bagian anggaran 005 - ptun-jakarta.go.id · i. laporan realisasi anggaran 1 3 ii. neraca 2 4 iii....
TRANSCRIPT
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
JAKARTA ( 526733 )
LAPORAN
KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2012
Jl. Sentra Primer Baru Timur, Pulo Gebang.
Jakarta Timur. 13950.
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2012, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang
mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah salah satu entitas akuntansi di bawah
Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
55/PB/2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para
pemakai laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban
dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta .
Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada
manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance).
Jakarta, 31 Desember 2012
Kuasa Pengguna Anggaran,
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta,
WAHIDIN, SH., MM.
NIP. 195808111983031005
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii
Pernyataan Tanggung Jawab iv Ringkasan 1
Ringkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 3 1
II. Neraca 4 2
III. Catatan atas Laporan Keuangan 5 5
A. Penjelasan Umum 5
A.1. Dasar Hukum X 5
A.2. Kebijakan Teknis X 5
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan XX 6
A.4. Kebijakan Akuntansi XX 6
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 13
B.1. Pendapatan Negara dan Hibah XX 13
B.2. Belanja Negara XX 14
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 15
C.1. Aset Lancar XX 16
C.2. Aset Tetap XX 16
C.3. Aset Lainnya XX 16
D. Pengungkapan Penting Lainnya 17
D.1. Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca XX 17
D.2. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK XX 17
D.3. Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual XX 17
D.4. Rekening Pemerintah XX 17
D.5. Pengungkapan Lain-lain XX 17
Laporan-laporan Pendukung 17
LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan
Laporan Barang Pengguna
Lampiran Tindak Lanjut atas Temuan BPK
Daftar Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 : Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011 1
Tabel 2 : Ringkasan Neraca Per 31 Desember 2012 dan 2011 4
Tabel 3 : Penggolongan Kualitas Piutang 11
Tabel 4 : Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP 12
Tabel 5 : Perbandingan Realisasi PNBP TA 2012 dan 2011 12
Tabel 6 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2012 13
Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Belanja TA 2012 dan 2011 14
Tabel 8 : Perbandingan Belanja Barang TA 2012 dan TA 2011 15
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
1
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA Jl. Sentra Primer Baru Timur Pulo Gebang Jakarta Timur 13950
Telp.021- 4805256 Fax. 021-4803856.
Website: www.ptun-jakarta.go.id. Email : [email protected]
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang terdiri dari : Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2012
sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara
layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, 31 Desember 2012
Kuasa Pengguna Anggaran,
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta,
WAHIDIN, SH.MM.
NIP.195808111983031005
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
2
RINGKASAN
Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007, sebagaimana
telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang
meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri
Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP).
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012 ini telah disusun dan
disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya,
yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, selama periode 1 Januari sampai dengan
31 Desember 2012.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2012 terdiri dari Penerimaan Negara Bukan
Pajak sebesar Rp84.947.611,00.
Realisasi Belanja Negara pada TA 2012 adalah sebesar Rp40.575.720,00 atau mencapai 67,91
persen dari alokasi anggaran sebesar Rp59.750.000,00.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2011 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 1
Perbandingan Realisasi Anggaran 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
Uraian
TA 2012 TA 2011
Anggaran Realisasi % Real
Realisasi Thd Anggaran
Pendapatan Negara dan Hibah
84,947,611
Belanja Rupiah Murni 59,750,000 40,575,720 67,91%
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
3
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal pelaporan 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011.
Ringkasan Neraca per 31 Desember dan 2011 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 2
Perbandingan Neraca per 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011
Uraian
Tanggal Neraca Nilai Kenaikan /
Penurunan
31 Des 2012 31 Des 2011 (Rp) %
(Rp) (Rp)
Aset
- - - -
Aset Lancar - - - -
Aset Tetap - - - -
Aset Lainnya - - - -
- - - -
Kewajiban - - -
Kewajiban Jangka Pendek - - - -
Ekuitas Dana - - -
Ekuitas Dana Lancar - - - -
Ekuitas Dana Investasi - - - -
- - - -
- - - -
3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula
dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan
oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
4
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dalam Rupiah)
Uraian Catatan
TA 2012 TA 2011
Anggaran Realisasi
% Realisasi
Terhadap
Anggaran
Realisasi
PENDAPATAN B.1
1 Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1.1 - 84,947,611 -
Jumlah Pendapatan
84,947,611
BELANJA B.2
2 Belanja Barang B.2.1 59,750,000 40,575,720 67,91%
Jumlah Belanja
59,750,000 40,575,720 67,91%
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
5
II. NERACA
PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dalam Rupiah)
NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2012 31 DESEMBER 2011
ASET
Aset Lancar C.1 - -
Jumlah Aset Lancar
- -
Aset tetap
C.2 - -
Jumlah Aset Tetap
- -
Aset Lainnya
C.3 -
Jumlah Aset Lainnya
- -
JUMLAH ASET
-
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
C45 -
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
- -
JUMLAH KEWAJIBAN
-
EKUITAS DANA
- -
Ekuitas Dana Lancar
C.5 -
Jumlah Ekuitas Dana Lancar
- -
Ekuitas Dana Investasi
C.6
Jumlah Ekuitas Dana Investasi
- -
JUMLAH EKUITAS DANA
- -
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
- --
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
1
III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-80/PB/2011
Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada
Bagan Akun Standar.
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2012
tentang Penambahan dan Perubahan Akun Non Anggaran dan Neraca pada
Bagan Akun Standar.
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2012
tentang penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Rencana
Strategis
A.2. KEBIJAKAN TEKNIS PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
JAKARTA
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta didirikan sebagai salah satu upaya untuk
mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram
serta tertib yang dapat menjamin kehidupan kedudukan warga negara masyarakat
dalam hukum dan menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang serta
selaras antara aparatur dibidang tata usaha negara dengan para masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan harapan di masa depan Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta menetapkan visi sebagai berikut:
”TERWUJUDNYA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
YANG AGUNG.”
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
2
Agar dapat diukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan strategisnya
maka setiap tujuan strategis yang ditetapkan disertai indikator kinerja
(performance indicator) yang terukur.
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:
Meningkatkan profesionalisme aparatur dilingkungan Pengadilan Tata
Usaha Negara Jakarta.
Meningkatkan pelayanan hukum kepada masyarakat pencari keadilan.
Memantapkan manajemen modern dalam rangka peningkatan kinerja.
Meningkatkan Akuntabilitas dan Transparansi.
Pendekatan A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Penyusunan
Laporan
Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2012 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh
aspek keuangan yang dikelola oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang
untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan
SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan,
dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta
laporan manajerial lainnya.
Kebijakam
Akuntansi
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2012 telah mengacu pada
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan
keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
3
Pendapatan
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.
Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi pendapatan
dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan sesuai dengan
jenis pendapatan.
Belanja
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat
terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan pada lembar muka laporan keuangan menurut klasifikasi
ekonomi/jenis belanja, sedangkan di Catatan atas Laporan Keuangan,
belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi.
Aset 3. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan
uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak
termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan
kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak
kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset
Lainnya.
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
4
Aset Lancar Aset Lancar
Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas,
piutang, dan persediaan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam
bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs
tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul
berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai bagian lancar TPA/TGR.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka elayanan kepada masyarakat.
Persediaan dicatat di neraca berdasarkan harga pembelian terakhir,
apabila diperoleh dengan pembelian, harga standar apabila diperoleh
dengan memproduksi sendiri dan harga wajar atau estimasi nilai
penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi
Aset Tetap Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan pada neraca Satker
per 31 Desember 2012 berdasarkan harga perolehan.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi
sebagai berikut:
(a). Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000
(tiga ratus ribu rupiah), dan
(b). Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
(c). Pengeluaranyang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
5
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak
kesenian.
Piutang
Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau
akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan
Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, dan Piutang
Jangka Panjang Lainnya.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset
pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai
sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang
bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar
oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan
angsuran.
TP ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang
karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian
Negara/daerah.
TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri
atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk
menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara
sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan
yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau
kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.
TPA dan TGR yang akan jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lainnya
Aset Lainnya
Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan
piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan
Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya
termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
6
software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright), paten,
goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan
manfaat jangka panjang.
Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan
ke Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi,
Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.
Kewajiban
4. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain
karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga
keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional.
Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang
bekerja pada pemerintah.
Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi
dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas
bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek
Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua
belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai
nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama
kali transaksi berlangsung.
Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan
penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan
lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
7
menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut
Ekuitas Dana
5. Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana
Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih
antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi
mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka
panjang.
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih
6. Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk
sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan
kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan
mempertimbangkan jatuh tempo dan perkembangan upaya penagihan yang
dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-
masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 201/PMK.06/20110 tentang Kualitas Piutang
Kementerian Negara/Lembaga Dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih.
Tabel 3
Penggolongan Kualitas Piutang
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet
1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan
Piutang Negara/DJKN
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
8
Penyusutan
Aset Tetap
7. Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap
Sampai saat Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2012, Pengadilan Tata
Usaha Negara Jakarta belum menerapkan penyusutan Barang Milik Negara
berupa Aset Tetap, hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik
Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat, yang
menyebutkan bahwa penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa
Aset Tetap pada seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun
2013.
Realisasi
Pendapatan
Negara dan
Hibah
Rp84.947.611
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI
ANGGARAN
B.1. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2012 adalah
sebesar sebesar Rp84.947.611,00. Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah merupakan Pendapatan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Lainnya.
Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasi PNBP lainnya per tanggal pelaporan
dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:
Tabel 4
Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasi PNBP
No Uraian Estimasi
Realisasi % Pendapatan
1 Pendapatan Pendidikan - - -
2 Pendapatan Denda Keterlambatan - - -
3 Pendapatan Lain-Lain - 84.947.611
- 84.947.611
Realisasi PNBP Lainnya TA 2012 mengalami kenaikan sebesar
Rp84.947,611,00 disebabkan meningkatnya kasus perkara yang masuk pada
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dan adanya PNBP yang bersifat Fungsional
yang dipindahkan pertanggungjawaban dan pencatatannya dari Unit Badan
Urusan Administrasi (01) ke Unit Dirjen Peradilan TUN dan Militer (05) sesuai
dengan surat Kepala Badan Urusan Administrasi Nomor 08/BUA/KEU/01/2012
tanggal 10 Januari 2012 Tentang Petunjuk Unit Organisasi untuk Laporan dan
Pencatatan PNBP ke Mahkamah Agung RI.
Perbandingan realisasi PNBP TA 2012 dan 2011 disajikan dalam tabel dibawah
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
9
ini:
Tabel 5
Perbandingan Realisasi PNBP TA 2012 dan 2011
No Uraian
TA 2012 TA 2011 Kenaikan/(Penurunan)
(Rp) (Rp) (Rp) %
1 Pendapatan Pendidikan - - - -
2 Pendapatan Denda Keterlambatan - - - -
3 Pendapatan Lain-Lain - - - -
Jumlah 84.947.611 - - -
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
10
Realisasi B.2 Belanja Negara
Belanja Negara
Rp40.575.720.
Realisasi belanja Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada TA 2012 adalah
sebesar Rp40.575.720,00 atau sebesar 67,91 persen dari anggarannya setelah
dikurangi pengembalian belanja. Anggaran belanja Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta Tahun 2012 adalah sebesar Rp59.750.000,00.
Anggaran dan realisasi belanja TA 2012 dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 6
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2012
Kode Uraian Jenis Belanja Anggaran
Realisasi
Belanja (%)
Jns Blj.
51 Belanja Pegawai
52 Belanja Barang 59,750,000 40,575,720 67,91
53 Belanja Modal
Jumlah 59,750,000 40,575,720 67,91
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Rp-
Rp10,000,000
Rp20,000,000
Rp30,000,000
Rp40,000,000
Rp50,000,000
Rp60,000,000
BelanjaPegawai
Belanja Barang Belanja Modal
Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2012
Anggaran Realisasi
Realisasi belanja TA 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp40,575,720,00 karena
pada tahun 2012 perkara memiliki DIPA sendiri.
Perbandingan realisasi belanja TA 2012 dan 2011 dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
11
Tabel 7
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2012 dan 2011
Kode
Jenis
Belanja
Uraian
Jenis Belanja
Realisasi Belanja (Rp) Naik/ (Turun)
TA 2012 TA 2011 Rp %
51 Belanja Pegawai - - - -
52 Belanja Barang 40,575,720 - - 67,91
53 Belanja Modal - - - -
Jumlah 40,575,720 - - 67,91
Belanja
Barang
Rp40,57,720
B.2.1. Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang TA 2012 dan 2011 masing-masing sebesar
Rp40.575.720,00 dan Rp.0,00 realisasi belanja barang mrupakan belanja barang
non Operasional.
Rincian realisasi Belanja Barang adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2012 dan TA 2011
Uraian TA 2012 TA 2011 Naik/Turun Naik/Turun
(Rp) (%)
Belanja Barang Operasional - - - -
Belanja Barang Non
Operasional 59,750,000
- - -
Belanja Jasa - - - -
Belanja Pemeliharaan - - - -
Belanja Perjalanan - - -
Realisasi Belanja Bruto - - - -
Pengembalian Belanja - - -
Realisasi Belanja Netto - -
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
12
C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA
Kas di
Bendaharawan
Pengeluaran
.
C.1. Aset Lancar
C.1.1 Kas di Bendaharawan Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang dimiliki Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Tidak ada/Nihil karena seluruh
sisa UP/TUP sudah dipertanggungjawabkan per 31 Desember 2012 maka saldo
kas tersebut berdasarkan hasil opname kas per 31 Desember 2011 (BA Opname
kas terlampir)
Persediaan C.1.2 Persediaan
Persediaan yang dimiliki oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta per 31
Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp.0,00 ( BA stock Opname
terlampir )
Aset Tetap
C.2. Aset Tetap
Saldo aset tetap per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing Rp.0,00, Aset
tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
dan digunakan dalam kegiatan operasional entitas yang dimiliki Pengadilan
TataUsaha Negara Jakarta
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
13
KEWAJIBAN
Kewajiban
Jangka Pendek
Utang kepada
Pihak Ketiga
C.5 Kewajiban Jangka Pendek
C.5.1 Utang kepada Pihak Ketiga
Utang kepada Pihak Ketiga yaitu belanja yang masih harus dibayar dan utang
kepada pihak ketiga lainnya yang dimiliki Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Tidak ada/Nihil.
Ekuitas Dana
Lancar
EKUITAS
C.6 Ekuitas Dana Lancar
C.6.1 Cadangan Persediaan
Jumlah Cadangan Persediaan yaitu merupakan jumlah ekuitas dana lancar
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam bentuk persediaan per 31 Desember
2012 dan 2011 adalah Tidak ada/Nihil.
C.6.2 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek
Jumlah Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka yang
dimiliki Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta per 31 Desember 2012 dan 2011
adalah Tidak ada/Nihil. Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana
yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.
Ekuitas Dana
Diinvestasikan
C.7 Ekuitas Dana Diinvestasikan
C.7.1 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Tetap merupakan jumlah ekuitas dana yang
diinvestasikan dalam bentuk Aset Tetap, yang dimiliki Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Tidak ada/Nihil.
C.7.2 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
Jumlah Diinvestasikan dalam Aset Lainnya merupakan jumlah ekuitas dana yang
diinvestasikan oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk Aset Lainnya, yang dimiliki
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
Tidak ada/Nihil.
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
14
D. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA
D.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
Tidak Ada kejadian-kejadian penting setelah tanggal neraca.
D.2 TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK
Tidak Ada daftar temuan dan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
D.3 INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA AKRUAL
Tidak ada Informasi Pendapatan dan belanja secara akrual
D.4 REKENING PEMERINTAH
Rekening pemerintah yang digunakan dalam kegiatan operasional Kantor
Pembinaan Akuntansi Instansi Jakarta adalah
Bank BRI A/C 0122-01-001475-303 a.n. Bendahara Pengeluaran Kantor
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
D.5 PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN
D.5.1 KEBIJAKAKAN PENGUNGKAPAN KEUANGAN PERKARA
DALAM LAPORAN KEUANGAN
Latar
Belakang
01. Bahwa Anggaran Mahkamah Agung Republik Indonesia yang di bebankan
pada Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara ( APBN ), berdasarkan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 Tentang perubahan Kedua Atas
Undang-Undang No 14 Tahun 1985 Pasal 81A, tidak termasuk biaya
kepanitraan dan biaya proses penyelesaian perkara perdata, baik diperadilan
umum, peradilan agama maupun penyelasain perkara tata usaha Negara.
Oleh karena itu, biaya kepanitraan dan biaya proses penyelesaian perkara
peradata di bebankan kepada pihak atau para pihak yang berperkara.
Mahkamah Agung Republik Indonesia berwewenang menetapkan dan
membebankan biaya proses penyelasain perkara perdata. Sedangkan biaya
kepanitraan merupakan PNBP yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ( peraturan pelaksanaanya telah diatur
melalui peraturan pemerintah No. 53 tahun 2008 tentang jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Mahkamah
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
15
Agung dan peradilan yang berada dibawahnya )
02. Pemungutan baiaya perkara yang dilakukan . Mahkamah Agung Republik
Indonesia kepihak atau para pihak yang berperkara adalah atas nama
Negara dan fasilitas yang diberikan Negara. Hal ini mengacu pada lingkup
pengertian sebagaimna disebut dalam pasal 2 Undang –Undang Nomor 7
Tahun 2013 tentang Keuangan Negara yang mencakup
1. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelasaian tugas pemrintah dan/atau kepentingan umum
2. Kekayahaan pihak lain yang peroleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah.
03. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya (PSAP 01 Paragraf 09) Karena ,tu, salah satu prinsip dalam
akuntansi dan pelaporan keuangan adalahvpengungkapan lengkap {full
disclosure).
04. Sebagai bentuk akuntabilitas publik Mahkamah Agung Republik
Indonesiadan Badan Peradilan yang berada dibawahnya, berdasarkan Surat
Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2008 tentang
Pelaporan Penerimaan dan Penggunaan Biaya Perkara Pada Pengadilan,
bahwa "Laporan penerimaan dan penggunaan biaya perkara pada
pengadilan dalam bentuk agregat dapat ditampilkan ke muka publik secara
berkala...".
Tujuan 05. Pengungkapan secara lengkap (full disclosure) atas dana pihak atau para
pihak yang berperkara/dipungut dan dikelola oleh Mahkamah Agung
Republik Indonesia dan Badan Peradilan Yang Berada Dibawahnya.sebagai
bentuk transparansi dan akuntabilitas lembaga
Definisi Dan
Klasifikasi
06. Memberikan pedoman untuk keseragaman penyajian keuangan perkara
dalam Laporan Keuangan Mahkamah Agung Republik Indohesia dari Badan
Peradilan Yang Berada Dibawahnya.
07. Merujuk pada Pasal 12.1 .ayat (4) H.I.R./Pasal l45 ayat (4) R.Bg. yang
menyebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan biaya perkara adalah biaya
yang terlebih dahulu harus dibayar oleh penggugat ketika memasukkan
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
16
gugatan perkara perdata. Lebih jauh Mahkamah Agung Republik Indonesia,
melalui Surat Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
43/TUAD/AG/III/UM/XI/1992, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
biaya perkara menurut Pasal 121 H.I.R. dan Pasal 145 R.Bg. adalah:
1. Biaya kepaniteraan
2. Biaya proses.
08. Biaya kepaniteraan ( griffler kosten ) hak-hak kepaniteraan yang
merupakan pungutan sebagai pelayanan/jasa pengadilan yang disetor ke
kas negara, jenis dan tarifnya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2008, yang secara umum dikelompokkan dalam 5 jenis (PP
No. 53 Tahun 2008 Pasal 1) yaitu: 1 Hak Kepaniteraan Mahkamah Agung
Republik Indonesia
1. Hak Kepanitraan Mahkamah Agung Republik Indonesia
2. Hak Kepanitraan Peradilan Umum
3. Hak Kepanitraan Peradilan Agama
4. Hak Kepanitraan Peradilan Tata Usaha Negara
5. Hak Kepanitraan lainnya
09. Biaya proses penyelesaian perkara, selanjutnya disebut biaya proses, adalah
biaya yang dipergunakan untuk proses penyelesaian perkara perdata,
perkara tata usaha negara, dan hak uji materiil pada Mahkamah Agung
Republik Indonesiadan Badan Peradilan Yang berada Dibawahnya yang
dibebankan kepada pihak atau para pihak yang berperkara. Pada peradilan
tingkat pertama disebut sebagai Panjar Biaya Proses. Biaya proses pada
peradilan.
10. Biaya proses pada Peradilan tingkat banding dan kasasi, karena sifatnya
telah pasti, maka besarannya telah ditetapkan. sebagai berikut :
1 Kasasi Rp 500.000
2 Peninjauan Kembali Rp 2.500.000
3 Kasasi Perkara Perdata Niaga Rp 5.000.000
4 PK Perkara Perdata Niaga Rp 10.000.000
5 Kasasi Perkara Perselisihan Hubungan Perindustrian
(PHI) dengan nilai di atas 150 jt
Rp 500.000
6 PK PHI dengan nilai di atas 150 jt Rp 2.500.000
7 Permohonan Pengujian Peratuaran Perundang-
Undangan Dibawah Undang-Undang (Keberatan Hak
Uji Material)
Rp 1.000.000
8 Biaya proses pada pengadilan tingkat Banding Rp 150.000
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
17
Kecualia pada PT TUN
9 Biaya Penyelesaian perkara dengan acara prodeo pada
tingkat pertama, Banding, dn Kasasi serta Perkara PHI
yang dinilai gugatannya dibawah Rp. 150 jt
Rp 250.000
11. Besaran panjar biaya proses pada pengadilan tingkat pertama diatur dan
ditetapkan oleh ketua pengadilan tingkat pertama.
12 . Disamping biaya perkara sebagaimana tersebut diatas Badan Peradilan Yang
Berada Dibawah Mahkamah Agung Republik Indonesiajuga mengelola
titipan pihak ketiga lainnya, yaitu:
1. Uang Panjar Biaya Eksekusi Putusan
Merupakan uang persediaan untuk membiayai pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (incracht van
gewijsde). Apabila pihak yang "kalah" tidak mau melaksanakan
putusan pengadilan secara sukarela, maka pihak yang menang dapat
meminta bantuan pengadilan untuk mengeksekusi putusan yang sudah
berkekuatan hukum tetap. Biaya dibebankan kepada pemohon eksekusi.
2. Uang Konsinyasi
Adalah uang yang dititipkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri oleh
pihak/orang yang mempunyai kewajiban untuk membayar (debitur),
karena pihak/orang yang berhak menerima pembayaran (kreditur) tidak
mau menerima.
3. Uang Titipan dari Kepaniteraan Pidana Yang terdiri dari:
a. Uang jaminan penangguhan penahanan
b. Uang yang menjadi barang bukti dalam suatu pekara pidana
12. Biaya perkara merupakan bagian dari keuangan negara oleh karenanya setiap
entitas. akuntansi yang mengelola biaya perkara. berkewajiban
mengungkapkannya dalam laporan Keuangan
13. Dalam laporan keuangan, pengungkapan biaya perkara disajikan dalam
CaLK. Pad a Laporan Keuangan DIPA Teknis disajikan dalam CaLK pada
Pengungkapan Penting Lainnya.
16 Untuk keperluan,transparansi berkala, informasi yang perlu ditampilkan
terkait dengan pengungkapan biaya Perkara adalah sebagai berikut:
1. Sisa awal periode pelaporan
2. Jumlah uang masuk selama periode pelaporan
3. Jumlah uang terpakai selama periode pelaporan
Laporan Keuangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Tahun 2012
18
4. Jumlah uang dikembalikan pada pihak selama periode pelaporan
5. Sisa akhir periode pelaporan.