bab_i_pendahuluan.pdf
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam khazanah kesusastraan Melayu kuno tradisi sastra lisan baik syair
maupun prosa merupakan kekhasan corak tersendiri yang memiliki relasi lajur sejarah
yang cukup panjang. Satu pengaruh tradisi Cina yang masuk melalui jalur
perdagangan kemudian pengaruh India atau Hindu-Budha yang saat itu merupakan
agama yang dianut sebagian besar kerajaan-kerajaan di Indonesia. Ditambah dengan
sumbangan kebudayaan Arab-Islam yang dibawa oleh para musafir. Ketiga tradisi
yang berbeda-beda tersebut tentunya sangat mewarnai sejarah perkembangan sastra di
Indonesia khususnya sastra lisan.
Dalam perjalanannya sastra lisan menemukan tempat dan bentuknya masing-
masing di tiap-tiap daerah pada ruang etnik dan suku yang mengusung budaya dan
adat yang berbeda-beda. Sebagai suatu bentuk ekspresi budaya masyarakat
pemiliknya, sastra lisan tidak hanya mengandung unsur keindahan (estetik) tetapi
juga mengandung berbagai informasi nilai-nilai kebudayaan tradisi yang
bersangkutan. Oleh karenanya, sebagai salah satu data budaya sastra lisan dapat
dianggap sebagai pintu untuk memahami salah satu atau mungkin keseluruhan unsur
kebudayaan yang bersangkutan.
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, manusia yang baik
adalah manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang dimiliki, karena
1
2
kebudayaan adalah cerminan dari manusia itu sendiri. Dari zaman prasejarah hingga
zaman modern seperti saat ini manusia mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda,
namun perbedaan tersebut merupakan sebuah kekayaan dalam berbudaya.
Seperti yang diketahui bahwa masyarakat Jawa adalah masyarakat yang
mempunyai banyak kebudayaan yang terikat pada adat-istiadat. Kebudayaan tersebut
telah diwariskan oleh nenek moyang masyarakat Jawa dari generasi ke generasi, dari
zaman dahulu hingga detik ini. Termasuk salah satu kebudayaan yang masih ada
hingga saat ini adalah kepercayaan terhadap adat-istiadat atau kebudayaan yang
berhubungan dengan hal-hal yang dianggap ghaib.
Namun, sejalan dengan perkembangan zaman seperti saat ini banyak sekali
kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk dalam kehidupan masyarakat Jawa,
sehingga berbagai macam kebudayaan asing tersebut menyebabkan budaya asli
masyarakat Jawa mulai terkikis sedikit demi sedikit. Sebagian masyarakat yang
masih teguh memegang adat istiadat atau kebudayaan warisan leluhur berusaha
untuk menurunkan kebudayaan tersebut kepada anak cucunya hingga saat ini. Salah
satu usaha untuk mempertahankan warisan leluhur tersebut adalah dengan
menyampaikan cerita-cerita dari leluhur kepada anak cucunya melalui bahasa lisan
(sastra lisan).
Senada dengan terdegradasinya kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya
di Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Tuban ini, lingkungan yang menjadi bagian
vital dari kehidupan masyarakat juga mengalami hal yang sama. Kerusakan
lingkungan yang terjadi hampir di seluruh dunia ini juga melanda lingkungan yang
3
ada di Kabupaten Tuban. Contohnya adalah penebangan liar yang dilakukan oleh
para blandong secara membabi buta dan penambangan berbagai macam hasil
tambang secara illegal yang membuat kerusakan lingkungan di Kabupaten Tuban ini
semakin parah.
Sebagai Kabupaten yang dikenal mempunyai seribu gua ini Kabupaten Tuban
mempunyai beberapa gua yang menjadi ikon pariwisata, di antaranya adalah Gua
Ngerong dan Gua Akbar. Gua Ngerong dan Gua Akbar tersebut mempunyai berbagai
macam legenda yang hingga saat ini masih dipercayai oleh masyarakat sekitar.
Warisan leluhur berupa legenda tersebut merupakan salah satu khazanah sastra lisan
yang hingga saat ini keberadaannya semakin terdegradasi oleh perubahan zaman
karena sastra lisan ini hanya tersimpan pada ingatan penuturnya yang saja.
Sastra lisan telah bertahan cukup lama dalam mengiringi sejarah bangsa
Indonesia dan menjadi semacam ekspresi estetik tiap-tiap daerah dan suku yang
tersebar di seluruh nusantara. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, dalam
khazanah kesusastraan modern Indonesia baik dalam ekspresi proses verbal
kesastrawanan maupun dalam kajian, sastra tulisan lebih mendimonasi.
Hal ini mulai berkembang ketika muncul anggapan bahwa sastra tulis
mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada sastra lisan dalam konteks pembangunan
kepribadian bangsa yang lebih maju. Didukung oleh arus modernisasi yang masuk
dan membawa corak kebudayaan baru, maka posisi sastra lisan dalam masyarakat
mulai pudar bahkan hampir dilupakan.
4
Sebagai masyarakat yang kaya akan budaya tentunya masyarakat Jawa
khususnya masyarakat Kabupaten Tuban mempunyai berbagai macam khasanah
sastra lisan yang beredar di masyarakat, diantara kekayaan sastra lisan tersebut adalah
legenda.
Sejalan dengan hal itu Boscom (Danandjaja, 1991:50) membagi cerita rakyat
dalam tiga golongan besar, yaitu (1) mite (myth), (2) legenda (legend), (3) dongeng
(folktale). Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta
dianggap suci oleh empunya cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk
setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang
kita kenal sekarang dan terjadi pada masa lampau. Seperti halnya dengan mite,
legenda adalah prosa rakyat, yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai suatu
kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Berbeda dengan mite, legenda
bersifat sekuler (keduniawian). Terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan
bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Sedangkan dongeng adalah
cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan
terutama untuk hiburan.
Legenda seringkali dipandang sebagai “sejarah” kolektif (folk history),
walaupun “sejarah” itu karena tidak tertulis dan telah mengalami distorsi, sehingga
seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
5
Sebagai salah satu bagian dari khazanah sastra lisan legenda juga dianggap
sebagai kearifan masyarakat lokal (local wisdom) meskipun keberadaannya pada saat
ini semakin terlupakan oleh masyarakat yang memilikinya. Hal itu dikarenakan
kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh generasi-generasi masyarakat yang
bersangkutan tentang cerita rakyat khususnya legenda yang ada di daerah di daerah
mereka.
Bagaimanakah peran legenda sebagai local wisdom (kearifan masyarakat lokal)
dalam menjaga kelestarian lingkungan disekitar Kabupaten Tuban khususnya
disekitar Gua Ngerong dan Gua Akbar? Dan bagaimanakah peran legenda sebagai
local wisdom (kearifan masyarakat lokal) dalam menjaga kelestarian budaya serta
adat-istiadat yang ada di Kabupaten Tuban khususnya disekitar Gua Ngerong dan
Gua Akbar? Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang legenda-legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar.
Berdasarkan paparan di atas, tentunya telah cukup jelas kenapa peneliti tertarik
dan merasa perlu mengadakan penelitian yang berjudul ”Legenda Sebagai Salah Satu
Upaya Konservasi Lingkungan dan Budaya di Kabupaten Tuban (Studi Kasus
Legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar)” sebagai syarat untuk memperoleh gelar S-I
dan juga mendeskripsikann legenda-legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua
Akbar serta menjelaskan pengaruh keberadaan legenda-legenda tersebut terhadap
lingkungan dan kebudayaan di Kabupaten Tuban, khusunya lingkungan dan
kebudayaan yang berada di sekitar Gua Ngerong dan Gua Akbar.
6
Banyaknya gua yang ada di Kabupaten Tuban merupakan sesuatu yang sangat
luar biasa, karena gua-gua tersebut merupakan aset yang sangat prospektif untuk
digunakan sebagai cagar alam dan pariwisata. Diantara gua-gua yang ada di
Kabupaten Tuban yang menjadi ikon wisata alam di Kabupaten Tuban adalah Gua
Ngerong dan Gua Akbar. Karena keindahan pesonanya, Gua Ngerong dan Gua Akbar
ini mampu menarik wisatawan untuk mengunjunginya, baik wisatawan lokal maupun
wisatawan dari luar Kabupaten Tuban.
Selain keindahan pesonanya, berbagai macam cerita mistis dan legenda yang
ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar yang beredar di kalangan masyarakat Kabupaten
Tuban khususnya membuat peneliti semakin tertarik untuk mempelajari legenda-
legenda yang ada dan berkaitan dengan Gua Ngerong dan Gua Akbar tersebut. Yang
mana keberadaan legenda-legenda tersebut sangat dipercaya oleh masyarakat sekitar
khususnya masyarakat Kabupaten Tuban sebagai sesuatu yang benar-benar nyata,
karena legenda-legenda tersebut memang benar-benar pernah terjadi dan terbukti.
Karena keyakinan dan kepercayaan masyarakat pada legenda-legenda tersebut
dimungkinkan akan mempengaruhi sikap masyarakat yang bersangkutan, dalam hal
ini adalah masyarakat Kabupaten Tuban yang berada di sekitar Gua Ngerong dan Gua
Akbar. Keyakinan dan kepercayaan masyarakat Kabupaten Tuban khususnya
masyarakat yang berada di sekitar Gua Ngerong dan Gua Akbar pada legenda-
legenda yang berada di Gua Ngerong dan Gua Akbar tersebut tentunya akan
membuat masyarakat yang ada disekitarnya berpikir lebih jauh untuk melakukan hal-
7
hal yang berkaitan dengan legenda tersebut, terutama hal-hal yang berpantangan
dengan legenda tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dalam penelitian yang
berjudul ”Legenda Sebagai Salah Satu Upaya Konservasi Lingkungan dan Budaya di
Kabupaten Tuban (Studi Kasus Legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar)” ini peneliti
dapat mendidentifikasi beberapa masalah, adapun identifikasi masalah tersebut
adalah:
1. Legenda-legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar.
2. Peran legenda sebagai upaya konservasi lingkungan di Kabupaten Tuban.
3. Peran legenda sebagai upaya konservasi budaya di Kabupaten Tuban.
4. Peran legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar sebagai upaya konservasi
lingkungan di Kabupaten Tuban.
5. Peran legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar sebagai upaya konservasi
budaya di Kabupaten Tuban.
6. Pengaruh konservasi lingkungan pada konservasi budaya di Kabupaten
Tuban.
7. Pengaruh konservasi budaya pada konservasi lingkungan di Kabupaten
Tuban.
8
1.3 Batasan Masalah
Karena banyaknya identifikasi masalah yang ada dan jika semua permasalahan
tersebut dikaji maka pembahasan dalam penelitian ini akan terlalu luas, serta
keterbatasan peneliti dalam hal ini, maka peneliti mengambil beberapa masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Legenda-legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar.
2. Peran legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar sebagai upaya konservasi
lingkungan di Kabupaten Tuban.
3. Peran legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar sebagai upaya konservasi
budaya di Kabupaten Tuban.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka peneliti
dapat merumuskan permasalahan yang dibahas adalah:
1. Apa sajakah legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar?
2. Bagaimanakah peran legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar sebagai upaya
konservasi lingkungan di Kabupaten Tuban?
3. Bagaimanakah peran legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar sebagai upaya
konservasi budaya di Kabupaten Tuban?
9
1.5 Tujuan Penelitian
Agar dalam penelitian yang berjudul ”Legenda Sebagai Salah Satu Upaya
Konservasi Lingkungan dan Budaya di Kabupaten Tuban (Studi Kasus Legenda Gua
Ngerong dan Gua Akbar)” ini tepat sasaran, maka peneliti perlu menetapkan
beberapa tujuan yang secara garis besar diklasifikasikan dalam tujuan umum dan
tujuan khusus, yang di dalamnya terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh
peneliti.
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus tersebut adalah sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan umum dalam penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan legenda-legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua
Akbar serta peran legenda-legenda tersebut sebagai salah satu upaya konservasi
lingkungan dan konservasi budaya di Kabupaten Tuban.
1.5.2 Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Legenda-legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar.
2. Peran legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar sebagai upaya konservasi
lingkungan di Kabupaten Tuban.
3. Peran legenda Gua Ngerong dan Gua Akbar sebagai upaya konservasi
budaya di Kabupaten Tuban.
10
1.6 Manfaat Penelitian
Setiap sesuatu akan menjadi berarti apabila bermanfaat bagi diri sendiri ataupun
orang lain disekitarnya, demikian juga penelitian ini. Dalam penelitian ini ada
beberapa manfaat yang diklasifikasikan dalam manfaat secara teoritis dan manfaat
secara praktis.
Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Beberapa manfaat secara teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian tentang legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar ini
dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengajaran sastra lisan, khususnya
di Kabupaten Tuban.
2. Penelitian tentang legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar ini
dapat dijadikan sebagai referensi oleh mahasiswa dalam penelitian sastra.
3. Penelitian tentang legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar ini
dapat dijadikan tolak ukur pemerintah Kabupaten Tuban untuk
melestarikan legenda-legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar.
4. Penelitian tentang legenda yang ada di Gua Ngerong dan Gua Akbar ini
dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pelestarian lingkungan dan
kebudayaan di sekitar Kabupaten Tuban khususnya masyarakat di sekitar
Gua Ngerong dan Gua Akbar.
11
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Masyarakat
Adapun manfaat penelitian ini bagi masyarakat Kabupaten Tuban adalah
sebagai berikut:
1) Dapat dijadikan sebagai kekayaan budaya bagi masyarakat Kabupaten
Tuban, khususnya masyarakat di sekitar gua Ngerong dan gua Akbar.
2) Dapat dijadikan sebagai sebuah kepercayaan untuk menjaga budaya-
budaya yang ada.
2. Pemerintah
Selain mempunyai manfaat secara praktis bagi masyarakat Kabupaten
Tuban, penelitian ini juga mempunyai beberapa manfaat bagi pemerintah
Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut:
1) Dapat dijadikan sebagai bahan dalam pengajaran sastra dengan
memanfaatkan budaya lokal masyarakat Kabupaten Tuban.
2) Dapat didokumentasikan sebagai salah satu sumber pengetahuan di
perpustakaan daerah khususnya di Kabupaten Tuban.
12
3. Peneliti/ mahasiswa
Sedangkan manfaat praktis bagi peneliti/ mahasiswa adalah sebagai
berikut:
1) Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian sastra
bagi mahasiswa.
2) Dapat dijadikan literatur untuk penelitian berikutnya.
1.7 Asumsi Penelitian
Asumsi atau anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Adapun beberapa asumsi penelitian yang
dijadikan sebagai anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gua Ngerong dan Gua Akbar menyimpan banyak legenda yang yang
beredar dan dianggap pernah terjadi di masa yang lampau oleh masyarakat.
2. Legenda merupakan salah salah khazanah sastra lisan yang berfungsi
sebagai konservasi lingkungan di Kabupaten Tuban.
3. Legenda merupakan salah satu khazanah sastra lisan yang berfungsi
sebagai konservasi budaya di Kabupaten Tuban.
4. Gua dapat dijadikan sebagai salah satu alat konservasi lingkungan di
Kabupaten Tuban.
5. Gua dapat dijadikan sebagai cagar alam yang berfungsi sebagai konservasi
budaya di Kabupaten Tuban.
13
1.8 Definisi Istilah
Dalam penelelitian yang berjudul ”Legenda Sebagai Salah Satu Upaya
Konservasi Lingkungan dan Budaya di Kabupaten Tuban (Studi Kasus Legenda Gua
Ngerong dan Gua Akbar)” ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan
sehingga tidak menimbulkan salah pengertian bagi pembaca.
Adapun beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam judul penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Legenda adalah prosa rakyat, yang dianggap oleh yang empunya cerita
sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
2. Upaya adalah ikhtiar untuk mencapai suatu maksud tertentu.
3. Gua adalah setiap ruangan bawah tanah yang dapat dimasuki oleh manusia
(International Union Of Speleologi).
4. Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan.
5. Lingkungan adalah daerah yang termasuk di dalamnya.
6. Budaya adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
7. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya
berada di kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km² dan panjang pantai
mencapai 65 km. Penduduknya berjumlah sekitar 1 juta jiwa.
14
Dari beberapa penjelasan istilah di atas maka dapat disimpulkan bahwa definisi
dari judul penelitian ini adalah prosa rakyat, yang dianggap oleh yang empunya cerita
sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi yang digunakan sebagai
upaya untuk mencapai sesuatu (pelestarian, penyelamatan, dan perlindungan) pada
budaya dan lingkungan di wilayah Kabupaten Tuban.