bac-ppsd-10
TRANSCRIPT
UNIT 10
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
PENDAHULUAN
Muara dari suatu kegiatan penelitian, termasuk penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan ini
sesungguhnya sudah dapat dilakukan dari sejak dini, karena sebagian dari isi
laporan diadopsi dari proposal penelitian, termasuk untuk keperluan laporan PTK.
Prosesnya pun dapat dimulai pada saat mengumpulkan data di lapangan, sehingga
begitu analisis data selesai dikerjakan seorang peneliti PTK dapat menyelesaikan
penulisan laporannya.
Untuk memandu penyusunan laporan PTK, uraian materi di bagian unit ini
terdiri dari dua sub unit, yaitu subunit 1 akan pokok-pokok materi sistimatika,
uraian cara dan langkah-langkah secara prosedural menulis laporan hasil PTK,
serta kriteria-kriteria ilmiah yang menjadi pegangan untuk menghasilkan laporan
PTK yang layak teoretik, layak konseptual, layak teknikal, dan memiliki tingkat
keterbacaan yang tinggi. Dalam subunit 2 akan diuraikan tentang komponen-
komponen yang ada di dalam format atau struktur laporan PTK. Selanjutnya
dalam subunit 3 dipaparkan mengenai kriteria ilmiah dalam penulisan laporan
penelitian yang memenuhi syarat atau kaidah suatu laporan ilmiah, yaitu
kebenaran, motode ilmiah, dan tatacara penulisan ilmiah.
Setelah mahasiswa mempelajari unit ini, diharapkan Anda memiliki
kemampuan:
1. Merencanakan dan mengorganisasikan pokok-pokok pikiran ke dalam
bentuk format sistematika laporan PTK secara lengkap dan rinci.
2. Menjelaskan langkah-langkah penulisan laporan PTK.
3. Menyusun laporan PTK.
4. Menilai suatu laporan hasil PTK.
5. Menjelaskan beberapa syarat atau kaidah penulisan laporan PTK.
10.1
Setelah mengkaji secara saksama uraian materi pada unit ini, selanjutnya
Anda diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat di masing-
masing sub unit, membaca rangkuman, dan mengerjakan soal-soal tes formatif
yang disediakan di bagian akhir tiap-tiap subunit. Pedoman jawaban latihan telah
tersedia pada masing-masing subunit, demikian halnya kunci jawaban tes formatif
juga telah disediakan di bagian akhir unit ini. Namun demikian, Anda diminta
untuk menjawab soal-soal latihan dan soal-soal tes formatif secara mandiri
terlebih dahulu sebelum mencocokkannya dengan pedoman jawaban latihan
ataupun kunci jawaban tes formatif yang telah disediakan.
Selamat belajar, semoga sukses!
10.2
SUB UNIT 1
Sistimatika Laporan Penelitian
Sesuai dengan tujuan tersebut di atas, maka dalam sub unit ini akan
dibahas secara rinci mengenai pokok-pokok materi sistimatika, uraian cara dan
langkah-langkah secara prosedural menulis laporan hasil PTK, serta kriteria-
kriteria ilmiah yang menjadi pegangan untuk menghasilkan laporan PTK yang
keilmiahannya terjamin.
1. Pendahuluan
Laporan adalah kata yang tidak asing dalam wacana sehari-hari. Sebagai
guru, Anda pun tentu sudah terbiasa mendengar kata “laporan”. Dalam buku
“Mahir Menulis Berbagai Laporan” oleh Widyamartaya dan Budiati (2005),
kepada siswa pun sudah diperkenalkan berbagai laporan dan cara menulisnya.
Dalam buku tersebut, sekurang-kurangnya terdapat 5 jenis laporan, yaitu: laporan
kegiatan, laporan karyawisata, laporan manajerial, laporan penelitian, dan laporan
untuk diskusi kemasyarakatan.
Apa yang dimaksud dengan laporan? Jawabannya untuk pertanyaan ini,
dengan yakin pasti sudah Anda ketahui. Persoalannya mungkin jawabannya akan
sangat beragam, sehingga dalam konteks ini perlu menyepakati suatu pengertian
yang sama agar pemahaman kita tentang uraian-uraian selanjutnya pun akan
menjadi sama pula, tidak lalu kemudian menjadi perdebatan yang
berkepanjangan., sementara hal-hal yang lebih esensial terabaikan.
Menurut The Shorter Oxford English Dictionary (Fletcher, 1990), istilah
laporan memiliki dua macam pengertian atau definisi, seperti yang dipaparkan
berikut ini:
1. Cerita yang dibawakan oleh seseorang kepada orang lain, terutama tentang
suatu hal yang diteliti secara khusus.
2. Pernyataan formal tentang hasil penelitian, atau apa saja yang memerlukan
informasi yang pasti, yang dibuat oleh seseorang atau badan yang
diperintahkan atau diharuskan untuk melakukan hal itu.
10.3
untuk melakukan pekerjaan” (Fletcher, 1990: 11). Oleh karena itu laporan harus
membantu dalam menyelesaikan pekerjaan, memecahkan persoalan yang ada,
serta memberikan informasi untuk pekerjaan selanjutnya.
2. Manfaat dan Tujuan Penulisan Laporan
Dalam menulis laporan hasil penelitian, terdapat berbagai bentuk dan
format dari mulai yang paling sederhana sampai
dengan yang paling rumit. Bentuk laporan yang
akan anda pelajari ini adalah hanya salah satu
bentuk saja dari suatu laporan, yaitu laporan
penelitian tindakan kelas (PTK).
Tujuan menulis laporan secara sederhana
adalah untuk mencatat, memberitahukan dan
merekomendasikan hasil penelitian. Dengan
demikian, apa pun yang dilakukan sebelum,
selama, dan setelah penelitian berakhir,
semuanya terdokumentasikan dengan baik, dan
kemudian dapat dikomunikasikan ke berbagai
pihak. Dalam penelitian pada umumnya, isinya
merupakan laporan hasil penelitian yang berupa
temuan baru dalam bentuk teori, konsep, metode, dan prosedur, atau
permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya.
Sejalan dengan karakteristiknya, laporan setiap hasil penelitian tindakan
kelas (PTK) selalu diikuti dengan suatu tindakan (action). Kemudian dilakukan
pemantauan (observasi), dengan maksud untuk mengamati apakah masalah yang
dibahas dalam penelitian sudah dapat diatasi, ataukah justru muncul permasalahan
10.4
Topik yang akan dibahas dalam modul ini adalah
tentang laporan menurut definisi kedua, karena ada
kaitannya dengan tugas anda dalam mata kuliah
PTK). Laporan adalah “bagian dari suatu sistem
yang digunakan orang
lain. Kalau memang muncul masalah baru, maka peneliti PTK harus menyusun
rencana kembali untuk selanjutnya, dan diikuti siklus dan tahapan berikutnya, dan
seterusnya. Kegiatan ini terus berputar dan berulang sehingga tidak ada
permasalahan yang tertunda penanganannya.
Dalam hal tertentu seorang peneliti PTK barangkali tidak harus
menyampaikan laporannya kepada orang lain, kecuali untuk dirinya sendiri,
karena memang orang yang paling berkepentingan adalah peneliti (guru) yang
bersangkutan. Selain itu, karena kegiatan PTK dilaksanakan secara kontinu dan
berulang-ulang, mungkin seorang peneliti PTK tidak berkesempatan menulis
laporan penelitiannya secara kontinu dan lengkap. Namun untuk kepentingan
studi keilmuan, atau untuk peningkatan kualitas pembelajaran seorang peneliti
PTK harus melaporkan hasil penelitiannya. Berdasarkan kepentingan seperti itu,
maka kita akan dapat merasakan betapa pentingnya laporan penelitian, dan di
situlah letak kegunaan atau manfaat laporan penelitian.
Laporan PTK perlu dibuat oleh para peneliti untuk beberapa kepentingan, antara
lain seperti berikut:
1. Sebagai dokumen penelitian, yang secara pragmatis dapat
dimanfaatkan oleh guru atau dosen untuk diajukan sebagai bahan kelengkapan
kenaikan pangkat. Bagi guru yang bergolongan IV/a ke atas, menulis karya
ilmiah, termasuk menulis laporan penelitian merupakan suatu “kewajiban:.
2. Sebagai sumber bagi peneliti lain atau peneliti yang sama
dalam memperoleh inspirasi dan / atau acuan teoritik (tinjauan pustaka) untuk
melakukan penelitian lainnya.
3. Sebagai bahan supaya orang atau peneliti lain yang
membacanya atau ditugaskan untuk mereviewnya dapat memberikan kritik
dan saran konstruktif terhadap penelitian yang dilakukan. Lebih lanjut, maka
peneliti PTK yang bersangkutan tidak sampai melakukan kesalahan yang sama
di lain waktu.
4. Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti yang
permasalahannya serupa atau sama. Hal ini jelas akan sangat efisien, sehingga
untuk kasus yang sama mungkin peneliti (guru) lain tidak harus melakukan
10.5
penelitian serupa. Dengan modifikasi atau adaptasi secukupnya, hasilnya
sudah dapat diimplementasikan pada konteks lain.
Untuk dapat menulis laporan PTK secara efektif, peneliti PTK harus
mencatat semua pengalamannya dalam melakukan PTK, baik itu berupa masalah
yang dihadapi, tindakan yang diambil, pengamatan yang dilakukan, serta
informasi dan temuan lainnya. Sesungguhnya, dalam hal ini penulisan laporan
sudah dapat anda mulai sejak anda menyusun proposal penelitian, karena proposal
bukan saja sebagai usulan untuk melaksanakan penelitian, tetapi juga merupakan
dasar untuk penulisan laporan. Sebagian dari isi laporan justru dapat disalin dari
isi proposal Anda, kecuali dengan melakukan proses editing secukupnya. Banyak
orang bijak mengatakan bahwa rencana (proposal) yang baik sudah
menyelesaikan setengah dari total pekerjaan yang semestinya kita lakukan.
3. Struktur laporan
Struktur laporan merupakan bagian yang sangat mendasar dalam sebuah
laporan, karena format laporan akan merupakan kerangka berpikir yang dapat
memberikan arah penulisan, sehingga memudahkan anda dalam menulis laporan.
Struktur ini harus sudah anda persiapkan sebelum penelitian dilakukan, yaitu pada
saat anda menulis proposal. Ibarat membangun rumah, wujud akhir dari sebuah
rumah sudah akan kelihatan ketika kerangka struktur dasar bangunan rumah
tersebut sudah berhasil ditegakkan, begitu jugalah halnya dengan format laporan
penelitian.
Dalam penelitian PTK laporan bukan hanya menyampaikan hasil dari
kegiatan penelitian semata-mata, akan tetapi juga mendeskripsikan semua
langkah, dari mulai menemukan masalah, merencanakan (plan), melakukan
tindakan (action), mengamati (observation), dan merefleksi (reflection), kemudian
kembali ke rencana (revised plan). Laporan PTK adalah laporan rangkaian
kegiatan dari mulai “plan’ sampai dengan “plan” berikutnya, atau plan yang
sudah direvisi. Dengan demikian, maka pada laporan PTK akan nampak dari
mulai tujuan yang ingin dicapai, metode atau prosedur yang digunakan, masalah
yang muncul, dan cara mengatasi atau memecahkan masalah tersebut.
10.6
Apabila anda telah memiliki struktur atau format laporan sejak awal, maka
anda akan sangat terbantu, terutama anda telah mengetahui lingkup permasalahan
yang akan anda garap. Lebih jauh akan semakin jelas cara yang akan Anda
tempuh dalam mengumpulkan data, melakukan analisis data, menarik kesimpulan,
menyusun rekomendasi, dan seterusnya.
Meskipun seringkali terdapat variasi tentang sistematika atau format
laporan PTK, tetapi esensinya seringkali tidak berbeda satu sama lain. Untuk
mempermudah pemahaman Anda, berikut ini adalah contoh format atau struktur
laporan yang dimodifikasi dari Hopkins (1993).
Untuk dapat membuat laporan PTK dengan baik, sekali lagi diingatkan
bahwa anda harus tetap mengacu pada proposal yang telah Anda susun, mungkin
jauh sebelum PTK Anda laksanakan. Selain untuk memudahkan anda dalam
menulis laporan, proposal juga dapat digunakan untuk menguji apakah semua
rencana yang anda tuangkan dalam proposal, dapat dilaksanakan dengan baik atau
10.7
KOMPONEN-KOMPONEN ISI LAPORAN
1. Pendahuluan- Latar Belakang Masalah- Rumusan Masalah
- Tujuan yang ingin dicapai - Penjelasan tujuan- Manfaat Penelitian- Rasional
2. Prosedur- Desain PTK- Teknik pengumpulan data- Uraian konsep- Kegiatan yang dilaksanakan
3. Hasil dan Implementasi- Hasil- Implikasi teori- Tindakan yang diambil sebagai hasil- Penilaian terhadap tindakan
4. Meta Analisis- Kaji ulang seluruh proses- Kegiatan selanjutnya
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
tidak. Dengan kata lain, bahwa proposal dapat anda gunakan untuk menilai
keberhasilan anda dalam melaksanakan PTK.
Perlu juga diingatkan, bahwa kadangkala penulisan laporan, termasuk
laporan PTK tidak selalu harus urut sesuai dengan urutan komponen dalam format
laporan, tetapi dapat saja dimulai di bagian mana yang Anda anggap paling mudah
atau informasinya sudah tersedia. Misalnya, kalau Anda merasa dimulai dari
penulisan masalah, kemudian tujuan, dan manfaat, sementara penulisan latar
belakang masih terasa sulit, mulailah saja dengan menulis masalah, tujuan, dan
manfaat tersebut. Jika Anda merasa ingin menulis daftar pustaka terlebih dahulu
baru kemudian menuliskan uraian konsep, silakan saja. Biasanya sambil
mengerjakan bagian yang Anda nilai mudah itu, bagian yang sulit akan teratasi
dengan sendirinya. Ini bukan teori, tetapi mungkin lebih tepat disebut kiat dan
berdasarkan pengalaman sejumlah peneliti atau penulis senior.
Latihan
1. Buat kerangka laporan penelitian tindakan kelas, yang pernah dilakukan oleh
orang lain.
2. Tuliskan ringkasan setiap bagian dari laporan tersebut, dengan mengacu pada
format dalam uraian di atas.
Petunjuk mengerjakan latihan
1. Setelah Anda mempelajari uraian materi pada sub-unit 1, cari laporan
penelitan tindakan kelas (PTK) yang pernah dilakukan oleh teman sejaat
Anda. Jika tidak ditemukan, laporan penelitian lainnya pun boleh juga.
2. Cermati formatnya, dan buat kerangka dari laporan penelitiantersebut apa
adanya (tidak usah dirobah).
3. Berdasarkan kerangka tersebut, coba Anda tuliskan ringkasan setiap
bagiannya sekitar satu paragraph per bagian, tanpa harus melihat lagi laporan
yang And baca sebelumnya.
10.8
4. Diskusikan dengan teman Anda, apakah memang ringkasan yang dibuat
tersebut sesuai dengan maksud untuk bagian tersebut.
RANGKUMAN
Untuk memudahkan anda dalam membuat laporan, terlebih dahulu harus
dikembangkan format atau struktur laporan. Format terdiri dari bagian
Pendahuluan, Prosedur, Hasil dan Implementasi, Meta analisis, serta Kesimpulan
dan Rekomendasi. Setelah membuat format tersebut, maka setiap bagiannya
diberikan judul atau topik yang akan memberi isi pada laporan tersebut.
Meskipun sudah dapat dimulai sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan,
tetapi penulisan akhir laporan dibuat setelah PTK selesai dilakukan, dan data yang di
lapangan telah terkumpul untuk kemudian dianalisis. Jadi, laporan bukanlah karangan
si penulis, yang dapat direka-reka atau bahkan direkayasa, melainkan sesuatu tulisan
yang dibuat berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan.
TES FORMATIF 1
Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari huruf
(A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling
tepat untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.
1. Laporan PTK termasuk pada jenis laporan berikut …
A. Cerita yang disampaikan seseorang
B. Pernyataan formal hasil penelitian
C. Hasil pemeriksaan laboratorium
D. Informasi tertulis dari seseorang
2. Tujuan penulisan laporan PTK yang paling mendasar adalah .....
A. Mencatat, memberitahukan, dan merekomendasikan hasil penelitian
B. Sebagai persyaratan dalam melakukan penelitian tindakan kelas
C. Kewajiban mahasiswa yang menempuh pendidikan Strata – 1
D. Latihan menulis karya ilmiah bagi seorang calon penelit PTK
3. Menurut Fletcher, laporan penelitian merupakan …
10.9
A. bagian integral dari pekerjaan penelitian
B. pelengkap pekerjaan penelitian
C. pekerjaan tambahan seorang peneliti
D. pertanggungjawabn keuangan seorang peneliti
4. Kegunaan format laporan adalah …
A. cikal bakal daftar isi laporan
B. kerangka berpikir dan arah penulisan
C. panduan cara membaca laporan
D. rambu-rambu kritik konstruktif
5. Bagian pendahuluan dalam laporan penelitian antara lain berisi tentang …
A. waktu dan tempat penelitian
B. mitra yang berkolaborasi
C. masalah dan tujuan
D. rencana tindakan dan observasi
6. Latar belakang dalam laporan penelitian ditulis pada bagian ...
A. awal dari rumusan tujuan
B. akhir dari rumusan tujuan
C. awal dari bagian pendahuluan
D. akhir dari bagian pendahuluan
7. Dalam laporan penelitian PTK, uraian tentang desain merupakan bagian dari ...
A. pendahuluan
B. prosedur
C. hasil
D. pembahasan
8. Meta analisis dalam laporan PTK ditulis pada bagian ...
A. sebelum prosedur penelitian
B. sebelum kesimpulan dan rekomendasi
C. setelah kesimpulan dan rekomendasi
10.10
D. setelah daftar pustaka
9. Penilaian terhadap action dalam laporan PTK masuk sebagai bagian dari ...
A. prosedur peneliian
B. hasil dan pembahasan
C. meta analisis
D. kesimpulan dan saran
10. Laporan penelitian tindakan kelas antara lain ditujukan kepada ...
A. peneliti dan guru mitra berkolaorasi
B. peneliti dan kepala sekolah
C. peneliti dan pejabat dinas pendidikan
D. peneliti dan orang lain
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang
terdapat di bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawban Anda yang Benar,
kemudian pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.
Rumus Perhitungan:
Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:
1. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik
2. Skor 80 – 89 berarti Baik
3. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik
4. Skor 0 – 69 berarti Kurang
Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda
tentang bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!,
maka Anda dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat
penguasaan Anda masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk
mempelajari kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda
10.11
kuasai dengan baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih keliru
menjawabnya.
SUB UNIT 2
Langkah-langkah Penulisan Laporan Penelitian
Sebagaimana sudah diutarakan bahwa format atau struktur laporan
penelitian tindakan kelas (PTK) di atas adalah salah satu pilihan saja dari banyak
struktur yang dapat dikembangkan oleh peneliti. Akan tetapi sebagai mahasiswa
atau peneliti senior, anda dianjurkan untuk menggunakan struktur atau format
tersebut, semata-mata supaya memudahkan pemeriksaan dan penilaian terhadap
laporan penelitian tidakan kelas (PTK) anda.
Berdasarkan format di atas tadi, marilah kita mulai untuk membahas satu
per satu komponen yang ada di dalamnya. Sebagaimana lazimnya suatu tulisan,
bagi awal setiap tulisan itu adalah judul.
1. Judul
Ada berbagai cara untuk memberikan judul terhadap laporan penelitian
tindakan kelas (PTK) anda. Namun bagi laporan PTK, judul haruslah
mencerminkan sebuah aktivitas, jelas dan mudah dipahami, contohnya:
Upaya Guru Mengefektifkan Metode Bertanya UntukMeningkatkan Interaksi Belajar Murid Kelas V SD Harapan Bangsa di
Kecamatan Pontianak Selatan Pontianak
Kalau kita perhatikan contoh judul seperti tersebut nampak dengan jelas
bahwa judul dimaksud menampilkan sebuah aktivitas, upaya atau usaha untuk
meningkatkan, menyempurnakan atau memperbaiki suatu sistem, metode atau
prosedur, agar mencapai tujuan tertentu. Misalnya, prestasi belajar siswa menjadi
lebih baik, interaksi belajar-mengajar di kelas menjadi lebih intensif, siswa
10.12
menjadi lebih baik pemahaman materi pelajaran, bahkan mungkin sikap dan
perilaku siswa berkembang ke arah yang lebih positif, dan sebagainya.
Setelah anda memahami secara baik tentang tatacara menuliskan judul
penelitian Anda, marilah sekarang kita beralih topik, dan melanjutkan
pembahasan tentang bagian utama (sering pula disebut batang tubuh laporan) dari
sebuah laporan PTK seperti berikut:
2. Pendahuluan
Dalam setiap laporan penelitian, artikel di jurnal ilmiah, buku dan karya
tulis lainnya selalu menggunakan pendahuluan sebagai pembuka tulisannya.
Pendahuluan merupakan informasi awal dari sebuah tulisan, termasuk laporan
PTK, dan merupakan garis besar isi sehingga dengan membaca pendahuluan kita
sudah dapat mengetahui secara umum tentang isi buku atau tulisan tersebut.
Selain itu, untuk mengisi pendahuluan Anda perlu menguraikan informasi
awal, berupa pengalaman anda selama melakukan proses pembelajaran di kelas,
masalah-masalah yang anda hadapi di kelas, dan hal lainnya yang memberikan
latar belakang yang anda hadapi di kelas, dan hal lainnya yang memberikan latar
belakang mengapa masalah ini perlu diatasi dengan PTK. Untuk mendukung latar
belakang ini anda dapat menggunakan sumber lain yang relevan, antara lain hasil-
hasil penelitian dan buku literatur lainnya. Ini penting karena selain anda
menguraikan bahwa anda menghadapi berbagai masalah, anda juga perlu
menjelaskan bahwa pernah ada penelitian yang dilakukan orang lain untuk
masalah yang sama, dan memberikan landasan teoritis yang memperkuat alasan
anda mengapa untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan penelitian.
Mempelajari hasil penelitian lain dan buku literatur yang relevan juga penting
untuk memperkaya variabel yang akan diungkapkan melalui penelitian anda.
10.13
Pendahuluan ini dapat diisi antara lain dengan
latar belakang masalah, masalah, tujuan, dan
manfaat penelitian. Oleh karena itu mulailah
dengan menguraikan latar belakang, mengapa
anda tertarik untuk meneliti masalah ini
(rational). Kenapa di antara sekian banyak
masalah, justru masalah yang Anda telitilah
yang Anda anggap perlu segera ditangani,
mengapa?, dan untuk apa?.
Artinya, anda akan memperoleh berbagai masukan dan alternatif yang dapat anda
gunakan dalam penelitian anda.
Anda juga perlu memperjelas, mengapa Anda tertarik dengan masalah ini.
Misalnya, karena selama ini anda menghadapi kesulitan kalau anda mengajukan
pertanyaan, seperti tidak seorang pun murid yang ditunjuk mau atau secara
bergairah menjawab pertanyaan anda, atau kalaupun ada jawaban, jawaban
tersebut selalu tidak relevan dengan yang anda tanyakan. Atau, murid anda
kelihatan bingung setelah anda mengajukan pertanyaan. Dengan demikian, maka
diskusi pun menjadi macet dan interaksi tidak berjalan produktif, dan anda tidak
mengetahui apakah murid memahami materi yang anda jelaskan atau justru
menambah kebingungan dan ketidaktahuan mereka.
Berdasarkan masalah tersebut maka anda ingin mengetahui mengapa hal
tersebut bisa terjadi, oleh karena itu anda perlu merumuskan tujuan dan
menjelaskan tujuan tersebut dengan mengajukan upaya untuk mengatasi masalah
tersebut. Selain tujuan, anda juga perlu menjelaskan manfaat atau kegunaan dari
penelitian anda, kalau penelitian ini anda lakukan.
Tujuan merupakan keinginan anda untuk mengatasi masalah yang selama
ini anda temukan. Untuk itu, rumuskan tujuan penelitian anda berdasarkan
masalah yang anda hadapi. Misalnya masalah anda adalah “murid tidak dapat
menghitung luas segitiga siku-siku dengan menggunakan rumus phythagoras”.
Contoh lainnya adalah bila masalahnya adalah “murid kurang berinteraksi dalam
proses pembelajaran” maka tujuannya adalah “ingin meningkatkan interaksi
pembelajaran dengan menggunakan metode bertanya”.
3. Prosedur PTK
Walaupun metodologi yang digunakan dalam PTK tidak seketat dalam
penelitian pada umumnya, namun anda tetap dituntut untuk menjelaskan atau
memaparkan langkah-langkah yang anda tempuh selama anda melakukan PTK.
Hal ini penting, karena beberapa alasan, antara lain:
Pertama, agar pembaca pada umumnya dapat mengetahui prosedur yang
anda tempuh, sehingga tidak keliru memberikan penafsiran dan dapat memahami
10.14
permasalahan secara proporsional. Dalam sejumlah kasus pernah terjadi
kontroversi dan polemik berkepanjangan tentang hasil penelitian, karena Koran,
misalnya hanya mengutip secara singkat kesimpulannya tanpa menguraikan
metodologinya (prosedur penelitiannya), sehingga pembaca pun hanya membaca
kesimpulan atau hasil akhirnya saja. Misalnya, dikatakan bahwa “sebagian besar
guru SD di provinsi “X” tidak layak mengajar”. Akibatnya banyak guru SD yang
protes, karena mereka beranggapan selama ini, toh mereka sudah bekerja
maksimal, terbukti banyak murid-muridnya yang berhasil menjuarai sejumlah
lomba, tingkat kelulusan dan nilai UAS lulusannya juga tidak mengecewakan.
Dengan nada sedikit berbangga, ada yang mengatakan, “mantan murid saya saja
ada yang sudah jadi bupati, kepala dinas, anggota bahkan ketua DPRD, masa’
saya masih dianggap tak layak”. Ternyata, setelah ditelusuri, pernyataan bahwa
“sebagian besar guru SD di provinsi “X” tidak layak mengajar” adalah hasil
survei dengan sampel sangat terbatas, yaitu sejumlah sekitar ratusan guru SD di
satu kota di antara sejumlah kabupaten kota dalam provinsi tersebut, sehingga
sampelnya dinilai tidak representatif (tak dapat mewakili seluruh guru SD di
provinsi tersebut).
Selain itu, para pakar juga dapat memberikan kritikan dan saran konstruktif
apabila ternyata kemudian ditemukan sejumlah kelemahan atau bahkan mugkin
kekeliruan dalam metode penelitiannya. Dalam bagian “prosedur” ini dapat
diuraikan antara lain tentang:
- Menyiapkan instrumen penelitian.
- Menyiapkan kelas yang akan melaksanakan
penelitian tindakan kelas (PTK)
- Teknik mengumpulkan data.
- Analisis data.
- Menafsirkan data.
- Menarik kesimpulan.
- Menentukan tindakan perbaikan (dalam 2-3
siklus) sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya.
10.15
- Menentukan tindakan selanjutnya. Sesuai
dengan langkah-langkah tersebut, maka anda kemudian sudah dapat
melaporkan aktivitas anda untuk setiap aktivitas seperti yang dituliskan
tersebut secara rinci, runtut, cermat, dan objektif.
4. Hasil dan Implementasi
Dalam bagian ini anda diminta untuk menguraikan hasil yang sudah dicapai
selama dan sudah melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam
hubungan ini, oleh karena PTK terdiri dari dua, tiga siklus atau bahkan lebih,
maka sebaiknyalah laporan yang Anda buat dikemas dalam bentuk siklus per
siklus. Mungkin dalam siklus pertama hanya beberapa tindakan saja yang dapat
menunjukkan hasil yang baik. Kemudian setelah diulang dan diperbaiki pada
siklus kedua, maka baru berhasil diperbaiki secara sempurna.
Dalam “hasil” ini seorang peneliti PTK perlu melaporkan sejumlah
komponen yang saling berkaitan dengan masalah yang diteliti, seperti tindakan
dan aktivitas, hasil dari tindakan, serta penafsiran. Berikut ini adalah penjelasan
singkat tentang berbagai hal yang dimaksud terakhir:
a. Masalah yang diteliti
Masalah yang diteliti perlu ditampilkan lagi dalam laporan penelitian tindakan
kelas (PTK), untuk mengingatkan kembali bahwa penelitian ini juga bertujuan
untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Tindakan dan aktivitas
Tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah
tersebut. Mungkin untuk mengatasi satu masalah diperlukan beberapa
tindakan dan aktivitas. Oleh karena itu, cantumkanlah semua tindakan dan
aktivitas tersebut dalam laporan.
c. Hasil dari tindakan
Setelah dilakukan tindakan, tunjukkan hasil yang dicapai, apakah masalah
dapat diatasi atau tidak. Laporkan apabila memang tindakan itu dapat
mengatasi masalah, tetapi laporkan juga jika hasilnya tidak atau belum dapat
mengatasi permasalahan yang dibahas. Jadi, jangan hanya tindakan yang
10.16
berhasil saja yang dilaporkan, sedangkan ketidakberhasilannya malahan
disembunyikan.
d. Penafsiran
Dalam penafsiran dilaporkan, mengapa berhasil dan/atau mengapa tidak
berhasil mengatasi permasalahan. Artinya, hasil PTK tersebut memerlukan
adanya pembahasan. Dengan demikian dapat ditentukan tindakan selanjutnya
yang harus ditempuh oleh peneliti yang bersangkutan maupun peneliti
lainnya.
Hasil yang dimaksud dalam PTK adalah tindakan-tindakan atau aktivitas
yang terbukti dapat memperbaiki kondisi pembelajaran, meningkatkan interaksi
siswa, menyempurnakan cara guru menjelaskan dan bertanya, dan sebagainya.
Kemukakan pula bahwa sebagai hasil memiliki implikasi terhadap teori, misalnya
ternyata pertanyaan dengan menggunakan struktur kalimat tanya yang benar lebih
mudah dipahami oleh siswa, serta waktu tenggang yang cukup untuk memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpikir dan menjawab pertanyaan.
Dalam laporan juga dimasukkan tentang penilaian terhadap setiap
tindakan yang dilakukan. Penilaian ini penting untuk dapat menentukan tindakan
mana sesungguhnya yang benar-benar tepat dan dapat memperbaiki pembelajaran.
Untuk satu jenis tindakan, misalnya dalam mengajukan pertanyaan “mengapa ibu
kota Indonesia di Jakarta?” baru berhasil setelah diulangi dengan berbagai bentuk
pertanyaan yang menghendaki jawaban yang sama. Misalnya, “mengapa tidak di
Palangkaraya?” atau dengan pancingan, “Apakah Jakarta berbeda dengan
Palangkaraya”. “apakah perbedaannya”? “Nah begitu mengapa ibu kota Indonesia
di Jakarta?
Dalam melaporkan hasil ini, maka semua tindakan yang pernah dicoba
perlu dilaporkan, sehingga akan nampak bahwa keberhasilan suatu tindakan
disebabkan ada tindakan-tindakan lainnya.
5. Meta analisis
Laporan anda juga harus mencantumkan tindakan selanjutnya yang
ingin anda lakukan. Hal ini penting, karena permasalahan dalam suatu PTK belum
10.17
tentu dapat diatasi dengan satu kali tindakan dalam satu siklus, melainkan
kemungkinan memerlukan tindakan lanjutan dalam siklus berikutnya. Kadang-
kadang hal ini memerlukan dua sampai tiga kali tindakan melalui beberapa siklus.
Misalnya, apakah siswa dalam kelompok tersebut dapat menjawab pertanyaan
tanpa “probing” atau pertanyaan pancingan?. Pertanyaan ini diajukan untuk
mengetahui, apakah siswa sudah dapat memahami pertanyaan yang diajukan atau
sudah terdapat siswa yang menjawabnya secara benar apabila diberikan dalam
kelompok, tanpa harus mendapatkan bimbingan guru.
6. Kesimpulan
Dalam membuat suatu kesimpulan penelitian tindakan kelas (PTK),
kemukakanlah pernyataan yang merupakan rumusan hasil pengujian terhadap
hipotesis dan atau pencapaian tujuan penelitian. Oleh karena itu, kesimpulan
dibuat berdasarkan tujuan atau hipotesis yang telah anda rumuskan. Jadi,
kesimpulan bukanlah saripati atau ringkasan dari kegiatan PTK anda, akan tetapi
merupakan hasil pengujian hipotesis.
Untuk membuat rumusan kesimpulan hasil penelitian tindakan kelas
(PTK) perlu kita memperhatikan beberapa pendekatan yang lazim digunakan oleh
para peneliti PT, seperti dipaparkan berikut ini:
a. Berdasarkan rumusan masalah PTK
Sebagaimana diutarakan, bahwa kesimpulan adalah rumusan keberhasilan
pencapaian tujuan penelitian anda. Artinya, kesimpulan dalam kategori ini
ditarik dari rumusan masalah PTK. Berikut ini adalah contoh penarikan
kesimpulan dengan pendekatan ini, untuk Anda pelajari lebih lanjut.
Jika Tujuan berbunyi:
“Murid dapat menjawab pertanyaan anda dengan benar”, sedangkan
Tindakan dirumuskan:
“Menyempurnakan struktur kalimat pertanyaan”, maka
Kesimpulan dapat dirumuskan menjadi:
10.18
“Menyempurnakan struktur kalimat tanya, menyebabkan murid dapat
menjawab pertanyaan dengan benar”.
b. Berdasarkan pengujian hipotesis
Hipotesis merupakan dasar untuk menarik kesimpulan. Setelah melakukan
PTK, dan data telah dikumpulkan, yang kemudian dianalisis (dikaji dan
dilakukan refleksi), maka kesimpulan tentang hipotesisnya ada dua
kemungkinan, yaitu hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Berikut ini adalah
contoh perumusan kesimpulan yang ditarik berdadarkan hipotesis penelitian.
Contoh:
Jika HIPOTESIS berbunyi:
Apabila struktur kalimat pertanyaan yang diajukan pada murid sudah baik dan
benar, maka murid akan dengan mudah menjawab pertanyaan tersebut. maka
Kesimpulan dapat dirumuskan menjadi:
1) Struktur kalimat pertanyaan yang baik
dan benar memudahkan murid untuk menjawab pertanyaan (hipotesis
terbukti atau diterima),
atau
2) Struktur kalimat pertanyaan yang baik
dan benar tidak merubah keadaan yaitu murid tetap saja tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan benar (hipotesis ditolak).
c. Berdasarkan butir temuan yang dianggap penting
Selain berdasarkan tujuan dan hipotesis, anda juga dapat menyimpulkan
sesuatu yang lain yang dianggap penting, walaupun tidak terdapat dalam
tujuan atau hipotesis penelitian. Dari hasil PTK anda, misalnya ternyata
“murid yang tadinya sangat rendah kemampuannya, tetapi apabila diberikan
pertanyaan secara tertulis, maka murid tersebut mampu menjawab pertanyaan
tersebut dengan benar”. Jadi, kemungkinan rumusan kesimpulannya seperti
berikut.
10.19
o Murid yang biasanya mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan,
akan mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan benar apabila diajukan
secara tertulis.
o Bagi murid yang lamban, ternyata bahwa pertanyaan tertulis lebih efektif
daripada pertanyaan lisan untuk meningkatkan kemampuannya menjawab
pertanyaan secara benar.
2. Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran konkrit yang dilakukan oleh peneliti pada
akhir sebuah laporan penelitian. Untuk keperluan ini, maka saran perbaikan
biasanya ditujukan pada para pembuat kebijakan. Akan tetapi, karena para
pembuat keputusan dalam PTK adalah guru (anda sendiri), maka rekomendasi ini
dibuat secara konkrit dan operasional, yang memungkinkan untuk anda atau
teman sejawat anda melaksanakan dengan baik. Akan tetapi pada saat tertentu,
dan Anda menilai perlunya Anda mendapat dukungan kegiatan pihak lain dari luar
(eksternal), maka rekomendasi dapat pula ditujukan kepada pembuat kebijakan
yang dapat mendukung keinginan anda tersebut, misalnya Kepala Sekolah, pihak
Dinas Pendidikan di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, bahkan mungkin Dinas
Pendidikan Provinsi.
PTK mempunyai dua peran yaitu peran “involvement” yaitu melibatkan
guru secara langsung sebagai subjek dalam pelaksanaan PTK, dan peran
“improvement” yaitu menempatkan guru untuk melakukan berbagai perbaikan,
termasuk pola pikir dan cara kerjanya. Oleh karena itu, guru sebagai peneliti PTK
harus memiliki objektivitas yang tinggi sejak dari mulai merencanakan,
melaksanakan sampai dengan menyusun laporan PTK.
10.20
Latihan
1. Baca dan telaah laporan penelitian tindakan kelas, kemudian catat bagian-
bagian yang sudah dinilai “baik” dan bagian-bagian yang masih dinilai
“kurang baik” atau masih perlu penyempurnaan.
2. Lakukan perbaikan pada bagian-bagian yang masih dianggap kurang, sehingga
menjadi laporan yang lebih baik.
Petunjuk mengerjakan latihan
1. Hubungilah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tenaga
kependidikan, seperti IKIP, STKIP, FKIP, FIP, Fakultas Tarbiyah di
IAIN/STAIN, atau teman guru yang permah melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK), yang terdekat dengan lokasi Anda. Pinjam/copy sebuah laporan
lengkap penelitian tindakan kelas (PTK). Jika tidak diperoleh, hubungilah
tutor tatap muka Anda.
2. Bacalah copy laporan lengkap penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut di atas
secara seksama bersama-sama teman mahasiswa lainnya.
3. Pelajari dan telaah isi setiap bagian dari laporan tersebut, mulai dari
bab/bagian pendahuluan sampai dengan penutup/kesimpulan dan saran.
4. Diskusikan dengan teman-teman Anda hasil telaahan tersebut, dan undang
guru senior, atau kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau siapa saja yang
Anda anggap dapat mendampingi Anda berdiskusi. Fokuskan perhatian dan
pembicaraan Anda pada aspek-aspek yang sudah dinilai baik dan masih perlu
penyempurnaan, sesuai dengan tatacara penulisan dalam uraian materi yang
telah Anda pelajari.
5. Perbaiki bersama teman Anda untuk aspek-aspek yang masih perlu
penyempurnaan. Mintalah masukan kepada pendamping Anda.
6. Selamat berlatih, semoga Anda menjadi lebih memahami secara intensif
materi dalam subunit 2 ini.
10.21
RANGKUMAN
Kalimat yang digunakan dalam laporan harus cermat sesuai dengan
gramatika, sintaks dan gaya penulisannya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
membuat laporan adalah sinkronisasi antara masalah, tujuan, hipotesis, tindakan,
dan kesimpulan. Dalam suatu penelitian, termasuk PTK berangkat atau masalah
sebagai titik tolak kegiatan penelitian yang difokuskan pada usaha upaya
perbaikan proses pembelajaran sehingga hasilnya dan kesimpulannya harus
berupa cara untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa laporan hasil PTK adalah cara untuk memecahkan
permasalahan yang anda hadapi dalam proses pembelajaran.
TES FORMATIF 2
Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari huruf
(A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling
tepat untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.
1. Judul laporan penelitian sebaiknya ditulis seperti berikut …
A. rinci dan mudah dipahami
B. memuat semua unsur kegiatan
C. singkat, jelas, dan padat
D. selaras dengan isi laporan
2. Apa yang dimaksud dengan kesimpulan?
A. ringkasan laporan
B. saripati dari isi laporan
C. bagian penting dari laporan
D. hasil pembuktian hipotesis
3. Dalam menuliskan laporan, kejujuran sangat penting karena …
A. data yang dimanipulasi menyesatkan dalam membuat kesimpulan
10.22
B. faktor kejujuran merupakan kode etik dalam menulis laporan
C. bias dalam kesimpulan akan menyebabkan salah mengambil tindakan
D. dengan berlaku jujur seorang peneliti akan diberikan biaya penelitian
4. Hasil pengujian hipotesis adalah ...
A. terbukti atau tujuan tercapai
B. tidak terbukti atau tujuan tidak tercapai
C. terbukti ataupun tidak terbukti
D. tidak terbukti tetapi tujuan tercapai
5. Apa kegunaan dari meta analisis?
A. mengevaluasi hasil pelaksanaan ptk
B. memberi contoh menulis laporan yang baik
C. memudahkan membuat kesimpulan
D. memudahkan membuat rekomendasi
6. Berikut ini adalah rekomendasi dari hasil PTK yang dinilai paling tepat adalah ...
A. pemerintah harus memberikan dana yang cukup
B. sebaiknya guru melengkapi diri dengan buku sumber
C. murid harus belajar dengan baik di rumah
D. dalam setiap akhir pelajaran, guru harus membuat kesimpulan
7. Pertanyaan tentang mengapa melakukan PTK dapat ditemukan di bagian ...
A. pendahuluan
B. pengujan hipotesis
C. meta analisis
D. rekomendasi
8. Para pakar dan pemerhati PTK mudah memberikan kritikan konstruktif jika ...
A. prosedur ptk diuraikan secara jelas dan rinci
B. prosedur ptk berisi uraian tentang siklus penelitian
C. prosedur ptk berkaitan dengan unsur-unsur lain dalam laporan
10.23
D. prosedur ptk diuraikan minimal dalam sjumlah sepuluh halaman
9. Hubungan antara tujuan, hipotesis, dan kesimpulan adalah sebagai berikut ...
A. tujuan dirumuskan berdasarkan hipotesis dan kesimpulan
B. tujuan dan hipotesis menjadi dasar penarikan kesimpulan
C. hipotesis merupakan dasar perumusan tujuan dan kesimpulan
D. hipotesis dan tujuan merupakan bagian dari suatu kesimpulan
10. Ciri khas suatu rekomendasi hasil PTK adalah ...
A. memotivasi seseorang berbuat lebih baik
B. untuk meningkatkan kompetensi guru
C. ditujukan kepada pengambil kebjakan
D. harus konkrit dan operasional
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang
terdapat di bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang Benar,
kemudian pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.
Rumus Perhitungan:
Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:
5. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik
6. Skor 80 – 89 berarti Baik
7. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik
8. Skor 0 – 69 berarti Kurang
Apabila skor Anda mendapat 80 ke atas, berarti bahwa penguasaan Anda
tentang bahan ajar dalam sub unit ini ”Baik” atau bahkan ”Sangat Baik”, maka
Anda dapat melanjutkan ke unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan
10.24
Anda masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk
mempelajari kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum
Anda kuasai dengan baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih
keliru menjawabnya.
10.25
SUBUNIT 3
Kriteria Ilmiah dalam Penulisan Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah suatu karya ilmiah atau karya tulis ilmiah.
Sebagai karya tulis ilmiah maka prinsip-prinsip ilmiah harus mendapatkan
perhatian serius oleh seorang peneliti atau penulis laporan, tidak terkecuali bagi
peneliti PTK. Dengan demikian, secara material dan teknis laporan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kalau demikian halnya, apa saja yang mencirikan bahwa karya tulis
ilmiah, termasuk laporan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dikatakan
“ilmiah”. Kata ilmiah sendiri berarti bersifat keilmuan dan memenuhi syarat atau
kaidah ilmu pengetahuan. Dalam kaitan ini ada beberapa syarat atau kaidah
sesuatu yang ilmiah tersebut, yaitu mempersoalkan kebenaran, menggunakan
metode ilmiah (bukan yang non-ilmiah), dan menggunakan tatacara penulisan
ilmiah. Untuk memperjelas syarat atau kaidah ini akan dipaparkan ketiganya
dalam uraian berikut.
1. Kebenaran
Suatu kebenaran, dalam hal ini adalah kebenaran ilmiah harus memenuhi
prinsip koherensi. Artinya, sesuatu dikatakan mengandung kebenaran apabila
suatu pernyataan dengan pernyataan lain saling berkaitan dan menunjang satu
sama lain, atau dengan bahasa yang sederhana “ada benang merah” yang
menghubungkan satu pernyataan dengan pernyataan lain. Ibaratkan sejumlah
orang berjalan, bukannya satu ke barat, yang satu ke timur, ada yang ke utara,
sedangkan yang lain ke selatan, dan ada pula di antaranya yang tidak ketahuan
arahnya, melainkan semuanya harus tertuju pada arah yang sama. Jadi jangan
sampai dalam memuat suatu tulisan ilmiah, judul tidak berkaitan dengan masalah,
tujuan tidak sinkron dengan masalah, kajian pustaka tidak menunjang pemecahan
masalah, dan kesimpulan dibuat tanpa didasari data yang terkumpul dan
dianalisis.
10.26
Kalau sudah tidak sejalan dan tidak saling berkaitan, bahkan satu
pernyataan kontras (berlawanan) dengan pernyataan lain semakin jauhlah karya
tulis tersebut untuk disebut ilmiah. Perlu Anda ketahui, jika terdapat pernyataan
yang saling bertentangan, maka kemungkinannya hanya ada dua, yaitu salah
satunya benar dan yang lainnya salah, atau kedua-duanya sama-sama salah.
Contoh, jika teman Anda (misalnya, Suci Sang Primadona) mengatakan bahwa
orang tua Anda yang berpapasan di jalan sejam sebelum ketemu dengan Anda
berbaju putih, sementara teman Anda yang lain yang jalan berbarengan dengan
Suci Sang Primadona (misalnya, Prihatini) menyatakan berbaju hitam,
kemungkinannya hanya dua: Pertama Suci Sang Primadona yang benar (berbaju
putih) atau Prihatini yang benar (berbaju hitam), dan kemungkinan kedua, Suci
Sang Primadona maupun Prihatini sama-sama salah, karena ternyata orangtua
Anda saat berpapasan dengan Anda justru berbaju warna kuning. Paling gampang,
begini saja, jika ada dua orang membawa berita yang berbeda bahkan
bertentangan, pasti Anda meragukan kedua informasi itu, kan? Begitu pula halnya
dengan tulisan. Sering kan Anda mendengar dalam diskusi, ada peserta yang
memperdevatkan, “dalam tulisan.paparan Anda kok kontradiksi, di bagian depan
berkata A, di bagian lain Anda katakan B, mana yang benar, sih?”.
Untuk menjaga koherensi suatu tulisan, sangat dianjurkan supaya
penulisan laporan penelitian Anda dirancang dalam bentuk matriks (misalnya
dapat dibuat pada kertas double-folio bergaris), sehingga memudahkan Anda
memasukkan pointer-pointer dari laporan, terutama bagi para peneliti/penulis
pemula. Misalnya, matriksnya dibuat seperti ini.
Masalah Tujuan Kajian Pustaka
Hipotesis Subyek Instrumen Data Analisis Data
Kesim-pulan
Saran
Selain koherensi, suatu kebenaran ilmiah harus memenuhi kriteria
korespondensi. Hal ini berarti bahwa suatu pernyataan benar jika pernyataan
10.27
tersebut sesuai dengan obyek yang disebutkan dalam pernyataan dimaksud, atau
dengan perkataan pernyataan benar jika faktual dan didukung dengan bukti, data,
atau informasi yang relevan. Jika Anda mengatakan kepada Ibu Anda bahwa
setelah sekian lama merantau, Anda “sudah mampu memiliki rumah sendiri di
perantauan”, lalu suatu ketika Ibu Anda datang ke tempat perantauan Anda tanpa
pemberitahuan, kemudian bahwa ternyata rumah yang katanya milik sendiri betul
adanya (setelah Ibu Anda berdialog dengan pemilik sebelumnya, dan pemilik
sebelumnya sampai menunjukkan kuitansi pembeliannya), maka pernyataan Anda
sebelumnya benar, karena data dan informasi yang diperoleh Ibu Anda memang
mendukungnya.
Dalam tulisan ilmiah, tulisan yang dibuat akan diterima kebenarannya atau
tidak diragukan oleh pembacanya, jika uraian yang ada dalam karya tulis ilmiah
tersebut didukung dengan informasi dan data, baik kuantitatif maupun kualitatif.
Kalau Anda menyatakan bahwa “kesejahteraan guru lebih baik”, memang ada
data yang menunjukkan bahwa kepangkatan dan gaji guru sekarang lebih tinggi
dibandingkan 3-5 tahun yang lalu, jumlah guru yang memiliki kendaraan
bermotor tanpa kredit lebih banyak daripada 2 tahun yang lalu, misalnya.
Kriteria lain yang juga dapat digunakan untuk menguji kebenaran ilmiah
suatu tulisan atau laporan adalah prinsip pragmatik. Artinya, suatu pernyataan
benar jika esensi atau muatan dalam pernyataan tersebut bermanfaat bagi
kehidupan. Cobalah Anda telaah dan renungkan adalah kebenaran yang justru
membawa mudarat atau malapetaka. Jika Anda disarankan berhenti merokok oleh
dokter supaya menjadi lebih sehat, kemudian nasehat itu Anda praktikkan dengan
sungguh-sungguh, dan terbukti Anda menjadi lebih sehat beberapa waktu
kemudian, berarti saran tersebut benar, kan. Contoh lain, seorang Ibu menegur
anaknya supaya jangan banyak makan ikan, karena menjadi penyebab kecacingan,
tetapi anaknya tak pernah mau menggubris larangan ibunya, dan ternyata anak
tersebut justru tumbuh sehat (tidak kurus kering dan kecacingan), maka berarti
pernyataan ibunya justru tidak bermanfaat, dan karenanya sulit
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
10.28
2. Metode ilmiah
Muatan dalam suatu tulisan ilmiah harus benar secara ilmiah (memenuhi
kriteria koherensi, korespondensi, dan pragmatik), akan tetapi kriteria itu saja
tidak cukup. Kebanaran dalam pernyataan atau tulisan harus dihasilkan melalui
proses kerja yang ilmiah. Maslahnya, bisa saja seseorang menemukan kebenaran
dengan caa-cara non-ilmiah, tetapi peluang menemukan kebenaran dengan cara
non-ilmiah yang sama sangat kecil dan seringkali sulit dipelajari oleh orang lain.
Bebarapa cara non-ilmiah, misalnya adalah dengan cara “kebetulan”.
Contoh yang cukup populer adalah kisah penemuan pil kina sebagai obat malaria.
Konon, suatu ketika ada seseorang yang mengalami demam panas, sehingga yang
bersangkutan merasa gerah dan kehausan. Kebetulan, ya kebetulan, matanya
tertuju pada sungai yang mengalir di depannya. Diminumlah air sungai tersebut,
dan ternyata selain hausnya hilang, badannya yang panas tinggi secara berangsur-
angsur menjadi mereda sampai akhirnya benar-benar sembuh. Orang yang
bersangkutan bertanya-tanya, apa sebab air sungai yang selama ini dipandang
biasa saja, kok tiba-tiba dapat menyembuhkan penyakit. Orang-orang mencoba
menelusuri batang sungai tersebut, dan sampailah di bagian hulu sungainya. Di
sana ditemukan ada sebatang pohon tumbang dan terendam dalam air sungai,
yang cukup menarik perhatian. Kulit pohon tersebut diambil sebagian dengan
dugaan, mungkin pohon yang terendam inilah yang menyebabkan air sungai
tersebut berkhasiat sebagai obat. Ketika kulit dari pohon tersebut diberikan kepada
warga lain yang demam panas, ternyata yang bersangkutan juga sembuh.
Diselidikilah kemudian oleh para ahli, ternyata pohon tersebut adalah pohon kina,
dan setelah dilakukan analisis ilmiah, memang benar kulit dari pohon tersebut
mampu menyembuhkan penyakit malaria. Nah, itu kebetulan. Akankah, kalau
Anda mengidap penyakit tertentu, lalu Anda mencoba minum air sungai di sekitar
Anda, bakal Anda temukan juga obat untuk penyakit yang Anda derita?
Contoh sehari-hari pun ada di sekitar Anda. Perhatikan tabiat segelintir
orang kalau sedang menonton televisi. Ketika televisi yang sedang menayangkan
pertandingan sepakbola dengan bintang idola Anda tiba-tiba mengalami
gangguan, kadang muncul ide menepuk-nepuk pesawat televisinya, kadangkala
10.29
secara kebetulan gangguan di televisinya pun lenyap. Ketika muncul gangguan
yang sama di lain waktu ditepuk-tepuk lagi, belum tentu hasilnya sama seperti
sebelumnya, jangan-jangan pesawat televisi makin tambah rusak. Kalau tak
percaya, coba saja praktikkan dengan televisi di rumah Anda.
Cara non-ilmiah lainnya adalah “trial and error”. Trial berarti mencoba dan
error artinya keliru atau salah. Artinya, untuk menyelesaikan suatu masalah
seseorang melakukannya dengan mencoba-coba suatu tindakan. Kalau masih
salah dan tak berhasil, dicoba lagi, tak berhasil juga, dicoba lagi, mungkin
kemudian akan berhasil, tetapi tidak jarang pula yang didapatkan adalah frustrasi.
Jika berhasil pun akan memakan waktu yang tidak dapat diprediksi lamanya.
Sebagai contoh, ketika Anda mengalami kesulitan membelajarkan siswa
melakukan operasi hitung bilangan pecahan, Anda mungkin akan mencoba-coba
berbagai cara (seperti kata iklan, untuk anak, kok coba-coba). Namun demikian,
sangat sulit diprediksi cara mana yang akan berhasil, kan? Kalau Anda terus
dengan coba-coba seperti itu, jelas sangat menguras energi Anda.
Cara non-ilmiah yang seringkali pula dipraktikkan segelintir orang adalah
menggunakan otoritas dan kewibawaan. Anda tahu, kan, ketika ada seorang tokoh
karismatik mengungkapkan suatu hal, maka banyak orang mengutip
pernyataannya, karena beranggapan pernyataan tersebut benar. Dalam masyarakat
yang paternalistik, seperti di Indonesia, otoritas dan kewibawaan masih sangat
kuat dianut oleh masyarakat kita, bahkan ada yang sampai “membabi buta”
percaya begitu saja tanpa berusaha mencari tahu lebih jauh.
Hal paling sulit berkenaan dengan penggunaan otoritas dan kewibawaan
apabila kemudian persoalan tersebut berkaitan dengan nilai-nilai keyakinan. Kata-
kata dan kalimat yang keluar dari lisan sang panutan bahkan dianggap sebagai
suatu kemutlakan. Jika melanggar atau meragukannya khawatir akan mendapat
kutukan dan malapetaka di belakang hari.
Tiga cara non-ilmiah di atas sekali lagi sangat tidak dianjurkan dalam
penulisan ilmiah. Oleh sebab itulah pernyataan seseorang yang memiliki otoritas
dan kewibawaan, apa yang didengar secara lisan, cerita yang beredar melalui
“rumor” tidak layak untuk dijadikan informasi pendukung suatu tulisan ilmiah.
10.30
Misalnya, Anda menulis, “menurut sesepuh di desa penulis ...”, atau “berdasarkan
pengalaman Pak Ahmad mengajarkan operasi perkalian, maka metode ... sanagat
efektif ...”, merupakan pernyataan-pernyataan yang diragukan keilmiahannya. Jika
Anda menyatakan: “menurut hasil penelitian seorang Antropolog, ... (2007) di
desa penulis ...”, atau “berdasarkan eksperimen yang dilakukan seorang
Matematikawan selama 3 tahun, maka metode ... sangat efektif ...”, maka
kebenarannya menjadi sahih, karena pernyaaan tersebut dibuat berdasarkan hasil
temuan ilmiah, bukan kebetulan, trial and error, atau mengandalkan otoritas dan
kewibawaan.
Dalam tradisi ilmiah, paling tidak ada sejumlah pendekatan yang lazim
dipergunakan dan dikategorikan sebagai metode ilmiah. Misalnya, metode
induktif, metode deduktif, dan metode kombinasi induktif-deduktif (reflective
thinking dan penelitian ilmiah).
Metode induktif adalah pencarian kebenaran yang bermula dari hal-hal
khusus menuju hal yang umum. Dalam tulisan, metode induktif terlihat dari cara
pemaparan yang dimulai dari fakta yang khusus dan diakhiri dengan pernyataan
kesimpulan. Jadi, kalimat topik atau tema biasanya ditempatkan di akhir paragraf
atau akhir tulsian. Perhatikan contoh berikut.
Dalam suatu razia, terlihat polisi lalu lintas mengeluarkan surat tilang kepada seorang pelajar, yang tidak memiliki SIM. Di lain kesempatan, saat lampu merah menyala, tiba-tiba saja terlihat sepeda motor dipacu sangat kencang. Begitu terkejar oleh seorang polisi yang sedang berpatroli, ternyata pengendaranya adalah seorang siswa, meskipun tanpa menggunakan seragam sekolahnya. Belum hilang dari ingatan, baru-baru ini ditemukan seorang pelajar tewas di jalur kanan jalan protokol di kota ini, yang seharusnya bukan jalur yang benar bagi dirinya. Kasus-kasus ini merupakan sebagian kasus yang dapat menjelaskan bahwa pelanggaran lalu lintas cenderung banyak terjadi di kalangan pelajar.
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang uraian di atas, secara
sistimatis, trochim.human.cornell.edu menggambarkan prosedur kerja metode
induktif dalam bentuk bagan alir seperti berikut.
10.31
Metode deduktif menggunakan pendekatan yang sebaliknya dari induktif.
Metode ini dilakukan dengan cara mengemukakan hal yang umum menuju hal-hal
yang khusus. Suatu pernyataan umum ditempatkan di awal tulisan, kemudian
diikuti dengan sejumlah fakta atau pernyataan yang mendukung pernyataan umum
tersebut. Perhatikan contoh.
Tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia pasca krisis tahun medium 1990-an belum juga sepenuhnya pulih. Penderita gizi buruk masih saja muncul dalam pemberitaan sejumlah media massa. Penyandang masalah sosial, seperti gelandangan dan pengemis di sejumlah kota yang terus dirazia pemerintah kota tetap saja kembali ke tempat semula, bahkan cenderung semakin bertambah dari hari ke hari. Bahkan, karena khawatir dengan masa depan anaknya, yang mungkin lebih sulit menjalani kehidupan dari dirinya, seorang Ibu tega menghabisi tiga anaknya yang masih lucu-lucunya.
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang uraian di atas, secara
sistimatis, trochim.human.cornell.edu menggambarkan prosedur kerja metode
deduktif dalam bentuk bagan alir seperti berikut.
observasi
Menemukan pola
Menghasilkan Hipotesis Tentatif
Membentuk Teori
10.32
Metode ilmiah yang lain adalah kombinasi induktif-deduktif. Ada dua
metode yang merupakan kombinasi induktif-deduktif ini, yaitu reflective thinking
dan penelitian ilmiah. Penjelasan tentang penelitian ilmiah tidak akan dijelaskan
lagi, tetapi yang dimaksud dengan reflective thinking adalah metode berpikir yang
sebenarnya merupakan “akar” dari penelitian ilmiah pada umumnya.
Metode reflective thinking diawali dengan kegelisahan terhadap fenomena
yang misterius atau dirasakan sulit, sehingga memicu keingintahuan seseorang
untuk mengungkapkannya. Kebutuhan seperti inilah yang melatarbelakangi
seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Untuk memahami fenomena yang dihadapinya, seseorang kemudian
berusaha melakukan proses identifikasi dan memformulasikan masalah yang
sesungguhnya dihadapi. Proses ini kemudian berlanjut dengan memprediksi
kemungkinan pemecahan masalah, yang dikenal dengan istilah penetapan
hipotesis atau dugaan sementara tentang jawaban masalah yang dihadapinya.
Untuk menguji dugaan yang telah dibuat dicarilah data yang berkaitan
dengan fenomena yang dihadapi, baik yang mendukung maupun tidak mendukung
hipotesis yang telah ditetapkan. Data ini kemudian dianalisis dengan cara tertentu,
baik dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.
Melakukan kajian teori
Menemukan hipotesis
Mengadakan observasi
Melakukan konfirmasi/uji
hiptesis
10.33
Akhirnya, seseorang akan menarik kesimpulan atas fenomena yang
diselidiknya. Mungkin juga dari kesimpulan tersebut ditindaklanjuti dengan saran
atau rekomendasi. Dengan demikian jelas bahwa, reflective thinking adalah “akar”
dari penelitian pada umumnya, sehingga dalam wacana keilmiahan, reflective
thinking dan penelitian menjadi andalan untuk menemukan kebenaran ilmiah.
Secara prosedural, metode reflective thinking menempuh langkah-langkah
seperti digambarkan dalam bagan sebagai berikut.
3. Tatacara penulisan ilmiah
Berkenaan dengan kriteria ilmiah, tatacara penulisan ilmiah merupakan
salah satu persyaratan yang harus dapat dipenuhi. Dalam hal tatacara penulisan
ilmiah ada dua dimensi utama yang harus mendapatkan perhatian. Pertama,
kebahasaan, dan kedua, teknik tata-tulis.
Persoalan bahasa bukan hanya monopoli kalangan bahasawan, tetapi
menjadi persoalan semua orang yang ingin menulis, terutama tulisan ilmiah.
Beberapa prinsip kebahasaan yang perlu diperhatikan adalah berkenaan dengan
penggunaan kata yang harus baku (formal), seperti penggunaan kata “rumor”
Muncul KebutuhanPenyelesaian masalah
MerumuskanMasalah
MerumuskanHipotesis
MengumpulkanData
Menarik Kesimpulan
Menarik Manfaat
10.34
lebih tepat daripada “ngerumpi”, penggunaan “ngobrol” akan lebih baik diganti
dengan kata “berbincang-bincang”. Selain itu, seorang penulis juga harus
mengacu kepada ejaan yang lazim, misalnya dalam memenggal kata, penggunaan
tanda petik, menuliskan kata ulang, atau penggunaan huruf besar-kecil.
Dari segi teknik tata-tulis sesungguhnya sangat bervariasi, dan seringkali
lain institusi lain pula teknik tata-tulis yang digunakan, lain perguruan tinggi, lain
lagi pedomannya. Oleh karena itu, ada prinsip yang dipegang teguh oleh seorang
peneliti atau penulis laporan, yaitu:
1. Jika ada panduan atau pedoman penulisan yang telah dibakukan atau
ditetapkan oleh suatu lembaga, penyandang dana, atau pihak-pihak tertentu
(misalnya, kalau Anda akan menggunakan tulisan untuk kenaikan pangkat),
maka ikuti dan patuhi panduan dan pedoman tersebut secara konsisten.
2. Jika tidak ada panduan atau pedoman tentang teknik tata-tulis ini Anda bebas
akan mengacu ke mana saja, tetapi Anda harus konsisten dengan pilihan
tersebut. Sebagai contoh, kalau pada bab I, halaman Anda tempat di bagian
tengah-bawah, bab II juga demikian (di tengah-bawah juga, bukan misalnya di
bagian pojok kanan-bawah). Kalau Anda menandai judul subbab Anda di bab
I dan II dengan huruf besar, tegak, dan judulnya ditebalkan (bold) maka bab
III, IV, sampai bab terakhir juga demikian (jangan dirubah menjadi huruf
besar, miring, dan lalu digaris bawah/underline).
Untuk memberikan panduan, Anda dapat mengacu pada beberapa rambu
di bawah ini:
1. Prinsip
a. Menggunakan bahasa Indonesia secara cermat, sesuai dengan kaidah yang
berlaku. Gunakanlah referensi, antara lain:
1) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan resmi
(Balai Pustaka)
2) Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD)
3) Pedoman Pembentukan Istilah
10.35
4) Buku: Cermat Berbahasa Indonesia (karangan Z. Arifin
dan S.A. Tasai)
5) Pedoman/referensi lain yang relevan
b. Menggunakan petunjuk penulisan yang berlaku di insttitusi masing-
masing, jika tidak ada gunakan petunjuk penulisan tertentu (yang lazim)
secara “taat- asas” dari awal sampai akhir tulisan.
2. Kelaziman
Untuk memandu jika tidak ditemukan aturan resmi dan baku oleh suatu
institusi, berikut ini akan dikemuakakan bebarapa kelaziman di dunia keilmuan
yang perlu mendapatkan perhatian:
1. Gunakanlah kertas warna putih ukuran Quarto (21,5 x 28 cm) atau ukuran A4
(21 x 29,7 cm), berat 70 atau 80 gram.
2. Gunakan tinta warna hitam (jangan yang lain, apalagi merah), kecuali untuk
hal-hal tertentu (gambar, foto, peta).
3. Pernyataan yang berasal dari orang lain wajib disebutkan sumbernya, dan
harus dibuat daftar pustakanya. Perhatikan contoh berikut:
Gie, T.L. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarya: Andi.
Nawawi, H. (1983). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nasution, S. dan Thomas, M. (1980). Buku Penuntun Menulis Disertasi, Tesis, Report, Paper. Bandung: Jenmars.
Atau:
Mengacu ke pedoman penulisan yang biasa digunakan dalam penulisan skripsi/tesis/disertasi di perguruan tinggi.
4. Huruf yang seringkali digunakan (jika menggunakan komputer) adalah
“Times New Roman”, “Arial”, atau “Tahoma”. Jangan gunakan huruf yang
terlalu banyak variasinya, sehingga justru sulit terbaca.
5. Ukuran huruf (font size) sama dengan 12, kecuali untuk bagian tertentu (table,
judul di cover/sampul)
10.36
6. Format paragraf untuk batang tubuh tulisan boleh “rata kiri”, atau “rata kiri-
kanan”.
Selanjutnya, untuk memedomani Anda mengemas laporan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang memiliki tampilan menurut kelaziman, terlihat rapi
(apik), dan menarik perhatian (tanpa berarti harus berlebih-lebihan dan
menggunakan lay-out yang rumit dan kompleks), maka berikut ini akan
dicontohkan tampilan sampul, lembar pengesahan, curriculum vitae (biodata
peneliti/penulis), dan sebagainya.
1. Sampul
Dalam laporan penelitian, lazimnya sampul meliputi sampul terluar dan
sampul bagian dalam, yang isinya persis sama. Setiap institusi kadangkala
berbeda format yang ditetapkan, tetapi dalam sampul paling tidak harus tercantum
judul penelitian, nama laporan penelitiannya, nama peneliti (dan jika tim, nama
semua peneliti), logo institusi tempat peneliti bernaung, dan nama institusi. Jika
penelitian tersebut dibiayai atau ditujukan utuk kepentingan tertentu, sering pula
dituliskan pernyataan yang berkaitan dengan hal tersebut. Misalnya, “Dibiayai
oleh Proyek ……., dengan Kontrak Nomor ………., tanggal ……………,
bersumber dari dana Pinjaman Bank Dunia ………………”, dan/atau
“Ditulis/ditujukan untuk memenuhi persyaratan dalam kenaikan pangkat/golongan
……….”. Pada umumnya, penulisannya ditempatkan di tengah bagian kertas
(centered). Sebagai acuan, berikut ini dikutip contoh sampul dari penelitian
tindakan kelas oleh Hairunisa (2006, dengan modifikasi seperlunya).
10.37
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN MELALUI PENYAJIAN BANGUN RUANG DI
KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 03 PONTIANAK TIMUR
LAPORANPENELITIAN TINDAKAN KELAS
OlehHAIRUNISAH, S.PD
NIP. 131.202.561
PEMERINTAH KOTA PONTIANAKDINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 03PONTIANAK TIMUR
2006
2. Halaman Identitas dan Pengesahan
Untuk memperkuat keabsahan, suatu laporan penelitian biasanya juga
diminta untuk mencantumkan halaman identitas dan pengesahan oleh pihak yang
berwenang, misalnya atasan peneliti yang bersangkutan (kepala sekolah, atau
kepala dinas pendidikan setempat), Formatnya, sekali lagi, mungkin berbeda
antara satu institusi dengan yang lainnya.
Untuk acuan, lazimnya halaman identitas dan pengesahan memuat judul
(yang persis sama dengan judul dalam sampul laporan penelitian), identitas
peneliti (jika dalam bentuk cukup identitas ketua timnya saja), jumlah peneliti
(jika dilaksanakan oleh suatu tim), lokasi penelitian, jangka waktu, dan biaya yang
digunakan, serta mungkin pula alamat peneliti/institusi/alamat yang dapat
dihubungi (supaya kalau ada pembaca menginginkan informasi tambahan dapat
menghubungi pihak yang bersangkutan).
Untuk memberikan contoh yang lebih konkrit, berikut ini dicontohkan
halaman identitas dan pengesahan, yang dimodifikasi dari buku “Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan Penelitian di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi”
edisi II, tahun 1992 (dengan modifikasi seperlunya).
10.38
IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORANPENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul Penelitian :2. Bidang yang Diperbaiki :3. Peneliti/Ketua Tim :
* Nama dan gelar :* NIP :* Jenis kelamin :* Pangkat/Golongan :* Jabatan :* Bidang Ilmu Peneliti:
4. Jumlah Peneliti :5. Lokasi Penelitian :6. Jangka waktu (bulan) :7. Biaya yang Digunakan :8. Alamat yang dapat Dihubungi :
* Nama lembaga :* Jalan (no/kode pos) :* No, telp/HP/facs. :
..........., .............. 200...Peneliti/Ketua Tim,
Mengetahui:Kepala ........................
.....................................Nama, NIP, tanda tangan
...............................................Nama, NIP, tanda tangan, stempel
3. Kata Pengantar
Dalam rangka memberikan informasi kepada khlayak pembaca dan untuk
menyampaikan salam takzim kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
kegiatan penelitian (yang merupakan etika akademik), suatu laporan penelitian
selayaknya harus dibuatkan pula kata pengantarnya. Biasanya, kata pengatar
ditulis dalam format 1,5 spasi antara 1 - 1,5 halaman. Sebagai contoh, perhatikan
kata pengantar berikut ini.
10.39
KATA PENGANTAR
Mutu pendidikan dan pembelajaran, khususnya sangat ditentukan oleh proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran berkelajutan di kelas adalah suatu keniscayaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK). Menyadari hal inilah, penulis berusaha mengimplementasikan PTK di kelas yang menjadi tanggungjawab penulis.
Berdasarkan pengalaman penulis mengajarkan mata pelajaran ................... di kelas ............... Sekolah Dasar ..................................., para siswa seringkali sangat sulit memahami materi .................................... ............. Berbagai cara sudah pernah dilakukan penulis, etapi tetap saja hasilnya belum memuaskan. Akhirnya, penulis berketetapan hati untuk melaksanakan PTK, yang berjudul “ .................................... ......................”, sebagaimana laporannya kini berada di tangan para pembaca.
Sebagaimana umumnya PTK, penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan Bapak/Ibu .........................., yaitu sejawat penulis yang menjadi guru kelas ...................... Di samping itu, penulis juga merasa sangat terbantu dengan dukungan kepala sekolah di tempat penulis bertugas, bahkan beliau bersedia mengusahakan ............................ yang penulis perlukan. Dalam hal ini penulis sering pula berdiskusi dengan dan mendapatkan masukan dari Bapak/Ibu .......................... seorang pengawas senior yang sangat bergairah bila berbicara soal keilmuan. Oleh karena itu, pada tempatnyalah penulis menyampaikan terima kasih kepada ..............................
Dengan tidak mengecilkan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam PTK ini, penulis tetap masih berharap kiranya para pembaca masih berkenaan memberikan kritik dan saran konstruktif untuk penyempurnaan dan masukan bahi penulis ketika akan melankukan PTK yang lain berikutnya. Semoga dengan demikian, semakin banyak pihak-pihak yang berkepentingan mendapatkan manfaat yang lebih berkualitas. Semoga.
Salam Penuls,U.B
4. Daftar Isi
Suatu laporan penelitian lazimnya dilengkapi dengan daftar isi, agar
memudahkan para pembaca menemukan bagian-bagian dari suatu laporan
tersebut, misalnya di halaman mana suatu bagian ditulis, dan di bagian mana suatu
subbab dapat ditemukan.
5. Daftar Tabel, Gambar/Ilustrasi Lain/Lampiran
Bagian tentang daftar tabel, daftar gambar/lustrasi (seperti peta, foto,
denah lokasi), dan daftar lampiran boleh ada dan boleh tidak ada. Lazimnya, jika
DAFTAR ISIHalaman
Halaman Identitas dan Pengesahan iKata Pengantar iiAbstrak dstDaftar IsiDaftar Tabel (jika ada)Daftar Gambar/Ilustrasi Lain (jika ada)Daftar Lampiran (jika ada)
BAB I : PENDAHULUAN 1Latar Belakang Masalah 1Tujuan yang ingin dicapai dstPenjelasan tujuanRasional BAB II : PROSEDURDesain PTKTeknik pengumpulan dataUraian konsepKegiatan yang dilaksanakanBAB III: HASIL DAN IMPLEMENTASIHasilImplikasi teoriTindakan yang diambil sebagai hasilPenilaian terhadaop tindakanBAB IV: META ANALISISKaji ulang seluruh prosesKegiatan selanjutnyaBAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASIDAFTAR KEPUSTAKAAN
10.40
tabel, gambar, peta, foto, dan lampiran kurang dari atau sama dengan 3-5 buah
tidak perlu dibuatkan daftarnya, tetapi jika lebih dari 3-5 sangat disarankan untuk
dibuatkan daftarnya.
Kiranya mungkin ada yang bertanya, apa perlunya hal-hal sangat teknis
seperti dicontohkan di atas harus mendapatkan perhatian. Namun seperti itulah
kelazimannya, agar mempermudah komunikasi ilmiah jika kita ingin masuk
sebagai komunitas ilmiah. Secara praktis, ada baiknya dikemukakan pula tanya-
jawab yang sudah dimodifikasi tentang teknis tatacara penulisan ilmiah ini, yang
dikutip dari Suhardjono (1998) seperti berikut.
1. Tanya (T): Perlukan kecermatan penggunaan bahasa Indonesia dalam
penulisan ilmiah? Jawab (J): Ya, sangat sangat perlu. Umumnya kesulitan
pertama yang dihadapi membuat karya ilmiah, termasuk laporan penelitian
adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat menjadi bahasa yang baik dan
benar. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Sebuah
kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri melainkan kait-mengait dengan
kalimat lain untuk membentuk paragraf, sementara itu paragraf adalah satuan
terkecil sebuah tulisan yang merupakan satuan pikiran sebagai bagian dari
pesan yang disampaikan oleh penulisnya. Pedoman umum ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan merupakan pedoman yang harus digunakan
dalam penulisan karya tulis ilmiah. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
juga pedoman yang perlu dimiliki seorang penulis ilmiah. Oleh karena itu,
jangan merasa segan untuk membuka KBBI dan pedoman ejaan jika anda ragu
tentang cara penulisan suatu kata.
2. T : Bagaimana tata cara penulisan ilmiah ? J : Penilaian karya tulis ilmiah
tidak saja didasarkan pada isi materi yang disajikan dalam laporan penelitian,
tetapi juga pada tampilan atau wujud fisik laporan tersebut. Tampilan fisik
dapat dinilai dari format, tata cara dan bentuk penyajian, kerapian dan
kesesuaian penyajian dengan tata aturan penulisan ilmiah yang berlaku (yang
lazim).
3. T : Bagaimana pengetikan dan format laporan penelitian ? J : Umumnya
laporan penelitian, ditulis di atas kertas warna putih jenis HVS 80 gr, ukuran
10.41
A4 atau kwarto. Pengetikan menggunakan jenis huruf Times New Roman,
Arial, atau Tahoma, dan diketik hanya pada satu sisi kertas (tidak bolak-balik).
Pada bagian kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran dan abstrak diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i, ii,
iii, ...). Selanjutnya mulai bab satu, bab dua, ... , sampai daftar pustaka diberi
nomor halaman dengan angka arab. Nomor halaman boleh ditulis di tengah
atau di sudut kanan bagian bawah atau di sudut kanan atas halaman. Batas
pengetikan pada kertas dari tepi kiri dan batas atas 4 cm, sedangkan dari tepi
kanan dan batas bawah 3 cm. Jarak antar baris boleh 1,5 atau 2 spasi, kecuali
bagian tertentu boleh 1 spasi.
4. T : Bagaimana menulis judul ? J : Judul bab ditulis dengan huruf besar,
ditebalkan dan diletakkan simetris di tengah halaman (center). Umumnya bab
baru ditulis di halaman baru. Jarak antara judul dengan teks diberi 4 spasi.
Judul tidak boleh ditempatkan dalam tanda kurung, tanda kutip, diberi garis
bawah dan garis miring atau diakhiri dengan titik. Semua kata pada judul sub
bab dimulai dengan huruf kapital (huruf besar), kecuali kata penghubung dan
kata depan, tetapi tidak diakhiri dengan tanda titik.
5. T : Bagaimana menyajikan gambar dan tabel ? J : Gambar, tabel, rumus atau
persamaan dalam matematika diletakkan simetris (di tengah-tengah antara tepi
kiri dan tepi kanan kertas), setiap tabel dan gambar diberi nomor dan judul.
Nomor urut menggunakan angka arab atau yang dipisahkan oleh tanda titik.
Angka pertama menunjukkan bab, tempat tabel atau gambar itu berada.
Sedang angka kedua merupakan nomor urut tabel atau gambar tersebut,
contoh : tabel 3.1 berarti tabel nomor 1 di bab 3, gambar 4.3 berarti gambar
nomor 3 di bab 4. Usahakan tabel jangan terpotong, dan bila sangat terpaksa,
lanjutan tabel di halaman berikutnya ditulis kata “ lanjutan”.
6. T : Bagaimana menyajikan kutipan ? J : Untuk kutipan lengkap (persis seperti
di dalam sumber aslinya) dibuat menjorok ke dalam, diketik 1 spasi dan
dicetak miring, dan ditulis sumber kutipannya. Kutipan tidak lengkap ditulis
dalam teks dan dituliskan sumber kutipan. Jika sumber kutipan ditulis di
10.42
depan kutipannya, maka penulisannya : Suhardjono (1998), jika di akhir
kutipan penulisannya dilakukan : (Suhardjono, 1998).
7. T : Bagaimana menulis daftar kepustakaan ? J : (a) Jarak penulisan daftar
pustaka 1 spasi, sedangkan antar satu kepustakaan dengan yang lainnya diberi
jarak 1 spasi ; (b) Huruf pertama rata sebelah kiri, sedangkan baris berikutnya
dimulai 4 ketukan dari sebelah kiri; (c) Nama penulis disusun menurut abjad,
tidak perlu diberi nomor dan tidak dituliskan gelarnya; (d) Urutan
penulisannya mulai dari nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, kota tempat
terbit dan nama penerbit. Antara informasi tersebut diberi tanda titik (.) atau
koma (,).
Latihan
Telaah dengan seksama artikel ilmiah tentang PTK atau artikel ilmiah lainnya,
kemudian perhatikan:
1. apakah artikel ilmah tesebut sudah memenuhi kriteria ilmiah atau belum?
2. Apakah masih ditemukan beberapa kelemahan dalam artikel ilmiah yang Anda
baca tersebut? Catat pula hal-hal yang sudah dinilai baik.
3. Lakukan perbaikan seperlunya, sehingga artikel ilmiah tersebut menjadi lebih
baik, termasuk dalam hal tata-tulis, kebahasaan, dan pengetikannya.
Petunjuk mengerjakan latihan
1. Bacalah laporan peneliti apa saja atau karya tulis ilmiah mana saja. Lakukan
analisis, apakah laporan penelitian/karya tulis ilmiah tersebut telah
mempersoalkan kebenaran, ditulis berdasarkan metode ilmiah, dan
menggunakan teknik tatacrta penulisan ilmiah yang lazim? Kerjakan langkah
ini secara individual.
2. Buatlah daftar, kriteria ilmiah mana sajakah yang telah terpenuhi dan kriteria
mana yang belum memenuhi persyaratan?
3. Jika memang ditemukan bagian-bagian dari laporan penelitian/karya tulis
ilmiah yang Anda baca masih ditemukan kelemahan, cobalah Anda lakukan
perbaikan.
10.43
4. Mintalah komentar sejawat Anda sesama mahasiswa atau kenalan (saudara)
untuk membaca hasil pekerjaan Anda! Minta juga kesediaan mereka membaca
tulisan aslinya (sebelum Anda perbaiki). Kemudian, mintalah mereka
menyatakan secara jujur, apakah memang pekerjaan Anda memperbaiki
tulisan tersebut, membuat tulisan menjadi lebih baik, atau tidak? Oke, semoga
Anda berhasil!
RANGKUMAN
Karya ilmiah, termasuk laporan penelitian tindakan kelas harus ditulis
dengan memperhatikan prinsip-prinsip ilmiah. Paling tidak, terdapat tiga prinsip
ilmiah yang menjadi prasyarat suatu karya tulis ilmiah, yaitu: (a) mempersoalkan
kebenaran, (b) menggunakan pendekatan atau metode ilmiah, dan (3) ditulis
dengan teknik tatatulis ilmiah.
Pada aspek kebenaran, ada tiga kriteria yang menjadi patokan, yaitu
koherensi, korepondensi, dan pragmatik. Metode non-ilmiah yang perlu dihindari
adalah kebetulan, trial and eror, serta otoritas dan kewibawaan. Sementara itu,
pendekatan yang termasuk kategori metode ilmiah adalah metode induktif,
metode deduktif, reflective thinking, dan penelitian. Adapun mengenai teknik
tatatulis ilmiah, yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan bahasa
resmi dan baku, taat asas, seeta memperhatikan kelaziman.
TES FORMATIF 3
Bacalah dengan seksama setiap pernyataan/pertanyaan, kemudian lingkari huruf
(A,B,C, atau D) di depan alternatif jawaban yang Anda anggap tepat atau paling
tepat untuk melengkapi pernyataan atau menjawab pertanyaan di atasnya.
1. Kebenaran dicirikan dengan prinsip ...
A. koherensi, korespondensi, dan pragmatik
B. koherensi, korespondensi, dan ilmiah
C. kelaziman, koherensi, dan korespondensi
D. kelaziman, korespondensi, dan pragmatik
10.44
2. Salah satu metode non-ilmiah adalah …
A. reflective thinking
B. trial and error
C. berpikir induktif
D. berpikir deduktif
2. Reflective thinking melalalui langkah ...
A. diawali dengan adanya kebutuhan dan berakhir pada rumusan hipotesis
B. diawali dengan rumusan masalah dan berakhir pada rumusan hipotesis
C. diawali dengan rumusan hipotesis dan berakhir pada rumusan manfaat
D. diawali dengan adanya kebutuhan dan berakhir pada rumusan manfaat
3. Ciri ilmiah suatu tulisan terlihat antara lain melalui ...
A. keserasian judul dan subjusul
B. kecermatan berbahasa
C. kesantunan peneliti
D. keseriusan berpikir
4. Daftar tabel dan grafik ditulis ...
A. setelah seluruh isi laporan rampung ditulis
B. setelah daftar isi memuat semua lampiran
C. sebelum kata pengantar dibuat
D. sebelum penjilidan rampung dikerjakan
5. Jika seorang peneliti atau penulis laporan PTK ingin meminta saran pembaca,
maksudnya itu dutarakan pada bagian ...
A. kata pengantar
B. pendahuluan
C. penutup
D. kesimpulan dan saran
10.45
6. Kertas yang lazim dipergunakan untuk menulis laporan penelitian ialah ...
A. kertas hvs, warna putih, dan berukuran kuarto
B. kertas hvs, warna putih, dan ukuran folio
C. kertas hvs, warna apa saja, dan berukuran kuarto
D. kertas hvs, warna apa saja, dan berukuran folio
7. Lazimnya, penyusunan daftar pustaka dilakukan secara ...
A. diurutkan secara alfabetis
B. dimulai dengan penulis asing
C. disesuai dengan jenis dan besar huruf
D. diberi nomor urut dengan angka arab
8. Halaman identitas dan pengesahan ditempatkan pada bagian ...
A. sebelum kata penganar
B. sebelum bab pendahuluan
C. setelah abstrak
D. setelah daftar ibi
9. Penomoran tabel dalam tulisan suatu laporan penelitian menggunakan ...
A. angka romawi kecil
B. angka romawi besar
C. angka latin
D. angka arab
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawban Anda yang Benar, kemudian
pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.
Rumus Perhitungan:
10.46
Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:
9. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik
10. Skor 80 – 89 berarti Baik
11. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik
12. Skor 0 – 69 berarti Kurang
Apabila skor Anda mendapat 80 ke atas, berarti bahwa penguasaan Anda
tentang bahan ajar dalam sub unit ini ”Baik” atau bahkan ”Sangat Baik”, maka
Anda dapat melanjutkan ke unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan
Anda masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk
mempelajari kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum
Anda kuasai dengan baik. Perhatikan pada nomor soal yang mana Anda masih
keliru menjawabnya.
10.47
DAFTAR PUSTAKA
Agung Purwadi, (1994, Penyusunan Laporan. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pengembangan Kebijaksanaan Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang Dolbud.
Asmawi Zainul dan Nochi Nasoetion, (1993), Penelitian Hasil Belajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Manajemen dan Sistem Informasi Penidikan Tinggi, Ditjen Dikti.
Eggleston, J.F.,et.al, (1975), A Sentence Teaching Observation Schedule. London : Macmillian Education Ltd.
Elliot, J (1993), Action Research for Educational Change. Philadelphia : Open University Press.
Hadari Nawawi, (1983), Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hairunisa, (2006), Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Luas Permukaan melalui Penyajian Bangun Ruang di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Timur (laporan penelitian tindakan kelas), Pontianak.
Hopkins, D., (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham : Open University Press.
Jujun S. Suriasumantri, ed., (1999), Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakikat Ilmu, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kemmis, S., Mc Taggart, R., (1992). The Action Research Planner Victoria : Deaken University.
10.48
McNiff, J. (1992). Action Research Principles an Practice. Kent: Mackays of Chathan PLC.
Pont A.M., (1991). Developing Effective Trainning Skill. London: Mc Graw Hill.
Suhardjono, (1998), Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Dikdasmen, Depdibud.
Widyamartaya, A. dan Vero Budiati, (2005), Mahir Menulis Berbagai Laporan. Yogyakarta: Kanisius.
Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, (2003), Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo.
--------, (1992), Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Penelitian di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Jakarta: Direktorat P3M Ditjen Dikti, Depdikbud.
--------, (1979), Falsafah Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Proyek NKK Ditjen Dikti, Depdikbud.
--------, Deductive and Inductive Thinking, http://trochim. Human, cornel. edu/
10.49
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Tes Formatif 1
1. B. Laporan penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan informasi resmi
(formal) tentang proses dan hasil-hasil PTK.
2. A. Penulisan laporan PTK bertujuan memberikan informasi secara rinci
tentang serangkaian kegiatan yang dilalui dari awal sampai berakhirnya
kegiatan PTK, termasuk hasil-hasil yang diperoleh dan rekomendasi
yang dapat disampaikan.
3. A. Laporan penelitian bukan pekerjaan tambahan, tetapi menyatu dengan
seluruh rangkaian penelitian
4. B. Dengan adanya format laporan penelitian, seorang peneliti/penulis
laporan penelitian mempunyai keranga pikir yang jelas dan terpandu
secara sistimatis dalam menuliskan laporannya.
5. C. Penelitian berawal dari adanya masalah dan bertujuan untuk menjawab
permasalahan tersebut secara ilmiah.
6. D. Latar merupakan penyimpulan, yang menggambarkan adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang telah dipapakan dalam
uraian sebelumnya.
7. B. Dalam bagian prosedur harus tergambar rencana penelitian (termasuk
siklus dan langkah-langkah kegiatannya) beserta pelaksanaan dari
rencana tersebut.
8. B. Meta analisis dilakukan dengan menghubungkan berbagai fakta,
10.50
konsep, dan prinsip, sehingga diperoleh gambaran yang utuh mengenai
permasalahan yang diteliti, sebelum ditarik suatu kesimpulan dan dibuat
suatu rekomendasi yang tepat.
9. B. Pembahasan berfokus pada esensi dari kegiatan penelitian tindakan
kelas (PTK), yaitu pada action dari PTK tersebut.
10. D. Penelitian bermula dari permasalahan yang dihadapi guru sebagai
pendidik/pengajar, yang kemudian diteliti oleh yang bersangkutan
(dalam kapasitasnya sebagai peneliti), sehingga sangat beralasan jika
hasil PTK terutama ditujukan kepada diri guru yang bersangkutan
Namun demikian, orang lain pun diharapkan dapat menarik manfaat
PTK tersebut secara langsung maupun tidak langsung.
Tes Formatif 2
1. C. Dalam waktu sesingkat mungkin pembaca diharapkan dapat memahami
topik yang dibahas dan gambaran umum tentang isi laporan tersebut.
2. D. Pada hakikatnya penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis (baik
yang dirumuskan secara eksplisit maupun implisit).
3. A. Ketika data dimanipulasi maka penelitian menjadi tidak sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya, yang akhirnya menyesatkan dalam memuat
kesimpulan dan bedanpak pada pembuatan rekomendasi yang
menyesatkan pula, sehingga penelitian menjadi suatu kesia-siaan..
4. C. Penelitian bukan bertujuan untuk mencari pembenaran atau
penyangkalan terhadap suatu hipotesis, sehingga terbukti atau tidaknya
hipotesis, sama sekali tidak mengurangi kebermaknaan penelitian
tersebut.
5. A. Meta analisis merupakan klimaks atau puncak dari proses penelitian
tindakan kelas (PTK), sehingga dengan meta analisis dapat diketahui
secara menyeluruh proses dan hasil-hasil PTK yang telah dilaksanakan.
6. D. Rekomendasi harus jelas, mungkin terlaksana, dan hasil pelaksanaannya
10.51
terukur (operasional).
7. A. Pada bagian pendahuluan dikemuakakan latar belakang atau alasan
pentingnya penelitian dilakukan.
8. A. Uraian yang jelas dan rinci membantu pembaca memahami dengan baik
proses dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
9. B. Kesimpulan yang dibuat harus disesuaikan dengan rumusan tujuan dan
atau hipotesis.
10. D. Selain harus jelas, rekomendasi harus konkrit atau mungkin
dilaksanakan, dan operasional (dapat diukur tingkat keberhasilan
penerapannya).
Tes Formatif 3
1. A. Tulisan ilmiah diakui kebenarannya jika memenuhi persyaratan
koherensi, korespondensi, dan bermanfaat bagi kehidupan (pragmatik).
2. B. Trial and error merupakan metode non-ilmiah, karena dilaksanakan
dengan tidak terencana, tidak sistimatis, dan tidak terkontrol secara
baik. Namanya juga, coba-coba; jika berhasil ,ya syukur, jika gagal, ya
sudah ... !
3. D. Reflective thinking diawali dengan adanya kebutuhan, diikuti dengan
perumusan masalah, dilanjutkan dengan perumusan hipotesis,
pengumpulan data, penarikan kesimpulan, dan akhirnya menarik
manfaat dari proses dan hasil yang telah dilalui sebelumnya.
4. B. Kecermatan berbahasa akan menjadikan tulisan ilmiah tersebut
dipahami secara baik dan benar (tidak bias atau menimbulkan salah
pengertian).
5. A. Daftar tabel dan grafik perlu mencantumkan letak (nomor) halaman
tabel dan grafik, yang baru dapat diketahui jika laporan sudah ditulis.
6. A. Kata pengantar digunakan antara lain untuk menyampaikan maksud dan
tujuan penulisan laporan, ucapan terima kasih dan penghargaan kepada
berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian, serta harapan
peneliti/penulis kepada para pembaca laporan tersebut.
10.52
7. A. Jenis kertas HVS mudah didapat di mana-mana, warna putih paling
cocok dipadukan dengan warna hitam (warna tinta yang paling banyak
digunakan dan mudah diperoleh), dan ukuran kuarto paling umum
dipakai di mana-mana (termasuk di mancanegara).
8. A. Penulisan secara alfabetis (diurut dari nama dengan huruf awal A
sampai dengan Z), supaya memudahkan penelusuranna.
9. A. Ditempatkan paling depan setelah halaman sampul (cover) agar mudah
menemukannya dan mengetahui sejak awal keabsahannya sebelum
pembaca/pihak yang paling berkepentingan dengan laporan tersebut
membacanya lebih lanjut.
10. D. Angka Arab-Hindu (1, 2, 3, dst.) merupakan angka yang umum dipakai
di mana-mana dan lebih efisien penggunaan tempatnya.
10.53
GLOSARIUM
Deduktif (metode berpikir deduktif) adalah menarik kesimpulan dari pernyataan umum menjadi pernyatan yang lebih khusus.
Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan suatu tindakan.
Induktif (metode berpikir induktif) adalah menarik kesimpulan dari pernyataan khusus menjadi pernyataan umum.
Judul adalah nama yang dipakai untuk tulisan (buku atau bab di buku) yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud tulisan (buku atau bab itu).
Koherensi berarti bahwa suatu (pernyataan) benar jika pernyataan tersebut bersifat koheren dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar
Korespondensi berarti bahwa sesuatu (pernyataan) adalah benar jika materi yang dikandung dalam pernyataan tersebut berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut,
Laporan Penelitian adalah pernyataan formal tentang hasil penelitian, atau apa saja yang memerlukan informasi yang pasti, yang dibuat oleh seseorang atau badan yang diperintahkan atau diharuskan untuk melakukan hal itu
Pragmatik berarti bermanfaat untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis, suatu (pernyataan) adalah benar jika pernyataan itu atau konsekuensi dari pernyataan tersebut mempunyai kegunaan praktis atau fungsional dalam kehidupan manusia.
Prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas (penelitian), metode atau langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu problem (penelitian).
10.54
Reflective thinking (berpikir reflektif atau berpikir ilmiah) adalah menggabungkan dua pola berpikir, yaitu berpikir deduktif atau berpikir rasional dan berpikir induktif atau berpikir empiris.
Rekomendasi adalah saran yang menganjurkan untuk melakukan suatu tindakan yang diharapkan dapat menyelesaikan suatu permasalahan.
Struktur (laporan) cara sesuatu (laporan penelitian) disusun atau dibangun.
Trial and error adalah metode berpikir atau memecahkan masalah yang dilakukan dengan tugas utama memperoleh suatu cara baru secara berangsur-angsur setelah mencoba berulangkali cara-cara yang tidak tepat.
10.55