bahan ajar teori ekonomi 2.docx (2238kb)

434

Click here to load reader

Upload: dangnguyet

Post on 31-Dec-2016

339 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Bab IPendahuluan

1.1Latar Belakang

Ekonomi makro muncul karena kritik seorang ekonom Inggris, John Maynard Keynes (1883-

1946) terhadap teori ekonomi klasik Adam Smith (1723-1790) yang menyatakan bahwa

mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien, jika pemerintah tidak

campur dalam perekonomian. Sayangnya Depresi Besar (Great Depression) membuyarkan

keyakinan terhadap hipotesis ekonomi klasik. Karena, Depresi Besar terjadi dalam jangka

waktu yang lama (1929-1933) dan menimbulkan masalah-masalah besar. Misalnya, di

Amerika Serikat selama periode Depresi Besar angka pengangguran meningkat hingga lebih

dari 25% angkatan kerja, outputberkurang sekitar separuhnya, sementara tingkat investasi

merosot tajam.

Lalu Keynes dalam bukunya The General theory Of Employment, Interest and Money, yang

terbit tahun 1936, atau lebih dikenal fengan The General Theorymengemukakan 2 hal pokok.

Yang pertama adalah kritik terhadap kebenaran hipotesis klasik tentang keampuhan

mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman Adam Smith. Menurut Keynes, kelemahan

Teori Klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis (utopian)

dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran. Berkaitan dari kritik

tersebut, Keynes menyampaikan pokok pikiran kedua berupa usulan pemulihan dengan

memasukkan peranan pemerintah dalam perekonomian dalam rangka mendorong sisi

permintaan.

Kedua pokok pikiran Keynes ini membawa beberapa pembaruan radikal dalam ilmu

ekonomi.

Pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dalam analisis ilmu

ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi berkembang menjadi ilmu ekonomi makro.

Kedua, dimasukkannya peranan pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulkan

pentingnya peranan analisis kebijakan (policies analysis).

Ketiga, karena analisis kebijakan rasanya diperlukan, maka diperlukan studi-studi empiris.

1

Page 2: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dengan demikian terjadi perubahan /penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi,

dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi menggunakan metode induktif juga.

Maka tidak berlebihan apabila Keynes dihormati dan dijuluki sebagai bapak ilmu ekonomi

makro, sekaligus ekonom perintis studi induktif.

1.2 Rumusan Masalah :

Dari latar belakang di atas, dapatlah di tarik beberapa rumusan masalah yang menjadi focus

penulis dalam menganalisa yaitu sebagai berikut :

1. Apa saja yang dibahas dalam teori ekonomi makro ?

1.3 Tujuan Penulisan :

1. Tujuan Penulisan dan Penyusunan yaitu sebagai bahan dan referensi untuk

mengetahui apa saja yang dibahas dalam teori ekonomi makro.

1.4 Manfaat Penulisan :

1. Manfaat penulisan yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teori

ekonomi makro.

2

Page 3: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

BAB II

Pembahasan

2.1 PASAR KOMIDITI dan KURVA IS

2.1.1 Perkembangan Investasi dan Tingkat Bunga di Indonesia

Data yang dikeluarkan BPS baru-baru ini memperlihatkan perkembangan indikator-indikator

ekonomi makro yang menuju perbaikan. Tingkat inflasi Januari – April 2003 sebesar 0,.92%

dan angka ini jauh lebih rendah daripada periode yang sama tahun 2002 yang mencapai

3,26% dan tahun 2001 yang mencapai 2,57%. Perbaikan ini sejalan dengan tingkat inflasi

April 2003 berdasarkan year on year  yang hanya 7,54%, jauh lebih rendah daripada April

2002 yang mencapai 13,30% dan April 2001 yang mencapai 10,51%. Tingkat diskonto SBI

untuk jangka waktu 1 bulan pada akhir Mei 2003 sudah berada di 10,68%. Sedangkan nilai

tukar Rupiah terus menguat menjauhi target Rp. 9.000 per dollar AS dimana saat tulisan ini

dibuat sudah mencapai Rp. 8.165 per dollar AS.

Economist Intelligence Unit (EIU) memperkirakan bahwa tingkat inflasi tahun 2003

diperkirakan 9,3% jika pemerintah memutuskan untuk meningkatkan harga BBM, listrik dan

telpon. Apabila tidak terjadi maka tingkat inflasi tahun ini bisa lebih rendah lagi. Untuk tahun

2004, tingkat inflasi diperkirakan tidak terlalu banyak turun, sekitar 9,2%, karena

peningkatan permintaan, keterbatasan daya serap tenaga kerja dan naiknya harga BBM,

listrik serta telpon. Tingkat sukubunga pun akan terus memperlihatkan tren penurunan untuk

mendorong sektor perbankan memberikan suku bunga kredit yang lebih murah dan

mengurangi pembayaran bunga Obligasi Pemerintah. Adapun rata-rata nilai tukar Rupiah

terhadap Dollar AS, EIU memperkirakan akan mencapai 8.916 untuk tahun 2003 dan 9.104

untuk tahun 2004. Selama ini kesinambungan pertumbuhan permintaan agregat ditopang oleh

konsumsi privat disamping faktor lainnya yaitu ekspor dan impor. Pada triwulan pertama

2003 ini kegiatan ekspor mulai pulih dengan nilai ekspor bulan Maret 2003 mencapai US$

5,07 milyar yang merupakan nilai tertinggi dalam kurun waktu 18 bulan terakhir. Kinerja

ekspor pada Maret 2003 ini naik 3,85% dibandingkan dengan Februari 2003. Pada periode

yang sama impor mengalami penurunan sebesar 2,53% menjadi US$ 2,88 milyar.

Perkembangan ini menciptakan surplus perdagangan US$ 2,19%, lebih tinggi daripada bulan

Februari 2003 yang mencapai US$ 1,92 milyar. BPS mengatakan bahwa kenaikan ekspor

3

Page 4: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

mengikuti pola siklus menaik alami karena pada umumnya perdagangan dunia baru bergerak

pada bulan itu. Adapun penurunan kinerja impor disebabkan melemahnya konsumsi domestik

yang terutama dipicu oleh ketidakpastian perekonomian global dan prospek tersedianya

lapangan kerja.

Impor bahan baku/penolong mengalami pertumbuhan yang sangat baik, yaitu 34%, meskipun

impor barang modal hanya naik 6% dan impor barang konsumsi naik 28%. Hal ini

memperlihatkan bahwa peningkatan produksi lebih banyak disebabkan oleh pemanfaatan

kapasitas yang belum terpakai sepenuhnya ketimbangan adanya investasi baru.

Tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar Rupiah adalah variabel yang mempengaruhi

unsur-unsur di dalam permintaan agregat yang meliputi konsumsi privat, investasi,

pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Dengan semakin membaiknya ketiga indikator

ini, secara teoritis besaran permintaan agregat juga akan mengalami perbaikan. Namun

perkembangan yang menjanjikan ini belum secerah gambaran disektor ril. Kontribusi

investasi baru 16,4%  karena terhambat oleh permasalahan struktural. Peran konsumsi

sebagai mesin pertumbuhan tentu ada batasnya dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan.

Pemerintah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2003 berkisar 4%. Meskipun

terdapat optimisme perekonomian bisa lebih baik daripada tahun lalu, tapi Bank Dunia

mengingatkan bahwa perkembangan dalam enam bulan ke depan akan ditentukan oleh

faktor-faktor yang tak terjangkau kendali pembuat kebijakan. Invasi AS ke Irak, dan

berjangkitnya wabah penyakit SARS memberikan dampak yang mendalam bagi pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia tahun 2003 akan

tumbuh sebesar 3,3% dan tahun 2004 sebesar 4% dengan asumsi Pemilu dapat berjalan

mulus. Sedangkan Asia Development Bank (ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi

Indonesia tahun 2003 sebesar 0,5% menjadi 3,2% apabila wabah SARS berjangkit sampai

kuartal kedua 2003. Jika SARS terus berjangkit hingga kuartal ketiga 2003, maka

pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tertekan menjadi 2,3%.

Sedangkan analis Citibank, Donald Hanna, memperkirakan perekonomian Indonesia akan

tumbuh sekitar 4% pada tahun ini dan 5% pada tahun 2004. Pertumbuhan ini dipicu oleh

kestabilan harga dan stimulus ekonomi yang diluncurkan oleh Pemerintah. Studi yang

dilakukan Economist Intelligence Unit memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi

Indonesia berkisar pada 3,1% pada tahun 2003 dan 4,0% pada tahun 2004.

4

Page 5: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.1.2 Faktor Kunci Meningkatnya Investasi di Indonesia

Investasi merupakan salah satu komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi. Secara

sederhana, investasi diartikan sebagai pengeluaran barang modal yang diarahkan untuk

menunjang kegiatan produksi atau perluasan produksi (Samuelson dan Nordaus). Ini

menjadikan investasi mempunyai multiplier effect yang luas karena tidak hanya mendorong

sisi produksi, namun juga menstimulasi sisi konsumsi.

Investasi dalam bentuk penciptaan nilai tambah ekonomi, akan mendorong pembukaan dan

perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kemudian pada

gilirannya akan menstimulasi konsumsi masyarakat dan kemudian memperdalam pasar

domestik. Karena itulah komponen investasi seringkali dijadikan patokan dalam menilai

kualitas pertumbuhan ekonomi.

Dalam kerangka MP3EI, komponen investasi memainkan peran yang sangat strategis karena

menjadi kunci utama dalam mendorong pembangunan bidang infrastruktur konektivitas dan

kegiatan ekonomi di pusat-pusat pertumbuhan. Pemerintah mendorong investor untuk

melakukan penanaman modal pada koridor-kodidor ekonomi dalam MP3EI melalui berbagai

kebijakan pro investasi berupa insentif fiskal, perbaikan layanan perijinan investasi, stabilitas

makro ekonomi, dan kepastian serta perlindungan hukum.

Kinerja investasi saat ini menunjukan trend positif yang cukup solid, bahkan di saat

perekonomian global mengalami perlambatan, investasi menjelma menjadi salah satu

komponen utama penopang pertumbuhan ekonomi menggantikan kinerja ekspor yang

cenderung melambat. Data pertumbuhan ekonomi terbaru keluaran Badan Pusat Statistik

(BPS) mencatat komponen investasi triwulan III 2012 tumbuh 10,02 % dibanding triwulan

yang sama tahun 2011 (year on year/yoy). Bersama dengan komponen konsumsi rumah

tangga, keduanya menopang pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 6,17 persen.

Indikator positif kinerja investasi lainnya tercermin pada angka realisasi penanaman modal

periode Januari–September 2012 yang telah mencapai Rp 229,9 triliun, meningkat 27,0

persen (y.o.y) dari Januari – September 2011 sebesar Rp. 181,0 triliun. Realiasi ini terdiri dari

Rp 65,7 triliun PMDN dan Rp 164,2 triliun PMA, dimana masing-masing tumbuh 26,3

persen (y.o.y) dan 27,3 persen (y.o.y). Jika dibandingkan dengan target 2012 sebesar Rp 283,5

5

Page 6: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

triliun, realisasi investasi sampai dengan September telah mencapai 81,1 persen. Sebuah

capaian yang layak untuk diapresiasi.

Berbagai perkembangan positif tersebut tentunya tidak terjadi dengan sendirinya. Berbagai

faktor saling berinteraksi mendorong tumbuhnya aliran investasi langsung. Terdapat beberapa

faktor yang ditengarai mempengaruhi pertumbuhan investasi. Untuk kasus Indonesia, paling

tidak terdapat 5 (lima) faktor yang berpengaruh positif terhadap capaian investasi sepanjang

2012.

Pertama, faktor suku bunga pinjaman. Tingkat suku bunga pinjaman yang rendah,

kompetitif dan stabil akan menarik minat investor untuk melakukan eskpansi atau pembukaan

usaha baru karena terjadi pengurangan beban bunga. Dalam hal ini, BI rate dijadikan sebagai

suku bunga acuan bagi penetapan suku bunga simpanan dan pinjaman. Tingkat BI rate yang

rendah akan berimbas pada rendahnya suku bunga kredit karena suku bunga simpanan

sebagai basis sumber dana perbankan juga akan berada pada posisi yang lebih rendah.

Sepanjang tahun 2012, BI rate stabil pada posisi 5,75 bps, nilai ini bertahan sejak Februari -

November 2012, dimana sebelumnya berada pada posisi 6 bps (Januari 2012). Terjaganya BI

rate memberikan pengaruh pada trend penurunan suku bunga kredit investasi, meskipun

selisih antara BI rate dan suku bunga pinjaman (spread) masih cukup lebar. Data Bank

Indonesia menunjukkan posisi suku bunga kredit pada September 2012 sebesar 11,35 persen,

turun 3,2 persen dari Januari 2012 sebesar 11,73 persen.

Kedua, faktor tingkat pendapatan. Tingginya tingkat pendapatan per kapita mencerminkan

tingginya kemampuan atau daya beli masyarakat. World Bank mencatat Gross National

Income (GNI) per kapita Indonesia tahun 2011 sebesar 2.940 USD, meningkat 17,6 persen

dibanding 2010, dan bahkan selama periode 2007-2011 meningkat sebesar 83,75 persen.

Pertumbuhan pendapatan masyarakat memberikan daya tarik yang cukup besar bagi para

investor karena menunjukkan tingginya daya beli masyarakat.

Ketiga, pertumbuhan dan ukuran kelas menengah. Salah satu faktor penting yang

berpengaruh terhadap keputusan investasi adalah ukuran pasar domestik direpresentasikan

oleh jumlah kelompok kelas menengah. Hasil perhitungan ADB dengan menggunakan data

SUSENAS BPS, proporsi kelas menengah Indonesia dibanding total populasi meningkat dari

25% pada 1999 menjadi 43% pada 2009. Secara absolut, jumlah kelas menengah meningkat

dua kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun, dari sekitar 45 juta pada 1999 menjadi 93 juta

6

Page 7: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

pada 2009 (ADB, 2010). Survey terbaru Bank Indonesia pada 2011 menunjukkan angka

peningkatan yang cukup signifikan. Kelompok kelas menengah Indonesia pada tahun 2011

sebesar 60,9 persen dari total populasi, sedangkan kelompok berpendapatan rendah mencapai

22,1 persen, dan sisanya sekitar 17 persen tergolong kelompok berpendapatan tinggi.

Kelompok kelas menengah yang terus tumbuh menjanjikan pasar yang cukup besar sehingga

menarik minat para investor untuk melakukan ekspansi atau membuka usaha baru.

Keempat, faktor tingkat inflasiyang rendah dan stabil. Inflasi yang tinggi dan fluktuatif

mengambarkan ketidakstabilan dan kegagalan pengendalian kebijakan makro ekonomi.

Tingkat inflasi yang tinggi dan fluktuatif membuat investor dihadapkan pada situasi

ketidakpastian usaha yang memicu peningkatan resiko proyek dalam investasi. Sampai

dengan September 2012, inflasi Indonesia sebesar 3,66 persen (y.o.y), nilai ini jauh di bawah

asumsi makro APBN 2012 sebesar 6,8 persen. Keberhasilan pemerintah dalam

mengendalikan tingkat inflasi meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya di

Indonesia sepanjang tahun 2012.

Kelima, faktorregulasi pemerintah. Iklim investasi yang kondusif memerlukan peran serta

pemerintah, tidak hanya melalui pengendalian indikator ekonomi makro namun juga melalui

peraturan perundangan berupa insentif fiscal dan non fiskal. Salah satu peraturan yang

diterbitkan oleh pemerintah untuk menarik investasi adalah PP 52 Tahun 2011 tentang

Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal Bidang Usaha Tertentu Dan/Atau

Daerah Tertentu. Melalui peraturan ini, Pemerintah memberikan insentif fiskal berupa

fasilitas pajak penghasilan badan yang meliputi: (1) Tambahan pengurangan penghasilan neto

sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal; (2) penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;

(3) Pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas penghasilan dividen yang dibayarkan kepada

subjek pajak luar negeri; (4) Perpanjangan masa kompensasi kerugian.

Selain itu, Pemerintah juga memberikan insentif berupa tax holiday bagi industri pionir untuk

mendorong aliran investasi pada sektor-sektor prioritas. Insentif ini diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan nomor PMK-130/PMK.011/2011.  Penerbitan peraturan ini tidak hanya

bertujuan meningkatkan kuantitas investasi, namun juga kualitas investasi dalam bentuk

mengarahkan investasi pada sektor-sektor prioritas yang dipandang strategis bagi penguatan

struktur industry nasional.

7

Page 8: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Insentif non fiscal dilakukan dalam bentuk pemberian kemudahan pelayanan investasi,

khususnya dalam hal penyederhanaan birokrasi layanan perijinan, pengurangan waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan perijinan investasi, serta informasi peluang usaha.

Pembentukan one stop services pelayanan investasi hingga ke tingkat daerah dimaksudkan

dapat membantu investor dalam memotong biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam

melakukan investasi.

Kinerja investasi sepanjang 2012 ini sudah selayaknya diapresiasi dan terus ditingkatkan.

Permasalahan dan tantangan ke depan masih menghadang diantaranya dalam hal perijinan

investasi dan infrastruktur pendukung. Peringkat Indonesia untuk kedua kriteria tersebut

dalam survey Doing Business 2012 belum begitu menggembirakan karena masih di bawah

negara-negara pesaing. Berdasarkan laporan WEF dalam Doing Busines Economic

Rangkings,  peringkat daya saing global (Global Competitiveness Index/GCI) Indonesia

untuk periode 2012-2013 berada pada posisi 50 dengan skor 4,4 dari 144 negara. Namun

permasalahan dan tantangan tersebut harus disikapi secara positif, dalam artian masih terbuka

ruang dan potensi yang cukup lebar untuk menggenjot pertumbuhan investasi dan

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Upaya-upaya perbaikan seperti layanan one stop service,

kerjasama pemerintah swasta, sinergi BUMN, perbaikan iklim ketenagakerjaan, harus tetap

dilanjutkan dan ditingkatkan intensitas dan cakupannya, untuk mendukung peningkatan aliran

dan kualitas investasi.   

2.1.3 Variabel-variabel Ekonomi Agregatif Dalam Pasar Komoditi

Variabel-variabel  ini dapat dibedakan menjadi  beberapa

macamstruktur perekonomian, yaitu :

1. Perekonomian Tertutup SederhanaVariabel-variabelnya adalah C, S, I dan Y,

dimana :C = pengeluaran konsumsiS = saving atau tabunganI = pengeluaran

investasiY = pendapatan nasionalb.

2. Perekonomian Tertutup dengan Kebijaksanaan FiskalVariabel-variabelnya adalah C,

S, I, Y, Tx, G dan T, dimana :Tx = pajak G = pengeluaran pemerintahT = transfer

pemerintahc.

3. Perekonomian Terbuka Tanpa Kebijaksanaan Fiskal Variabel- variabelnya

adalah C, S, I, Y, X dan Z, dimana :X = ekspor Z =  impor 

8

Page 9: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

4. Perekonomian Terbuka dengan Kebijaksanaan FiskalVariabel-variabelnya adalah C,

S, I, Y, X, Y, Tx, G dan T.

2.1.4 Permintaan Investasi (Investment Demand)

Permintaan Investasi adalah Tingkat pembelian capital baru yang direncanakan.

Determinan investasi:

a) The interest rate

Other things remaining the same, higher the interest rate, the smaller is the planned of

investment.

b) The rate of return on capital

The rate of return on capital is the net income received from using the equipment (price of

equipment).

Jika rate of return on capital > interest rate, maka project is undertaken

Jenis struktur perekonomian:

a) Perekonomian tertutup sederhana

Variabel kegiatan ekonomi agregat mencakup consumption (C), saving (S), investment

(I), dan national income (Y).

b) Perekonomian tertutup dengan kebijkan fiscal

Variabel kegiatan ekonomi agregat mencakup consumption (C), saving (S), investment

(I), national income (Y), taxes (Tx), government expenditure (G), dan government

transfer/transfer payment (T).

Transfer payment: payments of benefit and subsidies by the government.

c) Perekonomian terbuka tanpa kebijakan fiscal

Variabel kegiatan ekonomi agregat mencakup consumption (C), saving (S), investment

(I), national income (Y), export (X) dan impor (Z)

9

Page 10: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

d) Perekonomian terbuka dengan kebijkan fiskal

Variabel kegiatan ekonomi agregat mencakup consumption (C), saving (S), investment

(I), national income (Y), export (X), impor (Z), taxes (Tx), government expenditure (G),

government transfer/transfer payment (T).

2.1.5 Tingkat Bunga Nominal Dan Riil

Suku bunga nominal adalah suku bunga yang bisa kita lihat di bank atau media

cetak.Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi.

Suku bunga riil adalah suku bunga setelah dikurangi dengan inflasi ( suku bunga riil =

suku bunga nominal – ekspektasi inflasi).

Persamaan fisher menjelaskan bahwa tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga riil di

tambah ekspektasi inflasi, yaitu :

1 + R = (1 + r)(1 + π c)

1 + R = 1 + r + π c  + rπ c , dimana rπc ≈ 0

R = r + π c  atau r = R - π c

Dimana :

r = tingkat bunga riil

R = tingkat bunga nominal

π c = tingkat ekspektasi inflasi

Perbedaan tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal penting karena tingkat bunga

riil menjelaskan biaya riil dari pinjaman dan merupakan indicator penting untuk intensif

meminjam dan member pinjaman. Sejalan dengan pengertian tingkat bunga riil maka tingkat

bunga nominal merupakan ukuran dari pertumbuhan uang .obligasi dimana pembayaran

tingkat kupon dan pokok utang disesuaikan dengan perubahan tingkat inflasi disebut obligasi

berindeks.

2.1.6 Fungsi Investasi

Investasi (I) diperlakukan sebagai variabel endogenous, yaitu variabel yang nilainya

ditentukan di dalam persamaan fungsi. Investasi dapat di formulasikan dalam bentuk

persamaan fungsi sebagai berikut:

I = I0 + re

10

Page 11: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

20 40 80

10

15

20

0

Fungsi permintaan investasi I=80-4r

Tingkat bunga (dalam %)

investasi (dalam milyar rupiah)

Di mana,

I = Besarnya investasi

I0 = Besarnya investasi pada tingkat bunga (r) sebagai nol (0)

e = Marginal Propensity to Invest (hasrat investasi marjinal) adalah besarnya angka

perbandingan antara perubahan investasi dengan perubahan tingkat bunga, secara singkat

dapat diformulasikan :

e=  ∆I/∆r

t = tingkat bunga

2.1.7 Pengeluaran investasi dalam model

Bagaimana memperlakukan variabel-variabel kegiatan ekonomi agregat tersebut?.

Dalam analisis pasar komoditi saja, maka investasi diperlakukan sebagai variable exogen

(variabel yang nilainya tidak ditentukan oleh tingkat bunga).

Namun dalam model analisis IS-LM, maka Investasi = f (r)

Perhatikan contoh gambar 10.1. pada gambar tersebut garis II merupakan kurva

permintaan investasi agregatif dengan persamaan fungsi I = 80–4r, dimana I menunjukkan

nilai investasi per tahun dinyatakan dalam milyar rupiah misalnya, dan r merupakan tingkat

bunga dinyatakan dalam persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada

11

Page 12: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

tingkat bunga setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian adalah sejumlah Rp 20

milyar. Apabila tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka besarnya investasi meningkat

menjadi Rp 40 milyar.

2.1.8 Fungsi Konsumsi (Consumption Curve)

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan berbagai tingkat

konsumsi dengan tingkat pendapatan nasional dalam suatu perekonomian. Pada umumnya

fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan fungsi sebagai berikut:

C = C0 + Cl

Di mana,

C : Besarnya tingkat konsumsi rumah tangga

C0 : Besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nasional sebesar nol (0)

c = MPC Marginal Propensity to Consume (besarnya hasrat atau keinginan masyarakat dalam

berkonsumsi) adalah angka perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan

besarnya perubahan pendapatan nasional yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi

termaksud atau secara matematis dapat di ungkapkan:

c = MPC = ∆C/∆Y

Y : Pendapatan nasional

Y(pendapatan) = Consumption + Saving

Y = C + S

C = a + bY

Y = Pendapatan

a = konsumsi otonom

b = MPC (Marginsal Propencity to Consume)

MPC = .C APC = C

Y Y

12

Page 13: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1 - MPC = MPS

MPC + MPS = 1

Multiplier (k) adalah anggka pengganda yang menunjukantambahan pendapatan nasional

akibat adanya perubahan kosumsi atau pendapatan

k = 1 atau 1

1 – MPC MPS

Rumus Menetapkan fungsi konsumsi

C - C1=

Y - Y1

C2 - C1 Y2 - Y1

Contoh 1.

C = 100.000 + 0,75Y, Jika Pendapatan Rp500.000,00 Maka besarnya konsumsi

adalah :

C = 100.000 + 0,75(500.000)

C = 100.000 + 375.000 = 475.000,00

Contoh 2

Pendapatan (Y) Konsumsi (C)

1.000.000,00

1.200.000,00

850.000,00

1.000.000,00

(untuk sementara 000 kita simpan dahulu untuk mempermudah perhitungan, dan kita

munculkan kembali nanti di hasil akhir)

C – 850 = Y - 1.000

1.000 – 850 1.200 – 1.000

13

Page 14: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

C – 850 = Y - 1.000

150 200

200 (C - 850) = 150 (Y - 1.000)

200C – 170.000 = 150Y – 150.000

200C = 150Y – 150.000 + 170.000

C = 150Y + 20.000

200

C = 0,75 Y + 100.000

C = 100.000 + 0,75Y

2.1.9 Fungsi Saving (Saving Curve)

Fungsi saving (saving curve) adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan

berbagai tingkat pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.

S = S0 + sY

Di mana,

S : Besarnya tingkat tabungan rumah tangga

S0 = -C0 : Besarnya tabungan masyarakat pada saat pendapatan sebesar 0 (nol) konsumsi pada

saat tingkat pendapatan (Y) sebesar 0 (nol)

s = MPS Marginal Propensity do Save (besarnya hasrat atau keinginan masyarakat dalam

menabung) adalah angka perbandingan antara besarnya peruahan pendapatan nasional.

Y : Pendapatan nasional

Y(pendapatan) = Consumption + Saving

Y = C + S

S = - a + (1- b)Y

- a = konsumsi otonom

14

Page 15: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

(1-b) = MPS (Marginsal Propencity to Save)

MPS = .S

Y

Y = Pendapatan

1 – MPS = MPC

MPC + MPS = 1

1. Rumus Menetapkan fungsi Tabungan

S - S1

=

Y -

Y1

S2 - S1Y2 -

Y1

Contoh 1.

S = - 100.000 + 0,25Y, Jika Pendapatan Rp500.000,00 Maka besarnya konsumsi

adalah :

S = -100.000 + 0,25(500.000)

C = -100.000 + 125.000 = 25.000,00

Contoh 2

Pendapatan (Y) Tabungan (S)

1.000.000,00

1.200.000,00

150.000,00

200.000,00

(untuk sementara 000 kita simpan dahulu untuk mempermudah perhitungan, dan kita

munculkan kembali nanti di hasil akhir)

15

Page 16: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

S – 150 = Y - 1.000

200 – 150 1.200 – 1.000

S – 150 = Y - 1.000

50 200

200 (S - 150) = 50 (Y - 1.000)

200S – 30.000 = 50Y – 50.000

200S = 50Y – 50.000 + 30.000

S = 150Y - 20.000

200

S = 0,25 Y - 100.000

S = - 100.000 + 0,25Y

2.1.10 Menurunkan Kurva IS

Pertama, seperti yang kita ketahui bahwa hubungan antara interest rate / tingkat bunga (i)

dengan investasi (I) adalah negatif. Contoh jika i = 10%, maka I = 150. Jika i = 8%, maka I =

200.

16

Page 17: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dan kemudian kita ke pasar barang, kita memiliki permintaan terhadap barang dan jasa, yang

di dalamnya termasuk pengeluaran konsumsi, pengeluaran pemerintah, juga pengeluaran

investasi. Pada tingat bunga 10%, investasi sebesar 150. Kita asumsikan total permintaan

terhadap barang dan jasa sebesar 300.

Kemudian lihat tingkat pendapatan. Bagaimana mencari nilainya? Kita hitung melalui

multiplier (angka pengganda). Misalkan multiplier = 5, maka tingkat pendapatan adalah = 5 x

300 = 1500. Jadi point 1 menyatakan keseimbangan di pasar barang dengan tingkat bunga

sebesar 10% dan tingkat pendapatan sebesar 1500. Lalu kita menurunkannya pada kurva baru

yaitu kombinasi antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan.

Kemudian terjadi penurunan tingkat bunga dari 10% menjadi 8%, dan investasi naik dari 150

menjadi 200. Investasi adalah komponen dari Z (permintaan barang dan jasa), jadi jika I naik

makan Z juga naik. Sehingga pada tingkat bunga 8%, investasi naik sebesar 50, dan

permintaan barang dan jasa juga naik menjadi 350.

Untuk meengetahui besar pendapatannya kembali digunakan multiplier. Yaitu 5 x 350 =

1750.

17

Page 18: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kemudian kita menurunkannya kembali ke kurva yang menghubungkan antara tingkat bunga

dengan pendapatan.

Titik-titik ini kita satukan, dan inilah yang dinamakan kurva IS. Yaitu kurva yang

menghubungkan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan dengan keseimbangan pada

pasar barang.

2.1.11 Pergerakan dan Pergeseran kurva IS

Pergerakan Kurva Permintaan

Pergerakan kurva permintaan merupakan pergerakan yang terjadi di sepanjang kurva

permintaan yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen

sebagai akibat dari perubahan harga produk tersebut.

Jadi, jelas bahwa yang menyebabkan adanya pergerakan di sepanjang kurva permintaan

adalah karena perubahan harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan dengan

Hukum Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun,

sehingga titik pada kurva permintaan akan bergerak ke kiri.

Untuk lebih jelasnya, kami tampilkan dalam contoh kurva berikut ini:

Pergerakan di Sepanjang Kurva Permintaan

18

Page 19: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dalam kurva permintaan di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00 menjadi

$2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax).

Peningkatan harga es krim ini mengakibatkan jumlah permintaan es krim  turun dari 8

menjadi 4, dan terjadi pergerakan di sepanjang kurva permintaan yaitu dari titik A ke B.

Pergeseran Kurva Permintaan

Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan maupun

ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen

sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut.

Berbagai faktor yang dimaksud diantaranya adalah pendapatan konsumen, harga produk lain,

selera, harapan, dan jumlah pembeli.

Contoh:

Pendapatan Konsumen

Untuk barang normal, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang

diminta akan meningkat pula dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.

Sedangkan untuk barang inferior, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah

barang yang diminta akan turun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri.

Apabila digambarkan dalam sebuah kurva, berturut-turut adalah sebagai berikut:

19

Page 20: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pergeseran Kurva Permintaan ke Kanan (Barang Normal)

Pergeseran Kurva Permintaan ke Kiri (Barang Inferior)

20

Page 21: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.2 Pasar Uang dan Kurva LM

2.2.1 Pasar Uang dan Kurva LM

Pasar Uang adalah suatu tempat dimana akan bertemunya dimana pemilik jangka pendek

dapat menawarkan kepada calon peminjam dana yang membutuhkannya baik secara langsung

ataupun melalui perantara. Dari segi tinjauan kita, pasar uang terdiri dari permintaan dan

penawaran Uang. Maksud dari penawaran Uang disini adalah jumlah uang yang beredar di

dalam masyarakat, yaitu yang terdiri dari uang khartal dan uang Giral. Sedangkan permintaan

Uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh suatu perusahaan maupun

masyarakat, atau bisa juga disebut sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai.

2.2.2 Permintaan Uang

Seperti yang sudah dijelaskan diatas , permintaan uang itu adalah suatu kebutuhan

masyarakat akan uang tunai. Berdasarkan teorinya, permintaan uang ini dibagi menjadi dua

bagian yaitu teori kuantitas uang klasik dan teori uang keynesian. Sebelum menjelaskan teori

kuantitas uang klasik dan teori uang keynesian, kami akan menjelaskan beberapa hal yang

mempengaruhi permintaan uang, diantaranya adalah sbb:

a)      Pendapatan Rill, semakin tinggi pendapatan permintaan akan uang akan semakin besar.

Ini dikarenakan konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya

pendapatan.

b)      Tingkat Suku Bunga, semakin tinggi suku bunga permintaan akan uang untuk motif

spekulasi akan berkurang. Hal ini dikarenakan tingginya suku bunga akan membuat biaya

pinjaman uang untuk berspekulasi semakin bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku

bunga tinggi, orang akan lebih baik memilih untuk menabung di bank daripada untuk

berspekulasi.

c)      Tingkat Harga Umum, semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan

semakin bertambah. Hal ini dikarenakan harga barang dan jasa bertambah mahal, dan untuk

membelinya diperlukan uang yang lebih banyak pula dan mengakibatkan permintaan akan

uang juga semakin bertambah.

21

Page 22: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.2.3 Teori Kuantitas Uang ( Teori Uang Klasik )

Teori kuantitas uang disebut juga dengan teori Uang Klasik. Sebelumnya sudah dijelaskan

mengenai beberapa hal yang mempengaruhi permintaan akan uang, diantaranya adalah

pendapatan rill, tingkat suku bunga dan juga tingkat harga. Namun pada teori kuantitas uang

ini, Irving fisher mengasumsikan bahwa keberadaab akan uang pada hakikatnya adalah flow

concept, yaitu tingkat permintaan uang tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, akan tetapi

besar kecilnya permintaan uang ditentukan oleh besarnya kecepatan perputaran uang tersebut,

selain itu tingkat harga dalam teori ini juga berpengaruh. Teori ini didasarkan pada hukum

SAY yaitu bahwa ekonomi akan selalu berada dalam full employement.

Untuk lebih jelasnya Irving fisher merumuskan teorinya di dalam persamaan yang sederhana,

yaitu sbb:

MV = PT

Dimana :

M : Jumlah uang yang diminta

V : Tingkat Perputaran Uang, yaitu maksudnya berapa kali suatu mata uang berpindah tangan

dalam satu periode

P : Tingkat Harga

T : Volume barang yang menjadi objek transaksi.

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa, jumlah unit barang yang ditransaksikan (T)

dikalikan dengan harganya (P) harus selalu sama dengan jumlah uang (M) dengan kecepatan

perputarannya (V).  Atau dengan kata lain, pembayaran yang dilakukan oleh pembeli ( total

pengeluaran = MV) adalah identik atau sama dengan penerimaan oleh penjual (nilai barang

yang dibeli= PT).

22

Page 23: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.2.4 Teori Permintaan Uang Keynes

Permintaan uang dalan teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes, teori ini

berbanding terbalik dengan teori kuantitas uang. Kalau pada kuantitas uang tidak

diperlukannya tingkat suku bunga, lain halnya dengan teori ini, di dalam teori ini tingkat suku

bunga sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang

tunai atau surat-surat berharga.

Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang

memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memeroleh keuntungan.

Permintaan uang menurut John Maynard Keynes ini adalah sejumlah uang yang diminta

masyarakat untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan juga unutk spekulasi di dalam

sebuah perekonomian. Menurut Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi tingkat permintaan

uang, diantaranya yaitu :

a)      Motif Transksi ( Transaction Motive )

b)      Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

c)      Motif Spekulasi ( Speculative Motive)

Dikarenakan adanya tiga motif inilah yang menyebabkan timbulnya tiga macam demand

terhadap permintaan uang. Diantaranya yaitu :

a)      Demand Untuk Transaksi

b)      Demand untuk Keperluan Berjaga-Jaga

c)      Demand untuk Keperluan Spekulasi

a.      Motif Transaksi ( Transaction Motive )

Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler

terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini

ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan ( MDt = f(Y) ), artinya semakin besar tingkat

pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami

peningkatan demikian sebaliknya.Menurut Keynes, Orang rata-rata akan memegang uangnya

23

Page 24: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

sebesar   Y/2. Contoh : apabila ia menerima gaji Rp.300.000 perbulan, maka rata-rata ia akan

memegang uangnya sebesar Rp.150.000.

Mdt = f(Y)

Dimana :

Mdt = motif transaksi

Y   = Pendapatan

Jadi seberapa besar atau kecilnya orang memegang uang tergantung dari pendapatannya.

b.     Motif Berjaga-jaga ( Precautionary Motive )

Tidak semua uang yang ada di tangan digunakan untuk melakukan transaksi, sebagian ada

yang disimpan untuk kebutuhan yang mendesak. Misalnya untuk biaya pengobatan. Kondisi

pada masa depan yang tidak pasti mendorong orang untuk menyimpan uang tunai untuk

kebutuhan berjaga-jaga.Uang digunakan sebagai alat untuk menghadapi ketidakpastian akan

kebutuhan di masa mendatang. Keynes percaya bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk

berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi yang diekspektasikan dimasa mendatang.

Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi

pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi.

Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini.

Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk

berjaga-jaga. Secara agregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan

masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin. Menurut Keynes jumlah

uang yang dipegang untuk berjaga-jaga tergantung dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi

pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula uang yang dipegang untuk berjaga-jaga di

masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas adapat disimpulkan dengan persamaan sbb

( MDp = f(Y) ).Dijabarkan sebagai berikut:

M1 = Mdt+Mdp

M1 = f(Y)

Dimana :

Mdt = Motif transaksi

24

Page 25: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Mdp= Motif jaga-jaga

Y= Pendapatan

c.      Motif Spekuliasi ( Spekulative Motive )

Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami

perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan uangnya

bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga,

seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi

besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat

berharga, ataupun capital gain, fungsi permintaannya adalah ( MDs = f(i) ).

Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah negative.

Artinya setiap adanya kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk spekulasi akan

berkurang. Dan begitupun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga menurun, maka permintaan

uang untuk spekulasi akan meningkat. Dari pr=enjelasan ini dapat ditulis dengan persamaan (

N = R/i ), dimana N  itu adalah harga/nilai surat berharga, R adalah pendapatan dari surat

berharga dan juga i adalah suku bunga dari surat berharga.

MD = MDt + MDp + MDs

Dari ketiga motif diatas, maka formula untuk permintaan uang secara total menurut

Keynes adalah:

Atau dapat juga dirumuskan sbb :

 

 

 Dimana :

L1 = L1 (Y)

L2 = L2 (i)

25

L = L1 + L2

Page 26: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Sehingga :

L = L1(Y) + L2 (i)

L = L (Y, i )

L1 : Permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga yang ditentukan oleh

pendapatan (Y)

L2 : Permintaan akan uang untukspekulasi yang dipengaruhi oleh tingkat bunga ( i )

2.2.5 Penawaran Uang

Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu

perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk

mengatur penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang

merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia).

Yang dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di

masyarakat. Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang

inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang

ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping

dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi

lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic.

Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu asset

likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan risiko rugi.

Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang paling likuid

dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi

yang secara definitive tidak secara langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi

ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran

seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.

a.      Kurva penawaran uang

Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva

permintaan uang, jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.

26

Page 27: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

b.     Pergeseran kurva penawaran uang

Faktor-faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, adalah:

Tingkat Bunga

Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam

perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.

Tingkat Inflasi

Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah

dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.

Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional

Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan

memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia

perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).

Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan

Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah

agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu, yang sekaligus

menjadi pengukur kesehatan bank.

Nilai Tukar Rupiah

Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar,

sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik

dan nilai rupiah pun terangkat.

Penawaran uang merupakan suatu variabel ekonomi yang mempengaruhi :

Suku Bunga

Nilai Tukar

Inflasi, dan

Output Barang dan Jasa.

27

Page 28: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Fluktuasi pada penawaran uang akan berdampak pada keuntungan investasi, harga barang

dan jasa, dan secara umum pada kesejahteraan/pertumbuhan ekonomi. pada akhirnya bank

sentral akan mencoba untuk mengendalikan penawaran uang. Lalu bagaimana bank sentral

mengendalikan penawaran uang? sebelum menjawab pertanyaan ini kita harus tahu faktor

apa saja yang mempengaruhinya dan bagaimana bank sentral menaikkan atau menurunkan

JUB.

Disini kita akan mengidentifikasi bagaimana proses yang terjadi dari monetary base menjadi

penawaran uang. Ada 3 pelaku dalam penawaran uang ini yaitu:

1.    Bank Sentral

2.    Lembaga Keuangan/Bank Umum

3.    Lembaga Keuangan Non Bank

Dalam penawaran uang, memang bank sentral memegang kendali atas monetary base dan

money supply tapi hal ini tidak cukup karena bank umum dan lembaga keuangan non bank

juga punya peran yang penting dalam menentukan jumlah uang yang beredar.

2.2.6 Menurunkan Kurva LM

Kurva LM menunjukkan kombinasi antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatan (Y)

dengan keseimbangan pada pasar uang. Untuk menurunkan kurva LM kita mulai dengan

pasar uang.

Penawaran uang money supply (Ms) ditentukan oleh bank sentral. Karena penyuplai uang itu

adalah bank sentral. Permintaan uang / money demand (Md) ditentukan oleh tingkat

pendapatan. Kesimbangan antara money demand dan money supply katakan pada tingkat

bunga 10%. Jadi keseimbangan pasar uang yang pertama terjadi saat tingkat bunga 10% dan

tingkat pendapatan Y1.

Kurva LM menunjukkan kombinasi dari i dan Y dengan keseimbangan pada pasar uang yaitu

tingkat bunga 10% dan pendapatan sebesar Y1. Jadi point menggambarkan point ketika pasar

uang ekuilibrium ditandai pada tingkat pendapatan Y1. Jika pendapatan naik menjadi Y2,

maka permintaan barang dan jasa juga naik. Kenaikan permintaan barang dan jasa ini akan

28

Page 29: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

menyebabkan transaksi permintaan uang akan naik. Pada kurva ditunjukkan dengan bergeser

kurva money demand ke kanan, dengan pendapatan sebesar Y2.

Permintaan uang yang naik, akan menyebabkan bank maupun penerbit bond akan menjual

bond. Jika bond dijual, maka harga bond akan turun. Untuk menarik kembali uang yang

beredar di masyarakat, maka bank akan menaikkan tingkat bunga, misalkan menjadi 15%.

Sehingga di dapat kesimbangan pasar uang yang kedua yaitu saat tingkat bunga sebesr 15%

dan pendapatan sebesar Y2.Kedua point ini dihubungkan dan terbentuklah kurva LM.

Jadi menurut teori preferensi likuiditas, jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga

juga naik. Pendapatan yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian menaikkan

tingkat bunga keseimbangan.

2.2.7 Pergerakan dan Pergeseran Kurva LM

Tingkat harga sangat mempengaruhi terjadinya Pergeseran pada Kurva LM. Misalnya adalah

sbb:

Adanya perubahan dalam parameter h dan k melalui perubahan slope kurva LM. Jika

k naik maka kurva LM akan bergeser ke kiri (begitupun sebaliknya). Jika h naik maka

kurva LM akan bergeser ke kanan begitupun sebaliknya.

Adanya perubahan permintaan uang untuk spekulasi otonom (LO). Jika Lo meningkat

dan yang lain tetap, kurva LM akan bergeer ke kanan dan begitupun ebaliknya.

Adanya perubahan penawaran uang, jika penawaran uang meningkat maka kurva LM

akan bergeer ke kanan dan begitupun sebaliknya.

Selain itu peningkatan jumlah uang juga akan menggeser kurva LM kebawah. Hal ini

dikarenakan karena keseimbangan di pasar uang bahwa disaaat tingkat penawaran uang rill

tertentu, terjadinya peningkatan pendapatan ( yang meningkatkan permintaan terhadap uang)

dan yang akan menjadikan peningktan terhadap suku bunga.

29

Page 30: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.3 Keseimbangan IS-LM2.3.1 Pasar Komoditi

Pengertian Pasar Komoditi

Pasar Komoditi adalah tempat dipertemukannya aktivitas permintaan dan aktivitas

penawaran barang, dalam hal ini barang-barang yang akan diperjual-belikan di pasar. Pada

saat terjadinya transaksi, tidak diperlihatkan jumlahnya secara keseluruhan. Namun para

penjual menjamin sepenuhnya para pembeli akan menerima barang sesuai dengan

contoh/sample yang diperlihatkan di bursa pada saat dilaksanakannya transaksi baik

mengenai jumlahnya, kualitasnya, harganya, cara pengiriman dan bahkan waktu

penyerahannya. Transaksi terebut dapat dilakukan melalui telepon dan surat pesanan.

2.3.2 Barang-Barang Pasar Komoditi

Adapun mengenai barang-barang yang dapat diperjual-belikan di pasar komoditi cukup

beraneka ragam, bisa berupa barang hasil pertanian, kehutanan, pertambangan, serta industri

dan kerajinan. Dibawah ini merupakan rincian dari komoditi-komoditi yang dijual di pasar

komoditi :

a. Komoditi yang merupakan barang hasil pertanian yaitu kopi, teh, tembakau,

kelapa sawit, lada, kako, karet, dll.

b. Komoditi yang merupakan hasil hutan yaitu kayu lapis, rotan, dll.

c. Komoditi yang merupakan hasil pertambangan yaitu emas, aluminium (bauksit),

timah, perak, tembaga, minyak bumi, dll.

d. Komoditi industri dan kerajianan yaitu mebel ukir dari kota Jepara, mebel dan

kerajinan rotan Tegalwangi, Cirebon, dll.

2.3.3 Perdagangan Pasar KomoditiPada pasar komoditi, perdagangan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

30

Page 31: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1. Perdagangan Fisik

Perdagangan fisik adalah transaksi jual-beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli,

di mana setelah penjual dan pembeli mencapai suatu kesepakatan, penjual akan

menyerahkan secara fisik kepada pembeli.

2. Perdagangan Berjangka

Perdagangan Berjangka atau Perdagangan Spekulasi adalah suatu transaksi

perdagangan yang telah disepakati pembeli dan penjual dan penyerahan barang yang

diperjual-belikan disepakati pada waktu yang telah ditentukan. Selain itu dalam

kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa pembeli akan membayar di muka harga

pembeliannya berdasarkan harga perkiraan dan menunggu penyerahan barang sampai

saat jatuh tempo. Kegiatan pembelian tersebut dalam dunia usaha selanjutnya dikenal

dengan nama Pembelian Kontrak.

Manfaaat perdagangan berjangka pasar barang komoditi antara lain, sebagai berikut :

Sebagai sarana pengelolaan risiko manajemen melalui kegiatan lindung

nilai/hedging.

Dengan memanfaatkan kontrak berjangka ini, produsen komoditi dapat menjual

komoditi yang baru akan mereka panen beberapa bulan kemudian pada harga

yang telah disepakati saat ini. Dengan demikian mereka dapat memperoleh

jaminan harga sehingga tidak berpengaruh oleh kenaikan/penurunan harga pada

pasar tunai. Manfaat yang sama juga diperoleh pihak lain seperti eksportir yang

harus melakukan pembelian komoditi di masa yang akan datang, pada saat

harus memenuhi kontraknya dengan pembeli di luar negeri, atau pengolah yang

harus melakukan pembelian komoditi secara berkesinambungan.

Sebagai sarana pembentukan harga yang transparan dan wajar.

Harga yang terbentuk pada perdagangan berjangka mencerminkan kekuatan

pasokan dan permintaan barang komoditi di pasar.

31

Page 32: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.3.4 Bursa Komoditi Indonesia

Pemerintah membentuk Bursa Komoditi Indonesia yang secara teknis bursa ini berada di

bawah pengawasan Departemen Perdagangan, sedangkan untuk masalah keuangan berada di

bawah naungan Departemen Keuangan. Bursa Komoditi Indonesia melakukan perdagangan

berjangka. Ada beberapa alasan yang mendasari pemerintah Indonesia membentuk Bursa

Komoditi Indonesia, yaitu :

a. Perubahan lingkungan strategis seperti globalisasi.

b. Kesepakatan dalam jangka WTO, AFTA, APEC.

c. Berkuranya peran perjanjian komoditi Internasional.

d. Berubahnya kebijakan deregulasi dan debirokratisasi oleh pemerintah.

e. Dalam rangka merangsang produktivitas komoditi dan meningkatkan kegiatan

ekspor non migas agar bisa bersaing di pasar global.

f. Pemerintah menganggap perlu adanya berbagai fasilitas penunjang yang dapat

menjembatani kepentingan produksi dan kepentingan ekspor.

Manfaat Bursa Komoditi Indonesia yang dibentuk pemerintah sejak tahun 1986, antara lain :

1. Sarana Pengelolan Risiko

Salah satu ciri barang komoditi yang diperdagangkan di bursa adalah harga

komoditi yang bersangkutan sering mengalami gejolak. Untuk menjaga kelangsungan

usahanya maka diperlukan instrumen pengelolaan risiko harga yang efisien yaitu

dengan menggunakan instrumen kontrak forward, kontrak berjangka, opsi, swap dan

bond pada skema pasar. Instrumen yang sering digunakan adalah kontrak berjangka.

Kontrak berjangka adalah suatu perjanjian yang mengikat secara hukum 2

belah pihak untuk membeli dan menjual komoditi dalam jumlah, mutu, jenis, dan

tempat tertentu yang telah ditetapkan. Sedangkan waktu penyerahan di kemudian hari.

Fluktuasi harga barang komoditi karena perubahan kondisi perekonomian membuat

para pelaku bursa ini melakukanmekanisme hedgingdengan tujuan melindungi aktiva

dan/atau kewajiban agar posisi mereka tetap berada di kondisi Break Event

Point (BEP).

32

Page 33: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2. Sarana Pembentukan Harga

Selama belum terbentuk Bursa Komoditi Indonesia, harga jual barang

komoditi mengacu pada bursa yang ada di luar negeri. Tetapi setelah terbentuk Bursa

Komoditi Indonesia diharapakan Indonesia bisa menjadi price maker dalam

perdagangan global komoditinya sendiri. Penetapan harga di bursa juga harus

memperhatikan infomasi pasar perdagangan fisik.

Syarat harga jual di pasar Bursa Komoditi Indonesia, adalah :

a) Merefleksikan konsensus antara sejumlah pembeli dan penjual yang memiliki

kesempatan yang sama untuk melakukan penjualan/pembelian di pasar.

b) Merefleksikan keadaan pasokan dan permintaan yang sebenarnya dari barang-

barang komoditi yang diperdagangkan di bursa.

c) Merefleksikan keadaan pasokan dan pernintaan di masa yang akan datang dari

barang-barang komoditi yang diperdagangkan di bursa.

d) Merefleksikan berubahnya konsensus di antara peserta pasar karena

diterimanya informasi terkini tentang situasi pasokan dan permintaan komoditi

yang diperdagangkan di bursa.

3. Efisiensi Pasar

Ukuran efisiensi pasar pada bursa komoditi adalah :

a) Kecilnya perbedaan antara harga bid dan offer dari barang komoditi yang

diperdagangkan di bursa.

b) Cepat dan mudahnya pelaksanaan transaksi di bursa.

4. Informasi Pasar

Informasi pasar yang dibutuhkan para pelaku pasar berjangka komoditi antara lain

informasi tentang harga, produksi, konsumsi, volume perdagangan dan juga perkiraan

(ekspektasi) pasar dapat membuat bursa semakin transparan dan bersaing. Semakin

banyak informasi diketahui orang, akan membuat mereka mampu mengantisipasi

pembentukan harga di pasar.

2.3.5 Pelaku Pasar Komoditi

Pelaku pasar komoditi baik itu yang melakukan perdagangan fisik maupun perdagangan

berjangka. Pelaku Pasar Komoditi yang melakukan perdagangan fisik antara lain :

33

Page 34: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

a) Produsen dan Pengolah

Produsen adalah penghasil barang komoditi yang akan dijual pada pasar komoditi.

Pengolah adalah pelaku pasar komoditi yang melakukan pengolahan terhadap barang-

barang komoditi yang dihasilkan oleh para produsen. Contohnya pengusaha mebel

dan kerajinan yang melakukan pengolahan terhadap barang komoditi hasil hutan yaitu

rotan.

b) Konsumen

Adalah pelaku pasar komoditi yang melakukan konsumsi terhadap barang-barang

komoditi yang dihasilkan oleh produsen dan pengolah.

c) Pedagang dan Eksportir

Adalah pelaku pasar komoditi yang melakukan tugas untuk menjual barang-barang

komoditi dari produsen dan pengolah kepada konsumen baik itu konsumen dalam

negeri maupun konsumen luar negeri.

Pelaku pasar komoditi yang melakukan perdagangan berjangka, antara lain :

a. Produsen dan Pengolah

Produsen adalah penghasil barang komoditi yang akan dijual pada pasar komoditi.

Pengolah adalah pelaku pasar komoditi yang melakukan pengolahan terhadap barang-

barang komoditi yang dihasilkan oleh para produsen. Contohnya pengusaha mebel

dan kerajinan yang melakukan pengolahan terhadap barang komoditi hasil hutan yaitu

rotan.

b. Pialang Berjangka

Adalah pelaku pasar komoditi yang menyediakan jasa pelayanan dan informasi

kepada investor untuk melakukan transaksi di pasar komoditi mulai dari transaksi

dimulai sampai transaksi tersebut selesai. Para pialang berjangka ini akan

memperoleh fee atas jasa yang diberikannya kepada para investor pasar komoditi.

Syarat Pialang berjangka antara lain :

a) Menguasai hukum di Indonesia maupun hukum perdagangan Internasional.

b) Tidak pernah pailit atau menyebabkan suatu perusahaan pailit dalam lima tahun

terakhir.

c) Tidak pernah di hukum karena terbukti melakukan kecurangan dalam menjalankan

usahanya.

34

Page 35: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

c. Investor

Bagi calon investor yang berminat untuk terjun didalam pasar komoditi, pertama-tama

mereka harus mendapatkan daftar nama-nama perusahaan pialang berjangka terdaftar.

Hal yang lain perlu diketahui meliputi margin, bagaimana penempatan order, laporan

keuangan nasabah, pernyataan adanya risiko sampai pada tipe pialang yang

memberikan jasa pelayannya. Investor dalam pasar berjangka komoditi melakukan

kegiatan spekulasi yaitu dengan cara memanfaatkan perubahan harga yang terjadi di

pasar berjangka komoditi untuk mendapatkan keuntungan.

Ditinjau dari tingkat kemampuan dan pengalamannya, dikenal ada empat macam

kriteria investor di pasar komoditi. Investor tersebut antara lain, sebagai berikut :

1. Investor Tingkat Pemula.

Ciri-ciri investor yang masuk dalam kriteria ini, antara lain :

a. Mereka nihil pengalaman

b. Berciri gugup, ragu-ragu dan mudah terperdaya sehingga sering

menjadi korban penipuan para pialang ilegal.

c. Investor ini membutuhkan pialang yang sabar, tidak sibuk dan yang

paling penting adalah pialang yang berinterpretasi tinggi dalam

menangani investor awam tentang seluk beluk perdagangan ini.

2. Investor berpengalaman yang hanya memanfaatkan momentum pasar sesaat.

Ciri-ciri investor yang masuk dalam kriteria ini, antara lain :

a. Investor memiliki banyak pengalaman untuk melakukan perdagangan

berjangka dalam jangka waktu beberapa hari saja (intra-day trading).

b. Mereka menyukai pialang yang berkarakteristik cepat tanggap, efisien

dan cerdik dalam mengeksekusi setiap transaksinya.

3. Investor berpengalaman yang bertipe seorang “hedger”

Ciri-ciri investor yang masuk dalam kriteria ini, antara lain :

a. Investor menggunakan analisis fundamental atas komoditi yang

diperjualbelikan sehingga investor ini memiliki pengalaman untuk

melakukan perdagangan berjangka dalam jangka waktu lama (long term).

b. Mereka memerlukan data statistik dari para pialang untuk melakukan

transaksi.

35

Page 36: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

4. Investor Independen (Scalper)

Ciri-ciri investor yang masuk dalam kriteria ini, antara lain :

a. Investor ini sangat berpengalaman, perhitungannya tepat dan akurat.

b. Mereka tidak memerlukan jasa dari para pialang karena mereka lebih suka

menggunakan jasa pialang khusus yang hanya bertugas sebagai

eksekutor transaksi atas perintahnya (take order).

d. Pemerintah

Tugas pemerintah adalah membuat peraturan untuk menciptakan iklim usaha yang

kondusif. Dalam rangka mewujudkan dan menjamin integritas pasar komoditi

dengan cara melakukan perdagangan berjangka, maka pemerintah melakukan hal-

hal sebagai berikut :

a) Kontrak berjangka yang digunakan sebagai dasar dalam transaksi komoditi harus

dapat menjamin pelaksanan perdagangan yang adil, transparan dan tidak

mengandung kelemahan yang dapat dimanfaatkan untuk penipuan. Oleh sebab

itu kontrak berjangka harus mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Pasar

Komoditi (Bappebti).

b) Pengawasan pasar dilakukan setiap hari. Pengawasan dilakukan secara

berjenjang mulai dari para profesional sendiri, Bursa Berjangka, Lembaga

Kliring Berjangka dan Bappebti.

c) Kewajiban lapor bagi para profesional dan Bursa Berjangka dimana laporan

ditetapkan secara berkala dan sewaktu-waktu diperlukan.

d) Kewajiban membuat catatan dan/atau rekaman atas kegiatan yang dilakukan oleh

pihak yang memgang perijinan dan siap untuk diperiksa secara

berkala/sewaktu-waktu diperlukan.

e) Sistem penyelesaian pengaduan/perselisihan secara cepat dan efektif.

Selain itu, pemerintah juga menjamin integritas keuangan para pelaku pasar

komoditi dengan cara melakukan perdagangan berjangka. Hal yang dilakukan

antara lain :

a) Kewajiban keuangan kepada Lembaga Kliring Berjangka harus dapat dipenuhi

tepat waktu dan lancar.

36

Page 37: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

b) Lembaga Kliring Berjangka harus mampu menyelesaikan keuangan transaksi

apabila anggotanya lalai/cidera janji.

c) Pialang berjangka harus memiliki kemampuan keuangan yang kuat.

d) Dana nasabah harus ditempatkan di rekening yang berbeda.

e) Setiap pihak harus mematuhi kewajiban modal minimum yang ditetapkan.

f) Transaksi dapat dilakukan apabila nasabah telah menyerahkan margin.

g) Penyelesaian keuangan dilakukan setiap hari.

2.3.6 Mekanisme Pasar Komoditi

Mekanisme Perdagangan Fisik di Pasar Komoditi

Proses awal perdagangan fisik terjadi di dalam pasar komoditi dimana konsumen

dengan produsen selaku pedagang bertemu. Kemudian terjadi kesepakatan untuk

melakukan transaksi jual beli barang-barang komoditi. Pihak penjual langsung

mempersiapkan barang komoditi yang diambil dari gudang (warehouse), kemudian

melakukan proses pemeriksaan terhadap kualitas (quality control) dan melakukan proses

pengepakan (packing). Setelah itu barang dikirim menggunakan jasa perusahaan

pengangkutan (shipping company) ke pada konsumen. Setelah konsumen menerima

barang komoditi tersebut, melakukan pemeriksaan dan kemudian membayar pembelian

barang tersebut kepada pihak penjual dengan mentransferkan sejumlah uang ke bank.

Setelah itu barulah pihak bank melakukan transfer uang ke rekening penjual. Dan proses

perdagangan fisik di pasar komoditi selesai. Mekanisme perdagangan fisik di pasar

komoditi dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Mekanisme Perdagangan Berjangka di Pasar Komoditi

Proses awal perdagangan terjadi di dalam pasar komoditi dimana konsumen

dengan produsen selaku pedagang bertemu. Kemudian terjadi kesepakatan untuk

melakukan transaksi jual beli barang-barang komoditi dimana penyerahan barangnya

masih di kemudian hari. Setelah melakukan kontrak berjangka dengan buyer untuk

menjual barang, pihak penjual juga melakukan hedging atas aktiva yang akan

diperolehnya dengan cara menghubungi pialang berjangka untuk menjual piutang dagang

yang dimilikinya untuk menghindari kerugian karena memegang mata asing di masa yang

akan datang karena fluktuasi dari mata uang asing. Setalah itu, penjual memproduksi

barang dan langsung mempersiapkan barang komoditi yang diambil dari gudang

37

Page 38: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

(warehouse), kemudian melakukan proses pemeriksaan terhadap kualitas (quality control)

dan melakukan proses pengepakan (packing). Setelah itu barang-barang komoditi itu

diangkut dari pusat produksinya menggunakan truk-truk kontainer berpendingin (buah dan

sayur) kemudian dibawa ke pelabuhan, untuk selanjutnya di kapalkan. Setelah proses

pengapalan selesai, berlayar selama beberapa lama menuju salah satu bandar, antara lain

Nusantara ataupun negara lainnya yang juga melalui Nusantara. Setelah sampai di

pelabuhan, maka barang tersebut dipindahkan lagi ke truk-truk kontainer untuk dikirim

kepada konsumen/buyer. Setelah konsumen menerima barang komoditi tersebut,

melakukan pemeriksaan dan kemudian membayar pembelian barang tersebut kepada pihak

penjual dengan mentransferkan sejumlah uang ke bank. Setelah itu barulah pihak bank

melakukan transfer uang ke rekening penjual. Setelah menerima uang dari buyer maka

penjual mentransfer uang tersebut ke pialang berjangka dan menerima uang dalam mata

uang rupiah. Mekanisme perdagangan berjangka di pasar komoditi dapat dilihat pada

gambar 2 berikut.

2.3.7 Contoh Pasar Komoditic. Floating Market (Pasar Terapung) di Chao Praya, Thailand, merupakan pasar

komoditi yang menjual barang-barang dagangannya berupa komoditi-

komoditi agribisnis, terutama sayur dan buah, maupun berbagai jenis

cinderamata khas Thailand di atas sampan.

d. Pasir Panjang Wholesale Centre, pasar induk terbesar di Singapore,

merupakan pasar yang menjual bermacam-macam komoditi seperti sayur dan

buah yang didatangkan dari USA, Australia, RR Cina, Hong Kong, Malaysia,

Thailand dan Indonesia. Beberapa jenis komoditi, seperti bawang putih dan

kubis dikemas di dalam kantong-kantong jala. Meskipun demikian, terdapat

pula buah atau sayur yang dikemas di dalam kotak-kotak karton

atau styrofoam yang disusun rapih dan teratur.

e. Pasar Borong, Malaysia, yang hingga saat ini merupakan salah satu pasar

induk terbesar di Malaysia yang menjual barang-barang komoditi Indonesia

diantaranya adalah kubis, ubi jalar, jahe, melon dan cabai.

38

Page 39: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.3.8 Pasar Uang

a. Pengertian Pasar Uang

      Pasar uang (money market) adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana,

surat-surat berharga, atau instrumen financial jangka pendek yang mempunyai jangka waktu

satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga

perbankan. Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek.

b. Ciri-ciri Pasar Uang

Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek.

Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang mempunyai

kelebihan dana dan yang membutuhkan dana.

Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.

c. Fungsi Pasar Uang

Pasar uang memiliki fungsi sebagai berikut:

Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk

membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya;

Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan

membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang

(SBPU); dan

Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.

Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek

Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek

Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untuk melakukan investasi

Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka

pendek kepada perusahaan di indonesia

d. Tujuan Pasar Uang

Dari pihak yang membutuhkan dana Dari pihak yang menanamkan dana

1. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek    Untuk memperoleh penghasilan dengan

tingkat suku bunga tertentu

2.    Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas 2. Membantu pihak-pihak yang mengalami

39

Page 40: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

kesulitan keuangan

3.    Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja       3.  Spekulasi

4.      Sedang mengalami kalah kliring

e. Peserta Pasar Uang

Bank-bank

Yayasan

Dana pensiun

Perusahaan auransi

Perusahaan-perusahaan besar

Lembaga pemerintah

Lembaga keuangan lain

Individu masyarakat

f. Instrumen Pasar Uang

      Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya

cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-badan usaha

swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.

Instrumen pasar uang antara lain :

1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI)

Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan

jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah

ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang.

2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Surat - surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto

dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.

3. Sertifikat Deposito

40

Page 41: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam

suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito

berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang

membedakaimya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat

dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli temponya melalui

lembaga - lembaga keuangan lainnya.

4. Commercial Paper

Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk

memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.

5. Call Money

Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka

waktu pendek.

6. Repurchase Agreement

Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan

membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga

yang telah ditetapkan lebih dahulu.

7. Banker's Acceptence

Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir

atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.

8. Treasury Bills

Treasury Bills adalah surat utang yang diterbitkan oleh negara dengan jangka waktu 90

hari - 1 tahun.

9. Promissory Notes

Promissory Notes adalah surat sanggup bayar yang membuktikan adanya utang

piutang jangka pendek antara kreditur dan debitur.

41

Page 42: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

g. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Uang

·         Kelebihan Pasar Uang

Sarana untuk mencari pinjaman dana jangka pendek bagi perusahaan yang

mengalami kesulitan likuiditas.

Sarana untuk menempatkan kelebihan dana yang dimiliki oleh badan usaha

·         Kelemahan atau Resiko Pasar Uang

Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain:

Resiko pasar (Market Risk)

Resiko yang berkaitan dengan kenaikan tingkat bunga, mengakibatkan investor

mengalami capital loss.

Resiko Reinvestment,

Resiko yang berkaitan dengan turunnya harga sekuritas.

Resiko Gagal Bayar,

Resiko yang terjadi akibat tidak mampunya peminjam (debitur) memenuhi

kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.

Resiko Inflasi,

Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya hargaharga barang dan jasa

yang menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya.

Resiko Valuta (Currency risk),

Resiko yang terjadi karena perubahan yang tidak menguntungkan terhadap kurs

mata uang asing.

Resiko Politik,

Resiko yang berkaitan dengan perubahan undang-undang atau peraturan

pemerintah.

2.3.9 Keseimbangan Umum dan Semu

Pada umumnya kurva IS merupakan kurva mempunyai lereng yang negatif sedangkan

kurva LM mempunyai lereng yang positif. Ini berarti bahwa pada umumnya tingkat

pendapatan nasional yang memenuhi syarat ekuilibriumnya baik pasar komoditi maupun

pasar uang hanya terletak pada satu titik. Yaitu pada titik potong kurva IS dengan kurva LM.

Keadaan perekonomian di mana terpenuhi syarat ekuilibriumnya pasar komoditi dan juga

42

Page 43: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

IS

I

I = IS

S, I

r

I YL2

L2

L1 M,L

L1

LM

0

YCIC

L2C

A

Sc

F

M

terpenuhinya syarat ekuilibriumnya pasar uang dalam model analisa IS – LM dikatakan

berada dalam keseimbangan umum atau general equilibrium dan titik potongnya kita sebut

titik ekuilibrium - LM. Dikatakan sebagai ekuilibrium atau keseimbangan semu oleh karena

syarat ekuibliriumnya pasar bersangkutan dipenuhi. Akan tetapi terpenuhinya syarat

ekuilibrium tersebut tidak menjamin bahwa nilai-nilai variabel endogen bisa bertahan lama.

Kurva IS merupakan kurva yang menghubungkan Y pada berbagai tingkat r dengan syarat

ekulibrium pada pasar komoditi. Kurva LM merupakan kurva yang menghubungkan Y pada

berbagai tingkat r dengan syarat ekulibrium pada pasar uang.

a) Keseimbangan (ekuilibrium) umum aadalah keseimbangan dimana pendapatan nasional

(Y) dalam kondisi ekulibrium di pasar komoditi dan pasar uang terjadi pada titik potong

kurva IS dan LM.

b) Keseimbangan (ekuilibrium) semu aadalah keseimbangan dimana pendapatan nasional

(Y) dalam kondisi ekulibrium hanya di pasar komoditi atau pasar uang saja

Keseimbangan semu di pasar komiditi dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Titik A menunjukkan keseimbangan pada pasar komoditi dan terjadi pada Y di 0Yc dan r di

Orc, dengan tingkat saving OSc.dan tingkat investasi OIc. Titik A pada kurva IS merupakan

keseimbangan semu dalam pasar komoditi dan tidak bertahan lama. Pada titik A di pasar

43

SC YI

Page 44: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

uang, pendapatan nasional, investasi, saving, dan tingkat bunga terjadi pada Y di 0Y c dan r

di Orc, dengan tingkat saving OSc.dan tingkat investasi OIc:

a) permintaan uang untuk spekulasi sebesar L2C atau sebesar MF.

b) Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga L1C atau sebesar OG.

c) Jumlah uang beredar sebanyak OM dan yang diminta adalah OG + FM, sehingga ada

kelebihan penawaran uang sebesar GF

d) Kelebihan penawaran uang ini menyebabkan penurunan r, shg I naik dan dipasar

komoditi terjadi perubahan yang menuju kekeseimbangan umum.

Titik A pada kurva LM merupakan keseimbangan semu dalam pasar uang dan tidak bertahan

lama.

Pada titik A di pasar komoditi, pendapatan nasional, investasi, saving, dan tingkat bunga

terjadi pada Y di 0Yc dan r di Orc, dengan:

a) permintaan uang untuk spekulasi sebesar OL2C

b) Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga OL1C

c) Jumlah uang beredar sebanyak OM dan yang diminta adalah OL1C + OL2C , sehingga

penawaran uang sama dengan permintaan uang. Pasar uang dalam kondisi ekuilibrium.

d) Pada tingkat bunga Or, keinginan investasi masyarakat sebesar OIc atau setinggi OF,

sementara tingkat saving hanya sebesar OSc.

e) Nilai investasi lebih besar dari saving. (OF > OSc).

f) Besar I menyebabkan Y naik,. Y naik menyebabkan L1 naik. Jika L2 tidak berubah,

maka terjadi kelebihan permintaan uang. Ini berarti pasar uang terjadi disekuilibrium dan

menyebabkan peningkatan tingkat suku bunga, sehingga menuju pada keseimbangan

umum yang baru.

3. Nilai Variabel Endogen dalam Keseimbangan Umum

Jika diketahui:

C = 40 + 0,6Y

I = 80 – 4r

M = 200

LT = 0,25Y

LJ = 0,15Y

L2 = 160 – 4r

44

IS = Y = 300 -10r

LM= Y = 100 +10r

Page 45: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

KESEIMBANGAN IS = LM

300 -10r = 100 +10r

200 = 20r, maka r = 10%

Diantara pembentuk kurva penawaran agregat yaitu pasar uang ( kurva IS ) dan pasar barang

( kurva LM

Model IS – LM

Menunjukkan model IS – LM : kenaikan tingkat harga dari P1 ke P2 menurunkan

keseimbangan uang riil dan menggeser kurva LM ke atas.

Kurva Permintaan Agregatif

45

Page 46: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Menunjukkan kurva permintaan agregat yang meringkas hubungan antara tingkat bunga dan

pendapatan ini : semakin tinggi tingkat harga, semakin rendah tingkat pendapatan

Setiap pasang nilai P dan Y pada kurva permintaan agregat berhubungan dengan satu titik di

mana baik pasar barang maupun pasar uang berada dalam keseimbangan. Kurva permintaan

agregat jauh lebih rumit dibandingkan kurva permintaan pasar atau individu yang sederhana.

Kurva AD bukan kurva permintaan pasar, dan kurva ini bukan jumlah dari semua kurva

permintaan pasar dalam perekonomian, karena permintaan pasar bersifat individual.

Kurva permintaan menunjukkan kuantitas keluaran yang diminta ( oleh suatu rumah tangga

individual atau dalam suatu pasar tunggal ) pada setiap harga yang mungkin, cateris paribus.

Dalam menggambarkan kurva permintaan, kita mengasumsikan bahwa harga – harga dan

pendapatan tetap. Dari asumsi itu, menyusul bahwa salah satu alasan julah barang tertentu

yang diminta turun bila harganya naik adalah bahwa harga – harga lain tidak naik.

Menurunkan Kurva Agreratif Demand

Permintaan agregat turun bila tingkat harga naik karena lebih tingginya tingkat

harga menyebabkan aiknya permintaan uang ( MD ), karena penawaran uang yang

konstan, tingkat suku bungan akan naik untuk membangun kembali keseimbangan di

pasar uang. Tingkat suku bunga tinggilah yang menyebabkan keluaran agregat turun.

2.3.10 Algebra Model IS-LM

46

Page 47: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Teori Kebijakan fiskal

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka

mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah

penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak

yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan

daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah

output. Sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta

menurunkan output industri secara umum. Dalam literatur klasik, terdapat beberapa

perbedaan pandangan mengenai kebajikan fiskal, terutama menurut teori Keynes dan

tiori klasik tradisional (Nopirin, 2000).

Jenis Kebijakan Fiskal

Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua yaitu

Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Kebijakan Fiskal Kontraktif. Kebijakan Fiskal Ekspansif

adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk

menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada

saat munculnya kontraksional gap. Konstraksional gap adalah suatu kondisi dimana output

potensial (YF) lebih tinggi dibandingkan dengan output Actual .

Kebijakan ekspansif dilakukan dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah (G)

atau menurunkan pajak (T) untuk meningkatkan output (Y), adapun mekanisme peningkatan

pengeluaran pemerintah ataupun penurunan pajak (T) terhadap output adalah sebagai berikut,

pada grafik (2.1) maka dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah (ΔG) naik atau

selisih pajak (ΔT) turun maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat keatas sehingga

pendapatan akan naik dari (Y1) menjadi (Yf).

47

Page 48: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan

belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya

beli masyarakat dan mengatasi inflasi. kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya

lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika

perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk

menurunkan tekanan permintaan. pada saat munculnya ekpansionary gap. Ekspansionary

gap adalah suatu kondisi dimana output potensial (Yf) lebih kecil dibandingkan dengan

output Actual (). Adapun mekanisme penurunan pengeluaran pemerintah (G) ataupun

kenaikan pajak (T) terhadap output (Y) adalah sebagai berikut, secara grafik kebijakan fiskal

kontraktif diagram sebagai berikut:

Pada gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah (ΔG) turun atau

selisih pajak (ΔT) naik maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat kebawah sehingga

Pendapatan akan turun dari (Y1) menjadi (Yf).

48

Page 49: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.4 KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DALAM MODEL IS-LM2.4.1 Kebijakan Ekspansi dan Kontraksi 

Secara teori Kebijakan Ekspansi adalah kebijakan ekonomi makro yang mempunyai

tujuan untuk memperbesar kegiatan ekonomi dalam perekonomian, sedangkan Kebijakan

Kontraksi adalah kebijakan ekonomi makro yang tujuannya ialah menurunkan kegiatan

ekonomi dalam perekonomian. 

Kebijakan ekspansi pada umumnya terjadi pada masa - masa saat perekonomian

menghadapi banyak pengangguran dan kapasitas produksi nasional belum dimanfaatkan

sepenuhnya. Sebaliknya, kebijakan kontraksi umumnya dilakukan pada masa - masa

perekonomian dalam keadaan dimana permintaan agregatif melampaui besarnya kapasitas

produksi nasional. Biasanya di tandai oleh tingkat inflasi yang sangat tinggi. Disamping itu

kebijakan kontraksi pada umumnya juga dipakai dalm keadaan dimana perekonomian

mengalami defisit neraca pembayaran. Melalui kebijakan ekspansi diharapkan dapat

memperoleh hasil berupa meningkatnya pendapatan nasional dan menurunnya tingkat

pengangguran. Sebaliknya, kebijakan kontraksi pada umumnya diharakapkan dapat

menurunkan tingkat inflasi dan memperkecil defisit neraca pembayaran luar negeri.

2.4.2 Model IS-LM dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter 

Kebijakan moneter saya definisikan sebagai rencana dan tindakan otoritas moneter

yang tersusun untuk menjaga keseimbangan moneter, dan kestabilan nilai uang, mendorong

kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna

meningkatkan taraf hidup rakyat. Wikipedia memberikan definisi kebijakan moneter dengan

sebuah proses yang dilakukan oleh pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter dari

sebuah negara untuk mengontrol, penawaran uang, ketersediaan uang, tingkat bunga, dalam

rangka mencapai seperangkat tujuan orientasi kepada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. 

Dimana biasanya kebijakan moneter dikenal sebagai pilihan antara kebijakan ekspansi

atau kebijakan kontraksi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, kebijakan moneter adalah semua

upaya atau tindakan bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan moneter (uang beredar,

suku bunga, kredit dan nilai tukar) untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu. Kebijakan

moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain:

1. Operasi Pasar Terbuka 

49

Page 50: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual

atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah

jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin

jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga

pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI

atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga

Pasar Uang.

2. Politik Diskonto

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan

tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan

uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,

pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat

bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan

jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah

jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang

beredar, pemerintah menaikkan rasio.

4. Hibauan Moral

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar

dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau

perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi

jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk

memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

2.4.3 Tujuan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan:

1. Kesempatan Kerja

Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan

produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini

berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.

50

Page 51: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2. Kestabilan harga

Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercayaan di

masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan

harga yang akan masa depan.

3. Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di

suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering

melakukan kebijakan-kebijakan moneter.

Kebijakan fiskal merupakan suatu kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan

ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.

Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan

perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.

Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi

variabel-variabelnya.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang

berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku

akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli

masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan

sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output

industri secara umum.

2.4.4 Bentuk - Bentuk kebijakan Fiskal

 

Kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua golongan :

- Penstabil otomatik, yaitu , bentuk - bentuk sistem fiskal yang sedang berlaku yang secara

otomatik cenderung untuk menimbulkan kestabilan dalam kegiatan ekonomi

- Kebijakan fiskal diskresioner, yaitu, langkah - langkah dalam bidang pengeluaran

pemerintah dan perpajakan yang secara khusus membuat perubahan ke atas sistem yang ada,

yang bertujuan untuk mengatasi masalah - masalah ekonomi yang dihadapi.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :

1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif 

51

Page 52: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari

pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik

digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar

daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika

perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk

menurunkan tekanan permintaan.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan

pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta

meningkatkan disiplin.

Sistem Pemungutan Pajak

- Pajak nominal, berdasarkan nilai nominal tertentu.

- Pajak persentase, Progresif, Proportional, Degresif, Regresif

2.4.5 Peranan Kebijakan Fiskal 

Pada masa sekarang sudah secara meluas di yakini bahwa kebijakan fiskal memegang

peran yang sangat penting di dalam menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi, dan menciptakan

kegiatan ekonomi ke arah tingkat yang dikehendaki. Apabila pendapatan pemerintah

bertambah tinggi, maka pemerintah dapat membuat pengeluaran yang lebih besar. Tetapi

apabila pendapatan pemerintah berkurang maka pemerintah juga harus mengurangi

pengeluarannya. Singkatnya, di dalam zaman klasik orang berpandangan bahwa pemerintah

haruslah menjalankan kebijakan fiskal seimbang atau anggaran belanja seimbang yaitu,

pengeluarannya haruslah sesuai atau sama dengan pendapatannya.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam

kegiatan perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal

dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah

(goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP,

inflasi, kurs, dan suku bunga. 

52

Page 53: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan

kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor

rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar

negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam

menciptakan pendapatan dan pengeluaran.Walau sering berjalan secara selaras dan saling

berpengaruh, namun kebijakan moneter dan fiskal juga kerap kali saling berbenturan.

Ketidakselarasan antara kebijakan moneter dan fiskal dapat dilukiskan berdasarkan model IS

– LM. Kita dapat melihat, misalnya, pertambahan suplai uang akan menggeser kurva LM ke

kanan dan menurunkan suku bunga (i) serta meningkatkan tingkat pendapatan (Y).

Di lain pihak, melalui kebijakan fiskal yang ekspansif. Pengeluaran APBN akan naik,

didorong untuk naik oleh kenaikan tingkat pajak investasi swasta, sehingga menggeser kurva

IS ke kanan. Pada gilirannya, pergesan IS ke kanan menaikkan suku bunga dan pendapatan.

Alhasil, kebijakan fiskal dan moneter yang sama-sama ekspansif tadi, menciptakan gerak

suku bunga yang berlawanan arah. Di sinilah kemudian benturan kebijakan terjadi, sehingga

dengan sendirinya memerlukan koordinasi dan keterpaduan. Memperbesar investasi, tingkat

suku bunga harus diturunkan, dan atas dasar itu suplai uang harus ditambah sehingga kurva

LM1 bergeser menjadi LM2. Tetapi titik potong antara LM2 dan IS1 semula akan membuat

pendapatan lebih besar dari Y, dan mestinya akan melahirkan inflasi seperti diresahkan tadi.

Oleh karena itu, kebijakan fiskal yang tertuju pada pengetahuan investasi sehingga kurva

LM2 dan IS2, mencapai tingkat keseimbangan E2 dan pendapatan dapat dipertahankan pada

tingkat Y. Dengan cara demikian, inflasi dapat dicegah berkat adanya kombinasi dan

keterpaduan kebijakan moneter dan fiskal yang mengakibatkan tingkat suku bunga menjadi

lebih rendah.

2.4.6 Bekerjanya Kebijakan moneter

Moneter juga dapat digunakan untuk mendorong atau memperlambat ekonomi tetapi

dikendalikan oleh bank sentral, dengan tujuan akhir untuk menciptakan lingkungan uang

mudah. Pada waktu yang berbeda dalam siklus ekonomi, kebijakan moneter telah terbukti

memiliki pengaruh dan dampak terhadap perekonomian dan pasar ekuitas juga pendapatan.

Bank sentral juga sering mengadakan operasi pasar terbuka, dimana mereka biasanya

aktif setiap hari. Mereka membeli dan menjual obligasi pemerintah di pasar terbuka yang

dapat meningkatkan atau mengurangi cadangan dengan bank meski mempengaruhi suplai

53

Page 54: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

uang. Bank sentral juga dapat mengubah persyaratan cadangan di bank sehingga secara

langsung meningkatkan atau menurunkan jumlah uang beredar. Bank sentral juga dapat

membuat perubahan dalam tingkat diskonto yang merupakan alat yang selalu menerima

perhatian besar pada media. 

Tingkat diskonto sering kali disalah pahami, karena itu bukan kurs resmi dimana

konsumen akan membayar pinjaman mereka atau menerima pada rekening tabungan mereka.

Namun, tingkat yang dibebankan kepada bank-bank guna meningkatkan cadangan mereka

ketika mereka meminjam langsung dari bank sentral. Keputusan bank sentral untuk

mengubah suku bunga, bagaimanapun, akan melalui sistem perbankan dan pada akhirnya

menentukan apa yang konsumen bayar ketika meminjam dan apa yang mereka terima pada

deposito mereka. Secara teori, menerapkan suku bunga rendah akan mendorong bank untuk

menahan kelebihan cadangan lebih sedikit dan akhirnya meningkatkan permintaan terhadap

uang.

Ada dua alat utama yang digunakan pemerintah dan bank sentral untuk mengarahkan

perekonomian kita ke tujuan yang ingin di capai, yaitu, kebijakan fiskal dan kebijkan

moneter. Ketika digunakan dengan benar, kedua kebijakan ekonomi ini dapat memiliki hasil

yang sama baik untuk mempengaruhi perekonomian dan memperlambatnya ketika memanas.

Perdebatan yang masih berlangsung adalah mana yang lebih efektif dalam jangka panjang

ataupun jangka pendek.

2.4.7 Bekerjanya Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah ketika pemerintah menggunakan pengeluaran serta pajak

untuk menimbulkan dampak terhadap perekonomian. Kombinasi dan hubungan dari

pengeluaran pemerintah dan pengumpulan pendapatan adalah keseimbangan yang amat sulit,

dimana memerlukan waktu yang baik dan sedikit keberuntungan untuk mendapatkan dampak

yang sesuai. Dampak langsung dan tidak langsung dari kebijakan fiskal dapat mempengaruhi

belanja pribadi, belanja modal, nilai tukar, tingkat defisit dan bahkan suku bunga, yang

biasanya dikaitkan dengan kebijakan moneter.Kebijakan fiskal sering dikaitkan dengan

Keynesianisme, yang namanya berasal dari ekonom Inggris John Maynard Keynes. Dengan

karya besarnya, "Teori Umum Hubungan Kerja, Bunga dan Uang," . Keynes

mengembangkan sebagian besar teori-teorinya telah digunakan dari waktu ke waktu, karena

54

Page 55: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

teori ini memang populer dan secara khusus diterapkan untuk mengurangi kemerosotan

ekonomi.

Singkatnya, teori-teori ekonomi Keynesian berdasar pada keyakinan bahwa tindakan

proaktif dari pemerintah adalah satu-satunya cara untuk mengarahkan perekonomian. Ini

berarti bahwa pemerintah harus menggunakan kekuatan, untuk meningkatkan permintaan

agregat dengan meningkatkan belanja dan menciptakan kondisi uang mudah didapatkan,

dimana akan berpengaruh pada perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja dan

kemakmuran pada akhirnya meningkat. 

2.4.8 Bentuk Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi dan Kebijakan Moneter

Grafik Prmintaan Uang

Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga sifatnya sangat berbeda dengan

tujuan spekulasi. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga ditentukan oleh

pendapatan masyarakat atau pendapatan nasional, sedangkan permintaan uang untuk tujuan

spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga.

a. Permintaan Uang untuk Transaksi dan Berjaga-jaga dengan Hubungan pendapatan

terhadap permintaan uang

55

Page 56: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dari kurva permintaan tersebut tampak bahwa makin tinggi pendapatan, makin besar

permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut. Sementara itu, pada saat pendapatan sebesar

Ya, maka jumlah uang yang diperlukan untuk transaksi dan berjaga-jaga sebesar Ma.Tetapi

bila pendapatan nasional Yb maka uang yang diperlukan sebesar Mb.

b. Permintaan Uang untuk Spekulasi

Kurva permintaan uang untuk spekulasi menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat bunga (ia),

makin kecil permintaan uang (Mb), sebaliknya makin rendah tingkat bunga (ib), makin besar

permintaan uang (Mb). LP pada gambar tersebut menunjukkan kurva preferensi likuiditas.

2.4.9 Model IS-LM dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter

Analisis LM (keseimbangan Pasar Uang )

Teori permintaan uang menurut Keynes adalah permintaan uang (md) dalam analisis Keynes

di dasarkan atas 3 yaitu:

1. Motif transaksi ( permintaan uang untuk transaksi )

Adalah menjebatani periode permintaan dan pengeluaran seseorang yang melakukan

pengeluaran setiap hari, sedangkan penerimaan tidak terjadi setiap hari. Maksudnya bahwa

56

Page 57: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

peranan uang itu sangat penting bagi seseorang untuk melakukan transaksi, sehingga secara

sistematis dapat di tulis sebagai berikut:

Mt = f (y)

Mt = kt y

Ket:

Mt : jumlah uang yang di lakukan untuk motif transaksi.

K : bilangan konstanta.

Y : pendapatan atau penghasilan.

2. Motif Berjaga-jaga.

Menurut keynes, antisipasi terhadap pengeluaran yang di rencanakan dan yang tidak

di rencanakan menyebutkan seseorang akan memegang uang lebih besar dari pada untuk

tujuan transaksi.

Dalam motif ini sama halnya dengan motif transaksi yang besarnya sangat tergantung

pada penghasilan atau pendapatan seseorang. Sehingga dalam model matematiknya dapat di

tunjukkan dalam model berikut:

Mj = f (y)

Mj = kj y

Ket:

Mj : Jumlah uang yang di gunakan untuk motif berjaga-jaga

K : Variable Konstanta

Y : Penghasilan ( Pendapatan )

Fungsi pendapatan dari motif transaksi bila dihubungkan dengan motif berjaga-jaga maka

dapat di beri symbol MI, sehingga MI tersebut merupakan jumlah uang yang beredar yang di

gunakan untuk motif transaksi dan berjaga-jaga.

Secara sistematis dapat di tunjukan sebagai berikut:

57

Page 58: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Mt=f (y)

Mj=f(y) maka

Mt+Mj = MI atau MI = Mt+Mj

3. Motif Spekulasi ( Speculation Motive )

Menurut kaum ekonom Cambridge, mengatakan bahwa permintaan uang tunai juga

tergantung dari tingkat bunga dan harapan mengenai harga-harga di masa yang akan datang.

Dalam motif ini Keynes menyatakan secara eksplisif dalam model mengenai pengaruh

tingkat bunga dan harapan mengenai harga yang akan datang.

Menurut Keynes ada 2 asumsi mengenai alasan seseorang memegang kekayaan.

a. Dalam bentuk uang tunai di atas uang yang di perlukan untuk tujuan transaksi dan

berjaga-jaga.

b. Dalam bentuk surat berharga seperti Saham, Obligasi.

Menentukan Keseimbangan Pasar Uang

Mengenai pembahasan permintaan (Md) dan penawaran uang (Ms). Pasar uang akan

berada dalam keseimbangan apabila penawaran uang (Ms) sama dengan permintaan uang

(Md). Menurut analisa Keynes menyatakan bahwa permintaan uang itu karna di pengarui

oleh 3 tujuan (Motif) yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi. Dari ke

tiga motif tersebut akan menggambarkan model keseimbangan pasar uang (Analisa Lm)

sehingga akan terbentuk fungsi Lm yang menggambarkan hubungan antara tingkat

pendapatan Nasional pada berbagai kemungkinan tingkat bunga yang memenuhi syarat

keseimbangan pasar uang.

MenentukanFungsi dan Kurva LM

Untuk menentukan fungsi LM, terlebih dahulu mengasumsikan bahwa jumlah uang

disebut sebagai jumlah uang beredar dalam perekonomian di asumsikan sebagai Variable

Eksogen.

M = m

Kemudian permintaan uang terdiri dari motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi dibuat

model sebagai berikut:

58

Page 59: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Mt = Motif Transaksi

Mj = Motif Berjaga-Jaga

Mt dan Mj = tergantung dari pendapatan atau dalam sistematis ditulis

Mt = f (y) _ Mt = kt y

Mj = f(y) _ Mj = kj y)

Mt+Mj = MI, karena MI = f (y) maka fungsi MI = KI y

jadi = Mt+ Mj = MI atau Kt y+ Kj y = KI y.

Menurunkan Kurvadan Grafik Fungsi LM

Kurva LM adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar uang. Kurva

LM merupakan suatu kurva yang menghubungkan titik-titik besarnya pendapatan nasional (y)

pada tingkat bunga (i). hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan di dalam uang

pasar mempunyai hubungan yang Positif, dengan demikian lereng kurva (Slope) dalam

kurfva LM adalah Positif. Dalam kurva LM dijelaskan,bahwa semakin tinggi tingkat bunga

mengakibatkan bertambahnya pendapatannya.

Pembentukan Kurva LM

Kurva LM menggambarkan keseimbangan yang berlaku di pasaran uang. Ada

berbagai tingkat pendapatan nasional. Uraian mengenai teori Moneter yang di kemukakan

oleh Keynes telah menunjukan bahwa (i) tinkat bunga di tentukan oleh permintaan dan

penawaran uang. (ii) salah satu faktor yang menentukan permintaan uang adalah pendapatan

nasional yaitu semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi permintaan uang untuk

transaksi dan berjaga-jaga.

Kedua faktor ini menyebabkan keseimbangan di pasar uang. Yaitu keseimbangan di antara

permintaan dan penawaran uang sangat erat hubungannya dengan pendapatan Nasional.

59

Page 60: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.4.10 Pengeluaran Pemerintah dalam Model IS-LM

Model IS-LM dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter saya definisikan sebagai rencana dan tindakan otoritas moneter

yang tersusun untuk menjaga keseimbangan moneter, dan kestabilan nilai uang, mendorong

kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna

meningkatkan taraf hidup rakyat. Wikipedia memberikan definisi kebijakan moneter dengan

sebuah proses yang dilakukan oleh pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter dari

sebuah negara untuk mengontrol, penawaran uang, ketersediaan uang, tingkat bunga, dalam

rangka mencapai seperangkat tujuan orientasi kepada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

Dimana biasanya kebijakan moneter dikenal sebagai pilihan antara kebijakan ekspansi

atau kebijakan kontraksi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, kebijakan moneter adalah semua

upaya atau tindakan bank sentral untuk mempengaruhi perkembangan moneter (uang beredar,

suku bunga, kredit dan nilai tukar) untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu.

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu

antara lain :

1. Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual

atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah

jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin

jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga

pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI

atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga

Pasar Uang.

2. Politik Diskonto

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan

tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan

uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah,

pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat

bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

60

Page 61: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

3. Rasio Cadangan Wajib

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan

memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.

Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk

menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

4. Himbauan Moral

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar

dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau

perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk

mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke

bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Pasar Barang dan Pasar Uang : Model IS – LM

Model IS-LM memiliki beberapa asumsi sebagai berikut:

- Perekonomian hanya terdiri atas dua sektor yaitu sektor riil dan sektor moneter.

- Tingkat bunga memainkan peranan yang penting baik di pasar barang maupun pasar

uang.

- Pengeluaran konsumsi bergantung pada pendapatan disposble.

- Permintaan investasi bergantung pada tingkat bunga dan pendapatan.

- Pengeluaran pemerintah bersifat eksogen.

- Tingkat harga diasumsikan ditentukan secara eksogen.

- Permintaan akan uang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan tingkat bunga.

- Jumlah uang beredar bersifat eksogen.

Model IS-LM lebih fleksibel dan memungkinkan kita untuk memahami fenomena

ekonomi yang tidak dapat dianalisis dengan kerangka kerja yang lebih sederhana.

Dengan model IS-LM kita dapat memahami bagaimana suatu kebijakan moneter yang

dikeluarkan otoritas moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi dan

interaksinya dengan kebijakan fiskal untuk menghasilkan suatu tingkat output agregat

tertentu.

Pasar Barang : Kurva IS

Pasar barang adalah pasar untuk barang-barang dan jasa-jasa. Kurva IS adalah

kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang. Didalam model Keynes

61

Page 62: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

sederhana tentang pasar barang dan jasa, keseimbangan pasar akan terjadi apabila

dipenuhi dua syarat sebagai berikut:

1) Penawaran agregat barang-barang dan jasa (Y) = permintaan agregat akan barang-

barang dan jasa (AD) atau Y = C + I + G

2) Tabungan ditambah pajak = investasi ditambah pengeluaran pemerintah atau S + T

= I + G

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kurva IS, yaitu :

a. Bilangan pengganda

b. Kepercayaan masyarakat terhadap kondisi perekonomian

c. Kepekaan pengeluaran investasi terhadap perubahan dalam tingkat bunga

d. Kebijakan pemerintah

Pasar Uang : Kurva LM

Pasar uang adalah pasar dimana uang atau dana jangka pendek dipinjam atau

dipinjamkan. Kurva LM adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan di pasar

uang. Secara teoritis, keseimbangan pasar uang kan terjadi apabila permintaan uang sama

dengan penawaran uang atau Md = Ms

Adapun faktor yang mempengaruhi kurva LM adalah sebagai berikut:

a. Jumlah uang beredar

b. Permintaan uang

c. Elastisitas permintaan uang untuk spekulasi terhadap perubahan tingkat bunga

d. Elastisitas permintaan uang untuk transaksi terhadap tingkat pendapatan

Keseimbangan Umum Pasar Barang dan Pasar Uang

Keseimbangan umum atau disebut juga keseimbangan simultan antara pasar

barang dan pasar uang terjadi pada perpotongan kurva IS dan LM. Dengan kata lain, agar

keseimbangan simultan pasar barang dan pasar uang terjadi,

maka syaratnya: IS = LM

62

Page 63: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Keseimbangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Model IS-LM dirancang untuk menjelaskan perekonomian dalam jangka pendek

ketika tingkat harga adalah tetap. Selain ditunjukkan bagaimana suatu perubahan di

dalam tingkat hrga mempengaruhi keseimbangan dalam model IS-LM, dengan

menggunakan model IS-LM ini dapat pula ditunjukkan bagaimana perekonomian di

dalam jangka panjang ketika tingkat harga menyesuaikan untuk menjamin agar

perekonomian tetap berproduksi pada tingkat alamiahnya.

2.4.11 Kebijakan Fiskal dan Moneter yang Efektif

Ada dua alat utama yang digunakan pemerintah dan bank sentral untuk mengarahkan

perekonomian kita ke tujuan yang ingin di capai, yaitu, kebijakan fiskal dan kebijkan

moneter. Ketika digunakan dengan benar, kedua kebijakan ekonomi ini dapat memiliki hasil

yang sama baik untuk mempengaruhi perekonomian dan memperlambatnya ketika memanas.

Perdebatan yang masih berlangsung adalah mana yang lebih efektif dalam jangka panjang

ataupun jangka pendek.

Kebijakan fiskal adalah ketika pemerintah menggunakan pengeluaran serta pajak

untuk menimbulkan dampak terhadap perekonomian. Kombinasi dan hubungan dari

pengeluaran pemerintah dan pengumpulan pendapatan adalah keseimbangan yang amat sulit,

dimana memerlukan waktu yang baik dan sedikit keberuntungan untuk mendapatkan dampak

yang sesuai. Dampak langsung dan tidak langsung dari kebijakan fiskal dapat mempengaruhi

belanja pribadi, belanja modal, nilai tukar, tingkat defisit dan bahkan suku bunga, yang

biasanya dikaitkan dengan kebijakan moneter.

Kebijakan fiskal sering dikaitkan dengan Keynesianisme, yang namanya berasal dari

ekonom Inggris John Maynard Keynes. Dengan karya besarnya, "Teori Umum Hubungan

Kerja, Bunga dan Uang," . Keynes mengembangkan sebagian besar teori-teorinya telah

digunakan dari waktu ke waktu, karena teori ini memang populer dan secara khusus

diterapkan untuk mengurangi kemerosotan ekonomi.

Singkatnya, teori-teori ekonomi Keynesian berdasar pada keyakinan bahwa tindakan

proaktif dari pemerintah adalah satu-satunya cara untuk mengarahkan perekonomian. Ini

berarti bahwa pemerintah harus menggunakan kekuatan, untuk meningkatkan permintaan

agregat dengan meningkatkan belanja dan menciptakan kondisi uang mudah didapatkan,

63

Page 64: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

dimana akan berpengaruh pada perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja dan

kemakmuran pada akhirnya meningkat.

Moneter juga dapat digunakan untuk mendorong atau memperlambat ekonomi tetapi

dikendalikan oleh bank sentral, dengan tujuan akhir untuk menciptakan lingkungan uang

mudah. Pada waktu yang berbeda dalam siklus ekonomi, kebijakan moneter telah terbukti

memiliki pengaruh dan dampak terhadap perekonomian dan pasar ekuitas juga pendapatan.

Bank sentral juga sering mengadakan operasi pasar terbuka, dimana mereka biasanya

aktif setiap hari. Mereka membeli dan menjual obligasi pemerintah di pasar terbuka yang

dapat meningkatkan atau mengurangi cadangan dengan bank meski mempengaruhi suplai

uang. Bank sentral juga dapat mengubah persyaratan cadangan di bank sehingga secara

langsung meningkatkan atau menurunkan jumlah uang beredar. Bank sentral juga dapat

membuat perubahan dalam tingkat diskonto yang merupakan alat yang selalu menerima

perhatian besar pada media.

Tingkat diskonto sering kali disalah pahami, karena itu bukan kurs resmi dimana

konsumen akan membayar pinjaman mereka atau menerima pada rekening tabungan mereka.

Namun, tingkat yang dibebankan kepada bank-bank guna meningkatkan cadangan mereka

ketika mereka meminjam langsung dari bank sentral. Keputusan bank sentral untuk

mengubah suku bunga, bagaimanapun, akan melalui sistem perbankan dan pada akhirnya

menentukan apa yang konsumen bayar ketika meminjam dan apa yang mereka terima pada

deposito mereka. Secara teori, menerapkan suku bunga rendah akan mendorong bank untuk

menahan kelebihan cadangan lebih sedikit dan akhirnya meningkatkan permintaan terhadap

uang.

2.4.12 Pengeluaran Pemerintah Terhadap Investasi

Analisis ekonomi yang hanya memperhatikan pasar barang saja, pada umumnya

investasi (I) diperlakukan sebagai variabel eksogen Namun, dalam model IS-LM, investasi

merupakan fungsi dari tingkat bunga atau dapat ditulis I = f( r ) , dimana I/r < 0. Jadi,

investasi (I) merupakan variabel endogen (variabel-variabel yang ditentukan oleh variabel -

variabel yang ada didalam model yang digunakan). Sebagai contoh, dipunyai fungsi

investasi : I =80 –4r, dimana I = jumlah investasi per-tahun dalam milyar rupiah dan r =

tingkat bunga dalam persen per tahun.

64

Page 65: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dari persamaan tersebut dapat dihitung, jika tingkat bunga yang berlaku adalah 15%

maka jumlah investasi adalah Rp. 20 milyar, jika tingkat bunga turun menjadi 10% maka

investasi akan menjadi Rp. 40 milyar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika

tingkat bunga turun , investasi cenderung meningkat dan sebaliknya jika tingkat bunga naik,

investasi cenderung menurun.

Perlu di ingat bahwa permintaan untuk investasi bersifat eksogen artinya besarnya

investasi tertentu tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat pendapatan, tinggi - rendahnya

tingkat bunga dan lain-lainya. Jika besarnya i,g,t dan a diketahui maka persamaan tersebut di

atas dapat menentukan besarnya pendapatan,y, yang tidak dipengaruhi faktor - faktor yang

ada di pasar uang.

Di dalam model Fikalis ini, perubahan JUB hanya akan memperngaruhi kuva LM

saja. Tingkat bunga r, akan dipengaruhi tetapi dengan diketahuinya bahwa investasi inelastis

terhadap tingkat bunga yang ditunjukkan oleh fungsi IS yang tegak lurus, maka harga dan

pendapatan tidak akan terpengaruh.

Kurva IS akan dipengaruhi oleh faktor - faktor fiskalis antara lain pengeluaran

pemerintah g dan pajak t. Kurva permintaan agregat akan berubah dengan berubahnya faktor

- faktor tersebut mengakibatkan perubahan pendapatan y, dan harga P. Kurva LM berarah

positif sedangkan kurva IS tegak lurus atau inelastis sempurna.

Efektifitas kebijakan Fiskal dan Moneter

Efektivitas Antara Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter Dengan Pendekatan

Model IS-LM bertujuan untuk mengetahui kebijakan mana yang lebih efektif antara

kebijakan fiskal dan kebijakan moneter bagi perekonomian Indonesia. Penelitian ini memakai

model IS-LM dan menggunakan error correction model Engle-Granger (ECM-EG) untuk

mengestimasi variabel-variabel penelitian.

Model dasar penelitian terdiri dari empat persamaan struktural, tiga buah variabel

eksogen dan dua persamaan identitas. Kebijakan dikatakan lebih efektif jika kebijakan

tersebut mampu mempengaruhi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih tinggi

dibandingkan kebijakan yang lain. Kemampuan kebijakan tersebut dalam mempengaruhi

peningkatan PDB ditunjukkan oleh besaran multiplier dari kebijakan tersebut. Disamping itu,

penelitian ini juga menentukan keseimbangan tingkat bunga dan keseimbangan PDB atau

Pendapatan Nasional baik pada pasar barang maupun pada pasar uang.

65

Page 66: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dalam analisis IS-LM diasumsikan tingkat harga tetap, data yang dipergunakan terdiri

dari Produk Domestik Bruto, konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, impor,

permintaan uang, penawaran uang dan tingkat bunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

multiplier kebijakan fiskal sebesar 0,6 dan multiplier kebijakan moneter sebesar 2,6

sedangkan rata-rata keseimbangan perekonomian Indonesia terjadi pada Pendapatan Nasional

sebesar 895.292,83 (miliar) dan tingkat bunga sebesar 11,29 persen. Berdasarkan penelitian

yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kebijakan moneter akan lebih efektif

dalam mempengaruhi Produk Domestik Bruto dibandingkan dengan kebijakan fiskal.

2.4.13 Algebra Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Model IS-LM

   Teori Kebijakan fiskal

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi

perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran

pemerintah. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh

pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat

dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Sebaliknya kenaikan pajak akan

menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum. Dalam

literatur klasik, terdapat beberapa perbedaan pandangan mengenai kebajikan fiskal, terutama

menurut teori Keynes dan tiori klasik tradisional (Nopirin, 2000).

Jenis Kebijakan Fiskal

Dari sudut ekonomi makro maka kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi dua yaitu

Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Kebijakan Fiskal Kontraktif. Kebijakan Fiskal Ekspansif

adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk

menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada

saat munculnya kontraksional gap. Konstraksional gap adalah suatu kondisi dimana output

potensial (YF) lebih tinggi dibandingkan dengan output Actual .

Kebijakan ekspansif dilakukan dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah (G)

atau menurunkan pajak (T) untuk meningkatkan output (Y), adapun mekanisme peningkatan

pengeluaran pemerintah ataupun penurunan pajak (T) terhadap output adalah sebagai berikut,

pada grafik (2.1) maka dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah (ΔG) naik atau

selisih pajak (ΔT) turun maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat keatas sehingga

pendapatan akan naik dari (Y1) menjadi (Yf).

66

Page 67: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan

belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya

beli masyarakat dan mengatasi inflasi. kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya

lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika

perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk

menurunkan tekanan permintaan. pada saat munculnya ekpansionary gap. Ekspansionary

gap adalah suatu kondisi dimana output potensial (Yf) lebih kecil dibandingkan dengan

output Actual (). Adapun mekanisme penurunan pengeluaran pemerintah (G) ataupun

kenaikan pajak (T) terhadap output (Y) adalah sebagai berikut, secara grafik kebijakan fiskal

kontraktif diagram sebagai berikut:

Pada gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran pemerintah (ΔG) turun atau

selisih pajak (ΔT) naik maka akan menggeser kurva pengeluaran agregat kebawah sehingga

Pendapatan akan turun dari (Y1) menjadi (Yf).

67

Page 68: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.4.14 Alat Analisis Kebijakan fiskal melalui IS Curve

 Teori IS Curve

Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu

negara dan dalam jangka waktu tertentu.Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi

dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi

penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri.

Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang

muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan “investasi” dan “tabungan”.

Dalam sistem ekonomi tertutup, identitas output agregat merupakan penjumlahan konsumsi

rumah tangga, konsumsi perusahaan dan konsumsi pemerintah, yaitu:

Y =C+I+G              (2.1)

Y = output riil agregat,

C = konsumsi riil rumahtangga,

I = konsumsi riil perusahaan, dan

G = konsumsi riil pemerintah.

Fungsi konsumsi riil rumah tangga dan konsumsi riil perusahaan masing-masing adalah

C = C [(Y-T],R)                  (2.2)

I=I[Y-R]                              (2.3)

Y - T = pendapatan disposable riil, dan

R = tingkat bunga nominal.

Hubungan persamaan (2.1), (2.2) dan (2.3) menjelaskan output riil agregat, yaitu:

Y =C[Y-T],R]+I[Y,R]+G               (2.4)

Fungsi konsumsi riil rumahtangga dalam bentuk linier dari pendapatan disposable dan tingkat

bunga nominal: C = α0 + α1 [Y-T] - α2 R. Demikian juga fungsi konsumsi riil perusahaan

adalah dalam bentuk linier dari pendapatan disposable dan tingkat bunga nominal: I= α0 +

α1 Y - α2 R. Oleh sebab itu output riil agregat ekonomi tertutup berubah menjadi: 

68

Page 69: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Persamaan (2.5) menjelaskan keseimbangan pasar barang, dimana keseimbangan output riil

agregat [Y] ditentukan oleh tingkat bunga nominal [R], konsumsi riil pemerintah [G] dan

pajak pendapatan riil [T]. Persamaan (2.5) menjelaskan bahwa kemiringan atau slope dari

kurva IS adalah negatip, artinya respons output riil agregat [Y] terhadap tingkat bunga bunga

nominal [R] adalah negatip.

Derivasi Is Secara Grafis dan Matematis

Secara grafis fungsi IS dapat dilihat sebagai berikut :

 1.      Pada tingkat bunga pada R1 maka kurva permintaan agregat adalah pada kurva a + bY + e –

f.R1, maka pendapatan nasional equilibrium pada Y1.

2.      Titik E1 pada diagram pertama terbentuk dari perpotongan antara kurva a + bY + e –

f.R1dan garis 45o.

3.      Titik E1 pada diagram kedua merupakan perpotongan garis yang ditarik dari titik E1 pada

diagram pertama dengan garis R1 pada diagram kedua.

4.      Bila tingkat bunga pada R2, maka kurva permintaan agregat adalah pada kurva a + bY + e –

f.R2, pendapatan nasional equilibrium pad

69

Page 70: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

5.      Titik E2 pada diagram pertama terbentuk dari perpotongan antara kurva a + bY + e –

f.R2dan garis 45o.

6.      Titik E2 pada diagram kedua merupakan perpotongan garis yang ditarik dari titik E2 pada

diagram pertama dengan garis R2 pada diagram kedua.

7.      Dengan menghubungkan titik E1 dan E2 pada diagram kedua, didapatkan kurva IS.

Pergeseran dan pergerakan dalam kurva IS, secara umum dapat dilakukan melalui

perubahan–perubahan pada variabel pengeluaran pemerintah (G) dan pajak (T) yang terkait

dengan kebijakan fiskal.

Dengan menggunakan perpotongan Keynesian untuk melihat bagaimana perubahan-

perubahan lain dalam kebijakan fiskal menggeser kurva IS. Karena kenaikan pengeluaran

pemerintah atau menurunkan pajak akan memperbesar pendapatan dan menggeser kurva IS

keluar atau kekanan. Menurut Mankiw (2000), dan Glahe, Fred R. (1977), besarnya

perubahan pendapatan (Y) sebagai akibat perubahan pengeluaran pemerintah atau penurunan

pajak adalah sebesar multipliernya. Secara grafik maka pergeseran tersebut dapat dilihat

sebagai berikut

70

Page 71: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.4.15 Alat Analisis Kebijakan Fiskal Melalui LM Curve

 Teori LM Curve

Model LM menjelaskan keseimbangan permintaan dan penawatan uang. Rumah

tangga memerlukan atau memegang uang sebagai aktiva yang berfungsi sebagai alat tukar,

pengukur nilai dan penyimpan nilai. Model keseimbangan permintaan dan penawaran uang

adalah

 = L(Y,R)                                       (2.6)

P] tertentu, persamaan (2.6) menjelaskan bahwa respons output riil agregat [Y]

terhadap tingkat bunga nominal [R] adalah positip karena hubungan stok uang [M] dengan

tingkat bunga nominal [R] adalah negatip. Jika model keseimbangan pasar uang adalah M/P

=Pada nilai [M  0 + 1   Y -   2 R maka skedul LM adalah Y = -(  0/  1) + (

 2/  1) R + (1/  1) M/P atau secara umum: y =   [R, M/P].

Hubungan Y dengan R pada stok uang tertentu menjelaskan kurva LM dengan dengan

kemiringan positip. Artinya respons output riil agregat [Y] terhadap tingkat bunga nominal

[R] adalah positip atau peningkatan tingkat bunga akan meningkatkan output riil agregat pada

keseimbangan pasar uang. Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang

muncul di pasar uang dinyatakan dengan Kurva LM. Teori preferensi likuiditas menyatakan

bahwa tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan

untuk aset perekonomian yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang

dan P menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang riil.

Teori preferensi likuisditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran

uang M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P

juga merupakan variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah

tertentu (given) karena model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat harga adalah

tetap).

71

Page 72: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Derivasi LM Secara Grafis 

Secara grafis fungsi LM dapat dilihat sebagai berikut :

1. Penawaran uang merupakan garis tegak lurus (M/P1).

2. Pada penghasilan tertentu ada permintaan uang, kurva permintaan uangnya adalah L1

= kY – h.R.

3. Perpotongan kurva permintaan uang (M/P1) dan penawaran uang (L1) terletak pada

titik E1 dan menentukan tingkat bunga R

4. Apabila pendapatan bertambah maka kurva permintaan terhadap uang menjadi L2 dan

memotong kurva penawaran uang pada E2 sehingga jadi R2

5. Titik Y1 penghasilan yang bersifat Given kedua tingkat bunga R yang terbentuk pada

diagram sebelah kiri permintaan dan penawaran, kemudian karena penghasilan naik

yaitu menjadi Y2, maka permintaan terhadap uang menjadi L2 yang menghasilkan

tingkat bunga R2 maka terbentuk kurva LM.

Pergeseran dan pergerakan dalam kurva IS, secara umum dapat dilakukan melalui perubahan

pada variabel tingkat suku bunga dan pendapatan yang terkait dengan kebijakan moneter.

Pergeseran kurva LM dapat dilihat pada gambar 2 berikut :

72

Page 73: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Keterangan : r adalah tingkat suku bunga, Y adalah pendapatan nasional, M/P adalah money

supply, L(R, Y) adalah permintaan uang.

Penurunan dalam penawaran uang akan menggeser kurva LM dari LM0 ke LM1 yang

berakibat terhadap kenaikan tingkat suku bunga dalam tingkat pendapatan nasional tertentu.

73

Page 74: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.5 PERMINTAAN AGREGATIF2.5.1 Tingkat Harga dengan Analisis IS-LM

Perpotongan kurva IS dan kurva LM menentukan tingkat pendapatan nasional, dan

tingkat bunga untuk tingkat harga tertentu. Jika kurva IS atau LM bergeser, ekuilibrium

perekonomian jangka-pendek berubah, dan pendapatan nasional berfluktuasi.

a. +DG perhatikan kenaikan belanja pemerintah Ini akan menaikkan tingkat

pendapatan sebesar DG/(1- MPC).

r IS IS’ LM

B

A

Y

Kurva IS bergeser ke kanan sebesar DG/(1- MPC) yang menaikkan pendapatan

dan tingkat bunga.

b. -DT misalkan penurunan pajak sebesar DT. Ini akan menaikkan tingkat

pendapatan sebesar DT × MPC/(1- MPC).

r IS IS’ LM

B

A

Y

Kurva IS bergeser ke kanan sebesar DT × MPC/(1- MPC) yang menaikkan

pendapatan dan tingkat bunga.

74

Page 75: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

c. +DM Misalnya peningkatan jumlah uang beredar.

r IS LM

ALM’

B

Y

Kurva LM bergeser ke bawah dan menurunkan tingkat bunga yang menaikkan

pendapatan. Karena ketika Bank Sentral meningkatkan meningkatkan jumlah uang

beredar, masyarakat memiliki uang lebih banyak daripada yang ingin mereka pegang

pada tingkat bunga yang berlaku. Hasilnya, mereka mulai mendepositokan uang

tambahan ini di bank atau menggunakannya untuk membeli obligasi. Tingkat bunga r

lalu turun sampai orang mau memegang semua uang tambahan yang Bank Sentral

keluarkan; ini membawa pasar uang ke ekuilibrium baru. Tingkat bunga lebih rendah,

lalu, mempengaruhi pasar barang. Tingkat bunga lebih rendah menstimulasi investasi

yang direncanakan, yang meningkatkan pengeluaran yang direncanakan, produksi,

dan pendapatan Y.

Model IS-LM menunjukkan bahwa kebijakan moneter mempengaruhi

pendapatan dengan mengubah tingkat bunga. dan Model IS-LM menunjukkan bahwa

peningkatan jumlah uang beredar menurunkan tingkat bunga, yang menstimulasi

investasi dan lalu memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa.

2.5.2 Faktor-faktor yang Menentukan Agregatif Demand

1. Faktor – Faktor yang Menentukan Agregat Demand

Permintaan agregat adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam

perekonomian yang diminta pada tingkat harga tertentu yang digambarkan dalam kurva

agregat. Sifat kurva AD merupakan sutau garis menurun dari kiri-atas ke kanan-bawah.

Artinya, semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat dalam

perekonomian. Sifat kurva yang menurun kebawah ini disebabkan oleh faktor – faktor

berikut:

75

Page 76: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

a. Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga

Dalam suatu waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah

tetap. Tingkat gaji dan upah serta jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah

pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkat

harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh adalah berbeda. Semakin rendah

tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata lain,

nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila tingkat harga semakin

rendah.

b. Tingkat Harga, Suku Bunga, dan Investasi

pada umumnya terdapat hubungan antara perubahan tingkat harga dengan

suku bunga. apabila harga stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga

cenderung akan berada pada tingkat yang rendah. Semakin tinggi inflasi, suku bunga

akn cenderung semakin tinggi. Pemilik modal akan berusaha untuk memperoleh suku

bunga riil yang tetap besarnya dan ini dilakukan dengan menuntut suku bunga

nominal yang lebih tinggi pada waktu nflasi yang semakin cepat.

Terdapat kaitan yang rapat pula antara suku bunga dengan investasi, yaitu

semakin tingi suku bunga akan menyebabkan penurunan investasi. Menurunnya

investasi akan menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat. Dengan demikian,

kenaikan harga akan menimbulkan proses perubahan berikut:

i. Harga naik menyebakan suku bunga naik,

ii. Suku bunga naik menyebabkan investasi turun,

iii. Invetasi yang menurun menyebabkan pengeluaran agregat dan pendapatan

nasional riil meurun.

2.5.3 Faktor-faktor apa yang menentukan Riil GDP dan Tingkat Harga

GDP riil yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu

tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya

digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain.

Angka-angka GDP merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dan harga.

Kalau harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya GDP akan

naik pula, tetapi belom tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah produksi.

76

Page 77: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Mungkin kenaikan gdp hanya disebabkan oleh kenaikan harga saja, sedangkan

volume produksi tetap atau menurun.

2.5.4 Model Klasik dan Keynes

Pandangan Kaum Klasik

Istilah Klasik di dalam ilmu ekonomi mula-mula diperkenalkan oleh Karl Marx yang

ditujukkan untuk teori-teori dari para ahli mulai dari David Richardo, James Mill,

dam pendahulu mereka. Pengertian Klasik versi Karl Marx ini kemudian diperluas

oleh John Maynard Keynes.

Gagasan atau pandangan kaum Klasik yang sangat penting adalah yang

mengatakan bahwa tingkat output dan harga keseimbangan hanya bisa dicapai kalau

perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full Employment), dan

keseimbangan dengan tingkat kesempatan kerja penuh (equilibrium with full

employment) itu hanya bisa dicapai melalui bekerjanya mekanisme pasar bebas (free

operation of market mechanism). Keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh

tersebut menurut kaum Klasik merupakan kondisi yang ideal atau normal dari suatu

perekonomian.

Keyakinan dari kaum Klasik sbahwa di dalam perekonomian akan selalu

terwujud keadaan seimbang dengan tingkat kesempatan kerja penuh itu

dilatarbelakangi oleh keyakinan mereka akan tiga hal berikut :

1. Bahwa perekonomian pasar (bebas) itu memiliki kekuatan yang dapat diibaratkan

sebagai suatu mekanisme yang memiliki kemampuan self-correcting atau self-

regulating, yang dapat membawa perekonomian tersebut kepada kondisi yang

diinginkan, yaitu full employment equilibrium.

2. Hukum pasar dari J. B. Say, yang mengatakan bahwa penawaran akan menciptakan

permintaannya sendiri (supply creates its own demand), selalu berlaku bagi

perekonomian secara keseluruhan.

3. Bahwa tingkat harga dan upah di dalam perekonomian adalah cukup fleksibel, artinya

harga-harga baran dan upah tenaga kerja sewaktu-waktu dapat dengan cepat

disesuaikan.

77

Page 78: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pada intinya model makro ekonomi dari kaum Klasik memiliki beberapa

implikasi yang penting, yaitu :

1. Kesempatan kerja penuh selalu terwujud

2. Pergeseran permintaan agregat (aggregate demand, AD) hanya akan mempengaruhi

tingkat harga (P), tetapi tidak mempengaruhi tingkat output riil keseimbangan (Y)

dan kesempatan kerja di dalam perekonomian.

3. Penawaran merupakan faktor kunci bagi pertumbuhan ekonomi. Menurut kaum

Klasik, stagnasi ekonomi yang terjadi merupakan akibat dari kegagalan atau ketidak-

mampuan di dalammeningkatkan atau mengembangkan input-input tersebut.

4. Inflasi yang terjadi akibat ketidak-mampuan bank sentral. Menurut Klasik, inflasi di

dalam perekonomian timbul sebagai akibat kegagalan dari pemerintah atau bank

sentral untuk mengendalikan laju pertumbuhan jumlah uang beredar.

Pandangan Keynes

Apa yang dikemukaka olek kaum Klasik tersebut di atas ternyata mendapat

tanggapan dan kritik keras dari Keynes yang juga dikenal sebagai bapak dari makro

ekonomi modern.

Salah satu pendapat yang sangat penting dari Keynes adalah yang mengatakan

bahwa perekonomian swaste pada dasarnya adalah tidak stabil dan penuh dengan

ketidakpastian, dan bahwa kondisi yang ideal dari perekonomian adalah

keseimbangan di bawah kesempatan kerja penuh atau keseimbangan dengan

pengangguran besar-besaran.

Selain itu, Keynes mengatakan bahwa tidak terdapat kecenderungan secara

alamiah bagi perekonomian yang bergerak ke arah keseimbangan dengan kesempatan

kerja penuh. Di dalam model makro ekonominyaKeynes, uang merupakan peubah

yang sangat penting dan menentukan karena dapat mempengaruhi tingkat output dan

kesempatan kerja.

Keynes menciptakan suatu teori yang bersifat terpadu tentang uang, output,

kesempatan kerja dan harga-harga, sebagai kebalikan dari teori klasik yang dikenal

dengan “two-worlds” system, dimana output riil dan kesempatan kerja ditentukan

oleh tingkat upah dan tingkat bunga, sementara jumlah uang beredar hanya

menentukan tingkat harga.

78

Page 79: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Singkatnya Keynes tidak mempercayai bahwa :

1. Perekonomian akan selalu berada pada kondisi keseimbangan dengan kesempatan

kerja penuh

2. Mekanisme pasar itu akan selalu dapat bekerja dengan baik, sehingga menjamin

perekonomian selalu dalam kondisi yang diharapkan.

3. Hukum pasar dari J.B. Say yang mengatakan penawaran menciptakan permintaan

sendiri akan selalu berlaku di dalam perekonomian secara keseluruhan, sehingga

menjamin bahwa penawaran agregat akan selalu sama dengan permintaan

agregat(AS=AD).

4. Tingkat harga dan upah bersifat fleksibel, tetapi sebaliknya Keynes mengatakan

bahwa harga dan upah itu cenderung untuk kaku.

J.M. Keynes sering dikatakan telah menciptakan suatu revolusi di dalam pemikiran

ekonomi, khususnya dalam ekonomi makro, yaitu revolusi Keynesian.

Keynes Effect

J.M Keynes melihat bahwa perubahan tingkat harga berpengaruh terhadap

tingkat pendapatan nasional equilibrium melalui pengaruhnya terhadap real money

supply, yang dapat pula disebut jumlah penawaran uang nyata. Dalam keadaan

deflasi, yaitu di mana tingkat harga mengalami penurunan, nilai riil jumlah uang

beredar akan mengalami peningkatan. Dengan jumlah uang yang nilai nominalnya

sama dalam arti tidak berubah, menurunnya tingkat harga dengan lima puluh persen,

misalnya mengakibatkan meningkatnya real money supply menjadi dua kali jumlah

semula. Sebaliknya, sebagai akibat adanya inflasi, dengan nominal money supply

yang sama dihasilkan real money supply yang lebih sedikit daripada sebelumnya

(Soediyono, 2000).

79

Page 80: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Keynes Effect dan Kurva Permintaan Agregat (Soediyono, 2000)

Pada gambar diatas, mula-mula tingkat harga setinggi 5. Dengan P = 5, real money

supply tergambar sebagai garis penawaran uang M5M5. Dengan harga menurun menjadi

P = 4, garis penawaran uang nyata bergeser ke M4M4. Selanjutnya apabila tingkat harga

menurun lagi ke P = 3, garis real money supply bergeser lagi ke M3M3. Bergesernya

garis real supply MM menjauhi titik sumbu silang 0 ini dengan sendirinya mengakibatkan

kurva LM bergeser ke kanan, dari LM5 ke LM4 kemudian ke LM3. Dengan bergesernya

kurva-kurva LM ini, maka titik equilibrium IS-LM juga pindah, yaitu semula A,

kemudian pindah ke B, lalu ke C (Soediyono, 2000). Dari uraian di atas, dapat dilihat

hubungan antara tingkat harga dengan tingkat pendapatan nasional yang memenuhi syarat

ekuilibriumnya pasar barang dan pasar uang.

80

Page 81: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pigou Effect

A.C Pigou dalam artikelnya yang sangat terkenal: “The Classical Stationary

State”, mencoba menerangkan pengaruh perubahan tingkat harga terhadap kegiatan

ekonomi suatu perekonomian melalui pengaruhnya terhadap nilai riil saldo kas

masyarakat, yang biasa disebut juga real cash balance. Oleh karena itulah, kiranya

mudah dipahami kalau konsepsinya tersebut terkenal dengan sebutan Pigou real cash

balance effect, yang biasa juga hanya disingkat Pigou Effect (Soediyono, 2000).

Dengan menurunnya tingkat harga, nilai riil saldo kas seseorang meningkat.

Meningkatnya nilai riil saldo kas menyebabkan saldo kas yang semula berada dalam

keadaan ekuilibrium oleh rumah tangga pemiliknya terasa terlalu banyak. Terjadilah

sekarang keadaan disekuilibrium pada diri konsumen atau rumah tangga tersebut.

Mereka ingin mengurangi saldo kasnya sampai pada jumlah yang optimal. Untuk

maksud ini mereka akan menambah besarnya pengeluaran konsumsi (Soediyono,

2000).

81

Page 82: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pigou Effect dan Kurva Permintaan Agregat (Soediyono, 2000)

Meningkatnya pengeluaran konsumsi pada tingkat pendapatan yang sama secara

grafik tercermin oleh bergesernya kurva atau garis konsumsi menjauhi sumbu

pendapatan nasional. Ini berarti juga bahwa kurva atau garis saving bergeser

mendekat ke sumbu pendapatan nasional. Atau lebih jelasnya variabel C0 nilainya

meningkat dan nilai S0 menurun. Menurunnya nilai S0 pada gambar Pigou Effect

(diatas) terungkap dalam bentuk bergesernya garis saving, misalnya dari S5 ke S4,

lalu ke S3 (Soediyono, 2000). Bergesernya garis saving tersebut dengan sendirinya

akan mengakibatkan bergesernya kurva IS, dari semula IS5 bergeser ke IS4, lalu ke

IS3.

Bergesernya kurva IS ini selanjutnya mengakibatkan pindahnya titik

ekuilibrium IS-LM dari semula A, ke B, lalu ke C. Dengan pindahnya titik

ekuilibrium IS-LM ini berarti tingkat pendapatan nasional ekuilibrium juga berubah

dari semula OY5, menjadi OY4, kemudian berubah lagi menjadi OY3. Secara grafik

82

Page 83: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

kurva permintaan agregat pada gambar Pigou Effect dan Kurva Permintaan Agregat

diatas berhasil diturunkan dari kuadran IS-LM. Hasilnya adalah kurva abc pada

kuadran tengah paling bawah.

Keynes Effect, Pigou Effect, dan Permintaan Agregat

Setelah mengetahui bagaimana pengaruh Keynes Effect dan Pigou Effect

mempengaruhi kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat, dan disamping itu telah

diketahui pula bagaimana kedua macam pengaruh tersebut secara sendiri-sendiri

menghasilkan kurva permintaan agregat, adalah logis kalau dipermasalahkan juga

bagaimana cara menurunkan kurva permintaan agregatif apabila dalam perekonomian

Keynes Effect dan Pigou Effect bekerja berdampingan (Soediyono, 2000).

Telah diketahui bahwa adanya Keynes effect terlihat dalam bentuk

bergesernya garis penawaran uang riil dari M5M5 ke M4M4 kemudian M3M3

sebagai akibat menurunnya tingkat harga dari semula 5, berubah menjadi 4, kemudian

berubah lagi menjadi 3. Bergesernya kurva penawaran uang riil ini selanjutnya

mengakibatkan bergesernya kurva LM, dari LM5 ke LM4 lalu ke LM3. Pigou effect

di lain pihak terlihat dari bergesernya kurva IS dari IS5 ke IS4, kemudian IS3, yang

diakibatkan oleh berubahnya tingkat harga yang sama, yaitu dari 5 ke 4 lalu ke 3

(Soediyono, 2000).

Setelah mengetahui pergeseran kurva IS dan LM, langkah selanjutnya adalah

menemukan titik ekuilibrium IS-LM. Dalam mencoba menemukan titik-titik

ekuilibrium tersebut perlu hati-hati. Sebab dengan tiga kemungkinan tingkat harga,

sudah ditemukan sembilan titik potong IS-LM. Padahal untuk masing-masing tingkat

harga hanya terdapat satu titik ekuilibrium IS-LM. Sebagai pegangan dalam

menemukan titik ekuilibrium ISLM dapat diketengahkan bahwa hanya titik-titik

potong kurva IS dengan kurva LM pada tingkat harga yang sama sajalah yang

merupakan titik-titik ekuilibrium IS-LM. Dalam gambar Keynes Effect, Pigou Effect

dan Kurva Permintaan Agregat (dibawah), titik-titik potong IS-LM yang merupakan

titik-titik ekuilibrium IS-LM hanyalah titik-titik potong A, B, dan C (Soediyono,

2000).

83

Page 84: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Setelah menemukan titik-titik ekuilibrium IS-LM, langkah-langkah

selanjutnya dalam menurunkan kurva permintaan agregat tidak berbeda dengan

sebelumnya. Yaitu titik-titik ekuilibrium IS-LM A, B dan C di bawa ke kuadran

tengah paling bawah, kuadran yang dapat kita sebut sebagai kuadran permintaan-

penawaran agregatif, yang kemudian dari masing-masing titik tersebut ditempatkan

pada tingkat harga masing-masing. Pada gambar Keynes Effect, Pigou Effect dan

Kurva Permintaan Agregat (dibawah), kurva permintaan agregat yang dihasilkan

adalah kurva abc.

Keynes Effect, Pigou Effect dan Kurva Permintaan Agregat (Soediyono, 2000)

84

Page 85: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.5.5 Bentuk Kurva Permintaan Agregatif

Mudah dipahami kalau kurva permintaan agregat bentuknya dipengaruhi oleh bentuk

kurva-kurva yang merupakan unsur daripada kurva permintaan agregat tersebut.

Sehubungan dengan ini, dapat dibedakan antara bentuk kurva permintaan agregat

yang diturunkan dari asumsi-asumsi klasik dengan bentuk kurva permintaan agregat

yang diturunkan dari asumsi-asumsi Keynes.

Bentuk Kurva Permintaan Agregatif, Asumsi Klasik Lawan Asumsi Keynes (Soediyono,

2000)

Pada gambar Bentuk Kurva Permintaan Agregatif diatas, di mana agDC

merupakan kurva permintaan agregat dengan asumsi klasik, sedangkan agDK

merupakan kurva permintaan agregat dengan asumsi Keynes.

Sebagai konsekuensi dipergunakannya asumsi adanya jerat likuiditas atau

liquidity trap dan atau inelastis sempurnanya kurva permintaan investasi agregat pada

bagian sebelah kanan kurva tersebut, maka kurva permintaan agregat dengan asumsi

85

Page 86: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Keynes pada tingkat-tingkat harga yang tinggi bentuknya sama dengan bentuk yang

dimiliki oleh kurva permintaan agregat dengan asumsi klasik. Tetapi mulai tingkat

harga dengan kerendahan tertentu kurva permintaan agregat Keynes menurun lebih

cepat dan bahkan akhirnya dapat sejajar dengan sumbu tingkat harga.

Sebaliknya dengan menggunakan asumsi-asumsi Klasik, yang boleh dikatakan

tidak mengakui kemungkinan adanya liquidity trap dan fungsi permintaan Investasi

dengan elastisitas yang sangat rendah, dihasilkan kurva permintaan agregat yang

bentuknya seperti terlihat pada gambar Bentuk Kurva Permintaan Agregatif diatas,

sebagai kurva agDC.

86

Page 87: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Bentuk Kurva Permintaan Agregatif dengan Adanya Jerat Likuiditas (Soediyono, 2000)

Mengenai bagaimana liquidity trap menghasilkan kurva permintaan agregat yang

inelastis sempurna dapat diuraikan dengan menggunakan gambar Bentuk Kurva

Permintaan Agregatif dengan Adanya Jerat Likuiditas (diatas). Bekerjanya Keynes

effect menggeser kurva LM ke kanan. Dalam contoh sebagai akibat menurunnya

tingkat harga dari 6 ke 5, kemudian ke 4, dan seterusnya, kurva LM bergeser dari

semula LM6 ke LM5, lalu ke LM4, dan seterusnya. Ini selanjutnya mengakibatkan

titik ekuilibrium IS-LM pindah dari A ke B, kemudian ke C dan seterusnya.

87

Page 88: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Sekalipun kurva LM terus bergeser ke kanan sebagai akibat bekerjanya

Keynes effect, namun sebagai akibatnya adanya liquidity trap, bergesernya titik

equilibrium IS-LM akan ”terjerat” pada titik D oleh jerat likuiditas atau liquidity trap

tersebut. Dengan terjeratnya titik ekuilibrium IS-LM pada titik D, tingkat bunga tidak

akan menurun lebih rendah daripada Ort, dan tingkat pendapatan nasional tidak akan

melampaui Oyt. Selanjutnya hal ini mempunyai makna bahwa mulai dari tingkat

harga 3 turun ke bawah, kurva permintaan agregat bergerak sejajar dengan sumbu

harga.

2.5.6 Komponen Pengeluaran (konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan nilai

ekspor bersih)

Pengeluaran Agregat

Pengeluaran aggreaget ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi

dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah

dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.

Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu:

a.       pengeluaran konsumsi rumah tangga,

b.      pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),

c.       pengeluaran pemerintah, dan

d.      permintaan luar negeri.

           Berikut akan diuraikan satu persatu dari komponen Agregat Demand atau

Agregat Spending tersebut.

·         Pengeluaran Konsumsi

Merupakan bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari

konsumen terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Konsumsi ini memegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian

karena akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu negara. Kontribusi

konsumsi terhadap pembentukan GDP di Indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total

GDP. Konsumsi dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tanah lama (durable goods)

seperti mobil, barang tidak tahan lama (nondurable goods), dan jasa (services). Dari sisi

88

Page 89: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

asal barang maka barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri terdiri

dari barang produksi dalam negeri dan barang /jasa yang diproduksi oleh negara lain yang

diimport ke Indonesia. Dalam penghitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan dari

angka GDP.

·         Pengeluaran Pemerintah

Yang termasuk dalam pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah

yang diperlukan agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik.Pengeluaran

pemerintah ini tercantum dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Nasional

(APBN).Barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya

(value added) seperti halnya pada barang konsumsi karena barang dan jasa yang

diproduksi oleh pemerinatah pada umumnya adalah gratis.Pengeluaran pemerintah seperti

uang pensiun (transer of payment) tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran tersebut

bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa yang baru diproduksi.

·         Pengeluran Investasi

Investasi adalah tambahan terhadap akumulasi modal (physical stock of capital) ditambah

dengan perobahan persediaan (inventory changes).Tetapi transaksi saham tidak termasuk

dalam penambahan stok modal.Jadi investasi adalah aktifitas yang bisa meningkatkan

kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang.Contohnya

adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru.Sewa dari

tumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.

Permintaan Ekspor Bersih (Net Export)

Komponen terakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih antara export dan import (X

– M). Export merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa yang

diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan

dibeli atau dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing

sedangkan import adalah barang yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP

negara asing.

         Dalam GDP yang dihitung adalah net ekspor untuk menghindari penghitungan dua

kali (double counting). Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan

pemerintah tidak semuanya diproduksi di dalam negeri tetapi beberapa barang yang dibeli

89

Page 90: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

tersebut berasal dari luar negeri.Jadi komponen pengeluaran aggeregate yang diuraikan

diatas – pengeluaran rumah tangga, investor dan pemerintah – sebagiannya adalah barang

yang diproduksi di luar negeri, berarti adalah GDP negara asing atau bukan merupakan

GDP Indonesia. Karena itu untuk mengkoreksinya maka ekspor harus dikurangi dengan

impor agar barang import tidak terhitung sebagai GDP kita, karena yang termasuk dalam

GDP Indonesia adalah konsumsi rumah tangga berupa barang-barang produksi dalam

negeri, ditambah dengan belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah

dan ditambah dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri. Barang-barang import

yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri karena

telah masuk dalam perhitugan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini tentu sama

dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan Cukai sehingga

dengan mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan mengeluarkannya dari

angka konsumsi barang import.

Dalam penghitungan pengerluaran agregat, bisa digunakan formulasi sebagai berikut:

AE  = C + I  + G  + (X-M)

Keterangan :

AE         = pengeluaran agregat

C            = pengeluaran konsumsi

I             = pengeluaran investasi

G            = pengeluaran pemerintah

X-M       = ekspor netto

2.5.7 Keseimbangan Pengeluaran

Keseimbangan pendaparan nasional

1. Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat.

Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri terdiri

dari dua golongan barang, yaitu :

90

Page 91: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)

b. Yang di impor dari luar negeri.

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari

pendapatan nasional (Y) dam impor (M), dalam rumus :

AS = Y + M

Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa

pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke

atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G),

ekspor (X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam rumus :

AE = Cdn + I + G + X + M

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri (C) dan

pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan

berikut :

C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X

Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran

agregat (AE). Dengan demikian, dlam perekonomian terbuka keseimbangan pendapatan

nasional akan tercapai apabila :

Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M )

2. Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka

Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam

perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :

I + G + X = S + T + M

Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka

diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y) yang telah dikurangi

oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang mengalir ke sector rumah

tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang diperoleh merupakan

pendapatan disposebel (Yd).maka dengan rumus :

91

Page 92: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T

Pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan :

a. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus : C = Cdn

+ M

b. Untuk di tabung (S)

Maka dari pernyataan tersebut, yaitu Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka dalam

ekonomi terbuka berlaku persamaan :

Y – Y = C + S atau Y = C + S + T

Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan barang

impor.

Mengenai keseimbangan mengikut pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat

menunjukan bahwa keseimbangan di capai apabila :

Y = C + I + G + ( X – M )

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan pendapatan

nasional berlaku kesamaan :

C + I + G + ( X – M ) = C + S + T

Atau

I + G + X = S + T + M

· Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka

Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam perekonomian terbuka,

yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sector, keseimbangan

pendapat nasional akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G. Dan apabila perekonomian ini

berubah menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan

impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi

pengeluaran agregat.

92

Page 93: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka,

pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto, yaitu sebanyak ( X – M ).

Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk

perekonomian tertutup ( AE = C + I + G ). Dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat

untuk ekomoni empat sector, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ).

Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan

pendapatan nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup) menjadi

pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka. Dan bahwa fungsi AE = C + I + G + ( X –

M ) tidak sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan konsumsi (C). Keadaan demikian

berlaku karena impor (M) nilainya sebanding dengan pendapatan nasional, maka fungsi dari

AE = C + I + G + ( X – M ) lebih landai.

Misalkan keseimbangan pendapatan nasional menurut pendekatan bocoran yaitu, jika

apabila ekonomi terdiri dari tiga sector maka perubahan dari perekonomian tertutup menjadi

perekonomian terbuka, menyebabkan :

a. Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan sejajar karena

ekspor adalah pengeluaran otonomi.

b. Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T karena M

adalah pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional).

· Perubahan-perubahan Keseimbangan

Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponen-

komponen suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S,T, atau M)

akan menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam

pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan

pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses

multiplier sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah

lebih besar dari pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sector

nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena

dalam perekonomian terbuka misalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional,

yaitu persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’

(presentasi dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk

menimbulkan proses multiplier selanjutnya) menjdi bertambah.

93

Page 94: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat

yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan

tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier

akan menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan kebocoran.

2.5.8 Nilai Multiplier

False, karena pengganda bukan kebalikan dari kecenderungan mengkonsumsi marjinal

melainkan yang menentukan multiplier.

Multiplier (Pengganda), Keynes mendefinisikan Multiplier sebagai “Rasio pastiantara

pendapatan dan investasi serta, subyek penyederhanaan tertentu, antara jumlah pekerjaan dan

tenaga kerja yang dipekerjakan pada investasi langsung …”

Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan/pengurangan

dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran

agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.

Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen,

yaitu:a).Investasi, b)Konsumsi, c)pengeluaran pemerintah, d)eksport dan import.

Perubahan pendapatan agregat sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan

investasi .karena perubahan konsumsi tergantung pada perubahan dalam investasi, kita dapat

menghapus konsumsi dari persamaan. Perubahan dalam pendapatan agregat sama dengan

pengganda investasi kali perubahan investasi.

Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai

berikut :a) Investasi, b) Konsumsi, c) Pengeluaran pemerintah dan d) Ekspor Impor

Multiplier investasi berkaitan dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal:

kecenderungan marjinal mengkonsumsi adalah 1 dikurang (satu dibagi dengan pengganda

investasi)

Dalam berikut menunjukkan perubahan; C = konsumsi; MPC = kecenderungan

mengkonsumsi marjinal; I = investasi; Y = pendapatan; k = investasi penggali).

C = MPC (Y), perubahan dalam konsumsi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi

marjinal kali erubahan pendapatan)

94

Page 95: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Y = kI, perubahan pendapatan sama dengan pengganda investasi kali perubahan investasi

Y = C + I, perubahan pendapatan juga sama dengan perubahan konsumsi ditambah

perubahan investasi

Oleh Karena itu, pengganda investasi kali perubahan investasi sama dengan kecenderungan

mengkonsumsi marjinal kali pengganda investasi kali perubahan investasi, lebih jelasnya: kI

= MPC (kI) + I kI – MPC

(kI) = I kI (1 – MPC) = I

1 – MPC = 1 / k

MPC = 1 -1 / k

Fungsi investasi otonomus berubah menjadi I1 = 250, Konsumsi = 100 dan MPC = 100 + 0,8,

sehingga pengeluaran agregat juga berubah menjadi: AE1 = C + I1 = 100 + 0,8Y + 250 = 350

+ 0,8Y Output keseimbangan yang baru (Y1) adalah : Y = AE = 350 + 0,8Y1 0,2Y1 = 350

Y1 = 1750 Y = Y1 – Y = 1750 – 1500 = 250

Penambahan investasi otonomus sebesar 50 menyebabkan Y meningkatkan sebesar 250.

Kasus ini menunjukan bahwa perubahan pengeluaran otonomus (A), yaitu : konsumsi

otonomus (C0) dan atau investasi otonomus (I0), telah menyebabkan penambahan Y berlipat

ganda. Artinya penambahan pengeluaran otonomus menimbulkan efek pelipatgandaan

terhadap output keseimbangan (Y).Efek inilah yang disebut sebagai efek pelipatgandaan atau

efek multiplier.

Konsep ini menunjukan bahwa perubahan pengeluaran otonomus sebesar satu unit akan

mengubah output keseimbangan beberapa kali lipat besarnya perubahan pengeluaran

otonomus (A). Dalam kasus diatas, penambahan A (I0 atau C0) sebesar 50 unit, telah

menambah Y, sebesar 250 unit. Y = Y / A = 5. Angka 5 disebut sebagai angka

pengganda.Sehingga dapat diasumsikan bahwa angka pengganda ditentukan oleh besarnya

angka MPC.

95

Page 96: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.6 PENAWARAN AGREGATIF

2.6.1 Fungsi Produksi

Pada umumnya ekonomi menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan

hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjukkan berapa banyak jumlah

maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu

dipergunakan pada proses produksi.

Fungsi produksi adalah suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang

menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor

produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya fungsi produksi

adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi.

96

Page 97: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan

tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah

input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.

Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenai unsur-unsur dan faktor-faktor

produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian

keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai faktor

produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan demikian perkaitan antara faktor

produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah perkaitan antara

jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang dicapai. 3 variabel

independen yaitu Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Pemasaran Hasil produksi.

1. Bahan Baku

Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian

integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat

diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri.

Adapun jenis jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri

(1982: 185) terdiri dari:

1) Bahan baku langsung (direct material)

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian

daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli

bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding

dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.

2) Bahan baku tak langsung (indirect material)

Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam

proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang

dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi maka

kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir

merupakan bahan mentah tak langsung.

2. Tenaga Kerja

Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan

sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep

produktivitasnya.

97

Page 98: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang

terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan

keterampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga

kerja di bedakan kepada tiga golongan berikut:

1) Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah

pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan,

2) Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki keahlian dari

pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli

mereparasi TV dan radio.

3) Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup

tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan

insinyur.

Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi

individu dan dimensi keorganisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam

kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam

bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu

berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi

keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara

masukan (input) dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini,

terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi

juga dapat dilihat dari aspek kualitas,

2.6.2 Pengertian Pasar Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang sudah

bekerja maupun yang aktif mencari kerja, yang masih mau dan mampu untuk melakukan

pekerjaan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pasar tenaga kerja adalah tarik-menarik

antara permintaan tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang di tawarkan. Faktor

utama naik turunnya jumlah permintaan dan penawaran tenaga kerja biasanya adalah :

besar kecilnya gaji yang akan diperoleh tenaga kerja dan besar kecilnya gaji yang akan

dibayarkan kepada tenaga kerja.

a. Prinsip Pasar Tenaga Kerja

98

Page 99: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Prinsip antara tenaga kerja dan pemberi kerja akan berlaku hukum ekonomi, yaitu

dimana pekerja harus berusaha mendapatkan hasil upah yang sebesar-besarnya untuk

memenuhi segala kebutuhan sehari-hari. Demikian juga dengan pemberi kerja akan

berusaha mengeluarkan upah yang serendah-rendahnya dengan maksud untuk

meminimkan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.

b. Faktor yang Mempengaruhi Upah Tenaga Kerja

Dengan berlakunya hukum ekonomi maka akan mempengaruhi upah bagi para

tenaga kerja, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya upah

tenaga kerja antara lain adalah :

1. Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan biasanya

gaji yang diperoleh akan semakin besar. Demikian juga dengan jabatan yang

diperoleh dalam perusahaan, jika pendidikan semakin tinggi maka akan semakin

tinggi pula jabatan yang akan didudukinya.

2. Tingkat Keahlian Tenaga Kerja. Sama halnya dengan tingkat pendidikan,

keahlian yang dimiliki semakin besar maka peluang untuk mendapatkan gaji lebih

akan terbuka.

3. Tingkat Pengetahuan yang dimiliki tenaga kerja. Begitu juga dengan tingkat

pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi seberapa besar gaji yang akan

diperoleh.

4. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja. Biasanya produktivitas tenaga kerja akan

tercapai pada saat berusia 15 hingga 64 tahun. Kurang dari 15 tahun masih

kategori anak-anak, sedangkan apabila berusia lebih dari 64 tahun sudah

memasuki usia pensiun.

c. Klasifikasi Tenaga Kerja

Secara umum tenaga kerja terbagi atas 4 (empat) golongan, antara lain sebagai

berikut :

1. Tenaga Kerja Terdidik. Yaitu tenaga kerja yang memiliki kelebihan dengan

mengikuti pendidikan-pendidikan resmi yang diselenggarakan oleh negara

maupun swasta. Golongan tenaga kerja seperti ini biasanya memiliki surat / ijazah

yang telah diakui. Contohnya pekerjaan guru harus memiliki ijazah pendidikan

kuliah di perguruan tinggi keguruan. Pekerjaan dokter harus memiliki ijazah

pendidikan kedokteran dari perguruan tinggi resmi.

99

Page 100: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2. Tenaga Kerja Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang memiliki kelebihan dengan

mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh negara maupun swasta

atau lembaga-lembaga tenaga kerja. Contohnya pekerjaan baby sister, pekerjaan

mekanik bengkel dan tukang potong rambut profesional. Mereka mendapatkan

pekerjaan setelah memiliki ketrampilan yang terlatih dengan baik.

3. Tenaga Kerja Terdidik dan Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang memiliki kelebihan

selain mengikuti pendidikan resmi juga memiliki ketrampilan lain yang

menunjang dalam pekerjaan. Sebagai contoh seorang calon tenaga kerja yang

memiliki ijazah dari perguruan tinggi namun juga memiliki keahlian beladiri.

Atau selain berpendidikan tinggi calon pegawai juga menguasai komputer dan

perakitannya. Jenis tenaga kerja seperti inilah yang paling banyak dibutuhkan

dalam suatu perusahaan.

4. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih. Yaitu tenaga kerja yang tidak

memiliki ketrampilan maupun pendidikan, akan sangat sulit mendapatkan

pekerjaan. Selain kurang berpengalaman, tenaga kerja golongan ini juga

membebani perusahaan apabila dipekerjakan.

2.6.3 Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

Guna meningkatkan kualitas bagi para tenaga kerja, ada beberapa usaha yang

dapat dilakukan, antara lain adalah :

1. Pelatihan Tenaga Kerja. Yaitu keseluruhan kegiatan untuk memberi,

memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja,

produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian

tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

2. Pemagangan. yaitu merupakan bagian dari sistem pelatihan tenaga kerja yang

diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan

bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau

pekerja yang telah berpengalaman dalam proses produksi barang / jasa di

perusahaan. Upaya ini dilakukan dalam rangka menguasai ketrampilan dan

keahlian tertentu.

3. Perbaikan Gizi dan Kesehatan. Yang dimaksudkan dalam hal ini untuk

mendukung ketahanan fisik dalam bekerja dan meningkatkan kecerdasan tenaga

kerja dalam menerima pengetahuan baru dan meningkatkan semangat kerja.

100

Page 101: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.6.4 Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah seseorang yang tidak bekerja atau sedang

mencari pekerjaan.

a) Jenis Pengangguran

Jenis pengangguran dapat dilihat berdasarkan hal-hal berikut ini:

1. Berdasarkan Jam Kerja

Pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

1) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga

kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang

tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya

tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang

bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang

sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini

cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah

berusaha secara maksimal.

2. Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi

7 macam:

1) Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran

yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi

dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran

pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka

lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan

meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki

kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

2) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment) adalah pengangguran

yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan

perekonomian/siklus ekonomi.

3) Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran

yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi

101

Page 102: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh

beberapa kemungkinan, seperti:

a Akibat permintaan berkurang

b Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi

c Akibat kebijakan pemerintah

4) Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) adalah keadaan

menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang

menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang

menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

5) Pengangguran siklikaladalah pengangguran yang menganggur akibat

imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih

rendah daripada penawaran kerja.

6) Pengangguran teknologiadalah pengangguran yang terjadi akibat

perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

7) Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh

menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran

siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate

demand).

b) Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak

sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan

adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang

sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam

persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi

pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran

dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan

efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan

politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan

102

Page 103: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan

pendapatan per kapita suatu negara.

c) Akibat Pengangguran

1. Bagi perekonomian Negara:

1) Penurunan pendapatan perkapita.

2) Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.

3) Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Bagi masyarakat:

1) Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.

2) Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan

apabila tidak bekerja.

3) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik

2.6.5 Produktivitas Tenaga Kerja dan Permintaan untuk Tenaga Kerjaa. Produktivitas Tenaga Kerja

a) Pengertian Produktivitas

Produktivitas kerja merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan

dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen.

Produktivitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi

pelanggan.Hal ini dapat diimplementasikan dari interaksi antara tenaga kerja dan

pelanggan yang mencakup (a) ketepatan waktu, berkaitan dengan kecepatan

memberikan tanggapan terhadap keperluan-keperluan pelanggan; (b) penampilan

tenaga kerja, berkaitan dengan kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian; (c)

kesopanan dan tanggapan terhadap keluhan, berkaitan dengan bantuan yang

diberikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan

(Gaspersz, 2003:130). Berarti produktivitas yang baik dilihat dari persepsi

pelanggan bukan dari persepsi perusahaan. Persepsi pelanggan terhadap

produktivitas jasa merupakan penilaian total atas kebutuhan suatu produk yang

dapat berupa barang ataupun jasa.

Produktivitas berasal dari kata “produktiv” artinya sesuatu yang mengandung

potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan suatu proses

kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah objek.

103

Page 104: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha dari

setiap individu atau kelompok untuk selalu meningkatkan mutu kehidupannya dan

penghidupannya.

Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai perbandingan

antara keluaran (output) dengan pemasukan (input), sedangkan menurut Ambar

Teguh Sulistiani dan Rosidah (2003:126) mengemukakan bahwa produktivitas

adalah “Menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang

diperoleh di dalam proses produksi, dalam hal ini adalah efisiensi dan efektivitas”.

Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2003:126) produktivitas adalah :

“Perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas

naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi

(waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan

keterampilan dari tenaga kerjanya”.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas sebenarnya produktivitas memiliki dua

dimensi,pertama efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang

maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan

waktu. Kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input

dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Efesiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang

direncanakan dengan input sebenarnya. Apabila ternyata input yang sebenarnya

digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efesiensi semakin tinggi.

Sedangkan efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran suatu target

yang dicapai. Apabila kedua hal tersebut dikaitkan satu dengan yang lainnya,

maka terjadinya peningkatan efektivitas tidak akan selalu menjamin meningkatnya

efesiensi.

Teori-teori yang membahas tentang produktivitas kerja sangatlah bervariasi

tetapi makna pokok dari produktivitas kerja adalah kemampuan seorang tenaga

kerja dalam menghasilkan suatu pekerjaan, keadaan tersebut tercapai apabila

tenaga kerja tersebut mendapat perhatian yang besar dari pimpinan atas segala

kebutuhannya.

Istilah produktivitas mempunyai arti yang berlainan untuk tiap orang yang

berbeda, hal ini berarti lebih banyak hasil dengan mempertahankan biaya yang

tetap, mengerjakan segala sesuatu dengan benar, bekerja lebih cerdik dan lebih

keras. Pengoperasian secara otomatis untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat

104

Page 105: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

dan lebih baik. Sinungan (2003:12) mengemukakan bahwa “produktivitas adalah

kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu

sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan menghasilkan output”.

Dalam arti yang sederhana pengertian mengenai produktivitas seperti yang

telah dijelaskan di atas sering diungkapkan dalam arti bawah produktivitas adalah

rasio dari pengeluaran dan pemasukan yang terpakai. Mulyono (2004: 3)

berpendapat bahwa “produktivitas adalah hasil yang terdapat dari setiap proses

produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi”.

Sebagaimana dinyatakan oleh Sinungan (2003: 72) disebutkan “kualitas kerja

juga harus diperhatikan dalam menilai produktivitas tenaga kerja, sebab sekalipun

dalam segi waktu tugas yang dibebankan kepada tenaga kerja atau perusaaan itu

tercapai, kalau mutu kerjanya tidak baik, maka produktivitas kerja itu tidak

bermakna”.

b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi

individu dan dimensi organisasi. Dimensi individu melihat produktivitas dalam

kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul

dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu

yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan

dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis

antara masukan (input) dan keluaran (out put). Oleh karena itu dalam pandangan

ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas,

tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.

Kedua pengertian produktivitas tersebut mengandung cara atau metode

pengukuran tertentu yang secara praktik sukar dilakukan. Kesulitan-kesulitan itu

dikarenakan, pertama karakteristik-karakteristik kepribadian individu bersifat

kompleks, sedangkan yang kedua disebabkan masukan-masukan sumber daya

bermacam-macam dan dalam proporsi yang berbeda-beda.

Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini,

keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan ke

dalam dua jenis, yaitu pertama faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung,

dan kedua faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung.

105

Page 106: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

c) Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja

Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik

perorangan/perorang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari

sudut pandangan/pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada

umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang

diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu,

digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).

Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai

jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya

yang bekerja menurut pelaksanaan standar.

Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas

tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana = Hasil

dalam jam-jam yang standar : Masukan dalam jam-jam waktu.

Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua jenis

ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam

kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi

semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan

untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan

sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja

kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan kuantitas

penggunaan masukan tenaga kerja (Sinungan, 2003, p.24-25).

Menurut Wignjosoebroto, (2000, p.25), produktivitas secara umum akan dapat

diformulasikan sebagai berikut:

Produktivitas = Output/input (measurable)+ input (invisible).

Invisible input meliputi tingkat pengetahuan, kemampuan teknis, metodologi kerja

dan pengaturan organisasi, dan motivasi kerja.

d) Solusi Bagi Produktivitas Tenaga Kerja

1.   Remunerasi

Remunerasi adalah merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan

perusahaan kepada tenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telah

diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Secara teoritis dapat dibedakan dua sistem remunerasi, yaitu yang

mengacu kepada teori Karl Mark dan yang mengacu kepada teori Neo-klasik.

Kedua teori tersebut masing-masing memiliki kelemahan. Oleh karena itu,

106

Page 107: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

sistem pengupahan yang berlaku dewasa ini selalu berada diantara dua sistem

tersebut. Berarti bahwa tidak ada satupun pola yang dapat berlaku umum.

Yang perlu dipahami bahwa pola manapun yang akan dipergunakan

seyogianya disesuaikan dengan kebijakan remunerasi masing-masing

perusahaan dan mengacu kepada rasa keadilan bagi kedua belah pihak

(perusahaan dan karyawan).

Imbalan atau balas jasa berupa upah akan memotivasi pekerja untuk giat

bekerja dan melakukan usaha semaksimal mungkin karena tidak dipungkiri

bahwa mereka membutuhkan upah tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup

yang semakin mendesak. Secara psikologi, imingan terhadap upah ini akan

sangat mendorong usaha para pekerja.

2.   Motivasi

Motivasi juga menjadi salah satu faktor secara psikologis yang bisa

meningkatkan produktivitas seseorang. Jika seseorang tidak bekerja dibawah

tekanan, maka orang tersebut akan lebih produktif dengan menggunakan

kreatifitasnya sendiri.

Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang

diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan dari apa yang

dibutuhkannya. Dalam memotivasi karyawan, manager harus mengetahui

motif dan motivasi yang diinginkan karyawan sehingga karyawan mau bekerja

ikhlas demi tercapainya tujuan perusahaan.

Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi

yaitu:

1)   Hygiene Factors, yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas

supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi,

kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.

2)   Motivation Factors, yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup

keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan

pertumbuhan dalam pekerjaan. (Koontz, 1990:123)

3.    Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dan latihan dipandang sebagai suatu invesatasi di bidang

sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari

tenaga kerja. Oleh karena itu pendidikan dan latihan merupakan salah satu

107

Page 108: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

faktor penting dalam organisasi perusahaan. Pentingnya pendidikan dan

latihan disamping berkaitan dengan berbagai dinamika (perubahan) yang

terjadi dalam lingkungan perusahaan, seperti perubahan produksi, teknologi,

dan tenaga kerja, juga berkaitan dengan manfaat yang dapat dirasakannya.

Manfaat tersebut antara lain: meningkatnya produktivitas perusahaan, moral

dan disiplin kerja, memudahkan pengawasan, dan menstabilkan tenaga kerja.

Agar penyelenggaraan pendidikan dan latihan berhasil secara efektif dan

efisien, maka ada 5 (lima) hal yang harus di pahami, yaitu :

1) adanya perbedaan individual,

2) berhubungan dengan analisa pekerjaan,

3) pemilihan peserta didik, dan

4) pemilihan metode yang tepat. 

b. Permintaan untuk Tenaga Kerja

Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah kesempatan kerja yang

akan digunakan oleh suatu perusahaan pada saat upah tenaga kerja berubah, dengan

asumsi modal tidak berubah. Kurva permintaan tenaga kerja ditentukan oleh kurva

nilai produk fisik marjinal karena nilai produk fisik marjinal tenaga kerja menurun

pada saat lebih banyak pekerja yang disewa, maka penurunan tingkat upah akan

meningkatkan permintaan tenaga kerja.

Wage ($)

W2

W1 D

VMPPL

0 L3 L2 L1 Jumlah tenaga kerja

Dalam jangka pendek, faktor produksi modal dianggap tetap sebesar K0. Dasar

pengusaha untuk menambah atau mengurangi pekerja adalah dengan memperkirakan

tambahan output yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang

108

Page 109: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

pekerja (marginal physical product of labor=MPPL). Selain itu, pengusaha perlu

menghitung nilai dari produk fisik marjinal. Nilai produk fisik marjinal tenaga kerja

(valuemarginal physical product of labor=VMPPL)adalah tambahan penerimaan

dalam dolar yang dihasilkan oleh tambahan pekerja, ceteris paribus. Nilai produk

fisik marjinal tenaga kerja sama dengan produk fisik marjinal tenaga kerja dikalikan

dengan harga output.

Dimana:

VMPPL = nilai produk fisik marjinal tenaga kerja

P = harga output

MPPL = produk fisik marjinal tenaga kerja (tambahan output yang diperoleh

sehubungan dengan penambahan pekerja)

Jika harga output sebesar $2, maka lima orang pekerja dengan produk fisik

marjinal tenaga kerja 15 akan memberikan kontribusi bagi penerimaan perusahaan

sebesar $30 (lihat tabel). Pada nilai produk fisik marjinal terjadi hukum penambahan

hasil yang semakin berkurang karena perolehan dolar dari mempekerjakan tambahan

pekerja semakin berkurang setelah melampaui titik tertentu. Sedangkan nilai produk

fisik rata-rata (valueaverage physical productof labor=VAPPL) menunjukkan nilai

dalam dolar dari output yang dihasilkan pekerja.

Dimana:

VAPPL = nilai produk fisik rata-rata

APPL = produk fisik rata-rata

P = harga output

Perubahan tingkat upah mengakibatkan perubahan dalam permintaan tenaga kerja.

Perubahan yang terjadi dalam jangka pendek adalah perubahan yang terjadi sepanjang

garis permintaan. Besarnya perubahan dalam jangka pendek tergantung dari besarnya

elastisitas permintaan tenaga kerja, elastisitas permintaan akan hasil produksi,

proporsi biaya karyawan terhadap jumlah seluruh biaya produksi dan elastisitas

penyediaan faktor-faktor pelengkap lain. Sedangkan dalam jangka panjang, perubahan

109

VAPPL = P x APPL

VMPPL = P x MPPL

Page 110: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

permintaan tenaga kerja merupakan pergeseran garis permintaan. Pertama, pergeseran

ini disebabkan oleh pertambahan hasil produksi secara besar-besaran, peningkatan

produktivitas kerja karyawan dan penggunaan teknologi baru. Kedua,pergeseran ini

disebabkan oleh produktivitas kerja. Ketiga, pergeseran ini dikarenakan perubahan

dalam metode produksi. Lihat kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek dan

jangka panjang diatas. Sebagai reaksi terhadap naiknya tingkat upah dari W1 ke W2,

perusahaan dalan jangka pendek akan mengurangi penggunaan tenaga kerja dari L1 ke

L2. Dalam jangka panjang, sementara perusahaan menggantikan tenaga kerja dengan

modal, perusahaan selanjutnya mengurangi tenga kerja sampai L3.

a) Permintaan akan Tenaga Kerja di suatu Daerah

Permintaan akan tenaga kerja di daerah yang bersangkutan merupakan jumlah

permintaan dari tiap-tiap perusahaan yang ada. Misalkan terdapat hanya tiga

perusahaan di suatu daerah, yaitu perusahaan P1, P2, P3 dengan kurva permintaan

masing-masing D1, D2, D3. Pada tingkat upah W1 tidak ada permintaan dari

perusahaan sehingga permintaan untuk seluruh daerah yang bersangkutan sama

dengan nol. Pada tingkat W2 yang lebih rendah dari W1, permintaan dari

perusahaan P1 dilukiskan dengan W2A, dari perusahaan P2 dengan W2B dan dari

perusahaan P3 dengan garis W2C. Jumlah permintaan akan tenaga kerja diseluruh

daerah dilukiskan dengan W2C’ yaitu W2A’ (yang sama W2A) ditambah A’B’

(yang sama W2B) ditambah dengan B’C’ (yang sama W2C).

b) Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja

110

Page 111: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Elastisitas permintaan tenaga kerja yaitu persentase perubahan kesempatan

kerja dalam jangka pendek karena perubahan satu persen tingkat upah.

δ SR=ΔESR/ ESR

Δw /w=

ΔESR

Δw. w

ESR

Contoh:

Jika suatu perusahaan mempekerjakan 40 orang pekerja pada tingkat upah sebesar

$25 dan mempekerjakan 50 orang pada saat upahnya $20, berapa besar elastisitas

permintaannya?

δ SR=ΔESR/ ESR

Δw /w

δSR=(50−40) /40(20−25) /25

=0 ,25−0,2

=−1 ,25

Permintaan tenaga kerja diatas bersifat elastis karena memiliki elastisitas lebih

dari satu dalam nilai absolut. Besar kecilnya elastisitas permintaan tergantung dari

substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lain, elastisitas permintaan terhadap

barang yang dihasilkan, proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya

produksi, dan elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.

Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor seperti

pertanian, keuangan, perdagangan dan lain sebagainya. Tiap sektor mengalami

laju pertumbuhan yang berbeda. Laju pertumbuhan yang berbeda tersebut

mengakibatkan dua hal. Pertama, terdapat perbedaan laju peningkatan

produktivitas kerja di masing-masing sektor. Kedua, secara berangsur-angsur

terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun dalam

kontribusinya terhadap pendapatan nasional. Perbedaan laju pertumbuhan

pendapatan regional dan kesempatan kerja tersebut, juga menunjukkan perbedaan

elastisitas masing-masing sektor untuk penyerapan tenaga kerja. Elastisitas

kesempatan kerja (E) yaitu perbandingan laju pertumbuhan kesempatan kerja

∆N/N dengan laju pertumbuhan ekonomi ∆Y/Y. Elastisitas tersebut dapat

dinyatakan untuk keseluruhan perekonomian atau masing-masing sektor atau

subsektor.

E =

ΔN /NΔY /Y

E =

ΔN i /N i

ΔY i/Y i

111

Page 112: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Tabel elastisitas kesempatan kerja sektoral di Provinsi Jatim (1993-2002)

Sektor

Pertumbuhan/tahun

ElastisitasJuml TK (%) PDRB (%)

Pertanian 0,818 0,910 0,898

Pertambangan -0,715 2,512 -0,285

Industri 1,196 2,652 0,451

LGA (Listrik, Gas dan Air) -0,457 5,429 -0,030

Konstruksi 1,628 -1,430 -1,139

Perdagangan 2,494 4,217 0,591

Komunikasi 3,852 6,878 0,560

Keuangan 5,992 0,586 10,227

Jasa -0,338 1,966 -0,172

Jumlah 1,608 3,747 0,429

Misalkan pertumbuhan jumlah tenaga kerja per tahun di Jatim tahun 1993-

2002 adalah 1,608 dan pertumbuhan PDRB per tahun sebesar 3,747%. Berapa

elastisitas kesempatan kerja secara keseluruhan?

EJawa Timur (1993-2002) =

lajukesempa tanker jaregionallajupertumbuhanpendapa tan regional

EJawa Timur (1993-2002) =

1 ,6083 ,747 =0,429

Artinya, apabila PDRB propinsi Jawa Timur bertambah satu persen, maka

akan terjadi penciptaan kesempatan kerja sebesar 0,429 persen.

Konsep elastisitas ini dapat digunakan untuk meperkirakan pertambahan

kesempatan kerja. Bila laju pertumbuhan kesempatan kerja adalah k, dan laju

pertumbuhan PDRB adalah g maka laju pertumbuhan kesempatan kerja dapat

dirumuskan:

k = E x g

Misalkan pada tahun 2003, PDRB Jawa Timur tubuh sebesar 10%. Dengan

asumsi bahwa elastisitas kesempatan kerja sama dengan elastiistas selama tahun

1993-2002, maka laju pertumbuhan kesempatan kerja 2003 adalah: 0,429 x 10% =

4,29%. Pertambahan kesempatan kerja pada tahun 2003 adalah: 4,29% x 16,535

juta orang = 709.377 orang. Cara perhitungan ini dapat dilakukan untuk

112

Page 113: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

menghitung pertambahan kesempatan kerja di masing-masing sektor dan untuk

beberapa tahun ke depan.

2.6.6 Penawaran Tenaga Kerja (Jangka Pendek dan Jangka Panjang)

a.   Konsep Penawaran

Penawaran adalah suatu hubungan antara harga dan kuantitas. Apabila kita

menyebutkan soal penawaran suatu komoditi, maka ia merupakan hubungan antara

harga dan kuantitas komoditi itu yang para pemasok siap untuk menyediakannya.

Sehubungan dengan tenaga kerja, penawaran adalah suatu hubungan antara tingkat

upah dengan jumlah tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk

menyediakannya. Secara khusus, suatu kurva penawaran melukiskan jumlah

maksimum yang siap disediakan pada setiap kemungkinan tingkat upah untuk periode

waktu. Sebagai alternatif, kurva penawaran tenaga kerja dapat dipandang, bagi setiap

kemungkinan jumlah tenaga kerja, sebagai tingkat upah minimum yang dengan

tingkat itu para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakan jumlah yang khusus itu.

Salah satu dari kedua pandangan itu, penawaran tenaga kerja harus ditinjau sebagai

suatu skedul alternatif yang diperoleh pada suatu titik waktu tertentu yang telah

ditetapkan.

Penawaran tenaga kerja tergantung pada tiga faktor kunci:

   jumlah penduduk

   jumlah jam kerja rata-rata

   partisipasi angkatan kerja.

b.   Penawaran Tenaga Kerja dalam Jangka Pendek

Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian

tergantung pada (1) jumlah penduduk, (2) persentase jumlah penduduk yang memilih

masuk dalam angkatan kerja, dan (3) jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan

kerja. Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen ini dari jumlah tenaga kerja

keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar. Jadi, dengan segera kita

dapat melihat bahwa penawaran tenaga kerja secara intern merupakan suatu gejala

yang rumit. Walaupun demikian, kita dapat membuat pemahaman lebih lanjut

tentang penawaran tenaga kerja dengan membuat suatu asumsi penting yang

disederhanakan yang akan kita pakai dalam bab ini, yaitu penduduk tertentu. Jadi,

dalam bab ini akan dianalisis bagaimana suatu persentase jumlah penduduk tertentu

yang memilih masuk ke dalam angkatan kerja maupun jumlah jam kerja yang

113

Page 114: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

ditawarkan oleh para angkatan kerja, keduanya tergantung pada upah pasar. Inilah

studi tentang penawaran tenaga kerja dalam jangka pendek.

Jangka pendek dimaksudkan sebagai periode waktu dimana tidak mungkin

dilakukan sejumlah penyesuaian dan sejumlah keadaan tidak dapat diubah. Dalam

bab ini kita pun membuat asumsi yang sama. Kita mengasumsikan suatu jangka

waktu di mana individu dalam penduduk yang telah tertentu jumlahnya tidak dapat

mengubah jumlah modal manusia. Jadi, kita berasumsi yang paling penting bahwa

keterampilan anggota-anggota rumah tangga itu telah tertentu. Selanjutnya, menutup

kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi yang

memungkinkan individu dapat melakukan perubahan upah. Maka apa yang kita teliti

ialah bagaimana individu dalam suatu jumlah penduduk tertentu dengan keterampilan

tertentu memilih jumlah jam kerja terbaik yang akan ditawarkan ke dalam kegiatan

pasar sehingga dapat memaksimalkan utilitas total dan bagaimana individu

menyesuaikan jam kerja yang mereka sediakan apabila keadaan ekonomi berubah.

c.   Penawaran Tenaga Kerja dalam Jangka Panjang

Analisis jangka panjang tentang penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada

individu waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap

terhadap perubahan-perubahan kendala. Jadi analisis jangka panjang tentang

penawaran tenaga kerja memperkenalkan kepada individu waktu yang diperlukan

untuk melakukan penyesuaian yang lebih lengkap terhadap perubahan-perubahan

dalam lingkungan hidup. Suatu penyesuaian akan bersifat sekuler (atau berjangka

panjang) dalam perubahan-perubahan partisipasi angkatan kerja. Meskipun tingkat

partisipasi angkatan kerja pada keseluruhan telah menunjukkan kecendrungan yang

relatif konstan dalam abad ini, namun terdapat pergeseran yang dramatik dalam soal

umur dan komposisi jenis kelamin dalam angkatan kerja. Terutama terdapat

penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di kalangan wanita

yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum pekerja yang

berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda.

d. Kurva Penawaran Tenaga Kerja

Kurva penawaran tenaga kerja yaitu hubungan antara jam kerja dan tingkat upah.

Misalkan seseorang akan memasuki pasar kerja jika upah yang ditawarkan melebihi

dari upah reservasi (ŵ). Pada tingkat upah diatas upah reservasi, kurva penawaran

tenaga kerja memiliki slope positif sampai pada titik tertentu. Keadaan selanjutnya

akan berubah jika seseorang kesejahteraannya sudah baik atau mempunyai suatu

114

Page 115: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

keahlian yang lebih dan jumlah jam kerja yang ditawarkan semakin berkurang pada

saat upah meningkat yang mengakibatkan slope kurva penawaran tenaga kerja

menjadi negatif. Kurva ini disebut kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke

belakang (backward bending labour supply curve).

Jumlah tenaga kerja keseluruhan yang disediakan bagi suatu perekonomian

tergantung pada jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang memilih masuk

dalam angkatan kerja, dan jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja.

Lebih lanjut, masing-masing dari ketiga komponen dari jumlah tenaga kerja

keseluruhan yang ditawarkan tergantung pada upah pasar. Jangka pendek dalam

penawaran tenaga kerja yaitu jangka waktu dimana individu dalam penduduk yang

telah tertentu jumlahnya tidak dapat mengubah jumlah modal manusia. Sehingga

asumsi yang digunakan ketrampilan dari individu telah tertentu. Selanjutnya, menutup

kemungkinan terhadap penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti migrasi yang

memungkinkan individu dapat melakukan perubahan upah. Sedangkan jangka

panjang dalam penawaran tenaga kerja yaitu penyesuaian yang dilakukan individu

untuk memaksimalkan utilitas dalam jumlah tenaga kerja yang mereka sediakan

apabila kendala upah pasar dan pendapatan mengalami perubahan. Suatu penyesuaian

akan bersifat jangka panjang dalam perubahan-perubahan partisipasi tenaga kerja.

Terutama terdapat penambahan yang besar dalam tingkat partisipasi angkatan kerja di

kalangan wanita yang telah menikah dan penurunan dalam tingkat partisipasi kaum

pekerja yang berusia lanjut, berusia anak-anak, dan berusia lebih muda. Penyesuaian

lainnya ialah dalam bentuk jumlah penduduk. Suatu analisis jangka panjang tentang

penawaran tenaga kerja menjajaki hubungan antara kesuburan (fertilitas) dan

perubahan jangka panjang dalam upah pasar pendapatan.

2.6.7 Menentukan Gaji

Gaji karyawan ditentukan dari beberapa hal diantaranya kepangkatan, masa kerja,

kemampuan tempat usaha / perusahaan.  Kepangkatan dapat ditentukan dari riwayat

pendidikan dan bidang yang diambilnya saat pertama masuk kerja.

Berdasarkan pendapat menurut Hariandja (2002), ada empat langkah penting dalam

penentuan gaji, antara lain:

a) Menganalisis jabatan atau tugas

Analisis jabatan merupakan kegiatan untuk mencari informasi tentang tugas -

tugas yang dilakukan dan persyaratan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas

115

Page 116: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

tersebut supaya berhasil untuk mengembangkan uraian tugas, spesifikasi tugas dan

standar untuk kerja. Kegiatan ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk

mengevaluasi jabatan.

b) Mengevaluasi jabatan

Evaluasi jabatan adalah proses sistematis untuk menentukan nilai relatif dari suatu

pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan lain. Proses ini dilakukan untuk

mengusahakan tercapainya internal equity dalam pekerjaan sebagaimana unsur yang

sangat penting dalam penentuan tingkat gaji. Internal equity adalah jumlah yang

diperoleh dipersepsi sesuai dengan input yang diberikan dibandingkan dengan

pekerjaan yang sama dalam perusahaan.

c) Melakukan survei gaji

Survei gaji dilakukan untuk mengusahakan keadilan eksternal sebagai salah satu

faktor penting dalam perencanaan dan penentuan gaji. Survei dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara seperti mendatangi perusahaan- perusahaan untuk mendapatkan

informasi mengenai tingkat gaji yang berlaku, membuat kuesioner secara formal dan

lain -lain.

d) Menentukan tingkat gaji

Setelah evaluasi jabatan dilakukan, untuk menciptakan keadilan internal yang

menghasilkan ranking jabatan, dan melakukan survei tentang gaji yang berlaku di

pasar tenaga kerja selanjutnya adalah penentuan gaji.

Gaji yang adil artinya yaitu bahwa gaji yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada

pegawai haruslah sesuai dengan posisi jabatan dan prestasi kerjanya, sehingga karyawan

dapat merasa puas dengan hasil kerjanya dan merasa senang untuk mengabdi di

perusahaan tersebut.

Menurut Manullang (1996), ada beberapa faktor penting dalam menetapkan gaji yang

adil, yaitu:

1. Pendidikan. Gaji yang diberikan harus sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan,

misalnya gaji seorang sarjana harus dibedakan dengan yang bukan sarjana.

2. Pengalaman. Gaji yang diberikan kepada orang yang sudah mempunyai pengalaman

kerja tinggi harus dibedakan dengan orang yang belum berpengalaman.

3. Tanggungan. Gaji sudah dianggap adil bila besarnya gaji bagi yang mempunyai

tanggungan keluarga yang besar dibedakan dengan yang mempunyai tanggungan

keluarga yang kecil.

116

Page 117: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

4. Kemampuan. Kemampuan perusahaan untuk membayar karyawannya juga harus

diperhitungkan. Bila perusahaan mendapat keuntungan, sebaiknya karyawan juga

dapat ikut menikmati melalui peningkatan gaji, kesejahteraan, dan lain-lain.

5. Kondisi-kondisi pekerja. Bidang pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan keahlian

yang khusus haruslah dibedakan tingkat gajinya dengan pekerja yang mengerjakan

pekerjaan biasa dan sederhana.

2.6.8 Pengangguran (Hukum Oken)

Hubungan antara tingkat pengangguran dengan pengeluaran agregat dikenal dengan

Hukum Oken yang dikemukakan oleh ekonom bernama Arthur Okun. Konsep dari

Hukum Oken didasari oleh hasil observasi terhadap data GDP Amerika Serikat.

Hukum Oken menjelaskan bahwa tingkat pengangguran memiliki hubungan negatif

dengan GDP riil. Peningkatan pengangguran cenderung dikaitkan dengan rendahnya

pertumbuhan GDP riil. Ketika tingkat pengangguran meningkat, maka GDP riil

cenderung tumbuh lebih lambat atau bahkan turun.

2.6.9 Pekerja, Pengangguran, dan Jam Kerja

a. Pengertian Pekerja

Buruh, Pekerja, Tenaga Kerja atau Karyawan pada dasarnya adalah manusia

yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa

pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainya kepada Pemberi Kerja atau

Pengusaha atau majikan.

Pada dasarnya, buruh, pekerja, tenaga kerja maupun karyawan adalah sama.

namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina,

kasaran dan sebagainya. sedangkan pekerja, Tenaga kerja dan Karyawan adalah

sebutan untuk buruh yang lebih tinggi, dan diberikan cenderung kepada buruh yang

tidak memakai otot tapi otak dalam melakukan kerja. Akan tetapi pada intinya

sebenarnya keempat kata ini sama mempunyai arti satu yaitu Pekerja. hal ini

terutama merujuk pada Undang-undang Ketenagakerjaan, yang berlaku umum untuk

seluruh pekerja maupun pengusaha di Indonesia.

Buruh dibagi atas 2 klasifikasi besar:

Buruh profesional - biasa disebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak

dalam bekerja

117

Page 118: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Buruh kasar - biasa disebut buruh kerah biru, menggunakan tenaga otot dalam

bekerja

b. Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja

sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari

kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu

menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian

karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan

berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-

masalah sosial lainnya.

a) Jenis dan Macam-Macam Pengangguran

1. Berdasarkan jam kerja

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga

kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja

yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,

biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja

yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja

yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran

jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan

padahal telah berusaha secara maksimal.

2. Berdasarkan penyebab terjadinya

Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara

yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi

geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak

mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan

kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan

meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki

kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

118

Page 119: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan

oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan

perekonomian/siklus ekonomi.

Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh

perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,

seperti:

1) Akibat permintaan berkurang

2) Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi

3) Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya

fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan

seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti

musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat

imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja

lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat

perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-

mesin.

Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh

menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.

Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan

masyarakat (aggrerate demand).

b) Ciri – Ciri pengangguran di Indonesia:

119

Page 120: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pengangguran sangatlah melekat terhadap terbatasnya tingkat

perekonomian dalam kehidupan pelakunya. Kurangnya kemampuan untuk

mencukupi kebutuhan sehari-harinya ditambah dengan tidak adanya pendapatan

yang diperoleh, membuat pengangguran memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

1. Melekatnya dengan tindak kriminal (premanisme), misalnya perampokan,

pembegalan, pencurian dll.

2. Melekatnya dengan larangan perintah agama, misalnya pelacuran yang

dilakukan oleh para wanita disebabkan karena terbatasnya lapangan

pekerjaan yang tersedia yang mengakibatkan mereka harus bekerja dengan

jalan yang kurang disegani.

3. Tidak memiliki pendirian dalam hidupnya

4. Tidak memiliki penghasilan dan tempat tinggal yang layak

5. Mudah berputus asa

6. Tidak mampu mencukupi kebutuhannya

7. Memiliki masalah – masalah sosial dalam kehidupannya, dll.

c. Jam Kerja

a) Jam Kerja Reguler

Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan

siang hari dan/atau malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di sektor swasta

diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85.

Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk

melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2

sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:

7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari

kerja dalam 1  minggu; atau

8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari

kerja dalam 1 minggu.

Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu

40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan

waktu kerja tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu

kerja lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas upah lembur.

120

Page 121: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Akan tetapi, ketentuan waktu kerja tersebut tidak berlaku bagi sektor usaha

atau pekerjaan tertentu seperti misalnya pekerjaan di pengeboran minyak lepas

pantai, sopir angkutan jarak jauh, penerbangan jarak jauh, pekerjaan di kapal

(laut), atau penebangan hutan. 

Ada pula pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus dijalankan terus-menerus,

termasuk pada hari libur resmi (Pasal 85 ayat 2 UU No.13/2003). Pekerjaan

yang terus-menerus ini kemudian diatur dalam Kepmenakertrans No. Kep-

233/Men/2003 Tahun 2003 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan

Secara Terus Menerus. Dan dalam penerapannya tentu pekerjaan yang

dijalankan terus-menerus ini dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke

dalam shift-shift.

b) Jam Kerja Lembur

Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari untuk 6

hari kerja dan 40 jam dalam seminggu atau 8 jam sehari untuk 8 hari kerja dan

40 jam dalam seminggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau

pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah (Pasal 1 ayat 1 Peraturan

Menteri no.102/MEN/VI/2004).

Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam/hari dan 14

jam dalam 1 minggu diluar istirahat mingguan atau hari libur resmi.

Perhitungan Upah Lembur didasarkan upah bulanan dengan cara

menghitung upah sejam adalah 1/173 upah sebulan.

Berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam Kepmenakertrans No.

102/MEN/VI/2004 , Rumus perhitungan upah lembur adalah sebagai berikut:

PERHITUNGAN UPAH LEMBUR PADA HARI KERJA

Jam

LemburRumus Keterangan

Jam Pertama 1,5  X 1/173 x Upah Sebulan Upah Sebulan adalah 100%

Upah bila upah yang berlaku di

perusahaan terdiri dari upah pokok

dan tunjangan tetap.Jam Ke-2 & 3 2   X 1/173 x Upah Sebulan Atau 75% Upah bila Upah

yang berlaku di perusahaan terdiri

dari upah pokok, tunjangan tetap

121

Page 122: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

dan tunjangan tidak tetap. Dengan

ketentuan Upah sebulan tidak boleh

lebih rendah dari upah minimum

c) Jam Istirahat Kerja

Jam istirahat kerja adalah waktu untuk pemulihan setelah melakukan

pekerjaan untuk waktu tertentu. Sudah merupakan kewajiban dari perusahaan

untuk memberikan waktu istirahat kepada pekerjanya.

Berdasarkan pasal 85 UU no. 13 tahun 2003, pekerja tidak wajib bekerja

pada hari – hari libur resmi ataupun hari libur yang ditetapkan oleh perusahaan.

Karena waktu istirahat itu merupakan hak kita, maka perusahaan wajib

memberikan upah penuh. Akan tetapi, ada kalanya perusahaan menuntut pekerja

untuk tetap bekerja pada hari – hari libur karena sifat pekerjaan yang harus

dilaksanakan terus – menerus. Perusahaan yang mempekerjakan pekerjanya di

hari libur, wajib membayar upah lembur.

Waktu istirahat yang sesuai dengan UU No.13/2003, waktu istirahat antara

jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus

menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja (Pasal 79 UU

13/2003). Dan waktu istirahat mingguan adalah 1 hari untuk 6 hari kerja/minggu

atau 2 hari untuk 5 hari kerja/minggu (Pasal 79 UU 13/2003).

Pada praktiknya, waktu istirahat ini diberikan oleh perusahaan pada jam

makan siang, ada yang 11.30-12.30, atau 12.00-13.00 ada pula yang

memberikan waktu istirahat 12.30-13.30. Ada yang memberi waktu istirahat

hanya setengah jam, namun sebagian besar perusahaan memberikan waktu

istirahat satu jam. Dan penentuan jam istirahat ini menjadi kebijakan dari

masing-masing perusahaan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan (PP), atau

Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

d) Jam Kerja Shift

Pengaturan jam kerja dalam sistem shift diatur dalam UU no.13/2003

mengenai Ketenagakerjaan yaitu diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :

Jika jam kerja di lingkungan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya

(selanjutnya disebut “perusahaan”) ditentukan 3 (tiga) shift, pembagian

122

Page 123: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

setiap shift adalah maksimum 8 jam per-hari, termasuk istirahat antar jam

kerja (Pasal 79 ayat 2 huruf a UU No.13/2003)

Jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak boleh lebih

dari 40 jam per minggu (Pasal 77 ayat 2 UU No.13/2003).

Setiap pekerja yang bekerja melebihi ketentuan waktu kerja 8 jam/hari per-

shift atau melebihi jumlah jam kerja akumulatif 40  jam per minggu, harus

sepengetahuan dan dengan surat perintah (tertulis) dari pimpinan

(management) perusahaan yang diperhitungkan sebagai waktu kerja lembur

(Pasal 78 ayat 2 UU No.13/2003).

Dalam penerapannya, terdapat pekerjaan yang dijalankan terus-menerus

yang dijalankan dengan pembagian waktu kerja ke dalam shift-shift. Menurut

Kepmenakertrans No.233/Men/2003, yang dimaksud dengan pekerjaan yang

diljalankan secara terus menerus disini adalah pekerjaan yang menurut jenis dan

sifatnya harus dilaksanakan atau dijalankan secara terus menerus atau dalam

keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara pekerja dengan pengusaha.

Contoh-contoh pekerjaan yang jenis dan sifatnya harus dilakukan terus menerus

adalah : pekerjaan bidang jasa kesehatan, pariwisata, transportasi, pos dan

telekomunikasi, penyediaan listrik, pusat perbelanjaan, media massa,

pengamanan dan lain lain yang diatur dalam Kep.233/Men/2003 pasal 2.

2.6.10 Fluktuasi Fungsi Agregat Demand dan Pengangguran

AD (Agregate Demand) adalah hubungan antara jumlah output yang diminta dan

tingkat harga agregat.

Kurva AD menunjukkan hubungan antara tingkat harga P dan jumlah barang yang

dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang

beredar M tertentu. Kurva AD miring ke bawah; semakin tinggi tingkat harga P, semakin

rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena itu semakin rendah jumlah barang dan

jasa yang diminta Y.

Kurva AD dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar tetap (M konstan).

Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang mungkin dari P dan Y

untuk nilai M tertentu. Jika M berubah, maka P dan Y juga akan berubah, yang berarti

kurva AD bergeser.

123

Page 124: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pergeseran dalam Kurva AD : Perubahan jumlah uang yang beredar menggeser

kurva AD. Penurunan M mengurangi nilai nominal ouput PY. Untuk setiap P tertentu,

outpu Y lebih rendah. Karena itu, penurunan M akan menggeser kurva AD ke kiri.

Kenaikan M meningkatkan nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga P, output

Y lebih tinggi. Karena itu, kenaikan M menggeser kurva AD ke kanan.

a. Pergeseran AD dalam Jangka Panjang

Penurunan jumlah uang yang beredar (M) menggeser AD ke bawah (kiri).

Karena kurva LRAS adalah vertical, penurunan AD mempengaruhi tingkat harga P

(dalam hal ini menurunkan tingkat harga dalam jangka panjang), tetapi tidak

mempengaruhi tingkat output Y.

b. Pergeseran AD dalam Jangka Pendek

Penurunan jumlah uang yang beredar menggeser kurva AD ke bawah (kiri).

Karena kurva SRAS adalah horisontal, dalam jangka pendek ketika harga adalah

kaku, penurunan AD mengurangi tingkat output Y.

Dari jangka pendek ke jangka panjang: penurunan AD menurunkan output Y

dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang hanya berpengaruh terhadap

tingkat harga P.

c. Guncangan AD

Contoh: peluncuran dan penyebarluasan kartu kredit. Kartu kredit mengurangi

jumlah uang yang ingin dipegang orang, hal ini ekuvalen dengan kenaikan

perputaran uang. Jika jumlah uang yang beredar tetap konstan, maka kenaikan

perputaran uang menyebabkan pengeluaran nominal meningkat dan kurva AD

bergeser ke kanan. Kenaikan AD, meningkatkan output dalam jangka pendek

(perekonomian mengalami booming). Dengan harga lama, perusahaan sekarang

menjual lebih banyak output. Karena itu, perusahaan memperkerjakan lebih banyak

pekerja dan menambah produksi mereka. Selama itu, tingkat AD yang tinggi

mendorong harga dan upah. Dengan naiknya tingkat harga, kuantitas output yang

diminta menurun, dan perekonomian secara berangsur-angsur mendekati tingkat

produksi alamiah. Tetapi selama masa transisi ke tingkat harga yang lebih tinggi,

output perekonomian lebih tinggi dari tingkat alamiahnya.

Kebanyakan ekonom menerima hipotesis tingkat alamiah, yang menyatakan

bahwa fluktuasi dalam permintaan agregat hanya mempunyai dampak jangka

pendek terhadap output dan pengangguran. Namun sebagian ekonom menyarankan

124

Page 125: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

cara-cara di mana resesi bisa meninggalkan luka permanen pada perekonomian

dengan meningkatkan tingkat pengangguran alamiah.

2.6.11 Pengangguran dan Resesi

Resesi merupakan periode di mana GDP riil mengalami penurunan selama dua

triwulan berturut-turut atau lebih. Resesi ditandai dengan adanya penurunan output dan

peningkatan pengangguran. 

Depresi merupakan resesi hebat yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Terjadinya resesi akan menyebabkan menurunnya GDP riil, sehingga sedikit barang atau

jasa yang diproduksi. Sedikitnya output yang diproduksi membuat input yang digunakan

semakin sedikit dan peluang kerja menurun sehingga tingkat pengangguran meningkat

serta semakin berkurangnya persediaan modal yang tersedia yang dapat digunakan.

Dengan kata lain bila GDP riil turun maka pendapatan riil turun dan bila kondisi ini

bertahan lama akan menyebabkan depresi.

2.6.12 Medan Kesamaan Upah Nominal

Kurva penawaran agregat adalah nilai produk dalam periode tertentu yang dihasilkan

oleh seluruh produsen pada berbagai tingkat harga produk.

Medan kesamaan upah nominal (iso-money wage map mencakup sejumlah kurva

kesamaan nominal yang menghubungkan W dengan H pada w yang sama besarnya.

Kurva WH Rp 15 berarti kurva kesamaan upah nominal pada upah nominal Rp15

per satuan kerja seperti jam kerja.

125

Page 126: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kurva WH Rp 30 berarti kurva kesamaan upah nominal pada upah nominal Rp 30

per jam kerja.

Pada upah Rp 15 dengan harga Rp1, maka upah riil sama dengan Rp15

Pada upah Rp 15 dengan harga Rp5, maka upah riil sama dengan Rp3

2.6.13 Sumber Pertumbuhan Ekonomi

a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional

bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau

berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi

yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output

perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur

dengan output riil per orang.

Tahap Perekonomian dapat dibagi menjadi 4 :

1) Rumah tangga tertutup

2) Rumah tangga kota

3) Rumah tangga bangsa

4) Rumah tangga dunia

b. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi

Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang

dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :

1. Produk Domestik Bruto

PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar.

Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang

global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.

2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita

PDB per kapita merupakan ukuran yang elbih tepat karean telah

memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat

diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.

3. Pendapatan Per jam Kerja

126

Page 127: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Suatu negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila

mempunyai tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi

daripada upah per jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama.

c. Hal-hal yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Akumulasi Modal

Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari

pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar

output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin,

peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock) fisik suatu

negara (yakni, total nilai riil “neto” atas seluruh barangmodal produktif secara

fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-

masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus

dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi

“infrastuktur” ekonomi dan social. Di samping investasi yang bersifat langsung

banyak cara yang bersifat tidak langsung untuk menginvestasikan dana dalam

berbagai jenis sumber daya. Di samping itu ada juga Investasi dalam pembinaan

sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga

pada akhirnya akan membawa dampak posiyif yang sama terhadap

manusia.Segenap kegiatan yang dijelaskan di atas merupakan bentuk-bentuk

investasi yangmenjurus ke akumulasi modal.

2. Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi (technological progress) bagi kebanyakan ekonom

merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam

pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena

ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lamadalam menangani

pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat

pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan

teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological

progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving

technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-

saving technological progress).

127

Page 128: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi

apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang

lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang

sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam

spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi

masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat

berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau

tenaga kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita

memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal

yang sama). Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik

berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenios

mesin serta peralatan modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan

teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress).

Sedangkan kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological

progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hampir semua

penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di Negara-

negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat

modal. Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka

modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling

diperlukan. Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga

kerja.

Kemajauan teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting

technological progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu

meningkatkan mutu atauketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya,

dengan menggunakan video tape, televisi, dan media komunikasi elektronik

lainnya di dalam kelas, proses belajar biaslebih lancar sehingga tingkat

penyerapan bahan pelajaran juga menjadi lebih baik.Demikian pula halnya

dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan modal (capital-augmenting

technological progress).

jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologi tersebut

memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yangada secara lebih

produktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak bajadalam produksi

pertanian.

128

Page 129: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.6.14 Kurva Penawaran Agregatif dengan Asumsi Klasik

Asumsi ekonomi klasik: fleksibilitas tingkat harga dan upah. Jumlah Tenaga Kerja

dalam perekonomian (employment) dalam keadaan keseimbangan terjadi pada

perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran Tenaga Kerja agregatif

Dalam kondisi full employment dengan assumsi tingkat upah berlaku untuk Tenaga

Kerja yang ingin bekerja dan sudah bekerja, maka tanpa ada campur tangan pemerintah

pengangguran dalam perekonomian akan cenderung hilang dengan sendirinya. Hal ini

karena besar kecil jumlah Tenaga Kerja yang ditawarkan dan diminta ditentukan oleh

upah riil, bukan upan nominal.

Perubahan tingkat harga tidak selalu menggeser titik keseimbangan pasar Tenaga

Kerja. Dengan demikian besar kecilnya produk nasional tidak dipengaruhi secara

langsung oleh perububahan tingkat harga.

129

Page 130: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

AgS

SN

DNY*

N*

H (Rp)

Q

N

YW

E

Rp 30

Rp 22

Rp 15

Pada pasar Tenaga Kerja, keseimbangan terjadi pada titik E dengan penggunaan

Tenaga Kerja sebesar N*, sehingga menghasilkan jumlah produk nasional ekuilibrium

Y*.

Upan nominal tidak berpengaruh terhadap jumlah Tenaga KKerja yang diminta oleh

perusahaan dan ditawarkan oleh rumah tangga.

Dengan tingkat upah riil yang tidak berubah, maka penurunan harga menyebabkan

kurva kesamaan upah nominal bergeser dari Rp 30 ke Rp 22 dan ke Rp 15.

2.6.15 Kurva Penawaran Agregatif dengan Asumsi Keynes

Keyness berasumsi pada kekuatan upah nominal yakni peningkatan harga nominal

menyebabkan naiknya upah nominal, tapi penurunan harga nominal tidak selalu

menyebabkan menurunkan upah nominal.

Asumsi upward flexibility degan downward rigidity upah nominal merupakan

asumsi yang cukup realistis dalam perekonomian modern terutama dengan adanya

perjanjian kerja dan munculnya serikat buruh. Jika ada inflasi, maka melalui serikat

buruh, Tenaga Kerja menuntut kenaikan upah.

130

Page 131: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

AgS

SN

DNY*

N*

H (Rp)

Q

N

YW

E

Rp 30

Rp 22

Rp 15

a) Pada awalnya perekonomian ekuilibrium pada tingkat employment ON* dengan

OY* dan Upah riil Rp 5

b) Jika terjadi penurunan harga,menjadi Rp 1 maka dengan ketegaran upah nominal Rp

7, maka menyebabkan kenaikan upah riil dari 5 menjadi 7.

c) Kurva kesamaan upah nominal bergeser dari A ke B.

d) Kesediaan produsen menggunakan TENAGA KERJA bergeser dari N ke Nb

e) Produk nasional turun dari Y* ke Yb

\

131

Page 132: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

BAB 7

KESEIMBANGAN UMUM DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN

AGREGATIF

2.7 Keseimbangan Umum

Keseimbangan umum adalah kondisi dimana jumlah permintaan sama dengan

jumlah penawaran. Jumlah barang dalam keadaan itu disebut kuantitas keseimbangan.

Tingkat harga yang membentuk keadaan keseimbangan itu di sebut harga keseimbangan.

Keseimbangan umum merupakan seimbangnya harga beli terthadap harga jual,

seimbangnya permintaan barang dengan penawaran barang, juga keseimbangan antara

pengeluaran uang dengan pemasukan dan juga keseimnbangan antara pendapatan dengan

pengeluaran yang terjadi.

 Keseimbangan umum atau equilibrium adalah kondisi dimana jumlah permintaan

sama dengan jumlah penawaran. Jumlah barang pada keadaan itu disebut kuantitas

keseimbangan. Tingkat harga yang membentuk keadaan keseimbangan itu disebut harga

keseimbangan.

 Keseimbangan umum terjadi apabila pasar uang dan pasar barang berada dalam

keseimbangan secara bersama-sama, dan keseimbangan tersebut diperoleh keseimbangan

pendapatan nasional dan keseimbangan tingkat bunga

Skenario keseimbangan umum :

Misalkan dalam sebuah perekonomian ada sepuluh juta barang, jika semua barang

mempunyai struktur pasar bersaing sempurna, maka penawaran dan permintaan dari

sepuluh juta barang tersebut akan sama. Kondisi ini disebut terjadi keseimbangan umum.

Semua orang Indonesia telah mengoptimalkan utilitynya, semua orang puas. Dalam

kondisi seperti ini tidak ada seorang pun yang mampu menaikkan kepuasannya tanpa

mengurangi kepuasan orang lain. Dengan kata lain semua orang telah mengoptimalkan

keputusannya. Semua konsumen telah menentukan pola konsumsinya dan semua

produsen telah menentukan pola produksinya.

132

Page 133: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.7.1 Pengaruh Asumsi Terhadap Kurva Permintaan Agregatif dan Penawaran

Agregatif

a. Permintaan Agregat

Dalam makroekonomi Keynes, yang sangat mempengaruhi permintaan agregat

adalah kebijakan fiskal dan pengaruh dari luar negeri. Potensi yang mempengaruhi

permintaan agregat yang berasal dari perubahan-perubahan penawaran uang

dianggap lemah atau tidak ada.

Dalam model Keynes, perubahan dalam penawaran uang mempengaruhi

permintaan agregat namun melalui pengaruh-pengaruh penawaran uang terhadap

investasi. Pengaruh-pengaruh penawaran uang pada investasi bersifat tidak langsung

melalui tingkat bunga: meningkat penawaran uang menyebabkan kredit mudah,

tingkat bunga sangat rendah, dan mengairahkan investasi. Menurut model Keynes,

faktor-faktor tersebut tidak ada yang berpengaruh kuat.

Meningkatnya penawaran uang tidak memberikan pengaruh yang sangat besar

terhadap penurunan tingkat bunga, dan tingkat bunga hanya memiliki pengaruh yang

lemah pada investasi. Pada model Keynes, perubahan perpajakan dan pembelanjaan

pemerintah pada barang-barang dan jasa-jasa memberikan pengaruh besar pada

permintaan agregat. Pengaruh besar ini meningkat melalui mekanisme yang sama,

sehingga menyebabkan pengaruh uang terhadap permintaan agregat menjadi lemah.

Penganut Keynes sepakat dengan para ahli ekonomi Klasik bahwa

meningkatnya pembelanjaan pemerintah atau pemotongan pajak menyebabkan

meningkatkan tingkat bunga yang berdampak pada tersendatnya investasi, sehingga

untuk mengurangi dampak tersebut dengan meningkatkan pembelanjaan pemerintah

atau perpajakan rendah, tetapi mereka menganggap mekanisme tingkat bunga

menjadi salah satu kelemahannya. Dalam Model Keynes, meningkat pembelanjaan

pemerintah atau pemotongan pajak hanya memberikan efek kecil pada tingkat

bunga, dan memberikan efek kecil pada investasi, namun perubahan-perubahan pada

pengeluaran pemerintah dan pajak memberikan efek besar pada permintaan agregat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan agregat didalam suatu

perekonomian adalah :

1) Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)

2) Tingkat bunga (i)

3) Investasi (I)

4) Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)

133

Page 134: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

5) Pengeluaran pemerintah (G)

6) Pajak (T)

7) Pendapatan luar negeri (Yf)

8) Harga luar negeri (Pf)

9) Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)

Kenaikan di dalam pendapatan disposibel (Yd), pengeluaran konsumsi (C),

pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G),

pendapatan luar negeri (Yf), tingkat harga luar negeri (Pf) dan penurunan tingkat

bunga (i), pajak (T) dan nilai tukar atau kurs mata uang (ER) akan membawa

kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat

kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam Yd,C,I,Ms/P,G,Yf,Pf, dan

kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau mengserkan kurva

AD ke kiri atas.

b. Penawaran Agregat :

Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai

kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu

mencapai tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada

kesempatan kerja penuh Yf. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu

negara pada tahun tertentu yang digambarkan oleh Yf’tergantung kepada faktor –

faktor produksi yang tersedia. Jumlah faktor-faktor produksi inilah yang akan

menentukan kedudukan Yf. Dalam grafik (a) dari gambar 2.3 perpindahan AS0 dan

Yf menjadi AS1 dan Y1f menggambarkan bahwa jumlah faktor-faktor produksi

yang sudah semakin banyak dan memungkinkannya untuk menaikkan produksi

negara dari Yf menjadi Y1f.

Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian

perlu dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis Keynesian

sederhana dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga

kerja.Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan

mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat

harga tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat harga tersebut

adalah P0.

Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan sebaliknya akan berlaku, yaitu

apabila ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih terus berlaku, pendapatan

nasional tidak dapat ditambah tetapi harga-harga akan meningkat. Penggunaan

134

Page 135: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

tenaga kerja yang semakin banyak akan menambah pendapatan nasional. Dengan

demikian peningkatan harga akan menambah pendapatan nasional riil. Sifat dari

hubungan ini digambarkan oleh kurva penawaran agregat AS di grafik (c) dan kurva

ini dikembangkan oleh golongan Keynesian baru.

Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat

golongan Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran

agregat jangka pendek (short run aggregate supply atau SRAS) dengan penawaran

agregat jangka panjang (long run aggregate supply atau LRAS). Yang dimaksudkan

dengan “jangka pendek” dalam konsep diatas adalah jangka waktu dimana hanya

harga-harga barang dan harga bahan mentah (seperti minyak) yang akan mengalami

perubahan.

Sedangkan dalam “jangka panjang” perubahan bukan saja berlaku ke atas

tingkat harga barang-barang tetapi juga ke atas harga-harga input (bahan mentah dan

faktor-faktor produksi) yang digunakan dalam proses produksi.

Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa

faktor sebagai berikut :

1) besarnya angkatan kerja

2) besarnya stok kapital

3) keadaan atau tingkat tehnologi

4) tingkat pengangguran alamiah

5) harga faktor-faktor produksi

Berkaitan dengan penewaran agregat ini penting untuk dibedakan antara

permintaan agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan

penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate suply,LRAS). Dan

pengertian penawaran agregat diatas adalah dalam artian penawaran agregat jangka

pendek (SRAS). Sedangkan penawaran agregat jangka panjang (LRAS) lebih

menunjuk kepada jumlah ooutput riil yang ditawarkan ketika upahdan harga-harga

telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan

memproduksi output yang memaksimimkan keuntungannya dan perekonomian

berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment level).

Penawaran agregat jangka panjang tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor yang

mempengaruhi SRAS, kecuali harga faktor produksi. Dengan asumsi harga lain-

lainnya tetap, apabila semakin besar jumlah angkatan kerja, semakin rendah tingkat

pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan semakin produkktif

135

Page 136: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

teknologi yang tersedia, maka akan semakin besar pula penawaran agregat jangka

panjang.

2.7.2 Keseimbangan Umum dengan Asumsi Keynes Murni

Mengenai apakah keseimbangan umum akan terjadi pada tingkat full employment

ataukah tidak tergantung kepada letak dan bentuk dari kurva permintaan agregatif.

Apabila kurva penawaran agregatif terpotong, oleh kurva permintaan agregatif pada

tingkat harga lebih rendah dari Titik R, keadaan ekuilibrium dalam perekonomian akan

tercapai pada tingkat pendapatan nasional dan tingkat kesempakatan kerja di bawah full-

employment. Contohnya ialah apabila kurva permintaan agregatif yang terjadi ialah

kurva permintaan agregatif AgD1, maka titik keseimbangan umum tercapai pada titik A,

dengan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium OY1, yang jelas lebih rendah dari

tingkat pendapatan nasional ekuilibrium OYf.

            Sebaliknya, apabila kurva penawaran agregatif terpotong oleh kurva

permintaan agregatif di atas titik R, maka perekonomian akan berada dalam keadaan

ekuilibrium pada tingkat pendapatan nasional dan tingkat kesempatan kerja full-

employment. Hal ini terjadi misalnya dengan kurva permintaan agregatif AgD, yang

menghasilkan titik potong C pada kurva penawaran agregatif AgS.

Pertanyaan yang timbul kemudian ialah : Apakah yang dapat dilakukan oleh

pemerintah apabila terjadi pengangguran sebagai akibat dari letak kurva permintaan

136

Page 137: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Y*fY

AgD

AgS

H

H*

agregatif yang rendah seperti AgD1 atau AgD2 di atas? Apabila bagian dari kurva

permintaan agregatif yang memotong kurva penawaran agregatif bukan merupakan

bagian yang vertikal, maka kebijakan ekspansi moneter akan dapat menggeser kurva

permintaan agregatif ke kanan. Demikian pula halnya dengan kebijakan ekspansi fiscal.

Hanya saja untuk kebijakan yang kita sebutkan belakangan diperlukan memerlukan

dipenuhinya syarat bahwa tingkat bunga belum mencapai ketinggian classical range.

Dengan bergesernya kurva permintaan agregatif ke kanan, maka dapat diharapkan

menghasilkan titik potong dengan kurva penawaran agregatif pada bagian yang vertikal

sejajar dengan sumbu tingkat harga. Sebab dengan demikian berarti tingkat pendapatan

nasional ekuilibrium yang dicapai merupakan tingkat pendapatan nasional full-

employment, yaitu tingkat pendapatan nasional tanpa pengangguran.

Akan tetapi apabila yang memotong kurva permintaan agregatif adalah bagian

vertikal dari kurva permintaan agregatif, maka ini berarti bahwa perekonomian berada

pada liquidity trap atau pada kurva permintaan investasi yang inelastis sempurna. Contoh

yang dapat menggambarkan keadaan seperti ini ialah titik A yang merupakan titik potong

AgD1 dengan kurva penawaran agregatif KAgS. Kalau keadaan seperti ini yang terjadi

maka kebijakan ekspansi moneter murni tidak akan dapat menghilangkan atau

mengurangi tingkat pengangguran. Kebijakan yang dapat mengatasi masalah tersebut

adalah kebijakan ekspansi fiskal yang baik yang tidak disertai maupun yang disertai

dengan kebijakan moneter

2.7.3 Keseimbangan Umum dengan Asumsi Keynes Klasik Murni

137

Page 138: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Istilah murni disini adalah kurva AgS dan AgD didasarkan pada asumsi klasik.

Kurva AgS sejajar dengan H (tingkat harga) tepat pada ketinggian full employment

income, maka semua titik potong dengan kurva AgD juga selalu pada tingkat full

employment

Oleh karena itulah disimpulkan menurut teori klasih bahwa, Perekonomian tanpa

campur tangan pemerintah bertendensi untuk memiliki AgS dan AgD untuk memiliki

titik ekuilibrium permintaan dan penawaran agreratif pada tingkat full employment.

Kesimpulan teoritik Klasik dapat pula dipergunakan sebagai landasan kesimpulan

teoritik teori kuantitas uang, yang juga termasuk pemikiran kaum Klasik, yang

mengatakan bahwa tingkat harga mempunyai tendensi untuk berubah searah dengan

proporsional dengan perubahan jumlah uang yang beredar. Dengan menggunakan asumsi

tidak berubahnya kecepatan peredaran uang dalam masyarakat, meningkatnya

(menurunnya) jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan bergesernya kurva

permintaan agregatif  ke kanan/ke atas (ke kiri/ke bawah) yang selanjutnya dengan kurva

penawaran agregatif yang berbentuk garis vertikal sejajar dengan sumbu tingkat harga,

akan mengakibatkan meningkatnya (menurunnya) tingkat harga dengan persentase yang

tingginya sama dengan persentase kenaikan (penurunan) jumlah uang yang beredar.

2.7.4 Keseimbangan Umum dengan Asumsi Campuran

Kombinasi asumsi mengenai bentuk kurva permintaan agregatif dengan kurva

penawaran agregatif yang belum teruraikan tinggal dua, pertama ialah kombinasi antara

kurva penawaran agregatif yang didasarkan pada asumsi Keynes dengan kurva

permintaan agregatif yang didasarkan pada asumsi klasik, dan yang kedua ialah

kombinasi atau pasangan kurva penawaran agregatif yang didasarkan pada asumsi klasik

dengan kurva permintaan agregatif yang didasarkan pada asumsi Keynes.

138

AgD1

AgS

H

AgD2

H*2

H*1

Keseimbangan yang akan

dibahas berikut ini adalah:

a) Kombinasi AgS Keynes

dan AgD Klasik

Keseimbangan pendapatan

nasional yang dihasilkan

sama dengan

keseimbangan dengan

asumsi keyness

Pada gambar dibawah,

Page 139: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

AgD1

Y*1 Y*fY

AgS

H AgD2

H*

Investasi nettoStock Kapasitas NasionalKapasitas Produksi NasionalPertumbuhan Ekonomi

2.7.5 Contoh Penerapan Kurva IS-LM untuk Indonesia

a. Kurva IS hipotetis perekonomian Indonesia

Kurva IS untuk perekonomian tertutup tanpa kebijakan fiscal diturunkan dengan

salah satu rumus:

I (r) = S(Y) atau Y = C (Y) + I (r)

I=fungsi investasi, S=fungsi saving, C=fungsi konsumsi, dan Y=pendapatan nasional

Kurva IS untuk perekonomian Indonesia yang terbuka diturunkan dengan

rumus:

Y=C(Y) +I (r) + G + X – Z (Y)

X= ekspor dan Z=fungsi impor

Asas pembangunan ekonomi:

Investasi dilakukan oleh pemerintah dan terutama oleh sektor swasta.

Rencana APBN khusus untuk pengeluaran meliputi:

a) Pengeluaran rutin

b) Pengeluaran pembangunan

Pengaruh G dan I terhadap kurva IS adalah:

a) Harus dilakukan dengan pengeluaran pemerintah dan investasi (hanya dalam

negeri) yang meningkat menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan atas.

139

Y*1 Y*fY

Page 140: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

RS

r

I

A

B

T

M

C

Im

Q

ID

P

rm

0

ID

Komponen G dan I yang dilakukan diluar negeri disebut kebocoran (leakage)

aliran pendapatan dan menyebabkan kurva IS kekiri.

b) Tidak perlu melakukan G dan I baik dalam negeri maupun LN. Hal ini berarti G

dan I dibiayai oleh bantuan dan atau pinjaman LN, sehingga kurva IS tidak

bergeser.

Nilai variabel G ditentukan oleh pemerintah, sehingga dianggap variable

eksogen. Nilai I ditentukan oleh bunga, sehingga dianggap sebagai variable terikat.

Dalam rangka meningkatkan investasi, maka pemerintah harus:

a) Penyediaan bantuan kredit yang murah

b) Pengembangan kewirausahaan dengan berbagai penyuluhan, pelatihan dan

pendidikan serta mempromosikan produk-produk UKM ke dama negeri dan LN

Gamb

tersebut menunjukkan:

a) Kurva ID IDmenunjukkan kurva I tanpa ada kredit murah

b) Tiingkat bunga kredit murah ditetapkan oleh pemerintah sebesar rm, maka

permintaan kredit murah untuk investasi bagi sector swasta sebebsar rmC.

Dalam kenyataan pemerintah harus tetap selektif dalam memberikan kredit

murah dan untuk menghindari M yang terlalu banyak di masyarakat, sehingga

140

Page 141: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

LM

LTR

IRCR

Bentuk kurva LM mencakup 3 bagian:Daerah klasik (classical range)Daerah jerat likuiditas (Liquidity trap range)Daerah tengah (Intermediate range)

sebagian masyarakat hanya memperoleh kredit sebesar OIm dan sebagian yang

lain harus mengambil kredit dengan bunga mekanisme pasar.

Dengan asumsi distribusi tinggi rendahnya marginal efficiency of investment

(MEI) bagi sebagian masyarakat yang memperoleh kredit murah sama dengan

MEI masyarakat yang tidak memperoleh kredit murah, maka kurva permintaan

investasi menjadi ABCID

MEI adalah hubungan negatif antara investasi (I) dan tingkat bunga (r)

c) Pada tingkat bunga setinggi ID, maka tidak ada yang mengambil kredit dan

masyarakat yang berinvestasi hanya yang memperoleh kredit murah.

d) Pada tingkat bunga antararm sampaiID, masyarakat yang memperoleh kredit

murah akan berinvestasi sebesar OIm dan masyarakat (yang tidak memperoleh

kredit murah) harus mengambil kredit dengan bunga bebas, jika ingin

melakukan investasi.

e) Jika tingkat bunga setinggi P, maka masyarakat yang tidak memperoleh kredit

murah akan mengambil kredit sebanyak RT atau QS. Dengan tingkat bunga

setinggi P, maka masyarakat akan mengambil kredit sebanyak PT

f) Jika tingkat bunga dibawah rm, maka tidak ada masyarakat yang mengambil

kredit murah dan mengabil kredit dengan tingkat bunga sebesar rm dan kurva

permintaan investasi yang berlaku adalah CID

g) Dengan demikian kurva permintaan investasi adalah ABCID

b. Kurva LM hipotetis perekonomian Indonesia

Masyarakat Indonesia masih belum berbudaya untuk menyimpan uangnya

dalam bentuk surat-surat berharga, sehingga permintaan uang untuk spekulasi masih

kecil (kurva L2berimpit dengan sumbu r ) dan sebagian besar untuk transaksi dan

berjaga-jaga.

141

Page 142: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

L1 M

L1M2M1

L2

r r

Y

Y

M ML2

Y2Y1M2M1

LM1LM2

COR

Qm2

H

Y

Y=Q

K

K2K1

Qm1

Y1 Y2

Jika uang yang beredar OM1, maka kurva LM adalah Y1 LM1dan OM2, maka

kurva LM adalah Y2LM2.

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dipenagruhi oleh pendapatan

nasional dan tingkat bunga.

L1 = kY dan k = f (r). Semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil k dan

sebaliknya.

c. Penawaran Agregatif

Hubungan antara investasi dan kapasitas produksi nasional dapat dijelaskan

sebagai berikut.

Sumbu horisontal menunjukkan kapasitas produksi nasional dan sumbu vertical

menunjukkan stok kapasitas nasional.

Pada periode 1, besarnya stok kapasitas nasional sebesar k1 dan kapasitas

produksi nasional Qm1

Investasi neto sebesar k1k2, maka jumlah stok kapasitas nasional sebesar k2,

sehingga kapasitas produksi nasional meningkat menjadi Qm2.

Dengan memperhatikan:

Jumlah penduduk terus meningkat (angkatan kerja meningkat)

142

Page 143: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Stok capital perkapita rendah (sumber daya modal masih rendah), sehingga

jumlah TK lebih besar dari stok capital

Tingkat harga terus menaik maka variable agregat perekonomian kita adalah

kapasitas produksi nasional (OQm)

d. Pendekatan IS-LM untuk pembangunan Indonesia

Penjelasan gambar tersebut sebagai berikut:

a) Jika pemerintah akan meningkatkan kapasitas produksi nasional dari tahun Y1

sebesar OY1 menjadi tahun Y2 sebesar OY2, maka pemerintah harus berhasil

melakukan investasi neto sebesar K1K2 yang dapat berbentuk penggalakan

investasi oleh sektor swasta dan pengeluaran pembangunan pemerintah,

sehingga kurva IS bergeser ke kanan. Jika dalam perekonomian tidak terjadi

pergeseran IS, maka terjadi deflationary gap (recessionary gap) yaitu situasi

dimana pendapatan nasional aktual lebih kecil dari pendapatan potensial.

b) Permintaan agregatif (OY1) dengan Y ekilibrium yang ditunjukkan dengan

perpotongan antara kurva IS-LM

c) Deflationary gap berarti kepasitas produksi nasional tidak dimanfaatkan secara

maksimal, sehingga dikatakan sebagai pemborosan (potensi pertumbuhan tidak

dimanfaatkan secara maksimal)

143

Page 144: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

d) Pergeseran IS yang terlalu kekanan juga berdampak negatif yakni menimbulkan

inflasi dengan segala pengaruhnya baik positif maupun negatif.

e) Kurva LM yang inelastis menunjukkan meningkatnya penawaran agregatif

harus disertai dengan peningkatan M. Semakin tidak elastik kurva LM, maka

semakin besar M yang dibutuhkan

f) Peningkatan penawaran agregatif juga menimbulkan peningkatan permintaan

agregatif, sehingga kurva IS dan LM bergeser kekanan.

g) Jika peningkatan permintaan agregatif hanya dilakukan dengan menggeser IS

kekanan tanpa dibarengi pergeseran kurva LM kekanan, maka tingkat bunga

akan naik, sehingga mengurangi investasi sector swasta.

\

144

Page 145: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

BAB 8

KONSUMSI DAN INVESTASI

2.8 FUNGSI KONSUMSI DAN INVESTARI MENURUT KEYNES

2.8.1 Konsumsi

Pengertian

Konsumsi adalah segala kegiatan atau tindakan menghabiskan atau mengurangi kegunaan

(daya guna) barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Pembelanjaan masyarakat atas

makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan

pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh

masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.Bagi masyarakat

yang berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis dipergunakan untuk keperluan

konsumsi.

Konsumsi merupakan tindakan pelaku ekonomi, baik individu maupun kelompok, dalam

menggunakan komoditas berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

Mengapa kita harus memahami konsumsi? Membahas konsumsi sangat penting untuk

analisis ekonomi jangka panjang maupun jangka pendek suatunegara. Secara agregat,

konsumsi merupakan penjumlahan dari pengel;uaran seluruh rumah tangga yang ada dalam

suatu perekonomian. Dengan mengetahui totalpengeluaran suatu perekonomian, maka akan

dapat diketahui beberapa masalah penting yang muncul dalam perekonomian, seperti

pemerataan pendapatan, efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu perekonomian ,

masalah-masalah lainnya. Dengan demikian, kita dapat menganalisis dan menentukan

kebijakan ekonomi guna memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Secara umum, pengeluaran konsumsi terbagi menjadi konsumsi pemerintah dan konsumsi

rumah tangga. Namun dalam pembahasan kali ini kita lebih menekankan ada konsumsi

rumah tangga, alasannya sebagai berikut. Konsumsi rumah tangga memiliki porsi yang blebih

besar dalam pengeluaran agregat jika dibandingkan dnegan konsumsi pemerintah

Konsumsi rumah tangga bersifat endogen, dalam arti besarnya konsumsi rumah tangga

berkaitan erat denganfaktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan

menghasilkan teori dan model ekonomi sendiri untuk konsumsi/ Perkembangan masyarakat

begitu cepat menyebabkan perilaku konsumsi juga berubah cepat sehingga pembahasan

tentang konsumsi rumah tangga akan tetap relevan.

145

Page 146: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.8.2Faktor yang mempengaruhi konsumsi

a. Pendapatan

Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan

pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika

mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi

aking menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi

3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.

b. Kekayaan

Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang

besar. Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah

kost biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan

demikian orang tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak

pemasukan dari hartanya.

c. Tingkat Bunga

Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang

lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang

tinggi dibanding dengan membelanjakan banyak uang.

d. Perkiraan Masa Depan

Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan

konsumsi. Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya

sekolah, ada yang sakit buatuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.

e. Komposisi Penduduk

Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka

konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu

daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu

tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi tinggi.

146

Page 147: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

f.  JumlahPenduduk

Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit.

Jika orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.

g. Kebiasaan Adat Sosial Budaya

Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.

Di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan

memiliki tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan

gemar pesta adat biasanya memeiliki pengeluaran yang besar.

h. Gaya Hidup Seseorang

Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat pengeluaran yang

tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik

kepada orang lain maupun dengan kartu kredit.

2.8.3  Teori Konsumsi Menurut Keynes

a. Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)

Keynes pada tahun 1930-an membuat tiga asumsi tentang teori konsumsi. Pertama,

dia berasumsi bahwa kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propersity to

consume) yaitu jumlah yang dikonsumsi dari setiap dolar tambahan adalah antara nol dan

satu. Asumsi ini menjelaskan pada saat pendapatan seseorang semakin tinggi maka semakin

tinggi pula konsumsi dan tabungannya.

Teori keynes kedua adalah rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut

kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average propensity to consume) turun ketika

pendapatan naik. Menurut keynes, proporsi tabungan orang kaya lebih besar daripada orang

miskin. Jika diurutkan dari orang sangat miskin sampai kaya akan terlihat proporsi tabungan

terhadap pendapatan yang semakin meningkat.

Terakhir, pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat

bunga tidak memiliki peran penting. Ini berbeda dengan ekonom klasik yang beranggapan

semakin tinggi tingkat suku bunga maka akan mendorong tingkat tabungan dan mengurangi

konsumsi.

147

Page 148: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Secara matematis, ketiga fungsi konsumsi Keynes dapat dituliskan sebagai berikut:

C=C+cY , C>0, 0 < c < 1

C adalah konsumsi, Y adalah pendapatan disposibel, C adalah konstanta, dan c adalah

kecenderungan konsumsi marjinal.

2.8.4. Fungsi Konsumsi

Menurut Keynes pengeluaran seseorang untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatanya.

Semakin tinggi tingkat pendapatannyamaka tingkat konsumsinya juga semakin tinggi.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, kiranya mudah untuk dimengerti bahwa seorang yang

tingkat pendapatannya semakin tinggi, semakin tinggi pula tingkat tabungannya karena

tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.

Gambar grafik konsumsi

 C = f(Y)            atau C = a + bY    (a > 0, b>0)

dimana :

C = pengeluaran untuk konsumsi

a = besarnya konsumsi saat pendapatannya 0

b = MPC yaitu besarnya tamabahan konsumsi karena adanya tambahan pendapatan

Y = Pendapatan

148

Page 149: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pendapatan (Y) digunakan untuk konsumsi (C) da tabungan (S), atau

Y = C+S

S = Y-C

S = Y – (a+bY)

S = Y – a – bY

S = -a + (1-b) Y    

Kecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume)

Kecenderungan mengonsumsi dibedakan menjadi dua yaitu :

- Kecenderungan mengonsumsi marginal

- Kecenderungan mengonsumsi rata-rata

Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambagan (AC) yang

dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY).

MPC= ∆C/∆Yd

Keterangan

MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal)

∆C = pertambahan konsumsi

∆Yd = pertambahan pendapatan

Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume)

Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C)

dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).

APC= C/Yd Keterangan

APC = konsumsi rata-rata

C = tingkat konsumsi

Yd = besarnya pendapatan disposabel

Untuk lebih jelasnya lihat tabel APC dan MPC di bawah ini :

Pendapatan (Y) Konsumsi  (C) MPC APC

6.000.000 5.750.000 0 0,958

7.000.000 6.500.000 0,75 6,5

8.000.000 7.250.000             0,75 7.25

9.000.000 8.000.000 0,75 8,0

149

Page 150: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

10.000.000 8.750.000 0,75 8,75

Keterangan grafik :

            Sumbu horizontal menunjukkan tingkat pendapatan nasional (Y) dan sumbu vertikal

menunjukkan tingkat konsumsi (C). Garis 45O dari titik asal (0) merupakan garis pertolongan

yang menunjukkan bahwa pada setiap titik, pada garis tersebut tingkat pendapatan nasional

selalu sama dengan tingkat konsumsi ( Y = C).

 Contoh

2.8.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi dari Segi Ekonomi makro

Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain

pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya

dari segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah

tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan

faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif

150

Page 151: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.8.6 Investasi

Pengertian

Investasi adalah kegiatan penanaman modal untuk memperluas dan meningkatkan produksi

barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pelaksanaannya investasi

dapat dibedakan menjadi investasi bruto dan investasi neto.

Investasi Bruto

Investasi untuk meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa serta

investasi pembelian benda-benda modal mengalami penyusutan. Adapun yang termasuk

investasi bruto adalah pembelian barang-barang modal, seperti tanah, mesin-mesin industri,

kendaraan membangun pabrik, kantor, perumahan, dan pembelian bahan-bahan serta barang-

barang persediaan.

Investasi Neto

Investasi bruto dikurangi penyusutan selama satu tahun. Dilihat dari sudut apakah investasi

itu dipengaruhi oleh pendapatan nasional atau tidak, maka investasi dibagi 2 yaitu:

1. Autonomous Investment adalah investasi mandiri yang tidak dipengaruhi oleh

pendapatan nasional. Pada umumnya investasi ini dilakukan oleh pengusaha.

2. Induced Investment adalah investasi yang dipengaruhi adanya penanaman modal yang

yang dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Makin tinggi pendapatan nasional mekin

besar jumlah investasi.

2.8.7 Kriteria Investasi

a. Payback Period

Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat

dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu

yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun

demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada

investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).

151

Page 152: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)

B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil

(output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output

yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak

proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal

investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar

daripada biaya yang dikeluarkan.

c.  Net Present Value (NPV)

Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak

memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka

nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah

kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan

penerimaan total bersih.

Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima

jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai

sekarang dari biaya total.

d. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat

NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan

berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang

diinginkan (r).

2.8.8 Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Investasi

a.  Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah faktor yang sangat menentukan tinggi rendahnya investasi

disuatu negara. Negara yang pendapatan nasionalnya tinggi, maka tingkat investasinya

juga tinggi.

152

Page 153: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

b.  Tingkat Keuntungan

Setiap investor tentu mengharapkan keuntungan dari penanaman modal yang

dilakukan. Tinggi rendahnya keuntungan yang diharapkan akan mempengaruhi besar

kecilya investasi

c. Suku Bunga Pinjaman Bank

Pengusaha akan menanamkan modal nya disektor-sektor usaha yang akan

mendatangkan keuntungan bersih lebih tinggi daripada tingkat bank.

d.  Perkiraan Situasi Perekonomian

Kondisi perekonomian yang stabil akan meningkatkan investasi, sebaliknya jika

perkiraan perekonomian masa depan suram,pendapatan masyarakat turun maka tingkat

investasi akan turun.

e.  Perkiraan Keamanan

Keamanan,ketertiban, dan ketenangan sangat diperlukan dalam kehidupan

perekonomian dan pelaksanaan penanaman modal.Terjadinya kerusuhan sosial,

pemberontakan, pembakaran.Dan pembunuhan,perusakan sarana dan prasarana

ekonomi mengakibatkan investor ragu dalam melaksanakan penanaman modal.

f.  Marginal Efficiency of Capital (MEC)

MEC merupakan kemampuan modal dalam induced investment bahwa meningkatnya

pendapatan masyarakat akan mendorong meningkatnya permintaan yang dibarengi

dengan kemampuan daya beli.

Teori John Maynard  Keynes

Keynes mengatakan bahwa investasi bergantung kepada tingkat suku bunga kemudian

dibandingkan dengan  marginal efficiency of capital (MEC). Hubungan investasi dan tingkat

suku bunga dapat ditulis secara matematis sebagai berikut :

         [  I = f (i) ]                                      Keterangan :

                                                                I  = investasi (investment)

                                                                I  = tingkat suku bunga (interest)

153

Page 154: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1.      Pelaku Investasi

a.  Pemerintah (Public investment)

Investasi yang dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk menungkatkan

kesejahteraan rakyat.

b.  Swasta (private investment)

Investasi yang dilakukan oleh pihak swasta dengan tujuan utamanya yaitu untuk

memperoleh keuntungan dan pertumbuhan pendapatan.

c.  Pemerintah dan Swasta

Investasi ini umunnya di lakuakan pemerintah dan swasta luar negeri, walaupun tetap

ada investasi.

2.8.9 PILIHAN KONSUMSI DAN SAVING

Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi.

Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi. Jadi, besarnya pendapatan akan

sama dengan besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan (Y = C + S ).

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat

konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau

pendapatan disposable) perekonomian tersebut.

Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat

tabungan rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan 

disposable) perekonomian tersebut. Jadi, baik dalam hukum psikologi konsumsi

dari Keynes dikemukakan,  Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan

konsumsi dan pertambahan tabungan (saving).

Apabila fungsi konsumsi dan fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya

seperti berikut.

154

Page 155: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dimana:

C = Konsumsi

S= Saving (tabungan)

Y = Pendapatan

Sedangkan dalam bentuk persamaan linear akan berbentuk:

Keterangan:

a           =  Konsumsi otonomi, yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan nol. a dapat

dicari dengan rumus  a = (APC–MPC) Yn

b             =  Hasrat mengonsumsi marginal  (Marginal Propencit  to Consume) atau MPC.

(1–b)      =  Hasrat menabung marginal (Marginal Propencit  to Save) atau MPS. 

Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan merupakan garis lurus, dan ini disebabkan nilai MPC

dan MPS tetap. Seterusnya kecondongan fungsi  konsumsi adalah kurang dari 45  dan selalu

memotong garis 45 . Sifat ini disebabkan MPC lebih kecil dari satu. Fungsi konsumsi

memotong garis 45 pada nilai pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada

tingkat pendapatan itu konsumsi rumah tangga = pendapatan nasional. Fungsi tabungan

memotong sumbu datarpada pendapatan nasional sebanyak Rp 360 triliun karena pada

pendapatan ini tabungan rumah tangga = 0

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi dan Tabungan

155

Page 156: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1. Tingkat Pendapatan

Pendapatan berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat. Jumlah pendapatan yang sangat

rendah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tidak memungkinkan untuk

ditabung karena seluruh penda[patan digunakan untuk konsumsi. Y=C, S=0 dapat

menyebabkan rendahnya tabungan. Antara pendapatan dan konumsi dan tabungan cenderung

berhubungan positif.

2. Sikap Hidup

Sikap hidup yang suka berhemat mendorong seseorang untuk tidak menggunakan seluruh

pendapatannya dan menabungnya sebagian. Sikap hidup hemat didaari oleh lingkungan,

pendidikan, dan kesadaran akan kebutuhan dan keadaan masa depan.

3. Suku Bunga

Suku bunga yang tinggi mendorong orang untuk menabung karena hasil dari tabungan cukup

besar. Suku bunga yang renadah akan mendorong untuk tidak menabung karena hasil yang

diperoleh tidaklah seberapa sehingga orang merasa uang yang ditabung sama saja dengan

dikonsumsi. Tingginya bunga dapat meningkatkan tabungan dan mengurangi tingkat

konsumsi.

4. Adanya jaminan Pensiun dan Masa Depan

Pemerintah memberikan dana pensiunan kepada para mantan pegawai negeri. Ada sebagian

perusahaan yang juga melakukannya. Hal tersebut dapat mengurangi mina menabung

pegawai yang menerimanya karena telah ada kepastian masa depan dan hari tua. Sikap seperti

itu uga bias dikarenakan kekayaan yang dimiliki sangat besar sehingga kekayaannya dapat

didepositokan dan hasilnya tidak habis digunakan sampai hari tua.

5. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi yang stabil akan mendorong orang untuk berkonsumsi sedangkan keadan

yang tidak stabil mendorong orang menabung karena untuk berjaga-jaga atas kondisi

ekonomi ynag tidak menentu tersebut. Kondiis ekonomi yang tidak stabil dapat

meningkatkan minat menabung masyarakat. Kestabilan ekonomi dan tingkat tabungan

hubungannya lebih bersifat bertolak belakang.

PENEMUAN KUZNET TENTANG FUNGSI KONSUMSI

156

Page 157: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Teori Konsumsi Kuznets

Teori ini merupakan bentuk anomali dari teori fungsi konsumsi Keynes. Anomali

tersebut berhubungan dengan dugaan Keynes tentang kecenderungan mengkonsumsi rata-rata

turun bila pendapatan naik. Anomali pertama disebutkan secular stagnation yaitu kondisi

depresiasi yang berkepanjangan sampai ada kebijakan fiskal yang menggeser/menaikkan

permintaan agregat.Keadaan ini terjadi pada saat setelah perang dunia kedua dimana tidak

terjadi depresi padahal pendapatan masyarakat setelah perang meningkat.

Anomali kedua dikemukakan oleh Simon Kuznets yang meneliti data konsumsi dan

pendapatan. Dalam penelitiannya ditemukan rasio antara konsumsi dengan pendapatan

ternyata stabil dari dekade ke dekade, walaupun telah terjadi kenaikan pendapatan. Kedua

anomali tersebut membuktikan fungsi konsumsi Keynesian berlaku untuk data rumah tangga

atau jangka pendek, sedangkan jangka panjang fungsi konsumsi cenderung bersifat konstan.

FUNGSI KONSUMSI DENGAN HIPOTESIS SIKLUS HIDUP

Fungsi Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup

Model konsumsi siklus hidup lebih menekankanpada variabel sosial ekonomi, di

mana yang lebih menjadiperhatian adalah variabel usia (umur). Model inidikembangkan oleh

Franco Modigliani, Albert Ando,Richard Brumberg. Di dalam teorinya dijelaskan

bahwapengeluaran konsumsi seseorang sangat tergantung dariperjalanan umur

seseorang.Model siklus hidup ini membagi perjalanan manusiake dalam 3 periode:

1. Periode belum produktif (0 tahun sampai denganusia kerja). Dalam tahap ini dikatakan

oleh ABMbahwa seseorang melakukan konsumsi dalamkondisi “Dissaving”, kenapa

demikian karenaseseorang melakukan konsumsi sangat tergantungpada orang lain.

2. Periode produktif (dari usia kerja sampaidengan usia di mana orang tersebut

sudahmenjelang usia tua). Tahap ini dikatakan bahwaseseorang berkonsumsi dalam

kondisi “Saving”,kenapa dikatakan demikian, karena seseorangpada tahap ini pengeluaran

konsumsinya sudahtidak tergantung pada orang lain.

3. Periode tidak produktif lagi. Tahap ini seseorangkembali berada dalam kondisi

“Dissaving”, dengankata lain bahwa seseorang melakukan konsumsikembali tergantung

pada orang lain. Karena dalamtahap ini seseorang tidak lagi mampu untukmencukupi

kebutuhan hidupnya sendiri.

157

Page 158: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Formulasi model fungsi konsumsi siklus hidupsebagai berikut:

C = aW

Ada tiga faktor yang membentuk nilai W

a. Nilai sekarang penghasilan dari kekayaanyaitu berupa bunga, sewa.

b. Nilai sekarang penghasilan dari balas jasakerja yaitu berupa upah, gaji.

c. Nilai sekarang penghasilan upah yangdiharapkan diterima seumur hidup.

Salah satu alasan penting bahwa pendapatan bervariasi selama kehidupan seseorang

adalah masa pensiun. Kebanyakan orang akan merencanakan berhenti bekerja pada usia kira

kira 65 tahun, dan mereka akan berekspektasi bahwa penghasilan mereka akan turun ketika

pension. Tetapi mereka tidak ingin standar kehidupannya, mengalami penurunan besar,

sebagaimana diukur dengan konsumsi mereka. Untuk mempertahankan konsumsi setelah

berhenti bekerja, orang orang harus menabung selama masa masa kerja mereka.

Perhatikanlah seorang konsumen berharap hidup selama T tahun lagi, memiliki

kekayaan W dan berharap menghasilkan pendapatan Y sampai ia pensiun selama R tahun

dari sekarang. Berapakah tingkat konsumsi yang akan dipilih konsumen tsb, jika ia ingin

mempertahankan tingkat konsumsi yang merata selama hidupnya?

Sumber daya seumur hidup konsumen terdiri dari kekayaan awal W dan penghasilan

seumur hidup R x Y. (Untuk mempermuda, kita mengasumsikan tingkat bunga sebesar nol,

jika tingkat bunga lebih besar dari nol, kita perlu memperhitungkan bunga tabungan).

Konsumen bisa membagi sumber daya seumur hidupnya diantara T tahun-tahun sisa

hidupnya. Karena itu ia membagi total W + RY ini secara sama diantara T tahun dan setiap

tahun mengkonsumsi

FUNGSI KONSUMSI DENGAN HIPOTESIS PENDAPATAN PERMANEN

Teori Konsumsi dengan HipotesisPendapatan Permanen

Teori dengan hipotesis pendapatan permanendikemukakan oleh M Friedman. Menurut

teori inipendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2yaitu pendapatan permanen

(permanent income) danpendapatan sementara (transitory income). Pendapatanpermanen dapat

diartikan:

1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiapperiode tertentu dan dapat

diperkirakansebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.

158

Page 159: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yangmenentukan kekayaan seseorang

(yangmenciptakan kekayaan)Kekayaan yang dimiliki seseorang dapatdikelompokkan

sebagai berikut:

a. Kekayaan non manusia (non human wealth)adalah bentuk kekayaan fisik yaitu

barang-barang konsumsi tahan lama (gedung, rumah,obligasi,dsb).

b. Kekayaan manusia (human wealth) adalahdalam bentuk kemampuan yang melekat

padadiri manusia itu sendiri (keahlian, pendidikan,dsb).

Ada dua asumsi mengenai hubungan antarapendapatan permanen dengan pendapatan

sementara:

1) Tidak ada korelasi antara pendapatan permanendengan pendapatan transitory,

karenapendapatan sementara merupakan factor kebetulan saja.

2) Pendapatan sementara tidak mempengaruhipengeluaran konsumsi

Ukuran pendapatan sendiri merupakan penjumlahan dan pendapatan permanen dan

pendapatan sementara atau secara matematis ditulis:

Y = Yp + Yt

Dimana Y adalah pendapatan yang terukur, Yp adalah pendapatan permanen, dan Yt adalah

pendapatan sementara.

Untuk itu, Friedman beralasan bahwa konsumsi seharusnya tergantung pada

pendapatan permanen karena konsumen menggunakan tabungan dan pinjaman untuk

melancarkan konsumsi dalam menanggapi perubahan pendapatan sementara. Jadi fungsi

konsumsi menurut Friedman adalah sebagai berikut:

C=αYP

Dimana α adalah konstanta yang mengukur bagian pendapatan permanen yang dikonsumsi.

FUNGSI KONSUMSI DENGAN HIPOTESIS PENDAPATAN RELATIF

James Stemble Duesenberry (18 Juli 1918 – 5 Oktober 2009)  adalah seorang ekonom

Amerika  yang membuat sumbangan penting bagi analisis pendapatan dan kesempatan kerja 

Keynesian, dengan bukunya yang diterbitkan pada tahun 1949  yang  berjudul  “ Income,

Saving, and Consumers Behavior Theory “. Namun Duessenbery menolak dua asumsi dasar

yang telah dikemukakan Simon Kuznets yaitu:

159

Page 160: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1. Setiap konsumsi keluarga merupakan keinginan sendiri, bukan akibat pengaruh dari

lingkungannya.

2. Konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan tahun itu, dan tidak dipengaruhi  pendapatan

tahun sebelumnya.

Kedua asumsi tersebut menjadi dasar Duesenberry dalam merumuskan teori konsumsi

dalam jangka panjang dan jangka pendek. Fungsi jangka panjang Deusenberry menggunakan

asumsi pertama, dimana konsumsi seseorang sangat dipengaruhi pola konsumsi masyarakat

sekitar. Akibatnya dalam jangka panjang, kenaikan penghasilan masyarakat secara

keseluruhan tidak akan mengubah distribusi penghasilan seluruh masyarakat.

Deusenberry menggunakan asumsi kedua dalam menurunkan fungsi konsumsi jangka

pendek. Menurutnya, besarnya konsumsi seseorang dipengaruhi oleh besarnya penghasilan

tertinggi yang pernah diperoleh. Proporsi kenaikan pengeluaran konsumsi pada saat

penghasilan naik lebih besar nilainya dibandingkan proporsi penurunan pengeluaran

konsumsi pada saat penghasilan turun.

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat

ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.

Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu

1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya

pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan

oleh orang sekitarnya. Sebagai misal, seseorang yang memiliki kemampuan

pengeluaran konsumsi yang sederhana tinggal di tempat masyarakat yang pengeluaran

konsumsinya serba kecukupan, secara otomatis ada rangsangan dari orang tersebut

untuk mengikuti pola konsumsi di masyarakat sekitarnya.

2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artinya pola pengeluaran seseorang pada

saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan

mengalami penurunan. Sebagai misal, apabila pendapatan seseorang mengalami

kenaikan maka secara otomatis konsumsi juga mengalami kanaikan dengan proporsi

tertentu, dst bila pendapatan mengalami penurunan, maka juga akan diikuti oleh

penurunan konsumsinya.

Menurut Duesenberry pengeluaran konsumsi seseorang atau rumah tangga bukanlah

fungsi dari pendapatan absolut, tetapi fungsi dari posisi relatif seseorang di dalam pembagian

pendapatan di dalam masyarakat. Artinya, pengeluaran konsumsi individu tersebut

160

Page 161: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

bergantung pada pendapatan relatif terhadap pendapatan individu lainnya di dalam

masyarakat . dalam kaitan ini, James Duesenberry menyebutkan ada dua karakteristik penting

dari perilaku konsumsi rumah tangga yaitu adanya sifat saling ketergantungan

(interdependent) diantara rumah tangga, dan tidak diubah-ubah (irreversibility) sepanjang

waktu. Saling ketergantungan disini menjelaskan mengapa rumahtangga berprndapatan

rendah cenderung memiliki APC yang lebih tinggi  daripada rumahtangga berpendapatan

tinggi. Hal ini terjadi karena rumahtangga yang berpendapatan rendah telah terkena apa yang

oleh James Duesenberry namakan sebagai efek demonstrasi (demonstration effect), dimana

masyarakat berpendapatan rendah cenderung meniru atau mengkopi pola konsumsi dari

masyarakat di sekelilingnya yang cenderung menaikkan pengeluaran konsumsinya.

Adanya sifat irreversibility dari perilaku konsumsi tersebut telah menyebabkan

timbulnya short-run ‘ratchet’ effect dari perubahan di dalam pendapatan, dimana seseorang

atau rumahtangga lebih mudah untuk meningkatkan pengeluaran konsumsinya kalau terjadi

kenaikan pendapatan, tetapi sebaliknya lebih sulit untuk mengurangi pengeluaran konsumsi

kalau terjadi penurunan pendapatan. Dengan perkataan lain, seseorang atau rumahtangga

menurut Duesenberry akan berusaha sedemikian rupa untuk mempertahankan standar hidup

atau pola konsumsi mereka, dan hal itu dilakukan dengan cara mengurangi tabungan mereka.

Singkatnya, adanya sifat irreversibility dari pengeluaran konsumsi rumahtangga itu

mempunyai makna bahwa sekali fungsi konsumsi jangka pendek itu bergeser ke atas, maka

akan sangat sulit untuk begeser kembali ke bawah apabila terjadi penurunan di dalam

pendapatan.

James Desenbery mengemukakan pendapatnya bahwa apabila pendapatan berkurang,

konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluarannya untuk konsumsi. Untuk

mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi ini, mereka terpaksa mengurangi saving.

Faktor–faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi  adalah :

Distribusi pendapatan nasional.

Banyaknya kekayaan masyarakat dalam bentuk alat- alat liquit.

Banyaknya barang–barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat

Dari hasil penelitiannya, dengan mengumpulkan data konsumsi dan pendapatan

disposable, fungsi konsumsi yang dibentuk oleh Duessenbery adalah sebagai berikut :

Ct = (Co – cYo) Yt

Yt = Pendapatan disposable selama tahun t

161

Page 162: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Yo = Pendapatan paling tinggi yang pernah diperoleh satu tahun sebelumnya.

Dari hasil penelitiannya, Duessenbery membuat kesimpulan:

1. Konsumsi seseorang akan tergantung dari penghasilan saat ini dan penghasilan

tertinggi tahun sebelumnya. (Ratchet Effect)

2. Perilaku konsumsi seseorang akan tergantung pula dengan perilaku konsumsi

lingkungannya (Demonstration Effect)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KONSUMSI

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

Tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yang berkaitan. Seseorang

membelanjakan uang yang dimiliki sebelumnya dipengaruhi oleh banyak pertimbangan

akibat adanya kalangkaan. Berikut ini dipaparkan penyebab perubahan tingkat pengeluaran

atau konsumsi dalam rumah tangga :

A. Penyebab Faktor Ekonomi

1. Pendapatan

Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan

pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika

mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking

menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali

ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.

2. Kekayaan

Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang

besar. Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah kost

biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan demikian orang

tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak pemasukan dari

hartanya.

3. Tingkat Bunga

Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang lebih

tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi

dibanding dengan membelanjakan banyak uang.

162

Page 163: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

4. Perkiraan Masa Depan

Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan konsumsi.

Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah, ada yang

sakit buatuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.

B. Penyebab Faktor Demografi

1. Komposisi Penduduk

Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka

konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu

daerah akan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu

tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi tinggi.

2. Jumlah Penduduk

Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit. Jika

orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.

C. Penyebab / Faktor Lain

1. Kebiasaan Adat Sosial Budaya

Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Di

daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan memiliki

tingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan gemar pesta adat

biasanya memeiliki pengeluaran yang besar.

2. Gaya Hidup Seseorang

Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat pengeluaran yang tinggi

jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada orang

lain maupun dengan kartu kredit.

Menurut J. M Keynes, tingkat konsumsi seseorang atau rumah tangga ditentukan oleh

pendapatannya. Namun ada faktor lain yang mempengaruhi konsumsi yaitu diantaranya:

1.Faktor Objektif, yaitu faktor yang secara umum diakui sebagai faktor yang

mempengaruhi konsumsi. Factor Objektif dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Harga

163

Page 164: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Keynes mengatakan bahwa perubahan harga yang cukup besar akan menyebabkan

perubahan daya beli masyarakat yang besar pula. Artinya, naik turunnya tingkat harga

umum yang cukup besar akan mengubah pendapatan rill dan nilai rill uang yang cukup

besar pula.

b. Kebijakan Fiskal

Salah satu instrument kebijakan fiskal , yaitu pajak sangat mempengaruhi besarnya

pendapatan yang digunakan untuk konsumsi. Semakin besar tarif pajak yang berlaku

terhadap barang dan jasa, semakin tinggi harga tersebut. Artinya, pendapatan rill

masyarakat menurun sehingga konsumsi mereka pun menurun.

c. Suku Bunga

Faktor yang menarik sesorang untuk menabung atau investasi adalah suku bunga. Semakin

besar suku bunga tabungan, semakin besar pula imbalan jasa yang diberikan oleh bank.

Jadi, besar kecilnya suku bunga akan mempengaruhi keputusan konsumsi seseorang.

2. Faktor Subjektif

Faktor yang berasal dari kondisi yang dialami oleh setiap orang. Faktor subjektif tidak selalu

mempunyai pengaruh yang sama pada setiap orang. Faktor Subjektif dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Sikap hati-hati

Seorang konsumen berusaha untuk lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya dengan

cara mengurangi konsumsi dengan menyisihkan sebagian pendapatnnya untuk

menghadapi kesulitan di masa yang akan datang.

b. Kekayaan (wariasan) yang dimiliki

Menurut Keynes, seseorang yang mempunyai kekayaan dari warisan atau tabungan akan

menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk konsumsi. Sebaliknya, seseorang yang

tidak memiliki kekayaan dari warisan atau tabungan akan lebih memilih untuk

menyisihkan pendapatannya ke dalam tabungan. Dengan tujuan memperoleh kekayaan

yang lebih besar atau untuk persiapan di masa mendatang.

PAJAK, KONSUMSI DAN SAVING

1. Pajak

Pajak merupakan sumber anggaran pendapatan negara yang paling pokok. Perpajakan

menyangkut dua masalah pokok, yaitu bagaimanakah sistem administrasi membiayai

164

Page 165: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

pengadaan dan penyediaan barang dan jasa kolektif yang sukar dapat disediakan melalui

mekanisme pasar serta bagaimanakah membiayai program-program yang dapat

menghindarkan akibat sampingan dalam mekanisme pasar.

Tujuan Perpajakan

Sistem politik pada umumnya berfungsi dalam membuat keputusan dan menafsirkan

nilai-nilai yang ada dalam dan dibutuhkan oleh sistem kegiatan sosial untuk dapat mengatur

pembagian pendapatan yang lebih merata. Perpajakan diperlukan untuk membiayai berbagai

pengeluaran negara.

Tujuan dari perpajakan adalah untuk menekan konsumsi dan investasi dari sistem

kegiatan sosial sehingga sistem administrasi dapat menyediakan barang dan jasa publik,

sosial atau kolektif dan dapat memberikan subsidi kepada golongan miskin tanpa

menimbulkan inflasi dan kesukaran dalam neraca pembayaran.

Tiga ukuran yang biasanya dipakai untuk mengukur kemakmuran seseorang (atau

kemampuan seseorang membayar pajak) adalah:

1.    Pendapatan

2.    Pengeluaran konsumsi

3.    Kekayaan

2. Konsumsi

Konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi.

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara

sifat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian pendapatan nasional (pendapatan

disposable ).

3. Saving (tabungan)

Tabungan adalah bagian pendapatan yang yang tidak di konsumsi.

Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara

sifat tabungan rumah tangga dalam perekonomian perekonomian pendapatan

nasional (pendapatan disposable ) tersebut.

MODAL, INVESTASI DAN TEORI AKSELERASI

165

Page 166: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1. Modal adalah segala sesutu yang yang diberikan dan dialokasikan kedalam suatu usaha

dan atau badan yang gunanya  pondasi untuk menjalankan apa yang diinginkan , yang

dimana modal tersebut adalah

dapat berupa modal yang langsung dapat digunakan dan atau modal tidak langsung  dan

juga modal itu dapat dari internal atau eksternal perusahaan.

1. modal internal perusahaan .

modal internal perusahaan dalah segala sesuatu yang ditanamkan oleh peusahaan yang

persentasenya berdasarkan besarnya yang ditentukan oleh perusahaan 

2. modal eksternal perusahaan : 

modal eksternal perusahaan adalah segala sesuatu modal yang dimiliki perusahaan dan

besarnya modal eksternal juga ditentukan oleh perusahaan yang dimana modal

eksternal biasanya didapat daripersetujuan atau pasar modal .

2. Investasi adalah: pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah

barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi  barang dan

jasa.

Ada empat komponen investasi :

1.    Investasi perusahaan swasta

2.    Pengeluaran untuk mendirikan tempat tinggal

3.    Perubahan dalam inventaris peusahaan

4.    Investasi pemerintah

3. Teori akselerasi merupakan teori investasi yang didasarkan kepada hubungan yang

rigid atau kaku di antara jumlah barang modal (capital stock) dengan tingkat pendapatan

nasional yang dapat diciptakannya. Menurut teori ini rasio di antara nilai stok modal dengan

nilai produksi yang dapat diwujudkannya adalah tetap.

2.9.8 INVESTASI DAN TINGKAT PINJAMAN MODAL

Dalam kenyataan sebenarnya, penentuan tingkat bunga dan pengaruhnya terhadap investasi

dan tabungan tidaklah sesederhana seperti yang digambarkan. Fluktuasi tingkat bunga

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dalam perekonomian.

166

Page 167: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dalam kenyataan sebenarnya, penentuan tingkat bunga dan pengaruhnya terhadap investasi

dan tabungan tidaklah sesederhana seperti yang digambarkan. Fluktuasi tingkat bunga

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dalam perekonomian. Perlu dicatat pula, bahwa

dalam dunia yang tidak mengenal batas perdagangan seperti dalam perekonomian global,

maka penentuan tingkat bunga harus dilakukan dengan mempertimbangkan lebih banyak

faktor lagi.

Untuk lebih mencermati faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat bunga, marilah

kita simak mekanisme pembentukan dan penetapan besarnya bunga. Bunga tidak semata-

mata ditetapkan begitu saja, tetapi melalui beberapa pertimbangan agar tingkat bunga yang

ditetapkan tidak menjadi penyeimbang dalam pasar investasi maupun pasar uang.

Penetapan bunga dalam pasar investasi maupun pasar uang haruslah memperhatikan berbagai

risiko. Hal ini perlu karena pemakaian uang dari pihak yang memiliki surplus spending

units ke pihak yang deficit spending units banyak mengandung risiko penggunaan seperti:

risiko kurang lancarnya pengembalian pinjaman, bunga pinjaman dan risiko tidak kembalinya

pinjaman (credit risk);

risiko bank terhadap penentuan likuiditas (liquidity risk) yang meliputi risiko adanya

penarikan dana nasabah bank (bank rush), penyediaan cadangan minimal (reserve

requirement);

risiko inflasi yang mengakibatkan terjadinya penyusutan nilai uang;

risiko akibat perilaku tidak jujur yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan

perbankan yang dapat mengakibatkan kerugian dan bahkan kehancuran bank (fraud risk);

risiko depresiasi atau apresiasi mata uang;

risiko akibat kurang mempunyai operasional bank untuk memperoleh penghasilan atas

kegiatan usahanya, seperti penerbitan produk-produk terbaru perbankan (operating risk);

risiko keadaan suatu negara seperti masalah ekonomi, politik, dan keamanan (country risk)

yang dapat mengakibatkan menurunnya nilai surat berharga yang dimiliki oleh bank

(investment risk);

167

Page 168: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

risiko yang diakibatkan oleh kegiatan bank dalam mewakili kepentingan pemegang surat

berharga berdasarkan perjanjian antara bank umum dan emiten surat berharga yang

bersangkutan (Wali Amanat) yang disebut dengan fiduciary risk;

dan biaya risiko lainnya seperti biaya transaksi dan administrasi perbankan.

Risiko-risiko tersebut harus dipertimbangkan oleh pihak kreditur agar kreditur tidak

mengalami kerugian dalam pasar uang maupun pasar investasi.

Kreditur yang bijaksana tentu saja akan memperhitungkan berapa tingkat bunga yang

menguntungkan bagi pihaknya, demikian juga debitur bunga yang sesuai dengan

kebutuhannya. Kedua belah pihak masing-masing akan memperhitungkan risiko dalam

transaksi tersebut. Semakin besar risiko yang mungkin terjadi, maka semakin besar

kecenderungan tingkat bunga yang berlaku.

Dari sisi kreditur risiko-risiko yang mungkin dihadapi adalah kegagalan debitur dalam

melunasi utangnya tepat waktu dan atau bahkan sama sekali tidak mampu penyelesaikan

kewajibannya. Kreditur mana pun akan berpikir ke arah itu, apabila jika transaksi tersebut

dilakukan kepada calon debitur yang baru. Sehingga dalam kenyataannya banyak debitur

yang memintakan jaminan pengembalian utang (collateral) dalam bentuk aset yang sedapat

mungkin mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi. Alternatif lain yang diambil oleh kreditur

adalah dengan cara meningkatkan tingkat bunga pinjamannya. Ini berangkat dari asumsi

bahwa jika debitur tetap berkeinginan meneruskan transaksinya, maka kreditur melihat suatu

jaminan bahwa debitur yang bersangkutan mempunyai prospek usah yang cukup baik.

Dengan demikian hal ini akan ditindaklanjuti dengan penilaian-penilaian lainnya seperti

penilaian terhadap character, yaitu penilaian karakter debitur yang berkaitan dengan tanggung

jawab terhadap kewajibannya; capacity adalah penilaian terhadap kemampuan finansial

debitur dalam memenuhi kewajiban yang dijanjikan; capital adalah penilaian terhadap

kemampuan modal sendiri atas jumlah dana yang dibutuhkan; callateral adalah penilaian

terhadap jaminan yang dimiliki oleh debitur agar kebutuhan pendanaannya

menjadi bankable (layak didanai dari kredit bank); condition adalah penilaian terhadap situasi

mikro dan makro yang meliputi kondisi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang dapat

mempengaruhi segala bentuk usaha yang sedang dijalankan.

168

Page 169: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dari penjelasan di atas, tingkat bunga yang akan berlaku pada kondisi tersebut adalah fungsi

yang terkait langsung dengan karakteristik debitur atau kondisi mikro-makro dalam suatu

perekonomian dan tatanan politik dan kebijakan-kebijakan moneter lainnya.

INVESTASI

Keputusan untuk melakukan investasi berkaitan dengan biaya dan pendapatan, maka

pengambilan keputusannya tergantung pada manfaat atau hasil yang akan diperoleh dengan

biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Ada dua pendekatan yang biasa

dipakai sebelum melakukan investasi.

a. Pendekatan Nilai Sekarang

Pendekatan ini merupakan suatu teknik untuk membandingkan kemampuan memperoleh

keuntungan dari proyek-proyek investasi. Proyek investasi dikatakan menguntungkan bila nilai

proyek sekarang lebih besar daripada modal yang ditanamkan. Pengeluaran investasi dengan

pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

dimana  P  =  nilai sekarang dari investasi

S1 =  jumlah yang diterima pada akhir tahunpertama

S2=   jumlah yang diterima pada akhir tahun kedua

r    =   tingkat diskonto

n   =   jumlah waktu investasi

b. Pendekatan Marginal Efisiensi of Capital (MEC)

Pendekatan MEC untuk suatu proyek tergantung pada berbagai faktor, misalnya biaya aktiva

sekarang (CA), jumlah dana yang dihasilkan selama umur aktiva tersebut (MA) dan distribusi

pendapatan yang dihasilkan (DA). Lebih jelasnya kita tuliskan rumusannya:

MEC = f(CA,MA,DA)

dan

169

Page 170: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

sedangkan  tergantung padakapan atau pada periode mana dana terpusat. Jika dana terpusat

pada awalperiode bekerjanya aktiva maka  > 0 dan sebaliknya. Jika seorang investor

menggunakan pendekatan ini, maka pertama kali ia harus mencari besarnya MEC, kemudian

membandingkannya dengan suku bunga pasar (r). Jika MEC lebih besar darir, maka proyek

investasi diterima, dan sebaliknya jika MEC lebih kecil dari r, maka investasi ditolak.

c. Kurva MEC dan MEI (Marginal Efisiensi of Investment)

Terdapat hubungan negatif antara jumlah investasi dengan tingkat suku bunga. Jika tingkat

suku bunga naik, maka investasi akan berkurang, dan demikian sebaliknya.

Hubungan tingkat bunga dengan investasi juga dapat dilihat dari Marginal Efficiency of

Investment (MEI) dan Marginal Efficiency of Capital (MEC). MEI menggambarkan hubungan

investasi yang telah dilakukan oleh pengusaha dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu

MEC lebih menekankan pada hubungan antara hasil yang diharapkan dari modal yang

ditanamkan oleh seorang pengusaha. Hubungan tersebut dilakukan untuk usaha-usaha yang

memiliki tingkat pengembalian modal (rate of return) yang lebih besar dibandingkan tingkat

suku bunga yang berlaku.

Gambar 2. Kurva MEC dan MEI

170

Page 171: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Keterangan: biasanya kurva MEC lebih landai dibanding kurva MEI karena jumlah investasi

yang "sesungguhnya" ditanamkan umumnya lebih kecil daripada investasi yang "seharusnya"

ditanamkan pada berbagai bidang usaha.

d. Investasi, Stock Kapital Nasional dan Kapasitas Produksi Nasional (COR,

ICOR)Keseluruhan alat produksi yang digunakan dalam proses produksi perusahaan dalam

ekonomi disebut sebagai stok kapital tetap. Stok kapital tetap ditambah dengan stok rumah

untuk tempat tinggal dan stok barang cadangan disebut stok kapital.Stok kapital sendiri adalah

alat-alat produksi yang digunakan dalam proses produksi. Stok kapital jika dijumlahkan

dengan modal lain akan membentuk investasi bruto. Pengeluaran investasi adalah pengeluaran

yang bertujuan untuk menambah stok kapital itu, karena itu pengeluaran investasi adalah satu

Iarus bukan stok. Tambahan barang modal riil pada stok kapital disebut investasi bruto,

sedangkan investasi netto adalah bruto dikurangi depresiasi, yaitu berkurangnya nilai stok

kapital karena digunakan dalam proses produksi selama satu periode tertentu. Jadi, investasi

netto menunjukkan tambahan stok kapital pada satu periode tertentu, jadi investasi netto dapat

positif jika IB> DEP dan dapat negatif jila IB< DEP dan nol jika IB = DEP.

3. KEBIJAKAN MONETER DAN INVESTASI

Kebijakan Moneter dan Investasi

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai

tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.

Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin

requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha

terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk

mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,

pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)

serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat

diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional

yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan

171

Page 172: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter

pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.

 Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang

tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai

tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara

persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan

kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan

antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku

bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi

bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.Bank

Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini

sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan

terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan

tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan

inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan

menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar

sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank

Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar

yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan

kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau

suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh

Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut

menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik

rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib

minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan

cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

Jenis-jenis kebijakan moneter :

1. Kebijakan moneter ketat (tight money policy) untuk mengurangi/membatasi jumlah

uang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.

172

Page 173: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2. Kebijakan moneter longgar (easy money policy) untuk menambah jumlah uang

beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan

daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami

resesi atau depresi.

Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan :

1. Kesempatan Kerja

Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan

produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal

ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.

2. Kestabilan harga

Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat.

Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan

harga yang akan masa depan.

3. Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di

suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah

sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau

mengurangi jumlah uang yang beredar.

Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

=>Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam

rangka menambah jumlah uang yang edar

=>Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan

dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat

(tight money policy)

Di Indonesia investasi adalah salah satu cara untuk menambah pendapatan nasional.

Jika dilihat dari kebijaksanaan moneter, investasi lebih banyak dipengaruhi oleh suku bunga

riil. Dan suku bunga riil dipengaruhi oleh suku bunga SBI. Bila tingkat suku bunga SBI

tinggi maka suku bunga riil juga akan tinggi sehingga masyarakat memilih untuk menyimpan

uangnya di bank daripada melakukan investasi dan begitu juga sebaliknya. Pada tahun 1998

173

Page 174: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

pemerintah Indonesia membuat kebijakan suku bunga yang tinggi untuk menstabilkan

perekonomian Indonesia yang terpuruk akibat krisis moneter pada pertengahan 1997. Oleh

karena itu perlu dianalisis seberapa besar pengaruh suku bunga SBI terhadap investasi dalam

negeri pada masa pra-krisis moneter hingga pasca krisis moneter.

Dengan keadaan tersebut maka perlu dianalisis : pertama, bagaimana perkembangan suku

bunga SBI tahun 1989 hingga tahun 2003. Kedua, bagaimana perkembangan investasi dalam

negeri tahun 1989 hingga tahun 2003. Dan ketiga, bagaimana pengaruh suku bunga SBI

terhadap investasi dalam negeri tahun 1989 hingga tahun 2003 di Indonesia.

Dalam menganalisis permasalahan-permasalahan tersebut digunakan metode analisis

deskriptif kuantitatif dan analisis trend untuk mengetahui perkembangan suku bunga SBI dan

perkembangan investasi dalam negeri di Indonesia.

4. PAJAK DAN INVESTASI

Pajak dan Investasi

            Pajak merupakan sumber anggaran pendapatan negara yang paling pokok. Perpajakan

menyangkut dua masalah pokok, yaitu bagaimanakah sistem administrasi membiayai

pengadaan dan penyediaan barang dan jasa kolektif yang sukar dapat disediakan melalui

mekanisme pasar serta bagaimanakah membiayai program-program yang dapat

menghindarkan akibat sampingan dalam mekanisme pasar.

            Ada beberapa alasan mengapa kebutuhan akan perpajakan itu timbul. Alasan pertama

adalah bahwa sistem administrasi perlu menyediakan barang dan jasa kolektif. Alasan kedua,

sistem administrasi perlu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kegagalan-kegagalan

tertentu dari mekanisme pasar sehingga langkah-langkah yang diambil itu mencerminkan

mekanisme perencanaan. Alasan ketiga, berkaitan dengan pemerataan dalam pembagian

pendapatan. Alasan keempat, adanya ketidaksempurnaan pasar. Ada sumber lain dari

pengeluaran yang dilaksanakan oleh sistem administrasi yaitu yang berkaitan dengan campur

tangan sistem administrasi yang timbul dari kegagalan mekanisme perencanaan pasar.

            Memberikan pengertian pajak akan berkaitan dengan masalah yang dapat

menjelaskan fungsi dari pajak dengan keyakinan bahwa pengartian tersebut mencakup segi-

segi pokok yang terkandung di dalamnya. Sistem administrasi melakukan penarikan pajak

bukan semata-mata untuk memperoleh dana akan tetapi juga dapat mengawasi pengeluaran

dari sistem kegiatan sosial sehingga permintaan konsumsi dan investasi dari sistem

174

Page 175: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

administrasi ditambah dengan permintaan konsumsi dan investasi dari sistem kegiatan sosial

akan sama dengan pendapatan pada tingkat kesempatan kerja tertentu.

Tujuan Perpajakan

            Sistem politik pada umumnya berfungsi dalam membuat keputusan dan menafsirkan

nilai-nilai yang ada dalam dan dibutuhkan oleh sistem kegiatan sosial untuk dapat mengatur

pembagian pendapatan yang lebih merata.

            Perpajakan diperlukan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara. Tujuan dari

perpajakan adalah untuk menekan konsumsi dan investasi dari sistem kegiatan sosial

sehingga sistem administrasi dapat menyediakan barang dan jasa publik, sosial atau kolektif

dan dapat memberikan subsidi kepada golongan miskin tanpa menimbulkan inflasi dan

kesukaran dalam neraca pembayaran.

            Fungsi pokok dari perpajakan adalah untuk menekan berbagai permintaan akan

kapasitas produktif dari sistem kegiatan sosial. Dengan demikian, perpajakan mempunyai

tujuan lain, di samping sebagai sumber pendapatan negara. Perpajakan yang eifisien

dilaksanakan dengan suatu cara yang dapat membantu pembagian pendapatan yang lebih

merata, dapat membantu untuk memberikan dorongan tingkat pertumbuhan ekonomi dan

memperkuat kebijaksanaan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan oleh sistem

administrasi.

Pajak memiliki peranan penting dalam tata kelola negara. Sebagian negara, termasuk

Indonesia, menggantungkan penerimaannya pada pajak, termasuk Indonesia. Untuk

mempercepat terciptanya kesejahteraan umum dan tercapainya tujuan negara, harus ada

keseimbangan antara fungsi budgeteer dengan fungsi regulerend pajak.

Dengan adanya fungsi budgeteer, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan

pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.

Sementara itu, dengan adanya fungsi regulerend Pemerintah bisa mengatur

pertumbuhan ekpnomi melalui kebijaksanaan pajak. Melalui fungsi mengatur, pajak bisa

digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang letaknya di luar bidang keuangan dan

lebih ditujukan pada sektor swasta. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal,

baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.

Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang

tinggi untuk produk luar negeri.

175

Page 176: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pelaksanaan fungsi mengatur ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni yang bersifat

positif dan yang bersifat negatif. Bersifat positif maksudnya, pemerintah akan memberi

dukungan terhadap kegiatan masyarakat yang dipandang positif. Dukungan ini biasanya

diberikan dalam bentuk kebijakan dan fasilitas di bidang pajak, seperti:

· pemberian kelonggaran yang berbentuk tax holiday dan keringanan pajak.

· Mengadakan afschrifving (penghapusan)

· Pemberian pengecualian – pengecualian

· Pemberian pengurangan – pengurangan

· Kompensasi – kompensasi.

Pemberian kelonggaran dapat dilakukan apabila wajib pajak memenuhi beberapa syarat

tertentu, dan pemberian pengecualiannya dalam beberapa hal dapat dilakukan, baik

menyangkut pengecualian subjek pajak maupun pengecualian objek. Pemberian pengurangan

pajak dapat dilakukan sebagai bentuk dorongan kepada wajib pajak dalam hal – hal tertentu,

misalnya biaya riset pengembangan produk baru dapat dikurangkan terhadap laba kotor,

sehingga memperkecil keuntungan bersih yang dikenai pajak. Mengenai cara insentif dengan

kompensasi ini, misalnya terhadap kerugian – kerugian yang diderita oleh perusahaan, selaku

wajib pajak dapat dikompensasikan dengan pajak penghasilan untuk jangka waktu tertentu.

Ada beberapa alasan mengapa kebijakan pajak perlu diberikan:

1. Untuk meningkatkan laju inflasi

2. Untuk mendorong investasi yangoptimal secara social

3. Untuk meningkatkan kesempatan kerja

4. Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional

5. Sebagai upaya untuk menanggulangi inflasi

6. Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional

Dalam perekonomian kontemporer, komponen pendapatan pajak sebagai bagian dari

kebijakan fiksal dipandang sebagai kebijakan yang memiliki peranan dan pengaruh yang

sangat signifikan dalam pembangunan ekonomi, terutama karena :

1. Adanya pajak merupakan alat penting guna mengekang permintaan yang semakin

meningkat terhadap barang-barang konsumsi.

2. Perpajakan tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan penerimaan yang lebih besar,

namun juga berperan sebagai perangsang untuk menabung dan melakukan investasi.

3. Untuk mentransfer sumber daya manusia kepada pemerintah agar digunakan lebih

produktif.

176

Page 177: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

4. Perpajakan harus memperbaiki pola investasi di dalam perekonomian.

5. Salah satu tujuan perpajakan adalah untuk mengurangi jurang perbedaan antarasi

kaya dan si miskin.

6. Perpajakan harus memobilisasikan surplus ekonomi untuk pembangunan secara

berkesinambungan.

Sesuai dengan uraian di atas, Pajak berpengaruh untuk meningkatkan investasi.

Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat terlihat dari bagaimana pemerintahannya

memberikan kemudahan atau insentif dalam perpajakan kepada pelaku usaha dengan

memberikan pelayanan terpadu yang mudah, cepat, efisien dan transparan. Sehingga pelaku

usaha mau dan betah menanamkan modalnya di Indonesia, lapangan kerja luas terbuka,

kemiskinan berkurang dan meningkatkan daya saing sektor riil.

Sejak 1967, fungsi mengatur regulerend pajak – pajak negara diarahkan untuk merangsang

investor, baik asing maupun nasional untuk menanam modalnya di Indonesia. salah satu

bentuk realisasinya adalah pemberian insentif pajak.

Disaat para investor asing maupun nasional tergerak untuk berinvestasi di Indonesia

dengan cara menanamkan modal, maka saat itulah dapat dikatakan bahwa pajak dapat

meningkatkan investasi. Seperti yang telah dirinci dalam uraian di atas, apabila pemerintah

menerapkan kebijakan insentif pajak pada para penanam modal dan tidak memberatkan

investor, maka akan semakin banyak investasi yang mengalir ke dalam negeri. Ini berarti,

meski bertolak belakang dengan fungsi anggaran karena penerimaan pajak menjadi sedikit,

akan tetapi fungsi mengatur dapat terjalankan dengan baik. Bila masyarakat memiliki iklim

investasi yang baik, taraf perekonomian menjadi lebih tinggi, maka hal ini akan berdampak

baik juga kepada pemerintah dan negara.

Sementara itu, keadaan saat pajak menghambat investasi adalah ketika kebijakan

pajak yang dikeluarkan pemerintah tidak mengakomodasi keinginan investor dan penanam

modal. Apabila pemerintah menitikberatkan pada fungsi anggaran pajak, maka yang dicari

adalah penerimaan atau pemasukan pajak yang setinggi – tingginya. Dengan memberlakukan

pajak yang tinggi, akan membuat investor menjadi tidak tertarik untuk berinvestasi di

Indonesia. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada perekonomian Indonesia.

Salah satu contoh kasus yang pernah terjadi mengenai pemberlakuan pajak yang tinggi adalah

ketika masalah film luar negeri yang sempat ditarik dari peredaran karena dikenakan pajak

bea cukai yang tinggi oleh pemerintah Indonesia. Hal ini tentu menuai protes dari

177

Page 178: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

masyarakat, karena dengan tidak adanya film luar negeri ditayangkan di bioskop lokal maka

akan mengurangi minat masyarakat untuk menonton di bioskop. Ini dapat menimbulkan

kerugian besar pada pengusaha bioskop lokal yang berujung kepada jumlah pengangguran

yang bertambah.

5. FLUKTUASI DALAM INVESTASI, OUTPUT DAN TINGKAT BUNGA

Fluktuasi Dalam Investasi, Output dan Tingkat Bunga

Fluktuasi adalah lonjakan atau ketidaktetapan segala sesuatu yang bisa digambarkan

dalam sebuah grafik. Fluktuasi ekonomi adalah kenaikan dan penurunan aktivitas ekonomi

secara relatif dibandingkan dengan tren pertumbuhan jangka panjang dari ekonomi. Fluktuasi

ini atau business cycle (siklus bisnis), bervariasi dalam intensitas dan jangka waktunya.

Kenaikan dan penurunan biasanya meliputi Negara dan bahkan dunia, dan mempengaruhi

seluruh dimensi dari kegiatan ekonomi, tidak hanya tingkat pengangguran dan produksi.

Ekspansion atau ekspansi suatu keadaan dimana penyehatan perekonomian telah

terjadi dari kondisi sebelumnya yaitu resesi atau bahkan depresi. Tahap ini ditandai dengan

meningkatnya kesempatan kerja, meningkatnya pendapatan, dan pengeluaran konsumsi

masyarakat. Sektor perusahaan mengalami kenaikan produksi barang dan jasa, kenaikan

penjualan, dan laba perusahaan. Iklim investasi berubah dari pesimisme menjadi optimis.

Karena permintaan konsumen mengalami kenaikan produksi barang dan jasa juga mengalami

kenaikan. Sehingga terjadi kenaikan kapasitas produksi dan pengurangan pengangguran

tenaga kerja.

Bagian puncak dari siklus bisnis menunjukkan tingkat pemanfaatan kapasitas

perekonomian yang tinggi baik untuk faktor produksi tenaga kerja maupun bahan mentah

untuk kegiatan produksi barang-barang. Pada titik ini terjadi beberapa persoalan antara lain:

kenaikan output perekonomian akan terjadi dengan peningkatan investasi. Kenaikan investasi

ini akan menimbulkan kenaikan harga dari faktor-faktor produksi. Selanjutnya kenaikan

harga faktor produksi menjadi penyebab kenaikan harga-harga umum. Pada titik ini kenaikan

output perekonomian diikuti oleh kenaikan tingkat inflasi.

Tiga Faktor Utama Mengenai Fluktuasi Ekonomi :

a.       Fluktuasi dalam perekonomian sifatnya tidak teratur dan tidak dapat diramalkan

178

Page 179: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

b.      Kebanyakan besaran ekonomi makro berflukturasi bersama-sama

c.       Saat hasil produksi turun, tingkat pengangguran naik

1.  Flukturasi ekonomi jangka pendek

a. Model dasar dari fluktuasi ekonomi

Model fluktuasi ekonomi jangka pendek terfokus pada perilaku dua variabel. Variabel

pertama adalah hasil perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, sebagaimana diukur oleh

PDB riil. Variabel kedua adalah tingkat harga keseluruhan, yang diukur oleh indeks harga

konsumen atau deflator PDB. Kita menganalisis fluktuasi-fluktuasi dalam perekonomian

secara keseluruhan dengan model permintaan dan penawaran agregat.

2. Kurva Permintaan Agregat

Kurva permintaan agregat adalah total permintaan untuk barang dan jasa dalam

perekonomian. Kurva permintaan agregat (AD) adalah suatu kurva yang menunjukkan

hubungan negatif antara output agregat dan tingkat harga. kebijakan moneter (Ms). Kurva

permintaan agregat miring ke bawah. Artinya, jika hal lain tetap sama, penurunan tingkat

harga keseluruhan dalam perekonomian (misal dari P1 ke P2) cenderung meningkatkan

jumlah barang dan jasa yang diminta (dari Y1 ke Y2)

Pergeseran Kurva Permintaan Agregat

1. Pergeseran yang berasal dari konsumsi : peristiwa yang membuat konsumen

mengeluarkan uang lebih banyak pada tingkat harga tertentu (pemotongan pajak,

meledaknya pasar saham) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Peristiwa yang

menyebabkan konsumen mengurangi pengeluarannya pada tingkat harga tertentu

(kenaikan pajak, kelesuan pasar saham) menggeser kurva permintaan agregat ke kiri

2. Pergeseran yang berasal dari investasi: Peristiwa yang menyebabka perusahan

melakukan lebih banyak investasi pada tingkat harga tertentu (optimisme mengenai masa

depan, penurunan suku bunga akibat kenaikan jumlah uang yang beredar) menggeser

kurva permintaan agregat ke kanan. Peristiwa yang menyebkan perusahaan mengurangi

investasinya pada tingkat harga tertentu dan menggeser kurva ke kiri.

3. Pergeseran yang berasal dari pembelanjaan pemerintah : Peningkatan pembelanjaan

pemerintah untuk barang dan jasa (pengeluaran lebih besar untuk pembanguna jalan raya

atau untuk pertahanan) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Penurunan jumlah

pembelanjaan pemerintah untuk barang dan jasa menggeser kurva ke kiri

179

Page 180: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

4. Pergeseran yang berasal dari ekspor neto : Peristiwa yang meningkatkan pengeluaran

atas ekspor neto pada tingkat harga tertentu (terjadinya ledakan di pasar luar negeri,

depresiasi nilai tukar) menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Peristiwa yang

mengurangi pengeluaran atas ekspor neto pada tingkat harga tertentu menggeser kurva ke

kiri.

3. Kurva Penawaran Agregat

Kurva penawaran agregat menyatakan jumlah keseluruhan barang dan jasa yang

diproduksi serta dijual pada setiap tingkat harga oleh berbagai perusahan. Tidak seperti kurva

permintaan agregat yang selalu miring ke bawah, kurva penawaran agregat memperlihatkan

suatu hubungan yang sangat bergantung pada periodenya.

 

Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Dalam jangka pendek kurva penawaran agregat mempunyai arah yang positif. Pada

output yang rendah, kurva berbentuk datar. Pada kapasitas perekonomian yang lebih besar

bentuk kurva menjadi cenderung vertikal. Para ahli ilmu ekonomi makro, fokus pada apakah

ekonomi beroperasi pada kapasitas penuh (full-employment), yaitu suatu kondisi di mana

seluruh sumber ekonomi telah dimanfaatkan secara optimal.

Kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas :

1. Teori kekakuan upah : Penurunan tingkat harga yang tidak terduga akan meningkatkan

upah riil, menyebabkan perusahaan mempekerjakan lebih sedikit pekerja dan

memproduksi jumlah barang dan jasa yang lebih sedikit

2. Teori kekakuan upah : Penurunan tingkat harga yang tidak terduga membuat

perusahaan mengenakan harga yang lebih tinggi dari yang dikehendaki, menekan

penjualan dan mendorong perusahaan untuk mengurangi produksi

3. Teori kesalahan persepsi : penurunan tingkat harga menimbulkan anggapan pada

produsen bahwa harga relatif produk mereka telah menurun, sehingga mendorong

mereka untuk mengurangi produksi

Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek Dapat Bergeser berasal dari :

1.      Tenaga kerja

2.      Modal

3.      Sumber Daya Alam

4.      Teknologi

5.      Tingkat harga yang diharapkan

180

Page 181: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berbentuk vertikal, sementara dalam

jangka pendek, kurva penawaran agregat miring ke atas. Perubahan biaya yang lebih lambat

dibanding perubahan harga dalam jangka pendek menghasilkan bentuk kurva penawaran

agregat yang naik ke arah kanan. Jika biaya dan tingkat harga bergerak bersama di dalam

jangka panjang maka kurva penawaran agregat berbentuk vertikal (LRAS).

Investasi diartikan sebagai penanaman uang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan

memperoleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan

di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian Indonesia.

-          Pengaruh Nilai Tukar

Secara teoritis dampak perubahan tingkat nilai tukar dengan investasi

bersifat uncertainty (tidak pasti). Pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat

berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka

pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya

pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducingeffect. Karena

penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan

kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan

domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan

pada pengeluaran atau alokasi modal pada investasi.

Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan

perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang

domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan

dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barang-

barang ekspor (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non

traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan

mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.

-          Pengaruh Tingkat Suku Bunga

Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada

kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan

modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.

181

Page 182: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

-          Pengaruh Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat

inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka

panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta

menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu

menurutGreene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai

ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam

mengendalikan kebijakan ekonomi makro.

Di Indonesia kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar biasanya akan diikuti dengan

kenaikan tingkat suku bunga perbankan. Dapat dipahami, dalam upayanya menurunkan

tingkat  inflasi yang membumbung, pemerintah sering menggunakan kebijakan moneter uang

ketat (tighmoney policy). Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada

investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.

-          Pengaruh Infrastruktur

Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah mengundang investor guna

berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol,

sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat

berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan

makro-ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat bunga.

Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat

diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur

akan menyerap banyak tenaga kerja yang selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya

gairah ekonomi masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh

dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.

182

Page 183: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

BAB 9

EKONOMI INTERNASIONAL

2.9. MANFAAT PERDAGANGAN

Manfaat Perdagangan

Perdagangan atau pertukaran hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satupihak

yang memperoleh keuntungan/manfaat dan tidak ada pihak lain yangmerasa dirugikan.

Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untukmenentukan untung rugi

perdagangan tersebut dari sudut kepentingan masing-masing,kemudian menentukan

apakah ia mau melakukan perdagangan atautidak.

Sumber-sumber manfaat perdagangan:

1. Pribadi

183

Page 184: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Manfaat perdagangan untuk individu atau pribadi ialah sebagai sumber pendapatan

dan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan, mencari keuntungan atau laba

serta untuk menanamkan modal atau invenstasi.

2. Daerah

Digunakan untuk membiayai penyelenggaran pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah. Serta memberi peluang kepada daerah untuk memperoleh

pendapatan selain pendapatan dari PAD, dana perimbangan, dan pinjaman daerah.

3. Internasional

Negara pengekspor maupun pengimpor mendapatkan keuntungan dari adanya

perdagangan international. Negara pengekspor memperoleh pasar dan Negara

pengimpor memperoleh kemudahan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan.

Adanya perdagangan.

4. Manfaat spelialisasi

Dalam perdagangan internasional , setiap Negara dapat memperoleh keuntungan

yang berikut :

Faktor-faktor produksi yang dimiliki setiap Negara dapat digunakan dengan lebih

efisien.

Setiap Negara dapat menikmati lebih banyak barang dari yang dapat diproduksikan

di dalam negeri.

5. Mengapa biaya oportuniti berbeda

Biaya Peluang bagi setiap orang berbeda-beda. Karena setiap orang memiliki

pilihan yang berbeda. Biaya peluang atau Opportunity Cost akan muncul ketika

seseorang akan menentukan beberapa alternatif. Biaya peluang ini dialami oleh

para konsumen dan para produsen. Dalam ilmu ekonomi, biaya peluang, atau biaya

kesempatan, adalah biaya yang kita terima bila kita memilih suatu kegiatan.

Contoh dengan uang 100rb,seseorang bisa mambali pakaian atau makan makanan

enak di restoran.

6. Manfaat spesialisasi dengan biaya variable

184

Page 185: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Perdagagangan internasional mendorong masing-masing Negara kea rah

spesialisasi dalam produksi barang di mana Negara tersebut memiliki keunggulan

komperatifnya.Yang perlu diingat disini adalah spesialisasi itu sendiri tidak

membawa manfaat kepada masyarakat kecuali apabila disertai kemungkinan

menukarkan hasil produksinya dengan barang-barang lain yang dibutuhkan, Yang

perlu diingat disini adalah spesialisasi itu sendiri tidak membawa manfaat kepada

masyarakat kecuali apabila disertai kemungkinan menukarkan hasil produksinya

dengan barang-barang lain yang dibutuhkan. Spesialisasi plus perdagangan bisa

meningkatkan pendapatan riil masyarakat, tetapi spesialisasi tanpa perdagangan

mungkin justru menurunkan kesejahteraan masyarakat.

2.9.1 HAMBATAN PERDAGANGAN BEBAS

Hambatanperdaganganadalah regulasi atau peraturanpemerintah yangmembatasi perdagangan bebas.Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain:1. Tarif atau bea cukai.

Tarif adalah pajak produk impor.2. Kuota.

Kuota membatasi banyak unit yang dapat diimpor untuk membatasi jumlah barang tersebut di pasar dan menaikkan harga.

3. Subsidi. Subsidi adalah bantuan pemerintah untukprodusen lokal. Subsidi dihasilkan dari pajak. Bentuk-bentuk subsidi antara lain bantuan keuangan, pinjamandengan bunga rendah dan lain-lain.

4. Muatan lokal.5. Peraturan administrasi.6. Peraturan antidumping.

Kebijakan Perdagangan Internasional oleh PemerintahKebijakan perdagangan internasional timbul karena

meluasnya jaringan-jaringan hubungan ekonomi antarnegara. Kebijakan

185

Page 186: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

perdagangan internasional adalah rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional.

Berikut kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan perdagangan internasional : 1. Kebijakan Subtitusi Impor

Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan memproduksi di dalam negri terhadap barang barang yang tadinya di impor.

Ada beberapa manfaat positif yang dapat di peroleh dari kebijakan substitusi impor:

Mengurangi Ketergantungan Terhadap Impor.Terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok atau yang menghasilkan produk antara.Misalnya pengolahan makanan, tekstil dan obat-obatan, industri pupuk dan pengilangan minyak.

Memperkuat Sektor Industri.Caranya dimana pemerintah memberikan fasilitas yang yang memperbesar minat dan kemampuan swasta untuk berinvestasi.

Memperluas Kesempatan Kerja.Bertumbuhnya sektor industri juga dapat memperluas kesempatan kerja. Selain memperluas kesempatan kerja, industri yang di bangun juga merupakan tempat melatih para pekerja yang berasal dari sektor tradisional untuk beradaptasi dalam lingkungan kegiatan ekonomi modern.

Menghemat Devisa.Berarti memperbaiki neraca pembayaran. Perbaikan neraca pembayaran umumnya dilihat dari surplus neraca perdagangan atau menurunnya defisit neraca perdagangan karena impor

186

Page 187: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

makin mengecil. Atau dapat juga dilihat dalam nerca modal, dimana modal masuk lebih besar dari pada modal keluar.

Ada Beberapa Keterbatasan dari Kebijakan Substitusi Impor : Menguntungkan Perusahaan Asing.

Yang memperoleh keuntungan besar dari kebijakan substitusi impor adalah perusahaan asing yang menanamkan modal di sektor industri substitusi impor, karena memperoleh proteksi di balik benteng tarif dan memperoleh fasilitas keringanan pajak, serta insentif penanaman modal.

Pasar Domestik Cepat Jenuh.Rendahnya pendapatan perkapita penduduk negara sedang berkembang menyebabkan permintaan domestik akan produk-produk industri yang amat kecil. Artinya, skala pasar domestik relatif kecil sehingga cepat jenuh.

Memunculkan / Memperkuat Gejala Monopoli dan atau Oligopoli.Kecilnya skala pasar domestik menyebabkan para investor meminta jaminan kepastian pasar agar skala jual produksi mereka mencapai tingkat efisisensi ekonomis, bahkan dapat memberi keuntungan super normal. Hal ini menjadi alasan mengapa para investor menuntut hak monopoli (legal) atau pembatasan jumlah produsen berdasarkan ketentuan hukum. Ada juga investor asing yang tidak menuntut hak monopoli, namun karena mereka sangat efisisen, maka yang terjadi adalah monopoli natural, setidak-tidaknya struktur pasar oligopoli.

Ketergantungan yang Makin Besar Terhadap Impor.Impor bahan baku dan barang modal meningkat jika target pertumbuhan output industri atau ekonomi di tingkatkan.

187

Page 188: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Karena pada negara sedang berkembang tidak tersedianya industri pendukung, misalnya yang dapat menyediakan mesin-mesin dan bahan baku.

Pemborosan Devisa.Akibat lanjut ketergantungan impor adalah makin besarnya devisa yang harus di keluarkan, karena harga impor makin mahal dan atau permintaan impor yang makin besar.

2. Kebijakan Promosi EksporPromosi ekspor merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar domestik, sebab pasar luar negri relatif jauh lebih besar dari pada pasar domestik. Kebijakan promosi ekspor merupakan kebijakan di bidang industri yang mengutamakan pengembangan jenis-jenis industri yang menghasilkan produk-produk untuk ekspor.Ada beberapa masalah dalam kebijakan promosi ekspor :

Cepat Jenuhnya Pasar Internasional.Bila pertumbuhan permintaan relatif tetap, pertumbuhan penawaran relatif sangat cepat, sebab makin banyak negara yang sedang berkembang melakukan ekspor. Hal tersebut di mungkinkan karena produk-produk yang di hasilkan berasal dari sektor industri padat karya yang atau berteknologi sederhana sehingga memungkinkan untuk dimasuki.

Makin Kuatnya Kebijakan Proteksi oleh Negara-negara Maju.Sekalipun negara-negara maju memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi padat modal dan ilmu pengetahuan mereka tetap melakukan proteksi terhadap industri-industri yang berkteknologi sederhana, seperti makanan olahan, tekstil, barang-barang elektronik dan mobil. Proteksi ini dilakukan untuk memperoleh dukungan politis dari masyarakat domestik.

188

Page 189: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

3. Kebijakan ProteksiBagi negara sedang berkembang, alasan proteksi adalah pelindungan sementara industri-industri yang masih dalam tahap perkembangan.Kebijakan proteksi adalah kebijakan untuk membatasi impor dalam bentuk tarif dan kuota.Kebijakan Proteksi dapat dilakukan melalui: Tarif dan Bea masuk

Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasidaerah pabean (custom area). Dan barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dan luar negeri , mempunyai maksud untuk proteksi atas industri dalam negeri dan untuk memperoleh pendapatan negara. Bentuk umum tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor tersebut. Akibat dari pengenaan tarif , sebagai berikut : Harga barang naik,Produksi dalam negeri meningkat, Jumlah barang di pasar turun,dan impor barang turun.Ada tiga macam penentuan Tarif , atau bea masuk, yaitu:a. Bea ekspor (export duties) adalah pajak / bea yang

dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (diluar custom area).

b. Bea transito (transit duties) adalah pajak / bae yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain.

c. Bea impor (import duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).

Pelarangan impor

189

Page 190: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi baerang-barang yang masuk dari luar negeri. Akibat Kuota sebagai berikut : Harga barang naik . Produksi dalam negeri meningkat, Jumlah barang di pasar turun, dan Impor barang turun.

Kuota atau pembatasan imporKuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang- barang yang masuk dari luar negeri. Akibat kuota sebagai berikut:Harga barang naik, Produksi dalam negeri meningkat Jumlah barang dipasar turun dan impor barang turun.

SubsidiSubsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya produksi peunit barang produksi dalam negeri. Akibat kuota sebagai berikut : Harga barang naik, Harga barang dipasar tetap, Produksi dalam negri meningkat, Jumlah barang di pasar tetap dan Impor barang turun.

DumpingDumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri dari pada di dalam negeri.Syarat yang harus di penuhi dalam kebijakan dumping yaitu :a. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar dari pada

luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.

b. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.

4. Kebijakan Entreporte

190

Page 191: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kebijakan entreporte mengembangkan sektor jasa pelayanan komersial yang luas sejalan dengan fungsinya sebagai penghubung antara suatu kawasan atau regional dengan ekonomi dunia.

5. Kebijakan Memindahkan PembelanjaanKebijakan memindahkan pembelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan pertambahan ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan pemindahan pembelanjaan dijalan kan apabila : defisit neraca pembayaran wujud, ketika perekonomian juga menghadapi masalah pengangguran.Langkah-langkah yang akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah seperti berikut :a. Melakukan pembatasan impor hal ini dapat dilakukan dengan

menaikan pajak impor (tarif). Di samping itu dapat pula di jalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan kampanye untuk membeli barang dalam negeri.

b. Menekan (mengulangi penggunaan valuta asing) pemerintah (melalui bank sentral) mencatat penggunaan uang asing. Masyarakat dan pengusaha haruslah menerangkan tujuan mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih mengutamakan pengguna valuta asing untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak mendorong usaha mengimpor barang-barang mewah.

c. Menurunkan nilai mata uang (devaluasi). Langkah-langkah ini menyebabkan barang impor menjadi lebih mahal, dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor akan menjadi murah di pasaran luar negeri dan akan menambah ekspor.

Langkah-langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan valuta asing adalah :a. Memberikan insentif fiskal dan moneteruntuk

menambahkan kegiatan dalam produksi barang ekspor.

191

Page 192: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Insentif-insentif ini antara lain adalah membina kawasan perusahaan dan kawasan bebas pajak (free trade zone) memberikan kemudahaan pinjaman, atau memberi subsidi ekspor.

b. Mewujudkan kestabilan upah dan harga. Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada kemampuan ekspor negara untuk bersaing di luar negeri. Salah satu faktor yang menentukan kapasitas bersaing adalah biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan agar biaya produksi tetap rendah, upah dan harga-harga barang dalam negri perlu di stabilkan.

c. Menurunkan nilai valuta. Penurunkan nilai valuta bukan saja akan dapat mengurangi impor tetapi juga akan menambahkan ekspor.

6. Kebijakan Pengurangan PembelanjaanKebijakan pengurangan pembelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah dalam neraca pembayaran dan mengurangi pembelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan “mengurangkan pembelanjaan” akan menurunkan impor, akan tetapi ekspor tidak akan di pengaruhi oleh kebijakan seperti itu. Keadaan ini akan mewujudkan neraca pembayaran yang menguntungkan atau seimbang. Kebijakan mengurangi pembelanjaan dapat di laksanakan dengan langkah-langkah berikut:a. Kenaikan pajak pendapatan. Pajak ini akan mengurangi

pendapatan disposebel dan akan mengurangi konsumsi rumah tangga.

b. Menaikan suku bunga dan menurunkan penawaran uang. Tujuan ini dapat di capai dengan di jalankan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikan tingkat cadangan minimum dan menaikan suku bank (suku diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku bunga yang tinggi akan di pengaruhi investasi. Keadaan ini akan mengurangi pengeluaran agregat.

192

Page 193: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

c. Mengurangi pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah adalah sebagian dari pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat.

7. Devaluasi(Penurunan nilai Valuta)Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap valuta asing. Efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah:

a. Ekspor akan bertambah, karena di pasaran luar negeri ekspor negara menjadi lebih murah.

b. Impor berkurang, karena barang luar negeri menjadi lebih mahal.

c.Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran.

d. Pendapatan nasional akan bertambah Syarat-syarat yang di butuhkan untuk menyukseskan devaluasi adalah :

a. Ekspor negara itu elastis. Apabila permintaan luar negeri atas barang ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya tidak elastis, devaluasi akan mengurangi hasil penjualan ekspor.

b. Permintaan impor negara itu adalah elastis. Apabila permintaan impor elastis, devaluasi mengurangi jumlah impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata uang. Maka pengeluaran atas barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum devaluasi.

c.Di dalam negeri tidak berlaku inflasi. Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di dalam negeri, barang ekspor dan barang buatan dalam negeri akan mengalami kenaikan harga. Apabila tingkat kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi, pada akhirnya harga ekspor menjadi lebih mahal dan barang impor lebih murah dari sebelum devaluasi. Pada

193

Page 194: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

akhirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan dari devaluasi.

d. Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devalusi. Apabila negara-negara lain melakukan tindakan yang sama devaluasi tidak akan memberikan sembarang efek kepada neraca pembayaran dan perekonomian negara. Langkah tersebut akan di jalankan apabila negara lain merupakan partner dagang yang sangat penting.

2.9.2 PERDAGANGAN LUAR NEGRI, NERACA PEMBAYARAN DAN

TINGKAT KEGIATAN EKONOMI NEGARA

I. Perdagangan Luar Negri

Pengertian Perdagangan Luar Negeri

Suatu negara sebenranya tidak melakukan perdangan dengan Negara lain. Tetapi

yang melakukan perdagangan atau pertukaran adalah penduduk suatu negara dengan

penduduk negara lain. Penduduk ini bisa seorang warga biasa, bisa sebuah perusahaan

ekspor, bisa sebuah perusahaan impor, bisa sebuah perusahaan industri, bisa sebuah

perusahaan negara, dan bisa pula sebuah departemen pemerintah. Kecuali di negara-negara

yang direncanakan secara pusat (centrally planned economies) seperti Soviet Rusia, RRC,

jarang dijumpam suatu negara bertindak sebagai satu kesatuan dalam kegiatan kiar

negerinya.

Perdagangan luar negeri atau bisa disebut juga perdagangan internasional adalah

kesepakatan perdagangan yang dilakukan antara penduduk suatu negara dengan penduduk

negara lain. Bisa individu dengan individu , individu dengan pemerintah maupun

pemerintah dengan pemerintah.

Adam Smith mengemukakan teori yang disebut Theory of Absolute Advantage

(teori keunggulan mutlak). Menurut teori ini suatu negara disebut memiliki keunggulan

mutlak dibandingkan negara lain apabila negara tersebut dapat memproduksi barang atau

jasa yang tidak dapat diproduksi negara lain.

Perdagangan internasional  terjadi karena :

194

Page 195: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri

2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara

3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

mengolah sumber daya ekonomi

4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual

produk tersebut. Misalnya jepang yang banyak memproduksi mobil sehingga jepang

mengekspor juga ke indonesia.

5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,

dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan

adanya keterbatasan produksi. Contohnya Indonesia memproduksi gas alam cair.

Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi mampu memproduksi mobil.

Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara Indonesia dan Jepang

6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.

7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.

8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup

sendiri.

Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral antara dua negara.

Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalamMerkantilisme kebanyakan negara

memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad

ke 19, terutama diBritania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang

terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk

beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar

Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial

seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam

perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung

pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak

menguntungkan secara mutual.

Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang

berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk

industri-industri yang penting secara strategis seperti

proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat danEropa. Belanda dan Inggris

Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis

195

Page 196: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung

terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok)

menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena

tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk

investasi luar negri langsung, pembelian, danfasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya

transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.

Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas

dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa

tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat,

Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada

perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur

dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.

Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade

Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional

seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika

Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan

Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of

America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin.

Kesepakatan serupa seperti MAI(Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada

tahun-tahun belakangan ini.

Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di

antaranya sebagai berikut :

a. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri 

b. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkanpendapatan negara

c. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan  teknologi  dalam

mengolah sumber daya ekonomi

d. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlupasar baru untuk menjual

produk tersebut.

e. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam,iklim, tenaga kerja, budaya, dan

jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya

keterbatasan produksi.

f. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.

196

Page 197: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

g. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.

h. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

Faktor Penghambat Perdagangan Internasional 

Menurut Amir M.S., pelaksanaan perdagangan luar negeri lebih rumit dan

kompleks dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan dalam negeri. Kerumitan

tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang

dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang

impor.

Berikut adalah penghambat perdagangan internasional :

a. Tidak Amannya Suatu Negara

b. Adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum

dalam perdagangan.

c. Kebijakan Ekonomi Internasional yang Dilakukan oleh Pemerintah, Misalnya,

pembatasan jumlah impor, pungutan biaya impor/ekspor yang tinggi, perijinan yang

berbelit-belit.

d. Tidak Stabilnya Kurs Mata Uang Asing, membuat para eksportir maupun importir

mengalami kesulitan dalam menentukan harga valuta asing yang berdampak pada

harga penawaran maupun permintaan dalam perdagangan.

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

• Kebijakan perdagangan bebas

Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya

hambatan apapun dari pemerintah, baik hambatan tariff maupun hambatan kuota.

• Kebijakan proteksi

Alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme adalah :

1. Melindungi perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang

tidak adil.

2. Melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry). Industri-

industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang masih

tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya

rendah (karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar). Proteksi bertujuan untuk

melindungi industri domestik yang sedang berada dalam tahap perkembangan.

197

Page 198: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Proteksi ini memberi kesempatan kepada industri domestik untuk belajar lebih efisien

dan memberi kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk memperoleh keterampilan.

Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat industri domestik

dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan industri asing, maka

proteksi akan dicabut.

Bentuk kebijakan proteksi sebagai berikut :

1. Tarif

Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek

kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum

adalah tarif atas barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea

impor adalah membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan

mendorong konsumen menggunakan produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi

suatu negara terhadap produk domestiknya, semakin tinggi pula tarif pajak yang

dikenakan. Perbedaan utama antara tarif dan proteksi lainnya adalah bahwa tarif

memberikan pemasuka kepada pemerintah sedangkan kuota tidak.

2. Kuota

Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam :

Kuota impor adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor,

Kuota produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi, bertujuan

untuk mengurangi jumlah ekspor

Kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor,agar  negara

pengekspor dapat memperoleh harga yang lebih tinggi.

Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari

serbuan-serbuan luar negeri.

Dampak kebijakan kuota bagi negara importer :

a.Harga barang melambung tinggi.

b.Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,

c.Meningktanya produksi di dalam negeri.

Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir :

198

Page 199: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

a. Harga barang turun,

b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,

c. Produksi di dalam negeri berkurang.

3. Dumping dan Diskriminasi harga

Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut dumping, yaitu menjual

barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di

bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan

menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka.

Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan

dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan

kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut

counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang

diberikan oleh negara lain.

Kebijakan ini hanya berlaku sementara, harga produk akan dinaikkan sesuai

dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional.

Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri.

Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk

menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping.

4. Subsidi

Kebijakan subsidi biasanya diberikan untuk menurunkan biaya produksi barang

domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan bersaing di

pasar internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor,

karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat diturunkan

sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur

dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua negara ingin

mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.

5. Larangan impor

Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke

dalam pasar domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan

ekonomi.

199

Page 200: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Peranan Perdagangan Internasional Dalam Perekonomian

1. Perkembangan Ekonomi Dunia dan Indonesia 

Dinamika perekonomian Indonesia tidak terlepas dari perkembangan ekonomi

global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim investasi,

infrastruktur, produktivitas dan daya saing (sisi penawaran) dalam negeri. Ekonomi dunia

telah mampu tumbuh diatas 4% dalam lima tahun terakhir, lebih tinggi dari rata-rata

historisnya. Perkembangan ini terutama didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi di

negara berkembang (China dan India) serta kawasan Eropa. Tingginya pertumbuhan

ekonomi dunia tersebut diiringi dengan volume perdagangan dunia yang juga tumbuh

lebih tinggi dari tren jangka panjangnya. Sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia

tersebut

2. Efek Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Dalam konteks  perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol

adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai

pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan,

pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting

dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari

pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa

dinafikan ukuran-ukuran yang lain. Wijono (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan.

Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah

perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi

mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth, Salvatore, 2004). Jika aktifitas

perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen

tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan

(2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang

berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai

motor penggerak bagi pertumbuhan.

Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan

modal antar negara menjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan

teori yang dikemukakan oleh Vernon, perpindahan modal khususnya untuk investasi

langsung, diawali dengan adanya perdagangan internasional (Appleyard, 2004). Ketika

terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor dan impor, akan memunculkan

200

Page 201: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuran pasar yang

semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatu

negara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara

importir. Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya produksi

di negara eksportir ditambah dengan biaya transportasi dengan biaya yang muncul jika

barang tersebut diproduksi di negara importir. Jika biaya produksi di negara eksportir

ditambah biaya transportasi lebih besar dari biaya produksi di negara importir, maka

investor akan memindahkan lokasi produksinya di negara importir (Appleyard, 2004).

3. Efek Terhadap Produksi

Pedagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap sector

produksi di dalam negeri. Secara umum kita bisa menyebutkan empat macam pengaruh

yang bekerja melalui adanya:

1.      Spesialisasi produksi.

2.      Kenaikan “investasi surplus”

3.      “Vent for Surplus”.

4.      Kenaikan produktivitas.

4. Dampak positif dan dampak negatif perdagangan internasional

1.Dampak positif

a. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan

kualitas.

b. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan

masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.

c. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor

dan impor.

d. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri,

terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat

membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.

e. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.

f. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.

g. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.

2. Dampak negatif

201

Page 202: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang

dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami

kerugian besar.

Munculnya ketergantungan dengan negara maju.

Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.

Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin

rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.

5. Dampak khusus terhadap Kondisi Ketenagakerjaan

Liberalisasi dalam perdagangan barang, jasa, investasi, dan mobilitas faktor produksi

tenaga kerja akan berdampak pada kondisiketenagakerjaan. Dampak pada kondisi

ketenagakerjaan ini biasanya menjadi isu yang paling sensitif dalam pembentukan suatu

kawasan integrasi ekonomi, seperti yang misalnya dialami oleh Uni Eropa. Secara

teoritis, liberalisasi dalam keempat faktor di atas akan meningkatkan produktivitas

tenaga kerja, karena akan menciptakan kondisi yang mendorong perusahaan untuk

mengalokasikan sumber-sumber daya secara lebih efisien (dampak alokasi).

II. NERACA PEMBAYARAN

A. Pengertian Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional

yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri

dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau

dikatakan sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara.

Neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja

suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-

entry bookkeeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi

sebagai debit.

Transaksi yang dicatat sebagai kredit adalah arus masuk valuta. arus masuk

valuta adalah transaksi-transaksi yang mendatangkan valuta asing, yang merupakan suatu

peningkatan daya beli eksternal atau sumber dana. Sedangkan transaksi yang dicatat

sebagai debit adalah arus keluar valuta. Arus keluar valuta adalah transaksi-transaksi

pengeluaran yang membutuhkan valuta asing, yang merupakan suatu penurunan daya

beli eksternal atau penggunaan dana.

202

Page 203: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Tiap-tiap credit entry (bertanda positif) harus diseimbangkan (balanced)

dengan debit entry (bertanda negatif) yang sama. Kedua entries tersebut dikombinasikan

untuk menghasilkan laporan sumber-sumber dan penggunaan modal nasional (dari mana

kita memperoleh dana-dana/ daya beli, dan bagaimana kita mengunakannya). Jadi, total

kredit dan debit dari neraca pembayaran suatu negara akan sama secara agregat; namun,

dari komponen-komponen neraca pembayaran, mungkin terdapat surplus dan defisit.

Contoh : Suatu perusahaan RI meminjam Poundsterling Inggris. Jelas, pinjaman

ini merupakan peningkatan hutang penduduk/perusahaan RI pada pihak luar negeri

(Inggris). Pinjaman ini merupakan suatu credit entry pada neraca pembayaran.Debit

entry yang sama akan diklasifikasikan sebagai suatu peningkatan dalam kepemilikan aset

financial luar negeri, yaitu rekening bank debitor RI (yang didenominasi)

dalam sterling merupakan suatu aset.

B. Komponen Neraca Pembayaran

Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada

dua bagian: passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang

menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam

bagian aktiva dicatatkan transaksi-transakit yang menyebabkan negara itu menerima

pembayaran dari negara lain. Selanjutnya suatu neraca pembayaran dibedakan pula

menjadi dua jenis pembukuan, yaitu transaki berjalan atau current account dan lalu lintas

modal atau capital account.

1.         Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat

transaksi-transaksi berikut:

a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia dinamakan juga dengan istilah perdagangan

nyata.Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi

industri, neraca (yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan

tampak yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak dinamakan neraca

perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif berarti ekspor barang melebihi

impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor barang melebihi ekspornya.

b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak nyata.

Yang termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan

pengangkutan, kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal,

dan beberapa kegiatan jasa lainnya.Nilai neraca suatu negara positif bila neraca

tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke luar negeri dan membelinya dari

203

Page 204: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

negara-negara lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih banyak membeli jasa

pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.

c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral

Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar

dalam bentuk uang atau jasa. Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke

penderita kelaparan di Aprika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan

anak-anak bersekolah di luar negara merupakan contoh lainnya.

2. Lalu lintas modal. Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua

golongan transaksi: (i) aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.

a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-

negara asing yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah.

Misalnya pinjaman untuk membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.

b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung,

investasi portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk

mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam

bentuk membeli saham-saham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali

saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk

negara-negara lain.

Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan

barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau capital account mencatat

transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset keuangan, seperti peminjaman,

pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli asetluar

negeri agar mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk

mendiversifikasikan portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang kapital atau modal,

yang dimaksud biasanya adalah sumber daya fisik dan manusiawi yang digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa. Tetapi kadangkala istilah kapital atau modal digunakan

sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan

seperti saham, obligasi, saldo bank, dan uang yang digunakan untuk melakukan investasi

langsung dalam pabrik dan peralatan luar negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S.

capital outflow terjadi bila orang Amerika membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk

Amerika atau U.S. capital inflow terjadi bila luar negeri membeli aset Amerika.

C. Tujuan Neraca Pembayaran Lainnya :

204

Page 205: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai

berikut :

a. Sebagai bahan keterangan kepada pemerintah mengenai posisi internasional negara

yang bersangkutan.

b. Sebagai bahan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan dibidang pilitik

perdagangan dari urusan pembayarannya.

c. Sebagai bahan untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang

politik moneter dan fiskal.

D. Fungsi Neraca Pembayaran Adalah Sebagai Berikut :

a. Sebagai suatu alat pembukuan dan alat pembayaran luar negeri agar pemerintah

dapat mengambil keputusan, apakah negara dapat melanjutkan masuknya barang-

barang luar negeri dan dapat menyelesaikan pembayaran tepat pada waktunya.

b. Sebagai suatu alat untuk menjelaskan pengaruh dan trnsaksi luar negeri terhadap

pendapatan nasional.

c. Sebagai suatu alat untuk mengukur keadaan perekonomian dalam hubungan

internasional dari suatu negara.

d. Sebagai suatu alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Neraca Pembayaran Yaitu :

a. Perubahan Kurs Devisa

  Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan

dan kurs rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing

mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.

b. Perubahan Harga

  Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri

sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.

c. Perubahan Tingkat Pendapatan

Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai

ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.

d. Perubahan Tingkat Bunga

 Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat

bunga yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat

investasi adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun,

maka tingkat bunga yang berlaku tinggi.

205

Page 206: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

F. Neraca Pembayaran Defisit, Surplus, Dan Seimbang

Angka yang ada dalam neraca pembayaran akan menunjukan apakah Negara

mengalami defisit atau surplus. Terdapat 3 kemungkinan dari kinerja neraca

pembayaran, yaitu sebagai berikut:

-          Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar

daripada jumlah penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet). Suatu Negara jika

mengalami kelebihan impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan menambah

pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan (stok) nasional maka Negara tersebut

sedang mengalami defisit total.

-          Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar

daripada jumlah pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet).

-          Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau utang

sama dengan jumlah penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).

 Neraca pembayaran digolongkan menjadi beberapa komponen, yaitu sebagai berikut :

1.)    Neraca Transaksi berjalan (Current Account)

Neraca transaksi berjalan mencatat semua transaksi ekspor dan impor barang,

perbandingan nilai ekspor dan impor barang, pendapatan investasi, pembayaran

cicilan pokok utang luar negeri, serta saldo kiriman dan transfer uang dari dank Ke

luar negeri baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

2.)    Neraca Transaksi Modal (Capital Account)

Neraca transaksi modal mencatat nilai investasi langsung pihak swasta asing

(Foreign Ditect Invesdment), pinjaman luar negeri yang diberikan oleh perbanakan

swasta internasional, serta pinjamana dan hibah dari negraa laian atau lembaga-

lembaga donor seperti IMF dan bank dunia.

3.)    Neraca Tunai (Cash Account) atau Neraca Internasional

Neraca tunai pada dasarnmya hanyalah transaksi penyeimbang antara total

pengeluaran yang ada pada transaksi berjalan dengan transaksi modal melebihi total

penerimaan.

Dampak Neraca Pembayaran Surplus, Defisit, Seimbang

1.)    Dampak Neraca Pembayaran Surplus

Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap tingkat

harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh inflatoir mendorong/ menjurus kea rah

kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan permintaan efektif.

206

Page 207: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.)    Dampak Neraca Pembayaran Defisit

Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami deficit, maka dampak yang akan

terjadi sebagai berikut:

-  Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang impor 

-  Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar

-  Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat dari phk

3.)    Dampak Neraca Pembayaran Seimbang

Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan

ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat mencapai surplus dalam

neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang. Dengan demikian akan

dapat menghindari neraca pembayaran yang defisit.

Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah

penurunan harga (deflasi)

III. TINGKAT KEGIATAN EKONOMI NEGARA

Pandangan Ahli Ekonomi Klasik

Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah

perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh

akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam

perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila produsen menaikkan

produksi atau menciptakan jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu

terdapat permintaan terhadap barang-barang itu. Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi

klasik akan ditekankan kepada hal-hal yang dikritik oleh Keynes. Hal-hal yang harus

diperhatikan yaitu:

1. Peranan sistem pasar bebas. Adam Smith, dalam bukunya The Wealth of Nations, telah

mengemukakan pendapat yang mendukung agar kegiatan perekonomian diatur oleh

sistem pasar bebas.

2. Hukum Say, fleksibilitas upah dan kesempatan kerja penuh. Ahli ekonomi Klasik

berkeyakinan bahwa kesempatan kerja penuh akan selalu tercapai dalam perekonomian.

Pandangan ini didasarkan atas keyakinan bahwa:

a. Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan kesamaan / keseimbangan antara

penawaran agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi.

207

Page 208: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

b. Fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan dan

penawaran tenaga kerja akan mencapai keseimbangan

Berdasarkan teori ekonomi Klasik maka perekonomian ditentukan oleh :

1) Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (C =

Capital)

2) Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian ( L =

Labor )

3) Jumlah dan jenis kekayaan alam yang akan digunakan (Q = Quantity)

4) Tingkat teknologi yang digunakan (T = Technology)

3. Faktor-faktor produksi menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan produksi nasional.

Perekonomian tidak menghadapi masalah permintaan yang berarti segala barang yang

diproduksikan akan dapat dijual, tingkat produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi

ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan.

4. Penawaran uang, kegiatan perekonomian dan tingkat harga. Ahli ekonomi Klasik

menunjukkan bahwa peranan uang dalam perekonomian adalah netral yaitu perubahannya

tidak akan mempengaruhi produksi nasional.

5. Peranan pemerintah dalam perekonomian. Ahli ekonomi klasik tidak menyetujui campur

tangan pemerintah yang aktif untuk mengatur kegiatan perekonomian.

Pandangan Keynes

Teori makro ekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-

kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian

suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu

penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan

hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.

Perbedaan pandangan Keynes dan Klasik didasarkan atas perbedaan pendapat yaitu:

1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam

perekonomian

2. Hubungan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha

Menurut Keynes, faktor penentu kegiatan ekonomi suatu negara adalah permintaan

efektif. Permintaan efektif adalah permintaan yang disertai kemampuan untuk membayar

barang-barang dan jasa-jasa dalam wujud perekonomian.

208

Page 209: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Keynes membagi permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran

konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh pengusaha. Akan tetapi, dalam

analisis makro ekonomi, pengeluaran pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi

pengeluaran agregat. Faktor yang mempengaruhi permintaan agregat yaitu:

1. Konsumsi dan investasi

2. Pengeluaran pemerintah dan Ekspor

3. Suatu perekonomian akan dicapai apabila penawaran agregat sama dengan pendapatan

nasionalnya. Perubahan keseimbangan kurva AD dan AS akan berlaku apabila kurva AD

dan AS secara individu maupun secara bersama mengalami pergerakan ke kiri atau ke

kanan yaitu :

Kurva AD berubah tapi kurva AS tetap

Kurva AS berubah tapi kurva AD tetap

Perpindahan serentak kurva AD dan AS.

Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten Dan Modern

1. Kegiatan Ekonomi Subsisten : hanya ada dua sector yaitu sector rumah tangga dan

sector perusahaan.

Dalam  kegiatan ini nilai produksi yang diciptakan oleh sektor perusahaan akan selalu

sama dengan nilai seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga. Dalam hal

ini : untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa sektor perusahaan harus menggunakan

factor-faktor produksi. Faktor produksi tersebut berasal dari sector rumah tangga. Oleh

karena itu pendapatan yang diterima oleh factor-faktor produksi merupakan pendapatan

sector rumah tangga. Dengan demikian nilai seluruh produksi dalam perekonomian adalah

sama dengan nilai pada aliran atau kegiatan tersebut yaitu nilai seluruh pendapatan yang

diterima sektor rumah tangga.Dan sektor rumah tangga tidak melakukan penabungan.

Jadi seluruh pendapatannya akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang dan jasa

yang diproduksikan oleh sektor perusahaan . Hal ini terdapat dalam perekonomian subsisten,

dimana kegiatan perdagangan sangat terbatas dan pada umumnya dilakukan secara barter. 

2. Kegiatan Perekonomian Modern

Dalam perkonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan

menyisihkan sebagaian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan

kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu

melakukan pembelian barang-barang modal. Sebagai balas jasa kepada kesediaan para

penerima pendapatan untuk menabung  sebagaian dari pendapatan mereka di lembaga

209

Page 210: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

keuangan dan seterusnya meminjamkan kepada para pengusaha atau investor. Selanjutnya

investor akan menggunakan pinjaman tersebut untuk membeli barang-barang modal.

3. TEORI DAN IMPAK SERTA KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai

transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara

yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang

dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor,

perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen

pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000).

Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang

didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus

mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut

kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan

pertukaran atau tidak (Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan

tentang timbulnya perdagangan internasional.

a. Teori Klasik

A. Merkantilis

Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu

negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor

dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk

dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin

banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah

negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya

untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor

barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat

menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu

saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan

mengorbankan negara lain.

Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya

cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk

memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak

emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih

besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya;

210

Page 211: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara

untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin

banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis.Selanjutnya, dengan

mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan

kesempatan kerja nasional.

B. Adam Smith

Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil

tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan

doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus

ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja

yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan

tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara

tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada

negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut.

Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara

untuk menghasilkan suatu barang dan jasa perunit dengan menggunakan sumber daya

yang lebih sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain.

Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.

a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)

dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat

memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga

dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.

b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi

Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang

memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi

sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan

mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.

b. Teori Modern

211

Page 212: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

a. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David

Ricardo

David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan

oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.

Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga

kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara

tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara

lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari

uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua

jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau

perdagangan.

Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan)

yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga

kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan

perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam

menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu

tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional,

asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga

kerja) dibanding dengan lainnya.

Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua

macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-

dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap

212

Page 213: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan

tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua

jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya

pada produksi rempah-rempah.

Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara

Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut

mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.

Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.

Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit

elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan

rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang

diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah)

Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-

rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya

dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang

diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik).

Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdaganga internasional,

berdasarkan atas asumsi berikut ini.

a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.

b. Tidak ada perubahan teknologi.

c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.

d. Ongkos produksi dianggap konstan.

e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).

f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah

melalui batas negara.

g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.

h. Distribusi pendapatan tidak berubah.

i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.

b. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill

213

Page 214: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan

Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua

barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan

Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan

antara permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran

menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang di impor.

Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara

kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara

tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang

dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah

jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.

Kebijakan Perdagangan Internasional

            Kebijakan perdagangan internasional adalah segala tindakan pemerintah/negara,

baik langsung maupun tidak langsung untuk memengaruhi komposisi, arah, serta bentuk

perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud

dapat berupa tarif, dumping, kuota, larangan impor, dan berbagai kebijakan lainnya.  Jika

dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka perdagangan

internasional sangatlah rumit dan kompleks.

Rumitnya perdagangan internasional disebabkan oleh hal-hal berikut:

o Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan.

o Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara ke negara lainnya.

o Perbedaan antara negara yang satu dengan yang lainnya baik dalam bahasa, mata

uang, taksiran atau timabangan, hukum dalam perdagangan, dan sebagainya.

o Sumber daya alam yang berbeda.

1.    Kebijakan Proteksi.

Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam

negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari

perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain

itu persaingan-persaingan barang-barang impor.

214

Page 215: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Tujuan kebijakan proteksi adalah:

Memaksimalkan produksi dalam negri.

Memperluas lapangan kerja. 

Memelihara tradisional.

Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu

komoditi andalan.

Menjaga stabilitas nasional, dan tidak menggantungkan diri pada negara lain.

Kebijakan proteksi meliputi hal-hal sebagai berikut:

1)      Tarif.

Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang dagangan yang melintasi

daerah pabean ( cutom area ). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah

negara dikenakan bea masuk.  Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga

barang.  Dengan pengenaan bea masuk yang besar, mempunyai maksud memproteksi

industri dalam negri sehingga meningkatkan pendapatan negara dan juga membatasi

permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen

menggunakan produk domestik.

Macam-macam penentuan tarif, yaitu:

Bea Ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang

diangkut menuju negara lain (di luar costum area).

Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang

yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara

lain.

Bea Impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang

yang masuk dalam suatu negara (tom area).

2)      Kuota.

Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah barang yang

diperdagangkan.  Ada tiga macam kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota

ekspor. Kuota impor adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor, kuota

produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi, dan kuota

ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor. 

Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:

o Mencegah barang-barang yang penting berada di luar negri.

215

Page 216: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

o Menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang cukup.

o Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilitas

harga di dalam negeri.

3) Dumping.

Dumping adalah kebijakan pemerintah umtuk menjual barang di luar negeri dengan harga

yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi.  Kebijakan

dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara

pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor

kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat

mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping

(dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties.  Hal ini

dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara

lain.  Predatory dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar

negeri.  Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan

untuk menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping.

Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:

o Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva

permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.

o Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat

membeli barang dari luar negeri.

4)      Subsidi.

Subsidi adalah kebijakan pemerintah yang diberikan untuk menurunkan biaya produksi

barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan dapat

bersaing dengan barang impor.  Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong

jumlah ekspor, karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah.  Namun

tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus ke arah

perang subsidi.

5)      Larangan Impor.

Larangan impor adalah kebijakan pemerintah dimaksudkan untuk melarang masuknya

produk-produk asing ke dalam pasar domestik. Dengan tujuan untuk melindungi produksi

dalam negri.

216

Page 217: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.    Kebijakan Perdagangan Bebas.

Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan pemerintah yang menghendaki

perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan apapun.  Pihak-pihak yang

mendukung kebijakan ini beralasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan setiap

negara berspesialisasi memproduksi barang dan menjadikannya keungglan komparatif.

3.    Kebijakan Autarki.

Kebijakan autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk

menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi,

maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan

internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas.

Dampak Perdagangan Internasional

Dampak Perdagangan Internasional Bagi Perekonomian Indonesia

Setiap kegiatan memiliki dampak, tidak terkecuali pada perdagangan internasional.

Dampak yang tercipta bisa berupa dampak positif dan negatif. Berikut ini adalah dampak

positif dan negatif perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia.

Dampak Positif Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia

Perdagangan internasional memiliki dampak positif bagi Indonesia sebagai berikut:

1. Terpenuhi kebutuhan akan berbagai macam barang dan jasa.

2. Penduduk di negara yang bersangkutan dapat memperoleh barang dan jasa dengan

mudah dan mu rah sebagai akibat dari adanya efisiensi dan spesialisasi.

3. Devisa negara meningkat.

4. Terbukanya kesempatan kerja.

5. Terciptanya persahabatan dan kerja sama antarnegara di berbagai bidang.

6. Terdorongnya kegiatan ekonomi dalam negeri.

Dampak Negatif Perdagangan Internasional bagi Perekonomian Indonesia

Selain memiliki dampak positif, perdagangan internasional juga memiliki dampak negatif.

Adapun dampak negatif yang ditimbulkan oleh perdagangan internasional antara lain

sebagai berikut:

1. Mundurnya industri dalam negeri jika masyarakat lebih menyukai produk-produk

yang diimpor dari luar negeri. Hal ini menyebabkan pemerintah di berbagai negara

melakukan kebijakan proteksi. Kebijakan proteksi yang dikeluarkan pemerintah dapat

berbentuk kuota, tarif, dan subsidi.

217

Page 218: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2. Munculnya ketergantungan terhadap negara-negara maju sebagai pemilik faktor-

faktor produksi. Dengan ada ketergantungan tersebut, negara-negara maju dapat

menetapkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang merugikan negara berkembang

seperti Indonesia.

BAB 10

NILAI TUKAR & NERACA PEMBAYARAN

2.10 Hakekat transaksi valuta asing

Pasar valuta asing

Pasar valuta asing (foreign exchange market / forex) ataudisingkat valas

merupakan suatujenis perdagangan atau transaksi yangmemperdagangkan mata uang

suatu negara terhadap mata uang negara lainnya(pasangan mata uang/pair) yang

melibatkan pasar-pasar uang utama di duniaselama 24 jam secara berkesinambungan.

Pasar valuta asing adalah suatu pasar yang unik karena:

1) Volume perdagangannya.

2) Likuiditas pasar yang teramat besar.

3) Banyaknya serta variasi dari pedagang di pasar valuta asing.

4) Geografis penyebarannya.

5) Jangka waktu perdagangannya yang 24 jam sehari (kecuali akhir pekan).

6) Aneka ragam faktor yang memengaruhi nilai tukar mata uang.

Pusat perdagangan utama adalah di London, New York, Tokyo dan Singapura namun

bank-bankdiseluruh dunia menjadi pesertanya.

218

Page 219: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Proses transaksi

Di bursa valas (valuta asing) ini orang dapat membeli ataupun menjual mata

uangyang diperdagangkan. Secara obyektif adalah untuk mendapatkan profit

ataukeuntungan dari posisi transaksi yang anda lakukan. Di Bursa valas dikenal

istilahLot dan Pip. 1 Lot nilainya adalah $100.000 dan 1 pip nilainya adalah $10.

Sedangkan nilai dolar di bursa valas berbeda dengan nilai dolar yang kita kenal

dibank-bank.Nilai dolar di bursa valas sangat bervariasi, 6000/8000 dan10.000 rupiah

Pemain pasar valuta asing

Tidak seperti halnya pada bursa saham dimana para anggota bursa memilikiakses

yang sama terhadap harga saham, pasar valuta asing terbagi atasbeberapa tingkatan

akses. Pada akses tingkat tertinggi adalah pasar uang antarbank (PUAB) yang terdiri

dari perusahaan-perusahaan bank investasi besar. PadaPUAB, selisih antara harga

penawaran/harga jual (ask) dan hargapermintaan/harga beli (bid) adalah sangat tipis

sekali bahkan biasanya tidakada, dan harga ini hanya berlaku untuk kalangan mereka

sendiri yang tidakdiketahui oleh pemain valuta asing diluar kelompok mereka.

2.10.1 Penetapan nilai tukar

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs mata uang:

1) Perubahan suku bunga relatif suatu negara dengan negara lain.

2) Perubahan Tingkat pendapatan suatu negara secara relatih terhadap negaralain.

3) Perubahan pengendalian pemerintah.

4) Perubahan prediksi kurs masa yang akan datang.

Kurs valuta asing akan ditentukan oleh aliran (flow) dari penawaran dan

permintaanvaluta asing yang tercermin dalam perubahan pos-pos di neraca

pembayaraninternasional. Penawaran valuta asing berasal dari ekspor, investasi, utang

219

Page 220: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

LN,hibah,dan kegiatan spekulasi. Permintaan valas untuk: impor, bayar utang LN,

bayarjasa asing, dan kegiatan spekulasi.

Dalam pendekatan neraca pembayaran internasional, kurs ditentukan oleh :

a) Kondisi neraca transaksi berjalan, yang dipengaruhi oleh selisih harga

domestikdengan harga LN dan selisih pendapatan nasional dg pendapatan LN.

b) Kondisi neraca modal yg dipengaruhi oleh selisih suku bunga domestik dg

sukubunga LN.

c) Variabel-variabel lain seperti kebijakan2

Persamaan:

ER = a(P-P*) + b (Y-Y*) - c(i-i*) + - dZ

Keterangan:

ER = Exchange rate (Kurs Valas)

P = Harga

Y = Pendapatan

Z = Variable lain misal kebijakan tanda * menunjukkan tanda untuk luar negeri

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan nilai tukar:

A. Tingkat Inflasi Relatif.

B. Suku Bunga Relatif.

C. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Relatif. Risiko Ekonomi dan Politik..

2.10.2 Neraca pembayaran

Neraca Pembayaran adalah catatan statistik (ringkas) tentang transaksi ekonomi

internasional yang dilakukan oleh penduduk suatu negara (perekonomian) dengan

penduduk negara (perekonomian) lainnya.Neraca Pembayaran adalah laporan laba

220

Page 221: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

rugi yang merupakan ringkasan arus keluar-masuk barang, jasa dan asset-aset dalam

suatu perekonomian selama kurun waktu (periode) tertentu. Sehingga Neraca

Pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukan nilai transaksi

perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara

lain dalam suatu tahun tertentu.Bagian paling penting dari neraca pembayaran

adalah neraca berjalan dan neraca modal.Bagian lainnya yang memberikan

tambahan penjelasan tentang dinamika neraca berjalan dan neraca modal adalah

neraca penyeimbang dan selisih perhitunngan.

1. Neraca Berjalan

Neraca berjalan adalah bagian neraca pembayaran yang memberi gambaran

ringkas tentang transaksi barang dan jasa yang diproduksi selama periode

setahun atau kurang.Dapat juga dikatakan neraca berjalan adalah bagian dari

neraca pembayaran yang memberi gambaran ringkas tentang pembayran-

pembayran jangka pendek.

Neraca berjalan mencatat transaksi-transaksi berikut:

a. Nilai Ekspor Dan Impor Barang Tampak

Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi

industri, dan barang-barang yang diproduksikan oleh sektor pertambangan dan

berbagai jenis ekspor dan impor barang tampak lainnya. Neraca (yaitu

perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu

perdagangan dalam barang-barang tampak, dinamakan neraca perdagangan.

Apabila nilai neraca itu positif, ia berarti bahwa ekspor barang-barang tampak

adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif, maka ia berarti

bahwa impor melebihi ekspor.

b. Neraca Ekspor dan Impor Barang-Barang Tak Tampak

Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari

barang-barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para

pelancong dan pendapatan investasi (yang meliputi keuntungan, bunga ke atas

modal yang diinvestasikan, dan dividen). Neraca perdagangan tak tampak

yaitu nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa, dinamakan neraca jasa. Nilai

neraca jasa suatu negara, yabg positif berarti negara tersebut lebih banyak

221

Page 222: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

menjual jasa-jasanya keluar negeri dari membelinya dari negara-negara lain.

Dan apabila nilainya negatif (masalah ini juga dihadapi oleh neraca

pembayaran Indonesia), ia berarti bahwa negara itu lebih banyak membeli jasa

pihak-pihak luar dari menjual jasanya keluar negeri.

c. Pembayaran Pindahan

Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah

maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana

penerimanya tidak perlu membayar dalam bentuk uang dan jasa.

2. Neraca Modal

Neraca modal adalah bagian dari neraca pembayaran yang mencatat

pembelian

3. Neraca Penyeimbang

Saldo neraca pembayaran adalah sama dengan nol. Maksudnya, hasil

penjumlahan antara surplus dan atau defisit neraca berjalan dengan surplus dan

atau defisit neraca modal adalah sama dengan nol. Seringkali terjadi bahwa

saldo neraca pembayaran adalh defisit ( < 0 ) atau surplus ( > 0 )

Saldo neraca pembayaran mempunyai konsekuensi terhadap nilai tukar mata

uang.Jika saldo neraca pembayaran defisit, maka permintaan terhadap mata

uang asing meningkat atau penawaran terhadap mata uang domestik

meningkat.Hal ini dapat menyebabkan melemahnya nilai tukar mata uang

domestik. Sebalilknya surplus neraca pembayaran akan memperkuat nilai tukar

domestik. Jika pemerintah ingin menjaga stabilitas nilai tukar, maka saldo

neraca pembayaran harus dibuat sama dengan nol.

Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk membuat saldo neraca pembayaran

menjadi sama dengan nol dapat dilihat dalam neraca penyeimbang. Sehingga

dapat dikatakan bahwa neraca penyeimbang adalah bagian dari neraca

pembayaran yang menjelaskan bagaimana surplus atau defisit neraca

pembayaran dibiayai. Tercakup dalam bagian ini antara lain adalah arus keluar

masuk emas, pembelian dan atau penjualan mata uang domestik serta valuta

asing oleh pemerintah.

4. Selisih Perhitungan

222

Page 223: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Salah satu faktor lain yang menyebabkan saldo neraca pembayaran tidak sama

dengan ketidaklengkapan informasi dan atau adanya transaksi-transaksi yang

tidak tercatat. Dalam nerac pembayaran, transaksi-transaksi yang tidak tercatat

ini dimasukkan ke dalam bagian selisih perhitungan.Istilah dalam bahasa Inggris

yang juga digunakan untuk selisih perhitungan adalah error and omission.

Ukuran-ukuran Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran dapat disusun dengan mengkombinasi pos-pos neraca

pembayaran berikut :

1. Basicbalance focus pada transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi

kesehatan ekonomis valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca berjalan

dan arus modal jangka panjang, namun tidak mengikutsertakan arus modal

jangka pendek, seperti deposito deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh

faktor-faktor temporer; kebijakan moneter jangka pendek, perubahan-perubahan

dalam suku bungadanantisipasi-antisipasifluktuasi

valuta. Basicbalance menekankan trend jangka waktu yang lebih panjang pada

neraca pembayaran.

2. Net liquidity balance (neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan

meliputi basic balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid pihak

swasta dan error and omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan

pinjaman pihak swasta domestik atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar

negeri yang dibutuhkan untuk mempertahankan pembayaran dalam

posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan devisa. Arus modal swasta

jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat dalam neraca,

sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).

3. Neraca transaksi cadangan devisa menunjukkan penyesuaian cadangan devisa

yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. Karena neraca

pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri

223

Page 224: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

atas transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical discrepancy (selisih

yang belum dapat diperhitungkan).

2.10.3 Nilai tukar tetap dan fleksibel

Nilai tukar merupakan sebuah kunci bagi suatu negara untuk bertransaksi dengan

dunia luar. Sistem pembayaran yang dilakukan baik di dalam negeri maupun luar

negeri mau tidak mau harus terikat dengan nilai tukar. Sistem nilai tukar sendiri

terdiri dari nilai tukar tetap dan fleksibel.

1. Pengertian Nilai Tukar Tetap dan Fleksibel

Nilai tukar tetap (Fixed Exchange Rate) merupakan sistem nilai tukar dimana

pemegang otoritas moneter tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai

tukar dalam negeri terhadap negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa

melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang. Jika dalam perjalanannya

penetapan nilai tukar tetap mengalami masalah, misalnya terjadi fluktuasi penawaran

maupun permintaan yang cukup tinggi maka pemerintah bisa mengendalikannya

dengan membeli atau menjual kurs mata uang yang berada dalam devisa negara untuk

menjaga agar nilai tukar stabil dan kembali ke nilai tukar tetap nya. Dalam nilai tukar

tetap ini, bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing dalam

penetapan nilai tukar. Sistem di mana nilai tukar mata uang domestik ditetapkan pada

tingkat tertentu terhadap nilai mata uang asing, yang dibiarkan tetap konstan dan

hanya berfluktuasi pada batasan yang lebih sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu

tajam, maka pemerintah melakukan intervensi untuk mengendalikannya.

Nilai tukar mengambang atau fleksibel (Floating Exchange Rate) adalah nilai

tukar yang ditetapkan oleh mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran pada

bursa valuta asing. Sitem di mana nilai tukar mata uang domestik diambangkan

terhadap nilai mata uang asing atau sesuai dengan pergerakan pasar dimana terjadinya

nilai tukar valuta berdasarkan pada permintaan dan penawaran mata uang asing.

Sistem nilai tukar mengambang secara murni atau clean float atau freely floating

system yaitu penentuan nilai tukar valuta asing di bursa valuta asing terjadi tanpa

224

Page 225: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

campur tangan pemerintah. Nilai tukar yang ditentukan oleh pasar tanpa campur

tangan pemerintah. Sistem ini dikenal juga sebagai flexible exchange rate system,

karena dengan penentuan nilainya oleh kekuatan pasar, nilai tersebut naik atau turun,

tergantung dari besarnya aliran permintaan dan penawarannya setiap satuan waktu.

Nilai tukar mengambang atau fleksibel dapat dibagi menjadi:

a. Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)

Penetapan nilai tukar ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Nilai

tukarpenentuan nilai tukar valuta asing yang terjadi karena adanya campur tangan

pemerintah Dalam pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat

ekonomi moneter, fiskal dan perdagangan luar negeri yang ada. Jadi dalam pasar

valuta ini tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang. Sistem nilai

tukar yang ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran namun

pemerintah dapat juga mempengaruhi nilai tukar melalui intervensi pasar. Sistem

mengambang terkendali (Manage Floating Exchange Rate System) adalah dimana

bank-bank sentral tidak lagi mengumumkan secara terbuka nilai-nilai tukar yang

mereka sepakati, bahkan dengan resiko biaya tinggi. Bank-bank sentral dengan

demikian bebas menyesuaikan sasaran nilai tukar mereka pada saat lingkungan

berubah. Terkadang mereka membiarkan nilai tukar bebas bergerak, dan diwaktu

lain mereka melakukan campur tangan secara aktif untuk mengubah nilai tukar

dari nilai yang ditentukan oleh pasar terbuka.

b. Nilai Tukar Mengambang Bebas (Free Floating Rate)

Nilai tukar mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan

bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistem nilai tukar

ini akan menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi

equilibrium yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi dalam sistem

nilai tukar ini hampir tidak ada campur tangan pemerintah. 

2. Keunggulan dan Kelemahan Nilai Tukar Tetap dan Fleksibel

Keunggulan dan kelemahan nilai tukar tetap adalah sebagai berikut:

Keunggulan:

a. Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.

b. Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil.

c. Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.

d. Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.

225

Page 226: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kelemahan:

a. Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di

pasar valas.

b. Kurang fleksibel terhadap perubahan global.

c. Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar

ekspor impor.

Keunggulan dan kelemahan nilai tukar mengambang terkendali adalah sebagai

berikut:

Keunggulan:

a. Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran

suatu negara.

b. Adanya aktifitas MD (money demand)/MS (money supply) dalam pasar valuta

berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan lebih

baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi.

c. Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.

d. Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.

Kelemahan:

a. Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.

b. Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan

menetapkan kurs.

c. Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.

d. Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena

memakai devisa untuk menutupi selisihnya.

Keunggulan dan kelemahan nilai tukar mengambang bebas adalah sebagai berikut:

Keunggulan:

a. Cadangan devisa lebih aman.

b. Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.

c. Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi

ekonomi dalam negeri.

d. Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.

226

Page 227: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

e. Tidak ada batasan valas.

f. Equilibrium pasar uang.

Kelemahan:

a. Praktik spekulasi semakin bebas.

b. Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistem perekonomiannya

mapan, masih kurang tepat untuk negara berkembang.

c. Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.

3. Penarapan Nilai Tukar Tetap dan Fleksibel di Indonesia

Nilai Tukar Tetap

Penerapannya di Indonesia

Sistem nilai tukar tetap pernah berlaku di Indonesia. Berdasarkan UU No.32 tahun

1964 ditetapkan bahwa nilai tukar Indonesia sebesar Rp. 250,-/US Dollar. Sedangkan

nilai tukar Indonesia terhadap negara lainnya ditetapkan berdasarkan nilai tukar dollar

terhadap negara tersebut sesuai dengan yang berlaku di pasar valuta asing Jakarta dan

internasional. Dalam periode penetapan kurs tetap tersebut, Indonesia juga

menetapakan peraturan sistim kontrol devisa yang ketat. Dalam sistem ini, tidak ada

pembatasan kepemilikan, penjualan, maupun pembelian valas namun para eksportir

wajib menjual devisanya kepada bak sentral. Sebagai dampak dari penetapan kurs

tetap tersebut maka Bank Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan pasar valas

bagi bank komersial maupun masyarakat.

Dalam perjalanannya, Indonesia juga sempat mendevaluasi kurs tetapnya sebagai

dampak dari overvaluated dan jika di biarkan akan mengancam aktivitas ekspor-

impor. Pada tanggal 17 April 1970 Indonesia merubah kurs tetapnya dari posisi

semula sebesar Rp. 250,-/US Dollar menjadi  Rp 378,-/US Dollar. Devaluasi yang

kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1971 menjadi Rp 415,-/US Dollar dan

yang ketiga pada tanggal 15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp 625,-/US

Dollar.

Nilai Tukar Mengambang Terkendali

Penerapannya di Indonesia 

Sistem nilai tukar mengambang terkendali di Indonesia ditetapkan bersamaan dengan

kebijakan devaluasi Rupiah pada tahun 1978 sebesar 33 %. Pada sistem ini nilai tukar

Rupiah diambangkan terhadap sekeranjang mata uang (basket currencies) negara-

227

Page 228: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

negara mitra dagang utama Indonesia. Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia

menetapkan kurs indikasi dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread

tertentu. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonesia

melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread

(Teguh Triyono, 2005).

Pada saat sistem nilai tukar mengambang terkendali diterapkan di Indonesia, nilai

tukar Rupiah dari tahun ke tahunnya terus mengalami depresiasi terhadap US Dollar.

Nilai tukar Rupiah berubah-ubah antara Rp 644/US Dollar sampai Rp 2.383/US

Dollar. Dengan perkataan lain, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar cenderung tidak

pasti.

Nilai Tukar Mengambang Bebas

Penerapannya di Indonesia

Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas pada periode 1997

hingga sekarang. Sejak pertengahan Juli 1997, Rupiah mengalami tekanan yang

mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap US Dollar. Tekanan

tersebut diakibatkan oleh adanya currency turmoil yang melanda Thailand dan

menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Untuk mengatasi tekanan

tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik melalui spot exchange rate (kurs

langsung) maupun forward exchange rate (kurs berjangka) dan untuk sementara dapat

menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk selanjutnya tekanan terhadap

depresiasi Rupiah semakin meningkat.

Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang,

pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus

rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.

2.10.4 CARA MENGHITUNG NILAI TUKAR BERDASAR INFORMASI

REAL TIME

Tahap 1: Mencari harga emas per gramnya di masing-masing Negara (Indonesia dan

Amerika Serikat). Berdasarkan informasi yang telah disebutkan maka dapat

dihitung harga emas per gramnya di masing-masing Negara (Indonesia /

IDR dan Amerika Serikat / US$)

a. Harga emas di Indonesia per gramnya adalah

228

Page 229: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑒𝑚𝑎𝑠𝑝𝑒𝑟𝑔𝑟𝑎𝑚 = Rp 456000000

1000 = Rp 456000

b. Harga emas di Amerika Serikat pergramnya adalah

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝑒𝑚𝑎𝑠𝑝𝑒𝑟𝑔𝑟𝑎𝑚 = 1283

31.103 = US$ 41.25

Tahap 2: Menghitung kurs atau nilai tukar Rp terhadap US$ dengan menggunakan

formula yang di kenal dengan The Law of one price adalah sebagai berikut:

𝑈𝑆$ 1= Hargaemas per gram di Indonesia

Harga emas per gramdi Amerika Serikat x Rp 1

𝑈𝑆$ 1= 45600041.25 x Rp 1 = Rp 11,054.

Tahap 3: Mengukur dengan membandingkan nilai hasil perhitungan dengan Nilai

Tukar pada saat ini (Spot Exchange Rate). Dengan memanfaatkan data on-

line di internet di KLIKBCA (http://www.klikbca.com/ ) Kurs Rp terhadap

US$ adalah Kurs Jual US$1 = Rp 10,150 dan Kurs Beli US$1 = Rp 9,850.

Hasil perbandingan antara kurs spot dengan hasil perhitungan formula The

Law of one price, Kurs US$ terhadap Rp di kurs spot diketahui lebih rendah

dibanding dengan hasil perhitungan formula The Law of one price. Ini

bertari kurs US$ melemah atau mengalami depresiasi dan sebaliknya nilai

kurs Rp menguat atau Rp mengalami apresiasi.

Tahap 4: Interpretasi dari analisa diatas, membuktikan bahwa untuk menentukan nilai

tukar menggunakan pendekatan The Law of one price yaitu

membandingkan harga suatu barang di dua Negara yang dipakai untuk

menentukan nilai tukar riil dari mata uang kedua Negara (Indonesia /IDR

dan Amerika Serikat / US$).

Hasil perhitungan menyebutkan bahwa Kurs US$ terhadap Rp di kurs spot

diketahui lebih rendah dibandingkan dengan hasil perhitungan formula The

Law of one price. Ini berarti kurs US$ melemah atau mengalami depresiasi

dan sebaliknya nilai kurs Rp menguat atau Rp mengalami apresiasi.

229

Page 230: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

BAB 11

INDIKATOR-INDIKATOR MAKRO EKONOMI

Indikator Makro Ekonomi merupakan suatu analisis perkembangan ekonomi yang

dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan ekonomi di masa depan.

Terdapat dua fungsi utama dari indikator makro ekonomi:

A. Memprediksi perkembangan ekonomi di masa datang.

B. Menganalisis perkembangan ekonomi sampai saat kini.

Beberapa jenis Indikator Ekonomi yang dapat digunakan untuk menganalisis

perkembangan ekonomi dan memprediksi perkembangan ekonomi di masa datang

antara lain :

2.11Perubahan struktural

Teori perubahan struktur ekonomi menitikberatkan pada mekanisme transformasi

yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang yang semula bersifat subsistem

dan menitikberatkan pada sektor tradisional menuju ke struktur lebih modern yang

didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri jasa.

Perubahan structural antara lain :

230

Page 231: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1) Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan.

2) Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku,

barang setengah jadi dan barang jadi.

3) Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas

pasar produk/jasa yang dihasilkannya.

4) Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sector

dan komoditi unggulan

5) Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang

dan jasa serta mendukung proses produksi.

6) Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-

menerus

7) Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah

8) Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor

Perubahan struktur ekonomi yang demikian coraknya disebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu:

1. Sifat manusia dalam kegiatan konsumsi

Hukum Engels mengatakan bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka

akan makin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan

pertanian, sedangkan proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi

barang-barang industri menjadi bertambah besar.

2. Perubahan teknologi

Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktivitas kegiatan-kegiatan ekonomi

yang akan memperluas pasar serta kegiatan perdagangan. Kemajuan teknologi juga

menyebabkan perubahan dalam struktur produksi nasional yang bersifat inducive,

yaitu kemajuan tersebut menciptakan barang-barang baru yang menambah pilihan

barang-barang yang dapat dikonsumsi masyarakat.

3. Faktor-faktor dari sisi permintaan agregat (AD)

231

Page 232: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Faktor yang paling dominan adalah perubahan permintaan domestik, sebagai

akibat dari kombinasi antara peningkatan pendapatan riil per kapita dan perubahan

selera masyarakat (konsumen). Perubahan permintaan bukan hanya pada peningkatan

jumlah (konsumsi), tapi juga perubahan komposisi barang-barang yang dikonsumsi.

4. Faktor-faktor dari sisi penawaran agregat  (AS)

Faktor-faktor ini adalah pergeseran keunggulan komparatif terjadi penurunan

kontribusi output industri manufaktur proses transformasi struktural akan berjalan

lambat bahkan adakalanya mengalami kemunduran. Artinya Chenery (1992) dalam

kaitan ini mengemukakan bahawa  pada pembentukan PDB, jika keunggulan

komparatif tidak berjalan sesuai dengan arah pergeseran pola permintaan domestik ke

arah output industri manufaktur dan pola perubahan dalam komposisi ekspor. Terjadi

di Indonesia dan Venezuela dan negara penghasil mineral lainnya.

5. Intervensi pemerintah di dalam kegiatan ekonomi dalam negeri

Dari  sisi   AD

Kebijakan yang berpengaruh langsung   akibatnya akan mengurangi permintaan

terhadap barang tersebut dan tergantung pada elastisitas harga terhadap

permintaan.misalnya pajak penjualan yang menjadikan harga jual barang yang

bersangkutan mengalami peningkatan (mahal)

Kebijakan tidak langsung misalnya pengurangan pajak pendapatan.  Secara teoritis,

dengan asumsi bahwa faktor-faktor berpengaruh lainnya  dapat meningkatkan

permintaan masyarakat (konsumsi)tetap tidak berubah,   terhadap produk-produk

dari sektor-sektor tertentu, seperti manufaktur dan jasa.

6. Sumber Internal (domestik) dan Sumber Eksternal (dunia)

Sumber internal meliputi faktor-faktor dari sisi AD dan sisi AS serta kebijakan

pemerintah seperti tersebut. Sumber eksternal adalah perubahan teknologi dan

struktur perdagangan global sebagai akibat peningkatan pendapatan dunia  dan

peraturan-peraturan mengenai  perdagangan internasional. Misal: perubahan struktur

232

Page 233: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

ekspor indonesia selama masa Orde Baru dari komoditas primer ke ekspor

manufaktur.

2.11.1 Pertumbuhan ekonomi

Menurut Sadono Sukirno (1996: 33),pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

memiliki definisi yang berbeda, yaitu:

1) Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus

dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indicator

keberhasilan pembangunan.Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi

biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator

yang lain yaitu distribusi pendapatan.

2) Pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan

jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman

modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan,

penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.Perekonomian dianggap

mengalami pertumbuhan bila seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan factor

produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya (Hera

Susanti,1995, hal : 23).

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam

masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah

pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam

jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai

akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh

pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi

memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.

Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.

(Sadono Sukirno, 1994;10).

Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

233

Page 234: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1. Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga

dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam

proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada

sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki

kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam

melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja

tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung

oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang

tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan

mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang

semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih

berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas

pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan

laju pertumbuhan perekonomian.

4. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan

ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau

pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan.

Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja

cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses

pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

234

Page 235: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan

meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal

sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena

barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

6. Sistem Sosial Dan Sikap Masyarakat

Sistem sosial dan sikap masyarakat terhadap perubahan akan sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Penduduk yang

terdidik dan modern bersikap sangat mendukung terlaksananya pembangunan karena

memiliki sifat lebih bersikap positif dalam pembangunan. Sebaliknya, masyarakat

tradisional dan tidak terdidik bersikap apatis ( masa bodoh) terhadap pembangunan.

Masyrakat tradisional cenderung tidak menyukai perubahan-perubahan dan sukar

memanfaatkan teknologi sehingga menghambat pembangunan.

Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per

kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar

keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa

akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang

berlokasi di dalam sebuah negara.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi

* Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)

* Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah

PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang

bersangkutan.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:

a. Kenaikan penawaran tenaga kerja

Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang

lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru

cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.

235

Page 236: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

b. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia.

Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak

disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas

tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam

modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.

c. Kenaikan produktivitas

Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu

memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh

faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan

ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil

pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur

tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita

dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga

produktivitasnya.

2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk

perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar

penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga

internasional lainnya.

3. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi

perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur

daya (tenaga kerja dan modal).

2.11.2 Negara-negara berkembang dan sektor pertumbuhannya

Ada beberapa sumber strategis dan dominan yang menentukan pertumbuhan

ekonomi tergantung bagaimana mengklasifikasikannya.Salah satu

mengklasifikasikanya menjadi:

236

Page 237: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1) Faktor-faktor fisik adalah Faktor pertumbuhan berupa faktor-faktor fisik

sumber sumber daya alami, kwantitas dan kwalitas sumber daya manusia, jumlah

barangbarang kapital dan teknologi. Keempat faktor ini disebut faktor-faktor

penawarandalam pertumbuhan ekonomi.

2) Faktor-faktor manajemen adalah Menggunakan semua sumber daya dan

capital serta teknologi yang ada saja tidaklah cukup. Sumber-sumber tersebut haruslah

digunakan sedemikian rupa sehingga dapat diproduksi jumlah output maksimum

dengan menggunakan sumber daya tersebut (Faried Wijaya, 1990 : 264)

a.       Ciri-ciri negara sedang berkembang

1.       Tingkat pendapatan rendah,sekitar US$300 perkapita per tahun.

2.       Jumlah penduduknya banyak dan padat perkilo meter perseginya.

3.       Tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat buta aksara tinggi.

4.       Sebagian rakyatnya bekerja disektor pertanian pangan secara tak

produktif,sementara hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor

industri.Produktifitas kerjanya rendah.

5.       Kuantitas sumber-sumber alamnya sedikit serta kualitasnya rendah.Kalau

mempunyai sumber-sumber alam yang memadai namun belum diolah atau

belum dimanfaatkan.

6.       Mesin-mesin produksi serta barang-barang kapital yang dimiliki dan digunakan

hanya kecil atau sedikit jumlahnya.

7.       Sebagian besar dari mereka merupakan negara-negara baru diproklamasikan

kemerdekaannya dari penjajahan kira-kira satu atau dua dekade.

b.       Transisi kependudukan

Yang mencerminkan kenaikan taraf hidup rakyat di suatu negara adalah

besarnya tabungan dan akumulasi kapital dan laju pertumbuhan penduduknya. Laju

pertumbuhan yang sangat cepat di banyak negara sedang berkembang nampaknya

disebabkan oleh fase atau tahap transisi demografi yang dialaminya. Negara-negara

sedang berkembang mengalami fase transisi demografi di mana angka kelahiran

237

Page 238: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

masih tinggi sementara angka kematian telah menurun. Kedua hal ini disebabkan

karena kemajuan pelayanan kesehatan yang menurun angka kematian balita dan

angka tahun harapan hidup. Ini terjadi pada fase kedua dan ketiga dalam proses

kependudukan. Umumnya ada empat tahap dalam proses transisi, yaitu:

1.       Tahap masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran tinggi dan angka

kematian tinggi menghasilkan laju pertambahan penduduk rendah;

2.       Tahap pembangunan awal, di mana kemajuan dan pelayanan kesehatan

yang lebih baik menghasilkan penurunan angka kelahiran tak

terpengaruh karena jumlah penduduk naik.

3.       Tahap pembangunan lanjut, di mana terjadi penurunan angka kematian

balita, urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong banyak

pasangan muda berumah tangga menginginkan jumlah anak lebih sedikit

hingga menurunkan angka kelahiran. Pada tahap ini laju pertambahan

penduduk mungkin masih tinggi tetapi sudah mulai menurun;

4.       Tahap Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah

tangga melaksanakan pembatasan kelahiran dan mereka cenderung

bekerja di luar rumah. Banyaknya anak cenderung hanya 2 atau 3 saja

hingga angka pertambahan neto penduduk sangat rendah atau bahkan

mendekati nol.

c.Faktor penggerak pertumbuhan ekonomi dalam menanggulangi kemiskinan

Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi

adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti

tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya kurang

efisien.Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen

pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya.Elemen-elemen yang

memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut.

1.       Sumber-sumber Alam Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan

tambang, iklim, dan lain-lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat

miskin akan sumber-sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang

dimiliki meruoakan kendala cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya

238

Page 239: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

kuantitas serta rendahnya persediaan kapital dan sumber tenaga manusia maka

kendala sumber alam lebih serius.

2.       Sumber-sumber Tenaga Kerja Masalah di bidang sumber daya manusia yang

dihadapi oleh negara-negara sedang berkambang pada umumnya adalah terlalu

banyaknya jumlah penduduk, pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumber-

sumber daya tenaga kerja sangat rendah.

3.       Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah Negara-negara sedang berkembang tak

mampu mengadakan investasi yang memadai untuk menaikkan kualitas

sumber daya manusia berupa pengeluaran untuk memelihara kesehatan

masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.

4.       Akumulasi Kapital . Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan

pengorbanan atau penyisihan konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di

negara sedang berkembang, tingkat pendapatan rendah pada tingkat batas hidup

mengakibatkan usaha menyisihkan tabungan sukar dilakukan. Akumulasi

kapital tidak hanya berupa truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya; tetapi juga

meliputi proyek-proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi

industrialisasi dan pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor

pertanian. Akumulasi kapital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting

dalam pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha untuk mendorong laju pertumbuhan

ekonomi dilakukan dengan memusatkan pada akumulasi kapital. Hal ini

karena, pertama, hampir semua negara-negara berkembang mengalami

kelangkaan barang-barang kapital berupa mesi-mesin dan peralatan produksi,

bangunan pabrik, fasilitas umum dan lain-lain. Kedua, penambahan dan

perbaikan kualitas barang-barang modal sangat penting karena keterbatasan

tersedianya tanah yang bisa ditanami.

d.       Peranan penting pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi

1.       Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial,

politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi

pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa

menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan

dan perdamaian di dalam negeri.

239

Page 240: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.       Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi

entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital

dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk

memonitori proses pertumbuhan.

3.       Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi

yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan

produktivitas perekonomian.

4.       Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta) merupakan

pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang

menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini

karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek

demonstrasi meniru tingkat konsumsi di negara-negara maju olah

kelompok kaya yang sesungguhnya bias menabung.

5.       Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah

jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang

sangat cepat.

6.       Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong

pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya

memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan

kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia,

kapital, dan teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa

kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.

e.       .Strategi pertumbuhan ekonomi

1.       Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian.

Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga

kerja dan secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam

investasi pada pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan

pengembangan teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian

memungkinkan perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih

sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang sama.

240

Page 241: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat dipindahkan ke

sektor industri tanpa menurunkan output sector pertanian. Di samping

itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output total sektor

pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.

2.       Strategi Impor Versus Promosi Ekspor Stategi industrialisasi via

substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun industri

yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif

kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor.

Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau

kegiatan produksi da dalam negeri yang mempunyai keunggulan

komparatif hingga dapat memproduksinya dengan biaya rendah dan

bersaing dengan menjualnya di pasar internasional. Strategi ini secara

relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut kerja keras agar bisa

bersaing di pasar internasional. Perlunya Disertivikasi Usaha

mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak

dan gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan

penerimaan devisanya.

2.11.3 Hubungan investasi dengan pendapatan domestik bruto

Dalam ekonomi dijelaskan  bahwa investasi merupakan pembelian modal atau

barang-barang yang tidak dikonsumsi, namun digunakan untuk kegiatan produksi

sehingga menghasilkan barang atau jasa di masa yang akan datang.

Pembentukan investasi dilakukan jika masyarakat tidak menggunakan semua

pendapatannya untuk dikonsumsi , melainkan ada sebagian yang ditabungkan.

Tabungan ini diperlukan untuk pembentukan investasi.

Seandainya investasi pembangunan pabrik , jalan , jembatan, atau investasi

pendidikan di sekolah dan universitas. Investasi yang dikeluarkan secara langsung

dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat yang

akhirnya akan memperbesar pengeluaran masyarakat.

241

Page 242: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Investasi dalam peralatan modal atau pembentukan modal tidak dapat meningkatkan

faktor produksi atau pertumbuhan ekonomi, namun dapat memberikan kesempatan

kerja bagi masyarakat. Dalam hal ini, jumlah pengangguran tentunya akan turun.

Suatu Negara akan berkembang secara dinamis jika investasi yang dikeluarkan jauh

lebih besar dari pada nilai penyusutan faktor produksinya. Negara yang memiliki

investasi yang lebih kecil dari pada penyusutan faktor produksinya akan cenderung

mengalami perekonomian yang stagnasi.

Dalam ekonomi makro, investasi merupakan salah satu komponen dari pendapatan

nasional, Produk Domestic Bruto (GDP).Sehingga pengaruh investasi terhadap

perekonomian suatu Negara dapat ditinjau dari pendapatan nasional tersebut.

GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat komponen utama yaitu

Y= C + I + G +(X-M)

Y=GDP

Dari persamaannya dapat diketajui bahwa investasi berkorelasi positif dengan GDP.

Secara umum dapat dikatakan, jika investasi naik, maka GDP cenderung naik. Atau

sebaliknya, jika investasi turun,maka GDP cenderung turun.

Investasi dipengaruhi oleh tingkat pengembalian modal dan tingkat bunga.Para

pemilik modal akan berinvestasi jika tingkat pengembalian modal lebih besar

daripada tingkat bunga.Tingkat bunga yang tinggi menyebabakan investasi tidak

menguntungkan. Saat tingkat bunga tinggi, sebagian modal untuk mencari

keuntungan dari tingkat bunga melalui deposito. Tingkat bunga tinggi pada akhir

mengurangi jumlah modal yang diinvestasikan. Jika pengeluaran inestasi berkurang,

GDP cenderung menurun.

2.11.4 Inflasi

Inflasi adalah suatu gejala-gejala kenaikan harga barang-barang yang sifatnya itu

umum dan terus-menerus. Dapat disebut inflasi jika ada tiga faktor yaitu :

1. Kenaikan harga

2. Bersifat umum

242

Page 243: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

3. Berlansung terus-menerus

· Kenaikan harga

Harga barang dapat di katakana naik jika harganya menjadi tinggi dari harga

sebelumnya. Contohnya harga BBM yaitu Rp35,00/ltr pada mingu lalu, sedangkan

pada minggu ini harga BBM menjadi Rp45,00/ltr lebih mahal dari minggu kemarin.

· Sifatnya umum

Kenaik harga suatu barang tidak dapat di katakana inflasi jika naiknya barang

tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum . Contohnya : jika harga BBM

naik maka ongkos angkutan umum,bahan-bahan pokok menjadi naik ini baru bias

disebut inflasi.

· Berlanasung terus-menerus

Naiknya harga suatu barang tidak dapat di katakana inflasi jika naiknya barang

tersebut terjadinya hanya sesaat, inflasi itu dilakukan dalam rentang minimal bulanan.

Ada beberapa faktor maslah sosial yang muncul dari inflasi yaitu :

          1. Menurunya tingkat kesejahtraan rakyat

          2. Memburuknya distribusi pendapatan

          3. Terganggunya stabilitas ekonomi.

JENIS JENIS INFLASI

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat,

dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka

10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100%

setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga

berada di atas 100%. Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi:

1) Inflasi Ringan (Creeping Inflation)

Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun

2) Inflasi Sedang

Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun

243

Page 244: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

3) Inflasi Berat

Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun

4) Hiper Inflasi

Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Hal ini pernah

dialami Indonesia pada masa orde lama.

Ada pun Jenis-jenis inflasi, berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan

harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut :

Inflasi tarikan Permintaan, inflasi ini biasanya terjadi pada masa

perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan

tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang

melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.

Inflasi Desakan Biaya, inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian

berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila

perusahaan menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikan

produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya

dan mencari pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini

mengakibatkan biaya produksi yang meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan

kenaikan harga-harga berbagai barang (inflasi).

Inflasi Diimpor, inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga barang-

barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor mengalami

kenaikan harga yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluran

perusahaan-peruasahaan.

Jenis-jenis inflasi berdasarkan persentasi atau nominal digit inflasinya, dapat

dibedakan kedalam :

Moderate Low Inflation (inflasi 1 digit) misalnya 1% s.d 9%, biasanya orang

masih percaya dan memiliki daya beli dan juga nilai mata uang masih

berharga.

Galloping Inflation (inflasi dua digit) misalnya 10% s.d 99%, dimana orang

mulai ragu, daya beli menurun, nilai mata uang menjadi semakin menurun.

244

Page 245: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Hyper Inflation (inflasi tinggi diatas 100%) adalah proses kenaikan harga-

harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau

beberapa kali lipat dalam jangka waktu yang singkat, keadaan seperti ini

orang-orang sudah tidak percaya pada mata uang. Dimana nilai nominal uang

jadi tidak berharga jika situasi ini terjadi maka pemerintah

melakukan Senering yaitu pemotongan nilai uang.

Faktor - faktor yang mempengaruhi Inflasi

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor yang

menyebabkan timbulnya inflasi:

a. DemandPull Inflation

Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan

potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan

penawaran dan pennintaan agregat.

b. Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation

Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi

dan penggunaan sumber daya yang kurang efektif.

Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya

dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga

dipengaruhi oleh :

a) Domestic Inflation

Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secara

umum di dalam negeri.

b) ImportedInflation

Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang

pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atu gabungan dari dua masalah

berikut :

Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan

untuk menghasilkan barang dan jasa.

245

Page 246: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.

Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat dari : Pertama, kenaikan

harga-harga barang yang diimpor. Kedua, penambahan penawaran uang yang

berlebihan tanpa diikuti pertambahan produksi dan penawaran barang. Ketiga,

kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintah yang kurang bertanggung

jawab.

Akibat-akibat buruk dari inflasi beragam seperti pengangguran yang kian bertambah,

menurunkan taraf kemakmuran masyarakat dimana upah riil para pekerja akan

merosot sehingga taraf hidupnya pun akan menurun. Prospek pembangunan ekonomi

jangka panjang akan menjadi semakin memburuk jika inflasi tidak dapat dikendalikan

atau diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung akan mengurangi

investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikan impor. Kecenderungan ini

akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tujuan jangka panjang pemerintah

adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat

rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba sebagai akibat suatu

peristiwa tertentu ysng berlaku diluar ekspektasi pemerintah misalnya depresiasi nilai

uang yang sangat besar atau keadaan politik yang tidak stabil.

CARA MENGATASI INFLASI

Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab

terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi

inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi

jumlah uang yang beredar.

Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:

1. Kebijakan Moneter, segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan

menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

Kebijakan ini meliputi:

a. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara

menaikan suku     bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.

b. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual

SBI

246

Page 247: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

c. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi

berkurang

d. Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar

dengan cara     memperketat pemberian kredit

e. Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan

BI pada     tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari

Rp.1.000 menjadi Rp.1

2. Kebijakan Fiskal, dapat dilakukan dengan cara:

a. Menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak

kepada     pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah

uang yang beredar.

b. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah

c. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai

negeri 10%     untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.

3. Kebijakan Non Moneter, dapat dilakukan melalui:

a. Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk

lebih produktif     dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan

menjadi turun.

b. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak

meminta kenaikan     upah disaat sedang inflasi.

c. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum

bagi barang-barang tertentu.

DAMPAK

247

Page 248: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

a. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau

tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif

dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan

pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan

mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat

terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan

perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung,

atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para

penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum

buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup

mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

b. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih

tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong

untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun,

bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan

produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa

menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup

mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya

terjadi pada Pengusaha kecil).

c. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,

mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat

spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit

neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

2.11.5 Pendudukn dan tenaga kerja

1.      Pengertian PendudukDalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia,

248

Page 249: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya.a.      Teori penduduk modernPandangan-pandangan tentang Teori penduduk modern,

diantaranya: Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai

elemen yang penting dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam kekuatan negara dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan kekayaan negara.

 Pandangan Kaum Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian dalam rangka menunjang pertambahan penduduk.

Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah makanan yang dapat diproduksi oleh tanah.

Pandangan Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang cukup banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup yang layak.Pertumbunhan penduduk di suatu negara adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan migrasi neto. Pertambahan alami adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran.

b.      Factor mendorong terjadinya kependudukanBeberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan

baik secara kuantitatif maupun kualitatif, antara lain: Kemajuan IPTEK.

249

Page 250: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.

Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang diperlukan.

2.11.6 Pengertian Tenaga kerjaMenurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2

disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas  usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

a.      Klasifikasi Tenaga Kerja Berdasarkan penduduknya

·          Tenaga KerjaTenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja.

250

Page 251: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.·          Bukan Tenaga KerjaBukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

Berdasarkan batas kerja·          Angkatan kerjaAngkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.·          Bukan angkatan kerjaBukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:

a) anak sekolah dan mahasiswab) para ibu rumah tangga dan orang cacat, danc)  para pengangguran sukarelad) Berdasarkan kualitasnya

·        

Tenaga kerja terdidikTenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

251

Page 252: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Tenaga kerja terampilTenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah,mekanik, dan lain-lain.

Tenaga kerja tidak terdidikTenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

b.      Masalah KetenagakerjaanBerikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

Rendahnya kualitas tenaga kerjaKualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.

Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja

Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.

252

Page 253: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Persebaran tenaga kerja yang tidak merataSebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.

 PengangguranTerjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan

industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak

B.     PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMIKapasitas yang rendah dari Negara sedang berkembang ntuk

meningkatkan output totalnya harus diimbangi dengan penurunan tngkat penduduk, sehingga penghasilan rill per kapita akan dapat meningkat. Dengan kapasitas yang rendah untuk menaikkan output totalnya dan tanpa diimbangi dengan turunya tingkat perkembangan pendududk, maka akan terjadi penundaan pembangunan ekonomi.Ada  4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negra-negara sedang berkembang, yaitu :

Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi Adanya struktur umur yang tidak favorable  Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang/merata Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih

253

Page 254: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1.      Tingkat Perkembangan Penduduk Yang TinggiPenduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan

ekonomi; satu dari segi permintaan dan yang lain dari segi penawaran. Dari segi permintaan penduduk bertindak sebagai konsumen dan dari segi penawaran bertindak sebagai produsen.Oleh karena  itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambatbagi jalannya pembangunan ekonomi jka penduduk ini mempunyai produksi yang dihasilkan. Ini berarti tingkat pertambahan penduduk yang tinggi disertai dengan tingkat penghasilan yang tnggi pula.Jadi pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada gunanyabagi pengembangunan ekonomo.

2.      Struktur Umur Yang Tidak FavorableNegara-negara yang sedang berkembang memiliki tingkat

kelahiran yang tinggi dan tingkat kematian yang rendah seperti sudah berulang kali kita bicarakan di depan. Hal ini mengakibatkan adanya segolongan besar penduduk usia muda lebih besar proporsinya dari pada golongan penduduk usia dewasa. Keadaan penduduk ini seperti ini disebut sebagai penduduk yang berciri “expansive”Proporsi yang besar dari penduduk usia muda ini tidak menguntungkan bagi pembangunan ekonomi, Karen :

Ø  Penduduk golongan muda usia, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukun produsen dalam perekonomian tersebutØ  Adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya di suatu Negara akan mengakibatkan lebih banyak alokasi  faktor-faktor produksi ke arah  “investasi-investasi sosial” dan bukan ke “investasi-investasi kapital”. Oleh karena itu paling tidak ia akan menunda perkembangan ekonomi.

254

Page 255: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

3.      Distribusi Penduduk Yang Tidak SeimbangTingkat urbanisasi yang tinggi pada umumnya telah

dihubungkan dengan daerah-daerah yang secara ekonomis telah maju dan bersifat industri. Urbanisasi ini mempunyai pengaruh dan akibat-akibat yang berbeda di Negara-negara yang sedang berkembangDi Negara-negara maju hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja di sector pertanian. Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang lebih menarik di sector industry ( di kota) dari pada tingkat upah di desa (sector pertanian)

4.      Kualitas Tenaga Kerja Yang RendahRendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang

pembangunan ekonomi suatu Negara. Ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi, terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.

Dengan nama lain pendidikan merupakan factor penting bagi berhasilnya pembangunan ekonomi. Bahkan menurut schumaker pendidikan merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibanding factor-faktor produksi lain.

C.    LEDAKAN PENDUDUKDari banyak penelitian kita mengetahui bahwa factor utama

yang menentukan perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat perpindahan penduduk (migrasi).

1.      Tingkat KematianAda empat factor yang menyumbang terhadap penurunan angka kematian pada umumnya :

255

Page 256: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian dunia yag cukup lama.

Adanya perbaiakan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat), maupun kesehatn individu.

Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya lembaga-lembaga kesehatan umum yang modern.

Meningkatnya pengahsilan rill per kapita, sehingga orang mampu membiayai hidupnya dan bebas dari kelaparan dan penyakit,dan selanjutnya dapat hidup sehat.

2.      Tingkat KelahiranDi Negara-negara industry pertumbuhan pendududuk

berlangsung terus di samping adanya penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan perkembangan ekonomi melalui pola-pola kebudayaan seperti : umur perkawinan, status wanitanya, kedudukan antara rural dan urban serta sifat-sifat dari dari system family yang ada.

3.      MigrasiMigrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat

pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat kelahiran dan tingkat kematian saja. Penduduk di amerika latin dan amerika utara meningkat karena alas an migrasi. 

D.    PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKANDari pembicaraan mengenai ledakan penduduk yang terjadi di

Negara-negar sedang berkembang, dapatlah kita menyimpulkan bahwa masalah penduduk merupakan masalah yang sangat sukar untuk diatasi. Sebenarnya kita dapat menterapkan suatu kebijakan dari sudut tingkat kematian untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk, yaitu dengan mencegah penurunan tingkat kematian:

256

Page 257: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

atau dengan kata lain meningkatkan adanya kematian. Tetapi tindakan ini jelas bertentangan dengan hati nurani manusia yang pada umumnya ingin hidup lama di dunia dan tentunya tidak dapat dilaksanakan.

E.     PEMANFAATAN SUMBER DAYA MANUSIA1.      Beberapa Konsep KetenagakerjaanPembangunan ekonomi banyak dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dengan factor-faktor produksi yang lain dan juga sifat-sifat manusia itu sendiri. Yang kita maksud dengan “human resourses”  disini ialah penduduk sebagai suatu keseluruhan. Dari segi penduduk sebagai factor produksi, maka tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai factor produksi. Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebagi factor produksi. Tenaga kerja adalh penduduk pada usia kerja yaitu : antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

2.      Macam-macam PengangguranDalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut menganggur adalah meraka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan tidak digolongkan dalam angkatan kerja dan juga bukan penganggur. Jumlah tenaga kerja yang menganggur, cukup banyak di Negara-negara yang dapat berkembang pengangguran dapat digolongkan ke dalam 3 jenis yaitu :

Pengangguran yang kelihatanVisible underemployment akan timbul apabila jumlah tenaga kerja yang sungguh-sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang disediakan untuk bekerj egasnya, ini merupakan suatu penggangguran. Meskipun pengangguran itu terdapat di sector-sektor kerajinan dan industry-industri sedang mampu besar, namun

257

Page 258: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

cukup penting bagi Negara-negara sedang berkembang karena adanya sifat-sifat khas kegiatan sector pertanian.

Pengangguran tak kentaraPengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik ke sector-sektor atau pekerjaanlain tanpa ,emgurangi output di sector yang ditinggalkan. Sebagai misal kalau pada saat panen atau tanam padi, tetapi caranya lebih diorganisir, maka pengurangan beberapa tenaga kerja pada saat giat-giatnya pekerjaan panen atau tanam tersenut tidak akan mengurangi atau menurunkan output.

Pengangguran potensialPengangguran potensial merupakan suatu perluasan dari “disguised unemployment” dalam arti bahwa para pekerja dalam suatu sector dapat ditarik dalam sector tersebut tanpa mengurangi output; tetapi harus dibarengi dengan perubahan-perubahan fundamental dalam metode produksi yang memerlukan pembentukan capital yang berarti.

F.     KUALITAS TENAGA KERJASejauh ini kita memperhatikan peranan tenaga kerja sebagai

salah satu fakor produksi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional dari segi kualitas atau jumlah saja. Sementara itu kita beranggapan bahwa kalau jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam usaha produksi  meningkat, maka jumlah produksi yang bersangkutan juga meningkat. Dengan kata lain kalau tidak ada peningkatan jumlah tenaga kerja maka jumlah produksi akan tetap. Pernyataan yang demikian ini, tidak dapat seluruhnya dianggap benar karena walaupun jumlah tenaga kerja itu tidak berubah, tetapi bila kualitas dari tenaga kerja menjadi lebih baik, maka dapat terjadi bahwa tingkat produksi akan meningkat pula.

258

Page 259: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

2.11.7 Distribusi Pendapatan

A. Pengertian

Distribusi adalah klasifikasi pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal dan laba,

yang berhubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh tenaga kerja, modal

dan pengusaha- pengusaha. Dalam proses distribusi penentuan harga yang dipandang

dari si penerima pendapatan dan bukanlah dari sudut si pembayar biaya-biaya,

distribusi juga berarti sinonim untuk pemasaran. Kadang-kadang distribusi dinamakan

sebagai fungsional distribution.

Pendapatan juga diartikan sebagai suatu aliran uang atau daya beli yang

dihasilkandari penggunaan sumber daya property manusia. Menurut Winardi

pendapatan secara teori ekonomi adalah hasil berupa uang atau hasil materi lainnya

yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Dalam pengertian

pembukuan pendapatan diartikan sebagai pendapatan sebuah perusahaan atau

individu.

Sementara kekayaan diartikan oleh Winardi sebagai segala sesuatu yang berguna

dan digunakan oleh manusia. Istilah ini juga digunakan dalam arti khusus seperti

kekayaan nasional. Sedang Sloan dan Zurcher mengartikan kekayaan sebagai obyek-

obyek material yang ekstern bagi manusia yang bersifat : berguna, dapat dicapai

dengan angka. Kebanyakan ahli ekonomi tidak menggolongkan dalam istilah

kekayaan hak milik atas harta kekayaan, misalnya saham, obligasi, surat hipotik.

Karena dokumen tersebut dianggap sebagai bukti hak milik atas kekayaan, jadi bukan

kekayaan itu sendiri. Distribusi ditinjau dari segi kebahasaan berarti proses

penyimpanan dan penyaluran produk kepada pelanggan.

Distribusi pendapatan dan kekayaan dalam masa sekarang ini merupakan suatu

permasalahan yang sangat penting dan rumit dilihat dari keadilannya dan

pemecahannya yang tepat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh masyarakat.

Tidak diragukan lagi bahwa pedapatan sangat penting dan perlu, tapi yang lebih

penting lagi adalah cara distribusi. Jika para penghasil itu rajin dan mau bekerja keras,

mereka akan dapat meningkatkan kekayaan Negara, akan tetapi jika distribusi

kekayaan itu tidak tepat maka sebagian besar kekayaan itu akan masuk kedalam

kantong para kapitalis, sehingga akibatnya banyak masyarakat yang menderita

kemiskinan dan kelebihan kekayaan Negara tidak mereka nikmati. Oleh karena itu,

dapat di katakan bahwa kesejahteraan dan kemakmuran rakyat itu sepenuhnya

tergantung pada hasil produksi itu sendiri, tapi juga pada distribusi pendapatan yang

259

Page 260: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

tepat. Kekayaan mungkin bisa dihasilkan secara berlerbihan di setiap Negara, tapi

distribusi tidak berdasarkan pada prinsip- prinsip dan kebenaran keadilan, sehingga

Negara tersebut belum dikatakan berhasil.

B. Pemerataan Distribusi Pendapatan Secara Umum

Disekitar permulaan telah di pelajari apa yang sekarang dinamakan distribusi

pendapatan menurut ukuran, distribusi pendapatan antara berbagai rumah tangga yang

berbeda tanpa memperhatikan kelas social rumah tangga tersebut. Dia menemukan

bahwa ketidak merataan distribusi pendapatan diantara semua Negara- Negara adalah

sangat menyolok, bahwa tingkat distribusi pendapatan yang tidak merata itu sama saja

keadaanya di suatu Negara dengan negara lainnya.

Jelas bahwa distribusi sumber- sumber produksi yang dasar mendahului proses

produksi, karena manusia hanya melakukan aktifitas produktif yang sesuai dengan

metode atau cara masyarakat dalam mendistribusikan sumber- sumber produksi. Jadi

yang pertama ialah sumber- sumber produksi baru kemudian produksi. Berkenaan

dengan distribusi kekayaan produktif, ia terkait dengan proses produksi dan

bergantung padanya, karena ia menguasai produk yang pada gilirannya menghasilkan

produksi.

Ketidak merataan distribusi pendapatan diperlihatkan dalam bentuk grafik,

grafik atau kurva dinamakan kurva Lorenz, memperlihatkan berapa banyak

pendapatan yang diperoleh oleh suatu proporsi keluarga secara nasional.

Bagaimanapun, ketika para ekonomi kapitalis mengkaji masalah-maslah distribusi

dengan kerangaka kapitalis, mereka tidak melihat kekayaan masyarakat secara

keseluruhan dan sumber-sumber produksinya. Yang mereka kaji adalah masalah-

masalah distribusi kekayaan yang dihasilkan yakni pendapatan nasional dan bukan

kekayaan nasional secara keseluruhan. Yang mereka maksud dengan pendapatan

nasional adalah seluruh barang, modal dan jasa yang dihasilakan, atau dalam istilah

yang lebih jelas, nilai uang seluruh kekayaan yang dihasilkan selama satu tahun.

260

Page 261: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Kebijakan pembangunan wilayah pada dasarnya merupakan keputusan dan

intervensi pemerintah, baik secara nasional maupun regional untuk mendorong proses

pembangunan daerah secara keseluruhan. Analisis ini sangat penting artinya dalam

rangka menerapkan teori dan konsep yang di jelaskan terdahulu guna mempercepat

pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan

penanggulangan kemiskinan pada wilayah yang masih terbelakanag. Semua ini

diperlukan untuk dapat meningkatkan proses pembangunan daerah sekaligus untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

A. Perlunya Kebijakan Pembangunan Wilayah

Kebijakan Pembangunan merupakan keputusan publik yang di perlukan di

tingkat nasional maupun wilayah sehingga dapat di wujudkan suatu kondisi sosial

yang diharapkan akan dapat mendorong proses pembangunan ke arah yang di

inginkan masyarakat, baik pada saat sekarang maupun untuk periode tertentu di masa

yang akan datang. Sasaran Akhir dari kebijakan pembangunan tersebut adalah untuk

dapat mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial

secara menyeluruh sesuai dengan keinginan dan aspirasi yang berkembang dalam

masyarakat.

Kebijakan pada tingkat wilayah diperlukan karena kondisi permasalahan dan

potensi pembangunan yang dimiliki suatu wilayah umumnya berbeda satu sama

lainnya sehingga kebijakan yang diperlukan tidak sama. Misalnya wilayah pantai

yang masyarakatnya umumnya para nelayan akan memerlukan kebijakan

pembangunan yang berbeda dengan masyarakat daerah dataran tinggi yang banyak

begerak dalam usaha perkebunan, ataupun daerah perkotaan yang banyak bergerak

pada sektor perdagangan jasa dan industri yang berbeda dengan daerah kabupaten

yang didominasi oleh sektor pertanian.

Kebijakan pada tingkat nasional yang diberlakukan secara umum pada seluruh

wilayah tidak akan sesuai untuk memecahkan masalah pembangunan pada masing-

masing daerah karena setiap daerah memiliki kondisi daerah tersebut mempengaruhi

kondisi pembangunan. Oleh karena itu untuk memaksimalkan proses pembangunan

daerah, maka kebijakan pembangunan wilayah yang saling terkait perlu di tetapkan

261

Page 262: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

untuk masing-masing daerah agar terdapat sinergi dalam proses pembangunan

wilayah.

Urgensi dan peranan kebijakan pembangunan wilayah berbeda pola

pembangunan negara bersangkutan bersifat sentralisasi dan otonomi (desentralisasi).

Pada saat pola pemerintahan dan pembangunan suatu negara bersifat sentralisasi,

kebijakan pembangunan regional tidak terlalu menentukan dan hanya merupakan

penunjang (sub-set) dari kebijakan pembangunan nasional sehingga aspirasi

pembangunan yang berkembang di masing-masing wilayah hanya dapat di terima dan

di benarkan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional. Permasalahan

kemudian muncul bilamana kondisi dan potensi daerah pada negara bersangkutan

sangat bervariasi, sehingga kebijakan yang cenderung seragam tidak dapat

memecahkan permasalahan daerah secara menyeluruh

Sedangkan bila bersifat desentralisasi, maka urgensi dan peranan kebijakan

pembangunan wilayah menjadi lebih besar dan penting sehingga masing-masing

daerah akan dapat menetapkan kebijakan pembangunan berbeda sesuai dengan

kondisi permasalahan dan potensi daerah yang bersangkutan. Dengan demikian,

kebijakan pembangunan nasional lebi banyak berfungsi sebagai untukmemberikan

arah pembangunan secara menyeluruh (makro) sedangkan kebijakan pembangunan

wilayah (regional) akan berfungsi untuk mendorong proses pembangunanpada daerah

bersangkutan sesuai dengan kondisi, permasalahan dan potensi.

  B. Sasaran Kebijakan Wilayah

Menurut  pandangan Winnick (1966) dan kemudiandi lanjutkan oleh

Richargson (1978) terdapat dua alternatif sasaran kebijakan wilayah yaitu:

1. Kemakmuran Wilayah

Bertujuan untuk mewujudkan kondisi fisik daerah yang maju meliputi prasarana

dan sarana, perumahan dan lingkungan pemukiman, kegiatan ekonomi masyarakat,

fasilitas pelayanan sosial di bidang pendidikan dan kesehatan, kualitas lingkungan

hidup dan lain-lainnya. Hal tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi

daerah akan meningkat cepat, kegiatan penanaman modal meningkat pesat, dan

262

Page 263: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

mendorong peningkatan migrasi masuk dari daerah lain seiring bertambahnya

lapangan kerja.

Namun demikian, kemajuan ini biasanya akan di nikmati oleh para pendatang

yang kualitas sumber daya manusianya lebih baik dari penduduk setempat. Akibatnya

akan terjadi ketimpangan distribus pendapatan yang cukup tinggi antara para

pendatang dan dan penduduk setempat.

2. Kemakmuran Masyarakat

Bilamana kemakmuran masyarakat merupakan sasaran utama pembangunan

daerah,maka tekanan utama pembangunan akan lebih banyak diarahkan pada

pembangunan penduduk setempat. Program dan kegiatan lebih banyak di arahkan

dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan kegiatan

produksi masyarakat.

Bila upaya pembangunan wilayah lebih banyak di arahkan pada peningkatan

kemakmuran masyarakat, maka laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan

penyediaan lapangan kerja pada daerah bersangkutan cenderung bertumbuh lambat di

bandingkan peningkatan kemakmuran wilayah. Hal ini di sebabkan, upaya

pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan

pemberdayaan masyarakat yang biasanya memerlukan waktu yang lebih lama.

 C. Penetepan Wilayah Pembangunan

Penetapan Wilayah pembangunan ini perlu di lakukan agar pemberlakuan

kebijaksanaan pembangunan wilayah tersebut dapat ditentukan dengan jelas dan tegas

dimana cakupan wilayahnya. Penetapan wilayah pembangunan dapat dilakukan

dengan memperhatikan empat aspek utama yaitu :

263

Page 264: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1. Kesamaan Kondisi, permasalahan dan potensi umum daerah baik di bidang

ekonomi, sosial , dan geografi. Bila aspek ini di jadikan sebagai pertimbangan utama

dalam pembentukan wilayah.

2. Keterkaitan yang erat antara daerah-daerah yang tergabung dalam wilayah

pembangunan bersangkutan. Keterkaitam ini dapat diketahui melalui data tentang

kegiatan dagang antar daerah dan mobilitas penduduk (migration) antar daerah. Bila

aspek ini dijadikan sebagai dasar utama pembentukan wilayah pembangunan tersebut,

maka wilayah in dinamakan nodal region. Aspek ketrkaitan ini sangat penting artinya

untuk kebijakan pembangunan wilayah yang ditetrapkan dapat mendorong terjadinya

keterpaduan dan sinergi pembangunan antar daerah dalam wilayah yang

bersangkutan.

3. Kesamaan karakteristik geografis antar daerah yang tergabung dalam

wilayah pembangunan tersebut. Karateristik geografis tersebut meliputi jenis daerah

(pantai, pegunungan atau daerah aliran sungai), kesuburan dan kesesuaian lahan, dan

potensi sumberdaya alam. Bila aspek ini dijadikan sebagai sumber aspek utama

penetapan wilayah pembangunan maka wilayah tersebut dapat dinamakan sebagai

wilayah fungsional. Aspek ini sangat penting dalam penetuan wilayah pembangunan.

4. Kesatuan wilayah administrasi pemerintahan antara propinsi, kabupaten dan

kota yang tergabung dalam wilayah pembangunan bersangkutan. Bila pertimbngan

merupakan unsur utama yang melandasi pembentukan wilayah pembangunan

tersebut, mka wilayah ini dinamakan sebagai wilayah perencanaan (planniang region).

 D. Bentuk Kebijakan Pembangunan Wilayah

1. Kebijakan Fiskal Wilayah

Wilayah Kebijakan fiskal pada tingkat wilayah (region fiscal policy) dapat

dilakukan dalam bidang pengaturan dan pengendalian penerimaan dan pengeluaran

keuangan daerah. Alasanya adalah jelas karena penerimaan dan belanja daerah akan

langsung mempengaruhi kinerja pembangunan daerah tersebut. Pendapatan daerah

dapat berbentuk PAD yang diperoleh dari pajak dan retribusi daerah berikut hasil

bersih perusaan daerah, serta alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat.

264

Page 265: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Sedangkan belanja daerah dapat berbentuk biaya aparatur, belanja publik dan belanja

modal sebagaimana terlihat dalam anggaran APBD daerah bersangkutan.

Termasuk juga dalam belanja daerah ini adalah penggunaan dana

dekonsentrasi dan dana pembantuan yang dialokasikan oleh pemerintah pusat

kemasing-masing daerah melalui dinas dan instansi vertikal didaerah. Kebijakan

fiskal wilayah menyangkut dengan pengeluaran yang dapat dilakukan dalam rangka

mendorong proses pembangunan daerah dalam bentuk peningkatan proporsi dana

APBD yang dialokasikan untuk belanja publik dan belanja modal. Kebijakan wilayah

fiskal menyangkut dengan aspek belanja yang dapat dilakukan oleh pemerintah

daerah adalah dalam bentuk peningkatan keterkaitan antara perencanaan dan

anggaran. Dengan cara demikian pengalokasian dana dan dan belanja pembangunan

akan dapat disesuaikan dengan prioritas yang telah ditetapkan dalam rencana

pembangunan daerah. Kebijakan wilayah fiskal juga dapat dilakukan melalui

kebijakan nasional dengan menggunakan dana alokasi khusus. Peranan ini dapat

dilakukan melaui penentuan arah dan prioritasnya penggunakan DAK tersebut sesuai

dengan kepentingan nasional. Biasanya prioritas penggunaan DAK diberikan pada

kegiaan-kegiatan penanggulangan kemiskinan, pembangunan prasarana jalan yang

tidak mampu dibiayai oleh APBD dan peningkatan kualitas hidup. Disamping itu,

alokasi DAK juga diprioritaskan untuk peningkatan proses pembangunan pada daerah

sedang berkembang dalam rangka mengurangi ketimpangan pembangunan.

 2. Kebijakan Moneter Wilayah

Kebijakan moneter ini lebih terbatas dari pada kebijakan fiskal. Hal ini

disebabkan karena pada dasarnya bersifat makro sehingga sulit untuk dibatasi

pelaksanaannya pada wilayah tertentu. Namun demikian, masih terdapat beberapa

kemungkinan pelaksanaanya kebijakan moneter wilayah untuk aspek tertentu,

misalnya menyangkut dengan kebijakan pemberian kredit perbankan yang dibedakan

untuk daerah-daerah yang sudah maju (developed regions) dengan daerah yang

sedang berkembang (developing regions) Kebijakan pemberian kredit perbankan

untuk daerah sedang berkembang dapat diberikan dalam bentuk prosedur dan jaminan

yang lebih sederhana sehingga para pengusaha di daerah tesebut dapat memanfaatkan

fasilitas kredit tersebut. Begitu juga keringanan modal ventura juga dapat juga

digulirkan untuk menarik minat investor. Namun demikian kantor bank indonesia

265

Page 266: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

daerah setempat perlu selalu mengawasi agar fasilitas perbankan tersebut secara

benar-benar digunakan dengan benar. Kebijakan moneter wilayah lainnya yang juga

dapat dilakukan dalam bentuk pengembangan lembaga-lembaga non bank sebagai

alternatif untuk penyediaan pembiayaan bagi pengembangan usaha ekonomi

masyarakat.

 E. Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Wilayah

Evaluasi pelaksanaan perlu dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa jauh

kebijakan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah dapat memberikan dampak

positif sesuai dengan tujuan yang telah tetapkan semula. Disanping itu, melalui

evaluasi ini dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan maupun

kegagalan pelaksanaan kebijakan regional tersebut. Sehingga dapat dirumuskan

kebijakan tertentu yang perlu dilakukan dimasa mendatang. Evaluasi pelaksanaan

kebijakan tersebut dapat dilakukan secara komprehensif maupun secara parsial.

2.11.8 Beberapa cakupan kebijakan dan perencanaan pembangunan ekonomi

PENGERTIAN, UNSUR, DAN FUNGSI PERENCANAAN

Ada empat elemen dasar dari suatu perencanaan, yaitu :

1.     Merencanakan berarti memilih

2.    Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya

3.    Perencanaan merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan

4.    Perencanaan untuk masa depan

Perencanaan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni :

1.     Menciptakan suatu mekanisme pengarahan kegiatan dan pedoman bagi

pelaksana kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk pencapaian tujuan pembangunan

2.    Memungkinkan untuk melakukan perkiraan tentang potensi, prosfek

pertumbuhan, hambtan serta resiko yang mungkin akan dihadapi dimasa datang

3.    Memberikan suatu peluang untuk dapat melaksanakan pilihan yang terbaik

4.    Menuntut untuk melakukan penyusunan skala prioritas berdasarkan arti

pentingnya tujuan

5.    Sebagai alat untuk mengukur atau standar yang digunakan untuk mengadakan

pengawasan maupun evaluasi

266

Page 267: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

PERLUNYA PERENCANAAN DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG

Ada dua metode yang digunakan untuk memotong lingkaran setan kemiskinan, yaitu :

1.     Melalukan pebangunan yang terencana yaitu dengan jalan mencari modal dari l

uar negri atau seringkali di sebut dengan istilah industrialisasi

2.    Menghimpun tabungan wajib dalam negri, atau seringkali disebut dengan istilah

industrialisasi dengan kemampuan sendiri

SIFAT DAN PERANAN PERENCANAAN EKONOMI

Suatu usaha yang sistematik dari berbgai pelaku (sektor), pemerintah (publik),

swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan berbeda mencitakan

suatu pola saling keergantungan dan berkaitan antara aspek-aspek fisik, sosial-

ekonomi, dan aspk-aspek lainnya dengan cara :

a.    Secara kontinu menganalisis kondisi dan pelaksananaan pembangunan daerah

b.    Merumuskan tujuan-tujuan dan kebijakan-kebijakan pembangunan daerah

c.    Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah

d.    Melaksanakannya dengan menggunakan segenap sumber daya yang tersedia

Syarat-syarat keberhasilan suatu perencanaan

1.     Badan perencanaan

2.    Data statistik

3.    Tujuan

4.    Penetapan sasaran dan prioritas

5.    Mobilisasi sumber daya

6.    Keseimbangan dalam perencanaan

Ada ketidakseimbangan di sektor keuangan akan mengakibatkan munculnya

ketidakseimbangan pada sisi penawaran dan sisi permintaan atas barang-barang fisik,

sehingga akan menyebabkan tekanan inflasioner dan kesulitan neraca pembayaran

selama periode perencanaan berlangsung.

1.     Sistem administrasi yang efisien

2.    Tanpa adanya serangkaian peralatan administrasi tersebut, perencanaan

pembangunan tidak akan berhasil di NSB

3.    Kebijakan pembangunan yang tepat

267

Page 268: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

4.    Administrasi yang ekonomis

5.    Pondasi pendidikan

6.    Teori konsumsi

7.    Dukungan masyarakat

Proses perencanaan ekonomi

Proses perencanaan ekonomi dapat dibedakan menjadi empat tahap :

1.     Para pemimpin politik harus menetapkan prioritas tujuan untuk mengarahkan

para perencana jika terjadi beberapa konflik tujuan

2.    Mengukur ketersediaan sumber daya terbatas selama periode perencanaan

3.    Semua usaha ekonomi ditujukan untuk memilih berbagai cara yang dapat

digunakan untuk mencapai tujuan nasional

4.    Merupakan sebuah proses pemilihan kegiatan yang layak dilakukan dan penting

agar dapat mencapai tujuan nasional

PERENCANAAN DAN SITEM EKONOMI

Dibedakan menjadi tiga jenis :

1.     Perencanaan dalam perekonomian kapitalis

2.    Perencanaan dalam perekonomian sosialis

3.    Perencanaan dalam perekonomian campuran

PERTUMBUHAN EKONOMI

Ada empat faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu

masyarakat (negara) yaitu :

1.     Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan),

peralatan fisik (mesin-mesin), dan sumber daya manusia (huma resources)

2.    Pertumbuhan penduduk

3.    Kemajuan teknologi

4.    Sumberdaya institusi (sistem kelembagaan)

Perdebatan masalah pertumbuhan

Berdasarkan data empiris yang ada, beberapa fakta unik tentang fenomena

kemiskinan dan ketidakmerataan didunia :

268

Page 269: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

·         Menurut Ted Trainer (developed to Death,1989) 2000 tahun yang lalu,

perbandingan rata-rata pendapatan masyarakat negara kaya dengan pendapatan

masyarakat negara miskin hanya 1:5.

·         Business Week 1999, rata-rata penghasilan para eksekutif puncak diperusahaan

mencapai 419 kali dari gaji buruh pabrik mereka

DISTRIBUSI PENDAPATAN

Adelman & Morris (1973) menyatakan penyebab ketidakmerataan distribusi

pendapatan di NSB, yaitu :

1.     Pertambahan penduduk yang tinggi akan memicu penurunan pendapatan per

kapita

2.    Inflasi dimana pendapatan atas uang bertambah namun tidak di ikuti secara

proporsional oleh pertambahan produksi barag-barang

3.    Ketidakmerataan pembangunan antar daerah

4.    Investasi yang sangat banyak dalam proyek yang padat modal sehingga

persentase penapatan dari tambahan modal lebih besar dari pada persentase

pendapatan kerja

5.    Rendahnya mobilitas sosial

6.    Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan

pada harga barang hasil industri guna melindungi usaha golongan kapitalis

7.    Memburuknya nilai tukar bagi NSB dalam perdagangan dengan negara maju,

sebagai akibat adanya ketidakelastisan permintaan terhadap barang ekspor NSB

8.    Hancurnya industri kerajjinan rakyat sseperti pertukangan, industri rumah tangga,

dan lain-lain

Apsek Pokok dalam Distribusi Pendapatan

1.     Distribusi harta (aset)

2.    Strategi pembangunan

3.    Kebijakan fiskal

MASALAH KEMISKINAN

Fernandez (2001) menambahkan ciri-ciri masyarakat miskin ditinjau dari

beberapa aspek, yaitu :

269

Page 270: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1.     Aspek politik : tidak memiliki akses ke proses pengambilan keputusan yang

menyangkut hidup mereka

2.    Aspek sosial : tersingkir dari institusi utama masyarakat yang ada

3.    Aspek ekonomi : rendahnya kualitas SDM, termasuk kesehatan, pendidikan,

keterampilan yang berdampak pada rendahnya penghasilan dan rendahnya

kepemilikan aset fisik, termasuk aset lingkungan hidup seperti air bersih dan

penerangan

4.    Aspek bujdaya atau nilai : terperangkap dalam budaya rendahnya kualitas SDM

seperti rendahnya etos kerja, berpikir pendek dan mudah menyerah

Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan dipanda sebagai kondisi anggota masyarakat yang tidak atau belum turut

serta dalam proses perubahan, karena tidak mempunyai kemampuan, baik

kemampuan dalam kepemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang

memadai, sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan.

Macam Kemiskinan

1.     Kemiskinan Absolut

Yaitu tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dan t

tidak miskin

2.    Kemiskinan Relatif

Terjadi karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya, dari

lingkungan orang yang bersangkutan

Pembangunan ekonomi seringkali didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan

pendapata riil per kapita dalam jangka panjang yang dissertai oleh perbaikan sistem

kelembagaan. Jadi, proses kenaikan pendapatan per kapita secara terus menerus dalam

jangka panjang saja tidak cukup bagi kita untuk mengatakan telah terjadi

pembangunan ekonomi, tetapi perbaikan struktur sosial, sistem kelembagaan (baik

organisasi maupun aturan main), dan perubahan sikap dan perilaku masyarakat juga

merupakan komponen penting dari pembangunan ekonomi.

270

Page 271: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

INDIKATOR MONETER

1.     Pendapatan per kapita

Pendapatan per kapita adalah indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi

penduduk suatu negara.

Kelebihan utama dari pendekatan ini adalah karena difokuskan pada raison d’etre dari

pembangunan yaitu meningkatnya standar dan kualitas hidup masyarakat serta

berkurangnya angka kemiskinan.

Kelemahan Umum Pendekatan Pendapatan per Kapita

Salah satu kelemahan dari pendapatan per kapita sebagai sebuah indikator

pembangunan terletak pada ketidakmampuannya untuk menggambarkan tingkat

kesejahteraan masyarakat secara utuh.

Faktor-faktor non-ekonomi seperti adat istiadat, keadaan iklim dan alam sekitar, serta

ada atau tidaknya kebebasan dalam megeluarkan pendapat dan bertindak – merupakan

faktor-faktor yang juga dapat menyebabkan adanya perbedaan tingkat kesejahteraan

dinegara-negara yang mempunyai tingkat pendapatan per kapita yang relatif sama.

Kelemahan Metodologis Pendekatan Pendapatan per Kapita

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat

berbeda, meskipun tingkat pendapatan per kapitanya relatif sama :

a.    Pola pengeluaran masyarakat

b.    Perbedaan iklim

c.    Struktur produksi nasional

2.    Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih

Penyempurnaan metode perhitungan GNP dilakukan dengan dua cara yaitu :

a.    Koreksi Positif

Adalah berkaitan dengan sektor ekonomi informal. Perekonomian NSB

ditandai besarnya peranan sektor ekonomi informal yang tumbuh pesat. Sektor

ekonomi informal dibedakan menjadi dua, yaitu :

271

Page 272: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

1.     Kegiatan ekonomi yang ilegal atau melawan hukum, misalnya, perdagangan

narkotika dan obat-obatan terlarang.

2.    Kegiatan ekonomi yang legal tetapi tidak tercata sehingga terhindar dari pajak,

misalnya, pendapatan dari tukang batu yang memperbaiki rumah kita.

b.    Koreksi Negatif

Berkaitan dengan kerusakan lingkungan (eksternalitas negatif) yang

ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan disektor produktif. Koreksi negatif

mempertimbangkan biaya-biaya sosial (social costs) yang ditimbulkan oleh kegiatan-

kegiatan ekonomi.

INDIKATOR NON-MONETER

1.     Indikator Sosial

Menurut metode ini, tingkat kesejahteraan dari setiap negara ditentukan oleh

beberapa indikator berdasarkan pada tingkat konsumsi atau jumlah persediaan

beberapa jenis barang tertentu yag datanya dapat dengan mudah diperoleh di NSB.

Data tersebut adalah :

a.    Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg)

b.    Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton)

c.    Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun

d.    Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10

e.    Jumlah persediaan telepon dikalikan 10

f.    Jumlah persediaan berbagai jenis barang

g.    Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg)

2.    Indeks Kualitas Hidup

Angka Ideks Kualitas Hidup (IKH) dapat diperoleh dengan rumus :

Dimana IHH adalah indeks harapan hidup, IKB adalah tingkat kematian bayi per

1.000 kelahiran, dan IMH adalah indeks melek huruf.

·         Indeks Harapan Hidup

·         Indeks Kematian Bayi

272

Page 273: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

·         Indeks Melek Huruf

INDIKATOR CAMPURAN

1.     Indikator Susenas Inti

Indikator susenas inti meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a.    Pendidikan

b.    Kesehatan

c.    Perumahan

d.    Angkatan Kerja

e.    Keluarga Berencana dan Fertilitas

f.    Ekonomi

g.    Kriminalitas

h.    Perjalanan Wisata

i.     Akses kemedia massa

2.    Indeks Pembangunan Manusia

Berdasarkan indeks IPM-nya, negara-negara didunia ini dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu :

a.    Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang rendah (low

humam development)

b.    Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia menengah (medium

humam development)

c.    Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi (high

humam developmant)

273

Page 274: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

BAB 12

PENYESUAIAN PORTOFOLIO

2.12 Penyesuaian portofolio

Pengertian portofolio

Menurut Jemes Tobin (1958)

Mengukapkan adanya teori permintaan uang yang menekankan peran uang

sebagai penyimpanan nilai. Serta. Memprediksi permintaan uang yang seharusnya

bergantung pada risiko dan retun yang diberikan oleh uang dan oleh berbagai asset

selain uang yang dimiliki oleh rumah tangga.

Menurut Huang, H & Milevsky, M.A (2008)

Menyatakan portofolio dalam rumah tangga di lakukan untuk memilihaset

asuransi jiwa atau pension, dimana ini bebas dari resiko asset itu sendiri

Berdaasarkan Makro ekonomi

Portofolio yaitu kuantitas portofolio akan risk dan return dari sudut perusahaan

atau investor terhadap risk free atau risk asset.

Analisis portofolio

274

Page 275: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Portofolio merupakan kombinasi / gabungan / sekumpulan assets, baik berupa real

assets maupun finansial assets yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan

portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu

mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi

negative.

Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut di bandingkan

dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut :

1. Memberikan ecpected return (hasil dari keuntungan atau rugi dari investasi)terbesar

dengan risk yang sama.

2. Memberikan risk (resiko kerugian) terkecil dengan expected return yang sama

PEMILIHAN PORTOFOLIO YANG EFISIEN

Semua portofolio yang terletak pada efficient frontier (garis yang

menunjukkan sejumlah portofolio yang efisien , dan semua portofolio dibawah

garis dinyatakan tidak efisien) merupakan portofolio yang efisien sehingga tidak

dapat dikatakan optimal.

Sedangkan untuk membentuk portofolio yang optimal kita harus menawarkan

return yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan prevensinya, sebagai

berikut :

1. Short Selling yang di perbolehkan.

Short selling : menjual saham yang bukan miliknya. Misal : meminjam

saham pada brokernya dengan harapan harga saham akan turu. Sehingga

investor akan memperoleh keuntungan. Hasil short selling selanjutnya

digunakan untuk membeli saham lain. Dengan demikian jumlah dana yang

diinvestasikan bisa lebih besar dari 100% , & bisa juga lebih kecil dari 0%

( negatif ).

2. Short Selling yang tidak diperbolehkan.

Jika short salling tidak diperkenankan & investor menginvestasikan

semua dananya, maka jumlah dana yang diinvestasikan maksimum sebesar

100% & minimum sebesar 0% .

275

Page 276: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

PEMILIHAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL

Ada lima model indeks yang dapat digunakan untuk menghitung portofolio

optimal.

1. Model indeks tunggal

Model ini mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara dua

efek atau lebih akan berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan

mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal

yang dimasukkan dalam model. Faktor atau indeks tersebut adalah Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tujuan penggunaan model indeks tunggal adalah untuk

menyederhanakan perhitungan portofolio model Markowitz. Pada

portofolio model Markowits dibutuhkan parameter-parameter input

berupa:

1) Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing saham.

2) Variance masing-masing saham.

3) Covariance antar saham-saham.

Perhitungan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya

didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu

sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka

tersebut adalah rasio antara ekses return dengan beta (excess return to

beta).

2. Model Indeks Ganda (Multi-Index Models)

Multi-index models lebih berpotensi dalam upaya untuk mengestimasi

expected return, standar deviasi dan kovarians efek secara akurat

dibanding single index models. Karena pengembalian aktual efek tidak

hanya sensitif terhadap perubahan IHSG, artinya terdapat kemungkinan

adanya lebih dari satu faktor yang dapat mempengaruhinya. Multi index

models menganggap bahwa ada faktor lain selain IHSG yang dapat

mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek, misalnya tingkat bunga

bebas risiko.

276

Page 277: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

3. Model Utilita yang diharapkan / expexted utility model

Menyatakan : para pemodal akan memilih suatu kesempatan investasi

yang memberikan utilitas yang diharapkan yang tertinggi . Utilitas yang

diharapkan tertinggi tidak selalu sama dengan tingkat keuntungan yang

diharapkan tertinggi.

4. Safety First Models.

Kriteria Roy

Menyatakan portofolio yang terbaik adalah portofolio yang

mempunyai probabilitas terkecil untuk menghasilkan tingkat keuntungan

dibawah tingkat keuntungan tertentu ( yang diinginkan ).

Kriteria Kataoka

Menyarankan : memaksimumkan batas bawah dengan batasan bahwa

probabilitas tingkat keuntungan untuk sama dengan atau lebih kecil dari

batas bawah tidaklah lebih besar dari angka tertentu.

5. Model Stochastic Dominance (SD)

Tidak memerlukan asumsi tertentu tentang fungsi utilitas pemodal, dan

tingkat keuntungan tidak perlu berdistribusi normal

Sikap pemodal terhadap resiko

Risk averter / tidak menyukai resiko.

Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi

yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang

berbeda, maka lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil.

Karakteristik investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara

matang dan terencana atas keputusan investasi.

Risk neutral / netral terhadap risiko.

Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian

yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investasi jenis ini umumnya cukup

277

Page 278: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

flexible dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan

investasi.

Risk seeker / menyukai resiko.

Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi

yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang

berbeda, maka orang tersebut akan lebih suka mengambil investasi dengan

risiko yang lebih besar. Karakteristik investor jenis ini bersikap agresif dan

spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.

Kurva risk dan return

Harga saham ditentukan oleh Risk & Return dalam pengertian expected risk &

return.

-Semakin besar peluang untuk rugi suatu assets à semakin beresiko assets tersebut

-Semakin besar variabilitas return suatu assets à semakin beresiko assets tersebut.

Risk indifferent: Sikap terhadap resiko dimana return sama dengan resiko meningkat

Risk averse: Sikap terhadap resiko dimana return meningkat sejalan resiko meningkat

Risk taking: Sikap terhadap resiko dimana return turun dan layak dengan resiko

meningkat.

Perhitungan portofolio

CONTOH KASUS MENGUKUR PENGEMBALIAN PORTOFOLIO

Pengembalian aktual dari suatu portofolio aktiva sepanjang periode waktu tertentu

dapat dihitung :

Rp=W 1 R 1+W 2R 2+…+WGRGG

Rp=∑WG . RG

G = I

Keterangan :

Rp = tingkat pengembalian portofolio selama periode berjalan

Rg = tingkat pengembalian aktiva g selama periode berjalan

278

Page 279: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Wg = berat aktiva g pada portofolio – bagian dari nilai pasar keseluruhan

G = jumlah aktiva pada portofolio

Jawab :

Aktiva Nilai pasar Tingkat pengembalian

1 $ 6 juta 12

%

2 $ 8 juta 10

%

3 $ 11 juta 5 %

Total $ 25 Juta

R1 = 12 % w1 = 6 / 25 = 0,24 = 24 %

R2 = 10 % w2 = 8 / 25 = 0,32 = 32 %

R3 = 5 % w3 = 11/25 = 0,44 = 44 %

Rp = 0,24 (0.12) + 0,32 (0.10) + 0,44 (0.5)

Rp = 0,0828   =  8,28 %          

“Maka Pengembalian aktual dari suatu portofolio aktiva sepanjang periode waktu

tertentu adalah memperoleh expected return sebesar 8,28 %, dikatakan risk jika -

8,28% ”

2.12.1 Perilaku harga surat obligasi

Pengertian Surat Bbligasi

a) Merupakan pengauan utang pihak yang mengeluarkan pada pihak investor

b) Surat obligasi menunjukan jumlah nominal, bunga dan tanggal pembayarannya

dan perjanjian-perjanjian lain.

c) Obligasi merupakan suatu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang

tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan juga bunga setiap

tanggal tertentu.

Hal yang mempengaruhi obligasi

279

Page 280: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

a) Adanya perubahan suku bunga deposito. Naik turunnya suku bunga tersebut

akan berpengaruh terhadap harga pasar suatu obligasi.

b) Sedangkan hubungan harga pasar obligasi dengan suku bunga deposito

mempunyai hubungan berbanding terbaik. Jadi kalau suku bunga deposito

naik, maka harga obligasi akan turun

Z (k )= kR

Z ( I )= Ir

Ket :

Z = Harga Obligasi

K = Nilai Kupon Bunga per Tahun

R = Tingkat bunga Pasar

Z(I) = Harga Obligasi dengan pendapatan bunga per rupiah

Dalam menghitung bunga (interest) yang akan diterima, perlu diketahui terlebih dulu

penggunaan dasar-dasar hari (calendar coventions) dalam pasar obligassi. Untuk pasar

obligasiIndonesia berlaku ketentuan seperti :

Obligasi Korporasi, Umumnya digunakan kententuan 1 bulan= 30 hari, dan 1 tahun

= 360 hari

Obliasi Negara, di gunakan ketentuan actual days untuk menghitung hari berjalan

dan total hari 1 kupon

Commercial paper, digunakan kententuan actual days dan 1 tahun =360 hari,

Price (harga) oblogasi dinyatakan dalam persentasse nilai nominal.

a) Jika 100%, dikenal dengan par value

b) < 100%, dikenal dengan at discount

c) > 100%, dikenal dnhan at premium

Bahwa tingginya harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Selain

itu factor lain yang mempengaruhi harga obligasi adalah

a) Kondisi marko ekonomi Indonesia

b) Kondisi industry dari emiten

c) Struktur instrument

d) Likuiditas pasar

280

Page 281: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

e) Kinerja emiten (kemampuan memenuhi kewajiban hutang)

2.12.2 Perilaku harga surat saham

Perilaku harga surat saham

Saham sering di artikan sebagai :

1) Tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan

2) Suatu surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau

badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham

Harga saham adalah harga yang terjadi di passer bursa pada waktu tertentu yang

ditentukan oleh perlaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar, harga saham

dipengaruhi oleh asspek yaitu :

Pendapatan,deviden, aliran kas dan pertumbuhan .

2.12.3 Teori seleksi portofolio keynes

Teori keuangan yang dikemukakan Keynes pada umumnya menerangkan 3 hal, yaitu :

1) Tujuan-tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan uang)

2) faktor-faktor yang menentukan tingkat bunga

3) efek perubahan penawaran uang terhadap kegiatan ekonomi negara.

Tujuan masyarakat untuk meminta (memegang) uang,Maka dapat diklasifikasikan

atas 3motif utama, yaitu :

1) Motif transaksi (transaction motive), motif ini timbul karena uang digunakan

Untuk transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuantransaksi ini

ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan (MDt = f(Y), artinyasemakin besar

tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga

mengalami peningkatan demikian sebaliknya.

2) Motif berjaga-jaga (precautionary motive), selain untuk membiayai transaksi,

281

Page 282: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa mendatangyang

sifatnya berjaga-jaga. Besarnya permintaan uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh

besarnya tingkat pendapatan pula.Semakin besar tingkat pendapatan permintaan uang

untuk berjaga-jaga pun semakin besar. MDp =f(Y).

3) Motif spekulasi (speculation motive), spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan

Untuk membeli surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham,

atauinstrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang

dengan motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga,ataupun

capital gain, fungsi permintaannya adalah MDs = f(i). Maka formula untuk

permintaan uang menurut Keynes adalah:

MD = MDt + MDp + MDs

2.12.4 Permintaan uang untuk transaksi dengan model persediaan

Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol :

Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock),Yang setiap saat

dipakai untukmemenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk

mengelola diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum

(Biaya minimun). Kasus perangkap likuiditas di mana kebijakan moneter tidak

efektif?Jawabannya hampir pasti tidak ada.Keynes disarankan dalam Teori Umum

bahwa jebakan likuiditas mungkin terjadi ketika suku bunga sangat rendah. (Namun,

ia menyatakan bahwa ia belum pernah melihat sebuah terjadinya perangkap

likuiditas.)

Karl Brunner, dan Allan Meltzer, yang melihat apakah bunga sensitivitas permintaan

uangmeningkat pada periode ketika tingkat suku bunga sangat rendah. Mereka

menemukan bahwa tidak ada kecenderungan untuk sensitivitas bunga meningkat

karena suku bunga turun Permintaan uang adalah sensitif terhadap suku bunga, tetapi

ada sedikit bukti bahwa perangkap likuiditas yang pernah ada.

Teori Likuiditas Preferensi Keynes

282

Page 283: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

Dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money,Keynes

meninggalkan pandangan klasik bahwa kecepatan adalah konstan dan dikembangkan

teori permintaan uang yang menekankan pentingnya tingkat suku bunga.

Terdapat 3 motif permintaan uang:

1. Motif transaksi

Permintaan individual akan uang untuk transaksi meningkat seiring dengan

meningkatnya pendapatan. Secara agregat kebutuhan untuk kebutuhan transaksi dapat

dikelompokkan ke dalam belanja rumah tangga. Belanja pemerintah, industry, dan

ekspor-impor. Semakin tinggi pendapatan riil yang diterima masyarakat, maka

semakin tinggi pula permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, dan demikian

pula sebaliknya.

2. Motif berjaga-jaga

Motif berjaga-jaga yaitu motif yang mendorong seseorang menyimpan

sebagian dari kekayaannya dalam bentuk uang tunai. Semakin besar nilai transaksi

pertahunnya, semakin banyak jumlah uang yang diperlukan untuk maksud berjaga-

jaga.

3. Motif spekulasi

Motif spekulasi yang dimaksud Keynes adalah spekulasi dalam surat-surat

berharga, khususnya surat obligasi. Semakin tinggi harga obligasi, maka semakin

meningkat kebutuhan uang dengan spekulasi, dan begitu juga sebaliknya. Motif

pemegangan uang ini adalah untuk memperoleh keuntungan.

4. Menempetkan ketiga motif secara bersamaan

Permintaan terhadap uang tidak saja berhubungan dengan pendapatan tetapi

juga untuk suku bunga adalah permulaan pandangan Fisher tentang permintaan uang,

dimana suku bunga tidak memiliki efek pada permintaan uang.Teori Keynes tentang

permintaan uang menunjukkan kecepatan yang tidak konstan, tetapi bukannya

berfluktuasi dengan pergerakan suku bunga. Meskipun Keynes mengambil transaksi

dan komponen berjaga-jaga dari permintaan uang yang akan proporsional terhadap

pendapatan, dia beralasan bahwa motif spekulasi berhubungan negative dengan

tingkat suku bunga. Model Keynes tentang permintaan uang memiliki implikasi

penting yang kecepatannya tidak konstan, melainkan secara positif terkait dengan

suku bunga yang berfluktuasi substansial. Teorinya juga menolak keteguhan dari

kecepatan karena perubahan dalam harapan masyarakat tentang tingkat suku bunga

283

Page 284: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

normal akan menyebabkan pergeseran dalam permintaan uang dan akan

menyebabkan pergeseran kecepatan juga. Jadi teori Liquiduty Preference Keynes

melemparkan keraguan pada teori kuantitas klasik yang nominal pendapatannya

terutama ditentukan oleh gerakan-gerakan dalam kuantitas uang.

Pendekatan selanjutnya dari keynesian

Wiliam Baumol dan James Tobin mengatakan bahwa jumlah uang yang

dipegang untuk bertransaksi pada seseorang sangat sensitif dengan tingkat suku

bunga. Baik itu suku bunga tabungan, obligasi, dan instrumen investasi lainnya.

Contoh, skenario pertama, Ahmad mempunyai pendapatan pada setiap awal bulan

sebesar Rp. 1.000.000, dan dia tetap memegangnya sampai akhir bulan dan pada

akhirnya uangnya pun menuju Rp. 0 pada akhir bulan. Skenario ke 2, pada awal bulan

Ahmad membagi uangnya menjadi 2 bagian, Rp. 500.000 dalam bentuk uang tunai

dan 500.000 dalam bentuk obligasi. Pada pertengahan bulan uang tunainya habis dan

untuk keperluan transaksi Ahmad menjual obligasinya dan posisi uang tunai Ahmad

kembali ke level  500.000. Dan  pada akhir bulan rupiahnya menuju angka 0 kembali.

Apa perbedaan antara skenario satu dan dua. Skenario satu uang ahmad

didiamkan dalam bentuk tunai sehingga tidak terjadi penambahan apapun dalam

uangnya. Tetapi pada skenario dua, obligasi mempunyai bunga, anggaplah bunga

obligasi itu 5% per bulan. Maka hmad mendapatkan Rp. 12.500 bulan ini (2.5% x

500.000). kesepakatan yang cukup menggiurkan bukan

Tetapi ketika Ahmad menyimpan sebagian uangnya dalam bentuk obligasi.

Dia menciptakan 2 jenis biaya transaksi. Pertama, ia harus membayar biaya broker

untuk pembelian dan penjualan obligasi. biaya ini akan meningkat bila saldo rata-rata

uang tunai ahmad lebih rendah karena dia pasti akan lebih sering membeli dan

menjual obligasi. kedua, dengan semakin sedikitnya uang tunai yang ahmad pegang,

maka dia akan lebih banyak berpergian untuk mencairkan obligasi atau bank untuk

mencairkan uang tunainya.

Ahmad menghadapi trade-off. Jika ia memegang uang tunai sangat sedikit,

ia bisa mendapatkan banyak bunga obligasi,tetapi dia akan dikenakan biaya transaksi

yang lebih besar. Jika tingkat bunga tinggi, manfaat dari memegang obligasi akan

menjadi relatif tinggi dengan biaya transaksi, dan ia akan memegang lebih banyak

obligasi dan uang tunai yang lebih sedikit. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, biaya

284

Page 285: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

transaksi dapat lebih besar dari pembayaran bunga, dan ahmad kemudian akan lebih

baik memegang kas lebih banyak dan lebih sedikit obligasi

Kesimpulan dari analisis Baumol-Tobin dapat dinyatakan sebagai

berikut: Seperti meningkatkan suku bunga,jumlah uang tunai yang dipegang untuk

tujuan transaksi akan menurun, yang pada gilirannya berarti perputaran yang akan

meningkat karena peningkatan suku bunga. Dengan kata lain, komponen transaksi

dari permintaan uang berhubungan negatif dengan tingkat suku bunga.

Perkembangan lebih lanjut dari pendekatan Keynesian telah berusaha untuk

memberikan penjelasan yang lebih tepat untuk transaksi, pencegahan, dan permintaan

spekulatif uang. Upaya untuk meningkatkan pemikiran Keynes untuk permintaan

spekulatif untuk uang telah hanya sebagian berhasil, itu masih tidak jelas bahwa

tuntutan ini bahkan ada. Namun, model transaksi dan permintaan pencegahan untuk

uang menunjukkan bahwa komponen-komponen permintaan uang secara negatif

terkait dengan suku bunga. Oleh karena itu proposisi Keynes bahwa permintaan uang

adalah sensitif terhadap suku bunga-menunjukkan kecepatan yang tidak konstan dan

bahwa pendapatan nominal mungkin terpengaruh oleh faktor lain dari kuantitas

uang masih didukung.

Teori Kuantitas Uang Modern Friedman

Friedman mengejar pertanyaan mengapa orang memilih untuk memegang

uang. Bukannya menganalisis motif khusus untuk memegang uang. Lalu Friedman

hanya menyatakan bahwa permintaan uang dipengaruhi oleh faktor yang sama yang

mempengaruhi permintaan aset apapun.

Teori permintaan aset menunjukkan bahwa permintaan uang harus menjadi

fungsi dari sumberdaya yang tersedia bagi individu (kekayaan mereka) dan hasil

pengembalian pada aset lainnya relatif terhadap hasil yang diharapkan pada uang.

Seperti Keynes, Friedman mengakui bahwa orang ingin menahan sejumlah

keseimbangan uang riil (jumlah uang secara riil). Dari alasan ini, Friedman

mengungkapkan formulasi tentang permintaan uang sebagai berikut

Md/P = demand for real money balances

Yp = Friedman’s measure of wealth, known aspermanent income

Rm = expected return on money

rb = expected return on bonds

285

Page 286: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

re = expected return on equity (common stocks)

e=expected inflation rate

Seorang individu dapat menyimpan kekayaan dalam beberapa bentuk selain

uang; Friedman mengkategorikan menjadi tiga jenis aset: obligasi, ekuitas (saham

biasa), dan barang. Insentif untuk memegang aset-aset ini bukannya uang yang

diwakili oleh pengembalian yang diharapkan pada masing-masing aset relatif

terhadap pengembalian yang diharapkan atas uang, tiga yang terakhir istilah dalam

fungsi permintaan uang. Tanda minus di bawah setiap menunjukkan bahwa setiap

naik panjang, permintaan uang akan turun.

2.12.5 Toeri preferensi likuiditas james tobin

Baumol-Tobin Model of Transactions Demand for Money

Ide dasar dibalik model Baumol-Tobin disajikan dalam bab ini. Di sini kita

mengeksplorasi  matematika yang mendasari model. Asumsi dari model ini adalah :

1.      Seorang individu menerima pendapatan dari T0 pada awal setiap periode.

2.      Seorang individu menghabiskan pendapatan ini pada tingkat yang konstan,

sehingga pada akhir periode,semua T0 pendapatan telah dibelanjakan.

3.      Hanya ada dua assetsâ € "uang tunai dan obligasi. Kas mendapatkan kembali

nominal nol, dan obligasi mendapatkan suatu tingkat bunga .

4.      Setiap kali seseorang membeli atau menjual obligasi untuk meningkatkan uang

tunai,biaya B, untuk broker  termasuk didalamnya.

Tobin Mean-Variance Model

Permintaan uang hanya sebuah aplikasi dasar ide-ide dalam teori

pilihan  portofolio. Tobin mengasumsikan bahwa utilitas seseorang  berasal dari asset

mereka secara positif terkait dengan hasil yang diharapkan pada

portofolio mereka.aset dan negatif terkait dengan keberisikoan portofolio ini yang

diwakili oleh varians (atau deviasi standar) pengembalian nya. Kerangka kerja

286

Page 287: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

ini menyiratkan bahwa sebuah individu memiliki kurva indiferen yang

dapat ditarik . Perhatikanbahwa kurva indiferen kemiringan ke atas karena seorang

individu bersedia untuk menerima risiko yang lebih jika menawarkan pengembalian

yang diharapkan lebih tinggi. Selain itu, ketika kita pergi ke kurva indiferen yang

lebih tinggi, Uilitas pu akan lebih tinggi, karena untuk tingkat resiko yang sama, hasil

yang diharapkan lebih tinggi. Tobin melihat antara pilihan memegang uang, yang

mendapatkan kembali nol tertentu, atau obligasi, yang dapat dinyatakan sebagai

I : keuntungan dari obligasi , g :  capital gains

BAB III

Kesimpulan

Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis

mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran Makro Ekonomi  mengajarkan kepada

kita tentang perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku

perekonomian secara keseluruhan.

Dalam makro ekonomi juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4

komponen yaitu :

1.      Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )

2.      Pengeluaran pemerintah

3.      Pengeluaran perusahaan ( investasi )

4.      Ekspor dan impor

Dan Tujuan dari Makroekonomi adalah :

1.      Output tinggi lalu pertumbuhan cepat

2.      Kesempatan kerja yang tinggi pengangguran terpaksa yang rendah

3.      Stabilitas harga dalam pasar bebas

287

Page 288: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

4.      Perdagangan luar Negeri

Saran

Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang

terkait seharusnya menganalisis terlebih dahulu dampak jangka panjang yang akan terjadi

di masyarakat. Kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang baik seharusnya memperkuat

perekonomian Negara secara keseluruhan.

Daftar Pustaka

http://setkab.go.id/en/artikel-6596-faktor-kunci-meningkatnya-investasi-di-indonesia.html

http://red3land.blogspot.com/2012/09/pengertian-tingkat-bunga.html

http://www.pendidikanekonomi.com/2013/10/pergerakan-dan-pergeseran kurva.html

http://sinalfa.blogspot.com/2011/05/perkembangan-investasi-dan-tingkat.html

http://www.scribd.com/doc/49370688/PASAR-KOMODITI-DAN-KURVA-IS

http://expressknowledges.wordpress.com/tag/kurva-permintaan-investasi-fungsi-suku-bunga/

http://lianazlie.blogspot.com/2011/05/penurunan-kurva-is.html

http://aldairchristiawan.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://dewimanroe.wordpress.com/2013/03/13/permintaan-dan-penawaran-uang/

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2176080-permintaan-uang/

#ixzz31wMVjMEr

http://idadwiw.wordpress.com/2012/07/03/uang-teori-uang-motif-memegang-uang/

288

Page 289: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

http://viewords.wordpress.com/college-related-post/permintaan-uang/

http://wadeau.blogspot.com/2013/11/teori-keynes-tentang-permintaan-uang.html

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro

Ekonomi dan Makro Ekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Sukirno, Sadono. 2012. MakroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.

Neraca Pembayaran. Posted by Arianto Samier Irhash at 10:45:00 PM.

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/08/pengertian-neraca-pembayaran.html

http://gioakram.blogspot.com

hariyatno.staff.gunadarma.ac.id

http://tenagasosial.blogspot.com

http://naylasyahadah.blogspot.com

http://makalah-artikel-online.blogspot.com

Kurs Tetap, Kurs Mengambang Bebas, Kurs Mengambang Terkendali dan Penerapannya Di

Indonesia. http://economicwatcher.blogspot.com/2012/06/kurs-tetap-kurs-mengambang-

bebas-kurs.html

Pengertian dari Kurs Tetap dan Kurs Mengambang. 17 OKTOBER 2011.

IKASAMSUMANTRI. http://ikasamsumantri.wordpress.com/2011/10/17/pengertian-dari-

kurs-tetap-dan-kurs-mengambang/

Kurs Tetap, Kurs Mengambang, Dan Kurs Mengambang Terkendali. Diposkan oleh Khe-khe

di Senin, Oktober 10, 2011. http://ikemurwanti.blogspot.com/2011/10/kurs-tetap-kurs-

seimbang-dan-kurs.html

Author: Zainul Muchlas Dosen Stie Asia Malang. [email protected], www.asia.ac.id 2013

http://elfriza.blogspot.com/2013/10/resesi-depresi-dan-pengangguran.html

http://fachrialicius.blogspot.com/2012/12/keseimbangan-ekonomi-makro.html

http://egha02.blogspot.com/

289

Page 290: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

http://yanpoga.blogspot.com/2010/11/keseimbangan-ekonomi.html

http://makalahpaijo.blogspot.com/2013/04/kurva-permintaan-dan-penawaran-agregatif.html

http://anisaalwiyahtaha.blogspot.com/2011/11/model-keynesian-faktor-yang-

menentukan.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2348884-pengertian-tenaga-kerja-menurut-

para/#ixzz31yQooaWI

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/langkah-langkah-dalam-menentukan-gaji.html rabu

19.23

http://fansmania.wordpress.com/2010/03/29/tips-trik-mengelola-dan-menentukan-gaji-

karyawan/ rabu 19.23

http://josahulata.wordpress.com/tag/pengangguran

http://andinisaurus.blogspot.com/2012/05/produktivitas-tenaga-kerja.html, rabu 19:12

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/departemen-bangunan-

30/411-pengukuran-produktivitas-tenaga-kerja, rabu 19:13

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2348884-pengertian-tenaga-kerja-menurut-

para/

Prof. Dr. Soedjono Dirdjosisworo, S.H., M.B.A, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman

Modal di Indonesia, CV Mandar Maju, Bandung, 1999.

Santoso Brotodihardjo, S.H., Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Refika Aditama, Bandung, 2008.

Y. Sri Pudyatmoko, Pengantar Hukum Pajak Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008.

http://dinaaliza.blogspot.com/2013/05/kebijakan-moneter.html

http://rifdoisme.wordpress.com/2012/09/19/teori-konsumsi/

http://ejurnal.stiedharmaputra-smg.ac.id/index.php/DE/article/view/13

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4210a/tanya%202.htm

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4210a/tanya%203.htm

290

Page 291: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4210/espa4210a/tanya%20jawab.htm

http://anakbaru.wordpress.com/2011/03/22/4/

http://keuanganlsm.com/menentukan-tingkat-bunga-bank-sebuah-investasi/

Sukirno Sadono, Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi 3, Jakarta, 2010.

http://anaridle.blogspot.com/2008/03/kurva-lm-dan-pasar-uang-apa-hubungannya.html

kuswanto.staff.gunadarma.ac.id

dwijayanto.staff.gunadarma.ac.id

http://vinlux.blogspot.com/2007/03/bab-i-pendahuluan-pengertian-pasar.html http://

edudetik.blogspot.com/2014/01/makalah-pasar-uang.html

http://hpweblog.wordpress.com/2012/10/19/pasar-barang-dan-pasar-uang-model-is-lm/

http://rudysims6789.blogspot.com/2013/07/kebijakan-fiskal-dan-moneter-dalam.html

https://sites.google.com/site/kuliahmoneter1/halaman-2

http://variasy.blogspot.com/2012/12/analisis-lm-keseimbangan-pasar-uang.htmlS

http://ssbelajar.blogspot.com/2013/04/grafik-permintaan-uang.html

http://indydolphin.blogspot.com/2011/04/kebijakan-fiskal-dan-moneter.html

http://rudysims6789.blogspot.com/2013/07/kebijakan-fiskal-dan-moneter-dalam.html

http://indydolphin.blogspot.com/2011/04/kebijakan-fiskal-dan-moneter.html

http://suvisutrisno93.wordpress.com/2013/12/17/paper-ekonomi-makro-is-lm/

Nugroho, (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Di Indonesia

Periode 2000 – 2011. Skripsi S1, Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro Tahun 2012.

http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/11/teori-permintaan-agregat-dan-tingkat.html

http://arengiff.blogspot.com/2011/03/perdebatan-antara-klasik-dan-keynes.html

291

Page 292: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

 

292

Page 293: Bahan Ajar Teori Ekonomi 2.docx (2238Kb)

293