkembangankekuatan. Pengaruhkehalusan semen terutamaterhadapkuattekan 7 haripertama. Reaksiantara semen dan air adalahreaksiheterogen. Faktor lain yang berpengaruhterhadapukuranpartikel semen adalahdistribusiukuran grinding media, penggunaan grinding air, kadargypsum, komposisidanstrukturterak. Kehalusanpartikel semen yang banyakberperanterhadapkekuatan semen adalahukuransampai 30 micronsebesar 60%.2. Soundness (Kekekalan Volume/Kekenyalan) Soundnessadalahpengembanganataupemuaian semen yang disebabkanolehfreelimeatau magnesium. Proses hidrasiterjadiapabila semen bereaksiterhadap air yang mengakibatkantimbulnyapengerasan pasta semen. 3. Setting Time (WaktuPengikatan) Setting timeditentukanbila pasta semen telahmengalamisetting (yang telahmengental) danhardening (yang telahmengeras) selamabeberapa jam. Padareaksi semen C3A akanbereaksi paling cepatmenghasilkan CAH berbentuk gel danbersifatkaku. Tetapi CAH akanbereaksi dengangypsummembentukettringite yang akanmembungkuspermukaan CAH dan C3A sehinggareaksi C3A akandihalangidan proses settingakandicegah. Namundemikianlapisanettringitetersebutkarenaadanyafenomena osmosis akanpecahdanreaksihidrasi C3A akanterjadilagi, tetapisegera pula akanterbentukettringite yang barukembali, Proses iniakanmenghasilkansetting time.Semakinbanyakettringite yang teerbentukmakasetting timeakanmakinpanjangdaninidiperolehdenganadanya gypsum. Setting pasta semen portlandsecara normal disebabkanolehpembentukanstruktur yang dihasilkanolehhidrasi mineral clinkerterutama C3S dan C3A kecepatanreaksi C3A sangatcepatdengan air. Dikenal 2 macamsetting time:1. Initial setting time (waktupengikatanawal) yaitu waktu mulai adonan terjadi sampai mulai terja dikekakuan tertentu dimana adonan sudah mulai tidak workable.2. Final setting time (waktupengikatanakhir) yaitu waktu adonan mulai terjadi sampai terjadi kekakuan penuh. Setting timeawalbiasanyaberkisar 2-5 jam dansetting timeakhir 3-6 jam.

4. Compressive Strength (KuatTekan) Mengontrol kemampuan menerima bebantekan dari mortar yang akandibuat. Faktor yang mempengaruhikuattekan semen adalah :1. Komposisikimia (kadar C3S, C2S, C3A, C4AF) dimanakuattekansangattergantungpadadistribusikeempat mineral tersebut. C3Sberperanpadaperkembangankuattekanterakhir, C4AF berperandalampanashidrasi.2. Reaktivitas mineral clinker (kondisipembakarankiln).3. Distribusi alkali (kadar alkali dan SO3).1.6 Masalah Masalah Pada Aplikasi Semen1. Segresiadalah pemisahan agregat kasar dari adukannya akibat campuran yang kurang lecak.penyebabnya adalah slump yang terlalu rendah,gradasi agregat yang kurang baik,agregat halus yang kurang banyak2. Bleedingadalah mixing water yang naik ke permukaan saat dilakukanya pengecoran dan partikel agregat kasar turun ke bawah.penyebabnya ialah campuran terlalu basah atau adanya penambahan air aat pengecoran dan rancangan beton yang kurang baik3. Shrinkage crackAdalah perubahan volume beton yang lebih kecil akibat mengeringnya beton saat mengeras,menyebabkan terjadinya retak pada beton.penyebabnya FAS terlalu tinggi,pemakaian semen teralu banyak,kelembaban udara

4. Bug HolesAdalah lubang lubang kecil pada beon saat beton mengering,penyebabnya ialah karena adanya udara yang terjebak dalam beton,udara timbul karena adanya mekanisme saat proses pengadukan beton.rata rata beton memiliki 2% udara 5. PengkristalanAdalah akibat dari garam garam yang bersifat alkali terbawa ke permukaan plesteran beton.bila kristal kristal tersebut muncul di bawah lapisan cat san di sertai kelembaban tembokakan menbabkan lapisan cat rusak6. Water spotPenyebabnya adalah penggunaan plaimir yang belumkering sempurna dan kemudian di beri cat,maka sisa sisa air dariplamir akan terjebak antara 2 lapisan,sehingga menyebabkan bercak basah

BAB 2KAPUR2.1 Pendahuluan Bahan dasar pembuat kapur ialah batu kapur,batu pualam dan batu karang.menurut cara pembentukannya batuan batuan kapur dan kerang sangat erat hubungannya.pertama merupakan timbunan sisik sisik hewan dan rangka hewan yang hidup pada masa lalu.Kapur hidup mengandung 70% calsim dan 29 % zatasium.pembakaran menyebabkan kapur kehilangan beratnya2.2 Tempat Penghasil KapurDalam suatu daerah pertambangan bijih sangatlah diperlukan yang namanya pengolahan. Jadi, mengekplorasi Batu kapur juga terdapat banyak sekali tahapan-tahapan pengolahan material tambangnya. Potensi batu kapur sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat.

2.3 Sifat fisik, kimia dan Mekanik Batu Kapur yang ada di PT. Bengkulu Maju2.3.1 Sifat fisik Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya.2.3.2 Sifat kimiaBerasosiasi dengan aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3).Sifat kimia lain batu kapur adalah mudah terbakar.2.3.3 Sifat mekanikberasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.2.3 Teknologi dalam penambangan dan pengolahan batu kapurPada kegiatan penambangan pada PT. Bengkulu maju ini ada beberapa peralatan yang digunakan, Tapi sebelum menambang dan mengolah Batu kapur kita harus tahu dulu berapa cadangan dan umur tambang. Di Perusahaan PT. Bengkulu Maju terdapat jumlah Cadangan 150 Ton, umur tambang diperkirakan 15 tahun maka Production Ratenya adalah Pr = Q/t Dimana : Q = Jumlah Cadangan dan t = Umur tambang. Jadi Pr nya adalah 10 ton/tahun. PT. Bengkulu Maju menghendaki keuntungan minimum 10 % jadi peralatan yang digunakan di bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1.Alat untuk proses loosening/breakingAlat-alat yang digunakan adalah alat-alat bor untuk membuat lubang tembak, antara lain adalah crawler drill.2. Alat untuk proses loading/pemuatanAlat yang digunakan antara lain adalah power shovel, dragline, back hoe, dan sebagainya.3. Alat untuk proses hauling/pengangkutanAlat yang digunakan antara lain adalah truck, lori, dan sebagainya.Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas penambangan antara lain adalah :1. Alat bor yaitu crawler drill2. Alat gali muat yaitu :a. Power shovelb. back hoe

kemampuan kerja Back hoe antara lain teknik pengoperasiannya dapat dilakukan pada posisi paling atas tumpukan material dan dapat melakukan penggalian di lereng serta pemuatan material ke atas alat angkut. c. BulldozerBulldozer mempunyai kemampuan sebagai pembersihan lahan.Kemampuan kerja bulldozer yaitu :1. Pembabatan2. Perataan tempat jalan darurat3. Menyebarkan material4. Menimbun kembali5. Gali angkut jarak pendek3. Alat angkutAlat angkut yang digunakan yaitu Dump truck. Dump trusk digunakan untuk mengangkut batu kapur ke crusher.4. Alat penghancur material yaitu hummer crusher

2.4 Prinsip dan mekanisme pengolahan batu kapurSebelum melakukan pengolahan batu kapur menjadi semen terlebih dahulu kita menyiapkan bahan (batu kapur) dengan melakukan penambangan terhadap batu kapur.2.4.1 Sistem PenambanganMetode penambangan yang diterapkan adalah system quarry, yang merupakan cabang dari system tambang terbuka (surface mining) yang diterapkan untuk endapan mineral industri.Proses penambangan dibagi kedalam beberapa tahap, yaitu :1. ClearingClearing merupakan pekerjaan awal yang dilakukan sebelum dimulai proses penambangan berikutnya. Kegiatan ini berupa pembersihan lahan dan semak-semak, pohon-pohon besar, sisa pohon yang di tebang, dan membuang semua bagian yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya. Selanjutnya kegiatan ini meratakan lahan dan membuat jalan darurat sebagai jalur keluar masuknya alat mekanis lainnya, membuat saluran air untuk mengeringkan lokasi kerja.Dalam kegiatan clearing alat yang digunakan adalah bulldozer caterpillar.2. Stripping overburdenKegiatan ini dilakukan untuk mengeluarkan lapisan tanah yang menutupi cadangan batu kapur di bawahnya.

Alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah : Unit bulldozer caterpillar Back hoe Truck pengangkut overburden3. DrillingPemboran pada operasi penambangan system quarry merupakan pembutan lubang ledak di font atau lokasi. Kegiatan pemboran bertujuan untuk membuat lubang-lubang ledak yang disiapkan untuk proses peledakan guna membongkar batu kapur. Pola pengeboran yang ada pada tambang terbuka sangat terbatas di bandingkan dengan yang ada pada tambang bawah tanah.Beberapa keuntungan pola pengeboran pada tambang terbuka adalah :1. Free face dapat diperluas2. Pemakaian alat-alat bor relative bebas3. Kedalaman lubang bor relative dalam4. Posisi dari lubang bor relative bebas5. Lemparan batuan hasil peledakan dapat dikontrolDi quarry pusar saat ini pekerjaa pengeboran tidak lagi dikerjakan sendiri oleh PT. Bengkulu Maju dan perusahaan kontraktor yritu PT. Dahana. Pengeboran dilakukan oleh enam orang pekerja dengan menggunakan dua unit alat bor yang memiliki panjang batang bor 3 meter dan diameter mata bor 3,5 inchi. Geometri lubang bor bervariasi dengan kedalaman antara 3 sampai 12 meter. Pola pengeboran yang digunakan adalah pola selang-seling dengan tenaga penggerak alat bor adalah dua unit kompresor udara tenaga diesel dengan spasi 4,5 meter dan burden 4 meter , disesuaikan dengan kondisi batuan yang akan diladakkan dan ukuran fragmentasi yang ingin dihasilkan.4. Untuk mendapatkan ukuran fragmentasi yang diinginkan, maka perlu perencanaan peledakan yang sebaik-baiknya karena perencanaan peledakan yang tidak baik akan mengakibatkan hasil yang diharapkan menjadi tak terpenuhi serta juga dapat mengakibatkan bahaya serta biaya operasional yang akan meningkat.Pekerjaan peledakan di quarry pusar pada awalnya dilakukan sendiri, namun karena beberapa alasan, pekerjaan peledakan saat ini dipercayakan kepada perusahaan kontraktor di bawah pengawasan perusahaan. Peledakan dilakukan dengan pola lubang ledak staggered, menggunakan bahan peledak ANFO dalam kemasan karung-karung plastic @ 25 kg, dan Dayagel dalam bentuk dodol.Tahap-tahap pekerjaan peledakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :1. Mempersiapkan bahan peledak, detonator listrik serta peralatan lain yang diperlukan2. Pengecekan kedaan lubang tembak3. Mengecek detonator dengan blasting machine4. Memasukkan detonator lstrik kedalam dinamit5. Memasukkan primer yang dilanjutkan dengan bahan peledak ANFO kedalam lubang tebak6. Melakukan pekerjaan streaming7. Menghubungkan detonator lisrik, sehingga rangkaian tersusun dengan baik8. Menguji rangkaian dengan blasting ohm meter untuk mengetahui apakah susunan tersebut telah sempurna9. Memberikan aba-aba dengan sirine sebagai tanda bahwa peledakan dapat dimulai jika daerah penambangan dianggap aman.5. Loading dan HaulingPemuatan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material kedalam alat angkut atau ketempat penampungan material.Pekerjaan mambawa batu kapur hasil peledakan dilakukan PT. Bengkulu Maju bersama dua perusahaan kontraktor dengan menggunakan dump truck berukuran kecil dalam dua shift perhari dengan jumlah dump truck 20 unit per shift.Jalan angkut produksi dengan bahan pekapis batu kapur membentang sepanjang 1200 sampai 2000 meter mulai dari crusher hingga ke quarry, berubah-ubah tergantung lokasi pemuatan dan kemajuan tambang.6. Crushing memiliki dua unit penggilingan bahan mentah, yaitu satu unit mesin penggiling batu kapur dan satu unit mesin penggiling tanah liat. Kedua mesin penggiling ditempatkan pada lokasi yang berbeda.Kapasitas mesin penggiling batu kapur jenis hummer crusher yang digunakan adalah 650 ton/jam.2.4.2 Pengolahan batu kapur menjadi semen Pengolahan batu kapur menjadi semen dibagi menjadi lima tahapan, yaitu :1. Penyiapan bahanPada tahapan peniapan bahan, dilakukan beberapa tehapan yaitu penambangan, penghancuran, dan penyiapan bahan mentah. Pada proses pembuatan semen penembangan bahan mentah merupakan proses tahapan awal dimana tahapan ini sangat di tentukan oleh keadaan deposit.2. Penggilingan bahanHasil proses penambangan masuk kedalam crusher, hasil penggilingan dengan crusher ini berupa bahan baku yang berukuran maksimal 80 mm. selanjutnya disimpan dalam blending storage. Setelah itu bahan mentah digrinding di dalam autogeneous mill yang bertujuan untuk mengurangi kadar H2O dan memperkecil ukuran bahan. Selanjutnya bahan dimasukkan ke dalam row meal silo untuk melakukan proses homogenizing hingga diperoleh umpan kiln yang komposisi kimianya sesuai dengan yang dikehendaki.

2.4.3Pembakaran bahanTahap ini merupakan tahap inti dari pembuatan semen, dan berpengaruh langsung terhadap klinker yang dihasilkan. Tahap pembakaran meliputi proses pemanasan, pembentukan dan pendinginan.4. Penggilingan terakPenggiling terak meliputi beberapa tahapan yaitu : Penyimpanan klinker Penggilingan terak5. Pemuatan semenPemuatan semen meliputi kegiatan penyimpanan, pengantongan dan pengangkutan. Semen yang telah dihasilkan kemudian disimpan dalam silo semen dan kemudian dilakukan pengujian fisika maupun kimia.Ekstraksi semen dari dalam silo semen, dibawa ke unit pengantongan, seterusnya semen tadi dikemas dalam zak 50 kg dan atau satu ton. Selain itu semen juga dipasarkan melalui mobil kapsul yang biasanya berdasarkan permintaan, dalam hal ini biasanya dilakukan oleh unit pengelolah proyek yang sedang dibangun.

2.5 sifat sifat kapur1) Mempunyai sifat plastis2) sSebagai morter memberi kekuatan pada tembok3) Mengeras dengan mudah dan cepat4) Mudah di kerjakan5) Memiliki ikatan yang bagus2.6 jenis jenis kapur1) Kapur tohor,hasil pembakaran batu alam yang sebagian komposisinya kalsium karbonat2) Kapur padam,hasil pemadaman kapur tohor dengan air dan membentuk hidrat3) Kapur udara,kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu dapat mengeras di udara karena pengiaktan karbon dioksida4) Kapur hidrolis, kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa waktu dapat mengeras di udara maupun di air2,7 kegunaan batu kapur1) Sebagai pereakat2) Sebagai flokulan3) Untuk hidrolisasi4) Sebagai fluk5) Bahan absrobsi6) Sebagai pemlumas7) Pelarut8) Bahan koustik9) Bahan hidrasi10) Untuk netralisasi11) Memudahkan aukan pada adukan semen12) Mengikat kapur bebas

Makalah Semen dan kapur Page 21