bac-ppsd-11
TRANSCRIPT
Unit 11
PENULISAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
PENDAHULUAN
Penelitian harus berguna bagi kebanyakan orang. Dalam hal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), minimal hasilnya harus bermanfaat bagi siswa, guru, kepala
sekolah, pengawas sekolah, pemerhati pendidikan, serta para birokrat di lingkungan
dinas pendidikan dan pemerintah daerah, bahkan mungkin masyarakat luas umumnya.
Dengan demikian, laporan penelitian harus dipublikasikan, dan publikasinya harus
sampai ke pihak-pihak yang telah disebutkan, dalam arti dibaca, ditelaah lebih
intensif, dan rekomendasi yang ditulis di dalamnya ditindaklanjuti.
Peneliti PTK harus berusaha menuliskan berbagai publikasi yang bervariasi
untuk target pembacanya yang bervariasi, supaya tingkat keterbacaan hasil penelitian
yang dilakukannya menjadi tinggi. Berikut ini akan dipaparkan beberapa publikasi
yang lazim disusun dan digunakan untuk mensosialisasikan hasil-hasil penelitian,
termasuk penelitian tindakan kelas, seperti abstrak laporan penelitian, artikel ilmiah
untuk jurnal ilmiah, dan penyusunan hand-out untuk dipresentasikan di forum-forum
ilmiah, seperti seminar, diskusi, atau bentuk forum ilmiah lainnya.
Pada bagian berikut akan dipaparkan pembahasan tentang penulisan ringkasan
hasil penelitian, penulsan artikel ilmiah, dan teknik presentasi dalam forum ilmiah.
Uraian-uraian di dalamnya pada dasarnya dimaksudkan untuk mengkomunikaskan
hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan kepafa berbagai
kalangan. Ringkasan hasil penelitian umumnya ditujukan kepada para pejabat dan
pengambilan keputusan yang tidak memiliki waktu cukup banyak untuk membaca
hasil penelitian lengkap. Artikel ilmiah pada umumnya ditujukan kepada kalangan
akademisi dan pakar dalam bidang yang dikaji, yang untuk PTK antara lain adalah
seperti para ahli di bidang pendidikan/pembelajaran, ahli bidang studi, dan pengamat
pendidikan. Sementara itu, penyajian hasil penelitian dalam forum ilmiah
dimaksudkan sebagai konsumsi khalayak awam yang lebih luas, seperti guru-guru
atau sejawat peneliti, pengurus komite sekolah, serta mahasiswa LPTK, seperti
11.1
IKIP/FKIP/STP. Dengan demikian, jelas bahwa dalam penulisannya memperhatikan
sasaran pembaca yang telah disebutkan.
Setelah mengkaji secara saksama uraian materi pada unit ini, selanjutnya Anda
diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat di masing-masing sub unit,
membaca rangkuman, dan mengerjakan soal-soal tes formatif yang disediakan di bagian
akhir tiap-tiap subunit. Pedoman jawaban latihan telah tersedia pada masing-masing
subunit, demikian halnya kunci jawaban tes formatif juga telah disediakan di bagian akhir
unit ini. Namun demikian, Anda diminta untuk menjawab soal-soal latihan dan soal-soal tes
formatif secara mandiri terlebih dahulu sebelum mencocokkannya dengan pedoman
jawaban latihan ataupun kunci jawaban tes formatif yang telah disediakan.
Selamat belajar, semoga sukses!
11.2
SUB UNIT 1
Penulisan Ringkasan Hasil Penelitian
Penelitian apa pun yang dilakukan dan kemudian dilaporkan hasilnya adalah
dengan maksud agar dibaca oleh banyak kalangan, dari komunitas berpendidikan
terendah sampai dengan para ahli, pemerhati, dan profesor di perguuan tinggi, atau
mungkin dari tukang sapu atau tukang kebun sampai dengan para pengambil
keputusan di suatu unit kerja/organisasi. Dengan dibacanya hasil penelitian tersebut
diharapkan semakin banyak orang yang dapat memetik manfaatnya, secara langsung
maupun tidak langsung.
Bagi para pembaca yang waktu luangnya tidak terlalu banyak, seperti para
pakar dan pengambil keputusan, biasanya seorang peneliti menyediakan laporan
penelitian yang sudah dibuat seringkas mungkin, yang biasa dikenal dengan istilah
ringkasan, abstrak, atau laporan eksekutif (kalau laporan tersebut ditujukan khusus
bagi pengambil kebijakan). Jika kemudian, kelompok pembaca ini berkeinginan untuk
mendalami hasil penelitian tersebut, barulah kemudian mereka diberikan laporan
lengkapnya, yang dapat dibaca sendiri ataupun meminta stafnya untuk mempelajari
detailnya.
Suatu ringkasan, abstrak, ataupun yang seringkali pula dikenal dengan istilah
executive summary lazim disajikan dalam bentuk format seperti berikut.
Pada bagian judul, seorang peneliti umumnya menuliskan judul penelitiannya
secara utuh dan lengkap. Contohnya adalah seperti berikut (Khairunnisa, 2006)
11.3
Format Ringkasan/Abstrak Laporan Penelitian1. Judul2. Nama (nama-nama) Penulis3. Kata Kunci (Keywords), yang kadangkala
ditempatkan di bagian akhir.4. Bagian Isi, yang meliputi: tujuan penelitian,
metodologi, hasil dan pembahasan singkat, serta rekomendasi yang diberikan.
Pada bagian kata kunci ditulis kata-kata penting yang terdapat dalam bagian isi
tulisan abstrak atau ringkasan tersebut, dan bukan kata-kata yang ada dalam judul. Hal
ini penting agar pendokumentasian laporan hasil penelitian di perpustakaan menjadi
mudah untuk penelusurannya. Anda ingatkan, kalau menelusuri buku dan koleksi
lainnya di perpustakaan kita dapat melacaknya melalui nama pengarang, judul, atau
subyek (topik). Jika kemudian laporan penelitian ini (dalam bentuk ringkasan, artikel
ilmiah, atau bahkan laporan lengkapnya) dimuat di website, maka dengan mengetahui
kata kunci, seorang pencari informasi di dunia maya akan mudah menemukan tulisan
yang dibutuhkannya. Contohnya (dikutip dari Hairunisa, 2006).
Pada bagian isi atau inti tulisan, cukup disebutkan tujuan penelitiannya secara
singkat (umum), metodologi atau proses penelitian yang telah dilakukan, termasuk
setting penelitian, pendekatan/metode dan instrumen yang digunakan, serta sumber
data, cara pengumpulan data dan analisis datanya. Akhirnya, bagian isi ditutup dengan
menuliskan hasil akhir (kesimpulan) dan rekomendasi yang diberikan. Contoh (dikutip
dari Hairunisa, 2006)
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL PERMUKAAN MELALUI PENYAJIAN BANGUN RUANG
DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 03PONTIANAK TIMUR
OlehHairunisa
Kata kunci : kontekstual, kolaborasi, kualitatif
11.4
Kata dan kalimat dalam bagian isi jangan menyalin dan langsung diambil dari
tulisan dalam laporan lengkap, melainkan harus ditulis ulang. Secara keseluruhan,
ringkasan atau abstrak penelitian tidak lebih dari satu halaman, dengan jarak antar
baris sama dengan 1 (satu) spasi, dan ukuran huruf (font) sama dengan 12.
Dalam rangka pendokumentasian hasil-hasil penelitian tulisan dalam bentuk
abstrak ini seringkali dihimpun menjadi buku kumpulan abstrak penelitian. Buku
seperti ini seringkali digunakan untuk keperluan seminar (proceeding seminar) hasil
penelitian maupun untuk keperluan dokumentasi di perpustakaan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika SD harus diciptakan proses belajar mengajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan pemanfaatan sarana/sumber belajar yang relevan dan kontekstual, serta didukung kompetensi guru untuk menciptakan dan menggunakan model alat peraga secara edukatif.
Kondisi SD menunjukkan belum tersedia atau digunakan model alat peraga yang kontekstual secara optimal untuk pembelajaran pengukuran luas permukaan bangun ruang, termasuk di SDN 03 Pontianak Timur. Karenanya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah.
Tujuannya mendeskripsikan efektifitas penggunaan model alat peraga untuk perbaikan mutu pembelajaran, khususnya dalam menyelesaikan soal luas permukaan bangun ruang. Hipotesisnya, jika prosedur pelaksanaan pengajaran menyelesaikan soal luas permukaan disajikan melalui model bangun ruang maka hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal luas bangun ruang akan meningkat dari sebelum diberikan pengajaran model bangun ruang.
Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode deskriptif kualitatif model siklus dengan langkah: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjeknya adalah siswa dan guru kelas VI/b SDN 03 Pontianak Timur. Waktunya semester 1 tahun 2005. Pengumpulan data dengan observasi langsung selama tindakan dan hasil tes kemampuan siswa. Hasilnya: (1) untuk pembelajaran Matematika kelas VI SD dibutuhkan model alat peraga yang kontekstual berdasarkan GBPP 1994. (2) Penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. (3) Perbaikan pembelajaran matematika kelas VI SD dapat dilakukan melalui PTK sehingga proses pembelajaran maupun hasilnya meningkat lebih bermutu. (4) Kendalanya adalah keterbatasan waktu, bahan/alat peraga, serta kemampuan guru dan siswa.
Kesimpulan : Penanganan masalah yang dihadapi siswa kelas VI SD dalam menyelesaikan soal luas permukaan melalui penyajian bangun ruang perlu dilakukan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan sehingga secara bertahap siswa menguasai kompetensi yang berhubungan dengan pengukuran luas berbagai bentuk bangun ruang.
11.5
Latihan
Buat sebuah abstrak yang disusun berdasarkan suatu laporan penelitian tindakan kelas
yang lengkap. Untuk mengerjakan tugas (latihan) ini diharapkan agar Anda mengikuti
petunjuk sebagai berikut:
Petunjuk mengerjakan latihan
1. Cari suatu laporan penelitian tindakan kelas lengkap di sekitar Anda (Anda dapat
berhubungan dengan FKIP atau LPTK terdekat melalui dosen pengasuh mata
kuliah, karena akan dapat ditemukan contoh laporan lengkap di sana). Bacalah
secara seksama bersama teman-teman Anda. Tandai bagian-bagian penting mulai
dari bagian (bab) pendahuluan, (bab) kajian pustaka, bagian (bab) metodologi
penelitian, bagian (bab) hasil dan pembahasan, serta bagian (bab) penutup
(kesimpulan dan saran).
2. Siapkan format abstrak Anda dengan membuat kerangka tulisannya, yang meliputi
judul, nama peneliti, kata kunci, dan bagian isi (tujuan, metodologi, hasil dan
pembahasan, serta kesimpulan dan saran/rekomendasi).
3. Rangkaikan bagian-bagian penting yang telah Anda tandai menjadi suatu tulisan
berbentuk abstrak atau ringkasan penelitian (perhatikan contoh yang telah
disajikan di bagian terdahulu).
4. Temukan kata (kata-kata) kunci dalam abstrak atau ringkasan yang telah Anda
susun, Cantumkan pada bagian yang sesuai, yang telah Anda siapkan formatnya.
5. Jika langkah-langkah di atas sudah Anda lewati dengan tertib, maka Anda sudah
berhasil menjadi seorang penulis abstrak yang baik.
RANGKUMAN
Penulisan abstrak atau ringkasan penelitian dilakukan dengan cara meringkas
laporan penelitian lengkap dalam format maksimal 1 (satu) halaman berspasi tunggal.
Isinya mencakup judul, nama peneliti (dan para peneliti mitra), kata kunci, dan bagian
isi. Pada bagian isi atau inti abstrak memuat penjelasan singkat tentang tujuan,
metodologi penelitian, hasil dan pembahasan singkat, serta kesimpulan dan
saran/rekomendasi.
11.6
TES FORMATIF 1
Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari huruf
(A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling tepat
untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.
1. Bagi kalangan pengambil kebijakan, ringkasan hasil penelitian sering disebut ...
A. laporan resmi
B. laporan khusus
C. laporan singkat
D. laporan eksekutif
2. Abstrak terutama diperuntukkan bagi pembaca dengan kondisi ...
A. keterbatasan waktu untuk membaca
B. kedudukannya dalam suatu jabatan
C. kemampuan menyerap isi bacaan
D. kegemaran membaca yang rendah
3. Kata kunci berisi kata dan istilah ...
A. asing
B. baru
C. penting
D. kontemporer
4. Penempatan kata kunci dalam penulisan abstrak berada di bagian ...
A. awal, setelah judul, sebelum nama penulis
B. awal, setelah nama penulis, setelah inti tulisan
C. awal, setelah nama penulis, atau sesudah inti tulisam
D. awal, sebelum judul, setelah nama penulis
5. Bagian isi atau inti tulisan diakhiri dengan ...
A. tujuan penelitian
B. metode
C. hasil dan pembahasan
D. kesimpulan dan saran
11.7
6. Penempatan tulisan tentang metode dalam abstrak dilakukan secara ...
A. singkat dan jelas
B. padat dan rinci
C. relevan dan rinci
D. padat dan terurai
7. Lazimnya, abstrak ditulis di halaman kertas kuarto/A4 sebanyak ...
A. minimal satu halaman
B. minimal dua halaman
C. antara satu-dua halaman
D. antara dua-tiga halaman
8. Penulis untuk ringkasan hasil penelitian yang sangat dianjurkan adalah ...
A. pihak yang mendapat rekomendasi
B. mitra yang berklaborasi di sekolah
C. peneliti yang bersangkutan
D. pakar atau ahli dalam bidang yang diteliti
9. Fungsi pencantuman kata kunci dalam suatu abstrak adalah ...
A. memudahkan penelusuran
B. menunjukkan keilmiahan suatu tulisan
C. memandu pembaca awam
D. menjadi pelengkap ringkasan hasil penelitian
10. Berkaitan dengan pencarian bahan pustaka di perpustakaan, kata kunci memiliki
hubungan erat dengan ...
A. nama pengarang/penulis
B. subyek/bidang ilmu tertentu
C. judul buku/bahan pustaka
D. kode rak buku di perpustakaan
11.8
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawban Anda yang Benar, kemudian
pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.
Rumus Perhitungan:
Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:
1. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik
2. Skor 80 – 89 berarti Baik
3. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik
4. Skor 0 – 69 berarti Kurang
Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda tentang
bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!, maka Anda
dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda
masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari
kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai dengan
baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru menjawabnya).
11.9
SUB UNIT 2
Penulisan Artikel Ilmiah
Jika ringkasan atau abstrak laporan penelitian ditujukan kepada para
pengambil keputusan dan oang-orang yang terbatas waktu luangnya, maka artikel
ilmiah pun terbatas pula sasarannya, tetapi waktu luang yang dapat disisihkannya
lebih longgar. Artikel ilmiah lebih ditujukan kepada kalangan akademisi dan ilmuan
yang ahli dalam bidang ilmu tertentu. Dengan demikian pula maka artikel sering
dimuat di jurnal ilmiah dalam bidang ilmu tertentu. Jurnal ilmiah yang secara khusus
menghimpun hasil-hasil penelitian tindakan kelas adalah:
“JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN DASAR”Terbitan UP3SD UKMP-SD bekerjasama dengan IKIP
Yogyakarta(sekarang Universitas Negeri Yogyakarta)
Jika untuk dimuat dalam jurnal yang spesifik di atas sulit, peluang lainnya
adalah memasukkannya ke jurnal bidang pendidikan pada umumnya. Untuk itu Anda
dapat berhubungan dengan perguruan tinggi setempat, terutama yang berbentuk FKIP,
STKIP, dan IKIP.
Format artikel ilmiah untuk jurnal ilmiah yang berbeda seringkali juga terdapat
sejumlah variasi kecil, namun lazimnya, suatu artikel ilmiah terdiri dari unsur judul,
abstrak, kata kunci, bagian isi, dan daftar pustaka. Lebih jauh perhatikan format
terlampir.
11.10
Seperti halnya abstrak, judul artikel ilmiah hasil penelitian biasanya ditulis
secara utuh dan lengkap. Kemudian diikuti dengan nama (atau nama-nama) peneliti
atau penulis artikel tersebut. Perhatikan contoh berikut (dikutip dari Maria S., 2008)
Pada bagian abstrak artikel ilmiah tidak sama dengan abstrak laporan hasil
penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Abstrak pada artikel ini dibuat dengan
meringkas isi dari artikel tersebut, bukan ringkasan laporan penelitian lengkap, yang
kemudian disalin begitu saja menjadi abstrak untuk keperluan artikel ilmiah. Karena
abstrak dalam artikel ilmiah diringkas dari artikel (bukan laporan lengkap), maka
abstrak untuk artikel ilmiah menjadi lebih singkat daripada abstrak untuk laporan
lengkap. Bahkan ada yang membatasi jumlah halaman, misalnya maksimal 200 kata.
Perhatikan contoh (dikutip dari Maria S., 2008).
JUDUL
PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN MINAT BELAJAR SISWA
KELAS 1 SDOleh
Haratua Tiur Maria S.
11.11
Format Artikel Ilmiah1. Judul2. Nama Penulis/Peneliti3. Abstrak (diringkas dari artikel)4. Kata kunci (keywords)5. Bagian Isi
a. Pendahuluanb. Tujuan Penelitianc. Kajian Pustakad. Metodologie. Hasil dan Pembahasanf. Kesimpulan dan Saran
6. Daftar Pustaka
Abstrak: Melalui penerapan Pembelajaran Tematik dengan mengimplementasikan prinsip Developmentally Appropriate Practice (DAP) menggunakan alat peraga puzzle, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil dan minat belajar siswa Kelas 1 SD. Penelitian yang dilakukan di SDN Kota Pontianak terhadap 22 orang siswa, dengan bentuk penelitian tindakan kelas, yang menggunakan teknik pengkukuran menggunakan tes pemahaman konsep berbentuk isian singkat, observasi berpedoman serta catatan lapangan ini menunjukkan bahwa kualitas pemahaman konsep dan minat siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS meningkat setelah pembelajaran. Jadi, secara umum pembelajaran PKR211 berbantuan LKS dapat meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran.
Kata Kunci: Pembelajaran Tematik, DAP, Pemahaman Konsep, Minat, Alat Peraga.
Kata kunci dibuat dengan memilih kata-kata penting dalam bagian isi artikel
(sekali lagi, bukan kata-kata yang ada dalam judul). Kadangkala ada pula jurnal ilmiah
yang membatasi jumlah maskimal kata kuncinya. Misalnya cukup sebanyak 5 atau 7
kata.
Pada bagian isi dibuka dengan ”pendahuluan”. Dalam pendahuluan, isinya
adalah latar belakang atau justifikasi yang menunjukkan pentingnya topik dalam
artikel tersebut diteliti, terutama dengan penelitian tindakan kelas. Kadang-kadang
dalam bagian pendahuluan ini dikemukakan permasalahan penelitiannya. Perhatikan
contoh berikut (dikutip dari Maria S., 2008).
PENDAHULUANData komparasi internasional menunjukkan bahwa mutu
pendidikan di Indonesia kurang menggembirakan. Berdasarkan Human Development Index (HDI) yang mengukur pengetahuan dan kualitas hidup lainnya menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-102 dari 105 negara yang disurvai, atau setingkat di bawah Vietnam yang baru pulih dari konflik internal (Kompas, 2 Mei 2003). Penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah karena minat dan perhatian siswa yang rendah dalam pembelajaran. Kondisi ini dapat menyebabkan matinya gairah atau insting belajar pada anak jika orang tua dan guru membuat kesalahan dan bertindak tidak patut dalam mendidik dan memperlakukan anak, serta sistem pembelajaran di sekolah yang tidak menarik minat anak. Hal ini terutama dapat terjadi pada anak usia dini atau yang berada di bawah usia 9 tahun.
Menurut Megawangi (2004), pendidikan yang patut adalah pendidikan yang sesuai dengan umur, perkembangan psikologis, serta kebutuhan spesifik anak atau ang sesuai dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP).
11.12
Uraian berikutnya dalam bagian isi adalah metodologi penelitian, yang
mencakup pula tujuan penelitian. Selain tujuan, ada pula penulis yang mengemukakan
masalah sebelum tujuan. Namun, karena antara masalah dan tujuan merupakan dua
hal yang harus sinkron dan berhubungan, dapat pula hanya ditulis tujuan
penelitiannya, sedangkan masalah tidak dikemukakan secara eksplisit. Perhatikan
contoh berikut (dikutip dari Maria S., 2008).
Berdasarkan uraian dan hasil kajian di atas, dipandang perlu untuk mengembangkan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan minat siswa dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dilakukan dengan menerapkan model belajar pembelajaran terintegrasi dengan model tematik yang memadukan pembelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS di Kelas 1 Sekolah Dasar, dengan memperhatikan unsur kepatutan, sesuai dengan karakteristik siswa.
Untuk menyesuaikan dengan tingkat perkembangan mental siswa yang masih berada pada tahap pra-operasional (Piaget-Dahar, 1996) dan untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan metode permainan menggunakan alat peraga puzzle kayu yang sesuai yang sesuai dengan tema yang diberikan, yaitu Mengenal Diriku. Pembelajaran diupayakan untuk meningkatkan kualitas hasil dan minat siswa dalam proses pembelajaran.
Uraian kajian pustaka yang dimuat dalam artikel laporan penelitian diseleksi
dari sejumlah kajian pustaka yang ada dalam laporan lengkap. Dengan demikian
penulis atau peneliti harus memperhatikan urgensi dan relevansinya kajian pustaka
yang diuraikannya. Pada bagian ini, ada penulis yang mencantumkan ”Kajian
Pustaka” sebagai judul uraiannya, tetapi ada yang menuliskan judulnya sesuai dengan
topik penelitiannya. Misalnya ditulis :Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif”,
”Sebuah Tinjauan tentang Televisi sebagai Media Pembelajaran”, atau ”Masyarakat
Adat sebagai Laboratorium Sosial”. Ada pula yang mengintegrasikannya ke dalam
bagian metodologi penelitian.
Dalam uraian tentang metodologi, dikemukakan secara singkat mengenai
metode atau bentuk penelitian, termasuk prosedur yang ditempuh. Untuk penelitian
tindakan kelas, dikemukakan rangkaian siklus nyata yang dipraktikkan di lapangan
(bukan siklus dalam artian teoretik yang dibahas dalam sejumlah buku atau literatur
yang Anda baca). Kemudian, kemukakan obyek kajian Anda (tentang apa), responden
(berapa orang dan kemukakan secara singkat identitasnya, dengan tidak perlu
menuliskan namanya, tetapi latar belakang pendidikannya, pengalaman mengajarnya,
beban tugasnya, atau informasi penting lainnya). Pada bagian ini, dijelaskan instrumen
11.13
yang digunakan serta cara pengumpulan dan analisis datanya secara singkat.
Perhatikan cuplikan contoh berikut. (dikutip dari Maria S.,2008).
Metode PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian dilakukan secara kolaborasi oleh tim peneliti dengan guru Kelas 1 salah satu SDN di kota Pontianak. Jumlah siswa sebanyak 22 orang.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi .... Sementara itu, untuk memperoleh data pemahaman konsep siswa dilakukan dengan tes tertulis berbentuk isian singkat.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dan setiap siklus menggunakan alur kegiatan mengikuti konsep Kemmis dan Mc. Taggart tentang penelitian tindakan kelas (Arrends, 2000)., yang terdiri dari perencanaan, tinakan, observasi, dan refkleksi.
Adapun sasaran .... dst.
Bagian isi lainnya yang esensial adalah mengemukakan hasil dan temuan
penelitian yang Anda lakukan. Kemudian dibahas atau didiskusikan, misalnya dengan
mengemukakan teori atau konsep yang mendukung hasil dan temuan Anda atau
mengemukakan konsep atau teori mana yang berhasil Anda ”sempurnakan” atau
paling tidak Anda pahami dengan cara atau pendekatan baru, atau menunjukkan pada
bagian mana dari konsep tersebut berhasil Anda adaptasikan. Misalnya, jika untuk
melakukan observasi (pada Pendekatan Ketrampilan Proses) gerhana bulan tidak
mempunyai teropong atau masih harus menunggu lama peristiwa tersebut mungkin
guru dapat membuat tiruan atau model yang terbuat dari barang bekas di sekitar siswa
dengan menempatkan ketiga benda angkasa (matahari, bumi, dan langit) pada posisi
lurus, yang kemudian dengan bantuan lampu senter di ruang gelap akan muncul
”gerhana bulan tiruan”.
Sebagai penutup pada bagian isi adalah menuliskan kesimpulan hasil
penelitan, yang diringkas dari laporan lengkapnya. Diikuti kemudian dengan saran-
saran atau rekomendasi yang dapat diberikan. Dalam hal ini, saran/rekomendasi harus
yang logis/wajar dan mampu ditindaklanjuti, serta jelas ditujukan kepada siapa?.
Misalnya, membuat saran agar setiap siswa diberikan satu unit ”laptop” per siswa,
sementara sebagian besar siswa tidak memiliki buku teks pelajaran. Menyarankan
pemerintah menggaji guru sama dengan direktur bank, karena beranggapan dahulunya
sang direktur tidak mungkin memimpin sebuah bank jika tidak dididik oleh gurunya
dengan baik, juga tidak logis dan sudah terlalu melebar dari maksud utama penelitian
tindakan kelas (yang seharus berfokus pada perbaikan pembelajaran).
11.14
Seperti telah disinggung di bagian terdahulu, kadangkala suatu jurnal ilmiah
membuat ketentuan atau persyaratan tersendiri mengenai naskah artikel ilmiah yang
dikirimkan kepadanya. Sebagai contoh pembanding, ”Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP)”,
yang diterbitkan oleh LPTK dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
menetapkan persyaratan naskah untuk JIP (dikutip dari JIP No. 3 [7], 2000) sebagai
berikut:
PERYSARATAN NASKAH UNTUK JIP
Artikel merupakan atau diangkat dari hasil penelitian atau yang setara dengan hasil penelitian (ada temuan) di bidang kependidikan.
Artikel ditulis dengan bahasa Inggris/bahasa Indonesia sepanjang ±20 halaman kuarto, spasi ganda, dilengkapi dengan abstrak (50 - 75 kata) dan kata-kata kunci. Biodata singkat penulis dan ”identitas penelitian” dicantumkan sebagai catatan kaki pada halaman pertama naskah. Artikel juga dapat dikirimkan dalam disket dengan file ASCII atau dalam program WordStar (WS) dan Microsoft Word.
Artikel (hasil penelitian) memuat: o Judulo Nama penuliso Abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggriso Kata-kata kuncio Pendahuluan (tanpa sub judul, memuat latar belakang masalah
dan sedikit tinjauan pustaka, dan masalah/tujuan penelitian)o Metodeo Hasilo Pembahasano Kesimpulan dan Sarano Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
Artikel (setara hasil penelitian) memuat:o Judulo Nama penuliso Abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggriso Kata-kata kuncio Pendahuluan (tanpa sub judul) o Subjudulo Subjudul sesuai dengan kebutuhano Subjudulo Penutup o Daftar Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
Sebagai prasyarat bagi pemrosesan artikel, para penyumbang artikel wajib menjadi pelanggan minimal selama satu tahun.
Artikel 2 (dua) eksemplar dan disketnya dikirimkan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum bulan penerbitan kepada: Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP)
Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapat imbalan berupa nomor bukti pemuatan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.
Daftar pustaka dalam artikel ilmiah harus dan hanya sebatas sumber
kepustakaan yang dikutip dalam artikel ilmiah, bukan yang dikutip dalam laporan
11.15
lengkap, dan bukan pula asal dicantumkan hanya untuk ”gagah-gagahan”, padahal
tidak dikutip sama sekali dalam bagian isi artikel ilmiah Anda. Contoh, karena dalam
bagian isi dikutip pendapat Elliot (1991), maka dalam daftar pustaka nama Elliot
dimunculkan. Perhatikan contoh berikut (dikutip dari Lely Halimah, 1998).
Conny Semiawan. ... dst...
Elliot, John. 1991. Action Research for Education Change. Open University Press. Milton Keynes. Philadelphia.
Hoppkins, ... dst.
Dengan demikian, setiap peneliti PTK yang berkeinginan artikel ilmiahnya
dimuat dalam suatu jurnal ilmiah harus dengan jeli memperhatikan ketentuan-
ketentuan spesifik, seperti yang dicontohkan di atas, termasuk hal-hal yang
kelihatannya sangat teknis. Ketentuan seperti biasanya dapat Anda temukan di bagian
belakang jurnal (bagian cover dalam bagian belakang).
Selanjutnya, dalam penulisan ilmiah, khususnya penulisan artikel ilmiah,
mungkin ada baiknya diperhatikan pula beberapa rambu berikut:
1. Penulisan hendaknya dilakukan secara komunikatif (mudah dipahami dan dicerna
isinya oleh sebagian besar sasaran pembaca Anda)
2. Penulisan hendaknya tidak bersifat penafsiran atau evaluatif (tuliskanlah apa
adanya sesuai fakta, kecuali pada bagian yang mempersoalkan hal tersebut, seperti
pada bagian pembahasan)
3. Penulis hendaknya menyadari untuk membatasi diri supaya jangan sampai terlalu
banyak data yang dimasukkan. Kalau istilah awamnya, janganlah data ditumpah-
ruahkan semua.
4. Penulis hendaknya tetap menghormati janji tidak menuliskan nama dan menjaga
kerahasiaan
5. Penulis hendaknya tetap membuka diri untuk dikritik, dalam arti meminta
penilaian laporannya oleh para ahli, guru yang dilibatkan, atau kepala sekolah,
atau mungkin teman sejawat lainnya.
6. Penulis hendaknya menetapkan batas waktu penyelesaian laporannya dan bertekad
untuk menyelesaikannya
11.16
Untuk mengatasi kendala dalam menulis, yang sering muncul bagi banyak
penulis ”amatir” atau ”pemula”, mungkin akan bijaksana jika Anda bersedia
merenungkan sejenak anjuran berikut:
1. Rencanakan menulis jangka panjang dengan merujuk pada batas waktu, yang
Anda tentukan sendiri
2. Buatlah jadwal menulis jangka pendek, dengan target 2-3 jam per hari (5-6
halaman dua spasi)
3. Tempelkan jadwal kerja Anda di ruang kerja atau di tempat yang sering terlihat
jika Anda atau keluarga Anda lewat di dekatnya, dalam ukuran cukup besar
(selebar ukuran kertas kartoon manila atau seukuran 60 x 80 cm)
4. Tetukan tempat yang cocok untuk menulis (jauh dari gangguan apa pun dan siapa
pun), misalnya di kamar kerja (jika ada) atau di tempat yang tidak sering dilewati
orang atau menghadap ke jalan.
5. Bersiaplah untuk menulis di tempat lain (bawa notebook atau buku saku ke mana
pun Anda pergi)
6. Mulailah membaca dan mengedit tulisan sebelumnya (sebagai motivasi menulis
kelanjutannya). Kalau Anda akan melanjutkan kegiatan menulis, baca dahulu
tulisan sebelumnya (yang sudah tersimpan dalam file di computer), periksa
kemungkinan redaksi atau pengetikannya yang masih keliru. Setelah selesai
barulah melanjutkan ke tulisan baru. Yakinlah, Anda akan menjadi lebih mudah
terinspirasi menyelesaikan tulisan tersebut.
7. Bila merasa mandeg, menulislah tanpa mempedulikan sintaksis, koherensi, dan
logika sekalipun (yang dapat diperbaiki pada kesempatan kemudian)
8. Bila akan berhenti, maka berhentilah pada ketuntasan gagasan, yang memudahkan
Anda melanjutkannya kembali. Dengan perkataan lain, janganlah berhenti di
sembarang tempat, nanti Anda biasanya bingung meneruskan kelanjutannya,
apalagi rentang waktu untuk melanjutkan tulisan cukup lama (seminggu atau
lebih).
9. Bacalah laporan penelitian tindakan kelas orang lain, tajuk rencana, surat kabar
novel, cerpen, atau puisi, untuk mencari inspirasi dalam membangun gaya
penulisan Anda.
10. Tulislah secara jelas dan singkat
11. Hindari “slank” dan jargon
12. Hindari kata-kata pasif; gunakan kata kerja aktif jika dimungkinkan
11.17
13. Pilih kalimat-kalimat pendek (maksimum 19 kata); setelah 3 kalimat panjang,
selingi dengan kalimat pendek.
14. Berikan contoh untuk setiap point yang Anda kemukakan (kutipan dari responden,
metafora, dan gaya bahasa lainnya)
15. Dalam satu halaman (kertas A4) minimal ada tiga alinea.
16. Lengkapi laporan Anda dengan display visual (tabel, bagan, diagram, foto, dll.);
upayakan agar display tersebut sederhana, jelas, dan memuat informasi yang
relevan dengan konteksnya.
17. Gunakan kata ganti orang pertama, misalnya, Penulis berkesimpulan …”
18. Hindari pandangan pribadi
19. Singkatan agar diperjelas terlebih dahulu pada permulaan (bisa juga dengan
membuat daftar singkatan)
20. Gunakan judul/subjudul pada setiap komponen
21. Buat file ganda (back-up), supaya kalau terjadi masalah dengan file Anda (kena
virus atau gangguan lain) Anda tidak dibuat repot.
Akhirnya, untuk mengevaluasi pekerjaan Anda dapat pula Anda menilai
tulisan Anda sendiri. Telaahlah dengan seksama dan jujurlah pada diri sendiri, lalu
gunakan butir-butir pertanyaan berikut:
1. Apakah uraian tentang topik yang dibahas telah benar-benar menggambarkan
keadaan sebenarnya?
2. Apakah ada kekeliruan pengungkapan fakta (data) atau interpretasinya?
3. Apakah ada data atau informasi penting yang terbuang?
4. Apakah penafsiran yang dilakukan oleh peneliti atau anggota tim penelitian
tersebut sesuai dengan penafsiran oleh subyek atau pakar umumnya?
5. Apakah kerahasiaan dan usaha tidak mencantumkan nama latar penelitian dan
subyek itu sudah benar-benar terjamin?
6. Apakah ada persoalan yang “hangat” dan sensitif ikut dimasukkan dalam laporan?
Latihan
Perhatikan kembali contoh abstrak penelitian yang telah diberikan pada bagian
terdahulu. Cermati isinya. Kemudian tulislah kembali dengan bahasa (kalimat) Anda !
11.18
Petunjuk Mengerjakan Latihan
1. Baca contoh artikel dari sebuah jurnal penelitian.
2. Buat butir-butir ringkasan isinya.
3. Tulis kembali tanpa melihat (membaca) artikel tersebut.
4. Bandingkan hasil tulisan Anda dengan artikel tadi serta gunakan acun contoh yang
telah diberikan dalam modul ini.
5. Mintakan pendapat teman untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja Anda,
atau siapa saja yang Anda anggap memiliki kemampuan untuk itu.
6. Jika masih ada kekurangannya, perbaiki kembali.
7. Jika langkah-langkah di atas sudah Anda lewati dengan tertib, maka ketika laporan
PTK Anda akan dijadikan artikel untuk jurnal ilmiah, Anda sudah berpengalaman
melakukannya, msekipun dengan metode ATM (Ambil contoh yang ada, Tiru dan
Modifikasi). Ingat, ini hanya untuk cara belajar, bukan untuk menjiplak karya
orang lain, lalu diakui sebagai karya sendiri, ya.
RANGKUMAN
Artikel ilmiah adalah tulisan ilmiah yang lazimnya dipublikasikan melalui
jurnal ilmiah. Sasaran pembacanya adalah komunitas ilmiah, seperti pakar dan dosen
perguruan tinggi, pemerhati pendidikan, dan peminat khusus bidang ilmu yang diteliti
(ilmuan fisika tentu menggemari kajian tentang sains, atau ilmuan sosial tentu tertarik
dengan kajian tentang IPS).
Lazimnya, artikel ilmiah memuat bagian pendahuluan (judul, nama penulis,
kata kunci, dan abstrak), bagian isi (pendahuluan, metodologi penelitian, hasil dan
pembahasan, kesimpulan dan saran), dan diakhiri dengan daftar pustaka. Sebagai
karya ilmiah, artikel ilmiah hendaknya ditulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip
ilmiah, termasuk dalam teknis tata-tulisnya.
TES FORMATIF 2
Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari huruf
(A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling tepat
untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.
11.19
1. Jurnal ilmiah lazimnya memuat ...
A. hasil penelitian atau kajian ilmiah yang setara dengan penelitian
B. hasil penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan
C. hasil penelitian kelas dan penelitian tindakan pada umumnya
D. hasil penelitian serta hasil monitoring dan evaluasi
2. Jurnal ilmiah pada umumnya diterbitkan/dikelola oleh ...
A. lembaga ilmiah
B. perguruan tinggi
C. lembaga pendidikan tenaga kependidikan
D. pusat-pusat penelitian
3. Dibandingkan dengan abstrak laporan penelitian lengkap, abstrak dalam artikel
ilmiah lazimnya ...
A. lebih panjang
B. lebih pendek
C. sama panjang
D. boleh lebih panjang atau lebih pendek
4. Bagian utama dari isi pendahuluan dalam artikel ilmiah memuat antara lain ...
A. latar belakang, masalah, dan atau tujuan
B. latar belakang, tujuan, dan hasil penelitian
C. masalah, tujuan, dan manfaat penelitian
D. masalah, tujuan, dan hasil penelitian
5. Kajian pustaka dalam artikel ilmiah terdiri dari ...
A. hasil kajian pustaka yang dibutuhkan dan relevan untuk artikel tersebut
B. hasil penulusaran pustaka di perpustakaan atau website (internet)
C. hasil kajian pustaka yang termuat dalam laporan lengkap
D. hasil penelitian yang telah dimuat dalam sejumlah buku/jurnal
6. Penjelasan tentang seluk-beluk pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan
dalam bagian ...
A. pendahuluan
11.20
B. kajian pustaka
C. metodologi
D. hasil dan pembahasan
7. Daftar pustaka dalam artikel ilmiah memuat ...
A. laporan-laporan hasil ptk oleh pihak lain sebelumnya
B. buku-buku teks tentang penelitian tindakan kelas
C. kepustakaan yang dikutip dalam bagian isi artikel
D. kepustakaan tambahan untuk menambah wawasan pembaca
8. Teknis tatatulis dalam berbagai jurnal ilmiah bersifat ...
A. homogen
B. heterogen
C. monoton
D. resmi
9. Sebagai acuan umum, kalimat pendek ditandai dengan jumlah kata sebanyak ...
A. maksimal 19 kata
B. minimal 19 kata
C. antara 0 – 20 kata
D. antara 19-20 kata
10. Paragraf pendek ditandai dengan ...
A. satu halaman kertas kuarto/a4 terdiri dari satu paragraf
B. satu halaman kertas kuarto/a4 terdiri dari maksimal dua paragraf
C. satu halaman kertas kuarto/a4 terdiri dari minimal dua paragraf
D. satu halaman kertas kuarto/a4 terdiri dari minimal tiga paragraf
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang Benar, kemudian
pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.
11.21
Rumus Perhitungan:
Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:
5. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik
6. Skor 80 – 89 berarti Baik
7. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik
8. Skor 0 – 69 berarti Kurang
Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda tentang
bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!, maka Anda
dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda
masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari
kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasasi dengan
baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru menjawabnya.
11.22
SUB UNIT 3
Hand-Out dan Presentasi dalam Forum Ilmiah
Dalam suatu forum ilmiah, seperti seminar atau diskusi, presentasi dari suatu
karya ilmiah yang telah dibuat tidak dibaca persis seperti yang tertulis, melainkan
cukup bagian-bagian penting dari karya tulis tersebut saja. Selain itu, untuk membantu
efektivitas dan efisiensi penggunaan waktu (yang biasanya juga terbatas) diperlukan
bantuan tayangan menggunakan OHP atau LCD, yang dikemas dalam bentuk Hand-
Out. Berikut ini adalah ulasan tentang cara mempersiapkan dan menggunakan hand-
out dalam forum ilmiah.
A. Pengertian
Hand-out, dalam “kamus” dapat berarti sedekah, pemberian, atau membagi-
bagi sesuatu, tetapi dapat pula berarti berita (news story) atau selebaran (leaflet).
Dalam konteks media pembelajaran, hand-out diartikan sebagai garis besar (kerangka
penjabaran) suatu topik pembelajaran. Seperti halnya media pembelajaran pada
umumnya, hand-out berfungsi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan
menyederhanakan cara penyajian dan menampilkan visual yang menarik.
B. Tujuan dan Manfaat
Seperti telah disinggung sebelumnya, pembuatan hand-out bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran (atau berpresentasi). Apabila
hand-out dibuat lebih sederhana penyajiannya dibandingkan kaya aslinya, maka
peserta atau audience akan lebih mudah mermpelajari topik yang sedang dibahas.
Perhatian peserta juga akan meningkat, karena penampilan menjadi lebih menarik
(ada visualisasi garis, bentuk, dan warna). Di samping itu, peserta atau audience yang
tidak sempat membaca secara keseluruhan karya tulis yang ditampilkan dan
kemampuan mencatatnya kurang baik, juga akan terbantu, sehingga menghemat biaya,
waktu, dan tenaga.
C. Prinsip Dasar Pembuatan Hand-Out (Media Grafis)
Pembuatan hand-out akan memberikan dampak positif yang besar dalam
proses pembelajaran, seandainya perancang instruksional memperhatikan prinsip-
prinsip seperti berikut.
11.23
1. Kesederhanaan (dibatasi pada hal penting saja, tulisan sederhana, jelas, dan jangan
artistik)
2. Kesatuan (harmonis, gunakan anak panah, garis, bentuk, warna, dan ruang)
3. Penekanan (diperbesar, diperjelas, diwarnai, ditebalkan atau bold, atau garis
miring atau italic, dan diberi ruang khusus)
4. Keseimbangan, yaitu keseimbangan formal (statis) dan informal (dinamis)
5. Penggunaan asesori/ilustrasi sesuai kebutuhan: Garis, Bentuk (aneh), Warna
(jangan terlalu banyak dan berbaur, ada pembatas), Tekstur (pengganti warna,
untuk penekanan, pemisahan, dan penyatuan), dan Ruang (tersedia ruang kosong
untuk mencegah perasaan terlalu berdesakan)
6. Pengorganisasian Urutan Substansi Kerangka Materi
Kerangka materi yang akan ditampilkan dalam hand-out dapat mengambil
berbagai bentuk, tergantung kepada hasil analisis instruksional yang dilakukan.
Penyajian dapat berupa outline, bagan skematik, atau berbentuk matriks, dengan
berbagai variasinya. Beberapa bentuk pengorgnisasian urutan substansi materi
dicontohkan secara singkat seperti berikut.
1. Bentuk Outline
Dibuat dalam bentuk pointer-pointer atau garis besar materi penyajian secara
urut dari awal sampai akhir bagian materi tersebut. Dalam kasus laporan penelitian,
mungkin dapat dimulai dari bagian pendahuluan (latar belakang, masalah, tujuan, dan
manfaat). Perhatikanlah contoh bagan berikut.
ContohJudul : Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Siswa Kelas 1 SD
A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang2. Masalah3. Tujuan4. ....... dst
B. METODE PENELITIAN1. Setting2. ......... dst.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN1.
D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan2. Saran
Gambar 11.1
11.24
Bagan Berbentuk Outline
2. Bentuk Hirarkhi-Skematik
Bentuk hirarakhi merupakan pengorganisasian materi penyajian yang bersifat
kategorik, seperti sejumlah butir rumusan masalah, tujuan, atau manfaat penelitian.
Jadi, materi sajian yang bersifat pengelompokan seperti ini cukup tepat jika disajikan
melalui bentuk hirarkhis ini.
Gambar 11.2Bagan Berbentuk Hirarkh-Skematik
3. Bentuk Fokus pada Satu Masalah
Penyajian materi dengan pengorganisasian berbentuk focus pada masalah
sesungguhnya merupakan kebalikan model khirarki-skematik (mirip pola berpikir
induktif, atau dari khusus ke umum). Penggunaan model ini mungkin cocok dipakai
untuk menjelaskan bagaimana suatu kesimpulan dirumuskan berdasarkan berbagai
data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian. Perhatikan contoh bagan
berikut ini.
IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
SISWA SERING TIDAK MENGERJAKAN PR
SISWA SULIT MENGERJAKAN SOAL
CERITA
SISWA TIDAK MEMILIKI BUKU PAKET
DST
11.25
Gambar 11.3Contoh Bagan Berbentuk Fokus pada Masalah
4. Bentuk Mata-Rantai (Flow-Chart)
Bentuk mata-rantai atau flow kelihatannya lebih tepat materi yang merupakan
urutan kerja atau proses kerja/tahapan pelaksanaan kegiatan. Siklus-siklus dan
prosedur penelitian tindakan kelas yang ditempuh, dan jadwal pelaksanaan penelitian,
misalnya lebih cocok jika menggunakan model mata-rantai (flow-chart).
Perhatikanlah dengan seksama contoh berikut.
11.26
Masalah ?Siswa Lambat
Membaca
Identifikasi Masalah“Belum kenal huruf bila
diacak”
Identifikasi Cara/SolusiTugas Menghafal Huruf.Asosiasi Huruf-Gambar,
Kartu Huruf
Pilih/Seleksi Cara/Solusi Terbaik
“Kartu Huruf”
PENDAHULUAN
Bagan 11.4.Contoh Berbentuk Mata Rantai
5. Bentuk Komparasi-Klasifikasi Berpasangan
Bentuk komparasi lebih cocok, misalnya digunakan oleh seorang penyaji
laporan penelitian yang ingin menjelaskan hasil siklus satu dengan siklus lainnya, atau
tahapan satu dengan tahapan lainnya. Perhatikan contoh bentuk matriks di bawah ini
(yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan).
BandingkanSiklus-I Siklus-II
Sebanyak 57% siswa tuntas (≥ 7,0)
Sebanyak 84% siswa tuntas (≥ 7,0)
Bagan 11.5Contoh Bagan Berbentuk Komparasi-Klasifikasi Berpasangan
LaporanSiklus-I
LaporanSiklus-II
RangkumanSiklus-I dan II
Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4.Refleksi
Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
LAPORAN HASIL PTK
11.27
6. Bentuk Komparasi-Kontras
Bentuk komparasi kontras pada dasarnya merupakan bentuk matriks
sebelumnya. Bedanya, kalau pada matriks sebelumnya kita hanya ingin menunjukkan
perbandingan satu hal dengan hal lainnya, pada matriks ini, setelah membandingkan
ditindaklanjuti dengan menuliskan aspek-aspek yang memang berbeda (yang sama
tidak perlu ditulis). Perhatikan contoh berikut.
BandingkanSiklus-I Siklus-II
Siswa yang bertanya hanya 20% dan terkesan malas-malasan
Siswa rebutan bertanya dan terlihat berani mengoreksi kesalahan temannya
BedakanMinat belajar siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran tematik dengan Alat Peraga Puzzle
Bagan 11.6Contoh Bagan Berbentuk Komparasi Kontras
7. Bentuk Komparasi Silang
Matriks model ini juga merupakan model matrik sebelumnya, tetapi model ini
dipakai untuk menunjukkan “persilangan” hasil komparasi tentang dua hal atau lebih
menurut dua dimensi pengamatan atau lebih. Misalnya membandingkan hasil siklus I
dan siklus II pada aspek rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Perhatikanlah
contoh berikut.
Hasil Siklus I Hasil Silus II
Hasil belajarSebanyak 57% siswa tuntas (≥ 7,0)
Sebanyak 84% siswa tuntas (≥ 7,0)
Minat dan Aktivitas Belajar
Siswa yang bertanya hanya 20% dan terkesan malas-malasan
Siswa rebutan bertanya dan terlihat berani mengoreksi kesalahan temannya
Bagan 11.7Contoh Bagan Berbentuk Komparasi Silang
11.28
7. Petunjuk Teknis
Pembuatan hand-out yang menggunakan fasilitas komputer, baik dengan
menggunakan program Microsoft Office Power-Point maupun program-program
lainnya hendaklah memperhatikan beberapa petunjuk teknis berikut.
1. Tipe dan Ukuran Huruf
Huruf yang digunakan direkomendasikan tipe-tipe huruf Sans Serif, seperti
Verdana, Tahoma, dan Helvetica untuk teks dan judul. Bentuk huruf akan lebih baik
jika menggunakan huruf kecil atau kapitalisasi (Sentence case, lower case, atau Title
Case). Penggunaan huruf kapital (UPPER CASE dan tOGGLE cASE) dibatasi hanya
untuk keperluan terbatas atau tertentu saja, seperti untuk penulisan judul atau sub-
judul.
Selain itu, cetak tebal lebih disukai banyak orang daripada reguler (standar),
karena akan lebih jelas terbaca. Sementara itu, ukuran besar huruf disarankan sebagai
berikut:
a. Judul: 32 poin atau lebih besar
b. Sub judul: 30 poin atau lebih besar, dan
c. Teks: 28 poin atau lebih besar
Sebagai panduan, berdasarkan hasil pengamatan ternyata bahwa secara rata-
rata, kita perlu memperhatikan hubungan antara besaran huruf yang digunakan dan
jarak pandang audience dengan materi (layar sajian materi), dengan prakiraan seperti
berikut:
a. Huruf berukuran 1 inci atau 2,54 cm (ukuran 24) dapat dengan jelas terbaca dari
jarak sekitar 3 m.
b. Huruf berukuran 2 inci atau 2,54 cm (ukuran 36) dapat dengan jelas terbaca dari
jarak sekitar 6 m.
c. Huruf berukuran 3 inci atau 2,54 cm (ukuran 72) dapat dengan jelas terbaca dari
jarak sekitar 9 m.
2. Kontras Warna
Berkaitan dengan kontras warna, perlu diperhatikan hubungan antara warna
latar belakang dan warna huruf yang digunakan, karena kalau kombinasinya kurang
tepat akan menimbulkan kekaburan atau ketidakjelasan pandangan audience.
Keduanya akan dibahas sebagai berikut.
11.29
Latar belakang harus sederhana, tidak bersifat grafis, dan biasanya harus
memiliki satu warna saja, bila mungkin warna pastel muda atau putih jika
menggunakan cetakan warna hitam. Gradient dua-warna akan lebih mudah terbaca
apabila salah satu dari kedua warna tersebut adalah putih. Gradient dua-warna juga
akan mudah terbaca, apabila salah satunya bukan warna putih, seandainya warna-
warna tersebut berdekatan pada roda warna (misalnya kuning ber-gradient dengan
hijau). Penggunaan warna abu-abu harus dihindari, baik pada teks ataupun latar
belakang dari presentasi PowerPoint.
Teks dan latar belakang haruslah sangat kontras. Bila latar belakang
berwarna gelap, teksnya harus berwarna sangat terang. Sebaliknya, apabila latar
belakangnya berwarna terang, teksnya harus berwarna sangat gelap. Beberapa contoh
kombinasi warna yang baik untuk teks dan latar belakang, misalnya adalah hitam dan
putih, kuning dan ungu, kuning dan biru tua, merah tua dan putih, hijau tua dan putih,
biru tua dan putih, hitam dan kuning, dan ungu dan putih. Berikut ini merupakan
contoh kontras warna yang BAIK antara warna huruf (teks) dan latar belakang:
Kuning pada ungu
Hitam pada putih
Kuning pada biru tua
Merah tua pada putih
Hijau tua pada putih
Biru tua pada putih
Hitam pada kuning
Ungu pada putih
Putih pada coklat kemerahan
Warna-warna tertentu sebaiknya tidak digunakan secara bersamaan. Misalnya,
warna merah dan hijau, merah dan hitam, hijau tua dan hitam, atau biru dan hitam,
terutama sebagai latar belakang dan teks, atau ciri-ciri grafik. Di samping itu, dampak
dari buta warna mengakibatkan sekitar 10% dari masyarakat mengalami kesulitan
dengan warna merah dan hijau. Berikut ini merupakan contoh kontras warna yang
BURUK antara warna huruf (teks) dan latar belakang:
Merah dan hijau
Merah dan hitam
Hijau tua dan hitam
Biru dan hitam
11.30
Perlu pula ditekankan di sini bahwa bayang-bayang (arsiran) warna abu-abu
tidak boleh digunakan bersamaan, baik sebagai ciri-ciri grafik, latar belakang, maupun
teks.
3. Animasi
Ciri-ciri animasi yang memberikan efek positif antara lain mencakup: (a)
terbang masuk dari kiri, (b) mengintip dari kiri, (c) mesin tik, (d) hilang di
kanan dan muncul. Dengan pengecualian untuk muncul, ciri-ciri animasi harus selalu
menyajikan teks yang dimulai di kiri, sebagaimana pada gaya membaca yang normal
dalam huruf latin. Karakter-karakter yang berterbangan, elemen-elemen dengan
rancangan spiral, atau elemen-elemen yang masuk dari bawah atau kanan harus
dihindari, kecuali apabila hal-hal tersebut digunakan untuk menunjukkan arah
gerakan dari suatu elemen. Berkenaan dengan animasi, perlu dicamkan agar: Jangan
terlalu banyak menggunakan animasi!
4. Tataruang
Dalam hal penggunaan tataruang (lay-out atau tataletak) ada beberapa kiat
yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembuatan hand-out untuk presentasi dalam
forum ilmiah, yaitu:
1. Slide harus sederhana, tidak boleh lebih dari tiga blok informasi pada masing-
masing slide atau tidak lebih dari tujuh baris informasi secara keseluruhan (tidak
termasuk judul).
2. Jika memungkinkan, hindari menempatkan informasi pada kolom-kolom. Barisan
setiap teks diupayakan hendaknya skitar 28-39 karakter, tidak termasuk Bulleted
list (urutan titik/poin penanda).
3. Bila ada buletted list bersisian, teks dari satu urutan harus menggunakan warna
yang berbeda atau latar belakangnya berbeda warna dari teks pada urutan yang
lain agar tidak membingungkan audience.
4. Hindari pemenggalan kata di akhir baris.
5. Grafik yang digunakan dalam presentasi PowerPoint harus sangat kontras dan
sangat jelas. Gambar garis hitam dan putih lebih disukai daripada grafik skala
(arsiran) abu-abu. Grafik yang mengandung bidang yang dicetak tebal berwarna
terang lebih disukai daripada hitam dan putih. Jika memungkinkan, bidang berpola
harus dibatasi.
11.31
6. Bila terdapat peta, penggunaan warna lebih disukai daripada skala (arsiran) abu-
abu. Teks pada peta harus disesuaikan dengan panduan cetak besar.
7. Hindari cetak miring, jika memungkinkan. Garis bawah, “menandai dengan dua
tanda kutip” atau penggunaan cetak tebal lebih disukai.
8. Bila membuat handout dari PowerPoint, dua slide atau lebih sedikit per halaman
lebih disukai.
9. Peserta dapat dimotivasi untuk membuat catatan dalam marjin yang ada apabila
dianggap perlu.
Contoh slide yang mungkin dibuat untuk kepentingan presentasi dapat dilihat
adalah seperti berikut.
Sementara itu, contoh slide yang sebaiknya dihindari, karena antara lain terlalu
padat isinya, misalnya adalah seperti berikut.
11.32
f. Kriteria Kelayakan Hand-Out
Untuk mengetahui, apakah suatu hand-out telah memenuhi persyaratan
kelayakan untuk digunakan, akan sangat ideal jika dilakukan ujicoba terbatas atau
didiskusikan secara terbatas dengan beberapa orang yang mendekati karakteristik
audience dan/atau kolega. Butir-butir pertanyaan berikut ini akan sangat membantu
untuk kelayakan penggunaan hand-out.
Instrumen Uji Kelayakan Hand-Out
(diadopsi dari ACCU, 1995)
Petunjuk:
Berikan ceklis () di depan pilihan jawaban “Ya” atau “Tidak”. Jika menjawab “Ya”,
berikan ceklis () pula di depan pilihan jawaban “Jelas” atau “Tak Jelas”.
1. Apakah Anda dapat membaca judul hand-outnya? Apakah jelas ?
(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas
2. Apakah Anda memahami judul hand-outnya; jelas apa tidak jelas ?
(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas
3. Apakah Anda memahami maksud dari isi hand-out; jelas apa tidak jelas ?
(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas
4. Apakah kata-kata pada hand-out terbaca oleh Anda; jelas apa tidak jelas ?
(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas
5. Apakah ukuran huruf hand-out sudah memadai; jelas apa tidak jelas ?
(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas
6. Apakah warna-warna pada hand-out menarik; jelas apa tidak jelas ?
(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas
7. Apakah hand-out berguna bagi Anda? jelas apa tidak jelas ?
(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas
11.33
8. Dapatkah Anda memahami semua kata dan kalimat dalam hand-out; jelas apa
tidak jelas ?
(…) Ya (…) Tidak (…) Jelas (…) Tak Jelas
Setelah hand-out dipersiapkan dengan baik, giliran berikutnya adalah
mempersiapkan diri penyaji yang akan menampilkan hasil-hasil penelitiannya secara
meyakinkan dan mampu menyedot perhatian audience yang hadir atau menyaksikan
presentasinya, Berikut ini akan dipaparkan sejumlah hal-hal teknis yang berkenaan
dengan penyajian hasil penelitian dalam forum ilmiah.
Agar seorang presenter atau penyaji materi dapat mencapai tujuannya dan
mampu memberikan kepuasan kepada audiencenya, maka yang bersangkutan harus
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Persiapan tersebut meliputi :
Pertimbangan keadaan yang dihadapi (SITUASI)
Pertimbangan mengenai tujuan yang ingin dicapai (SASARAN)
Pertimbangan mengenai bahan penyajian (APA)
Pertimbangan mengenai metode penyajian yang dipilih (BAGAIMANA)
Pertimbangan alat-alat pembantu yang akan digunakan (DENGAN APA)
Pertimbangan mengenai tempat belajar akan diberikan (DI MANA)
Sesudah seorang penyaji materi mengadakan pertimbangan-pertimbangan
seperti dikemukakan pada bagian tersebut di atas, yang bersangkutan harus
mempelajari bahan penyajian itu sedalam-dalamnya, agar ia benar-benar
menguasainya.
Pada taraf inilah dimulainya kegiatan penyajian yang sesungguhnya. Apa pun
bentuk metode penyajiannya, seorang presenter harus memperhatikan pedoman-
pedoman umum sebagai berikut :
1. Terlebih dahulu audience harus dikondisikan secara psikologis/ Ibaratkan
bercocok tanam, jika ingin tanaman akan
tumbuh dan berkembang secara maksimal,
maka sebelum menyemai bibit dan
menanam pohon, sebidang tanah subur
yang diperlukan harus telah siap untuk
ditanami, begitu pula halnya jika seorang
penyaji materi menginginkan presentasinya mencapai tujuan dan sasaran yang
11.34
tepat. Untuk membawa audience pada kondisi sedemikian rupa haruslah
dibangkitkan minatnya, agar perhatian mereka tertuju pada penyajian yang akan
diberikan penyaji materi. Dalam hal ini, audience harus mengetahui lebih dahulu
APA yang akan mereka terima selama penyajian, dan apa KEGUNAANNYA,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Setelah audience diantar menuju tujuan penyajian, barulah penyaji materi dapat
mulai dengan inti uraiannya. Pada taraf ini, yang bersangkutan dapat
menggunakan metode penyajian pilihan paling tepat untuk materi yang ia sajikan.
Apa pun bentuk penyajiannya, presenter harus menggiatkan indera audiencenya,
dalam arti jangan hanya satu macam indera, terutama indera pendengar saja yang
digiatkan pada audience. Kita harus menggiatkan sebanyak mungkin indera,
terutama dengan memaksimalkan penggunaan hand-out yang telah dipersiapkan.
Hal ini sangat penting sehingga tiap penyaji materi dapat menyajikan sesuatu
materi penyajian dengan sebaik-baiknya.
3. Dalam menyajikan materi dan memberikan penjelasan tentang apa yang disajikan,
maka seperti halnya kita mengajar, penjelasan seorang penyaji materi harus
disampaikan dengan artikulasi yang dapat tertangkap secara baik oleh semua
audience. Kata dan kalimat yang digunakan dipilih yang sederhana, dan istilah
yang dipakai dipilih dari istilah yang sudah umum. Kalau memang pilihan
istilahnya terbatas, berikanlah penjelasan seperlunya tentang istilah tersebut.
4. Selama penyajian, berikan contoh dan ilustrasi yang cukup, dan memberikan
tekanan pada bagian-bagian yang dianggap penting. Dalam hal tertentu mungkin
perlu ada pengulangan untuk bagian-bagian yang diangap penting. Selain itu,
untuk menjaga minat dan perhatian audience, seorang penyaji materi hendaknya
juga melakukan variasi tampilan. Variasi dimaksud antara lain berbentuk:
variasi posisi (jangan tetap pada satu posisi atau tempat yang tetap dari
awal sampai akhir penyajian materi, tetapi juga jangan sangat sering
berpindah-pindah tempat, nanti audience Anda akan kebingungan)
variasi suara, seperti meninggikan dan merendahkan nada suatu (dibuat
senyap sejenak)
5. Pada akhir penyajian, kemukakan kesimpulan atau semacam ikhtisar materi sajian,
sebelum kemudian menutup penyajian secara santun, seperti dengan
menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf.
11.35
Untuk menilai tampilan, seorang penyaji materi dapat pula menyiapkan
instrumen penilaian tampilannya dan dimintakan pada sejawat atau sejumlah audience
untuk mengisinya.
Tabel 11.3Format Penilaian Tampilan Penyaji Materi
dalam Forum Ilmiah
No Aspek yang DinilaiPenilaian/Skor
Kurang Cukup BaikSangat Baik
1. Penyaji menyadari adanya keterbatasan perbendaharaan kata-kata dan ungkapan yang dimiliki audience. Dalam rangka itu, penyaji tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit.
1 2 3 4
2. Penyaji menghindari penggunaan kata-kata asing dan yang meragukan serta yang berlebih-lebihan.
1 2 3 4
3. Penyaji memberikan contoh yang cukup jelas untuk menanamkan pengertian dalam uraiannya.
1 2 3 4
4. Penyaji menggunakan contoh yang relevan dengan uraiannya.
1 2 3 4
5. Contoh yang digunakan penyaji sesuai dengan usia, pengetahuan, dan latar belakang, maupun pengalaman audience.
1 2 3 4
6. Penyaji menunjukkan dengan jelas pola, urutan, atau struktur sajian, khususnya hubungan antara contoh-contoh dan generalisasi (hukum, rumus)
1 2 3 4
7. Penyaji memberikan ikhtisar butir-butir yang penting, baik selama penyajian maupun pada akhir penyajian, dan bila perlu memberikan sajian tambahan.
1 2 3 4
8. Penyaji menggunakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal penting dalam penyajiannya.
1 2 3 4
9. Butir-butir penting dalam penjelasan diberi tekanan dengan cara mengulanginya, mengatakan dalam kalimat lain, atau menyebutkan satu demi satu, seperti: satu .., dua, dst.
1 2 3 4
10. Penekanan yang berbeda diberi pula dengan mimik, isyarat, ataupun dengan gerakan selama penyajian berlangsung
1 2 3 4
11. Pemberian tekanan juga diberikan dengan menggunakan demonstrasi atau contoh benda yang sebenarnya.
1 2 3 4
Sumber: Dimodifikasi dari) Lembar Observasi Ketrampilan Menjelaskan, PAU-P3AI, 1997
11.36
Jika dalam penyajian hasil penelitian tindakan kelas digunakan media seperti
OHP atau LCD, ada beberapa hal teknis yang juga perlu diperhatikan, misalnya
menyangkut:
1. Usahakan bahwa segala perangkat pendukung sudah dipersiapkan dengan baik
sejak dini, seperti daya listrik, komputer/laptop, OHP/LCD, layar pantulan, dll.
Dalam hal ini penyaji materi perlu didampingi teknisi yang sangat mengerti
tentang komputer/lap-top, LCD/OHP, dan segala perangkat lain yang
dipergunakan.
2. Selama penyajian, seorang penyaji tidak hanya sebatas membaca apa yang tertulis
dalam slide tetapi justru penjelasan rinci tentang apa yang tertulislah yang harus
mendapatkan perhatian utama.
3. Usahakan penyaji selalu berhadapan atau bertatap muka dengan audience, dan jika
dirasakan perlu menunjuk suatu item tulisan, gambar, atau obyek tertentu pada
tayangan di layar pantulan, penyaji tidak perlu menunjuk ke layar tetapi cukup
hanya menunjuk pada slide di layar komputer.
Latihan
1. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan prinsip kesederhanaan, kesatuan, penekanan,
keseimbangan, penggunaan ilustrasi dalam merancang hand-out ?
2. Buatlah masing-masing 1 (satu) contoh pengorganisasian bahan (kerangka materi)
untuk bentuk: (a) outline, (b) hirarkhi skematis, (c) mata-rantai (flow-chart), (d)
fokus pada satu masalah, (e) klasifikasi berpasangan, (f) komparasi kontras, dan
(g) dikotomi logis !
3. Aplikasikan contoh-contoh pengorganisasian bahan (jawaban no.2) dengan
program komputer yang Anda kuasai (MS-Power Point atau program lainnya) !
Petunjuk Mengerjakan Latihan
1. Baca uraian dalam subunit 3 di atas dengan seksama, terutama berkenaan dengan
tatacara pembuatan hand-out yang akan digunakan ketika berpresentasi dalam
forum ilmiah. Kemudian jawablah pertanyaan dalam soal latihan 1.
11.37
2. Baca laporan penelitian tindakan kelas atau laporan penelitian apa saja, atau materi
dalam pelajaran di sekolah yang Anda kuasai dengan baik. Kemudian buatkan
penyajian satu contoh yang masing-masing cocok menggunakan pola: (a) outline,
(b) hirarkhi skematis, (c) mata-rantai (flow-chart), (d) fokus pada satu masalah, (e)
klasifikasi berpasangan, (f) komparasi kontras, dan (g) dikotomi logis!
3. Kerjakanlah macam-macam pola dengan menggunakan Microsoft Power-Point
atau program lain yang Anda kuasai. Jika ada kesulitan, kerjakanlah bersama
teman yang sudah menguasai program tersebut.
RANGKUMAN
Suatu presentasi akan berhasil baik jika dirancang dan dipersiapkan dengan
baik. Target seorang presenter yang utama tentu saja agar materi sajian yang
dipresentasikannya mudah dipahami, menarik perhatian, dan berakhir pada kepuasan
audience. Oleh karena itu, esensi materinya harus dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran ilmiahnya, dapat terbaca atau terpantau secara jelas, tataletak teks dan
gambarnya proporsional, serta penggunaan warna dan animasinya juga tidak berlebih-
lebihan.
Setelah semua detail hand-outnya siap digunakan maka seorang perenster juga
harus memperhatikan cara penyajian di depan audince. Dalam hal ini, seorang
presenter harus menyiapkan penguasan materi sajian, media dan perangkat pendukung
yang akan digunakan, tampil secara meyakinkan dan bergairah serta mampu menarik
perhatian audience.
TES FORMATIF 3
Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari
huruf (A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling
tepat untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.
1. Hand-out berisi tentang ...
A. ilustrasi untuk memperjelas penyajian
B. rangkuman atau kesimpulan suatu penelitian
C. garis besar suatu topik pembalajaran/penyajian
D. bagian penting tentang proses kerja suatu kegiatan/penelitian
11.38
2. Untuk menjelaskan perbedaan satu hal dengan hal lainnya dalam suatu sajian
dianjurkan pengorganisasi materi berpola ...
A. khirakhis – skematik
B. komparasi-kontras
C. mata-rantai
D. berfokus pada masalah
3. Latar belakang yang dianjurkan untuk lembaran-lembaran pada suatu hand-out
memiliki ciri ...
A. sederhana
B. beraneka warna
C. dinamis
D. plural
4. Ciri-ciri animasi yang memberikan efek positif antara lain, kecuali …
A. mengintip dari kiri
B. karakter beterbangan
C. elemen rancangan spiral
D. elemen masuk dari bawahk
5. Untuk menandai bagian teks yang dianggap penting, disarankan untuk
menghindari penggunaan ...
A. cetak miring (italic)
B. garis bawah (underline)
C. membubuhkan tanda kutip
D. cetak tebal (bold)
6. Manfaat hand-out antara lain adalah ...
A. meringankan beban kerja penyaji
B. memutahirkan informasi
C. mendayagunakan teknologi canggih
D. mempemudah pemahaman audience
11.39
7. Alat bantu untuk presentasi yang menggunakan LCD adalah ...
A. overhead projector
B. transparansi
C. perangkat komputer
D. printer dan scanner
8. Kontras warna huruf dan latar belakang yang buruk apabila berkombinasi ...
A. merah pada purih
B. hitan pada putih
C. merah pada hitam
D. hitam pada kuning
9. Ukuran huruf dalam pembuatan hand-out yang dipergunakan harus memenuhi
pertimbangan ...
A. biaya yang harus disedaikan penyelenggara acara
B. bahan baku untuk tempat duduk audience
C. jarak audiense dengan layar tayangan bahan sajian
D. waktu yang tersedia untuk berpresentasi
10. Posisi terbaik saat seorang penyaji berpresentasi adalah ...
A. berkeliling ruangan acara
B. menunjuk layar tayangan dengan alat tertentu
C. menghadap ke arah audience
D. menyelipkan humor selama berpresentasi
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang Benar, kemudian
pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.
11.40
Rumus Perhitungan:
Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:
9. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik
10. Skor 80 – 89 berarti Baik
11. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik
12. Skor 0 – 69 berarti Kurang
Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda tentang
bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!, maka Anda
dapat melanjutkan ke unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda masih
mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari kembali
sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai dengan baik.
Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru menjawabnya.
11.41
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R.H. (1987). Selecting and Developing Media for Instruction (terjemahan oleh Yusufhadi Miarso, et.al.). Jakarta: PAU-UT dan CV. Rajawali.
Asean Cultural Centre for UNESCO (ACCU). (1997). New Guidebook for Development and Production of Literacy Materials. (terjemahan oleh Zainuddin Arif dan W.P. Napitupulu). Jakarta: Grasindo.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, (1993), Penelitian Hasil Belajar. Jakarta : Proyek Peningkatan Manajemen dan Sistem Informasi Pendidikan Tinggi, Ditjen Dikti.
Eggleston, J.F.,et.al, (1975), A Sentence Teaching Observation Schedule. London : Macmillian Education Ltd.
Elliot, J (1993), Action Research for Educational Change. Philadelphia : Open University Press.
Hairunisa. (2006). Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Luas Permukaan Melalui Penyajian Bangun Ruang di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Timur. Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Timur. Pontianak.
Hopkins, D., (1993). A Teacher’s Guide to Classrom Research. Backinghaam : OpenUniversity Press.
Kemmis, S., McTaggart, R., (1992). The Action Research Planner. Victioria : Deaken University.
Maria S., H.T. (2008). Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Siswa Kelas 1 SD. GURU MEMBANGUN, 1(20), 2008, p.89-96
Lely Halimah. (1998). Kemandirian Profesional Guru dalam Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN DASAR, 5(2), 1998, p. 1-12.
Mc. Niff, J. (1992). Action Research Principles an Practice. Kent: Mackays of Chathan PLC.
Muchtaruddin. (1983). Beberapa Konsep Pembaharuan dalam Sistem Instruksional. Pontianak: FKIP UNTAN.
Pont A.M., (1991). Developing Effective Trainning Skill. London: Mc Graw Hill.
Soediatmo. (1980). Teknik Penyajian Materi. Jakarta: BP-7 Pusat
Suharyanto. (2002). “Workshop Pembuatan Media Pembelajaran Sains”, Materi Diklat Guru dalam rangka Implementasi KBK untuk Peningkatan Penguasaan
11.42
Ilmu-ilmu Dasar di SLTP dan Pencapaian Wajar Sembilan Tahun, Kerjasama FMIPA UNY-Dit. PLP Depdiknas, di Yogyakarta, 25-10 s.d. 5-11-2002.
Suminar Setiati Achmadi, (1998), Teknik Menulis Artikel Ilmiah, makalah disajikan dalam rangka Seminar Nasional Hasil Penelitian Dosen Muda 1996/1997, di Cisarua Bogor.
Suparman, A. (1997) Desain Instruksional. Jakarta: PAU-Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Depdikbud.
Tajudin Nur, M. (1999). Pembuatan Hand-Out Bagi Dosen Universitas Tanjungpura. Pontianak: Univ. Tanjungpura.
--------. (1984) PSB/Media/Lab.Work/Perpustakaan dan Fasilitas Lain (Komponen Dasar Pendidikan). Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.
--------. Presentasi dengan PowerPoint. www.knowledgebank.irri.org
--------. Road Tools LLC. (1997) www.roadtools.com
11.43
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Tes Formatif 1
1. D. Eksekutif adalah istilah yang dipakai bagi pihak pengambil keputusan atau
kebijakan.
2. A. Pembaca yang terbatas waktunya harus disediakan bacaan yang singkat dan
padat, serta mampu memberikan gambaran menyeluruh tentang isi yang
termuat di dalamnya.
3. C. Kata kunci dapat menjadi petunjuk utama tentang istilah dan konsep-konsep
yang penting dalam suatu tulisan.
4. C. Penulisan kata kunci dapat dilakukan di sejumlah tempat, tetapi lazimnya
ditempatkan di awal, yaitu setelah nama penulis atau setelah inti tulisan.
5. D. Setelah membaca seluruh isi suatu tulisan, seseorang perlu dipandu untuk
memiliki gambaran umum yang singkat mengenai tulisan tersebut.
6. A. Metode cukup disebutkan secara singkat, tetapi untuk metode tertentu perlu
diberikan penjelasan sesingkat-singkatnya, tetapi jelas.
7. C. Dengan jumlah halaman yang terbatas seseorang penulis diingkatkan agar
membuat tulisan singkat yang tetap dapat dipahami maksudnya secara baik.
8. C. Pihak yang paling mengetahui proses penelitian sejak awal sampai diperoleh
hasilnya, sehingga dapat menjiwainya dengan baik adalah peneliti yang
bersangkutan.
9. A. Pendokumentasian laporan penelitian dan penelusurannya kemudian di
pusat-pusat dokumentasi/informasi, termasuk di perpustakaan dan di
internet akan mudah dilakukan jika diketahui kata kuncinya.
10. B. Kata kunci merujuk kepada topik/subyek atau bahkan istilah dalam bidang
ilmu tertentu.
Tes Formatif 2
1. A. Maksud utana penerbitan jurnal ilmiah adalah memuat tulisan dengan kadar
keilmiahan tertinggi, yang umumnya dihasilkan melalui proses penelitian
atau kajian kepustakaan yang sangat mendalam..
2. A. Perguruan tinggi (universitas/fakultas/jurusan/program studi, institut,
sekolah tinggi, politehnik, dan akademi), yang mengemban dharma
pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta
11.44
badan/pusat/lembaga penelitian (dan pengembangan) merupakan contoh
lembaga ilmiah.
3. B. Artikel ilmah ditulis secara singkat berdasarkan laporan lengkap, sehingga
seyogyanya abstrak dalam artikel lebih pendek (satu-dua paragraf) daripada
abstrak dalam laporan lengkap (1 halaman, yang dapat terdiri dari tiga
paragraf).
4. A. Untuk mengawali penulisan ilmiah, termasuk artikel ilmiah, latar belakang
dan masalah/tujuan ditulis di bagian pendahuluan.
5. A. Tidak semua kajian pustaka dalam laporan lengkap dituliskan dalam artikel
ilmiah, tetapi diseleksi hanya yang relevan dan dibutuhkan untuk artikel
tersebut.
6. C. Metode (seringkali dipakai pula istilah metodologi) merupakan bagian
untuk menjelaskan langkah, cara, teknik, dan alat/bahan yang digunakan
untuk melaksanakan suatu penelitian.
7. C. Seperti halnya kajian pustaka, tidak semua sumber dalam daftar pustaka di
laporan lengkap yang dituliskan dalam daftar pustata artikel ilmiah, tetapi
hanya dituliskan sumber yang dikutip dalam artikel ilmiah tersebut.
8. B. Istilah heterogen dipergunakan untuk menjelaskan bahwa ragam teknik tata-
tulis ilmiah sangat bervariasi antara satu pihak dibandingkan dengan pihak
lain.
9. A. Kalaimat pendek berarti bahwa jumlah kata dalam satu kalimat tidak
banyak, dan ukuran maksimal 19 kata hanya sebagai suatu kesepakatan
(“pengingat atau simbolik”) semata-mata.
10. D. Banyak paragraf dalam satu halaman merupakan indikasi panjang-
pendeknya paragraf; semakin banyak paragraf dalam satu halaman
menandakan paragrafnya semakin pendek. Sebaliknya, semakin sedikit
paragraf menandakan bahwa paragrafnya semakin panjang.
Tes Formatif 3
11.45
1. C. Hand-out adalah ungkapan (idiom) yang berasal dari bahasa Inggris. Jika
dicermati, hand berarti “tangan” dan out berarti “keluar”. Apa yang dapat
dibawa keluar oleh tangan (genggaman) pasti tidak banyak, oleh karena itu
harus dipilih yang penting-penting saja. Masuk akal, kan jika hand out
diterjemahkan garis besar suatu materi/bahan pembelajaran atau presentasi/
2. B. Komparasai berarti perbandingan/membandingkan dan kontras bermakna
pertentangan/mempertentangkan, sehingga pola ini cocok untuk
menjelaskan perbedaan sesuatu dengan sesuatu hal yang lain.
3. A. Latar belakang yang sederhana akan mempermudah kombinasinya dengan
bagian teks dan ilustrasi yang akan dimuat di sana.
4. A. Animasi dibuat sesuai dengan pola membaca huruf Latin (yang dimulai dari
kiri ke kanan).
5. A. Cetak miring (italic) malahan akan membuat tampilan tulisan menjadi
berkurang kejelasannya atau kemenonjolannya.
6. D. Tujuan utama presentasi adalah membuat yang sulit menjadi mudah dan
yang kompleks/rumit menjadi sederhana. Dalam hal ini, hand-out dapat
dipakai untuk membantu merealisasikan maksud tersebut.
7. C. LCD merupakan alat bantu yang dapat dipakai untuk merefleksikan
teks/ilustrasi yang ada dalam komputer, dengan menghubungkan keduanya
(melalui kabel)
8. C. Kombinasi warna merah (misalnya sebagai latar belakang) dan hitam (untuk
teks/huruf) akan menyebabkan kesulitan membedakan keduanya
9. C. Semakin kecil ukuran huruf akan menyebabkan audience harus semakin
dekat dengan layar/tayangan, tetapi semakin besar ukuran hurufnya semakin
memungkinkan audience menjauhi layar/tayangan.
10. C. Meskipun white-board dan layar tayangan (OHP, LCD) atau sarana lainnya
berada di depan, seorang penyaji tetap harus menghadap audience (bukan
justru menghadap ke white-board/layar tayangan (seperti posisi audience),
agar antara penyaji dan audience tetap dapat melakukan kontak-pandang,
sehingga menjadi lebih komunikatif.
GLOSARIUM
11.46
Abstrak adalah kependekan yang lengkap dan jelas menerangkan seluruh isi tulisan dan umumnya disajikan dalam satu-dua paragraf, dengan menggunakan tidak lebih daei 200 kata.
Animasi adalah sesuatu yang bergerak-gerak seakan-akan hidup.
Artikel ilmiah adalah karya tulis lengkap tapi padat yang membahas tentang hasil pemikiran atau penelitian (lapangan, laboratorium, kepustakaan), yang ;azimnya dimuat di jurnal ilmiah atau majalah ilmiah.
Flow-chart adalah bagan alir atau bagan yang dipergunakan untuk menunjukkan suatu urutan kegiatan, peristiwa, atau kejadian.
Fokus adakah garis-garis besar yang paling ditajamkan, diperhelas, atau diutamakan.
Hand-out adalah garis besar (kerangka penjabaran) suatu topik pembelajaran/ penyajian
Kata kunci adalah ungkapan atau istilah yang mewakili konsep atau gagasan yang termuat dalam suatu tulisan
Komparasi adalah perbandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Kontras warna adalah memperlihatkan perbedaan (warna) yang nyata apabila diperbandingkan, ditumpang-tindihkan, atau didekatkan
Pengorganisasian adalah proses atau cara mengorganisasi atau menata (materi sajian atau pembelajaran)
Tataruang adalah cara mengatur ruang atau bidang yang digunakan untuk menempatkan teks atau ilustrasi bahan sajian untuk presentasi.
11.47