bac-ppsd-12

75
Unit 12 TINDAK-LANJUT HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENDAHULUAN Tindak lanjut adalah titik kulminasi yang khas dari penelitian tindakan kelas (PTK). Jadi, kalau penelitian lain umumnya berakhir pada penarikan kesimpulan atau mungkin juga sampai dengan penyusunan rekomendasi, pada PTK harus ada “action” dari rekomendasi yang dihasilkan melalui proses penelitian. Dengan mengutip istilah plesetan anak-anak muda, PTK tidak sama dengan NATO (N ot A ction T alk O nly). Seperti apa bentuk tindak lanjut dan bagaimana mengaplikasikanya dalam praktik, akan dipaparkan pada uraian berikut ini. Mudah-mudahan, dengan uraian tersebut banyak kalangan yang dapat memetik hikmah dan kemanfaatan dari penelitian tindakan kelas (PTK). Sehubungan dengan hal di atas, maka setelah mempelajari materi dalam sub unit 1 para mahasiswa diharapkan akan memahami dan dapat melakukan tindak lanjut hasil penelitian tindakan kelas dalam beberapa bentuk: 1. mampu menyebutkan berbagai tindak lanjut hasil-hasil penelitian kelas yang dapat dilakukan 2. mampu menjelaskan konsekuensi tindak lanjut hasil PTK terhadap aspek-aspek pembelajaran 12.1

Upload: muhammad-tajudin-nur

Post on 20-Jun-2015

5.734 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAC-PPSD-12

Unit 12

TINDAK-LANJUT HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENDAHULUAN

Tindak lanjut adalah titik kulminasi yang khas dari penelitian tindakan kelas

(PTK). Jadi, kalau penelitian lain umumnya berakhir pada penarikan kesimpulan atau

mungkin juga sampai dengan penyusunan rekomendasi, pada PTK harus ada “action”

dari rekomendasi yang dihasilkan melalui proses penelitian. Dengan mengutip istilah

plesetan anak-anak muda, PTK tidak sama dengan NATO (Not Action Talk Only).

Seperti apa bentuk tindak lanjut dan bagaimana mengaplikasikanya dalam

praktik, akan dipaparkan pada uraian berikut ini. Mudah-mudahan, dengan uraian

tersebut banyak kalangan yang dapat memetik hikmah dan kemanfaatan dari

penelitian tindakan kelas (PTK).

Sehubungan dengan hal di atas, maka setelah mempelajari materi dalam sub

unit 1 para mahasiswa diharapkan akan memahami dan dapat melakukan tindak lanjut

hasil penelitian tindakan kelas dalam beberapa bentuk:

1. mampu menyebutkan berbagai tindak lanjut hasil-hasil penelitian kelas yang dapat

dilakukan

2. mampu menjelaskan konsekuensi tindak lanjut hasil PTK terhadap aspek-aspek

pembelajaran

3. mampu menjelaskan upaya mereview pelaksanaan tindakan kelas yang dinilai

tidak berhasil

4. mampu menjelaskan kemungkinan tindak lanjut dalam bentuk pelaksanaan

penelitian lanjutan

5. mampu mendeskripsikan kemungkinan tindak lanjut hasil penelitian tindakan

kelas dalam bentuk pelembagaan penelitian tindakan kelas di sekolah.

Selanjutnya, setelah mempelajari uraian-uraian subunit 2 diharapkan mahasiswa

pembaca modul ini mampu :

1. Menindaklanjuti hasil analisis PTK tentang pemanfaatan waktu belajar

2. Menindaklanjuti hasil analisi PTK tentang pengembangan proses berfikir tinggi

3. Menindaklanjuti hasil analisis PTK tentang pengembangan nilai dan sikap

12.1

Page 2: BAC-PPSD-12

4. Mengembangkan proses pembelajaran agar peserta didik memiliki penguasaan

kognitif, afektif dan psikomotor yang paling maksimal.

Setelah mengkaji secara saksama uraian materi pada unit ini, selanjutnya Anda

diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat di masing-masing sub unit,

membaca rangkuman, dan mengerjakan soal-soal tes formatif yang disediakan di bagian

akhir tiap-tiap subunit. Pedoman jawaban latihan telah tersedia pada masing-masing

subunit, demikian halnya kunci jawaban tes formatif juga telah disediakan di bagian akhir

unit ini. Namun demikian, Anda diminta untuk menjawab soal-soal latihan dan soal-soal tes

formatif secara mandiri terlebih dahulu sebelum mencocokkannya dengan pedoman

jawaban latihan ataupun kunci jawaban tes formatif yang telah disediakan.

Selamat belajar, semoga sukses!

12.2

Page 3: BAC-PPSD-12

SUB UNIT 1

Bentuk-bentuk Tindak-Lanjut

Sudah jamak diketahui bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) lebih

menekankan pada upaya perbaikan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Dengan perkataan lain, tidak hanya perlu menyimpulkan suatu fenomena yang

diselidiki, tetapi yang lebih penting justru menyangkut tindakan (action) yang harus

ditindaklanjuti oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas.

Secara umum, bentuk-bentuk tindak lanjut yang dapat dilakukan akan

berkenaan dengan materi atau bahan pembelajaran dan metodologi pembelajaran. Hal

ini didasarkan pada pemikiran bahwa siswa akan dapat belajar dengan baik apabila

bahan pembelajaran dikemas sedemikian rupa, sehingga mudah dipelajari dan

dikuasai oleh siswa. Setelah bahan pembelajaran dikemas dengan baik, maka cara

penyajiannya melalui berbagai aspek metodologi pembelajaran pun dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya.

Cobalah diibaratkan bersantap makanan, suatu penganan akan menjadi nikmat

jika penganan tersebut dibuat dengan bahan terpilih, diberikan bumbu atau ramuan

secara serasi, dan diolah (dimasak, dibakar, direbus) secara tepat. Meskipun sudah

diproses sedemikian rupa, kenikmatannya akan menjadi lebih asyiiiiik, jika kemudian

dihidangkan dengan penataan yang menarik. Kalau kita membandingkan belanja

jajanan tradisional yang dijual di pasar tradisional dan di supermarket atau

hypermarket, esensinya tidak berbeda, tetapi karena jajanan tersebut dikemas dengan

bungkusan kertas mengkilap, diberi merk dagang, dan dipajang dengan apik di rak-rak

yang tertata rapi harganya bisa berlipat-lipat lebih mahal daripada barang serupa yang

dijajakan di pasar tadisonal.

Kadangkala, suatu materi yang biasa-biasa saja, menyangkut kehidupan

sehari-hari di seputar kita menjadi terasa penting begitu informasi tersebut dikemas

dengan cara dan media yang menarik. Cerita dongeng “Bawang Merah dan Bawang

Putih” yang disebarluaskan secara lisan oleh nenek moyang kita masa lalu menjadi

tetap menarik dan menyedot penonton ketika diayangkan di layar televisi, dengan

dukungan skenario, penyutradaraan yang tepat, serta tata lampu penuh animasi

menarik.

12.3

Page 4: BAC-PPSD-12

Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat pula diibaratkan keberhasilan

peneliti/pemulia tanaman menemukan “bibit tanaman buah unggul”. Bibit yang

dipromosikan mampu berproduksi banyak, tahan hama, enak rasanya, dan bernilai

ekonomi tinggi tidak akan otomatis terwujud dalam realitas jika tidak didukung

misalnya, dengan pengolahan lahan yang baik, sistem pengairan yang berkelanjutan,

pemupukan yang proporsional, serta pemantauan dan pengendalian hama dan

penyakit (termasuk gulma) secara sistimatis.

Dalam kaitannya dengan PTK, hasilnya tidak akan berdampak signifikan

untuk membenahi dan meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran jika aspek-

aspek terkait lainnya tidak dibenahi pula secara simultan. Misalnya menyangkut

penataan dan pengorganisasian materi pelajaran, metodologi pembelajaran,

pengelolaan kelas dan siswa, peningkatan kompetensi guru, dan perbaikan

manejemen sekolah. Hal ini dapat dipahami, karena pembelajaran di kelas dan

sekolah umumnya merupakan suatu sistem. Jika terjadi perubahan pada satu

komponen akan berdampak terhadap perubahan komponen lainnya. Perhatikanlah

secara cermat bagan berikut ini.

Jika memperhatikan bagan di atas, maka terlihat bahwa pembelajaran yang

berhasil ditentukan oleh proses pembelajarannya, termasuk kualitas dari perencanaan

yang dilakukan. Di samping itu, pembelajaran yang berhasil ditentukan pula oleh

input (misalnya, guru, buku, manajelemen sekolah, dan lingkungan), karena dengan

input yang baik dimungkinkan terjadi proses yang baik. Lebih lanjut, baik-tidaknya

suatu hasil dan proses pembelajaran akan diketahui jika evaluasi pun berjalan dengan

baik, yang menungkinkan diperoleh umpan-balik yang baik untuk melakukan

perbaikan dan penyempurnaa proses pembelaaran.

Input Proses: Perencanaan,Pelaksanaan

Output

Balikan (Fedback)Perbaikan Evaluasi

12.4

Page 5: BAC-PPSD-12

1. Penataan dan Pengorganisasian Materi

Dari segi bahan pembelajaran, tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh guru

pasca pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah dengan melakukan

penyempurnaan pada pemrosesan informasi. Secara umum, materi pembelajaran

dapat disempurnakan dengan:

a. menata perurutan yang logis dan sistimatis, yang didahului dengan memetakan

materi pelajaran secara utuh, kemudian melihat kaitannya satu sama lain. Dalam

hal ini mungkin dilakukan dengan membuat urutan dari fakta ke konsep, konsep ke

prosedur, dan akhirnya prosedur ke prinsip. Dapat pula seorang guru

mengurutkannya dari yang mudah ke yang lebih sulit sampai yang tersulit, dari

yang sederhana ke yang lebih kompleks sampai yang paling kompleks, yang

sempit ke yang lebih luas sampai yang terluas cakupannya.

b. melakukan pengaitan dengan materi/mata pelajaran lain, karena mungkin “pintu

masuk” ke suatu materi akan lebih mudah jika melalui materi lain (semacam materi

pendukung atau prasyarat). Sebagai contoh, mempelajari suatu konsep dalam IPA

mungkin akan terbantu jika melalui kaitan dengan materi pelajaran matematika,

atau materi pelajaran IPS atau penyelesaian soal cerita dalam matematika akan

menjadi lebih mudah melalui “pintu masuk” dari materi pelajaran bahasa

Indonesia.

c. melakukan penyederhanaan, yang dapat ditempuh dengan membatasi penggunaan

kata-kata dan istilah yang asing, belum populer, atau tidak lazim. Kalimat-kalimat

dan paragraf yang terlalu panjang diperpendek, jenis huruf dipilih yang standar dan

diperbesar (minimal font = 12).

d. memperbanyak contoh dan ilustrasi yang lebih realisitik, sederhana, dan dekat

dengan kehidupan siswa, karena untuk sejumlah materi yang relatif abstrak akan

mudah jika diberikan contoh yang dekat dengan kehidupan atau diilustrasikan

melalui bagan, gambar, lukisan, peta, tabel, diagram, foto dan sejumlah ilustasi

menarik lainnya.

2. Perbaikan Metodologi Pembelajaran

Mungkin dalam PTK telah dihasilkan perbaikan dalam aspek tertentu dari

metodologi pembelajaran, tetapi mengingat bahwa masih banyak aspek lain yang juga

perlu diperbaiki dan disempurnakan pelaksanaannya, maka salah bentuk tindak lanjut

12.5

Page 6: BAC-PPSD-12

yang dilakukan adalah memperbaiki dan menyempurnakan metodologi pembelajaran

pada umumnya. Apa saja misalnya? Tentu banyak sekali yang dapat

direkomendasikan, tetapi paling tidak mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

a. pengembangan strategi dan model-model pembelajaran yang dapat mendorong siswa

lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan mereka. Meskipun PTK misalnya

telah menghasilkan model ceramah bervariasi yang mampu memenuhi kriteria yang

disebutkan terdahulu, tetapi tak mungkin guru hanya mengandalkan model tersebut

semata-mata. Karena pasti akan monoton dan suatu ketika menimbulkan kejenuhan

dan kebosanan pada siswa. Di samping itu, sebaik apa pun suatu model atau metode

tidak pernah model tersebut cocok untuk semua materi dan materi pelajaran, semua

karakteristik siswa, dan berlaku sepanjang masa.

b. Pengembangan media dan alat peraga/pelajaran juga harus dilakukan sebagai bagian

dari konsekuensi temuan PTK yang telah dilaksanakan, karena perubahan pada

model pembelajaran yang digunakan akan berdampak pada perubahan atau

penyesuaian pula pada media dan alat peraga/pelajaran. Sebagai ilustrasi, jika PTK

merekomendasikan penggunaan ceramah bervariasi, maka berarti harus ada media

yang variatif (bisa didengar, atau dilihat, atau didengar dan dilihat). Untuk

meragakan keragaman dan kemajemukan bangsa Indonesia dalam pelajaran IPS,

tidak cukup hanya ada foto rumah adat, tetapi perlu rekaman tarian daerah, kaset

lagu-lagu berbagai bahasa daerah, atau mungkin contoh penganan tradisional

sejumlah daerah.

c. Pengembangan bahan ajar dalam hal ini harus mengalami penyesuaian pula jika

terjadi perubahan pada model atau strategi pembelajaran. Misalnya, kalau

sebelumnya siswa cukup belajar dari buku saja, mungkin jika mengikuti

pembelajaran dengan ceramah bervariasi harus dipersiapkan pula kliping koran,

majalah, ensiklopedia, kamus, album foto/gambar, peta, atlas, film-slide, rekaman

suara, dan poster.

d. Pengembangan sistem evaluasi juga sangat terkait jika terjadi perubahan

penggunaan model atau strategi pembelajaran. Jika sebelumnya guru cukup hanya

menggunakan tes pilihan ganda saja untuk mengukur prestasi siswanya, maka

kalau akan menerapkan ceramah bervariasi harus ada bentuk-bentuk penilaian

yang bervariasi pula, misalnya perlu ada soal-soal berbentuk esai, tes lisan, tes

perbuatan atau asesmen unjuk kerja. Mungkin juga kalau dalam ceramah bervariasi

ada kegiatan penugasan observasi lapangan, maka evaluasinya mungkin perlu

12.6

Page 7: BAC-PPSD-12

dilakukan dengan merekam kegiatan siswa melaksanakan observasi di lapangan,

untuk kemudian dianalisis dan dinilai secara seksama berdasarkan hasil rekaman

tersebut.

3. Perbaikan Pengelolaan Kelas dan Siswa

Dengan berubahnya model pembelajaran yang dihasilkan melalui PTK, maka

akan terjadi penyesuaian pula pada penataan ruang kelas dan pengelolaan siswa.

Penataan ruang kelas yang semula monoton, dalam arti selalu berbaris, bersaf atau

berbanjar dan semua siswa menghadap ke guru di depan kelas, kini harus berubah

pula. Paling tidak pengaturannya dapat dilakukan seperti diilustrasikan dalam

beberapa contoh berikut ini.

Posisi tempat duduk “Pola Berbaris”

Pola berbaris atau kadangkala pula disebut bersaf ini tepat jikalau seorang guru,

misalnya akan mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang bervariasi

dengan tanya-jawab.

Posisi tempat duduk “Pola Lingkaran-Berkelompok”

Pola lingkaran-berkelompok, yang dibentuk melingkar tetapi terdapat

pengelompokan kecil ini tepat jikalau seorang guru, misalnya akan mengajar dengan

menggunakan metode ceramah yang bervariasi dengan diskusi kelompok.

12.7

Page 8: BAC-PPSD-12

Posisi tempat duduk “Pola Bermain Peran”

Pola bermain peran, seperti yang dicontohkan di atas ini tepat jikalau seorang

guru, misalnya akan mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang bervariasi

dengan metode bermain peran (role playing).

Posisi tempat duduk ‘Pola Acak”

Pola Acak, seperti yang dicontohkan di atas ini tepat mungkin jikalau

seseorang guru, misalnya akan mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang

bervariasi dengan metode lainnya, seperti demonstrasi, atau dengan maksud merubah

suasana monoton yang selama ini terjadi di kelasnya.

Konsekuensi lain, pengaturan siswa juga harus berubah. Artinya, mungkin

untuk ceramah yang langsung oleh guru atau mengundang nara sumber dari luar

(studium generale) atau dengan model “tutor sebaya” (mendayagunakan siswa yang

lebih pintar) akan berakibat pada pendekatan pengelompokan, sehingga mungkin

pengelompokan siswa dapat dilakukan secara klasikal (kelompok besar atau > 15

12.8

Page 9: BAC-PPSD-12

orang), kelompok kecil (sampai dengan 15 orang), dan individual. Bahkan dapat juga

kelompok massa (lintas kelas).

4. Peningkatan Kompetensi Guru

Jika penerapan hasil PTK yang direkomendasikan diharapkan akan berhasil

baik, tentu saja guru sebagai pelaksana utama pembelajaran di kelas harus

menyesuaikan diri, dalam artian yang umum bahwa kompetensi gurunya harus

mengalami peningkatan pula, minimal untuk menyesuaikan diri dengan perubahan model

pembelajaran yang diterapkannya untuk memperbaiki kondisi interaksi belajar-mengajar

di kelas. Guru jelas tidak cukup lagi hanya sekedar menguasai satu-dua metode atau

model pembelajaran tetapi juga harus menguasasi sejumlah metode atau model yang

lebih banyak lagi. Hal ini dapat dipahami, karena guru mempunyai keterkaitan erat

dengan aspek-aspek pembelajaran lainnya. Perhatikanlah bagan berikut ini.

Jika memperhatikan bagan di atas, terlihat bahwa peserta didik (siswa) dapat

belajar dari berbagai sumber belajar, tetapi dalam hal ini siswa perlu difasilitasi oleh

guru dalam mendapatkan dan memahami berbagai sumber belajar yang ada. Selain

itu, belajar yang baik ditentukan pula oleh lingkungan belajar yang baik, yang harus

diorganisasikan dengan sebaik-baiknya oleh pendidik (guru). Dengan demikian,

kualitas dan komptensi guru juga haruslah yang terbaik, agar dapat memfasilitasi

siswanya untuk belajar memali berbagai sumber belajar dan melakukan

pengorganisasian lingkungan bvelajar dengan sebaik-baiknya.

Peserta Didik(Siswa)

SumberBelajar

Pendidik(Guru)

LingkunganBelajar

12.9

Page 10: BAC-PPSD-12

Dalam contoh tentang ceramah bervariasi mungkin harus memperhatikan

variasi tujuan pembelajaran, variasi kelompok, variasi luas ruangan, variasi

ketersediaan waktu, serta variasi sarana dan prasarana yang tersedia. Jelas hal ini akan

membawa konsekuensi variasi kompetensi guru yang akan mengelola berbagai

pendekatan tersebut. Oleh karena kompetensi mengajar atau kompetensi

pedagogiknya tidak mungkin berdiri sendiri, karena kemampuan mengajar itu hanya

gejala puncak, tetapi fenomenanya tidak akan muncul kontribusi aspek yang lain.

Oleh karena itu, maka sikap, nilai, wawasan, dan aspek-aspek kepribadian lain dari

seorang guru juga harus berubah. Perhatikan bagan sebagai berikut.

Jika memperhatikan bagan di atas, maka jelas bahwa unjuk kerja pembelajaran

yang mendidik memerlukan dukungan berbagai kompetensi. Pada level terdekat,

kompetensi itu terangkum dalam kompetensi profesional dan pedagogik (menyangkut

penguasaan bahan ajar dan metodologi pembelajarannya) dan pada level berikutnya

adalah menyangkut kompetensi kepribadian dan sosial. Contoh nyata, guru yang

pandai tetapi malas tentu tidak akan dapat diharapkan menungkatkan kualitas

pembelajaran, sebaliknya, guru yang sabar dan rajin saja tidak cukup, jika tidak

menguasasi cara mengajarkan suatu bahan ajar secara baik.

5. Perbaikan atmosfir akademik di sekolah

Sukses-tidaknya aplikasi metode

ceramah bervariasi, misalnya ditunjang pula

oleh atmosfir akademik sekolah (sering pula

disebut kultur sekolah), sehingga berdampak

pada kehadiran pengembangan atmosfir

Unjuk kerja pembelajaranyang mendidik

Unjuk kerja pembelajaranyang mendidik

Penguasaan bahan

(kurikuler & disiplin)

Penguasaan bahan

(kurikuler & disiplin)

Prinsip, strategi, dan teknik

Pembelajaran yang mendidik

Prinsip, strategi, dan teknik

Pembelajaran yang mendidik

Perancangan program pembelajaran

(keputusan situasional)

Perancangan program pembelajaran

(keputusan situasional)

Penyesuaian implementasi(keputusan

transaksional)

Penyesuaian implementasi(keputusan

transaksional)

Wawasan – nilai – sikap - kepribadianWawasan – nilai – sikap - kepribadian

12.10

Page 11: BAC-PPSD-12

akademik yang kondusif. Etos kerja, kedisiplinan, keterbukaan, kekeluargaan,

kenyamanan, dan kesejukan, akan membuat tumbuh-kembangnya inisiatif dan

kreativitas, sehingga pembelajaran yang biasanya monoton (ceramah murni,

misalnya) berkembang ke arah pembelajaran yang variatif (ceramah bervariasi).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan atmosfir

akademik yang kondusif ini adalah mengembangkan aturan yang mengikat (minimal

secara moral) berbagai komponen/warga sekolah. Misalnya, dengan mengintrodusir

peraturan berikut.

TATA TERTIB SEKOLAH *)

UMUM

Hak dan Kewajiban

A. Hak dan Kewajiban Orangtua/Wali

1. Berhak memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya

2. Berkewajiban ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi

mereka yang dibebaskan dari kewajiban tersebut menurut peraturan

perundangan/kebijakan pemerintah

B. Hak dan Kewajiban Siswa

1. Hak

a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan

diajarkan oleh guru yang seagama

b. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya

c. Mendapatkan beasiswa (jika dananya tersedia) bagi yang berprestasi yang

orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikan

d. Mendapatkan biaya pendidikan (jika dananya tersedia) bagi mereka yang

orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya

e. Pindah ke sekolah lain, sepanjang yang bersangkutan telah memenuhi

kewajibannya di sekolah asal dan sekolah yang dituju bersedia menerimanya

12.11

Page 12: BAC-PPSD-12

f. Menamatkan pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak

menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditentukan.

2. Kewajiban

a. Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan

keberhasilan pendidikan

b. Ikut memelihara sarana dan prasarana pendidikan dan pembelajaran yang ada di

kelas mau[pun di sekolah pada umumnya.

C. Hak dan Kewajiban Guru

1. Hak

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial;

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan

intelektual;

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk

menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,

penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah

pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi

akademik dan kompetensi; dan/atau

k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

2. Kewajiban

12.12

Page 13: BAC-PPSD-12

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni;

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,

agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status

sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,

serta nilai-nilai agama dan etika; dan

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

KHUSUS

Semua pihak yang berhubungan langsung dengan perikehidupan persekolahan, yang

meliputi: (a) pelajar; (b) Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah, guru dan tenaga

teknis lainnya; serta (c) tenaga administrasi; Wajib Mematuhi;

A. Upacara Bendera:

1. Pada tiap hari Senin, sebelum sekolah dimulai, diadakan upacara penaikan

bendera Merah-Putih yang diikuti oleh semua pelajar, Kepala Sekolah, Guru,

tenaga teknis lainnya dan tenaga administrasi yang bersangkutan.

2. Upacara Bendera dipimpin oleh Kepala Sekolah atau salah seorang guru yang

ditunjuk.

3. Upacara Bendera disertai menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diikuti dengan

mengheningkan cipta.

4. Upacara harus dilakukan dengan khidmat dan tertib.

5. Ketentuan lebih jauh tentang upacara bendera dapat dilihat dalam lampiran.

B. Kegiatan Intra Kurikuler:

1. masuk sekolah:

Para siswa harus datang/berada di sekolah sebelum pelajaran dimulai. Para siswa

wajib memasuki ruangan kelasnya secara teratur. Para siswa baru boleh duduk

setelah guru duduk;

2. waktu belajar:

12.13

Page 14: BAC-PPSD-12

Sebelum belajar dimulai, para siswa harus sudah siap untuk menerima pelajaran

yang akan diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;

3. waktu istirahat:

Para siswa tidak dibenarkan tinggal di dalam ruangan kelas, tetapi tetap dalam

halaman gedung sekolah; kecuali jika keadaan tidak mengizinkan misalnya waktu

hujan;

4. waktu pulang:

Para siswa pulang pada waktu pelajaran sudah selesai;

5. kebersihan dan keindahan sekolah:

Setiap siswa wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah.

6. cara berpakaian

Para siswa wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sekolah.

B. Kegiatan Ekstra kurikuler

Para siswa sangat dianjurkan terlibat secara selektif (berdasarkan pilihan bakat,

minat, kebutuhan, dan kondisi siswa) dalam salah satu atau beberapa kegiatan:

1. Organisasi Siswa Intra Kurikuler (di dalam lingkungan sekolah hanya ada

organisasi Intra sekolah)

2. Kepramukaan;

3. Keolahragaan;

3. Kesenian;

4. Palang Merah Remaja;

5. Science Club

6. dan lain-lain.

C. Larangan-larangan bagi para siswa:

1. Meninggalkan sekolah/pelajaran selama jam-jam pelajaran berlangsung, tanpa izin

Kepala Sekolah atau guru di sekolah yang bersangkutan;

2. Membawa, mengedarkan, dan mengkonsumsi rokok, minuman keras, narkotika,

obat terlarang, dan sejenisnya.

3. Berpakaian serta berpenampilan yang tidak senonoh dan bersolek yang

berlebihan;

4. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengganggu jalannya pelajaran dan atau

persekolahan.

12.14

Page 15: BAC-PPSD-12

D. Sanksi-sanksi bagi para siswa, dapat berupa:

1. Peringatan secara lisan langsung kepada pelajar;

2. Peringatan secara lisan langsung kepada pelajar di hadapan orangtua/wali.

3. Peringatan tertulis kepada pelajar dengan tembusan kepada orang tua/wali;

4. Dikeluarkan untuk sementara;

5. Dikeluarkan dari sekolah;

Dilaksanakan sedemikian rupa sehingga secara paedagogis tidak merugikan pelajar.

E. Untuk Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan

lainnya

1. Tugas dan kewajiban selaku pengajar:

a. Membuat persiapan mengajar sebagaimana mestinya.

b. Datang mengajar dan berada di sekolah setiap hari kerja.

c. Mengadakan evaluasi belajar dan pembelajaran secara teratur.

d. Ikut memelihara tertib kelas dan sekolah.

e. Ikut membina hubungan baik antar sekolah dengan orang tua

murid dan masyarakat.

2. Tugas dan kewajiban selaku pendidik:

Menjunjung tinggi dan berlaku sesuai dengan etika guru.

3. Tugas dan kewajiban selaku anggota keluarga sekolah:

Membantu kelancaran jalannya pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

4. Tugas dan kewajiban selaku anggota masyarakat:

Membina dan membimbing hubungan yang saling mengisi antara pendidikan di

rumah/masyarakat dan di sekolah.

5. Larangan-larangan:

Para guru harus menghindari hal-hal yang tidak seyogyanya/patut/pantas

dilakukan oleh seorang pendidik.

6. Sanksi-sanksi dapat berupa:

a. Teguran lisan.

b. Peringatan tertulis.

c. Pemberhentian sementara.

d. Pemecatan.

12.15

Page 16: BAC-PPSD-12

Dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan tata usaha kepegawaian yang

berlaku.

7. Tugas dan kewajiban selaku kepala/wakil kepala sekolah:

a. Membimbing semua guru dan tenaga teknis lainnya dalam

lingkungannya ke arah kesempurnaan pelaksanaan tugas dan bertingkah laku

paedagogis baik di dalam maupun di luar sekolah;

b. Wajib membimbing semua pelajar yang ada dalam asuhan

sekolahnya.

c. Memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tata usaha

sekolah;

d. Larangan dan sanksi yang berlaku untuk guru berlaku pula untuk

kepala/wakil kepala sekolah.

8. Bagi Tenaga Administrasi

a. Tugas dan kewajiban selaku pegawai negeri:

Melaksanakan tugas-tugas pokoknya selaku pegawai tata usaha sekolah.

b. Tugas dan kewajiban selaku anggota keluarga sekolah:

Membantu kepala sekolah dalam memelihara ketertiban dan menunjang tertib

sekolah.

c. Sanksi-sanksi:

Pelanggaran-pelanggaran terhadap tugas dan kewajiban dapat dikenakan sanksi

baik yang bersifat edukatif maupun administratif kepegawaian.

Kepala Sekolah diberi wewenang untuk menjabarkan lebih lanjut tata tertib di

lingkungan masing-masing dengan berpedoman kepada tata tertib ini.

*) Disusun berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sert Keputusan Menteri P dan K No. 14/U/1974 Tanggal 1 Mei 1974

6. Dukungan orangtua dan masyarakat

Berkenaan dengan pembelajaran di kelas, banyak pihak yang sangat yakin

bahwa dukungan orangtua dan masyarakat pun berkontribusi signifikan. Seorang

teman guru pernah berbagi pengalaman, ketika katanya, yang bersangkutan mengajar

12.16

Page 17: BAC-PPSD-12

di suatu SD favorit respon siswa dan orangtuanya sangat positif. Dicontohkan, “Anak-

anak, bapak mengajarkan pelajaran ini, menggunakan buku ini, karangan si ini, dan

penerbitnya ini”. Begitu besok harinya masuk ke kelas, hampit seratus persen

muridnya sudah memegang buku yang disebutkan satu hari sebelumnya, karena

begitu pulang dari sekolah kemaren, siswa langsung mengajak orangtuanya mencari

buku yang disebutkan guru di sejumlah toko buku di kota tersebut.

Ketika kemudian teman guru ini pindah ke sekolah lain (sekolah biasa-biasa

saja), yang terjadi adalah sebaliknya. Ketika guru yang bersangkutan mengharapkan

siswanya memilik buku yang dijadikannya pegangan dalam mengajar di kelas,

ternyata sampai tiga bulan ke depan tidak sampai sepuluh persen yang sudah

memilikinya. Karena apa? Tidak lain karena dukungan orangtua dan masyarakatnya

sangat lemah. Bukan semaa-mata karena status sosial-ekonominya rendah, tetapi

karena perhatian yang kurang. Hal ini terlihat dari tampilan saat antar-jemput anaknya

bersekolah. Ada yang datang dengan kendaraan dan perhiasan mewah yang

mencolok, tetapi buku untuk anak tidak pernah diperhatikan, karena menginginkan

sekolahlah yang harus menyediakan buku bagi anak-anak mereka.

7. Pembenahan Manajemen Sekolah

Unsur lain yang tentu saja sangat berpengaruh adalah manajemen sekolah,

karena hasil PTK tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan manajemen sekolah

yang baik. Ibarat seperti ikan berenang di air keruh dan berpoluasi, ikan tersebut akan

tercemar dalam jangka pendek atau jangka panjang. Sebaliknya kalau ikan berenang

di air jernih dan bebas polusi maka ikan menjadi sehat dan bebas dari cemaran,

sehingga konsumen yang memakannya pun akan memperoleh dampak positif bagi

kesehatan jasmaniah, maupun juga rohaniahnya.

Guru yang berhasil memperbaiki kondisi pembelajaran di kelasnya, misalnya

dengan menerapkan ceramah bervariasi, perlu didukung dengan manajemen sekolah

yang baik, karena apa yang dilakukan oleh guru akan berdampak pada banyak hal,

seperti dikatakan di atas. Sementara itu, banyak hal pula bukan merupakan wilayah

kewenangan guru yang bersangkutan, tetapi kewenangan guru lain dan tenaga

kependidikan lainnya. Dalam hal inilah peran manajerial seorang kepala sekolah

menjadi sangat menentukan.

8. Review Ketidakberhasilan

12.17

Page 18: BAC-PPSD-12

Uraian di atas adalah bentuk tindak lanjut untuk pembelajaran yang berhasil

mengintrodusir suatu intervensi (misalnya, ceramah bervariasi) tetapi, apa tindak

lanjut jka intervensi yang dilakukan tidak berhasil atau gagal? Jawabannya, ada dua

kemungkinan, yaitu: (1) mengganti cara atau metode yang diprediksi akan berdampak

positif (mungkin dengan kembali melakukan PTK atau penelitian lain), dan (b)

merevisi suatu intervensi (mungkin dengan mengadakan PTK lagi atau menggunakan

pendekatan lain yang dinilai lebih tepat).

9. Penelitian Lanjutan

Bentuk tindak lanjut lainnya adalah mengimplementasikan penelitian lanjutan,

karena permasalahan pembelajaran di atas akan selalu muncul, mungkin pada materi

pembelajaran lain dalam satu bidang studi yang sama, atau dalam bidang studi

lainnya. Bisa pula pengertianya persoalan di satu kelas teratasi, muncul persoalan lain

yang harus mendapatkan penyelesaian pula. Dengan demikian, lahan penelitian

tindakan kelas (PTK) tidak akan pernah kehabisan. Sangat keliru, jika ada yang

berujar kesulitan menemukan masalah pembelajaran di kelas, sehingga kesulitan

ketika akan mengadakan PTK.

Dengan bahasa awam, ciri PTK adalah penelitian tentang “ini, kini, dan di

sini”. Beda materi atau bidang studi beda pula masalah, karenanya PTK hanya akan

meneliti yang “ini”, bukan yang “itu”. PTK juga terikat pada konteks “kini dan di

sini”. Artinya, keberhasilan seorang guru SD “X” melakukan suatu intervensi (melalui

PTK) tidak dapat langsung diimplementasikan di SD “Y”, atau keberhasilan

menerapkan PTK pada siswa kelas III tahun 2007 tidak otomatis akan berhasil pula

untuk siswa kelas III tahun 2008. Di sinilah keunikan PTK, kasusnya sangat spesifik,

sehingga tidak dapat guru membentuk Tim PTK untuk menyelesaikan permasalahan

pembelajaran di dua-tiga kelas atau sekolah secara simultan (bersamaan waktu

penyelenggaraannya)

Selanjutnya, untuk memandu para guru (SD) sebagai peneliti di kelasnya

masing-masing, ada baiknya para guru memetakan potensi masalah pembelajaran di

kelasnya berdasarkan pengalaman dan pengamatannya selama menjadi guru. Dengan

adanya peta masalah tersebut, para guru memiliki “bank masalah pembelajaran” yang

menunggu giliran untuk diselesaikan dengan PYK. Sebagai acuan, peta masalah

tersebut dapat dibuat dalam bentuk matriks sebagai berikut.

12.18

Page 19: BAC-PPSD-12

Tabel 12.1Peta Masalah Pembelajaran di Kelas ..... SD ...

(diisi dengan check-list: )

NoMata

PelajaranKode KD

Potensi Masalah

Metode Media Alat Peraga

Pengelolaan Kelas

Pengelolaan Siswa

Evaluasi

1. IPA IPA-01

IPA-02

2. IPS IPS-01

IPS-02

3. B. Indonesia

4. PKN

5. Matematika

Dst.

Berdasarkan peta masalah di atas mungkin akan ditemukan banyak sekali

permasalahan pembelajaran yang dapat diteliti dengan metode penelitian tindakan

kelas (PTK). Misalnya:

1. Apakah kemampuan siswa melakukan operasi hitung bilangan bulat dapat diatasi

dengan menggunakan permainan TTS (Teka-Teki Silang)? Misalnya, siswa yang

mengalami kesulitan dalam operasi hitungan bilangan bulat diajak bermain TTS

yang petak-petaknya diisi dengan angka hasil penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian bilangan bulat.

2. Apakah kemampuan siswa menentukan arah mata angin dapat ditingkatkan

melalui penjelajahan alam bebas? Pada kasus siswa kesulitan menentukan arah

mata angin yang biasanya dilakukan di kelas diberi perlakuan dengan mengajak

mereka melakukan perjalanan di alam bebas, dengan mengandalkan pengetahuan

tentang posisi terbit dan terbenam matahari. Berdasarkan pengetahuan tentang

posisi terbit matahari (timur) dan terbenam matahari (barat) mereka dapat dengan

mudah menentukan posisi utara, selatan, barat laut, barat daya, timur laut, dan

tenggara. Pertanyaannya, apakah cara ini akan efektif mengenalkan arah mata

angin pada siswa SD?

12.19

Page 20: BAC-PPSD-12

3. Apakah ketrampilan siswa menentukan letak tempat di “peta buta” dapat

dilakukan dengan metode bongkar pasang “puzzle” (mozaik)?

4. Apakah kemampuan siswa memahami anatomi manusia dapat dibelajarkan

melalui VCD tentang anatomi manusia? Dalam mengajarkan anatomi tubuh

manusia dapat dilakukan melalui “torso”, tetapi karena harga “torso” mahal,

sementara harga VCD relatif murah, apakah dengan menggunakan VCD mampu

mempermudah siswa memahami anatomi manusia.

5. Apakah pelabelan dengan dwi-bahasa (Bahasa Ibu dan Bahasa Indonesia) pada

berbagai Sudut Sekolah dapat meningkatkan perbendaharaan kata dalam Bahasa

Indonesia Murid Kelas I SD? Jadi, misalnya untuk meningkatkan perbendaharan

kata dalam bahasa Indonesia murid kelas I SD apakah akan dapat terbantu dengan

melakukan tindakan memberi label dalam bahasa Ibu dan bahasa Indonesia nama-

nama benda seperti lemari, pintu, jendela, papan tulis, ruang kantor, ruang guru,

perpustakaan, kakus, tempat parkir, dan sebagainya.

6. Apakah membawa siswa menonton sidang-sidang DPRD mampu meningkatkan

pemahaman siswa tentang demokrasi? Jadi, bagi SD yang letaknya berdekatan

dengan gedung DPRD setempat, mungkin dapat dicoba mengajarkan pelaksanaan

demokrasi kepada siswa dengan membawa mereka beberapa kali menonton

sidang-sidang DPRD (yang sifatnya terbuka atau tidak rahasia).

7. Apakah mengganti syair lagu pop anak-anak dengan narasi rumus matematika

dapat meningkatkan kemampuan mengingat rumus-rumus matematika bagi murid

SD? Misalnya, kalau ditemukan masalah siswa kesulitan mengingat sejumlah

rumus matematika, kemudian guru melakukan tindakan dengan merubah syair

lagu pop anak-anak, seperti: “naik, naik ke puncak gunung, tinggi, tinggi sekali”

dirubah menjadi “kalau sisi .... kali ... sisi itulah luas bujur sangkar”.

8. Apakah dengan melagukan huruf dan rangkaian huruf dapat membantu

percepatan kemampuan membaca siswa kelas I SD? Misalnya, guru mengajarkan

membaca dengan menyanyi seperti berikut: a - n - a, na, ana, a - n - i, ni ani. b - u

- d - i, budi, w - a - t - i, wati, ... dst.

10. Diseminasi Hasil Penelitian

Meskipun tidak secara otomatis dapat diimplementasikan ke konteks lain,

tetapi jika suatu penelitian tindakan kelas (PTK) berhasil diimplementasikan

intervensinya tetap dapat dan bahkan perlu didesinasikan, atau dengan kata lain

12.20

Page 21: BAC-PPSD-12

“ditularkan” keberhasilan tersebut ke pihak lain, supaya terjadi proses berbagai

informasi dan berbagi pengalaman. Dengan demikian penelitian tindakan kelas dapat

dikembangkan lebih lanjut. Beberapa cara diseminasi yang mungkin dapat dilakukan

adalah melalui cara-cara sebagai berikut.

a. Bedah Buku

Bedah buku dilaksanakan oleh satu atau

beberapa orang dengan membaca satu buku

(laporan PTK) yang sama atau berbeda, untuk

kemudian dipresentasikan dan didiskusikan

bersama peserta/anggota kelompok diskusi.

Jadi, bedah buku dapat dilakukan membahas 1

(satu) judul buku atau beberapa judul dalam satu kegiatan: (a) satu buku dibahas 1

orang atau 2-3 orang narasumber; (b) beberapa buku dibahas beberapa narasumber

(masing-masing buku seorang narasumber).

Tujuan suatu kegiatan bedah buku (laporan penelitian) adalah untuk

memahami isi suatu buku atau beberapa buku laporan PTK dengan sebaik-baiknya

sesuai dengan kebutuhan peserta.

Pengaturan kegiatan untuk melaksanakan bedah buku dapat diterapkan dengan

menempuh proses kerja sebagai berikut:

Penyelenggara Kegiatan/Pimpinan Acara

o menentukan dan menghubungi narasumber yang sesuai dengan buku laporan

penelitian tindakan kelas yang akan dibedah

o memilih buku laporan penelitian tindakan kelas (satu atau beberapa judul

buku) yang dibutuhkan untuk dipahami secara baik oleh peserta bersama

narasumber; buku terpilih selanjutnya dibaca secara seksama oleh

narasumber sebagai bahan presentasinya

o membeli/menggandakan buku penelitian tindakan kelas yang akan dibedah

sebanyak jumlah peserta

a. menyiapkan kelengkapan dan peralatan teknis yang diperlukan dalam kegiatan

bedah buku laporan penelitian tindakan kelas

12.21

Page 22: BAC-PPSD-12

b. menjadi moderator selama bedah buku berlangsung

c. merangkum atau membuat kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan

Peserta

o membaca buku laporan penelitian tindakan kelas yang telah dipersiapkan

penyelenggara

o menandai bagian-bagian penting untuk dipertanyakan atau dipahami lebih jauh

kepada narasumber

o mengajukan pertanyaan atau mengomentari isi buku laporan penelitian

tindakan kelas yang telah dibaca dan dipersiapkan sebelumnya

Narasumber

o membaca buku laporan penelitian tindakan kelas yang akan dibedah secara

seksama

o mempresentasikan isi buku laporan penelitian tindakan kelas dan

membahasnya secara kritis

o menjawab setiap pertanyaan atau komentar peserta

o membuat kesimpulan atau rangkuman atas sejumlah persoalan yang

disampaikan

b. Pembuatan Poster Bersama

Pembuatan poster bersama dilakukan dalam bentuk membuat poster suatu

laporan PTK dilakukan oleh sejumlah orang (partisipan) dibagi ke dalam beberapa

kelompok kecil (1-3 orang) untuk membahas (menulis) suatu topik yang sama atau

bagian topik yang telah dipecah-pecah, untuk kemudian dirangkum menjadi tulisan

bersama sejumlah orang (gabungan dari kelompok-kelompok kecil).

Tujuannya adalah agar ketika membuat poster, para peserta (guru) dapat

menghayati isi laporannya, untuk kemudian setelah digabung akan mendapatkan

gambaran yang utuh dan mudah dipahami tentang isi laporan PTK, yang telah

dimodifikasi dalam bentuk poster tersebut. Pengaturan kegiatan ini dilakukan

dengan menempuh proses kerja sebagai berikut:

Penyelenggara

o menentukan topik laporan penelitian tindakan kelas yang akan dibahas

(ditulis)

12.22

Page 23: BAC-PPSD-12

o membagi peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil (1-3 orang)

o membagi tugas; satu kelompok kecil membahas 1 (satu) bagian topik atau

setiap kelompok kecil membahas topik yang sama (tanpa pemecahan topik)

o menetapkan alokasi waktu

penyelesaian tugas penulisan laporan

penelitian tindakan kelas masing-

masing kelompok kecil

o memfasilitasi kelompok kecil dalam menyelesaikan tugas-tugas laporan

penelitian tindakan kelasnya

o menyiapkan ruangan dan perlengkapan teknis untuk presentasi (melaporkan)

hasil kerja masing-masing kelompok

o membahas hasil kerja kelompok kecil dalam pertemuan seluruh peserta

(pleno)

o merangkum hasil-hasil kerja kelompok kecil sehingga dihasilkan

tulisan/karangan bersama yang utuh dan mencerminkan gagasan kolektif

peserta

o menyampaikan hasil kerja (tulisan) kepada pihak yang berkepentingan atau

mempublikasikannya melalui media (diseminarkan)

Peserta (Kelompok Kecil)

o mengerjakan tugas penulisan laporan penelitian tindakan kelas yang telah

disepakati secara, termasuk mencari referensi, berdiskusi sesama anggota, dan

menuliskan gagasannya

o mempresentasikan hasil (tulisan/karangan) di depan peserta/kelompok lain

o memberi masukan untuk tulisan kolektif sebagai produk akhir kegiatan

c. Demonstrasi Kerja (Working Group)

Demonstrasi kerja dilakukan oleh seseorang atau tim peneliti PTK untuk

mendemonstrasikan kepada sejumlah orang/kelompok tentang proses pelaksanaan

kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

telah dilakukan atau mempertunjukkan hasil

dari suatu prosedur PTK yang spesifik.

Misalnya, baaimana observasi dilakukan,

bagaimana wawancara dilaksanakan, dan

12.23

Page 24: BAC-PPSD-12

bagaimana membuat catatan lapangan. Kemudian, diberikan kepada pihak yang

menyaksikan kegiatan tersebut untuk bertanya dan mendiskusikannya dengan pihak

yang mendemonstrasikan prosedur kerja tersebut.

Tujuannya adalah untuk mengamati suatu prosedur kerja/operasi untuk

kemudian mempraktekkannya sendiri. Sementara itu, pengaturan kegiatannya adalah

sebagai berikut.

Penyelenggara/Pimpinan Kegiatan:

o mempersiapkan ruangan beserta peralatan/perlengkapan dan hal-hal teknis lain

yang diperlukan

o menjelaskan tujuan demonstrasi pelaksanaan penelitian tindakan kelas

o mengalokasikan waktu sesuai dengan prosedur kerja yang akan ditempuh

o menjelaskan langkah-langkah kerja, sambil memperlihatkan cara kerjanya

o memecah peserta kegiatan menjadi kelompok-kelompok kecil untuk

mempraktekkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang

didemonstrasikan

o merangkum langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah

didemonstrasikan

Peserta Kegiatan

o memahami tujuan demonstrasi pelaksanaan penelitian tindakan kelas secara

baik

o menyimak petunjuk-petunjuk secara seksama

o mempersiapkan diri untuk mengerjakan tugas yang akan dilakukan

o memperhatikan setiap langkah kerja pelaksanaan penelitian tindakan kelas

secara sungguh-sungguh

o mengajukan pertanyaan (jika dirasakan kurang jelas atau kurang dipahami)

o mengidentifikasi gagasan baru yang mungkin lebih praktis dan baik hasilnya

dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

o mempraktekkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang

telah didemonstrasikan

o menetapkan cara mengaplikasikan prosedur kerja pelaksanaan penelitian

tindakan kelas dalam praktik sehari-hari (di tempat kerja masing-masing)

d. Colloqium

12.24

Page 25: BAC-PPSD-12

Colloqium oleh sekitar 3-4 orang yang dipilih dari suatu kelompok (floor)

untuk menjelaskan/mempertanyakan berbagai isu tentang penelitian tindakan kelas

atau PTK (aspek-aspek dari PTK) yang telah dilaksanakan kepada 2-3 orang

narasumber secara berhadapan, yang dihadiri sejumlah orang dari berbagai unsur

(kelompok).

Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi

yang tepat dan akurat dari para ahli/akar tentang

penelitian tindakan kelas atau PTK (sebagai

narasumber) tentang suatu persoalan/permasalahan

yang dipertanyakan oleh wakil-wakil kelompok/unsur

(floor).

Pengorganisasian kegiatan colloqium dilakukan dengan menempuh proses

kerja sebagai berikut.

Penyelenggara/Pimpinan Acara:

o Menentukan topik atau tema yang relevan untuk penelitian tindakan kelas

yang akan dibicarakan

o Memilih dan menghubungi narasumber penelitian tindakan kelas (pakar) yang

sesuai dengan topik, serta menjelaskan peran dan fungsinya dalam kegiatan

colloqium

o Mempersiapkan berbagai kelengkapan teknis yang diperlukan dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas

o Menempatkan dua meja (dan kursi sebanyak 3-4 buah) berhadapan secara

diagonal di depan ruangan; narasumber duduk berderet pada satu sisi dan

wakil-wakil kelompok/unsur di sisi lainnya

o Menjelaskan topik/tema pembicaraan kepada floor dan wakil-wakil

kelompok/unsur

o Memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk mengemukakan

pendapat/saran, yang terutama akan disampaikan oleh wakil masing-masing

kelompok/unsur dalam kegiatan tersebut; peserta dimungkinkan untuk dibagi

kedalam kelompok-kelompok kecil, yang kondisi/karakteristiknya sama

12.25

Page 26: BAC-PPSD-12

o Memilih 3-4 orang sebagai wakil kelompok/unsur yang akan mempertanyakan

persoalan/permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah

dipersiapkan

o Bertindak sebagai moderator/pimpinan acara saat kegiatan berlangsung

o Mempersilakan hadirin (floor) untuk mengajukan pertanyaan tambahan jika

dianggap perlu dan waktunya memungkinkan

o Merangkum sumbangan pemikiran (jawaban) narasumber atas pertanyaan

yang diajukan wakil kelompok maupun floor

o Merekomendasikan sejumlah tindakan lanjutan yang diperlukan

Peserta (Floor)

o memperjelas dan merumuskan masalah-masalah pelaksanaan penelitian

tindakan kelas

o berpartisipasi dalam pembentukan kelompok kecil, pemilihan pimpinan

kelompok serta menetapkan wakil kelompok/unsur

o merumuskan pertanyaan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang

akan diajukan wakil kelompok/unsur sebaik mungkin

o menyimak secara seksama setiap pertanyaan yang diajukan kepada

narasumber

o mengajukan pertanyaan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas

tambahan kepada narasumber (jika memungkinkan)

o mencermati secara sungguh-sungguh setiap ide dan pemikiran yang muncul

selama kegiatan untuk memperkaya wawasan dan pemahaman terhadap

topik/tema yang dibahas

o menentukan tindak lanjut pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan

hasil selama colloqium berlangsung

Wakil Kelompok/Unsur

o mempersiapkan pertanyaan bersama anggota kelompok untuk ditanyakan

kepada narasumber

o menyampaikan pertanyaan yang disusun kelompok, tanpa berduplikasi dengan

pertanyaan dari wakil/kelompok lainnya; wakil kelompok dapat memodifikasi

pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya

Narasumber

12.26

Page 27: BAC-PPSD-12

o membicarakan dengan penyelenggara/pimpinan acara sebelum kegiatan

dimulai, untuk mengetahui sesuatu yang diharapkan dari mereka

o memperjelas masalah dan isu yang akan dibicarakan

o menyiapkan informasi faktual dan menarik berkenaan dengan isu atau topik

pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dibicarakan

o menjawab setiap pertanyaan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas

yang diajukan oleh wakil kelompok/unsur maupun hadirin (floor)

o menyampaikan informasi tambahan tentang pelaksanaan penelitian tindakan

kelas yang penting, yang berkaitan dengan isu/topik pembicaraan

o merangkum secara singkat pandangan narasumber sebagaimana yang

dipaparkan selama colloqium

e. Workshop

Workshop adalah pertemuan sejumlah orang di bawah arahan beberapa pakar

(ahli) untuk membahas dan menghasilkan suatu karya/produk aplikatif dalam

mengatasi suatu permasalahan, termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam

kaitan ini workshop dipakai sebagai wahana diseminasi agar dapat saling belajar

antar-guru. Sebagai bahan utamanya adalah laporan-laporan PTK yang pernah

dilaksanakan sebagai contoh (model), baik dalam pengertian contoh tentang laporan

PTK yang “baik” dan layak untuk dijadikan rujukan maupun “contoh” yang keliru,

agar peserta tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Tujuannya adalah agar ketika melaksanakan PTK akan menghasilkan suatu

karya/produk yang dikerjakan secara kolektif dan berhasil baik, dengan prinsip

berbagi informasi, pengalaman, dan keahlian. Pengaturan kegiatan dilaksanakan

sebagai berikut.

Penyelenggara

o menentukan permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang

dihadapi bersama (suatu kelompok)

o mengidentifikasi berbagai aspek perhatian yang berhubungan dengan

permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas

o memilih dan menghubungi narasumber yang sesuai dengan konteks

permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas maupun aspek-aspek

yang termasuk di dalamnya

12.27

Page 28: BAC-PPSD-12

o menjelaskan kebutuhan kelompok dan harapan yang diaspirasikan kepada

narasumber

o menyiapkan ruangan dan kelengkapan teknis lainnya yang diperlukan

o mendorong peserta mempersiapkan segala sesuatu yang relevan dengan

keperluan workshop

o menyediakan waktu kepada narasumber untuk menjelaskan gagasan atau

pandangannya tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai bahan

masukan dalam menyusun karya/produk yang diharapkan

o Membagi peserta ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan concern

masing-masing, untuk kemudian melaporkan hasil pekerjaannya dalam pleno

o Menghimpun masukan yang diperoleh dalam sidang pleno

o Mendokumentasikan dan menyebarluaskan karya/produk pelaksanaan

penelitian tindakan kelas yang dihasilkan

Pesertao berpartisipasi dalam penentuan masalah dan identifikasi aspek-aspek

pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang menjadi perhatian peserta

o memperhatikan bahan masukan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas

yang dipresentasikan narasumber

o mendiskusikan berbagai bahan masukan dan pemikiran peserta sebagai

sumber pembuatan produk/karya pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang

akan dihasilkan dalam kelompok kecil

o melaporkan hasil kelompok kecil dalam sidang pleno dan menampung

masukan pihak lain untuk menyempurnakan hasil kerja pelaksanaan penelitian

tindakan kelas kelompoknya

o membantu perumusan karya/produk akhir pelaksanaan penelitian tindakan

kelas dari kegiatan workshop

Narasumber

o mempersiapkan bahan presentasi/masukan tentang pelaksanaan penelitian

tindakan kelas sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta/penyelenggara

o membimbing penyelesaian tugas-tugas pelaksanaan penelitian tindakan kelas

dalam kelompok-kelompok kecil, sesuai dengan bidang/keahliannya

12.28

Page 29: BAC-PPSD-12

o memfasilitasi penyampaian hasil kerja

kelompok dalam sidang pleno serta

merangkum dan merumuskan masukan

tentang pelaksanaan penelitian

tindakan kelas, sehingga menjadi suatu

karya/produk untuk dimanfaatkan

bersama

f. Studium Generale By Request

Studium generale by request dilaksanakan oleh sejumlah orang dengan

mengidentifikasi persoalan/permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas (PTK) yang dihadapi (yang dapat disusun menjadi sejumlah

pertanyaan), kemudian daftar permasalahan/pertanyaan tersebut direspon oleh

penceramah dengan memberikan kuliah

umum.

Tujuannya adalah memperoleh

informasi tentang pelaksanaan penelitian

tindakan kelas sesuai dengan kebutuhan,

harapan , minat, dan perhatian peserta

yang hadir atau akan hadir. Pengaturan kegiatan dilakukan dengan menempuh proses

kerja sebagai berikut.

Penyelenggara

o memilih topik pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dibahas

o mendiskusikan dengan peserta tentang persoalan/permasalahan pelaksanaan

penelitian tindakan kelas yang ingin dikupas

o membuat daftar permasalahan/pertanyaan pelaksanaan penelitian tindakan

kelas untuk disampaikan kepada calon penceramah

o menghubungi penceramah yang cocok dengan topik dan permasalahan

pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah diinventarisir

o mempersiapkan ruangan dan kelengkapan teknis yang diperlukan

o merangkum dan mendokumentasikan pertanyaan dan isi ceramah tentang

pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang disampaikan

Peserta (Hadirin)

12.29

Page 30: BAC-PPSD-12

o berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan perumusan pertanyaan tentang

pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan disampaikan; kegiatan ini

dapat pula dilakukan dengan membagi peserta ke dalam kelompok-kelompok

kecil

o menyimak ceramah tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan

seksama

o mengajukan pertanyaan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas jika

terdapat hal yang kurang jelas (sulit dipahami).

Penceramah

o mendiskusikan dengan penyelenggara tentang prosedur yang akan ditempuh

o mempelajari topik tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas serta dapat

permasalahan/pertanyaan yang diajukan

o memformulasikan jawaban tertulis atas sejumlah persoalan pelaksanaan

penelitian tindakan kelas yang disampaikan

o menyampaikan jawaban-jawaban tertulis secara lisan tentang pelaksanaan

penelitian tindakan kelas dalam bentuk ceramah yang mudah dimengerti dan

menarik

o merespon dengan baik jika ada pertanyaan dan komentar tentang pelaksanaan

penelitian tindakan kelas selama berceramah

o merangkum ceramah tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas secara

singkat pada akhir acara

g. Seminar

Kegiatan seminar lazimnya dilakukan dengan sekelompok orang berkumpul

untuk melakukan studi, misalnya tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)

yang pernah dilakukan orang lain di bawah kepemimpinan seorang ahli dalam

bidangnya (tentang PTK).

Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi melalui studi dan

berdiskusi/berdialog dengan ahli atau sesama peserta seminar. Pengaturan

kegiatannya dilaksanakan sebagai berikut.

Pemimpin sidang

o membimbing pemilihan suatu masalah atau isu tentang penelitian tindakan

kelas (PTK) yang tepat yang akan dipelajari olek kelompok/peserta

12.30

Page 31: BAC-PPSD-12

o meminta laporan dari setiap anggota kelompok tentang bidang yang

ditelitinya melalui PTK

o mempersilahkan anggota-anggota kelompok/peserta seminar untuk

menanggapi laporan-laporan itu

o merangkum butir-butir utama dari laporan-laporan penelitian tindakan kelas

(PTK)

o menyarankan tindak lanjut atau cara untuk memanfaatkan informasi tentang

pelaksanaan penelitian tindakan kelas

o mengevaluasi pengalaman belajar kelompok

Anggota-anggota kelompok/Peserta Seminar :

o memilih suatu bidang tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan

diteliti

o mengadakan penelitian tentang bidang perhatian tersebut

o mempersilakan anggota-anggota kelompok untuk menanggapi laporan-laporan

penelitian itu

o merangkum point-point utama daripada laporan-laporan penelitian itu

o menyarankan tindak lanjut atau cara untuk memanfaatkan informasi tentang

pelaksanaan penelitian tindakan kelas

o mengevaluasi pengalaman belajar kelompok

11. Melembagakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Sekolah

Seperti telah dipaparkan sebelumnya bahwa masalah pembelajaran akan selalu

muncul dalam perjalanan pelaksanaannya di kelas/sekolah, sehingga penelitian

tindakan kelas (PTK) akan selalu dibutuhkan keberadaannya di sekolah. Dengan

demikian, PTK harus dilembagakan, dalam arti sudah harus dipikirkan agar di sekolah

terdapat satu unit kerja yang akan membidangi pelaksanaan PTK, termasuk juga

mungkin PTS (Penelitian Tindakan Sekolah atau School Action Research), dan

Evaluasi Program Pendidikan/Persekolahan.

Ada beberapa kemungkinan model pelembagaan PT K di sekolah, yang secara

singkat akan dipaparkan dalam uraian berikut ini.

1. Membentuk Unit Pelaksana Penelitian Tindakan Kelas (UP2TK), misalnya pada

tingkat KKG (Kelompok Kerja Guru)/KKKS Kelompok Kerja Kepala

12.31

Page 32: BAC-PPSD-12

Sekolah)/KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah), yang bernanung dan di

bawah pemninaan Dinas Pendidikan setempat (misalnya oleh UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan).

2. Mengintegrasikan pelaksanaan PTK ke dalam unit kerja yang sudah ada, sehingga

tidak perlu membentuk lembaga baru, melainkan memperkaya fungsi pada unit

kerja yang sudah eksis sebelumnya, yang penting bukan strukturnya tetapi

fungsinyalah yang harus eksis.

Sebagai acuan (contoh), mungkin kelembagaan seperti direkomendasikan di

atas dapat dirumuskan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Selanjutnya, dalam struktur Unit Pelaksana Penelitian Tindakan dan Evaluasi

Program dapat dibentuk kelembagaan, dengan pola seperti berikut.

Latihan

1. Coba Anda bayangkan, seorang guru peneliti PTK berhasil “meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, khususnya operasi

hitung bilangan bulat, melalui teka-teki silang (TTS)”. Kemudian, cobalah Anda

identifikasi apa yang harus ditindaklanjuti (mengalami penyesuaian) untuk

KEPALA UPTDINAS

PENDIDIKAN

UNIT PELAKSANA

LAIN

UNIT PELAKSANA

LAIN

UNIT PELAKSANA PENELITIAN

TINDAKAN DAN EVALUASI PROGRAM

KETUA

KESEKRETARIATANADMINISTRASI DAN

KEUANGAN

DIVISIPENELITIAN

TINDAKAN KELAS

DIVISIPENELITIAN TINDAKAN

SEKLAH

DIVISIEVALUASI PROGRAM

PENDIDIKAN

12.32

Page 33: BAC-PPSD-12

melaksanakan pembelajaran matematika, khususnya materi operasi hitung

bilangan bulat.

2. Cobalah Anda merancang suatu kegiatan diseminasi hasil penelitian tindakan

kelas (PTK) dalam bentuk sebuah proposal/usulan kegiatan untuk mendapatkan

pendanaan (terserah bentuk diseminasi yang Anda pilih). Jika memang

memungkinkan untuk diteruskan ke pihak penyandang dana (di sekitar Anda tentu

lebih baik), sehingga akan berpengalaman menyelenggarakan salah satu atau lebih

cara-cara diseminasi di atas.

Petunjuk mengerjakan latihan

1. Baca dan cermai uraian dalam subunit 1 di atas, baik yang menyangkut PTK yang

“gagal” maupun yang berhasil melalui kegiatan bedah buku, pembuatan poster

bersama, workshop, maupun seminar. Kemudian, telaah tugas latihan Anda

dengan seksama. Jika belum jelas, diskusikan bersama dengan teman sesama

mahasiswa atau sejawat Anda di sekolah.

2. Kerjakanlah kedua latihan di atas (boleh Anda kerjakan salah satu atau keduanya).

3. Diskusikan hasil pekerjaan Anda dengan sesama teman atau pertunjukkan kepada

kepala sekola/pengawas sekolah Anda, untuk mendapatkan masukan mereka.

4. Semoga Anda berhasil.

RANGKUMAN

Tindak lanjut suatu penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu tuntutan

“mutlak”, karena di sinilah sebenarnya esensinya kita melakukan PTK. Berdasarkan

rekomendasi yang eksplisit maupun yang tersirat dapat diidentifikasi sejumlah bentuk

tindak lanjut yang dapat dilakukan.

Beberapa bentuk tindak lanjut yang mungkin diimplementasikan adalah

melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada penggorganisasian materi

pembelajaran, metodologi pembelajaran, pengelolaan kelas dan siswa, peningkatan

kompetensi guru, pengembangan armosfir akademik yang kondusif, peningkatan

dukungan orangtua dan masyarakat, pembenahan manajemen sekolah.

12.33

Page 34: BAC-PPSD-12

Jika intervensi melalui PTK tidak berhasil maka perlu dilakukan tindak lanjut

dalam bentuk review atas ketidakberhasilan pelaksanaannya. Sebaliknya, jika berhasil

intervensinya, bukan saja perlu diimplementasikan lebih lanjut, tetapi dapat dilakukan

diseminasi. Misalnya, melalui cara bedah buku, penulisan bersama, demonstrasi kerja,

colloqium, workshop, studium generale by request, dan seminar.

Di samping itu, hasil pelaksanaan PTK dapat ditindaklanjuti dengan

melaksanakan penelitian lanjutan, baik berupa PTK maupun non-PTK. Dalam kaitan

ini, perlu juga dipikirkan pengembangan kelembagaan yang akan mengkoordinasikan

pelaksanaan PTK di sekolah.

TES FORMATIF 1

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari huruf

(A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling tepat

untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.

1. Jika penelitian tindakan kelas tidak berhasil, tindak lanjut yang dilakukan

adalah ...

A. mereview ketidakberhasilnnya

B. mengulang kembali pelaksanan PTK

C. mengganti PTK dengan metode penelitian lain

D. membuat laporan pertanggungjawaban

2. Perbaikan dan penyempurnaan suatu aspek pembelajaran hasil PTK berdampak

pada perlunya penyesauaian pada aspek yang lain, karena pemberlajaran

merupakan suatu ...

A. strategi

B. teknik

C. model

D. sistem

3. Model penataan ruang kelas yang memudahkan penyesuaian dengan perbaikan

dan penyempurnaan penyelenggaraan pembelajaran apabila ...

12.34

Page 35: BAC-PPSD-12

A. tempat duduk siswa mudah dipindah-pindahkan

B. tempat duduk siswa terbuat dari bahan tahan banting

C. tempat duduk siswa memiliki sandaran dan pegangan tangan

D. tempat duduk siswa dibeli dengan harga relatif mahak

4. Keberhasilan guru menindaklanjuti hasil PTK tergantung pada berbagai faktor,

kecuali ...

A. kompetensi guru

B. pengalaman mengajar

C. gelar yang disandang

D. dukungan manajemen sekolah

5. Pengembangan atmosfir akademik atau kultur sekolah dapat dilakukan dengan

cara ...

A. menjalin kerjasama dengan dunia industri

B. membuat tata tertib untuk warga sekolah

C. memperbesar biaya pelatihan guru dalam anggaran sekolah

D. memnatasi waktu belajar hanya pada pagi hari saja

6. Peta masalah disarankan dipakai untuk memetakan ...

A. masalah pembelajaran yang cocok diteliti dengan ptk

B. masalah yang dihadapi siswa dan guru sehari-hari

C. masalah kesejahteraan guru yang memerlukan perhatian

D. masalah ketepatan waktu hadir dan disiplin kerja

7. Pelembagaan penelitian tindakan kelas (PTK) direkoemndasikan dengan

pertimbangan bahwa ...

A. tersedia dana operasional untuk melaksanakan ptk

B. kepala sekolah dan guru perlu bekerjasama secara harmonis

C. penelitian akan menjadi kebutuhan utama di masa depan

D. masalah pembelajaran akan terus muncul di kelas/sekolah

8. Diseminasi yang dilaksanakan dengan cara memberikan ceramah umum tentang

PTK atas permintaan sejumlah orang disebut ...

12.35

Page 36: BAC-PPSD-12

A. studium general

B. studium general by request

C. sosialisasi

D. ceramah bervariasi

9. Hasil akhir suatu kegiatan workshop lazimnya berbentuk ...

A. peningkatan pemahaman peserta tentang suatu topik

B. peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan

C. seperangkat aturan dan sanksi tentang pelaksanaan suatu pekerjaan

D. seperangkat produk yang akan digunakan untuk keperluan tertentu

10. Sasaran akhir suatu tindak lanjut kegiatan PTK harus bermanfaat bagi ...

A. perbaikan kondisi fisik dan nonfisik sekolah

B. peningkatan kemampuan manajerial kepala sekolah

C. perluasan wawasan dan profesionalitas guru

D. peningkatan kualitas dan hasil berlajar peserta didik

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di

bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang Benar, kemudian

pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

Rumus Perhitungan:

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:

1. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik

2. Skor 80 – 89 berarti Baik

3. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik

4. Skor 0 – 69 berarti Kurang

12.36

Page 37: BAC-PPSD-12

Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda tentang

bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!, maka Anda

dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda

masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari

kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasasi dengan

baik (PERHATIKAN pada nomor soal mana Anda masih keliru menjawabnya).

SUBUNIT 2

Membuat Rencana Tindak-Lanjut:

Suatu Ilustrasi Praktis

Kegiatan belajar dalam sub unit 2 akan membicarakan tindakan yang harus

dilakukan agar hasil PTK menjadi lebih baik. Di samping untuk memperbaiki

tindakan, perlu juga dicermati apakah instrumen (alat ukur, format observasi, format

isian dan sebagainya) yang digunakan sudah sesuai dengan informasi yang akan

dihimpun. Tidak jarang terjadi bahwa pengambilan keputusan mengenai hasil PTK

keliru karena kesalahan menggunakan instrumen. Oleh karena itu sejumlah jenis

instrumen PTK diperkenalkan dalam kegiatan belajar ini dengan catatan bahwa jenis

instrumen ini hanya sebagai contoh, anda dapat mengadakan penyesuaian sesuai

dengan keperluan anda.

Di bawah ini akan diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan upaya

memanfaatkan hasil analisis dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.

Kegiatan belajar ini diakhiri dengan uraian spesifik mengenai dampak positif yang

dapat dipetik dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK).

1. Pemanfaatan Waktu Belajar

12.37

Page 38: BAC-PPSD-12

Sebagai ilustarasi tentang hasil analisis, misalnya dapat dlihat uraian pada unit

9, subunit 2 sebelumnya, yang menunjukkan bahwa :

a. Pola pembelajaran sudah mengalami perbaikan antara lain,

pelaksanaan tes formatif telah terjadi sepanjang waktu pembelajaran, dan terjadi 6

x tes formatif (lisan dan tertulis). Ini sudah sesuai dengan pola pembelajaran

seyogyanya pertanyaan lisan lebih sering dilaksanakan.

b. Penggunaan waktu belajar dalam kegiatan pembelajaran antara lain:

No Jenis KegiatanPersentase (%)

Waktu Kegiatan

1.

2.

3.

4.

5.

Mengadministrasikan siswa dan mengumpulkan PR

Melaksanakan proses pembelajaran

Mencatat pelajaran

Melaksanakan tes formatif

Lain-lain

1,25%

73,12%

7,50%

16,88%

1,25%

Sumber: Data ilustrasi (bukan data sesungguhnya)

Dari tabel di atas, tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh guru adalah proses

pembelajaran sudah terkonsentrasi pada pelaksanaan proses belajar mengajar,

walaupun belum 75% dari waktu yang tersedia, namun sudah mendekati. Sehingga

perlu dilanjutkan pada pembelajaran berikutnya, tanpa mengurangi proses PTK yang

ke dua bahkan masih perlu ditingkatkan misalnya mengurangi waktu mencatat

pelajaran atau mengurangi pelaksanaan tes formatif.

2. Pengembangan Proses Berfikir Tinggi

Pada setiap kesempatan pembelajaran, pengembangan proses berpikir tinggi

(memahami, mengaplikasikan, menanalisis, mensintesis, dan mengevaluasi dari ranah

kognitif menurut taksonomi Bloom) harus ditingkatkan pembinaan atau pelatihannya.

Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak sebatas mampu menghafal, mengingat (seperti

pada kemampuan mengingat dalam ranah kognitif menurut taksonomi Bloom), tetapi

tidak mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam situasi lain dan dunia nyata,

untuk kemudian memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam dunia yang

semakin penuh dengan tantangan. Pengembangan dan latihan proses berfikir tinggi

sukar dilaksanakan melalui metode ceramah, lebih mudah pengembangannya kalau

menggunakan metode diskusi atau metode lain yang melibatkan partisipasi peserta

12.38

Page 39: BAC-PPSD-12

didik. Dalam praktiknya akan sangat memudahkan bila mana guru menyiapkan kasus

yang terjadi di sekitar peserta didik, untuk dibahas di dalam kelas. Kasus di sekitar

kita jumlahnya cukup banyak dan bervariasi dilihat dari proses berpikir. Untuk

membahas kasus mana yang harus didahulukan dari kasus lainnya berdasarkan pada

tingkat kesukaran.

Secara bertahap kasus yang mudah dibahas terlebih dahulu dilanjutkan pada

kasus yang sulit, guru perlu meningkatkan kegemaran membaca untuk memperoleh

sejumlah kasus yang dapat dijadikan alat bantu dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

Semua guru dalam satu sekolah seyogyanya melaksanakan upaya

pengembangan proses berpikir tinggi ini, agar supaya keberhasilannya cepat tercapai

dan gerakan ini diakukan bersama sehingga kemungkinan untuk pelaksanaan yang

langgeng (terus menerus) akan terjamin. Misalnya, setelah menjelaskan fakta, siswa

diajak mengembangkan konsep, atau setelah mendapatkan penjelasan tentang suatu

konsep atau prinsip, siswa diajak mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Contoh

konkritnya, setelah guru menjelaskan cara mencari luas persegi panjang, siswa diajak

ke luar kelas, mengukur panjang dan lebar halaman sekolahnya, kemudian diajak

mencari luas halaman sekolahnya tesebut.

3. Pngembangan Nilai dan Sikap

Hasil analisis sebagaimana tercantum dalam tabel 9.13 (unit 9, subunit 2)

menggambarkan selama pembelajaran yang lamanya 40 menit telah tercatat adanya

upaya guru untuk mengembangkan sikap-sikap tertentu. Ini adalah salah satu

indikator yang baik dibandingkan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan

selama ini.

Masih ada jenis-jenis sikap yang belum dikembangkan pada pertemuan tersebut

ataupun ada sejumlah sikap yang mendapatkan perhatian yang lebih besar dari jenis

sikap lainnya adalah suatu hal yang wajar. Namun kekurangan dalam pembelajaran

ini harus diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Ini berarti dalam proses

pembelajaran selama setahun, guru harus mengembangkan setiap jenis sikap yang

diamanatkan dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku. Untuk memenuhi

harapan seperti ini, tabel 9.14 (unit 9, subunit 2) sebelumnya, terutama pada kolom 1,

tidak perlu diisikan jenis-jenis sikap yang akan diamati, tetapi dikosongkan. Pada saat

akan melaksanakan pembelajaran atau pada saat mengamati, guru atau pengamat

12.39

Page 40: BAC-PPSD-12

mencantumkan jenis-jenis sikap yang muncul atau diperkirakan muncul. Dengan kata

lain guru berupaya mempersiapkan alat pengumpul data yang sesuai dengan informasi

yang akan dihimpun. Misalnya, untuk menumbuhkan minat baca siswa kelas I,

pengenalan huruf menggunakan kertas berwarna-warni, agar tumbuh rasa senang

terlebih dahulu, kemudian, mereka diajak menyusun huruf dan mengkombinasikannya

satu huruf satu dengan lainnya, seperti dapat disusun ba, bu, bi, ba-bu, bi-bi, bu-bu,

sambil dinyanikan.

Latihan

Buatlah resume dari materi yang diuraikan dalam subunit 2 dalam bentuk peta konsep

(bagan sekamtik) pada kertas karton ukuran 40x60 cm, dengan tampilan semenarik

mujngkin.

Petunjuk mengerjakan latihan

1. Bacalah sekali lagi uraian dalam sub unit 2, yang berisi uraian raktis tentang

contoh tindak lanjut hasil pelaksanaan PTK, kemudian buatlah pointer-pointer

(semacam outline) resume Anda tesebut.

2. Buatlah rangkuman dari setiap aspek tersebut dalam bentuk kartu-kartu.

Kemudian tempatkan di atas kertas karton ukuran 40x60 cm yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

3. Buatlah hubungan dari masing-masing kartu rangkuman dimaksud dengan garis

(anak panah) sehingga membentuk suatu bagan/skema.

4. Ajaklah teman Anda sesama mahasiswa mendiskusikan resume.

5. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman Anda tadi, perbaikilah resume tersebut,

sehingga menjadi sebuah peta konsep yang menarik. Semoga Anda mahasiswa

akan semakin meningkat prestasinya. Please !

RANGKUMAN

Suatu kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK), yang baik maupun yang kurang

baik selalu ada nilainya. PTK yang dilaksanakan secara baik dapat menjadi contoh

(model) bagi peneliti lain. Sebaliknya, PTK yang baik pelaksanaannya juga

bermanfaat, dalam pengertian dapat dijadikan acuan agar tidak melakukan kesalahan

12.40

Page 41: BAC-PPSD-12

yang sama oleh peneliti berikutnya. Di samping itu, hal-hal yang terlewatkan oleh

peneliti sebelumnya dapat disempurnakan oleh peneliti yang akan datang, sehingga

penelitian sebelumnya itu menjadi lebih sempurna.

Kegiatan PTK yang kurang berhasil dapat direview dan dievaluasi secara

seksama faktor-faktor penyebabnya, untuk kemudian dicarikan solusi, yang

direkomendasikan kepada peneliti berikutnya, agar penelitian berikutnya menjadi

lebih baik. Di pihak lain, kegiatan PTK yang sudah berhasil dapat disebarluaskan

kepada berbagai pihak ntuk diambil manfaatnya. Proses PTK yang baik dapat pula

menjadi model untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan PTK pada masa

mendatang. Bentuk-bentuk diseminasinya antara dapat ditempuh dengan melakukan

kegiatan bedah buku, seminar, colloqium, studium general, bahkan pembuatan poster

bersama.

TES FORMATIF 2

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian berikan

tanda silang (X) pada huruf (A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda

anggap tepat atau paling tepat untuk melengkapi pernyataan atau menjawab

pertanyaan di atasnya.

1. Hasil pengamatan terhadap pemanfaatan waktu belajar dapat ditindaklanjuti

dengan ...

A. Keharusan menentapkan alokasi waktu belajar dalam RPP

B. Keharusan menggunakan jam tangan ketika mengajar

C. Keharusan memasang jam dinding besar di ruang kelas

D. Keharusan menyiapkan alarm pengingat tentang waktu belajar

2. Waktu belajar untuk setiap 1 (satu) jam pelajaran di SD adalah antara ...

A. 25-30 menit

B. 30-35 menit

C. 40-45 menit

D. 45-50 menit

3. Alokasi waktu untuk kegiatan inti sebaiknya ...

A. Lebih lama dari kegiatan awal

B. Sama dengan kegiatan awal

C. Sama dengan kegiatan akhir

D. Lebih sedikit dari kegiatan akhir

12.41

Page 42: BAC-PPSD-12

4. Pembelajaran yang memungkinkan terbentuknya kemampuan berpikir tingkat

tinggi dapat dilakukan dengan contoh ...

A. Menugaskan siswa menghafal perkalian

B. Menugaskan siswa datang ke sekolah lebih awal

C. Menugaskan siswa piket kebersihan secara rutin

D. Mengaitkan pembelajaran dengan situasi nyata

5. Pembelajaran tingkat tinggi dimungkinkan diterapkan untuk siswa SD kelas ...

A. I

B. I, II

C. I, II, III

D. I, II, III, IV

6. Soal tes esai yang berbunyi: “Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya

banjir”, cocok digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir menurut

Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif ...

A. Pengetahuan

B. Pemahaman

C. Aplikasi

D. Analisis

7. Kemampuan berpikir menurut Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif “sintesis”

dapat diukur, misalnya dengan membuat soal tes sebagai berikut ...

A. Jika siswa jarang masuk kelas tepat waktunya, masyarakat sering

mengeluhkan kondisi jalan yang rusak, dan pemerintah baru saja menaikkan

harga BBM, apa yang dapat disimpulkan dari fenomena tersebut?

B. Apa saja penyebab siswa sering datang terlambat ke sekolah?

C. Berapa persen kenaikan harga BBM yang diumumknan pemerintah tahun ini?

D. Berapa rata-rata jarak tempuh siswa dari rumah ke sekolahnya?

8. Kesenangan siswa terhadap suatu mata pelajaran dapat ditingkatkan antara lain

melalui ...

A. Memberikan beasiswa (dana BOS) secara tunai kepada siswa

B. Menggunakan peralatan komputer untuk administrasi sekolah

C. Memasang sound-system di setiap ruang kelas

D. Menggunakan media pembelajaran yang dapat didengar dan dilihat

9. Perhatian seorang siswa yang mulai menurun ketika mengikuti pelajaran dapat

dibangkitkan kembali dengan antara lain ...

12.42

Page 43: BAC-PPSD-12

A. Meminjamkan kaset lagu anak-anak yang sedang populer kepada yang

bersangkutan

B. Meminta siswa yang bersangkutan mencuci muka di kamar mandi sekolah

C. Menyelingi penjelasan pelajaran dengan humor yang sehat dan bernilai

edukatif

D. Mempersilakan siswa yang bersangkutan beristritahat di luar kelas sambil

menunggu pelajaran usai

10. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dikembangkan melalui PTK secara ...

A. simultan dengan tingkat berpikir yang lebih rendah

B. gradual, dari yang terendah ke yang tertinggi

C. acak, sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya

D. transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kebanarannya

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat

di bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang Benar, kemudian

pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

Rumus Perhitungan:

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:

5. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik

6. Skor 80 – 89 berarti Baik

7. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik

8. Skor 0 – 69 berarti Kurang

Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda

tentang bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!,

maka Anda dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat

penguasaan Anda masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk

12.43

Page 44: BAC-PPSD-12

mempelajari kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda

kuasasi dengan baik (PERHATIKAN pada nomor soal mana Anda masih keliru

menjawabnya).

DAFTAR PUSTAKA

Elliot, J (1993), Action Research for Educational Change. Philadelphia: Open University Press.

Hopkins, D., (1993). A Teacher’s Guide to Classrom Research. Bckinghaam: Open University Press.

Kemmis, S., Mc Taggart, R., (1992). The Action Research Planner Victioria: DeakenUniversity.

McNiff, J. (1992). Action Research Principles an Practice. Kent: Mackays of Chathan PLC.

Sugiyanto, Andang K. Adji, (1998). Penelitian Tindakan Kelas, Bagian kedua. Jakarta: Proyek PGSM.

Surjadi, A, (1989), Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Mandar Maju.

--------, (2004). Strategi Pengelolaan Kelas. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikdasmen, Depdiknas.

12.44

Page 45: BAC-PPSD-12

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1. A. Ketiakberhasilan penelitian tindakan kelas harus dicarikan penyebabnya

dengan meninjau ulang (mereview) apa saja yang telah dilakukan

sebelumnya, dan bagaimana pelaksanaannya, untuk menjadi masukan

dalam kegiatan berikut agar tidak terjadi kesalahan yang beruakng.

2. D. Pembelajaran merupakan kegiatan melibatkan banyak unsur, yang satu

sama lainnya saling berkaitan, seperti guru, siswa, manajemen sekolah,

sarana dan prasarana, serta lingkungan.

3. A. Tempat duduk yang mudah dipindah-pindahkan akan mempermudah

penyesuaian dengan berbagai model/strategi pembelajaran yang digunakan

guru secara bergenti-ganti.

4. C. Gelar bukan jaminan bahwa seorng guru akan sukses menindaklanjuti hasil

PTK

5. B. Tata tertib mengatur hak dan kewajiban warga sekolah, sehingga jika

kewajiban dan hak dapat terlaksana dengan baik, maka akan tercipta situasi

yang mendukung pelaksanaan tindak lanjut PTK.

6. A. Tidak semua masalah pendidikan/pembelajaran di sekolah cocok diteliti

dengan PTK, oleh karena itu peta masalah penting untuk menentukan mana

maalah yang cocok/tidak cocok diteliti dengan PTK.

7. D. Pada masa depan, penelitian akan menjadi penting di sekolah, terutama

dalam rangka pengmbangan profesi dan karir guru (lihat ketentuan kenaika

pangkat guru Golongan IV/a ke atas, persyaratan calon kepala sekolah, dan

tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah, serta Rencana Peraturn

Pemerintah tentang Guru yang juga mewacanakan pentingnya

penelitian/kerja ilmiah umumnya)

8. B. Studium generale berarti ceramah umum (studium = ceramah, egenrale =

umum), dan by request berarti atas permintaan.

9. D. Dari kata workshop terkandng makna “kerja” (work), dan setiap suatu

pekerjaan akan diakhiri dengan produk (barang) maupun jasa yang

spesifikasinya dibuat dalam bentuk dokumen (tertulis).

10. D. Sesuai dengan namanya, penelitian tindakan kelas (PTK) harus bermanfaat

12.45

Page 46: BAC-PPSD-12

langsung untuk membenahi proses yang terjadi di kelas. Oleh karena

sebagian besar kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas, maka PTK

harus bermanfaat untuk perbaikan pembelajaran yang dikuti siswa.

Tes Formatif 2

1. A. Keharusan menentapkan alokasi waktu belajar dalam RPP, karena dengan

demikian guru sudah mengetahui sejak dini alokasi waktu untuk setiap

tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakannya.

2. B. 30-35 menit, karena satuan waktu pada rentang tersebut tidak menyebabkan

siswa SD kelelahan, meskipun sampai belajar 3 jam berturut-turut dalam 1

(satu) kali pertemuan.

3. A. Lebih lama dari kegiatan awal (maupun akhir), karena memang untuk

kegiatan inti harus tersedia waktu yang memadai, sehingga dimungkikan

terjadi proses dialogis dan variasi aktivitas yang lebih banyak.

4. D. Mengaitkan pembelajaran dengan situasi nyata, sehingga siswa terbiasa

menerapkan apa yang dipelajari dalam situasi lain (tingkatan aplikasi) dan

menyesuaikan dengan tantangan yang dihadapi (kemampuan analisis,

sintesis, bahnkan evaluasi)

5. D. I, II, III, IV, karena proses berpikir tingkat tinggi dapat diterapkan untuk

semua tingkat perkembangan siswa, asalkan dengan melakukan

penyesuaian seperlunya.

6. D. Analisis, karena tingkatan analsis teruwujud antara lain dalam kemampuan

mencari faktor penyebab suatu persoalam

7. A. Jika siswa jarang masuk kelas tepat waktunya, masyarakat sering

mengeluhkan kondisi jalan yang rusak, dan pemerintah baru saja menaikkan

harga BBM, apa yang dapat disimpulkan dari fenomena tersebut?, karena

soal tes ini menuntut kemampuan menyimpulkan (mensistesis) berbagai

fenomena yang menjadi indikator suatu isu (konsep, teori, prinsip)

8. D. Menggunakan media pembelajaran yang dapat didengar dan dilihat akan

membuat aktivitas pengenagaran dan penglihatan siswa (yang merupakan

aktivitas utama dalam belajar) diaktifkan.

9. C. Menyelingi penjelasan pelajaran dengan humor yang sehat dan bernilai

12.46

Page 47: BAC-PPSD-12

edukatif akan menyegarkan suasana batin siswa yang mulai lelah

terbangkitkan kembali untuk bergairah dalam belajar.

10. B. Gradual atau bertahap, karena memang kemampuan berpikir tinggi akan

mudah dikuasai jika kemampuan berpikir tingkat rendah sudah dikuasai

dengan baik dan tuntas.

12.47

Page 48: BAC-PPSD-12

GLOSARIUM

Atmosfir akademik adalah suasana fisik dan non-fisik sekolah yang kondusif atau menunjang proses pendidikan dan pembelajaran (kegiatan akademik)

Bedah buku adalah suatu pertemuan yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa orang dengan membaca satu buku yang sama atau berbeda, untuk kemudian dipresentasikan dan didiskusikan bersama peserta/anggota kelompok diskusi.

Berpikir adalah suatu proses mental dalam melakukan pengolahan simbolis yang diarahkan pada pengertian yang lebih baik mengenai lingkungan dan dirinya sendiri.

Berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi menurut ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.

Colloqium adalah kegiatan belajar (pada tataran pendidikan sarjana atau orang dewasa) yang dilakukan dalam bentuk konferensi untuk membahas proyek penelitian bertaraf lanjutan.

Demonstrasi adalah memeragaan atau mempertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu.

Diseminasi adalah penyebarluasan gagasan, doktrin, dan informasi pada umumnya kepada khalayak yang lebih luas.

Divisi adalah kelompok dalam suatu organisasi atau instituti.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis dalam kurikulum atau jadwal pelajaran di sekolah.

Hak adalah kewenangan untuk menuntut sesuatu.

Intrakurikuler adalah kegiatan utama yang terjadwal dan berhubungan langsung dengan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Kewajiban adalah sesuatu tugas yang harus dilaksanakan

Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasan berpikir dan bertindak.

Kultur sekolah adalah kualitas kehidupan sebuah sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang dianut sekolah.

Manajemen adalah proses pendayagunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran.

Pengelolaan kelas adalah suatu seni mengoptimalkan sumberdaya kelas untuk penciptaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

12.48

Page 49: BAC-PPSD-12

Request adalah permintaan atau permohonan yang diajukan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tertentu.

Review adalah memberikan pertimbangan atau menguji kembali suatu karya atau kegiatan.

Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli (moderator) yang menguasai permasalahan tersebut.

Studium generale adalah ceramah atau kuliah umum yang dilakukan oleh seorang penceramah ahli (pakar), pejabat, atau tokoh dalam bidang tertentu.

Studium generale by request adalah kuliah umum yang dilaksanakan oleh sejumlah orang dengan mengidentifikasi persoalan/permasalahan yang dihadapi (yang dapat disusun menjadi sejumlah pertanyaan), kemudian daftar permasalahan/pertanyaan tersebut direspon oleh seorang penceramah.

Workshop adalah pertemuan sejumlah orang di bawah arahan beberapa pakar (ahli) untuk membahas dan menghasilkan suatu karya/produk aplikatif dalam mengatasi suatu permasalahan.

12.49