bahan

26
Soal SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) MATA KULIAH K3PL DOSEN : DR.Ir. Patuan Alfon S, MM, MKKK TANGGAL 10 DESEMBER 2013 1. Didalam mencegah terjadinya peristiwa kebakaran pada fasilitas di suatu Industri terdapat 3 langkah pencegahan (preventif) yang harus dilakukan, salah satu dari 3 langkah pencegahan itu yakni dengan metode”Engineering”. Saudara diminta menjelaskan yang dimaksud dengan metode”Engineering” tersebut dan berikan contohnya. 2.Diklasifikasikan menurut bentuk fisiknya terdapat 3 jenis media pemadam yang dikenal saat ini . Jelaskan 3 jenis klasifikasi tersebut. 3.Saudara diminta menjelaskan mengenai definisi SMK3 beserta kegunaannya dalam industri . 4.Dalam setiap kegiatan industri perlu dilakukan audit keselamatan dalam rangka mengukur tingkat pelaksanaan SMK3 di industri tersebut. Saudara diminta menjelaskan mengenai audit keselamatan dan apa saja elemen elemen dalam audit keselamatan. 5.Bagaimana kaitan antara ilmu “Ergonomi” dengan ilmu lainnya seperti teknik. Kemudian jelaskan pemanfaatan ilmu ergonomi dimulai dari tahapan desain. ------------------------ 00000000000000000000----------------------------- Bahan Materi

Upload: emmanuella-deassy-edelweiss

Post on 26-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

bahan

TRANSCRIPT

Page 1: bahan

Soal

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) MATA KULIAH K3PL

DOSEN : DR.Ir. Patuan Alfon S, MM, MKKKTANGGAL 10 DESEMBER 2013

1. Didalam mencegah terjadinya peristiwa kebakaran pada fasilitas di suatu Industri terdapat 3 langkah pencegahan (preventif) yang harus dilakukan, salah satu dari 3 langkah pencegahan itu yakni dengan metode”Engineering”. Saudara diminta menjelaskan yang dimaksud dengan metode”Engineering” tersebut dan berikan contohnya.

2. Diklasifikasikan menurut bentuk fisiknya terdapat 3 jenis media pemadam yang dikenal saat ini . Jelaskan 3 jenis klasifikasi tersebut.

3. Saudara diminta menjelaskan mengenai definisi SMK3 beserta kegunaannya dalam industri .

4. Dalam setiap kegiatan industri perlu dilakukan audit keselamatan dalam rangka mengukur tingkat pelaksanaan SMK3 di industri tersebut. Saudara diminta menjelaskan mengenai audit keselamatan dan apa saja elemen elemen dalam audit keselamatan.

5. Bagaimana kaitan antara ilmu “Ergonomi” dengan ilmu lainnya seperti teknik. Kemudian jelaskan pemanfaatan ilmu ergonomi dimulai dari tahapan desain.

------------------------00000000000000000000-----------------------------

Bahan Materi

Pemecahan Masalah dan Pendekatan Engineering Masalah-masalah di dunia nyata sering tidak terstruktur dan mengembang.Kadangkala tidak semua data yang dibutuhkan tersedia, kadang kita harus memilah-milah sekian banyak informasi dan mengidentifikasi bagian-bagian yang mana saya yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Sebuah masalah kadang memiliki lebih dari satu solusi. Kajian lebih lanjut seringkali perlu dilakukan untuk memilih suatu solusi diantara solusi-solusi yang ada. Kadang kita harus menimbang dari beberapa konsekuensi tindakan engineering yang saling bertentangan, kemudian memilih solusi yang paling memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen/client.

o Landasan Desain Engineering

Page 2: bahan

o Pekerjaan engineering sering melibatkan perencanaan dan analisis, namun esensinya pemecahan masalah justru terletak pada desain.

o Desain engineering merupakan kegiatan-kegiatan memahami, membayangkan, memikirkan, dan merencanakan suatu alat, suatu struktur, suatu proses, atau suatu sistem yang dapat memberikan manfaat bagi banyak orang.

o Sebuah kasus biasanya membutuhkan lebih dari satu orang, dan membutuhkan lebih dari satu disiplin ilmu, untuk itu diperlukan tim/berkerja berkelompok untuk memecahkan masalah engineering.

Metode Engineering o Engineer dilatih untuk berpikir dalam kerangka-kerangka analitik dan objektif

serta melakukan pendekatan masalah secara metodologis dan sistematis. o Metode desain:

Pengidentifikasian masalah Pengumpulan informasi Pencarian solusi Penuangan ide menjadi desain awal Pengevaluasian dan pemiliah solusi terbaik Penyiapan laporan, rencana kerja, dan data teknis Pengimplementasian desain

Pengidentifikasian masalah o Perlu diperhatikan kebutuhan yang real dari konsumen, karena hal tersebut adalah

penting, sering suatu produk, telah selesai tidak laku sama sekali di dalam masyarakat karena tidak menyelesaikan masalah yang ada di dalam masyarakat.

o Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus didefinisikan secara luas dan dikenali sebagai solusi-solusi yang mungkin dilakukan.

o “ Suatu masalah yang didefinisikan secara benar adalah masalah yang telah sebagian telah terselesaikan. Mengenali masalah secara tepat merupakan langkah utama menuju suatu solusi” (pearson).

Pengumpulan informasi o Setiap informasi yang dikumpulkan tergantung kepada sifat masalah yang akan

dipecahkan. o Literatur merupakan hal yang penting untuk mendapatkan informasi pendahuluan

yang tepat untuk mengenal apa yang akan telah dikerjakan oleh pihak-pihak lain sebelumnya.

o Searching informasi hak paten bisa jadi bermanfaat, banyak hasil desain dideskripsikan secara detail dan di jelaskan di dalam daftar hak paten.

Pencarian solusi o Pengembangan ide, produk-produk, atau alat-alat baru dapat dihasilkan melalui

kreativitas; suatu usaha bawah sadar, atau melalui inovasi. o Brainstorming:suatu teknik pengumpulan ide sekolompok orang melalui sebuah

diskusi. o Checklist:membuat daftar dari solusi-solusi yang mungkin untuk ditelaah

dikemudian hari. o Daftar attribut: membuat daftar karakteristik, attribut utama dari hasil desain yang

mungkin dikerjakan.

Page 3: bahan

o Teknik hubungan paksa (force relation technique) memaksa hubungan dari dua atau lebih dari ide-ide yang mungkin.

o Analisis morfologi:pendefinisian masalah menurut kerangka-kerangka dimensi atau parameter masalah dan membuat suatu model untuk menvisualisasikan setiap kemungkinan solusi.

Penuangan ide menjadi desain awal o Ide-ide yang mungkin direalisasikan dijadikan acuan dan dimodifikasi menjadi

sebuah rencana dan desain yang akan dikerjakan. Langkah ini butuh banayk pengambilan keputusan seputar rancangan-rancangan, material, dimensi-dimensi, dan berbagai spesifikasi lainnya.

o Persiapan desain dapat dikembangkan menjadi analisis dan sintesis o Diperlukan pengamatan yang cermat dari kemungkina-kemungkinan solusi.

Model o Model matematik. o Model simulasi o Model fisik

Evaluasi dan Pemilihan Solusi o Kita harus mengevaluasi dari setiap cara pemecahan masalah, dan menyaring

pilihan-pilihan sampai mendapatkan solusi yang terbaik. o Analisis Ekonomi:diperlukan untuk mengambil keputusan. o Teknik-teknik evaluasi lain

Penyiapan laporan o Laporan merupakan hal yang penting; alat komunikasi dengan orang lain;

penyandang danam pelaksana pekerjaan. o Penyampaian informasi dapat berupa laporan teknis, rencana kerja, ataupun data-

data teknis. o Laporan teknis; biasanya ditujukan kepada pemakai jasa o Rencana kerja dan data teknis merupak alat bantu untuk menjelaskan hasil desain

terhadap devisi manufaktur atau kontraktor/ Implemtasi desain

o Proses memproduksi atau membangun secara fisik alat, produk, atau sistem. Hak paten Computer Aided Design Belajar dari kesalahan

Proteksi kebakaran adalah merupakan aspek paling utama dalam program perlindungan kebakaran. Perencanaan yang baik dalam aktifitas pencegahan kebakaran akan dapat menyelamatkan miliaran rupiah dan juga nyawa manusia akibat kebaran. Salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran pada berbagai industri adalah tindakan tidak aman atau kondisi lingkungan yang kurang baik. Dengan memperbaiki tindakan tidak aman dan kondisi lingkungan kerja maka penyebab terjadinya kebakaran dapat dikurangi.

Program proteksi kebakaran membutuhkan investasi baik personel kebakaran,peralatan kebakaran,waktu dan biaya-biaya lain yang cukup besar bagi perusahaan,namun hal ini dapat

Page 4: bahan

dijustifikasi dengan menperlihatkan bukti-bukti kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran. Investasi yang ditanamkan untuk program pencegahan kebakaran sangatlah jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kerugian yang dapat terjadi akibat kebakaran.  

Program pencegahan kebakaran dapat kelompokkan menjadi tiga kategori utama yaitu;

1.      Program engineering;yaitu program yang meliputi perencanaan bangunan yang yang aman dari kebakaran dan perencanaan proses yang aman dari kebakaran,misalnya instalasi fire detection system (aktif) dan instalasi Fire protection system (pasif).

2.      Program edukasi;yaitu program untuk meningkatkan kesadaran pekerja terhadap kebakaran,yaitu dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan tentang kebakaran,identifikasi penyebab kebakaran,bahaya kebakaran,pencegahan kebakaran dan evakuasi jika terjadi kebakaran.

3.      Pogram Penegakkan Sistem;program penegakkan sistem adalah program untuk memastikan bahwa semua sistem pencegahan kebakaran sesuai atau comply dengan fire code yang ada. Maka harus dilakukan inspeksi terhadap semua fasilitas pencegahan kebakaran secara berkala.

Program engineering memegang peranan yang sangat penting dalam pencegahan kebakaran. Tanpa didasari oleh prinsip teknis yang baik,program edukasi dan penegakkan sistem tidak akan bisa bisa optimal dalam mencegah terjadinya kebakaran. Prinsip engineering dalam pencegahan kebakaran yang harus diperhatikan adalah disain dan konstruksi bangunan,bahan bangunan,pemasangan sistem perlindungan kebakaran,pasokan air untuk pemadam,disain dan rencana pengembangan bagunan,sistem pemadam dan jaringan pasokkan air pemadam. Masukan dari inspektor kebakaran atau ahli kebakaran akan sangat berharga bagi insinyur perancang bangunan karena mereka memilki pengetahuan yang baik tentang fire code dan regulasi tentang kebakaran. Maka didalam merancang suatu bangunan dan proses,hendaklah melibatkan ahli kebakaran sehingga sistem pencegahan kebakaran dapat didisain sesuai dengan standar baku nasional atau internasional. Misalnya seberapa banyak titik fire detection,sprinkle,yang diperlukan dalam suatu area bangunan atau proses,dan dimana saja titik penempatannya yang paling tepat sesuai standar kebakaran.

Hal lain yang sangat penting dalam program pencegahan kebakaran adalah pemahaman terhadap fire code atau standar baku kebakaran. Personel pencegah kebakaran harus mengetahui dan memahami fire code dan regulasi yang harus diterapkan untuk jenis industri mereka. Fire code dan regulasi yang harus dipahami misalnya adalah NFPA, OSHA, regulasi pemerintah,kebijakan perusahaan,perusahaan asuransi yang digunakan dan fire code atau regulasi yang spesifik terhadap proses atau bahan kimia tertentu.

Industri yang menggunakan teknologi moderen memasukkan sistem pencegahan kebakaran sebagai bagian dari sistem keselamatan secara keseluruhan. Namun jika sistem pencegahan kebakaran tidak merupakan bagian dari teknologi yang diggunakan seperti industri moderen,maka komite keselamatan kebakaran harus dibentuk untuk membantu pengembangan dan penerapan program pencegahan kebakaran,seperti identifikasi bahaya kebakaran,inspeksi proses tertentu,perencanaan kegiatan pencegahan kebakaran,melakukan pelatihan bagi

Page 5: bahan

pekerja,melakukan komunikasi program pencegahan kebakaran kepada pekerja dan komunitas disekitar pabrik atau perusahaan.

Penegakan sistem adalah merupakan program penting lainnya dalam mencegah terjadi kebakaran. Untuk menjamin bahwa sistem kebakaran yang sudah dibuat berjalan dan alat-alat pemadam selalu dalam kondisi baik maka perlu dilakukan inspeksi secara rutin. Setiap temuan dalam inspeksi sistem kebakaran harus dilaporkan kepada pihak manajemen untuk difollow up agar tidak terjadi kebakaran.

Tidak dapat kita pungkiri pada masa sekarang ini disetiap gedung perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, dll pada umumnya menggunakan interior yang materialnya mudah terbakar oleh api. Penggunaan material tersebut seperti sudah menjadi kebutuhan kita untuk memperindah suatu ruangan. Pertanyaannya adalah apa yang telah kita siapkan untuk memproteksi benda atau bangunan milik kita tersebut?

Berikut juga kami paparkan berbagai kendala yang kita hadapi saat terjadinya kebakaran :

1. Alat pemadam yang ada dipasaran biasanya baru berfungsi setelah api sudah terlanjur membesar.

2. Perlunya waktu untuk menjangkau tempat kejadian sehingga sering kali kita terlambat tiba ditempat kejadian.

3. Faktor kegagalan fungsi atau kelalaian manusia.4. Kerugian yang diderita akibat penggunaan alat pemadam yang tidak sesuai

peruntukannya. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Berbagai macam media yang biasa digunakan pada APAR adalah sebagai berikut:

DCP (Dry Chemical Powder) Foam Gas CO2 Air

DCP (Dry Chemical Powder) , sangat efektif untuk semua jenis api pada kebakaran (Kelas A,B,C) dengan harga yang relatif lebih murah dari media pemadam yang lain. Akan tetapi media ini sangat tidak cocok bila digunakan didalam ruangan dikarenakan sifatnya kotor dan susah untuk dibersihkan. Media ini juga dapat menyebabkan korosi dan kerusakan pada benda-benda lain yang ada diruangan yang terbakar sehingga kerugian yan diderita menjadi semakin besar.

Dry Chemical Powder Fire Exinguishing Agent atau Bubuk Kimia Kering bahan/media pemadam api/kebakaran merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang fungsinya adalah bahwa hal itu mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api berhenti.Dry Chemical powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering serta membengkak untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat menutup area api, akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan pijakan api ditutupi oleh Dry Chemical powder.

Page 6: bahan

 

Ini adalah agen bubuk berbasis memadamkan dengan memisahkan empat bagian tetrahedron api. Ini mencegah reaksi kimia yang melibatkan panas, bahan bakar, dan oksigen dan menghentikan produksi api mempertahankan "radikal bebas", sehingga memadamkan api.

Monoamonium fosfat, juga dikenal sebagai "tri-kelas", "serbaguna" atau "ABC" kimia kering, digunakan pada kelas A, B, dan C kebakaran. Menerima Peringkat kelas A dari kemampuan agen mencair dan mengalir pada 177 ° C (350 ° F) untuk memadamkan api.Lebih korosif daripada yang lain agen kimia kering. Kuning pucat dalam warna.

Natrium bikarbonat, "biasa" atau "biasa" yang digunakan pada kelas B dan C kebakaran, adalah yang pertama dari agen kimia kering dikembangkan. Dalam panas api, ia melepaskan awan karbon dioksida yang smothers api. Itu adalah gas oksigen drive jauh dari api, sehingga menghentikan reaksi kimia. Agen ini umumnya tidak efektif pada kelas A kebakaran karena agen adalah dikeluarkan dan awan kasus menghilang dengan cepat, dan jika bahan bakar masih cukup panas, api mulai lagi. Sementara cair dan gas kebakaran biasanya tidak banyak menyimpan panas dalam sumber bahan bakar, kebakaran padat lakukan. Natrium bikarbonat sangat umum di dapur komersial sebelum munculnya agen kimia basah, tapi sekarang jatuh dari nikmat, karena jauh kurang efektif daripada agen kimia basah untuk kebakaran kelas K, kurang efektif daripada Purple-K untuk kebakaran kelas B, dan tidak efektif pada kelas A kebakaran. Putih atau berwarna biru.

Kalium bikarbonat (alias Purple-K), digunakan pada kelas B dan C kebakaran. Sekitar dua kali lebih efektif pada kebakaran kelas B sebagai natrium bikarbonat, itu adalah bahan kimia yang disukai kering dari industri minyak dan gas. Agen kimia hanya kering disertifikasi untuk digunakan dalam ARFF oleh NFPA. Dalam warna violet.

Potasium bikarbonat & Kompleks Urea (alias Monnex / Powerex), digunakan pada Kelas B dan C kebakaran. Lebih efektif dari semua bubuk lain karena kemampuannya untuk membakar sampai pecah (di mana bubuk istirahat sampai menjadi partikel yang lebih kecil) di zona api menciptakan area permukaan yang lebih besar untuk menghambat radikal bebas. Abu-abu dalam warna.

Kalium Klorida, atau Super-K kering kimia dikembangkan dalam upaya untuk menciptakan efisiensi, tinggi protein-busa kimia kering yang kompatibel. Dikembangkan pada tahun 60an, sebelum Ungu-K, itu tidak pernah sebagai populer sebagai agen lainnya sejak, menjadi garam, itu cukup korosif. Untuk kebakaran B dan C, berwarna putih.

Busa-Kompatibel, yang merupakan natrium bikarbonat (SM) berbasis kimia kering, dikembangkan untuk digunakan dengan busa protein untuk memerangi kebakaran kelas B. Bahan kimia yang paling kering mengandung stearates logam untuk tahan air mereka, tetapi

Page 7: bahan

ini akan cenderung untuk menghancurkan selimut busa diciptakan oleh protein (hewani) berbasis busa. Jenis busa yang kompatibel menggunakan silikon sebagai agen waterproofing, yang tidak merugikan busa. Efektivitas adalah identik dengan bahan kimia kering biasa, dan itu adalah hijau muda dalam warna (beberapa formulasi merek ANSUL berwarna biru). Agen ini umumnya tidak lagi digunakan karena bahan kimia kering paling modern dianggap kompatibel dengan busa sintetis seperti AFFF.

MET-L-Kyl / PYROKYL adalah variasi khusus natrium bikarbonat untuk memerangi kebakaran cairan piroforik (menyala pada kontak dengan udara). Selain natrium bikarbonat, juga mengandung partikel silika gel. Menyela natrium bikarbonat reaksi berantai dari bahan bakar dan silika menyerap bahan bakar terbakar, mencegah kontak dengan udara. Hal ini efektif pada bahan bakar kelas B lainnya juga. Biru / Merah di warna.

Foam (Busa), Yang ada dipasaran saat ini media foam yang dapat menyebabkan polusi atau merusak lingkungan, korosi, kurang efektif dan hanya untuk api kelas A dan B saja, serta ada masa kadarluarsanya. Sangat berbeda dengan media Foam AF31 yang kami tawarkan yang berkemampuan tinggi dan sangat efektif untuk api kelas A,B,C, dan D. Media ini juga ramah lingkungan dikarenakan berbahan dasar air. Foam atau busa yang dikeluarkan tidak setebal yang ada dipasaran. Kandungan busa dan film pada pemukaan minyak dapat mencegah penyalaan api kembali sehingga api dapat dengan mudah dikendalikan.

Busa / Foam Liquid Pemadam Kebakaran yang digunakan dalam proteksi kebakaran adalah agregat dari gelembung berisi udara terbentuk dari larutan berair, dan kepadatan lebih rendah dari cairan yang mudah terbakar ringan. Hal ini terutama digunakan untuk membentuk selimut yang koheren mengambang pada cairan mudah terbakar dan mudah terbakar untuk mencegah atau memadamkan api dengan mengecualikan udara dan pendinginan bahan bakar. Kemudian mencegah kembali-penyalaan dengan menekan pembentukan uap mudah terbakar, dan juga mematuhi permukaan, memberikan tingkat perlindungan paparan dari kebakaran yang berdekatan.Busa dapat digunakan sebagai kontrol pencegahan kebakaran, atau agen pemadam untuk cairan yang mudah terbakar di dalam tangki atau daerah pengolahan.

Diterapkan untuk bahan bakar kebakaran baik sebagai disedot (dicampur & diperluas dengan udara dalam pipa cabang) atau bentuk non disedot untuk membentuk selimutberbusa atau segel atas bahan bakar, mencegah oksigen mencapai itu. Tidak sepertibubuk, busa dapat digunakan untuk memadamkan api secara progresif tanpa kilas balik.AFFF (film berair membentuk busa), digunakan pada kebakaran A dan B dan untuk menekan uap. Jenis yang paling umum dalam busa pemadam portabel. Ini berisi tensidesfluoro [12] yang dapat terakumulasi dalam tubuh manusia. Jangka panjang efek ini pada tubuh manusia dan lingkungan tidak jelas saat ini.AR-AFFF (Alkohol-film yang tahan air membentuk busa), digunakan pada bahan bakar yang mengandung alkohol kebakaran. Membentuk membran antara bahan bakar

Page 8: bahan

danmencegah busa alkohol dari mogok selimut busa.FFFP (film membentuk fluoroprotein) berisi alami protein dari hewan oleh-produk danpembentuk film sintetik agen untuk membuat selimut busa yang lebih tahan panas daribusa sintetis AFFF ketat. FFFP bekerja dengan baik pada cairan berbasis alkohol dan digunakan secara luas dalam olahraga motor.Cafs (kompresi udara sistem busa) Setiap gaya APW pemadam yang dibebankandengan larutan busa dan bertekanan dengan udara terkompresi. Umumnya digunakan untuk memperluas pasokan air dalam operasi Wildland. Digunakan pada kebakarankelas A dan dengan busa yang sangat kering pada kelas B untuk penekanan uap.Api Arktik adalah agen pemadam kebakaran cair yang emulsifies dan mendinginkanbahan dipanaskan lebih cepat daripada air atau busa biasa. Hal ini digunakan secara ekstensif dalam industri baja. Efektif pada kelas A, B, dan D.FireAde, agen berbusa yang terbakar emulsifies cairan dan membuat mereka tidak mudah terbakar. Hal ini dapat mendinginkan materi dipanaskan dan permukaan mirip dengan cafs. Digunakan pada A dan B (dikatakan efektif pada beberapa bahaya kelas D,meskipun tidak direkomendasikan karena fakta bahwa fireade masih mengandung jumlah air yang akan bereaksi dengan beberapa kebakaran logam).

Liquit Gas, merupakan media pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan bekas pada perangkat atau ruangan yang diproteksi. Media ini sangat efektif untuk api kelas A,B,dan C yang bersahabat dengan lingkungan. Media AF11 yang kami tawarkan memiliki beberapa keistimewaan seperti tersebut diatas dengan masa kadarluarsa yang lebih lama dan dapat diisi ulang pada tabung pemadam merk lain. AF-11 Adalah media pemadam api pengganti halon yang berwawasan lingkungan non CFC dan non Halon. AF-11 serbaguna & efektif memadamkan api jenis A (material), B (bahan cair yang mudah terbakar), C (listrik), Cocok digunakan pada gedung perkantoran, hotel, industri yang bersih (clean industri) dan tidak ada kadarluarsa. Sudah mendapat rekomendasi dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta & Lemigas ODP=O (Ozone Depletion Potential / Potensi Perusak Ozone = 0).

Carbon Dioxide (CO2)

Media pemadam api/kebakaran CO2, adalah media gas bersih yang menggantikan oksigen. CO2 dapat memadamkan api Kelas B (Minyak, Bensin Solar, Oli dan sejenisnya) dan api Kelas C (Listrik, Elektronik dan sejenisny). Peringkat tertinggi untuk rating berdasarkan Uji Laboratorium Dinas Pemadam pada kapasitass 7,7 kg (20pon) CO2 alat pemadam api portabel adalah 10B: C. Tidak dimaksudkan untuk kebakaran kelas A, seperti awan tekanan tinggi dari bahan pencar gas dapat terbakar. CO2 tidak cocok untuk digunakan pada kebakaran yang mengandung oksigen sumber mereka sendiri, logam atau media memasak. Meskipun dapat lebih sukses pada seseorang di atas api,penggunaannya harus dihindari jika mungkin karena dapat menyebabkan radang dingindan berbahaya untuk digunakan karena dapat menggantikan oksigen yang dibutuhkan untuk bernafas, menyebabkan sesak napas.

Page 9: bahan

Campuran gas inert, termasuk Inergen dan Argonite dikompresi sprinkler CO2 merupakan desain yang digunakan untuk melawan kebakaran / api listrik dengan silinder kubik 7 meter kubik mulai dari 1 meter di atas permukaan sprinkler.

MENGHENTIKAN KEBAKARAN & LISTRIK/ CO2 / CO2 PORTABLE / TABUNG CO2

CarbonDioksida Pemadam Api/PemadamPORTABLE / Alat Pemadam Api /PEMADAM KEBAKARAN CO2 (Alat Pemadam Api Ringan) APAR CO2 / Tabung Pemadam Kebakaran / racun api

Deskripsi / SpesifikasiKarbon Dioksida Pemadam Api:Jenis - Tegak & Trolley. Kapasitas - 2 kg, 3 kg, 4 kg, 5 kg, 6,5 kg, 9 kg, 22,5 kg, 45 Kg.Cocok untuk Melawan api Semua Cairan mudah terbakar, Gas, Kebakaran Live & MesinHalus, Peralatan Listrik & Elektronik Canggih kebakaran dllKeunggulan Kompetitif produkBagaimana karbon dioksida pemadam api menghilangkan oksigen dari api?

Dalam pemadam karbon dioksida, karbon dioksida disimpan dalam bentuk cair dalam silinder bertekanan. Ketika wadah dibuka, karbon dioksida mengembang untuk membentuk gas di atmosfer. Gas karbon dioksida lebih berat daripada oksigen,sehingga menciptakan selimut di sekitar pembakaran bahan bakar dan menggantikanoksigen di sekitar bahan bakar.Atau untuk menyederhanakan, ia bisa menghilangkan oksigen dari segitiga api, untukmenutupi dan memadamkannya.

 

INFO : STANDARD KLASIFIKASI KEBAKARAN( Versi National Fire Protection Association – NFPA ) KLAS AAdalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya benda-benda padat : kertas, kayu, tekstil, plastik, benda padat lain bukan logam.KLAS BAdalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya bahan bakar minyak dan gas : bensin, minyak tanah, spiritus, solar, tiner, oli, cat, gas elpiji, dll.KLAS CAdalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya instalasi listrik arus kuat maupun arus lemah : instalasi kabel listrik PLN, listrik Generator, instalasi elektronik, otomotif, dll.KLAS DAdalah kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya benda-benda logam : aluminium, baja, seng, benda logam lainnya.

Dry Chemical Powder

1.       Dari segi Harga media ini memang tergolong lebih murah.2.       Serba guna untuk pemadaman api kelas A, B, dan C.3.       Penggunaan sekali pakai, harus segera diisi ulang.

Page 10: bahan

4.       Perlu maintenance berkala dengan cara tabung dijungkir balik.5.       Media ini mempunyai masa kadaluarsa sehingga harus tetap diisi ulang meskipun

belum terpakai.6.       Apabila digunakan media ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik

yang ada disekitar lokasi terjadinya kebakaran, oleh sebab itu media ini kurang cocok jika digunakan didalam ruangan.

7.       Penggunaan Dry Chemical Powder operator harus dilengkapi dengan alat pelindung pernafasan / masker , hal ini disebabkan Karena media ini berbahaya jika serbuknya terhirup oleh operator akan menetap diparu-paru seumur hidup. Sehingga dalam waktu yang panjang bisa membahayakan kesehatan si operator.

8.       Jika lokasi terjadinya kebakaran didalam ruangan lalu menggunakan media ini, serbuk yang disemprotkan akan mengganggu pandangan operator pada saat mencari sumber api.

 

GAS AF 11

1.       Harga memang relatif lebih mahal dari media pemadam yang lain.2.       Serba guna untuk memadamkan api kelas A, B, dan C.3.       Penggunaan bisa berulang-ulang.4.       Tidak ada maintenance.5.       Tidak ada kadaluarsa, sehingga tidak perlu diisi ulang bila tidak terpakai.6.       Apabila digunakan tidak akan menimbulkan kerusakan pada peralatan elektronik yang

ada disekitar lokasi kebakaran, Karena media ini berupa gas yang bersih dan ramah lingkungan.

7.       Tidak ada partikel yang terhirup oleh operator bila disemprotkan tanpa menggunakan alat pelindung pernafasan Karena media ini berupa gas yang mudah menguap jadi tidak menyebabkan gangguan kesehatan pada operator.

8.       Daya padam sangat baik bila digunakan didalam ruangan dengan gas pencari sumber panas, oleh karenanya media ini bisa digunakan untuk total floading system.

 

 

AF 31 (FOAM)

1.       Harga tergolong murah.2.       Serba guna untuk memadamkan api kelas A, B, C, dan D yang berkemampuan tinggi.3.       Penggunaan tidak bisa berulang-ulang.4.       Tidak ada maintenance.5.       Tidak ada kadaluarsa, jadi tidak perlu diisi ulang bila tidak digunakan.6.       Bila digunakan hanya akan menyebabkan kotor setempat saja, Karena foam ini didesign

setipis mungkin seperti lapisan klise.7.       Bersahabat bagi lingkungan dan tidak beracun.

Page 11: bahan

 

CARBON DIOXIDE (CO2)

1.       Relatif lebih murah.2.       Hanya untuk memadamkan api dikelas B, dan C saja. Untuk dikelas B pemadaman

sangat lemah.3.       Tabung sangat berat Karena terbuat dari baja, sehingga sangat sulit untuk digunakan

oleh operator. Sebagai contoh untuk tabung pemadam CO2 ukuran 5 kg beratnya mencapai 20-23 kg.

4.       CO2 berbahaya bagi operator saat digunakan pada ruangan tertutup bisa menimbulkan kematian.

5.       Bisa menimbulkan kerusakan pada alat Karena suhu yang sangat dingin pada saat disemprotkanPada panel yang terbakar.

APAR atau alat pemadam api ringan yaitu peralatan portabel yang dapat dibawa dan dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam bertekanann yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api. Jika anda masih bingung alat ini sering berada di berbagai kantor, laboratorium dan pusat perbelanjaan. Alat ini berbentuk tabung berwarna merah dengan selang di atasnya, coba anda ingat-ingat apakah pernah melihatnya…….. Berikut saya beri tips cara menggunakan APAR yang baik jika terjadi kebakaran.

1 . Pecahkan kaca pelindung APARBiasanya APAR disimpan menggantung pada dinding dengan kotak kaca pelindung. Dalam keadaan darurat anda diperbolehkan memecahkan kotak kaca pelidungnya. Pecahkan dengan bantuan benda keras seperti kayu atau batu , jika tidak ada pukulah dengan tangan terkuat anda. Tentunya akan sakit dan menyebabkan cedera , untuk meminimalisirnya bungkuslah tangan anda dengan benda yang dapat menhan benturan contohnya busa jika tidak ada coba dengan lap atau jaket. Setelah itu baru pukul kaca pelindung dengan tangan yang udah dibungkus

2 . Periksa tekanan gasAngkat APAR lalu periksa tekanan gas dengan melihat indikator tekanan pada leher APAr jika jarum masih menunjuk pada area berwarna hijau berarti tekanan APAR masih bagus. Tekanan gas berfungsi untuk memancarkan cairan pemadam pada APAR

3 . Kocok APARSebelum menggunakannya kocok dahulu APAR beberapa kali, hal ini berguna untuk menaikkan tekanan dan lebih mengencerkan cairan pemadam pada APAR. Tentu anda pernah mengocok kaleng berisi soda ketika dibuka pasti akan memancarkan isinya, fenomena ini pun sama seperti yang terjadi jika APAR dikocok.

4 . Semprotkan pada api dengan berada pada jarak amanPeganglah APAR dan katup pemancar dengan satu tangan terkuat sedangkan satu tangan yang lain memegang selang pemancar. Tekan katup pemancar maka cairan pemadam pada APAR akan keluar melalui selang. Semprotkan pada sumber api , berhati-hatilah karena cairan yang

Page 12: bahan

keluar bertekanan tinggi dan bersuhu sangat dingin. Untuk menghindari efek dari 2 hal tersebut semprotkan pada jarak aman yaitu kurang lebih sejauh 1 meter dari sumber api

KELAS API BERDASARKAN BAHAN ATAU MEDIA PEMADAMANKELAS API BERDASARKAN BAHAN ATAU MEDIA PEMADAMAN

by: Nico Pratama

KELAS “A”   Api kayu - Api kertas - Api Sampah - Api kain Air & Debu kering KELAS “B”   Api Minyak - Api Cat - Api Varnish Buih, Debu kering dan Varpourising liquid KELAS “C”   Butana - Propane - Oxy acetalane - Gas  Debu kering,CO2 Varpourising liquid KELAS “D”  Api Logam -   Potaosium - Sodium - Kalsium - Magnesium Soda Ash, Pasir, Debu Kering & Matel serta Powder Api Elektrik Kebakaran ini tidak termasuk dalam kelaas-kelas api dan boleh dipadam dengan menggunakan alat pemadam api yang sesuai

ALAT PEMADAM API JENIS AIRKandungan Air Biasa – 9 Liter Jarak Pancutan 20’ – 25’ Jangkamasa Pancutan 60 – 120 KEBAIKAN KEBURUKAN - Mudah dikendalikan - Boleh mengawal/memadam apai di peringkat awal - Cecair yang digunakan tidak merbahaya - Hanya sekali digunakan - Tidak sesuai memadam kebakaran alat elektrik dan logam - Tidak boleh diletakkan ditempat yang suhunya sejuk dan boleh membeku - Tidak boleh mengawal dan memadam kebakaran yang besar

ALAT PEMADAM API JENIS DEBU KERING (DRY POWDER) Kandungan - Sodium bikarbonat 97% - Magnesium stearote 11/2% - Magnesium karbonat 1% - Trikalsium karbonat ½% Jarak Pancutan 15’ – 20’ Jangkamasa Pancutan 2 Minit KEBAIKAN KEBURUKAN - Mudah dan gampang dikendalikan - dapat memadamkan api kelas A,B,C dan sungguh efektif - Pemadamannya lebih efektif   jika dibandingkan dengan alat pemadam api jenis Co2 dan BCF - semprotan di Release Handle. - Hanya boleh sekali saja. - Debunya mendatangkan kerusakan pada bahan-bahan tertentu seperti mesin mobil, bahan makanan dll - Tidak boleh memadam api logam - Tidak boleh diletakkan ditempat yang suhunya sejuk dan boleh membeku Perhatian Penempatan alat-alat pemadaman api hendaklah diletakkan pada tempat yang boleh dilihat dan digantung supaya alat ini tidak rusak pada tabung dan juga isi kandungannya Pemeriksaan 1. Hendaklah diperiksa setiap bulan 2. Pastikan preasure guage pada tabung menunjukan kandungan penuh (hijau – penuh & merah – kosong). Sekiranya terjadi kekurangan tekanan udara hendaklah tabung diservis.

ALAT PEMADAM API JENIS GAS (Co2 & BCF) Kandungan - dalam tabung diisi dengan Co2 dalam bentuk cair dalam tekanan. - Mempunyai ukuran antara 2 hingga 5 ibs beratnya. Jarak tembak 8’ ke 12’ dan perkembangan nisbahnya ialah 1:450 Jangka waktu semprot 8 hingga ke 30 KEBAIKAN KEBURUKAN - Mudah dikendalikan – dapat memadamkan kebakaran ditingkat

Page 13: bahan

awal dan efektif - Gasnya bersih tidak membantu kebakaran - Gasnya tidak mengalirkan elektrik – dapat menembus tempat-tempat permukaan kecil - Hanya sekali digunakan - Keberatan silindernya tidak sepadan dengan kandungan gas, berat 5.3 kg tetapi Cuma 2.2 kg sahaja. - Kandungan gas tidak dapat dilihat dan perlu ditimbang dari waktu kewaktu   untuk menghindari kekurangan daripada 10% - Tidak efektif memadam kebakaran api jenis A,B &D tidak dianjurkan pada kebakaran yang sudah besar.

ALAT PEMADAM API JENIS BUSA (Foam) Sesuai untuk memadam api kelas ‘B’ dan peranannya menyelimut dan menurunkan suhu dibawah suhu nyalaan (menyejukkan). Kandungan - Terdapat 2 tabung - Tabung dalam (Alauminium Sulphate) - Tabung luar (Sodium Bikarbonate / Stabilizer) Jarak Pancutan Lebih kurang 20’ Jangkamasa Pancutan 30 hingga ke 90KEBAIKAN KEBURUKAN - Mudah dikendalikan - Foam dapat menutup permukaan cair dan menghambat oksigen yang dapat memicu kebakaran - Tidak terganggu daripada tiupan angin - dapat memadamkan kebakaran diperingkat awal denganefektif. - Hanya sekali digunakan - Tidak dianjurkan memadamkan kebakaran kelas A,C dan D - Sekiranya percampuran bahan kimia tidak betul, foamnya tidak dapat memadam kebakaran cepat - Tidak sesuai digunakan dengan alat memadam api jenis dry powder kerana powder akan memecahkan buih.

 

ALAT PEMADAM API : JENIS BAHAN MEDIA PEMADAMAN

      1.Kimia Kering untuk Multi-Purpose

Agent ini digunakan untuk api kelas A, B, dan C. Zat yang digunakan disebut mono ammonium phosphate. Zat kimia ini tidak bersifat konduktif dan sedikit bersifat korosif dalam keadaan lembab. Fire extinguisher dengan agent ini biasanya digunakan di gedung sekolah, perkantoran, rumah sakit, dan perumahan.

2.Kimia Kering RegularZat yang digunakan adalah sodium bicarbonate dan digunakan untuk api kelas B dan C. Zat ini tidak beracun, tidak bersifat konduktif, dan tidak beracun. Zat ini juga mudah dibersihkan. Biasanya pemadam ini digunakan di dapur, laboratorium, dan garasi. 

3.Karbon DioksidaCara kerja agent ini adalah dengan "menghilangkan" oksigen sehingga api berhenti membakar, namun memiliki batas-batas tertentu. Fire extinguisher karbon dioksida sangat ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu. Biasanya digunakan di tempat-tempat yang sensitif dengan kontaminasi seperti ruang komputer, laboratorium, tempat penyimpanann makanan, dan sebagainya. Pemadam ini digunakan untuk api kelas B dan C.

4.HalotronAgent ini merupakan zat cair yang menguap, tidak merusak ozon dan tidak meninggalkan residu. Cocok digunakan untuk ruang komputer, tempat telekomunikasi, bioskop, dll. Digunakan untuk

Page 14: bahan

api kelas A, B, dan C.

5.FoamFire extinguisher dengan agent foam atau busa bekerja dengan mengapung di atas api yang berkobar agar api bisa lebih dikendalikan dan mencegah terjadinya percikan. Biasanya digunakan di garasi, perumahan, kendaraan, dan workshop. Cocok digunakan untuk api kelas A dan B.

6.Purple K Dry Chemical Zat agent yang digunakan adalah potassium bicarbonate. Tidak bersifat konduktif dan tidak bersifat korosif. Biasanya fire extinguisher ini digunakan di fasilitas militer, perusahaan minyak, di kendaraan, dll. Kelas api yang sesuai untuk fire extinguisher ini adalah kelas api B dan C.

7.AirAir merupakan agent yang paling umum yang sering kita dengar dalam memadamkan api. Tapi,air tidak cocok untuk kelas api B dan C karena bersifat konduktif. Alat pemadam api dengan air biasanya digunakan di ruang penyimpanan, sekolahan, perkantoran, dll. Hanya cocok untuk digunakan di kelas api A. 

8.Wet Chemical Agent yang digunakan adalah potassium acetate. Cara kerjanya adalah dengan membentuk foam yang dapat mencegah terjadinya percikan api kembali. Fire extinguisher ini digunakan untuk memadamkan api kelas K dan biasanya ditemukan di area masak memasak seperti restoran atau cafe.

Keberhasilan organisasi dalam menerapkan SMK3 bergantung pada komitmen dari seluruh tingkatan dan fungsi organisasi terutama dari manajemen puncak. Sistem ini memungkinkan suatu organisasi mengembangkan kebijakan K3, menetapkan sasaran dan proses untuk mencapai komitmen kebijakan, melakukan tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan menunjukkan kesesuaian sistem yang ada terhadap persyaratan dalam standar ini. Tujuan umum dari standar ini adalah untuk menunjang dan menumbuhkembangkan pelaksanaan K3 yang baik, sesuai dengan kebutuhan sosial ekonomi. Keberhasilan penerapan dari standar ini dapat digunakan oleh organisasi untuk memberi jaminan kepada pihak yang berkepentingan bahwa SMK3 yang sesuai telah diterapkan

Audit digunakan untuk meninjau dan menilai kinerja dan efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan. Audit internal dilaksanakan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk mengetahui dimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diterapkan dan dipelihara secara tepat.

Pelaksanaan audit didasarkan pada hasil penilaian resiko dari aktivitas operasional perusahaan dan hasil audit (audit-audit) sebelumnnya. Hasil penilaian resiko juga menjadi dasar dalam menentukan frekuensi pelaksanaan audit internal pada sebagian aktivitas operasional perusahaan, area ataupun suatu fungsi atau bagian mana saja yang memerlukan perhatian manajemen Perusahaan terkait resiko K3 dan Kebijakan K3 Perusahaan.

Page 15: bahan

Pelaksanaan audit internal mencakup seluruh area dan aktivitas dalam ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan. Frekuensi dan cakupan audit internal juga berkaitan dengan kegagalan penerapan beberapa elemen dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ketersedian data kinerja penerapan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hasil tinjauan manajemen dan perubahan-perubahan dalam manajemen Perusahaan. Pelaksanaan audit internal secara umum ialah minimal satu kali dalam kurun waktu satu tahun dari audit internal sebelumnya.

Audit tambahan dapat dilaksanakan apabila terdapat kondisi-kondisi sebagaimana hal-hal berikut :

1. Terdapatnya perubahan pada penilaian bahaya/resiko K3 Perusahaan.2. Terdapat indikasi penyimpangan dari hasil audit sebelumnya.3. Adanya insiden tingkat keparahan tinggi dan peningkatan tingkat kejadian insiden.4. Kondisi-kondisi lain yang memerlukan audit internal tambahan.

Pelaksanaan audit internal didasarkan pada kegiatan-kegiatan berikut, antara lain :

1. Pembukaan audit. o Menentukan tujuan, ruang lingkup dan kriteria audit.o Pemilihan auditor dan timnya untuk tujuan objektivitas dan kenetralan audit.o Menentukan metode audit.o Konfirmasi jadwal audit dengan peserta audit ataupun pihak lain yang menjadi

bagian dari audit.2. Pemilihan petugas auditor.

o Auditor harus independen, objektif dan netral.o Auditor tidak diperkenankan melaksanakan audit terhadap pekerjaan/tugas

pribadinya.o Auditor harus mengerti benar tugasnya dan berkompeten melaksanakan audit.o Auditor harus mengerti mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Perusahaan.o Auditor harus mengerti mengenai peraturan perundang-undangan dan persyaratan

lainnya yang berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja di tempat kerja.

o Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai kriteria audit beserta aktivitas-aktivitas di dalamnya untuk dapat menilai kinerja K3 dan menentukan kekurangan-kekurangan di dalamnya.

3. Meninjau dokumen dan persiapan audit. o Dokumen yang ditinjau meliputi :

Struktur organisasi dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja.

Kebijakan K3. Tujuan dan Program-Program K3 . Prosedur audit internal Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Perusahaan.

Page 16: bahan

Prosedur dan Instruksi Kerja K3. Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko . Daftar peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan

dengan penerapan K3 di tempat kerja. Laporan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan.

o Persiapan audit internal meliputi hal-hal sebagai berikut antara lain : Tujuan audit. Kriteria audit. Metodologi audit. Cakupan maupun lokasi audit. Jadwal audit. Peran dan tanggung jawab peserta/anggota audit internal.

4. Pelaksanaan audit. o Tata cara berkomunikasi dalam audit internal.o Pengumpulan dan verifikasi informasi.o Menyusun temuan audit dan kesimpulannya.o Mengomunikasikan kepada peserta audit mengenai :

Rencana pelaksanaan audit. Perkembangan pelaksanaan audit. Permasalahan-permasalahan dalam audit. Kesimpulan pelaksanaan audit.

5. Persiapan dan komunikasi laporan audit. o Tujuan dan cakupan audit.o Informasi mengenai perencanaan audit (anggota audit internal, jadwal audit

internal serta area-area/lokasi-lokasi audit internal).o Identifikasi referensi dokumen dan kriteria audit lainnya yang digunakan pada

pelaksanaan audit internal.o Detail temuan ketidaksesuaian.o Keterangan-keterangan lain yang berkaitan dengan penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Kerja Perusahaan : Konfirmasi penyusunan perencanaan penerapan K3 di tempat kerja. Penerapan dan pemeliharaan. Pencapaian Kebijakan dan Tujuan K3 Perusahaan.

o Komunikasi kepada semua pihak mengenai hasil audit internal termasuk kepada pihak ke tiga yang berhubungan dengan Perusahaan untuk dapat mengetahui tindakan perbaikan yang diperlukan.

6. Penutupan audit dan tindak lanjut audit. o Menyusun pemantauan tindak lanjut audit internal.o Penyusunan jadwal penyelesaian tindak lanjut audit internal.

Teknik industri terdiri dari empat bidang utama yakni teknik produksi, proses dan sistem manufaktur, riset operasi, dan ergonomi (untuk mengetahui lebih lanjut tentang empat bidang tersebut klik disini). Keempat bidang tersebut saling terkait dan berhubungan satu sama lain. Timbul pertanyaan, apa sih hubungan atau keterkaitan “nyata” antara bidang-bidang tersebut? Pertanyaan itu muncul karena memang pada kenyataannya sebagian besar ilmu dibangku perkuliahan teknik industri dipelajari secara terkotak-

Page 17: bahan

kotak atau terpisah antara satu bidang dengan bidang yang lain. Hanya sedikit mata kuliah yang mengintegrasikan semua bidang misalnya mata kuliah proyek terpadu, hal ini sudah tepat namun masih perlu didukung pendalaman di masing-masing bidang tentang apa saja kaitannya antara bidang tersebut dengan bidang-bidang lainnya. Misalnya pada mata kuliah riset operasi perlu dijelaskan apa saja sih manfaat atau aplikasi atau keterkaitan riset operasi dengan bidang-bidang lainnya di teknik industri begitu pula untuk teknik produksi, teknik manufaktur, dan ergonomi. Berikut ini dijelaskan hubungan atau kaitan atau aplikasi bidang ergonomi dengan bidang-bidang lainnya di teknik industri.

Ergonomi dan teknik produksi

Teknik produksi adalah suatu teknik yang menganalisis suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk melaksanakan proses produksi di lini produksi mulai dari bahan mentah diperoleh sampai barang jadi dikirim. Hubungan ergonomi dengan teknik produksi cukup banyak. Pada ranah atau lingkup teknik produksi, ergonomi memandang manusia sebagai sesuatu yang membuat lini atau aliran produksi berjalan. Hubungan kedua bidang tersebut diantaranya:

Studi gerakan dan waktu kerja berhubungan dengan cycle time produksi. Material handling ikut mempengaruhi desain fasilitas / tata letak pabrik. Incentive pekerja, cost akibat kecelakaan kerja dsb berpengaruh terhadap biaya

produksi. Otomasi sistem produksi berpengaruh terhadap produktivitas pekerja. Aliran informasi diantara pekerja ikut menentukan keberlangsungan produksi

(midal pada manajemen inventori dsb). Dan masih banyak lagi.

Ergonomi dan proses & sistem manufaktur

Proses dan sistem manufaktur adalah segala proses dan sistem yang terdiri dari sekumpulan kegiatan untuk melakukan konversi bahan mentah menjadi barang jadi sesuai dengan desain produk didasarkan pada keinginan konsumen sehingga terjadi pertambahan nilai yang lebih tinggi dengan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi di mana dalam proses pengerjaannya tentu saja dilakukan secara fisik dan melibatkan berbagai peralatan atau mesin. Hubungan ergonomi dengan proses dan sistem manufaktur bisa dibilang yang paling “terkenal”. Salah satu bidang pada proses dan sistem manufaktur yang utama adalan perancangan dan pengembangan produk dan bisa dibilang pada bidang inilah ergonomi banyak dikenal. Pada ranah atau lingkup proses dan sistem manufaktur, ergonomi memandang manusia sebagai pihak yang membuat suatu produk dan pihak yang menikmati suatu produk. Hubungan kedua bidang tersebut diantaranya:

Page 18: bahan

Racangan spesifikasi produk atau alat kerja pada perancangan produk sangat memperhatikan kebutuhan konsumen (kansei) baik kebutuhan fisik (melibatkan antropometri, analisis postur dll) maupun kebutuhan non fisik.

Pembuatan alat bantu dan metrologi pada proses dan manufaktur bertujuan untuk memudahkan kerja manusia dan mengurangi kesalahan kerja dan meningkatkan kehandalan dan produktivitas kerja.

Desain coupling mesin sangat memperhatikan kemudahan manusia dalam bekerja.

Mesin dibuat sedemikian rupa agar safety meningkat. Dan masih banyak lagi.

Ergonomi dan riset operasi

Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang. Hubungan ergonomi dan riset operasi bisa dibilang sangat jarang dan tidak banyak ditemui. Di teknik industri, riset operasi lebih banyak diaplikasikan pada lingkup teknik produksi. Namun bukan berarti riset operasi tidak ada hubungan sama sekali dengan ergonomi. Karena pada dasarnya riset operasi adalah metode penyelesaian untuk suatu masalah, dan masalah pada sistem suatu industri bisa terjadi di bagian apa saja dan dalam skala apa saja maka pada ranah atau lingkup riset operasi ini, ergonomi memandang manusia pada berbagai macam posisi mulai dari yang menjalankan produksi, yang membuat produk, yang menikmati produk, yang menjalankan sistem dsb dan biasanya masih berhubungan dengan kedua bidang sebelumnya yakni teknik produksi dan proses & sistem manufaktur. Hubungan kedua bidang tersebut diantaranya:

Kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi kesalahan posisi atau prosedur kerja atau terjadinya kecelakaan kerja secara otomastis.

Kecerdasan buatan untuk mengukur antropometri secara otomatis atau semi otomatis untuk kepentingan desain produk (masih berhubungan dengan proses dan sistem manufaktur).

Jaringan syaraf tiruan untuk mengidentifikasi pola desain produk atau alat kerja berdasarkan preferensi pelanggan atau pemakai menggunakan metode kansei (masih berhubungan dengan proses dan sistem manufaktur).

Dsb.