bagian utama laporan new

Upload: nurmeiliana

Post on 14-Jul-2015

348 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Manusia dalam perkembangannya sekarang berada pada masa globalisasi yang didalamnya terdapat banyak sekali persaingan dalam berbagai hal, tak terkecuali pekerjaan. Dimulai dari pekerjaan yang dibilang mewah sampai pekerjaan yang kasar. Melihat hal itu, banyak lembaga pendidikan yang berlomba lomba meningkatkan kualitas agar lulusan yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tersebut bisa memenuhi keinginan pasar. Akademi Teknik PIKA yang bergerak dibidang pendidikan juga menginginkan hal yang sama. Oleh sebab itu lulusan Akademi Teknik PIKA juga dituntut untuk bisa langsung bekerja setelah menyelesaikan pendidikannya. Salah satu cara agar lulusan yang dihasilkan dapat menjawab tantangan pasar adalah mengadakan kerja praktek profesi. Kerja praktek profesi adalah program tahunan bagi semua mahasiswa tingkat akhir yang dibuat agar lulusan Akademi Teknik PIKA tanggap akan dunia kerja. Selain itu, dampak positif dari kerja praktek profesi adalah mencari relasi kerja dan juga menjadi media mencari pekerjaan. Beberapa kasus membuktikan kerja praktek profesi juga dapat memberikan kesempatan bagi praktekan untuk bekerja diperusahaan terkait setelah wisuda. Menanggapi masalah diatas, penulis diberi kesempatan oleh pihak akademi untuk bebas memilih tempat kerja praktek profesi. Kebebasan itu penulis manfaatkan untuk menimba pengalaman di pulau dewata, Bali. Alasan memilih kerja praktek di pulau Bali adalah bukti kekaguman penulis akan budaya dan gaya arsitektur Bali. Desain yang modern namun tetap tidak meninggalkan filosofi budaya daerah membuat desain dari Bali sangat unik dan terkenal

1

di manca negara. Ketika melihat pulau Bali sebagai tujuan kerja praktek profesi, tentu penulis juga memikirkan dimanakah tempat yang cocok untuk penulis melakukan kerja praktek profesi. Setelah memilih dari berbagai macam perusahaan yang ada di Bali, penulis menjatuhkan pilihan ke CV. POPO DANES ARCHITECT. Penulis melakukan hal ini dikarenakan CV. POPO DANES ARCHITECT telah mempunyai pengalaman dibidangnya serta memiliki nama dikalangan arsitek baik di Indonesia maupun di luar negeri. Penelusuran terhadap CV. POPO DANES ARCHITECT terus penulis lakukan sampai akhirnya penulis mengetahui bahwa CV. POPO DANES ARCHITECT mempunyai cabang interior yang dikelola oleh istrinya yang bernama MELATI DANES INTERIOR. Melihat penulis adalah seorang desainer interior, maka pihak perusahaan memberikan tempat kepada penulis untuk menimba ilmu di MELATI DANES INTERIOR selama 3 bulan. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama 3 bulan kerja praktek profesi di MELATI DANES INTERIOR, sebuah desain haruslah menjual. Arti dari haruslah menjual adalah : 1.2.1 Desain Terlihat Elegan Mayoritas dari klien yang ditangani oleh kantor MELATI DANES INTERIOR adalah orang dari luar Indonesia, sehingga banyak permintaan yang menginginkan desainnya adalah desain desain khas Bali walaupun adapula yang tidak perlu memakai desain khas Bali asalkan desain tersebut terlihat elegam. Elegan disini dapat dilihat dari bahan bahan yang digunakan dalam pengaplikasian ruang. Contohnya, sebuah kamar mandi pada sekeliling bathtub akan terlihat lebih elegan apabila menggunakan marmer daripada keramik yang disusun. Selain bahan, warna serta tata letak perabot ataupun barang barang yang ditata pada kamar mandi juga dapat mempengaruhi elegan atau tidaknya sebuah desain. 1.2.2 Tampilan Renderan Harus Detail

2

Renderan yang detail dan bagus bukan berarti harus membuat renderan yang sangat realistik seperti aslinya, namun setidaknya renderan yang dibuat memenuhi kriteria seperti penempatan cahaya, kamera yang digunakan beserta ketepatan jarak pandang. Jarak pandang ini meliputi penggambaran ruang 3 dimensi yang benar adanya bila klien berada pada posisi tersebut. Penulis ambil contoh pada sebuah ruang makan yang memiliki terusan ke dapur yang tersekat oleh dinding yang berpintu. Apabila pintu itu dalam hasil 3 dimensi terbuka, maka ruang makan yang didesain haruslah memperlihatkan dapur dari pintu yang terbuka tadi. Contoh lain yang dapat menarik para klien adalah detail detail kecil seperti piring, cangkir, pot bunga ataupun pernak pernik penghias lain. 1.2.3 Gambar Kerja Jelas kantor MELATI DANES INTERIOR merupakan konsultan desain, dengan artian kantor ini tidak bekerja sendiri. Oleh sebab itu, gambar kerja yang dibuat oleh drafter harus jelas untuk memudahkan pihak pihak lain yang terkait dalam proyek yang bersangkutan, dalam membuat proyek terkait. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan kerja praktek profesi Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa dalam rangka menerapkan teori dan pengetahuan yang telah diterimanya di perkuliahan atau praktikum dengan situasi yang nyata dalam profesi atau industri. 1.3.2 Tujuan Pembuatan Laporan Tujuan pembuatan laporan antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai bukti telah melaksanakan Kerja Praktek Profesidi CV. POPO DANES ARCHITECT atau lebih tepatnya di MELATI DANES INTERIOR.

2. Sebagai laporan tertulis dari hasil Kerja Praktek Profesiyang telah dilaksanakan.

3

3. Mengumpulkan data guna kepentingan akademi dankhususnya penulis untuk lebih memahami perusahaan terkait, dalam hal ini CV. POPO DANES ARCHITECT. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah pada Laporan Kerja Praktek Profesi ini hanya akan membahas proyek proyek yang penulis kerjakan yaitu resort Healing Treasure dan villa Pondicherry. Adapun dari 2 proyek diatas tidak sepenuhnya ditangani oleh penulis. Penulis hanya mengerjakan beberapa bagian dari 2 proyek tersebut. Penulis ambil contoh seperti resort Healing Treasure, pada proyek ini penulis hanya mengerjakan lobby dan juga kamar mandi villa. Berbeda dengan villa Pondicherry, penulis hanya mengerjakan restoran lantai 1 dan lantai 2 serta BQ (Bill of Quantity). 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang penulis ambil untuk membuat Laporan Kerja Praktek Profesi ini adalah melalui penelitian kualitatif. Alasan memakai penelitian kualitatif menurut penulis dikarenakan penelitian kualitatif bisa memecahkan apa yang tidak bisa dilakukan oleh penelitian kuantitatif yang bersifat eksakta, seperti pengalaman pengalaman penulis selama 3 bulan kerja praktek profesi. Adapun dalam mengumpulkan data, penulis melakukannya dengan cara : 1.5.1 Observasi Observasi yang dimaksud adalah pengamatan yang dilakukan selama mengikuti kerja praktek adalah pengamatan kontinyu selama 3 bulan yang meliputi pengamatan tentang cara kerja karyawan, bagaimana pemilik perusahaan perusahaan menghargai karyawan, bagaimana

memperlakukan klien, bagaimana cara membuat permintaan barang untuk proyek terkait sampai hal hal kecil seperti pukul berapa karyawan bisa meninggalkan kantor. 1.5.2 Wawancara

4

Wawancara dalam kaitannya dengan laporan ini penulis lakukan secara informal yang berarti narasumber tidak merasa diwawancarai atau dengan kata lain penulis tidak menggunakan draft ataupun form yang harus ditanyakan dan dijawab oleh narasumber. Wawancara yang dilakukan antara lain peraturan perusahaan (apa yang boleh dilakukan ataupun yang tidak boleh dilakukan), jumlah gaji yang diterima oleh karyawan setiap bulannya, relasi antar karyawan serta relasi karyawan dengan pemilik perusahaan. 1.6 Sistematika Penulisan Bab I membahas latar belakang penulis kerja praktek, termasuk alasan memilih perusahaan yang berada di Bali. Bab I juga dilengkapi dengan perumusan masalah yang berisi tentang masalah masalah yang ada dalam perusahaan. Selain itu, bab I juga berisi tentang tujuan (tujuan membuat laporan dan tujuan melakukan kerja praktek profesi), batasan masalah maupun metodologi penelitian. Bab II membahas tentang seluk beluk perusahaan yang diantaranya adalah sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, lokasi dimana perusahaan tersebut berada dan barang dan jasa yang telah dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Bab III membahas tentang proses dalam perancangan proyek yang ditangani oleh praktekan, atau dengan kata lain ditangani sendiri oleh penulis. Bab IV berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab III. Selain itu pada bab IV juga berisi saran saran untuk perusahaan dan pihak akademi.

5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN DAN DATA

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan CV. POPO DANES ARCHITECT secara resmi berdiri pada tahun 1993. Pemiliknya bernama Ir. Nyoman Popo Priyatna Danes yang pernah menyelesaikan kuliahnya di Universitas Udayana Bali dengan jurusan arsitektur. Sebelum CV. POPO DANES ARCHITECT berdiri, Pak Popo, begitu sapaannya, sudah membuat karya karya indah baik didalam maupun diluar negeri. Dia juga termasuk salah satu dari 12 orang kontributor dari Bali dengan judul buku Bali Living in Two Worlds, a critical self portrait yang diterbitkan oleh The Cultural Museum of Basel Switzerland, 2001. Dia juga ambil bagian dalam kepemilikian majalah Bog Bog yang merupakan majalah kartun di Bali. Kecintaan beliau terhadap lingkungan juga sangat besar. Bukti tersebut terdapat pada keikutsertaan beliau dalam Yayasan Wisnu yang khusus bergerak dibidang perlindungan lingkungan di Bali. Sejak tahun 2000, studionya menjadi tujuan untuk para mahasiswa yang ingin belajar arsitektur dalam kaitannya tur ke Bali. Program Under Big Three yang diadakan setiap hari Jumat I tiap bulan di studionya juga membuat sebuah semangat tersendiri bagi arsitek arsitek muda di Bali. Program ini berisikan tentang desain dari arsitek arsitek muda yang berumur kurang dari 30 tahun namun berprestasi. Tak jarang pada program ini ditampilkan arsitek arsitek yang memenangkan lomba arsitektur ataupun arsitek yang sudah pergi keluar negeri. 2.2 Lokasi perusahaan CV. POPO DANES ARCHITECT

6

Alamat

: Jalan Hayam Wuruk 159-A, Dauh Puri Kangin, Denpasar Barat, Denpasar 80112, Bali

Telp Fax Website

: 0361 242588 0361 242659 : 0361 242588 : http://www.popodanes.com

Gambar 2.2.1 Peta lokasi dari Popo Danes Architect MELATI DANES INTERIOR Alamat Telp Fax Website : Jalan Mohammad Yamin 1 / 18 Denpasar 80235, Bali : 0361 244096 : 0361 245749 : http://www.melatidanes.com

7

Gambar 2.2.2 Peta lokasi Melati Danes Interior

8

2.3 STRUKTUR ORGANISASI

9

2.3 Produk dan Jasa yang dihasilkan 1987 Bali Rumah kediaman, H. Usman Shirmohamed, Denpasar, Bali 1988 Perluasan bangunan, Kuta Beach Club Hotel, Kuta, Bali Rumah kediaman, Ketut Menda, Bali Barrel, Kuta , Bali Rumah kediaman, Tommy Raka, Denpasar, Bali Rumah kediaman, Made Odantara, Denpasar, Bali 1989 Art Gallery, Wismaya, Ubud, Bali Villa pribadi, H. Ismail Usman, Kerobokan, Kuta, Bali Gedung Denpasar, Bali 1990 Residential & Guest House, Cempaka, Kuta, Bali Beach House, Randall Dodge, Pantai Seseh, Badung, Bali Art Studio, Terri Rojass Hart, Sayan, Ubud, Bali 1991 Rumah kediaman, Stefano & Soma Cavazza, Batubelig, Kuta, Bali (berasosiasi dengan Max Licher, Design Group Architect, Sedona, Arizona, USA ) Guest House, Manfred K. Schertler, Sayan, Ubud, Bali Rumah kediaman, Guido Fontana, Kerobokan, Kuta, Bali 1992 Rumah kediaman, Helena K. Keith, Denpasar, Bali Rumah kediaman, Agung Widhiarta, Denpasar, Bali 1993 Fishmarket Dubai, India Mountain Villa, David W. Handley, Pujungan, Tabanan, Bali Rumah Jakarta kediaman, Melissa Safiani, Kebayoran Baru, Restaurant, Dubai Intercontinental Hotel, sekretariat, Indonesian Textile Association Bali Taman Beach Hotel, Pantai Lovina, Buleleng, Bali Samudra Beach Hotel, Pantai Candidasa, Karangasem,

10

1994 Kuta, Bali

Bar and Meeting Room, Mastapa Garden Hotel, Legian, Exhibition Stand, For the International Tourismus Borse,

Berlin, Jerman Gedung perkantoran, Global Putra International Group Manado, Sulawesi Utara Pemugaran rumah kolonial, Uti S. Moetaryanto, Baciro, Yogyakarta Rumah kediaman, Dr. Adikusuma, Denpasar, Bali Rumah kediaman, David W. Handley, Batubelig, Kuta, Bali 1995 Seram Office and Workshop, John Hardy Collection, Mambal, Badung, Bali Rumah kediaman. Lily & Omer Coskuner, Sanur, Bali Retreat House, Shannon & Bob Smith, Sayan, Ubud, Bali Rumah kediaman, Nyoman Restu Yasa, Umalas, Kuta, Bali 1996 Rumah kediaman, Nyoman Restu Yasa, Umalas, Kuta, Bali Eco Resort NATURA, Ubud, Bali 1997 The Fishmarket Restaurant Extension, Dubai Guest House, PT. Latoka Eka Prasetya, Masohi, Pulau

Intercontinental Hotel, Dubai, India N5 Bali Resort, ( berasosiasi dengan PT. AIRMAS ASRI, Jakarta ) Lot N5, Nusa Dua Tourist Resort, Bali Indra Legian Village Hotel, Petitenget, Kuta, Bali Rumah kediaman, Angelina Santo, Canggu, Kuta, Bali Private Villa, Craig Heath, Cairns, Queensland, Australia Extension Project, IBAH Luxury Villas, Ubud, Bali 1998 Corporate Villas, Bukit Batu Villas, Gianyar, Bali

11

Loloan Restaurant, Petitenget, Kuta, Bali Private Residance. Tierry Robinet, Cangu, Kuta, Bali Private House Extension, Eugene Park, Batubelig, Kuta, Bali Puri Mawar Hotel, Lembang, Bandung, West Java Suite Room Refurbishment Design Project, Sheraton Nusa Indah, Nusa Dua, Bali 1999 Property Development, Njung Sari, 21 Private Luxury Private Residence, Richard Leitch, Canggu, Kuta, Bali Private Villas, Kadek Wiranatha, Batubelig, Kuta, Bali Villa Cemara, Beach Compound. Intaran, Sanur, Bali Private Villa, Cinta, Pantai Karang, Sanur, Bali Private Villas, Umah Luung, Payangan, Ubud, Bali Private Villa, Ocean Empire, Ungasan, Bali 2000 Private Villa, Smara Bai, Ketewel, Gianyar, Bali Private Villa, Sascha Schmidmeir, Tegalalang, Gianyar, Bali Private Villa, Nicky & Stephan Issenmann, Suraberata Tabanan , Bali Bali International Lawn Bowls Club, Nusa Dua, Bali 2001 Private House, Wawo Runtu Family Batujimbar, Sanur, Bali Private Beach Villa, Batujimbar, Unit Redesign, Sanur, Bali Boutique Hotel, The Dampati, Sanur, Bali Private House, Tambak Sari, Sanur, Bali Gayatri Boutique Villas, Sayan, Ubud, Bali 2002 Bamboosiana, Art Estate, Ubud, Bali Private Villas, Nyangyang Beach, Bukit Peninsula, Bali Private Beach Villa, Urs Haener. Uluwatu, Bali Tanjung Bungkak Private House, Denpasar, Bali Private Villa, Jembar Lawang, Canggu, Bali Ubud Hanging Gardens, Payangan, Bali Villas, Gianyar, Bali

12

Private House, Benjamin Oka, Renon, Denpasar Bali Private Villa, Toni Childs, Kauai, Hawaii Danes Art Veranda, Atelier, Gallery, and Art Caf, Jl Hayam Wuruk, Denpasar , Bali 2003 Natural Heritage Orchard & Country Resort Linggi Melaka Malaysia. ( berasosiasi dengan Bita Enarcon Engineering , Bandung ) Private Residence, Jumpai, Klungkung, Bali Nandini, Resort & Spa, Payangan, Ubud, Bali The Ganeca Foundation, A Medical Clinic and Private Residence, Desa Kukuh, Kec. Marga Kab. Tabanan Sheraton Visakaphatnam, Visakaphatnam, India Destination Spa, Private Residence, and organics farm, Rajadhani, Sidemen, Bali 2004 Avalon Bali Villa, Brawa, Canggu, Bali Private Residence, Tiara Nusa, Goa-Gong, Jimbaran, Bali Villa Ali Agung, Bingin, Bali Rumahku, a resort for the disable, Nusa Lembongan, Bali Umah Cagaan, Pejeng, Bali Bali Deli, Supermarket, Bakery, Place, Jakarta ASIA-PACIFIC Art Centre, Nusa Dua, Bali Shipwreck Villa, Nusa Lembongan, Bali 2005 Rumah Rio (extension design), Ubud, Bali Vila Suluban, Uluwatu, Bali Vila Baladewa, Umalas, sanur Rumah Renon, Denpasar, Bali Villa Saraswati, Ubud, Bali Villa Legenda, Brawa, Canggu, Bali The Long House, Jimbaran, Bali Villa Deli, Seminyak, Bali The Shanti, Nusa Dua, Bali & Tapas Bar, Sudirman

13

2006

Villa Indra, Jimbaran, Bali Villa Sankara, Brawa, Canggu, Bali Rumah Simprug, Simprug Golf, Jakarta Rumar Muardi, Jl. Muardi, Denpasar, Bali Villa Karang Tinggi, Kutuh, Bali Villa Jasri, Karangasem, Bali Villa Bayad, Ubud, Bali

2007

Karang Jimbaran, Jimbaran, Bali The Akasha Beach Estates, Batubelig, Bali Villa Hua Hin, Thailand Villa Mahagita, Tabanan, Bali Munduk Moding Plantation, Buleleng, Bali Nusa Dua Cliff Residences, Nusa Dua, Bali

2008

Rumah Trenggana, Denpasar, Bali Pantai Lima, Pererenan, Bali Holiday Inn Resorts Baruna, Kuta, Bali

2009

Popo Danes Architect Studio, Denpasar, Bali Villa Khao Yai, Thailand Karang Bali, Ungasan, Badung, Bali Karang Saujana Estate, Kutuh, Jimbaran

14

BAB III PROSES PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

3.1 Prosedur mendapat Proyek Proyek yang masuk kedalam kantor MELATI DANES INTERIOR (dalam kasus ini resort Healing Treasure dan villa Pondicherry) adalah proyek yang arsiteknya berasal dari CV. POPO DANES ARCHITECT. Mengapa penulis member tanda kurung untuk 2 proyek itu saja yang arsiteknya dari CV. POPO DANES ARCHITECT? Hal ini disebabkan karena MELATI DANES INTERIOR juga bisa bergerak sendiri tanpa menunggu adanya proyek dari CV. POPO DANES ARCHITECT. Setelah mendapatkan denah serta tampak bangunan beserta potongannya dari arsitek, MELATI DANES INTERIOR mulai mencari desain desain yang sesuai dengan gaya maupun tema yang bersangkutan. Terakhir, setelah melalui beberapa revisi, akhirnya desain akhir dapat dipresentasikan oleh klien. 3.2 Proses Desain Proses desain dalam kantor MELATI DANES INTERIOR akan melalui beberapa tahapan sebelum akhirnya desain itu selesai. Tahapan tahapan itu adalah : 3.2.1 Pesanan dari klien Setiap desain pasti berawal dari klien yang meminta dibuatkan rancangan interior, walaupun kadang tidak semua klien memintanya sampai tahap purchase (hanya desain saja). 3.2.2 Mencari Ide Setelah kedua pihak (klien dan perusahaan) menyetujui bahwa proyek tersebut akan berjalan, desainer mulai mencari ide yang sesuai dengan gaya dan tema yang telah ditetapkan.

15

3.2.3 Memilih Perabot dan Accessories Mengingat bahwa kantor MELATI DANES INTERIOR adalah sebuah kantor konsultan, maka kantor ini tidak memiliki bengkel produksi sendiri. Oleh karena itu, kantor ini bekerja sama dengan banyak pihak untuk membuat suatu desain. Semua alternatif yang akan dimasukkan dalam desain didata kemudian ditanyakan kepada supplier perihal harga dari tiap unit perabot ataupun accessories. Setelah perhitungan harga serta perabot maupun accessories sudah memenuhi kriteria, maka data data tersebut dimasukkan dalam Bill of Quantity (BQ) 3.2.4 Proses merancang Proses merancang disini tidaklah membuat desain dari awal, melainkan membuat renderan yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh desainer. Setelah melalui beberapa revisi, hasil renderan yang sudah jadi di print dan dikumpulkan pada 1 tempat. 3.2.5 Gambar Kerja Gambar kerja pada interior berbeda dengan gambar kerja yang pada awal sudah diberikan oleh arsitek terkait. Gambar kerja disini adalah gambar kerja interior yang isinya adalah elevation (tampak), section (potongan), denah denah penunjang serta detail. Tampak disini tidak sesederhana seperti yang telah dijelaskan di akademi. Tampak disini tidak hanya tampak muka, samping ataupun atas, namun masih dipikirkan didalam tampak tersebut perabot apa saja yang ada dan diberi kode. Kode kode itu nantinya akan menjadi penunjuk bahan dan juga warna dari perabot perabot yang ada. Denah denah yang menunjang juga lebih lengkap. Penulis ambil contoh adanya electrical plan yang sudah sering dimasukkan dalam perancangan. Perbedaannya terletak pada rangkaian yang dipasang begitu diperhatikan dan denah itu terpisah dari denah perabot ataupun denah denah lainnya.

16

3.3 Gaya dan Tema Desain HEALING TREASURE Gaya Tema : Tropis : Alam

VILLA PONDICHERRY Gaya Tema : Tropis : India - kolonial

3.4 Detail Perancangan 3.4.1 Healing Treasure Awal berada di kantor MELATI DANES INTERIOR, proyek Healing Treasure sudah berjalan, sehingga penulis langsung diminta melakukan perbaikan terhadap electrical plan. Electrical plan ini berarti hubungan listrik yang ada di ruangan tersebut seperti lampu, saklar dan lain sebagainya. Hari selanjutnya penulis diminta untuk mengedit elevation plan dari restoran Healing Treasure. Elevation plan juga biasa disebut dengan tampak bangunan. Pembenahan yang dilakukan adalah pengeditan daripada perabot yang sudah ada dalam denah sebelumnya. Pengerjaan gambar kerja terus berlanjut pada section atau sering disebut potongan, dengan pengeditan terletak pada pemberian kode terhadap material material yang digunakan dalam restoran tersebut. Setelah belajar membuat elevation dan section, penulis diajak mengedit lobby Healing Treasure. Objek editan pada lobby adalah lampu utama lobby beserta miniatur proyek. Lobby ini adalah renderan pertama penulis di kantor MELATI DANES INTERIOR. Mengikuti setelah lobby adalah bathroom villa. Proses dari bathroom ini, pertama kali penulis membuat gambar 3 dimensinya. Namun, belum selesai sampai tahap rendering penulis sudah diminta mengedit elevation dari livingroom dan bathroomnya. Pengeditan ini pada dasarnya hanyalah mengubah letak dari perabot pada livingroom serta memperlihatkan perabot yang ada dari berbagai sudut pandang, sehingga tidak mengubah gambar 3 dimensi yang

17

telah

penulis

kerjakan

sebelumnya.

Ketika

elevationnya

selesai, penulis baru melanjutkan proses rendering. Bathroom untuk villa Healing Treasure ini berjumlah 2 tipe, sehingga penulis harus membuat 2 buah contoh desain. Melihat dari penjelasan diatas bukan berarti pekerjaan penulis tanpa hambatan, namun sebenarnya pada kasus kasus tersebut penulis harus melakukan revisi berulang kali dan seringkali terdapat meeting ataupun pekerjaan pekerjaan seperti meraster yang membutuhkan waktu yang tidak singkat.

18

3.4.2 Villa Pondicherry Sama seperti resort Healing Treasure, villa Pondicherry juga sudah berjalan ketika penulis melakukan kerja praktek industry di kantor MELATI DANES INTERIOR. Perbedaannya, pada awal diberikan proyek ini penulis sudah mendapatkan pekerjaan membuat Bill of Quantity (BQ). Bill of Quantity adalah serangkaian daftar perabot yang terdapat pada produk tersebut lengkap dengan harga, dimensi dan supplier yang menjadi penanggung jawabnya. Ketika penulis mengerjakan BQ, penulis harus berhadapan dengan supplier. Cara kerja dari permintaan harga kepada supplier yang pertama adalah mengirimkan e-mail kepada supplier terkait. Setelah beberapa hari supplier tidak memberikan respon, maka penulis wajib menelepon pihak supplier untuk menanyakan kejelasan dari permintaan kantor. Supplier yang dituju untuk sebuah perabot juga tidak hanya semacam. Pihak kantor juga membandingkan lagi dari beberapa supplier yang memberikan harga, dipilih supplier yang sesuai dengan harga ataupun bahan yang dimaksudkan. Membuat BQ bisa dibilang lebih sulit daripada membuat gambar 3 dimensi, sebab dalam pembuatan BQ penulis harus berhadapan dengan perusahaan lain yang tidak bisa dipastikan / diagendakan selesai seperti perhitungan. Berbeda denga penggambaran secara 3 dimensi, pihak desainer ataupun drafter bisa memperkirakan berapa lama gambar tersebut akan selesai. Pekerjaan mengenai BQ berlangsung sampai akhir penulis melakukan kerja praktek industri, namun bukan berarti pada proyek ini penulis hanya mengerjakan BQ saja. Pengerjaan BQ juga penulis kerjakan bersamaan dengan pembuatan gambar 3 dimensi untuk restoran Pondicherry. Restoran Pondicherry terdiri dari 2 lantai, yaitu ground floor dan upper floor atau sering disebut roof top. Ground floor dari restoran Pondicherry ini dibuat sangat nyaman dengan berbagai pilihan tempat duduk, dari mulai berpasangan sampai

19

tempat duduk untuk keluarga besar. Pemilihan perabotnya juga dipikirkan agar mudah dalam perawatannya namun tetap elegan. Berbeda dengan ground floor, upper floor dibuat sangat santai dengan adanya pergola berselimutkan daun dan pemandangan yang indah. 3.5 Peranan Mahasiswa Penulis ketika melakukan kerja praktek profesi diajak oleh pihak perusahaan untuk mengenal seluk beluk perusahaan sehingga diharapkan penulis dapat mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya, tidak hanya berada dikantor mengerjakan gambar 3 dimensi. Oleh sebab itu, penulis diajak untuk merasakan pergi bersama klien dalam kaitannya melihat barang yang ingin dibeli oleh klien. Pengalaman bertemu dengan klien asing adalah pengalaman yang menarik bagi penulis mengingat klien tersebut adalah klien yang perfeksionis dan tidak ingin barang yang dipesan oleh klien tersebut tidak berkualitas. Tak heran bahwa barang yang sudah dipesan terpaksa ditunda karena tidak sesuai dengan permintaan klien. Peranan mahasiswa dalam kasus ini adalah pendengar bagi klien yang mengeluh pada barang yang dipesan, walaupun oleh klien. Peranan lain mahasiswa adalah pekerjaan didalam kantor seperti denah, tampak, potongan bangunan ataupun gambar 3 dimensi. Pada proyek Pondicherry penulis juga sempat diajarkan membuat Bill of Quantity atau pihak perusahaan sering menyebutnya dengan BQ. Sehubungan dengan peranan mahasiswa tersebut, maka seharusnya mahasiswa bisa diberikan tanggung jawab penuh terhadap proyek yang telah diberikan dan juga mampu beradaptasi serta menjalankan pekerjaan lain yang mungkin belum pernah diajarkan di akademi. penulis hanyalah pendengar sekunder. Maksud pendengar sekunder adalah pihak yang tidak langsung diajak bicara

20

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Setelah melihat dari awal Bab I sampai akhir Bab III, maka dapat disimpulkan bahwa program Kerja Praktek Industri sangat dibutuhkan bagi para mahasiswa mengingat dari kerja praktek inilah para mahasiswa dapat belajar langsung bagaimana rasanya bekerja yang sebenar benarnya. Mahasiswa juga dapat mengerti arti dari setiap mata kuliah yang telah ditempuh dari semester I sampai semester V yang diaplikasikan langsung ditempat kerja praktek. Pihak perusahaan merasa terbantu oleh mahasiswa kerja praktek sehingga dimungkinkan tahun depan akan ada mahasiswa yang melakukan kerja praktek ditempat yang sama. 4.2 Saran Interior pada masa masa mendatang akan semakin maju dan kompleks. Oleh sebab itu dari pihak penulis diharapkan Akademi Teknik PIKA lebih up to date dalam memberi perkuliahan sehingga para mahasiswa mengerti hal apa saja yang sedang tren. Kosakata dalam perkuliahan juga agaknya perlu diperluas sebab penulis sering merasa kesulitan akan kosakata kosakata asing yang ada dibidang interior.

21