bagian ilmu bedah

18
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2015 UNIVERSITAS HASANUDDIN OPERASI PADA TULANG DAN SENDI DISUSUN OLEH: DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK DI BAGIAN ILMU BEDAH

Upload: nurayunie-abd-halim

Post on 11-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tulang

TRANSCRIPT

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2015UNIVERSITAS HASANUDDIN

OPERASI PADA TULANG DAN SENDI

DISUSUN OLEH:

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKDI BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015BAB I

PENDAHULUAN

Pengobatan bedah ortopedi secara umum mengikuti prinsip dasar pengobatan penyakit lainnya dan berpedoman kepada hukum penyembuhan (law of nature), sifat penyembuhan serta sifat manusia pada umumnya. Prinsip pengobatan ortopedi secara umumnya, yaitu jangan mencederai pasien, pengobatan berdasarkan pada diagnosis dan prognosis yang tepat, pemilihan pengobatan yang sesuai dengan keadaan penyakit penderita,mengikuti hokum penyembuhan alami law of Nature, pengobatan yang logis dan praktis, dan memperhatikan setiap pasien secara individu.Disamping pemahaman tentang prinsip dasar pengobatan yang rasional, metode pengobatan disesuaikan pula secara individu terhadap setiap penderita. Pengobatan yang diberikan juga harus berdasarkan alasan mengapa tindakan ini dilakukan serta kemungkinan prognosisnya.

BAB IIMETODE PENGOBATAN KELAINAN BEDAH ORTOPEDI

Pada umumnya penanganan pada bidang bedah ortopedi dapat dibagi dalam tiga cara, yaitu:1. Tanpa pengobatanSekurang-kurangnya 50% penderita (tidak termasuk fraktur) tidak memerlukan tindakan pengobatan dan hanya diperlukan penjelasan serta nasihat-nasihat seperlunya dari dokter.2. Pengobatan non-operatif (konservatif)a. Istirahatb. Pemberian alat bantuc. Pemberian obat-obatand. Manipulasie. Pemasangan gips (Plaster of Paris)f. pemasangan traksig. fisioterapi dan terapi okupasih. radioterapi3. Pengobatan operatifa. Operasi pada kulitb. Operasi pada sinovia dan kapsul sendic. Operasi pada otot, tendo dan ligamentd. Operasi pada tulang dan sendie. Operasi pada saraf

OPERASI PADA TULANG DAN SENDI1. Operasi pada tulanga. Amputasi. Amputasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan seluruh tubuh dengan mengorbankan bagian tubuh yang lain. Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem integuman, sistem persarafan, sistem musculoskeletal dan sistem kardiovaskuler.Terdapat berbagai sebab mengapa dilakukan amputasi. Antaranya 70% amputasi dilakukan karena gangguan sistem vaskuler/ sirkulasi pada ekstremitas yang berat, seperti penyumbatan arteri yang sebagian besar disebabkan oleh diabetes melitus; 20% amputasi dilakukan karena adanya trauma seperti fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat dibaiki, kehancuran jaringan yang tidak mungkin diperbaiki; 5% amputasi dilakukan karena adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif dan 5% lainnya karena cacat kongenital.Metode amputasi dibagi menjadi dua yaitu, metode terbuka (guillotine amputasi) yang digunakan pada pasien dengan infeksi yang mengembang. Bentuknya benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar luka bersih, dan luka dapat ditutup setelah tidak terinfeksi. Pada Metode tertutup (flap amputasi) pula, kulit ditarik pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah diamputasi.Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi tiga yaitu amputasi selektif/ terencana, amputasi akibat trauma dan amputasi darurat. Amputasi selektif dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara teru-menerus. Amputasi dilakukan sebagai salah satu tindakan alternative terakhir. Amputasi akibat trauma merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma yang tidak direncanakan untuk memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta memperbaiki kondisi umum pasien. Amputasi darurat biasanya merupakan tindakan yang cepat seperti pada trauma dengan patah tulang multiple dan kerusakan kulit yang luas. A B C DGambar 1. Lokasi amputasi secara umum. A & B. Pada anggota gerak atas. C & D. Gambar skematis amputasi melalui sendi lutut.

b. Eksostektomi Eksostektomi adalah operasi pengeluaran tonjolan tulang/ tulang rawan misalnya pada osteotoma tulang frontal atau osteokondroma.c. OsteotomiOsteotomi merupakan tindakan yang bertujuan mengoreksi deformitas pada tulang, misalnya osteotomi tibial akibat malunion pada tibia (akibat angulasi atau akibat rotasi) atau pada kubitus varus sendi siku setelah suatu fraktur suprakondiler humeri pada anak. Osteotomi juga untuk mengurangi rasa nyeri pada osteoarthritis di suatu sendi. Pada osteoarthritis akibat genu varus misalnya, untuk mengurangi nyeri terutama pada kompartemen medial sendi lutut dilakukan osteotomi tinggi tibia.

A B CGambar 2. A. Gambar skematis eksostektomi. B dan C. Gambar skematis eksostektomi skematis osteotomi tinggi tibia untuk mengoreksi genu varus akibat suatu osteoartritis.d. OsteosintesisOsteosintesis adalah operasi tulang untuk menyambung dua bagian tulang atau lebih dengan menggunakan alat-alat fiksasi dalam seperti plate, screw, nail plate, wire/ K-wire. Teknik osteosintesis yang terkenal saat ini adalah metode AO-ASIF (Association for the study of Internal fixation) yang mengadakan kursus secara teratur di Davos, Switzerland. Prinsip dasar metode ini adalah fiksasi rigid dan mobilisasi dini pada anggota gerak.Pemakaian osteosintesis adalah pada artrodesis dan fraktur yang tidak dapat direduksi kecuali dengan tindakan operasi, misalnya fraktur yang tidak stabil, fraktur pada persendian, fraktur dengan penyembuhan yang sangat lambat, fraktur pada orang tua atau paraplegi untuk memudahkan perawatan, fraktur multiple, fraktur patologis dan fraktur pada malunion. Osteosintesis juga dilakukan untuk stabilisasi tulang misalnya pada kelainan tulang belakang seperti skoliosis ataupun fraktur.

A B CGambar 3. Gambar skematis fiksasi tulang dengan menggunakan screw dan plate (A), intramedullary nail (B) dan kawat K/rschner(C).

e. Bone grafting (tandur alih tulang)Dikenal tiga sumber jaringan tulang yang dapat dipakai dalam Bone Graft yaitu, Autograft. Disebut autograft bila sumber tulang berasal dari penderita sendiri (dari Krista iliaka, kosta, femur distal, tibia proksimal atau fibula). Daerah sumber disebut daerah donor, sedangkan daerah penerima disebut daerah resipien. Yang kedua, Allograft (homograft) yaitu bila sumber tulang berasal dari orang lain yang biasanya disimpan dalam bank tulang, misalnya setelah operasi sendi panggul atau operasi-operasi tulang yang besar. Selain itu, allograft juga bisa dari tulang mayat. Sumber yang ketiga disebut sebagai Xenograftb(heterograft), bila sumber tulang bukan berasal dari tulang manusia, tetapi dari spesies lain.Bone graft dapat dilakukan dengan cara bone graft tanpa vaskularisasi dimana tulang donor diambil tanpa memindahkan pembuluh darahnya atau Bone graft dengan vaskularisasi dimana tulang donor dipindakan dengan mengikut sertakan pembuluh darahnya misalnya dari Krista iliaka, fibula dan kosta. Dengan makin majunya teknik bedah-mikro (microsurgery), cara ini sering dilakukan dan merupakan prosedur yang biasa.Indikasi bone graft adalah pada fraktur dengan gangguan penyembuhan (malunion/ nonunion), baik dengan infeksi maupun tanpa infeksi atau akibat bawaan misalnya pada pseudoartrosis kongenital. Pada operasi-operasi artrodesis sendi atau operasi tuberkulosis tulang belakang dimana jaringan dan tulang yang nekrotik dibuang sehingga gap yang terjadi diisi dengan graft tulang dari krista iliaka atau kosta untuk mempercepat penyembuhan tulang. Selain itu, Bone graft dilakukan untuk mengisi defek pada tulang akibat trauma, tumor atau infeksi. Mengisi atau mengganti bagian tulang yang nekrotik oleh karena nekrosis avaskuler misalnya pada daerah kaput femur. Pada saat ini untuk mengisi defek tulang tersedia substansi tulang buatan yang mempunyai sifat-sifat seperti tulang dan dapat dipergunakan sebagai pengganti sementara.

A BGambar 4. Gambar skematis dari bone graft. Pada gambar A bone graft dengan mengisi lubang yang ada dan pada gambar B menggunakan potongan korteks tulang yang direkatkan dengan sekrup (screw).

f. SekuesterektomiSekuesterektomi adalah pengeluaran tulang yang mati (sekuester) pada daerah infeksi. Pada osteomielitis misalnya, dilakukan sekuesterektomi untuk mengeluarkan seluruh jaringan tulang yang mati serta debris lainnya. Kadangkala diperlukan pembuatan selokan tulang {guttering) untuk memudahkan pengaliran cairan infeksi atau bagian-bagian nekrosis untuk mengalir ke luar.g. Equalisation og leg lengthEqualisation of leg length adalah operasi pada tungkai untuk mendapatkan ukuran panjang tulang tungkai yang serasi. Ketidaksama-panjangan tungkai dapat ditemukan misalnya pada kelainan bawaan, infeksi misalnya poliomielitis atau kerusakan lempeng epifisis.Ada tiga metode yang biasa digunakan pada operasi ini, yaitu memanjangkan tungkai yang pendek, dimana teknik yang paling terkenal saat ini adalah teknik menurut llizarov memendekkan tungkai yang panjang dan menghentikan pertumbuhan lempeng epifisis pada satu sisi.

2. Operasi pada sendia. ArtrodesisArtrodesis merupakan suatu operasi penggabungan (fusi) sendi. Artrodesis dilakukan pada keadaan-keadaan seperti Osteoartritis atau artritis reumatoid Ianjut yang disertai dengan nyeri hebat. Dengan kemajuan teknik operasi yang ada saat ini, tindakan artrodesis pada kedua penyakit ini sudah tidak dilakukan lagi dan digantikan dengan tindakan artroplasti. Infeksi sendi dengan kerusakan sendi yang berat baik oleh karena infeksi piogenik atau tuberculosis. Ketidakstabilan sendi oleh karena paralisis otot, misalnya pada poliomyelitis. Untuk mengoreksi deformitas pada sendi kaki atau tangan.

Gambar 5. Gambar skematis artrodesis pada ibu jari kaki untuk mengoreksi kelainan hammer toe.

b. ArtroplastiArtroplasti adalah suatu teknik operasi pada sendi untuk membentuk/ memperbaiki pergerakan sendi. Artroplasti biasanya dilakukan pada sendi lutut, panggul, siku, bahu dan jari-jari tangan.Artroplasti biasanya dilakukan pada keadaan-keadaan seperti adanya osteoarthritis, arthritis rheumatoid atau kerusakan sendi akibat penyakit lainnya, yang menimbulkan nyeri hebat, kerusakan sendi akibat infeksi sebelumnya baik oleh infeksi banal ataupun akibat tuberculosis, dengan syarat artroplasti dilakukan bila infeksi telah teratasi. Dilakukan juga untuk mengkoreksi atau memperbaiki sendi-sendi kecil misalnya sendi tangan, agar dapat bergerak dan pada malunion atau nekrosis avaskular dari sendi.Terdapat dua jenis artroplasti, yaitu artroplasti eksisi (pseudoartrosis Girdlestone) dimana sendi palsu dibentuk dengan cara eksisi kaput femur dan ruangan sendi diisi dengan massa jaringan lunak (misalnya otot gluteus medius). Selanjutnya adalah pemakaian protesis, dimana ada dua jenis yaitu Half joint replacement arthroplasty dan Total replacement arthroplasty. Half joint replacement arthroplasty adalah penggantian salah satu bagian tulang sendi dengan alat sintesis, seperti pada Austin Moore, Thompson atau hemiartroplasti pada sendi lutut. Total joint arthroplasty pula adalah suatu operasi penggantian kaput dan permukaan sendi secara total, biasanya dilakukan pada sendi panggul, lutut atau siku dan kadangkala pada bahu.

Gambar 6. Gambar skematis artroplasti eksisi (A), half joint replacement arthroplasty (B), dan total joint replacement arthroplasty (C).

c. ArtroskopiArtroskopi di samping digunakan untuk diagnostic kelainan-kelainan sendi, juga dapat berfungsi sebagai terapi, seperti pengeluaran benda asing dari dalam sendi, lavase (Lavage) atau pembersihan permukaan sendi misalnya pada osteoarthritis, pengeluaran jaringan-jaringan lain dalam sendi misalnya meniscus, sinovia dan rekonstruksi struktur dalam sendi, misalnya penjahitan ligamentum krusiatum yang rusak.BAB IIIKESIMPULAN

Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan. Tidak seperti jaringan lainnya. Tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada penyembuhan fraktur mulai terjadi segera seperti tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk penyembuhan memadai sampai menjadi konsolidasi.Bagi membantu proses penyembuhan tulang, dilakukan tindakan operasi tulang dan sendi seperti amputasi apabila masalah organ pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki, eksostektomi untuk mengeluarkan tonjolan tulang, osteotomi untuk mengkoreksi deformitas pada tulang, osteosintesis untuk menyambung dua atau lebih tulang dengan menggunakan alat fiksasi, Bone Grafting untuk mengisi defek pada tulang, sekuesterektomi untuk mengeluarkan tulang yang mati pada daerah infeksi dan Equalisation of leg length untuk mendapatkan tulang panjang pada tulang tungkai yang serasi.Dengan makin majunya teknik bedah ortopedi diharapkan dapat mengatasi dan menangani semua kelainan-kelainan yang ada pada ilmu ortopedi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pain Management The Orthopedic Surgeons Prospective. November 2007. OREF & AOA www.oref.org2. Rasjad C (2012), Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, 3rd Edition. PT Yarsif Watampone, Jakarta, hal 82-983. Chapman Michael W. Editors, 2001. Chapmans Orthopedic Surgery, 3rd Edition, Fracture Healing and Closed Treatment of Fractures and Dislocations. Lippincott Williams % Wilkins