bahan ajar pompa - sttal.ac.idsttal.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/pompa-ok.pdf · hal ini karena...
TRANSCRIPT
MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
BAHAN AJAR
POMPA
SURABAYA, JUNI 2017
2
DAFTAR ISI
Halaman 1. LEMBAR JUDUL ..................................................................................... 1 2. DAFTAR ISI ........................................................................................... 2 3. BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4
a. Definisi .......................................................................................... 4
b. Klasifikasi Pompa ............................................................................ 4
c. Jenis dan Perinsip Kerja ............................................................... 7
4. BAB II BASIC EQUATION & PUMP PERFORMANCE................................. 19
a. Basic Equation .............................................................................. 19
b. Pump Performance ...................................................................... 20
c. NPSH ....................................................................... 27
3
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Judul : Pompa
2. Tujuan Pengajaran : Membekali para Mahasiswa dengan mata pelajaran
Pompa dan Kompressor agar memiliki dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan serta
prosedur dalam disiplin ilmu teknik.
3. Sasaran Pengajaran : Selesai pelajaran ini para Mahasiswa diharapkan dapat:
a. Mengetahui klasifikasi pompa
b. Memahami basic equation & pump performance
4. Lama Pengajaran : 48 Jam Pelajaran
a. Teori : 48 Jam Pelajaran.
b. Praktek : 0 Jam Pelajaran.
5. Kepustakaan :
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Difinisi
Pompa adalah suatu alat/ pesawat yang digunakan untuk memindahkan fluida cair
(liquid) dari suatu tempat yang rendah ke tempat lain yang lebih tingi melalui suatu sistem
perpipaan, atau dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan
tinggi, atau dari satu tempat ke tempat lain yang jauh serta untuk mengatasi tahanan
hidrolisnya.
Prinsip operasinya pompa adalah memberikan perbedaan tekanan antara bagian
suction (hisap) dan bagian discharge (tekan) dengan mentransfer energi mekanis dari
suatu sumber energi luar (motor listrik, motor bensin/diesel ataupun turbin dll.) untuk
dipindahkan ke fluida kerja yang dilayani. Dengan demikian pompa menaikan energi cairan
yang dilayani sehingga cairan tersebut dapat mengalir dari suatu tempat yang bertekanan
rendah ke tempat yang bertekanan tinggi.
Pada suatu industri, pompa merupakan peralatan penunjang yang sangat penting.
Hal ini karena pompa digunakan sebagai peralatan sirkulasi air pendingin, sebagai
penggerak fluida kerja pada sistem hidrolis, sirkulasi minyak pelumas pada mesin, dsb.
Selain itu juga digunakan sebagai suply kebutuhan air bersih, pemadam kebakaran dan
lain-lain.
2. Klasifikasi Pompa
Pompa dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda, misalnya
berdasarkan kondisi kerjanya, cairan yang dilayani / dipindahkan, bentuk elemen yang
bergerak, jenis penggeraknya, serta berdasarkan cara mentransfer fluida dari dari pipa
hisap ke pipa tekan. Namun secara general pompa dapat diklasifikasikan sbb :
5
Gambar 1.1 Klasifikasi Pompa Positip
Reciprocating
Positive Displacement
Pump Dynamic
Piston, Plunger
Diaphragm
Steam-Double Acting - Simplex - Duplex
Power
Single Acting Double Acting
- Simplex - Duplex - Triplex
- Multiplex
- Simplex
- Multiplex - Fluid Operated - Mechanically Operated
Rotary
Single Rotor
Multiple Rotor
- Vane - Piston - Flexible - Member - Screw - Peristaltic
- Gear - Lobe - Piston - Circumferential piston
- Screw
Pompa
6
Gambar 1.2 Klasifikasi Pompa Dynamic
Centrifugal
Positive Displacement Pump
Dynamic
Mixed Flow,
Radial Flow
Single Suction Double Suction
Peripheral
Special Effect
- Jet (Ejector) - Gas Lift - Hydraulic Ram
- Electromagnetic
Axial Flow
Single Stage
Multistage
Closed Impeller Open Impeller
Fixed Pitch
Variable Pitch
Self Priming Non Priming Single Stage
Multistage
Open Impeller Semi Open Impeller Closed Impeller
Single Stage Multistage
Self Priming
Non Priming
Pompa
7
Gambar 1.3 Cara kerja Single Acting Reciprocating Pump
3. Jenis dan Prinsip Kerja
1.3.1 Positive Displacement Pumps
Pada pompa positive displacement, perpindahan zat cair dari suatu tempat ke
tempat lain disebabkan perubahan volume ruang kerja pompa yang diakibatkan oleh
gerakan elemen pompa yaitu maju-mundur (bolak-balik) atau berputar (rotary). Dengan
perubahan volume tersebut maka zat cair pada bagian keluar (discharge) mempunyai
tekanan yang lebih besar dibanding pada bagian masuk (suction) dan konsekuensinya
kapasitas yang dihasilkan sesuai volume yang dipindahkan.
Ciri-Ciri Umum Pompa Positip :
Head yang dihasilkan relatif tinggi dibanding dengan kapasitas.
Mampu beroperasi pada suction yang kering, sehingga tidak memerlukan proses
priming.
Kapasitas atau aliran zat cair tidak kontinyu.
a. Pompa Reciprocating
Adalah pompa yang merubah energi mekanis penggeraknya menjadi energi
aliran fluida yang dilayani dengan menggunakan bagian pompa yang bergerak bolak-
balik di dalam silinder. Bagian atau elemen pompa yang bergerak tersebut bisa disebut
piston ataupun plunger tergantung dari konstruksinya.
8
Gambar 1.4 Cara kerja Double Acting Reciprocating Pump
Gambar 1.5 a. Single Acting Reciprocating Pump 1.5 b. Double Acting Reciprocating Pump
a
b
Bebarapa contoh pompa reciprocating yang digerakan dengan mesin uap diperlihatkan
pada gambar di bawah 1.5a dan 1.5b.
9
Gambar 1.6 Pompa Multiple Screw
b. Pompa Rotary
Pompa rotary adalah pompa-pompa positip (positive displacement pumps)
dimana energi ditransmisikan dari motor penggerak ke cairan oleh suatu bagian
(elemen) yang mempunyai gerakan berputar di dalam rumah pompa.
Berdasarkan desainnya, pompa rotary dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Screw Pump
2. Gear Pump
3. Lobe Pump
4. Sliding Vane
5. Rotary piston
b.1. Screw Pump
Kebutuhan untuk memperbaiki kelemahan pompa reciprocating dalam
menghasilkan kapasitas rendah serta aliran lebih uniform dapat dikurangi oleh penggunaan
pompa screw. Tekanan, kapasitas serta putaran dari pompa ini dapat mencapai 200
kg/cm2, 300 m3/jam serta 10.000 rpm.
Pompa – pompa diatas dapat mempunyai dua atau tiga rotor. Pada air tight pump (pompa
kedap udara), ruang suction dan discharge dipisahkan satu sama lain oleh rangkaian air
tight dari pada rotor.
Kelebihan lain dari pompa screw antara lain :
- Efisiensinya totalnya tinggi (70 % – 80%)
- Ukuran pompa relatif kecil, ringan karena rotor dapat bekerja pada putaran tinggi.
- Aliran hampir benar-benar uniform.
- Getarannya relatif kecil
- Kapasitas isapnya baik sekali
- Dapat beroperasi dalam berbagai posisi, horizontal, vertikal, miring dsb.
10
Gambar 1.8 Pompa dua lobe
Gambar 1.7 Pompa Roda Gigi
b.2. Gear Pump
Pompa roda gigi mampu digunakan untuk memompa cairan yang mempunyai
viskositas rendah hingga tinggi. Pompa ini umumnya dipakai sebagi pompa minyak
pelumas.
Pompa roda gigi terdiri dari roda gigi penggerak dan roda gigi yang digerakkan.
Konstruksinya bisa external ataupun juga internal. Gambar dibawah diperlihatkan kedua
konstruksi pompa roda gigi.
Kebaikan pompa roda gigi adalah :
- Aliran uniform
- Konstruksi sederhana
- Kapasitasnya relatih besar dibanding ukuran pompa yang kecil
- Instalasi sederhana.
b.3. Lobe Pump
Pompa lobe mempunyai dua rotor setiap lobe, baik untuk lobe dua, tiga maupun
empat masing-masing lobenya tetap mempunyai dua rotor. Pompa tiga lobe mempunyai
efisiensi lebih baik dibanding dengan dua lobe, begitu seterusnya. Namun dari segi
pembuatannya lebih sulit.
11
Gambar 1.9 Berbagai Pompa Lobe
Gambar 1.10 Pompa Sliding Vanes (8Vane)
Prinsip kerja pompa lobe adalah : Kedua rotor berputar serempak dengan arah
saling berlawanan di dalam sebuah casing. Sumbu gigi dari rotor selalu membentuk sudut
90o terhadap sumbu gigi rotor yang lain. Jika rotor diputar dalam arah panah, seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah, maka fluida yang terkurung antara casing dengan lobe
akan dipindahkan dari sisi inlet menuju outlet.
Pada gambar dibawah diperlihatkan pompa lobe dengan jumlah lobe yang berbeda
b.4. Sliding Vanes (Pompa Sudu)
Elemen-elemen pendorong Sliding vanes adalah sudu yang bergeser (sliding)
secara bebas di dalam slot (alur) dari rotor. Rotor berputar di dalam casing secara eksentrik
terhadap permukaan bagian dalam casing. Bentuk slinding vanes yang lain memiliki rotor
yang bergerak sepusat dengan casing, namun permukaan bagian dalam casing berbentuk
elips.
Pada gambar dibawah diperlihatkan pompa sudu dengan 8 buah sudu. Ruang
antara rotor dengan casing dibagi-bagi oleh sudu. Jika rotor berputar, volume ruangan yang
dibatasi oleh dua sudu mula-mula membesar sehingga fluida cair akan terisap melalui
lubang hisap, kemudian mengecil lagi sehingga fluida dikompresikan dan dikeluarkan
melalui saluran keluar.
12
Gambar 1.11 Pompa Flexible
Gambar 1.12 Pompa Diapraghma
Gambar 1.13 Pompa Radial Piston
Macam-macam pompa positip yang lain :
b.5. Flexible Pump
g. Pompa Diapraghma
b.6.. Rotary Piston
13
Gambar 1.14 Pompa Ejector
1.3.2 Non Positive (Dynamics) Pumps
Pompa dynamics adalah suatu pompa yang mana dalam operasinya, volume ruang
kerjanya tidak berubah. Dalam hal ini energi yang dipindahkan ke fluida kerja adalah energi
kinetik, sehingga pemindahan fluida terjadi karena perubahan kecepatan. Menurut cara
kerjanya nonpositive dapat dibedakan yaitu rotodynamic pumps dan special effect.
a. Special effect Pump (Ejector)
Prinsip kerja pompa ejector adalah kemampuannya merubah energi statis cairan
menjadi energi kinetis atau kebalikannya.
Kondisi vacuum yang terjadi pada ruang inlet pompa jet diperlukan untuk menarik
cairan yang dipompa kedalam ruang inlet tersebut. Kevacuuman dihasilkan oleh aliran
searah dari fluida penggerak (actuating fluid).
Kebaikan Pompa Ejector :
1. Tidak ada bagian yang bergerak, sehingga pompa bisa berumur panjang.
2. Tidak menimbulkan suarua gaduh dan mudah dioperasikan.
3. Mampu memompa cairan yang mengandung kotoran.
4. Sulit tersumbat.
5. Mampu bekerja pada saluran hisap yang kering.
6. Kapasitasnya uniform.
7. Ukurannya kecil dan ringan.
Keburukannya : Effisiensinya rendah.
14
Gambar 1.15 Prinsip kerja Pompa Rotodynamic
b. Pompa Rotodynamic
Pada pompa rotodynamic, perpindahan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain
menggunakan suatu sudu atau impeller yang berputar pada porosnya. Partikel fluida yang
berada pada saluran impeller akan digerakan dari sisi masuk (inlet) ke sisi keluar (outlet),
sehingga tekanan pada inlet akan turun dan tekanan pada outlet akan naik. Selama fluida
mengalir dari sisi inlet ke outlet, partikel-partikel fluida dipercepat, sehingga energi
kinetiknya akan naik. Energi kinetik ini selanjutnya berangsur-angsur dirubah menjadi
energi potensial (energi tekan) baik pada rumah keong (volute chamber) atau diffuser ring
pada pompa centrifugal radial ataupun pada stator pada pompa aksial.
Ciri-Ciri Pompa Rotodynamic (Turbo) :
Kontinuitas aliran sangat baik.
Realibilitas operasinya sangat tinggi, karena memiliki sedikit bagian yang bergerak
dan tanpa adanya mekanisme katup.
Mampu bergerak dengan putaran tinggi, sehingga dapat dengan mudah dikopling
langsung dengan motor listrik.
Dapat melumasi sendiri, oleh fluida yang dipompa.
Mudah pengaturan kapasitasnya.
Mempunyai Head relative lebih rendah dibanding dengan kapasitas yang dihasilkan.
Tidak mampu beroperasi pada suction yang kering, sehingga saluran suction hingga
impeller pompa harus terisi cairan penuh.
15
Gambar 1.16 Berbagai Pompa Rotodynamic
Gambar 1.17 Pompa centrifugal
Gambar 1.18 Bagian Utama Pompa centrifugal
Menurut bentuk impeller dan aliran fluida pompa rotodynamic dapat dibedakan menjadi :
b.1. Pompa Centrifugal (Radial)
Prinsip kerja pompa centrifugal dapat dijelaskan melalui gambar 1.18 dibawah ini.
Rumah pompa berbentuk volute chamber yang didalamnya berisi impeller. Poros
digerakan oleh motor penggerak dan cairan masuk kedalam impeller melalui inlet. Dari
impeller cairan dialirkan ke discharge melalui saluran berbentuk konis (volute chamber).
16
Gambar 1.19 Nomenklatur Pompa Centrifugal
Closed Type
Open Type Semi Open
Fungsi volute ini merubah sebagian energi kinetik menjadi energi potential yang berupa
kenaikan tekanan.
Pompa centrifugal dapat bekerja dengan normal bila pada saat start ruang antar
sudu maupun saluran isap terisi penuh dengan cairan. Begitu impeller berputar cairan yang
berada diantara sudu-sudu juga ikut berputar karena menerima gaya mekanis dari sudu,
sehingga partikel cairan mendapat kecepatan keliling yang menyinggung lingkaran impeller
sebesar U. Selanjutnya kecepatan tersebut membangkitkan gaya centrifugal, dan
akibatnya timbul tekanan yang sangat kuat pada diameter luar impeller. Apabila tekanan
ini sanggup mengatasi tekanan lawan pada saluran discharge, maka cairan diantara sudu
akan bergerak dari titik pusat ke arah diameter luar.
Banyaknya energi yang diberikan ke cairan oleh motor penggerak dapat diketahui
dari naiknya kecepatan cairan dari inlet ke outlet impeller. Untuk mendapatkan aliran yang
masuk tepat menyinggung permukaan sudu kadang-kadang sebelum impeller dilengkapi
dengan inlet guide vanes (IGV).
Sesuai dengan fungsinya, bentuk impeller pompa dibedakan, antara lain :
Gambar 1.20 Bentuk-Bentuk Impeller Pompa Centrifugal
17
Gambar 1.21 Mixed Flow Pump Volute Type
dan bentuk-bentuk Impeller
Gambar 1.22 Pompa Mixed Flow Tipe Mendatar
b.2. Pompa Mixed Flow
b.3. Pompa Aksial
Hal yang spesifik pada pompa aksial adalah arah aliran fluida melalui pompa betul-
betul aksial (sejajar poros). Pompa ini memiliki kapasitas yang besar, namun head yang
dihasilkan sangat rendah.
Dalam operasinya, impeller pompa selalu terbenam dalam cairan yang dipompakan.
Poros pompa bisa vertikal, horizontal maupun miring.
18
Gambar 1.23 Pompa Aksial Mendatar
4. Tugas:
1. Apa pengertian dari pompa ?
2. Bagaimana prinsip operasi pompa ?
3. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi pompa?
Keterangan Gambar : 1. Penutup hub 2. Impeller 3. Pipa suction 4. Mangkok pelumas 5. Sudu antar 6. Pressure tap 7. Pipa discharge 8. Flens 9. Rumah bantalan 10. Bantalan luncur 11. Pengikat rangka 12. Bantalan luncur 13. Pengikat sudu 14. Pemegang sudu 15. Kopling
Gambar 1.22 Pompa Aksial Vertikal
19
BAB II
BASIC EQUATION AND PUMP PERFORMANCE
1. Basic equation :
2.1.1 Energy equation for ideal fluid:
A stream of liquid under steady pipe flow conditions possesses definite amounts of
potential and kinetic energy. In the total flow of liquid let us consider a unit volume that mass
1 kg and passes through the cross section I. This volume of liquid, located at a height of z1
m above the datum, is subjected to a pressure p1 kg per sq m and moves at velocity of V1
m per sec.
The total specific energy of the kilogram of liquid considered at section I, as
expressed by Bernoulli’s equation, will be :
2.g
v
γ
pZH
2
kg m / kg (2.1)
Where:
Z = elevation head, mH2O (meter of water column)
γ
p = pressure head, mH2O
2.g
v2
= velocity head, mH2O
= . g = specific weigh
g = gravity
Z1
v
20
For perfect fluid under steady flow condition in homogeneous field gravity, total of
potential head, pressure head and velocity head are constant at a stream line. Suggest any
where 2 points (1) and (2) located at a same streamline, Bernoulli equation can write as:
2.g
C
γ
pZ
2.g
C
γ
pZ
2
222
2
111 (2.2)
2.1.2 Energy Equations for Real Fluid :
Persamaan energi pada dua titik yang berada dalam suatu aliran dapat ditulis :
21 ΣΔH2.g
C
γ
pZ
2.g
C
γ
pZ
2
222
2
111 (2.3)
where :
H1-2 = Head losses from point 1 to 2
Persamaan (2.3) menyatakan bahwa perbedaan total head dari tititk (1) ke (2) dalam suatu
garis arus yang sama adalah sama dengan kerugian head yang terjadi dari titik (1) ke titik
(2).
2.2 Pump Performance
Unjuk kerja setiap pompa ditentukan oleh ukuran-ukuran dasar antara lain :
1. Head.
2. Kapasitas.
3. Daya.
4. Efisiensi
Z1
2
1
Z2
21
Gambar 2.1 Instalasi Suction Lift Gambar 2.2 Instalasi Suction Head
2.2.1. Head
Adalah energi persatuan berat yang dikandung oleh zat cair yang mengalir. Energi
ini berupa energi tekan, energi kinetik dan energi potential. Satuan energi persatuan berat
adalah ekuivalen dengan satuan panjang atau (tinggi).
Head Geometris Instalasi Pompa dan Geometris Pompa
a. Head Suction Geometries Instalasi Pompa (Hs)
Adalah perbedaan ketinggian antara permukaan cairan yang diisap dengan
ketinggian sisi masuk (sumbu) pompa. Hs bertanda positip bila permukaan cairan yang
diisap lebih rendah dari pada pompa. Keadaan sebaliknya bertanda negatip.
b. Head Suction Geometris Pompa (Hs)
Apabila diukur dari pompa maka head geometris pompa (HS) dapat ditentukan
berdasarkan persamaan di bawah ini :
s
2
sr
2
sssrS ΣΔH
2.g
CC
γ
PPH
(2.4)
dimana :
Hs = Head suction geometris pompa.
Psr = Tekanan permukaan cairan pada suction reservoir.
Ps = Tekanan aliran pada bagian isap (inlet) pompa.
Csr = Kecepatan aliran turunnya permukaan cairan pada reservoir.
Cs = Kecepatan aliran pada pipa suction (isap).
= .g = berat jenis cairan.
22
∆HS = Seluruh kerugian energi pada pipa isap.
c. Head Discharge Geometris Instalasi Pompa (Hd)
Adalah perbedaan ketinggian antara permukaan cairan teratas setelah keluar dari
pipa discharge dengan ketinggian sumbu (poros) pompa.
d. Head Discharge Geometris Pompa (Hd)
Apabila diukur dari pompa maka head geometris pompa Hd dapat ditentukan
berdasarkan persamaan di bawah ini :
d
2
d
2
drdrdd ΣΔH
2.g
CC
γ
PPH
(2.5)
dimana :
Hd = Head discharge geometris pompa.
Pdr = Tekanan permukaan cairan pada discharge reservoir.
Pd = Tekanan aliran pada bagian discharge (outlet) pompa.
Cdr = Kecepatan aliran naiknya permukaan cairan pada reservoir.
Cd = Kecepatan aliran pada pipa discharge (tekan).
∆Hd = Seluruh kerugian energi pada pipa discharge.
e. Head Geometris Total Instalasi Pompa (HZ)
Adalah perbedaan ketinggian antara permukaan cairan teratas setelah keluar dari
pipa discharge dengan ketinggian permukaan cairan yang diisap oleh pompa (pada suction
reservoir), dengan tanpa memperhatikan apakah tekanan pada kedua reservoir tersebut
sama atau diatas atmosfer.
ghHH dszH (2.6)
f. Head Efektif (Total) Instalasi Pompa (Heff)
Apabila ditinjau dari instalasi pompa maka head efektif / total adalah :
dynstaticeff HHH (2.7)
Head Statis pompa :
Zsrdr
st Hγ
PPH
(2.8)
Head dynamis pompa :
LT
2
sr
2
drdyn ΣΔH
2.g
CCH
(2.9)
23
Selanjutnya :
lTsrdr
Zsrdr
eff ΣΔH.g
CCH
γ
PPH
2
22
(2.10)
Atau :
sdsrdr
Zsrdr
eff ΣΔHΣΔH.g
CCH
γ
PPH
2
22
(2.11)
f. Effective Head (Total) Pompa (Heff)
Tinggi kenaikan efektif (He) dari pompa adalah sama dengan kenaikan energi cairan
antara bagian masuk (inlet) pompa dengan outlet pompa per unit berat cairan yang
dipompa.
Kenaikan energi ini sama dengan penjumlahan kenaikan energi tekan (pressure head)
γ
PP sd , kenaikan head geometris di dalam pompa sendiri [hg] dan kenaikan energi
kinetis (velocity head)
2.g
CC 2
s
2
d sehingga :
.g
CCh
γ
PPH sd
gsd
e2
22
(2.12)
g. Kerugian Hidrolis Sepanjang Saluran Pipa ( LTH ) :
minor Lmayor LLT HHΔH (2.13)
dimana :
mayor LΔH = Kerugian hidrolis aliran sepanjang pipa lurus
= g2
V
D
Lf
2
f = friction factor , Untuk aliran laminar harga Re
64f
Untuk aliran turbulent harga ini dapat dilihat pada Moody diagram f
= f {Re; e/D}
Re = Reynold number = μ
D V ρ
= viskositas absolut 2m
det N
e/D = Relative roughness
L = panjang pipa (m)
24
D = diameter pipa (m)
V = kecepatan aliran fluida (m/dt)
g = percepatan gravitasi = 32.174 ft/s2 = 9.8066 m/s2
minor L ΔH = Kerugian hidrolis aliran melalui assesories pompa.
= 2.g
Vk
2
k = friction coeffisien pada masing-masing assesories.
Head Indikatif / internal (Hi):
Head Indikatif (Tinggi kenaikan indikatif) adalah penjumlahan Head effektif dengan
seluruh kerugian hidrolis di dalam pompa (hp) yang disebabkan oleh gesekan cairan
dengan saluran di dalam pompa.
thH Peffi HHH (2.14)
Head indikatif juga disebut head teoritis (Hth).
2.2.2 Kapasitas Pompa
a. Kapasitas teoritis pompa (Qth)
Kapasitas teoritis pompa adalah kapasitas ideal dari suatu pompa tanpa adanya
kebocoran internal maupun external.
b. Kapasitas Optimum (Qopt)
Kapasitas optimum pompa adalah kapasitas pompa yang didapat bila pompa
bekerja pada efisiensi overall maksimum.
c. Kapasitas Aktual (Qr)
Kapasitas aktual atau sesungguhnya yang dihasilkan oleh pompa adalah banyaknya
cairan yang mengalir persatuan waktu melalui pipa discharge pada saat pompa bekerja.
d. Kapasitas Indikatif (Qi)
Banyaknya cairan yang mengalir melalui pompa, jadi ini sama dengan kapasitas
aktual (Qr) ditambah kebocoran yang terjadi di dalam pompa (Ql).
lri QQQ (2.15)
25
2.2.3. Daya
a. Daya Poros
Daya poros adalah daya yang masuk pada poros pompa bila pompa tersebut dikopel
langsung dengan motor listrik.
emshP P (2.16)
Dimana : Pem = Daya output motor
Bila daya jala-jala yang masuk motor = Pm dan em adalah efisiensi motor itu sendiri maka:
memem PηP (2.17)
Bila antara motor dan pompa masih ada sistem transmisi dengan efisiensi (t) maka daya
yang masuk ke poros pompa
em tsh PηP (2.18)
b. Daya Internal / Indikatif (Pi)
Adalah daya total yang diberikan impeller atau plunger ke fluida kerja sehingga
menghasilkan kapasitas Qi. Besarnya adalah :
hf iii PH Q γP (2.19)
hfp eLri PΔhH Q Q γP (2.20)
Phf = daya yang hilang karena gesekan antara cairan yang dipompa dengan impeller atau
cairan dengan dinding-dinding silinder pada pompa reciprocating dalam bentuk
energi panas.
Daya indikatif sama dengan daya poros dikurangi dengan daya yang hilang karena
gesekan mekanis (Pmf) misalnya gesekan antara poros dengan bantalan dsb.
mfshi PPP (2.21)
b. Daya Output Pompa / Daya Air (WHP)
Daya output pompa atau daya effektif pompa Pe untuk kapasitas nyata Qr dan head
effektif He adalah :
ereff H . Q . γP (2.22)
26
2.2.4. Effisiensi
a. Effisiensi Hidrolis :
Effisiensi Hidrolis (h) adalah perbandingan antara Head effektif dengan Head
indikatif.
th
e
pe
pi
i
eh
H
H
H ΔH
H ΔH
H
Hη
(2.23)
b. Effisiensi Volumetris :
Effisiensi Volumetris (v) adalah perbandingan antara Kapasitas nyata (Qr) dengan
Kapasitas indikatif (Qi).
lr
r
i
rv
Q
Q
Qη
(2.24)
c. Effisiensi Internal / Indikatif :
Effisiensi internal / indikatif (i) adalah :
vh
i
r
i
ei η η
.Q
.Q
P
Pη
Hi
He
.
.
(2.25)
d. Effisiensi Mekanis :
Effisiensi mekanis (m) adalah perbandingan antara daya indikatif Pi dengan daya
yang masuk ke poros pompa Psh :
sh
mfsh
sh
im
P
PP
P
Pη
(2.26)
e. Effisiensi Total (Effisiensi Over All) :
Effisiensi overall atau effisiensi total pompa adalah perbandingan antara daya kuda
air dengan daya yang masuk ke poros pompa :
sh
eop
P
Pη (2.27)
mfhfpelr
er
PPΔhH QQ γ
H Q γ
Bila Qr dan He diketahui maka daya poros dapat dihitung sebagai berikut :
op
ersh
η
H Q γP (2.28)
27
2.3 NPSH
Net Positive Suction Head (NPSH) merupakan kondisi minimum suction yang
dibutuhkan untuk mencegah kavitasi dalam pompa. NPSH minimum atau yang dibutuhkan
(NPSHR) harus ditentukan melalui uji oleh pembuat pompa. Sedangkan NPSH ditempat
pemasangan atau yang tersedia (NPSHA) harus lebih besar, paling tidak sama dengan
NPSH yang dibutuhkan (NPSHR) untuk mencegah terjadinya kavitasi.
Kavitasi adalah peristiwa terjadinya gelembung2 uap akibat tekanan suction lebih
rendah dari tekanan uap jenuh pada temperatur pemompaan. Akibat yang ditimbulkan akan
menurunkan performansi dan merusak dinding impeller akibat proses erosi.
Persamaan NPSHA untuk instalasi suction lift :
Lssva
A HHPP
NPSH
(3.2)
Persamaan NPSHA untuk instalasi suction head :
Lssva
A HHPP
NPSH
(3.3)
dimana :
Pa = Tekanan pada permukaan air hisap
Pv = Tekanan uap jenuh pada temperatur pemompaan
Hs = Tinggi hisap statis
HLs = kerugian hidrolis sepanjang saluran hisap
28
2.4. Tugas
1. Suatu instalasi pompa air seperti gambar dibawah mempunyai kapasitas 40
lt/min dengan temperatur air 20 0C. Bila diameter pipa suction ¾”, berapa NPSH.
2. Apa yang di maksud dengan Head Suction Geometries Instalasi Pompa ?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis head ?
4. Sebut dan jelaskan jenis-jenis Kapasitas Pompa ?
8 m
Strainer & foot valve
Gate valve
Elbow 900