bab_iv
DESCRIPTION
pembahasanTRANSCRIPT
1IV-1
BAB IVAAANNNAAALLLIIISSSIIISSS IIISSSUUU---IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS
4.1. Permasalahan Pembangunan
Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, biasanya timbul
permasalahan yang disebabkan adanya “gap expectation” antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan dengan pembangunan yang
direncanakan (RTRW, RPJM atau RPJP)). Adanya gap ini juga terjadi karena
adanya perbedaan antara target pembangunan yang ingin dicapai dengan
kondisi riil daerah saat dokumen rencana sedang disusun. Permasalahan
pembangunan daerah ini harus diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya,
dalam rangka penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan.
Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari
kekuatan (potensi) daerah yang belum digunakan secara optimal, Kelemahan
yang belum dapat diatasi, peluang yang belum dapat dimanfaatkan serta
ancaman yang datang dari luar yang belum diantisipasi. Dalam rangka
penyusunan RPJMD Kota Baubau perlu diidentifikasi terlebih dahulu
permasalahan pembangunan daerah agar rencana pembangunan yang disusun
dapat meminimalkan atau menyelesaikan permaslahan tersebut dengan tepat.
Dengan teridentifikasinya permasalahan pembangunan daerah, diharapkan pula
teridentifikasi berbagi faktor yang mempengeruhi keberhasilan/kegagalan
kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, terutama yang berkaitan dengan
wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah.
Perumusan permasalahan pembangunan pada penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja
pembangunan tiap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Rumusan
permasalahan pembangunan ini menjadi dasar penyusunan prioritas
pembangunan daerah Kota Baubau 2013-2018.
1IV-1
BAB IVAAANNNAAALLLIIISSSIIISSS IIISSSUUU---IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS
4.1. Permasalahan Pembangunan
Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, biasanya timbul
permasalahan yang disebabkan adanya “gap expectation” antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan dengan pembangunan yang
direncanakan (RTRW, RPJM atau RPJP)). Adanya gap ini juga terjadi karena
adanya perbedaan antara target pembangunan yang ingin dicapai dengan
kondisi riil daerah saat dokumen rencana sedang disusun. Permasalahan
pembangunan daerah ini harus diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya,
dalam rangka penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan.
Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari
kekuatan (potensi) daerah yang belum digunakan secara optimal, Kelemahan
yang belum dapat diatasi, peluang yang belum dapat dimanfaatkan serta
ancaman yang datang dari luar yang belum diantisipasi. Dalam rangka
penyusunan RPJMD Kota Baubau perlu diidentifikasi terlebih dahulu
permasalahan pembangunan daerah agar rencana pembangunan yang disusun
dapat meminimalkan atau menyelesaikan permaslahan tersebut dengan tepat.
Dengan teridentifikasinya permasalahan pembangunan daerah, diharapkan pula
teridentifikasi berbagi faktor yang mempengeruhi keberhasilan/kegagalan
kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, terutama yang berkaitan dengan
wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah.
Perumusan permasalahan pembangunan pada penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja
pembangunan tiap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Rumusan
permasalahan pembangunan ini menjadi dasar penyusunan prioritas
pembangunan daerah Kota Baubau 2013-2018.
1IV-1
BAB IVAAANNNAAALLLIIISSSIIISSS IIISSSUUU---IIISSSUUU SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIIISSS
4.1. Permasalahan Pembangunan
Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, biasanya timbul
permasalahan yang disebabkan adanya “gap expectation” antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan dengan pembangunan yang
direncanakan (RTRW, RPJM atau RPJP)). Adanya gap ini juga terjadi karena
adanya perbedaan antara target pembangunan yang ingin dicapai dengan
kondisi riil daerah saat dokumen rencana sedang disusun. Permasalahan
pembangunan daerah ini harus diidentifikasi sehingga dapat dicari solusinya,
dalam rangka penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan.
Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari
kekuatan (potensi) daerah yang belum digunakan secara optimal, Kelemahan
yang belum dapat diatasi, peluang yang belum dapat dimanfaatkan serta
ancaman yang datang dari luar yang belum diantisipasi. Dalam rangka
penyusunan RPJMD Kota Baubau perlu diidentifikasi terlebih dahulu
permasalahan pembangunan daerah agar rencana pembangunan yang disusun
dapat meminimalkan atau menyelesaikan permaslahan tersebut dengan tepat.
Dengan teridentifikasinya permasalahan pembangunan daerah, diharapkan pula
teridentifikasi berbagi faktor yang mempengeruhi keberhasilan/kegagalan
kinerja pembangunan daerah dimasa lalu, terutama yang berkaitan dengan
wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah.
Perumusan permasalahan pembangunan pada penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja
pembangunan tiap penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Rumusan
permasalahan pembangunan ini menjadi dasar penyusunan prioritas
pembangunan daerah Kota Baubau 2013-2018.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-2
Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efesien adalah
merupakan tujuan dari konsep desentralisasi dan kebijakann otonomi daerah
yang dijalankan oleh pemerintah sejak dikeluarkannya UU Nomor 22 tahun 1999
Tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Menurut UU Nomor 32 tahun 2004,
desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan desentralisasi
berarti ada pembagian urusan dan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemrintahan. Terkait hal
ini, penyelenggaraan urusan pemerintah daerah itu terbagi atas urusan wajib dan
urusan pilihan.
4.1.1 Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan Wajib
Pemerintah Daerah Kota Baubau
Urusan wajib menurut PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian
UrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah ProvinsiDan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar (basics services) masyarakat
daerah tersebut. urusan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah
meliputi 26 urusan. Permasalan pembangunan daerah terkait urusan wajib, pada
dasarnya disebabkan oleh karena pemerintah daerah kurang optimal dalam
penyediaan dan pengelolaan pelayanan dasar yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Identifikasi permasalahn poembangunan daerah Kota Baubau yang
terkait dengan urusan wajib dapat dijabarkan sebagi berikut :
1. Urusan Pendidikan;
Pendidikan adalah merupakan salah satu layanan sosial dasar yang wajib
diselenggaran oleh pemerintah daerah. Melalui pengukuran capaian kinerja
layanan pendidikan dengan memperhatikan indikator-indikator antara
lain angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi
Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Rasio Guru dan murid,
cakupan layanan pendidikan, sarana prasarana pendidikan dan lain-lain,
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-3
dapat terlihat seberapa besar upaya perbaikan yang telah dilakukan pada
sektor pendidikan. Besarnya porsi anggaran yang disiapkan dalam
meningkatkan pembangunan sumberdaya manusia melalui sektor
pendidikan diharapkan dapat mendorong terwujudnya sumberdaya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Permasalahan :
Sektor pendidikan sampai saat ini terus melakukan perbaikan dan
peningkatan serta telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam
upaya pembangunan Sumberdaya Manusia di Kota Baubau. Walaupun
demikian peningkatan upaya pembangunan sumberdaya manusia melalui
sektor pendidikan ini masih terus harus dilakukan guna mewujudkan
Sumberdaya manusia Kota Baubau berkualitas dan berdaya saing.
Beberapa permasalahan pembangunan bidang pendidikan di Kota
Baubau antara lain adalah :
Tingginya angka putus sekolah hal ini terlihat dari rendahnya rasio
siswa yang melanjutkan kejenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA
dibanding dengan siswa ketika mendaftar untuk mengikuti pendidikan
pada jenjang SD/MI dan SMP/MTsserta adanya dukungan data hasil
survey anak putus sekolah dan buta aksara di 43 Kelurahan se Kota
Baubau pada tahun 2011 dan 2012.
Limpahan pendaftaran siswa baru yang berasal dari daerah sekitar
Kota Baubau. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mendaftar pada
SMP/MTs dan SMA/MA lebih banyak di banding siswa lyang lulus SD/MI
dan SMP/MTs. Perlu mendapatkan perhatian karena akan
berpengaruh pada pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan di
Kota Baubau.
Masih perlunya upaya peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikandengan mempertimbangkan kesetaraan dan keadilan
gender. Hal ini penting untuk dapat menjaga keberlajutan kualitas
pendidikanyang setara dan berkeadilan gender.
Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dan kependidikan.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-4
2. Urusan Kesehatan;
Berbagai usaha telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau dalam
rangka meningkatkan hidup masyarakat dibidang kesehatan. Upaya itu
meliputi mulai dari yang bersifat preventif, promotif, dan kuratif sampai
rehabilitatif dengan menyediakan sarana dan prasarana yang cukup
sehingga dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam hal
pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan, Pemerintah Kota Baubau
sampai saat ini telah membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu),
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) agar dapat mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Salah satu Indikator yang dapat digunakan dalam menilai kinerja
pemerintah dibidang kesehatan adalah Usia Harapan Hidup. Berdasarkan
data yang ada terlihat bahwa Usia harapan Hidup di Kota Baubau dalam
beberapa tahun ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun
walaupun masih dibawah rata-rata Usia harapan Hidup Nasional. Untuk
meningkatkan harapan hidup ini, Pemerintah Kota Baubau harus terus
melakukan upaya-upaya Pembangunan Kesehatan, Pembangunan Sosial
dan Pemberantasan Kemiskinan.
Peran Kota Baubau sebagai pusat pelayanan jasa di kawasan kepulauan
Sulawesi Tenggara berdampak pada kian besarnya beban pelayanan RSUD
Baubau sebagai RS rujukan bagi daerah-daerah sekitar Kota Baubau.
Peran starategis RSUD Baubau dalam pelayanan kesehatan di Kawasan
Kepulauan Sulawesi tenggara di masa yang akan datang akan
semakinbesar.
Peran Kota Baubau sebagai jalur pelayaran yang menghubungkan
Kawasan Timur dan barat Indonesia, menempatkan Kota Baubau sebagai
Daerah terbuka bagi masuknya penyakit-penyakit menular dari daerak
endemik. Penyakit malaria sampai saat ini belum dapat dituntaskan 100%
sementara disisi lain penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti HIV/AIDS
sudah mulai muncul.
Permasalahan :
Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Baubau dari
tahun ke tahun terus meningkat hal ini dapat dilihat dari terus
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-5
meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan yang disediakan oleh pemerintah daerah. Di sisi lain dengan
semakin sadarnya masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan,
akan mendorong pertumbuhan permintaan akan pelayanan kesehatan.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :
Masih Rendahnya Usia Harapan Hidup (UHH) Kota Baubau dibanding
UHH Nasional.
Masih tingginya angka kematian ibu dan anak serta masih adanya
kasus gizi buruk dan gizi kurang
Masih Kurangnya kemampuan palayanan sarana dan prasarana
kesehatan yang disediakan oleh pemerintah dibanding kebutuhan
masyarakat.
Masih perlunya peningkatan komitmen aparatur pelayanan kesehatan
untuk memberikan respon cepat dan pelayanan yang optimal pada
masyarakat.
Masih perlunya optimalisasi peran warga secara luas untuk mendukung
pembangunan kesehatan seperti gerakan sayang ibu, kemitraan bidan
dan dukun, posyandu, kampanye anti HIV/AIDS dan prilaku hidup
bersih dan sehat dengan mempertimbangkan kesetaraan dan keadilan
gender.
Peran strategis Kota Baubau sebagai tempat rujukan kesehatan bagi
kawasan Kepulauan Sulawesi Tenggara .
Mulai munculnya penyakit HIV/AIDS.
3. Urusan Lingkungan Hidup
Dinamika masyarakat yang terus tumbuh dan berkembang telah
memberikan tekanan terhadap kelestarian lingkungan di Kota Baubau.
Kawasan pemukiman dan ekonomi yang terus tumbuh sudah mulai
menyentuh kawasan-kawasan konservasi darat yang dikhawatirkan dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan. Pada sisi lain pemenfaatan lahan
kritis belum dilakukan secara optimal.
Pesisir pantai Kota Baubau yang mencapai panjang lebih kurang 42 Km
telah menjadi ruang aktivitas masyarakat baik sebagai tempat
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-6
pemukiman maupun aktivitas ekonomi sehingga keberlanjutan ruang
konservasi pantai menjadi perlu untuk mendapat perhatioan lebih.
Jumlah penduduk Kota Baubau yang terus tumbuh berimplikasi pada
semakin tinggi produksi sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota
Baubau. Kemampuan alam untuk mengabsorbsi sampah tidak seimbang
dibandingkan dengan produksi sampah yang dihasilkan.
Ketersediaan air di Kota Baubau sangat ditentukan oleh air atmosfer (air
hujan). Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi
berdampak pada semakin banyaknya pemakain air. Distribusi air yang
secara geografis tidak merata ditambah distribusi kepadatan penduduk
yang tidak merata akan menyulitkan pemenuhan permintaan kebutuhan
air masyarakat.
Pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang pesat berimplikasi pada
berkembangnya jumlah kendaraan bermotor yang berdampak pada
meningkatnya tingkat kebisingan di Kota Baubau. Selain oleh kendaraan
bermotor, tingkat kebisingan itu juga disebabkan oleh beroperasinya PLTD
PLN di Kelurahan Kaobula Kecamatan Murhum.
Permasalahan :
Pertumbuhan penduduk dan ekonomi di Kota Baubau telah memberikan
dampak tekanan pada lingkungan di Kota Baubau.
Masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga kelestarian
Sungai/Kali Baubau. Hal ini terlihat dari makin dangkalnya Sungai/Kali
Baubau yang salah satunya disebabkan oleh perilaku membuang sampah di
muara Sungai dan adanya lahan kritis di Bantaran Sungai;
Masih rendahnya penataan terhadap peraturan perundangan dibidang
lingkungan.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan dan
perlindungan lingkungan.
Meningkatnya produksi sampah dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah sampah yang berhasil diangkut setiap hari, yaitu mencapai 67.945
ton pada tahun 2009 dan kemudian naik menjadi 69.000 ton pada tahun
2010;
Kurangnya peran serta masyarakat untuk mengelola sampah lingkungannya
sebelum dibuang ke TPSS dan TPSA.
Kurangnya pengelolaan limbah industri dan limbah domestik / rumah tangga
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-7
Adanya potensi kerusakan lingkungan terutama akibat kegiatan tambang
Adanya peningkatan efek gas rumah kaca (GRK) dan kurangnya upaya
pengendalian dampak perubahan iklim.
4. Urusan Pekerjaan Umum
Jaringan jalan yang baik, memiliki keterkaitan yang erat dengan
peningkatan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi suatu
kawasan. Dari tahun ke tahun Pemerintah Kota Baubau terus
meningkatkan jaringan jalan yang ada di Kota Baubau baik secara
kuantitas maupun secara kualitas.
Mulai dari tahun 2003 hingga akhir tahun 2008, pemerintah Kota Bau-Bau
berhasil meningkatkan kualitas prasarana jalan dengan menggunakan
hotmix sepanjang 57,39 Km, serta menggunakan lasbutag sepanjang 73,35
Km. Kesemuanya itu tentunya ditujukan untuk mendukung aksesibilitas
masyarakat Kota Bau-Bau untuk melakukan aktifitas, baik ekonomi, sosial,
maupun layanan pemerintahan, dan sekaligus memperkuat daya saing
Kota Bau-Bau sebagai titik simpul utama bagi daerah hinterlandnya.
Dalam kurun waktu yang sama, pemerintah juga telah berhasil melakukan
upaya perkerasan dan pembukaan jalan baru sepanjang 92,55 Km yang
tujuannya adalah untuk membuka isolasi daerah-daerah terpencil,
meningkatkan nilai asset masyarakat, serta menghubungkan wilayah
kantong-kantong produksi pertanian, perkebunan dan perikanan, seperti
Bungi, Sorawolio, dan Lea-lea.
Selain jaringan jalan, perbaikan infrastruk jaringan irigasi sangat penting
bagi peningkatan produksi hasil pertanian khususnya pada Kecamatan
Sorawolio, Kecamatan Bungi dan Kecamatan Lealea. Kuantistas dan
kualitas jaringan irigasi ini perlu terus diperhatikan dalam rangka
mewujudkan ketahan pangan.
Permasalahan :
Arus kendaraan angkutan bertonase berat yang terus meningkat sangat
memperngaruhi kualitas jaringan jalan yang ada di Kota Baubau.
Belum optimalnya fungsi jaringan irigasi yang ada.
Belum optimalnya pemeliharaan jaringan jalan dan masih adanya jalan kota
yang tergendang air
Pembangunan sarana dan prasarana perkotaan yang belum responsif gender.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-8
5. Urusan Penataan Ruang
Penataan ruang adalah proses perencanaan, pemanfaatan dan
pengenda;lian ruang dalam rangka menciptakan keterpaduan serta
keseimbangan antara pemafaatan sumber daya yang efektif dan efesien
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di suatu kawasan, merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam rangka menjaga keseimbangan penggunaan ruang
perkotaan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam UU
nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, diatur bahwa suatu
kawasan harus memiliki RTH minimal 30% dari total luas wilayahnya,
dimana 20% merupakan RTH publik dan 10% RTH private. RTH memiliki
dua fungsi yaitu fungsi ekologis dan fungsi sosial ekonomis. Fungsi ekologis
RTH adalah meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir,
mengurangti polusi dan mengatur iklim mikro dikawasan tersebut. fungsi
sosial ekonomis RTH adalah sebagai ruang interaksi sosial, sebagi sarana
rekreasi serta sebagai lambang (landmark) suatu kawasan.
Perizinan merupakan salah satu proses pengendalian penataan ruang. Dengan
mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pemerintah mengontrol jumlah
dan lokasi bangunan sesuai arahan RTRW. Persentase bangunan yang memiliki
IMB di Kota Baubau masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi dalam rangka
mewujudkan penataan ruang yang efektif dan efesien. Sistem Pengawasan
pemanfataan ruang yang dilakukan belum secara efektif mengendalikan
pendirian bangunan yang sesuai dengan arahan RTRW.
Permasalahan :
Ketersediaan RTH belum menjadi rujukan dalam pemanfaatan ruang.
Masih rendahnya pengendalaian dan pengawasan bangunan di Kota Baubau.
Belum optimalnya pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi kawasan.
Belum tersedianya regulasi yang mengatur kawasan strategis.
Pemanfaatan lahan kritis sebagai Kawasan Siap Bangun (KASIBA)/ Lingkungan
Siap Bangun (LISIBA) belum dilaksanakan secara efektif
6. Urusan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan daerah di didokumentasikan dalam buku-
buku perencanaan pembangunan yang secara bertahap. Buku-buku
rencana tersebut terdiri atas RPJP, RPJM, Renstra SKPD, RKPD dan Renja
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-9
SKPD. Setelah disusun dan disetujui oleh para pemanguku kepentingan,
buku-buku perencanaan ini kemudian dilegalisasi melalui Peraturan
Daerah atau Peraturan Kepala Daerah. Peraturan ini kemudian menjadin
sarana publikmasi dan sosialisasi bagi pemerintah daerah sehingga
masyarakat dan pihak swasta mengetahuinya dan dapat berpartisipasi
dalam implementasinya.
Sampai dengan tahun 2012 Pemerintah Daerah Kota Baubau belum
memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang
telah dilegalisasi. Namaun Pemerintah Kota Baubau telah melegalisasi
RPJM dan RKPD-nya. Situasi ini dapat menyebabkan masyarakat dan
pihak swasta kesulitan untuk dapat berpartisipasi dalam rangka
menyelaraskan program-program jangka pendek dan menegah dengan
tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Baubau.
Selain itu bahwa ketersedian aparatur perencana baik di Bappeda
maupun SKPD lainya belum belum dijamin melalui pendidikan pelatihan
tekhins fungsional perencana.
Permasalahan :
Belum tersedianya Dokumen RPJPD yang telah mendapat legalisasi
melalui Peraturan Daerah.
Kurangnya kapasitas aparatur perencana.
Belum optimalnya sinkronisasi dokumen perencanaan antara RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD serta dokumen anggaran
tahunan sebagai sebuah konsistensi dalampenyelenggaran
pembangunan untuk mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Lima
Tahunan.
7. Urusan Perumahan Rakyat
Pembangunan perumahan merupakan instrumen strategis bukan hanya
untuk membangun sumber daya manusia, namun sekaligus untuk
mewujudkan lingkungan binaan yang dapat menjadi aset sekaligus mesin
pembangunan sosial dan ekonomi untuk meningkatkan daya saing
daerah.
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan
lindung. Baik yang berupa kawasan perkotaaan maupun komunitas yang
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-10
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal maupun atau lingkungan
hunian beserta fasilitas penunjangnya. Hingga tahun 2012 sebagian
kawasan pemukiman di Kota Baubau belum tertata dan dilengkapi
dengan sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Perbaikan sarana dan prasarana pemukiman perlu
diupayakan secara berkelanjutan melalui berbagai program pemerintah.
Permasalahan :
Belum optimalnya penataan kawasan pemukiman di Kota Baubau.
Masih rendahnya kualitas perumahan dan kawasan pemukiman.
Belum adanya master plan pembangunan dan pengembangan
kawasan perumahan untuk pemukiman warga kota baik yang
mampu maupun warga kota yang tidak mampu.
8. Urusan Kepemudaan Dan Olahraga
Keberadaan organisasi pemuda menggambarkan kapasitas pemerintah
dalam mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk berperan
serta dalam menyalurkan aspirasi dan kemampuan dan bakat dalam
penyelenggaraan pembangunan.
Keberadaan organisasi olah raga menggambarkan kapasitas pemerintah
daerah dalam meningkatkan prestasi olah ragadan sportifitas,
kemampuan berkompetisi secara sehat dan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pembangunan daerah di bidang olah raga.
Pemerintah daerah perlu mendorong peran serta pemuda di Kota Baubau
untuk lebih aktif terlibat dalam organisasi kepemudaan dan olah raga.
Permasalahan :
Organisasi kemudaan di Kota Baubau belum optimal
memberikan kontribusi dalam mendorong partisipasi masyarakat
dalam pembangunan.
Organisasi olah raga belum melaksanakan perannya secara
optimal dalam pembangunan prestasi olah raga di Kota Baubau.
Masih rendahnya komitmen pemerintah daerah untuk mendorong
terciptanya peningkatan peran kepemudaan dalam
pembangunan olahraga yang terlihat dari kurangnya
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-11
penyelenggaraan iven lomba dan pertandingan olahraga bagi
pelajar dan pemuda di Kota Baubau
9. Urusan Penanaman Modal
Investasi (penanaman modal) memberikan dampak pada pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah. Dalam rangka
meningkatkan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di
Kota Baubau, Pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya
dengan melakukan promosi potensi yang di miliki oleh daerah dengan
berbagai kemudahan yang akan disediakan oleh daerah. Peningkatan
jumlah investor dan nilai investasi berarti pula peningkatan aktivitas
ekonomi di Kota Baubau yang berdampak pada terbukanya lapangan
kerja, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kota
Baubau.
Permasalahan :
Kapasitas kelembagaan yang mewadahi dan memfasilitasi pelayanan
penanaman modal daerah belum optimal.
Belum adanya kejelasan strategi untuk mendorong tertariknya investor
menanamkan modalnya di daerah.
Sinergitas pemerintah dan swasta dalam pengembagan potensi daerah
belum optimal.
Belum optimalnya peran Kota Baubau sebagai Kota Perdagangan dan
Pelayanan Jasa
10. Urusan Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah;
Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional diharapkan menjadi
penggerak roda perekonomian suatu wilayah dan dalam
mensejahterakan anggotanya. Peran koperasi sangat penting untuk
meningkatkan potensi usaha kecil yang dimiliki oleh masyarakat lokal,
penyedia informasi serta sebagai lembaga distribusi dan pemasaran.
Keberadaan koperasi perlu mendapatkan perhatian pemerintah daerah
karena dapat meningkatkan jumlah UKM yang berarti pula peningkatan
kesejahteraan bagi masyarakat Kota Baubau.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-12
Permasalahan :
Masih kurangnya koperasi aktif yang melayani aktivitas ekonomi
masyarakat Kota Baubau.
Masih terbatasnya peran koperasi sebagai soko guru perekonomian.
Sampai akhir tahun 2011, koperasi di Kota Baubau lebih banyak
bergerak dalam sektor usaha simpan-pinjam;
Masih relatif rendahnya produktivitas UKM;
Belum efektifnya pemanfaatan kredit Usaha Kecil Menengah.
11. Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil
Jumlah penduduk Kota Baubau dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir terus
tumbuh. Letak Kota Baubau yang strategis sebagai pusat aktifitas
ekonomi, sosial dan budaya di Kawasan Kepulauan Provinsi Sulawesi
Tenggara menjadikan Kota Baubau sebagai tujuan imigrasi masyarakat
disekitar Kota Baubau. Indikator capaian kinerja pelayanan urusan
kependudukan dan catatan sipil adalah rasio penduduk yang telah
memiliki dokumen kependudukan baik itu KTP, KK, Akte Kelahiran, Akte
Nikah dll. Pelayan administrasi kependudukan dan catatan sipil di Kota
Baubau telah berjalan dengan baik menuju pada praktek tertib
administrasi kependudukan dan catatan sipil walaupun peningkatan
pelayanan masih perlu terus dilakukan.
Permasalahan :
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya tertip administrasi kependudukan
dan catatan sipil belum optimal.
Belum intensifnya penegakkan tertip administarasi kependudukan dan
catatan sipil baik oleh aparat pemerintah maupun oleh masyarakat.
Belum optimalnya pola pengawasan tertib administarasi kependudukan dan
catatan sipil
12. Urusan Ketenagakerjaan
Pada tahun 2011 jumlah penduduk usia kerja di Kota Baubau adalah 90.495 jiwa
dan sebanyak 59.091 jiwa atau 65,30% adalah angkatan kerja. Dari 59.091
orang tersebut, 55.777 (94,39%) ad alah bekerja dan 3.314 orang (5,61%).
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-13
Ditinjau dari lapangan kerja utama penduduk Kota Baubau, terlihat bahwa
pada umumnya penduduk Kota baubau bekerja pada 3 sektor yaitu: sektor
jasa-jasa (19,36%), sektor pertanian (16,11%) dan perdagangan (31,06%)
Dari segi pendidikan, terlihat bahwa sebagai besar ten aga kerja di Kota Baubau
adalah berpendidikan SLTA Umum (24,05%) sementara itu SLTA Kejuruan yang
mempunyai keahlian khusus mempunyai persentase terendah yaitu 0,98%.
Berdasarkan data tersebut diatas, terlihat bahwa permasalahan yang terkait
ketenagakerjaan di Kota Baubau berkaitan dengan jenjang pendidikan dan miss
match antara lulusan pendidikan permintaan tenaga kerja.
Permasalahan :
Masih rendahnya keterampilan tenaga kerja
Pelatihan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Baubau belum berorientasi pada kebutuhan pasar;
Belum tersedianya Balai Latihan Kerja (BLK);
Masih rendahnya kualitas data ketenagakerjaan. Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Baubau sebagai instansi yang mempunyai kompetensi
dan bertanggung jawab dengan masalah ketenagakerjaan di Kota Baubau,
dalam melakukan pencatatan jumlah tenaga kerja hanya mengacu atau
berdasarkan pada data calon tenaga kerja yang mengurus kartu kuning,
sementara BPS Baubau salah satunya mengacu pada hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) sehingga kemungkinan timbulnya perbedaan
data akan sangat besar.
13. Urusan Ketahanan Pangan
Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang
wajib diperhatikan oleh pemerintah daerah. Kejadian rawan pangan
akan menjadi masalah yang sangat sensitif dalam dinamika sosial
masyarakat. Adalah menjadi suatu realita bahwa sebagian besar
kebutuhan pangan di Kota Baubau masih mendapat dari luar daerah.
Permasalah :
Kecenderungan masyarakat hanya mengkonsumsi beras sebagai satu-satunya
sumber makanan pokok, mengakibatkan ketergantungan akan beras
menjadi besar. Pada sisi lain Kota Baubau khususnya dan Pulau Buton pada
umumnya lahan pertanian untuk pengembangan tanaman beras terbatas.
Bahan pangan (beras, sayur-sayuran, telur, ayam, dll) yang di konsumsi oleh
masyarakat Kota Baubau sebagian besar berasal dari daerah lain.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-14
Harga kebutuhan pangan Kota Baubau masih di atas rata-rata harga di
daerah sekitar.
Belum adanya regulasi ketahanan pangan di Kota Baubau sebagai pedoman
tata laksana keamanan, mutu dan gizi pangan di daerah.
14. Urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan perempuan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan. Perlindungan anak
diarahkan untuk mewujudkan suatu kondisi yang menjamin hak dan tumbuh
kembang anak.
Permasalahan :
Pemahaman masayarakat dan pemangku kebijakan tentang
pengarusutamaan gender (PUG) dan perlindungan anak belum merata.
Adanya kecenderungan meningkatnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT). Pada tahun 2009 hanya sebanyak 17 kali, maka pada tahun 2010
menjadi 23 kali. Dari jumlah tersebut, 11 kali terjadi di Kecamatan Wolio dan 5
kali terjadi di Kecamatan Murhum;
Masih banyaknya KDRT terhadap perempuan yang belum terungkap karena
masih dianggap sebagai aib dalam berumah tangga;
Belum memadainya ketersediaan wadah perlindungan perempuan dan anak.
15. Urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera
Pembangunan keluarga kecil berkualitas memiliki peran yang sangat
penting dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional
terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sehubungan dengan pembangunan keluarga kecil berkualitas,
pengendalian kuantitas penduduk merupakan salah satu aspek penting
untuk menjamin tercapainya penduduk tumbuh seimbang di masa yang
akan datang. Program Keluarga Berencana (KB) digalakan dalam
rangka mengendalikan angka pertumbuhan penduduk dan
meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup keluarga.
Permasalahan :
Pemahaman masyarakat akan kelurga Berencana dan Keluarga
Sejahtera masih rendah.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-15
kurang optimalnya penyelenggaraan kegiatan advokasi serta
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) program KB.
16. Urusan Perhubungan
Pelayanan pemerintah yang prima di sektor perhubungan ditujukan
untuk meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi resiko kecelakaan.
Dalam meningkatkan daya layanan disektor perhubungan darat,
pemerintah Kota Baubau telah mendirikan Terminal dalam kota dan luar
kota serta menyediakan rambu-rambu lalulintas dalam rangka menjamin
kenyamanan berlalulintas.
Disektor perhubungan laut pemda Kota Baubau bersama-sama dengan
pemerintah pusat telah menyediakan sarana pelabuhan yang
representatif baik untuk kargo maupun penumpang yang melayani
pelayaran rakyat dan pelayaran besar.
Disektor perhubungan udara saat ini telah beroperasi Bandar Udara yang
melayani kebutuhan masayarakat Kota Baubau akan transpostasi udara.
Saat ini Bandar Udara Betoambari tiga penerbangan nasional yang
menghubungkan Kota Baubau dengan kota-kota lain di Nusantara.
Permasalahan :
Kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih rendah.
Fasilitas pelayanan penumpang di pelabuhan laut belum memberi
kenyaman yang optimal bagi penumpang dan calon penumpang.
Fasilitas pelayanan penumpang di Bandar Udara belum memberi
kenyaman yang optimal bagi penumpang dan calon penumpang.
17. Urusan Komunikasi Dan Informatika
Masyarakat dan aparatur Pemerintah Kota Baubau dinilai telah melek
tekhnologi informatika. Semua SKPD yang ada di Kota Baubau sampai
saat telah terkoneksi internet. Keberadaan sarana komunikasi dan
informatika yang memadai sangat diperlukan untuk mengetahui
informasi secara up to date terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan
dan penyelenggaraan pemerintahan serta sarana koordinasi internal dan
eksternal SKPD di Kota Baubau. Sarana komunikasi dan informasi juga sangat
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-16
diperlukan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan ekses informasi dan
pengetahuan warga.
Permasalahan :
Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis internet belum dapat dimanfaat
secara optimal dalam mendukung pelaksaan dan penyelenggaraan
pemerintahan.
Animo masyarakat dalam menggunakan sarana tekhnologi informasi belum
dibarengi dengan tersedianya internet murah.
18. Urusan Pertanahan
Indentifikasi persamalahan bidang pertanahan bertujuan menjamin menjamin
tertib administrasi lahan serta menjamin kepastian dalam kepemilikan lahan.
Semakin lengkap informasi pemerintah dalam kepemilikan lahan semakin besar
tingkat ketertiban administrasi kepemilikanlahan di suatu daerah.
Permasalahan :
Pemerintah Kota Baubau belum memiliki informasi yang detail tentang
sejarah dan asal usul tanah/ lahan yang ada di Kota Baubau.
19. Urusan Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri
Bidang kesatuan Bangsa dan Politik dalam negeri menitikberatkan pada
pebinaan terhadap Organisasi masyarakat Sipil, Organisasi Masyarakat,
Organisasi kepemudaan serta pembinaan politik daerah. Pengetahuan
politik masyarakat yang meningkat cepat seiring keterbukaan arus
informasi melalui media massa, seringkali tidak diimbangi dengan
peningkatan wawasan kebangsaan yang mengakibatkan kesenjangan
pemahaman dalam memahami dinamika sosial baik secara vertikal
antara warga dengan pemerintah maupun secara horisontal antara
warga dengan warga.
Permasalahan :
Masih rendahnya wawasan kebangsaan masyarakat dalam memahami
hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Masih rendahnya kompetensi aparatur pemerintah daerah dalam
melakukan deteksi dini terhadap berbagai dinamika sosial yang timbul
dimasyarakat.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-17
20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, Dan
Persandian
Otonomi daerah telah membawa perubahan paradigma pemerintahan
dan pembangunan, sehingga diperlukan adanya kelembagaan perangkat
yang lebih efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan daerah,
penyempurnaan sistem penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan yang lebih handal dan terpenuhinya sarana dan prasarana
pemerintahan yang memadai dalam mendukung peningkatan pelayanan
masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik pemerintah telah
mendorong regulasi tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
mengetur batas minimal kuantitas/ kualitas pelayanan yang wajib
diberika oleh suatu unit pelayanan publik pemerintah.
Uang adalah darahnya organisasi. Pengelolaan keuangan daerah yang
baik akan berdampak pada performa organisasi pemerintah daerah.
Kualitas pengelolaan keuangan daerah sangat ditentukan oleh kualitas
SDM tenaga pengelola keuangan baik pada tingkat pemerintah daerah
maupun pada tingkat perangkat daerah dengan didukung oleh suatu
perangkat regulasi yang mengatur penatausahaan pengelolaan
keuangan daerah baiki sisi pendapatan maupun dari sisi belanja.
Pengelolaan pontensi-potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang tidak
membebani masyarakat perlu lebih diintensifkan seiring dengan pontensi
pendapatan yang berasal dari pemerintah pusat.
Sistem pengembangan yang baik akan memberikan jaminan bagi
aparatur dalam mengembangkan kapasitasnya secara optimal untuk
memberikan kerya terbaik bagi organisasi dimana dia mengabdi. Perlu
upaya untuk mengembangkan suatu pengembangan sistem karier
aparatur yang memberi peluang kepada mereka untuk meningkatkan
kapasitas dirinya baik melalui jabatan struktural maupun fungsional.
Permasalahan :
Sinkronisasi penetapan urusan daerah , perangkat daerah dan potensi
yang dimiliki daerah belum optimal.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-18
Sumber-sumber pendapatan daerah belum tereksplorasi secara
optimal.
Penerapan pelayanan prima maupun SPM belum dilakukan secara
optimal.
Upya peningkatan kapasitas perencana dan pengelola keuangan pada
setiap level pemerintahan belum dilakukan secara intensif.
Upaya peningkatan kapasitas aparatur agar memiliki kemampuan
tekhnis fungsional pada setiap sektor dan jenjang pemerintahan belum
dilakukan secara intensif.
Sistem pengembangan karier staf belum sepenuhnya mengacu pada
kapasitas dan prestasi kerja (the right man, on the right place).
21. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan masyarakat dan desa merujuk pada pengertian perluasan
kebebasan memilih dan bertindak. Bagi masyarakat, pemberdayaan
berfokus pada bagaimana mereka diberdayakan dan peran apa yang
mereka mainkan setelah mereka menjadi bagian dari kelompok yang
diberdayakan. Proses pemberdayan masyarakat dan desa, yang
terpenting adalah dalam proses perencanaan dan penganggaran
pembangunan. Dalam perencanaan dan penganggaran yang berbasis
participatory budgeting ini, sejumlah stakeholders mendiskusikan,
menganalisis, memprioritaskan dan memantau keputusan tentang
anggaran belanja pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir ini simpul-
simpul yang mendorong lahir keberdayaan masyarakat untuk terlibat
dalam perencanaan dan penganggaran telah muncul di masyarakat yang
didorong oleh masyarakat sipil.
Permasalahan :
Masih rendahnya kualitas perencanaan di level kelurahan dan
kecamatan.
LPM belum dapat berperan optimal sebagai representasi masyarakat
kelurahan.
Kapasitas masyarakat untuk melakukan perencanaan dan
penganggaran partisipatory untuk memecahkan masalah yang ada
pada tataran komunitas masih belum memadai.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-19
Kapasitas dan kompetensi aparatur perencana SKPD yang dapat
menfasilitasi kolaborasi antara perencanaan patisipatory dalam
masayarakat dengan perencanaan tekhnokrasi yang dilakukan oleh
pemerintah melalui dokumen perencanaan daerah belum memadai.
22. Urusan Sosial
kebijakan dibidang sosial ditujukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan sosial kepada kelompok penduduk rentan (vulnerable groups)
seperti kelompok penduduk miskin dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mencakup penyandang cacat,
penduduk terlantar lansia dan anak-anak, tuna sosial, gelandangan,
pengemis, bekas narapidana dan korban tindak kekerasan.
Permasalahan :
Masih lemahnya data base mengenai jumlah dan lokasi PMKS;
Masih kurangnya inovasi dalam penanggulangan PMKS. Hal ini terlihat
dari program dan kegiatan yang berkaitan dengan PMKS yang
berulang setiap tahunnya;
Makin tingginya kecenderungan migrasi ke Kota Baubau dari wilayah-
wilayah sekitar yang pada akhirnya menyebabkan kerawanan sosial.
Belum terimplementasinya Standar Pelayanan Minimal (SPM)
penanganan permasalahan sosial dan PMKS lainny
23. Urusan Kebudayaan
Kebudayaan adalah merupakan kekayaan daerah yang diwariskan dari
generasi terdahulu. Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya daerah
harus terus didayagunakan agar berkontribusi dalam meningkatkan citra
daerah pada tingkat regional, nasional, dan internasional.
Permasalahan :
Letak Kota Baubau yang strategis—menghubungkan Kawasan Barat
Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) menyebabkan daerah ini
rentan terhadap pengaruh budaya luar;
Kian terpinggirkannya kesenian rakyat/kesenian tradisional akibat didera oleh
kesenian pop yang cenderung lebih digandrungi generasi muda;
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-20
Belum memadainya pembentukan sikap moral dan penanaman nilai budaya
yang mengakibatkan adanya kecenderungan semakin menguatnya nilai-nilai
materialisme.
24. Urusan Statistik
Sistem statistik daerah merupakan tatanan yang terdiri atas unsur
kelembagaan, tata cara dan prosedur, himpunan data, sumber daya
manusia, perangkat keras dan lunak, serta jaminan hukum yang mampu
menyediakan data statistik yang andal, akurat, lengkap, dan tepat waktu
untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan yang
direncanakan.
Permasalahan :
Ketersediaan data statistik belum optimal dalam mendukung tugas-
tugas perencanaan.
25. Urusan Kearsipan
Pengelolaan arsip yang dilakukan oleh SKPD di Kota Baubau, belum
semuanya dilakukan secara baku. Ketersediaan SDM pengelola arsip
belum dapat dipenuhi secara optimal. Disisi lain peningkatan pengelolaan
arsip mutlak diperlukan sebagai bagian dari terib administrasi dalam
rangka untuk memudahkan eveluasi kinerja terhadap masing-masing
SKPD dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan
akuntabel.
Permasalahan :
Belum memadainya dukungan sarana dan prasarana dalam pengelolaan
arsip-arsip daerah;
Masih terbatasnya ketersediaan SDM aparatur SKPD dalam pengelolaan arsip
yang benar-benar mampu diandalkan dalam mengatur, menyimpan,
merawat dan menyediakan kembali informasi yang diperlukan secara tepat,
cepat dan benar bagi penggunanya.
26. Urusan Perpustakaan
Tinggi minat baca masyarakat disuatu daerah mencerminkan tingkat kualitas
sumberdaya manusia daerah tersebut. Oleh karena itu peningkatan kuantitas
dan kualitas perpustakaan perlu dilaksnakan dalam rangka mendorong
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-21
terciptanya masyarakat Kota Baubau yang berkualitas. Saat ini Pemerintah
Kota Baubau dalam rangka mendorong minat baca masyarakat telah
menyediakan perangkat Perpustakaan Digital dan mendukung lahirnya
kelompok masyarakat cinta buku melalui perpustakaan bergerak.
Permasalahan :
Kurangnya kuantitas dan kualitas perpustakaan daerah.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas yang
disediakan oleh pemerintah.
Tabel 4.1.
Permasalahan Kota Baubau Terkait Urusan wajib Pemerintah Daerah
No Bidang Permasalahan
1 Pendidikan a. Tingginya Angka Putus sekolah
b. Limpahan siswa baru dari daerah sekitar
c. Rendahnya kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan
d. Belum meratanya distribusi tenaga pendidik dan
kependidikan
e. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan
2 Kesehatan a. Masih rendahnya usia harapan hidup (UHH)
b. Masih kurangnya sarana dan prasarana kesehatan
pemerintah.
c. Baubau berperan sebagai tempat rujukan bagi daerah
sekitar
d. Mobilitas masyarakat yang tinggi memudahkan
masuknya penyakit menular (Malaria, TBC, HIV/AIDS, dll)
3 Lingkungan Hidup a. Dinamika masyarakat yang tinggi memberi tekanan
yang tinggi pada lingkungan
b. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kelestarian lingkungan
c. Masih kurangnya penataan perundang-undang bidang
lingkungan hidup.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-22
d. Masih rendanya keterlibatan masyarakat dalam
menjaga kelestarian LH.
e. Meningkatnya produksi sampah
f. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengelolah
sampah rumah tangga sebelum dibawa ke TPSS dan
TPSA
4 Pekerjaan Umum a. Tingginya pertumbuhan junmlah kendaraan angkutan
bertonase besar
b. Belum optimalnya fungsi jaringan irigasi yang ada.
5 Penataan Ruang a. Ketersedian Ruang Terbuka Hijau (RTH) belum menjadi
rujukan dalam pemanfataan ruang
b. Masih rendahnya pengendalian dan pemanfataan ruang
c. Belum tersedianya regulasi yang mengatur kawasan
strategis.
d. Pemanfaatan lahan kritis sebagai Kawasan Siap Bangun
(KASIBA)/ Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) belum
dilaksanakan secara efektif
6 Perencanaan Pembangunan a. Belum tersedianya Dokumen RPJPD yang telah
mendapat legalisasi melalui Peraturan Daerah.
b. Kurangnya kapasitas aparatur perencana.
7 Urusan perumahan rakyat a. Belum optimalnya penataan kawasan pemukiman di
Kota Baubau
b. Masih rendahnya kualitas perumahan dan kawasan
pemukiman.
8 Kepemudaan dan Olah Raga a. Organisasi kemudaan di Kota Baubau belum optimal
memberikan kontribusi dalam mendorong partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
b. Organisasi olah raga belum melaksanakan perannya
secara optimal dalam pembangunan prestasi olah raga
di Kota Baubau.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-23
9 Penanaman Modal a. Kapasitas kelembagaan yang memayungi pelayanan
penanaman modal daerah belum optimal.
b. Sinergitas pemerintah dan swasta dalam pengembagan
potensi daetrah belum optimal.
10 Koperasi dan UKM a. Masih kurangnya koperasi aktif yang melayani aktivitas
ekonomi masyarakat Kota Baubau.
b. Masih terbatasnya peran koperasi sebagai soko guru
perekonomian. Sampai akhir tahun 2011, koperasi di Kota
Baubau lebih banyak bergerak dalam sektor usaha
simpan-pinjam
c. Masih relatif rendahnya produktivitas UKM
d. Belum efektifnya pemanfaatan kredit Usaha Kecil
Menengah
11 Kependudukan dan Catatan
Sipil
a. Kesadaran masyarakat tenteng pentingnya tertip
administrasi kependudukan dan catatan sipil belum
optimal.
12 Urusan Ketenaga Kerjaan a. Masih rendahnya keterampilan tenaga kerja
b. Pelatihan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Baubau
belum berorientasi pada kebutuhan pasar
c. Belum tersedianya Balai Latihan Kerja (BLK)
d. Masih rendahnya kualitas data ketenagakerjaan
13 Ketahanan Pangan a. Kecenderungan masyarakat hanya mengkonsumsi beras
sebagai satu-satunya sumber makanan pokok,
mengakibatkan ketergantungan akan beras menjadi
besar. Pada sisi lain Kota Baubau khususnya dan Pulau
Buton pada umumnya lahan pertanian untuk
pengembangan tanaman beras terbatas.
b. Bahan pangan (beras, sayur-sayuran, telur, ayam, dll)
yang di konsumsi oleh masyarakat Kota Baubau sebagian
besar berasal dari daerah lain
c. Harga kebutuhan pangan Kota Baubau masih di atas
rata-rata harga di daerah sekitar.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-24
d. Belum adanya regulasi ketahanan pangan di Kota
Baubau sebagai pedoman tata laksana keamanan, mutu
dan gizi pangan di daerah.
Belum adanya regulasi ketahanan pangan di Kota
Baubau sebagai pedoman tata laksana keamanan, mutu
dan gizi pangan di daerah
14 Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
a. Pemahaman masayarakat dan pemangku kebijakan
tentang pengarusutamaan gender (PUG) dan
perlindungan anak belum merata.
b. Adanya kecenderungan meningkatnya Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT).
c. Masih banyaknya KDRT terhadap perempuan yang
belum terungkap karena masih dianggap sebagai aib
dalam berumah tangga;
d. Belum memadainya ketersediaan wadah perlindungan
perempuan dan anak.
15 Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera
a. Pemahaman masyarakat akan kelurga Berencana dan
Keluarga Sejahtera masih rendah.
b. kurang optimalnya penyelenggaraan kegiatan advokasi
serta Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) program
KB.
16 Perhubungan a. Kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas masih
rendah
b. Fasilitas pelayanan penumpang di pelabuhan laut belum
memberi kenyaman yang optimal bagi penumpang dan
calon penumpang.
c. Fasilitas pelayanan penumpang di Bandar Udara belum
memberi kenyaman yang optimal bagi penumpang dan
calon penumpang.
17 Komunikasi dan Informatika a. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis internet belum
dapat dimanfaat secara optimal dalam mendukung
pelaksaan dan penyelenggaraan pemerintahan.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-25
b. Animo masyarakat dalam menggunakan sarana
tekhnologi informasi belum dibarengi dengan tersedianya
internet murah.
18 Pertanahan a. Pemerintah Kota Baubau belum memiliki informasi yang
detail tentang sejarah dan asal usul tanah/ lahan yang
ada di Kota Baubau.
19 Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
a. Masih rendahnya wawasan kebangsaan masyarakat
dalam memahami hak dan kewajibannya sebagai warga
negara.
b. Masih rendahnya kompetensi aparatur pemerintah
daerah dalam melakukan deteksi dini terhadap berbagai
dinamika sosial yang timbul dimasyarakat.
20 Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian, Dan
Persandian
a. Sinkronisasi penetapan urusan daerah , perangkat daerah
dan potensi yang dimiliki daerah belum optimal.
b. Sumber-sumber pendapatan daerah belum tereksplorasi
secara optimal
c. Penerapan pelayanan prima maupun SPM belum
dilakukan secara optimal.
d. Upaya peningkatan kapasitas perencana dan pengelola
keuangan pada setiap level pemerintahan belum
dilakukan secara intensif
e. Upaya peningkatan kapasitas aparatur agar memiliki
kemampuan tekhnis fungsional pada setiap sektor dan
jenjang pemerintahan belum dilakukan secara intensif.
Sistem pengembangan karier staf belum sepenuhnya
mengacu pada kapasitas dan prestasi kerja (the right
man, on the right place).
21 Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa
a. Masih rendahnya kualitas perencanaan di level kelurahan
dan kecamatan.
b. LPM belum dapat berperan optimal sebagai representasi
masyarakat kelurahan.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-26
c. Kapasitas masyarakat untuk melakukan perencanaan
dan penganggaran partisipatory untuk memecahkan
masalah yang ada pada tataran komunitas masih belum
memadai.
d. Kapasitas dan kompetensi aparatur perencana SKPD
yang dapat menfasilitasi kolaborasi antara perencanaan
patisipatory dalam masayarakat dengan perencanaan
tekhnokrasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui
dokumen perencanaan daerah belum memadai
22 Sosial a. Masih lemahnya data base mengenai jumlah dan lokasi
PMKS
b. Masih kurangnya inovasi dalam penanggulangan PMKS.
Hal ini terlihat dari program dan kegiatan yang berkaitan
dengan PMKS yang berulang setiap tahunnya
c. Makin tingginya kecenderungan migrasi ke Kota Baubau
dari wilayah-wilayah sekitar yang pada akhirnya
menyebabkan kerawanan social
23 Kebudayaan a. Letak Kota Baubau yang strategis—menghubungkan
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur
Indonesia (KTI) menyebabkan daerah ini rentan terhadap
pengaruh budaya luar
b. Kian terpinggirkannya kesenian rakyat/kesenian
tradisional akibat didera oleh kesenian pop yang
cenderung lebih digandrungi generasi muda
c. Belum memadainya pembentukan sikap moral dan
penanaman nilai budaya yang mengakibatkan adanya
kecenderungan semakin menguatnya nilai-nilai
materialisme.
24 Statistik a. Ketersediaan data statistik belum optimal dalam
mendukung tugas-tugas perencanaan.
25 Kearsipan a. Belum memadainya dukungan sarana dan prasarana
dalam pengelolaan arsip-arsip daerah
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-27
b. Masih terbatasnya ketersediaan SDM aparatur SKPD
dalam pengelolaan arsip yang benar-benar mampu
diandalkan dalam mengatur, menyimpan, merawat dan
menyediakan kembali informasi yang diperlukan secara
tepat, cepat dan benar bagi penggunanya
26 Perpustakaan a. Kurangnya kuantitas dan kualitas perpustakaan daerah.
b. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.
4.1.2. Permasalahan Pembangunan Daerah Terkait Urusan Pilihan
Pemerintah Daerah Kota Baubau
Urusan pilihan menurut PP Nomor 38 tahun 2007, adalah urusan
pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi
unggulan (core businnes)daerah yang bersangkutan. Terdapat delapan
bidang/ sektor yang menjadi urusan pilihan yang menajdi tanggung jawab
pemerintaha daerah. Identifikasi permasalahan pembangunan daerah
terkait urusan pilihan pemerintah daerah Kota Baubau dijabarkan
sebagai berikut :
1. Kelautan Dan Perikanan
Sub-sektor kelautan dan perikanan merupakan sub-sektor andalan
dalam pembentukan PDRB sektor pertanian Kota Baubau. Dengan
potensi kelautan dan perikanan seluas 30 Km2 dengan garis pantai
sepanjang 45 Km, Kota Baubau mempunyai potensi air tawar seluas
27 Ha dan yang terolah baru sekitar 3,78% atau 2,8 Ha, air payau
seluas 74,20 Ha dan yang terolah baru sekitar 21,56% atau 16 Ha.
Sementara, potensi daerah budidaya laut (rumput laut, ikan dalam
KJA dan mutiara mabe) di Kecamatan Wolio 2,5 Ha, Kecamatan
Lealea 300 Ha, Kecamatan Betoambari 100 Ha dan Kecamatan
Kokalukuna 175 Ha, sedangkan potensi tambak di Kecamatan
Kokalukuna seluas 10 Ha dan Kecamatan Bungi seluas 64,20 Ha.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-28
Potensi tersebut jika dikelola dengan baik akan berdampak terhadap
meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan :
Masih rendahnya taraf hidup masyarakat pesisir
Belum optimalnya pengolahan produk kelautan dan perikanan.
Penurunan kualitas lingkungan laut yang antara lain disebabkan
praktek dastrucive fishing
Penurunan produksi budidaya laut & belum optimalnya produksi
budidaya air tawar
Belum optimalnya produksi perikanan perikanan tangkap akibat
keterbatasan peralatan dan armada kapal serta sulitnya
menjangkau wilayah fishing ground)
Belumnya adanya perencanaan yang strategis yang memuat
potensi dan arah kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan
Belum optimalnya peran sarana pendukung pengembangan
perikanan (hatchery, cold storage, TPI, pabrik es, dll)
2. Pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan Kota Baubau
dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Dua wilayah yaitu
Kecamatan Bungi dan Kecamatan Sorawolio sebagai sentra produksi
pertanian sebesar 35,73% dari luas wilayah Kota Baubau, yang terdiri
dari lahan tegal/kebun sebesar 11,99%, lahan perkebunan sebesar
8,19%, ladang/huma sebesar 5,91%, lahan sawah sebesar 6,24%, lahan
untuk tanaman kayu-kayuan sebesar 3,13%, dan lahan untuk
tambak/ kolam/tebat/empang sebesar 0,27%.
Permasalahan :
Masih rendahnya produksi tanaman perkebunan dan ternak
dibandingkan kebutuhan masyarakat:
- Capaian target produksi palawija (jagung, kedelai) 30,18%
dari RPJMD
- Capaian jumlah pelaku usaha ternak, 34,77% dari target
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-29
- Jumlah produksi daging unggas 63,70% dari target RPJMD
Terbatasnya sarana dan prasarana pertanian/ perkebunan/
peternakan
Ancaman penyebarluasan penyakit yang berasal dari ternak dan
hewan lainnya (Flu burung, rabies)
3. Kehutanan
Dalam tataran pembangunan nasional, pembangunan kehutanan
senantiasa diarahkan pada pencapaian optimalisasi manfaat ekologi,
ekonomi, dan sosial dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Potensi Kota Baubau yang memiliki luas lahan sebesar
27.001 Ha, dengan pemanfaatan 17,74% sebagai hutan lindung, 12,89%
hutan produksi biasa, hutan produksi 16,55%, 51,01% untuk
penggunaan lainnya, selebihnya 1,81% merupakan hutan wisata.
Urusan Pilihan Bidang Kehutanandilaksanakan oleh DinasPertanian
dan Kehutanan Kota Baubau.
Permasalahan :
Pengawasan terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan masih
lemah
Masih minimnya sarana, peralatan serta ketersediaan data
bidang kehutanan
Upaya reboisasi tanaman hutan masih lebih rendah dibandingkan
laju kerusakannya
Masih lemahnya koordinasi kelembagaan pengawasan
pemanfaatan dan rehabilitasi hutan
4. Energi Dan Sumber Daya Mineral
Peran sektor Energi dan kelistrikan dalam Pembangunan Nasional
cukup penting dan signifikan. Dalam kurun tahun 1980-an, sektor ini
merupakan andalan utama penerimaan negara maupun dalam
penyerapan tenaga kerja, penyedian bahan baku industri, bahan
bakar domestik dan memacu efek berantai ekonomi. Untuk itu
Pemerintah Kota Baubau melalui Dinas Pertambangan terus
mengawasi dan berupaya meningkatkan pengelolaan usaha
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-30
pertambangan dan energi secara terkendali agar sesuai dengan
Peraturan Perundangan yang berlaku serta memperkecil dampak
yang ditimbulkan.
Kota Baubau memiliki beberapa kekayaan sumber daya energi dan
mineral seperti tambang galian C dan tambang nikel di kawasan
hutan Kecamatan Bungi. Meskipun demikian secara umum
kontribusi dan kekayaan energi dan sumber daya mineral masih
sangat terbatas karena beberapa kekayaan tersebut yang
termanfaatkan batu tambang galian C sementara untuk tambang
nikel baru pada tingkat eksplorasi.
Permasalahan :
Jumlah penerangan jalan umum (PJU) masih terbatas dan
pengelolaannya belum optimal
Masih kurangnya kapasitas energi listrik
Keterbatasan pemasangan jaringan listrik di rumah masyarakat
Belum jelasnya regulasi daerah yang mengatur pengelolaan
kawasan pertambangan di daerah.
Koordinasi antara pemangku kebijakan bidang pertambangan
dan energi belum optimal.
Peraturan daerah yang mengatur pegelolaan kawasan
pertambangan di daerah masih dibahas oleh panitia khusus.
5. Pariwisata
Posisi strategis Kota Baubau yang berada pada alur pelayaran yang
menghubungkan Kawasan Barat dan Timur Indonesia merupakan
potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai destinasi
wisata nusantara. Selain karena posisinya yang strategis Kota Baubau
juga memiliki warisan Budaya dengan peninggalan-peninggalan
budaya yang unik dan keindahan alam yang tidak kalah dengan
tempat kunjungan wisata dunia.
Permasalahan :
Masih kurangnya kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan
pariwisata Kota Baubau;
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-31
Sebagian dari potensi pariwisata dan Obyek dan Daya Tarik
Wisata (ODTW) Kota Baubau masih sulit dijangkau;
Masih terbatasnya sarana dan prasarana di OTDW;
Kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar obyek wisata untuk
menjaga dan merawat lingkungan sekitar obyek wisata;
Masih terbatasnya infrastruktur pendukung kepariwisataan,
misalnya ketersediaan hotel berbintang dan Restoran. Hal ini
menunjukkan bahwa minat investor dalam pengembangan
pariwisata di Kota Baubau belum optimal.
6. Industri
Perkembangan sektor industri di Kota Baubau, terbatas pada sektor
industri non migas khususnya industri rumah tangga, kecil dan
menengah. Kontribusi sektor ini terhadap pembentukan struktur
ekonomi kita sampai menunjukkan perkembangan yang cukup
signifikan dari tahun ke tahun. Kebijakan pemerintah Kota Baubau
untuk memfokuskan pengembangan sektor industri pada skala
industri rumah tangga, kecil dan menengah mendorong kemajuan
sektor ini yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah
industri di Kota Baubau menjadi lebih dari 1.488 unit dimana sekitar
99,50 % diantaranya merupakan usaha kecil dan industri kerajinan
rumah tangga. Dalam penyerapan tenaga kerja, industri kecil dan
rumah tangga mampu menyerap lebih dari 3.298 orang tenaga kerja
dengan nilai investasi yang tertanam lebih dari Rp.9,680 miliar.
Permasalahan :
Rendahnya kemampuan menejemen, mutu dan desain serta
ketinggalan kemampuan teknologi dalam mendukung urusan
perindustrian.
Kurangnya kreatifitas dan Inovasi produk industry
Kurangnya tenaga profesional pelaku industri, keterbatasan
peralatan dan teknologi produksi
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-32
7. Perdagangan
Perkembangan ekonomi daerah tidak terlepas dari perkembangan
ekonomi nasional dan global, tidak terkecuali Kota Baubau, yang
makin menunjukkan geliat kemajuan ekonomi. Pembangunan
bidang ekonomi merupakan satu kesatuan yang saling bersinergi
antara sektor pertanian dalam arti luas (sebagai penyedia bahan
baku), sektor industri (pengolahan), sektor perdagangan
(pemasaran), unit usaha (seperti koperasi dan usaha kecil menengah),
serta ketersediaan sarana dan prasarana pendukung seperti jalan,
jembatan dan pelabuhan sampai pada ketersediaan faktor produksi
(tenaga kerja). Sinergitas dari berbagai komponen tersebut nantinya
akan menentukan biaya produksi, daya saing dan arah
perekonomian daerah yang pada akhirnya menentukan tingkat
kemakmuran / pendapatan masyarakat.
Kemajuan Perekonomian Kota Baubau bertumpu pada beberapa
sektor strategis, salah satunya sektor perdangan. Dengan letak yang
strategis, Kota Baubau merupakan salah satu penghubung antara
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia
(KTI), baik dalam mobilitas barang maupun jasa. Selain itu Kota
Baubau juga merupakan pintu gerbang perdagangan yang
mempunyai fungsi penting terhadap daerah-daerah sekitarnya baik
arus barang masuk maupun keluar.
Permasalahan :
Pembinaan potensi perdagangan yang dimiliki oleh masyarakat
Kota Baubau belum di kelola secara optimal.
Belum optimalnya sarana prasarana perdagangan.
8. Transmigrasi
Kebijakan ketransmigrasian ditujukan untuk keseimbangan jumlah
penduduk yang ada pada sustu wilayah. Persebaran penduduk di
Kota Baubau sampai saat ini belum merata kesemua wilayah
kecamatan yang ada. Konsentrasi penduduk terpusat wilayah
Kecamatan Wolio, Kecamatan Murhum dan Batu Poaro sedangkan
Kecamatan, Sorawolio, Bungi dan Lealea tingkat kepadatannya
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-33
masih sangat rendah. Kenyataan ini, mempersulit dan meningkatkan
biaya operasional pelayanan pemerintahan.
Permasalahan :
Persebaran penduduk Kota Baubau yang tidak merata
Tabel 4.2.Permasalahan Kota Baubau Terkait Urusan Pilihan
Pemerintah DaerahNo Bidang Permasalahan
1 Kelautan Dan Perikanan a. Masih rendahnya taraf hidup masyarakat
pesisir
b. Belum optimalnya pengolahan produk
kelautan dan perikanan
c. Penurunan kualitas lingkungan laut yang
antara lain disebabkan praktek dastrucive
fishing
d. Penurunan produksi budidaya laut & belum
optimalnya produksi budidaya air tawar
e. Belum optimalnya produksi perikanan
perikanan tangkap akibat keterbatasan
peralatan dan armada kapal serta sulitnya
menjangkau wilayah fishing ground)
f. Belumnya adanya perencanaan yang
strategis yang memuat potensi dan arah
kebijakan pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan
g. Belum optimalnya peran sarana pendukung
pengembangan perikanan (hatchery, cold
storage, TPI, pabrik es, dll)
2 Pertanian a. Masih rendahnya produksi tanaman
perkebunan dan ternak dibandingkan
kebutuhan masyarakat
b. Terbatasnya sarana dan prasarana
pertanian/ perkebunan/ peternakan
c. Ancaman penyebarluasan penyakit yang
berasal dari ternak dan hewan lainnya (Flu
burung, rabies)
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-34
3 Kehutanan a. Pengawasan terhadap pemanfaatan
sumberdaya hutan masih lemah
b. Masih minimnya sarana, peralatan serta
ketersediaan data bidang kehutanan
c. Upaya reboisasi tanaman hutan masih lebih
rendah dibandingkan laju kerusakannya
d. Masih lemahnya koordinasi kelembagaan
pengawasan pemanfaatan dan rehabilitasi
hutan
4 Energi Dan Sumber Daya Mineral a. Jumlah penerangan jalan umum (PJU) masih
terbatas dan pengelolaannya belum optimal
b. Masih kurangnya kapasitas energi listrik
c. Keterbatasan pemasangan jaringan listrik di
rumah masyarakat
d. Belum jelasnya regulasi daerah yang
mengatur pengelolaan kawasan
pertambangan di daerah
e. Koordinasi antara pemangku kebijakan
bidang pertambangan dan energi belum
optimal
5 Pariwisata a. Masih kurangnya kreativitas dan inovasi
dalam mengembangkan pariwisata Kota
Baubau
b. Sebagian dari potensi pariwisata dan Obyek
dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Kota
Baubau masih sulit dijangkau
c. Masih terbatasnya sarana dan prasarana di
OTDW;
d. Kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar
obyek wisata untuk menjaga dan merawat
lingkungan sekitar obyek wisata;
e. Masih terbatasnya infrastruktur pendukungkepariwisataan, misalnya ketersediaan hotelberbintang dan Restoran.
6. Industri a Rendahnya kemampuan menejemen, mutudan desain serta ketinggalan kemampuanteknologi dalam mendukung urusanperindustrian.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-35
b. Kurangnya kreatifitas dan Inovasi produk
industry
c. Kurangnya tenaga profesional pelaku
industri, keterbatasan peralatan dan
teknologi produksi
7. Perdagangan a. Pembinaan potensi perdagangan yang
dimiliki oleh masyarakat Kota Baubau
belum di kelola secara optimal
b. Belum optimalnya sarana prasarana
perdagangan
8. Transmigrasi a. Persebaran penduduk Kota Baubau yang
tidak merata
4.2. Isu Internasional
Beberapa isu internasional secara tidak langsung akan mempengaruhi
dinamika isu strategis baik secara nasional, regional maupun daerah.
Beberapaq isu internasional tersebut anatara lain :
a. Globalisasi Ekonomi Dunia
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan
ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia
menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan
tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan
terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi
perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk
dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif,
sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk
global ke dalam pasar domestik. Globalisasi memicu perkembangan
negara-negara di zaman modern ini baik di bidang ekonomi,
komunikasi, maupun teknologi. Dengan globalisasi, negara-negara
mampu saling bersaing dan bekerjasama dengan negara lain dalam
mengembangkan ekonomi.
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-36
Dari hal-hal diatas, dapat dikatakan bahwa globalisasi di era
modern ini menjadi salah satu alat untuk mempermudah hubungan
internasional dari, dan ke berbagai negara secara cepat dan tanpa
batas. Dengan adanya globalisasi ekonomi, negara-negara mampu
mengembangkan perekonomian secara lebih luas. Dengan
globalisasi teknologi, negara dapat memanfaatkan sumber daya
yang ada dengan sebaik mungkin dan memicu perkembangan
ekonomi
b. Demokratisasi
Demokrasi adalah sistem di mana warganya bebas mengambil
keputusanmelalui kekuasaan mayoritas Perbedaan tidak boleh diberangus
atas nama kekuasaan. Tidak ada satu kelompokpun termasuk kelompok
mayoritas yang boleh mengesampingkan hak-hak dasar dan kebebasan
kelompok minoritas.
Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun
secara cepat kearah demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan
global yang tidak bisa dihentikan. Jika transisi demokratisasi tidak
dilakukan secara baik, maka bayaran yang harus adalah perang
saudara yang menumpahkan darah, dan kemunduran ekonomi
dengan sangat parah yang merusak kesejahteraan rakyat.
Indonesia sampai saat ini terhitung sebagai negara yang sukses
dalam melakukan proses demokratisasi sehingga tercatat sebagai
negara demokrasi terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan
Amerika Serikat. Pencapaian itu terjadi karena sedapat mungkin
prinsip-prinsip demokrasi diimplementasikan dalam
penyelenggaraan pemerintahan baik pada level nasional, regional
maupun pada tingkat lokal melalui kebijakan otonomi daerah.
c. Hak-hak Azazi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak
manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak
yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak
ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-37
ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan
karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak
asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain,
masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari
Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang
tidak dapat diabaikan.
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah
rancangan piagam hak-hak asasi manusia oleh organisasi kerja
sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri
dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia
(commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari
1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun
kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang
diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja
panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF
HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi
Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil
dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan
persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh
karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak
Asasi Manusia.
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada
pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat
dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila
dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus
memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan
falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi
manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya,
melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada
hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan
hak orang lain.
Penerapan Hak-hak Azazi Manusia di Indonesia dilakukan
berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR Nomor
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-38
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, Undang – Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
d. Millenium Development Goals (MDGs)
Sebagai salah satu negara yang ikut menanda tangani deklarasi
MDGs, Indoonesia mempunyai komitment untuk melaksanakannya
serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan program
pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan
panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs telah
sejalan dengan program pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi
agenda pembangunan global dideklarasikan. Pada setiap era
pemerintahan Presiden Republik Indoneisa sejak awal kemerdekaan
merumuskan kebijakan pembangunan yang bertujuan untuk
mewujudkan kemakmuran rakyat sesuai dengan kondisi di era
masing-masing.
Potret dari kemakmuran rakyat diukur melalui berbagai indikator
seperti bertambah tingginya tingkat pendapatan penduduk dari
waktu ke waktu, kualitas pendidikan dan derajat kesehatan yang
membaik, bertambah banyaknya penduduk yang menempati
rumah layak huni, lingkungan permukiman yang nyaman bebas
dari gangguan alam dan aman. Penduduk mempunyai kesempatan
untuk mengakses sumber daya yang tersedia, lapangan kerja yang
terbuka untuk semua penduduk, terbebas dari kemiskinan dan
kelaparan.
Gambaran pencapaian setiap indikator pembangunan baik di
bidang sosial dan ekonomi dapat diketahui melalui dokumen-
dokumen resmi pemerintah seperti data yang dikeluarkan pada
pidato kenegaraan menjelang HUT Kemerdekaan, publikasi resmi
indikator ekonomi dan indikator sosial dari Badan Pusat Statistik
(BPS), dan dokumen resmi lainnya dari setiap instansi pemerintah
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-39
4.3. Isu Nasional
a. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan
Rakyat
Penyelenggaraan program peningkatan kesejahteraan rakyat akan
dilaksanakan seiring dengan upaya peningkatan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Peningkatan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi akan mendukung terciptanya
penyelenggaraan program pembangunan ekonomi yang makin
berkualitas, yaitu pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada
peningkatan produktivitas dan daya saing, serta makin memacu
terciptanya kreativitas dan inovasi. Penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi juga akan mempercepat tercapainya tataran
pembangunan ekonomi yang makin mandiri. Percepatan laju
pertumbuhan ekonomi ini diharapkan mampu menurunkan tingkat
pengangguran terbuka hingga di sekitar 5-6 persen pada akhir tahun
2014, dan kesempatan kerja yang tercipta antara 9,6 juta-10,7 juta
pekerja selama periode 2010-2014. Kombinasi antara percepatan
pertumbuhan ekonomi dan berbagai kebijakan intervensi pemerintah
yang terarah diharapkan dapat mempercepat penurunan tingkat
kemiskinan menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir 2014.
b. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi isu yang
penting dalam konteks nasional dan internasional.Krisis ekonomi yang
lalu tidak terlepas dari buruknya tata kelola pemerintahan, baik di
sektor pemerintahan maupun swasta.Krisis keuangan global, juga
tidak terlepasdari masalah ini.Oleh karena itu, negara-negara yang
tergabung dalam G-20 sepakat untuk menempatkan perbaikan
tatakelola pemerintahan menjadi salah satu agenda perbaikan untuk
mencegah krisis berulang.Pembangunan birokrasi yang kuat
merupakan elemen penting untuk menjaga agar kelangsungan
pembangunan tetap berkelanjutan. Untuk itu, reformasi birokrasi
akan dilaksanakan di seluruh kementerian/lembaga untuk
selanjutnya diteruskan di pemerintah daerah. Selanjutnya dalam
penyusunan perencanaan dan anggaran, akan diterapkan sistem
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-40
anggaran berbasis kinerja secara menyeluruh. Reformasi ini
diharapkan dapat membuahkan hasil yang positif khususnya dalam
perbaikan kualitas pelayanan publik, efektivitas dan akuntabilitas
kegiatan kementerian/ lembaga dan penanggulangan korupsi.
c. Penegakan Pilar Demokrasi
Pembangunan demokrasi diarahkan untuk mencapai tingkat
demokrasi yang substansial.Namun, sebelum bisa beranjak kepada
demokrasi substansial harus diselesaikan terlebih dulu semua masalah
prosedural. Di dalam proses pemilihan umum, misalnya, tidak boleh
terulang kesalahan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang
membawa persoalan, baik di dalam pemilihan umum legislatif
maupun pemilihan kepala negara dan kepala daerah. Ke depan,
berbagai usaha perbaikan harus dilakukan, sebelum melangkah
menuju demokrasi substansial.
d. Penegakan Hukum
Terkait dengan kepastian usaha, salah satu persoalan yang dianggap
kerap menganggu masuknya investasi ke Indonesia adalah lemahnya
kepastian hukum. Karenanya penegakan hukum akan membawa
dampak yang positif bagi perbaikan iklim investasi yang pada
gilirannya akan memberi dampak positif bagi perekonomian
Indonesia. Selanjutnya, permasalahan terkait dengan struktur hukum
akan diatasi dengan peningkatan independensi dan akuntabilitas
kelembagaan hukum, peningkatan kemampuan sumber daya
manusia di bidang hukum, serta mendorong berlakunya sistem
peradilan yang transparan dan terbuka. Oleh karena itu, semua
pihak, baik pemerintah, pengusaha, maupun aparat penegak hukum
mulai dari polisi dan jaksa sampai kepada hakim dan pengacara
benar-benar harus menegakkan aturan main dan tatanan hukum
yang pasti agar hukum semakin tegak dan pasti.
e. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan
Dalam pembangunan kedepan dimensi keadilan bagi semua eleman
bangsa harus mendapatkan perhatian utama. Dalam perencanaan
dan penganggaran analisa yang menjamin tentang keadilan bagi
setiap warga negara harus secara proporsional mendapatkan
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-41
perhatian. Pemerintah akan mempertajam kualitas program
perlindungan dan bantuan sosial sehingga dapat menjamin bahwa
setiap warga negara mendapatkan jaminan, perlindungan dan
bantuan sosial yang layak.
4.4. Isu-isu Provinsi Sulawesi Tenggara
Beberapa isu-isu strategis Provinsi Sulawesi Tenggara yang diidentifikasi
akan memberikan dampak signifikan dalam jangka panjang meliputi :
a. Korupsi Kolusi dan Nepotisme dalam tata kelola
Pemerintahan
Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang transparan dan
akuntabel menjadi tantangan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
untuk mewujudkan Good Governance. Berpindahnya sebagian besar
kewenangan pusat ke daerah membuka ruang yang lebar terhadap
penyalahgunaan kekuasaan dan kewenangan di daerah. Rekruitmen
calon pegawai negeri sipil, pelaksanaan ujian nasional, pengurusan
berbagai perijinan, penempatan pejabat di struktural pemerintahan,
dan sebagainya belum mampu meyakinkan publik akan bersihnya
proses tersebut dari korupsi kolusi dan nepotisme.
b. Masalah dan Pengembangan Sumberdaya Manusia.
Penduduk Sulawesi Tenggara dapat menjadi modal pembangunan
bila memiliki kualitas yang memadai. Hal ini mengacu pada konsep
bahwa manusia merupakan pelaku, pelaksana, dan penikmat
pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk yang rendah,
maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan
kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan.
c. Pemanfaatan Sumberdaya Alam.
Pemanfaatan sumberdaya alam yang bernilai ekonomi dan
bijaksana. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan
dengan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-42
manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan
manusia Sulawesi Tenggara seutuhnya dan sekaligus pembangunan
ekonomi masyarakat sehingga nantinya dapat dinikmati secara
regenerasi. Dengan demikian pelestarian itu secara alamiah menjadi
bagian dari daya tarik yang memberikan multiply ekonomi namun
tetap menunjang kelangsungan ekosistem yang sehat. Pelestarian
lingkungan hidup patut disertai dengan upaya menghilangkan
tindakan pencurian dan perdagangan sumberdaya hutan (kayu dan
non kayu) secara illegal, meminimalisir konflik sosial dalam
pengelolaan Sumberdaya Hutan oleh banyaknya
perambahan/okupasi lahan hutan.
d. Mengembangkan pertanian yang tangguh dalam arti luas.
Maksud dari pengembangkan pertanian yang tangguh dalam arti
luas adalah perlunya menciptakan kemandirian dan ketahanan
pangan, meningkatkan akses petani terhadap permodalan,
pemasaran, dan penunjang lainnya. Pertanian di Sulawesi Tenggara
juga berhadapan dengan persoalan pengembangan komoditi yang
masih rendah. Komoditas pertanian yang berbentuk bahan baku dan
bernilai rendah tidak cukup mengangkat kesejahteraan para petani.
Petani juga berhadapan dengan sulitnya akses kredit perbankan
akibat persepsi perbankan yang menganggap tidak prospektifnya
sektor pertanian bagi industri perbankan. Pertanian sebagai sektor
yang menguasai sumbangsih terhadap PDRB Sulawesi Tenggara juga
mengalami persaingan pasar oleh produk impor pertanian yang lebih
unggul dari segi kualitas dan harga.
e. Pengembangan Kawasan Industri di Sulawesi Tenggara
Krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dapat berimbas terhadap
perekonomian Indonesia jika berbagai bahan mentah ekspor dari
Indonesia termasuk bahan mentah ekspor dari Sulawesi Tenggara
menurun akibat turunnya kemampuan ekonomi negara-negara
tujuan ekspor di Eropa. Mengantisipasi hal tersebut, Sulawesi Tenggara
perlu mengembangkan industrialisasi komoditas andalan agar tidak
tergantung mengekspor bahan mentah ke negara-negara Eropa,
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-43
melainkan mampu memasarkan sendiri produk-produk hasil industri
dalam negeri dan merebut pasar-pasar negara-negara Eropa.
Sulawesi Tenggara yang memiliki sumberdaya alam yang berlimpah
berpotensi menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dengan
menerapkan pola industrialisasi pada berbagai komoditas unggulan
yang dimiliki. Selama ini Sulawesi Tenggara hanya menjadi tempat
eksploitasi produksi, sementara Negara lain menjadi tempat
pengolahan ke bahan jadi, perdagangan, dan distribusi. Hal ini
merupakan bentuk eksploitasi pembangunan daerah yang
berlangsung. Akibat dari itu, ekonomi Sulawesi Tenggara tidak
memperoleh nilai tambah yang proporsional akibat dari wilayah lain
di belahan negara lain menjadi pusat industri sekaligus pipa
pemasaran dari arus komoditas dari Sulawesi Tenggara. Beberapa
wilayah di Sulawesi Tenggara berpotensi dikembangkan sebagai
kawasan industri dengan keunggulan komoditas di kawasan tersebut.
Dengan mengundang, memudahkan dan kepastian hukum yang
efektif bagi investastor, maka investasi akan tumbuh dan
menumbuhkan ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara.
f. Kebutuhan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Energi
Listrik
Pertumbuhan penduduk yang ada di Sulawesi Tenggara tidak diikuti
oleh tersedianya prasarana listrik yang memadai. Listrik menjadi
kebutuhan infrastruktur dasar yang belum terpenuhi secara merata di
Sulawesi Tenggara, jika tidak segera disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat, minimnya prasarana listrik
akan menghambat pertumbuhan ekonomi wilayah. Mengingat
pentingnya listrik bagi kehidupan, berbagai inovasi pengembangan
bahan bakar energi perlu didukung dan ditingkatkan untuk
meninggalkan ketergantungan terhadap sumber energi tidak
terbarukan. Dalam jangka panjang Sulawesi Tenggara harus mampu
menjadi salah satu penghasil energi terbarukan yang bisa
dikembangkan dari tanaman jarak, sawit untuk biodiesel serta
singkong dan tebu untuk pembuatan bioethanol. Selain komoditas
itu, Sulawesi Tenggara dapat pula memanfaatkan air, angin,
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-44
matahari/geothermal yang kini sudah mulai dikembangkan sebagai
penghasil listrik. Keempat komoditas tersebut (jarak, sawit, singkong,
tebu) cocok dan telah dibudidayakan di Sulawesi Tenggara.
Pengembangan sumberdaya energi ini sekaligus membantu Indonesia
dalam skala yang lebih besar untuk terhindar dari peliknya persoalan
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya terus naik di pasar
internasional.
g. Peningkatan Investasi
Nilai Investasi di Sulawesi Tenggara rata-rata meningkat sebesar 4
Triliun rupiah dari dalam negeri dan 65 Miliar Rupiah dari luar negeri
setiap tahunnya. Peningkatan investasi ini akan mempengaruhi secara
positif tingkat perekonomian masyarakat. Peningkatan investasi baik
dari dalam maupun luar negeri akan berdampak pada penyerapan
tenaga kerja di Sulawesi Tenggara.
h. Pemeliharaan Kerukunan dan Toleransi antar Masyarakat.
Kerukunan masyarakat Sulawesi Tenggara adalah salah satu modal
utama pembangunan yang harus terus dipelihara. Seperti layaknya di
belahan Indonesia lainnya, Sulawesi Tenggara adalah daerah dengan
penduduk etnis yang beragam. Pada era Otonomi daerah dan
pemilihan kepala daerah secara langsung, etnis seringkali dijadikan
komoditas yang dimanfaatkan untuk memperebutkan pengaruh dan
kekuasaan. Di saat itulah antara suku mudah untuk terkoopatasi
pada figur-figur yang mewakili etnisnya.
i. Pembangunan Infrastruktur
Sebagai Provinsi Kepulauan Sulawesi Tenggara membutuhkan
Pembangunan Infrastruktur Jembatan untuk menghubungkan
daerah-daerah Kepulauan di Sulawesi Tenggara. Sulawesi Tenggara
sebagai salah satu Provinsi Kepulauan di Indonesia memiliki sekitar 651
jumlah pulau. 361 telah memiliki nama dan 290 belum memiliki
nama. Pemerataan pembangunan sangat dipengaruhi oleh kebijakan
pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Koneksitas antara pusat
pertumbuhan dengan daerah pinggiran hinterland sangat penting
untuk menyebarkan pertumbuhan ekonomi dari pusat ke pinggiran.
Daerah-daerah kepulauan yang merupakan hinterland akan semakin
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-45
cepat berkembang jika efektif terhubung dengan pusat
pertumbuhan. Pembangunan jembatan antara daratan dan
kepulauan maupun antar kepulauan akan sangat mempermudah
arus lalu lintas barang dan manusia yang bernilai ekonomis.
4.5. Isu- Isu Strategis Kota Baubau
Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya
yang signifikan bagi daerahdengan karakteristik bersifat penting, mendasar,
mendesak, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Isu-
isu strategis pembangunan Kota Baubau dirumuskan berdasarkan
permasalahan-permasalahan pembangunan daerah, tantangan dan potensi
pembangunan daerah kedepan.
Dalam perjalanan dinamika pembangunan Kota Baubau sejak Tahun
2001 menjadi daerah otonomi sejumlah keberhasilan pembangunan telah diraih
namun masih terdapat sejumlah permasalahan. Berdasarkan permasalahan di
atas, kemudian diidentifikasi isu-isu strategis yang menjadi pijakan dalamn
penyusunan Visi dan Misi, serta Program Strategis Pembanguna Kota Baubau
lima tahun mendatang yaitu tahun 2013 - 2018. Isu-isu strategis pembangunan
Kota Baubau tersebut adalah sebagai berikut :
4.2.1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah merupakan upaya terpadu
untuk mengembangkan potensi jasmani dan rohani secara utuh, serasi, selaras, dan
seimbang. Peningkatan kualitas sumber daya manusia bersifat matra ganda dan lintas
sektoral sehingga pelaksanaannya dilakukan melalui berbagai bidang pembangunan.
Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan proses interaksi yang
dinamik antara pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial budaya dan politik,
perkembangan iptek, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa, hukum, serta berbagai bidang pembangunan lainnya.
Peningkatan kulitas sumberdaya manusia Kota Baubaudimaksudkan untuk
dapat menciptakan manusia Baubau yang maju dan mandiri sebagai pelaku
pembangunan yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin,
profesionalisme, serta memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan
RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
K O T A B A U B A UT A H U N 2 0 1 3 - 2 0 1 7
IV-46
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang berwawasan lingkungan
maupun kemampuan manajemen dengan didukung oleh kesehatan jasmani dan rohani
yang prima.
4.2.2. Pengembangan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana) Perkotaan
Pengembangan inftrastruk sarana dan prasarana perkotaan dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar bagi masyarakat dan secara khusus
mendukung sistem perdagangan dan pelayanan yang kompetetif serta berdaya saing,
guna mendorong terciptanya peningkatan perekonomian rakyat dan iklim investasi
yang kondusif. Pengembangan sarana dan prasarana juga dimaksudkan agar tercipta
suasana kota yang indah dan bersih, melalui peningkatan kualitas lingkungan hidup dan
pemanfaatan sumber daya alam yang optimal berdasarkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan(sustainable development)
4.2.3. Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal
Mendorong terciptanya perekonomian yang berdaya saing tinggi dan merata
melalui penguatan lembaga ekonomi masyarakat, membangun kemitraan pemerintah,
swasta dan masyarakat, mendorong perluasan lapangan kerja dan ketersediaan tenaga
kerja professional serta menjalin hubungan kerja sama antar wilayah dalam rangka
mempercepat keberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan perkotaan.
4.2.4. Pengembangan Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Tatanan Kehidupan
Sosial Kemasyarakatan
Pengembangan Nilai-nilai budaya lokal dimaksudkan agar tercipta kehidupan
social kemasyarakatan yang humanis, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan
adat istiadat, melalui pemberdayaan lembaga-lembaga adat, penanaman nilai-nilai
adat kepada generasi muda dan penguatan peranan wanita, serta menggali,
melestarikan dan mengembangkan asset/nilai-nilai budaya untuk mendorong
pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.