backup of analisis kebijakan, program, dan kebutuhan

1
Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar Kawasan Permukaan Utama Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut Kawasan di Bawah Permukaan Transisi Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas www.hrcindonesia.org 11 Executive Summary Analisis Kebijakan, Program, dan Kebutuhan Infrastruktur Aerotropolis Yayasan Caritra Jl. Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta 55165 T/F: +62274 555 185; Email: [email protected] www.hrcindonesia.org Aerotropolis adalah sebuah bentuk kota baru yang menempatkan bandara sebagai pusat dengan kota yang berkembang disekitarnya, menghubungkan para pekerja, pemasok, eksekutif, dan barang ke pasar global. Aerotropolis merupakan bentuk integrasi bandara dengan kota metropolis mandiri di sekitarnya, yang kemudian mendorong pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota metropolis tersebut. Di dalam sebuah aerotropolis, seluruh tata letak, infrastruktur, dan kegiatan perekonomian berorientasi pada bandara. Kawasan perkotaan di sekitar bandara dibagi dalam dua lapisan, yaitu Aerocity di lapisan kedua setelah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan Aerotropolis di lapisan setelah Aerocity dengan radius kawasan yang lebih luas. Aerocity memiliki dampak yang lebih signifikan dan hubungan ketergantungan yang lebih tinggi dengan bandara, serta mendapatkan keuntungan dari tambahan traffic lalu lintas yang diciptakan oleh Aerotropolis. Aerotropolis dikonsepkan oleh Kasarda (2012) sebagai “airport leaves the city, the city follows the airport and the airport becomes the city”. Secara konseptual, perkembangan aerotropolis diawali dengan adanya bandara yang berlokasi di sebuah daerah pinggiran kota, namun arus pergerakan manusia dan barang akhirnya mengikuti keberadaan bandara tersebut, sehingga kawasan sekitar bandara pun berkembang menjadi kawasan perkotaan sendiri. Hal ini pun berdampak pada munculnya klaster bisnis baru yang terkait jasa penerbangan. Konsep Aerotropolis CBD (Central Business District) KKOP Kawasan sekitar bandara berkembang menjadi perkotaan Aerotropolis dapat membentang hingga 20-30 km dari gerbang bandara Muncul klaster bisnis baru yang terkait jasa penerbangan, sebagai embrio terbentuknya Aerotropolis Sumber : Kasarda, 2016 KKOP meliputi 16 kecamatan dan 174 desa di wilayah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Purworejo. Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar Aerotropolis Yogyakarta International Airport Aerotropolis Kertajati International Airport Persampahan Prioritas Program Kawasan Bandara dan Aerocity Batas KKOP CBD (Central Business District) CBD (Central Business District) CBD (Central Business District) CBD (Central Business District) CBD (Central Business District) CBD (Central Business District) Pemanfaatan Ruang Aerotropolis Aviation Integrator /CEP Fast-Cycle Logistic ICT Repair Bio-Logistic Education & Skill Training E-Commerce Fulfillment Advance Manufacturing Tourism and Culture R&D Artisan Training Sport and Recreation Aerospace Ground Logistic Value Added Destination Retail R&D Bio-Life Sciences and Diagnostic Renewable Energy Reaserch, Skill &Training Retail Fulfillment Agri-Business R&D Professional Service Community Service Pembagian kegiatan Aerotropolis didasarkan konektivitas dan waktu Sumber : MXD Development Strategies, 2015 0-5 menit 5-10 menit 10-15 menit >15 menit Infrastruktur dan Program : Infrastruktur dan Program : Kawasan Bandara dan Aerocity Batas KKOP Air Bersih Persampahan Perumahan Jalan/Perhubungan Listrik Limbah Drainase Penanggulangan Bencana Pembangunan Barier Pemecah Ombak Pemasangan EWS Pengembangan Tempat Evakuasi Normalisasi Sedimentasi Perbaikan Kualitas Pengembangan & Pembangunan Drainase Pengembangan dan Penyediaan IPAL Peningkatan Partisipasi Masyarakat Pengembangan Jamban Komunal Pembangunan IPLC dan IPAL B3 Kepadatan Sangat Tinggi 51,04 Ha Kepadatan Tinggi 484,9 Ha Kepadatan Sedang 1.298 Ha Perumahan Vertikal Pengembangan Jalan Nasional Pengembangan Ruas Temon-Dekso Peningkatan Jalur Kereta Api Pengembangan Jalan Strategis & Lokal Peningkatan Kapasitas Penyediaan SUTT, TM, TR Pembangunan Gardu Pengembangan Energi Pemanfaatan Mata Air Pengembangan Sungai Pengembangan Distribusi Penyelesaian Bendungan Pengembangan 3R Peletakan TPST dan 2 Depo Penyediaan Pengangkutan Penyediaan Penampungan KKOP meliputi 24 kecamatan dan 160 desa di wilayah Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang Air Bersih Optimalisasi Waduk Pembangunan Waduk Rehabilitasi Hutan Revitalisasi Waduk Jalan/Perhubungan Pengembangan Jalan Arteri Pembangunan Tol Pengembangan Rel KA Pengembangan Stasiun Listrik Pengembangan PLTA Pengembangan Gardu Induk Pengembangan Desa Mandiri Pengembangan Transmisi Persampahan Perluasan TPPAS Penambahan TPS Sistem Pengelolaan TPPAS Pengomposan Sampah Perumahan Relokasi KSP di 10 Kawasan Pembangunan Perumahan 258 Ha Pengembangan Rumah Susun Limbah Pengembangan Septictank Pengembangan Instalasi Air Limbah Pengelolaan Limbah Bergerak Pengembangan Sistem Tercampur Penanggulangan Bencana Penyusunan Rencana Induk Integrasi Kawasan Penyusunan Petunjuk Penyusunan Soft Recovery Plan Analisis Fungsi dan Kepemilikan Lahan Alur Kegiatan Alur Kerjasama Masukan Proses Keluaran Fungsi Lahan Kepemilikan Lahan Program Analisis Skema Kerjasama MOU Perumahan IPAL Aksesbilitas YIA KIA Proses Kegiatan Output

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Backup of Analisis Kebijakan, Program, dan Kebutuhan

Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal DalamKawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar

Kawasan Permukaan Utama

Kawasan di Bawah Permukaan KerucutKawasan di Bawah Permukaan Transisi

Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan

Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas

www.hrcindonesia.org

11Executive Summary

Analisis Kebijakan, Program, dan Kebutuhan Infrastruktur Aerotropolis

Yayasan Caritra

Jl. Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta 55165

T/F: +62274 555 185; Email: [email protected]

www.hrcindonesia.org

Aerotropolis adalah sebuah bentuk kota baru yang menempatkan bandara sebagai pusat dengan kota yang berkembang disekitarnya, menghubungkan para pekerja, pemasok, eksekutif, dan barang kepasar global. Aerotropolis merupakan bentuk integrasi bandara dengan kota metropolis mandiri di s e k i t a r n y a , y a n g k e m u d i a n m e n d o r o n g pengembangan bisnis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota metropolis tersebut. Di dalam sebuah aerotropolis, seluruh tata letak, in f rastruktur, dan kegiatan perekonomian berorientasi pada bandara.

Kawasan perkotaan di sekitar bandara dibagi dalam dua lapisan, yaitu Aerocity di lapisan kedua setelah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan Aerotropolis di lapisan setelah Aerocity dengan radius kawasan yang lebih luas. Aerocity memiliki dampak yang lebih signifikan dan hubungan ketergantungan yang lebih tinggi dengan bandara, serta mendapatkan keuntungan dari tambahan traffic lalu lintas yang diciptakan oleh Aerotropolis.

Aerotropolis dikonsepkan oleh Kasarda (2012) sebagai “airport leaves the city, the city follows the airport and the airport becomes the city”. Secara konseptual, perkembangan aerotropolis diawali dengan adanya bandara yang berlokasi di sebuah daerah pinggiran kota, namun arus pergerakan manusia dan barang akhirnya mengikuti keberadaan bandara tersebut, sehingga kawasan sekitar bandara pun berkembang menjadi kawasan perkotaan sendiri. Hal ini pun berdampak pada munculnya klaster bisnis baru yang terkait jasa penerbangan.

Konsep Aerotropolis

CBD(Central Business District)

KKOP

Kawasansekitar bandara

berkembangmenjadi

perkotaan

Aerotropolis dapatmembentang hingga

20-30 km darigerbang bandara

Muncul klaster bisnis baruyang terkait jasapenerbangan, sebagai embrioterbentuknya Aerotropolis

Sumber : Kasarda, 2016

KKOP meliputi 16 kecamatan dan 174 desa di wilayah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Purworejo.

Kawasan AncanganPendaratan dan Lepas Landas

Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut

Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam

Kawasan AncanganPendaratan dan Lepas LandasKawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar

AerotropolisYogyakarta International Airport

AerotropolisKertajati International Airport

Persampahan

Prioritas Program

Kawasan Bandara dan Aerocity

Batas KKOP

CBD(Central Business District)

CBD(Central Business District)

CBD(Central Business District)

CBD(Central Business District)

CBD(Central Business District)

CBD(Central Business District)

Pemanfaatan Ruang Aerotropolis

Aviation

Integrator/CEP

Fast-CycleLogistic

ICT Repair

Bio-Logistic

Education& Skill Training

E-Commerce Fulfillment

Advance Manufacturing

Tourism and Culture

R&D

Artisan TrainingSport and Recreation

Aerospace

Ground Logistic

Value Added

Destination Retail

R&D

Bio-Life Sciencesand Diagnostic

RenewableEnergy

Reaserch, Skill &Training

Retail Fulfillment

Agri-Business

R&D

Professional ServiceCommunity Service

Pembagian kegiatan Aerotropolis didasarkan konektivitas dan waktu

Sumber : MXD Development Strategies, 2015

0-5 menit

5-10 menit

10-15 menit

>15 menit

Infrastruktur dan Program : Infrastruktur dan Program :

Kawasan Bandara dan Aerocity

Batas KKOP

Air Bersih

Persampahan

Perumahan

Jalan/Perhubungan

Listrik

Limbah

Drainase

Penanggulangan BencanaPembangunan Barier Pemecah OmbakPemasangan EWSPengembangan Tempat Evakuasi

Normalisasi SedimentasiPerbaikan KualitasPengembangan & Pembangunan Drainase

Pengembangan dan Penyediaan IPALPeningkatan Partisipasi MasyarakatPengembangan Jamban KomunalPembangunan IPLC dan IPAL B3

Kepadatan Sangat Tinggi 51,04 HaKepadatan Tinggi 484,9 HaKepadatan Sedang 1.298 HaPerumahan Vertikal

Pengembangan Jalan NasionalPengembangan Ruas Temon-DeksoPeningkatan Jalur Kereta ApiPengembangan Jalan Strategis & Lokal

Peningkatan KapasitasPenyediaan SUTT, TM, TRPembangunan GarduPengembangan Energi

Pemanfaatan Mata AirPengembangan SungaiPengembangan DistribusiPenyelesaian Bendungan

Pengembangan 3RPeletakan TPST dan 2 DepoPenyediaan PengangkutanPenyediaan Penampungan

KKOP meliputi 24 kecamatan dan 160 desa di wilayah Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang

Air BersihOptimalisasi Waduk Pembangunan WadukRehabilitasi HutanRevitalisasi Waduk

Jalan/PerhubunganPengembangan Jalan ArteriPembangunan TolPengembangan Rel KAPengembangan Stasiun

ListrikPengembangan PLTAPengembangan Gardu IndukPengembangan Desa MandiriPengembangan Transmisi

PersampahanPerluasan TPPASPenambahan TPSSistem Pengelolaan TPPASPengomposan Sampah

PerumahanRelokasi KSP di 10 KawasanPembangunan Perumahan 258 HaPengembangan Rumah Susun

LimbahPengembangan SeptictankPengembangan Instalasi Air LimbahPengelolaan Limbah BergerakPengembangan Sistem Tercampur

Penanggulangan BencanaPenyusunan Rencana IndukIntegrasi KawasanPenyusunan PetunjukPenyusunan Soft Recovery Plan

AnalisisFungsi dan Kepemilikan LahanAlur Kegiatan Alur Kerjasama

Masukan

Proses

Keluaran

Fungsi LahanKepemilikan Lahan

ProgramAnalisis

Skema KerjasamaMOU

Perumahan IPAL

Aksesbilitas YIA

KIA

Proses

Kegiatan

Output