bac-ppsd-11

72
Unit 11 PENULISAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian harus berguna bagi kebanyakan orang. Dalam hal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), minimal hasilnya harus bermanfaat bagi siswa, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, pemerhati pendidikan, serta para birokrat di lingkungan dinas pendidikan dan pemerintah daerah, bahkan mungkin masyarakat luas umumnya. Dengan demikian, laporan penelitian harus dipublikasikan, dan publikasinya harus sampai ke pihak- pihak yang telah disebutkan, dalam arti dibaca, ditelaah lebih intensif, dan rekomendasi yang ditulis di dalamnya ditindaklanjuti. Peneliti PTK harus berusaha menuliskan berbagai publikasi yang bervariasi untuk target pembacanya yang bervariasi, supaya tingkat keterbacaan hasil penelitian yang dilakukannya menjadi tinggi. Berikut ini akan dipaparkan beberapa publikasi yang lazim disusun dan digunakan untuk mensosialisasikan hasil-hasil penelitian, termasuk penelitian tindakan kelas, seperti abstrak laporan penelitian, artikel ilmiah untuk jurnal ilmiah, dan penyusunan hand-out untuk dipresentasikan di forum- forum ilmiah, seperti seminar, diskusi, atau bentuk forum ilmiah lainnya. 11.1

Upload: muhammad-tajudin-nur

Post on 20-Jun-2015

273 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAC-PPSD-11

Unit 11

PENULISAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

PENDAHULUAN

Penelitian harus berguna bagi kebanyakan orang. Dalam hal Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), minimal hasilnya harus bermanfaat bagi siswa, guru, kepala

sekolah, pengawas sekolah, pemerhati pendidikan, serta para birokrat di lingkungan

dinas pendidikan dan pemerintah daerah, bahkan mungkin masyarakat luas umumnya.

Dengan demikian, laporan penelitian harus dipublikasikan, dan publikasinya harus

sampai ke pihak-pihak yang telah disebutkan, dalam arti dibaca, ditelaah lebih

intensif, dan rekomendasi yang ditulis di dalamnya ditindaklanjuti.

Peneliti PTK harus berusaha menuliskan berbagai publikasi yang bervariasi

untuk target pembacanya yang bervariasi, supaya tingkat keterbacaan hasil penelitian

yang dilakukannya menjadi tinggi. Berikut ini akan dipaparkan beberapa publikasi

yang lazim disusun dan digunakan untuk mensosialisasikan hasil-hasil penelitian,

termasuk penelitian tindakan kelas, seperti abstrak laporan penelitian, artikel ilmiah

untuk jurnal ilmiah, dan penyusunan hand-out untuk dipresentasikan di forum-forum

ilmiah, seperti seminar, diskusi, atau bentuk forum ilmiah lainnya.

Pada bagian berikut akan dipaparkan pembahasan tentang penulisan ringkasan

hasil penelitian, penulsan artikel ilmiah, dan teknik presentasi dalam forum ilmiah.

Uraian-uraian di dalamnya pada dasarnya dimaksudkan untuk mengkomunikaskan

hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan kepafa berbagai

kalangan. Ringkasan hasil penelitian umumnya ditujukan kepada para pejabat dan

pengambilan keputusan yang tidak memiliki waktu cukup banyak untuk membaca

hasil penelitian lengkap. Artikel ilmiah pada umumnya ditujukan kepada kalangan

akademisi dan pakar dalam bidang yang dikaji, yang untuk PTK antara lain adalah

seperti para ahli di bidang pendidikan/pembelajaran, ahli bidang studi, dan pengamat

pendidikan. Sementara itu, penyajian hasil penelitian dalam forum ilmiah

dimaksudkan sebagai konsumsi khalayak awam yang lebih luas, seperti guru-guru

atau sejawat peneliti, pengurus komite sekolah, serta mahasiswa LPTK, seperti

11.1

Page 2: BAC-PPSD-11

IKIP/FKIP/STP. Dengan demikian, jelas bahwa dalam penulisannya memperhatikan

sasaran pembaca yang telah disebutkan.

Setelah mengkaji secara saksama uraian materi pada unit ini, selanjutnya Anda

diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat di masing-masing sub unit,

membaca rangkuman, dan mengerjakan soal-soal tes formatif yang disediakan di bagian

akhir tiap-tiap subunit. Pedoman jawaban latihan telah tersedia pada masing-masing

subunit, demikian halnya kunci jawaban tes formatif juga telah disediakan di bagian akhir

unit ini. Namun demikian, Anda diminta untuk menjawab soal-soal latihan dan soal-soal tes

formatif secara mandiri terlebih dahulu sebelum mencocokkannya dengan pedoman

jawaban latihan ataupun kunci jawaban tes formatif yang telah disediakan.

Selamat belajar, semoga sukses!

11.2

Page 3: BAC-PPSD-11

SUB UNIT 1

Penulisan Ringkasan Hasil Penelitian

Penelitian apa pun yang dilakukan dan kemudian dilaporkan hasilnya adalah

dengan maksud agar dibaca oleh banyak kalangan, dari komunitas berpendidikan

terendah sampai dengan para ahli, pemerhati, dan profesor di perguuan tinggi, atau

mungkin dari tukang sapu atau tukang kebun sampai dengan para pengambil

keputusan di suatu unit kerja/organisasi. Dengan dibacanya hasil penelitian tersebut

diharapkan semakin banyak orang yang dapat memetik manfaatnya, secara langsung

maupun tidak langsung.

Bagi para pembaca yang waktu luangnya tidak terlalu banyak, seperti para

pakar dan pengambil keputusan, biasanya seorang peneliti menyediakan laporan

penelitian yang sudah dibuat seringkas mungkin, yang biasa dikenal dengan istilah

ringkasan, abstrak, atau laporan eksekutif (kalau laporan tersebut ditujukan khusus

bagi pengambil kebijakan). Jika kemudian, kelompok pembaca ini berkeinginan untuk

mendalami hasil penelitian tersebut, barulah kemudian mereka diberikan laporan

lengkapnya, yang dapat dibaca sendiri ataupun meminta stafnya untuk mempelajari

detailnya.

Suatu ringkasan, abstrak, ataupun yang seringkali pula dikenal dengan istilah

executive summary lazim disajikan dalam bentuk format seperti berikut.

Pada bagian judul, seorang peneliti umumnya menuliskan judul penelitiannya

secara utuh dan lengkap. Contohnya adalah seperti berikut (Khairunnisa, 2006)

11.3

Format Ringkasan/Abstrak Laporan Penelitian1. Judul2. Nama (nama-nama) Penulis3. Kata Kunci (Keywords), yang kadangkala

ditempatkan di bagian akhir.4. Bagian Isi, yang meliputi: tujuan penelitian,

metodologi, hasil dan pembahasan singkat, serta rekomendasi yang diberikan.

Page 4: BAC-PPSD-11

Pada bagian kata kunci ditulis kata-kata penting yang terdapat dalam bagian isi

tulisan abstrak atau ringkasan tersebut, dan bukan kata-kata yang ada dalam judul. Hal

ini penting agar pendokumentasian laporan hasil penelitian di perpustakaan menjadi

mudah untuk penelusurannya. Anda ingatkan, kalau menelusuri buku dan koleksi

lainnya di perpustakaan kita dapat melacaknya melalui nama pengarang, judul, atau

subyek (topik). Jika kemudian laporan penelitian ini (dalam bentuk ringkasan, artikel

ilmiah, atau bahkan laporan lengkapnya) dimuat di website, maka dengan mengetahui

kata kunci, seorang pencari informasi di dunia maya akan mudah menemukan tulisan

yang dibutuhkannya. Contohnya (dikutip dari Hairunisa, 2006).

Pada bagian isi atau inti tulisan, cukup disebutkan tujuan penelitiannya secara

singkat (umum), metodologi atau proses penelitian yang telah dilakukan, termasuk

setting penelitian, pendekatan/metode dan instrumen yang digunakan, serta sumber

data, cara pengumpulan data dan analisis datanya. Akhirnya, bagian isi ditutup dengan

menuliskan hasil akhir (kesimpulan) dan rekomendasi yang diberikan. Contoh (dikutip

dari Hairunisa, 2006)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL PERMUKAAN MELALUI PENYAJIAN BANGUN RUANG

DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 03PONTIANAK TIMUR

OlehHairunisa

Kata kunci : kontekstual, kolaborasi, kualitatif

11.4

Page 5: BAC-PPSD-11

Kata dan kalimat dalam bagian isi jangan menyalin dan langsung diambil dari

tulisan dalam laporan lengkap, melainkan harus ditulis ulang. Secara keseluruhan,

ringkasan atau abstrak penelitian tidak lebih dari satu halaman, dengan jarak antar

baris sama dengan 1 (satu) spasi, dan ukuran huruf (font) sama dengan 12.

Dalam rangka pendokumentasian hasil-hasil penelitian tulisan dalam bentuk

abstrak ini seringkali dihimpun menjadi buku kumpulan abstrak penelitian. Buku

seperti ini seringkali digunakan untuk keperluan seminar (proceeding seminar) hasil

penelitian maupun untuk keperluan dokumentasi di perpustakaan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika SD harus diciptakan proses belajar mengajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan pemanfaatan sarana/sumber belajar yang relevan dan kontekstual, serta didukung kompetensi guru untuk menciptakan dan menggunakan model alat peraga secara edukatif.

Kondisi SD menunjukkan belum tersedia atau digunakan model alat peraga yang kontekstual secara optimal untuk pembelajaran pengukuran luas permukaan bangun ruang, termasuk di SDN 03 Pontianak Timur. Karenanya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah.

Tujuannya mendeskripsikan efektifitas penggunaan model alat peraga untuk perbaikan mutu pembelajaran, khususnya dalam menyelesaikan soal luas permukaan bangun ruang. Hipotesisnya, jika prosedur pelaksanaan pengajaran menyelesaikan soal luas permukaan disajikan melalui model bangun ruang maka hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal luas bangun ruang akan meningkat dari sebelum diberikan pengajaran model bangun ruang.

Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode deskriptif kualitatif model siklus dengan langkah: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjeknya adalah siswa dan guru kelas VI/b SDN 03 Pontianak Timur. Waktunya semester 1 tahun 2005. Pengumpulan data dengan observasi langsung selama tindakan dan hasil tes kemampuan siswa. Hasilnya: (1) untuk pembelajaran Matematika kelas VI SD dibutuhkan model alat peraga yang kontekstual berdasarkan GBPP 1994. (2) Penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. (3) Perbaikan pembelajaran matematika kelas VI SD dapat dilakukan melalui PTK sehingga proses pembelajaran maupun hasilnya meningkat lebih bermutu. (4) Kendalanya adalah keterbatasan waktu, bahan/alat peraga, serta kemampuan guru dan siswa.

Kesimpulan : Penanganan masalah yang dihadapi siswa kelas VI SD dalam menyelesaikan soal luas permukaan melalui penyajian bangun ruang perlu dilakukan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan sehingga secara bertahap siswa menguasai kompetensi yang berhubungan dengan pengukuran luas berbagai bentuk bangun ruang.

11.5

Page 6: BAC-PPSD-11

Latihan

Buat sebuah abstrak yang disusun berdasarkan suatu laporan penelitian tindakan kelas

yang lengkap. Untuk mengerjakan tugas (latihan) ini diharapkan agar Anda mengikuti

petunjuk sebagai berikut:

Petunjuk mengerjakan latihan

1. Cari suatu laporan penelitian tindakan kelas lengkap di sekitar Anda (Anda dapat

berhubungan dengan FKIP atau LPTK terdekat melalui dosen pengasuh mata

kuliah, karena akan dapat ditemukan contoh laporan lengkap di sana). Bacalah

secara seksama bersama teman-teman Anda. Tandai bagian-bagian penting mulai

dari bagian (bab) pendahuluan, (bab) kajian pustaka, bagian (bab) metodologi

penelitian, bagian (bab) hasil dan pembahasan, serta bagian (bab) penutup

(kesimpulan dan saran).

2. Siapkan format abstrak Anda dengan membuat kerangka tulisannya, yang meliputi

judul, nama peneliti, kata kunci, dan bagian isi (tujuan, metodologi, hasil dan

pembahasan, serta kesimpulan dan saran/rekomendasi).

3. Rangkaikan bagian-bagian penting yang telah Anda tandai menjadi suatu tulisan

berbentuk abstrak atau ringkasan penelitian (perhatikan contoh yang telah

disajikan di bagian terdahulu).

4. Temukan kata (kata-kata) kunci dalam abstrak atau ringkasan yang telah Anda

susun, Cantumkan pada bagian yang sesuai, yang telah Anda siapkan formatnya.

5. Jika langkah-langkah di atas sudah Anda lewati dengan tertib, maka Anda sudah

berhasil menjadi seorang penulis abstrak yang baik.

RANGKUMAN

Penulisan abstrak atau ringkasan penelitian dilakukan dengan cara meringkas

laporan penelitian lengkap dalam format maksimal 1 (satu) halaman berspasi tunggal.

Isinya mencakup judul, nama peneliti (dan para peneliti mitra), kata kunci, dan bagian

isi. Pada bagian isi atau inti abstrak memuat penjelasan singkat tentang tujuan,

metodologi penelitian, hasil dan pembahasan singkat, serta kesimpulan dan

saran/rekomendasi.

11.6

Page 7: BAC-PPSD-11

TES FORMATIF 1

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari huruf

(A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling tepat

untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.

1. Bagi kalangan pengambil kebijakan, ringkasan hasil penelitian sering disebut ...

A. laporan resmi

B. laporan khusus

C. laporan singkat

D. laporan eksekutif

2. Abstrak terutama diperuntukkan bagi pembaca dengan kondisi ...

A. keterbatasan waktu untuk membaca

B. kedudukannya dalam suatu jabatan

C. kemampuan menyerap isi bacaan

D. kegemaran membaca yang rendah

3. Kata kunci berisi kata dan istilah ...

A. asing

B. baru

C. penting

D. kontemporer

4. Penempatan kata kunci dalam penulisan abstrak berada di bagian ...

A. awal, setelah judul, sebelum nama penulis

B. awal, setelah nama penulis, setelah inti tulisan

C. awal, setelah nama penulis, atau sesudah inti tulisam

D. awal, sebelum judul, setelah nama penulis

5. Bagian isi atau inti tulisan diakhiri dengan ...

A. tujuan penelitian

B. metode

C. hasil dan pembahasan

D. kesimpulan dan saran

11.7

Page 8: BAC-PPSD-11

6. Penempatan tulisan tentang metode dalam abstrak dilakukan secara ...

A. singkat dan jelas

B. padat dan rinci

C. relevan dan rinci

D. padat dan terurai

7. Lazimnya, abstrak ditulis di halaman kertas kuarto/A4 sebanyak ...

A. minimal satu halaman

B. minimal dua halaman

C. antara satu-dua halaman

D. antara dua-tiga halaman

8. Penulis untuk ringkasan hasil penelitian yang sangat dianjurkan adalah ...

A. pihak yang mendapat rekomendasi

B. mitra yang berklaborasi di sekolah

C. peneliti yang bersangkutan

D. pakar atau ahli dalam bidang yang diteliti

9. Fungsi pencantuman kata kunci dalam suatu abstrak adalah ...

A. memudahkan penelusuran

B. menunjukkan keilmiahan suatu tulisan

C. memandu pembaca awam

D. menjadi pelengkap ringkasan hasil penelitian

10. Berkaitan dengan pencarian bahan pustaka di perpustakaan, kata kunci memiliki

hubungan erat dengan ...

A. nama pengarang/penulis

B. subyek/bidang ilmu tertentu

C. judul buku/bahan pustaka

D. kode rak buku di perpustakaan

11.8

Page 9: BAC-PPSD-11

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di

bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawban Anda yang Benar, kemudian

pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

Rumus Perhitungan:

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:

1. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik

2. Skor 80 – 89 berarti Baik

3. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik

4. Skor 0 – 69 berarti Kurang

Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda tentang

bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!, maka Anda

dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda

masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari

kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai dengan

baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru menjawabnya).

11.9

Page 10: BAC-PPSD-11

SUB UNIT 2

Penulisan Artikel Ilmiah

Jika ringkasan atau abstrak laporan penelitian ditujukan kepada para

pengambil keputusan dan oang-orang yang terbatas waktu luangnya, maka artikel

ilmiah pun terbatas pula sasarannya, tetapi waktu luang yang dapat disisihkannya

lebih longgar. Artikel ilmiah lebih ditujukan kepada kalangan akademisi dan ilmuan

yang ahli dalam bidang ilmu tertentu. Dengan demikian pula maka artikel sering

dimuat di jurnal ilmiah dalam bidang ilmu tertentu. Jurnal ilmiah yang secara khusus

menghimpun hasil-hasil penelitian tindakan kelas adalah:

“JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN DASAR”Terbitan UP3SD UKMP-SD bekerjasama dengan IKIP

Yogyakarta(sekarang Universitas Negeri Yogyakarta)

Jika untuk dimuat dalam jurnal yang spesifik di atas sulit, peluang lainnya

adalah memasukkannya ke jurnal bidang pendidikan pada umumnya. Untuk itu Anda

dapat berhubungan dengan perguruan tinggi setempat, terutama yang berbentuk FKIP,

STKIP, dan IKIP.

Format artikel ilmiah untuk jurnal ilmiah yang berbeda seringkali juga terdapat

sejumlah variasi kecil, namun lazimnya, suatu artikel ilmiah terdiri dari unsur judul,

abstrak, kata kunci, bagian isi, dan daftar pustaka. Lebih jauh perhatikan format

terlampir.

11.10

Page 11: BAC-PPSD-11

Seperti halnya abstrak, judul artikel ilmiah hasil penelitian biasanya ditulis

secara utuh dan lengkap. Kemudian diikuti dengan nama (atau nama-nama) peneliti

atau penulis artikel tersebut. Perhatikan contoh berikut (dikutip dari Maria S., 2008)

Pada bagian abstrak artikel ilmiah tidak sama dengan abstrak laporan hasil

penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Abstrak pada artikel ini dibuat dengan

meringkas isi dari artikel tersebut, bukan ringkasan laporan penelitian lengkap, yang

kemudian disalin begitu saja menjadi abstrak untuk keperluan artikel ilmiah. Karena

abstrak dalam artikel ilmiah diringkas dari artikel (bukan laporan lengkap), maka

abstrak untuk artikel ilmiah menjadi lebih singkat daripada abstrak untuk laporan

lengkap. Bahkan ada yang membatasi jumlah halaman, misalnya maksimal 200 kata.

Perhatikan contoh (dikutip dari Maria S., 2008).

JUDUL

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN MINAT BELAJAR SISWA

KELAS 1 SDOleh

Haratua Tiur Maria S.

11.11

Format Artikel Ilmiah1. Judul2. Nama Penulis/Peneliti3. Abstrak (diringkas dari artikel)4. Kata kunci (keywords)5. Bagian Isi

a. Pendahuluanb. Tujuan Penelitianc. Kajian Pustakad. Metodologie. Hasil dan Pembahasanf. Kesimpulan dan Saran

6. Daftar Pustaka

Page 12: BAC-PPSD-11

Abstrak: Melalui penerapan Pembelajaran Tematik dengan mengimplementasikan prinsip Developmentally Appropriate Practice (DAP) menggunakan alat peraga puzzle, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil dan minat belajar siswa Kelas 1 SD. Penelitian yang dilakukan di SDN Kota Pontianak terhadap 22 orang siswa, dengan bentuk penelitian tindakan kelas, yang menggunakan teknik pengkukuran menggunakan tes pemahaman konsep berbentuk isian singkat, observasi berpedoman serta catatan lapangan ini menunjukkan bahwa kualitas pemahaman konsep dan minat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS meningkat setelah pembelajaran. Jadi, secara umum pembelajaran PKR211 berbantuan LKS dapat meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran.

Kata Kunci: Pembelajaran Tematik, DAP, Pemahaman Konsep, Minat, Alat Peraga.

Kata kunci dibuat dengan memilih kata-kata penting dalam bagian isi artikel

(sekali lagi, bukan kata-kata yang ada dalam judul). Kadangkala ada pula jurnal ilmiah

yang membatasi jumlah maskimal kata kuncinya. Misalnya cukup sebanyak 5 atau 7

kata.

Pada bagian isi dibuka dengan ”pendahuluan”. Dalam pendahuluan, isinya

adalah latar belakang atau justifikasi yang menunjukkan pentingnya topik dalam

artikel tersebut diteliti, terutama dengan penelitian tindakan kelas. Kadang-kadang

dalam bagian pendahuluan ini dikemukakan permasalahan penelitiannya. Perhatikan

contoh berikut (dikutip dari Maria S., 2008).

PENDAHULUANData komparasi internasional menunjukkan bahwa mutu

pendidikan di Indonesia kurang menggembirakan. Berdasarkan Human Development Index (HDI) yang mengukur pengetahuan dan kualitas hidup lainnya menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-102 dari 105 negara yang disurvai, atau setingkat di bawah Vietnam yang baru pulih dari konflik internal (Kompas, 2 Mei 2003). Penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah karena minat dan perhatian siswa yang rendah dalam pembelajaran. Kondisi ini dapat menyebabkan matinya gairah atau insting belajar pada anak jika orang tua dan guru membuat kesalahan dan bertindak tidak patut dalam mendidik dan memperlakukan anak, serta sistem pembelajaran di sekolah yang tidak menarik minat anak. Hal ini terutama dapat terjadi pada anak usia dini atau yang berada di bawah usia 9 tahun.

Menurut Megawangi (2004), pendidikan yang patut adalah pendidikan yang sesuai dengan umur, perkembangan psikologis, serta kebutuhan spesifik anak atau ang sesuai dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP).

11.12

Page 13: BAC-PPSD-11

Uraian berikutnya dalam bagian isi adalah metodologi penelitian, yang

mencakup pula tujuan penelitian. Selain tujuan, ada pula penulis yang mengemukakan

masalah sebelum tujuan. Namun, karena antara masalah dan tujuan merupakan dua

hal yang harus sinkron dan berhubungan, dapat pula hanya ditulis tujuan

penelitiannya, sedangkan masalah tidak dikemukakan secara eksplisit. Perhatikan

contoh berikut (dikutip dari Maria S., 2008).

Berdasarkan uraian dan hasil kajian di atas, dipandang perlu untuk mengembangkan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan minat siswa dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dilakukan dengan menerapkan model belajar pembelajaran terintegrasi dengan model tematik yang memadukan pembelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS di Kelas 1 Sekolah Dasar, dengan memperhatikan unsur kepatutan, sesuai dengan karakteristik siswa.

Untuk menyesuaikan dengan tingkat perkembangan mental siswa yang masih berada pada tahap pra-operasional (Piaget-Dahar, 1996) dan untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan metode permainan menggunakan alat peraga puzzle kayu yang sesuai yang sesuai dengan tema yang diberikan, yaitu Mengenal Diriku. Pembelajaran diupayakan untuk meningkatkan kualitas hasil dan minat siswa dalam proses pembelajaran.

Uraian kajian pustaka yang dimuat dalam artikel laporan penelitian diseleksi

dari sejumlah kajian pustaka yang ada dalam laporan lengkap. Dengan demikian

penulis atau peneliti harus memperhatikan urgensi dan relevansinya kajian pustaka

yang diuraikannya. Pada bagian ini, ada penulis yang mencantumkan ”Kajian

Pustaka” sebagai judul uraiannya, tetapi ada yang menuliskan judulnya sesuai dengan

topik penelitiannya. Misalnya ditulis :Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif”,

”Sebuah Tinjauan tentang Televisi sebagai Media Pembelajaran”, atau ”Masyarakat

Adat sebagai Laboratorium Sosial”. Ada pula yang mengintegrasikannya ke dalam

bagian metodologi penelitian.

Dalam uraian tentang metodologi, dikemukakan secara singkat mengenai

metode atau bentuk penelitian, termasuk prosedur yang ditempuh. Untuk penelitian

tindakan kelas, dikemukakan rangkaian siklus nyata yang dipraktikkan di lapangan

(bukan siklus dalam artian teoretik yang dibahas dalam sejumlah buku atau literatur

yang Anda baca). Kemudian, kemukakan obyek kajian Anda (tentang apa), responden

(berapa orang dan kemukakan secara singkat identitasnya, dengan tidak perlu

menuliskan namanya, tetapi latar belakang pendidikannya, pengalaman mengajarnya,

beban tugasnya, atau informasi penting lainnya). Pada bagian ini, dijelaskan instrumen

11.13

Page 14: BAC-PPSD-11

yang digunakan serta cara pengumpulan dan analisis datanya secara singkat.

Perhatikan cuplikan contoh berikut. (dikutip dari Maria S.,2008).

Metode PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian dilakukan secara kolaborasi oleh tim peneliti dengan guru Kelas 1 salah satu SDN di kota Pontianak. Jumlah siswa sebanyak 22 orang.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi .... Sementara itu, untuk memperoleh data pemahaman konsep siswa dilakukan dengan tes tertulis berbentuk isian singkat.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dan setiap siklus menggunakan alur kegiatan mengikuti konsep Kemmis dan Mc. Taggart tentang penelitian tindakan kelas (Arrends, 2000)., yang terdiri dari perencanaan, tinakan, observasi, dan refkleksi.

Adapun sasaran .... dst.

Bagian isi lainnya yang esensial adalah mengemukakan hasil dan temuan

penelitian yang Anda lakukan. Kemudian dibahas atau didiskusikan, misalnya dengan

mengemukakan teori atau konsep yang mendukung hasil dan temuan Anda atau

mengemukakan konsep atau teori mana yang berhasil Anda ”sempurnakan” atau

paling tidak Anda pahami dengan cara atau pendekatan baru, atau menunjukkan pada

bagian mana dari konsep tersebut berhasil Anda adaptasikan. Misalnya, jika untuk

melakukan observasi (pada Pendekatan Ketrampilan Proses) gerhana bulan tidak

mempunyai teropong atau masih harus menunggu lama peristiwa tersebut mungkin

guru dapat membuat tiruan atau model yang terbuat dari barang bekas di sekitar siswa

dengan menempatkan ketiga benda angkasa (matahari, bumi, dan langit) pada posisi

lurus, yang kemudian dengan bantuan lampu senter di ruang gelap akan muncul

”gerhana bulan tiruan”.

Sebagai penutup pada bagian isi adalah menuliskan kesimpulan hasil

penelitan, yang diringkas dari laporan lengkapnya. Diikuti kemudian dengan saran-

saran atau rekomendasi yang dapat diberikan. Dalam hal ini, saran/rekomendasi harus

yang logis/wajar dan mampu ditindaklanjuti, serta jelas ditujukan kepada siapa?.

Misalnya, membuat saran agar setiap siswa diberikan satu unit ”laptop” per siswa,

sementara sebagian besar siswa tidak memiliki buku teks pelajaran. Menyarankan

pemerintah menggaji guru sama dengan direktur bank, karena beranggapan dahulunya

sang direktur tidak mungkin memimpin sebuah bank jika tidak dididik oleh gurunya

dengan baik, juga tidak logis dan sudah terlalu melebar dari maksud utama penelitian

tindakan kelas (yang seharus berfokus pada perbaikan pembelajaran).

11.14

Page 15: BAC-PPSD-11

Seperti telah disinggung di bagian terdahulu, kadangkala suatu jurnal ilmiah

membuat ketentuan atau persyaratan tersendiri mengenai naskah artikel ilmiah yang

dikirimkan kepadanya. Sebagai contoh pembanding, ”Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP)”,

yang diterbitkan oleh LPTK dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

menetapkan persyaratan naskah untuk JIP (dikutip dari JIP No. 3 [7], 2000) sebagai

berikut:

PERYSARATAN NASKAH UNTUK JIP

Artikel merupakan atau diangkat dari hasil penelitian atau yang setara dengan hasil penelitian (ada temuan) di bidang kependidikan.

Artikel ditulis dengan bahasa Inggris/bahasa Indonesia sepanjang ±20 halaman kuarto, spasi ganda, dilengkapi dengan abstrak (50 - 75 kata) dan kata-kata kunci. Biodata singkat penulis dan ”identitas penelitian” dicantumkan sebagai catatan kaki pada halaman pertama naskah. Artikel juga dapat dikirimkan dalam disket dengan file ASCII atau dalam program WordStar (WS) dan Microsoft Word.

Artikel (hasil penelitian) memuat: o Judulo Nama penuliso Abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggriso Kata-kata kuncio Pendahuluan (tanpa sub judul, memuat latar belakang masalah

dan sedikit tinjauan pustaka, dan masalah/tujuan penelitian)o Metodeo Hasilo Pembahasano Kesimpulan dan Sarano Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)

Artikel (setara hasil penelitian) memuat:o Judulo Nama penuliso Abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggriso Kata-kata kuncio Pendahuluan (tanpa sub judul) o Subjudulo Subjudul sesuai dengan kebutuhano Subjudulo Penutup o Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)

Sebagai prasyarat bagi pemrosesan artikel, para penyumbang artikel wajib menjadi pelanggan minimal selama satu tahun.

Artikel 2 (dua) eksemplar dan disketnya dikirimkan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum bulan penerbitan kepada: Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP)

Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapat imbalan berupa nomor bukti pemuatan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.

Daftar pustaka dalam artikel ilmiah harus dan hanya sebatas sumber

kepustakaan yang dikutip dalam artikel ilmiah, bukan yang dikutip dalam laporan

11.15

Page 16: BAC-PPSD-11

lengkap, dan bukan pula asal dicantumkan hanya untuk ”gagah-gagahan”, padahal

tidak dikutip sama sekali dalam bagian isi artikel ilmiah Anda. Contoh, karena dalam

bagian isi dikutip pendapat Elliot (1991), maka dalam daftar pustaka nama Elliot

dimunculkan. Perhatikan contoh berikut (dikutip dari Lely Halimah, 1998).

Conny Semiawan. ... dst...

Elliot, John. 1991. Action Research for Education Change. Open University Press. Milton Keynes. Philadelphia.

Hoppkins, ... dst.

Dengan demikian, setiap peneliti PTK yang berkeinginan artikel ilmiahnya

dimuat dalam suatu jurnal ilmiah harus dengan jeli memperhatikan ketentuan-

ketentuan spesifik, seperti yang dicontohkan di atas, termasuk hal-hal yang

kelihatannya sangat teknis. Ketentuan seperti biasanya dapat Anda temukan di bagian

belakang jurnal (bagian cover dalam bagian belakang).

Selanjutnya, dalam penulisan ilmiah, khususnya penulisan artikel ilmiah,

mungkin ada baiknya diperhatikan pula beberapa rambu berikut:

1. Penulisan hendaknya dilakukan secara komunikatif (mudah dipahami dan dicerna

isinya oleh sebagian besar sasaran pembaca Anda)

2. Penulisan hendaknya tidak bersifat penafsiran atau evaluatif (tuliskanlah apa

adanya sesuai fakta, kecuali pada bagian yang mempersoalkan hal tersebut, seperti

pada bagian pembahasan)

3. Penulis hendaknya menyadari untuk membatasi diri supaya jangan sampai terlalu

banyak data yang dimasukkan. Kalau istilah awamnya, janganlah data ditumpah-

ruahkan semua.

4. Penulis hendaknya tetap menghormati janji tidak menuliskan nama dan menjaga

kerahasiaan

5. Penulis hendaknya tetap membuka diri untuk dikritik, dalam arti meminta

penilaian laporannya oleh para ahli, guru yang dilibatkan, atau kepala sekolah,

atau mungkin teman sejawat lainnya.

6. Penulis hendaknya menetapkan batas waktu penyelesaian laporannya dan bertekad

untuk menyelesaikannya

11.16

Page 17: BAC-PPSD-11

Untuk mengatasi kendala dalam menulis, yang sering muncul bagi banyak

penulis ”amatir” atau ”pemula”, mungkin akan bijaksana jika Anda bersedia

merenungkan sejenak anjuran berikut:

1. Rencanakan menulis jangka panjang dengan merujuk pada batas waktu, yang

Anda tentukan sendiri

2. Buatlah jadwal menulis jangka pendek, dengan target 2-3 jam per hari (5-6

halaman dua spasi)

3. Tempelkan jadwal kerja Anda di ruang kerja atau di tempat yang sering terlihat

jika Anda atau keluarga Anda lewat di dekatnya, dalam ukuran cukup besar

(selebar ukuran kertas kartoon manila atau seukuran 60 x 80 cm)

4. Tetukan tempat yang cocok untuk menulis (jauh dari gangguan apa pun dan siapa

pun), misalnya di kamar kerja (jika ada) atau di tempat yang tidak sering dilewati

orang atau menghadap ke jalan.

5. Bersiaplah untuk menulis di tempat lain (bawa notebook atau buku saku ke mana

pun Anda pergi)

6. Mulailah membaca dan mengedit tulisan sebelumnya (sebagai motivasi menulis

kelanjutannya). Kalau Anda akan melanjutkan kegiatan menulis, baca dahulu

tulisan sebelumnya (yang sudah tersimpan dalam file di computer), periksa

kemungkinan redaksi atau pengetikannya yang masih keliru. Setelah selesai

barulah melanjutkan ke tulisan baru. Yakinlah, Anda akan menjadi lebih mudah

terinspirasi menyelesaikan tulisan tersebut.

7. Bila merasa mandeg, menulislah tanpa mempedulikan sintaksis, koherensi, dan

logika sekalipun (yang dapat diperbaiki pada kesempatan kemudian)

8. Bila akan berhenti, maka berhentilah pada ketuntasan gagasan, yang memudahkan

Anda melanjutkannya kembali. Dengan perkataan lain, janganlah berhenti di

sembarang tempat, nanti Anda biasanya bingung meneruskan kelanjutannya,

apalagi rentang waktu untuk melanjutkan tulisan cukup lama (seminggu atau

lebih).

9. Bacalah laporan penelitian tindakan kelas orang lain, tajuk rencana, surat kabar

novel, cerpen, atau puisi, untuk mencari inspirasi dalam membangun gaya

penulisan Anda.

10. Tulislah secara jelas dan singkat

11. Hindari “slank” dan jargon

12. Hindari kata-kata pasif; gunakan kata kerja aktif jika dimungkinkan

11.17

Page 18: BAC-PPSD-11

13. Pilih kalimat-kalimat pendek (maksimum 19 kata); setelah 3 kalimat panjang,

selingi dengan kalimat pendek.

14. Berikan contoh untuk setiap point yang Anda kemukakan (kutipan dari responden,

metafora, dan gaya bahasa lainnya)

15. Dalam satu halaman (kertas A4) minimal ada tiga alinea.

16. Lengkapi laporan Anda dengan display visual (tabel, bagan, diagram, foto, dll.);

upayakan agar display tersebut sederhana, jelas, dan memuat informasi yang

relevan dengan konteksnya.

17. Gunakan kata ganti orang pertama, misalnya, Penulis berkesimpulan …”

18. Hindari pandangan pribadi

19. Singkatan agar diperjelas terlebih dahulu pada permulaan (bisa juga dengan

membuat daftar singkatan)

20. Gunakan judul/subjudul pada setiap komponen

21. Buat file ganda (back-up), supaya kalau terjadi masalah dengan file Anda (kena

virus atau gangguan lain) Anda tidak dibuat repot.

Akhirnya, untuk mengevaluasi pekerjaan Anda dapat pula Anda menilai

tulisan Anda sendiri. Telaahlah dengan seksama dan jujurlah pada diri sendiri, lalu

gunakan butir-butir pertanyaan berikut:

1. Apakah uraian tentang topik yang dibahas telah benar-benar menggambarkan

keadaan sebenarnya?

2. Apakah ada kekeliruan pengungkapan fakta (data) atau interpretasinya?

3. Apakah ada data atau informasi penting yang terbuang?

4. Apakah penafsiran yang dilakukan oleh peneliti atau anggota tim penelitian

tersebut sesuai dengan penafsiran oleh subyek atau pakar umumnya?

5. Apakah kerahasiaan dan usaha tidak mencantumkan nama latar penelitian dan

subyek itu sudah benar-benar terjamin?

6. Apakah ada persoalan yang “hangat” dan sensitif ikut dimasukkan dalam laporan?

Latihan

Perhatikan kembali contoh abstrak penelitian yang telah diberikan pada bagian

terdahulu. Cermati isinya. Kemudian tulislah kembali dengan bahasa (kalimat) Anda !

11.18

Page 19: BAC-PPSD-11

Petunjuk Mengerjakan Latihan

1. Baca contoh artikel dari sebuah jurnal penelitian.

2. Buat butir-butir ringkasan isinya.

3. Tulis kembali tanpa melihat (membaca) artikel tersebut.

4. Bandingkan hasil tulisan Anda dengan artikel tadi serta gunakan acun contoh yang

telah diberikan dalam modul ini.

5. Mintakan pendapat teman untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja Anda,

atau siapa saja yang Anda anggap memiliki kemampuan untuk itu.

6. Jika masih ada kekurangannya, perbaiki kembali.

7. Jika langkah-langkah di atas sudah Anda lewati dengan tertib, maka ketika laporan

PTK Anda akan dijadikan artikel untuk jurnal ilmiah, Anda sudah berpengalaman

melakukannya, msekipun dengan metode ATM (Ambil contoh yang ada, Tiru dan

Modifikasi). Ingat, ini hanya untuk cara belajar, bukan untuk menjiplak karya

orang lain, lalu diakui sebagai karya sendiri, ya.

RANGKUMAN

Artikel ilmiah adalah tulisan ilmiah yang lazimnya dipublikasikan melalui

jurnal ilmiah. Sasaran pembacanya adalah komunitas ilmiah, seperti pakar dan dosen

perguruan tinggi, pemerhati pendidikan, dan peminat khusus bidang ilmu yang diteliti

(ilmuan fisika tentu menggemari kajian tentang sains, atau ilmuan sosial tentu tertarik

dengan kajian tentang IPS).

Lazimnya, artikel ilmiah memuat bagian pendahuluan (judul, nama penulis,

kata kunci, dan abstrak), bagian isi (pendahuluan, metodologi penelitian, hasil dan

pembahasan, kesimpulan dan saran), dan diakhiri dengan daftar pustaka. Sebagai

karya ilmiah, artikel ilmiah hendaknya ditulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip

ilmiah, termasuk dalam teknis tata-tulisnya.

TES FORMATIF 2

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari huruf

(A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling tepat

untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.

11.19

Page 20: BAC-PPSD-11

1. Jurnal ilmiah lazimnya memuat ...

A. hasil penelitian atau kajian ilmiah yang setara dengan penelitian

B. hasil penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan

C. hasil penelitian kelas dan penelitian tindakan pada umumnya

D. hasil penelitian serta hasil monitoring dan evaluasi

2. Jurnal ilmiah pada umumnya diterbitkan/dikelola oleh ...

A. lembaga ilmiah

B. perguruan tinggi

C. lembaga pendidikan tenaga kependidikan

D. pusat-pusat penelitian

3. Dibandingkan dengan abstrak laporan penelitian lengkap, abstrak dalam artikel

ilmiah lazimnya ...

A. lebih panjang

B. lebih pendek

C. sama panjang

D. boleh lebih panjang atau lebih pendek

4. Bagian utama dari isi pendahuluan dalam artikel ilmiah memuat antara lain ...

A. latar belakang, masalah, dan atau tujuan

B. latar belakang, tujuan, dan hasil penelitian

C. masalah, tujuan, dan manfaat penelitian

D. masalah, tujuan, dan hasil penelitian

5. Kajian pustaka dalam artikel ilmiah terdiri dari ...

A. hasil kajian pustaka yang dibutuhkan dan relevan untuk artikel tersebut

B. hasil penulusaran pustaka di perpustakaan atau website (internet)

C. hasil kajian pustaka yang termuat dalam laporan lengkap

D. hasil penelitian yang telah dimuat dalam sejumlah buku/jurnal

6. Penjelasan tentang seluk-beluk pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan

dalam bagian ...

A. pendahuluan

11.20

Page 21: BAC-PPSD-11

B. kajian pustaka

C. metodologi

D. hasil dan pembahasan

7. Daftar pustaka dalam artikel ilmiah memuat ...

A. laporan-laporan hasil ptk oleh pihak lain sebelumnya

B. buku-buku teks tentang penelitian tindakan kelas

C. kepustakaan yang dikutip dalam bagian isi artikel

D. kepustakaan tambahan untuk menambah wawasan pembaca

8. Teknis tatatulis dalam berbagai jurnal ilmiah bersifat ...

A. homogen

B. heterogen

C. monoton

D. resmi

9. Sebagai acuan umum, kalimat pendek ditandai dengan jumlah kata sebanyak ...

A. maksimal 19 kata

B. minimal 19 kata

C. antara 0 – 20 kata

D. antara 19-20 kata

10. Paragraf pendek ditandai dengan ...

A. satu halaman kertas kuarto/a4 terdiri dari satu paragraf

B. satu halaman kertas kuarto/a4 terdiri dari maksimal dua paragraf

C. satu halaman kertas kuarto/a4 terdiri dari minimal dua paragraf

D. satu halaman kertas kuarto/a4 terdiri dari minimal tiga paragraf

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di

bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang Benar, kemudian

pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

11.21

Page 22: BAC-PPSD-11

Rumus Perhitungan:

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:

5. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik

6. Skor 80 – 89 berarti Baik

7. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik

8. Skor 0 – 69 berarti Kurang

Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda tentang

bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!, maka Anda

dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda

masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari

kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasasi dengan

baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru menjawabnya.

11.22

Page 23: BAC-PPSD-11

SUB UNIT 3

Hand-Out dan Presentasi dalam Forum Ilmiah

Dalam suatu forum ilmiah, seperti seminar atau diskusi, presentasi dari suatu

karya ilmiah yang telah dibuat tidak dibaca persis seperti yang tertulis, melainkan

cukup bagian-bagian penting dari karya tulis tersebut saja. Selain itu, untuk membantu

efektivitas dan efisiensi penggunaan waktu (yang biasanya juga terbatas) diperlukan

bantuan tayangan menggunakan OHP atau LCD, yang dikemas dalam bentuk Hand-

Out. Berikut ini adalah ulasan tentang cara mempersiapkan dan menggunakan hand-

out dalam forum ilmiah.

A. Pengertian

Hand-out, dalam “kamus” dapat berarti sedekah, pemberian, atau membagi-

bagi sesuatu, tetapi dapat pula berarti berita (news story) atau selebaran (leaflet).

Dalam konteks media pembelajaran, hand-out diartikan sebagai garis besar (kerangka

penjabaran) suatu topik pembelajaran. Seperti halnya media pembelajaran pada

umumnya, hand-out berfungsi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan

menyederhanakan cara penyajian dan menampilkan visual yang menarik.

B. Tujuan dan Manfaat

Seperti telah disinggung sebelumnya, pembuatan hand-out bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran (atau berpresentasi). Apabila

hand-out dibuat lebih sederhana penyajiannya dibandingkan kaya aslinya, maka

peserta atau audience akan lebih mudah mermpelajari topik yang sedang dibahas.

Perhatian peserta juga akan meningkat, karena penampilan menjadi lebih menarik

(ada visualisasi garis, bentuk, dan warna). Di samping itu, peserta atau audience yang

tidak sempat membaca secara keseluruhan karya tulis yang ditampilkan dan

kemampuan mencatatnya kurang baik, juga akan terbantu, sehingga menghemat biaya,

waktu, dan tenaga.

C. Prinsip Dasar Pembuatan Hand-Out (Media Grafis)

Pembuatan hand-out akan memberikan dampak positif yang besar dalam

proses pembelajaran, seandainya perancang instruksional memperhatikan prinsip-

prinsip seperti berikut.

11.23

Page 24: BAC-PPSD-11

1. Kesederhanaan (dibatasi pada hal penting saja, tulisan sederhana, jelas, dan jangan

artistik)

2. Kesatuan (harmonis, gunakan anak panah, garis, bentuk, warna, dan ruang)

3. Penekanan (diperbesar, diperjelas, diwarnai, ditebalkan atau bold, atau garis

miring atau italic, dan diberi ruang khusus)

4. Keseimbangan, yaitu keseimbangan formal (statis) dan informal (dinamis)

5. Penggunaan asesori/ilustrasi sesuai kebutuhan: Garis, Bentuk (aneh), Warna

(jangan terlalu banyak dan berbaur, ada pembatas), Tekstur (pengganti warna,

untuk penekanan, pemisahan, dan penyatuan), dan Ruang (tersedia ruang kosong

untuk mencegah perasaan terlalu berdesakan)

6. Pengorganisasian Urutan Substansi Kerangka Materi

Kerangka materi yang akan ditampilkan dalam hand-out dapat mengambil

berbagai bentuk, tergantung kepada hasil analisis instruksional yang dilakukan.

Penyajian dapat berupa outline, bagan skematik, atau berbentuk matriks, dengan

berbagai variasinya. Beberapa bentuk pengorgnisasian urutan substansi materi

dicontohkan secara singkat seperti berikut.

1. Bentuk Outline

Dibuat dalam bentuk pointer-pointer atau garis besar materi penyajian secara

urut dari awal sampai akhir bagian materi tersebut. Dalam kasus laporan penelitian,

mungkin dapat dimulai dari bagian pendahuluan (latar belakang, masalah, tujuan, dan

manfaat). Perhatikanlah contoh bagan berikut.

ContohJudul : Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Siswa Kelas 1 SD

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang2. Masalah3. Tujuan4. ....... dst

B. METODE PENELITIAN1. Setting2. ......... dst.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN1.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan2. Saran

Gambar 11.1

11.24

Page 25: BAC-PPSD-11

Bagan Berbentuk Outline

2. Bentuk Hirarkhi-Skematik

Bentuk hirarakhi merupakan pengorganisasian materi penyajian yang bersifat

kategorik, seperti sejumlah butir rumusan masalah, tujuan, atau manfaat penelitian.

Jadi, materi sajian yang bersifat pengelompokan seperti ini cukup tepat jika disajikan

melalui bentuk hirarkhis ini.

Gambar 11.2Bagan Berbentuk Hirarkh-Skematik

3. Bentuk Fokus pada Satu Masalah

Penyajian materi dengan pengorganisasian berbentuk focus pada masalah

sesungguhnya merupakan kebalikan model khirarki-skematik (mirip pola berpikir

induktif, atau dari khusus ke umum). Penggunaan model ini mungkin cocok dipakai

untuk menjelaskan bagaimana suatu kesimpulan dirumuskan berdasarkan berbagai

data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian. Perhatikan contoh bagan

berikut ini.

IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

SISWA SERING TIDAK MENGERJAKAN PR

SISWA SULIT MENGERJAKAN SOAL

CERITA

SISWA TIDAK MEMILIKI BUKU PAKET

DST

11.25

Page 26: BAC-PPSD-11

Gambar 11.3Contoh Bagan Berbentuk Fokus pada Masalah

4. Bentuk Mata-Rantai (Flow-Chart)

Bentuk mata-rantai atau flow kelihatannya lebih tepat materi yang merupakan

urutan kerja atau proses kerja/tahapan pelaksanaan kegiatan. Siklus-siklus dan

prosedur penelitian tindakan kelas yang ditempuh, dan jadwal pelaksanaan penelitian,

misalnya lebih cocok jika menggunakan model mata-rantai (flow-chart).

Perhatikanlah dengan seksama contoh berikut.

11.26

Masalah ?Siswa Lambat

Membaca

Identifikasi Masalah“Belum kenal huruf bila

diacak”

Identifikasi Cara/SolusiTugas Menghafal Huruf.Asosiasi Huruf-Gambar,

Kartu Huruf

Pilih/Seleksi Cara/Solusi Terbaik

“Kartu Huruf”

PENDAHULUAN

Page 27: BAC-PPSD-11

Bagan 11.4.Contoh Berbentuk Mata Rantai

5. Bentuk Komparasi-Klasifikasi Berpasangan

Bentuk komparasi lebih cocok, misalnya digunakan oleh seorang penyaji

laporan penelitian yang ingin menjelaskan hasil siklus satu dengan siklus lainnya, atau

tahapan satu dengan tahapan lainnya. Perhatikan contoh bentuk matriks di bawah ini

(yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan).

BandingkanSiklus-I Siklus-II

Sebanyak 57% siswa tuntas (≥ 7,0)

Sebanyak 84% siswa tuntas (≥ 7,0)

Bagan 11.5Contoh Bagan Berbentuk Komparasi-Klasifikasi Berpasangan

LaporanSiklus-I

LaporanSiklus-II

RangkumanSiklus-I dan II

Perencanaan

2. Tindakan

3. Observasi

4.Refleksi

Perencanaan

2. Tindakan

3. Observasi

4. Refleksi

LAPORAN HASIL PTK

11.27

Page 28: BAC-PPSD-11

6. Bentuk Komparasi-Kontras

Bentuk komparasi kontras pada dasarnya merupakan bentuk matriks

sebelumnya. Bedanya, kalau pada matriks sebelumnya kita hanya ingin menunjukkan

perbandingan satu hal dengan hal lainnya, pada matriks ini, setelah membandingkan

ditindaklanjuti dengan menuliskan aspek-aspek yang memang berbeda (yang sama

tidak perlu ditulis). Perhatikan contoh berikut.

BandingkanSiklus-I Siklus-II

Siswa yang bertanya hanya 20% dan terkesan malas-malasan

Siswa rebutan bertanya dan terlihat berani mengoreksi kesalahan temannya

BedakanMinat belajar siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran tematik dengan Alat Peraga Puzzle

Bagan 11.6Contoh Bagan Berbentuk Komparasi Kontras

7. Bentuk Komparasi Silang

Matriks model ini juga merupakan model matrik sebelumnya, tetapi model ini

dipakai untuk menunjukkan “persilangan” hasil komparasi tentang dua hal atau lebih

menurut dua dimensi pengamatan atau lebih. Misalnya membandingkan hasil siklus I

dan siklus II pada aspek rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Perhatikanlah

contoh berikut.

Hasil Siklus I Hasil Silus II

Hasil belajarSebanyak 57% siswa tuntas (≥ 7,0)

Sebanyak 84% siswa tuntas (≥ 7,0)

Minat dan Aktivitas Belajar

Siswa yang bertanya hanya 20% dan terkesan malas-malasan

Siswa rebutan bertanya dan terlihat berani mengoreksi kesalahan temannya

Bagan 11.7Contoh Bagan Berbentuk Komparasi Silang

11.28

Page 29: BAC-PPSD-11

7. Petunjuk Teknis

Pembuatan hand-out yang menggunakan fasilitas komputer, baik dengan

menggunakan program Microsoft Office Power-Point maupun program-program

lainnya hendaklah memperhatikan beberapa petunjuk teknis berikut.

1. Tipe dan Ukuran Huruf

Huruf yang digunakan direkomendasikan tipe-tipe huruf Sans Serif, seperti

Verdana, Tahoma, dan Helvetica untuk teks dan judul. Bentuk huruf akan lebih baik

jika menggunakan huruf kecil atau kapitalisasi (Sentence case, lower case, atau Title

Case). Penggunaan huruf kapital (UPPER CASE dan tOGGLE cASE) dibatasi hanya

untuk keperluan terbatas atau tertentu saja, seperti untuk penulisan judul atau sub-

judul.

Selain itu, cetak tebal lebih disukai banyak orang daripada reguler (standar),

karena akan lebih jelas terbaca. Sementara itu, ukuran besar huruf disarankan sebagai

berikut:

a. Judul: 32 poin atau lebih besar

b. Sub judul: 30 poin atau lebih besar, dan

c. Teks: 28 poin atau lebih besar

Sebagai panduan, berdasarkan hasil pengamatan ternyata bahwa secara rata-

rata, kita perlu memperhatikan hubungan antara besaran huruf yang digunakan dan

jarak pandang audience dengan materi (layar sajian materi), dengan prakiraan seperti

berikut:

a. Huruf berukuran 1 inci atau 2,54 cm (ukuran 24) dapat dengan jelas terbaca dari

jarak sekitar 3 m.

b. Huruf berukuran 2 inci atau 2,54 cm (ukuran 36) dapat dengan jelas terbaca dari

jarak sekitar 6 m.

c. Huruf berukuran 3 inci atau 2,54 cm (ukuran 72) dapat dengan jelas terbaca dari

jarak sekitar 9 m.

2. Kontras Warna

Berkaitan dengan kontras warna, perlu diperhatikan hubungan antara warna

latar belakang dan warna huruf yang digunakan, karena kalau kombinasinya kurang

tepat akan menimbulkan kekaburan atau ketidakjelasan pandangan audience.

Keduanya akan dibahas sebagai berikut.

11.29

Page 30: BAC-PPSD-11

Latar belakang harus sederhana, tidak bersifat grafis, dan biasanya harus

memiliki satu warna saja, bila mungkin warna pastel muda atau putih jika

menggunakan cetakan warna hitam. Gradient dua-warna akan lebih mudah terbaca

apabila salah satu dari kedua warna tersebut adalah putih. Gradient dua-warna juga

akan mudah terbaca, apabila salah satunya bukan warna putih, seandainya warna-

warna tersebut berdekatan pada roda warna (misalnya kuning ber-gradient dengan

hijau). Penggunaan warna abu-abu harus dihindari, baik pada teks ataupun latar

belakang dari presentasi PowerPoint.

Teks dan latar belakang haruslah sangat kontras. Bila latar belakang

berwarna gelap, teksnya harus berwarna sangat terang. Sebaliknya, apabila latar

belakangnya berwarna terang, teksnya harus berwarna sangat gelap. Beberapa contoh

kombinasi warna yang baik untuk teks dan latar belakang, misalnya adalah hitam dan

putih, kuning dan ungu, kuning dan biru tua, merah tua dan putih, hijau tua dan putih,

biru tua dan putih, hitam dan kuning, dan ungu dan putih. Berikut ini merupakan

contoh kontras warna yang BAIK antara warna huruf (teks) dan latar belakang:

Kuning pada ungu

Hitam pada putih

Kuning pada biru tua

Merah tua pada putih

Hijau tua pada putih

Biru tua pada putih

Hitam pada kuning

Ungu pada putih

Putih pada coklat kemerahan

Warna-warna tertentu sebaiknya tidak digunakan secara bersamaan. Misalnya,

warna merah dan hijau, merah dan hitam, hijau tua dan hitam, atau biru dan hitam,

terutama sebagai latar belakang dan teks, atau ciri-ciri grafik. Di samping itu, dampak

dari buta warna mengakibatkan sekitar 10% dari masyarakat mengalami kesulitan

dengan warna merah dan hijau. Berikut ini merupakan contoh kontras warna yang

BURUK antara warna huruf (teks) dan latar belakang:

Merah dan hijau

Merah dan hitam

Hijau tua dan hitam

Biru dan hitam

11.30

Page 31: BAC-PPSD-11

Perlu pula ditekankan di sini bahwa bayang-bayang (arsiran) warna abu-abu

tidak boleh digunakan bersamaan, baik sebagai ciri-ciri grafik, latar belakang, maupun

teks.

3. Animasi

Ciri-ciri animasi yang memberikan efek positif antara lain mencakup: (a)

terbang masuk dari kiri, (b) mengintip dari kiri, (c) mesin tik, (d) hilang di

kanan dan muncul. Dengan pengecualian untuk muncul, ciri-ciri animasi harus selalu

menyajikan teks yang dimulai di kiri, sebagaimana pada gaya membaca yang normal

dalam huruf latin. Karakter-karakter yang berterbangan, elemen-elemen dengan

rancangan spiral, atau elemen-elemen yang masuk dari bawah atau kanan harus

dihindari, kecuali apabila hal-hal tersebut digunakan untuk menunjukkan arah

gerakan dari suatu elemen. Berkenaan dengan animasi, perlu dicamkan agar: Jangan

terlalu banyak menggunakan animasi!

4. Tataruang

Dalam hal penggunaan tataruang (lay-out atau tataletak) ada beberapa kiat

yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembuatan hand-out untuk presentasi dalam

forum ilmiah, yaitu:

1. Slide harus sederhana, tidak boleh lebih dari tiga blok informasi pada masing-

masing slide atau tidak lebih dari tujuh baris informasi secara keseluruhan (tidak

termasuk judul).

2. Jika memungkinkan, hindari menempatkan informasi pada kolom-kolom. Barisan

setiap teks diupayakan hendaknya skitar 28-39 karakter, tidak termasuk Bulleted

list (urutan titik/poin penanda).

3. Bila ada buletted list bersisian, teks dari satu urutan harus menggunakan warna

yang berbeda atau latar belakangnya berbeda warna dari teks pada urutan yang

lain agar tidak membingungkan audience.

4. Hindari pemenggalan kata di akhir baris.

5. Grafik yang digunakan dalam presentasi PowerPoint harus sangat kontras dan

sangat jelas. Gambar garis hitam dan putih lebih disukai daripada grafik skala

(arsiran) abu-abu. Grafik yang mengandung bidang yang dicetak tebal berwarna

terang lebih disukai daripada hitam dan putih. Jika memungkinkan, bidang berpola

harus dibatasi.

11.31

Page 32: BAC-PPSD-11

6. Bila terdapat peta, penggunaan warna lebih disukai daripada skala (arsiran) abu-

abu. Teks pada peta harus disesuaikan dengan panduan cetak besar.

7. Hindari cetak miring, jika memungkinkan. Garis bawah, “menandai dengan dua

tanda kutip” atau penggunaan cetak tebal lebih disukai.

8. Bila membuat handout dari PowerPoint, dua slide atau lebih sedikit per halaman

lebih disukai.

9. Peserta dapat dimotivasi untuk membuat catatan dalam marjin yang ada apabila

dianggap perlu.

Contoh slide yang mungkin dibuat untuk kepentingan presentasi dapat dilihat

adalah seperti berikut.

Sementara itu, contoh slide yang sebaiknya dihindari, karena antara lain terlalu

padat isinya, misalnya adalah seperti berikut.

11.32

Page 33: BAC-PPSD-11

f. Kriteria Kelayakan Hand-Out

Untuk mengetahui, apakah suatu hand-out telah memenuhi persyaratan

kelayakan untuk digunakan, akan sangat ideal jika dilakukan ujicoba terbatas atau

didiskusikan secara terbatas dengan beberapa orang yang mendekati karakteristik

audience dan/atau kolega. Butir-butir pertanyaan berikut ini akan sangat membantu

untuk kelayakan penggunaan hand-out.

Instrumen Uji Kelayakan Hand-Out

(diadopsi dari ACCU, 1995)

Petunjuk:

Berikan ceklis () di depan pilihan jawaban “Ya” atau “Tidak”. Jika menjawab “Ya”,

berikan ceklis () pula di depan pilihan jawaban “Jelas” atau “Tak Jelas”.

1. Apakah Anda dapat membaca judul hand-outnya? Apakah jelas ?

(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas

2. Apakah Anda memahami judul hand-outnya; jelas apa tidak jelas ?

(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas

3. Apakah Anda memahami maksud dari isi hand-out; jelas apa tidak jelas ?

(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas

4. Apakah kata-kata pada hand-out terbaca oleh Anda; jelas apa tidak jelas ?

(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas

5. Apakah ukuran huruf hand-out sudah memadai; jelas apa tidak jelas ?

(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas

6. Apakah warna-warna pada hand-out menarik; jelas apa tidak jelas ?

(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas

7. Apakah hand-out berguna bagi Anda? jelas apa tidak jelas ?

(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas

11.33

Page 34: BAC-PPSD-11

8. Dapatkah Anda memahami semua kata dan kalimat dalam hand-out; jelas apa

tidak jelas ?

(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas

Setelah hand-out dipersiapkan dengan baik, giliran berikutnya adalah

mempersiapkan diri penyaji yang akan menampilkan hasil-hasil penelitiannya secara

meyakinkan dan mampu menyedot perhatian audience yang hadir atau menyaksikan

presentasinya, Berikut ini akan dipaparkan sejumlah hal-hal teknis yang berkenaan

dengan penyajian hasil penelitian dalam forum ilmiah.

Agar seorang presenter atau penyaji materi dapat mencapai tujuannya dan

mampu memberikan kepuasan kepada audiencenya, maka yang bersangkutan harus

mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Persiapan tersebut meliputi :

Pertimbangan keadaan yang dihadapi (SITUASI)

Pertimbangan mengenai tujuan yang ingin dicapai (SASARAN)

Pertimbangan mengenai bahan penyajian (APA)

Pertimbangan mengenai metode penyajian yang dipilih (BAGAIMANA)

Pertimbangan alat-alat pembantu yang akan digunakan (DENGAN APA)

Pertimbangan mengenai tempat belajar akan diberikan (DI MANA)

Sesudah seorang penyaji materi mengadakan pertimbangan-pertimbangan

seperti dikemukakan pada bagian tersebut di atas, yang bersangkutan harus

mempelajari bahan penyajian itu sedalam-dalamnya, agar ia benar-benar

menguasainya.

Pada taraf inilah dimulainya kegiatan penyajian yang sesungguhnya. Apa pun

bentuk metode penyajiannya, seorang presenter harus memperhatikan pedoman-

pedoman umum sebagai berikut :

1. Terlebih dahulu audience harus dikondisikan secara psikologis/ Ibaratkan

bercocok tanam, jika ingin tanaman akan

tumbuh dan berkembang secara maksimal,

maka sebelum menyemai bibit dan

menanam pohon, sebidang tanah subur

yang diperlukan harus telah siap untuk

ditanami, begitu pula halnya jika seorang

penyaji materi menginginkan presentasinya mencapai tujuan dan sasaran yang

11.34

Page 35: BAC-PPSD-11

tepat. Untuk membawa audience pada kondisi sedemikian rupa haruslah

dibangkitkan minatnya, agar perhatian mereka tertuju pada penyajian yang akan

diberikan penyaji materi. Dalam hal ini, audience harus mengetahui lebih dahulu

APA yang akan mereka terima selama penyajian, dan apa KEGUNAANNYA,

baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Setelah audience diantar menuju tujuan penyajian, barulah penyaji materi dapat

mulai dengan inti uraiannya. Pada taraf ini, yang bersangkutan dapat

menggunakan metode penyajian pilihan paling tepat untuk materi yang ia sajikan.

Apa pun bentuk penyajiannya, presenter harus menggiatkan indera audiencenya,

dalam arti jangan hanya satu macam indera, terutama indera pendengar saja yang

digiatkan pada audience. Kita harus menggiatkan sebanyak mungkin indera,

terutama dengan memaksimalkan penggunaan hand-out yang telah dipersiapkan.

Hal ini sangat penting sehingga tiap penyaji materi dapat menyajikan sesuatu

materi penyajian dengan sebaik-baiknya.

3. Dalam menyajikan materi dan memberikan penjelasan tentang apa yang disajikan,

maka seperti halnya kita mengajar, penjelasan seorang penyaji materi harus

disampaikan dengan artikulasi yang dapat tertangkap secara baik oleh semua

audience. Kata dan kalimat yang digunakan dipilih yang sederhana, dan istilah

yang dipakai dipilih dari istilah yang sudah umum. Kalau memang pilihan

istilahnya terbatas, berikanlah penjelasan seperlunya tentang istilah tersebut.

4. Selama penyajian, berikan contoh dan ilustrasi yang cukup, dan memberikan

tekanan pada bagian-bagian yang dianggap penting. Dalam hal tertentu mungkin

perlu ada pengulangan untuk bagian-bagian yang diangap penting. Selain itu,

untuk menjaga minat dan perhatian audience, seorang penyaji materi hendaknya

juga melakukan variasi tampilan. Variasi dimaksud antara lain berbentuk:

variasi posisi (jangan tetap pada satu posisi atau tempat yang tetap dari

awal sampai akhir penyajian materi, tetapi juga jangan sangat sering

berpindah-pindah tempat, nanti audience Anda akan kebingungan)

variasi suara, seperti meninggikan dan merendahkan nada suatu (dibuat

senyap sejenak)

5. Pada akhir penyajian, kemukakan kesimpulan atau semacam ikhtisar materi sajian,

sebelum kemudian menutup penyajian secara santun, seperti dengan

menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf.

11.35

Page 36: BAC-PPSD-11

Untuk menilai tampilan, seorang penyaji materi dapat pula menyiapkan

instrumen penilaian tampilannya dan dimintakan pada sejawat atau sejumlah audience

untuk mengisinya.

Tabel 11.3Format Penilaian Tampilan Penyaji Materi

dalam Forum Ilmiah

No Aspek yang DinilaiPenilaian/Skor

Kurang Cukup BaikSangat Baik

1. Penyaji menyadari adanya keterbatasan perbendaharaan kata-kata dan ungkapan yang dimiliki audience. Dalam rangka itu, penyaji tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit.

1 2 3 4

2. Penyaji menghindari penggunaan kata-kata asing dan yang meragukan serta yang berlebih-lebihan.

1 2 3 4

3. Penyaji memberikan contoh yang cukup jelas untuk menanamkan pengertian dalam uraiannya.

1 2 3 4

4. Penyaji menggunakan contoh yang relevan dengan uraiannya.

1 2 3 4

5. Contoh yang digunakan penyaji sesuai dengan usia, pengetahuan, dan latar belakang, maupun pengalaman audience.

1 2 3 4

6. Penyaji menunjukkan dengan jelas pola, urutan, atau struktur sajian, khususnya hubungan antara contoh-contoh dan generalisasi (hukum, rumus)

1 2 3 4

7. Penyaji memberikan ikhtisar butir-butir yang penting, baik selama penyajian maupun pada akhir penyajian, dan bila perlu memberikan sajian tambahan.

1 2 3 4

8. Penyaji menggunakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal penting dalam penyajiannya.

1 2 3 4

9. Butir-butir penting dalam penjelasan diberi tekanan dengan cara mengulanginya, mengatakan dalam kalimat lain, atau menyebutkan satu demi satu, seperti: satu .., dua, dst.

1 2 3 4

10. Penekanan yang berbeda diberi pula dengan mimik, isyarat, ataupun dengan gerakan selama penyajian berlangsung

1 2 3 4

11. Pemberian tekanan juga diberikan dengan menggunakan demonstrasi atau contoh benda yang sebenarnya.

1 2 3 4

Sumber: Dimodifikasi dari) Lembar Observasi Ketrampilan Menjelaskan, PAU-P3AI, 1997

11.36

Page 37: BAC-PPSD-11

Jika dalam penyajian hasil penelitian tindakan kelas digunakan media seperti

OHP atau LCD, ada beberapa hal teknis yang juga perlu diperhatikan, misalnya

menyangkut:

1. Usahakan bahwa segala perangkat pendukung sudah dipersiapkan dengan baik

sejak dini, seperti daya listrik, komputer/laptop, OHP/LCD, layar pantulan, dll.

Dalam hal ini penyaji materi perlu didampingi teknisi yang sangat mengerti

tentang komputer/lap-top, LCD/OHP, dan segala perangkat lain yang

dipergunakan.

2. Selama penyajian, seorang penyaji tidak hanya sebatas membaca apa yang tertulis

dalam slide tetapi justru penjelasan rinci tentang apa yang tertulislah yang harus

mendapatkan perhatian utama.

3. Usahakan penyaji selalu berhadapan atau bertatap muka dengan audience, dan jika

dirasakan perlu menunjuk suatu item tulisan, gambar, atau obyek tertentu pada

tayangan di layar pantulan, penyaji tidak perlu menunjuk ke layar tetapi cukup

hanya menunjuk pada slide di layar komputer.

Latihan

1. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan prinsip kesederhanaan, kesatuan, penekanan,

keseimbangan, penggunaan ilustrasi dalam merancang hand-out ?

2. Buatlah masing-masing 1 (satu) contoh pengorganisasian bahan (kerangka materi)

untuk bentuk: (a) outline, (b) hirarkhi skematis, (c) mata-rantai (flow-chart), (d)

fokus pada satu masalah, (e) klasifikasi berpasangan, (f) komparasi kontras, dan

(g) dikotomi logis !

3. Aplikasikan contoh-contoh pengorganisasian bahan (jawaban no.2) dengan

program komputer yang Anda kuasai (MS-Power Point atau program lainnya) !

Petunjuk Mengerjakan Latihan

1. Baca uraian dalam subunit 3 di atas dengan seksama, terutama berkenaan dengan

tatacara pembuatan hand-out yang akan digunakan ketika berpresentasi dalam

forum ilmiah. Kemudian jawablah pertanyaan dalam soal latihan 1.

11.37

Page 38: BAC-PPSD-11

2. Baca laporan penelitian tindakan kelas atau laporan penelitian apa saja, atau materi

dalam pelajaran di sekolah yang Anda kuasai dengan baik. Kemudian buatkan

penyajian satu contoh yang masing-masing cocok menggunakan pola: (a) outline,

(b) hirarkhi skematis, (c) mata-rantai (flow-chart), (d) fokus pada satu masalah, (e)

klasifikasi berpasangan, (f) komparasi kontras, dan (g) dikotomi logis!

3. Kerjakanlah macam-macam pola dengan menggunakan Microsoft Power-Point

atau program lain yang Anda kuasai. Jika ada kesulitan, kerjakanlah bersama

teman yang sudah menguasai program tersebut.

RANGKUMAN

Suatu presentasi akan berhasil baik jika dirancang dan dipersiapkan dengan

baik. Target seorang presenter yang utama tentu saja agar materi sajian yang

dipresentasikannya mudah dipahami, menarik perhatian, dan berakhir pada kepuasan

audience. Oleh karena itu, esensi materinya harus dapat dipertanggungjawabkan

kebenaran ilmiahnya, dapat terbaca atau terpantau secara jelas, tataletak teks dan

gambarnya proporsional, serta penggunaan warna dan animasinya juga tidak berlebih-

lebihan.

Setelah semua detail hand-outnya siap digunakan maka seorang perenster juga

harus memperhatikan cara penyajian di depan audince. Dalam hal ini, seorang

presenter harus menyiapkan penguasan materi sajian, media dan perangkat pendukung

yang akan digunakan, tampil secara meyakinkan dan bergairah serta mampu menarik

perhatian audience.

TES FORMATIF 3

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari

huruf (A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling

tepat untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.

1. Hand-out berisi tentang ...

A. ilustrasi untuk memperjelas penyajian

B. rangkuman atau kesimpulan suatu penelitian

C. garis besar suatu topik pembalajaran/penyajian

D. bagian penting tentang proses kerja suatu kegiatan/penelitian

11.38

Page 39: BAC-PPSD-11

2. Untuk menjelaskan perbedaan satu hal dengan hal lainnya dalam suatu sajian

dianjurkan pengorganisasi materi berpola ...

A. khirakhis – skematik

B. komparasi-kontras

C. mata-rantai

D. berfokus pada masalah

3. Latar belakang yang dianjurkan untuk lembaran-lembaran pada suatu hand-out

memiliki ciri ...

A. sederhana

B. beraneka warna

C. dinamis

D. plural

4. Ciri-ciri animasi yang memberikan efek positif antara lain, kecuali …

A. mengintip dari kiri

B. karakter beterbangan

C. elemen rancangan spiral

D. elemen masuk dari bawahk

5. Untuk menandai bagian teks yang dianggap penting, disarankan untuk

menghindari penggunaan ...

A. cetak miring (italic)

B. garis bawah (underline)

C. membubuhkan tanda kutip

D. cetak tebal (bold)

6. Manfaat hand-out antara lain adalah ...

A. meringankan beban kerja penyaji

B. memutahirkan informasi

C. mendayagunakan teknologi canggih

D. mempemudah pemahaman audience

11.39

Page 40: BAC-PPSD-11

7. Alat bantu untuk presentasi yang menggunakan LCD adalah ...

A. overhead projector

B. transparansi

C. perangkat komputer

D. printer dan scanner

8. Kontras warna huruf dan latar belakang yang buruk apabila berkombinasi ...

A. merah pada purih

B. hitan pada putih

C. merah pada hitam

D. hitam pada kuning

9. Ukuran huruf dalam pembuatan hand-out yang dipergunakan harus memenuhi

pertimbangan ...

A. biaya yang harus disedaikan penyelenggara acara

B. bahan baku untuk tempat duduk audience

C. jarak audiense dengan layar tayangan bahan sajian

D. waktu yang tersedia untuk berpresentasi

10. Posisi terbaik saat seorang penyaji berpresentasi adalah ...

A. berkeliling ruangan acara

B. menunjuk layar tayangan dengan alat tertentu

C. menghadap ke arah audience

D. menyelipkan humor selama berpresentasi

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di

bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang Benar, kemudian

pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.

11.40

Page 41: BAC-PPSD-11

Rumus Perhitungan:

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:

9. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik

10. Skor 80 – 89 berarti Baik

11. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik

12. Skor 0 – 69 berarti Kurang

Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda tentang

bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!, maka Anda

dapat melanjutkan ke unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda masih

mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari kembali

sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai dengan baik.

Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru menjawabnya.

11.41

Page 42: BAC-PPSD-11

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.H. (1987). Selecting and Developing Media for Instruction (terjemahan oleh Yusufhadi Miarso, et.al.). Jakarta: PAU-UT dan CV. Rajawali.

Asean Cultural Centre for UNESCO (ACCU). (1997). New Guidebook for Development and Production of Literacy Materials. (terjemahan oleh Zainuddin Arif dan W.P. Napitupulu). Jakarta: Grasindo.

Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, (1993), Penelitian Hasil Belajar. Jakarta : Proyek Peningkatan Manajemen dan Sistem Informasi Pendidikan Tinggi, Ditjen Dikti.

Eggleston, J.F.,et.al, (1975), A Sentence Teaching Observation Schedule. London : Macmillian Education Ltd.

Elliot, J (1993), Action Research for Educational Change. Philadelphia : Open University Press.

Hairunisa. (2006). Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Luas Permukaan Melalui Penyajian Bangun Ruang di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Timur. Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Timur. Pontianak.

Hopkins, D., (1993). A Teacher’s Guide to Classrom Research. Backinghaam : OpenUniversity Press.

Kemmis, S., McTaggart, R., (1992). The Action Research Planner. Victioria : Deaken University.

Maria S., H.T. (2008). Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Siswa Kelas 1 SD. GURU MEMBANGUN, 1(20), 2008, p.89-96

Lely Halimah. (1998). Kemandirian Profesional Guru dalam Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN DASAR, 5(2), 1998, p. 1-12.

Mc. Niff, J. (1992). Action Research Principles an Practice. Kent: Mackays of Chathan PLC.

Muchtaruddin. (1983). Beberapa Konsep Pembaharuan dalam Sistem Instruksional. Pontianak: FKIP UNTAN.

Pont A.M., (1991). Developing Effective Trainning Skill. London: Mc Graw Hill.

Soediatmo. (1980). Teknik Penyajian Materi. Jakarta: BP-7 Pusat

Suharyanto. (2002). “Workshop Pembuatan Media Pembelajaran Sains”, Materi Diklat Guru dalam rangka Implementasi KBK untuk Peningkatan Penguasaan

11.42

Page 43: BAC-PPSD-11

Ilmu-ilmu Dasar di SLTP dan Pencapaian Wajar Sembilan Tahun, Kerjasama FMIPA UNY-Dit. PLP Depdiknas, di Yogyakarta, 25-10 s.d. 5-11-2002.

Suminar Setiati Achmadi, (1998), Teknik Menulis Artikel Ilmiah, makalah disajikan dalam rangka Seminar Nasional Hasil Penelitian Dosen Muda 1996/1997, di Cisarua Bogor.

Suparman, A. (1997) Desain Instruksional. Jakarta: PAU-Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Depdikbud.

Tajudin Nur, M. (1999). Pembuatan Hand-Out Bagi Dosen Universitas Tanjungpura. Pontianak: Univ. Tanjungpura.

--------. (1984) PSB/Media/Lab.Work/Perpustakaan dan Fasilitas Lain (Komponen Dasar Pendidikan). Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.

--------. Presentasi dengan PowerPoint. www.knowledgebank.irri.org

--------. Road Tools LLC. (1997) www.roadtools.com

11.43

Page 44: BAC-PPSD-11

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1. D. Eksekutif adalah istilah yang dipakai bagi pihak pengambil keputusan atau

kebijakan.

2. A. Pembaca yang terbatas waktunya harus disediakan bacaan yang singkat dan

padat, serta mampu memberikan gambaran menyeluruh tentang isi yang

termuat di dalamnya.

3. C. Kata kunci dapat menjadi petunjuk utama tentang istilah dan konsep-konsep

yang penting dalam suatu tulisan.

4. C. Penulisan kata kunci dapat dilakukan di sejumlah tempat, tetapi lazimnya

ditempatkan di awal, yaitu setelah nama penulis atau setelah inti tulisan.

5. D. Setelah membaca seluruh isi suatu tulisan, seseorang perlu dipandu untuk

memiliki gambaran umum yang singkat mengenai tulisan tersebut.

6. A. Metode cukup disebutkan secara singkat, tetapi untuk metode tertentu perlu

diberikan penjelasan sesingkat-singkatnya, tetapi jelas.

7. C. Dengan jumlah halaman yang terbatas seseorang penulis diingkatkan agar

membuat tulisan singkat yang tetap dapat dipahami maksudnya secara baik.

8. C. Pihak yang paling mengetahui proses penelitian sejak awal sampai diperoleh

hasilnya, sehingga dapat menjiwainya dengan baik adalah peneliti yang

bersangkutan.

9. A. Pendokumentasian laporan penelitian dan penelusurannya kemudian di

pusat-pusat dokumentasi/informasi, termasuk di perpustakaan dan di

internet akan mudah dilakukan jika diketahui kata kuncinya.

10. B. Kata kunci merujuk kepada topik/subyek atau bahkan istilah dalam bidang

ilmu tertentu.

Tes Formatif 2

1. A. Maksud utana penerbitan jurnal ilmiah adalah memuat tulisan dengan kadar

keilmiahan tertinggi, yang umumnya dihasilkan melalui proses penelitian

atau kajian kepustakaan yang sangat mendalam..

2. A. Perguruan tinggi (universitas/fakultas/jurusan/program studi, institut,

sekolah tinggi, politehnik, dan akademi), yang mengemban dharma

pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta

11.44

Page 45: BAC-PPSD-11

badan/pusat/lembaga penelitian (dan pengembangan) merupakan contoh

lembaga ilmiah.

3. B. Artikel ilmah ditulis secara singkat berdasarkan laporan lengkap, sehingga

seyogyanya abstrak dalam artikel lebih pendek (satu-dua paragraf) daripada

abstrak dalam laporan lengkap (1 halaman, yang dapat terdiri dari tiga

paragraf).

4. A. Untuk mengawali penulisan ilmiah, termasuk artikel ilmiah, latar belakang

dan masalah/tujuan ditulis di bagian pendahuluan.

5. A. Tidak semua kajian pustaka dalam laporan lengkap dituliskan dalam artikel

ilmiah, tetapi diseleksi hanya yang relevan dan dibutuhkan untuk artikel

tersebut.

6. C. Metode (seringkali dipakai pula istilah metodologi) merupakan bagian

untuk menjelaskan langkah, cara, teknik, dan alat/bahan yang digunakan

untuk melaksanakan suatu penelitian.

7. C. Seperti halnya kajian pustaka, tidak semua sumber dalam daftar pustaka di

laporan lengkap yang dituliskan dalam daftar pustata artikel ilmiah, tetapi

hanya dituliskan sumber yang dikutip dalam artikel ilmiah tersebut.

8. B. Istilah heterogen dipergunakan untuk menjelaskan bahwa ragam teknik tata-

tulis ilmiah sangat bervariasi antara satu pihak dibandingkan dengan pihak

lain.

9. A. Kalaimat pendek berarti bahwa jumlah kata dalam satu kalimat tidak

banyak, dan ukuran maksimal 19 kata hanya sebagai suatu kesepakatan

(“pengingat atau simbolik”) semata-mata.

10. D. Banyak paragraf dalam satu halaman merupakan indikasi panjang-

pendeknya paragraf; semakin banyak paragraf dalam satu halaman

menandakan paragrafnya semakin pendek. Sebaliknya, semakin sedikit

paragraf menandakan bahwa paragrafnya semakin panjang.

Tes Formatif 3

11.45

Page 46: BAC-PPSD-11

1. C. Hand-out adalah ungkapan (idiom) yang berasal dari bahasa Inggris. Jika

dicermati, hand berarti “tangan” dan out berarti “keluar”. Apa yang dapat

dibawa keluar oleh tangan (genggaman) pasti tidak banyak, oleh karena itu

harus dipilih yang penting-penting saja. Masuk akal, kan jika hand out

diterjemahkan garis besar suatu materi/bahan pembelajaran atau presentasi/

2. B. Komparasai berarti perbandingan/membandingkan dan kontras bermakna

pertentangan/mempertentangkan, sehingga pola ini cocok untuk

menjelaskan perbedaan sesuatu dengan sesuatu hal yang lain.

3. A. Latar belakang yang sederhana akan mempermudah kombinasinya dengan

bagian teks dan ilustrasi yang akan dimuat di sana.

4. A. Animasi dibuat sesuai dengan pola membaca huruf Latin (yang dimulai dari

kiri ke kanan).

5. A. Cetak miring (italic) malahan akan membuat tampilan tulisan menjadi

berkurang kejelasannya atau kemenonjolannya.

6. D. Tujuan utama presentasi adalah membuat yang sulit menjadi mudah dan

yang kompleks/rumit menjadi sederhana. Dalam hal ini, hand-out dapat

dipakai untuk membantu merealisasikan maksud tersebut.

7. C. LCD merupakan alat bantu yang dapat dipakai untuk merefleksikan

teks/ilustrasi yang ada dalam komputer, dengan menghubungkan keduanya

(melalui kabel)

8. C. Kombinasi warna merah (misalnya sebagai latar belakang) dan hitam (untuk

teks/huruf) akan menyebabkan kesulitan membedakan keduanya

9. C. Semakin kecil ukuran huruf akan menyebabkan audience harus semakin

dekat dengan layar/tayangan, tetapi semakin besar ukuran hurufnya semakin

memungkinkan audience menjauhi layar/tayangan.

10. C. Meskipun white-board dan layar tayangan (OHP, LCD) atau sarana lainnya

berada di depan, seorang penyaji tetap harus menghadap audience (bukan

justru menghadap ke white-board/layar tayangan (seperti posisi audience),

agar antara penyaji dan audience tetap dapat melakukan kontak-pandang,

sehingga menjadi lebih komunikatif.

GLOSARIUM

11.46

Page 47: BAC-PPSD-11

Abstrak adalah kependekan yang lengkap dan jelas menerangkan seluruh isi tulisan dan umumnya disajikan dalam satu-dua paragraf, dengan menggunakan tidak lebih daei 200 kata.

Animasi adalah sesuatu yang bergerak-gerak seakan-akan hidup.

Artikel ilmiah adalah karya tulis lengkap tapi padat yang membahas tentang hasil pemikiran atau penelitian (lapangan, laboratorium, kepustakaan), yang ;azimnya dimuat di jurnal ilmiah atau majalah ilmiah.

Flow-chart adalah bagan alir atau bagan yang dipergunakan untuk menunjukkan suatu urutan kegiatan, peristiwa, atau kejadian.

Fokus adakah garis-garis besar yang paling ditajamkan, diperhelas, atau diutamakan.

Hand-out adalah garis besar (kerangka penjabaran) suatu topik pembelajaran/ penyajian

Kata kunci adalah ungkapan atau istilah yang mewakili konsep atau gagasan yang termuat dalam suatu tulisan

Komparasi adalah perbandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain.

Kontras warna adalah memperlihatkan perbedaan (warna) yang nyata apabila diperbandingkan, ditumpang-tindihkan, atau didekatkan

Pengorganisasian adalah proses atau cara mengorganisasi atau menata (materi sajian atau pembelajaran)

Tataruang adalah cara mengatur ruang atau bidang yang digunakan untuk menempatkan teks atau ilustrasi bahan sajian untuk presentasi.

11.47