bab_iv

46
4.1. Permasalahan Dalam Perenc permasalahan yang d pembangunan yang d direncanakan (RTRW, adanya perbedaan an kondisi riil daerah sa pembangunan daerah dalam rangka penyelen Permasalahan kekuatan (potensi) da yang belum dapat dia ancaman yang datan penyusunan RPJMD permasalahan pemban dapat meminimalkan Dengan teridentifikasin teridentifikasi berbagi kinerja pembangunan wewenang dan tanggu Perumusan perm pemerintah daerah dila pembangunan tiap pe permasalahan pemba pembangunan daerah IV-1 B A A N N A A L L I I S S I I S S I I S S U U - - I I S S U U S S T T R R n Pembangunan canaan Pembangunan Daerah, bia disebabkan adanya “gap expectationdicapai saat ini dengan dengan pemb RPJM atau RPJP)). Adanya gap ini juga ntara target pembangunan yang ingin d aat dokumen rencana sedang disusun. h ini harus diidentifikasi sehingga dapat d nggaraan pembangunan yang berkelanjuta pembangunan daerah pada umumnya aerah yang belum digunakan secara optim atasi, peluang yang belum dapat dima ng dari luar yang belum diantisipasi. Kota Baubau perlu diidentifikasi te ngunan daerah agar rencana pembanguna atau menyelesaikan permaslahan tersebut nya permasalahan pembangunan daerah, d i faktor yang mempengeruhi keberha daerah dimasa lalu, terutama yang ber ungjawab pemerintah daerah. masalahan pembangunan pada penyeleng akukan dengan memperhatikan capaian in enyelenggaraan urusan pemerintahan da angunan ini menjadi dasar penyusu Kota Baubau 2013-2018. BAB IV R R A A T T E E G G I I S S asanya timbul antara kinerja bangunan yang a terjadi karena dicapai dengan Permasalahan dicari solusinya, an. a timbul dari mal, Kelemahan anfaatkan serta Dalam rangka erlebih dahulu an yang disusun t dengan tepat. diharapkan pula asilan/kegagalan rkaitan dengan ggaraan urusan ndikator kinerja aerah. Rumusan unan prioritas

Upload: syarifah-nuzul

Post on 11-Jul-2016

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

1IV-1

BAB IVAAANNNAAALLLIIISSSIIISSS IIISSSUUU---IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS

4.1. Permasalahan Pembangunan

Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, biasanya timbul

permasalahan yang disebabkan adanya “gap expectation” antara kinerja

pembangunan yang dicapai saat ini dengan dengan pembangunan yang

direncanakan (RTRW, RPJM atau RPJP)). Adanya gap ini juga terjadi karena

adanya perbedaan antara target pembangunan yang ingin dicapai dengan

kondisi riil daerah saat dokumen rencana sedang disusun. Permasalahan

pembangunan daerah ini harus diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya,

dalam rangka penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan.

Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari

kekuatan (potensi) daerah yang belum digunakan secara optimal, Kelemahan

yang belum dapat diatasi, peluang yang belum dapat dimanfaatkan serta

ancaman yang datang dari luar yang belum diantisipasi. Dalam rangka

penyusunan RPJMD Kota Baubau perlu diidentifikasi terlebih dahulu

permasalahan pembangunan daerah agar rencana pembangunan yang disusun

dapat meminimalkan atau menyelesaikan permaslahan tersebut dengan tepat.

Dengan teridentifikasinya permasalahan pembangunan daerah, diharapkan pula

teridentifikasi berbagi faktor yang mempengeruhi keberhasilan/kegagalan

kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, terutama yang berkaitan dengan

wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah.

Perumusan permasalahan pembangunan pada penyelenggaraan urusan

pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja

pembangunan tiap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Rumusan

permasalahan pembangunan ini menjadi dasar penyusunan prioritas

pembangunan daerah Kota Baubau 2013-2018.

1IV-1

BAB IVAAANNNAAALLLIIISSSIIISSS IIISSSUUU---IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS

4.1. Permasalahan Pembangunan

Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, biasanya timbul

permasalahan yang disebabkan adanya “gap expectation” antara kinerja

pembangunan yang dicapai saat ini dengan dengan pembangunan yang

direncanakan (RTRW, RPJM atau RPJP)). Adanya gap ini juga terjadi karena

adanya perbedaan antara target pembangunan yang ingin dicapai dengan

kondisi riil daerah saat dokumen rencana sedang disusun. Permasalahan

pembangunan daerah ini harus diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya,

dalam rangka penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan.

Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari

kekuatan (potensi) daerah yang belum digunakan secara optimal, Kelemahan

yang belum dapat diatasi, peluang yang belum dapat dimanfaatkan serta

ancaman yang datang dari luar yang belum diantisipasi. Dalam rangka

penyusunan RPJMD Kota Baubau perlu diidentifikasi terlebih dahulu

permasalahan pembangunan daerah agar rencana pembangunan yang disusun

dapat meminimalkan atau menyelesaikan permaslahan tersebut dengan tepat.

Dengan teridentifikasinya permasalahan pembangunan daerah, diharapkan pula

teridentifikasi berbagi faktor yang mempengeruhi keberhasilan/kegagalan

kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, terutama yang berkaitan dengan

wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah.

Perumusan permasalahan pembangunan pada penyelenggaraan urusan

pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja

pembangunan tiap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Rumusan

permasalahan pembangunan ini menjadi dasar penyusunan prioritas

pembangunan daerah Kota Baubau 2013-2018.

1IV-1

BAB IVAAANNNAAALLLIIISSSIIISSS IIISSSUUU---IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS

4.1. Permasalahan Pembangunan

Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, biasanya timbul

permasalahan yang disebabkan adanya “gap expectation” antara kinerja

pembangunan yang dicapai saat ini dengan dengan pembangunan yang

direncanakan (RTRW, RPJM atau RPJP)). Adanya gap ini juga terjadi karena

adanya perbedaan antara target pembangunan yang ingin dicapai dengan

kondisi riil daerah saat dokumen rencana sedang disusun. Permasalahan

pembangunan daerah ini harus diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya,

dalam rangka penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan.

Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari

kekuatan (potensi) daerah yang belum digunakan secara optimal, Kelemahan

yang belum dapat diatasi, peluang yang belum dapat dimanfaatkan serta

ancaman yang datang dari luar yang belum diantisipasi. Dalam rangka

penyusunan RPJMD Kota Baubau perlu diidentifikasi terlebih dahulu

permasalahan pembangunan daerah agar rencana pembangunan yang disusun

dapat meminimalkan atau menyelesaikan permaslahan tersebut dengan tepat.

Dengan teridentifikasinya permasalahan pembangunan daerah, diharapkan pula

teridentifikasi berbagi faktor yang mempengeruhi keberhasilan/kegagalan

kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, terutama yang berkaitan dengan

wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah.

Perumusan permasalahan pembangunan pada penyelenggaraan urusan

pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja

pembangunan tiap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Rumusan

permasalahan pembangunan ini menjadi dasar penyusunan prioritas

pembangunan daerah Kota Baubau 2013-2018.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-2

Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efesien adalah

merupakan tujuan dari konsep desentralisasi dan kebijakann otonomi daerah

yang dijalankan oleh pemerintah sejak dikeluarkannya UU Nomor 22 tahun 1999

Tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Menurut UU Nomor 32 tahun 2004,

desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah

kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan desentralisasi

berarti ada pembagian urusan dan wewenang antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemrintahan. Terkait hal

ini, penyelenggaraan urusan pemerintah daerah itu terbagi atas urusan wajib dan

urusan pilihan.

4.1.1 Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan Wajib

Pemerintah Daerah Kota Baubau

Urusan wajib menurut PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian

UrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah ProvinsiDan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, adalah urusan pemerintahan yang wajib

diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar (basics services) masyarakat

daerah tersebut. urusan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah

meliputi 26 urusan. Permasalan pembangunan daerah terkait urusan wajib, pada

dasarnya disebabkan oleh karena pemerintah daerah kurang optimal dalam

penyediaan dan pengelolaan pelayanan dasar yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Identifikasi permasalahn poembangunan daerah Kota Baubau yang

terkait dengan urusan wajib dapat dijabarkan sebagi berikut :

1. Urusan Pendidikan;

Pendidikan adalah merupakan salah satu layanan sosial dasar yang wajib

diselenggaran oleh pemerintah daerah. Melalui pengukuran capaian kinerja

layanan pendidikan dengan memperhatikan indikator-indikator antara

lain angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi

Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Rasio Guru dan murid,

cakupan layanan pendidikan, sarana prasarana pendidikan dan lain-lain,

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-3

dapat terlihat seberapa besar upaya perbaikan yang telah dilakukan pada

sektor pendidikan. Besarnya porsi anggaran yang disiapkan dalam

meningkatkan pembangunan sumberdaya manusia melalui sektor

pendidikan diharapkan dapat mendorong terwujudnya sumberdaya

manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Permasalahan :

Sektor pendidikan sampai saat ini terus melakukan perbaikan dan

peningkatan serta telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam

upaya pembangunan Sumberdaya Manusia di Kota Baubau. Walaupun

demikian peningkatan upaya pembangunan sumberdaya manusia melalui

sektor pendidikan ini masih terus harus dilakukan guna mewujudkan

Sumberdaya manusia Kota Baubau berkualitas dan berdaya saing.

Beberapa permasalahan pembangunan bidang pendidikan di Kota

Baubau antara lain adalah :

Tingginya angka putus sekolah hal ini terlihat dari rendahnya rasio

siswa yang melanjutkan kejenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA

dibanding dengan siswa ketika mendaftar untuk mengikuti pendidikan

pada jenjang SD/MI dan SMP/MTsserta adanya dukungan data hasil

survey anak putus sekolah dan buta aksara di 43 Kelurahan se Kota

Baubau pada tahun 2011 dan 2012.

Limpahan pendaftaran siswa baru yang berasal dari daerah sekitar

Kota Baubau. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mendaftar pada

SMP/MTs dan SMA/MA lebih banyak di banding siswa lyang lulus SD/MI

dan SMP/MTs. Perlu mendapatkan perhatian karena akan

berpengaruh pada pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan di

Kota Baubau.

Masih perlunya upaya peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan

kependidikandengan mempertimbangkan kesetaraan dan keadilan

gender. Hal ini penting untuk dapat menjaga keberlajutan kualitas

pendidikanyang setara dan berkeadilan gender.

Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dan kependidikan.

Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-4

2. Urusan Kesehatan;

Berbagai usaha telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau dalam

rangka meningkatkan hidup masyarakat dibidang kesehatan. Upaya itu

meliputi mulai dari yang bersifat preventif, promotif, dan kuratif sampai

rehabilitatif dengan menyediakan sarana dan prasarana yang cukup

sehingga dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal

pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan, Pemerintah Kota Baubau

sampai saat ini telah membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu),

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) agar dapat mendekatkan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat.

Salah satu Indikator yang dapat digunakan dalam menilai kinerja

pemerintah dibidang kesehatan adalah Usia Harapan Hidup. Berdasarkan

data yang ada terlihat bahwa Usia harapan Hidup di Kota Baubau dalam

beberapa tahun ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun

walaupun masih dibawah rata-rata Usia harapan Hidup Nasional. Untuk

meningkatkan harapan hidup ini, Pemerintah Kota Baubau harus terus

melakukan upaya-upaya Pembangunan Kesehatan, Pembangunan Sosial

dan Pemberantasan Kemiskinan.

Peran Kota Baubau sebagai pusat pelayanan jasa di kawasan kepulauan

Sulawesi Tenggara berdampak pada kian besarnya beban pelayanan RSUD

Baubau sebagai RS rujukan bagi daerah-daerah sekitar Kota Baubau.

Peran starategis RSUD Baubau dalam pelayanan kesehatan di Kawasan

Kepulauan Sulawesi tenggara di masa yang akan datang akan

semakinbesar.

Peran Kota Baubau sebagai jalur pelayaran yang menghubungkan

Kawasan Timur dan barat Indonesia, menempatkan Kota Baubau sebagai

Daerah terbuka bagi masuknya penyakit-penyakit menular dari daerak

endemik. Penyakit malaria sampai saat ini belum dapat dituntaskan 100%

sementara disisi lain penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti HIV/AIDS

sudah mulai muncul.

Permasalahan :

Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau dari

tahun ke tahun terus meningkat hal ini dapat dilihat dari terus

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-5

meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan yang disediakan oleh pemerintah daerah. Di sisi lain dengan

semakin sadarnya masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan,

akan mendorong pertumbuhan permintaan akan pelayanan kesehatan.

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :

Masih Rendahnya Usia Harapan Hidup (UHH) Kota Baubau dibanding

UHH Nasional.

Masih tingginya angka kematian ibu dan anak serta masih adanya

kasus gizi buruk dan gizi kurang

Masih Kurangnya kemampuan palayanan sarana dan prasarana

kesehatan yang disediakan oleh pemerintah dibanding kebutuhan

masyarakat.

Masih perlunya peningkatan komitmen aparatur pelayanan kesehatan

untuk memberikan respon cepat dan pelayanan yang optimal pada

masyarakat.

Masih perlunya optimalisasi peran warga secara luas untuk mendukung

pembangunan kesehatan seperti gerakan sayang ibu, kemitraan bidan

dan dukun, posyandu, kampanye anti HIV/AIDS dan prilaku hidup

bersih dan sehat dengan mempertimbangkan kesetaraan dan keadilan

gender.

Peran strategis Kota Baubau sebagai tempat rujukan kesehatan bagi

kawasan Kepulauan Sulawesi Tenggara .

Mulai munculnya penyakit HIV/AIDS.

3. Urusan Lingkungan Hidup

Dinamika masyarakat yang terus tumbuh dan berkembang telah

memberikan tekanan terhadap kelestarian lingkungan di Kota Baubau.

Kawasan pemukiman dan ekonomi yang terus tumbuh sudah mulai

menyentuh kawasan-kawasan konservasi darat yang dikhawatirkan dapat

mengganggu keseimbangan lingkungan. Pada sisi lain pemenfaatan lahan

kritis belum dilakukan secara optimal.

Pesisir pantai Kota Baubau yang mencapai panjang lebih kurang 42 Km

telah menjadi ruang aktivitas masyarakat baik sebagai tempat

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-6

pemukiman maupun aktivitas ekonomi sehingga keberlanjutan ruang

konservasi pantai menjadi perlu untuk mendapat perhatioan lebih.

Jumlah penduduk Kota Baubau yang terus tumbuh berimplikasi pada

semakin tinggi produksi sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota

Baubau. Kemampuan alam untuk mengabsorbsi sampah tidak seimbang

dibandingkan dengan produksi sampah yang dihasilkan.

Ketersediaan air di Kota Baubau sangat ditentukan oleh air atmosfer (air

hujan). Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi

berdampak pada semakin banyaknya pemakain air. Distribusi air yang

secara geografis tidak merata ditambah distribusi kepadatan penduduk

yang tidak merata akan menyulitkan pemenuhan permintaan kebutuhan

air masyarakat.

Pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat berimplikasi pada

berkembangnya jumlah kendaraan bermotor yang berdampak pada

meningkatnya tingkat kebisingan di Kota Baubau. Selain oleh kendaraan

bermotor, tingkat kebisingan itu juga disebabkan oleh beroperasinya PLTD

PLN di Kelurahan Kaobula Kecamatan Murhum.

Permasalahan :

Pertumbuhan penduduk dan ekonomi di Kota Baubau telah memberikan

dampak tekanan pada lingkungan di Kota Baubau.

Masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga kelestarian

Sungai/Kali Baubau. Hal ini terlihat dari makin dangkalnya Sungai/Kali

Baubau yang salah satunya disebabkan oleh perilaku membuang sampah di

muara Sungai dan adanya lahan kritis di Bantaran Sungai;

Masih rendahnya penataan terhadap peraturan perundangan dibidang

lingkungan.

Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan dan

perlindungan lingkungan.

Meningkatnya produksi sampah dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat

dari jumlah sampah yang berhasil diangkut setiap hari, yaitu mencapai 67.945

ton pada tahun 2009 dan kemudian naik menjadi 69.000 ton pada tahun

2010;

Kurangnya peran serta masyarakat untuk mengelola sampah lingkungannya

sebelum dibuang ke TPSS dan TPSA.

Kurangnya pengelolaan limbah industri dan limbah domestik / rumah tangga

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-7

Adanya potensi kerusakan lingkungan terutama akibat kegiatan tambang

Adanya peningkatan efek gas rumah kaca (GRK) dan kurangnya upaya

pengendalian dampak perubahan iklim.

4. Urusan Pekerjaan Umum

Jaringan jalan yang baik, memiliki keterkaitan yang erat dengan

peningkatan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi suatu

kawasan. Dari tahun ke tahun Pemerintah Kota Baubau terus

meningkatkan jaringan jalan yang ada di Kota Baubau baik secara

kuantitas maupun secara kualitas.

Mulai dari tahun 2003 hingga akhir tahun 2008, pemerintah Kota Bau-Bau

berhasil meningkatkan kualitas prasarana jalan dengan menggunakan

hotmix sepanjang 57,39 Km, serta menggunakan lasbutag sepanjang 73,35

Km. Kesemuanya itu tentunya ditujukan untuk mendukung aksesibilitas

masyarakat Kota Bau-Bau untuk melakukan aktifitas, baik ekonomi, sosial,

maupun layanan pemerintahan, dan sekaligus memperkuat daya saing

Kota Bau-Bau sebagai titik simpul utama bagi daerah hinterlandnya.

Dalam kurun waktu yang sama, pemerintah juga telah berhasil melakukan

upaya perkerasan dan pembukaan jalan baru sepanjang 92,55 Km yang

tujuannya adalah untuk membuka isolasi daerah-daerah terpencil,

meningkatkan nilai asset masyarakat, serta menghubungkan wilayah

kantong-kantong produksi pertanian, perkebunan dan perikanan, seperti

Bungi, Sorawolio, dan Lea-lea.

Selain jaringan jalan, perbaikan infrastruk jaringan irigasi sangat penting

bagi peningkatan produksi hasil pertanian khususnya pada Kecamatan

Sorawolio, Kecamatan Bungi dan Kecamatan Lealea. Kuantistas dan

kualitas jaringan irigasi ini perlu terus diperhatikan dalam rangka

mewujudkan ketahan pangan.

Permasalahan :

Arus kendaraan angkutan bertonase berat yang terus meningkat sangat

memperngaruhi kualitas jaringan jalan yang ada di Kota Baubau.

Belum optimalnya fungsi jaringan irigasi yang ada.

Belum optimalnya pemeliharaan jaringan jalan dan masih adanya jalan kota

yang tergendang air

Pembangunan sarana dan prasarana perkotaan yang belum responsif gender.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-8

5. Urusan Penataan Ruang

Penataan ruang adalah proses perencanaan, pemanfaatan dan

pengenda;lian ruang dalam rangka menciptakan keterpaduan serta

keseimbangan antara pemafaatan sumber daya yang efektif dan efesien

dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) di suatu kawasan, merupakan hal yang perlu

diperhatikan dalam rangka menjaga keseimbangan penggunaan ruang

perkotaan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam UU

nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, diatur bahwa suatu

kawasan harus memiliki RTH minimal 30% dari total luas wilayahnya,

dimana 20% merupakan RTH publik dan 10% RTH private. RTH memiliki

dua fungsi yaitu fungsi ekologis dan fungsi sosial ekonomis. Fungsi ekologis

RTH adalah meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir,

mengurangti polusi dan mengatur iklim mikro dikawasan tersebut. fungsi

sosial ekonomis RTH adalah sebagai ruang interaksi sosial, sebagi sarana

rekreasi serta sebagai lambang (landmark) suatu kawasan.

Perizinan merupakan salah satu proses pengendalian penataan ruang. Dengan

mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pemerintah mengontrol jumlah

dan lokasi bangunan sesuai arahan RTRW. Persentase bangunan yang memiliki

IMB di Kota Baubau masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi dalam rangka

mewujudkan penataan ruang yang efektif dan efesien. Sistem Pengawasan

pemanfataan ruang yang dilakukan belum secara efektif mengendalikan

pendirian bangunan yang sesuai dengan arahan RTRW.

Permasalahan :

Ketersediaan RTH belum menjadi rujukan dalam pemanfaatan ruang.

Masih rendahnya pengendalaian dan pengawasan bangunan di Kota Baubau.

Belum optimalnya pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi kawasan.

Belum tersedianya regulasi yang mengatur kawasan strategis.

Pemanfaatan lahan kritis sebagai Kawasan Siap Bangun (KASIBA)/ Lingkungan

Siap Bangun (LISIBA) belum dilaksanakan secara efektif

6. Urusan Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan daerah di didokumentasikan dalam buku-

buku perencanaan pembangunan yang secara bertahap. Buku-buku

rencana tersebut terdiri atas RPJP, RPJM, Renstra SKPD, RKPD dan Renja

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-9

SKPD. Setelah disusun dan disetujui oleh para pemanguku kepentingan,

buku-buku perencanaan ini kemudian dilegalisasi melalui Peraturan

Daerah atau Peraturan Kepala Daerah. Peraturan ini kemudian menjadin

sarana publikmasi dan sosialisasi bagi pemerintah daerah sehingga

masyarakat dan pihak swasta mengetahuinya dan dapat berpartisipasi

dalam implementasinya.

Sampai dengan tahun 2012 Pemerintah Daerah Kota Baubau belum

memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang

telah dilegalisasi. Namaun Pemerintah Kota Baubau telah melegalisasi

RPJM dan RKPD-nya. Situasi ini dapat menyebabkan masyarakat dan

pihak swasta kesulitan untuk dapat berpartisipasi dalam rangka

menyelaraskan program-program jangka pendek dan menegah dengan

tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Baubau.

Selain itu bahwa ketersedian aparatur perencana baik di Bappeda

maupun SKPD lainya belum belum dijamin melalui pendidikan pelatihan

tekhins fungsional perencana.

Permasalahan :

Belum tersedianya Dokumen RPJPD yang telah mendapat legalisasi

melalui Peraturan Daerah.

Kurangnya kapasitas aparatur perencana.

Belum optimalnya sinkronisasi dokumen perencanaan antara RPJMD,

Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD serta dokumen anggaran

tahunan sebagai sebuah konsistensi dalampenyelenggaran

pembangunan untuk mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Lima

Tahunan.

7. Urusan Perumahan Rakyat

Pembangunan perumahan merupakan instrumen strategis bukan hanya

untuk membangun sumber daya manusia, namun sekaligus untuk

mewujudkan lingkungan binaan yang dapat menjadi aset sekaligus mesin

pembangunan sosial dan ekonomi untuk meningkatkan daya saing

daerah.

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan

lindung. Baik yang berupa kawasan perkotaaan maupun komunitas yang

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-10

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal maupun atau lingkungan

hunian beserta fasilitas penunjangnya. Hingga tahun 2012 sebagian

kawasan pemukiman di Kota Baubau belum tertata dan dilengkapi

dengan sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Perbaikan sarana dan prasarana pemukiman perlu

diupayakan secara berkelanjutan melalui berbagai program pemerintah.

Permasalahan :

Belum optimalnya penataan kawasan pemukiman di Kota Baubau.

Masih rendahnya kualitas perumahan dan kawasan pemukiman.

Belum adanya master plan pembangunan dan pengembangan

kawasan perumahan untuk pemukiman warga kota baik yang

mampu maupun warga kota yang tidak mampu.

8. Urusan Kepemudaan Dan Olahraga

Keberadaan organisasi pemuda menggambarkan kapasitas pemerintah

dalam mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk berperan

serta dalam menyalurkan aspirasi dan kemampuan dan bakat dalam

penyelenggaraan pembangunan.

Keberadaan organisasi olah raga menggambarkan kapasitas pemerintah

daerah dalam meningkatkan prestasi olah ragadan sportifitas,

kemampuan berkompetisi secara sehat dan meningkatkan peran serta

masyarakat dalam pembangunan daerah di bidang olah raga.

Pemerintah daerah perlu mendorong peran serta pemuda di Kota Baubau

untuk lebih aktif terlibat dalam organisasi kepemudaan dan olah raga.

Permasalahan :

Organisasi kemudaan di Kota Baubau belum optimal

memberikan kontribusi dalam mendorong partisipasi masyarakat

dalam pembangunan.

Organisasi olah raga belum melaksanakan perannya secara

optimal dalam pembangunan prestasi olah raga di Kota Baubau.

Masih rendahnya komitmen pemerintah daerah untuk mendorong

terciptanya peningkatan peran kepemudaan dalam

pembangunan olahraga yang terlihat dari kurangnya

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-11

penyelenggaraan iven lomba dan pertandingan olahraga bagi

pelajar dan pemuda di Kota Baubau

9. Urusan Penanaman Modal

Investasi (penanaman modal) memberikan dampak pada pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Dalam rangka

meningkatkan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di

Kota Baubau, Pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya

dengan melakukan promosi potensi yang di miliki oleh daerah dengan

berbagai kemudahan yang akan disediakan oleh daerah. Peningkatan

jumlah investor dan nilai investasi berarti pula peningkatan aktivitas

ekonomi di Kota Baubau yang berdampak pada terbukanya lapangan

kerja, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kota

Baubau.

Permasalahan :

Kapasitas kelembagaan yang mewadahi dan memfasilitasi pelayanan

penanaman modal daerah belum optimal.

Belum adanya kejelasan strategi untuk mendorong tertariknya investor

menanamkan modalnya di daerah.

Sinergitas pemerintah dan swasta dalam pengembagan potensi daerah

belum optimal.

Belum optimalnya peran Kota Baubau sebagai Kota Perdagangan dan

Pelayanan Jasa

10. Urusan Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah;

Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional diharapkan menjadi

penggerak roda perekonomian suatu wilayah dan dalam

mensejahterakan anggotanya. Peran koperasi sangat penting untuk

meningkatkan potensi usaha kecil yang dimiliki oleh masyarakat lokal,

penyedia informasi serta sebagai lembaga distribusi dan pemasaran.

Keberadaan koperasi perlu mendapatkan perhatian pemerintah daerah

karena dapat meningkatkan jumlah UKM yang berarti pula peningkatan

kesejahteraan bagi masyarakat Kota Baubau.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-12

Permasalahan :

Masih kurangnya koperasi aktif yang melayani aktivitas ekonomi

masyarakat Kota Baubau.

Masih terbatasnya peran koperasi sebagai soko guru perekonomian.

Sampai akhir tahun 2011, koperasi di Kota Baubau lebih banyak

bergerak dalam sektor usaha simpan-pinjam;

Masih relatif rendahnya produktivitas UKM;

Belum efektifnya pemanfaatan kredit Usaha Kecil Menengah.

11. Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil

Jumlah penduduk Kota Baubau dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir terus

tumbuh. Letak Kota Baubau yang strategis sebagai pusat aktifitas

ekonomi, sosial dan budaya di Kawasan Kepulauan Provinsi Sulawesi

Tenggara menjadikan Kota Baubau sebagai tujuan imigrasi masyarakat

disekitar Kota Baubau. Indikator capaian kinerja pelayanan urusan

kependudukan dan catatan sipil adalah rasio penduduk yang telah

memiliki dokumen kependudukan baik itu KTP, KK, Akte Kelahiran, Akte

Nikah dll. Pelayan administrasi kependudukan dan catatan sipil di Kota

Baubau telah berjalan dengan baik menuju pada praktek tertib

administrasi kependudukan dan catatan sipil walaupun peningkatan

pelayanan masih perlu terus dilakukan.

Permasalahan :

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya tertip administrasi kependudukan

dan catatan sipil belum optimal.

Belum intensifnya penegakkan tertip administarasi kependudukan dan

catatan sipil baik oleh aparat pemerintah maupun oleh masyarakat.

Belum optimalnya pola pengawasan tertib administarasi kependudukan dan

catatan sipil

12. Urusan Ketenagakerjaan

Pada tahun 2011 jumlah penduduk usia kerja di Kota Baubau adalah 90.495 jiwa

dan sebanyak 59.091 jiwa atau 65,30% adalah angkatan kerja. Dari 59.091

orang tersebut, 55.777 (94,39%) ad alah bekerja dan 3.314 orang (5,61%).

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-13

Ditinjau dari lapangan kerja utama penduduk Kota Baubau, terlihat bahwa

pada umumnya penduduk Kota baubau bekerja pada 3 sektor yaitu: sektor

jasa-jasa (19,36%), sektor pertanian (16,11%) dan perdagangan (31,06%)

Dari segi pendidikan, terlihat bahwa sebagai besar ten aga kerja di Kota Baubau

adalah berpendidikan SLTA Umum (24,05%) sementara itu SLTA Kejuruan yang

mempunyai keahlian khusus mempunyai persentase terendah yaitu 0,98%.

Berdasarkan data tersebut diatas, terlihat bahwa permasalahan yang terkait

ketenagakerjaan di Kota Baubau berkaitan dengan jenjang pendidikan dan miss

match antara lulusan pendidikan permintaan tenaga kerja.

Permasalahan :

Masih rendahnya keterampilan tenaga kerja

Pelatihan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kota Baubau belum berorientasi pada kebutuhan pasar;

Belum tersedianya Balai Latihan Kerja (BLK);

Masih rendahnya kualitas data ketenagakerjaan. Dinas Sosial, Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kota Baubau sebagai instansi yang mempunyai kompetensi

dan bertanggung jawab dengan masalah ketenagakerjaan di Kota Baubau,

dalam melakukan pencatatan jumlah tenaga kerja hanya mengacu atau

berdasarkan pada data calon tenaga kerja yang mengurus kartu kuning,

sementara BPS Baubau salah satunya mengacu pada hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) sehingga kemungkinan timbulnya perbedaan

data akan sangat besar.

13. Urusan Ketahanan Pangan

Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang

wajib diperhatikan oleh pemerintah daerah. Kejadian rawan pangan

akan menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika sosial

masyarakat. Adalah menjadi suatu realita bahwa sebagian besar

kebutuhan pangan di Kota Baubau masih mendapat dari luar daerah.

Permasalah :

Kecenderungan masyarakat hanya mengkonsumsi beras sebagai satu-satunya

sumber makanan pokok, mengakibatkan ketergantungan akan beras

menjadi besar. Pada sisi lain Kota Baubau khususnya dan Pulau Buton pada

umumnya lahan pertanian untuk pengembangan tanaman beras terbatas.

Bahan pangan (beras, sayur-sayuran, telur, ayam, dll) yang di konsumsi oleh

masyarakat Kota Baubau sebagian besar berasal dari daerah lain.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-14

Harga kebutuhan pangan Kota Baubau masih di atas rata-rata harga di

daerah sekitar.

Belum adanya regulasi ketahanan pangan di Kota Baubau sebagai pedoman

tata laksana keamanan, mutu dan gizi pangan di daerah.

14. Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan. Perlindungan anak

diarahkan untuk mewujudkan suatu kondisi yang menjamin hak dan tumbuh

kembang anak.

Permasalahan :

Pemahaman masayarakat dan pemangku kebijakan tentang

pengarusutamaan gender (PUG) dan perlindungan anak belum merata.

Adanya kecenderungan meningkatnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT). Pada tahun 2009 hanya sebanyak 17 kali, maka pada tahun 2010

menjadi 23 kali. Dari jumlah tersebut, 11 kali terjadi di Kecamatan Wolio dan 5

kali terjadi di Kecamatan Murhum;

Masih banyaknya KDRT terhadap perempuan yang belum terungkap karena

masih dianggap sebagai aib dalam berumah tangga;

Belum memadainya ketersediaan wadah perlindungan perempuan dan anak.

15. Urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera

Pembangunan keluarga kecil berkualitas memiliki peran yang sangat

penting dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional

terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Sehubungan dengan pembangunan keluarga kecil berkualitas,

pengendalian kuantitas penduduk merupakan salah satu aspek penting

untuk menjamin tercapainya penduduk tumbuh seimbang di masa yang

akan datang. Program Keluarga Berencana (KB) digalakan dalam

rangka mengendalikan angka pertumbuhan penduduk dan

meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup keluarga.

Permasalahan :

Pemahaman masyarakat akan kelurga Berencana dan Keluarga

Sejahtera masih rendah.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-15

kurang optimalnya penyelenggaraan kegiatan advokasi serta

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) program KB.

16. Urusan Perhubungan

Pelayanan pemerintah yang prima di sektor perhubungan ditujukan

untuk meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi resiko kecelakaan.

Dalam meningkatkan daya layanan disektor perhubungan darat,

pemerintah Kota Baubau telah mendirikan Terminal dalam kota dan luar

kota serta menyediakan rambu-rambu lalulintas dalam rangka menjamin

kenyamanan berlalulintas.

Disektor perhubungan laut pemda Kota Baubau bersama-sama dengan

pemerintah pusat telah menyediakan sarana pelabuhan yang

representatif baik untuk kargo maupun penumpang yang melayani

pelayaran rakyat dan pelayaran besar.

Disektor perhubungan udara saat ini telah beroperasi Bandar Udara yang

melayani kebutuhan masayarakat Kota Baubau akan transpostasi udara.

Saat ini Bandar Udara Betoambari tiga penerbangan nasional yang

menghubungkan Kota Baubau dengan kota-kota lain di Nusantara.

Permasalahan :

Kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih rendah.

Fasilitas pelayanan penumpang di pelabuhan laut belum memberi

kenyaman yang optimal bagi penumpang dan calon penumpang.

Fasilitas pelayanan penumpang di Bandar Udara belum memberi

kenyaman yang optimal bagi penumpang dan calon penumpang.

17. Urusan Komunikasi Dan Informatika

Masyarakat dan aparatur Pemerintah Kota Baubau dinilai telah melek

tekhnologi informatika. Semua SKPD yang ada di Kota Baubau sampai

saat telah terkoneksi internet. Keberadaan sarana komunikasi dan

informatika yang memadai sangat diperlukan untuk mengetahui

informasi secara up to date terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan

dan penyelenggaraan pemerintahan serta sarana koordinasi internal dan

eksternal SKPD di Kota Baubau. Sarana komunikasi dan informasi juga sangat

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-16

diperlukan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan ekses informasi dan

pengetahuan warga.

Permasalahan :

Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis internet belum dapat dimanfaat

secara optimal dalam mendukung pelaksaan dan penyelenggaraan

pemerintahan.

Animo masyarakat dalam menggunakan sarana tekhnologi informasi belum

dibarengi dengan tersedianya internet murah.

18. Urusan Pertanahan

Indentifikasi persamalahan bidang pertanahan bertujuan menjamin menjamin

tertib administrasi lahan serta menjamin kepastian dalam kepemilikan lahan.

Semakin lengkap informasi pemerintah dalam kepemilikan lahan semakin besar

tingkat ketertiban administrasi kepemilikanlahan di suatu daerah.

Permasalahan :

Pemerintah Kota Baubau belum memiliki informasi yang detail tentang

sejarah dan asal usul tanah/ lahan yang ada di Kota Baubau.

19. Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri

Bidang kesatuan Bangsa dan Politik dalam negeri menitikberatkan pada

pebinaan terhadap Organisasi masyarakat Sipil, Organisasi Masyarakat,

Organisasi kepemudaan serta pembinaan politik daerah. Pengetahuan

politik masyarakat yang meningkat cepat seiring keterbukaan arus

informasi melalui media massa, seringkali tidak diimbangi dengan

peningkatan wawasan kebangsaan yang mengakibatkan kesenjangan

pemahaman dalam memahami dinamika sosial baik secara vertikal

antara warga dengan pemerintah maupun secara horisontal antara

warga dengan warga.

Permasalahan :

Masih rendahnya wawasan kebangsaan masyarakat dalam memahami

hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Masih rendahnya kompetensi aparatur pemerintah daerah dalam

melakukan deteksi dini terhadap berbagai dinamika sosial yang timbul

dimasyarakat.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-17

20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan

Persandian

Otonomi daerah telah membawa perubahan paradigma pemerintahan

dan pembangunan, sehingga diperlukan adanya kelembagaan perangkat

yang lebih efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan daerah,

penyempurnaan sistem penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan yang lebih handal dan terpenuhinya sarana dan prasarana

pemerintahan yang memadai dalam mendukung peningkatan pelayanan

masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik pemerintah telah

mendorong regulasi tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang

mengetur batas minimal kuantitas/ kualitas pelayanan yang wajib

diberika oleh suatu unit pelayanan publik pemerintah.

Uang adalah darahnya organisasi. Pengelolaan keuangan daerah yang

baik akan berdampak pada performa organisasi pemerintah daerah.

Kualitas pengelolaan keuangan daerah sangat ditentukan oleh kualitas

SDM tenaga pengelola keuangan baik pada tingkat pemerintah daerah

maupun pada tingkat perangkat daerah dengan didukung oleh suatu

perangkat regulasi yang mengatur penatausahaan pengelolaan

keuangan daerah baiki sisi pendapatan maupun dari sisi belanja.

Pengelolaan pontensi-potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang tidak

membebani masyarakat perlu lebih diintensifkan seiring dengan pontensi

pendapatan yang berasal dari pemerintah pusat.

Sistem pengembangan yang baik akan memberikan jaminan bagi

aparatur dalam mengembangkan kapasitasnya secara optimal untuk

memberikan kerya terbaik bagi organisasi dimana dia mengabdi. Perlu

upaya untuk mengembangkan suatu pengembangan sistem karier

aparatur yang memberi peluang kepada mereka untuk meningkatkan

kapasitas dirinya baik melalui jabatan struktural maupun fungsional.

Permasalahan :

Sinkronisasi penetapan urusan daerah , perangkat daerah dan potensi

yang dimiliki daerah belum optimal.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-18

Sumber-sumber pendapatan daerah belum tereksplorasi secara

optimal.

Penerapan pelayanan prima maupun SPM belum dilakukan secara

optimal.

Upya peningkatan kapasitas perencana dan pengelola keuangan pada

setiap level pemerintahan belum dilakukan secara intensif.

Upaya peningkatan kapasitas aparatur agar memiliki kemampuan

tekhnis fungsional pada setiap sektor dan jenjang pemerintahan belum

dilakukan secara intensif.

Sistem pengembangan karier staf belum sepenuhnya mengacu pada

kapasitas dan prestasi kerja (the right man, on the right place).

21. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan masyarakat dan desa merujuk pada pengertian perluasan

kebebasan memilih dan bertindak. Bagi masyarakat, pemberdayaan

berfokus pada bagaimana mereka diberdayakan dan peran apa yang

mereka mainkan setelah mereka menjadi bagian dari kelompok yang

diberdayakan. Proses pemberdayan masyarakat dan desa, yang

terpenting adalah dalam proses perencanaan dan penganggaran

pembangunan. Dalam perencanaan dan penganggaran yang berbasis

participatory budgeting ini, sejumlah stakeholders mendiskusikan,

menganalisis, memprioritaskan dan memantau keputusan tentang

anggaran belanja pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir ini simpul-

simpul yang mendorong lahir keberdayaan masyarakat untuk terlibat

dalam perencanaan dan penganggaran telah muncul di masyarakat yang

didorong oleh masyarakat sipil.

Permasalahan :

Masih rendahnya kualitas perencanaan di level kelurahan dan

kecamatan.

LPM belum dapat berperan optimal sebagai representasi masyarakat

kelurahan.

Kapasitas masyarakat untuk melakukan perencanaan dan

penganggaran partisipatory untuk memecahkan masalah yang ada

pada tataran komunitas masih belum memadai.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-19

Kapasitas dan kompetensi aparatur perencana SKPD yang dapat

menfasilitasi kolaborasi antara perencanaan patisipatory dalam

masayarakat dengan perencanaan tekhnokrasi yang dilakukan oleh

pemerintah melalui dokumen perencanaan daerah belum memadai.

22. Urusan Sosial

kebijakan dibidang sosial ditujukan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan sosial kepada kelompok penduduk rentan (vulnerable groups)

seperti kelompok penduduk miskin dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mencakup penyandang cacat,

penduduk terlantar lansia dan anak-anak, tuna sosial, gelandangan,

pengemis, bekas narapidana dan korban tindak kekerasan.

Permasalahan :

Masih lemahnya data base mengenai jumlah dan lokasi PMKS;

Masih kurangnya inovasi dalam penanggulangan PMKS. Hal ini terlihat

dari program dan kegiatan yang berkaitan dengan PMKS yang

berulang setiap tahunnya;

Makin tingginya kecenderungan migrasi ke Kota Baubau dari wilayah-

wilayah sekitar yang pada akhirnya menyebabkan kerawanan sosial.

Belum terimplementasinya Standar Pelayanan Minimal (SPM)

penanganan permasalahan sosial dan PMKS lainny

23. Urusan Kebudayaan

Kebudayaan adalah merupakan kekayaan daerah yang diwariskan dari

generasi terdahulu. Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya daerah

harus terus didayagunakan agar berkontribusi dalam meningkatkan citra

daerah pada tingkat regional, nasional, dan internasional.

Permasalahan :

Letak Kota Baubau yang strategis—menghubungkan Kawasan Barat

Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) menyebabkan daerah ini

rentan terhadap pengaruh budaya luar;

Kian terpinggirkannya kesenian rakyat/kesenian tradisional akibat didera oleh

kesenian pop yang cenderung lebih digandrungi generasi muda;

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-20

Belum memadainya pembentukan sikap moral dan penanaman nilai budaya

yang mengakibatkan adanya kecenderungan semakin menguatnya nilai-nilai

materialisme.

24. Urusan Statistik

Sistem statistik daerah merupakan tatanan yang terdiri atas unsur

kelembagaan, tata cara dan prosedur, himpunan data, sumber daya

manusia, perangkat keras dan lunak, serta jaminan hukum yang mampu

menyediakan data statistik yang andal, akurat, lengkap, dan tepat waktu

untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan yang

direncanakan.

Permasalahan :

Ketersediaan data statistik belum optimal dalam mendukung tugas-

tugas perencanaan.

25. Urusan Kearsipan

Pengelolaan arsip yang dilakukan oleh SKPD di Kota Baubau, belum

semuanya dilakukan secara baku. Ketersediaan SDM pengelola arsip

belum dapat dipenuhi secara optimal. Disisi lain peningkatan pengelolaan

arsip mutlak diperlukan sebagai bagian dari terib administrasi dalam

rangka untuk memudahkan eveluasi kinerja terhadap masing-masing

SKPD dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan

akuntabel.

Permasalahan :

Belum memadainya dukungan sarana dan prasarana dalam pengelolaan

arsip-arsip daerah;

Masih terbatasnya ketersediaan SDM aparatur SKPD dalam pengelolaan arsip

yang benar-benar mampu diandalkan dalam mengatur, menyimpan,

merawat dan menyediakan kembali informasi yang diperlukan secara tepat,

cepat dan benar bagi penggunanya.

26. Urusan Perpustakaan

Tinggi minat baca masyarakat disuatu daerah mencerminkan tingkat kualitas

sumberdaya manusia daerah tersebut. Oleh karena itu peningkatan kuantitas

dan kualitas perpustakaan perlu dilaksnakan dalam rangka mendorong

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-21

terciptanya masyarakat Kota Baubau yang berkualitas. Saat ini Pemerintah

Kota Baubau dalam rangka mendorong minat baca masyarakat telah

menyediakan perangkat Perpustakaan Digital dan mendukung lahirnya

kelompok masyarakat cinta buku melalui perpustakaan bergerak.

Permasalahan :

Kurangnya kuantitas dan kualitas perpustakaan daerah.

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas yang

disediakan oleh pemerintah.

Tabel 4.1.

Permasalahan Kota Baubau Terkait Urusan wajib Pemerintah Daerah

No Bidang Permasalahan

1 Pendidikan a. Tingginya Angka Putus sekolah

b. Limpahan siswa baru dari daerah sekitar

c. Rendahnya kompetensi tenaga pendidik dan

kependidikan

d. Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dan

kependidikan

e. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya pendidikan

2 Kesehatan a. Masih rendahnya usia harapan hidup (UHH)

b. Masih kurangnya sarana dan prasarana kesehatan

pemerintah.

c. Baubau berperan sebagai tempat rujukan bagi daerah

sekitar

d. Mobilitas masyarakat yang tinggi memudahkan

masuknya penyakit menular (Malaria, TBC, HIV/AIDS, dll)

3 Lingkungan Hidup a. Dinamika masyarakat yang tinggi memberi tekanan

yang tinggi pada lingkungan

b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga

kelestarian lingkungan

c. Masih kurangnya penataan perundang-undang bidang

lingkungan hidup.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-22

d. Masih rendanya keterlibatan masyarakat dalam

menjaga kelestarian LH.

e. Meningkatnya produksi sampah

f. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengelolah

sampah rumah tangga sebelum dibawa ke TPSS dan

TPSA

4 Pekerjaan Umum a. Tingginya pertumbuhan junmlah kendaraan angkutan

bertonase besar

b. Belum optimalnya fungsi jaringan irigasi yang ada.

5 Penataan Ruang a. Ketersedian Ruang Terbuka Hijau (RTH) belum menjadi

rujukan dalam pemanfataan ruang

b. Masih rendahnya pengendalian dan pemanfataan ruang

c. Belum tersedianya regulasi yang mengatur kawasan

strategis.

d. Pemanfaatan lahan kritis sebagai Kawasan Siap Bangun

(KASIBA)/ Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) belum

dilaksanakan secara efektif

6 Perencanaan Pembangunan a. Belum tersedianya Dokumen RPJPD yang telah

mendapat legalisasi melalui Peraturan Daerah.

b. Kurangnya kapasitas aparatur perencana.

7 Urusan perumahan rakyat a. Belum optimalnya penataan kawasan pemukiman di

Kota Baubau

b. Masih rendahnya kualitas perumahan dan kawasan

pemukiman.

8 Kepemudaan dan Olah Raga a. Organisasi kemudaan di Kota Baubau belum optimal

memberikan kontribusi dalam mendorong partisipasi

masyarakat dalam pembangunan.

b. Organisasi olah raga belum melaksanakan perannya

secara optimal dalam pembangunan prestasi olah raga

di Kota Baubau.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-23

9 Penanaman Modal a. Kapasitas kelembagaan yang memayungi pelayanan

penanaman modal daerah belum optimal.

b. Sinergitas pemerintah dan swasta dalam pengembagan

potensi daetrah belum optimal.

10 Koperasi dan UKM a. Masih kurangnya koperasi aktif yang melayani aktivitas

ekonomi masyarakat Kota Baubau.

b. Masih terbatasnya peran koperasi sebagai soko guru

perekonomian. Sampai akhir tahun 2011, koperasi di Kota

Baubau lebih banyak bergerak dalam sektor usaha

simpan-pinjam

c. Masih relatif rendahnya produktivitas UKM

d. Belum efektifnya pemanfaatan kredit Usaha Kecil

Menengah

11 Kependudukan dan Catatan

Sipil

a. Kesadaran masyarakat tenteng pentingnya tertip

administrasi kependudukan dan catatan sipil belum

optimal.

12 Urusan Ketenaga Kerjaan a. Masih rendahnya keterampilan tenaga kerja

b. Pelatihan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh Dinas

Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Baubau

belum berorientasi pada kebutuhan pasar

c. Belum tersedianya Balai Latihan Kerja (BLK)

d. Masih rendahnya kualitas data ketenagakerjaan

13 Ketahanan Pangan a. Kecenderungan masyarakat hanya mengkonsumsi beras

sebagai satu-satunya sumber makanan pokok,

mengakibatkan ketergantungan akan beras menjadi

besar. Pada sisi lain Kota Baubau khususnya dan Pulau

Buton pada umumnya lahan pertanian untuk

pengembangan tanaman beras terbatas.

b. Bahan pangan (beras, sayur-sayuran, telur, ayam, dll)

yang di konsumsi oleh masyarakat Kota Baubau sebagian

besar berasal dari daerah lain

c. Harga kebutuhan pangan Kota Baubau masih di atas

rata-rata harga di daerah sekitar.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-24

d. Belum adanya regulasi ketahanan pangan di Kota

Baubau sebagai pedoman tata laksana keamanan, mutu

dan gizi pangan di daerah.

Belum adanya regulasi ketahanan pangan di Kota

Baubau sebagai pedoman tata laksana keamanan, mutu

dan gizi pangan di daerah

14 Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak

a. Pemahaman masayarakat dan pemangku kebijakan

tentang pengarusutamaan gender (PUG) dan

perlindungan anak belum merata.

b. Adanya kecenderungan meningkatnya Kekerasan Dalam

Rumah Tangga (KDRT).

c. Masih banyaknya KDRT terhadap perempuan yang

belum terungkap karena masih dianggap sebagai aib

dalam berumah tangga;

d. Belum memadainya ketersediaan wadah perlindungan

perempuan dan anak.

15 Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera

a. Pemahaman masyarakat akan kelurga Berencana dan

Keluarga Sejahtera masih rendah.

b. kurang optimalnya penyelenggaraan kegiatan advokasi

serta Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) program

KB.

16 Perhubungan a. Kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih

rendah

b. Fasilitas pelayanan penumpang di pelabuhan laut belum

memberi kenyaman yang optimal bagi penumpang dan

calon penumpang.

c. Fasilitas pelayanan penumpang di Bandar Udara belum

memberi kenyaman yang optimal bagi penumpang dan

calon penumpang.

17 Komunikasi dan Informatika a. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis internet belum

dapat dimanfaat secara optimal dalam mendukung

pelaksaan dan penyelenggaraan pemerintahan.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-25

b. Animo masyarakat dalam menggunakan sarana

tekhnologi informasi belum dibarengi dengan tersedianya

internet murah.

18 Pertanahan a. Pemerintah Kota Baubau belum memiliki informasi yang

detail tentang sejarah dan asal usul tanah/ lahan yang

ada di Kota Baubau.

19 Kesatuan Bangsa dan Politik

Dalam Negeri

a. Masih rendahnya wawasan kebangsaan masyarakat

dalam memahami hak dan kewajibannya sebagai warga

negara.

b. Masih rendahnya kompetensi aparatur pemerintah

daerah dalam melakukan deteksi dini terhadap berbagai

dinamika sosial yang timbul dimasyarakat.

20 Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian, Dan

Persandian

a. Sinkronisasi penetapan urusan daerah , perangkat daerah

dan potensi yang dimiliki daerah belum optimal.

b. Sumber-sumber pendapatan daerah belum tereksplorasi

secara optimal

c. Penerapan pelayanan prima maupun SPM belum

dilakukan secara optimal.

d. Upaya peningkatan kapasitas perencana dan pengelola

keuangan pada setiap level pemerintahan belum

dilakukan secara intensif

e. Upaya peningkatan kapasitas aparatur agar memiliki

kemampuan tekhnis fungsional pada setiap sektor dan

jenjang pemerintahan belum dilakukan secara intensif.

Sistem pengembangan karier staf belum sepenuhnya

mengacu pada kapasitas dan prestasi kerja (the right

man, on the right place).

21 Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa

a. Masih rendahnya kualitas perencanaan di level kelurahan

dan kecamatan.

b. LPM belum dapat berperan optimal sebagai representasi

masyarakat kelurahan.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-26

c. Kapasitas masyarakat untuk melakukan perencanaan

dan penganggaran partisipatory untuk memecahkan

masalah yang ada pada tataran komunitas masih belum

memadai.

d. Kapasitas dan kompetensi aparatur perencana SKPD

yang dapat menfasilitasi kolaborasi antara perencanaan

patisipatory dalam masayarakat dengan perencanaan

tekhnokrasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui

dokumen perencanaan daerah belum memadai

22 Sosial a. Masih lemahnya data base mengenai jumlah dan lokasi

PMKS

b. Masih kurangnya inovasi dalam penanggulangan PMKS.

Hal ini terlihat dari program dan kegiatan yang berkaitan

dengan PMKS yang berulang setiap tahunnya

c. Makin tingginya kecenderungan migrasi ke Kota Baubau

dari wilayah-wilayah sekitar yang pada akhirnya

menyebabkan kerawanan social

23 Kebudayaan a. Letak Kota Baubau yang strategis—menghubungkan

Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur

Indonesia (KTI) menyebabkan daerah ini rentan terhadap

pengaruh budaya luar

b. Kian terpinggirkannya kesenian rakyat/kesenian

tradisional akibat didera oleh kesenian pop yang

cenderung lebih digandrungi generasi muda

c. Belum memadainya pembentukan sikap moral dan

penanaman nilai budaya yang mengakibatkan adanya

kecenderungan semakin menguatnya nilai-nilai

materialisme.

24 Statistik a. Ketersediaan data statistik belum optimal dalam

mendukung tugas-tugas perencanaan.

25 Kearsipan a. Belum memadainya dukungan sarana dan prasarana

dalam pengelolaan arsip-arsip daerah

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-27

b. Masih terbatasnya ketersediaan SDM aparatur SKPD

dalam pengelolaan arsip yang benar-benar mampu

diandalkan dalam mengatur, menyimpan, merawat dan

menyediakan kembali informasi yang diperlukan secara

tepat, cepat dan benar bagi penggunanya

26 Perpustakaan a. Kurangnya kuantitas dan kualitas perpustakaan daerah.

b. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan

fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.

4.1.2. Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan Pilihan

Pemerintah Daerah Kota Baubau

Urusan pilihan menurut PP Nomor 38 tahun 2007, adalah urusan

pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi

unggulan (core businnes)daerah yang bersangkutan. Terdapat delapan

bidang/ sektor yang menjadi urusan pilihan yang menajdi tanggung jawab

pemerintaha daerah. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah

terkait urusan pilihan pemerintah daerah Kota Baubau dijabarkan

sebagai berikut :

1. Kelautan Dan Perikanan

Sub-sektor kelautan dan perikanan merupakan sub-sektor andalan

dalam pembentukan PDRB sektor pertanian Kota Baubau. Dengan

potensi kelautan dan perikanan seluas 30 Km2 dengan garis pantai

sepanjang 45 Km, Kota Baubau mempunyai potensi air tawar seluas

27 Ha dan yang terolah baru sekitar 3,78% atau 2,8 Ha, air payau

seluas 74,20 Ha dan yang terolah baru sekitar 21,56% atau 16 Ha.

Sementara, potensi daerah budidaya laut (rumput laut, ikan dalam

KJA dan mutiara mabe) di Kecamatan Wolio 2,5 Ha, Kecamatan

Lealea 300 Ha, Kecamatan Betoambari 100 Ha dan Kecamatan

Kokalukuna 175 Ha, sedangkan potensi tambak di Kecamatan

Kokalukuna seluas 10 Ha dan Kecamatan Bungi seluas 64,20 Ha.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-28

Potensi tersebut jika dikelola dengan baik akan berdampak terhadap

meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan :

Masih rendahnya taraf hidup masyarakat pesisir

Belum optimalnya pengolahan produk kelautan dan perikanan.

Penurunan kualitas lingkungan laut yang antara lain disebabkan

praktek dastrucive fishing

Penurunan produksi budidaya laut & belum optimalnya produksi

budidaya air tawar

Belum optimalnya produksi perikanan perikanan tangkap akibat

keterbatasan peralatan dan armada kapal serta sulitnya

menjangkau wilayah fishing ground)

Belumnya adanya perencanaan yang strategis yang memuat

potensi dan arah kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan

perikanan

Belum optimalnya peran sarana pendukung pengembangan

perikanan (hatchery, cold storage, TPI, pabrik es, dll)

2. Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan Kota Baubau

dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Dua wilayah yaitu

Kecamatan Bungi dan Kecamatan Sorawolio sebagai sentra produksi

pertanian sebesar 35,73% dari luas wilayah Kota Baubau, yang terdiri

dari lahan tegal/kebun sebesar 11,99%, lahan perkebunan sebesar

8,19%, ladang/huma sebesar 5,91%, lahan sawah sebesar 6,24%, lahan

untuk tanaman kayu-kayuan sebesar 3,13%, dan lahan untuk

tambak/ kolam/tebat/empang sebesar 0,27%.

Permasalahan :

Masih rendahnya produksi tanaman perkebunan dan ternak

dibandingkan kebutuhan masyarakat:

- Capaian target produksi palawija (jagung, kedelai) 30,18%

dari RPJMD

- Capaian jumlah pelaku usaha ternak, 34,77% dari target

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-29

- Jumlah produksi daging unggas 63,70% dari target RPJMD

Terbatasnya sarana dan prasarana pertanian/ perkebunan/

peternakan

Ancaman penyebarluasan penyakit yang berasal dari ternak dan

hewan lainnya (Flu burung, rabies)

3. Kehutanan

Dalam tataran pembangunan nasional, pembangunan kehutanan

senantiasa diarahkan pada pencapaian optimalisasi manfaat ekologi,

ekonomi, dan sosial dalam rangka peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Potensi Kota Baubau yang memiliki luas lahan sebesar

27.001 Ha, dengan pemanfaatan 17,74% sebagai hutan lindung, 12,89%

hutan produksi biasa, hutan produksi 16,55%, 51,01% untuk

penggunaan lainnya, selebihnya 1,81% merupakan hutan wisata.

Urusan Pilihan Bidang Kehutanandilaksanakan oleh DinasPertanian

dan Kehutanan Kota Baubau.

Permasalahan :

Pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan masih

lemah

Masih minimnya sarana, peralatan serta ketersediaan data

bidang kehutanan

Upaya reboisasi tanaman hutan masih lebih rendah dibandingkan

laju kerusakannya

Masih lemahnya koordinasi kelembagaan pengawasan

pemanfaatan dan rehabilitasi hutan

4. Energi Dan Sumber Daya Mineral

Peran sektor Energi dan kelistrikan dalam Pembangunan Nasional

cukup penting dan signifikan. Dalam kurun tahun 1980-an, sektor ini

merupakan andalan utama penerimaan negara maupun dalam

penyerapan tenaga kerja, penyedian bahan baku industri, bahan

bakar domestik dan memacu efek berantai ekonomi. Untuk itu

Pemerintah Kota Baubau melalui Dinas Pertambangan terus

mengawasi dan berupaya meningkatkan pengelolaan usaha

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-30

pertambangan dan energi secara terkendali agar sesuai dengan

Peraturan Perundangan yang berlaku serta memperkecil dampak

yang ditimbulkan.

Kota Baubau memiliki beberapa kekayaan sumber daya energi dan

mineral seperti tambang galian C dan tambang nikel di kawasan

hutan Kecamatan Bungi. Meskipun demikian secara umum

kontribusi dan kekayaan energi dan sumber daya mineral masih

sangat terbatas karena beberapa kekayaan tersebut yang

termanfaatkan batu tambang galian C sementara untuk tambang

nikel baru pada tingkat eksplorasi.

Permasalahan :

Jumlah penerangan jalan umum (PJU) masih terbatas dan

pengelolaannya belum optimal

Masih kurangnya kapasitas energi listrik

Keterbatasan pemasangan jaringan listrik di rumah masyarakat

Belum jelasnya regulasi daerah yang mengatur pengelolaan

kawasan pertambangan di daerah.

Koordinasi antara pemangku kebijakan bidang pertambangan

dan energi belum optimal.

Peraturan daerah yang mengatur pegelolaan kawasan

pertambangan di daerah masih dibahas oleh panitia khusus.

5. Pariwisata

Posisi strategis Kota Baubau yang berada pada alur pelayaran yang

menghubungkan Kawasan Barat dan Timur Indonesia merupakan

potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai destinasi

wisata nusantara. Selain karena posisinya yang strategis Kota Baubau

juga memiliki warisan Budaya dengan peninggalan-peninggalan

budaya yang unik dan keindahan alam yang tidak kalah dengan

tempat kunjungan wisata dunia.

Permasalahan :

Masih kurangnya kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan

pariwisata Kota Baubau;

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-31

Sebagian dari potensi pariwisata dan Obyek dan Daya Tarik

Wisata (ODTW) Kota Baubau masih sulit dijangkau;

Masih terbatasnya sarana dan prasarana di OTDW;

Kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar obyek wisata untuk

menjaga dan merawat lingkungan sekitar obyek wisata;

Masih terbatasnya infrastruktur pendukung kepariwisataan,

misalnya ketersediaan hotel berbintang dan Restoran. Hal ini

menunjukkan bahwa minat investor dalam pengembangan

pariwisata di Kota Baubau belum optimal.

6. Industri

Perkembangan sektor industri di Kota Baubau, terbatas pada sektor

industri non migas khususnya industri rumah tangga, kecil dan

menengah. Kontribusi sektor ini terhadap pembentukan struktur

ekonomi kita sampai menunjukkan perkembangan yang cukup

signifikan dari tahun ke tahun. Kebijakan pemerintah Kota Baubau

untuk memfokuskan pengembangan sektor industri pada skala

industri rumah tangga, kecil dan menengah mendorong kemajuan

sektor ini yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah

industri di Kota Baubau menjadi lebih dari 1.488 unit dimana sekitar

99,50 % diantaranya merupakan usaha kecil dan industri kerajinan

rumah tangga. Dalam penyerapan tenaga kerja, industri kecil dan

rumah tangga mampu menyerap lebih dari 3.298 orang tenaga kerja

dengan nilai investasi yang tertanam lebih dari Rp.9,680 miliar.

Permasalahan :

Rendahnya kemampuan menejemen, mutu dan desain serta

ketinggalan kemampuan teknologi dalam mendukung urusan

perindustrian.

Kurangnya kreatifitas dan Inovasi produk industry

Kurangnya tenaga profesional pelaku industri, keterbatasan

peralatan dan teknologi produksi

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-32

7. Perdagangan

Perkembangan ekonomi daerah tidak terlepas dari perkembangan

ekonomi nasional dan global, tidak terkecuali Kota Baubau, yang

makin menunjukkan geliat kemajuan ekonomi. Pembangunan

bidang ekonomi merupakan satu kesatuan yang saling bersinergi

antara sektor pertanian dalam arti luas (sebagai penyedia bahan

baku), sektor industri (pengolahan), sektor perdagangan

(pemasaran), unit usaha (seperti koperasi dan usaha kecil menengah),

serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung seperti jalan,

jembatan dan pelabuhan sampai pada ketersediaan faktor produksi

(tenaga kerja). Sinergitas dari berbagai komponen tersebut nantinya

akan menentukan biaya produksi, daya saing dan arah

perekonomian daerah yang pada akhirnya menentukan tingkat

kemakmuran / pendapatan masyarakat.

Kemajuan Perekonomian Kota Baubau bertumpu pada beberapa

sektor strategis, salah satunya sektor perdangan. Dengan letak yang

strategis, Kota Baubau merupakan salah satu penghubung antara

Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia

(KTI), baik dalam mobilitas barang maupun jasa. Selain itu Kota

Baubau juga merupakan pintu gerbang perdagangan yang

mempunyai fungsi penting terhadap daerah-daerah sekitarnya baik

arus barang masuk maupun keluar.

Permasalahan :

Pembinaan potensi perdagangan yang dimiliki oleh masyarakat

Kota Baubau belum di kelola secara optimal.

Belum optimalnya sarana prasarana perdagangan.

8. Transmigrasi

Kebijakan ketransmigrasian ditujukan untuk keseimbangan jumlah

penduduk yang ada pada sustu wilayah. Persebaran penduduk di

Kota Baubau sampai saat ini belum merata kesemua wilayah

kecamatan yang ada. Konsentrasi penduduk terpusat wilayah

Kecamatan Wolio, Kecamatan Murhum dan Batu Poaro sedangkan

Kecamatan, Sorawolio, Bungi dan Lealea tingkat kepadatannya

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-33

masih sangat rendah. Kenyataan ini, mempersulit dan meningkatkan

biaya operasional pelayanan pemerintahan.

Permasalahan :

Persebaran penduduk Kota Baubau yang tidak merata

Tabel 4.2.Permasalahan Kota Baubau Terkait Urusan Pilihan

Pemerintah DaerahNo Bidang Permasalahan

1 Kelautan Dan Perikanan a. Masih rendahnya taraf hidup masyarakat

pesisir

b. Belum optimalnya pengolahan produk

kelautan dan perikanan

c. Penurunan kualitas lingkungan laut yang

antara lain disebabkan praktek dastrucive

fishing

d. Penurunan produksi budidaya laut & belum

optimalnya produksi budidaya air tawar

e. Belum optimalnya produksi perikanan

perikanan tangkap akibat keterbatasan

peralatan dan armada kapal serta sulitnya

menjangkau wilayah fishing ground)

f. Belumnya adanya perencanaan yang

strategis yang memuat potensi dan arah

kebijakan pengelolaan sumberdaya

kelautan dan perikanan

g. Belum optimalnya peran sarana pendukung

pengembangan perikanan (hatchery, cold

storage, TPI, pabrik es, dll)

2 Pertanian a. Masih rendahnya produksi tanaman

perkebunan dan ternak dibandingkan

kebutuhan masyarakat

b. Terbatasnya sarana dan prasarana

pertanian/ perkebunan/ peternakan

c. Ancaman penyebarluasan penyakit yang

berasal dari ternak dan hewan lainnya (Flu

burung, rabies)

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-34

3 Kehutanan a. Pengawasan terhadap pemanfaatan

sumberdaya hutan masih lemah

b. Masih minimnya sarana, peralatan serta

ketersediaan data bidang kehutanan

c. Upaya reboisasi tanaman hutan masih lebih

rendah dibandingkan laju kerusakannya

d. Masih lemahnya koordinasi kelembagaan

pengawasan pemanfaatan dan rehabilitasi

hutan

4 Energi Dan Sumber Daya Mineral a. Jumlah penerangan jalan umum (PJU) masih

terbatas dan pengelolaannya belum optimal

b. Masih kurangnya kapasitas energi listrik

c. Keterbatasan pemasangan jaringan listrik di

rumah masyarakat

d. Belum jelasnya regulasi daerah yang

mengatur pengelolaan kawasan

pertambangan di daerah

e. Koordinasi antara pemangku kebijakan

bidang pertambangan dan energi belum

optimal

5 Pariwisata a. Masih kurangnya kreativitas dan inovasi

dalam mengembangkan pariwisata Kota

Baubau

b. Sebagian dari potensi pariwisata dan Obyek

dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Kota

Baubau masih sulit dijangkau

c. Masih terbatasnya sarana dan prasarana di

OTDW;

d. Kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar

obyek wisata untuk menjaga dan merawat

lingkungan sekitar obyek wisata;

e. Masih terbatasnya infrastruktur pendukungkepariwisataan, misalnya ketersediaan hotelberbintang dan Restoran.

6. Industri a Rendahnya kemampuan menejemen, mutudan desain serta ketinggalan kemampuanteknologi dalam mendukung urusanperindustrian.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-35

b. Kurangnya kreatifitas dan Inovasi produk

industry

c. Kurangnya tenaga profesional pelaku

industri, keterbatasan peralatan dan

teknologi produksi

7. Perdagangan a. Pembinaan potensi perdagangan yang

dimiliki oleh masyarakat Kota Baubau

belum di kelola secara optimal

b. Belum optimalnya sarana prasarana

perdagangan

8. Transmigrasi a. Persebaran penduduk Kota Baubau yang

tidak merata

4.2. Isu Internasional

Beberapa isu internasional secara tidak langsung akan mempengaruhi

dinamika isu strategis baik secara nasional, regional maupun daerah.

Beberapaq isu internasional tersebut anatara lain :

a. Globalisasi Ekonomi Dunia

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan

ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan

tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian

mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan

terhadap arus modal, barang dan jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan

menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan

perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi

perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk

dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif,

sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk

global ke dalam pasar domestik. Globalisasi memicu perkembangan

negara-negara di zaman modern ini baik di bidang ekonomi,

komunikasi, maupun teknologi. Dengan globalisasi, negara-negara

mampu saling bersaing dan bekerjasama dengan negara lain dalam

mengembangkan ekonomi.

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-36

Dari hal-hal diatas, dapat dikatakan bahwa globalisasi di era

modern ini menjadi salah satu alat untuk mempermudah hubungan

internasional dari, dan ke berbagai negara secara cepat dan tanpa

batas. Dengan adanya globalisasi ekonomi, negara-negara mampu

mengembangkan perekonomian secara lebih luas. Dengan

globalisasi teknologi, negara dapat memanfaatkan sumber daya

yang ada dengan sebaik mungkin dan memicu perkembangan

ekonomi

b. Demokratisasi

Demokrasi adalah sistem di mana warganya bebas mengambil

keputusanmelalui kekuasaan mayoritas Perbedaan tidak boleh diberangus

atas nama kekuasaan. Tidak ada satu kelompokpun termasuk kelompok

mayoritas yang boleh mengesampingkan hak-hak dasar dan kebebasan

kelompok minoritas.

Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun

secara cepat kearah demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan

global yang tidak bisa dihentikan. Jika transisi demokratisasi tidak

dilakukan secara baik, maka bayaran yang harus adalah perang

saudara yang menumpahkan darah, dan kemunduran ekonomi

dengan sangat parah yang merusak kesejahteraan rakyat.

Indonesia sampai saat ini terhitung sebagai negara yang sukses

dalam melakukan proses demokratisasi sehingga tercatat sebagai

negara demokrasi terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan

Amerika Serikat. Pencapaian itu terjadi karena sedapat mungkin

prinsip-prinsip demokrasi diimplementasikan dalam

penyelenggaraan pemerintahan baik pada level nasional, regional

maupun pada tingkat lokal melalui kebijakan otonomi daerah.

c. Hak-hak Azazi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak

manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak

yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak

ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-37

ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan

karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak

asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain,

masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari

Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang

tidak dapat diabaikan.

Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah

rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja

sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri

dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia

(commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari

1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun

kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang

diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja

panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF

HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi

Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil

dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan

persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh

karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak

Asasi Manusia.

Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada

pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat

dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila

dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus

memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan

falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi

manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya,

melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang

terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu

Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada

hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan

hak orang lain.

Penerapan Hak-hak Azazi Manusia di Indonesia dilakukan

berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR Nomor

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-38

XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, Undang – Undang

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

d. Millenium Development Goals (MDGs)

Sebagai salah satu negara yang ikut menanda tangani deklarasi

MDGs, Indoonesia mempunyai komitment untuk melaksanakannya

serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan program

pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan

panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs telah

sejalan dengan program pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi

agenda pembangunan global dideklarasikan. Pada setiap era

pemerintahan Presiden Republik Indoneisa sejak awal kemerdekaan

merumuskan kebijakan pembangunan yang bertujuan untuk

mewujudkan kemakmuran rakyat sesuai dengan kondisi di era

masing-masing.

Potret dari kemakmuran rakyat diukur melalui berbagai indikator

seperti bertambah tingginya tingkat pendapatan penduduk dari

waktu ke waktu, kualitas pendidikan dan derajat kesehatan yang

membaik, bertambah banyaknya penduduk yang menempati

rumah layak huni, lingkungan permukiman yang nyaman bebas

dari gangguan alam dan aman. Penduduk mempunyai kesempatan

untuk mengakses sumber daya yang tersedia, lapangan kerja yang

terbuka untuk semua penduduk, terbebas dari kemiskinan dan

kelaparan.

Gambaran pencapaian setiap indikator pembangunan baik di

bidang sosial dan ekonomi dapat diketahui melalui dokumen-

dokumen resmi pemerintah seperti data yang dikeluarkan pada

pidato kenegaraan menjelang HUT Kemerdekaan, publikasi resmi

indikator ekonomi dan indikator sosial dari Badan Pusat Statistik

(BPS), dan dokumen resmi lainnya dari setiap instansi pemerintah

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-39

4.3. Isu Nasional

a. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan

Rakyat

Penyelenggaraan program peningkatan kesejahteraan rakyat akan

dilaksanakan seiring dengan upaya peningkatan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Peningkatan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi akan mendukung terciptanya

penyelenggaraan program pembangunan ekonomi yang makin

berkualitas, yaitu pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada

peningkatan produktivitas dan daya saing, serta makin memacu

terciptanya kreativitas dan inovasi. Penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi juga akan mempercepat tercapainya tataran

pembangunan ekonomi yang makin mandiri. Percepatan laju

pertumbuhan ekonomi ini diharapkan mampu menurunkan tingkat

pengangguran terbuka hingga di sekitar 5-6 persen pada akhir tahun

2014, dan kesempatan kerja yang tercipta antara 9,6 juta-10,7 juta

pekerja selama periode 2010-2014. Kombinasi antara percepatan

pertumbuhan ekonomi dan berbagai kebijakan intervensi pemerintah

yang terarah diharapkan dapat mempercepat penurunan tingkat

kemiskinan menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir 2014.

b. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

Perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi isu yang

penting dalam konteks nasional dan internasional.Krisis ekonomi yang

lalu tidak terlepas dari buruknya tata kelola pemerintahan, baik di

sektor pemerintahan maupun swasta.Krisis keuangan global, juga

tidak terlepasdari masalah ini.Oleh karena itu, negara-negara yang

tergabung dalam G-20 sepakat untuk menempatkan perbaikan

tatakelola pemerintahan menjadi salah satu agenda perbaikan untuk

mencegah krisis berulang.Pembangunan birokrasi yang kuat

merupakan elemen penting untuk menjaga agar kelangsungan

pembangunan tetap berkelanjutan. Untuk itu, reformasi birokrasi

akan dilaksanakan di seluruh kementerian/lembaga untuk

selanjutnya diteruskan di pemerintah daerah. Selanjutnya dalam

penyusunan perencanaan dan anggaran, akan diterapkan sistem

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-40

anggaran berbasis kinerja secara menyeluruh. Reformasi ini

diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif khususnya dalam

perbaikan kualitas pelayanan publik, efektivitas dan akuntabilitas

kegiatan kementerian/ lembaga dan penanggulangan korupsi.

c. Penegakan Pilar Demokrasi

Pembangunan demokrasi diarahkan untuk mencapai tingkat

demokrasi yang substansial.Namun, sebelum bisa beranjak kepada

demokrasi substansial harus diselesaikan terlebih dulu semua masalah

prosedural. Di dalam proses pemilihan umum, misalnya, tidak boleh

terulang kesalahan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang

membawa persoalan, baik di dalam pemilihan umum legislatif

maupun pemilihan kepala negara dan kepala daerah. Ke depan,

berbagai usaha perbaikan harus dilakukan, sebelum melangkah

menuju demokrasi substansial.

d. Penegakan Hukum

Terkait dengan kepastian usaha, salah satu persoalan yang dianggap

kerap menganggu masuknya investasi ke Indonesia adalah lemahnya

kepastian hukum. Karenanya penegakan hukum akan membawa

dampak yang positif bagi perbaikan iklim investasi yang pada

gilirannya akan memberi dampak positif bagi perekonomian

Indonesia. Selanjutnya, permasalahan terkait dengan struktur hukum

akan diatasi dengan peningkatan independensi dan akuntabilitas

kelembagaan hukum, peningkatan kemampuan sumber daya

manusia di bidang hukum, serta mendorong berlakunya sistem

peradilan yang transparan dan terbuka. Oleh karena itu, semua

pihak, baik pemerintah, pengusaha, maupun aparat penegak hukum

mulai dari polisi dan jaksa sampai kepada hakim dan pengacara

benar-benar harus menegakkan aturan main dan tatanan hukum

yang pasti agar hukum semakin tegak dan pasti.

e. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

Dalam pembangunan kedepan dimensi keadilan bagi semua eleman

bangsa harus mendapatkan perhatian utama. Dalam perencanaan

dan penganggaran analisa yang menjamin tentang keadilan bagi

setiap warga negara harus secara proporsional mendapatkan

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-41

perhatian. Pemerintah akan mempertajam kualitas program

perlindungan dan bantuan sosial sehingga dapat menjamin bahwa

setiap warga negara mendapatkan jaminan, perlindungan dan

bantuan sosial yang layak.

4.4. Isu-isu Provinsi Sulawesi Tenggara

Beberapa isu-isu strategis Provinsi Sulawesi Tenggara yang diidentifikasi

akan memberikan dampak signifikan dalam jangka panjang meliputi :

a. Korupsi Kolusi dan Nepotisme dalam tata kelola

Pemerintahan

Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang transparan dan

akuntabel menjadi tantangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara

untuk mewujudkan Good Governance. Berpindahnya sebagian besar

kewenangan pusat ke daerah membuka ruang yang lebar terhadap

penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan di daerah. Rekruitmen

calon pegawai negeri sipil, pelaksanaan ujian nasional, pengurusan

berbagai perijinan, penempatan pejabat di struktural pemerintahan,

dan sebagainya belum mampu meyakinkan publik akan bersihnya

proses tersebut dari korupsi kolusi dan nepotisme.

b. Masalah dan Pengembangan Sumberdaya Manusia.

Penduduk Sulawesi Tenggara dapat menjadi modal pembangunan

bila memiliki kualitas yang memadai. Hal ini mengacu pada konsep

bahwa manusia merupakan pelaku, pelaksana, dan penikmat

pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk yang rendah,

maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan

kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan.

c. Pemanfaatan Sumberdaya Alam.

Pemanfaatan sumberdaya alam yang bernilai ekonomi dan

bijaksana. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu

untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi

kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,

pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian

lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan

dengan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-42

manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan

yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan

manusia Sulawesi Tenggara seutuhnya dan sekaligus pembangunan

ekonomi masyarakat sehingga nantinya dapat dinikmati secara

regenerasi. Dengan demikian pelestarian itu secara alamiah menjadi

bagian dari daya tarik yang memberikan multiply ekonomi namun

tetap menunjang kelangsungan ekosistem yang sehat. Pelestarian

lingkungan hidup patut disertai dengan upaya menghilangkan

tindakan pencurian dan perdagangan sumberdaya hutan (kayu dan

non kayu) secara illegal, meminimalisir konflik sosial dalam

pengelolaan Sumberdaya Hutan oleh banyaknya

perambahan/okupasi lahan hutan.

d. Mengembangkan pertanian yang tangguh dalam arti luas.

Maksud dari pengembangkan pertanian yang tangguh dalam arti

luas adalah perlunya menciptakan kemandirian dan ketahanan

pangan, meningkatkan akses petani terhadap permodalan,

pemasaran, dan penunjang lainnya. Pertanian di Sulawesi Tenggara

juga berhadapan dengan persoalan pengembangan komoditi yang

masih rendah. Komoditas pertanian yang berbentuk bahan baku dan

bernilai rendah tidak cukup mengangkat kesejahteraan para petani.

Petani juga berhadapan dengan sulitnya akses kredit perbankan

akibat persepsi perbankan yang menganggap tidak prospektifnya

sektor pertanian bagi industri perbankan. Pertanian sebagai sektor

yang menguasai sumbangsih terhadap PDRB Sulawesi Tenggara juga

mengalami persaingan pasar oleh produk impor pertanian yang lebih

unggul dari segi kualitas dan harga.

e. Pengembangan Kawasan Industri di Sulawesi Tenggara

Krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dapat berimbas terhadap

perekonomian Indonesia jika berbagai bahan mentah ekspor dari

Indonesia termasuk bahan mentah ekspor dari Sulawesi Tenggara

menurun akibat turunnya kemampuan ekonomi negara-negara

tujuan ekspor di Eropa. Mengantisipasi hal tersebut, Sulawesi Tenggara

perlu mengembangkan industrialisasi komoditas andalan agar tidak

tergantung mengekspor bahan mentah ke negara-negara Eropa,

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-43

melainkan mampu memasarkan sendiri produk-produk hasil industri

dalam negeri dan merebut pasar-pasar negara-negara Eropa.

Sulawesi Tenggara yang memiliki sumberdaya alam yang berlimpah

berpotensi menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dengan

menerapkan pola industrialisasi pada berbagai komoditas unggulan

yang dimiliki. Selama ini Sulawesi Tenggara hanya menjadi tempat

eksploitasi produksi, sementara Negara lain menjadi tempat

pengolahan ke bahan jadi, perdagangan, dan distribusi. Hal ini

merupakan bentuk eksploitasi pembangunan daerah yang

berlangsung. Akibat dari itu, ekonomi Sulawesi Tenggara tidak

memperoleh nilai tambah yang proporsional akibat dari wilayah lain

di belahan negara lain menjadi pusat industri sekaligus pipa

pemasaran dari arus komoditas dari Sulawesi Tenggara. Beberapa

wilayah di Sulawesi Tenggara berpotensi dikembangkan sebagai

kawasan industri dengan keunggulan komoditas di kawasan tersebut.

Dengan mengundang, memudahkan dan kepastian hukum yang

efektif bagi investastor, maka investasi akan tumbuh dan

menumbuhkan ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara.

f. Kebutuhan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Energi

Listrik

Pertumbuhan penduduk yang ada di Sulawesi Tenggara tidak diikuti

oleh tersedianya prasarana listrik yang memadai. Listrik menjadi

kebutuhan infrastruktur dasar yang belum terpenuhi secara merata di

Sulawesi Tenggara, jika tidak segera disesuaikan dengan

perkembangan kebutuhan masyarakat, minimnya prasarana listrik

akan menghambat pertumbuhan ekonomi wilayah. Mengingat

pentingnya listrik bagi kehidupan, berbagai inovasi pengembangan

bahan bakar energi perlu didukung dan ditingkatkan untuk

meninggalkan ketergantungan terhadap sumber energi tidak

terbarukan. Dalam jangka panjang Sulawesi Tenggara harus mampu

menjadi salah satu penghasil energi terbarukan yang bisa

dikembangkan dari tanaman jarak, sawit untuk biodiesel serta

singkong dan tebu untuk pembuatan bioethanol. Selain komoditas

itu, Sulawesi Tenggara dapat pula memanfaatkan air, angin,

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-44

matahari/geothermal yang kini sudah mulai dikembangkan sebagai

penghasil listrik. Keempat komoditas tersebut (jarak, sawit, singkong,

tebu) cocok dan telah dibudidayakan di Sulawesi Tenggara.

Pengembangan sumberdaya energi ini sekaligus membantu Indonesia

dalam skala yang lebih besar untuk terhindar dari peliknya persoalan

Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya terus naik di pasar

internasional.

g. Peningkatan Investasi

Nilai Investasi di Sulawesi Tenggara rata-rata meningkat sebesar 4

Triliun rupiah dari dalam negeri dan 65 Miliar Rupiah dari luar negeri

setiap tahunnya. Peningkatan investasi ini akan mempengaruhi secara

positif tingkat perekonomian masyarakat. Peningkatan investasi baik

dari dalam maupun luar negeri akan berdampak pada penyerapan

tenaga kerja di Sulawesi Tenggara.

h. Pemeliharaan Kerukunan dan Toleransi antar Masyarakat.

Kerukunan masyarakat Sulawesi Tenggara adalah salah satu modal

utama pembangunan yang harus terus dipelihara. Seperti layaknya di

belahan Indonesia lainnya, Sulawesi Tenggara adalah daerah dengan

penduduk etnis yang beragam. Pada era Otonomi daerah dan

pemilihan kepala daerah secara langsung, etnis seringkali dijadikan

komoditas yang dimanfaatkan untuk memperebutkan pengaruh dan

kekuasaan. Di saat itulah antara suku mudah untuk terkoopatasi

pada figur-figur yang mewakili etnisnya.

i. Pembangunan Infrastruktur

Sebagai Provinsi Kepulauan Sulawesi Tenggara membutuhkan

Pembangunan Infrastruktur Jembatan untuk menghubungkan

daerah-daerah Kepulauan di Sulawesi Tenggara. Sulawesi Tenggara

sebagai salah satu Provinsi Kepulauan di Indonesia memiliki sekitar 651

jumlah pulau. 361 telah memiliki nama dan 290 belum memiliki

nama. Pemerataan pembangunan sangat dipengaruhi oleh kebijakan

pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Koneksitas antara pusat

pertumbuhan dengan daerah pinggiran hinterland sangat penting

untuk menyebarkan pertumbuhan ekonomi dari pusat ke pinggiran.

Daerah-daerah kepulauan yang merupakan hinterland akan semakin

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-45

cepat berkembang jika efektif terhubung dengan pusat

pertumbuhan. Pembangunan jembatan antara daratan dan

kepulauan maupun antar kepulauan akan sangat mempermudah

arus lalu lintas barang dan manusia yang bernilai ekonomis.

4.5. Isu- Isu Strategis Kota Baubau

Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya

yang signifikan bagi daerahdengan karakteristik bersifat penting, mendasar,

mendesak, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Isu-

isu strategis pembangunan Kota Baubau dirumuskan berdasarkan

permasalahan-permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan potensi

pembangunan daerah kedepan.

Dalam perjalanan dinamika pembangunan Kota Baubau sejak Tahun

2001 menjadi daerah otonomi sejumlah keberhasilan pembangunan telah diraih

namun masih terdapat sejumlah permasalahan. Berdasarkan permasalahan di

atas, kemudian diidentifikasi isu-isu strategis yang menjadi pijakan dalamn

penyusunan Visi dan Misi, serta Program Strategis Pembanguna Kota Baubau

lima tahun mendatang yaitu tahun 2013 - 2018. Isu-isu strategis pembangunan

Kota Baubau tersebut adalah sebagai berikut :

4.2.1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah merupakan upaya terpadu

untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani secara utuh, serasi, selaras, dan

seimbang. Peningkatan kualitas sumber daya manusia bersifat matra ganda dan lintas

sektoral sehingga pelaksanaannya dilakukan melalui berbagai bidang pembangunan.

Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan proses interaksi yang

dinamik antara pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial budaya dan politik,

perkembangan iptek, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan nilai-nilai luhur

budaya bangsa, hukum, serta berbagai bidang pembangunan lainnya.

Peningkatan kulitas sumberdaya manusia Kota Baubaudimaksudkan untuk

dapat menciptakan manusia Baubau yang maju dan mandiri sebagai pelaku

pembangunan yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin,

profesionalisme, serta memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan

RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7

IV-46

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang berwawasan lingkungan

maupun kemampuan manajemen dengan didukung oleh kesehatan jasmani dan rohani

yang prima.

4.2.2. Pengembangan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana) Perkotaan

Pengembangan inftrastruk sarana dan prasarana perkotaan dimaksudkan

untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar bagi masyarakat dan secara khusus

mendukung sistem perdagangan dan pelayanan yang kompetetif serta berdaya saing,

guna mendorong terciptanya peningkatan perekonomian rakyat dan iklim investasi

yang kondusif. Pengembangan sarana dan prasarana juga dimaksudkan agar tercipta

suasana kota yang indah dan bersih, melalui peningkatan kualitas lingkungan hidup dan

pemanfaatan sumber daya alam yang optimal berdasarkan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan(sustainable development)

4.2.3. Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal

Mendorong terciptanya perekonomian yang berdaya saing tinggi dan merata

melalui penguatan lembaga ekonomi masyarakat, membangun kemitraan pemerintah,

swasta dan masyarakat, mendorong perluasan lapangan kerja dan ketersediaan tenaga

kerja professional serta menjalin hubungan kerja sama antar wilayah dalam rangka

mempercepat keberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan perkotaan.

4.2.4. Pengembangan Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Tatanan Kehidupan

Sosial Kemasyarakatan

Pengembangan Nilai-nilai budaya lokal dimaksudkan agar tercipta kehidupan

social kemasyarakatan yang humanis, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan

adat istiadat, melalui pemberdayaan lembaga-lembaga adat, penanaman nilai-nilai

adat kepada generasi muda dan penguatan peranan wanita, serta menggali,

melestarikan dan mengembangkan asset/nilai-nilai budaya untuk mendorong

pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.