bab xxiv - kementerian ppn/bappenas :: home · web viewsedangkan pengadaan kendaraan bermotor...

129
APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN

Upload: hoangdien

Post on 28-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

APARATUR NEGARA DANPENGAWASAN PEMBANGUNAN

Page 2: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan
Page 3: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

BAB XXIV

APARATUR NEGARA DANPENGAWASAN PEMBANGUNAN

A. PENDAHULUAN

Pembangunan aparatur negara dan sistem pengawasan pem- bangunan pada pokoknya berisikan upaya penertiban, penyempurna- an, dan pembinaan keseluruhan unsur sistem administrasi negara dan pengawasan pembangunan, meliputi penataan organisasi, penyempur- naan ketatalaksanaan, dan pemantapan sistem manajemen Pemerintah- an dan pembangunan baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu dilakukan perbaikan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraannya sehingga memiliki disiplin, kemampuan profesional, wawasan pembangunan, dan semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa, negara, dan tanah air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pembangunan aparatur negara dan sistem pengawasan meng-upayakan peningkatan hubungan kerja yang serasi antara aparatur

XXIV/3

Page 4: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab, agar dapat lebih meningkatkan kualitas, efisiensi pelayanan, dan pengayoman kepada masyarakat, serta menumbuhkan prakarsa dan partisipasi masyarakat dan dunia usaha sehingga tercipta daya guna dan hasil guna pembangunan secara optimal, dan memantapkan perwujudan Wawasan Nusantara.

Pada tahun ketiga Repelita VI kinerja pembangunan aparatur negara sudah semakin baik dan mantap yang merupakan peningkatan atas hasil-hasil yang telah dicapai pada tahun pertama dan tahun kedua Repelita VI. Hal tersebut ditandai dengan antara lain: (1) makin mantapnya hubungan kelembagaan antara pemerintah dengan lembaga tertinggi dan tinggi negara; (2) semakin mantapnya tatanan organisasi pemerintah pusat termasuk perwakilan RI di luar negeri, daerah dan desa, serta meningkatnya keserasian hubungan aparatur pusat dan daerah yang dilakukan atas dasar asas dekonsentrasi, asas desentrali- sasi, dan asas medebewind dalam pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan, disertai pemberian kewenangan yang lebih besar dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga meningkat pula pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat; (3) semakin meningkatnya disiplin dan kualitas sumber daya manusia aparatur negara dan kesejahteraannya; (4) semakin mantapnya sistem perencanaan, penganggaran dan pembiayaan, serta pemantauan dan pelaporan pelaksanaan pembangunan; (5) semakin meningkatnya pembinaan kearsipan nasional yang tidak saja melestari- kan dan menyediakan arsip sebagai bahan pertanggungjawaban nasional, tetapi juga menjadi cermin identitas nasional dan jati diri bangsa; dan (6) makin meningkatnya kualitas dan lingkup penelitian di bidang aparatur negara sehingga dapat lebih menunjang upaya pening- katan daya guna dan hasil guna aparatur negara dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan.

XXIV/4

Page 5: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Untuk lebih meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan pembangunan, baik pengawasan fungsional, pengawasan melekat, maupun pengawasan masyarakat, dalam tahun ketiga Repelita VI telah diupayakan peningkatan pendayagunaan sistem pengawasan secara menyeluruh dan terpadu. Upaya yang dilakukan meliputi penyem- purnaan kelembagaan dan ketatalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan keterpaduan dan konsistensi pelaksanaan pengawasan. Upaya peningkatan pendayagunaan sistem pengawasan tersebut telah menghasilkan: (1) rampingnya organisasi pengawasan yang diikuti dengan pemisahan secara tegas fungsi manajerial para pejabat struktural dan fungsi pelaksana para pejabat fungsional pengawasan; (2) semakin intensifnya pelaksanaan pengawasan fungsional yang ditandai dengan makin tingginya hari pemeriksaan dan kualitas hasil pemeriksaan, serta berkurangnya tumpang tindih kegiatan pemeriksaan; (3) meningkatnya jumlah instansi yang menyampaikan P3 Waskat dengan menggunakan format dan materi isian yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan (4) semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas pengawasan masyarakat melalui berbagai saluran yang tersedia seperti kotak pengaduan di berbagai departemen/LPND, lembaga legislatif, Tromol Pos 5000, media massa, dan berbagai jalur lainnya, yang kesemuanya itu sejalan dengan suasana keterbukaan yang bertanggungjawab.

B. APARATUR NEGARA

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pembangunan aparatur negara dalam Repelita VI adalah tertatanya manajemen aparatur negara untuk meningkatkan kualitas, kemampuan, dan kesejahteraan manusianya, serta terwujudnya kepegawaian negara yang berkualitas, memiliki kemampuan profesio-

XXIV/5

Page 6: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

nal, keahlian dan keterampilan, kepemimpinan, serta semangat pengabdian dan disiplin yang tinggi; taat dan setia kepada kepen- tingan, nilai-nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasar- kan Pancasila dan UUD 1945. Menjadi sasaran pula terwujudnya sistem administrasi negara yang makin andal, profesional, efisien, efektif, serta tanggap terhadap aspirasi rakyat dan terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis; mampu menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan umum dan pembangunan; meningkatnya kemampuan aparatur pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan, khususnya dalam melayani, mengayomi, mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan; serta tanggap terhadap per- masalahan, kepentingan, dan kebutuhan rakyat, terutama yang masih hidup dalam kemiskinan atau rakyat kecil. Sasaran lainnya adalah meningkatnya perwujudan otonomi daerah di tingkat II yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab; meningkatnya kemampuan kelembagaan dan efisiensi serta efektivitas pelaksanaan fungsi dan peranan aparatur kecamatan dan pemerintahan desa dan kelurahan; terwujudnya sistem kearsipan yang andal; serta makin mantapnya sistem perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan seluruh aparatur pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Untuk mencapai berbagai sasaran dalam pembangunan aparatur negara tersebut, kebijaksanaan yang ditempuh pada pokoknya ialah meningkatkan disiplin aparatur negara; memantapkan organisasi kenegaraan; mendayagunakan organisasi pemerintahan; menyempur- nakan manajemen pembangunan; dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur negara, baik di pusat maupun di daerah.

Dalam Repelita VI kebijaksanaan pembangunan aparatur negara dijabarkan lebih jauh antara lain dalam empat program pokok dan tiga

Page 7: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

XXIV/6

Page 8: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

program penunjang. Program pokok meliputi program peningkatan prasarana dan sarana aparatur negara; program peningkatan efisiensi aparatur negara; program pendidikan dan pelatihan aparatur negara; program penelitian dan pengembangan aparatur negara. Sedangkan program penunjang mencakup program pengembangan informasi pemerintahan; program pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan, dan program pengembangan hukum administrasi negara.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Ketiga Repelita VI

Selama tiga tahun pelaksanaan Repelita VI, upaya peningkatan disiplin aparatur negara dilakukan melalui penghayatan, pengamalan, dan pembudayaan nilai-nilai dan aturan kelembagaan, baik dalam sistem aparatur negara itu sendiri secara internal maupun dalam hubungannya dengan lingkungan eksternal dalam rangka penyeleng- garaan pemerintahan umum dan pembangunan. Pemasyarakatan dan pembudayaan P-4 terus dilanjutkan dan diperbaharui melalui pendidikan dan penataran P4 sehingga dapat menjangkau dan lebih mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Di samping itu, disiplin aparatur juga ditingkatkan melalui pembinaan yang mencakup antara lain penerapan peraturan perundang-undangan yang menyangkut disiplin, pendidikan dan pelatihan, serta perbaikan kesejahteraan pegawai.

Pendayagunaan di bidang kelembagaan meliputi penyempurnaan struktur organisasi, dan pengkajian ulang peraturan-peraturan yang menyangkut bidang kelembagaan. Hal serupa dilakukan di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, termasuk persiapan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Dalam hubungan ini semua instansi telah diminta untuk mengkaji ulang pelaksanaan fungsi masing-masing dalam rangka peningkatan pelayanan dan pengayoman

XXIV/7

Page 9: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

kepada masyarakat. Dalam pada itu, melalui proyek percontohan Otonomi Daerah Tingkat II sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Kepada 26 Daerah Tingkat II Percontohan, telah dilakukan penyerahan urusan dari Pemerintah Pusat kepada Daerah, dan dari Dati I ke Dati II Percontohan termasuk pengintegrasian kantor Departemen dan cabang Dinas Tingkat I menjadi Dinas Tingkat II. Sedangkan penyerahan urusan tugas pembantuan (medebewind) dari Pemerintah Pusat dan Daerah Tingkat I kepada Daerah Tingkat II Percontohan sedang dalam proses penyelesaian, kecuali untuk urusan pekerjaan umum. Upaya perwujudan otonomi daerah tersebut merupakan kegiatan yang terus menerus dimantapkan pelaksanaannya dalam Repelita VI, antara lain melalui pemantauan dan bimbingan Pemerintah Pusat terhadap Dinas Daerah. Dengan adanya penyerahan urusan pemerintahan tersebut diharapkan terjadi peningkatan efisiensi penyelenggaraan tugas pemerintahan umum dan pembangunan, serta pelayanan kepada masyarakat; pemantauan kestabilan politik dan kesatuan bangsa; dan peningkatan partisipasi masyarakat, serta pendayagunaan penggalian potensi dan sumber daya daerah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah. Sejalan dengan itu, berbagai kebijaksanaan deregulasi dan debirokratisasi untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi dan peningkatan daya saing dunia usaha terus ditingkatkan sampai dengan tingkat daerah.

Pada tahun ketiga Repelita VI ditingkatkan pula pemantapan koordinasi perencanaan program dan proyek-proyek pembangunan dalam suatu dan antarsektor, dalam suatu dan antarwilayah, serta antara sektor dan wilayah, baik pada tingkat nasional maupun daerah termasuk peningkatan kualitas perencanaan, kemampuan satuan organisasi perencanaan, dan kemampuan profesional para perencana pada aparatur perencanaan pembangunan daerah.

XXIV/8

Page 10: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Selanjutnya, dilakukan upaya peningkatan kualitas aparatur negara melalui penataan dan penyempurnaan kembali sistem pendidik- an dan pelatihan PNS. Pelaksanaan berbagai program pendidikan dan pelatihan PNS telah dikemas dan dikembangkan bagi para pemangku jabatan struktural, jabatan fungsional dan jabatan yang memerlukan pengetahuan teknis. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan kualitas sumber daya manusia aparatur negara yang berdisiplin, profesional, produktif, berdaya guna dan berhasil guna.

Langkah-langkah pendayagunaan aparatur negara selama tiga tahun pelaksanaan Repelita VI tersebut direncanakan dan dilaksanakan secara konsisten dengan berdasarkan dan berpedoman pada berbagai kebijaksanaan pembangunan aparatur negara dalam Repelita VI. Pelaksanaan pendayagunaan tersebut diupayakan melalui program-program sebagai berikut.

a. Program Pokok

1) Program Peningkatan Prasarana dan Sarana Aparatur Negara

Dalam Repelita VI pelaksanaan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara ditujukan terutama untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan yang lebih efisien dan efektif serta terpadu. Selain itu program ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka pemerataan pembangunan; memperluas dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan memeratakan hasil-hasil pembangunan; serta menjaga dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sarana dan prasarana yang telah dibangun. Program ini meliputi antara lain, peningkatan prasarana dan

XXIV/9

Page 11: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

sarana termasuk kegiatan renovasi dan pemeliharaan yang lebih memadai dan sesuai dengan kemajuan teknologi, kebutuhan pembangu- nan, serta keadaan keuangan negara.

Dalam tahun ketiga Repelita VI, mengingat keterbatasan keuangan negara, hanya beberapa kegiatan pembangunan prasarana dan sarana gedung/kantor yang diprioritaskan untuk dibiayai dari anggaran pembangunan (DIP), yaitu antara lain: pembangunan gedung untuk pelayanan umum seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah Tahanan, Pos Penjagaan. Sedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan dan Kantor Kejaksaan; ambulan untuk rumah sakit; kendaraan kurir dan petugas lapangan. Permintaan kendaraan operasional dinas perkantoran diseleksi secara ketat.

Pembangunan prasarana dan sarana yang telah mulai dan belum selesai di berbagai Departemen/LPND baik di pusat maupun di daerah terus dilanjutkan, antara lain, pembangunan lanjutan gedung Kanwil BAKN di Medan; gedung Depdikbud Pusat serta Kanwil Depdikbud Jawa Barat, Kalimantan Tenggara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tenggara; penyelesaian gedung diklat LAN Pejompongan di Jakarta; penyelesaian gedung Kanwil Departemen PU di Jambi; rehabilitasi kantor pusat Departemen Dalam Negeri; dan pembangunan lanjutan gedung diklat Departemen Penerangan di Yogyakarta. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan, kebutuhan berbagai prasarana dan sarana kantor diupayakan untuk secara bertahap dipenuhi.

Dengan mengecilnya peran pembiayaan pemerintah dalam pembangunan ekonomi, dan adanya keterbatasan keuangan negara, untuk membiayai pembangunan gedung/kantor diupayakan pula melalui pengembangan berbagai sistem pembiayaan yang mengikut-

XXIV/10

Page 12: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

sertakan swasta. Pada tahun ketiga Repelita VI, gedung/kantor yang dibiayai dengan cara Built, Operate and Transfer (BOT) dan dengan cara tukar menukar (ruilslag), antara lain adalah Balai Laboratorium Kesehatan di Kanwil Depkes Medan; Gedung Kantor dan Rumah Dinas Departemen Agama, Kabupaten Bekasi; Tanah TNI AL di Marunda, Jakarta; Tanah Milik KPKN Jember; dan Tanah dan Bangunan Kanwil Departemen Perhubungan Sulawesi Selatan.

2) Program Peningkatan Efisiensi Aparatur Negara

Program ini bertujuan untuk meningkatkan dayaguna dan hasilguna organisasi dan ketatalaksanaan pemerintahan, serta disiplin, dan tertib hukum aparatur negara dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Sampai dengan tahun ketiga Repelita VI peningkatan pendayagunaan efisiensi aparatur negara dilakukan antara lain melalui penataan kelembagaan di pusat dan daerah; penyempurnaan administrasi kebijaksanaan pembangunan; pemantapan sistem perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan; pengembangan sistem pemantauan dan pengendalian; pemantapan sistem manajemen informasi; penyempurnaan administrasi kepegawaian; peningkatan tertib hukum dalam aparatur negara; dan penyempurnaan administrasi umum dan kearsipan.

Pada tahun ketiga Repelita VI upaya mewujudkan otonomi daerah yang nyata, serasi, dinamis dan bertanggung jawab yang dititikberatkan pada Daerah Tingkat II terus dilanjutkan melalui penataan kewenangan dalam berbagai urusan pemerintahan. Penataan dan pendistribusian urusan pemerintahan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tingkat I ke Pemerintah Daerah Tingkat II dilaksanakan dalam rangka memperjelas kewenangan penyelengga- raan urusan pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta antar unit-unit pemerintahan di daerah. Upaya yang dilakukan antara lain

XXIV/11

Page 13: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

meliputi penyerahan urusan kewenangan yang pada tahun 1995 sebagai langkah awal realisasi otonomi daerah dilakukan terbatas kepada 26 Daerah Tingkat II percontohan, saat ini telah berkembang menjadi 64 Daerah Tingkat II. Selain itu dilakukan pula pembinaan secara lebih intensif dengan melibatkan departemen-departemen teknis terkait.

Dalam rangka penataan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah dan sumber pendapatan daerah, telah diupayakan antara lain (a) penataan dan peningkatan kualitas pemungutan dan pengelolaan pajak, restribusi daerah serta pendapatan lain-lain di luar pajak dan retribusi daerah, yang pelaksanaannya akan diatur dalam Undang-Undang tentang Pajak dan Retribusi Daerah; (b) realokasi dan restrukturisasi APBD yang dikaitkan dengan penataan, pembinaan dan pengelolaan Subsidi Daerah Otonom (SDO) dan lembaga swadana; dan (c) pengembangan sistem informasi administrasi keuangan daerah untuk mewujudkan administrasi keuangan daerah yang berdaya guna dan berhasil guna.

Pendayagunaan administrasi kebijaksanaan pembangunan pada dasarnya ditujukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pembangunan yang lebih efisien dan efektif, berhasil guna dan berdaya guna dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha. Dalam tahun ketiga Repelita VI telah ditetapkan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1996 tentang Pengakhiran Kegiatan Usaha Asing dalam Bidang Perdagangan. Dalam rangka memberikan kemudahan kepada pengusaha kawasan industri untuk dapat melimpahkan pengelolaan kawasan industri kepada suatu perusahaan pengelola, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996 tentang kawasan Industri. Selain itu dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha Perusahaan Perseroan (Persero) telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 49

XXIV/12

Page 14: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Tahun 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal Saham Perseroan (Persero) PT Industri Sandang II; Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1996 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultan.

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produkti- vitas aparatur pemerintah, dan untuk mengembangkan pola pelayanan kepada masyarakat yang lebih tepat, sejak tahun kedua Repelita VI telah dikeluarkan Keppres Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah. Keppres tersebut menetapkan 5 hari kerja hanya untuk DKI Jakarta dan beberapa Kotamadya dan Ibu-kota Propinsi di Pulau Jawa. Sedangkan bagi Propinsi Daerah Tingkat I dan Kantor-kantor Perwakilan Departemen/LPND serta Daerah Tingkat II dapat melaksanakan lima hari kerja jika benar-benar telah siap. Berdasarkan hasil pengkajian terhadap pelaksanaan Kebijak- sanaan 5 hari kerja, pada tahun ketiga Repelita VI telah diadakan peninjauan kembali terhadap kebijaksanaan tersebut, yaitu penerapan 5 hari kerja hanya diberlakukan untuk di wilayah DKI Jakarta, Kodya Daerah Tingkat II Bandung, Kodya Daerah Tingkat II Semarang dan Kodya Daerah Tingkat II Surabaya. Dengan demikian, untuk daerah tingkat I dan II selain 1 propinsi dan 3 Kotamadya Daerah Tingkat II tersebut di atas telah ditetapkan kembali menjadi 6 hari kerja.

Selain itu, untuk mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat, dalam tahun ketiga Repelita VI telah ditetapkan 77 unit kerja/kantor pelayanan yang menerima penghargaan Abdisatyabakti dengan rincian 27 unit kerja/kantor pelayanan menerima piala Abdistyabakti dan 50 unit kerja/kantor pelayanan yang menerima piagam Abdistyabakti, antara

XXIV/13

Page 15: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

lain: Puskesmas Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh; Kantor Pos Kelas I, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat; Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi; dan Dinas Perikanan Propinsi Maluku, Ambon.

Untuk lebih mendayagunakan sistem perencanaan proyek-proyek pembangunan, dan lebih memantapkan upaya pencapaian sasaran-sasaran repelita, dalam tahun ketiga Repelita VI di samping pemantap- an sistem perencanaan melalui pendayagunaan Sarlita, juga telah disempurnakan mekanisme penyusunan DIP, antara lain dengan meningkatkan kewenangan pejabat daerah dalam penyelesaian Daftar Isian Proyek (DIP) untuk proyek-proyek yang semula bernilai Rp 300 juta ke bawah telah ditingkatkan menjadi Rp 500 juta ke bawah. Sasaran yang ingin dicapai adalah agar proses pengambilan keputusan dapat berjalan lebih cepat, sehingga DIP dapat dilaksanakan lebih awal. Dengan demikian, kegiatan ekonomi di daerah yang dananya berasal dari DIP dapat segera memberi dampak peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat di daerah.

Sistem pelaksanaan proyek-proyek pembangunan terus ditingkatkan daya gunanya dengan meningkatkan kualitas, ketertiban, dan kelancaran penyusunan ataupun perubahan dan pergeseran (revisi) anggaran, termasuk penatausahaan dana bantuan luar negeri, serta pengadaan barang dan jasa. Dalam Repelita VI telah dilakukan perbaikan sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran keuangan negara melalui penyempurnaan proses penentuan satuan harga, pemantapan standar dan tolok ukur berbagai kegiatan, dan penyempurnaan sistem administrasi perpajakan, serta peningkatan keserasian dalam penyusunan APBN dan APBD.

Demikian pula sistem perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian proyek pembangunan yang diatur dalam Keppres tentang

XXIV/14

Page 16: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus menerus disempurnakan. Pada tahun ketiga Repelita VI, untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan proyek pembangunan telah ditingkatkan kewenangan pemimpin proyek dalam proses penetapan pemenang lelang. Di samping itu dikeluarkan pula Keppres Nomor 8 Tahun 1997 yang merupakan penyempurnaan dari Keppres Nomor 16 tahun 1994 dan Keppres Nomor 24 Tahun 1995 yang menambahkan jenis kegiatan dan nama perusahaan yang dapat ditunjuk untuk melakukan pengadaan barang/jasa pemerintah tanpa melalui proses pelelangan, yaitu Perusahaan Perseroan (Persero) PT Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka dalam hal pengadaan dan pencetakan buku pelajaran dan bacaan untuk pendidikan dan kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1996. Selain itu, untuk lebih menunjang berhasilnya pelaksanaan proyek-proyek pembangunan sebagaimana yang telah dituangkan dalam DIP atau dokumen lainnya yang disamakan, pada tahun ketiga Repelita VI telah dikembangkan Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan yang tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman mengenai hasil, manfaat, dan dampak dari proyek pembangunan yang baru selesai dilaksanakan, maupun yang telah beberapa lama berfungsi.

Upaya pendayagunaan di bidang kepegawaian tetap didasarkan pada UU Nomor 8 Tahun 1974 yang dilakukan antara lain melalui penyempurnaan penetapan formasi PNS, pengadaan PNS, kenaikan pangkat, pensiun, penyempurnaan peraturan perundang-undangan, jabatan fungsional, kesejahteraan PNS, dan pengembangan Sistem Manajemen Informasi Kepegawaian Republik Indonesia.

Mekanisme penyusunan formasi di departemen, lembaga pemerintah non departemen, dan pemerintah daerah pada dasarnya dilaksanakan berdasarkan analisis kebutuhan dan analisis jabatan dan

XXIV/15

Page 17: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

dikaitkan dengan kebijaksanaan Zero Growth. Kebijaksanaan ini merupakan upaya untuk mengendalikan jumlah PNS agar jumlahnya relatif tetap dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Alokasi pengadaan pegawai baru bagi tiap instansi ditetapkan berdasarkan skala prioritas yang dikaitkan dengan prioritas pembangunan. Oleh karena itu pengadaan pegawai baru di tiap instansi tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meninggal. Penerapan kebijaksanaan Zero Growth selama tiga tahun Repelita VI tersebut menunjukkan bahwa unit-unit kepegawaian yang ada di Departemen/LPND secara bertahap telah melakukan berbagai penertiban baik dari segi administrasi kepegawaian maupun dari segi perencanaan kebutuhan pegawai.

Pada tahun ketiga Repelita VI, dengan memperhatikan prinsip kebijaksanaan Zero Growth telah dilakukan penetapan alokasi pengangkatan pegawai baru sejumlah 73.081 orang yang prioritasnya tetap sebagaimana tahun kedua Repelita VI, yaitu terutama bagi tenaga guru untuk menunjang wajib pendidikan dasar 9 tahun, tenaga kesehatan dan keluarga berencana, sektor pertanian, sektor kehutanan, sektor pekerjaan umum; dan sektor pengairan di Pemerintah Daerah Tingkat II untuk menunjang Otonomi Daerah Tingkat II.

Penetapan formasi tersebut, selanjutnya ditindaklanjuti dengan pengadaan pegawai negeri untuk mengisi formasi yang lowong pada masing-masing satuan organisasi pemerintah. Jumlah realisasi pengangkatan calon pegawai negeri sipil dalam tahun ketiga Repelita VI adalah sebanyak 67.817 orang. Dengan pengadaan pegawai tersebut, maka jumlah keseluruhan pegawai negeri sipil pada tahun ketiga Repelita VI menjadi 4.094.346 orang atau meningkat sekitar 8,35 persen dibanding tahun kedua Repelita VI.

XXIV/16

Page 18: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Persentase jumlah PNS menurut golongan pada tahun ketiga Repelita VI adalah sebagai berikut: (a) PNS golongan I, sejumlah 9,57 persen; (b) PNS golongan II, sebanyak 50,54 persen; (c) PNS golongan III sebanyak 37,89 persen; (d) serta PNS golongan IV sebanyak 1,99 persen. Dibanding data pada tahun kedua Repelita VI jumlah PNS untuk golongan I dan II menunjukkan penurunan, sedangkan untuk PNS golongan III menunjukkan peningkatan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkungan aparatur pemerintah.

Dilihat dari tingkat pendidikannya, pada tahun 1996/97 terdapat kelompok PNS sebagai berikut: (a) PNS berpendidikan dasar sebesar 10,62 persen; (b) PNS berpendidikan menengah (SLTP dan SMU) sebesar 66,30 persen, dan (c) PNS berpendidikan tinggi (Sarjana Muda, S1, S2, dan S3) sejumlah 23,07 persen. Dibanding data pada tahun kedua Repelita VI, persentase jumlah PNS menurut tingkat pendidikannya tersebut menunjukkan perbaikan yaitu jumlah PNS yang berpendidikan lebih tinggi meningkat, sedangkan yang berpendidikan dasar dan menengah menunjukkan penurunan. Selanjutnya, komposisi PNS berdasarkan pengelompokkan lainnya seperti jenis kelamin, masa kerja, umur, kedudukan, status dan jenis kepegawaian, serta lokasi kerjanya dapat dilihat lebih jauh pada Tabel XXIV-2.

Selama tiga tahun pelaksanaan Repelita VI telah diselesaikan sebanyak 1.963.987 buah SK yang terdiri dari 3 jenis keputusan kenaikan pangkat yaitu Kenaikan Pangkat dengan persetujuan Kepala BAKN, Kenaikan Pangkat Secara Langsung (KPSL) PNS Jabatan Tertentu, dan KPSL Golongan Ruang II/d ke bawah. Jumlah SK kenaikan pangkat tersebut merupakan hasil penjumlahan dari tahun pertama Repelita VI sebanyak 481.327 SK, tahun kedua Repelita VI sebanyak 593.781 SK, dan tahun ketiga sejumlah 888.879 SK.

XXIV/17

Page 19: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Di samping kenaikan pangkat, telah dilakukan pula pemberhenti- an dan pemberian pensiun janda/duda PNS sebagai pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 1989 yang berlaku sejak 1 Agustus tahun 1989. Pada tahun 1996/97 telah diselesaikan surat keputusan pensiun otomatis untuk sebanyak 50.774 pegawai. Kebijaksanaan penetapan pensiun otomatis tersebut diberlakukan bagi PNS golongan ruang IV/b ke atas yang akan memasuki masa pensiun. Dengan di tetapkannya pensiun otomatis, maka proses pemberhentian, pemberian dan pembayaran pensiun dapat lebih lancar dan dapat benar-benar diterima tepat pada waktunya.

Untuk meningkatkan dan memantapkan pembinaan PNS berdasar- kan sistem karier dan sistem prestasi kerja, pada tahun ketiga Repelita VI ditetapkan sebanyak 7 buah peraturan perundang-undangan yang terdiri dari 1 Peraturan Pemerintah dan 6 Keputusan Presiden sebagai pelaksanaan Undang-Undang No. 8 Tahun 1974.

Dalam upaya meningkatkan profesionalisme, pengembangan dan jaminan karier serta prestasi pegawai negeri sipil, jabatan fungsional terus dikembangkan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Di samping, itu dengan diberlakukannya PP No. 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, makin besar pula peluang untuk menduduki jabatan fungsional yang merupakan jabatan yang didasarkan pada tingkat keahlian/- keterampilan. Sampai dengan tahun ketiga Repelita VI telah ditetap- kan sebanyak 48 jabatan fungsional.

Untuk lebih meningkatkan semangat kerja dan produktivitas PNS, peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil terus diupaya- kan, baik kesejahteraan yang berupa materi maupun non materi. Dalam hal kesejahteraan yang bersifat materi, pemerintah senantiasa

XXIV/18

Page 20: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

berusaha untuk menaikkan gaji dan tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan keuangan negara. Pemerintah berusaha mempersempit perbedaan gaji PNS terendah dan tertinggi sehingga ketimpangan kesejahteraan diantara pegawai negeri sipil semakin kecil. Pada tahun ketiga Repelita VI, telah dilakukan penyempurnaan terhadap gaji pokok PNS berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 1997 yang menetapkan gaji pokok terendah Rp 135.000,- dan tertinggi Rp 722.500,-, sehingga perbandingan gaji PNS terendah dengan tertinggi yang semula berdasarkan PP Nomor 15 tahun 1993 adalah 1:6,9 berubah menjadi 1:5,35. Selain itu diberikan pula tunjangan kepada petugas pemasyarakatan (Keppres Nomor 33/1996); tunjangan pengabdian bagi pegawai negeri yang bekerja dan bertempat tinggal di wilayah terpencil (Keppres Nomor 34/1996); tunjangan Teknisi Penelitian dan Perekayasa (Keppres Nomor 68/1996); dan tunjangan Perekayasa (Keppres Nomor 69/96). Dalam pada itu dilakukan pula pemantapan pembayaran gaji dan pensiun melalui Bank dan Kantor Pos, yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada dan kesejahteraan bagi PNS.

Kesejahteraan yang bersifat non materi juga terus diusahakan untuk dinikmati oleh pegawai negeri sipil, antara lain berupa penghargaan Satya Lencana dan perpanjangan Batas Usia Pensiun (BUP). Dalam tahun ketiga Repelita VI telah diberikan perpanjangan BUP kepada para pejabat fungsional yang menduduki jabatan Perekayasa (Keppres Nomor 39 Tahun 1996), dan pemberian tanda kehormatan Satya Lencana Karyasatya kepada PNS yang telah menunjukkan kesetiaan dan prestasi kerja tanpa cacat selama 10, 20, dan 30 tahun.

Dalam pengembangan karier PNS, telah dilaksanakan penyeder- hanaan proses dan prosedur melalui pemberian Kenaikan Pangkat Otomatis (KPO) atau Kenaikan Pangkat Secara Langsung bagi PNS

XXIV/19

Page 21: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

yang menduduki jabatan tertentu, Kenaikan Pangkat Secara Langsung (KPSL) bagi Golongan Ruang II/d ke bawah; dan Penetapan Pensiun Otomatis (PPO) yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala BAKN tanpa melalui urutan secara hierarkis. Pada tahun ketiga Repelita VI telah diberikan KPO kepada 506.646 orang; KPSL kepada 239.473 orang; dan PPO kepada 50.774 orang.

Dalam rangka pengelolaan administrasi kepegawaian secara lebih cepat, akurat, menyeluruh dan terpadu; serta untuk mempermudah akses informasi kepegawaian, dan meningkatkan pengamanan data, sejak tahun anggaran 1992/93, telah disusun rencana pembangunan Sistem Manajemen Informasi Kepegawaian Republik Indonesia (SIMKRI). Pada tahun ketiga Repelita VI pengembangan program SIMKRI yang mulai dibangun pada tahun 1993/94, telah sampai pada tahap perekaman data terakhir seluruh PNS yang meliputi 51 elemen data yang merupakan prasyarat untuk implementasi aplikasi kepang- katan dan penggajian serta pengadaan pegawai. Data historis setiap pegawai negeri sipil yang direkam diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang aktual untuk menunjang kebutuhan dalam perumusan kebijaksanaan pemerintah di bidang kepegawaian serta dapat meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian oleh BAKN seperti pengadaan pegawai, kepangkatan dan penggajian, serta pengurusan pensiun. Upaya tersebut dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komputer yang dapat menghubungkan BAKN Pusat di Jakarta dengan Kanwil-kanwil BAKN di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Medan. Selain itu, untuk lebih mempercepat proses pengambilan keputusan di bidang kepegawaian, pelaksanaan SIMKRI akan dikembangkan sampai kepada berbagai instansi terkait antara lain Kantor Menpan, LAN, Departemen Keuangan, PT. Taspen, Sekretariat Kabinet, Bappenas, dan Perum Husada Bhakti.

XXIV/20

Page 22: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Untuk meningkatkan pelayanan bagi pegawai negeri sipil di daerah, sejak tahun pertama Repelita VI telah dibangun Kanwil BAKN di Medan dan direncanakan akan mulai dioperasionalkan pada bulan Desember 1997. Sedangkan untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas kelancaran pengurusan administrasi kepegawaian di wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung, pada tahun ketiga Repelita VI telah mulai dibangun Kanwil baru BAKN di Bengkulu. Dengan tambahan dua kanwil tersebut, maka secara keseluruhan ada enam Kanwil BAKN yang tersebar di enam propinsi. Dengan demikian, pengelolaan administrasi dan pembinaan PNS dapat lebih didesentralisasikan sehingga dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan di bidang kepegawaian.

Dalam rangka pendayagunaan kepegawaian, upaya peningkatan dan pemantapan disiplin dan tertib hukum pegawai telah dilanjutkan dan ditingkatkan dengan berbagai kegiatan pembinaan disiplin, termasuk mendorong penghayatan dan pengamalan Pancasila melalui pendekatan kontekstual, aktual, dan konsisten kepada segenap lapisan masyarakat dan aparatur negara.

Dalam hubungan ini, Peradilan Tata Usaha Negara (Peratun) berperan penting untuk menjamin agar aparatur pemerintah senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakat pada umumnya dan hak serta kewajiban asasi warga masyarakat pada khususnya. Jumlah perkara yang disampaikan kepada Pengadilan TUN dan Pengadilan Tinggi TUN dalam tahun ketiga Repelita VI adalah sebanyak 1.686 perkara yang terdiri atas 554 perkara pertanahan; 378 perkara kepegawaian; 175 perkara perizinan; 102 perkara perumahan; dan 477 perkara lain-lain. Dari jumlah tersebut dapat diselesaikan sejumlah 1.057 perkara atau 62,69 persen yang terdiri dari 344 perkara pertanahan; 234 perkara kepegawaian; 102 perizinan; 69 perkara perumahan dan 308 perkara lain-lain. Dilihat dari persentase

XXIV/21

Page 23: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

penyelesaian perkara, ada kenaikan yaitu dari 41 persen penyelesaian perkara pada tahun 1995/96 menjadi sebesar 62, 69 persen pada tahun 1996/97. Hal ini menunjukkan kesadaran hukum masyarakat yang semakin meningkat

Selain itu, penerapan hukuman disiplin terhadap pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran disiplin berdasarkan PP Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil terus menerus ditingkatkan. Mekanisme hukuman disiplin PNS telah diatur dalam Keppres Nomor 67 Tahun 1980 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) yang memeriksa dan mengambil keputusan mengenai keberatan yang diajukan oleh PNS yang berpangkat Pembina Golongan Ruang IV/a ke bawah sepanjang mengenai hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Selain itu BAPEK juga bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai usul penjatuhan hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat bagi PNS yang berpangkat Pembina Tingkat I Golongan Ruang IV/b ke atas serta pembebasan dari jabatan bagi pejabat Eselon I, yang diajukan oleh pimpinan departemen/LPND.

Sampai dengan tahun ketiga Repelita VI, jumlah kasus pelanggaran disiplin yang masih tersisa adalah 328 kasus. Pada tahun pertama, kedua, dan ketiga Repelita VI jumlah keseluruhan kasus yang diajukan ke BAPEK sebanyak 313 kasus, masing-masing 94 kasus, 90 kasus dan 129 kasus. Sedangkan sisa kasus pada tahun terakhir Repelita V adalah 483 kasus. Dengan demikian jumlah kasus sampai dengan tahun ketiga Repelita VI adalah sebanyak 796 kasus. Dari 796 kasus tersebut pada tahun pertama, kedua dan ketiga telah berhasil diselesaikan sebanyak 468 buah kasus, masing-masing sejumlah 172 kasus (termasuk 2 orang yang meninggal dunia), 103

XXIV/22

Page 24: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

kasus dan 193 kasus. Selain itu, Badan Pertimbangan Jabatan Nasional (Baperjanas) yang dibentuk dengan Keppres Nomor 47 Tahun 1994, sampai dengan tahun ketiga Repelita VI telah melakukan 7 kali sidang yang telah menghasilkan keputusan untuk pengangkatan 174 jabatan Eselon I yang disampaikan langsung kepada Presiden.

Peningkatan efisiensi aparatur negara juga diupayakan melalui pendayagunaan administrasi umum dan kearsipan yang meliputi aspek administrasi perkantoran, keuangan dan materiil, persuratan dan dokumentasi kearsipan agar lebih menunjang peningkatan kelancaran dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan di lingkungan instansi pemerintah serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dalam tahun ketiga Repelita VI, pembinaan di bidang kearsipan dilakukan antara lain melalui kegiatan penataran, pelatihan kearsipan, bimbingan teknis dan Temu Karya Tim Pembina Kearsipan, yang diikuti oleh 315 orang dari 70 instansi pemerintah pusat dan daerah. Pada tahun ketiga Repelita VI telah dilakukan akuisisi sebanyak 835 ml arsip tekstual/konvensional, 380 reel arsip media baru/film, dan 123 buah kaset video.

3) Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara

Pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk meningkatkan kualitas, disiplin, keteladanan, pengetahuan dan keterampilan pegawai negeri. Upaya tersebut semakin ditingkatkan dan dimantapkan dalam Repelita VI dengan mengkaitkan perkembangan dan jaminan karier serta prestasi pegawai negeri sipil dengan berbagai jenis dan tingkatan diklat seperti diklat prajabatan, diklat dalam jabatan yang terdiri dari diklat struktural dan diklat teknis fungsional, maupun program gelar S2 dan S3 di dalam dan di luar negeri. Selama Repelita VI telah dilakukan kegiatan-kegiatan pendidikan kedinasan dan pelatihan aparatur negara,

XXIV/23

Page 25: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan
Page 26: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

yang mencakup kegiatan penyempurnaan sistem, materi kurikulum dan silabus, serta sasaran diklat aparatur negara; peningkatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri; peningkatan pengetahuan tenaga widyaiswara; peningkatan diklat pembekalan bagi PNS yang akan memasuki usia pensiun; dan peningkatan efisiensi, koordinasi penyelenggaraan diklat luar negeri serta kerjasama luar negeri dalam bidang diklat.

Pada tahun ketiga Repelita VI, diklat prajabatan diikuti oleh calon pegawai negeri sipil sebanyak 28.444 orang, terdiri dari golongan I sebanyak 63 orang, golongan II sebanyak 4.640 orang dan golongan III sebanyak 23.741 orang. Dalam rangka diklat dalam jabatan, pada tahun ketiga Repelita VI, telah mulai diselenggarakan diklat SPATI (Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi) yang diperuntukkan bagi calon-calon pejabat eselon I. Pada tahun ketiga Repelita VI, peserta diklat ADUM, SPAMA, SPAMEN dan SPATI masing-masing berjumlah 21.505 orang, 7.487 orang, 739 orang dan 25 orang.

Pelaksanaan diklat fungsional yang telah dilakukan dalam tiga tahun pelaksanaan Repelita VI antara lain adalah program diklat Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) yang meliputi antara lain diklat Perencanaan Jangka Panjang, diklat Perencanaan Proyek-proyek Pembangunan, diklat Perencanaan Proyek-proyek Pertanian dan Agro Industri, dan diklat Perencanaan Proyek-proyek Transpor- tasi. Pada tahun ketiga Repelita VI, peserta diklat PPN tersebut masing-masing berjumlah 35 peserta, 28 peserta, 30 peserta, dan 30 peserta. Sedangkan kursus Teknik dan Manajemen Perencanaan Pembangunan (TMPP) bagi staf perencana Bappeda Tingkat II dari seluruh Indonesia diikuti oleh 124 peserta. Dengan demikian, jumlah seluruh peserta yang mengikuti Diklat PPN dan TMPP selama tiga

XXIV/24

Page 27: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

tahun pelaksanaan Repelita VI adalah 727 orang, masing-masing berjumlah 366 peserta dan 361 peserta.

Untuk lebih menyiapkan dan menyesuaikan mutu tenaga dengan bidang tugasnya agar dapat terus menerus mengikuti dan menguasai cara-cara pengelolaan yang berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan teknologi, telah dilaksanakan berbagai kegiatan pendidikan kedinasan. Sampai dengan tahun ketiga Repelita VI, jumlah mahasiswa peserta program ini ditingkat pendidikan tinggi secara keseluruhan mencapai sekitar 120.900 ribu orang. Mahasiswa tersebut tersebar di berbagai lembaga pendidikan yang berada di bawah pengelolaan berbagai Departemen dan LPND antara lain di Departemen Dalam Negeri; Departemen Kehakiman, Departemen Kesehatan, Badan Pertanahan Nasional; dan Lembaga Administrasi Negara. Rincian lebih lanjut dapat diikuti pada Bab XVII tentang Pendidikan dan Olahraga, Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dalam Lampiran Pidato ini.

4) Program Penelitian dan Pengembangan Aparatur Negara

Untuk meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur negara, dan memantapkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan diperlukan penelitian yang dapat memberikan informasi bagi kebutuhan analisa dan penilaian kebijaksanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan mengidentifikasi perkembangan dan permasalahan sebagai masukan dalam merumuskan kebijaksanaan pembangunan dan pendayagunaan aparatur secara tepat.

Dalam tahun ketiga Repelita VI, kegiatan penelitian dan pengka- jian yang dilakukan antara lain: (1) Penelitian Evaluasi Tengah Waktu Pelaksanaan Pendayagunaan Aparatur Negara Repelita VI; (2) Penelitian dan Pengembangan tentang Pembangunan Politik

XXIV/25

Page 28: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Dalam Negeri; (3) Penelitian dan Pengembangan tentang Pemerin- tahan Umum; (4) Penelitian dan Pengembangan tentang Otonomi Daerah; (5) Pengkajian tentang Penyusunan Jabatan Fungsional Pengelola Kepegawaian; (6) Pengkajian tentang Penyederhanaan dan Pendayagunaan Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Askes dan Kartu Taspen; (7) Pemetaan Kewenangan Pejabat Kepegawaian Dalam rangka pembinaan PNS pada 26 Pemerintah Daerah Tingkat II Percontohan Penyerahan Otonomi Daerah; (8) Pengkajian mengenai Midterm Review Sistem Kearsipan Nasional; (9) Penelitian mengenai Konsepsi Arsip Elektronik; dan (10) Pengkajian tentang Administrasi Negara Dalam Rangka Mempersiapkan Repelita VII.

b. Program Penunjang

1) Program Pengembangan Informasi Pemerintahan

Program ini ditujukan untuk mendayagunakan pemanfaatan tek- nologi informatika pada aparatur negara, untuk secara optimal menyediakan informasi yang tepat, akurat, lengkap dan mutakhir, baik bagi perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pemantauan pe- laksanaan maupun pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Untuk mencapai tujuan ter- sebut, beberapa Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen telah menyusun rencana pembangunan sistem informasi yang merupakan lanjutan dari pengembangan sistem informasi pada tahun kedua Repelita VI, seperti antara lain Sistem Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri (SIMDAGRI); SIPADU (Kerjasama antara Departemen Pertanian, BPS dan BULOG); dan Sistem Manajemen Informasi Kepegawaian Republik Indonesia (SIMKRI).

XXIV/26

Page 29: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Uraian lebih lanjut mengenai berbagai upaya dalam pengembang- an informasi pemerintahan dapat dilihat dalam Bab XXV tentang Sistem Informasi dan Statistik, dalam Lampiran Pidato ini.

2) Program Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan

Program ini dimaksudkan untuk mewujudkan sistem dan pelaksanaan pengawasan yang efisien dan efektif melalui upaya peningkatan kualitas pengawasan internal dan pengawasan eksternal. Untuk itu telah diupayakan peningkatan keterpaduan dan konsistensi pelaksanaan pengawasan antara lain melalui kegiatan: (1) penetapan Jabatan Fungsional Auditor untuk lebih meningkatkan profesionalisme aparat pengawasan fungsional pemerintah (APFP) dan Bepeka dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan; (2) pemberian sertifikasi kepada tenaga pengawasan fungsional Auditor untuk mencapai standar mutu yang sama di lingkungan APFP; (3) pemeriksaan komprehensip kepada unit organisasi untuk menilai kinerja dan kewajaran pertanggungjawaban atau akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen; dan (4) pelaksanaan evaluasi kinerja terhadap proyek-proyek pembangunan yang besar yang telah selesai pada Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan masing-masing untuk mengantisipasi dan menyerasikannya dengan perkembangan yang cepat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, dan ke- lembagaan, khususnya yang menyangkut sistem, metode, dan prosedur pelaksanaan pengawasan, peningkatan koordinasi pelaksana- an pengawasan keuangan negara dan pembangunan antaraparat pengawasan fungsional, serta memenuhi tuntutan keterbukaan. Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam pembangunan sistem dan

XXIV/27

Page 30: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

pelaksanaan pengawasan dapat dilihat secara rinci dalam butir C.1. dalam bab ini.

3) Program Pengembangan Hukum Administrasi Negara

Program ini ditujukan untuk menunjang kegiatan aparatur negara dalam pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan melalui penyempurnaan secara terus menerus ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan perundang-undangan dalam penyusunan kebijaksanaan administrasi dan pembangunan, serta pe- mantapan pelaksanaannya.

Pada tahun ketiga Repelita VI telah diterbitkan Peraturan Pemerintah sejumlah 61 buah, Keppres sebanyak 86 buah dan 8 buah Instruksi Presiden. Dengan demikian selama tiga tahun pelaksanaan Repelita VI telah diterbitkan sebanyak 155 buah peraturan perundang-undangan; yang kesemuanya ditujukan untuk mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan.

PP yang telah ditetapkan tersebut meliputi antara lain: (1) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun dan Nomor 22 Tahun 1996 yang mengatur mengenai Pemindahan dan Pengenaan Sanksi Administratif di bidang Kepabeanan; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 dan Nomor 24 Tahun 1996 tentang Pemindahan dan Pengenaan Sanksi Administrasi di bidang Cukai; (3) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kota Administratif Sorong; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1996 tentang Pengakhiran kegiatan Usaha Asing dalam bidang Perdagangan; (5) Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan; (6) Peraturan Pemerintah Nomor 70 dan Nomor 71 Tahun 1996 tentang Kepelabuhanan dan Kebandarudaraan; dan (7)

XXIV/28

Page 31: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1997 tentang Peraturan Gaji PNS.

Keputusan Presiden berjumlah 86 buah, meliputi antara lain: (1) Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1996 tentang Pembuatan Mobil Nasional; (2) Keppres Nomor 48 Tahun 1996 tentang Pemeriksaan Pabean Atas Barang yang di impor oleh PT. Freeport Indonesia; (3) Keppres Nomor 55 tahun 1996 tentang Tim Privatisasi Badan Usaha Milik Negara; (4) Keppres Nomor 89 Tahun 1996 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET); dan (5) Keppres Nomor 1 Tahun 1997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota Mandiri.

Instruksi Presiden berjumlah 8 buah, antara lain: (1) Inpres Nomor 4 Tahun 1996 tentang Harga Dasar Pembelian Cengkeh oleh Koperasi Unit Desa dari Petani Cengkeh; (2) Inpres Nomor 2 Tahun 1997 tentang Penetapan Harga Dasar Gabah; dan (3) Inpres Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penelitian Kekayaan yang semestinya bisa dimanfaatkan oleh Negara.

Berbagai upaya dalam pengembangan hukum administrasi negara dapat dilihat pula dalam Bab XX tentang Hukum, dalam Lampiran Pidato ini.

C. PENGAWASAN PEMBANGUNAN

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pendayagunaan sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan dalam Repelita VI adalah sebagai berikut.

XXIV/29

Page 32: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Penyesuaian serta penyederhanaan berbagai prosedur pelaksanaan pembangunan, khususnya yang bertalian dengan pengadaan barang dan jasa, pengajuan dan persetujuan revisi anggaran, penggunaan hasil produksi dalam negeri, bentuk dan persetujuan kontrak, peran serta pengusaha golongan ekonomi lemah, pemantauan dan pelaporan serta pertanggung-jawabannya.

Pengambilan keputusan yang lebih terdesentralisasi sehingga mempercepat pengambilan keputusan yang diperlukan dalam berbagai kegiatan pelaksanaan.

Koordinasi penyusunan rencana pelaksanaan pembangunan yang makin mantap, baik sektoral maupun regional, dan sistem pemantau- an, pelaporan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaannya, serta terwujudnya sistem komunikasi yang mantap melalui pengembangan dan peningkatan sistem jaringan informasi yang sudah ada. Sejalan dengan itu, juga merupakan sasaran pendayagunaan sistem pelaksana- an pembangunan adalah meningkatnya keserasian dan keterpaduan pelaksanaan kebijaksanaan, program, dan proyek sektoral dan yang bersifat lintas sektoral, regional, lintas daerah, dan lintas lembaga, baik yang sumber dananya dari APBN maupun APBD.

Efisiensi dan efektivitas sistem pelaksanaan dan pengawasan keuangan negara dan pembangunan yang meningkat dan makin terpadu serta konsisten melalui pemantapan sistem pengawasan internal dan eksternal, peningkatan keterpaduan pengawasan melekat, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat disertai pemantapan tindak lanjut hasil pengawasan tersebut. Sasaran lainnya adalah mantapnya sistem dan mekanisme pengawasan yang men- dorong adanya sinergi pengecekan dan pengujian silang dari pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat terhadap

XXIV/30

Page 33: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

pengawasan melekat sehingga pengawasan melekat membudaya dalam sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan serta dapat ber- peran sebagai tulang punggung pengawasan internal Pemerintah dan menjadi unsur yang pokok dalam upaya mencegah tindakan yang tercela.

Kemampuan teknis dan manajerial sumber daya manusia aparatur pemerintahan yang meningkat, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha. Dengan meningkatnya kemampuan tersebut, mutu, efisiensi dan perumusan kebijaksanaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan kepada dunia usaha dan masyarakat dapat lebih ditingkatkan.

Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, kebijaksanaan yang ditempuh dalam Repelita VI mencakup pendayagunaan keseluruhan sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan yang dilakukan sedini mungkin sejak tahap perencanaan, meliputi pemantapan koordinasi, kerja sama, dan hubungan kelembagaan; pemantapan sistem perencanaan penyusunan program dan anggaran; peningkatan kualitas sumber daya manusia; penyempurnaan sistem pemantauan, pengendalian dan pertanggungjawaban; serta peningkatan keterpaduan dan konsistensi pelaksanaan pengawasan pembangunan.

Untuk meningkatkan efiensi pelaksanaan pembangunan nasional, peranan lembaga yang melaksanakan fungsi pemeriksaan, peng- awasan, dan pengendalian perlu makin dikembangkan. Dalam hubungan ini, terutama Badan Pemeriksa Keuangan, wajib meningkat-kan kegiatannya sesuai dengan wewenang dan fungsinya yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

XXIV/31

Page 34: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Untuk mencapai berbagai sasaran pendayagunaan sistem pelak- sanaan dan pengawasan pembangunan tersebut di atas, dikembangkan berbagai program sehingga pelaksanaan pembangunan berjalan secara efisien dan efektif. Karena sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan merupakan wahana penunjang keberhasilan pembangun- an seluruh sektor dan merupakan tanggung jawab seluruh jajaran aparatur, program penyempurnaan sistem pelaksanaan dan peng-awasan pembangunan yang terdiri dari pendayagunaan sistem pelaksanaan pembangunan, dan pendayagunaan sistem dan pe-laksanaan pengawasan, pada dasarnya dilaksanakan di semua bidang dan sektor.

Untuk menunjang pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pembangunan sehingga pembangunan nasional terselenggara secara lebih efisien dan efektif, serta untuk melaksanakan dan mencapai berbagai sasaran pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan pembangunan, kebijaksanaan pembangunan di bidang pengawasan dijabarkan dalam program pokok dan program penunjang.

Program pokok mencakup program pendayagunaan sistem dan pelaksanaan pengawasan; serta program pembinaan dan pemasyara- katan pengawasan. Sedangkan program penunjang mencakup program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan pengawasan; program pengembangan informasi pengawasan; serta program penerapan dan penegakan hukum.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Ketiga Repelita VI

Dengan pelaksanaan berbagai kebijaksanaan, program pokok dan program penunjang tersebut di atas, sistem dan pelaksanaan pengawasan keuangan negara dan pembangunan makin mantap dan

XXIV/32

Page 35: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

terpadu serta konsisten. Di samping itu, semakin berkembang budaya pengawasan yang bersemangat preventif, edukatif, korektif, aktif, dan akurat. Dengan berkembangnya budaya pengawasan ini, terjalin pengertian dan kerja sama yang objektif dan proporsional antara pengawas dan pejabat atau petugas yang diawasi; dan pengawasan berkembang menjadi bagian dari sistem dan kegiatan manajemen yang efektif, sehingga tercipta sinergi pengawasan keuangan negara dan pembangunan secara berkelanjutan.

Pada tahun ketiga Repelita VI telah dilaksanakan program-program dengan hasil sebagai berikut.

a. Program Pokok

1) Program Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sistem dan pelaksanaan pengawasan, baik pengawasan fungsional maupun pengawasan melekat. Dengan meningkatkan kualitas sistem dan pelaksanaan pengawasan tersebut, diupayakan terwujudnya sistem pelaksanaan pembangunan yang efisien, efektif, bersih, dan ber- tanggungjawab.

Keterpaduan pelaksanaan pengawasan fungsional, yang dilakukan sejak tahap perencanaan kegiatan operasionalnya, menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Pelaksanaan dan sistem waskat terus menerus dimantapkan dengan meningkatkan orientasi dan penyegaran kembali penerapan waskat di lingkungan kerja masing-masing. Dengan upaya tersebut diharapkan waskat bukan lagi bersifat normatif, tetapi telah benar-benar merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen sehingga pengawasan melekat membudaya

XXIV/33

Page 36: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

dalam sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan serta dapat berperan sebagai tulangpunggung pengawasan internal pemerintah dan menjadi unsur pokok dalam upaya mencegah tindakan tercela.

Pelaksanaan pengawasan fungsional oleh Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) dalam Repelita VI dilakukan dengan lebih intensif dan terpadu. Untuk menghindari terjadinya tumpang tindih baik dalam penyusunan perencanaan pengawasan maupun dalam pelaksanaannya dan agar dapat memberikan arahan sasaran pemeriksaan yang lebih tepat, ditetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) sebagai pedoman bagi seluruh pelaksanaan pengawasan fungsional. Dengan demikian, pemeriksaan oleh APFP dapat makin diarahkan kepada penilaian mengenai keseluruhan tanggung jawab pimpinan suatu instansi serta efisiensi dan efektivitas dari unit kerja yang diperiksa. Di samping itu, koordinasi penyusunan kebijaksanaan pelaksanaan pengawasan dan program kerja pengawasan dengan prioritas tertentu diantara APFP terus ditingkatkan melalui Forum Komunikasi Pengawasan antar Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah.

Dalam rangka memantapkan sistem pengawasan keuangan negara dan pembangunan, organisasi APFP dalam tahun ketiga Repelita VI telah mulai disesuaikan dengan bentuk organisasi yang hemat struktur dan kaya fungsi. Dengan lebih rampingnya organisasi pengawasan yang diikuti dengan pemisahan secara tegas fungsi manajerial yang dilaksanakan oleh para pejabat struktural dan fungsi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh para pejabat fungsional, diharapkan akan meningkat pula mutu hasil pengawasan. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pengawasan, telah ditetapkan Jabatan Fungsional Auditor bagi Aparat Pengawasan Fungsional baik yang bekerja di lingkungan BEPEKA, BPKP, Inspektorat Jenderal, Inspektorat Wilayah Propinsi/

XXIV/34

Page 37: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Kabupaten/Kotamadya dan APFP lainnya. Jabatan Fungsional Auditor yang berlaku di semua unit pengawasan tersebut, dimaksud-kan pula agar para Auditor mempunyai standar mutu yang sama untuk mendorong terciptanya fungsi pengawasan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengawasan dilakukan pula melalui diklat sertifikasi, diklat fungsional dan diklat teknis, serta diklat struktural bagi para pejabat struktural di lingkungan instansi pengawasan. Selanjutnya dikembangkan pula pemeriksaan komprehensip sebagai suatu pendekatan pemeriksaan yang mengarah kepada pengawasan yang menyeluruh dan terpadu. Penilaian kinerja unit organisasi terus dikembangkan sejalan dengan mulai diterapkannya akuntabilitas Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagai bentuk pertanggungjawaban baik oleh setiap unit pemerintahan maupun pemerintahan secara keseluruhan.

Di samping itu, juga dilaksanakan pemeriksaan serentak atas pelaksanaan anggaran 1996/97 yang dilaksanakan secara terpadu oleh BPKP dan APFP lainnya untuk memperoleh gambaran realisasi pelaksanaan anggaran tahun 1996/97.

Dalam tahun ketiga Repelita VI sampai dengan Desember 1996, telah direalisir sebanyak 20.794 penugasan atau sebesar 65,44 persen (temasuk realisasi penugasan pemeriksaan di luar PKPT) dari 31.777 rencana kegiatan pemeriksaan reguler yang direncanakan. Di samping rencana kegiatan pemeriksaan reguler juga terdapat rencana kegiatan pemeriksaan khusus. Dari rencana pemeriksaan khusus sebanyak 731 penugasan, realisasi sampai dengan 31 Desember 1996 telah mencapai 438 penugasan atau sebesar 59,90 persen. Selain itu, telah dilakukan pula pemeriksaan di luar PKPT sebanyak 708 penugasan pemeriksaan. Adapun uraian objek pemeriksaan dan data perbandingan rencana kegiatan pemeriksaan dan realisasi penugasan pemeriksaan dapat dilihat dalam Tabel XXIV - 6.

XXIV/35

Page 38: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Dalam rangka pengawasan fungsional, pemeriksaan terhadap laporan keuangan BUMN, BUMD, dan badan usaha lainnya dila- kukan secara rutin, untuk menilai apakah badan-badan usaha tersebut telah bekerja atas dasar anggaran yang ditetapkan, dan menyampaikan pertanggungjawaban keuangan secara tertib. Pemeriksaan akuntan terhadap laporan keuangan berbagai badan usaha tersebut setiap tahunnya telah dapat makin cepat diselesaikan. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan akuntan terhadap laporan keuangan proyek yang memperoleh bantuan luar negeri. Untuk meningkatkan peman- faatan dan daya serap proyek-proyek berbantuan luar negeri tersebut maka pemeriksaan akuntan terhadap pertanggungjawaban keuangan proyek-proyek berbantuan luar negeri mendapatkan prioritas.

Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan BUMN/BUMD menunjukkan bahwa sistem dan laporan akuntansi BUMN/BUMD telah berkembang cukup baik, tercermin dengan semakin banyaknya jumlah laporan keuangan badan usaha yang memperoleh pernyataan pendapat akuntan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Adapun rincian pendapat akuntan sampai dengan tahun ketiga Repelita VI (1 April 1996 sampai dengan 31 Desember 1996) adalah sebagai berikut: jumlah BUMN/BUMD yang mendapatkan WTP sebanyak 442 laporan; WDP sebanyak 93 laporan; Tidak Wajar sebanyak 2 laporan; dan Menolak Memberikan Pendapat sebanyak 30 laporan. Pernyataan Menolak Memberikan Pendapat dapat juga terjadi bukan karena akuntansi BUMN/BUMD yang bersangkutan buruk, melainkan karena terjadinya kerugian yang terus menerus sehingga mengurangi modal sendiri.

Dari hasil pemeriksaan atas laporan keuangan proyek-proyek berbantuan luar negeri juga diketahui kinerja dan akuntabilitas yang semakin membaik. Hal ini ditunjukkan dari pemeriksaan atas 228 laporan keuangan proyek-proyek berbantuan luar negeri yang

XXIV/36

Page 39: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

mendapat pernyataan pendapat akuntan WTP adalah 192 laporan; WDP 26 laporan; Pernyataan Tidak Wajar 4 laporan; dan Menolak Memberikan Pendapat 6 laporan. Rincian lebih lanjut mengenai pernyataan pendapat akuntan atas laporan keuangan BUMN/BUMD dan proyek berbantuan luar negeri tersebut dapat dilihat pada Tabel XXIV-7.

Temuan-temuan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dari segi keuangan pada dasarnya dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu: (1) kasus yang menimbulkan kerugian negara; (2) kasus kewajiban penyetoran kepada negara; dan (3) kewajiban penyempurnaan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian.

Kasus-kasus yang menimbulkan kerugian negara yang diduga mengandung unsur tindak pidana diteruskan ke Kejaksaan Agung, sedangkan yang tidak mengandung unsur tindak pidana dilakukan tuntutan ganti rugi/penarikan kembali atas kerugian negara. Penanggung jawab kasus penyetoran kepada negara diminta untuk segera melaksanakan setorannya kepada Kas Negara/Kas Daerah/Kas BUMN/BUMD. Sedangkan untuk kasus-kasus mengenai kewajiban penyempurnaan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian, pimpinan unit yang diperiksa diminta untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Walaupun kasus-kasus pada saat ditemukan tidak/belum nampak merugikan keuangan negara, namun perlu ditindaklanjuti sebab bilamana dibiarkan berkembang dapat menimbulkan akibat lainnya yang dapat merugikan keuangan negara.

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan dalam tahun ketiga Repelita VI (sampai dengan 31 Desember 1996) berjumlah 31.409 LHP dan temuan pemeriksaannya berjumlah 50.396 temuan. Rincian lebih lanjut mengenai realisasi penerbitan laporan dan jumlah temuan hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel XXIV-8.

XXIV/37

Page 40: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Pada tahun ketiga Repelita VI (1 April 1996 sampai dengan 31 Desember 1996) kegiatan pemeriksaan tahunan APFP yang didukung dengan pemantauan secara intensif dan ditindaklanjuti oleh para atasan yang bertanggungjawab telah menghasilkan penyelamatan uang negara sebesar Rp 109,447 miliar.

Dalam tahun ketiga Repelita VI juga telah dilakukan Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan atas 20 proyek-proyek besar yang telah selesai pada 9 Departemen dan 3 Lembaga Pemerintah Non Departemen yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah. Indikator dan sasaran kinerja yang dinilai merupakan gambaran tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, mencakup indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (results/out comes), manfaat (benefits), dan dampak (impacts). Dari hasil evaluasi terdapat beberapa indikator keberhasilan yang telah dapat dinilai seperti pencapaian sasaran fisik dan keuangan. Sedangkan indikator yang belum sepenuhnya dapat dinilai adalah indikator mengenai hasil, manfaat dan dampak.

Dalam pada itu, salah satu indikator keberhasilan pengawasan ialah terlaksananya dengan tuntas tindak lanjut hasil-hasil pengawasan fungsional oleh pimpinan departemen/LPND yang bersangkutan. Untuk itu, agar pimpinan departemen/LPND memperoleh informasi mengenai perkembangan hasil pengawasan di Departemen/LPND yang dipimpinnya, maka setiap triwulan kepada Departemen/LPND disampaikan Laporan Triwulan Hasil Pengawasan. Laporan Triwulan Hasil Pengawasan ini dapat dijadikan bahan bagi pimpinan Departemen/LPND dalam mengambil langkah tindak lanjut yang diperlukan.

Temuan pemeriksaan yang telah disampaikan kepada para Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen/Pimpinan

XXIV/38

Page 41: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

Instansi lainnya dan para pejabat yang berwenang dalam tahun ketiga Repelita VI (1 April 1996 sampai dengan 31 Maret 1996) adalah sebagai berikut: (a) temuan yang mengandung kasus kerugian negara (bukan tindakan pidana dan dikenakan tuntutan ganti rugi) dengan nilai Rp 93, 514 miliar; dan (b) temuan yang mengandung kewajiban penyetoran kepada negara dengan nilai Rp 418, 832 miliar; dan (c) temuan kasus kewajiban penyempurnaan kelembagaan, pelaksanaan, dan kepegawaian sebanyak 53.442 temuan. Rincian mengenai jumlah nilai temuan pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel XXIV-10.

Sejalan dengan pemantapan sistem pengawasan fungsional tersebut, dilakukan pula penyempurnaan sarana pengawasan melekat (sarwaskat) berupa penyempurnaan kelembagaan dan peningkatan disiplin dan budaya kerja setiap unsur aparatur, termasuk aparatur pengawasan fungsional, sehingga secara keseluruhan aparatur pemerintah dapat berfungsi secara makin efisien dan efektif. Upaya peningkatan pelaksanaan waskat pada Repelita VI, dilakukan melalui program pembinaan budaya kerja di instansi-instansi pemerintah di pusat maupun daerah, termasuk BUMN/BUMD, diikuti dengan pemasyarakatannya untuk meningkatkan etos kerja, produktivitas, dan mendorong terwujudnya aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang sesungguhnya. Di samping itu telah pula dilakukan penyempurnaan petunjuk pelaksanaan waskat dan peningkatan pembuatan laporan Program Pelaksanaan Pengawasan Melekat (P3 Waskat) tahunan dan realisasinya.

Dalam rangka pengawasan melekat tersebut, jumlah instansi yang diwajibkan menyampaikan laporan pelaksanaan P3 Waskat dan realisasi tindak lanjut waskat (TL Waskat) pada tahun ketiga Repelita VI adalah 269 instansi. Dari jumlah tersebut telah menyampaikan P3 Waskat sebanyak 227 atau 84,38 persen. Jumlah tersebut turun dibanding pada tahun kedua Repelita VI. Penurunan jumlah instansi

XXIV/39

Page 42: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

ini antara lain karena Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan disatukan dan dua BUMN dilikuidasi yaitu PT Kertas Gowa dan PT Kertas Blabak. Sedangkan instansi-instansi yang telah menyampaikan TL Waskat pada tahun ketiga Repelita VI, dari 269 instansi baru 98 instansi atau 36,43 persen yang telah menyampaikan TL Waskat, sebagaimana tampak dalam Tabel XXIV-11.

Dari gambaran tersebut di atas tampak bahwa pelaksanaan waskat belum berjalan dan berfungsi secara optimal. Agar pelaksanaan waskat dapat berjalan seperti yang diharapkan antara lain diupayakan pemberian orientasi dan penyegaran kembali mengenai filosofi, konsep dan mekanisme waskat, dan pemantapan pelaksanaan waskat yang dimulai dari lingkungan kerja masing-masing.

Pengawasan masyarakat menunjukkan perkembangan yang positif dengan semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas pengawasan masyarakat melalui berbagai saluran yang tersedia seperti kotak pengaduan di berbagai Departemen/LPND, baik di tingkat pusat maupun di daerah; lembaga legislatif, Tromol Pos 5000, media massa serta berbagai jalur lainnya.

Sejak Tromol Pos 5000 dibuka pada Kantor Sekretariat Wakil Presiden RI pada bulan April 1988 sampai dengan tahun ketiga Repelita VI (per 31 Desember 1996) telah diterima surat/ informasi/pengaduan atau keluhan dari masyarakat sebanyak 134.076 surat. Keadaan ini mencerminkan besarnya perhatian masyarakat dalam memberikan informasi mengenai keadaan dan kegiatan aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Dari jumlah tersebut, surat yang telah disalurkan kepada instansi terkait untuk diteliti kebenarannya berjumlah 103.570 surat atau 77,25 persen. Surat-surat yang disalurkan tersebut terdiri dari 91.994 surat atau 88,82 persen yang bersifat pengawasan

XXIV/40

Page 43: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

melekat (waskat); dan 11.576 surat atau 11,17 persen bersifat pengawasan fungsional (wasnal).

Dari surat yang telah disalurkan, setelah dilakukan pengecekan oleh aparat/atasan langsung ataupun oleh aparat pengawasan fungsional diperoleh tanggapan sebanyak 60.811 surat atau 58,71 persen, sedangkan sisanya sebanyak 42.759 surat atau 41,29 persen belum memperoleh tanggapan. Dari 60.811 surat yang telah memperoleh tanggapan, yang bersifat waskat adalah sebanyak 48.199 surat (79,26 persen) dan yang bersifat wasnal berjumlah 12.612 surat (20,74 persen).

Dari 48.199 surat yang bersifat waskat, sebanyak 16.558 surat (34,35 persen) mengandung kebenaran; dan yang tidak mengandung kebenaran berjumlah 24.343 surat (50,51 persen); sedangkan yang masih dalam penelitian adalah sebanyak 7.298 surat (15,14 persen).

Dalam pada itu, dari 12.612 surat tanggapan yang bersifat wasnal

yang mengandung kebenaran terdapat 2.516 surat (19,95 persen), tidak mengandung kebenaran terdapat 3.672 surat (29,12 persen) dan masih dalam penelitian 6.424 surat (50,94 persen).

Dengan demikian, dari 60.811 surat tanggapan diketahui sejumlah 19.074 surat (31,37%) mengandung kebenaran, 28.015 surat (46,07 persen) tidak mengandung kebenaran, dan 13.722 surat (22,56 persen) masih dalam penelitian masing-masing instansi.

Permasalahan-permasalahan yang menonjol dari 60.811 surat tanggapan tersebut, adalah: (1) masalah kepegawaian/ketenagakerjaan (28,91 persen); (2) masalah korupsi/pungli (30,49 persen); (3) masalah pelayanan masyarakat (8,18 persen); (4) masalah pertanahan/perumahan (10,15 persen); (5) masalah penyalahgunaan

XXIV/41

Page 44: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan
Page 45: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

wewenang (8,44 persen); dan (6) masalah lain-lain sebanyak 13,83 %.

Masalah kepegawaian/ketenagakerjaan antara lain meliputi pelanggaran terhadap PP Nomor 30 Tahun 1980, prosedur penerima-an pegawai, prosedur pengusulan jabatan/mutasi pegawai, pembayar-an gaji/rapel, pemutusan hubungan kerja, pembayaran gaji/upah/-tunjangan dan pesangon.

Masalah korupsi/pungli antara lain berupa manipulasi milik negara, penyelewengan dalam pelaksanaan proyek, penggelapan/- penguasaan tanpa hak kekayaan milik negara, dan penggelapan/-penguasaan tanpa hak atas kekayaan milik negara, pungutan liar dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, pungutan yang berkaitan dengan masalah kepegawaian dan ketenagakerjaan.

Masalah pelayanan masyarakat antara lain meliputi pengurusan IMB, KTP, dan prosedur pembayaran/penyambungan listrik dan air minum yang masih berbelit dan memakan waktu yang cukup lama, serta kurangnya fasilitas dan informasi yang diberikan di bidang pelayanan jasa transportasi.

Masalah pertanahan/perumahan antara lain meliputi sengketa hak atas tanah, ganti rugi tanah yang tidak sesuai, pemalsuan sertifikat tanah, hak penghunian bangunan, penggusuran/pembongkaran bangunan, sengketa kepemilikan bangunan, dan masalah perijinan bangunan.

Sedangkan masalah lain-lain meliputi antara lain kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat dalam mendapatkan upaya hukum di lingkungan peradilan dan kurang tanggapnya aparatur dalam mengantisipasi pengaduan/keluhan masyarakat terhadap

XXIV/42

Page 46: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

masalah yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan, polusi, serta penggunaan Bahan Beracun Berbahaya (B3).

Dengan mulai diterapkannya evaluasi akuntabilitas departemen/ lembaga non departemen yang meliputi akuntabilitas kinerja, akuntabilitas finansial/keuangan, serta akuntabilitas administrasi/ manajerial, dengan perhatian utama pada pemanfaatan sumber daya manusia, material, dan metode/tata kerja, dalam tahun ketiga Repelita VI, kepada seluruh aparat pengawasan fungsional Departemen/LPND dan Kantor Menko/Meneg telah disampaikan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Tugas Pokok dan Fungsi serta pelaksanaan pengawasan tahun 1996/1997.

Dalam rangka pengawasan legislatif, pendapat dan masukan Dewan Perwakilan Rakyat yang antara lain disampaikan melalui rapat kerja dengan Pemerintah diperhatikan secara sungguh-sungguh; demikian pula hasil pemeriksaan tahunan (HAPTAH) yang disampaikan Bepeka.

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan berbagai upaya pengawasan tersebut di atas, dilakukan penertiban operasional. Kegiatan pengawasan dan penertiban operasional dalam tahun terakhir Repelita V sampai dengan tahun ketiga Repelita VI dapat diikuti pada Tabel XXIV-12.

2) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Pengawasan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman akan makna dan arti pentingnya pengawasan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan, sehingga pengawasan dapat dilakukan secara lebih lancar, tepat, dan menyeluruh. Kegiatan-kegiatan dalam program ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan prakarsa dan peran aktif

XXIV/43

Page 47: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

aparat pengawasan, pimpinan/atasan langsung dan masyarakat, dengan tujuan untuk mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pengawasan keuangan negara dan pembangunan.

Dalam mengantisipasi berbagai tantangan yang dihadapi di bidang pengawasan, telah dilakukan pula pembinaan melalui peningkatan kadar keimanan dan ketaqwaan sebagai bagian yang paling penting dalam membentuk aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa. Peningkatan kadar keimanan dan ketaqwaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai penyuluhan yang dilaksanakan oleh KORPRI.

Dalam tahun ketiga Repelita VI dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan telah ditempuh berbagai langkah antara lain: (1) penyempurnaan peraturan dan ketentuan di bidang pengawasan; (2) evaluasi tindak lanjut hasil pemeriksaan; (3) meningkatkan koordinasi, dalam rangka memantapkan persamaan persepsi, serta upaya mencari pemecahan bersama, atas masalah-masalah yang dihadapi; (4) mendorong penegakan hukum, melalui instrumen hukum perdata dan hukum tata usaha negara, di samping hukum pidana serta hukum administrasi negara; dan (5) melakukan evaluasi proyek besar yang telah selesai. Untuk menunjang upaya peningkatan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, telah diterbitkan pula Pedoman Audit Lingkungan.

b. Program Penunjang

1) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Pengawasan

Profesionalisme sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor kunci bagi terlaksananya tugas-tugas pengawasan keuangan dan

XXIV/44

Page 48: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

pembangunan yang efisien dan efektif. Dengan kondisi administrasi pemerintahan yang makin baik pada segi penatausahaan dan pertanggungjawaban kekayaan negara, maka pengawasan dititik-beratkan kepada aspek-aspek manajerial kegiatan pemerintahan umum dan pembangunan. Hal ini menuntut peningkatan profesionalisme dari aparat pengawasan fungsional, yang dicapai melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) antara lain diklat karier, diklat profesi, dan diklat profesi paralel.

Program penunjang ini dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan dan mutu sumber daya manusia pada aparatur pengawasan termasuk peningkatan profesionalisme, keahlian, keterampilan, dan kemantapan sikap mental aparat pengawas agar mampu melaksanakan pengawasan, menafsirkan hasil pengawasan, dan menyusun langkah tindak lanjut yang diperlukan secara tepat. Pelaksanaan dan hasil kegiatan diklat dalam program ini dikaitkan pula dengan upaya peningkatan produktivitas dan perkembangan karier aparatur pengawasan.

Untuk lebih meningkatkan mutu pengawasan, dalam rangkaian program ini dilakukan pula kegiatan penyuluhan pengawasan bagi aparat pengawasan fungsional dan masyarakat, antara lain: konsultasi dan penyuluhan di bidang pengawasan, lokakarya yang membahas berbagai masalah pengawasan, dan seminar RAPBN 1997/98 dan antisipasi terhadap tugas-tugas pengawasan.

Dalam Repelita VI, telah dilaksanakan berbagai pendidikan dan pelatihan bagi aparat pengawasan baik diklat jangka pendek maupun diklat jangka panjang.

Pada tahun ketiga Repelita VI, diklat jangka pendek yang

diberikan antara lain berupa pendidikan dan pelatihan teknik

XXIV/45

Page 49: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

pemeriksaan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan metode, teknik, dan manajemen pengawasan pembangunan. Sebanyak 3.550 orang APFP telah dikirim untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan jangka pendek pada Pusdiklat Pengawasan BPKP berupa antara lain diklat: (1) Pengawas Keuangan Negara (PKN) Tingkat Pelaksana; (2) PKN Tingkat Ketua Tim; (3) Pemeriksaan Operasional; (4) Dasar-dasar Pemeriksaan; (5) EDP Audit; (6) EDP Audit bagi Eksekutip; (7) EDP Audi bagi Supervisor; (8) Akuntansi dan Aplikasinya; (9) Penyidikan; (10) Kontrol Intern Cabang; (11) Laporan Arus Kas; (12) Pengantar Akuntansi Keuangan; (13) Manajemen Proyek; (14) Penyidikan Lanjutan; (15) Filosofi Audit dan Pengawasan Aspek Stratejik; (16) Psikologi dan Komunikasi Pemeriksaan; (17) Profesi Berkelanjutan (PPL) Audit Keuangan BUMN/D; (18) PPL Standar Akuntansi Pemerintah; (19) Pemeriksaan Sistem Informasi; (20) Manajemen of Training.

2) Program Pengembangan Sistem Informasi Pengawasan

Program pengembangan sistem informasi pengawasan dimaksud- kan untuk meningkatkan ketersediaan dan mutu informasi pengawasan yang diperlukan dan dipadukan dengan kebijaksanaan, perencanaan, pemantauan, pengendalian, pengawasan, dan pelaporan. Dalam upaya itu, pemanfaatan teknologi informasi makin dimantapkan agar pengawasan dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif serta hasil pengawasan dapat disampaikan secara cepat dan makin meningkat mutunya, sehingga langkah tindak lanjut yang diperlukan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat pula.

Pada tahun ketiga Repelita VI, dalam rangka pengembangan sistem informasi pengawasan telah dilanjutkan penyusunan Desain dan Implementasi Auditing Tahap II, yang merupakan pembangunan data base obyek pengawasan satuan kerja dan proyek-proyek

XXIV/46

Page 50: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

pembangunan. Pada saatnya nanti diharapkan sistem informasi ini dapat dijadikan landasan bagi seluruh aparat pengawas dalam pemilihan sasaran pengawasan secara tepat sehingga penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui oleh pimpinan untuk segera diambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

3) Program Penerapan dan Penegakan hukum

Program Penerapan dan Penegakan hukum, terutama bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam rangka pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, termasuk dalam pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan. Kegiatan yang dilakukan meliputi antara lain, kajian kebijaksanaan penyempurnaan administrasi keuangan negara dan pengawasan pembangunan serta pemantapan peraturan perundang-undangan yang diperlukan dalam rangka menunjang tugas operasional di bidang pengawasan dan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan.

Sebagai tindak lanjut hasil pengawasan, maka temuan-temuan hasil pengawasan yang mengandung unsur tindak pidana umum diserahkan kepada Kepolisian, untuk temuan-temuan yang mengan- dung unsur tindak pidana khusus diserahkan kepada Kejaksaan Agung, sedangkan untuk temuan-temuan yang bersifat manajerial atau penyimpangan ketataksanaan disampaikan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai bahan tindak lanjut pembinaan yang diperlukan. Di samping itu, Kejaksaan Agung juga melakukan operasi intelijen yustisial sesuai dengan kewenangan Kejaksaan Agung dalam upaya menangani kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi. Kegiatan penegakan hukum oleh Kejaksaan Agung berupa penyelenggaraan operasi yustisi yang merupakan tindak lanjut temuan-temuan pengawasan. Upaya penerapan dan penegakan hukum sebagai tindak lanjut temuan pengawasan telah menunjukkan

XXIV/47

Page 51: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

kemajuan antara lain pada semakin meningkatnya persepsi dan koordinasi antara aparat pengawasan dengan aparat penegak hukum.

Dalam tahun ketiga Repelita VI temuan-temuan yang

mengandung tindak pidana khusus yang diserahkan kepada Kejaksaan Agung adalah berasal dari: (a) Tromol Pos 5000 sebagai tindak lanjut penanganan kasus yang berasal dari pengaduan masyarakat sebanyak 5 kasus; (b) temuan yang diserahkan BEPEKA sebanyak 2 kasus; (c) temuan yang diserahkan BPKP sebanyak 4 kasus; (d) Temuan yang berasal dari aparat Fungsional Intern (Inspektorat Jenderal) sebanyak 11 kasus; (e) kasus-kasus yang semula berupa tindak pidana umum, setelah diteliti oleh Polri dan ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Korupsi, sebanyak 37 kasus; dan (f) temuan hasil operasi intelijen yustisial Kejaksaan Agung yang mengungkapkan dan menangani kasus yang berindikasikan tindak pidana korupsi sebanyak 153 kasus.

Hasil temuan aparat pengawasan maupun temuan Kejaksaan Agung dan POLRI yang telah ditindaklanjuti dengan operasi yustisi untuk kasus tindak pidana korupsi dalam tahun ketiga Repelita VI ada sebanyak 487 kasus termasuk sisa kasus tahun lalu yang belum diselesaikan. Dibandingkan dengan periode yang sama dalam tahun 1995/96 yaitu sebanyak 657 kasus tindak pidana korupsi menunjukkan penurunan. Sedangkan kerugian negara akibat tindak pidana korupsi yang ditangani Kejaksaan Agung selama tahun 1996/97 adalah sebesar Rp 203,798 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama dalam tahun 1995/96 sebesar Rp 274,552 miliar, jumlah tersebut menunjuk-kan penurunan yang cukup berarti. Uang negara yang dapat diselamatkan pada periode 1 April sampai dengan 31 Desember 1996 berjumlah Rp 2,731 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama

XXIV/48

Page 52: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

tahun sebelumnya sebesar Rp 333,0 juta. Hal ini menunjukkan jumlah uang negara yang berhasil diselamatkan semakin meningkat, dan juga mencerminkan peningkatan koordinasi antara aparat pengawasan dengan aparat penegak hukum.

XXIV/49

Page 53: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 1PENATAAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

APARATUR PEMERINTAH1993/94, 1994/95 – 1996/97

XXIV/50

Page 54: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 1)

XXIV/51

Page 55: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 1)

XXIV/52

Page 56: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 1)

XXIV/53

Page 57: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 1)

XXIV/54

Page 58: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 2KOMPOSISI PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT DAN DAERAH

1993/94, 1994/95 – 1996/97(orang)

XXIV/55

Page 59: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 3PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TELAH DITETAPKAN

SEBAGAI PERATURAN PELAKSANAAN DARIUNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1961 DAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 19741993/94, 1994/95 – 1996/97

XXIV/56

Page 60: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 3)

XXIV/57

Page 61: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 3)

XXIV/58

Page 62: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 3)

XXIV/59

Page 63: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 3)

XXIV/60

Page 64: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 3)

XXIV/61

Page 65: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

(Lanjutan Tabel XXIV – 3)

XXIV/62

Page 66: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 4JUMLAH PESERTA DIKLAT ADUM DAN STRUKTURAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

1993/94, 1994/95 – 1996/97(orang)

1) Mengacu kepada PP No.14 tahun 19942) Merupakan penjumlahan dengan peserta SESPA dan SESPANAS3) Hanya untuk peserta SPAMEN

XXIV/63

Page 67: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 5JUMLAH PESERTA KURSUS-KURSUS PROGRAM PERENCANAAN NASIONAL

1993/94, 1994/95 – 1996/97(orang)

XXIV/64

Page 68: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 6RENCANA KEGIATAN PEMERIKSAAN DAN

REALISASI PENUGASAN PEMERIKSAAN DANREALISASI PENUGASAN PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN OLEH

APARATUR PENGAWASAN FUNGSIONAL1993/94, 1994/95 – 1996/97

(kasus)

1) Data sampai dengan Triwulan III TA 1996/97 (31 Desember 1996)

XXIV/65

Page 69: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 7PENERBITAN PERNYATAAN PENDAPAT AKUNTAN ATAS LAPORAN

KEUANGAN DARI BUMN/BUMD DAN PROYEK BERBANTUAN LUAR NEGERI1993/94, 1994/95 – 1996/97

(laporan)

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1996/97 (31 Desember 1996)

XXIV/66

Page 70: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 8REALISASI PENERBITAN LAPORAN DAN

JUMLAH TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN YANG DILAKUKANOLEH APARATUR PENGAWASAN FUNGSIONAL PEMERINTAH

1993/94, 1994/95 – 1996/97

1) Data sampai dengan Triwulan III TA 1996/97 (31 Desember 1996)2) Data diperbaiki3) Tidak semua Pemda/Itjen melaporkan

XXIV/67

Page 71: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 9HASIL TINDAK LANJUT PENYELAMATAN UANG NEGARA

DAN HASIL KOREKSI AUDIT BPKP1993/94, 1994/95 – 1996/97

(dalam miliar rupiah)

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1996/97 (31 Desember 1996)3) Tidak semua Pemda/Itjen melaporkan4) Sampai Triwulan III TA 1996/97 (31 Desember 1996) data belum tersedia

XXIV/68

Page 72: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 10JUMLAH NILAI TEMUAN PEMERIKSAAN

OLEH APARATUR PENGAWASAN FUNGSIONAL1993/94, 1994/95 – 1996/97

(dalam miliar rupiah)

1) Data diperbaiki2) Data sampai dengan Triwulan III TA 1996/97 (31 Desember 1996)3) Tidak semua Pemda/Itjen melaporkan

XXIV/69

Page 73: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 11REALISASI PENYAMPAIAN PROGRAM PELAKSANAAN PENGAWASAN (P3)

DAN TINDAK LANJUT (TL) WASKAT1993/94, 1994/95 – 1996/97

(instansi)

1) Data untuk tahun 1996/972) Data sampai dengan 31 Maret 19973) Setlemtertina adalah Sekretariat Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara

XXIV/70

Page 74: BAB XXIV - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewSedangkan pengadaan kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan operasional seperti cell wagon untuk Lembaga Pemasyarakatan

TABEL XXIV – 12HASIL PENGAWASAN DAN PENERTIBAN DI LINGKUNGAN APARATUR PEMERINTAH

1993/94, 1994/95 – 1996/97

1) Angka diperbaiki2) Setlemtertina adalah Sekretariat Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara3) Data per Maret 1997

XXIV/71