tugas bahan bangunan

70
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah ini berjudul tentang semua Bahan Bangunan untuk membuat rumah. Di Malang tahun 2013 dapat saya selesaikan dengan baik. Melalui makalah ini saya mencoba memaparkan tentang bahan bangunan yang di butuhkan dalam pembangunan sebuah bangunan seperti rumah, gedung dan lain – lain. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Pak Andi, selaku pembimbing mata kuliah Bahan Bangunan, yang telah membantu dan membimbing mulai dari penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca terutama mahasiswa Sipil khususnya mahasiswa Sipil Universitah Muhammadiyah Malang (UMM) berserta saya sendiri. Sekalipun jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian kata pengantar ini, terima kasih atas perhatiannya. 1 | Page

Upload: eko-priztiawan

Post on 04-Jan-2016

118 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas Bahan Bangunan

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Bahan Bangunan

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah ini berjudul tentang semua Bahan Bangunan untuk membuat rumah. Di Malang tahun 2013 dapat saya selesaikan dengan baik. Melalui makalah ini saya mencoba memaparkan tentang bahan bangunan yang di butuhkan dalam pembangunan sebuah bangunan seperti rumah, gedung dan lain – lain.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Pak Andi, selaku pembimbing mata kuliah Bahan Bangunan, yang telah membantu dan membimbing mulai dari penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini.

Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca terutama mahasiswa Sipil khususnya mahasiswa Sipil Universitah Muhammadiyah Malang (UMM) berserta saya sendiri. Sekalipun jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian kata pengantar ini, terima kasih atas perhatiannya.

Malang, 21 November 2013-11-20

Eko Pristiawan

1 | P a g e

Page 2: Tugas Bahan Bangunan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………. 2

PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………. 3

PEMBAHASAN BAHAN BANGUNAN

1. Semen …………………………………………………………………………………………. 82. Kayu …………………………………………………………………………………………. 123. Besi …………………………………………………………………………………………. 234. Pasir …………………………………………………………………………………………. 295. Genteng …………………………………………………………………………………………. 306. Batu Bata …………………………………………………………………………………………. 397. Batako …………………………………………………………………………………………. 44

8. Batu Kali …………………………………………………………………………………………. 459. Multiplek …………………………………………………………………………………………. 48

PENUTUP …………………………………………………………………………………………. 51

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………. 52

2 | P a g e

Page 3: Tugas Bahan Bangunan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan sejarahnya.

Bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam perjalanannya, manusia memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang dalam membuat suatu bangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut seperti halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan dengan bangunan. Penggunaan trigonometri dalammatematika juga berkaitan dengan bangunan yang diduga digunakan pada masaMesir kuno dalam membangun Piramida. Pada masa sekarang, bangunan-bangunan berupa gedung tinggi dianggap merupakan ciri kemajuan peradaban manusia.

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Setelah ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.

Bahan

Bahan atau material adalah sesuatu yang darinya dapat dibuat menjadi suatu benda

yang lebih berdaya guna. Proses meningkatkan nilai guna bahan berjalan seiring kemajuan

pengetahuan manusia, dimulai dengan cara-cara sederhana berdasarkan intuisi atau naluri,

kemudian berkembang melalui proses yang lebih logis dan akhirnya melalui penelitian

penelitian ilmiah serta teknologi pengolahan yang semakin tinggi dan selalu berkembang maju.

3 | P a g e

Page 4: Tugas Bahan Bangunan

Pada dasarnya semua benda di alam dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan

manusia, tinggal lagi kecermatan untuk dapat mengamati dan memahami perilaku pada setiap

benda yang akan menentukan tingkat kemanfaatannya. Sebagian benda ada yang dapat

digunakan secara langsung dan sebagian lain terlebih dahulu melalui pengolahan untuk

meningkatkan kinerjanya. Demikian pula halnya bahan-bahan yang digunakan di bidang

teknik sipil, bidang rekayasa yang produknya akan banyak terkait dengan aspek perilaku

material/bahan yang akan digunakan sebagai bagian (elemen) dari sebuah bangunan.

Elemen Bangunan

Berdasarkan peranannya, bagian-bagian sebuah bangunan dapat dikatagorikan sebagai

bagian (elemen) struktur dan non-struktur. Elemen struktur merupakan bagian yang berperan

dalam kekokohan/kekuatan bangunan menahan aksi mekanika dari gaya-gaya yang mungkin

terjadi pada bangunan tersebut. Sedangkan elemen non-struktur dapat berupa pelengkap atau

ornamen dan sebagainya yang bukan merupakan bagian dari kekokohan bangunan, tetapi

diperlukan agar bangunan dapat digunakan dengan nyaman dan optimal sesuai fungsi

bangunan.

Dari sini, tampak jelas bahwa masing-masing penggunaan, baik untuk struktur

ataupun non-struktur, menuntut unjuk kerja (perilaku/sifat) tertentu atas material yang akan

dipakai agar tepat guna. Dengan demikian jelas pula bahwa pengetahuan tentang jenis dan

sifat material/bahan akan sangat membantu dalam penentuan, pemilihan atau penggunaan

jenis bahan secara tepat (sesuai dengan tujuan penggunaannya) berdasarkan

pertimbanganpertimbangan teknis, biaya, estetika atau ketersediaan ataupun lainnya.

Sifat Dasar Bahan

Sebagaimana benda-benda lainnya, sifat-sifat bahan konstruksi dapat dikelompokkan

dalam 3 (tiga) kelompok utama, yaitu sifat kimia, fisik dan mekanik. Sifat kimia merupakan

sifat yang paling hulu dan yang mempengaruhi dua sifat lainnya, artinya jika perilaku

4 | P a g e

Page 5: Tugas Bahan Bangunan

kimiawi suatu benda diubah maka sifat fisik dan sifat mekanik benda tersebut juga akan

berubah.

Tinjauan sifat kimia benda lebih kepada tinjauan secara mikro dikarenakan perilaku kimiawi

memang berlangsung pada bagian-bagian yang sangat kecil dalam benda itu sendiri. Di satu

sisi, sifat fisik benda merupakan sifat-sifat yang lebih mudah untuk diamati secara visual,

sebagian pengamatan tidak diperlukan alat bantu untuk dapat mengamatinya dan sifat ini

umumnya mempengaruhi kemampuan (sifat) mekanika suatu benda. Di sisi lain, sifat

mekanik benda adalah sifat-sifat yang berkaitan dengan perilaku interaksi terhadap

usikanusikan dari luar, yang justru ekspresi perilaku tersebut terlihat sebagai gejala fisik.

Bahan Konstruksi

Pada prinsipnya, bahan yang digunakan untuk konstruksi adalah bahan-bahan yang

memiliki kinerja yang memadai dipandang dari sudut kemampuan mekanikanya. Material

(bahan) yang umum digunakan untuk itu adalah beton dan besi/baja serta kayu dengan

berbagai ragam jenisnya, baik secara sendiri-sendiri atau merupakan paduan dari beberapa

jenis material dasar, tergantung dari maksud penggunaan dan atau perilaku masing-masing

bahan. Balok-balok kayu atau profil-profil baja dapat digunakan secara individual, misalnya

untuk kuda-kuda dengan ukuran dan bentuk geometri tertentu. Jika kuda-kuda akan dibuat

dari beton, maka biasanya harus dipadukan dengan baja-baja tulangan mengingat kelemahan

beton pada kuat tariknya (jauh lebih kecil dari pada kuat desaknya) dan dikarenakan besar

kemungkinan ada bagian dari kuda-kuda tersebut yang harus mengalami/menahan tarikan.

Beton sendiri adalah bahan hasil paduan beberapa material dasar, masing-masing

material memiliki karakter sendiri-sendiri, yang dicampur dan diolah sedemikian rupa

menjadi satu kesatuan bahan paduan. Memilih jenis dan menetapkan proporsi masing-masing

material dalam satu adonan beton adalah persoalan tersendiri, terlebih lagi sebagian material

tersebut adalah bahan alami yang tentu saja, meskipun sejenis, karakternya akan berbeda

5 | P a g e

Page 6: Tugas Bahan Bangunan

tergantung kondisi lingkungan alam dari mana material tadi diambil. Persoalan lain adalah

berbedanya pengetahuan dan kemampuan, metode dan alat yang digunakan membuat adukan

beton dari satu daerah dengan daerah lainnya. Keragaman kualitas akan lebih banyak muncul

pada pembuatan beton, mengingat begitu banyak unsur yang akan mempengaruhinya,

terutama beton yang dibuat bukan dengan cara pabrikasi. Oleh karena itu, diperlukan

pengetahuan tentang karakteristik masing-masing material dan adanya suatu acuan atau

pedoman dalam proses pembuatan beton untuk meminimalkan munculnya penyimpangan

penyimpangan hasil olahan beton dari yang seharusnya/direncanakan.

Untuk besi dan baja, meskipun merupakan hasil pabrikasi yang kualitas dan

karakterisitiknya dapat diatur oleh pabrikan, banyaknya ragam produk dan kualitas yang

dikeluarkan oleh pabrik menuntut pengguna untuk setidaknya mengetahui hal-hal yang

berkaitan dengan kesesuaian antara kebutuhan dan jenis serta kualitas besi dan baja yang ada.

Di sisi lain, pengetahuan tentang karakteristik produk ini dalam berbagai ragam kualitasnya

diperlukan agar perlakuan terhadap bahan ini menjamin kualitas material tersebut tetap

terjaga.

Sebagaimana disebutkan terdahulu, kayu juga merupakan bahan yang umum dan sering

digunakan untuk konstruksi. Pada kenyataannya kayu memang merupakan material kedua

setelah batu, yang dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat bangunan. Sebagai

bahan yang terbentuk dengan cara bertumbuh secara alamiah, dengan kata lain sebagai benda

organik (benda hidup), menjadikannya tidak pernah mempunyai sifat yang sama persis,

bahkan nyaris pada setiap bagian-bagiannya meskipun berasal dari sebuah batang pohon kayu

yang sama. Jenis pohon, tempat dan pola pertumbuhan, kondisi lingkungan bahkan usia dan

siklus musim selama bertumbuh serta gangguan hewan akan mempengaruhi kayu yang

dihasilkan dari sebuah pohon. Berbagai faktor tinjauan secara teknis diterapkan dalam

memanfaatan kayu dimaksudkan untuk memberikan keamanan yang memadai untuk

mengantisipasi banyaknya variabel pengaruh terhadap karakteristik kayu, mulai dari tinjauan

jenis kayu, arah serat bahkan kondisi kekeringan kayu dan jenis pembebanan serta

penempatannya kelak dalam banguna.

6 | P a g e

Page 7: Tugas Bahan Bangunan

Teknologi Bahan Konstruksi

Penjelasan-penjelasan tadi membawa kepada pengertian bahwa yang dimaksud dengan

Teknologi Bahan Konstruksi adalah pengetahuan tentang karakteristik jenis benda yang dapat

digunakan sebagai bahan untuk membuat bangunan, cara pengolahan dan pendayagunaannya

serta pentingnya untuk memahaminya, yang kesemuanya itu dilakukan dengan dilandasi oleh

pemikiran atau kaidah ilmiah.

7 | P a g e

Page 8: Tugas Bahan Bangunan

PEMBAHASAN BAHAN BANGUNAN

1. SEMEN

1.1 Jenis – Jenis Semen

SNI 15-0129-2004 Semen portland putih

SNI 15-0302-2004Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)

SNI 15-2049-2004 Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)

SNI 15-3500-2004 Semen portland campur

SNI 15-3758-2004 Semen masonry

SNI 15-7064-2004 Semen portland komposit

1.2 Cara Pembuatannya

1. Penggalian/Quarrying:Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: yang pertama adalah yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.

2. Penghancuran: Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material yang digali.

3. Pencampuran Awal: Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan komposisi tumpukan bahan.

4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku: Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang diinginkan.

5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker: Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon ketika terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas

8 | P a g e

Page 9: Tugas Bahan Bangunan

dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam kiln, ketika bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400 °C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, tempat udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C.

6. Penghalusan Akhir: Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam sistem tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan semen

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang mengandung oksida-oksida kalsium, silika, alumina dan besi sebagai pembentuk senyawa potensial semen portland. Bahan baku tersebut dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

Bahan baku utama Bahan baku korektif Bahan baku tambahan

Bahan Baku Utama

Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida-oksida kalsium, silika dan alumina. Batuan alam yang tergolong bahan baku utama adalah “Calcareous” dan “Argillaceous”.

Calcareous

Calcareous pada dasarnya adalah semua batuan alam yang mengandung semyawa CaCO3 dan digunakan sebagai sumber oksida kalsium. Batuan alam yang termasuk calcareous dan paling banyak dipakai adalah “limestone” (batu kapur), “chalk” dan “marl”, ketiga batuan alam tersebut dibedakan berdasarkan kandungan senyawa CaCO3 dan kekerasannya.

Limestone mempunyai kadar CaCO3 diatas 90 % dengan nilai kekerasan antara 1.8 – 3.0 skala Mohs. Mineral utama dalam batuan ini adalah calcite, berbentuk kristal hexagonal dengan spesific grafity 2.7, dan aragonit, berbentuk kristal rhombic dengan spesific

9 | P a g e

Page 10: Tugas Bahan Bangunan

gravity 2.95, karena di alam didapatkan bercampur dengan tanah liat dan oksida-oksida lain, warna batu kapur menjadi abu-abu sampai kuning.

Argillaceous

Argillaceous pada umumnya terdapat sebagai batuan alam yang mengandung okisda silika dan alumina, secara umum jenis-jenisnya dibedakan berdasarkan kandungan silika (pasir / sand), alumina (clay) dan ukurannya, gambar 3. Disamping oksida tersebut terdapat pula senyawa-senyawa lain seperti oksida-oksida besi, kalsium, magnesium, sulfur, kalium, natrium, titanium, chromium, mangan dan phosphor. Batuan alam yang termasuk argillaceous dan paling banyak digunakan adalah tanah liat (clay), secara umum tanah liat dapat digolongkan sebagai berikut :

Golongan Kaolinit

Banyak dijumpai di alam Rumus umum mineral Al2O3.2SiO2.2H2O Strukturnya terdiri dari lapisan tunggal silika tetrahedral dan lapisan tunggal alumina

octahedral

Golongan Montmorillonite

Banyak dijumpai di alam Rumus umum mineral Al2O3.4SiO2.2H2O Strukturnya terdiri dari dua lapisan silika tetrahedral dengan sebuah pusat lapisan

oktahedral.

Bahan Baku Korektif

Bahan baku korektif adalah bahan tambahan pada bahan baku utama apabila pada pencampuran bahan baku utama komposisi oksida-oksidanya belum memenuhi persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (sand), tanah liat (clay) dan pasir besi / pyrite cinder / iron ore.

10 | P a g e

Page 11: Tugas Bahan Bangunan

1.3 Pengunaan Semen Dilapangan

Semen adalah material yang paling banyak digunakan ketika membagun. Semen diperlukan untuk memasang dinding, plesteran, acian an membuat beton. Agar hasilnya baik, kualitas semen tentu harus baik. Namun seringkali, walapun semen sudah memiliki kualitas yang prima, hasil pekerjaan tidak sesuai harapan.

Penyebbnya banyak hal. Salah satunya adalah kurang baiknya kuaitas material yang lain yang dicampurkan pada adukan semen, diantaranya; pasir, split dan air. Agar hasil adukan baik, sebaiknya pilih pasir yang berwarna gelap yang berasal dari gunung. Pasir dari gunung memiliki kualitas yang lebih baik dari pasir sungai dan pasir laut yang berwarna terang.

Pilih juga pasir yang memiliki gradasi kasar/halus, besar/kecil yang cukup baik. Gradasi ini berfungsi agar butiran pasir yang kecil dapat mengisi celah antara butiran pasir yang ukurannya lebih besar. Dengan begini, kekuatannya akan lebih baik. Piih juga pasir yang tidak mengandung kadar organik dan lempung atau lumpur. Dan jika sudah terlanjur membeli paasir yang mengandung kadar lumpur tinggi, cucilah pasir tersebut dengan air.

Perbandingan Ideal

Selain memilki bahan yang bekualitas, perbaningan pasir dan semen perlu diperhatikan. Masing-masing pekerja memilki perbandingan yang berbeda. Sebagai contoh, perbandingan ideal semen dan pasir untuk plesteran dinding adalah 1:8. Msalnya; semen 1 ember maka pasir yang dicampurkan sebanyak 8 ember. Untuk plesteran dinding kamar mandi diperlukan semen yang lebih banyak agar tidak merembes ke dinding. Campuran yang ideal adalah 1:3. Sedangkan untuk cor beton perbandingan semen, pasir, split adalah 1:2:3.

Perhatikan juga perbadingan semen dengan air. Air berfungsi untuk mengikat semen dengan pasir dan batu. Jika air yang digunakan terlalu banyak maka adukan akan menjadi encer. Sebaliknya, jika air yang digunakan terlalu sedikit maka adukan akan menjadi terlalu kental. Adukan yang terlalu encer akan menyebabkan semen tidak dapat melekat dengan baik. Akibatnya saat dinding diplester akan banyak pasir yang rontok. Jik terlalu kental, adukan kan sulit digunakan dan.

11 | P a g e

Page 12: Tugas Bahan Bangunan

2. KAYU

2.1 Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan :

Mudah menyerap air. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik. Relatif mudah dikerjakan dan diganti. Mudah didapatkan, relatif murah. Perubahan bentuk akibat suhu dapat diabaikan. Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik rendah, sehingga baik untuk

partisi. Memiliki sisi keindahan yang khas Mudah mengalami kembang-susut Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca. Rentan terhadap rayap.

Kekurangan :

Bahan Alami yang dapat diperbaharui Kuat tarik yang tinggi Sifat kayu yang kurang homogen, cacat kayu, dll. Beberapa jenis kayu kurang awet. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu,kelembaban dan pengaruh

waktu pembebanan. Keterbatasan ukuran, berskala besar dan tinggi. Harganya relatif mahal dan terbatas (langka). Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna. Memberi efek hangat. Bahan penyekat yang baik pada perubahan suhu di luar rumah. Dapat meredam suara.

12 | P a g e

Page 13: Tugas Bahan Bangunan

2.2 Jenis Jenis Kayu

Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu

No.

Nama Perdagangan

Nama Ilmiah

1. Agatis Agathis spp.

2. BalauShorea spp. (misalnya S. materialis Ridl., S. maxwelliana King, S. scrobiculata Burck); Parashorea spp.

3. Balau merah Shorea spp. (mis. S. collina Ridl., S. guiso (Blanco) Bl.)

4. BangkiraiShorea spp. (mis. S. kunstleri King, S. laevis Ridley, S. laevifoliaEndert); Hopea spp. (mis. H. celebica Burck, H. semicuneata Sym.)

5. Damar Araucaria spp. (mis. A. cunninghamii D. Don, A. hunsteinii K.Schum.)

6. Durian Durio spp. (terutama Durio carinatus Mast.); Coelostegia spp.

7. Gia Homalium tomentosum (Roxb.) Benth., Homalium foetidum (Roxb.) Benth.

8. Giam[2] Cotylelobium spp. (mis. C. burckii Heim, C. lanceolatum Craib, C. melanoxylon Pierre

9. Jelutung Dyera spp.

10. KapurDryobalanops spp. (di antaranya D. oblongifolia Dyer, D. sumatrensis(Gmelin) Kosterm.)

11.Kapur petanang

Dryobalanops oblongifolia Dyer

12. Kenari Canarium spp., Dacryodes spp. , Santiria spp., Trioma spp.

13. KeruingDipterocarpus spp. (mis. D. applanatus V.Sl., D. baudii Korth., D. elongatus Korth. dll.)

14. Kulim Scorodocarpus borneensis Becc.

15. Malapari Pongamia pinnata (L.) Pierre

16. Matoa Pometia spp.; mis. P. pinnata Forster & Forster, P. ridleyi King

17. Medang Cinnamomum spp.

18.Meranti kuning

Shorea spp. (di antaranya: S. acuminatissima Sym., S. balanocarpoidesSym., S. faguetiana Heim, S. gibbosa Brandis, Shorea scollaris V.Sl.;

19. Meranti merah

Shorea spp. (di antaranya: S. johorensis Foxw., S. lepidota BI., S. leprosula Miq., S. ovalis BI., S. palembanica Miq., S. platyclados V.Sl. ex

13 | P a g e

Page 14: Tugas Bahan Bangunan

Foxw., S. leptoclados Sym., dll.)

20. Meranti putihShorea spp. (di antaranya: S. assamica Dyer, S. bracteolata Dyer, S. javanica K. et. Val., S. lamellata Foxw., S. ochracea Sym., S. retinodesV.SI., S. virescens Parijs, S. koordersi Brandis, dll.)

21. Merawan Hopea spp. (mis. H. dasyrrachis V.Sl., H. dyeri Heim, H. sangal Korth., dll.)

22. Merbau Intsia spp. (terutama I. bijuga O.K., I. palembanica Miq.)

23. Mersawa Anisoptera spp. (mis. A. laevis Ridl., A. marginata Korth., A. thuriferaBl.)

24. Nyatoh Palaquium spp., Payena spp., Madhuca spp.

25. PalapiHeritiera (Tarrietia) spp.; mis. H. javanica (Bl.) Kosterm., H. simplicifolia(Mast.) Kosterm., H. littoralis Ait., H. sylvatica S. Vidal

26. Penjalin Celtis spp.

27. PerupukLophopetalum spp.; mis. L. javanicum (Zoll.) Turcz., L. multinerviumRidl., L. subobovatum King, L. wightianum Arn.

28. Pinang Pentace spp.

29. PulaiAlstonia spp. (di antaranya A. pneumatophora Back., A. scholaris R.Br.,A. spatulata Bl., A. macrophylla Wall., A. spectabilis R.Br.)

30. Rasamala Altingia excelsa Noroña

31. Resak Vatica spp.; mis. V. maingayi Dyer, V. oblongifolia Hook.f., V. rassakBl.

Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua[

No. Nama Perdagangan Nama Ilmiah

1. Bakau Rhizophora spp. dan Bruguiera spp

2. Bayur Pterospermum spp.

3. Benuang Octomeles sumatrana Miq.

4. Berumbung Adina minutiflora Val.); Pertusadina spp.

5. BintangurCalophyllum spp.; mis. C. calaba L., C. inophyllum L., C. papuanumLauterb., C. pulcherrimum Wall.ex Choisy, C. soulattri Burm.f.

6. Bipa Pterygota spp.

7. Bowoi Serianthes minahassae Merr. & Perry (Syn. Albizia minahasae Koord.)

8. Bugis Koordersiodendron pinnatum Merr.

14 | P a g e

Page 15: Tugas Bahan Bangunan

9. Cenge Mastixia rostrata BI.

10. Duabanga Duabanga moluccana BI.

11. EkaliptusEucalyptus spp.; mis. E. alba Reinw.ex Bl., E. deglupta Bl., E. urophyllaS.T. Blake

12. Gelam Melaleuca spp.

13. Gempol Nauclea spp.

14. Gopasa Vitex spp.

15. Gerunggang/DerumCratoxylum spp.; mis. C. arborescens (Vahl) Bl., C. cochinchinense(Lour.) Bl.

16. JabonAnthocephalus spp. (A. chinensis (Lamk.) A.Rich ex Walp. dan A. macrophyllus (Roxb.) Havil.)

17. Jambu-jambu Syzygium spp. [3]

18. Kapas-kapasan Exbucklandia populnea R. Brown

19. Kayu kereta Swintonia spp.

20. Kecapi Sandoricum spp.

21. Kedondong Hutan Spondias spp.

22. Kelumpang Sterculia spp.

23.Kembang semangkok

Scaphium macropodum J. B.

24. Kempas Koompassia malaccensis Maing.

25. Kenanga Cananga sp.

26. KeranjiDialium spp.; mis. D. indum L., D. platysepalum Baker, D. procerum(v.Steen.) Stey

27. Ketapang Terminalia spp.

28. Ketimunan Timonius spp.

29. Lancat Mastixiodendron spp.

30. Lara Metrosideros spp. dan Xanthostemon spp.

31. Mahang Macaranga spp.

32. Medang Litsea firma Hook f.; Dehaasia spp.

33. MempisangMezzetia parviflora Becc.; Xylopia spp.; Alphonsea spp.; Kandelia candel Druce

15 | P a g e

Page 16: Tugas Bahan Bangunan

34. Mendarahan Myristica spp., Knema spp.

35. Menjalin Xanthophyllum spp.

36. Mentibu Dactylocladus stenostachys Oliv.

37. Merambung Vernonia arborea Han.

38. Punak Tetramerista glabra Miq.

39. Puspa Schima spp.; terutama S. wallichii Korth.

40. Rengas Gluta aptera (King) Ding Hou

41. Saninten Castanopsis argentea A. DC.

42. Sengon Paraserianthes falcataria (L) Nielsen

43. Sepat Berrya cordofolia Roxb.

44. SesendokEndospermum spp.; mis. E. diadenum (Miq.) Airy Shaw, E. moluccanum (T & B) Kurz, E. peltatum Merr.

45. SimpurDillenia spp.; mis. D. grandifolia Wall., D. obovata Hoogl., D. pentagynaRoxb.

46. Surian Toona sureni Merr.

47. Tembesu Fagraea spp.; mis. F. fragrans Roxb., F. sororia J.J. Sm.

48. Tempinis Sloetia elongata Kds.

49. Tepis Polyalthia glauca Boerl.

50. Tenggayun Parartocarpus spp.

51. Terap Artocarpus spp.

52. TerentangCampnosperma spp.; mis. C. auriculatum (Bl.) Hook.f., C. brevipetiolatum Volkens, dll.

53. Terentang ayam Buchanania spp.

54. T u s a m Pinus spp.

55. Utup Aromadendron sp.

Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah Satu

No.Nama

PerdaganganNama Ilmiah

1. Eboni bergaris Diospyros celebica Bakh.

16 | P a g e

Page 17: Tugas Bahan Bangunan

2. Eboni hitam Diospyros rumphii Bakh.

3. E b o n iDiospyros spp.; di antaranya D. areolata King et G., D. cauliflora BI., D. ebenum Koen, D. ferrea Bakh., D. lolin Bakh., D. macrophylla BI.

Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah Dua

No.Nama

PerdaganganNama Ilmiah

1. Bongin Irvingia malayana Oliv.

2. Bungur Lagerstroemia speciosa Pers.

3. Cempaka Michelia spp., Elmerrillia spp.

4. Cendana Santalum album L.

5. Dahu Dracontomelon spp.; mis. D. dao Merr. & Rolfe, D. mangiferum Bl.

6. Johar Senna spp.[4]

7. Kuku Pericopsis mooniana Thw.

8. Kupang Ormosia spp.

9. Lasi Adina fagifolia Ridl.

10. Mahoni Swietenia spp.; mis. S. macrophylla King, S. mahagoni (L.) Jacq.

11. MelurDacrydium spp.; Podocarpus spp. dan Phyllocladus spp. Mis. Dacrydium junghuhnii Miq.

12. Membacang Mangifera spp.

13. Mindi Melia spp.; terutama M. azedarach L.

14. Nyirih Xylocarpus granatum J. Konig

15. Pasang Quercus spp.

16. Perepat darat Combretocarpus rotundatus Dans.

17. Raja bunga Adenanthera spp

18. Rengas Gluta spp.; Melanorrhoea spp.

19. Ramin Gonystylus bancanus Kurz

20. Sawo kecikManilkara spp.; mis. M. fascicularis H.J. Lam & Maas Geest., M. kauki(L.) Dub.

21. Salimuli Cordia spp.

17 | P a g e

Page 18: Tugas Bahan Bangunan

22. SindurSindora spp.; mis. S. bruggemanii de Wit, S. coriacea Maing., S. wallichii Graham

23. Sonokembang Pterocarpus indicus Willd.

24. Sonokeling Dalbergia latifolia Roxb.

25. Sungkai Peronema canescens Jack

26. Tanjung Mimusops elengi L.

27. Tapos Elateriospermum tapos BI.

28. Tinjau belukar Pteleocarpus lampongus Bakh.

29. Torem Manilkara kanosiensis H.j. L. et B. M.

30. Trembesi Samanea saman Merr.

31. Ulin Eusideroxylon zwageri T.et B.

32. Weru Albizia procera Benth.

2.3 Ukuran kayu

Reng

2 x 3 x 400 cm 3 x 4 x 400 cm

Usuk

4 x 6 x 400 cm5 x 7 x 400 cm

Galor

5 x 10 x 400 cm

Balok

6 x 12 x 400 cm8 x 12 x 400 cm6 x 15 x 400 cm8 x 15 x 400 cm

18 | P a g e

Page 19: Tugas Bahan Bangunan

PAPAN

2 X 20 X 400 cm3 X 20 X 400 cm3 X 30 X 400 cm4 X 25 X 400 cm

2.4 Proses pengolahan kayu

Berikut ini proses dasar pengolahan kayu:Sebelum menjadi sebuah furniture kayu harus melalui beberapa proses dasar dan teliti. Karena kayu pada dasarnya adalah material yang 'hidup' maka beberapa proses kadang2 akan harus diulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

1. PenggergajianDari sebatang kayu gelondongan, kayu harus dibelah dan dipotong sehingga menjadi bentuk dan ukuran yang diinginkan mengikuti desain furniture. Proses ini termasuk proses yang masih kasar.

2. Pengeringan (Kiln Dry)Karena termasuk material yang 'hidup' kayu bisa berubah bentuk (melengkung, retak atau pecah), bahan ini harus dikeringkan dahulu. pengeringan kayu menggunakan mesin dan ruangan khusus sehingga bisa dicapai kandungan air di dalam kayu antara 8-12%. Hal ini dikenal dengan istilah MC (Moisture Content).

3. Pengerjaan konstruksi.Melingkupi pembentukan komponen, pengeboran untuk konstruksi penyambungan kayu secara masinal atau manual. Untuk mendapatkan hasil yang baik, minimum kayu harus melalui proses mesin 60%.

4. PerakitanProses perakitan merupakan salah satu proses yang penting karena mempengaruhi kualitas kekuatan barang jadi. Apabila perakitan tidak berhasil, sambungan-sambungan akan mudah terlepas dan furniture tidak akan bertahan lama.

5. FinishingSebagai proses paling akhir dan paling menentukan nilai estetika sebuah furniture. Finishing berfungsi memberikan tampilan yang baru dan lain daripada tampilan serat kayu atau warna

19 | P a g e

Page 20: Tugas Bahan Bangunan

kayu yang sebenarnya.Finishing menjadi salah satu proses yang paling sering diulang. Beberapa alasan adalah karena pembeli ingin memiliki warna yang lain daripada warna standard atau karena kondisi finishing sudah mulai pudar akan tetapi kayu masih kuat dan masih berfungsi dengan baik.sebelum menjadi sebuah furniture kayu harus melalui beberapa proses dasar dan teliti. Karena kayu pada dasarnya adalah material yang 'hidup' maka beberapa proses kadang2 akan harus diulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

2.5 Penerapan kayu di lapangan

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :

1. Bangunan (Konstruksi)Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.

2. Veneer biasaPersyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.

3. Veneer mewahPersyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.

4. Perkakas (mebel)Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.

5. Lantai (parket)Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.

20 | P a g e

Page 21: Tugas Bahan Bangunan

6. Bantalan Kereta ApiPersyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.

7. Alat Olah RagaPersyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.

8. Alat MusikPersyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.

9. Alat GambarPersyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.

10. Tong Kayu (Gentong)Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.

11. Tiang Listrik dan TeleponPersyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.

12. Patung dan Ukiran KayuPersyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.

13. Korek ApiPersyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.

14. PensilPersyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.

21 | P a g e

Page 22: Tugas Bahan Bangunan

Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.

15. MouldingPersyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.

16. PerkapalanLunasPersyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.Jenis kayu : ulin, kapur.

GadingPersyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.

SentaPersyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.

KulitPersyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.

Bangunan dan dudukan mesinPersyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.

Pembungkus as baling-balingPersyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.

Popor SenjataPersyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.Jenis kayu : waru, salimuli, jati.

17. Arang (bahan bakar)Persyaratan teknis : BJ tinggi.

22 | P a g e

Page 23: Tugas Bahan Bangunan

Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.]

3. Besi

3.1 Jenis jenis besi

1. Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% – 5% karbon dengan sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan besi waja.

2. Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% – 3.5% karbon dan sejumlah kecilmangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat 1420–1470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida. Jenis jenis besi tuang :

Besi Tuang Putih (White Cast Iron).

Dimana Besi Tuang ini seluruh karbonnya berupa Sementit sehingga mempunyai sifat sangat keras dan getas. Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang menyebabkan berwarna Putih.

Besi Tuang Mampu Tempa (Malleable Cast Iron)

Besi Tuang jenis ini dibuat dari besi tuang Putih dengan melakukan heat treatment kembali yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) akan terurai

23 | P a g e

Page 24: Tugas Bahan Bangunan

menjadi matriks Ferrite, Pearlite dan Martensite. Mempunyai sifat yang mirip dengab Baja.

Besi Tuang Kelabu (Grey Cast Iron).

Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai (sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu). Mempunyai graphite yang berbentuk FLAKE. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).

Besi Tuang Nodular (Nodular Cast Iron)

Nodular Cast Iron adalah perpaduan besi tuang kelabu. Ciri besi tuang ini bentuk graphite flake dimana ujung – ujung flake berbentuk takik-an yang mempunyai pengaruh terhadap ketangguhan, keuletan & kekuatan oleh karena untuk menjadi lebih baik, maka graphite tersebut berbentuk bola (spheroid) dengan menambahkan sedikit inoculating agent, seperti magnesium atau calcium silicide. karena besi tuang mempunyai keuletan yang tinggi maka besi tuang ini di kategorikan ductile cast iron.

Sifat Besi Tuang

Sifat-sifat besi tuang diantaranya :

a. Keras dan mudah melebur dan mencair

b. Getas sehingga tidak dapat menahan lenturan.

c. Temperatur leleh 1250 0C.

d. Tidak berkarat.

e. Tidak dapat diberi muatan magnet.

f. Dapat dikeraskan dengan cara dipanasi kemudian didinginkan secara mendadak Menyusut waktu pendinginan.

g. Kuat dalam menaha gaya desak tetapi lemah dalam menahan gaya tarik .kuat desaknya sekitar 600 Mpa, ada yang kuat tariknya sekitar 50 Mpa.

h. Tidak dapat disambung dengan paku keling atau dilas, dua buah besi tuang hanya dapat disambung dengan baut dan sekrup.

Proses Pengolahan

Besi tuang di hasilkan dengan cara mencairkan besi kasar di dalam dapur yang sesuai, terlebih dulu di tambahkan besi bekas atau baja bekas sebelum proses pencairan

24 | P a g e

Page 25: Tugas Bahan Bangunan

berlangsung atau sebelum proses penuangan selesai. Peleburan besi tuang biasanya di lakukan di dalam tungku yang sering di sebut kupola, proses peleburannya terjadi secara continue, artinya begitu muatan logam mencair maka langsung mengalir ke luar tungku, di tampung di alat perapian depan yang kemudian di angkut menggunakan ladel untuk di tuang ke dalam cetakan. Proses pengolahan meliputi, peleburan, pembuatan model dan membuat cetakan .

3. Besi karbon mengandung antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan sejumlah kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.

4. Besi tempa (Wrought iron) mengandung kurang daripada 0.5% karbon. Ia keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.

5. Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang berubah-ubah dan juga logam-logam lain, seperti kromium, vanadium, molibdenum, nikel, tungsten dsb.

6. Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik dalam komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.

3.2 Komposisi Besi

Komposisi besi ada unsur unsur kimia yang dgunakan dalam proses pengolahan dan pengecoran, terutama pada komponen-komponen mesin yang menggunakan besi. Komposisi dari besi tuang terdiri dari 5 yaitu:

a. Karbon

Karbon sebagai unsur paling penting mempunyai pengaruh sangat besar terhadap sifat mekanik, seperti: kekuatan tarik, regangan patah, kekerasan, dll. Jumlah karbon di dalam besi tuang sekitar 2-3,7 %, dia menempatkan diri pada dua kondisi, yaitu membentuk senyawa kimia Fe3C yang dikenal dengan sementit, dan dalam keadaan bebas yang dikenal dengan grafit.

b. Silikon

Silikon memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan sifat mekanik. Karbon dan silikon mempunyai fungsi yang mirip, kedua-duanya mendorong pembentukan grafit sehingga

25 | P a g e

Page 26: Tugas Bahan Bangunan

kandungan kedua unsur ditentukan berdasarkan harga tingkat kejenuhan karbon (sattigungsgrad). Silikon ditambahkan sekitar 1,4-2,3% untuk menggalakkan pembentukan grafit. Silikon didalam besi menempatkan diri didalam ferit.

c. Fosfor

Fosfor bahan ini membuat besi mudah mencair dan bertambah getas. bila kandungan fosfor lebih dari 0.3 persen besi tuang menjadi kehilangan kekuatannya dan tidak mudah dikerjakan dan bila besi yang diinginkan amat halus dan tipis maka kandungan fosfornya bervariasi antara 1% - 1,5% .fosfor di dalam besi tuang hingga 0,3% akan membentuk senyawa Fe3P dan mampu alir menjadi lebih tinggi karena suhu eutektik turun hingga 956 0C. fosfor diperlukan untuk pembuatan benda cor tipis, namun pemberian terlalu banyak bisa mengakibatkan timbulnya lubang-lubang kecil pada permukaan, maka kandungan fosfor dibatasi antara 0,2-2,0%.

d. Mangan

Bahan ini membuat besi tuang kuat dan getas dan kandungan mangan tidak boleh dari 0,7%. Mangan dibutuhkan untuk merangsang pembentukan struktur perlit, juga diperlukan untuk mengikat sulfur membentuk senyawa MnS. Jumlah kandunngan mangan sekitar 0,5-0,7%.

e. Sulfur

Sulfur bahan ini membuat besi tuang keras dan gatas. adanya bahan ini membuat besi tuang cepat mengeras , yang berakibat adanya cacat yang berupa pori2 udara yang terperangkap kandungan belerang umumnya tidak lebih dari 0.1 persentidak memberikan keuntungan, justru merugikan karena pada saat cair, besi menjadi kental dan pada saat padat besi menjadi rapuh. Kandungan sulfur maksimal 0,15%. Sulfur masuk ke dalam besi karena kontak langsung dengan kokas atau terbawa oleh bahan baku: pig iron (besi kasar), besi cor bekas atau baja bekas.

3.3 Penerapan besi di lapangan

a. pipa yang menahan tekanan luar sangat tinggi

b. tutup lubang saluran drainase dan alat saniter yang lain

c. bagian struktur rangka yang menahan gaya desak

d. bagian mesin, blok mesin, dan sebagainya

e. pintu gerbang, tiang lampu dan sebagainya,

f. sendi, roll, jembatan

26 | P a g e

Page 27: Tugas Bahan Bangunan

3.4 Proses pembuatan besi dengan proses tanur tinggi

Ferrum atau besi dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi bijihnya dalam tanur hembus atau tanur tinggi. Bahan baku yang diperlukan dimasukkan dalam tanur tinggi yaitu bijih besi, karbon, dan batu kapur (CaCO3). Proses tanur tinggi adalah reduksi bijih besi dengan karbon monoksida yang dihasilkan dari kokas dan udara yang dihembuskan dari dasar tanur.

Tanur bekerja terus menerus. Campuran pereaksi dimasukkan dari puncak tanur dalam selang waktu yang teratur, bergerak ke bawah sampai lapisan terbawah yang panas keputih-putihan.

Suhu pada dasar tanur cukup panas sehingga melelehkan besi dan terak (zat pengotor yang telah terikat kalsium) yang terdapat sebagai lapisan yang tak tercampur di dasar tanur. Leburan terak mengapung di atas permukaan lelehan besi. Besi yang dihasilkan dari tanur hembus masih mengandung zat pengotor seperti karbon, silikon, belerang.

Zat-zat pengotor ini menyebabkan besi lebih getas, besi ini disebut besi tuang. Komposisi besi tuang bervariasi bergantung pada sumbernya. Baja merupakan suatu alloy besi. Baja dibuat dari besi tuang. Setelah zat pengotor dalam besi dihilangkan, kemudian ditambah sejumlah karbon dan unsur lain yang memberikan sifat khas pada baja itu.

3.5 Kelebihan dan kekurangan bahan bangunan besi

Kelebihan Besi

• Hasilnya akan lebih murah dibandingkan dengan baja tuang• Temperatur peleburan lebih rendah, oleh karena itu “Dapur Kupola” dapat dipakai.• Besi cair akan lebih baik mengalirnya, sehingga dapat mengisi rongga-rongga cetakan

(mould) dengan lebih sempurna.

27 | P a g e

Page 28: Tugas Bahan Bangunan

• Hasilnya siap untuk dikerjakan lebih lanjut.• Menghasilkan kombinasi kekuatan tarik dan tekan yang baik• Tahan terhadap keausan, gerusan, dll.• Tidak berkarat.

Kekurangan Besi

• Tidak dapat di tempa.• Tidak dapat disambung dengan paku keling atau dilas, dua buah besi tuang hanya dapat

disambung dengan baut dan sekrup.• Tidak dapat diberi muatan magnet• Getas sehingga tidak dapat menahan lenturan

3.6 Ukuran besi

UKURAN BERAT(mm) (Kg)

6 0,2228 0,3959 0,500

10 0,61712 0,88813 1,04016 1,57816 1,57819 2,22322 2,98525 3,85328 4,83029 5,18532 6,31336 7,9906p 0,228p 0,49p 0,5

10p 0,6212p 0,8913p 1,04

28 | P a g e

Page 29: Tugas Bahan Bangunan

16p 1,5716p 1,5819p 2,2322p 2,9825p 3,8528p 4,8329p 5,1932p 6,3136p 7,99

4. Pasir

4.1 Jenis Jenis Pasir

Pasir adalah bahan bangunan yang banyak dipergunakan dari struktur paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik sebagai pasir urug, adukan hingga campuran beton. Pasir untuk bangunan mempunyai jenis yang berbeda-beda. Ada beberapa jenis pasir yang biasa dijual untuk bahan bangunan, antara lain :

1. Pasir Beton

Yaitu pasir yang warnanya hitam dan butirannya cukup halus, namun apabila dikepal dengan tangan tidak menggumpal dan akan puyar kembali. Pasir ini baik sekali untuk pengecoran, plesteran dinding, pondasi, pemasangan bata dan batu.

2. Pasir Pasang

Yaitu pasir yang lebih halus dari pasir beton. Ciri-cirinya apabila dikepal akan menggumpal dan tidak akan kembali ke semula. Pasir pasang biasanya digunakan untuk campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk plesteran dinding.

3. Pasir Elod

Yaitu pasir yang paling halus diantara pasir beton dan pasir pasang. Ciri-cirinya apabila dikepal akan menggumpal dan tidak akan puyar kembali. Pasir jenis ini tidak bagus untuk bangunan. Biasanya dipakai untuk campuran pembuatan batako.

4. Pasir Merah

29 | P a g e

Page 30: Tugas Bahan Bangunan

Yaitu pasir yang ciri-cirinya hampir sama dengan pasir beton namun lebih kasar dan batuannya agak lebih besar. Pasir ini bagus digunakan untuk bahan cor.

Lalu bagaimana cara memilih pasir yang baik untuk bahan bangunan? Menurut Standar Nasional Indonesia (SK SNI – S – 04 – 1989 – F : 28) disebutkan mengenai persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan sebagai berikut :

Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks kekerasan < 2,2.

Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:

1. jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%.2. jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%.

Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir mengandung lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci. Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak, yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans–Harder dengan larutan jenuh NaOH 3%.

Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai 3,8 dan terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali harus negatif.

Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan bahan bangunanyang diakui.

Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan harusmemenuhi persyaratan pasir pasangan

5. Genteng

TAHAPAN AWAL

Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa tanahPengambilan tanah sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian lingkunganBagian lapisan paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan sebagai bahan pembuat genteng, hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara yang sangat baik untuk tanaman.

30 | P a g e

Page 31: Tugas Bahan Bangunan

Pengambilan tanah dilakukan dengan cara menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang diambil adalah tanah dibagian bawah bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari permukaan tanah. Pengambilan pun dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter sebagai upaya terhadap pelestarian lingkungan.

Proses selanjutnya adalah pembersihan tanah dari material-material pengotor seperti batu, plastik, sampah dll.Setelah cukup bersih tanah kemudian diaduk dengan menambahkan air.

PENGOLAHAN TANAH LIAT

Setelah didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan.Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan partikel-partikel yang lebih halus dan merata.Proses penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin penggiling tanah atau lebih dikenal dengan nama molen,pada proses ini juga ditambahkan sedikit pasir laut.Tujuan penambahan pasir laut adalah supaya tanah tidak terlalu lembek sehingga mempermudah proses penggilingan.Penggilingan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan output berupa tanah liat yang telah tercetak kotak-kotak sesuai dengan ukuran genteng yang akan dibuat. Kotak-kotak tanah liat ini biasa dinamakan keweh.Keweh inilah yang pada nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng.

31 | P a g e

Page 32: Tugas Bahan Bangunan

PENCETAKAN GENTENG

Proses selanjutnya adalah pencetakan genteng.Pencetakan genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin cetak berupa mesin press ulir. Sebelum dimasukkan, pipihkan dulu kuweh dengan cara dipukul-pukul dengan kayu atau biasa dikenal dengan gebleg. Tujuan dari gebleg adalah mendapatkan keweh yang padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin press.

Output dari mesin press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi.Proses selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses pengepressan.

32 | P a g e

Page 33: Tugas Bahan Bangunan

PENGERINGAN

Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng.Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng hasil pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari.

Proses pengeringan selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur genteng secara langsung di bawah terik matahari selama kurang lebih 6 jam.

33 | P a g e

Page 34: Tugas Bahan Bangunan

PROSES PENGERINGAN

Pengeringan genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku. Pengeringan dalam tungku berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu. Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap akhir. Pengeringan ini juga sebagai pra pembakaran.

Proses selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana suhu ditingkatkan sampai dengan kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu tersebut.

PENGGLASURAN

34 | P a g e

Page 35: Tugas Bahan Bangunan

Output dari tungku adalah genteng yang siap pakai, setelah disortir terlebih dahulu tentunya. Untuk genteng ini biasa dinamakan genteng natural, tergantung dari jenisnya. Pada proses kali ini adalah proses untuk pembuatan genteng morando, so dinamakan genteng morando natural.Untuk proses selanjutnya adalah pengglasuran. Glassur berasal dari kata glass yang berarti kaca secara harfiah dapat juga dikatakan proses pengglasuran adalah penambahan lapisan kaca pada permukaan genteng, relatif sama dengan proses coating.Tujuan dari pengglasuran adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan artistik.Disamping itu dengan adanya lapisan glassur juga dapat menghindarkan genteng dari lumut.Bahan utama glassur adalah lead oksid atau pbo dengan penambahan matrik berupa fritz atau tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa akan meningkatkan kekerasan.Bahan bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata. Adonan bahan glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu.Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran tahap 2.

PEMBAKARAN TAHAP II

Proses selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah dilapisi bahan glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses pembakaran. Pembakaran tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada proses pembakaran tahap 2 tidak didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap 2 berlangsung selama 13 jam dengan suhu pembakaran dijaga supaya konstan pada suhu 900 derajat celcius.

TAHAPAN TERAKHIR

Tahap yang terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output dari pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu diperlukan finishing sebelum genteng siap dipasarkan. Finishing yang dilakukan meliputi pengikiran pada

35 | P a g e

Page 36: Tugas Bahan Bangunan

tepi genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan permukaan genteng. Kemudian pengecatan yang bertujuan untuk menutupi bagian samping genteng yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur. Dan yang terakhir adalah pengepakan, genteng diikat dengan striping band dengan jumlah sepuluh, selain supaya rapi pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan genteng.

5.2 Kegunaan dan kerugian genteng

Atap memiliki peran penting dalam menentukan tampilan sebuah hunian karena atap merupakan bagian eksterior yang paling terlihat. Sehingga Anda harus cermat dalam memilih jenis atap yang akan Anda gunakan sebagai penutup rumah.

Atap terdiri dari berbagai macam dan Anda bisa memilih sesuai keinginan. Namun, perlu diingat tidak semua jenis atap sesuai untuk rumah Anda. Selain itu, masing-masing atap memiliki kelemahan dan kelebihan. Jika pada artikel terdahulu kita sudah membahas mengenai kelebihan beberapa jenis atap, nah, kali ini kami akan menyajikan tentang kelemahan yang dimiliki oleh atap genteng tanah liat, genteng metal, dan genteng beton.

Genteng Tanah Liat, genteng tanah liat dengan bermacam variasinya merupakan bahan atap yang paling banyak dipakai. Genteng jenis ini sangat awet karena tidak dapat lapuk, terbakar atau dirusak serangga. Bila jenis material dan pemrosesannya bagus, genteng tanah liat sangat sedikit memerlukan perawatan.

Genteng tanah liat memiliki beberapa kelemahan:

Genteng tanah liat dapat sangat berat sehingga membutuhkan papan pendukung yang lebih kuat.

Warna genteng dapat memudar atau menghitam setelah sekian lama. Tapi Anda dapat mengakalinya dengan memberi lapisan cat khusus untuk genteng sehingga Anda bisa mendapatkan warna sesuai keinginan dan warnannya tidak akan cepat memudar. Coba tanyakan Cat Genteng Sanlex di toko bangunan kepercayaan Anda. Relatif rapuh, dapat pecah bila Anda menginjaknya.

Genteng metal, genteng metal, sesuai namanya, terbuat dari logam antikarat. Bentuknya bisa dibuat seperti sirap, genteng beton atau genteng tanah liat. Genteng jenis ini juga awet, anti api dan bebas perawatan. Genteng metal memantulkan panas sehingga menjaga rumah tetap sejuk. Genteng metal juga ramah lingkungan karena terbuat dari material yang dapat didaur ulang. Karena berbobot ringan, genteng metal tidak membutuhkan dudukan atap yang kuat.

Kelemahan utama genteng metal adalah harganya yang sangat mahal dibandingkan dengan jenis genteng yang lainnya. Namun, hal itu sebanding dengan keawetannya.

36 | P a g e

Page 37: Tugas Bahan Bangunan

Genteng Beton, genteng beton biasanya dibuat dari semen yang diperkuat dengan serat dan aditif tertentu. Beberapa produk dilapisi dengan plastik, enamel, logam tipis, dan material lainnya. Genteng beton sangat awet karena tahan api, pelapukan dan serangga. Bentuk dan warnanya yang variatif juga menarik secara penampilan.

Kelemahan utama genteng beton adalah bobotnya yang berat (lebih berat dari genteng tanah liat) dan harganya yang lebih mahal.

Pilihlah jenis atap yang sesuai untuk rumah Anda karena selain indah, atap juga harus bisa melindungi isi rumah dari panas, dingin, hujan, angin, dan pengaruh cuaca lainnya.

5.3 Jenis Jenis Genteng

Banyak sekali jenis material atap, paling banyak digunakan di kampung biasanya atap dari tanah liat. Kalau rumah saya pakai yang jenis ini maklum orang kampung.

1. Genteng tanah liat

Genteng jenis ini terbuat dari tanah liat yang di-press(tekan sedemikian rupa) kemudian dipanaskan dengan bara api dengan derajat kepanasan tertentu. Daya tahan genteng jenis ini sangat kuat sekali. Rangak diperlukan dalam pemasangannya, mekanisme pemasangan kunci/kaitan genteng pada rangka penopang.

2. Genteng metal/berbahan logam

Pemasangan genteng ini tidak jauh beda dengan genteng dari tanah liat. Lebarnya genteng ini mempercepat waktu pengerjaan sebuah rumah. Genting jenis ini biasanya memerlukan sekrup untuk pemasangannya karena secara bobot geteng jenis ini lumayan ringan sehingga mudah terbawa angin.

3. Genteng keramik

Genteng ini memiliki warna yang cukup banyak karena pada saat proses finishingnya dilapisi pewarna pada bagian atasnya (glazur). Bahan utama genteng ini adalah keramik. Bertmpu pada rangka kayu atau beton.

4. Genteng aspal

Terdapat 2 bentuk model yaitu model datar yang terbaut pada triplek dan bentuk bergelombang yang dibaut pada rangka atap. Bentuknya yang lebar dan ringan membuat atap ini sering diapakai untuk atap pada bangunan tambahan seperti garasi.

5. Genteng kaca

37 | P a g e

Page 38: Tugas Bahan Bangunan

Genteng ini dipakai agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan secara langsung sehingga menghemat konsumsi listrik untuk penerangan. Material genteng ini terbuat dari kaca. Genteng ini mempunyai bentuk yang terbatas sehingga kompatibel/sesuai dengan beberapa jenis genteng tertentu saja.

5.4 Ukuran Ukuran Genteng

Genteng Kodok

Panjang : 27,5 cmLebar : 22,50 cmBerat : 1,5 kgJumlah/m2 : 25 pcs

Genteng Beton

Genteng Morando

Panjang : 33 cmLebar : 23 cmBerat : 2,25 kgJumlah/m2 : 15 pcs

Berglazur Rp 2.200Natural Rp 1.500

Genteng Ideal

38 | P a g e

Page 39: Tugas Bahan Bangunan

Panjang : 30,15 cmLebar : 24,15 cmBerat : 1,7 kgJumlah/m2: 24 pcs

Berglazur Rp 5.600Natural Rp 1.000

Genteng Plentong

Panjang : 27,5 cmLebar : 22,50 cmBerat : 1,5 kgJumlah/m2 : 25 pcs

Genteng Mardional

Panjang : 41 cmLebar : 26 cmBerat : 3,2 kgJumlah/m2 : 15 pcs

5.5 Bahan Yang Digunakan

Genteng tanah liat, genteng katagori ini terbuat dari tanah liat

Genteng aspal, material genteng yg satu ini bersifat solid namun tetap ringan, terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain.

Genteng kaca, Material genteng ini terbuat dari kaca.

Genteng keramik, Bahan utama genteng ini adalah keramik.

39 | P a g e

Page 40: Tugas Bahan Bangunan

6. Batu bata

6.1 Ukuran Batu Bata

Saat ini ukuran batu bata yang beredar dipasaran mempunyai ukuran dimensi bervariasi baik yang dijumpai dari hasil pabrikasi maupun hasil pekerjaan lokal atau industri rumah tangga. Untuk bangunan, ukuran standard yang biasa dipergunakan adalah :

Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm

Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm

Penyimpangan yang diijinkan untuk ukuran tersebut adalah : Panjang maksimum 3%, Lebar maksimum 4 % dan Tebal maksimum 5%.

6.2 Jenis Batu Bata :

Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dingding dengan menggunakan morta(campuran semen) Ssebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah. Bata muka , memiliki permukaan yang baik dan licin dan memupnyai warna dan corak yang sragam . Disamping dipergunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup d dan sebagai dekoratif.

Batu Bata Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan kedalama campuran sehingga membentuk batu bata.

6.3 Cara Membuat Batu Bata

Bahan baku-Tanah Liat-Air-Abu sisa dari pabrik gulaAlat –alat-Cangkul-Pencetak Batu Bata-Mesin Penggiling batu bata-Mesin Pembakar / Tungku Pembakaran-Kayu Bakar / batu bara

1. Pertama – tama semua bahan – bahan seperti tanah , abu sisa gula di campur / di aduk menggunakan cangkul, dengan perbandingan 1 : 4 bagian tanah ,kemudian di lumatkan dengan air hingga menjadi adukan. Kemudian adukan tadi dipadatkan kedalam mesin penggiling.

2. kemudian bahan yang sudah jadi di cetak menggunakan cetakan yang sudah tersedia dengan ukuran 6 cm x 10 cm x 20 cm

3. Kemudian batu bata yang masih basah di susun memanjang dan melebar sesuai kapasitas tempat.

40 | P a g e

Page 41: Tugas Bahan Bangunan

4. setelah disusun batu bata tersebut di jemur untuk di keringkan, proses pengeringan waktunya 1 hari bila keadaan cuaca panas, tapi jika keadaan cuaca hujan atau mendung bisa memakan waktu 5 hari atau lebih. Tujuan di keringkan supaya daya ikatan bahan tanah kuat dan tidak mudah patah.

5. setelah batu bata tadi benar-benar kering maka batu bata kering tersebut dibakar selama dua hari dua malam di sebuah ruangan ,atau di sebut Open batu bata yang ruang pembakarannya bisa menampung 100.000 bata. Bahan bakarnya berupa kayu bakar atau menggunakan batu bara. Proses pembakaran biasanya dilakukan sebulan sekali, menunggu terkumpulnya batu bata kering. Biasanya memerlukan 3 tenaga pekerja untuk mengawasi proses pembakaran.

6. Setelah dibakar kemudian di dinginkan, barulah batu bata siap dijual, biasanya banyak orderan dari pihak mebel dan pembeli perorangan, dengan harga 1 bata nya Rp.400 – Rp. 500 belum termasuk ongkos kirim.

6.4 Penerapan dalam lapangan

Batu bata merupakan salah satu komponen penting pembangunan perumahan yang memiliki fungsi untuk melindungi rumah dari suhu, hujan, maupun fungsi lainnya. Penggunaan batu bata dalam dunia konstruksi baik sebagai elemen struktur maupun non struksur belum dapat tergantikan.

6.5 Bahan pembuatan batu bata

Penggolongan batu bata sesuai dengan bahan pembuatannya :

1. Batu Bata Tanah Liat

Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2 kategori utama, yaitu bata biasa dan batamuka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini digunakan untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkalidisebut dengan bata merah. Bata muka memilikipermukaan yang baik, licin dan mempunyai warna ataucorak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga,namun bata muka tidak perlu ditutup lagi dengan semen.Bata muka biasa disebut sebagai bata imitasi.

2. Batu Bata Kotoran Sapi

Beternak sapi, secara umum memang banyak memberikan keuntungan kepada para peternaknya. Selain keuntungan ekonomis dari kenaikan berat badan juga didapat keuntunganlain dari hasil sampingan berupa limbah. Selama ini, limbah kotoran sapi hanya dimanfaatkansebagai pupuk. Ternyata, limbah kotoran sapi ini dapat pula dipakai sebagai

41 | P a g e

Page 42: Tugas Bahan Bangunan

bahan bakupembuatan bata untuk bahan bangunan. Pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi bahanbaku pembuatan bata untuk bahan bangunan ini ternyata mempunyai banyak keuntunganantara lain adalah :

Mengurang penggunaan bahan dari tanah liat yang merupakan bahan yang tidak dapatdibarukan. Sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggalian bahan bakutanah liat yang berlebihan.

Mengurangi penggunaan kayu bakar serta menurunkan biaya produksi karenamemanfaatkan biogas metana hasil dari limbah kotoran sapi. Dengan demikian, akandidapatkan bahan bangunan yang berharga murah danterjangkau untuk kemakmuran masyarakat .

3. Batu Bata Pasir-Kapur

Sesuai dengan namanya, batu bata ini dibuat daricampuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1:8serta air yang ditekankan kedalam campuran sehinggamembentuk bata yang sangat padat. Biasa digunakan

6.6 Proses Pembuatan Batu Bata

Ada beberapa cara dalam pembuatan batu bata :

1. Semi-dry process

Digunakan untuk tanah liat yang plastisitasnya rendah. Tanah liat tersebut dihancurkan menjadibahan yang berbutir halus, kemudian dalam jumlah tertentu dicetak dalam cetakan logamdengan tekanan yang secara berangsur-angsur ditambah. Untuk membedakan, bagianpermukaan diberi serbuk besi atau pasir.b)

2. Stiffplastic process

Digunakan untuk tanah liat yang plastisitasnya rendah. Tanah liat tersebut dihancurkan menjadibahan yang berbutir halus. Air ditambahkan agar tanah liat menggumpal, kemudian tanah liattersebut dipadatkan dalam cetakan. Ukuran dan bentuk bata yang dihasilkan sangat akurat.

3. Wire-cut process

Tanah liat lunak dengan tekstur yang halus digunakan dalam proses ini. Tanah liat dipadatkandan dibentuk dalam ukuran yang lebih besar dari yang dikehendaki untuk memberi ruang bagipenyusutan. Mesin akan memotong bata ke ukuran yang dikehendaki dengan kabel. Batadikeringkan, kemudian dibakar.

42 | P a g e

Page 43: Tugas Bahan Bangunan

4. Soft-mud process

Digunakan untuk tanah liat yang diambil dari permukaan bumi. Bisa dicampur dengan bahanlain agar kualitas wamanya lebih baik. Campuran ini dicetak, dengan mesin atau dengan tangan,kedalam cetakan yang sudah ditaburi pasir. Bata harus dikeringkan sebelum dibakar

6.7 Dimensi Batu Bata

43 | P a g e

Page 44: Tugas Bahan Bangunan

Dinding dengan bahan batu bata sampai saat ini merupakan salah satu bahan dinding pengisi yangdinilai masih efektif. Selain digunakan untuk dinding pengisi, bahan batu bata sering kali juga digunakan sebagai bahan pondasi

6.8 Bahan Campuran Batu BataBahan baku batu bata merah adalah tanah liat atau lempung dan air secukupnya. Tanah

liat (clay), adalah tanah yang ukuran partikelnya lebih kecil dari 5\ im (ukuran sieve yang paling kecil untuk fine aggregate adalah 150 nm), sulit diremukkan saat kering, terasa licin dan plastis.Tanah liat memiliki berat jenis (spectfic gravity) sekitar 2.63 hingga 2.67. Specific gravity adalah berat spesifik dari butiran padat, yang didefenisikan sebagai perbandingan antara unit weightpadat (ys) dengan unit weight air (yw).

6.9 Syarat Batu Bata Yang Baik

1. Bila diketok suaranya nyaring

2. Panjang bata = 2lebar dan siar (1cm)

3. Penyimpanan ukuran untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4% dan tebal maksimum 5%

4. Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan di Indonesia dibagi dalam 3 golongan :

Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2 dengan ukuran yang sama tanpa penyimpangan.

Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm2 dan 100kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 10%.

Batu merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara60 kg/cm2 dan 80kg/cm2

dan ukurannya menyimpang 20%

7. Batako

Batako terdiri dari beberapa bentuk. Salah satunya yang paling sering digunakan oleh banyak orang adalah batako yang berbentuk botol silinder.

7.1 Bahan Yang Diguanakan

44 | P a g e

Page 45: Tugas Bahan Bangunan

Batako dibuat dengan bahan dasar berupa kapur, pasir, semen dan air sebagai media pembuatnya. Rumus yang biasa digunakan ialah empat truk pasir dan satu ton kapur kembang.

7.2 Proses Pembuatannya

Setelah pencampuran bahan dasar selesai dilanjutkan dengan proses pengeringan batako. Proses ini tidak menggunakan sinar matahari secara langsung, tetapi cukup diangin-anginkan saja. Bila kena sinar matahari secara langsung, batako akan banyak yang pecah sehingga akan merugikan perusahaan. Berbeda hasilnya apabila batako tersebut hanya diangin-anginkan saja. Batako akan lebih kuat dan tidak banyak yang pecah, sehingga akan menguntungkan perusahaan. Pengeringan ini membutuhkan waktu selama dua minggu. Salah satu perbedaan batako dengan bata merah ialah dalam proses pembuatannya. Batako tidak perlu dibakar, sehingga walaupun musim hujan produksi dapat terus berjalan dengan lancar.

7.3 Kegunaan Dan Kerugiannya

Kegunaan

Batako biasa digunakan untuk dinding pagar yang bukan terbuat dari besi,tapi pagar yang terbuat dari campuran semen, pasir, batu bata dan air.

Lebih kuat dibandingkan dengan batu bata Lebih ekonomis dan praktis

Kerugian

Batako tidak bersifat tahan lama, tapi biasanya batako bersifat rapuh dan mudah patah bila dalam pembuatannya tidak memperhatikan perbandingan bahan – bahan pembuatnya.

7.4 Penerapan Dalam Lapangan

Batako dalam penerapannya di lapangan digunakan untuk dinding tembok pada pagar

7.5 Jenis – Jenisnya

Batako press Loster Silang Loster Mercy Loster Melati Loster Peci Loster Kisi-kisi Jalosi

45 | P a g e

Page 46: Tugas Bahan Bangunan

8. Batu Kali

8.1 Bentuk-Bentuknya

8.2 Bahan Yang Digunakan

A. Portland cement / semen merupakan bahan perekat pada adukan yang selanjutnya digunakan untuk merangkai pasangan batu kali.

B. Pasir pasang untuk membuat adukan sebagai bahan perekat pasangan batu kaliC. Batu kali atau batu belah sebagai bahan utama pondasi batu kaliD. Kerikil untuk campuran adukan beton pada lantai kerja rabat betonE. Material bantu seperti paku, kawat bendrat, benang ukur, papan bow plank dll.F. Batu belah (batu kali/gunung)G. Pasir PasangH. Semen Pc (abu-abu)

8.3 Proses Pembuatannya

A. Urugan pasir , setebal 10 cm pada bagian bawahB. Pasangan aanstamping / batu kosong setebal 20 cm diatas urugan pasir

46 | P a g e

Page 47: Tugas Bahan Bangunan

C. Pasangan batu kali bentuk trapesium dengan campuran batu kali/gunung + pasir + semen PC dan kapur, biasanya dipakai komposisi 1PC : 3KPR : 10 PSR dengan ketinggian 1 m s/d 1,5 m ( bisa lebih tergantung kontur tanah )

D. Lebar atas minimal 30 cm, lebar bawah tergantung ketinggian ( makin tinggi makin lebar )

8.4 Kegunaan Dan Kerugiannya

Kegunaan

Pelaksanaan pondasi mudah Waktu pengerjaan pondasi cepat Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)

Kerugiannya

Batu belah di daerah tertentu sulit dicari Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama) Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat

8.5 Penerapan Dalam Lapangan

a. Konstruksi harus kuat dan kokoh untuk mendukung bangunan di atasnya.b. Berat sendiri bangunan termasuk berat pondasinya. c. Beban bergunad. Bahan yang dipakai untuk konstruksi pondasi harus tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga diharapkan bila terjadi kehancuran bukan karena pondasinya yang tidak kuat. e. Hindarkan pengaruh dari luar, misalnya kondisi dari air tanah maupun cuaca baik panas maupun dingin. f. Pondasi harus terletak pada dasar tanah yang keras, sehingga kedudukan pondasi tidak mudah bergerak baik ke samping, ke bawah maupun terguling. g. Pondasi yang menerima beban berbeda harus dibuat terpisah.f. Pondasi langsung yaitu apabila pondasi tersebut langsung di atas tanah keras. h. Pondasi tidak langsung yaitu apabila pondasi tersebut terletak di atas suatu rangkaian yang menghubungkan dengan lapisan tanah keras.

8.6 Jenis – Jenisnya

Pondasi Umpak/Setempat Pondasi menerus Pondasi telapak/setempat Batu bulat, Batu belah, Batu karang (jenis bahannya)

47 | P a g e

Page 48: Tugas Bahan Bangunan

8.7 Ukuran – Ukurannya

Dan pada umumnya bentuk pondasi batu kali dibuat trapesium dengan lebar bagian atas paling sedikit 25 cm. Dibuat selebar 25 cm, karena bila disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan pondasi tidak sesuai lagi dengan fungsinya. Sedangkan untuk lebar bagian bawah trapesium tergantung perhitungan dari beban di atasnya,tetapi pada umumnya dapat dibuat sekitar 70 – 80 cm.

9. Multiplek

9.1 Bentuk – Bentuknya

48 | P a g e

Page 49: Tugas Bahan Bangunan

9.2 Bahan Yang Digunakan

Sheet Ducco HPL

9.3 Proses Pembuatannya

Papan Multiplek dibuat dari serutan kayu yang dilapiskan secara vertical dan horizontal secara berselangseling antar lapisan, dan antar lapisan tersebut di press dengan tekanan tertentu dan di lem. Dalam proses pembuatannya masing-masing lapisan pada triplek maupun multiplek telah mengalami pengeringan yang sempurna dan telah difumigasi, sehingga menjadikan papan triplek/multiplek tahan terhadap rayap dan hewan pemakan kayu lainnya dan tidak mudah mengalami pelapukan.

9.4 Kegunaan Dan Kerugiannya

Kegunaan

Papan Multiplek memiliki tingkat reduksi yang cukup bagus (tergantung juga ketebalannya) dan mudah dibentuk, sehingga papan multiplek cocok ruang yang memerlukan pengaturan tata suara (misal gedung konser)

Multiplek berguna sebagai bahan pembuat lemari, meja, sekat dinding, plafon dan lain – lain.

Kerugiannya

49 | P a g e

Page 50: Tugas Bahan Bangunan

Sifat bahan dasar kayu sebagai penghantar api, Bahan multiplek sebaiknya dihindarkan untuk partisi ruang- ruang yang kontak langsung dengan api (misal dapur, laboratorium dll) penggunaan multiplek untuk partisi ruang yang retan terhadap api dapat diatasi dengan penggunaan bahan pelapis yang tahan api

9.5 Penerapan Dalam Lapangan

Dari segi pemasangan papan multiplek lebih fleksibel dan mudah dibentuk manjadi model apapun, pemasangan tidak memerlukan tenaga ahli khusus. Rangka untuk menyokong papan multiplek juga bisa terbuat dari kayu maupun rangka metal. Kelebihan dari pemasangan multiplek adalah bahan yang mudah dibentuk menjadi bentuk apapun, dan sisa maupun bongkaran bisa dimanfaatkan lagi tanpa terlalu banyak kerusakan.

9.6 Jenis – Jenisnya

Multiplek sendiri terbagi menjadi 3 jenis, sesuai dengan bahan dasarnya. Pertama multiplek kayu sengon, multiplek jenis ini merupakan jenis yang paling murah, mempunyai karakteristik ringan, lunak, lapisan kayunya longgar dan warna kayu mayoritas berwarna terang. Kedua multiplek semi atau campuran antara kayu sengon dan meranti, multiplek jenis ini lebih mahal dari multiplek pertama, mempunyai ciri sedikit lebih berat, lebih keras, lapisannya lebih padat dan warna kayu kombinasi antara lapisan kayu berwarna terang dan lapisan kayu yang berwarna merah. Ketiga multiplek kayu meranti, multiplek jenis ini merupakan yang paling mahal dibanding jenis yang lain, mempunyai ciri sangat berat, lapisannya paling keras dan padat dan warna kayu lebih dominan berwarna merah.

9.7 Ukuran Ukurannya

3mm, 4mm, 9mm, dan 18mm dengan ukuran penampang standart yaitu 120cm x 240cm dan bisa juga 242mm x 122mm

50 | P a g e

Page 51: Tugas Bahan Bangunan

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan dari makalah ini, yaitu: Setiap konsep pembangunan memiliki spesifikasi bahan material yang berbeda-beda,

sesuai dengan kebutuhannya. Lokasi penggunaan bahan material mempengaruhi jenis dari bahan material itu sendiri. Setiap bahan bangunan memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing

SARAN

Untuk mendapatkan kualitas dan harga yang anda inginkan, ada baiknya anda mengenal jenis bahan-bahan bangunan beserta kelebihan dan kekuranggannya secara keseluruhan sebelum memutuskan untuk memilih atau menggunakannya dalam proses konstruksi.

51 | P a g e

Page 52: Tugas Bahan Bangunan

DAFTAR PUSTAKA

http://khedanta.wordpress.com/2011/08/08/ukuran-jenis-dan-kualitas-batu-bata/

http://bbata.blogspot.com/2011/10/cara-membuat-batu-bata.html

http://priyosetyoko.wordpress.com/2011/10/05/batu-bata-tanpa-pembakaran/

http://kujangjayaangga.blogspot.com/2012/08/cara-membuat-genteng.html

http://edupaint.com/eksterior/atap/1060-uuupsatap-rumah-ternyata-punya-kelemahan.html

http://yoursimpleeasylife.wordpress.com/2010/05/11/jenis-genteng-berdasar-material/

http://mulyantogoblog.wordpress.com/2007/06/25/jenis-jenis-genteng-dan-ukurannya/

http://mikaelgimbal.blogspot.com/2013/04/batu-kali.html

http://putriana-civilengineering.blogspot.com/2012/01/jenis-batu-alam.html

52 | P a g e

Page 53: Tugas Bahan Bangunan

www.dephut.go.id

id.answers.yahoo.com

woodyulius.blogspot.com

gudangparquet.blogspot.com

toko-kayu-fauzan.blogspot.com

mugiabadi.blogspot.com

id.wikipedia.org

www.membangunbersama.com

muchlisryanbekti.blogspot.com

www.tester-kadar-air.com

www.artikata.com

www.perkuliahan.com

53 | P a g e