babi.2_020709
TRANSCRIPT
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pada lingkup yang lebih sempit, istilah ini
diartikan sebagai pemanfaatan hasil-hasil elektronik sebagai media pembelajaran
(Sukardjo, 2002: 7). Seiring dengan teknologi yang berkembang maka media
pembelajaran yang mungkin digunakan guru di kelas pun turut berkembang.
Berbagai jenis media pembelajaran yang tersedia dapat dikategorikan menjadi
media visual tanpa proyeksi, media visual dengan proyeksi, media audio, serta
media audio visual (Winkel, 1996: 287).
Edgar Dale (Sutiman, 2004: 64) menyatakan bahwa pengalaman belajar
manusia 75% diperoleh melalui indera penglihatan, 13% melalui indera
pendengaran, dan 12% dari indera yang lainnya. Konsekuensi logis dari
pernyataan ini menghantarkan pada pendapat bahwa media pembelajaran yang
mampu merangsang lebih dari satu organ penginderaan dapat meningkatkan
proses pembelajaran lebih baik daripada media yang merangsang satu organ
penginderaan saja (Winkel, 1996: 286). Penjabaran materi dalam buku teks kimia
selama ini telah berusaha menerapkan kerucut pengalaman oleh Edgar Dale
melalui pendekatan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
(salingtemas/SLTM) dengan penyertaan ilustrasi, model sederhana, dan foto-foto
produk kimia dalam menyajian materinya (saluran informasi yang digunakan
adalah indera penglihatan). Namun, pengembangan buku teks pelajaran kimia
tidak akan mampu menggunakan saluran informasi berupa indera selain
penglihatan yang membangun 25% pengalaman belajar siswa. Kelemahan buku
teks tersebut dapat ditutupi oleh penggunaan media pembelajaran kimia
berbantuan komputer yang dikembangkan menggunakan software tertentu; salah
2
satunya Macromedia Flash Professional 8. Materi pada media pembelajaran kimia
berbantuan komputer yang dikembangkan dengan software tersebut diharapkan
dapat disampaikan menggunakan saluran informasi tidak hanya berupa indera
penglihatan, tetapi juga menyertakan indera pendengaran (media audio visual).
Salah satu keunggulan media berbantuan komputer dibandingkan media audio
visual lain seperti televisi dan disket video adalah adanya kesempatan untuk
merancang media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam penyajian
materi yang dikandungnya (media pembelajaran interaktif); sehingga media
tersebut dapat digunakan sebagai sarana belajar mandiri.
Kesempatan penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah kini makin luas dibandingkan beberapa tahun
yang lalu. Kehadiran mata pelajaran teknologi informasi (TI) yang menuntut
ketersediaan laboratorium komputer di sekolah menengah atas (SMA)
memperbesar peluang bagi guru untuk mengembangkan media pembelajaran
berbantuan komputernya sendiri atau memanfaatkan hasil karya pihak lain guna
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang diampunya.
Tidak seperti konsep stoikiometri yang menantang siswa untuk
menyelesaikan soal-soal numerik, konsep makromolekul menghadapi tantangan
agar proses pembelajarannya menarik sehingga siswa terhindar dari rasa jenuh
karena menghadapi materi yang bersifat abstrak serta hafalan. Materi
makromolekul merupakan konsep yang cukup luas bahasannya karena mencakup
sub materi yaitu polimer (polimer sintetik, karbohidrat, dan protein) dan lemak
yang sangat erat hubungannya dengan isu dalam kehidupan sehari-hari. Materi
3
yang akan dikembangkan pada media pembelajaran berbantuan komputer ini
mencakup hanya makromolekul yang merupakan polimer, karena konsep tersebut
memiliki porsi yang lebih banyak serta tingkat kesulitan yang lebih tinggi
dibandingkan lemak. Upaya visualisasi konsep-konsep abstrak seperti reaksi
pembentukan polimer (sintetis, karbohidrat (polisakarida), dan protein) melalui
reaksi polimerisasi dapat ditampilkan dalam bentuk animasi sederhana, serta
reaksi identifikasi karbohidrat dapat disajikan dalam bentuk video berdurasi
singkat dapat dilakukan apabila dikembangkan menggunakan Macromedia Flash
Professional 8 sehingga diharapkan membantu kegiatan pembelajaran pada materi
ini menjadi lebih baik dan menarik.
Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan media pembelajaran
berbantuan komputer dengan materi makromolekul pada submateri makromolekul
yang termasuk polimer (polimer sintetis dan polimer alam) yang layak digunakan
sebagai sumber belajar mandiri siswa SMA kelas XII semester 2. Penilaian
kualitas media pembelajaran yang dihasilkan dilakukan menggunakan kriteria
kualitas media belajar yang meliputi kebenaran, keluasan dan kedalaman konsep;
kesesuaian dengan standar isi; kebahasaan dan kejelasan kalimat; keterlaksanaan,
serta tampilan media pembelajaran yang merupakan hasil adaptasi dari instrumen
penelitian Rinti Mutafarika (2006).
B. Rumusan Masalah
Pengembangan media yang dilakukan dalam penelitian ini berangkat dari
masalah penelitian yang dirumuskan sebagai berikut:
4
1. Bagaimanakah mengembangkan media pembelajaran kimia
berbantuan komputer yang layak digunakan untuk siswa SMA kelas XII
semester 2 sebagai sumber belajar mandiri dengan menggunakan Macromedia
Flash Professional 8 pada materi makromolekul?
2. Bagaimanakah kualitas media pembelajaran kimia yang
dihasilkan?
C. Tujuan Pengembangan
Pengembangan media pembelajaran berbantuan komputer ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan media pembelajaran kimia berbantuan komputer
dengan materi pokok makromolekul yang layak digunakan sebagai sumber
belajar mandiri untuk siswa SMA kelas XII semester 2.
2. Menentukan kualitas media pembelajaran kimia berbantuan
komputer yang telah dihasilkan.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini
adalah:
1. Media pembelajaran dalam bentuk CD dengan materi pokok
makromolekul polimer (polimer sintetis, karbohidrat dan protein) yang dapat
digunakan sebagai sumber pembelajaran mandiri peserta didik SMA kelas XII
semester 2.
5
2. Penyajian materi yang digunakan melibatkan komponen audio
visual dalam bentuk teks, gambar, animasi, dan video.
3. Media pembelajaran kimia berbantuan komputer yang disusun
memenuhi kriteria kebenaran, keluasan dan kedalaman konsep; kesesuaian
dengan standar isi; kebahasaan dan kejelasan kalimat; keterlaksanaan, serta
tampilan yang baik sehingga termasuk sebagai media pembelajaran yang
berkualitas baik.
E. Pentingnya Pengembangan
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang kini diterapkan pada
pendidikan di Indonesia mengamanatkan kepada institusi pendidikan untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dan
memotivasi peserta didik guna mengembangkan kreativitas dan kemandirian
peserta didik. Sementara itu, materi pembelajaran kimia yang cenderung
meningkat tidak sebanding dengan jam pelajaran yang tersedia, padahal siswa
dituntut untuk mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah
ditetapkan.
Pengembangan media pembelajaran berbantuan komputer diharapkan
dapat memberikan kontribusi positif bagi pembelajaran kimia. Kemampuan
program Macromedia Flash Professional 8 memungkinkan untuk menyusun
media belajar berbantuan komputer dengan memadukan grafik, gambar, animasi,
serta suara sehingga media yang dikembangkan dapat memberikan pelayanan
baik untuk siswa yang bergaya belajar visual, audio dan sedikit pelayanan bagi
6
siswa dengan gaya belajar kinestetik melalui penggunaan keyboard. Berdasarkan
potensi tersebut, hasil pengembangan berupa media belajar berbantuan komputer
ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana bagi siswa untuk belajar kimia
secara mandiri guna menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran kimia yang telah ditentukan.
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Media pembelajaran yang selama ini sering digunakan sebagai sumber
belajar mandiri berupa buku teks. Meskipun kini buku teks telah menyertakan
sejumlah gambar untuk memperkuat informasi yang disampaikan serta lebih
variatif dalam penggunaan warna guna memberi penekanan pada informasi
penting, tetapi komputer mampu menggunakan aspek ini dengan lebih optimal,
misalnya dengan menampilkan proses reaksi kimia dalam bentuk animasi. Media
berbantuan komputer dapat memberikan pelayanan baik untuk siswa yang bergaya
belajar visual, audio dan sedikit pelayanan bagi siswa dengan gaya belajar
kinestetik, sementara buku teks cenderung memenuhi kebutuhan siswa yang
bergaya belajar visual. Dengan adanya pengembangan media pembelajaran
berbantuan komputer diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
lebih menarik, menyenangkan, interaktif dan mengindahkan perbedaan individual
siswa. Namun demikian, produk yang dihasilkan memiliki keterbatasan, antara
lain:
1. Diperlukannya perangkat komputer untuk mengoperasikan media
pembelajaran ini.
7
2. Materi yang disajikan dalam pengembangan ini terbatas pada
materi pokok makromolekul yang meliputi polimer sintetis dan polimer alam
(karbohidrat dan protein).
G. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang perlu didefinisikan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu
produk model dan memvalidasi produk model yang dihasilkan.
2. Media pembelajaran kimia berbantuan komputer adalah alat
berbentuk CD yang digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan
materi pembelajaran kimia kepada siswa yang disusun dan disajikan dengan
program komputer.
3. Pembelajaran mandiri adalah suatu strategi untuk mengatur
kegiatan belajar sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik memperoleh
perhatian lebih banyak daripada yang dapat diberikan dalam pengelolaan
kegiatan pembelajaran klasikal.
8