bab vi karakter fisik kawasan di kota … › wp-content › uploads › ...bukit tuk mas sebagai...

44
193 BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA MAGELANG 6.1 Alam sebagai Inspirasi dalam Perkembangan Kota Magelang Mengacu pada bab empat dan lima yang menceritakan tentang seting ruang kota dan bentuk fisik kotanya, alam menjadi inspirasi masyarakat berdasar empat konsep yang diyakini, yaitu (1) kesucian, (2) kesuburan, (3) keindahan dan (4) kestrategisan. Lembah strategis yang dibentuk oleh beberapa gunung yang mengelilinginya telah membentuk lahan yang subur serta sebagai tempat yang tepat untuk menikmati keindahan alam. Keyakinan tersebut berkembang karena adanya keyakinan bahwa gunung-gunung yang mengelilingi lembah merupakan gunung yang suci yang membentuk karakter lembah menjadi lembah yang suci, subur, indah dan strategis. Gambar 6.1 Alam menjadi inspirasi masyarakat dalam mengembangkan kota

Upload: others

Post on 06-Jul-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

193

BAB VI

KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA MAGELANG

6.1 Alam sebagai Inspirasi dalam Perkembangan Kota Magelang

Mengacu pada bab empat dan lima yang menceritakan tentang seting

ruang kota dan bentuk fisik kotanya, alam menjadi inspirasi masyarakat berdasar

empat konsep yang diyakini, yaitu (1) kesucian, (2) kesuburan, (3) keindahan dan

(4) kestrategisan. Lembah strategis yang dibentuk oleh beberapa gunung yang

mengelilinginya telah membentuk lahan yang subur serta sebagai tempat yang

tepat untuk menikmati keindahan alam. Keyakinan tersebut berkembang karena

adanya keyakinan bahwa gunung-gunung yang mengelilingi lembah merupakan

gunung yang suci yang membentuk karakter lembah menjadi lembah yang suci,

subur, indah dan strategis.

Gambar 6.1 Alam menjadi inspirasi masyarakat dalam mengembangkan kota

Page 2: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

194

Gambar 6.2 Alam sebagai inspirasi masyarakat dalam mengembangkan kota

(sumber : Utami, 2011)

Gunung

pembentuk keindahan

Gunung

pembentuk kestrategisan

Gunung

pembentuk kesuburan

Gunung

pembentuk kesucian

Bukit yang berada di

kelilingi gunung

pembentuk kesucian

Gunung

pembentuk kesucian

Gunung

pembentuk keindahan Gunung

pembentuk kesuburan

Gunung

pembentuk kestrategisan

Gunung yang mengelilingi Kota Magelang

membentuk tanah yang subur di lembah, serta

membentuk keindahan yang bisa dilihat dari

Kota Magelang

Lembah Magelang terbentuk sebagai lembah

strategis karena berada di cekungan gunung-

gunung yang mengelilinginya

Page 3: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

195

6.2 Karakter Kawasan di Kota Magelang yang Terinspirasi oleh Alam

Alam Kota Magelang sejak periode kerajaan sampai periode tahun

1980an, telah menjadi inspirasi dalam mengembangkan Kota Magelang dengan

karakter kawasan masing-masing periode. Masyarakat, termasuk pemerintah dan

investor, mengembangkan kota berdasarkan empat konsep yang diyakini, yaitu

kesucian, kesuburan, keindahan dan kestrategisan. Namun seiring dengan waktu,

terjadi pergeseran konsep kesuburan dan keindahan dan digantikan dengan

dominasi konsep kestrategisan untuk mendukung kepentingan perekonomian.

6.2.1 Kesucian sebagai pembentuk kawasan permukiman dan tempat ibadah

di lembah Magelang

Kesucian merupakan konsep yang berkembang pada periode Kerajaan

Mataram Kuno dan sampai saat ini masih berkembang di sebagian masyarakat.

Konsep kesucian terkait dengan posisi lembah Magelang yang dikelilingi oleh

gunung yang telah membentuk lembah yang subur, indah dan strategis. walaupun

pada akhirnya kesucian bergeser pada Bukit Tidar, namun pada kenyataannya,

Bukit Tidar tetap menjadi bagian dari keyakinan sebagai bagian dari gunung.

Terdapat beberapa kawasan suci di Kota Magelang dan sekitarnya sebagai

bagian alam. Dibawah ini akan diuraikan beberapa kawasan yang memberikan

karakter pada Kota Magelang yang terkait dengan konsep kesucian.

1. Bukit Tuk Mas sebagai bukit yang disucikan

Kesucian dengan tujuh gunung (Gambar 6.2) didukung dengan aliran

sungai yang mengalir yang mempunyai hubungan langsung dengan Bukit Tuk

Mas (Sarkar 1969:197; Degroot 2010:100, wawancara masyarakat setempat,

2009). Gunung yang mengelilingi dan Sungai Elo yang mengalir membentuk

Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat

untuk berdoa. Perletakan prasasti yang berada di bukit terinspirasi karena

daerah tersebut tinggi yang diyakini bisa untuk menyembah dewa yang tinggal

di tempat yang lebih tinggi yaitu gunung atau yang dikenal sebagai pentirtaan.

Page 4: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

196

Gambar 6.3 Alam membentuk Bukit Tuk Mas sebagai daerah yang disucikan

(sumber : Utami, 2011; foto : Utami 2012)

Tempat Dewa Tempat Dewa

Tempat Dewa

Bukit disucikan karena berada di

tempat yang lebih tinggi daripada

sekitarnya dan dikelilingi gunung suci

Bukit

Tuk Mas

Sungai Elo

Bukit Tuk Mas

digunakan sebagai

tempat untuk berdoa

Prasasti Tuk Mas

Pemandangan dari Bukit Tuk Mas

tahun 2012

Page 5: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

197

2. Bukit Tidar sebagai bukit yang disucikan

Bukit Tidar merupakan bagian dari alam yang disucikan oleh masyarakat

setempat dan pendatang dengan meyakininya sebagai penyimbang alam, dari

aspek kosmologis, religious, spiritual maupun lingkungan.

Gambar 6.4 Alam membentuk Bukit Tidar sebagai bukit suci

(sumber : Utami, 2011)

Bukit Tidar disucikan

karena dianggap sebagai

Paku Pulau Jawa

Bukit Tidar berada di lembah yang dikelilingi gunung

Simbol kesucian

yang diyakini masyarakat

pada Bukit Tidar

Tugu 3S Salah satu makam untuk berdoa

Page 6: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

198

Tata ruang dengan kehidupannya berkembang seiring dengan kebutuhan

ruang manusia di Bukit Tidar dan sekitarnya. Pembukaan kembali lahan pada

periode Kerajaan Demak setelah ditinggal pada saat Kerajaan Mataram

pindah, semakin berkembang pesat pada saat terbentuknya kebondalem. Bukit

Tidar dipercaya masyarakat sebagai paku pulau Jawa (sampai saat ini banyak

masyarakat yang tetap mempercayainya) dan dianggap sebagai lahan

permukiman yang tenang dan nyaman yang didukung dengan lahan pertanian.

3. Wanua Poh (Dumpoh)

Masyarakat mengembangkan Desa/Kampung Poh atau Dumpoh selain

sebagai tempat ibadah, juga sebagai daerah permukiman di sekitar bukit

kecilnya44

. Seiring dengan waktu permukiman semakin berkembang apalagi

hal ini juga didukung keberadaan sungai yang berada di sebelah Barat

kampung Dumpoh sebagai sumber kehidupan. Pada periode Mataram Kuno,

wanua Dumpoh berkembang pesat seiring dengan perkembangan Mantyasih

(Meteseh) sebagai salah satu pusat kegiatan masyarakat dan kerajaan.

Permukiman yang berada di sekitar Poh mendukung adanya status sima

(tempat untuk bersembayang) pada daerahnya.

6.2.2 Kesuburan membentuk lembah Magelang sebagai gudang makanan

dan perkebunan

Kesuburan yang terbentuk oleh kegiatan gunung telah mempengaruhi

masyarakat dalam mengembangkan kota. Walaupun telah terjadi degradasi

seiring dengan adanya perubahan tata guna lahan, namun karakter lembah

cenderung tetap yaitu mempunyai tanah yang subur. Beberapa kawasan yang

bisa menceritakan tentang kesuburan kota sebagai bagian dari alam yaitu :

44

Terdapat makam Kyai Dumpoh yang dipercaya merupakan orang pertama yang membuka

daerah tersebut

Page 7: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

199

1. Lembah Sungai Elo dan Progo

Kesuburan terlihat jelas pada masa lalu, yaitu pada periode kerajaan

yang selalu didatangi karena lembah yang subur dengan sungai yang selalu

mengalir. Pada periode ini Mataram Kuno dan Baru banyak diceritakan

sawah-sawah yang dikerjakan oleh masyarakat baik yang terdapat di

lembah Magelang maupun yang berada di kaki gunung di sekitar lembah

Magelang.

Gambar 6.5 Pergeseran lahan pertanian menjadi permukiman

(sumber : Utami, 2012)

Namun seiring dengan tuntutan kebutuhan ruang untuk

permukiman, lembah Magelang bergeser menjadi pusat kegiatan karena

letaknya yang strategis. Lahan pertanian yang berada di lembah, hanya

terkonsentrasi pada pinggir sungai dan pada beberapa kawasan yang

dianggap tidak menguntungkan untuk dibangun permukiman.

Lembah sebagai lahan pertanian

Lembah sebagai lahan pertanian

Permukiman

Lembah sebagai daerah permukiman

dan pusat perekonomian

Pertanian Pertanian

Pertanian Pertanian

Pertanian Pertanian

Periode Kerajaan

Periode Kolonial

Periode Kota Perekonomian

Page 8: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

200

Gambar 6.6 Pergeseran lahan pertanian menjadi permukiman

(foto : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda; Utami, 2012)

2. Sepanjang kawasan Kebon dalem

Kawasan kebon dalem yang berkembang pada pemerintahan Kerajaan

Mataram Baru menjadikan lembah Magelang yang subur selain sebagai

gudang makanan juga sebagai salah satu daerah permukiman yang

berkembang. Di satu sisi, perkebunan sudah mulai tergambar dengan jelas

Lembah Kota Magelang pada tahun 1900 sebagai lahan pertanian

Lembah Kota Magelang tahun 2010 dan 2011 sebagai daerah permukiman dan pusat perekonomian

Lahan pertanian di pinggir Sungai Progo

Page 9: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

201

dengan beberapa jenis tanaman. Lahan pertanian tidak hanya didominasi

oleh pertanian, namun juga sudah banyak digunakan sebagai lahan-lahan

perkebunan. Kawasan berada di lembah Magelang dengan pusat kegiatan

di sekitar alun-alun saat ini. Lahan-lahan pertanian tersebar di seluruh

lembah Magelang dengan diselingi beberapa permukiman masyarakat.

Deretan kebun yang diawali pada periode Kerajaan Demak dan

berkembang pesat pada periode Mataram Baru, yaitu kebun bayam, kebun

polo, kebun karet, kebun jambu dan kebun kemiri yang berderet dari

Selatan ke Utara. Saat ini daerah-daerah tersebut sudah banyak berubah

sebagai daerah permukiman dan pertokoan.

Gambar 6.7 Lahan pertanian, perkebunan dan permukiman di Kebon

dalem dan perubahannya

(foto : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda; Utami, 2012)

Permukiman Pertanian

Pertanian

Perkebunan

Sawah di Kampung Karet Persawahan dan perkebunan

Page 10: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

202

3. Lahan pertanian dan perkebunan di tepi sungai dan lembah Magelang

sebagai daerah pengolahan hasil pertanian dan perkebunan.

Beberapa kawasan di sepanjang Sungai Elo dan Progo pada periode

kolonial dikembangkan sebagai daerah pertanian dan perkebunan. Lahan

–lahan tersebut berkembang seiring dengan perkembangan lembah

Magelang sebagai sebuah distrik dengan fungsi daerahnya sebagai pusat

pemerintahan. Fungsi tersebut telah menggeser beberapa daerah pertanian

menjadi permukiman dengan beberapa lahan perkebunan yang masih

tersisa di beberapa kawasan. Keberadaan distrik/kotapraja Magelang

sebagai daerah strategis yang didukung daerah-daerah di sekelilingnya

mendorong pemerintah bekerja sama dengan investor membangun

beberapa fasilitas pengolahan hasil perkebunan dan pertanian.

Gambar 6.8 Lahan pertanian – perkebunan dan pabrik pengolahannya

pada masa kolonial

(sumber : Utami, 2012)

4. Taman Kyai Langgeng sebagai taman kota di Magelang

Taman Kyai Langgeng adalah salah satu kawasan yang masih

memperlihatkan kesuburan lembah Magelang. Berbagai tanaman bisa

terlihat berkembang baik dan subur. Ini memperlihatkan kesuburan

lembah Magelang sebagai bagian dari potensi alam yang dibentuk gunung,

yang masih ada sampai saat ini dengan konsep yang lebih menyempit..

Taman Kyai Langgeng awalnya dikenal dengan Taman Bunga (TB)

sebagai laboratorium terbuka untuk untuk mempelajari perkembangbiakan

tanaman.

Permukiman

Pertanian

Pabrik Pabrik

Permukiman

Page 11: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

203

Gambar 6.9 Taman Kyai Langgeng sebagai taman kota di Magelang

dengan kesuburan tanahnya

(sumber : Utami, 2012)

6.2.3 Keindahan Membentuk Lembah Magelang sebagai Kota

Peristirahatan

Keindahan yang bisa dinikmati dari lembah Magelang terbentuk karena

gunung-gunung yang mengelilingi lembah dengan hiasan kaki gunungnya serta

pegunungan Menoreh serta sungai sebagai bagian dari alam. Beberapa kawasan

di Magelang yang berkembang seiring dengan lembah strategis untuk menikmati

keindahan pada periode kerajaan antara lain adalah :

1. Bukit Tuk Mas

Bukit Tuk Mas yang diperkirakan sudah ada sebelum periode Mataram

Kuno berkembang, digunakan sebagai tempat untuk menikmati keindahan

alam. Bukit Tuk Mas sebagai bukit yang paling tinggi diantara beberapa

gundukan tanah di lembah Magelang di sepanjang Sungai Elo. Dari bukit ini

bisa menikmati keindahan alam baik pada arah gunung dan pegunungan serta

aliran Sungai Elo yang sangat jernih dan disucikan pada saat itu.

Tempat wisata Lahan yang subur

Tanah yang subur menjadi pertimbangan dijadikan sebagai labolatorium terbuka untuk tanaman

Page 12: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

204

Gambar 6.10 Pemandangan yang terbentuk dari Bukit Tuk Mas

(sumber : Utami, 2012)

2. Desa Mantyasih

Mantyasih sebagai salah satu daerah permukiman yang berkembang pada

masa Kerajaan Mataram Kuno dengan tata kehidupan masyarakatnya.

Diceritakan tentang tata kehidupan masyarakatnya serta kondisi alam yang

bisa dilihat dari beberapa daerah, salah satunya dari Mantyasih atau Meteseh

yang menyebutkan Gunung Sumbing dan Sindoro. Pemandangan alam yang

bisa dilihat dengan membandingkan kondisi pada saat ini. Pada periode ini

memang tidak bisa banyak dijelaskan tentang kondisi permukimannya namun

dari penulisan di batu prasasti serta adanya gambaran pada relief-relief candi,

bisa diperkirakan bahwa pada saat itu masyarakat bisa menikmati keindahan

alam yang terbentuk di dataran Kedu hanya dengan berdiri di suatu daerah.

Hal ini bisa dipahami karena pada saat itu tingkat kepadatan permukiman

masih sangat rendah dengan bangunan tradisionalnya.

Kaki Gunung

Kaki Gunung Bukit Tuk Mas

Sungai Sungai

Pemandangan ke gunung dan kaki gunung

Pemandangan ke gunung dan kaki gunung

Bukit Tuk Mas

Lokasi yang lebih tinggi dari pada lembah, membentuk Bukit Tuk Mas sebagai tempat untuk bisa menikmati keindahan alam di sekitarnya

Page 13: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

205

Gambar 6.11 Pemandangan gunung yang bisa dinikmati di wanua Mantyasih

(Sumber : Utami, 2012 mengacu pada prasasti Mantyasih)

3. Kebon Dalem

Kademangan Magelang berkembang sebagai salah satu kademangan yang

bertugas menyediakan bahan makanan dengan didukung adanya deretan

perkebunan.

Gambar 6.12 Pemandangan yang bisa dinikmati dari Kebondalem

(Sumber : Utami, 2012)

Wanua Mantyasih

Panorama ke gunung dan kaki gunung

Sungai Progo

Kebondalem

Kebondalem sebagai tempat yang mempunyai

pemandangan yang indah ke sekelilingnya

Page 14: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

206

Namun disatu sisi dengan pemandangan alam yang sangat indah,

kademangan juga berkembang sebagai daerah untuk beristirahat karena

keindahan alamnya. Pusat kegiatan berkembang sebagai daerah untuk

menikmati pemandangan alam yang terbentuk baik ke arah bagian Barat

maupun bagian Timur. Di bagian Barat terbentuk pemandangan alam gunung

kembar Sumbing dan Sindoro, serta Pegunungan Menoreh. Sementara di

sebelah Timur pemandangan alam gunung Merapi dan Merbabu, di Utara

terdapat Gunung Prahu, Ungaran dan Andong serta di Selatan terdapat Bukit

Tidar.

Sementara itu, kawasan di Kota Magelang yang berkembang seiring

dengan lembah Kota Magelang sebagai lembah untuk menikmati keindahan pada

periode kolonial Inggris dan Belanda antara lain adalah :

1. Kompleks Karesidenan yang diawali sebagai tangsi Inggris

Kawasan ini awalnya dibangun beberapa tangsi Inggris dengan tujuan

selain sebagai tempat tinggal juga sebagai tempat untuk menikmati keindahan

alam. Selanjutnya berkembang beberapa bangunan karesidenan pada masa

kolonial Belanda tahun 1819 dengan dibangunnya pendopo dan kantor

karesidenan oleh JC Schultze dengan keunggulan pada pendopo rumah tinggal

residen mempunyai pemandangan yang indah ke Barat dan Timur. Berada di

halaman belakang karesidenan, tidak hanya sekedar pemandangan yang

dibentuk, akan tetapi juga beberapa collective memory terkait dengan

pertimbangan-pertimbangan yang sangat menarik pada setiap periode

perkembangan ruang.

Di bagian bawah karesidenan terdapat prasasti Mantyasih yang mampu

menceritakan bahwa daerah ini merupakan salah satu sentra kegiatan pada

abad 9. Sementara pada abad 19, terdapat satu gerakan masyarakat lokal yang

mempengaruhi pemerintah Belanda untuk segera memindahkan pusat

pertahanan dari Surakarta ke Magelang.

Page 15: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

207

Gambar 6.13 Pemandangan alam dari kompleks karesidenan

(Sumber : Utami, 2012; foto : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda)

Kebun di Kompleks Karesidenan Lukisan yang menggambarkan

keindahan dari karesidenan

Pendopo

Page 16: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

208

2. Ruas Jalan Karesidenan

Ruas Jalan Karesidenan adalah kawasan hunian orang Belanda. Rumah-

rumah tersebut berdekatan dengan kompleks karesidenan sebagai pusat

pemerintahan karesidenan. Di kawasan ini, selain hunian, juga berkembang

beberapa hotel atau penginapan yang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai

daya tarik karena keindahan panoramanya.

3. Kompleks Hotel Loze

Lompleks Hotel Loze sudah dirintis sebagai kompleks Resort Loze pada

tahun 1840 (Majalah Vooruit Magelang, 1936). Pada tahun 1932 kompleks

ini dipugar menjadi hotel modern dengan nama Hotel Loze yang tetap dengan

pertimbangan utama pada pemandangan alam yang bisa dinikmati dari hotel.

Bangunan yang menjadi bagian dari alam kota, terlihat pada bentuk bangunan

dengan selasar yang memungkinkan selain sebagai bagian dari iklim tropis,

juga sebagai tempat untuk melihat pemandangan alam dari ruang kamarnya.

Selain itu juga dari kebun-kebun di dalam kompleks.

Gambar 6.14 Hotel Loze yang dikembangkan sejak tahun 1840

(Sumber : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda)

4. Kawasan Bayeman

Bayeman merupakan kawasan dengan desain kawasan utama Ir. Thomas

Karsten sebagai kawasan hunian orang eropa dan didukung arsitek DJ Muis

pada bangunan huniannya. Salah satu saudagar yang tinggal di kawasan

Bayeman adalah Tuan Loze pemilik Hotel Loze, dan anak keturunannya.

Page 17: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

209

Gambar 6.15 Kondisi rumah dan jalan di Bayeman pada Tahun 1900

(foto : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda)

Rumah Tn.Loze tahun 1900 Kondisi Jalan Bayeman tahun 1900

Panorama ke gunung di

sebelah Barat

Berada di jalan strategis dan

mempunyai akses langsung

ke pusat kota (alun-alun)

Kawasan permukiman

Elit Belanda

Page 18: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

210

Beberapa rumah tinggal dilengkapi dengan paviliun, satu maupun dua

paviliun dengan konsep land huis. Kawasan permukiman yang awalnya

merupakan kebun bayam berkembang sebagai ruas jalan yang rindang dengan

posisi yang lebih tinggi dari pada daerah sekitarnya, mendukung untuk dapat

melihat pemandangan alam yang tercipta.

5. Kawasan guest house di Badaan

Kawasan Badaan merupakan kawasan yang banyak dipengaruhi oleh

bentukan rumah-rumah indis yang awalnya digunakan sebagai guest house

pada tahun 1920. Kawasan Badaan yang mempunyai as pada taman badaan

sebagai salah satu titik untuk melihat pemandangan ke arah Barat, ke arah

Gunung Sumbing.

Gambar 6.16 Rumah-rumah di Guest House

(foto : Utami, 2012)

Panorama ke arah Barat

Page 19: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

211

Pada gambar di atas, terlihat pemerintah Belanda pada saat itu membangun

guest house dengan taman di tengahnya. Perencana mempertimbangkan

potensi alam yang ada dengan orientasi kearah Barat dan ke arah gunung dan

pegunungan. Hal ini sesuai dengan fungsi kawasan yaitu sebagai guest house.

Kawasan ini terbagi dalam beberapa fungsi bangunan yang sebagian besar

bangunan berorintasi ke arah Barat dan mengelilingi taman Badaan. Hal ini

terkait dengan keberadaan kawasan ini sebagai rumah singgah orang-orang

militer yang datang di Magelang dan sebagian sebagai rumah pegawainya.

Rumah-rumah yang ada di Kawasan Badaan menggunakan halaman rumah

sebagai salah satu ciri khasnya dengan gaya bangunan indis yang

menggunakan konsep rumah kebun. Pemerintah Belanda pada saat mendesain

kawasan ini kemungkinan mempertimbangan hubungan langsung dengan

kawasan militer sebelumnya serta melihat lokasi strategis yang diapit oleh dua

jalan utama kota.

6. Kawasan Kwarasan

Kawasan Kwarasan didesain oleh Thomas Karsten, pada tahun 1936.

Tujuan awal adalah penataan kampung untuk menanggulangi penyakit yang

mewabah pada saat itu. Pemerintah Belanda merencanakan permukiman

sehat. Pertimbangan ini terkait dengan penyebaran beberapa penyakit yang

ada pada saat itu dan diperkirakan daerah Magelang sebagai salah satu daerah

yang banyak terjangkit penyakit tersebut, pes yang berawal dari tidak

bersihnya kawasan permukiman (Koran Nederlandsche Indische 1910).

Kawasan Kwarasan mempunyai konsep ruang yang memusat dengan as

berada pada alun-alun kecil yang dahulunya merupakan lapangan Ngupasan.

Kawasan ini menggunakan kontur yang tersedia untuk menikmati ke arah

dalam ke beberapa rumah. Pada foto-foto di bawah ini, terlihat bangunan-

bangunan yang ada mempunyai konsep land huis dengan memberikan ruang

hijau pada setiap halaman rumahnya dan lingkungan sekitarnya.

Page 20: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

212

Tipe Sedang , dipengaruhi oleh :

orientasi langsung thd alun-alun

khusus bangunan di sebelah Utara mempunyai tapak tinggi

Gambar 6.17 Kawasan Kwarasan dengan pertimbangan potensi alam

(foto : Utami, 2007 – 2012)

Tipe besar, dipengaruhi :

Kontur tapak

panorama ke alam

(gunung)

Akses langsung alun-alun

Akses langsung jalan

besar

Tipe kecil, dipengaruhi :

Tidak mempunyai hubungan

langsung dengan alun-alun

Tidak mempunyai hubungan

langsung dengan jalan utama

Pada tipe kecil dihubungkan dengan

gang-gang kecil 2 - 3 m

Pandangan ke gunung dan pegunungan

Pandangan ke gunung dan pegunungan

Pandangan ke dalam kawasan

Tipe besar

Tipe sedang

Tipe sedang

Page 21: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

213

Kawasan Kwarasan mempunyai potensi untuk melihat keindahan alam

khususnya pada arah bagian Barat ke Pegunungan Menoreh, Gunung Sumbing

dan Gunung Sindoro. Adanya ketinggian atau kontur tanah membuat

permukiman tersebut pada saat direncanakan sampai sekarang terbagi menjadi

3 tipe, yaitu (Utami, 2004) :

1. tipe paling besar, terletak di sebelah Timur lapangan, pada tanah yang

lebih tinggi dan menghadap ke jalan besar

2. tipe sedang, terletak di sebelah Utara, pada ketinggian yang menghadap

ke jalan besar sekeliling lapangan dan sebelah Barat di sekeliling

lapangan tapi tidak memiliki ketinggian

3. tipe kecil, terletak di sekeliling tipe besar dan sedang dan tidak

berhadapan langsung dengan lapangan

Lapangan sebagai pusat kawasan dan ruang terbuka dilengkapi dengan

pohon besar yang merupakan simbol alun-alun Jawa dan beberapa pohon

lainnya.

Terdapat rumah milik seseorang yang dianggap tinggi dan sebagai ketua di

permukiman tersebut (replica dalem kadipaten) yang mempunyai hubungan

langsung dengan pihak Karesidenan. Kawasan Kwarasan berkembang

dengan alun-alun di tengah kawasan sebagai replika alun-alun kota dan

dikelilingi bangunan-bangunan yang berorientasi terhadapnya. Terlihat tapak

terbangun tidak mendominasi kawasan ini karena Karsten tetap ingin kawasan

ini sebagai kawasan hijau yang tetap mempertimbangkan keselarasan terhadap

lingkungannya salah satunya dengan tetap menyediakan halaman di tiap-tiap

unit rumah dengan penataan secara radial-memusat (Utami, 2004).

7. Kawasan Gladiool

Kawasan Gladiool merupakan salah satu kawasan yang terbentuk pada

periode kolonial Belanda dengan dominansi pembentukan kota taman berbasis

alam. Kawasan Gladiool didesain saat program perbaikan perkampungan di

Magelang untuk menata daerah-daerah yang dianggap kumuh dan tidak sehat.

Page 22: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

214

Kawasan Gladiool adalah salah satu kawasan yang mempunyai akses

langsung menikmati pemandangan ke arah Barat khususnya ke Gunung

Sumbing dan Sindoro. Untuk mendapatkan keindahan pemandangan yang bisa

dinikmati dari kawasan ini, banyak rumah-rumah yang ada pada periode

kolonial didesain dengan tetap memanfaatkan kontur yang ada dan

mempunyai orientasi ke arah Barat. Selain itu sebagian besar rumah-rumah

yang ada di kawasan ini menggunakan konsep rumah land huis, dengan

adanya ruang-ruang terbuka di depan, belakang dan samping rumah. Rumah

ditata sebagai salah satu tempat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga

dan menikmati keindahan alam yang terbentuk dari rumah.

8. Kawasan RSJP (Rumah Sakit Jiwa Pusat) Kramat

Kawasan RSJP (Rumah Sakit Jiwa Pusat) Kramat merupakan salah satu

kompleks rumah sakit yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Belanda

dengan menggunakan area yang sangat luas dengan berbagai fungsi lahan.

Pada masa kolonial Belanda, kawasan RSJP meliputi bangunan-bangunan

pendukung rumah sakit jiwa yang dikelilingi oleh permukiman pegawai

kesehatan dan lahan-lahan yang secara aktif berproduksi. Kawasan RSJP

yang saat ini terletak di Kelurahan Kramat pada saat dibangun banyak

didominasi lahan pertanian dan perkebunan, misalnya perkebunan tebu,

pisang, ketela,jagung dan tanaman padi.

Di kompleks rumah sakit ini, terdapat cukup banyak bangunan dan ruang

terbuka yang terdiri dari beberapa fungsi yaitu (1) rumah sakit; (2) ruang-

ruang inap rumah sakit; (3) perumahan bagi pegawai rumah sakit; (4) sawah ;

(5) kebun dan (6) ruang-ruang terbuka hijau berupa lapangan. Bangunan-

bangunan di RSJP ditata dengan didukung adanya ruang-ruang terbuka hijau

didalamnya. Pintu gerbang masuk yang dilengkapi dengan sebuah bola besar45

di bagian depan (gerbang) memberi kesan yang berbeda dengan kawasan-

kawasan yang lainnya. Gaya bangunan yang ada di kawasan ini merupakan

45

bola besar di RSJP sering disebut dengan penthol kramat dan sampai saat ini masih terjaga

Page 23: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

215

gaya bangunan indis dengan nuansa tropis yang sangat kuat. Rumah-rumah

didesain tanpa pagar yang berhubungan dengan jalan lingkungan dan

mempunyai akses langsung pada yaitu bangunan rumah sakit.

Gambar 6.18 Kondisi Kawasan RSJP tahun 1935

(foto : Veen, 1965)

Banyak kawasan-kawasan yang sudah dirancang pada masa kolonial

Belanda sebagai kawasan untuk dapat menikmati keindahan alam hancur karena

pembangunan. Beberapa kawasan atau bangunan untuk menikmati keindahan

alam, yaitu :

Kawasan Rumah Sakit Jiwa didesain

dengan dominansi ruang terbuka hijau,

sawah dan kebun

RSJP tahun 1900an Sawah di Kramat

Page 24: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

216

1. Sepanjang pinggiran kota dan sepanjang Sungai Elo dan Progo

Kawasan di pinggiran kota saat ini menjadi salah satu lokasi yang masih

dapat menikmati keindahan alam yang bisa dinikmati dari lembah Kota

Magelang.

Gambar 6.19 Kondisi sepanjang batas kota di sebelah Barat

(foto : Utami 2007 - 2011)

Beberapa kawasan pinggiran kota dan atau sepanjang Sungai Elo dan

Progo dijadikan titik untuk melihat keindahan alam disertai tata kehidupannya,

antara lain adalah Kelurahan Kramat yang bisa melihat sejauh mata

memandang kehidupan masyarakat di perbatasan Kota Magelang dan

Kabupaten Magelang di sepanjang Sungai Progo.

2. Kawasan Meteseh

Kawasan Meteseh merupakan salah satu titik lokasi terbaik untuk bisa

menikmati keindahan panorama alam Magelang dengan tata kehidupan

masyarakatnya. Kawasan Meteseh ini terletak di bagian bawah Karesidenan

dan pada periode Mataram Kuno merupakan daerah perdikan Mantyasih.

Perumahan baru di Barat kota Pinggiran kota sebelah Barat

Dua jembatan yang menghubungkan Kota Magelang dengan Kabupaten

Magelang (Kulon Progo)

Page 25: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

217

Gambar 6.20 Kondisi jalan berkontur di daerah Meteseh

(foto : Utami, 2010)

3. Beberapa titik lokasi di Jalan Urip Sumoharjo

Di beberapa titik lokasi di Jalan Urip Sumoharjo yang belum

dikembangkan sebagai bagian dari peningkatan perekonomian, masih dapat

menikmati keindahan alam gunung di sebelah Timur kota.

Gambar 6.21 Panorama yang terbentuk di Jalan Urip Sumoharjo

(foto : Utami, 2010)

Pemandangan yang dibentuk gunung

Panorama dari Kampung Meteseh

Page 26: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

218

Selain gunung, di beberapa tempat, misalnya di daerah Canguk, Jalan Urip

Sumoharjo, bisa menikmati keindahan panorama kaki gunung dengan

perkebunan yang berkembang saat ini.

4. Bangunan Water Torn dari bagian atas

Bangunan water torn merupakan satu-satunya bangunan yang

memungkinkan untuk menikmati keindahan alam Kota Magelang.

Gambar 6.22 Pemandangan yang terbentuk dari Menara Water Torn

(foto : Utami,2011)

Pemandangan ke Bukit Tidar

Pemandangan ke arah Timur

Pemandangan ke arah Barat

water torn

water torn

Page 27: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

219

Dari water torn bebas melihat keindahan panorama dan secara langsung

bisa melihat Kota Magelang di sekitar alun-alun. Keberadaan bangunan ini

sebagai bangunan yang bisa menikmati keindahan alam, juga memberikan

gambaran bahwa perkembangan pusat kota telah banyak mengubah

pencapaian pandangan ke luar karena adanya bangunan-banguan tinggi.

6.2.4 Kestrategisan sebagai pembentuk pusat kegiatan

Gunung, kaki gunung dan sungai telah membentuk lembah Magelang

sebagai pusat kegiatan di setiap periode waktu. Kestrategisan telah membentuk

karakter Kota Magelang sesuai dengan kepentingan politik dan budaya. Beberapa

kawasan yang terbentuk pada periode kerajaan adalah :

1. Lembah Bukit Tuk Mas

Lembah Bukit Tuk Mas dipilih oleh masyarakat pada saat itu karena

terlihat berbeda dengan pertimbangan ketinggian lokasi dan Sungai Elo.

Sungai Elo yang saat itu dianggap sebagai salah satu replika sungai suci di

India dan didukung dengan adanya Sungai Progo sangat mendukung

pengembangan lembah di sekitar Bukit Tuk Mas.

2. Lembah Mantyasih sebagai wanua perdikan

Lembah Mantyasih berkembang sebagai pusat kegiatan karena lokasi yang

strategis di jalur transportasi utama dan merupakan daerah kekuasaan utama

Raja Balitung. Daerah Mantyasih berkembang sebagai pusat kegiatan

masyarakat dan penjaga keamanan46

. Lokasi datar dan berdekatan dengan

Sungai Progo menjadi pertimbangan sebagai pusat kegiatan.

3. Kademangan

Daerah ini berkembang sebagai daerah perkebunan. Beberapa rumah yang

antara lain terdapat rumah seorang demang dan beberapa utusannya,

46

Diceritakan dalam prasasti Mantyasih, bahwa daerah perdikan Mantyasih berfungsi sebagai

daerah pengaman untuk daerah Kuning Kagunturan yang sering terjadi kejahatan

Page 28: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

220

berkembang untuk menikmati keindahan alam kota. Daerah Kademangan

pada periode Kerajaan Demak dan Mataram Baru digambarkan sebagai daerah

pusat kegiatan yang baru setelah sebelumnya berada di daerah Mantyasih yang

kemudian hilang dari panggung cerita dan kembali muncul setelah kedua

kerajaan ini berkembang di Magelang.

Gambar 6.23 Kestrategisan yang dibentuk oleh kondisi alam

(sumber : Utami,2011)

Sementara itu, pada periode kolonial Inggris, Belanda dan Jepang,

beberapa kawasan yang berkembang karena kestrategisan Kota Magelang adalah :

1. Alun-alun dan sekelilingnya

Istilah pusat kota, baru dimunculkan pada periode Mataram Baru. Pada

saat itu terdapat tiga elemen dasar kota tradisional, yaitu ruang terbuka,

kademangan dan langgar. Kawasan pusat kota berkembang pesat setelah

dikuasai Belanda.

1 2

3

Sungai Progo sebagai

pembentuk kestrategisan

Mantyasih

Sungai Elo sebagai

pembentuk kestrategisan

Tuk Mas

Gunung sebagai pembentuk

kestrategisan lembah

Page 29: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

221

Gambar 6.24 Kestrategisan membentuk Kawasan alun-alun sebagai pusat

kota dan kegiatan

(foto : KITLV)

Pusat kota sebagai pusat kegiatan menunjukkan bahwa pada saat

Magelang dijadikan sebagai kota militer, 1828, daerah ini berkembang sangat

pesat. Hal ini diperlihatkan dengan banyaknya bangunan-bangunan yang ada

di pusat kota (1 km dari kawasan militer) sebagai pendukung fungsi Distrik

Magelang. Keberadaan jalur kereta api sebagai jalur baru juga ikut

memberikan andil bagi perkembangan Distrik Magelang, khususnya di pusat

kota.

Bangunan-bangunan di sekeliling alun-alun, didesain selain untuk

kebutuhan secara fungsional dengan tetap mempertimbangkan alam tropis dan

Gereja

Katholik

Rumah Bupati Gudang Candu Hotel Loze

Water Torn

Masjid Kantor Pengadilan Klenteng

Page 30: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

222

potensi alam. Halaman, kebun dan panorama menjadi pertimbangan utama,

walaupun secara fungsional bangunan-bangunan tersebut merupakan

bangunan komersial. Alun-alun sebagai point of interest dijadikan as dan

magnet dalam mengembangkan kota. Orientasi semua bangunan menuju ke

alun-alun dengan arah yang juga dipertimbangkan ke luar kawasan. Alun-alun

sebagai pusat kota terlihat juga merupakan pusat kegiatan baik kegiatan yang

dibentuk oleh bangunan-bangunan di sekitarnya dan kegiatan pendukungnya.

2. Kawasan Militer

Pemindahan kawasan militer menjadi salah satu pemicu perkembangan

Kota Magelang secara keseluruhan baik pada masa lalu maupun pada saat ini,

dengan kondisi yang berbeda di setiap tahun. Tidak ada perubahan secara

berarti pada beberapa kawasan militer yang ada di Kota Magelang, baik yang

berada di daerah Rindam, Tuguran, Panca Arga maupun yang berada di

Sambung. Bentuk-bentuk bangunan masih relatif tetap. Walaupun beberapa

bangunan lama, mulai digantikan dengan bangunan baru.

Pada foto berikut terlihat kesinambungan dari ruang-ruang militer

khususnya di kompleks Rindam. Penggunaan ruang-ruang luar dan halaman

sampai saat ini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat setempat. Budaya

masyarakat untuk berdagang tanpa mempertimbangkan peraturan yang ada,

membuat satu kelompok bangunan yang dibangun menutupi pandangan yang

sebenarnya dapat terbentuk dari kawasan (Majalah Vooruit, 1937).

Kawasan dan bangunan militer di Kota Magelang relatif tidak banyak

mengalami perubahan yang berarti. Walaupun beberapa diantaranya sudah

berubah menjadi bangunan modern, khususnya yang berada di Kompleks

Rindam. Tata ruang yang ada di kompleks militer rindam masih tertata seperti

aslinya. Sesuatu yang hilang pada kawasan ini justru pemandangan yang

akhirnya tidak dapat dinikmati dari dalam kompleks karena banyaknya pohon-

pohon tinggi sebagai penghalang pemandangan dan penambahan bangunan di

sebelah Barat yang menutupi pandangan ke arah Barat.

Page 31: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

223

Gambar 6.25 Kondisi Kompleks Militer Rindam Magelang

(foto : Utami 2007 – 2011)

Karakter sebagai kawasan militer tidak berubah seiring dengan waktu,

karena masih kuatnya peranan militer dalam menggunakan ruang-ruangnya.

Orientasi yang ada pada bangunan-bangunan pada umumnya semua

berorientasi pada lapangan dengan bangunan-bangunan utama mengelilingi

lapangan dan permukiman.

Page 32: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

224

Gambar 6.26 Kondisi Kawasan Militer Rindam pada periode tahun 1935

(sumber : Majalah Vooruit, 1935)

3. Pecinan

Daerah pecinan berkembang seiring dengan keberadaan masyarakat Cina

sebagai pendatang di Magelang. Pecinan berkembang selain sebagai daerah

permukiman dan perekonomian dengan dibangunnya deretan pertokoan di

sepanjang jalur utama jalan di Magelang. Daerah Pecinan sudah ada sejak

tahun 184047

dengan komunitas orang-orang Cina yang bergerak dalam bidang

perkebunan48

dan semakin berkembang pada periode tahun 1900an. Daerah

Pecinan tersebut terbentuk di tengah pusat kota dipengaruhi adanya kebijakan

pemerintah Belanda yang terkait dengan penzoningan permukiman di kota.

47

Pada buku yang ditulis Kussendracht, 1840, sudah menceritakan tentang Kawasan Pecinan

dengan komunitas orang Cina-nya 48

Beberapa pabrik yang berada di lembah Magelang diceritakan milik saudagar dari Cina.

Page 33: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

225

Gambar 6.27 Kondisi Pecinan Periode tahun 1900 - 1920

(foto : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda)

Karakter bangunan komersial dan permukiman di daerah Pecinan terdiri

dari dua tipe, tipe indis dan tipe kolonial yang dipadukan dengan ragam

elemen cina. Hal ini terlihat di beberapa bangunan pertokoan.

4. Stasiun Kereta Api Kota dan Pasar

Kota Magelang dibangun untuk menjadi penghubung jalur kereta api

Yogyakarta – Semarang dengan dua stasiun kereta api, yaitu stasiun kota

sebagai stasiun utama dan stasiun pasar. Selain itu di Timur alun-alun, juga

terdapat stasiun yang hanya berfungsi untuk menurunkan penumpang.

Stasiun ini telah mempengaruhi perkembangan wilayah Kota Magelang

(Utami, 2001) sebagai daerah penghubung dan daerah persinggahan untuk

menampung hasil perkebunan yang akan diangkut menggunakan kereta api.

Stasiun yang ada telah mempengaruhi pembentukan karakter kota menjadi

pusat kegiatan.

Page 34: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

226

Gambar 6.28 Kondisi Stasiun Kereta Api Kota Magelang tahun 1923

(sumber : peta administrasi Kota Magelang 1923)

5. Kawasan pendidikan di Botton dan Susteran

Beberapa kawasan pendidikan yang berkembang pada periode kolonial

adalah kawasan Botton dengan beberapa sekolah dan didukung daerah

permukimannya. MULO, Ambonsche School, Huisschool, Europeschool

berkembang di daerah Botton, sementara sekolah sekolah Katholik

berkembang di jalan utama menuju alun-alun yang dikenal dengan daerah

Susteran serta di dalam lingkungan kawasan kadipaten yang menunjukkan

adanya usaha keseimbangan politik pemerintah Belanda.

Gambar 6.29 Kondisi Kawasan Sekolah di Kota Magelang

(foto : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda)

Stasiun Kereta Api

Page 35: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

227

6. Kawasan pertokoan sepanjang Kampung Arab sampai Poncol

Kawasan perdagangan sepanjang Kampung Arab dan Poncol adalah

kawasan yang terletak di jalur utama yang menghubungkan titik Utara dan

Selatan kota serta menghubungkan kawasan militer dengan kawasan bisnis di

kota Magelang sejak periode kolonial khususnya setelah berkembangnya

kawasan militer.

Pada tahun 1930an, kawasan ini berkembang sebagai salah satu kawasan

perekonomian. Terdapat banyak pertokoan dan fasilitas penginapan untuk

mendukung sebagai kota peristirahatan. Pada periode kolonial dipilih sebagai

kawasan komersial kelas kedua setelah kawasan pecinan dengan lokasi yang

dipisahkan oleh kawasan alun-alun. Kawasan Poncol selain berkembang

sebagai kawasan komersial juga berkembang sebagai kawasan perkantoran

dan kawasan peristirahatan.

Kawasan Poncol sebagai kawasan komersial menghubungkan dengan

kawasan-kawasan komersial lainnya di Magelang yang berada di sepanjang

jalan utama Yogyakarta – Semarang. Beberapa fasilitas pendukung

dikembangkan oleh pemerintah Belanda dan masyarakat. Hal ini dibuktikan

dengan adanya beberapa kantor pendukung kepentingan masyarakat dan hotel

yang dibangun di jalur utama tersebut. Ini kemungkinan dimaksudkan untuk

memfasilitasi masyarakat.

Gambar 6.30 Kondisi Kawasan Poncol Kota Magelang

(foto: Koleksi KITLV, Leiden, Belanda)

Page 36: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

228

Bisa dijelaskan kawasan Poncol yang dimulai setelah Plengkung ke dua

dari Utara, dikembangkan pertokoan dengan berbagai jenis barang yang dijual.

Pertokoan yang dibuat dengan satu sampai dua lantai mempunyai orientasi ke

jalan utama. Sementara beberapa bangunan perkantoran dan hotel dibuat

dengan orientasi ke keindahan kota dan pertimbangan bisa menikmati

pemandangan ke beberapa gunung. Hotel Centrum merupakan salah satu

hotel di Poncol yang dibangun terinspirasi oleh keindahan alam di dalam kota

dan keindahan alam sekeliling.

7. Bayeman sebagai permukiman

Bayeman pada periode kolonial berkembang sebagai daerah permukiman,

setelah sebelumnya pada periode kerajaan Mataram Baru sebagai kebondalem

dan gudang makanan. Pada periode kolonial seiring dengan lokasinya yang

sangat strategis berada di jalur transportasi kota yang mempunyai hubungan

langsung dengan lokasi alun-alun, Bayeman berkembang sebagai daerah

permukiman orang-orang Belanda. Rumah-rumah tinggal dirancang oleh DJ

Muis dan Ir. Thomas Karsten dengan mempertimbangkan iklim tropis di

Magelang. Orientasi bangunan ke arah Barat dengan pemandangan ke

beberapa gunung dan pegunungan yang didukung dengan paviliun dan

halaman di setiap rumah.

Gambar 6.31 Kondisi Kawasan Bayeman Kota Magelang

(foto : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda)

Page 37: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

229

8. Jendralan sebagai permukiman

Kawasan Jendralan awalnya merupakan perkebunan sebagai gudang makanan.

Namun seiring dengan perkembangan kota dan kebutuhan ruang permukiman,

daerah ini berkembang sebagai daerah permukiman khusus untuk para pejabat

pemerintahan Belanda atau para pejabat Belanda dengan jabatan jenderal.

Sementara itu, ada beberapa kawasan yang selalu berubah karakter dengan

adanya pertimbangan kestrategisan, yaitu :

1. Kawasan Alun-Alun sebagai pusat kegiatan kota

Diawali pada periode Mataram Baru dan kolonial Inggris dengan tiga

elemen dasarnya yaitu Alun-alun, Masjid dan kadipaten, daerah ini

berkembang seiring dengan fungsi Kota Magelang sebagai pusat kegiatan.

Gambar 6.32 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di alun-alun tahun 2007-20011

(foto : Utami 2007 – 2011)

Kegiatan di alun-alun berdasar periode

waktu

1-3 = ruang-ruang yang digunakan oleh

para pedagang

4-7= ruang yang digunakan komunitas

masyarakat untuk kegiatan

1 2 3

4

5 6 7

Page 38: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

230

Lokasi yang strategis di jalur Yogyakarta-Semarang telah mengubah

konsep pengembangan kota, khususnya sejak tahun 1980-an Kota Magelang

berkembang sebagai kota perekonomian. Alun-alun mulai mengubah karakter

kawasannya; beberapa bangunan yang berada di sekeliling alun-alun

dibongkar dan digantikan dengan beberapa bangunan baru dengan konsep

minimalis. Beberapa bangunan mulai dibangun dengan bentuk dan konsep

yang baru. Pada pertimbangan ini, sudah mulai terlihat adanya

ketidakseimbangan pengembangan kota yang lebih dominan pada kepentingan

perekonomian dengan meninggalkan potensi alam berupa alam yang indah

dan lahan yang subur.

Tabel 6.1 Perubahan Fungsi Bangunan di sekeliling alun-alun

No Fungsi pada

Periode Kolonial

Fungsi

Saat ini (2010)

Tahun

Pertama

dibangun

Keterangan

1 Mosque Masjid 1810 Beberapa kali

direnovasi

2 Watertorn Menara Air 1916 Asli

3 Post en

telegraafkantoor

Kantor Pos - Diperkirakan

mengalami

perubahan

fasade

4 Chin.Kerk Klenteng ± 1864 Pernah

mengalami

renovasi

5 Kadastr kantoor RS. Bhayangkara - Diperkirakan

asli

6 Opleiding School voor

nl. Ambtenaren

(MOSVIA)

Kantor Resort

Magelang

1875 Beberapa

bagian

direnovasi

7 Middelbare Opleiding

School voor nl.

Ambtenaren

(MOSVIA)

Kantor

“Paguyupan”

1875 Diperkirakan

asli

8 Protestant kerk Gereja Kristen 1826 Pernah

dilakukan

perbaikan

pada saat

terkena

gempa, 1943

(sumber : Utami, 2010)

Page 39: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

231

Dua puluh tahun terakhir, bentuk alun-alun banyak mengalami

perombakan mengikuti kebijakan yang ada. Bentuk alun-alun mengikuti

pertumbuhan perekonomian dengan penggunaan sebagian untuk Pedagang

Kaki Lima (PKL). Selain disebabkan karena ruang-ruang banyak yang hilang

untuk menikmati keindahan panorama, kecenderungan orang untuk datang

lebih banyak hanya untuk berolah raga, duduk-duduk di lingkaran alun-alun

ataupun untuk menikmati makan di PKL. Hal ini menunjukkan adanya

perbedaan budaya di setiap periode yang dibentuk oleh pola ruang dan pola

kegiatan masyarakatnya. Budaya yang telah membentuk masyarakat telah

membentuk kegiatan yang sesuai dengan perkembangan budayanya.

Kawasan pusat kota yang sejak tahun 1990 mulai mengalami perubahan

terutama dari aspek fasade dan bentuk bangunan saat ini lebih dominan pada

bangunan-bangunan baru dan hanya menyisakan sedikit pada bangunan-

bangunan lama (Kantor Pos, MOSVIA, Masjid walaupun tidak merupakan

bentuk asli tahun 1810, Gereja dan Toko Pucung Pecinan).

2. Kawasan Bayeman sebagai kawasan perekonomian

Kawasan Bayeman merupakan kawasan yang mengalami perkembangan

sangat pesat dalam sepuluh tahun terakhir, apalagi hal ini didukung dengan

dengan berkembangnya sentra bisnis di kawasan Bayeman yang telah banyak

mengubah karekater kawasan Bayeman sebagai daerah permukiman asri.

Di daerah Bayeman pada tahun 2000, mengalami perkembangan

perekonomian dan menggeser rumah tinggal yang terinspirasi oleh alam

menjadi pertokongan dengan bentuk minimalis. Perubahan fungsi kawasan

telah mengubah fungsi bangunan dan bentuk bangunan. Bangunan yang

awalnya merupakan bangunan rumah tinggal dengan pertimbangan orientasi

untuk menikmati panorama alam dan penggunaan konsep land huis

digantikan dengan bangunan-bangunan baru yang berorintasi pada

pemanfaatan ruang semaksimal mungkin tanpa pertimbangan potensi alam.

Page 40: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

232

Gambar 6.33 Karakter kawasan Bayeman periode kolonial dan saat ini

(foto : Koleksi KITLV, Leiden, Belanda; Utami 2007-2012)

Kondisi Jalan di Bayeman tahun 1900an

Rumah di Bayeman tahun 1900an

Pertokoan yang berkembang di Bayeman

Kondisi Jalan di Bayeman tahun 2010

Page 41: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

233

3. Kawasan Jendralan sebagai kawasan pengembangan perekonomian

Kawasan Jendralan adalah kawasan yang berada di ruas jalan Diponegoro,

di sebelah Selatan Karesidenan. Awalnya merupakan kawasan hunian orang

eropa dengan mengutamakan potensi alam sebagai desain, saat ini mulai

berganti menjadi kawasan komersial dan kawasan rumah tinggal dengan

beberapa rumah modern. Pada masa kolonial kawasan ini sangat strategis

untuk dimiliki oleh para pemilik fasilitas dan juga para jenderal sebagai rumah

tinggal. Lokasi yang strategis tersebut dengan pertimbangan sebagai jalur

transportasi dan untuk menikmati keindahan alam kota.

Gambar 6.34 Perubahan fungsi dan bentuk bangunan

(foto : Utami, 2007 - 2011)

Sebelum tahun 2000, Kawasan Jendralan sebagai kawasan rumah para

jenderal relatif masih asli dengan beberapa bangunan mencolok yang mampu

menceritakan kondisi masa lalu. Namun saat ini beberapa bangunan sudah

dihancurkan dan digantikan dengan bangunan baru. Terlihat pada foto diatas,

di kawasan Jendralan yang berada di ruas jalan Diponegoro, terdapat dua deret

rumah tinggal yang sebenarnya merupakan satu kesatuan dengan rumah di

sebelahnya yang saat ini digunakan sebagai POM Bensin. Di dalam ketiga

rumah tersebut menurut pemilik rumah (2000) terdapat lorong yang

menghubungkan Karesidenan – rumah – Kwarasan.

Kawasan Jendralan sudah mulai memperlihatkan karakter sebagai daerah

pengembangan dengan meninggalkan potensi alamnya. Perubahan fungsi

Page 42: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

234

bangunan serta bentuk bangunan tidak banyak mengggunakan alam kota

sebagai salah pertimbangannya. Beberapa bangunan dibuat dengan konsep

bangunan modern dan tidak berpihak pada iklim tropis yang dimiliki daerah

setempat. Jika tidak ada peraturan yang mampu menekan perubahan tata guna

lahan dan bangunan, akan mengakibatkan perubahan fungsional kawasan

maupun bangunan yang akan menyebabkan collective memory tidak dapat

diciptakan lagi dengan mendatangi kawasan Jendralan.

4. Kawasan Armada Estate di lahan Rumah Sakit Jiwa Pusat Kramat

Kawasan Armada Estate berkembang sebelum tahun 2000 sebagai salah

satu generator pengembangan kawasan di sebelah Utara kota. Lahan ini

awalnya merupakan lahan hijau pada kompleks Rumah Sakit Jiwa Pusat

(RSJP) Kramat. Sebelum kawasan perumahan ini berkembang lahan tersebut

banyak digunakan selain sebagai tempat berkegiatan masyarakat dan untuk

menikmati panorama alam. Di kawasan berkembang perumahan dengan pusat

ekonomi lokalnya yang sebelumnya sebenarnya sudah diawali dengan

perkembangan sekolah kesehatan di komplek yang sama. Sejak pembangunan

beberapa sekolah yang akhirnya dijadikan sebagai generator kawasan,

kawasan RSJP semakin berkurang prosentase ruang terbukanya.

Di kawasan ini berkembang perumahan yang mempunyai akses untuk

menikmati keindahan panorama alam dan mempunyai ruang terbuka hijau.

Sementara di bagian Timur dikembangkan kawasan pertokoan untuk

mendukung perekonomian kota khususnya di bagian Utara kota. Hal ini

akhirnya menjadi generator perkembangan kota.

Dari uraian diatas, bisa dibandingkan dalam tabel 6.2 karakter kawasan

dengan penilaian potensi awalnya serta beberapa kawasan dengan kecenderungan

perubahan yang justru menurunkan nilai keunggulan alam. Terlihat adanya

degradasi potensi lingkungan yang seharusnya bisa dikembangkan pada kawasan

tersebut.

Page 43: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

235

Tabel 6.2 Karakter kawasan di Kota Magelang

No Nama Kawasan Kondisi Masa Lalu

Kondisi saat ini SUCI SUBUR INDAH STRATEGIS

1 Tepi sungai Sungai suci Lahan pertanian Tempat menikmati

keindahan gunung

Jalur transportasi Lahan pertanian

2 Lembah sungai

(Kota Magelang)

Sungai suci Lahan pertanian dan

permukiman

Tempat menikmati

keindahan gunung dan

sungai

Berada di jalur

strategis Utara Selatan

Permukiman dan pusat

kegiatan daerah hinterland

3 Bukit Tuk Mas tempat menyembah

dewa

lahan pertanian Tempat menikmati

keindahan gunung dan

sungai

jalur transportasi Bukit dengan beberapa pipa

air bersih

4 Meteseh Permukiman dekat

sungai suci

Lahan pertanian Permukiman yang bisa

menikmati keindahan alam

Pusat kegiatan Permukiman penduduk

5 Dumpoh Tempat beribadah Lahan pertanian Tempat menikmati

keindahan gunung dan

sungai

Pusat kegiatan Permukiman yang terdapat

makam leluhur

6 Bukit Tidar Tempat ibadah Lahan pertanian Tempat menikmati

keindahan gunung

Paku Pulau Jawa Bukit yang terdapat makam

leluhur

7 Kebondalem Kebun sayur dan

buah

Tempat menikmati

keindahan gunung (alam)

Pusat kegiatan Berubah sebagai permukiman

8 Bayeman Kebun sayur bayam Tempat menikmati

keindahan gunung (alam)

Berada di dekat pusat

kota

Berubah sebagai permukiman

9 Kebonpolo Kebun sayur pala Tempat menikmati

keindahan gunung (alam)

Berada di dekat pusat

kota

Berubah sebagai permukiman

10 Kemirirejo dan

Kemirikerep

Kebun kemiri Tempat menikmati

keindahan gunung (alam)

Berada di dekat pusat

kota

Berubah sebagai permukiman

11 Jambon Kebun buah jambu Tempat menikmati

keindahan gunung (alam)

Berada di dekat pusat

kota

Berubah sebagai permukiman

12 Karet Perkebunan karet Tempat menikmati

keindahan gunung (alam)

Berubah sebagai permukiman

13 Karesidenan /

Tangsi Inggris

Kebun buah Tempat menikmati

keindahan gunung (alam)

Kantor karesidenan,

dekat pusat kota

Tetap – kondisi terjaga

14 Ruas Jalan

Karesidenan

Kebun buah Tempat menikmati

keindahan gunung (alam)

Dekat kantor

karesidenan

Beberapa bangunan merusak

panorama ke berbagai arah

15 Hotel Loze Tempat istirahat menikmati

gunung (alam)

Di jalur utama pusat

kota

Berubah menjadi pertokoan

Page 44: BAB VI KARAKTER FISIK KAWASAN DI KOTA … › wp-content › uploads › ...Bukit Tuk Mas sebagai kawasan yang disucikan dan dijadikan sebagai tempat untuk berdoa. Perletakan prasasti

236

No Nama Kawasan Kondisi Masa Lalu

Kondisi saat ini SUCI SUBUR INDAH STRATEGIS

16 Guest House

Badaan

Tempat istirahat menikmati

gunung (alam)

Tetap – beberapa bangunan

sbg penghalang panorama ke

Barat

17 Kwarasan Permukiman yang bisa

menikmati keindahan alam

Berada di dekat pusat

kota

Kondisi terjaga – beberapa

bangunan berubah

18 Gladiool Kebun bunga Tempat menikmati

keindahan alam

Tetap – beberapa bangunan

sbg penghalang panorama ke

Barat

19 RSJP Lahan pertanian dan

perkebunan

Rumah sakit yang

mempunyai panorama ke

alam

Berada di jalur utama Kondisi sebagian berubah -

Sebagian dipugar

20 Pinggiran kota Lahan pertanian Tempat menikmati

keindahan gunung dan

sungai

Berada di dekat jalur

transportasi air dan

darat

Tetap – beberapa bangunan

sbg penghalang panorama ke

Barat

21 Water Torn Tempat menikmati

keindahan alam

Kondisi terjaga

22 Kademangan Kebun buah dan

sayur

Rumah demang yang bisa

menikmati keindahan alam

Berubah menjadi perkantoran

23 Alun-alun Tempat sebagai titik

pusat kota

Setiap periode berubah

24 Kawasan militer Berada di jalur utama

kota

Tetap – kondisi terjaga

25 Pecinan Berada di jalur utama

kota

Kawasan banyak berubah

26 Stasiun Kereta

Api

Berada di jalur utama

kota

Berubah menjadi pertokoan

27 Botton Berada di kawasan

pendidikan

Sebagain bangunan berubah

28 Susteran Berada di jalur utama

kota

Banyak bangunan yang

berubah

29 Poncol Berada di jalur utama

kota

Kawasan berubah sebagian

30 Jendralan Berada di dekat kantor

karesidenan

Kawasan berubah menjadi

kawasan pengembangan