bab.ii. metode bart chart curva s

Upload: muh-abdillah

Post on 18-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sesi Perkuliahan Ke : 3 dan 4

Sesi Perkuliahan Ke : 3 dan 4

Tik : Pada Akhir Pertemuan ini Mahasiswa di harapkan mampu : Merencanakan teknik pengendalian konstruksi dengan Bar chart serta perhitungan dan penyelesaian penggambaran kurva S

Pokok Pembahasan : Bar Chart

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa diharapkan akan diharapkan dapat melakukan penjadwalan suatu kegiatan proyek melalui Kurva S.

I. Bahan Bacaan

1. A.D. Austen dan R.H. Neale, Pedoman Proses dan Prosedur dalam Manajemen Proyek Konstraksi, IPPM, Jakarta, 1991.

2. SoeharLO [man, Manajemen Proyek; Dari Konseptual Sampai Operasional Erlangga, Jakarta 1997.

II. Bacaan tambahan

Bahan Ajar, Manajemen Proyek II Ujung Pandang

III. Pertanyaan Kunci

Ketika membaca pokok bahasan ini, gunakanlah pertanyaan berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan bagan balok (Bar Chart) dalam penjadwalan suatu proyek ?

2. Sebutkan fungsi kurva "S" dalam penjadwalan proyek dan bagaimana hubungannya dengan Bar chart !

IV. Tugas

Buatlah Penjadwalan berdasarkan metode Bar chart ProYek Pemban perumahan oleh PT. Mitra dengan data-data dan ketentuan sebagai berikut (terlampir) !

BAB II

PENJADWALAN DENGAN METODE BAR CHART DAN KURVA "S"

2.1 Tinjauan Umum

Langkah pertama dalam perencanaan penjadwalan adalah membaginya dalam kegiatan-kegiatan yang disebut WBS (Work Break Down Sructure) kegiatan perlu diidentifikasi dan hubungan satu dengan yang lainnya jelas. Biasanya pembagian tersebut standard dan menurut logika tertentu. Berdasarkan pembagian ini pula dapat dilakukan alokasi sumber daya dan waktu.

Langkah kedua adalah menentukan jadwal kegiatan dalam proyek. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung bertambah. Usaha tersebut membuahkan hasil dengan ditemukannya metoda bagan balok (Bar Chart ), yaitu penyajian perencanaan dan pengendalian, khususnya jadwal kegiatan proyek secara sistematis dan analitis.

Bagan balok (Bar Chart) disusun dengan maksud mengidentifikasi unsure waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan. Dewasa ini metode Bar hart masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri maupun dikondisikan metode lain yang lebih canggih. Hal ini disebabkan oleh karena bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga amat berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan Proyek.

Adapun sebagai penunjang yang harus tersedia untuk membuat bar chart/bagan balok meliputi :

Gambar-gambar konstruksi yang relevan

Macam-macam kegiatan / pekerjaan yang ada dan rencana dikerjakan yang lengkap dengan kualitasnya.

Batasan-batasan sumber daya.

Tingkat-tingkat pelaksanaan yang diharapkan.

2.2 Menyusun Bar Chart.

Bar chart disiapkan dengan tangan (manual) atau dengan menggunakan komputer, tersusun pada koordinat X dan Y, disumbuh tegak lurus X dicatat pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian Lingkup suatu proyek, dan dilukis sebagai balok. Sedangkan disumbuh horisontal X tertulis satuan waktu, hari, minggu, atau bulan. Disini waktu mulai dan waktu akhir masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok yang bersangkutan. Pada waktu membuat bagan balok (barcbart) telah diperhatikan urutan kegiatan meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu dengan yang lain.

Format penyajian Bar chart yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan, skala waktu, dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.

Sebagai ilustrasi, table dibawah ini memperhatikan bagan balok pembangunan gudang kerangka besi. Lingkup proyek- pembangunan gudang kerangka besi diuraikan menjadi komponen-komponennya.

Tabel 2.1 Jenis kegiatan dalam menyusun Bart Chart

No.SimbolJenis Pekerjaan

1AMembuat spesifikasi dan desain engineering

2B Membeli material untuk pondasi

3C Membeli material bangunan

4D Membuat pondasi

5E Pabrikasi rangka bangunan

6F Mendirikan rangka bangunan

Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen yang bersangkutan dan ditentukan urutan pelaksanaan pekerjaannya, kemudian diperkirakan kurun waktu yang perlukan. Pada waktu pelaporan, misalnya pada akhir bulan dibandingkan antara kenyataan dan rencana seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Perkiraan dan kenyataan waktu yang diperlukan untuk masing-masing elemen pekerjaan.

WaktuWaktu

Rencana (hari)Realisasi (hari)

a44

b33

c58

d6Belum tahu

e8Belum tahu

f5Belum tahu

Gambar 2. 1 Contoh. penyajian perencanaan proyek dengan metode bagan balok

2.3 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

1.3.1 Keuntungan

Dari uraian dan contoh diatas terlihat bahwa metode bar chart mudah dibuat dan dipahami. Dan sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan komunikasi. Bila digabungkan dengan metode lain, misalnya "grafik S " dapat dipakai untuk aspek yang lebih luas.

Bar chart dapat diterapkan pads perencanaan proyek-proyek yang sifatnya tetap dari pada jenis-jenis konstruksi yang sangat berubah-ubah dan remit juga dapat dikatakan sebagai suatu sarana visual dari suatu program konstruksi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bar chart, merupakan salah satu Penjadwalan proyek yang menunjukkan visualisasi suatu rencana kegiatan yang digambarkan dalam bentuk batang/balok sebagai suatu kegiatan.

2.3.2. Kerugian

Meskipun memiliki segi-segi keuntungan tersebut, namun penggunaan metode bar chart/bagan balok terbatas karena kendala-kendala berikut :

Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang lain sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek. Dan tidak dapat menunjukkan jalur kritis/kegiatan kritis secara langsung, sehingga akan mempersulit dalam pembacaan.

Sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (Updating), karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagab baru, padahal tanpa adanya pembaharuan segera menjadi kuno dan menurun daya gunanya.

Untuk proyek berukuran sedang dan besar, lebih-lebih yang bersifat kompleks penggunaan bagan balok akan menghadapi kesulitan menyusun sedemikian besar.

Jumlah kegiatan yang mencapai puluhan ribu, dan memiliki keterkaitan tersendiri diantara mereka, sehingga mengurangi kemampuan penyajian secara sistematis.

Tetapi jika kegiatan tidak terlalu banyak, misalnya dengan membatasi dan memilih yang penting saja, seperti misalnya membuat jadwal induk, maka pemakaian bar chart/bagan balok untuk perencanaan dan pengendalian menjadi pilihan pertama, karena mudah dimengerti oleh semua lapisan pelaksana dan pimpinan para peserta proyek.

2.4. PENGGAMBARAN

Secara umum penggambaran bar chart dan kurva S, dimanfaatkan untuk penjadwalan sumber daya yang dapat meliputi : Pekerjaan, tenaga kerja, bahan /material Peralatan, dan biaya. Yang mana semua tersebut diatas terlepas terhadap waktu. Adapun penggabarannya tertuang dalam form segi empat yang terbagi dalam dua lajur ;

Lajur Horizontal :Untuk penulisan waktu

Lajur Vertikal:Untuk penulisan pekerjaan, tenaga kerja peralatan material dan Keuangan.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut

NoKegiatanKuantitasUnitWaktuKet

1234Hari

--Ti

Adapun penjelasan untuk masing-masing kolom adalah sebagai berikut :

1) Nomor

Dalam kolom nomor dari peta Gantt (Bar Chart) dapat menunjukkan nomor urut dari kegiatan itu sendiri. Adapun maksud pemberian nomor kegiatan adalah untuk mempermudah pembacaan dan sekaligus sebagai identifikasi dari kegiatan yang ada. Nomor diberikan mulai dari angka 1 hingga angka n sesuai dengan jumlah kegiatan yang ada.

2) Jenis Kegiatan / PekerjaanMenunjukkan kolom tempat kegiatan/pekerjaan dituliskan dalam suatu batang (Peta Gantt) kolom jenis pekerjaan tersebut dapat juga digantikan jenis peralatan yang dipakai atau jenis bahan/material yang akan.

Upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan upah. Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja disetiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam perhitungan dan menyusun anggaran biaya suatu bangunan/proyek harus mampu menguasai analisa BOW. Analisa BOW hanya dapat dipergunakan pada pekerjaan padat karya yang memakai peralatan konvensional. Sedangkan bagi pekerjaan yang menggunakan peralatan modem/alat berat, analisa BOW tidak dapat dipergunakan sama sekali.

Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun anggaran biaya bangunan yaitu : Harga Satuan Bahan, Harga Satuan Upah, dan Harga Satuan Pekerjaan.

Dibawah ini dibedakan skema harga satuan pekerjaan :

Dibawah ini dijelaskan kedudukan masing-masing istilah tersebut sesuai dengan contoh cars menghitung harga satuan pekerjaan untuk 1 m3 pasangan batu kali dengan campuran 1 semen: 4 pasir

Daftar harga Satuan

1. Batu kali Rp. 60.000/m32. SemenRp.25.000/zak

3. PasirRp.50.000/m3 Daftar Harga Satuan Upah

1. Tukang sapuRp.25.000/hari

2. Kepala Tk BatuRp.35.000/hari

3. PekerjaRp.15.000/hari

4. MandorRp.30.000/hari

Keterangan

Harga satuan bahan / upah didapat dari pasaran/ tempat lokasi pekerjaan Harga satuan pekerjaan didapat dari analisa bahan dan upah.

Dari komposisi campuran diatas didapatkan analisa G 32 h itu berarti 1 m3 pasangan macam A memakai perekat 1 semen Portland, 4 Empat Pasir ( G 19 )

1,2 m3 Batu Kali@Rp. 60.000=Rp.60.000 / m30,958 tong semen = 4,075 zak/170 kg@Rp. 25.000=Rp.101.875

0,522 m3 pasir@Rp. 50.000=Rp.26.100

Bahan

=Rp.199.975

1,2 tukang batu

@Rp.25.000=Rp.30.000

0,12 kepala tukang [email protected]=Rp.4.200

3,6 pekerja

@Rp.15.000=Rp.54.000

0,18 mandor

@Rp.30.000=Rp.5.400

Upah

=Rp.93.600

digunakan, juga dapat untuk menjadwalkan tenaga kerja yang dibutuhkan dan sekaligus dari ketiga hal diatas (sumber daya) dapat diketahui kebutuhan biaya konstruksinya dengan cara menjumlahkan biaya-biaya dari ketiga sumber daya tersebut setiap skala waktunya.

Dari penjumlahan biaya tersebut akan diketahui biaya konstruksi per satuan waktu dan dapat ditetapkan besarnya bobot biaya per satuan waktu, kemudian dijumlahkan secara komulatif, maka akan didapatkan biaya konstruksi keseluruhannya.

Dari data-data tersebut diatas juga dapat 5m digambarkan kurva "S" untuk biaya konstruksi sedangkan untuk jenis pekerjaan dapat dituliskan jenis pekerjaan utama yang ada pads proyek tersebut dan diurutkan menurut logika pelaksanaan dengan maksud untuk mempermudah identifikasi pekerjaan dan sebagai pedoman untuk penjadwalan bahan, alat dan tenaga kerjanya.

3) Kuantitas Pekerjaan

Dalam kolom kuantitas pekerjaan inilah besarnya kuantitas dari masing-masing pekerjaan dituliskan, adapun cara pengisiannya dapat berpedoman dari besarnya kuantitas pada Bills of Quantitas (BQ) yang telah disediakan oleh pihak pemilik/perencana.

Adapun sebagai pelaksana proyek wajib mengontrol besarnya kuantitas pekerjaan yang ada pada BQ dengan gambar rencana sebelum memasukkan besarnya kuantitas tersebut kedalam kolom kuantitas pekerjaan pada Bar Chart atau sebelum memasukkan penawaran untuk proyek tersebut.

Semua itu dengan maksud supaya jika ada kesalahan perhitungan kuantitas pekerjaan yang dilakukan oleh perencana dapat segera diketahui dan nantinya tidak merugikan pihak pelaksana (Kontraktor).

4) Analisa Harga Satuan

Yang dimaksud dengan harga satuan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analitis. Harga bahan didapat dipasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan.

Harga satuan pekerjaan = Bahan + upah

= Rp.199.975 + 93.600

= Rp.293.575

ANALISA BAHAN DAN UPAH

Yang dimaksud analisa bahan suatu pekerjaan, ialah menghitung banyaknya Volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Dari contoh diatas bahwa, analisa G 32 h, berbunyi, 1 m3 pasangan batu kali memakai perekat 1 PC :4 pasir (G19)

Diperlukan :

Bahan / Analisa G 32 h

= Rp. 199.975,-

Bahan / Analisa G 19Ditempat yang terdapat harga kapur dan semen merah sangat mahal atau jelek, sebagai pengganti perekat tras baster, dapat dipakai perekat sebagai berikut :

1 bagian semen Portland dan 4 bagian pasir, memberikan 3,46 bagian perekat. Jadi tiap m3 perekat diperlukan :

0.29 m3 semen Portland ( 2,132 tong )

1,16 m3 pasir

Uraian dan penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut

a. 1 m3 pas. Batu kali , terdiri dari bahan :1,2 m3 batu kali

0,0715zak semen

0,522 m3pasir

b. 1m3 pas. Batu kali biaya = Rp. 199.975,- (harga tersebut didapat setelah harga satuan bahan dimasukkan ke analisa G 32 h )

c. Hubungan antara G32 h dan analisa G 19 dari uraian diatas hub a,b,c adalah Komposisi campuran 1 bagian semen: 4 bagian pasir diperlukan : 1 bag. Semen dibutuhkan 0,5 hl benda padat dan

= 0,76

3 bag. Pasir dibutuhkan 0,60 hl benda padat dan

Tiap 1 m3 perekat diperlukan masing-masing bahan sebagai berikut :

1 bag semen=1 m3/3,46 = 0,289 m3= 0,1305 m3

=0,29 m3 = 0,29 x 1,25 kg= 163,125 kg

=362,5 kg / 170 kg= 2,132 tong

4 bag pasir = 4/3,46 = 1,156 m3 dibulatkan= 1,16 m3Jadi tiap 1 m3 pas. Batu kali diperlukan perekat = 0,45 m3 dan batu kali = 1,2 m3.

Bahan yang diperlukan

Semen = 0,45 x 0,29= 0,1305 m3

= 0,1305 x 1,250 kg= 163,125 kg

= 163,125 kg= 4,07 zak

Pasir= 0,45 x 1,16= 0,522 m3Dari uraian diatas terlihat dengan jelas dari mana asal indeks analisa G 32 h, dan hubungan dengan Analisa G 19

Analisa upah

Yang dimaksud analisa upah suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga yang dibutuhkan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.

Dalam analisa G 32 a. Indeks tenaga untuk 1 m3 pas batu kali adalah

1,2 tukang batu

0,12 Kepala tukang batu

3,6 Pekerja

0,18 mandor

Dari indeks tersebut maka kita dapat harga analisa upah = Rp. 93.600

Jadi yang dimaksud dengan upah tenaga kerja ialah jumlah tenaga + biaya yang dibutuhkan untuk 1 m3 untuk pas. Batu kali.

Penjelasan :

1 tenaga kepala tukang pas. Batu kali = 1,2 / 0,12 = 10 tenaga tukang batu

1 tenaga mandor mengepalai pekerja = 3,6 10,18 = 20 tenaga

Contoh : Daftar Harga Satuan Bahan

NoUraianSatuan bahan

1Kayu bekistingRp.350.000/m3

2Balok-balok banioRp.600.000 / m3

3KerikilRp.85.000 / m3

4Batu kaliRp.60.000 / m3

5Batu bata200 / buah

6Semen Portland @ 40 kg/zakRp.30.000 / zak

7Seng BJL S 30Rp.250.000 / kodi

8Tripleks 4 mmRp.35.000 / lembar

9Besi BetonRp.2.000 / kg

10Paku 5 cmRp.5.000 / kg

11Dstdst

Contoh : Daftar Harga Satuan Upah

NoUraianSatuan bahan

1Pekerja Rp.15.000 / hari

2Tukang BatuRp.25.000 / hari

3Tukang besiRp.25.000 / hari

4Tukang catRp.25.000 / hari

5Mandor Rp.30.000 / hari

6Kepala tukang kayuRp.35.000 / hari

7Kepala tukang batuRp.35.000 / hari

8Tukang Rp.25.000 / hari

9Jaga malamRp.25.000 / hari

10Pelaksana Rp.50.000 / hari

11dstDan seterusnya

Contoh : Uraian Harga Satuan Pekerjaan

NoUraianSatuan Pekerjaan

(Rp)

1Pasangan pondasi Batu Kali

Untuk 1 m3 pasangan batu kali dengan perbandingan 1 SP ; 4 Ps

Bahan : An . G . 32 h

1,2 m3 batu kali@ Rp. 6.000= Rp. 72.000

0,958 tong semen = 4,075 zk/170 kg @ Rp. 25.000= Rp. 101.875

Bahan

= Rp. 199.975

1,2 tukang batu

@ Rp. 25.000= Rp.30.000

0,12 kepala tukang batu

@ Rp. 35.000= Rp. 4.200

3,6 pekerja

@ Rp. 15.000= Rp.54.000

0,18 mandor

@ Rp. 30.000= Rp. 5.400

Upah= Rp. 93.600

2Harga satuan pekerjaan = Bahan + Upah

Pasangan beton

1 m3 beton bertulang dengan campuran : 1 Pc : 2 Ps : 3 krl, diperlukan :

Bahan An. G. 41

0,82 m3 kerikil@ Rp. 85.000 = Rp.69.700

0,54 m3 pasir@ Rp. 50.000 = Rp.27.000

8,5 zak semen Portland@ Rp. 25.000 = Rp.212.500

Bahan Rp.309.200

Dst 293.575

Menghitung Presentase Bobot Pekerjaan

Yang dimaksud dengan presentase bobot pekerjaan ialah besarnya persen pekerjaan siap dibanding dengan pekerjaan siap seluruhnya.

Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100%

Sebagai contoh :

a. Pembersihan lapangan

Volume=225,45 m2Harga satuan=Rp. 196,25

Harga Bangunan=Rp. 19.855.467

Presentase bobot pekerjaan pembersihan lapangan

PBP=

=

Jadi seandainya pekerjaan pembersihan lapangan telah siap seluruhnya maka presentase bobot pekerjaannya = 0,22 % terhadap pekerjaan seluruhnya. Catatan : presentase dibulatkan menjadi dua desimal di belakang koma.

Dari uraian Presentase Bobot Pekerjaan diatas dapat digambarkan dengan skema

Keterangan :V= Volume

HSP= Harga Satuan Pekerjaan

HB= Harga Bangunan

PBP= Presentase Bobot Pekerjaan

Uraian Bobot Pekerjaan

NoUraian Pekerjaan% Bobot Pekerjaan

1Pembersihan lapangan

Volume= 225,45 m2Harga Satuan= Rp. 196,25

Harga Bangunan= Rp. 19.855.467

Presentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan

PBP=

=

= 0,22

I.1bMemasang Bouwplank

Volume= 48,4 m2Harga Satuan= Rp. 2.187,25

Harga Bangunan= Rp. 19.855.467

Presentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan

PBP=

=

= 0,53

I.1cDireksi Keet

I.1dLos Kerja

Dst . (mengikuti formula seperti di atas)

Contoh Format Dalam Penyusunan Bobot Pekerjaan

KegiatanBobot

PekerjaanBagianSub Bagian

I. Pekerjaan PondasiPermulaan18,718,10

1aPembersihan lapangan1,630,22

bMemasang Bouplank0,53

cDireksi Keet4,53

dLos Kerja2,82

Penggalian

2aGalian tanah pondasi8,981,30

bUrugan kembali galian0,33

Pasangan Pondasi Batu Kali

3aUrugan Pasir0,11

bPasangan Batu Kali0,87

cPas. Pondasi Batu Kali8,00

Dst!!!

Setelah selesai menghitung uraian-uraian tersebut diatas, maka langkah-langkah selanjutnya yaitu merekapitulasi persentase pekerjaan/kegiatan.

Contoh Rekapitulasi Persentase

I. Pekerjaan PondasiRp. 3.718.088,00

=18,71%

II. Pekerjaan Beton dan DindingRp. 5.497.660,31

=27,70%

III. Pekerjaan Kap + AtapRp. 2.368.754,54

=11,93%

IV. Pekerjaan plafondRp. 1.633.592,42=8,24%

V. Pekerjaan PlesteranRp.1.686.713,15=8,49%

VI. Pekerjaan Pintu dan JendelaRp.1.369.850,42=6,90%

VII. Pekerjaan Cat dan KapuranRp.1.094.842,04=5,25%

VIII. Pekerjaan Perlengkapan DalamRp.491.932,00=2,46%

IX. Pekerjaan Perlengkapan LuarRp.1.029.528,88=5,19%

Rp.19.855.467,00=100%

Cara Menghitung Presentase Bobot Masing-masing Pekerjaan

Contoh Pekerjaan Pondasi :

2.5 Menggambar Kurva S"

Kurva "S" adalah pengembangan dan pengembangan dari diagram balok dan Hannum Curve sehingga dinamakan kurva "S". Diagram balok dilengkapi dengan bobot tiap pekerjaan dalam prosen (%).

Pada jalur bagian bawah ada presentase rencana untuk tiap satuan waktu dan presentase komulatif dari rencana tersebut. Disamping itu ada presentase realisasi untuk tiap satuan waktu dari presentase komulatif dari realisasi tersebut. Presentase kumulatif rencana dibuat sehingga membentuk kurva " S ". Pengembangan ini dinamakan kurva " S " (S Curva). Presentase komulatif realisasi adalah hasil nyata di lapangan. Hasil realisasi dari pekerjaan pada suatu vraktu dapat dibandingkan dengan kurva rencana. Jika hasil realisai berada diatas kurva "S" maka terjadi prestasi, untuk itu perlu ada penjadwalan kembali.

Dari kurva "S" dapat diketahui presentase ( % ) pekerjaan yang harus dicapai pada waktu tertentu untuk menentukan bobot tiap pekerjaan maka harus dihitung dahulu volume pekerjaan dan biayanya serta biaya nominal dari seluruh pekerjaan tersebut. Kurva "S" ini sangat efektif untuk mengevaluasi dan mengendalikan waktu dan biaya proyek.

Untuk lebih jelasnya, maka diberikan data di bawah ini :

NoJenis PekerjaanHarga (Rp)

1Pekerjaan A14.000.000

2Pekerjaan B1.000.000

3Pekerjaan C7.000.000

4Pekerjaan D6.000.000

5Pekerjaan E8.000.000

6Pekerjaan F5.000.000

7Pekerjaan G14.000.000

8Pekerjaan H19.000.000

9Pekerjaan I6.000.000

10Pekerjaan J17.000.000

11Pekerjaan K3.000.000

Jumlah Nominal100.000.000

AktivitasNilai BobotMinggu KeNilai BobotKet

Rp. 106%123456789101112131415161718

A1414

B115

C722

D628

E836

F541

G1455

H1974

I680

J1797

K3100

Nominal100 Jt100

2,52,556777778108633344

2,55101623303744515969778386899296100

Rangkuman

Perencanaan dan pengendalian proyek yang sistematis dan analitis dengan metode bagan balok (barchart Metode ini mengidentifikasikan urutan kegiatan dan unsur waktu, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan saat pelaporan.

Bagan balok (barchart) masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri maupun dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih. Hal ini disebabkan oleh karena bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga amat berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.

Dalam menyusun jadwal induk, bagan balok sering kali dipakai, terutama dalam hal urutan kegiatan, meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara situ dengan yang lainnya.

Harga Satuan Bahan

Bahan

Bahan

Analisa Satuan Bahan

Harga Satuan pekerjaan

Harga Satuan Upah

Upah

Analisa Upah

HARGA SATUAN PEKERJAAN = BAHAN + UPAH

V

HSP

V

HSP

x

HB

x

100%

=

PBP

Penjadwalan Dengan Metode Bart Chart

_1233694734.unknown

_1233695306.unknown

_1233695461.unknown

_1233695529.unknown

_1233718352.unknown

_1233695343.unknown

_1233694822.unknown

_1233692429.unknown

_1233692496.unknown

_1233608437.unknown