bab vi

10
BAB VI HASIL EVALUASI Praktikum ini menggunakan 2 formula dan 2 metode. Hasil dari praktikum menunjukan pada formula 1 metode 1 dan 2 dengan pelarut sorbitol menghasilkan sediaan yang lebih baik dengan hasil yang jernih tanpa ada endapan atau tidak keruh karena sorbitol mempumyai keunggulan dari sifat fisika dan kimia yang lebih baik dan sesuai dengan kriteria atau presyaratan sediaan drop. Sedangkan pada formula 2 metode 1 dan 2 dengan pelarut propilen glikol menunjukan hasil sediaan yang kurang larut karena jumlah cosolven yang digunakan untuk melarutkan tidak cukup sehingga hasilnya keruh. Propilen glikol dalam jumlah besar tidak cocok digunakan dalam sediaan drop karena sediaan drop ditujukan untuk 0 – 24 bulan. Propilen glikol dalam jumlah besar sangat berbahaya karena dapat merusak hati dan ginjal bayi usia 0 – 24 bulan karena metabolismenya belum sempurna.

Upload: yhugho-bng

Post on 04-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teknologi famasi

TRANSCRIPT

BAB VIHASIL EVALUASIPraktikum ini menggunakan 2 formula dan 2 metode. Hasil dari praktikum menunjukan pada formula 1 metode 1 dan 2 dengan pelarut sorbitol menghasilkan sediaan yang lebih baik dengan hasil yang jernih tanpa ada endapan atau tidak keruh karena sorbitol mempumyai keunggulan dari sifat fisika dan kimia yang lebih baik dan sesuai dengan kriteria atau presyaratan sediaan drop. Sedangkan pada formula 2 metode 1 dan 2 dengan pelarut propilen glikol menunjukan hasil sediaan yang kurang larut karena jumlah cosolven yang digunakan untuk melarutkan tidak cukup sehingga hasilnya keruh. Propilen glikol dalam jumlah besar tidak cocok digunakan dalam sediaan drop karena sediaan drop ditujukan untuk 0 24 bulan. Propilen glikol dalam jumlah besar sangat berbahaya karena dapat merusak hati dan ginjal bayi usia 0 24 bulan karena metabolismenya belum sempurna.BAB VIIPEMBAHASANParacetamol adalah derivat para-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik dananalgesic.Sifatantipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efeksentral.Sifatanalgetik paracetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampaisedang.Sifatantiinflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan sebagaiantirematik.Padapenggunaan per oral paracetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna.Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandin dengan mengganggu enzim eyelooksigenasiae (cox).Paracetamol menghambat kerja cox pada system syaraf pusat yang tidak efektif dan sel endothelial dan bukan pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi.Kemampuan menghambat kerja enzim cox yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan efek samping, tidak seperti analgesic-analgesik lainnya.Pada praktikum ini rancangan spesifikasi formula paracetamol adalah:- Bahan aktif terpilih: acetaminophenAlasan : hanya ada satu bentuk saja, sehingga tidak ada pilihan lain dari paracetamol- Bentuk sediaan terpilih: dropAlasan : karena ditujukan untuk usia 0-1 tahun sehingga sediaan drop diharapkan dapat memudahkan anak usia tersebut mengkonsumsi obat paracetamol ini.- Persyaratan bentuk sediaanDrop/guttae adalah sediaan cair yang berupa larutan, emulsi atau suspense. Apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku. Biasanya obat diteteskan kedalam makanan atau minuman atau dapat diteteskan langsung kedalam mulut.Spesifikasi sediaan:- Kadar bahan aktif : 60mg/5ml- PH sediaan : 3,8 dan 6,1- Warna : kuning muda- Bau : jeruk lemon- Rasa : jeruk lemon- Kemasan terkecil : 15 mlPersyaratan sediaan drop harus stabil, jernih dan homogeny.Pada praktikum ini kami menggunakan 2 formula yang berbeda dan 2 metode berbeda tetapi menggunakan bahan aktif dan kadar yang sama. Pada formula 1 bahan tambahan yang digunakan adalah sorbitol sebagai pelarut.Pemilihan sorbitol karena paracetamol mudah larut dalam sorbitol. Sakarin Na sebagai pemanis karena sakarin mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan dengan sukrosa. Natrium benzoate sebagai bahan pengawet karena ditujukan untuk pemakaian oral.Pada metode pertama ditimbang NaH2PO4 320 mg dan Na2HPO4 50 mg, dilarutkan dengan aquadest sedikit demi sedikit dan disisihkan. Kemudian diukur sorbitol 8,8 ml dan ditambah sisa aqua dan campur sampai homogeny. Ditimbang paracetamol 180 mg dimasukkan dalam larutan tersebut kemudian diaduk sampai larut dan homogeny.Ditimbang sakarin Na 6 mg dimasukkan dalam beaker glass dan ditambahkan aqua sedikit lalu diaduk sampai larut.Ditimbang Na benzoate 75 mg dimasukkan dalam larutan sakarin Na lalu aduk sampai larut. Campur dengan larutan paracetamol aduk sampai larut sebelum dicampurkan dengan dapar seharusnya dilakukan uji in process control (IPC) yang berfungsi untuk mengetahui PH sediaan yang ditentukan kemudian baru ditambah dengan larutan dapar aduk sampai larut, tetesi dengan 2-3 tetes oleum ricini untuk memberikan bau dan rasa yang sudah ditentukan.Pada metode keduan dapar dilarutkan terlebih dahulu dan disisihkan kemudian ditimbang paracetamol 90 mg, dilarutkan dengan sorbitol 8,8 ml diaduk sampai larut dan disisihkan. Ditimbang paracetamol 90 mg ditambahkan dengan sisa aquadest yang sebelumnya diukur 6 ml yang digunakan untuk melarutkan sakarin Na dan Na benzoate. Kedua larutan paracetamol tersebut dicampur dan diaduk sampai larut kemudian dimasukkan larutan sakarin Na dan Na benzoate yang sudah dilarutkan kemudian dilakukan uji IPC untuk mengetahui PH sediaan, kemudian ditambahkan dengan larutan dapar diaduk sampai larut dan ditetesi 2-3 tetes oleum ricini.Pada formulasi kedua digunakan bahan tambahan yaitu propilenglikol yang berfungsi sebagai pelarut, alasan kami memilih propilenglikol karena propilenglikol bersifat multifungsi yaitu sebagai pelarut dan pengawet, sehingga dapat meminimalkan cosolven yang dibuat.Sakarin Na digunakan sebagai pemanis dan oleum citri digunakan untyk memberikan bau dan rasa yang sesuai dengan rancangan spesifikasi.Langkah pertama adalah melarutkan dapar kemudian disisihkan, diukur propilenglikol 4 ml dimasukkan dalam beaker glass dan ditambahkan sisa aquadest, diaduk sampai larut.Kemudian ditimbang paracetamol 180 mg, dimasukkan dalam larutan propilenglikol lalu ditambahkan aquadest.Ditimbang sakarin Na 75 mg, dimasukkan beaker glass lalau ditambahkan aquadest dan diaduk sampai larut kemudian dicampur dengan larutan paracetamol diaduk sampai larut dan ditambahkan dapar.Kemudian ditetesi 2-3 tetes oleum citri dan diaduk sampai homogeny.Pada metode kedua larutan dapar disisihkan kemudian ditimbang paracetamol 90 mg dilarutkan dengan aquadest secukupnya aduk sampai larut. Ditimbang paracetamol 90 mg dilarutkan dengan propilenglikol 4 ml diaduk sampai larut kemudian dimasukkan campuran kesatu dan diaduk sampai larut.Ditimbang sakarin Na dilarutkan dengan aquadest diaduk sampai larut kemudian dimasukka dalam larutan paracetamol kemudian diaduk sampai larut dan dimasukkan larutan dapar dan ditetesi oleum citri 2-3 tetes.Dari metode yang dihasilkan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode satu dan metode dua, tidak ada perbedaan semua yang didapat dihasilkan sediaan dop yang larut,hanya saja perbedaan prinsp bagaimana cara melarutkan PCT dengan cosolven yang lain. Pada metode 1 bahan aktif dilarutkan dengan pelarut ditambah aquadest menghasilkan bahan aktif larut dalamcosolven.Padametode 2 bahan aktif dibagi menjadi dua dilarutkan dengan pelarut masing-masing.Perbedaan yang dimaksud di sini adalah pada formula 1 dan formula 2, formula 1 menggunakan sorbitol dihasilkan sediaan drop yang larut dengan metode 1 ataupun metode 2 yang sesuai dengan criteria dan rancangan spesifikasi yang kami buat. Karena sorbitol mempunyai keunggulan dari sifat fisika dan kimia yang lebih baik yaitu : Terbuat dari bahan nabati. Bahan baku sorbitol adalah glukosa yang merupakan hasil pemecahan pati sebagai produk pertanian, berbeda dengan propilenglikol yang merupakan produk petrokimia sehingga untuk industri farmasi maupun kosmetik, sorbitol merupakan produk yang aman bagi kesehatan. Sebagai pemanis untuk kesehatan. Dalam dunia farmasi propilenglikol sebagai produk yang mempunyai rasa manis hampir sama dengan gula namun sedikit mempengaruhi kadar glukosa dalam tubuh manusia sehingga bagi penderita diabetes dapat digunakan sebagai alternative bahan pemanis pengganti sukrosa.Selain itu PCT juga larut dalam sorbitol, tetapi pada formula 2 menggunakan pelarut propilenglikol menghasilkan sediaan yang sedikit kurang baik. Karena PCT masih kurang larut dalam propilenglikol. Dengan menggunakan metode 1 ataupun metode 2. Hal ini terjadi pelarut untuk bahan aktif PCT menggunakan propilenglikol dalam jumlah yang sedikit, propilenglikol dalam jumlah besar tidak cocok digunakan dalam sediaan drop atau tetes karena sediaan drop atau tetes digunakan untuk usia 0-24bulan, menggunakan propilenglikol dalam jumlah besar sangat berbahaya karena dapat merusak hati dan ginjal. Bagi usia 0-24 bulan dikarenakan metabolism pada usia dini belum sempurna.Pada formula 2 tidak menggunakan bahan pengawet, karena propilenglikol memiliki multi fungsi selain sebagai pelarut juga sebagai pengawet. Hal ini alasan kami memilih propilenglikol sebagai pelarut dalam formula ke 2 karena lebih efisien. Tetapi pada formula ke 2 menghasilkan kekurangan tidak sesuai dengan criteria dan rancangan spesifikasi yang kita buat. Akibatnya tidak memenuhi criteria sediaan drop yang telah ditentukan dalam literatur Farmakope Indonesia