bab viii
TRANSCRIPT
BAB VIII
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
A. Data Perencanaan
Berisi tentang volume pengecoran, kondisi lingkungan pekerjaan pembetonan dan mutu
beton yang direncanakan.
B. Deviasi Standar
Nilai standar deviasi ditentukan berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan.
1. Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai pengalaman
kurang dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar diambil dari tingkat
pengendalian mutu pekerjaan di bawah ini.
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan SD (MPa)MemuaskanSangat Baik
BaikCukupJelek
Tanpa Kendali
2,83,54,25,67,08,4
Sumber : Triono Budi Astanto, Konstruksi Beton Bertulang, 2001
2. Jika pelaksana mempunyai data pengalaman minimum 30 buah benda uji yang diuji
kuat tekan rata-ratanya pada umur 28 hari, maka jumlah data dikoreksi terhadap nilai
deviasi standar dengan suatu faktor penggali.
Jumlah Pengujian Faktor Pengali Deviasi Standar
Kurang dari 15152025
30 atau lebih
Tidak boleh1.161.081.031.00
Sumber : Triono Budi Astanto, Konstruksi Beton Bertulang, 2001
Nilai tambah menurut ketentuan dalam SK. SNI T- 15-1990-03 ayat 3.3.1 butir 2
M = k x s
Keterangan :
M = Nilai tambah
k = Tetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentase hasil uji yang lebih
dari kuat tekan rencana (dalam ini diambil 5 % dan nilai k = 1.64)
S = Deviasi standar
Jika tidak mempunyai data pengalaman atau kurang dari 15 buah benda, maka nilai M
langsung diambil 12 MPa
C. Kuat Tekan Beton Rata-Rata Yang Ditargetkan
Kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan berdasarkan ketentuan dalam SK. SNI T-15-
1990-03 ayat 3.3.1 butir 3
f’cr = f’c + M
Keterangan : f’cr = Kuat tekan beton rata-rata
f’c = Kuat Beton Karakteristik
M = Kuat tekan yang disyaratkan
D. Bahan Yang Digunakan
Memuat tipe semen Portland yang digunakan dan jenis agregat kasar dan agregat halus
(asal pengambilan bahan, alami/batu pecah dan berat jenisnya).
E. Faktor Air Semen
Faktor air semen berdasarkan SK. SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.2
Langkah- langkah yang dilakukan bila digunakan grafik (1) dan grafik (2).
a. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan tabel (2)
berdasarkan semen dan agregat yang digunakan.
b. Guna grafik (1) untuk benda uji berbentuk silinder dan grafik (2) untuk berbentuk
kubus benda ujinya.
c. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen (f.a.s) 0,5 sampai memotong
kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir (b) di atas.
d. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai memotong
kurva yang ditentukan pada sub butir (c) di atas.
e. Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut untuk mendapatkan
f.a.s. yang diperlukan.
Faktor air semen maksimum berdasarkan SK.SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.2 butir 2 (dapat
ditetapkan sebelumnya atau tidak). Jika nilai f.a.s yang diperoleh di atas lebih kecil dari
yang dikehendaki, maka yang dipakai ialah yang terendah.
F. SLUMP
Tetapkan nilai slump rencana.
G. UKURAN AGREGAT MAKSIMUM
Tetapkan ukuran agregat maksimum didasarkan atas ukuran agregat yang digunakan, jika
tidak ditetapkan lihat SK.SNI T-15-1990-03 ayat 3.2.4
H. NILAI KADAR AIR BEBAS
Nilai kadar air bebas ditentukan berdasarkan SK.SNI T-15-1990-03 Tabel 6 ayat 3.2.5.
I. JUMLAH SEMEN
Jumlah semen yang besarnya adalah kadar semen adalah kadar air bebas dibagi f.a.s.
Jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan dapat diabaikan. Tentukan Jumlah semen
seminimum mungkin. Jika tidak lihat SK.SNI T-15-1990-03 ayat 3.22. Kadar semen yang
diperoleh dari perhitungan jika perlu disesuaikan.
Faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah karena lebih kecil dari
jumlah semen minimum yang ditetapkan (atau lebih besar dari jumlah semen maksimum
yang disyaratkan), maka f.a.s harus diperhitungkan kembali.
J. PERSENTASE AGREGAT HALUS
Dengan diketahui ukuran butir maksimum, nilai slump rencana, f.a.s. dan daerah susunan
butir, maka persentase aggregate halus yang diperlukan dapat dibaca pada grafik (3) s.d.
(5)
Grafik 3. Persentase Agregat Halus terhadap Agregat Keseluruhan (Ukuran Butiran Maksimum 10 mm)
K. BERAT JENIS RELATIF AGREGAT
Untuk berat jenis relatif agregat dihitung SK.SNI T-15-1990-03 ayat 3.2.6.
L. BERAT JENIS BETON
Grafik (6) sesuai dengan kadar air bebas yang sudah didapat dari tabel (6) dalam SK.SNI
T-15-1990 dan berat jenis relatif agregat
Grafik 6. Hubungan Kandungan Air, Berat Jenis Agregat CampuranDan Berat Beton
M. SUSUNAN CAMPURAN BAHAN- BAHAN UNTUK 1 M3 BETON
Kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton dikurangi dengan jumlah
semen dan kadar air bebas.
Kadar agregat halus yang besarnya adalah hasil presentasi pasir dikalikan dengan
besarnya agregat gabungan.
Kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat gabungan kadar agregat halus.
Tabel 2 Perkiraan Kekuatan tekan ( Mpa ) beton dengan faktor air-semen 0,5 dan
jenis semen dan agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia
( SNI-03-2834-2000 )
Jenis semen Jenis agregat kasar Kuat tekan Mpa pada umur ( hari )
BENTU BENDA
UJI3 7 28 91Semen Portland Tipe I
atau semen tahan sulfat Tipe II, V
Batu tak dipecahkan 17 23 33 40Silinder
Batu pecah 19 27 37 45Batu tak dipecahkan 20 28 40 48
KubusBatu pecah 23 32 45 54
Semen portland Tipe III
Batu tak dipecahkan 21 28 38 44Silinder
Batu pecah 25 33 44 48Batu tak dipecahkan 25 31 46 53
KubusBatu pecah 40 30 53 60
Tabel 3 Perkiraan kadar air bebas (kg/m3) yang dibutuhkan untuk beberapa tingkat
kemudahan pengerjaan adukan beton ( dari tabel SNI-03-2834-2000)
Ukuran besar butir agregat maksimum
(mm)Jenis agregat
Nilai Slump (mm)
0-10 10-30 30-60 60-
180
10Alami 150 180 205 225
Batu pecah 180 205 230 250
20Alami 135 160 180 195
Batu pecah 170 190 210 225
30Alami 115 140 160 175
Batu pecah 155 175 190 205
Tabel 4 Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen minimum
( dari tabel SNI-03-2834-2000)
Kondisi Lapangan Jumlah semen minimum per m3
Nilai Faktor air semen maksimum
Beton di dalam ruangan bangunana. Keadaan keliling no korosifb. Keadaan keliling korosif di
sebabkan oleh kondensi atau uap-uap korosif
Beton di luar ruangan :a. Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsungb. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
275
325
325
275
0.60
0.52
0.60
0.60
Beton yang masuk ke dalam tanah :a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti b. Mendapatkan pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah
Beton yang kontinyu berhubungan dengan air :a. air tawarb. air laut
325
6.8
6.8
0.55
Lihat tabel
Lihat Tabel
Tabel 5 Kuat Tekan rata-rata perlu, jika benda uji kurang
dari 15 buah ( SNI 03 – 2847 – 2002 )
Persyaratan kekuatan tekan, fc’
( Mpa )
Kuat tekan rata-rata perlu, fcr
( Mpa )
Kurang dari 21 fc’ + 7.0
21 sampai dengan 35 fc' + 8.5
Lebih dari 35 fc' + 10.0
PERHITUNGAN PERENCANAAN BETON
Perencanaan campuran beton berdasarkan SK.SNI T-15-1990-03.
A. Data Perencanaan
Mutu beton : K-300
Agregat kasar : Batu Pecah
Agregat halus : Pasir
Semen : Semen Portland Type I
Benda uji : Kubus
Jumlah benda uji : 5
Umur rencana : 28 hari
Pekerjaan : Pengecoran pondasi untuk daerah gambut
B. Tahap Perencanaan
1. Kuat tekan karakteristik yang disyaratkan : K-300, kekuatan tekan Kubus dalam MPa,
maka nilai kuat tekan beton 300 kg/m3 = 30 MPa.
2. Deviasi standar
Untuk benda uji kurang dari 15 tidak tersedia nilai deviasi standar maka memakai
kuat tekan rata – rata perlu (Tabel 5 kuat tekan rata – rata perlu SNI 03-2847-2002 hal
24)
3. Menghitung kuat tekan beton rata-rata (f’cr)
Berdasarkan SK.SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.1 butir 3 ( Terdapat pula di SNI 03-2834-
2002 ayat 4.2.3.3). Kuat tekan beton rata-rata dihitung dengan rumus :
f’cr = f’c + M
Keterangan :
f’cr = Kuat tekan beton rata-rata (MPa)
f’c = Kuat tekan beton yang disyaratkan = 30 MPa
M = (k x s) Nilai tambah/margin berdasarkan standar deviasi pengendalian mutu
pekerjaan Baik dengan nilai SD = 4,2 MPa dan diambil nilai k = 1,64
Sehingga :
f’cr = f’c + M
= 30 + 1,64 (4,2)
= 36,8 MPa
4. Jenis semen yang digunakan adalah semen Portland type I.
5. Jenis agregat
Jenis agregat yang digunakan :
Agregat kasar : Batu Pecah
Agregat halus : Pasir
6. Faktor air semen bebas (f.a.s)
Berdasarkan SK.SNI-T-15-1990-03 tabel 2 (Terdapat pula di SNI 03-2834-2000 tabel
2 hal. 5), dengan faktor air semen 0,5, jenis semen Portland tipe I, jenis agregat kasar
batu pecah, pada umur 28 hari dan bentuk benda uji kubus didapat kekuatan tekan 45
MPa. Dari grafik 1 (SNI 03-2834-2000 hal.6) mencari faktor air semen, untuk kuat
tekan rata-rata 36,8 Mpa, maka diperoleh nilai faktor air semen 0,57.
7. Faktor air semen maksimum
Dari tabel 3 SK.SNI T-15-1990-03 hal. 9 (Terdapat pula di SNI 03-2834-2000 tabel 4
hal.8), untuk beton pondasi daerah gambut maka diperoleh faktor air semen
maksimum = 0,55.
Karena nilai f.a.s > faktor air semen maksimum, maka untuk nilai faktor air semen
bebas dipakai nilai faktor air maksimum = 0,55.
8. Nilai slump
Batasan Slump ditetapkan setinggi 60 – 180 mm.
9. Menetapkan ukuran agregat maksimum
Agregat maksimum ditetapkan 20 mm.
10. Kadar air bebas
Dari tabel 6 SK.SNI T-15-1990-03 (Terdapat pula di SNI 03-2834-2000 tabel 3 hal.8)
untuk agregat kasar batu pecah dengan agregat maksimum 20 mm, nilai slump 60-180
mm, maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 195-225 kg/m3. Kadar air
bebas ditetapkan sebagai berikut :
A = 2/3 Ah + 1/3 Ak
Keterangan : A = jumlah air yang dibutuhkan, kg/m3
Ah = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat halusnya,
kg/m3
Ak = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat kasarnya,
kg/m3
Sehingga : A = 2/3. 195 + 1/3. 225
= 205 kg/m3
11. Berat semen yang diperlukan
Berat semen dihitung dengan rumus :
Berat semen =
Kadar air bebasf . a . s
=
= 372,72 kg/m3
12. Menetapkan kebutuhan semen minimum
Dari tabel 3 SK.SNI T-15-1990-03 hal.9 (Terdapat pula di SNI 03-2834-2000 tabel 4
hal.8) untuk beton pondasi untuk daerah gambut, maka diperoleh kebutuhan semen
minimum 325 kg.
13. Menyesuaikan kebutuhan semen
Kebutuhan semen minimum = 325 kg < kebutuhan semen yang diperlukan = 372,72
kg/m3, maka dipakai jumlah semen yang nilainya lebih besar yaitu 372,72 kg/m3.
14. Menentukan daerah gradasi agregat halus
Berdasarkan analisis saringan agregat halus, gradasi agregat halus termasuk daerah 3.
15. Menetapkan perbandingan agregat halus dan agregat kasar
Dari grafik 7.10b (Terdapat pula di SNI 03-2834-2000 grafik 15 hal.19) untuk
kelompok butir agregat maksimum 20 mm pada nilai slump 60 – 180 mm dan nilai
faktor air semen 0,55 untuk agregat halus yang termasuk daerah 3 diperoleh harga
antara 31 – 36%
Persentase agregat halus =
(31+36 )2 = 33.5 %
Persentase agregat kasar = 100 % - 33.5 % = 66.5 %.
16. Menghitung berat jenis agregat campuran
Berat jenis campuran dihitung dengan rumus :
Bj. campuran = (PH x Bj. agregat halus) + (PK x Bj. agregat kasar)
Keterangan :
2050.55
PH = Persentase berat agregat halus
PK = Persentase berat agregat kasar
Sehingga :
Bj. campuran = (33.5 % x 2,35) + (66.5 % x 2,61)
= 2,52
17. Menentukan berat jenis beton
Dari grafik 7.11 (Terdapat pula di SNI 03-2834-2000 grafik 16 hal.20) dengan jalan
membuat grafik baru yang sesuai dengan nilai berat jenis agregat campuran yaitu 2,52
kandungan air 205 liter/m3 beton, diperoleh berat jenis beton 2288 kg/m3.
18. Menghitung kebutuhan agregat campuran
Kebutuhan agregat campuran = berat jenis beton – (kebutuhan semen + kadar air
bebas)
= 2288 – (372,72 + 205)
= 1710,28 kg/m3
19.Kebutuhan agregat halus
Kebutuhan agregat halus = kebutuhan agregat campuran x persentase agregat
halus
= 1710,28 x 33,5 %
= 572,94 kg/m3
20.Kebutuhan agregat kasar
Kebutuhan agregat kasar = kebutuhan agregat campuran – kebutuhan agregat
halus
= 1710,28 – 572,94
= 1137,34 kg/m3
21.Koreksi terhadap kelembaban agregat
Koreksi air agregat =
kadar air agregat (% ) - penyerapan air agregat (% )100 x berat agregat
Koreksi jumlah air = jumlah air sebelum dikoreksi – koreksi air agregat
Agregat halus :
Kadar air = 0,46 %
Penyerapan air = 0,91 %
Agregat kasar :
Kadar air = 1,43 %
Penyerapan air = 1,67 %
a. Koreksi air agregat halus = (0,0046 – 0,0091) x 572,94
= -2,57 kg
b. Koreksi air agregat kasar = (0,0143 – 0,0167) x 1137,34
= -2,72 kg
c. Koreksi jumlah air = 205 – (-2,57) – (-2,72)
= 210,29 kg
d. Berat agregat halus = 572,94 + (- 2,57 )
= 570,37 kg
e. Berat agregat kasar = 1137,34 + (- 2,72 )
= 1134,62 kg
C. Rekapitulasi Hasil
1. Jadi proporsi untuk 1 m3 beton adalah :
Semen = 372,72 kg
Air = 210,29 liter
Agregat halus = 570,37 kg
Agregat kasar = 1134,62 kg
2. Untuk tiap campuran benda uji (5 kubus, ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm) dan jika SF =
1,2 maka :
Volume beton = 1,2 x 5 x 153
= 20250 cm3
= 0,020250 m3
Jadi setiap 1 kali adukan 5 buah sampel memerlukan :
Semen = 372,72 kg x 0,020250 = 7,54 kg
Air = 210,29 kg x 0,020250 = 4,25 liter
Agregat halus = 570,37 kg x 0,020250 = 11,54 kg
Agregat kasar = 1134,62 kg x 0,020250 = 22,97 kg
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
(Berdasarkan SNI 03 – 2834 - 2000)
No. URAIANTABEL/GRAFIK/
PERHITUNGANNILAI
1 Kuat tekan yang disyaratkan Ditetapkan 30 Mpa
2 Deviasi standar - 4,2
3 Nilai tambah - 6,8 Mpa
4Kekuatan rata-rata yang
ditargetkan
Rumus dari Tabel 5
SNI 03 – 2847 – 200236,8 Mpa
5 Jenis semen Ditetapkan I (Biasa)
6 Jenis agregatKasar Ditetapkan Batu Pecah
Halus Ditetapkan Pasir
7 Faktor air semen bebasTabel 2
Grafik 1 atau grafik 20,57
8 Faktor air semen maksimum Ditetapkan 0,55
9 Slump Ditetapkan 60 - 180 mm
10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 20 mm
11 Kadar air bebas
Tabel 3
SNI 03 – 2847 – 2002
Halaman 8
205 liter/m3
12 Jumlah Semen11/8 atau 7
372,72 kg/m3
13 Jumlah semen maksimum -
14 Jumlah semen minimum
Tabel 3 SNI 03 – 2834
– 2000
Hal.8
325 kg/m3
15Faktor air semen yang
disesuaikan-
0,6
16 Susunan besar butir agregat halus Grafik Daerah 3
17 Persen agregat halus Grafik 15 SNI 03 – 33,5 %
2834 – 2000
Hal.19
18 Berat jenis relative agregat (SSD) - 2,52
19 Berat jenis beton
Grafik 16 SNI 03 –
2834 – 2000
Hal.20
2288 kg/m3
20 Kadar agregat gabungan 19 - (12 + 11) 1710,28 kg/m3
21 Kadar agregat halus 17 x 20 572,94 kg/m3
22 Kadar agregat kasar 20 - 21 1137,34 kg/m3
Proporsi Campuran
Semen(kg)
Air(liter )
Agregat Halus(kg)
Agregat kasar(kg)
Tiap m3 372,72 210,29 570,37 1134,62
Tiap Campuran 7,54 4,25 11,54 22,97