bab01-sistem akuisisi data
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
1/19
Teknik Akuisisi Data 1
1. Sistem Akuisisi Data
SebuahData-Acquisition System (DAS), secara aktual berupa interface
antara lingkungan analog dengan lingkungan digital. Lingkungan analog
meliputi transduser dan signal conditioner dengan segala kelengkapannya,
sedangkan lingkungan digital meliputiAnalog to Digital Converter (ADC)dan
selanjutnya digital processing atau command unit yang dilakukan oleh
mikroprosesor atau sistem berbasis mikroprosesor.
Tujuan bab ini adalah mempelajari macam DAS, dengan titik berat
pada sistem dan elemen penyusun dari DASyang berbasis mikroprosesor.
1.1. Struktur DAS
Struktur Data Acquisition System meliputi jumlah besaran fisik yang
akan diambil, variasi kecepatan perubahan , serta tujuan atau fungsi dari
sistem.
Berdasarkan strukturnya ada beberapa macam :
1.1.1. One Way DAS
Sistem dengan one-way mempunyai struktur yang sederhana. Sistem
dengan struktur one-way ini dapat berupa open-loop , dimana kegunaan atau
fungsi dari sistem ini terbatas hanya untuk pembacaan besaran fisik yang diukur
secara digital untuk selanjutnya ditampilkan pada display (LCD, CRT dan
sebagainya) dan merekamnya sebagai off-line processing(berupa file pada disk
) atau mencetaknya pada printer.
Jika sistem ini berupa closed loop, hasil pembacaan digunakan untuk
pengontrolan suatu besaran tertentu, untuk melakukan setting suatu
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
2/19
Teknik Akuisisi Data 2
besaran pada level yang ditentukan atau secara sederhana dapat dikatakan
untuk meregulasi suatu besaran tertentu .
heating
programuP
heating
control
ADC
.n
oven temperature
A
instrumentation
amplifier
termocople
error
gambar 1.1 Closed-loop one-way DAS
Gambar 1.1 menunjukkan diagram blok sistem closed-loop dengan
struktur one-way DAS.
1.1.2. Multikanal DAS
Jika sejumlah besaran harus dibaca secara simultan maka time divison
multiplexing digunakan untuk mengontrol pembacaan input.Multiplekser
adalah komponen yang tersusun dari sejumlah saklar analog yang mempunyai
output terhubung secara bersama membentuk output tunggal dan inputnya
menentukan jumlah input komponen tersebut.
Membuka atau menutupnya saklar dikontrol dengan address channel
input, dimana logika input dikodekan dengan sejumlah bit. Satu bit address
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
3/19
Teknik Akuisisi Data 3
channel dapat mengontrol 2 kanal, dan n bit dapat mengontrol sejumlah 2n
kanal.
signalconditioner
signalconditioner
channel 0
channel n
anaolque multiplexer
S/H
ADC
S/H
control EOC
START
microprocessorsystem
n bit data
channel
addressing
Gambar 1.2 Multichannel DAS
Multiplekser yang umum mempunyai 4, 8 atau 16 kanal. Sebuah
multiplekser 16 kanal mempunyai 16 kanal yang disimbulkan dengan kanal 0
sampai dengan kanal 15. Pada gambar 1.2 ditunjukkan diagram blok multi
kanal DAS. Dalam konfigurasi seperti dalam gambar tersebut mikroprosesor
menghasilkan :
sinyal kontrol untuk rangkaiansample-hold
sinyal start untuk start konversi ADC, akhir konversi ADC ditandai
dengan keluarnya sinyal EOC, sinyal EOC ini sebagai indikasi data
valid.
sinyal address channeluntuk pengontrolan input multiplekser.
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
4/19
Teknik Akuisisi Data 4
Dengan mensuplai sinyal-sinyal tersebut mikroprosesor
mengorganisasi dan mengontrol operasi dari komponen-komponen sistem.
Jika kita perhatikan diagram blok gambar 1.2, operasi sample-hold
dilakukan oleh sebuah rangkaian sample-hold setelah multiplekser analog.
Dengan konfigurasi seperti ini terdapat kelemahan pada sistem dengan struktur
ini, yakni tidak dapat melakukan pembacaan data lebih dari satu kanal dalam
waktu yang bersamaan, maksudnya dalam sekali operasi sample-hold
melakukan operasi pembacaan secara bergantian.
1.1.3. Synchronous DAS
Seperti disebutkan di atas tentang keterbatasan pada struktur sistem
sebelumnya (multichannel DAS), adalah mungkin untuk memindahkan
rangkaian sample-hold ke depan multiplekser analog pada masing-masing
input, sehingga dibutuhkan rangkaian sample-hold sebanyak n buah sesuai
dengan jumlah input yang ada.
Diagram blok sistem dengan struktur ini ditunjukkan pada gambar 1.3
di bawah ini. Pada sistem seperti ini pengaturan input lebih baik karena dapat
melakukan pembacaan dua input atau lebih selama rangkaian sample-hold
dalam mode hold . Hal ini dapat dirasakan secara praktis dalam sinkronisasi
antara kontrol S/H dan start konversi ADC.
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
5/19
Teknik Akuisisi Data 5
signal
conditioner
signal
conditioner
channel 0
channel 3
anaolq ue multiplexer
ADC
S/H
control
microprocessor
system
n bit data
channel
addressing
signal
conitioner
signal
conditioner
channel 1
channel 2
S/H
S/H
S/H
S/H
EOC
START
Gambar 1.3. Synchronous DAS
1.1.4. Fast DAS
Seringkali kita menghadapi sejumlah sinyal dengan fluktuasi yang
sangat cepat. Dalam menghadapi sinyal seperti ini, tidak hanya cukup
menggunakan multi channelDAS dengan menggunakan ADC yang serupa
dengan sistem sebelumnya, sejumlah FLASH ADC dengan rangkaian sample-
holdpada tiap-tiap ADC seperti pada gambar 1.4.
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
6/19
Teknik Akuisisi Data 6
S/H
channel 0
Digital Mux
microprocessor
system
n bit data
channel addressing
(2 bit)
S/H
S/H
channel 1
channel 2
FAST
ADC
FAST
ADC
FAST
ADC
n bit data
n bit data
n bit data
EOC START
S/H CONTROL
START
EOC
Gambar 1.4 Fast DAS
Output digital flash ADC di-multiplek dengan sebuah digital
multiplekser, dalam gambar 1.4 ditunjukkan tiga sinyal dengan fluktuasi yang
sangat cepat diinputkan pada FLASH ADC melalui rangkaiansample-hold, ke-
12 bit data dari tiap-tiap FLASH ADC diinputkan pada multiplekser digital.
Karena ADC yang diguanakan jenis FLASH ADC, dimana kelebihandari jenis ini adalah waktu konversi yang sangat cepat, ditambah lagi dengan
konfigurasi struktur synchronous secara fisik dan pengontrolannya, maka
sistem ini dapat melakukan akuisisi data dengan lebih baik terhadap sinyal-
sinyal dengan fluktuasi yang sangat cepat sekali.
1.2. Elemen-elemen Penunjang DAS
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
7/19
Teknik Akuisisi Data 7
Sistem terdiri dari sejumlah elemen atau komponen yang saling
berhubungan satu dengan yang lain melakukan suatu kerja sehingga tujuan atau
fungsi sistem tercapai. Elemen-elemen Data Acquisition System , yang saling
berhubungan satu dengan yang lain adalah sebagai berikut :
Transduser
Transduser adalah elemen yang berfungsi untuk merubah suatu besaran
fisik menjadi besaran listrik. Tranduser mengubah besaran mekanik menjadi
besaran listrik yang dapat berupa tegangan atau arus, tranduser suhu mengubah
besaran temperatur (derajat panas) menjadi besaran listrik berupa tegangan
atau arus. Dalam praktik banyak sekali contoh-contoh tranduser yang dipakai
dalam DAS, misalnya Physically Displacement Transduser, Humidity
Transduser, Thermocouple, Accelerometer, Tachometer, Strain Gauge
Transduser dan sebagainya. Spesifikasi penting dari transduser adalah
kecepatan, ketelitian dan keandalan.
Operasional Amplifier
Tegangan atau arus yang dihasilkan oleh transduser biasanya kecil.
Sedangkan komponen ADC yang digunakan dalam praktik bekerja pada skala
penuh 0 s/d 5 volt, -5 s/d +5 volt, 0 s/d 10 volt dan sebagainya tergantung
mode input dan spesifikasi komponen yang dipakai. Oleh karena itu diperlukan
signal conditioner, yang memperlakukan sinyal keluaran dari transduser
cukup besar untuk diinputkan pada ADC. Rangkaian-rangkaian dengan
menggunakan operasional amplifier merupakan bagian utama dari signal
conditioner.
Instrumentasi Amplifier
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
8/19
Teknik Akuisisi Data 8
Instrumentasi amplifier diperlukan bila data analog harus ditransmisikan
melalui jarak yang cukup jauh dan juga untuk meredam interferensi.
Karakteristik penting dari instrumentasi amplifier adalah CMMR (common
mode rejection ratio)yang tinggi, impedansi input yang tinggi, dan gain yang
dapat diprogram.
Isolator
Isolation transformer, optical isolation, transformer coupled
diperlukan sebagai pemisah antara sumber sinyal dengan sistem data, untuk
isolasi dalam sistem digital digunakan solid state opto-coupler atau fiber
optic.
Rangkaian fungsi analog
Untuk fungsi-fungsi yang tetap , rangkaian analog lebih sederhana dan
lebih real time, dibandingkan pemroses digital. Fungsi-fungsi yang bisa
diwujudkan dengan rangkaian analog antara lain multiplier, divider, adder,
subtractor dan fungsi-fungsi non linier yang lainnya.
Multiplekser analog
Jika sinyal analog yang harus diproses berasal dari banyak sumber atau
dari kanal komunikasi yang sama, melewati single converter , sebuah
multiplekser analog diperlukan untuk meng-kopel dan mengatur sinyal
tersebut.
Rangkaian sample/hold
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
9/19
Teknik Akuisisi Data 9
Rangkaian sample/hold diperlukan karena dalam banyak hal sinyal
analog bervariasi cukup cepat, sementara konversi sinyal dari analog ke
digital mengambil selang waktu yang tertentu dan ADC tidak dapat men-
digital-kan input analog dengan sangat segera, sehingga perubahan yang cukup
besar pada sinyal input selama proses konversi dapat mengakibatkan kesalahan
yang cukup besar.
Analog to Digital Converter (ADC)
ADC melakukan konversi data analog menjadi data digital yang
bersesuaian. Spesifikasi utama ADC adalah ketelitian absolut dan relatif,
linearitas, resolusi, kecepatan konversi, stabilitas, no-missing codedan harga
komponen. Hal lain yang berhubungan ialah batas tegangan input, output kode
digital, teknik interfacing, multiplekser internal, pengkondisi sinyal dan
memori.
Digital to Analog Converter (DAC)
Data yang telah diolah mengalami pemrosesan, penyimpanan dan bahkan
transmisi secara digital. Mengkonversikan kembali dari bentuk digital menjadi
analog dilakukan oleh DAC.
Prosesor data digital
Prosesor ini mengolah secara digital data hasil konversi ADC.
Filter
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
10/19
Teknik Akuisisi Data 10
Untuk menghilangkan noise yang ada, digunakan filter untuk
melewatkan sinyal dengan frekuensi yang diinginkan dan menolak komponen
frekuensi yang lain. Filter dapat diwujudkan secara hardware maupun
software.
1.3. Operasi sample and hold
Penguat sample-hold mempunyai 4 komponen utama, yaitu input
buffer amplifier, komponen penyimpan energi berupa hold capacitor, output
buffer amplifier dan rangkaianswitchingseperti pada gambar 1.5 di bawah ini.
Input Buffer amplifier mempunyai impedansi yang tinggi dan menghasilkan
penguatan arus untuk mengisi hold capacitor . Dalam mode track, hold
capacitor menentukan respon frekuensi dari penguat ini. Dalam mode hold ,
holdcapacitormenahan tegangan sebelum hubungan ke input buffer amplifier
dilepaskan. Output buffer amplifier memberikan impedansi yang tinggi pada
holdcapacitor untuk menghindari tegangan yang ada discharge sebelum
waktunya.
switch
iinput
bufferamp
output
bufferamp
switching
circuit
analog input
control
holdcapacitor
analog output
Gambar 1.5 Penguat sampel/hold
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
11/19
Teknik Akuisisi Data 11
1.3.1 Spesifikasi Penguat Sample-Hold
Terdapat 4 spesifikasi yang menggambarkan karakteristik penguat sample-
hold, yakni :
Mode Track
Dalam mode operasi track atau sample, penguat sample-hold adalah
sebuah penguat dengan bandwidthyang terbatas. Spesifikasi utama pada
mode operasi trackadalah :
offset : menyatakan deviasi keluaran terhadap nol.
non-linearitas: menyatakan deviasi dari plot sinyal input-output
terhadap garis lurus yang seharusnya. Ini biasanya dinyatakan
dalam prosentasefull-scale.
gain: faktor pengali yang melambangkan transfer function input
- output
settling time : waktu yang diperlukan oleh output untuk
mencapai nilai akhirnya dalam daerah pecahan dari full-scale
yang tertentu bila dimasukkan inputstep analog full-scale.
Bandwidth : menggambarkan respon frekuensi dalam
hubungannya dengan peredaman output pada frekuensi tinggi,
biasanya dikarakteristikkan pada -3 dB.
Transisi Track ke Hold
waktu aperture : menyatakan waktu yang diperlukan untuk
melepaskan hubungan hold capacitor dari input buffer
amplifier.
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
12/19
Teknik Akuisisi Data 12
+ FS
- FS
ANALOG INPUT
EFFECTIVE APERTURE DELAY TIME
APERTURE ERROR
JITTER
HOLD COMMAND
TRACKHOLD
TRACK
SWITCH DELAY TIME
TRANSIENT SETTLING
TIME
FEEDTHROUGHVpt P-P
+ FS
- FS
ANALOGOUTPUT
SLEW RATE
TRANSIENT AMPLITUDE
DROP RATE
ACQUISITION TIMETO SPECIFIEDACCURACY
Gambar 1.6 Kesalahan pada penguat sample/hold
te
ta
V HELD
ENCODE
(CONTROL)
SWITCH tde
ANALOG IN
VOLTAGE
ON HOLD
CAPACITOR
t
tda = ANALOG DELAY TIME
tde = CONTROL DELAY
ta = APERTURE TIME
te = EFFECTIVE APERTURE
DELAY TIME
t = tde + ta/2 - tda
tda
Gambar 1.7 Pewaktuan internal penguat sample/hold
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
13/19
Teknik Akuisisi Data 13
offset sample ke hold : terjadi kesalahan step , karena nilai
tegangan pada saat holdberbeda dengan nilai terakhir pada waktu
sample.
Mode Hold
Selama mode hold terdapat kesalahan akibat ketidaksempurnaan saklar,
output buffer amplifier dan hold capacitor.
droop : konstanta hanyutan dari tegangan output karena
kebocoran muatan dari hold capacitor.
feedthrough: bagian dari sinyal input yang tampak pada output
saat hold, terutama disebabkan oleh kapasitansi pada saklar.
Transisi dari Hold ke Sample
acquisition time : lama penguat sample-holdharus tetap pada mode
sampleagar hold capacitormendapatkan inputstep full-scale.
1.4. Konversi Analog ke Digital
Proses konversi data analog menjadi data digital merupakan proses
penting dalam sistem akuisisi data. Proses konversi ini dilakukan oleh sebuah
komponen yang dinamakan Analog to Digital Converter, selanjutnya dalam
buku ini disingkat ADC. Pemilihan komponen sesuai dengan kebutuhan
sangatlah penting dalam konversi analog ke digital.
1.4.1. Jenis-jenis ADC
Terdapat beberapa jenis ADC yang dapat dibagi menjadi empat kelompok,
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
14/19
Teknik Akuisisi Data 14
dimana pemilihan ADC disesuaikan dengan penggunaan, yang di dalamnya
diperhitungkan resolusi, waktu konversi dan ketelitian.
Successive Approximation
Konverter analog ke digital jenis successive approximation atau pendekatan
berturut-turut banyak digunakan khususnya untuk interfacing dengan
komputer.
Integrasi
Pada ADC jenis ini terdapat konversi yang tidak langsung, pertama konversi
sebagai fungsi waktu, kemudian dari fungsi waktu ke digital dengan
menggunakan sebuah pencacah. Jenis ini seperti dual-ramp dan quad slope,
sesuai untuk penggunaan yang memungkinkan konversi cukup lama. Jenis yang
lain adalah single ramp dan konversi tegangan ke frekuensi.
Pencacah dan Servo
Pada konverter jenis ini waktu konversinya tergantung dari perubahan
tegangan input. Input analog dibandingkan dengan output DAC dengan input
digital yang berasal dari pencacah. Variasi dari konverter ini adalah jenis servo
yang menggunakan pencacah naik turun.
Paralel
Konverter paralel atau flash menggunakan 2n
- 1 komparator. Penggunaan
konversi paralel memungkinkan kecepatan hanya dibatasi oleh waktu switching
dari komparator dan gate. Bila input berubah, kode output berubah segera
sehingga konverter jenis ini merupakan yang tercepat. Namun jumlah elemen
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
15/19
Teknik Akuisisi Data 15
internal bertambah secara geometris dengan resolusi.
+
DA CONVERTER
-
ANALOG
INPUT SIGNAL
SHIFT REGISTER,
CONTROL LOGIC,AND
OUTPUT REGISTER
ANALOG REFERENCE
CLOCK
SERIAL OUTPUT
CLOCK OUTPUT
STATUS (BUSY)
START
CONVERSION
COMPARATOR
Gambar 1.8 Diagram blok A/D successive approximation
1.4.2. ADC Successive Approximation
ADC Successive Approximation mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain
mudah untuk interfacing dengan komputer, waktu konversi tetap, kecepatan
konversi yang cukup tinggi dan memungkinkan untuk resolusi tinggi. Cara
kerja ADC jenis ini adalah sebagai berikut:
Konversi dilakukan dengan cara membandingkan input yang tidak diketahui
dengan sebuah tegangan atau arus presisi yang dibangkitkan oleh sebuah
DAC, seperti terlihat pada gambar 1.8. Input dari DAC berasal dari output
digital ADC. Pembandingan dilakukan bit demi bit mulai dari MSB.
Sesudah perintah konversi diberikan dan konverter telah direset, output
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
16/19
Teknik Akuisisi Data 16
DAC dibandingkan dengan sinyal input. Bilamana input lebih besar dari
MSB tersebut, bit ini akan bernilai '1' dan bit berikutnya diuji. Bila input
kurang dari MSB, bit tersebut akan bernilai '0', Bila bit kedua tidak dapat
membuat output DAC lebih besar dari input analog bit ini akan diset '1', bit
ketiga dites. Bila pemberian '1' pada bit kedua membuat output DAC kali
ini lebih besar dari input analog maka bit ini bernilai '0'. Proses ini
berlangsung secara terus-menerus sampai LSB.
0 1/8 1/4 3/8 1/2 5/8 3/4
IDEAL TRANSFER FUNCTION
000
001
010
011
100
101
110
111
FS
0
1/8
1/4
3/8
1/2
5/8
3/4
7/8
1
D
I
G
I
T
A
L
O
U
T
P
U
T
7/8
GAIN
ERROR
ACTUAL
TRANSFER
FUNCTION
Gambar 1.9 Fungsi transfer ADC 3 bit ideal
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
17/19
Teknik Akuisisi Data 17
0 1/8 1/4 3/8 1/2 5/8 3/4
IDEAL TRANSFER FUNCTION
000
001
010
011
100
101
110
111
FS
0
1/8
1/4
3/8
1/2
5/8
3/4
7/8
1
ANALOG INPUT
D
I
G
I
T
A
L
O
UT
P
U
T
7/8
GAIN
ERROR
ACTUAL
TRANSFER
FUNCTION
gambar 1.10 Kesalahan penguatan ADC 3 bit
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
18/19
Teknik Akuisisi Data 18
0 1/8 1/4 3/8 1/2 5/8 3/4
IDEAL TRANSFER
FUNCTION
000
001
010
011
100
101
110
111
FS
0
1/8
1/4
3/8
1/2
5/8
3/4
7/8
1
ANALOG INPUT
D
I
G
I
T
A
L
O
U
TP
U
T
7/8
ACTUAL
TRANSFER
FUNCTION
Gambar 1.11 Kesalahan offset ADC 3 bit
Hal utama yang perlu diperhatikan pada ADC jenis ini adalah input
analog tidak boleh berubah lebih dari 1 LSB selama konversi. Untuk mengatasi
hal ini pada sinyal input yang berubah dengan cepat digunakan penguat
sample-hold. Penguat ini dapat ditiadakan untuk sinyal-sinyal yang sangat
lambat atau sinyal DC.
Ketelitian, linearitas, dan kecepatan ADC successive approximation
terutama disebabkan oleh sifat DAC dan komparator internal.
I.4.3 Spesifikasi ADC
Fungsi transfer untuk ADC 3 bit ideal diperlihatkan pada gambar 1.9.
Pada fungsi ini sinyal input analog pada sumbu horisontal dan output digital
pada sumbu vertikal. Hal-hal yang berhubungan dengan spesifikasi ADC adalah
-
8/9/2019 BAB01-Sistem Akuisisi Data
19/19
Teknik Akuisisi Data 19
sebagai berikut :
Resolusi
Menyatakan tegangan input yang dibutuhkan untuk menaikkan output
ADC antara suatu kode dengan kode berikutnya. Sebuah ADC dengan 12 bit
mempunyai resolusi 1/4096full scale.
Ketelitian
Menyatakan perbedaan antara input yang sebenarnya dengan output
kode binerfull scale.
Kesalahan penguatan
Menyatakan perbedaan kemiringan fungsi transfer ADC terhadap fungsi
transfer ADC ideal.
Kesalahan offset
Setara dengan nilai tegangan input ADC untuk membuat nol kode
output.
Non-linearitas differensial (DNL)
Didefinisikan sebagai deviasi dalam lebar kode dari nilai 1 LSB.
Non-linearitas integral (INL)
Adalah deviasi fungsi transfer dari garis lurus ideal.
Monotonitas
Menyatakan ada atau tidaknya tanda (sign) kemiringan pada fungsi
transfer ADC.
Waktu konversi
Waktu yang diperlukan oleh ADC untuk membuat satu konversi.