badan penelitian dan pengembangan

73
RENCANA STRATEGIS 2020 2024 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

R E N C A N A S T R A T E G I S

20202024BADAN PENELITIANDAN PENGEMBANGANKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Page 2: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Page 3: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta

Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(1)

(2)

(3)

(4)

Page 4: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Page 5: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

RENCANA STRATEGIS 2020-2024BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Cetakan 1 - Jakarta: Bina Praja Press, 2021

Tim Penyusun:Dr. Drs. Agus Fatoni, M.Si. (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan)Dr. Kurniasih, SH., M.Si. (Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan)Dr. Deddy Winarwan, S.STP., M.Si (Kepala Puslitbang Otda, Politik dan Pemerintahan Umum)Mohammad Noval, ST (Plt. Kepala Puslitbang Adwil dan Kependudukan)Dr. Sumule Tumbo, SE., MM (Kepala Puslitbang Pembangunan dan Keuangan Daerah)Drs. Matheos Tan, MM (Kepala Puslitbang Inovasi Daerah)David J. Simanungkalit, S.STP (Perencana Ahli Muda)Rachman Kosasih, ST (Perencana Ahli Muda)Aji Nur Cahyo, S.IP (Pustakawan Ahli Muda)Deta Rahman, S.STP (Pelaksana Bagian Perencanaan)

Diterbitkan dan dicetak oleh Bina Praja PressBadan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri

ISBN : 978-623-95190-3-2

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Copyright © Bina Praja Press Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERIAlamat Redaksi:Jalan Kramat Raya No. 132, Jakarta [email protected]. (021) 3913201

Page 6: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N K E M E N T E R I A N D A L A M N E G E R I

2020 2024

BEDASARKANKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERINOMOR 050-444 TAHUN 2020

Page 7: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2020-2024 dapat diselesaikan dan ditetapkan di dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-444 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Tahun Anggaran 2020-2024 pada tanggal 12 Oktober 2020.

Sebagai organisasi yang secara khusus melaksanakan tugas penelitian, pengembangan, analisis kebijakan, penguatan inovasi daerah dan fasilitasi pembinaan Litbang pemerintahan daerah, tentunya Badan Litbang Kemendagri harus semakin cermat dalam merumuskan arah kebijakan dan program-program pembangunan strateginya. Oleh karena itu, visi dan misi yang tercantum di dalam Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024 merupakan panduan dalam menentukan arah organisasi serta menetapkan kebijakan dan strategi dalam lima tahun mendatang.

Tahun 2020 merupakan masa yang berat bagi seluruh dunia, termasuk Badan Litbang Kemendagri yang menghadapi tantangan dalam pelaksanaan tugas di masa pandemi Covid-19. Namun, dibutuhkan sikap optimis, kebersamaan, dan percaya diri dari seluruh ASN Badan Litbang Kemendagri agar mampu menjalankan tugas guna mewujudkan Badan Litbang sebagai center of excellence dalam menyediakan kebijakan pemerintahan dalam negeri.

Kepada seluruh ASN Badan Litbang Kemendagri yang saya banggakan, segera dipahami dan dilaksanakan apa yang telah diamanatkan di dalam Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024 ini. Harapannya, agar segenap tugas dan fungsi kita dapat terlaksana secara terarah dan optimal guna memberikan kontribusi positif bagi negeri dan masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi integritas dan profesionalitas.Akhir kata, mari kita wujudkan #BADAN LITBANG YANG PROFESIONAL.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, A. Fatoni

i

Page 8: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Daftar Isi

1

23

29

45

51

BAB I Pendahuluan

BAB II Visi, Misi dan Tujuan Strategis

BAB III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

BAB IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

BAB V Penutup

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

i

ii

iii

iv

ii

Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Page 9: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Daftar Tabel

4

5

31

38

42

47

48

49

Tabel 1.1. IKU Badan Litbang Kemendagri Tahun 2015-2019

Tabel 1.2. Realisasi IKU Badan Litbang KemendagriTA. 2015-2019

Tabel 3.1. Prioritas Nasional Tahun 2020-2024

Tabel 3.2. Kerangka Regulasi Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024

Tabel 3.3. Komposisi ASN Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020

Tabel 4.1. Indikator Kinerja dan Indikasi Target Sasaran Strategis

Kemendagri pada Badan Litbang Tahun 2020-2024

Tabel 4.2. Indikator Kinerja dan Indikasi Target Sasaran Strategis pada

Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024

Tabel 4.3. Rencana Anggaran Badan Litbang Kemendagri TA. 2020-2024

iii

Page 10: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Daftar Gambar

5

40

42

43

Gambar 1.1. Peta Penjabaran IKU Badan Litbang Kemendagri TA. 2015-2019

Gambar 3.1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Litbang Kemendagri

Gambar 3.2. Komposisi PNS Badan Litbang Tahun 2020 Berdasarkan Latar

Belakang Pendidikan

Gambar 3.3. Komposisi PNS Badan Litbang Tahun 2020 Berdasarkan

Pangkat dan Golongan

iv

Page 11: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N K E M E N T E R I A N D A L A M N E G E R I

2020 2024

BEDASARKANKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERINOMOR 050-444 TAHUN 2020

Page 12: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

The page left is blank

Page 13: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Page 14: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Page 15: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

1B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

BAB IPENDAHULUAN

Page 16: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

2

Berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), sebagai salah satu Unit Kerja Eselon (UKE) I di Kemendagri, Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun fungsi yang dijalankan oleh Badan Litbang yaitu:1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan

di bidang pemerintahan dalam negeri;2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;3. Pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang pemerintahan dalam negeri;4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

pemerintahan dalam negeri;5. Pelaksanaan inovasi daerah;6. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan pemerintah daerah;7. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan; dan8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Tugas dan fungsi yang diemban oleh Badan Litbang tersebut diharapkan mampu memberikan masukan yang konstruktif bagi tersusunnya kebijakan pemerintahan dalam negeri yang berkualitas, serta efektif dan efisien dalam penerapannya.

KONDISIUMUM

Page 17: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

3B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya tersebut, Badan Litbang didukung oleh struktur organisasi yang terdiri dari 1 (satu) Sekretariat Badan dan 4 (empat) Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), dengan rincian:

1. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan, yang terdiri dari: Bagian Perencanaan; Bagian Umum; Bagian Keuangan; dan Bagian Pembinaan Jabatan Fungsional, Kepegawaian dan Sistem dan Prosedur serta Evaluasi Kinerja Aparatur Sipil Negara (PJKSE), dimana masing-masing bagian tersebut terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian.

2. Puslitbang Otonomi Daerah, Politik dan Pemerintahan Umum (Otda Polpum), yang terdiri dari: Bidang Otonomi Daerah; Bidang Politik; dan Bidang Pemerintahan Umum, serta 2 (dua) Sub Bidang pada masing-masing Bidang, dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha.

3. Puslitbang Administrasi Kewilayahan, Pemerintahan Desa, dan Kependudukan (Adwil, Pemdes, dan Duk), yang terdiri dari: Bidang Administrasi Kewilayahan; Bidang Pemerintahan Desa; dan Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta 2 (dua) Sub Bidang pada masing-masing Bidang, dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha.

4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Pemb. dan Keuda), yang terdiri dari: Bidang Urusan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah; Bidang Keuangan Daerah; dan Bidang Ekonomi Daerah, serta 2 (dua) Sub Bidang pada masing-masing Bidang, dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha.

5. Puslitbang Inovasi Daerah, yang terdiri dari: Bidang Pengembangan Inovasi Daerah; Bidang Sumber Daya Manusia; dan Bidang Kelembagaan dan Ketatalaksanaan, serta 2 (dua) Sub Bidang pada masing-masing Bidang, dan 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha.

Dengan struktur organisasi tersebut, Badan Litbang Kemendagri memiliki tugas strategis agar dapat menjadi tumpuan perancang kebijakan strategis Kemendagri yang dapat membantu UKE I Kemendagri dan stakeholder lain dalam menghadapi dinamika penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.

Selain itu, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat bersejarah bagi dunia maupun Indonesia. Di awal tahun 2020 ini, WHO (World Health Organization) menetapkan pandemic global corona virus disease (Covid-19), yang telah melanda hampir seluruh belahan dunia. Sebagai salah satu negara yang terdampak luas, Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan guna tetap menjaga stabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.

Untuk mendukung pencegahan dan penanganan Covid-19 dimaksud, Badan Litbang Kemendagri telah melakukan beberapa diskusi dan pembahasan terkait isu pandemi dan dampaknya terhadap berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan. Diskusi dan pembahasan ini dilaksanakan melalui konsep webinar bersama para pakar/akademisi dan stakeholder. Ke depan, aktivitas seperti ini ini akan terus dilaksanakan guna terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Litbang Kemendagri secara optimal, terutama untuk menyikapi kondisi yang terjadi selama masa pandemi Covid-19.

Page 18: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

4

Capaian Strategis Tahun 2015-2019Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Tahun 2015-2019, Badan Litbang Kemendagri melaksanakan Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, dengan sasaran meningkatnya kualitas hasil kelitbangan Kemendagri sebagai bahan rekomendasi perumusan kebijakan, terfasilitasinya pelaksanaan inovasi daerah dan tersusunnya kebijakan fasilitasi inovasi daerah. Adapun outcome yang diharapkan dari program tersebut adalah meningkatnya kualitas kebijakan lingkup Kemendagri yang didukung oleh hasil penelitian dan pengembangan, pemanfaatan hasil penelitian sebagai bahan rekomendasi perumusan kebijakan dan, jumlah daerah yang menerapkan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sasaran ini dijabarkan ke dalam 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu:

1. Persentase hasil kelitbangan yang direkomendasikan sebagai bahan masukan kebijakan Kemendagri;

2. Jumlah pemerintah daerah yang difasilitasi dalam melaksanakan inovasi daerah;3. Jumlah kebijakan inovasi daerah.

Adapun target dari setiap IKU tersebut, yaitu:

NO SASARAN/INDIKATOR

Persentase hasil kelitbangan yang direkomendasikan sebagai bahan masukan kebijakan Kemendagri.

Jumlah pemerintah daerah yang difasilitasi dalam melaksanakan inovasi daerah.

Jumlah kebijakan inovasi daerah.

1.

2.

3.

65%

4 Prov.

-

70%

34 Prov.

1 PP

75%

34 Prov. & 68 Kab/Kota

1 Permendagri

75%

34 Prov. & 102 Kab/Kota

-

80%

34 Prov. & 136 Kab/Kota

-

TARGET

Meningkatnya kualitas hasil kelitbangan Kemendagri sebagai bahan rekomendasi perumusan kebijakan, terfasilitasinya pelaksanaan inovasi daerah dan tersusunnya kebijakan fasilitasi inovasi daerah.

2015 2016 2017 2018 2019

Tabel 1.1. IKU Badan Litbang Kemendagri Tahun 2015-2019

Sumber: Renstra Badan Litbang Kemendagri TA. 2015-2019.

Melihat kondisi struktur dan tugas diatas, Badan Litbang Kemendagri memiliki fungsi strategis dalam menunjang pencapaian tugas Kemendagri. Selain itu, dengan memperhatikan arah kebijakan nasional sebagaimana tercantum di dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2020-2024 dan kondisi dunia yang sedang mengalami serangan pandemi Covid-19, perlu dilakukan perumusan Renstra yang lebih efektif guna pencapaian tugas dan fungsi Kemendagri yang maksimal.

Page 19: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

5B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Dalam pelaksanaannya, rincian target IKU diatas telah mengalami beberapa perubahan yang secara langsung ditetapkan di dalam RKP pada tahun 2017-2019 yang kemudian dijabarkan di dalam Renja Badan Litbang Kemendagri. Adapun capaian dari pelaksanaan IKU adalah sebagai berikut:

NO SASARAN/INDIKATOR

Persentase hasil kelitbangan yang direkomendasikan sebagai bahan masukan kebijakan Kemendagri.

Jumlah pemerintah daerah yang difasilitasi dalam melaksanakan inovasi daerah.

Jumlah kebijakan inovasi daerah.

1.

2.

3.

71%

16 Prov. &26 Kab/

Kota

-

21,9%

17 Prov. &27 Kab/

Kota

Draf PP

96,2%

21 Prov. &52 Kab/Kota

1 PP

81,4%

30 Prov. &195 Kab/Kota

1 Permendagri

84,2%

30 Prov. &227 Kab/Kota

-

TARGET

Meningkatnya kualitas hasil kelitbangan Kemendagri sebagai bahan rekomendasi perumusan kebijakan, terfasilitasinya pelaksanaan inovasi daerah dan tersusunnya kebijakan fasilitasi inovasi daerah.

2015 2016 2017 2018 2019

Tabel 1.2. Realisasi IKU Badan Litbang Kemendagri TA. 2015-2019

Sumber: Renstra Badan Litbang Kemendagri TA. 2015-2019.

Untuk melihat alur pencapaian target IKU tersebut, pelaksanaannya dijabarkan di dalam beberapa IKK Badan Litbang yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.1. Peta Penjabaran IKU Badan Litbang Kemendagri TA. 2015-2019

Page 20: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

6

Beberapa capaian strategis yang telah dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Rekomendasi Hasil KelitbanganAda beberapa capaian strategis yang diperoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri melalui berbagai rekomendasi sebagai bahan masukan dalam proses perumusan kebijakan lingkup penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri, antara lain:

a. Aspek Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Politik, dan Kesatuan Bangsa, antara lain:

1. Model Pembentukan dan Penggabungan Daerah Otonom Baru Hasil Pemekaran (DOBHP).

2. Dampak Pemilukada Langsung terhadap Nilai Etika dan Korupsi di Indonesia.

3. Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pembangunan Demokrasi di Indonesia.

4. Penguatan Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai Think Tank dalam Pembangunan Politik Berbasis Kelitbangan Membangun Demokrasi yang Sehat dan Berkeadilan.

5. Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan Dalam Agenda Revolusi Mental.

6. Implikasi Politik atas Konflik Tanah Hak Ulayat Kawasan Perbatasan Antar Negara di Nusa Tenggara Timur.

7. Pancasila dan Wawasan Kebangsaan dalam Proyeksi Agenda Nawacita.

8. Kepemimpinan Kepala Daerah Dalam Menyelenggarakan Pelayanan Publik.

9. Kebijakan pemilihan kepala daerah di Provinsi Papua dan Papua barat dalam memperkuat otonomi khusus.

10. Evaluasi pemilu kepala daerah serentak

b. Aspek Penyelenggaraan Pemerintahan Umum dan Kependudukan, antara lain:

1. Penerapan e-Governance untuk Efektifitas Penyelenggaraan Pemerintahan (Studi di Kota Pekalongan).

2. Peran Ormas sebagai Mitra Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

3. Peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah dalam Mendukung Program KB.

4. Kompetensi Aparatur Politik & Pemerintahan Umum Daerah Dalam Penguatan Stabilitas Keamanan Dalam Negeri.

5. Implementasi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan pada Pilkada Serentak 2015.

6. Perlindungan Data Penduduk: ”Upaya Melindungi Hak Sipil dan Keamanan Negara”.

Page 21: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

7B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

7. Identifikasi Perumpunan Urusan Wajib, Pilihan dan Pemerintahan Umum dalam Proyeksi Penataan Perangkat Daerah yang Efektif dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

8. Tumpang Tindih Kewenangan Pusat & Daerah Dalam Pengelolaan Kota Batam.9. Penyederhanaan Pengurusan Dokumen Kependudukan: Berbagai Permasalahan dan

Solusinya.10. Peningkatan cakupan akta kematian melalui gerakan Indonesia sadar administrasi

kependudukan (GISA).11. Peningkatan kinerja pelayanan publik pemerintah daerah melalui e-Government

menuju smart city.12. Pencatatan kependudukan pada hunian apartemen (permasalahan dan solusinya).

c. Aspek Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat, antara lain:

1. Batas Wilayah Desa Pasca Berlakunya UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

2. Kerjasama Daerah di Perbatasan Provinsi (Studi di Kab. Kuningan dan Kab. Brebes).

3. Pemberdayaan Masyarakat pada Desa Umum/Generik dan Desa Adat sesuai Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

4. Keberadaan Sekretariat Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat pada Pemerintah Provinsi.

5. Peran Forkompinda Dalam Menyukseskan Pilkada Serentak (Urgensi dan Langkahnya Untuk Meningkatkan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat.

6. Kewenangan Badan Pengusahaan Batam dan Pemerintah Kota Batam Dalam Pengelolaan Pembangunan Kota Batam.

7. Kapasitas Perangkat Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

8. Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

9. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan dana desa.

10. Implementasi regulasi pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).

11. Tingkat kepedulian pemerintah desa terhadap masyarakat desa (kaum perempuan dan disabilitas).

12. Peran pemangku kepentingan dalam efektifitas penanganan bencana.

Page 22: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

8

d. Aspek Penyelenggaraan Pembangunan dan Keuangan Daerah, antara lain:

1. Optimalisasi Pengelolaan Pajak dan Retribusi dalam Rangka meningkatkan Pendapatan Daerah.

2. Kemampuan Keuangan Daerah Otonom Baru dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

3. Peningkatan Pemanfaatan Sumber Daya Yang Telah digunakan (Spent Resources) Lokal Dalam Rangka Mendukung Terciptanya Energi Terbarukan.

4. Dampak Pengembangan Kawasan Strategis Terhadap Perekonomian (Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh di Daerah).

5. Efektifitas Perencanaan Pembangunan Melalui Implementasi Kebijakan Otonomi Khusus Papua.

6. Dampak Pengembangan Kawasan Strategis Terhadap Perekonomian (Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh di Daerah).

7. Sinkronisasi Perencanaan berbagai sektor dalam percepatan pembangunan Infrastruktur.

8. Manajemen Pembangunan Daerah yang Pro Bisnis untuk mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah.

9. Inovasi Pelayanan Terminal Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Dampak Peralihan Kewenangan Pengelolaan Terminal sesuai dengan UU 23/2014).

10. Proses Pembentukan Peraturan Daerah Yang Menghambat Investasi.

11. Dinamika, problematika dan solusi kebijakan penyusunan urusan pemerintahan bidang perhubungan (bandara).

12. Dampak kebijakan ekonomi kreatif terhadap pengembangan produk unggulan daerah.

13. Kerjasama Pemda dengan Badan Usaha (KPDBU) konservasi energi untuk efisiensi energi dan penerangan.

14. Implementasi Permendagri NO.86 tahun 2017 dalam rangka penyusunan dan penetapan RPJMD.

15. Potensi dan kontribusi daerah dalam rangka kemandirian daerah.

16. Kolaborasi pusat dan daerah dalam mengoptimalkan kawasan ekonomi khusus (KEK) sebagai stimulus perekonomian daerah.

e. Aspek Inovasi Daerah, antara lain:

1. Mekanisme partisipasi masyarakat dalam inovasi daerah.

2. Kriteria penilaian dan penghargaan kepala daerah yang melalukan inovasi.

3. Peran kelembagaan litbang daerah dalam mendukung inovasi daerah.

Page 23: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

9B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

4. Implementasi dan keberlanjutan inovasi daerah.

5. Analisis kebijakan replikasi inovasi pelayanan perizinan.

6. Model layanan utama pemerintahan.

7. Manajemen pengembangan SDM dalam pengelolaan Inovasi Daerah.

8. Evaluasi metode sistem layanan di lingkup Kemendagri.

2. Kegiatan Prioritas Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendagri.

Selain dari hasil-hasil kelitbangan, sejak Oktober 2014 s.d Oktober 2019 Badan Litbang juga telah melaksanakan beberapa kegiatan prioritas, dengan rincian sebagai berikut:

a. Penilaian dan Pemberian Penghargaan Kepemimpinan Kepala Daerah (Leadership Award), dalam rangka memperoleh figur Kepala Daerah terbaik dalam memajukan daerahnya.Untuk mengukur dan menilai kepemimpinan kepala daerah dalam memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah guna memotivasi kepada daerah dalam meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, dilakukan kegiatan penilaian dan pemberian kepada daerah yang berhasil dalam memajukan daerahnya. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan beberapa pakar dan praktisi, guna menjaga kredibilitas hasil penilaian yang dilakukan dengan melihat beberapa aspek dan variabel, yaitu:

1. Aspek Kepemimpinan Birokrasi dengan variabel, yaitu: Visioner (berwawasan), Kapabilitas, Akseptabilitas, Integritas, dan Gaya Kepemimpinan.

2. Aspek Kepemimpinan Sosial dengan variabel, yaitu: Disiplin, Tanggung jawab, Toleransi, Gotong royong, Santun, Jujur dan transparan.

Page 24: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

10

Berdasarkan beberapa aspek dan variabel penilaian di atas, diperoleh hasil pemenang Leadership Award Tahun 2017 yaitu:

1. Pemerintah Provinsi: Gubernur Jawa Barat, Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Gubernur Jawa Timur, dan Gubernur Sulawesi Selatan.

2. Pemerintah Kabupaten: Bupati Pinrang, Bupati Banyuwangi, Bupati Lamongan, Bupati Agam, Bupati Ogan Komering Ulu, Bupati Bantaeng, Bupati Lombok Tengah, Bupati Kudus, Bupati Sleman, Bupati SIjunjung, Bupati Kulonprogo, dan Bupati Tanah Bumbu.

3. Pemerintah Kota: Walikota Pontianak, Walikota Samarinda, Walikota Lubuk LInggau, Walikota Bandung, Walikota Payakumbuh, Walikota Balikpapan, dan Walikota Surabaya.

b. Pilot Project Model Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran yang merupakan prioritas nasional pada RKP tahun 2017. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pilot project di 6 Kabupaten/Kota pada 3 Provinsi yang mewakili daerah bercirikan 3T. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memetakan berbagai inovasi pelayanan akta kelahiran di pemerintah daerah secara komprehensif guna mempercepat pencapaian target kepemilikan akta kelahiran. Melalui pelaksanaan kelitbangan bidang kependudukan ini, telah dihasilkan suatu model inovasi pelayanan akta kelahiran sebagai salah satu target prioritas nasional pada RKP Tahun 2017. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pilot project di 6 Kabupaten/Kota pada 3 Provinsi yang mewakili daerah yang bercirikan perkotaan, perdesaan, dan wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), yaitu di Kabupaten Bintan, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Subang, Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Tujuan dari Pilot Project Model Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran, yaitu:

1. Melakukan pemetaan inovasi dan keberhasilan pelayanan akta kelahiran di daerah;

2. Perekayasaan model inovasi pelayanan akta kelahiran di daerah sesuai dengan situasi dan kondisi karakteristik di daerah;

3. Menerapkan draf model inovasi pelayanan akta kelahiran untuk dilakukan uji coba di wilayah perkotaan, perdesaan dan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal);

4. Melakukan evaluasi penerapan uji coba draf model inovasi pelayanan akta kelahiran di wilayah perkotaan, perdesaan dan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal); dan

5. Memberikan rekomendasi model inovasi pelayanan akta kelahiran sebagai masukan bagi stakeholder terkait/pemangku kepentingan.

Page 25: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

11B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Beberapa tahapan kegiatan:

1. Tahapan Perekayasaan

Tahapan ini lebih dikonsepsikan untuk menghimpun dan mendapatkan berbagai data dan informasi bersumber dari evaluasi kebijakan dan pemetaan kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dan informasi yang diolah menjadi draf Ujicoba Rekayasa Model Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran. Setelah dirumuskan, draf ujicoba tersebut kemudian diseminarkan kepada daerah Kabupaten/Kota kembali untuk mendapatkan koreksi/ tanggapan, masukan dan saran. Selain itu, kegiatan seminar perekayasaan model inovasi pelayanan akta kelahiran dimaksudkan juga sebagai sosialisasi draf ujicoba rekayasa model sekaligus untuk mengkonfirmasi Dukcapil Kabupaten/Kota yang akan dijadikan lokasi ujicoba Pilot Project Rekayasa Model Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran tersebut.

2. Tahapan Ujicoba (Penerapan) Tahapan ini dimaksudkan untuk melakukan penerapan Ujicoba Rekayasa Model Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran yang sudah diseminarkan untuk diujicobakan pada 6 (enam) Kabupaten/Kota. Pada proses penerapan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) di daerah lokasi ujicoba dimaksud. Penerapan Ujicoba Rekayasa Model Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran dilakukan pada 6 (enam) Kabupaten/Kota pada 3 (tiga) Provinsi yang mewakili wilayah Perkotaan, Perdesaan dan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

3. Tahapan Evaluasi Tahapan ini dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik terhadap penerapan Ujicoba Rekayasa Model Inovasi Pelayanan Akta Kelahiran yang diujicobakan di daerah, apakah penerapannya terdapat kesulitan, bagaimana langkah mengatasinya, sejauh mana efektivitas penerapan Ujicoba tersebut, apakah terdapat langkah-langkah yang perlu diperbaiki/ disempurnakan serta bagaimana langkah-langkah tindaklanjut berikutnya yang direkomendasikan. Sebagian besar daerah lokasi ujicoba belum memperhatikan dan mengembangkan evidence based services dalam pelayanan akta kelahiran karena kecenderungan daerah masih berorientasi pada kegiatan rutin dalam pelayanan akta kelahiran (captive market). Meski demikian, para pelaksana di daerah memahami bahwa kegiatan yang terfokus pada pelayanan kelompok prioritas, pelibatan pemangku kepentingan lain, dan pembuatan payung hukum sangat menyumbang angka peningkatan pencakupan akta kelahiran.

Page 26: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

12

c. Model Pembiayaan Pilkada yang Efisien dan Efektif sesuai Tata Kelola Pemerintahan.

Pelaksanaan kegiatan kelitbangan ini telah berhasil menyusun suatu rekomendasi model pembiayaan Pilkada yang efisien dan efektif seusai dengan tata kelola pemerintahan yang juga merupakan salah satu target prioritas nasional pada RKP Tahun 2017. Kelitbangan bidang keuangan daerah telah menyusun rekomendasi model pembiayaan Pilkada yang efisien dan efektif sebagai capaian salah satu target prioritas nasional pada RKP Tahun 2017. Kegiatan ini dilaksanakan dengan lokus di 15 (lima belas) Daerah yang telah melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2015 dan Tahun 2017 serta yang akan melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2018, yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua, dengan rekomendasi sebagai berikut:

1. KPU dan Bawaslu dalam menetapkan standar biaya umum Pilkada agar melibatkan Kemendagri, Kemenkeu dan Pemerintah Daerah secara selektif, dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, efektivitas, kewajaran dan kepatutan serta memperhatikan faktor kesulitan geografis, kesiapan sarana dan prasarana pemerintah daerah, dan aspek lainnya yang dipandang relevan.

2. Untuk mengatasi keterbatasan Pemda menyediakan anggaran Pilkada melalui APBD, perlu dipertimbangkan kemungkinan pengaturan regulasi:

a. Seluruh biaya Pilkada Serentak dibebankan pada APBN.

b. Mengoptimalkan kerjasama dan cost sharing antara Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Pilkada Serentak. Untuk efektivitas pelaksanaan cost sharing, perlu pengaturan yang jelas mengenai proporsi alokasi biaya masingmasing Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan menggunakan variabel jumlah DPT, luas wilayah, tingkat kesulitan geografis, jumlah APBD, dan variabel lain yang relevan.

3. Penerapan model pembiayaan yang efisien dan efektif dilakukan dengan beberapa kriteria, antara lain:

a. Pengurangan jumlah pokja melalui penyederhanaan struktur pokja dengan menghilangkan unsur pengarah, penanggung jawab, dan pembatasan jumlah anggota.

b. Standar biaya honorarium berdasarkan tingkat kesulitan geografis, kesiapan pemda dan perubahan demografi, rasionalisasi jumlah pemilih per TPS dengan tetap memperhatikan jumlah penduduk, luas wilayah, dan aspek lain yang relevan.

c. Rasionalisasi Alat Peraga Kampanye (APK) dan Bahan Kampanye (BK) berdasarkan kondisi dan karakter masyarakat, kemudahan akses dan partisipasi publik dengan tetap memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas, kewajaran dan kepatutan.

Page 27: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

13B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

d. Sinkronisasi data pengadaan logistik untuk menghindari tumpang tindih pelaksanaan pengadaannya.

e. Pengadaan APK/BK sesuai kondisi dan karakter masyarakat, seperti di level Pemerintah Desa dengan tingkat pendidikan rendah dan keterbatasan akses informasi membutuhkan dialog langsung Kepala desa/ Kepala kampung. Dialog melibatkan tokoh setempat agar mengurangi biaya pengadaan bahan cetak (pamflet, brosur, dan selebaran). Sedangkan untuk level masyarakat kota dengan tingkat pendidikan yang memadai dapat melalui media cetak, media sosial, media online atau debat publik.

f. Sosialisasi/ bimtek menggunakan komunikasi yang efektif sesuai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, budaya atau kearifan lokal, serta kebiasaan dan isu setiap kelompok.

g. Anggaran perjalanan dinas sesuai dengan kebutuhan, seperti pembentukan dan pembubaran lembaga ad hoc (PPK,PPS dan KPPS) harus mempertimbangkan efektivitas, efisiensi, rasionalitas, kewajaran, dan kepatutan, serta kesesuaian jumlah frekuensi pertemuan.

4. Untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, perlu dipertimbangkan kegiatan pilkada serentak didukung dengan:

a. Program aplikasi untuk Sistem Informasi Daftar Pemilih (Sidalih).

b. Program aplikasi untuk Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng).

c. Program aplikasi untuk Sistem Informasi Pencalonan (Silon).

d. Penerapan e-catalogue dalam pengadaan surat suara, tinta, segel, dan hologram

5. Kemendagri agar memastikan akurasi data penduduk dengan melakukan validasi dan verifikasi data pemilih yang disampaikan oleh Disdukcapil Kabupaten/Kota sebelum disampaikan kepada penyelenggara pilkada sebagai DPT, guna mengatasi kesalahan data pemilih.

6. Perlu ada regulasi yang mengatur kewajiban pemerintah daerah dan DPRD untuk membahas usulan anggaran yang disampaikan oleh penyelenggara/pengawas pilkada dengan mengacu pada regulasi tentang belanja pilkada.

7. Dalam hal penyelenggaraan pilkada berlangsung dalam 2 (dua) tahun anggaran, perlu ditegaskan dalam pengaturan bahwa penandatanganan NPHD cukup dilakukan satu kali yang memuat anggaran untuk tahapan pilkada secara keseluruhan.

8. Perlu ada pengaturan yang tegas untuk pemberian sanksi kepada Kepala Daerah yang menjadi petahana dalam Pilkada (Incumbent) apabila memberikan bantuan dana kepada Penyelenggara Pilkada di luar dari ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan.

Page 28: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

14

8. Perlu ada pengaturan yang tegas untuk pemberian sanksi kepada Kepala Daerah yang menjadi petahana dalam Pilkada (Incumbent) apabila memberikan bantuan dana kepada Penyelenggara Pilkada di luar dari ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan.

9. Audit dana kampanye agar dilakukan mulai dari tahapan penetapan pasangan calon sampai dengan berakhirnya masa kampanye. Auditor yang melakukan audit dana kampanye tersebut harus dipilih yang independen dan memiliki kapabilitas, integritas, dan profesionalitas serta hasil audit disampaikan kepada penyelenggara pilkada sebelum tahapan pemilihan untuk diumumkan kepada publik. Dalam hal hasil audit dana kampanye diperoleh setelah penetapan paslon, maka hasil audit tersebut perlu segera dipublikasikan oleh Penyelenggara Pilkada kepada Publik dan ditembuskan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

10. Penyediaan anggaran pengamanan pilkada dapat dibebankan dalam APBD melalui hibah, namun dihindari penyediaan anggaran di luar dari yang telah ditetapkan dalam NPHD.

d. Penyusunan Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah (IPKD) yang disusun secara kuantitatif berdasarkan 4 (empat) dimensi yaitu: 1) Kesesuaian perencanaan dan penganggaran; 2) Transparansi pengelolaan keuangan daerah; 3) Kondisi keuangan; dan 4) Opini BPK RI. Hasil IPKD ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk: 1) Mendorong kompetisi positif guna memperbaiki kondisi pengelolaan keuangan daerah; 2) Mendukung pencapaian visi, misi, dan kebijakan pembangunan daerah; 3) Memberikan rekomendasi kepada Kemendagri dan K/L terkait dalam pembinaan di bidang pengelolaan keuangan daerah; dan 4) Khusus bagi Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, memberikan rekomendasi dalam melakukan pembinaan kualitas pengelolaan keuangan daerah kabupaten/kota di wilayahnya.

3. Penerapan Inovasi Daerah

Dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing daerah, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri mendorong seluruh pemerintah daerah untuk dapat menerapkan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini diwujudkan melalui penyediaan regulasi/kebijakan, fasilitasi dan pembinaan, serta pengembangan dan penerapan model-model inovasi daerah. Beberapa capaian terkait fasilitasi inovasi daerah yang telah dilaksanakan oleh Badan Litbang sejak tahun 2014 s.d 2019 antara lain:

a. Diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah;

b. Diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2018 tentang Penilaian dan Pemberian Penghargaan dan/atau Insentif Inovasi Daerah;

Page 29: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

15B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

c. Tersusunnya Indeks Inovasi Daerah berbasis web, sebagai alat ukur untuk menggambarkan kondisi dan kemampuan suatu daerah dalam berinovasi. Indeks Inovasi Daerah juga merupakan hasil penilaian dan pengukuran pelaksanaan inovasi daerah sendiri. Indeks ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan untuk melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, tata kelola pemerintahan daerah, pelayanan publik, dan inovasi daerah sesuai bidang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

Indeks Inovasi Daerah juga akan menjadi dasar penyusunan peta (rencana aksi) pembinaan inovasi daerah, pemberian penghargaan daerah inovatif (Innovative Government Award/IGA), dan acuan pemberian dana insentif bagi daerah inovatif oleh Kementerian Keuangan pada tahun 2020 dan tahun 2021. Sejak awal digunakan sampai pada akhir tahun 2019, telah terhimpun 8.016 Inovasi dengan kategori 1.267 Inovasi tata kelola pemerintahan 4.681 inovasi pelayanan publik, dan 2.068 Inovasi lainnya dari 252 pemerintah daerah (27 Pemerintah Provinsi, 171 Pemerintah Kabupaten, dan 56 Kota).

d. Tersusunnya peta (rencana aksi) pembinaan inovasi daerah sebagai acuan penyusunan strategi pembinaan dalam rangka penerapan inovasi daerah oleh seluruh pemerintahan daerah, dengan melibatkan Kementerian/LPNK terkait guna sinergi kebijakan dan program pembinaan inovasi daerah sehingga diharapkan pemberian penghargaan inovasi daerah juga akan diselenggarakan secara nasional lintas Kementerian/LPNK (Kemendagri, KemenPAN-RB, Kemen-ristek/BRIN, KementerianPPN/Bappenas, LAN, BPPT, dan LIPI).

e. Replikasi model hasil inovasi daerah yang dikembangkan melalui aplikasi Pusat Jejaring Inovasi Daerah (Puja Indah) yang berisikan tentang layanan pemerintahan dan dapat diakses oleh seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk peningkatan pelayanan publik sekaligus peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik, terutama pada layanan perizinan. Sejak dilaksanakan pada tahun 2018 terdapat 50 pemerintah daerah komitmen (8 Provinsi, 31 Kabupaten, dan 11 Kota) melalui Kepala Daerah masing-masing yang menyatakan komitmen untuk difasilitasi dalam penerapan Puja Indah dengan rincian sebagai berikut:

1. Pemerintah Provinsi, yaitu: Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, D. I. Yogyakarta, dan Maluku Utara.

2. Pemerintah Kabupaten, yaitu: Pasaman Barat, Padang Pariaman, Merangin, Kerinci, Batang Hari, Katingan, Banggai, Sigi, Wajo, Luwu Timur, Luwu Utara, Pati, Kulon Progo, Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Pidie Jaya, Aceh Selatan, Deli Serdang, Samosir, Labuhan Batu, Bangka, Bangka Tengah, Ketapang, Rejang Lebong, Jeneponto, Muna, Blitar, Bombana, Tulungagung, Lumajang, dan Musi Banyuasin.

3. Pemerintah Kota, yaitu: Padang Panjang, Solok, Pare - Pare, Surakarta, Magelang, Sabang, Bau-Bau, Mojokerto, Jayapura, Kupang, dan Blitar.

Page 30: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

16

f. Pemberian penghargaan kepada daerah inovatif (Innovative Government Award/IGA), sebagai dasar usulan pemberian insentif sesuai Permendagri No. 104 tahun 2018 tentang Penilaian dan Pemberian Penghargaan dan/atau Insentif Inovasi Daerah. adapun hasil yang diperoleh, yaitu:

1. Tahun 2017 terdapat 576 inovasi daerah yang dilakukan oleh 15 provinsi, 66 kabupaten, dan 33 kota yang dilakukan penilaian guna pemberian penghargaan IGA meliputi kategori tata kelola pemerintahan sebanyak 107 inovasi, pelayanan publik 274 inovasi, dan bentuk lainnya sebanyak 195 inovasi. Setelah dilakukan penilaian oleh tim penilai diperoleh pemenang IGA yaitu:

a. Pemerintah Provinsi: Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

b. Pemerintah Kabupaten: Gresik, Bogor, Musirawas, Boyolali, Sleman, Malang, Madiun, Pinrang, Bantaeng, dan Lebak.

c. Pemerintah Kota: Surabaya, Tangerang Selatan, Bontang, Makassar, Magelang, Pontianak, Surakarta, Sawahlunto, Yogyakarta, dan Probolinggo.

2. Tahun 2018 telah terhimpun data Indeks Inovasi Daerah dari 212 daerah dengan total inovasi yang terdaftar sebanyak 2.499, meliputi: 23 provinsi (356 inovasi), 46 Kota (584 inovasi), dan 143 Kabupaten (1.265 inovasi), termasuk didalamnya 17 Kabupaten Daerah Tertinggal (274 inovasi) dan 3 Kabupaten Perbatasan (20 inovasi). Setelah dilakukan pengukuran dan validasi, ditetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 070-8671 Tahun 2018 tanggal 7 Desember 2018 tentang Penetapan Peringkat Pemenang Penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif kepada 5 Pemerintah Daerah Provinsi, 10 Pemerintah Kabupaten, 10 Pemerintah Kota, 3 Pemerintah Kabupaten Daerah Tertinggal, dan 3 Pemerintah Kabupaten Daerah Perbatasan, rincian sebagai berikut:

a. Pemerintah Provinsi: Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Bali.

b. Pemerintah Kabupaten: Banyuwangi, Padang Pariaman,Banggai, Gresik, Kulon Progo, Klungkung, Kabupaten Sidoarjo, Agam, Pacitan, dan Musi Rawas.

c. Pemerintah Kota: Bandung, Makasar, Bontang, Malang, Surabaya, Magelang, Solok, Bogor, Mataram, dan Surakarta.

Page 31: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

17B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

d. Pemerintah Kabupaten Daerah Tertinggal: Musi Rawas, Situbondo, dan Pulau Morotai.

e. Pemerintah Kabupaten Daerah Perbatasan: Morotai, Pelalawan, dan Belu.

Dari hasil di atas, kepada daerah terinovatif diberikan dana insentif daerah sebesar 141,8 Milyar rupiah sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-702/MK.07/2019 yang dapat dipergunakan untuk menumbuhkembangkan inovasi daerah.

3. Tahun 2019 telah terhimpun data indeks inovasi daerah sebanyak 8016 inovasi daerah. Tercatat sebanyak 4681 inovasi daerah dalam bentuk pelayanan publik, 2068 inovasi daerah dalam bentuk tata kelola pemerintahan dan 1267 inovasi daerah dalam bentuk inovasi lainnya. Adapun capaian pengukuran inovasi daerah melalui indeks inovasi daerah 2019 didapatkan data sebanyak 252 Pemerintahan daerah menginput indeks inovasi daerah dengan rincian 25 provinsi (1267 inovasi), 171 Kabupaten (4681 inovasi), dan 56 Kota (2068 inovasi). Setelah dilakukan pengukuran dan validasi, ditetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 002.6-5315 Tahun 2019 tanggal 7 Oktober 2019 tentang Penetapan Peringkat Pemenang Penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif (Innovative Government Award) Tahun 2019 kepada 5 Pemerintah Daerah Provinsi, 10 Pemerintah Daerah Kabupaten, 10 Pemerintah Daerah Kota, 3 Pemerintah Kabupaten Daerah Tertinggal, dan 3 Pemerintah Daerah Klaster Daerah Perbatasan, rincian sebagai berikut:

a. Pemerintah Provinsi: Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Riau.

b. Pemerintah Kabupaten: Banyuwangi, Kulon Progo, Malang, Situbondo, Banggai, Agam, Musi Rawas, Hulu Sungai Selatan, Bogor, dan Padang Pariaman.

c. Pemerintah Kota: Denpasar, Bogor, Bontang, Malang, Cimahi, Bandung, Makassar, Magelang, Surakarta, dan Surabaya.

d. Pemerintah Kabupaten Daerah Tertinggal: Sigi, Nabire, dan Belu.

e. Pemerintah Kabupaten Daerah Perbatasan: Pelalawan, Bengkalis, dan Morotai.

Page 32: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

18

4. Penguatan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Kementerian Dalam Negeri telah elakukan fasilitasi dan pembinaan dalam rangka penguatan kapasitas kelembagaan dan SDM perangkat penelitian dan pengembangan daerah. Penguatan kapasitas ini diarahkan untuk meningkatkan kinerja perangkat penelitian dan pengembangan di daerah terkait perumusan kebijakan daerah dan penerapan inovasi daerah. Beberapa hal yang telah dicapai, yaitu:

1. Diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, sebagai acuan teknis dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil-hasil kelitbangan di lingkungan Kemendagri dan Pemerintah Daerah.

2. Memfasilitasi terbentuknya perangkat penelitian dan pengembangan daerah sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Sampai dengan tahun 2020 telah terbentuk Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (atau dengan nama lain) secara mandiri di 9 Provinsi, 39 Kabupaten, dan 9 Kota, sementara untuk daerah lainnya digabung dengan perangkat daerah yang membidangi perencanaan pembangunan Provinsi, Kabupaten, dan Kota.

3. Dibentuknya Unit Layanan Administrasi (ULA) melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 061-3755 Tahun 2014 tentang Pembentukan Unit Layanan Administrasi Kementerian Dalam Negeri dalam melayani administrasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

Page 33: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

19B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

4. Jurnal Ilmiah dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah berkenaan dengan penyelenggaraan layanan publikasi dan pengelolaan jurnal ilmiah. Salah satu layanan yang diselenggarakan adalah pengelolaan Jurnal Bina Praja dengan sistem elektronik dan sudah terindeks pada beberapa lembaga pengindeks international, bahkan sejak tahun 2018 telah masuk kategori Sinta-2. Selain itu, untuk menampung lebih banyak hasil-hasil kelitbangan yang dihasilkan oleh para peneliti Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, Mahasiswa, dan masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri telah menyediakan media publikasi lain, yaitu Jurnal Elektronik Matra Pembaharuan yang terakreditasi Sinta-3 dan Media BPP yang terbit secara periodik.

Page 34: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

20

POTENSI &PERMASALAHANPotensi dan PeluangBadan Litbang Kemendagri memiliki beberapa kekuatan dan potensi strategis yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kinerjanya sebagai unsur penunjang Kemendagri dalam perumusan kebijakan, yaitu:

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengebangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah.

2. Badan Litbang Kemendagri merupakan satu-satunya Unit Kerja Eselon I di Kementerian Dalam Negeri yang memiliki tugas untuk melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri dan pembinaan pelaksanaan inovasi daerah.

3. Adanya keinginan dan motivasi yang kuat dari segenap pimpinan dan aparatur di Badan Litbang Kemendagri untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab guna menjadikan litbang sebagai unit organisasi yang kredibel di bidangnya.

4. Semakin meningkatnya pemahaman dan komitmen dari seluruh stakeholder terkait urgensi Badan Litbang Kemendagri dalam perumusan kebijakan strategis pemerintahan dalam negeri dan penguatan inovasi daerah.

Page 35: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

21B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Permasalahan dan TantanganDalam merancang kebijakan strategisnya, Badan Litbang Kemendagri juga dihadapkan dengan beberapa permasalahan, antara lain:

1. Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan sebagai dasar penyusunan kebijakan belum ditindaklanjuti atau diterapkan secara maksimal.

2. Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dinilai masih belum dapat mendukung kebijakan yang akan dilakukan oleh Unit Kerja Eselon I Kemendagri.

3. Terbatasnya jumlah pejabat fungsional sesuai dengan kepakaran yang dibutuhkan oleh Badan Litbang Kemendagri baik secara kuantitas dan kualitas.

4. Kurangnya sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Litbang Kemendagri.

Tantangan yang dihadapi oleh Badan Litbang Kemendagri diantaranya, yaitu:

1. Pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan masih kurang sehingga berimplikasi terhadap optimalisasi implementasi dan hasil penelitian dan pengembangan.

2. Reformasi birokrasi mengharuskan Badan Litbang Kemendagri melakukan perubahan terhadap organisasi dan pelaksanaan tugas agar lebih optimal.

3. Peristiwa pandemi Covid-19 mengharuskan Badan Litbang Kemendagri agar lebih inovatif dalam pelaksanaan kegiatan guna menghasilkan rekomendasi yang berkualitas dan meningkatkan inovasi daerah.

4. Perubahan regulasi yang berimplikasi terhadap pelaksanaan kegiatan prioritas, yang mengharuskan Badan Litbang Kemendagri mampu menghasilkan rekomendasi yang lebih applicable.

Adapun peluang Badan Litbang Kemendagri dalam merumuskan kebijakan strategis terkait kelitbangan antara lain:

1. Adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan teknologi, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri.

2. Peran Strategis Badan Litbang Kemendagri tidak terbatas pada penyediaan rekomendasi kebijakan berdasarkan kaidah keilmiahan, tetapi juga sebagai inisiator dan penyedia alternatif kebijakan yang implementatif, serta penguatan inovasi daerah.

3. Dukungan pengawasan yang dilakukan baik dari internal maupun eksternal guna mendorong peningkatan akuntabilitas dan capaian kinerja Badan Litbang Kemendagri.

4. Kesediaan lembaga eksternal baik dalam negeri maupun luar negeri untuk melakukan kerjasama dalam meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan.

Page 36: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

22

The page left is blank

Page 37: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

23B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

BAB IIVISI, MISI, DAN TUJUAN

STRATEGIS

Page 38: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

24

VISIBADAN LITBANG

Menjadi Mitra Terpercaya dalamPerumusan Kebijakan yang Responsif,

Antisipatif, dan Inovatif.

Dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri Tahun 2020-2024

Page 39: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

25B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

K A T A K U N C I

Pernyataan visi tersebut seutuhnya guna mewujudkan Visi: “Kementerian Dalam Negeri yang Adaptif, Profesional, Proaktif, dan Inovatif (APPI) dalam memperkuat penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri” serta diarahkan untuk mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden, yaitu: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Di dalam perumusan visi Badan Litbang tersebut, kata kunci yang terkandung di dalam pelaksanaannya, yaitu:

Menjadi Mitra Terpercaya dalam Perumusan Kebijakan adalah Badan Litbang Kemendagri diharapkan dapat menghasilkan sumbangan pemikiran ilmiah melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bentuk pokok pikir dan rekomendasi kebijakan yang berkualitas untuk

penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri.

Responsif dan Antisipatif artinya adalah Badan Litbang Kemendagri selalu siap dalam segala perubahan yang dihadapi dalam mengatasi permasalahan yang muncul dan menjadi handal

dalam merencanakan kegiatan penelitian dan pengembangan ke depan.

Inovatif adalah menjadi tonggak penggerak pelaksanaan dan pembinaan inovasi di pemerintahan dalam negeri.

Page 40: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

26

MISIBADAN LITBANGDalam melaksanakan visi dan mendukung pencapaian misi Kemendagri, Badan Litbang Kemendagri menetapkan misi:

Meningkatkan mutu rumusan kebijakan pemerintahan dalam negeri berbasis penelitian dan pengembangan (research based policy).

Mendorong inovasi daerah dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Mewujudkan kelembagaan litbang yang memiliki integritas dan kompetensi tinggi guna perwujudan reformasi birokrasi.

M I S I

Page 41: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

27B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

TUJUAN STRATEGISKemendagri telah menetapkan 3 (tiga) tujuan strategis dalam Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2020-2024 yang meliputi:1. Terwujudnya sistem politik yang demokratis berlandaskan nilai-nilai Pancasila.2. Peningkatan kapasitas dan sinergi pembangunan pusat dan daerah, serta pelayanan publik

yang berkualitas dan penguatan inovasi.3. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

Sejalan dengan hal tersebut, untuk mewujudkan visi dan misinya, Badan Litbang Kemendagri menyelaraskan tujuan Kemendagri dengan menetapkan tujuan strategis Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024, yaitu:

1. Peningkatan kualitas hasil penelitian dan pengembangan dalam perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri (T1).

2. Pendayagunaan rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan oleh stakeholder (T2).

3. Pembinaan pelaksanaan inovasi daerah (T3).

4. Penguatan tata kelola penyelenggaraan penelitian dan pengembangan (T4).

SASARAN STRATEGISBadan Litbang Kemendagri menetapkan beberapa sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang ingin dicapai sepanjang tahun 2020-20241. Untuk mewujudkan T1, ditetapkan sasaran strategis, yaitu: Meningkatnya kualitas hasil

penelitian dan pengembangan, dengan indikator sasaran strategis, yaitu:

a. Peningkatan jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan pemerintahan dalam negeri.

b. Peningkatan jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang masuk dalam jurnal ilmiah.

c. Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah.

d. Indeks Kepemimpinan Kepala Daerah.

e. Kerjasama penelitian dan pengembangan.

Page 42: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

28

2. Untuk mewujudkan T2, ditetapkan sasaran strategis, yaitu:

a. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dalam perumusan kebijakan pemerintahan dalam negeri, dengan indikator sasaran strategis, yaitu: pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dalam perumusan kebijakan.

b. Meningkatnya keterlibatan Badan Litbang Kemendagri dalam perumusan kebijakan pemerintahan dalam negeri, dengan indikator sasaran strategis, yaitu: Keterlibatan Badan Litbang Kemendagri dalam penyusunan kebijakan.

3. Untuk mewujudkan T3, ditetapkan sasaran strategis, yaitu:

a. Tersedianya kebijakan penyelenggaraan inovasi daerah, dengan indikator sasaran strategis, yaitu Jumlah kebijakan inovasi daerah yang dihasilkan.

b. Peningkatan jumlah daerah yang berinovasi, dengan indikator sasaran strategis, yaitu Daerah yang menerapkan inovasi dalam penyelenggaraan inovasi daerah berdasarkan indeks inovasi daerah.

c. Meningkatnya kualitas inovasi daerah, dengan indikator sasaran strategis, Persentase daerah dengan kategori “inovatif” dan “sangat inovatif” berdasarkan peta pembinaan inovasi daerah.

4. Untuk mewujudkan T4, ditetapkan sasaran strategis, yaitu:

a. Penguatan tata kelola penyelenggaraan kelitbangan, dengan indikator sasaran strategis:

1. Terselenggaranya rencana program dan anggaran Badan Litbang Kemendagri berpedoman pada Rencana Kerja Kemendagri.

2. Tersedianya Organisasi yang optimal dan SDM yang kompeten.

b. Pembinaan dan penguatan kelembagaan litbang daerah, dengan indikator sasaran strategis, yaitu:

1. Jumlah kelembagaan penelitian dan pengebangan daerah yang berkategori “utama”.

2. Terfasilitasinya rencana induk kelitbangan daerah.

3. Terfasilitasinya penyediaan sumber daya manusia fungsional kelitbangan daerah.

Page 43: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

29B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

BAB IIIARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,

KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Page 44: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

30

Peran Strategis Badan Litbang Kemendagri Dalam Mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024Memperhatikan kerangka arah pembangunan pada RPJMN Tahun 2020-2024 yang merupakan terjemahan dari Visi, Misi, dan 5 arahan utama Presiden dan Wakil Presiden, telah ditetapkan 7 (tujuh) agenda utama pembangunan:1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.

2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.

3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.

5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengebangan ekonomi dan pelayanan dasar.

6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.

7. Memperkuat stabilitas politik, hukum, pertahanan dan keamanan dan transformasi pelayanan publik.

Page 45: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

31B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Sesuai tugas dan fungsinya, Kementerian Dalam Negeri memiliki relevansi dan mendukung seluruh Agenda Pembangunan, baik secara langsung dalam program pembangunan nasional maupun yang tidak melalui beberapa strategi yang telah ditetapkan. Salah satu agenda pembangunan dalam RPJMN yang didukung secara langsung oleh Badan Litbang Kemendagri adalah agenda Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan (Prioritas Nasional 2), dengan rincian pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1. Prioritas Nasional Tahun 2020-2024

Sumber: Renstra Badan Litbang Kemendagri TA. 2015-2019.

Page 46: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

32

Dukungan Badan Litbang Kemendagri dalam Mendukung Sasaran Strategis Kementerian Dalam NegeriTahun 2020-2024Sebagai salah satu unit kerja yang berada di bawah Kemendagri, Badan Litbang memiliki peran strategis sebagai satu-satunya unit kerja yang memiliki fungsi penelitian dan pengembangan.

Oleh karena itu, fungsi tersebut dapat mendukung seluruh sasaran strategis Kemendagri Tahun 2020-2024 melalui hasil rekomendasi yang dapat dipergunakan sebagai acuan perumusan kebijakan. Di samping itu, Badan Litbang Kemendagri juga mendapatkan penugasan secara langsung guna mendukung pencapaian beberapa sasaran strategis Kemendagri, yaitu:

1. Sasaran Strategis 7, meningkatnya tata kelola pemerintahan dalam negeri yang adaptif, professional, proaktif, dan inovatif, Badan Litbang Kemendagri diamanatkan berkontribusi dalam pencapaian 4 (empat) sasaran program:

a. Indeks Kepemimpinan Kepala Daerah, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2020 tentang Indeks Kepemimpinan Kepala Daerah.

Implementasi sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah, Politik, dan Pemerintahan Umum.

b. Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2020 tentang Pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah.

Implementasi sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

c. Persentase daerah yang mempunyai nilai indeks inovasi tinggi, sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.

Implementasi sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah.

d. Pembinaan litbang daerah dengan indikator jumlah Kelembagaan penelitian dan pengembangan di daerah dengan kategori “utama” sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan Di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah.

Implementasi sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan oleh Sekretariat Badan Litbang Kemendagri.

Page 47: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

33B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

2. Sasaran Strategis 12, meningkatnya kemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan sebagai rujukan utama dalam penataan kebijakan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, diamanatkan secara langsung berkontribusi dalam pencapaian sasaran program Persentase hasil kelitbangan yang direkomendasikan sebagai bahan masukan kebijakan Kementerian Dalam Negeri.

Implementasi sasaran strategis tersebut akan dilaksanakan oleh seluruh Pusat Litbang lingkup Badan Litbang Kemendagri.

Arah Kebijakan dan Strategi Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024Arah kebijakan dan strategi Badan Litbang Kemendagri disusun berdasarkan fokus pencapaian prioritas pembangunan nasional, mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Kementerian Dalam Negeri, dan mendorong terwujudnya tujuan Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024.1. Mendorong peningkatan kualitas kebijakan dan pemantapan regulasi yang bersumber dari

hasil-hasil kelitbangan, melalui strategi:a. Penyiapan landasan regulasi/kebijakan yang menjadi prioritas dan isu strategis dan/atau

program legislasi (proleg) Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah daerah, termasuk evaluasi pelaksanaan regulasi/kebijakan dalam rangka efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan;

b. Penyiapan kerangka kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintah daerah dengan orientasi jangka panjang, dilaksanakan secara multi years dengan dengan dukungan kegiatan pengembangan, perekayasaan, dan penerapan.

Page 48: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

34

2. Mendorong pendayagunaan rekomendasi hasil penelitian dan pengembangan untuk perumusan kebijakan, melalui strategi:a. Pelibatan Badan Litbang Kemendagri dalam perumusan kebijakan lingkup pemerintahan

dalam negeri;b. Penyediaan input rekomendasi secara cepat kepada pimpinan dan para pemangku

kepentingan dalam pengambilan kebijakan dalam menjawab dinamika dan isu-isu strategis, melalui pelaksanaan kajian aktual dan telaahan stratejik;

c. Pelaksanaan diseminasi dan publikasi untuk penyebarluasan dan pemanfaatan hasil-hasil kelitbangan.

3. Memfasilitasi penguatan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, melalui strategi:

a. Evaluasi dan penilaian pelaksanaan inovasi daerah;

b. Fasilitasi dan pembinaan inovasi daerah secara sinergi dan terpadu, termasuk pemberian penghargaan dan penyediaan insentif bagi daerah inovatif;

c. Penerapan inovasi daerah melalui pengembangan daerah-daerah sebagai pilot project, pemanfaatan model adopsi-replikasi, dan mendorong pelaksanaan litbang untuk menghasilkan inovasi;

4. Meningkatkan keberdayaan dan pemberdayaan lembaga penelitian dan pengembangan di Kemendagri dan Pemerintahan Daerah dalam menghasilkan output/outcome strategis dan prioritas, melalui strategi:

a. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM penelitian dan pengembangan;

b. Peningkatan kualitas dan sinergitas program penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada kemanfaatan hasil;

c. Pengembangan jejaring kemitraan antar-institusi penelitian dan pengembangan;

d. Peningkatan peran dan fungsi perangkat penelitian dan pengemangan daerah; dan

e. Peningkatan dukungan anggaran penelitian dan pengembangan yang dibarengi dengan perbaikan kualitas dan kemanfaatan output litbang;

c. Pengembangan jejaring kemitraan antar-institusi penelitian dan pengembangan;

d. Peningkatan peran dan fungsi perangkat penelitian dan pengemangan daerah; dan

e. Peningkatan dukungan anggaran penelitian dan pengembangan yang dibarengi dengan perbaikan kualitas dan kemanfaatan output litbang;

Memperhatikan arah kebijakan dan strategi di atas, perlu ditetapkan rincian langkah strategis penelitian dan pengembangan tahun 2020-2024 yang mengacu pada rancangan agenda pembangunan RPJMN IV tahun 2020 – 2024 sebagai berikut:

Page 49: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

35B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

1. Program Penelitian dan Pengembangan Strategis, untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan dan/atau naskah akademis/pokok-pokok pemikiran dalam penyusunan regulasi, dengan arahan tema prioritas yaitu:

a. Merumuskan arah kebijakan dan konsep penyempurnaan dari UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan paket-paket regulasi turunannya;

b. Merumuskan arah kebijakan dan konsep penyempurnaan dari UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan paket-paket regulasi turunannya;

c. Merumuskan arah kebijakan penguatan ketahanan ekonomi dan peningkatan daya saing;

d. Merumuskan arah kebijakan pengembangan wilayah dan penguatan infrastruktur untuk pemerataan dan keberlanjutan pembangunan dan mengurangi kesenjangan;

e. Merumuskan arah kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan pelayanan dasar, pengendalian penduduk, pembangunan kebudayaan dan karakter kebangsaan;

f. Merumuskan arah kebijakan pelestarian lingkungan hidup, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim; serta

g. Merumuskan arah kebijakan penguatan stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

2. Program Penguatan Inovasi Daerah, dalam rangka fasilitasi dan pembinaan penerapan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, dengan arahan kegiatan prioritas sebagai berikut:

a. Pendataan dan penilaian inovasi daerah secara nasional dengan berpedoman pada Indeks Inovasi Daerah, meliputi:

1. Penyusunan dan penataan basis data inovasi daerah;

2. Penerapan sistem penilaian Indeks Inovasi Daerah sebagai indikator pengukuran nasional atas keberhasilan kinerja pemerintah daerah di bidang inovasi daerah, dilakukan secara terpadu antar kementerian/LPNK dengan partisipasi aktif seluruh pemerintah daerah; dan

3. pemutakhiran dan pemantapan instrumen Indeks Inovasi Daerah sebagai basis data pembinaan inovasi daerah, dilakukan secara berkala.

Page 50: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

36

b. Pembinaan inovasi daerah secara sinergi dan terpadu antar/intra tingkatan pemerintahan, meliputi:1. Penyusunan peta dan rencana aksi pembinaan inovasi daerah berbasis Indeks Inovasi

Daerah;2. Sinergi kebijakan dan program pembinaan inovasi daerah antar kementerian/LPNK,

khususnya Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Kementerian Keuangan, dan Lembaga Administrasi Negara, termasuk pula dalam hal pemberian penghargaan dan pemberian insentif di bidang inovasi daerah;

3. Penyelenggaraan forum-forum seminar, diskusi dan/atau pameran dan promosi hasil inovasi daerah;

4. Penerapan kerja sama antar-daerah dan antar-institusi dalam rangka membangun jejaring kemitraan inovasi daerah; dan

5. Diseminasi/sosialisasi untuk penyebarluasan pengetahuan dan pemahaman tentang kebijakan inovasi daerah.

c. Penerapan hasil inovasi, baik dalam bentuk rintisan pengoperasian maupun penetapan pilot project ujicoba/replikasi, meliputi:1. Pilot project penerapan inovasi daerah bersifat tematik, khususnya untuk mendukung

iklim investasi dan perbaikan layanan publik;2. Penerapan inovasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dengan

memanfaatkan platform sistem informasi pelayanan inovasi daerah, khususnya dengan memanfaatkan layanan Pusat Jejaring Inovasi Daerah (Puja Indah); dan

3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang diarahkan untuk menghasilkan inovasi.

3. Program Penguatan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan, berkenaan dengan upaya mendorong keberdayaan dan pemberdayaan lembaga penelitian dan pengembangan di Kemendagri dan Pemerintahan Daerah dalam menjalankan program-program prioritas yang menjadi sasaran strategis nasional dan pemerintah daerah, dengan arahan kegiatan prioritas sebagai berikut:

a. Merumuskan upaya transformasi kelembagaan penelitian dan pengembangan menjadi lembaga perumus kebijakan pemerintahan dalam negeri.

b. Merumuskan arah kebijakan dan identifikasi kebutuhan terkait upaya untuk memantapkan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Lembaga Litbang;

c. Mengupayakan secara intensif peningkatan kualitas, sinergitas, dan anggaran program penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada kemanfaatan hasil;

Page 51: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

37B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

d. Memperluas dan mendorong penerapan jejaring kemitraan antar-institusi penelitian dan pengembangan;

e. Mengupayakan secara intensif pemenuhan kebutuhan fasilitas pendukung untuk optimaliasi penyelenggaraan fungsi penelitian dan pengembangan; dan

f. Mendorong secara masif penguatan kelembagaan penelitian dan pengembangan, agar sepenuhnya dikoordinasikan oleh Badan Litbang Kemendagri atau oleh perangkat litbang daerah atau sebutan lainnya, untuk dilaksanakan secara Satu Pintu, termasuk mengupayakan pemanfaatan hasil-hasil kelitbangan.

g. Mendorong penguatan Teknologi dan Informasi (TIK) dalam menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan, dengan melakukan pengelolaan data dan informasi hasil penelitian, pengembangan, dan kajian, kerjasama dengan lembaga lain dalam pengelolaan data statistik dan pengelolaan informasi.

Kerangka Regulasi

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, terdapat beberapa pengaturan baik terkait peran dan fungsi kelitbangan maupun pembentukan kelembagaan litbang di daerah, yaitu:

a. Pasal 373, Pasal 374, dan Pasal 388 mengamanatkan peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui pembinaan umum yang antara lain dilaksanakan dalam bentuk penelitian dan pengembangan;

b. Pasal 386 berkenaan dengan Inovasi Daerah, yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan lembaga penelitian dan pengembangan dalam rangka mendorong semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

c. Pasal 209 dan Pasal 219 merekomendasikan fungsi penelitian dan pengembangan sebagai salah satu fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang ditetapkan dalam bentuk “Badan”.

2. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, mengamanatkan bahwa setiap rancangan Undang-Undang dan Peraturan harus disertai dengan Naskah Akademis. Sebagaimana disebutkan pada Pasal 1 bahwa: “Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu Rancangan UndangUndang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan masyarakat adat”.

Beberapa Regulasi yang Mengamanatkan perlunya mengedapankan Tugas dan Fungsi Penelitian dan Pengembangan.

Page 52: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

38

Tabel 3.2. Kerangka Regulasi Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024

Sumber: Badan Litbang Kemendagri 2020

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dijelaskan bahwa penelitian dan pengembangan berfungsi untuk menumbuhkan kemampuan pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta bertanggung jawab menghasilkan Invensi dan menggali potensi pendayagunaannya.

Guna mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas, beberapa kerangka regulasi yang akan disusun terdapat pada tabel 3.2 antara lain:

Page 53: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

39B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Kerangka KelembagaanKonsep Transformasi Struktur OrganisasiHingga pada tahun 2020 pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Litbang Kemendagri masih berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, yaitu melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;

2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;

3. Pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang pemerintahan dalam negeri;

4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pemerintahan dalam negeri;

5. Pelaksanaan inovasi daerah;

Page 54: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

40

6. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan pemerintah daerah;

7. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan; dan

8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Secara ringkas, guna pencapaian pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Litbang Kemendagri didukung oleh 5 Unit Kerja Eselon II dan 35 Pejabat Fungsional Peneliti, yang dapat dilihat pada struktur dibawah ini.

Namun, sesuai dengan amanat untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi bagi seluruh lembaga pemerintahan sebagaimana disampaikan dalam arah kebijakan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024, perlu dilakukan penyesuaian terhadap organisasi Badan Litbang Kemendagri. Hal ini juga ditandai dengan lahirnya Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019 tentang Badan riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang mengamanatkan bahwa BRIN merupakan lembaga penelitian, pengembangan dan penerapan milik pemerintah yang mempunyai tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Sumber: Badan Litbang Kemendagri 2020

Gambar 3.1. Struktur Organisasi dan Tata KerjaBadan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024

Page 55: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

41B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan organisasi yang tetap menjaga stabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi agar tidak terjadi tumpang tindih pelaksanaan tugas dengan memperhatikan:

Transformasi tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan yang terbaru, sehingga lebih dapat diterapkan dan berjalan kolaboratif bersama lembaga lain yang memiliki tugas dan fungsi yang sama.

Perumusan kembali beban kerja masing-masing unit kerja dimana tonggak utama pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi berada pada jabatan fungsional yang didukung oleh jabatan struktural.

Peningkatan fungsi pengolahan data. Sangat disadari bahwa kualitas data dan informasi yang dimiliki oleh Badan Litbang sebelumnya belum optimal, sehingga perlu penguatan terhadap pengolahan data hasil penelitian dan pengembangan.

1.

2.

3.

Berdasarkan arah kebijakan kelembagaan tersebut, arah transformasi kelembagaan dapat dilakukan dengan menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis dan rekomendasi kebijakan di bidang Pemerintahan Dalam Negeri dengan fokus yaitu: Urusan Pemerintahan Konkuren, Pembinaan dan Pengawasan Umum, Pemerintahan Umum, dan Inovasi Daerah;

2. Pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi kebijakan di bidang Pemerintahan Dalam Negeri dengan fokus yaitu: Urusan Pemerintahan Konkuren, Pembinaan dan Pengawasan Umum, Pemerintahan Umum, dan Inovasi Daerah;

3. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang Pemerintahan Dalam Negeri dengan fokus yaitu: Urusan Pemerintahan Konkuren, Pembinaan dan Pengawasan Umum, Pemerintahan Umum, dan Inovasi Daerah

4. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi program pengkajian kebijakan pemerintah daerah di bidang urusan pemerintahan Umum dengan fokus yaitu: Urusan Pemerintahan Konkuren, Pembinaan dan Pengawasan Umum, Pemerintahan Umum, dan Inovasi Daerah;

5. Pelaksanaan pengelolaan kegiatan analisis kebijakan dan pengembangan manajemen pengetahuan di Pusat Kebijakan Urusan Pemeritahan Umum dengan fokus yaitu: Urusan Pemerintahan Konkuren, Pembinaan dan Pengawasan Umum, Pemerintahan Umum, dan Inovasi Daerah;

6. Pembinaan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pelaksanaan tugas penelitian dan pengembangan, perumusan serta analisis kebijakan.

7. Penguatan perumusan perencanaan, keuangan, pembinaan kepegawaian dan jabatan fungsional, koordinasi, perpustakaan dan jurnal, serta kerjasama guna meningkatkan mutu dan kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi terkait analisis kebijakan.

Page 56: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

42

Konsep Pengelolaan Sumber Daya Manusia Transformasi kelembagaan Badan Litbang ke depan menjadi dasar untuk melakukan penguatan peran kelompok jabatan fungsional sebagai unsur yang menjalankan tugas dan fungsi utama. Untuk itu transformasi kelembagaan perlu diikuti dengan pelaksanaan transformasi SDM ASN, karena kinerja dan kontribusi yang berasal dari SDA sangat berpengaruh dalam mendorong pencapaian kinerja Badan Litbang.

Tabel 3.3. Komposisi ASN Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020

Sumber: Badan Litbang Kemendagri 2020

Dari tabel 3.3 diatas, jumlah pegawai Badan Litbang Kemendagri adalah sebanyak 251 Pegawai (152 PNS dan 99 Pegawai Tidak Tetap). Dari jumlah tersebut, 45,42% berada dalam posisi struktural dan hanya 15,14% berada dalam posisi fungsional.

Gambar 3.2. Komposisi ASN Badan Litbang Tahun 2020 Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Sumber: Data Internal (diolah).

Page 57: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

43B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Apabila dilihat berdasarkan latar belakang pendidikan, komposisi pegawai Badan Litbang didominasi oleh lulusan D4/S1 yaitu sejumlah 125 orang (PNS sebanyak 82 orang dan PTT sebanyak 43 orang) sebagaimana dapat dilihat pada gambar 3.2.

Sumber: Data Internal (diolah).

Gambar 3.3. Komposisi PNS Badan Litbang Tahun 2020 berdasarkanPangkat dan Golongan

Berdasarkan pangkat dan golongan ruang, persentase pegawai paling besar berada pada pangkat dan golongan ruang III/a sebanyak 31 orang, dan yang paling sedikit berada pada pangkat dan golongan ruang IV/c dan II/c masing-masing sebanyak 3 orang. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.3. Dari jumlah komposisi pegawai Badan Litbang tersebut, diperoleh bahwa jumlah pegawai laki-laki berjumlah 163 orang (65%) lebih besar dari perempuan yang hanya berjumlah 88 orang (35%). Dari komposisi gender, pangkat, jabatan, dan pendidikan pegawai merupakan tantangan bagi pengelolaan sumber daya manusia Badan Litbang Kemendagri ke depan. Sehingga diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang tepat untuk mewujudkan organisasi Badan Litbang yang efisien dan efektif.

Page 58: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

44

Kebutuhan SDM yang optimal dalam menjalankan tugas dan fungsi Badan Litbang Kemendagri sangat diperlukan dengan tetap memperhatikan perkembangan teknologi dan pencapaian visi dan misi. Perubahan pelaksanaan tugas dan fungsi ke depan yang diiringi dengan perubahan struktur organisasi akan berpengaruh terhadap jumlah dan kompetensi yang dibutuhkan. Sejalan dengan fungsinya yang berkarakteristik fungsional serta menjalankan arahan Presiden dan Wakil Presiden, rasio struktural dan fungsional akan dipersempit melalui pembentukan jabatan fungsional sehingga ke depan SDM yang dimiliki akan lebih kuat dari sisi kompetensi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pemenuhan SDM tersebut adalah:

1. Pembentukan pegawai yang memiliki kompetensi mumpuni baik struktural dan fungsional, khususnya dalam penguatan fungsi dan penguatan kelembagaan.

2. Tersedianya perencanaan, pemetaan, dan pemenuhan SDM yang berkualitas. Dengan memperhatikan arah kebijakan penguatan dan transformasi kelembagaan, dapat direncanakan penguatan pejabat fungsional diantaranya: Analis Kebijakan, Perancang Undang-Undang, Pranata Komputer, dan fungsional lainnya.

3. Pengelolaan karier yang efektif untuk meningkatkan motivasi kinerja.

4. Mewujudkan budaya berbasis kinerja.

5. Pengembangan kompetensi ASN.

6. Pengendalian internal yang efektif.

7. Tersedianya layanan SDM yang prima dan kondusif.

8. Administrasi SDM berkualitas yang berbasis teknologi.

Page 59: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

45B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

BAB IVTARGET KINERJA DAN

KERANGKA PENDANAAN

Page 60: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

46

Target KinerjaDalam rangka pelaksanaan arah dan kebijakan RPJMN, sasaran strategis Kemendagri Tahun 2020-2024, Badan Litbang melaksanakan Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, dengan sasaran program meningkatnya kualitas hasil kelitbangan Kemendagri sebagai bahan rekomendasi perumusan kebijakan, serta terfasilitasinya pelaksanaan inovasi daerah. Untuk mendukung sasaran strategis Kemendagri Tahun 2020-2024 secara langsung, dukungan Badan Litbang Kemendagri terdiri dari:

Page 61: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

47B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Selain sasaran strategis di atas, guna mewujudkan pelaksanaan litbang yang berkualitas sesuai dengan visi misinya, telah disusun indikator kinerja dan target sasaran strategis tahun 2020-2024, yaitu:

Tabel 4.1. Indikator Kinerja dan Indikasi Target Sasaran Strategis Kemendagri pada Badan Litbang Tahun 2020-2024

Ket: *penyempurnaan instrumen.

Sumber: Renstra Kemendagri TA. 2020-2024.

Page 62: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

48

Tabel 4.2. Indikator Kinerja dan Indikasi Target Sasaran Strategispada Badan Litbang Kemendagri

Sumber: Badan Litbang Kemendagri

Page 63: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

49B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

Pelaksanaan sasaran strategis diatas merupakan penugasan secara langsung dari Kemendagri dan penetapan sasaran oleh Badan Litbang tahun 2020-2024. Selanjutnya akan diterjemahkan di dalam indikator kinerja Badan Litbang tahunan secara rinci yang ditetapkan dalam dokumen berupa Rencana Kerja dan/atau Kontrak Kinerja. Sesuai dengan hasil restrukrisasi dalam Kerangka Redesain Sistem Penganggaran K/L, pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Litbang Kemendagri terdiri atas 2 (dua) program, yaitu:

1. Program Pembinaan Kapasitas Pemerintahan Daerah dan Desa; dan

2. Program Dukungan Manajemen.

Kerangka PendanaanUntuk melaksanakan program dan kegiatan guna tercapainya target pada masing-masing indikator kinerja secara optimal dan berkualitas, ditetapkan indikasi pendanaan jangka menengah Badan Litbang Kemendagri selama 5 (lima) tahun anggaran sesuai dengan Renstra Kementerian Dalam Negeri 2020-2024 sebesar Rp.404.944.000.000,- (empat ratus empat miliar sembilan ratus empat puluh empat juta rupiah), dengan distribusi anggaran sebagai berikut:

Selanjutnya, target kinerja dan kerangka pendanaan disampaikan pada lampiran dokumen ini secara terperinci.

Tabel 4.3. Rencana Anggaran Badan Litbang Kemendagri TA. 2020-2024

Sumber: Kementerian Dalam Negeri 2020-2024

Page 64: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

50

The page left is blank

Page 65: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

51B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N | K E M E N D A G R I

BAB VPENUTUP

Page 66: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

52

1. Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024 merupakan dokumen rencana pembangunan jangka menengah dan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan penyusunan Renja serta RKA-K/L pada setiap tahun selama tahun 2020-2024.

2. Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024 disusun dengan melihat perkembangan terkini terkait pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian dan pengambangan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan antisipasi perubahan yang cepat guna penanganan mendesak.

3. Sasaran strategis Renstra Badan Litbang Kemendagri diarahkan dan dikendalikan secara langsung oleh Kepala Badan Litbang Kemendagri, serta dilaksanakan secara kolaboratif oleh seluruh UKE II sesuai dengan ruang lingkup tugas masing-masing.

4. Sumber dana untuk melaksanakan Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024 berasal dari APBN, yang dipergunakan dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas, dan tata kelola yang baik.

5. Pengendalian dan evaluasi Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024 dilakukan secara tertib dan objektif serta dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri secara periodik dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Kemendagri.

6. Dengan semakin mengemukanya rencana transformasi kelembagaan penelitian dan pengembangan, maka terhadap Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024 ini akan disesuaikan mengikuti bentuk transformasi kelembagaan dimaksud, termasuk kerangka pendanaan jangka menengah tahun 2020-2024.

Renstra Badan Litbang Kemendagri Tahun 2020-2024 ini dilaksanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pelaksanaan.

Page 67: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

2020 2024l a m p i r a n

Page 68: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Kod

ePR

OG

RAM

/KE

GIA

TAN

UNIT

ORG

AN

ISA

SI

Bada

n Lit

bang

Kem

enda

gri

PRO

GRA

M/S

ASA

RAN

PR

OG

RAM

/IKP/

KEG

IATA

N/S

ASA

RAN

KE

GIA

TAN

/IKK

TARG

ET

Prog

ram

Pem

bina

an K

apas

itas

Pem

erin

taha

n Da

erah

dan

Des

a

Bada

n Lit

bang

Kem

enda

gri

010.

0412

,920

23,8

0526

,429

28,6

7231

,073

56,8

6275

,146

82,8

6990

,738

99,3

28

Men

ingk

atny

a Ku

alita

s In

ovas

i Dae

rah

1. P

erse

ntas

e d

aera

h ya

ng

m

empu

nyai

nila

i ind

eks i

nova

si

ting

gi

18%

24%

30%

36%

2020

2021

2022

2023

2024

ALO

KASI

(dal

am ju

ta ru

piah

)20

2020

2120

2220

2320

24

Men

ingk

atny

a ke

man

faat

an h

asil

pene

litia

n da

n pe

ngem

bang

an s

ebag

ai ru

juka

n ut

ama

dala

m

pena

taan

keb

ijaka

n di

ling

kung

an

2. P

erse

ntas

e ha

sil K

elitb

anga

n

yan

g d

ireko

men

das

ikan

se

baga

i bah

an m

asuk

an

keb

ijaka

n Ke

men

dag

ri

40%

45%

55%

60%

65%

Men

ingk

atny

a pe

rang

kat l

itban

g da

erah

ber

kate

gori

"uta

ma"

3. J

umla

h ke

lem

baga

an lit

bang

dae

rah

den

gan

kate

gori

"

utam

a"

40%

45%

55%

60%

65%

LAM

PIRA

N K

EPUT

USA

N M

ENTE

RI D

ALA

M N

EGER

I REP

UBLI

K IN

DON

ESIA

NO

MO

R: 0

50-4

44 TA

HUN

202

0TE

NTA

NG

REN

CA

NA

STR

ATE

GIS

BA

DAN

PEN

ELITI

AN

DA

N P

ENG

EMBA

NG

AN

KEM

ENTE

RIA

N D

ALA

M N

EGER

I TA

HUN

AN

GG

ARA

N 2

020-

2024

MA

TRIK

S RE

NST

RATA

RGET

KIN

ERJA

DA

N K

ERA

NG

KA P

ENDA

NA

AN

TAHU

N A

NG

GA

RAN

202

0-20

24

Pusli

tban

gIn

ovas

i Dae

rah

Pem

bina

aan

Inov

asi D

aera

h12

836.

800

9.50

010

.150

10.8

0011

.450

Men

ingk

atny

a Ku

alita

s In

ovas

i dae

rah

1. J

umla

h D

aera

h ya

ng

m

ener

apka

n In

ovas

i Sist

em

Pem

erin

taha

n Be

rbas

is

Ele

ktro

nik

(SPB

E) d

enga

n

Pla

tform

Sist

em In

form

asi

L

ayan

an In

ovas

i Dae

rah

2. J

umla

h d

aera

h ya

ng

m

end

apat

kan

pem

bina

an

in

ovas

i dae

rah

seca

ra lin

tas K

/L

3. J

umla

h D

aera

h pi

lot p

roje

ct

y

ang

men

erap

kan

inov

asi

d

aera

h ya

ng b

ersif

at te

mat

ik

g

una

men

duk

ung

iklim

in

vest

asi (

berb

asis

urus

an

p

emer

inta

han/

pote

nsi d

aera

h

dan

foku

s pad

a d

aera

h 3T

)

4. J

umla

h d

aera

h ya

ng d

ilaku

kan

p

enila

ian

inov

asi t

erpa

du

o

leh

linta

s K/L

5. J

umla

h Ke

bija

kan

Pem

beria

n

Inse

ntif

Bagi

Pel

aksa

naan

In

ovas

i Dae

rah

100

Dae

rah

34 P

rov.

5 D

aera

h

546

Prov

,Ka

b/Ko

ta

1 Ke

bija

kan/

Regu

lasi

123

Dae

rah

34 P

rov.

3 D

aera

h

546

Prov

,Ka

b/Ko

ta

153

Dae

rah

34 P

rov.

6 D

aera

h

546

Prov

,Ka

b/Ko

ta

176

Dae

rah

34 P

rov.

5 D

aera

h

546

Prov

,Ka

b/Ko

ta

191

Dae

rah

34 P

rov.

5 D

aera

h

546

Prov

,Ka

b/Ko

ta

Page 69: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Kod

ePR

OG

RAM

/KE

GIA

TAN

UNIT

ORG

AN

ISA

SI

Selu

ruh

Pusli

tban

g

PRO

GRA

M/S

ASA

RAN

PR

OG

RAM

/IKP/

KEG

IATA

N/S

ASA

RAN

KE

GIA

TAN

/IKK

TARG

ET

Pene

litia

n da

n Pe

ngem

bang

an B

idan

g Pe

mer

inta

han

Dala

m N

eger

i61

425.

120

12.8

0514

.629

16.0

5717

.626

Men

ingk

atny

a Ku

alita

s Ha

sil K

elitb

anga

n Lin

gkup

Pem

erin

taha

n Da

lam

Neg

eri

1. P

erse

ntas

e re

kom

end

asi h

asil

p

enel

itian

dan

pen

gem

bang

an lin

gkup

Pem

erin

taha

n D

alam

Neg

eri

2. J

umla

h Re

kom

end

asi I

ndek

s

Pen

gelo

laan

Keu

anga

n

Dae

rah

3. P

erse

ntas

e re

kom

end

asi F

orum

Disk

usi A

ktua

l/Sem

inar

/ D

iskus

i

Pub

lik y

ang

diti

ndak

lanj

uti o

leh

p

eman

gku

kebi

jaka

n

4. J

umla

h Re

kom

end

asi P

erki

raan

Stra

tegi

k N

asio

nal

5. J

umla

h Re

kom

end

asi I

ndek

s

Kep

emim

pina

n Ke

pala

Dae

rah

45%

1 Re

k

50%

1 Re

k

1 Re

k

45%

1 Re

k

55%

1 Re

k

1 Re

k

45%

1 Re

k

60%

1 Re

k

1 Re

k

45%

1 Re

k

65%

1 Re

k

1 Re

k

45%

1 Re

k

70%

1 Re

k

1 Re

k

2020

2021

2022

2023

2024

ALO

KASI

(dal

am ju

ta ru

piah

)20

2020

2120

2220

2320

24

Sekr

etar

iat B

adan

Litba

ng

Pem

bina

an P

enel

itian

dan

Pen

gem

bang

an P

emer

inta

h Da

erah

6143

1.00

01.

500

1.65

01.

815

1.99

7

Men

ingk

atny

a Ka

pasit

as K

elem

baga

an L

itban

g Da

erah

1. P

rese

ntas

e ku

alita

s

kel

emba

gaan

litba

ng d

aera

h

den

gan

kate

gori

"uta

ma"

55D

aera

h82

Dae

rah

110

Dae

rah

137

Dae

rah

165

Dae

rah

Sekr

etar

iat

Bada

n Lit

bang

Prog

ram

Duk

unga

n M

anaj

emen

010.

0443

,942

51,3

4156

,440

62,0

6668

,256

Men

ingk

atny

a ku

alita

s la

yana

n du

kung

an m

anaj

emen

dan

duk

unga

n te

knis

lain

nya

Unit

Kerja

Ese

lon

I Ke

men

teria

n Da

lam

Neg

eri

1. P

erse

ntas

e d

ukun

gan

m

anaj

emen

dan

pel

aksa

naan

tuga

s tek

nis l

ainn

ya U

nit K

erja

Ese

lon

I

2. N

ilai c

apai

an k

iner

ja

p

elak

sana

an R

efor

mas

i

Biro

kras

i pad

a Ba

dan

Pen

eliti

an

d

an P

enge

mba

ngan

3. N

ilai c

apai

an K

iner

ja

P

emba

ngun

an Z

ona

Inte

grita

s

men

uju

Wila

yah

Beba

s Kor

upsi

p

ada

Bad

an P

enel

itian

dan

Pen

gem

bang

an

100%

Nila

i 10

Nila

i 5

100%

Nila

i 12

Nila

i 9

100%

Nila

i 14

Nila

i 13

100%

Nila

i 16

Nila

i 17

100%

Nila

i 18

Nila

i 21

Sekr

etar

iat

Bada

n Lit

bang

Laya

nan

Legi

slasi

dan

Litig

asi B

idan

g Pe

nelit

ian

dan

Peng

emba

ngan

6128

103

107

118

129

142

Men

ingk

atny

a Ko

ordi

nasi

dan

Sine

rgita

s Pe

laks

anaa

n Tu

gas

Linta

s Un

it Ke

rja li

ngku

p Ba

dan

Litba

ng,

serta

kua

litas

pen

yele

ngga

raan

1. P

erse

ntas

e pe

nyel

esai

an

ra

ncan

gan

prog

ram

legi

slasi

d

an b

ahan

keb

ijaka

n ya

ng

d

isusu

n lin

gkup

Bad

an

P

enel

itian

dan

Pen

gem

bang

an

100%

100%

100%

100%

100%

Page 70: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Kod

ePR

OG

RAM

/KE

GIA

TAN

UNIT

ORG

AN

ISA

SI

Sekr

etar

iat

Bada

n Lit

bang

PRO

GRA

M/S

ASA

RAN

PR

OG

RAM

/IKP/

KEG

IATA

N/S

ASA

RAN

KE

GIA

TAN

/IKK

TARG

ET20

2020

2120

2220

2320

24A

LOKA

SI (d

alam

juta

rupi

ah)

2020

2021

2022

2023

2024

Peng

elol

aan

keua

ngan

, BM

N, d

an U

mum

Bid

ang

Pene

litia

n da

n Pe

ngem

bang

an61

2943

,330

50,3

6855

,369

60,8

8966

,961

Men

ingk

atny

a Ko

ordi

nasi

dan

Sine

rgita

s Pe

laks

anaa

n Tu

gas

Linta

s Un

it Ke

rja li

ngku

p Ba

dan

Litba

ng,

serta

kua

litas

pen

yele

ngga

raan

1. P

erse

ntas

e Pe

nyel

esai

an

dok

umen

Per

enca

naan

dan

Ang

gara

n lin

gkup

Bad

an

Pene

litia

n d

an P

enge

mba

ngan

2. P

erse

ntas

e pe

nyel

esai

an

Ver

ifika

si, P

erbe

ndah

araa

n,A

kunt

ansi

dan

Pel

apor

an

Keua

ngan

yan

g te

pat w

aktu

sesu

ai S

IMA

K BM

N lin

gkup

Bad

an

Pene

litia

n d

an P

enge

mba

ngan

3. P

erse

ntas

e pe

nyel

esai

an

dok

umen

has

il mon

itorin

g d

anev

alua

si se

rta h

asil-

hasil

pe

mer

iksa

an d

an ti

ndak

lanj

ut L

HPlin

gkup

Bad

an P

enel

itian

dan

Pe

ngem

bang

an

4. P

erse

ntas

e pe

nyel

esai

an

pem

bina

an ja

bata

n fu

ngsio

nal,

kepe

gaw

aian

, dan

sist

em

pros

edur

5. P

erse

ntas

e pe

ngad

aan

sara

na

dan

pra

sara

na se

suai

kebu

tuha

n lin

gkup

Bad

an

Pene

litia

n d

an P

enge

mba

ngan

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

6. R

atin

g ke

puas

an m

asya

raka

t

terh

adap

laya

nan

peng

adua

n

pad

a lin

gkup

Bad

an P

enel

itian

dan

Pen

gem

bang

an

7. P

erse

ntas

e pe

ngad

uan

m

asya

raka

t yan

g

diti

ndak

lanj

uti p

ada

lingk

up

B

adan

Pen

eliti

an d

an

P

enge

mba

ngan

8. P

erse

ntas

e pe

nyel

esai

an

p

erm

ohon

an in

form

asi p

ada

lin

gkup

Bad

an P

enel

itian

dan

Pen

gem

bang

an

9. P

erse

ntas

e pe

mel

ihar

aan

sa

rana

dan

pra

sara

na se

suai

k

ebut

uhan

lingk

up B

adan

Pen

eliti

an d

an P

enge

mba

ngan

10.

Pers

enta

se p

enye

lesa

ian

pel

ayan

an d

ukun

gan

ope

rasio

nal k

erja

(p

emba

yara

n ga

ji,

o

pera

siona

l dan

p

emel

ihar

aan

perk

anto

ran,

se

rta la

ngga

nan

day

a d

an

jasa

) yan

g te

pat w

aktu

lin

gkup

Bad

an P

enel

itian

dan

P

enge

mba

ngan

Ratin

g 3,

5

100%

100%

100%

100%

Ratin

g 3,

6

100%

100%

100%

100%

Ratin

g 3,

7

100%

100%

100%

100%

Ratin

g 3,

8

100%

100%

100%

100%

Ratin

g 3,

9

100%

100%

100%

100%

Page 71: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Sekr

etar

iat

Bada

n Lit

bang

Sekr

etar

iat

Bada

n Lit

bang

Kod

ePR

OG

RAM

/KE

GIA

TAN

UNIT

ORG

AN

ISA

SIPR

OG

RAM

/SA

SARA

N

PRO

GRA

M/IK

P/KE

GIA

TAN

/SA

SARA

N

KEG

IATA

N/IK

K

TARG

ET20

2020

2120

2220

2320

24A

LOKA

SI (d

alam

juta

rupi

ah)

2020

2021

2022

2023

2024

2 D

ata/

Info

rmas

ite

rstru

ktur

100%

2 D

ata/

Info

rmas

ite

rstru

ktur

100%

2 D

ata/

Info

rmas

ite

rstru

ktur

100%

2 D

ata/

Info

rmas

ite

rstru

ktur

100%

2 D

ata/

Info

rmas

ite

rstru

ktur

100%

Peng

elol

aan

Kom

unik

asi d

an In

form

asi P

ublik

Bid

ang

Pene

litia

n da

n Pe

ngem

bang

an61

3016

1719

2123

Men

ingk

atny

a Ko

ordi

nasi

dan

Sine

rgita

s Pe

laks

anaa

n Tu

gas

Linta

s Un

it Ke

rja li

ngku

p Ba

dan

Litba

ng,

serta

kua

litas

pen

yele

ngga

raan

fung

si Lit

bang

dae

rah

1. J

umla

h d

ata/

info

rmas

i ling

kup

B

adan

Pen

eliti

an d

an

Pen

gem

bang

an y

ang

te

rstru

ktur

men

uju

e-d

atab

ase

K

emen

teria

n D

alam

Neg

eri

2. P

erse

ntas

e pe

nyel

esai

an

p

erm

ohon

an in

form

asi p

ada

lin

gkup

Bad

an P

enel

itian

dan

Pen

gem

bang

an

100%

Nila

i 10

100%

Nila

i 12

100%

Nila

i 14

100%

Nila

i 16

100%

Nila

i 18

Men

ingk

atny

a Ko

ordi

nasi

dan

Sine

rgita

s Pe

laks

anaa

n Tu

gas

Linta

s Un

it Ke

rja li

ngku

p Ba

dan

Litba

ng,

serta

kua

litas

pen

yele

ngga

raan

fung

si Lit

bang

dae

rah

1. P

erse

ntas

e pe

nyel

esai

an

p

embi

naan

jaba

tan

fung

siona

l,

kep

egaw

aian

, dan

sist

em

p

rose

dur

2. C

apai

an k

iner

ja p

elak

sana

n

refo

rmas

i biro

kras

i pad

a lin

gkup

B

adan

Pen

eliti

an d

an

P

enge

mba

ngan

Peng

elol

aan

Org

anisa

si da

n SD

M B

idan

g Pe

nelit

ian

dan

Peng

emba

ngan

6131

1617

1921

23

Page 72: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

54

l i tbang.kemendagri .go. id

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKEMENTERIAN DALAM NEGERIJl. Kramat Raya No. 132 Jakarta Pusat

Page 73: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKEMENTERIAN DALAM NEGERI