baca dong

6
Bacadong, Tangerang - Selama ini sudah banyak orang yang menjadikan musang sebagai hewan peliharaan. Meski belum sepopuler anjing atau kucing, namun nampaknya hewan liar yang satu ini punya daya tarik sendiri untuk dijadikan binatang peliharaan. Bahkan sekarang saja berbagai komunitas pencinta musang mulai bermunculan misalnya seperti Komunitas Owner Pecinta Musang (Optimus). Komunitas yang terbentu pada November 2013 ini, dibuat untuk mensosialisasikan binatang menyusui suku Viverrividae ini ke masyarakat sebagai hewan peliharaan. “Sebagian orang masih melakukan perburuan dan membunuh musang karena dianggap hama atau menakutkan. Maka itu, kami sering berkumpul dan mengampanyekan musang sebagai hewan peliharaan. Tempat – tempat umum sengaja kami pilih sebagai lokasi berkumpul agar masyarakat bisa lebih mengenal musang. Paling tidak, mereka tidak takut ataupun risau lagi bila bertemu musang,” ujar Wakil Ketua Optimus, Serafim, kepada bacadong, Rabu (14/01). Beranggotakan sekitar 40 orang, komunitas ini sengaja dibentuk untuk mewadahi pencinta hewan yang senang berkeliaran dimalam hari. “Kami membangun komunitas ini lebih sebagai wadah berkumpul sesama pecinta musang, dan berbagi segala sesuatu tentangnya,” tutur Serafim. Menurut Serafim atau yang biasa disapa Cepi, musang yang dikenal sebagi hewan liat sebenarnya bisa menjadi hewan peliharaan bila dipelihara sejak masih bayi. "Hewan eksotik satu ini juga bisa menjadi jinak dan nurut bila dipelihara dari bayi," katanya. Bagi para pencinta musang yang ingin bergabung di Optimus, disarankan janganlah sunkan. Karena komunitas yang berkumpul di Taman Kota 2 BSD dan Taman Menteng Bintaro ini sangatlah terbuka untuk siapa saja yang mau bergabunga “Masyarakat yang ingin bergabung juga tak harus memiliki musang. Tapi paling tidak tertarik pada hewan ini. Memelihara musang itu bisa dibilang susah – susah gampang. Susah karena

Upload: tri-saputra-viruz

Post on 15-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Deskripsi

TRANSCRIPT

Bacadong, Tangerang -Selama ini sudah banyak orang yang menjadikan musang sebagai hewan peliharaan. Meski belum sepopuler anjing atau kucing, namun nampaknya hewan liar yang satu ini punya daya tarik sendiri untuk dijadikan binatang peliharaan. Bahkan sekarang saja berbagai komunitas pencinta musang mulai bermunculan misalnya seperti Komunitas Owner Pecinta Musang (Optimus).Komunitas yang terbentu pada November 2013 ini, dibuat untuk mensosialisasikan binatang menyusui suku Viverrividae ini ke masyarakat sebagai hewan peliharaan. Sebagian orang masih melakukan perburuan dan membunuh musang karena dianggap hama atau menakutkan. Maka itu, kami sering berkumpul dan mengampanyekan musang sebagai hewan peliharaan. Tempat tempat umum sengaja kami pilih sebagai lokasi berkumpul agar masyarakat bisa lebih mengenal musang. Paling tidak, mereka tidak takut ataupun risau lagi bila bertemu musang, ujar Wakil Ketua Optimus, Serafim, kepada bacadong, Rabu (14/01).Beranggotakan sekitar 40 orang, komunitas ini sengaja dibentuk untuk mewadahi pencinta hewan yang senang berkeliaran dimalam hari. Kami membangun komunitas ini lebih sebagai wadah berkumpul sesama pecinta musang, dan berbagi segala sesuatu tentangnya, tutur Serafim.Menurut Serafim atau yang biasa disapa Cepi, musang yang dikenal sebagi hewan liat sebenarnya bisa menjadi hewan peliharaan bila dipelihara sejak masih bayi. "Hewan eksotik satu ini juga bisa menjadi jinak dan nurut bila dipelihara dari bayi," katanya.Bagi para pencinta musang yang ingin bergabung di Optimus, disarankan janganlah sunkan. Karena komunitas yang berkumpul di Taman Kota 2 BSD dan Taman Menteng Bintaro ini sangatlah terbuka untuk siapa saja yang mau bergabungaMasyarakat yang ingin bergabung juga tak harus memiliki musang. Tapi paling tidak tertarik pada hewan ini. Memelihara musang itu bisa dibilang susah susah gampang. Susah karena musang itu hewan yang cepat bosan terhadap jenis makanan. Untungnya mereka mau mengonsumsi segala jenis makanan, pungkasnya.SAYANGsekali Singgih Setyo Utomo kepada Leo. Kamis malam itu (22/5) Singgih terlihat mengoleskan tisu basah pada tubuh Leo. Komplet, mulai kepala hingga ekor. Belaian itu sungguh lembut dan penuh kasih sayang. Ini supaya Leo terjaga kebersihannya. Diakanhabis lari dan menempel ke mana saja, ujar pembina Brotherhood of Civet (BOC) itu.Leo yang dikasihinya itu memang bukan kerabat Singgih. Leo adalah seekor musang jawa. Setelah tubuh Leo terasa bersih, Singgih pun menyerahkannya kepada anak-anaknya. Sejurus kemudian, Singgih berseru, Ayo, Rek, ke sini. Musangnya dikenalkan satu per satu!Malam itu Singgih memang tidak sendirian. Dia bersama beberapa anggota BOC, total mencapai 22 orang plus keluarga mereka, sedang bercengkerama di Monumen Gubernur Suryo di Taman Apsari, depan Gedung Grahadi. Tentu, orang-orang itu ditemani musang kesayangan masing-masing. Binatang menyusui tersebut terlihat berlarian ke sana-kemari. Sesekali, para musang itu juga memanjat punggung dan kepala para tuannya.Binatang yang dibawa BOC terdiri atas berbagai jenis. Misalnya, musang pandan. Musang pandan dikenal punya bau yang khas, mirip daun pandan. Bau itu berasal dari kelenjar di dekat anus musang. Tampilannya, musang tersebut punya bercak putih di ujung ekor dan di atas kepala. Petani juga kerap memelihara musang pandan itu sebagai penghasil kopi luwak.Selain itu, ada yang membawa musang bulan yang warnanya hitam pekat tanpa corak dan motif. Sebagian lagi membawa musang akar yang bertubuh cenderung kecil, tetapi ekornya panjang dengan jidat putih.BOC lahir pada 2 Maret 2014. Penggagasnya adalah Singgih bersama lima orang yang sama-sama hobi memelihara musang. Dan tujuan mereka pun idem ditto. Yakni, menjadikan musang sebagai binatang peliharaan layaknya kucing atau anjing. Bukan malah diburu atau dijadikan santapan. Saya pernah lihat ada menu sate musang. Padahal, ada beberapa jenis musang yang terancam punah, ucap Singgih.Singgih mengakui bahwa memelihara musang cukup sulit pada awalnya. Perlu sekitar dua minggu sampai sebulan untuk mengubah perilakunya yang liar menjadi jinak. Salah satu teknik pendekatan kepada musang disebut sebagai diincip. Artinya, pemilik harus memberi makan musangnya langsung dari tangan. Suapan itu dimaksudkan agar musang terbiasa dengan sentuhan tangan pemiliknya.Selanjutnya, majikan harus berani membuka pintu kandang musang. Kalau hewan tersebut tidak menyerang, artinya ia sudah jinak. Kalau digigit di awal, itu biasa, kata Singgih seraya mengelus Leo.Kini Singgih punya empat musang. Semuanya menghibur. Sebab, menurut dia, memelihara musang jauh lebih simpel. Musang hanya perlu diberi makan dan rutin dibersihkan. Tidak perlu ke salon seperti kucing dan anjing.Laki-laki 34 tahun itu menjelaskan, BOC juga mempunyai tujuan lain. Yakni, menjaga kelestarian musang dan mengembangbiakkannya. Untuk itu, BOC mempunyai program kerja mengawinkan musang yang dimiliki antaranggota. Boleh disebut, antaranggota bisa jadi besan.Itu terutama dilakukan kalau anggota punya jantan dan betina yang sama-sama masuk musim kawin. Tapi, ini hanya dilakukan satu jenis. Kalau beda jenis, nanti bisa jelek hasilnya, ucapnya.Singgih lantas memperkenalkan anggota BOC yang berhasil mengembangbiakkan musang. Yakni, Ahmad Fadillah. Bulan lalu saya berhasil mengembangbiakkan musang pandan jawa dua kali, kata Ahmad.Ahmad juga mengaku bangga dengan musang miliknya yang bernama Tio. Sebab, Tio selalu buang air kecil dan besar di kamar mandi. Itu dilakukan setiap pagi sampai sore saat Ahmad membuka pintu kandang Tio.Menurut Ahmad, itu sangat membantu pekerjaannya. Ya enak, saya jadinggakperlu mengepel di sana-sini, ucapnya, lantas tertawa. Namun, di tengah-tengah obrolan tersebut, salah satu musang milik anggota BOC datang. Tidak disangka, musang tersebut langsung buang air kecil di depan Ahmad dan anggota BOC yang lain. Wah, ini pasti bukan si Tio, seru anggota BOC yang lain. Dengan bahu-membahu, mereka pun membersihkan kencing tersebut dengan menggunakan tisu basah.Hal yang sama terjadi pada Aro, musang milik Ferdinand Valantino. Ferdinand mengungkapkan, Aro biasa buang air di satu tempat. Yakni, di salah satu sudut dekat kandang miliknya. Karena itu, dia tidak sulit untuk membersihkan kotoran Aro.Namun, Aro tergolong manja. Kalau sudah sakit,nggakmau makan sendiri. Maunyadisuapin. Sudah kayak anak sendiri saja, ucapnya sembari mengelus musang jenis bulan tersebut.Deri Rismanto memiliki Roy, musang pandan berwarna kelabu. Dia mengatakan, musang tersebut termasuk langka. Sebab, umumnya musang pandan memiliki warna hitam dengan corak abu-abu. Saking langkanya, Roy sering menjadi perhatian. Banyak orang yang lebihmerhatiindia daripada saya, ucap Deri.Di sela-sela obrolan tersebut, Singgih tiba-tiba teringat Momo. Bukan vokalis grup Geisha yang cantik itu, tentu. Momo adalah musang bulan yang sudah dipindahadopkan (istilah untuk dimiliki orang lain) ke Kalimantan. Soal pindah adop itu, Singgih mengaku khilaf. Sebab, dia masih begitu menyayangi Momo. Karena itu, dia kerap menanyakan kabar Momo yang dipeliharanya sejak bayi tersebut.Menurut Singgih, pindah adop itu memang wajar. Tapi, mereka sangat selektif dalam men-ACC pemilik baru. Anggota BOC baru mau melepas musang miliknya jika orang tersebut juga tahu cara merawat musang. Sebab, tujuan utama BOC bukan untuk mengomersialkan atau mengeksploitasi musang. Melainkan mengenalkan musang sebagai hewan peliharaan kepada masyarakat luas. Kami memang agak cerewet untuk pindah adop, tegas Singgih.Untuk mencapai tujuan tersebut, komunitas yang kini mempunyai 20 anggota itu kerap mengadakan pertemuan. Pertemuan tersebut berlangsung setiap Minggu pukul 08.00 di Taman Prestasi. Di sana mereka mengenalkan musang kepada pengunjung taman. Mereka juga sering tampil di pameran. Selain itu, pertemuan rutin tersebut menjadi ajangsharingpermasalahan mengenai musang. Demi kesehatan, anggota BOC juga menjadikan pertemuan itu untuk mengatur jadwal vaksin. Soalnya, setiap hewan peliharaan wajib divaksin sekali setahun, ucap Singgih.Setelah Lebaran, BOC berencana mengadakanclassroom. Itu bertujuan untuk menyamakan persepsi antaranggota mengenai musang. Ajang tersebut juga digunakan sebagai sarana pelatihan untuk menangkar atau mengembangbiakkan musang.Para anggota BOC berharap musang dapat memiliki sertifikat layaknya kucing atau anjing. Sebab, dengan begitu, status musang sebagai hewan peliharaan dapat diakui. Khususnya di Indonesia. Soalnya, bagaimanapun, Indonesia mempunyai ras musang paling banyak, harap Deri.(Achmad Chudori/c6/dos)

DAPUShttp://www.jawapos.com/baca/artikel/1484/bukan-hewan-liar-bisa-jadi-binatang-peliharaanhttp://bacadong.com/berita/read/39/remaja/2015/01/14/345/optimus-komunitas-yang-rajin-sosialisasikan-musang-sebagai-hewan-peliharaan