bab v pembahasan...bab v pembahasan 5.1 strategi komunikasi pemasaran terpadu kebab turki baba rafi...

25
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Kebab Turki Baba Rafi Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti juga menunjukkan bahwa keberadaan sistem franchise yang diberikan PT Kebab Turki Baba Rafi Indonesia terhadap para franchisee terbukti bahwasanya komunikasi terpadu yang dilaksanakan oleh Kebab Turki Baba Rafi, hanya terintegrasi pada PT. Baba Rafi Indonesia yang berakhir pada gerobak dagang yang dibeli oleh franchisee. Seperti yang telah dikemukakan, promosi merupakan usaha suatu perusahaan untuk mengkoordinasikan media-media informasi dan persuasi untuk memperkenalkan serta menjual produk, jasa, atau ide mereka (Belch & Belch, 2004). Komunikasi memiliki peran yang cukup penting. Komunikasi adalah alat unik yang digunakan pemasar untuk mempersuasi konsumen agar bertindak sesuai dengan harapannya seperti mengunjungi salah satu outlet Kebab Turki Baba Rafi, memilih, melakukan pembelian. Pada konteks pemasaran, komunikasi yang digunakan dalam kegiatan pemasaran merupakan usaha yang terorganisir untuk mempengaruhi dan meyakinkan para pelanggan agar membuat pilihan- pilihan yang cocok dengan keinginan komunikator pemasaran serta sejalan dengan pemuasan kebutuhan pelanggan. Singkatnya dalam hal ini komunikasi pemasaran yang berkelanjutan, merupakan jembatan antara PT. Kebab Turki Baba

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ��

    BAB V

    PEMBAHASAN

    5.1 Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Kebab Turki

    Baba Rafi

    Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti juga menunjukkan bahwa

    keberadaan sistem franchise yang diberikan PT Kebab Turki Baba Rafi Indonesia

    terhadap para franchisee terbukti bahwasanya komunikasi terpadu yang

    dilaksanakan oleh Kebab Turki Baba Rafi, hanya terintegrasi pada PT. Baba Rafi

    Indonesia yang berakhir pada gerobak dagang yang dibeli oleh franchisee.

    Seperti yang telah dikemukakan, promosi merupakan usaha suatu

    perusahaan untuk mengkoordinasikan media-media informasi dan persuasi untuk

    memperkenalkan serta menjual produk, jasa, atau ide mereka (Belch & Belch,

    2004). Komunikasi memiliki peran yang cukup penting. Komunikasi adalah alat

    unik yang digunakan pemasar untuk mempersuasi konsumen agar bertindak

    sesuai dengan harapannya seperti mengunjungi salah satu outlet Kebab Turki

    Baba Rafi, memilih, melakukan pembelian. Pada konteks pemasaran, komunikasi

    yang digunakan dalam kegiatan pemasaran merupakan usaha yang terorganisir

    untuk mempengaruhi dan meyakinkan para pelanggan agar membuat pilihan-

    pilihan yang cocok dengan keinginan komunikator pemasaran serta sejalan

    dengan pemuasan kebutuhan pelanggan. Singkatnya dalam hal ini komunikasi

    pemasaran yang berkelanjutan, merupakan jembatan antara PT. Kebab Turki Baba

  • ��

    Rafi (franchisor) dengan pemilik outlet (franchisee) dan antara franchisee dengan

    pelanggan (customer).

    Strategi komunikasi pemasaran terpadu dapat dilakukan dengan beberapa

    cara, diantaranya advertising (iklan), direct marketing, on-line marketing, sales

    promotion, public relation, personal selling (Fill, 1999). Masing-masing sebagai

    alat dalam komunikasi pemasaran yang terintegrasi dapat memainkan perannya

    masing-masing secara berbeda, memiliki keunggulan dan keterbatasan tertentu,

    sehingga keputusan yang diambil dalam penggunaan cara komunikasi pemasaran

    tersebut haruslah sesuai dengan peran dan kepentingan tiap bentuk komunikasi

    pemasaran yang ada untuk dipakai, dan koordinasi antara satu dengan yang

    lainnya.

    Advertising (iklan) merupakan bentuk komunikasi non-personal mengenai

    suatu organisasi atau perusahaan, produk, jasa, maupun gagasan yang telah

    dibayar oleh sponsor tertentu, dianggap non-personal karena disebarkan melalui

    media massa dalam skala besar dan dalam satu waktu yang bersamaan, serta

    kurang memungkinkan untuk dapat direspon langsung oleh konsumen. Sebuah

    iklan tidak hanya berguna sebatas pada menginformasikan produk atau jasa

    perusahaan, namun juga berperan dalam mengingatkan, membedakan, dan

    mempengaruhi pelanggan ataupun calon konsumen akan produk atau jasa suatu

    perusahaan (Fill, 1999). Melalui iklan, Kebab Turki Baba Rafi dapat berusaha

    untuk menunjukkan keunggulan atau hal yang membedakannya dari produk usaha

    sejenis, sekaligus membangun kepercayaan konsumen sehingga mereka bersedia

    untuk mencoba produk Kebab Turki.

  • ���

    Kelemahan dari iklan adalah efek penjualan bentuk komunikasi pemasaran

    ini tergolong sulit untuk diukur. Kita tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa

    dengan banyak beriklan maka tingkat penjualan akan semakin tinggi, mengingat

    adanya faktor-faktor lain dalam pemasaran yang turut berperan yaitu

    pengembangan produk, harga yang ditawarkan dan saluran distribusi yang

    digunakan. Selain itu, iklan sendiri mempunyai kredibilitas yang rendah audiens

    dimana sepertinya kurang percaya pada pesan yang disampaikan dalam iklan

    dibandingkan pesan melalui bentuk komunikasi pemasaran lainnya.

    Namun di sisi lain, iklan memiliki suatu karakteristik yang unggul yaitu

    memiliki fleksibilitas dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat nasional

    atau suatu segmen tertentu yang diinginkan. Dengan demikian para pengiklan

    dapat dengan mudah mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat luas

    walaupun dengan biaya tinggi. Selain itu, bagi perusahaan-perusahaan yang

    menyediakan produk atau jasanya untuk pasar yang bersifat mass consumer

    markets dan perusahaan-perusahaan yang memiliki produk atau jasa yang

    cenderung sulit dibedakan atribut fungsinya seperti sampo, sabun, air mineral,

    permen, dan minuman soda, iklan menjadi bentuk komunikasi pemasaran yang

    penting dan mendukung upaya komunikasi yang dilakukan perusahaan-

    perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan iklan berguna dalam membentuk image

    suatu brand. Dalam hal ini setiap outlet Kebab Turki Baba Rafi diantaranya sudah

    melakukan aktivitas beriklan, melalui below the line, yaitu dengan menyebarkan

    brosur, dan standing banner ataupun melalui display outlet Kebab itu sendiri.

  • ���

    Direct marketing merupakan cara promosi yang menggunakan media yang

    dapat menghubungkan secara langsung marketers dengan konsumen, seperti

    direct mail, katalog, telepon, sehingga respon dari konsumen dapat langsung

    diterima. Jenis media itu disebut sebagai direct response media.

    “Peter Bennet defines Direct Marketing as: the total of activities by which

    the seller, in effecting the exchange of goods and services with the buyer, direct

    efforts to a target audiences using one or more media……” (Belch & Belch,

    2004).

    Direct marketing melibatkan berbagai macam aktivitas yang tidak terbatas

    pada pengiriman direct mail dan mail order catalog saja, melainkan juga

    menggunakan database, direct selling, telemarketing, dan direct response ads

    melalui direct mail, internet, dan berbagai macam media broadcast dan cetak.

    Direct response ads di sini adalah iklan di berbagai jenis media yang

    mencantumkan alamat atau telepon direct marketers atau perusahaan yang bisa

    dihubungi untuk memperoleh respon langsung. Aktivitas direct marketing

    merupakan aktivitas yang harus terukur dan sangat sering memanfaatkan media

    seperti nomor telepon, fax, alamat pos, e-mail, ataupun website yang ditujukan

    untuk menciptakan dan mendukung hubungan yang saling menguntungkan antara

    kedua belah pihak. Perkembangan teknologi atau media dimanfaatkan dalam

    mendukung upaya menciptakan komunikasi pemasaran yang efektif kepada

    konsumen atau respon langsung dari konsumen.

    Prinsip yang digunakan bentuk komunikasi pemasaran ini adalah prinsip

    market segmentation dan targeting melebihi bentuk komunikasi pemasaran

  • ��

    lainnya. Untuk menjalankan prinsip tersebut, digunakanlah database yang berisi

    daftar konsumen yang potensial menjadi pasar suatu perusahaan, meliputi

    penggunaan informasi tertentu mengenai konsumen atau target pasar perusahaan

    tersebut, sehingga komunikasi pemasaran yang diberikan dapat berjalan efektif

    dan efisien. Penggunaan database ini dapat dikatakan suatu ciri khas dalam

    penggunaan direct marketing. PT Kebab Turki Baba Rafi dalam hal ini juga

    menjalankan strategi KPT direct marketing, yaitu menjaring database franchisee

    dan menjalin hubungan bisnis yang sehat dengan franchisee, tetapi belum terlihat

    strategi yang diterapkan dipusat ini, juga terlihat di setiap outlet, karena setiap

    outlet menjalankan usahanya sesuai dengan pemahaman dan menyesuaikan

    budget dalam berpromosi.

    On-line marketing merupakan cara promosi yang menggunakan media

    komunikasi dalam dunia maya, yaitu internet. Dengan media tersebut, marketers

    dapat langsung berhubungan dengan konsumen sekaligus melayani pembelian.

    Berbeda dengan direct marketing, on-line marketing merupakan alat komunikasi

    pemasaran dengan memanfaatkan interactive media yang memungkinkan

    terjadinya pertukaran informasi, dimana masing-masing penggunanya tersebut

    dapat ikut berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi yang mereka

    terima (Belch & Belch, 2004).

    Melalui on-line marketing, perusahaan-perusahaan dapat menciptakan

    awareness, menyediakan informasi, dan mempengaruhi pasar. Selain itu, dalam

    beberapa hal, bentuk komunikasi pemasaran ini juga merupakan alat komunikasi

    pemasaran yang menimbulkan respon langsung, karena memungkinkan para

  • ��

    pengguna internet tersebut untuk membeli dan sekaligus berjualan melalui e-

    commerce. Sesuai analisis brosur dan observasi yang ada, peneliti belum melihat

    strategi on-line marketing diterapkan pada setiap outlet Kebab Turki Baba Rafi,

    karena masing-masing outlet lebih berfokus dengan advertising below-the-line,

    yaitu dengan menyebarkan brosur dan personal seling, desuaikan dengan budget

    franchisee sendiri.

    Sales promotion merupakan cara promosi yang lebih menekankan pada

    kegiatan penjualan kepada sasaran, baik konsumen maupun distributor agar

    tercipta penjualan yang langsung dan peningkatan penjualan. Bentuk komunikasi

    pemasaran ini mempergunakan insentif sebagai kekuatan penjualan yang

    diharapkan mampu mempersuasi distributor ataupun konsumen agar melakukan

    pembelian sehingga terjadi penjualan sesegera mungkin. Insentif di sini bisa

    berupa diskon, contoh produk, kupon, undian dan sebagainya. Dalam hal ini,

    strategi yang juga efektif untuk menjaring pelanggan ternyata belum juga terlihat

    dalam penerapan strategi sales promotion disetiap outlet Kebab Turki Baba Rafi

    ini, sehingga segmen yang dituju oleh Kebab Turki Baba Rafi belum terlihat jelas.

    Belch dan Belch (2004) menyebutkan beberapa karakteristik sales

    promotion, yaitu 1) dalam aktivitas ini terdapat penggunaan insentif-insentif; 2)

    sales promotion dianggap sebagai acceleration tool yaitu sebuah alat komunikasi

    pemasaran yang dimanfaatkan untuk mempercepat sekaligus memaksimalkan

    penjualan; dan 3) sales promotion ditujukan pada target pasar tertentu.

    Public relations merupakan cara promosi yang berkaitan dengan

    pandangan publik mengenai suatu produk dan menciptakan atau me-manage

  • ��

    public relations terkait dengan aktivitas manajemen dalam upaya pembentukan

    sikap dan opini yang dibuat atau disesuaikan dengan stakeholders organisasi atau

    perusahaan. PT Kebab Turki Baba Rafi mempunyai manajeman yang solid,

    terlihat dari bagaimana mereka menjual outletnya kepada calon franchisee,

    dengan menjalin hubungan dan kekuatan manajemen dalam mempresentasikan

    bentuk usaha franchise Kebab Turki Baba Rafi kepada calon franchisee, sehingga

    franchisee yakin dan melakukan investasi dalam bentuk membeli hak usaha,

    bahkan sampai kepada dealing kontrak, fungsi public relations yang dilakukan PT

    Kebab Turki Baba Rafi yaitu mempersiapkan acara launching atau grand opening

    yang cukup meriah, hal ini merupakan termasuk dalam fungsi dan peran PR yang

    telah ditunjukkan PT Kebab Turki Baba Rafi. Hal ini mendukung seperti yang

    dikatakan Fill (1999), public relations berupaya mengembangkan kepentingan

    dan pengertian publik yang baik mengenai perusahaan sehingga dengan demikian

    diharapkan juga dapat mendukung komunikasi pemasaran produk atau jasa

    perusahaan. penerimaan publik, agar publik dapat menerima produk tersebut.

    Personal selling merupakan cara promosi tatap muka yang memungkinkan

    konsumen dapat berinteraksi dengan marketer secara langsung agar tercipta

    penjualan. Melalui personal selling, penjual berusaha untuk mempengaruhi target

    pasar untuk melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh

    perusahaan. Di sini terjadi proses yang memungkinkan komunikasi bisa lebih

    bersifat personal dibandingkan bentuk komunikasi pemasaran lainnya, sehingga

    perlu keluwesan dalam menyampaikan pesan melalui suatu peragaan atau

    demonstrasi produk atau pun melalui ajakan berupa undangan untuk mencoba jasa

  • ��

    yang ditawarkan. Melalui empat outlet KTBR yang diteliti, strategi personal

    selling ini yang paling banyak diterapkan oleh setiap outlet, yaitu bagaimana

    setiap pramusaji atau karyawannya dapat menjelaskan dengan baik dan

    komunikatif mengenai produk makanan Kebab kepada pembeli. Tetapi beberapa

    outlet diantaranya memang terlihat tidak melakukan secara aktif strategi ini,

    contohnya outlet Kebab di Muwardi Grogol, pemiliknya Bapak Mahmud,

    mengaku memang sengaja tidak melakukan strategi promosi akitf, karena

    menurutnya gerobak / stan Kebab sudah memberikan komunikasi yang cukup,

    mengingat lokasi jalan Muwardi sangat ramai (terletak di seberang sekolah SD

    Sumbangsih) dan juga lokasi kost, sehingga dirasa tanpa perlu melakukan

    penyebaran brosur maupun aktif mengajak atau menawarkan Kebab kepada orang

    yang lalu lalang pun, gerobak KTBR sudah memiliki ciri khusus yang

    memberikan komunikasi yang memadai. Berbeda dengan outlet KTBR yang

    berada di Daan Mogot, yaitu terletak di dalam Mall Matahari, Ibu Mulyani

    mengatakan bahwa beliau memang menerapkan strategi personal selling dengan

    cara mengharuskan karyawannya aktif untuk menawarkan atau menyapa setiap

    pengunjung mall yang melintas stan KBTR, hal itu dirasa perlu mengingat target

    dan segmen yang dituju sudah jelas, karena pengunjung yang datang ke mall

    biasanya membawa keluarga dan ingin menikmati makanan, sehingga

    kemungkinan besar KTBR juga dapat memberikan alternatif pilihan makanan

    kepada pengunjung mall yang melintas.

    Hal ini memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah (two-way-

    communication), secara langsung, dan personal kepada target pasar sehingga

  • ��

    dapat menimbulkan respon bahkan transaksi dalam waktu singkat. Oleh karena itu

    seringkali personal selling dipandang sebagai kegiatan komunikasi pemasaran

    yang memudahkan konsumen untuk berhubungan dengan berkomunikasi

    langsung dengan pemasar.

    Selain itu strategi yang dilaksanakan disini hanya dilakukan secara interen

    dalam lingkup perusahaan, sedangkan secara eksteren komunikasi hanya

    dilakukan secara iklan nasional dan tidak dilakukan pada setiap unit dari setiap

    titik poin usaha. Selayaknya usaha franchise tidak hanya bergantung pada salah

    satu pihak dan komunikasinya tidak berjalan sendiri-sendiri sehingga tujuan KPT

    tidak akan tercapai dimana komunikasi yang terpadu tidak akan maksimal. Seperti

    yang di ungkapkan oleh Shimp (2003 : 321) yakni proses komunikasi yang terdiri

    dari perencanaan, kreasi, integrasi, dan implementasi atas berbagai bentuk

    komunikasi pemasaran (periklanan, promosi penjualan, event, dan sebagainya),

    yang dilakukan secara terpadu terhadap prospek dan target konsumen dari sebuah

    merek.

    Setiap titik poin usaha hanya bergantung dari para pemilik yang dianggap

    harus mampu mengelola usahanya sendiri, dengan standar sendiri. Sehingga

    mengakibatkan tampilan usaha yang ada setiap titik pointnya tidak sama,

    ditambah lagi setiap franchisee memiliki pengalaman usaha yang berbeda – beda,

    serta tidak ada lagi komunikasi secara berkala yang dilakukan franchisor terhadap

    franchisee agar menyelaraskan hubungan yang sudah terjalin dan komunikasi

    terpadu hanya dilakukan oleh franchisor yakni PT. Baba Rafi Indonesia, dah tidak

    berlaku pada titik poin usaha franchisee.

  • ��

    Dari hasil analisis menunjukan bahwa strategi usaha franchisee kecil ini

    tidak berjalan secara optimal karena pemahaman marketing dari setiap franchisee

    tidak sama, serta pendekatannya berbeda –beda pula. Maka dari itu hal ini

    bertentangan dengan penjabaran yang dilakukan secara jelas oleh Tom Brannan,

    (2005 : 1), bahwa sebuah perusahaan atau merek melakukan pendekatan dan

    penyelarasan strategi pada aspek komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan

    mencapai target penetrasi pasar yang tepat sasaran serta penguatan pengaruh dan

    ingatan yang lebih efisien.

    Lagipula franchisor memandang franchisee sebagai end user dari unit

    bisnisnya, yang diharapkan dapat secara mandiri mengelola usahanya agar

    dikemudian hari dapat menjadi seorang enterpreneur yang handal, sehingga

    tingkat keberhasilan usaha franchisee atas keberhasilan sangat tipis jika tidak

    didukung sepenuhnya oleh sang franchisor. Hal ini terjadi pada sistim franchise

    yang tidak sehat, karena hasil dari bisnis franchisee sangat dipengaruhi oleh

    keberhasilan dari franchisor.

    Menurut peneliti, bahwa aturan sistem franchisor maupun franchisee harus

    menggantungkan pada kesepakatan yang tertuang dan tertulis dalam kontrak kerja

    sama, yang diatur oleh Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2007, sebagai payung

    perlindungan hukum bagi keduanya. Tetapi, franchisor hampir tak memiliki

    resiko yang langsung, sementara franchisee selain berhadapan dengan resiko

    investasi, resiko persaingan, kesalahan manajemen, dan pangsa pasar, juga harus

    membayar royalti. Belum lagi menghadapi resiko perlakukan tak adil berupa

    mekanisme kontrol yang berlebihan, pencabutan franchise atau memberikannya

  • kepada pengusaha lain. Hal tersebut akan terjadi jika franchisee tidak

    menggunakan marketing communication yang tepat dalam menjalankan bisnisnya.

    Jadi pendapat peneliti, selayaknya franchising PT Kebab Turki Baba Rafi

    Indonesia adalah suatu hubungan berdasarkan kontrak antara Kebab Turki Baba

    Rafi dan franchisee, dimana Kebab Turki Baba Rafi menawarkan dan

    berkewajiban menyediakan perhatian terus menerus pada bisnis franchisee

    melalui penyediaan pengetahuan dan pelatihan dan franchisee beroperasi dengan

    menggunakan nama dagang, format, atau prosedur yang dipunyai serta

    dikendalikan oleh Kebab Turki Baba Rafi dan membantu franchise dalam

    mempromosikan usahanya dan tidak di lepas begitu saja. Sehingga komunikasi

    terpadu tidak berjalan sebagai mana mestinya, karena peran komunikasi berjalan

    sendiri – sendiri.

    Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Shimp (2003 : 321), yang

    mengemukakan Komunikasi Pemasaran Terpadu (KPT) sebagai sebuah proses

    komunikasi yang terdiri dari perencanaan, kreasi, integrasi, dan implementasi atas

    berbagai bentuk komunikasi pemasaran (periklanan, promosi penjualan, event,

    dan sebagainya), yang dilakukan secara berkala dan terpadu terhadap prospek dan

    target konsumen dari sebuah merek.

    Akibatnya penerapan teori KPT juga tidak optimal seperti yang

    didefinisikan oleh Duncan, (2002: 8) sebagai satu proses komunikasi, yang

    merupakan jantung dari semua hubungan, serta proses yang saling berputar

    sehingga memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan dapat

  • tercipta dengan baik, yang diindikasikan banyaknya franchisee yang tutup karena

    diabaikan oleh franchisor.

    Para pengelola perusahaan melihat KPT sebagai cara untuk

    mengkoordinasikan dan mengelola program komunikasi pemasaran untuk

    memastikan pelanggan menerima suatu pesan yang konsisten mengenai

    perusahaan dan / atau merek yang dimiliki. Bagi banyak perusahaan, KPT

    memberikan banyak perbaikan dibandingkan metode tradisional yang

    memperlakukan berbagai elemen komunikasi dan pemasaran sebagai kegiatan

    terpisah.

    Dengan semakin pahamnya pengelola pemasaran terhadap KPT, mereka

    mengakui bahwa KPT ternyata menawarkan lebih dari sekedar gagasan untuk

    mengkoordinasikan seluruh elemen program pemasaran dan komunikasi.

    Pendekatan KPT juga dapat membantu perusahaan mengidentifikasi metode yang

    paling tepat dan efektif untuk berkomunikasi dan membangun hubungan dengan

    pelanggan dan juga pihak-pihak terkait lainnya seperti karyawan, pemasok,

    investor, kelompok kepentingan dan masyarakat umum. Tujuannya adalah untuk

    dapat berkomunikasi dengan satu suara, satu penampilan dan satu citra dalam

    setiap kegiatan komunikasi pemasaran serta untuk mengidentifikasi serta

    memposisikan perusahaan dan mereknya dengan cara yang konsisten (Tobing,

    2010)1.

    1 Tobing, J.E (2010), “Sales Promotion Dan Keputusan Membeli” repository Universitas Sumatra Utara.

  • ��

    5.2 Peran Public Relations dalam KPT Kebab Turki Baba Rafi

    Persaingan yang semakin ketat antara usaha-usaha / bisnis franchise saat

    ini, PT Kebab Turki Baba Rafi mulai mengedepankan aspek citra dan reputasi

    melalui upaya-upaya public relations. PT KTBR mulai mempersiapkan,

    merencanakan setiap tahapan-tahapan manajemen melalui kebijakan-kebijakan

    dan prosedur dalam rangka menjaring calon franchisee (pembeli hak usaha)

    dengan tujuan memperkenalkan produk KTBR kepada konsumen dengan segmen

    yang luas. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Cutlip, Center & Broom (

    2000 : 4 ), yaitu PR juga berperan mengevaluasi opini, sikap dan perilaku publik,

    mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur suatu individu atau

    sebuah organisasi dengan kepentingan publik dan merencanakan serta

    melaksanakan program aksi untuk memperoleh pengertian dan dukungan publik.

    Citra PT Kebab Turki Baba Rafi dibangun melalui kegiatan public relations, citra

    merupakan kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan atau

    organisasi; kesan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi

    (Soemirat dan Ardianto, 2002 : 111-112). PT Kebab Turki Baba Rafi merupakan

    perusahaan bisnis franchise yang menyajikan makanan khas dari Timur Tengah,

    terdiri dari tortila yang didalamnya terdapat daging asap sapi panggang dipotong

    tipis-tipis, daun letuce, timun jepang, bombay, tomat, sambal dan mayonaise,

    kemudian digoreng dengan mentega dengan saos yang dibuat sedikit agak manis

    karena disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Dengan penjelasan diatas, maka

    sebenarnya KTBR sudah mempunyai ciri khas yang kuat dalam benak

    masyarakat, yaitu sesuai dengan definisi dari Soemirat dan Ardianto diatas.

  • ��

    Peran PR yang diterapkan PT Kebab Turki Baba Rafi dalam

    mengkomunikasikan produknya telah menciptakan komunikasi timbal balik (two-

    way-communication) antara organisasi dan publiknya, yang bertujuan untuk

    menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya suatu tujuan

    tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa dan sebagainya,

    demi kemajuan perusahaan atau organisasi. Jadi kegiatan PR tersebut sangat erat

    hubungannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap masyarakat.

    Hal ini terlihat dari bagaimana PT Kebab Turki Baba Rafi menjalin

    hubungan yang baik dengan pers dengan memberikan informasi yang komunikatif

    dalam menyampaikan informasi seputar produk makanannya maupun

    keberhasilan bisnis franschise-nya pada saat mengikuti pameran (expo) franchise

    yang diadakan setiap tahun. Usaha ini berbuah penghargaan sebagai bentuk

    apresiasi dari kalangan media maupun publik, perngahargaan yang telah diraih

    beberapa diantaranya adalah Asia’s Best Entrepreneur Under 25 versi Business

    Week, pemiliknya Bapak Hendy Setiono terpilih sebagai salah satu dari sepuluh

    tokoh yang mengubah Indonesia versi Majalah Tempo, Terbaik pertama

    Wirausaha Muda Mandiri 2007 dari Bank Mandiri, dan masih banyak lagi.

    Pencapaian ini tentunya tidak lepas dari bagaimana solidnya manajemen

    perusahaan dalam mengkomunikasikan program-program bisnisnya kepada

    khayalak. Selain itu PT Kebab Turki Baba Rafi juga menerapkan strategi PR yang

    dimana berperan sebagai sponsorship dalam mempublikasikan produknya, PT

    KTBR terlihat sangat aktif berperan serta mensponsori event atau seminar

    diberbagai kampus maupun perusahaan sebagai pendekatan PR untuk

  • memperkuat citra perusahaan (corporate). Selain dua peran PR yang terlihat

    diatas, komunikasi perusahaan PT KTBR juga terorganisasi dengan baik melalui

    komunikasi internal maupun eksternal, terbukti dengan struktur organisasi yang

    solid dan divisi-divisi spesifik yang terhubung satu sama lain.

    Semua peran PR diatas merupakan satu kesatuan dan mempunyai

    keterkaitan dalam rangka meningkatkan citra positif PT Kebab Turki Baba Rafi

    sebagai perusahaan franchise produk makanan Kebab yang menarik untuk

    dijadikan sarana berinvestasi. Peran dan fungsi PR ini berjalan baik sehingga

    menciptakan komunikasi timbal balik (two-way-communication) antara organisasi

    dan publiknya, yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan

    bagi terciptanya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang atau

    pelayanan jasa dan sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau organisasi.

    Singkatnya, PR sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan publik

    atau khalayak dalam mengkomunikasikan kebijakan maupun program-program

    perusahaan. Sedangkan peran PR lainnya seperti yang jelaskan Cutlip (2000 : 90),

    yaitu lobi dan pemberian nasehat juga diaplikasikan occasionally, sesuai

    kebutuhuan yaitu pada saat terjadi ekstrenal (yang berhubungan dengan badan

    pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah guna mendukung atau

    menentang undang-undang dan peraturan) maupun secara internal (memberi

    nasihat, konsultasi dan mencari solusi untuk manajemen) mengenai masalah

    publik dan posisi serta citra perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    public relations di Kebab Turki Baba Rafi sudah berperan untuk mengevaluasi

    opini, sikap dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan

  • ����

    prosedur-prosedur suatu individu atau sebuah organisasi dengan kepentingan

    publik dan merencanakan serta melaksanakan program aksi untuk memperoleh

    pengertian dan dukungan publik. (Cutlip, Center & Broom, 2000 : 4).

    Di sisi lain, PR juga mengkomunikasikan keterbatasan ataupun kelebihan

    perusahaan dalam memenuhi kebutuhan publik. Cutlip juga menekankan perlunya

    PR mengingatkan organisasi untuk selalu memikirkan kepentingan umum. Hal ini

    juga dikemukakan oleh Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations:

    Principles and Problems (yang dikutip Wardhani 2008 : 4). Peran humas atau PR

    adalah:

    1. Mengabdi kepada kepentingan umum

    2. Memelihara komunikasi yang baik

    3. Menitikberatkan moral dan perilaku yang baik

    Selanjutnya dikatakan public relations mempunyai peran timbal balik,

    yaitu, harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat

    yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya

    dan harus berusaha mengenali, mengidentifikasikan hal-hal yang dapat

    menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam

    masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan.

    Pendekatan KPT membantu perusahaan untuk mengidentifikasi metode

    komunikasi yang paling efektif dan membina hubungan dengan konsumen dan

    seluruh stakeholder seperti pegawai, investor, supplier dan masyarakat umum.

    Pendekatan KPT dapat dilakukan dengan menggunakan public relations (PR),

    yang merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,

  • ����

    mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi demi kepentingan publik, dan

    melaksanakan program aksi dan komunikasi untuk membentuk pemahaman dan

    akseptansi publik.

    Strategi dalam komunikasi PR merupakan perpaduan antara

    communication planning (perencanaan komunikasi) dan management

    communication (komunikasi manajemen). Tujuan sentral PR Kebab Turki Baba

    Rafi mengacu kepada kepentingan pencapaian sasaran (target) atau tujuan untuk

    menciptakan citra baik KTBR.

    Menurut Buchari Alma (2007:188)2 tujuan-tujuan pemasaran yang dapat

    fasilitasi oleh aktivitas PR meliputi: meningkatkan awareness, menginformasikan

    sesuatu (produk, merek, perusahaan, aktivitas perusahan) dan mendidik

    pelanggan, membentuk pemahaman atas produk dan perusahaan, membangun

    trust dan kredibilitas, memberikan alasan atau keyakinan tertentu bagi konsumen

    untuk melakukan pembelian, dan memotivasi akseptansi pelanggan. Peran dan

    aktivitas PR dalam PT Kebab Turki Baba Rafi berjalan sangat baik tetapi hanya

    sampai kepada tahap menginformasikan sebuah merek saja, sedangkan tahap

    selanjutnya yaitu, mendidik pelanggan terlihat kurang solid (peran PR internal)

    karena franchisor mengganggap franchisee sebagai end user dari bisnisnya, yang

    berakhir hanya sampai kepada penjualan gerobak / stan KBRT, padahal end user

    dari bisnis ini adalah calon pembeli produk Kebab disetiap outletnya. Hal ini

    sangat signifikan dalam rangka menciptakan dan mempertahankan citra

    2 Buchari, Alma, (2007), Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta, Bandung.

  • ����

    perusahaan dan produk yang positif, Public Relations menjalankan sejumlah

    fungsi utama yang antara lain (Uyung, 2003:125)3:

    a. Press relation, yaitu menyajikan berita dan informasi mengenai organisasi

    sepositif mungkin.

    b. Product publicity, yakni menseponsori usaha-usaha untuk memublikasikan

    produk spesifik.

    c. Corporate communication, yaitu mengupayakan pemahaman mengenai

    organisasi melalui komunikasi internal dan eksternal.

    d. Lobbying, yaitu menjalin relasi dengan staf pemerintah yang berkaitan

    dengan regulasi dan legislasi.

    e. Counseling, yaitu memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak

    manajemen mengenai isu-isu publik, posisi perusahaan, dan citra

    perusahaan.

    Komunikasi pemasaran merupakan suatu dialog yang berkesinambungan

    antara pembeli dan penjual dalam suatu segmen pasar. Hal ini menekankan

    informasi ke dua arah dan persuasi yang menunjang proses pemasaran agar

    berfungsi secara lebih efektif dan efisien. Kotler (1989:40-46)4 menjelaskan

    bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi, dan

    penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok

    khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua arah

    dengan tujuan yang dapat menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu

    3 Uyung, Sulaksana, (2003). Integrated Marketing Communications. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 4 Kotler, Philip. (1989). Mana.iemen Pemasaran J_LLid 2. Cetakan ke-3. Jakarta: Disadur oleh Penerbit. Erlangga.

  • ����

    produk. Proses ini berkesinambungan, mulai dari tahap perencanan (desain)

    produk, distribusi, sampai kepada kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran

    langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan pengguna di kalangan

    konsumen.

    Pada PT Kebab Turki Baba Rafi Indonesia, tujuan hubungan masyarakat

    adalah untuk menginformasikan atau mengenalkan kepada konsumen akan produk

    perusahaan. Berikut adalah salah satu bentuk pendekatan public relations (PR)

    yang digunakan oleh Kebab Turki Baba Rafi Indonesia, yaitu dengan memberikan

    seminar ke berbagai kampus, perusahaan dan komunitas.

    1. Kampus: ITS, Unair, Unesa Sby, UNNES Semarang, UNS Solo, Unibraw

    Malang, Unpad, ITB, UWK Sby, UI

    2. Corporate: PT. Unilever, Telkom, Dale Carnegie

    3. Komunitas: Entrepreneur University, Greenleaf, Sustainable Entrepreneur,

    Surabaya Entrepreneur Club, WET – ITS

    Berikut ini beberapa tema seminar yang pernah Kebab Turki Baba Rafi

    Indonesia isi: 1). Boot Strappers; 2). Becoming Young Entrepreneur; 3). Cara Gila

    Mahasiswa Jadi Pengusaha; 4). Horee Lulus!! Habis itu ngapain yaa..! 5).

    Franchise Your Business; 6). Berpikir Out Of The Box; 7). Anti Marketing; 8).

    The Secret Be Entrepreneur 21; 9). Marketing Yourself and Find The Better

    Opportunity; 10). Business it’s just a game; 11). Profesionalisme dalam

    kewirausahaan; 12). Cara jitu dan pengalaman berwirausaha; 13). Roadshow

    seminar enterpreneur WMM di 14 kota, Surabaya, Malang, 14). Mataram,

    Padang, Bukit tinggi, 4 Kota di Kalimantan : Bontang, Balikpapan, Samarinda,

  • ����

    Banjarmasin, Nakassar, Yogyakarta, Palembang, Makassar; 15). Enterpreneur

    Campus; 16). Enterpreneur Camp Universitas Ma Chung Malang; 17). EU; 18).

    Indonesia Business Links; 19). British Council; 20). Bank Indonesia Karesidenan

    Besuki “Kiat sukses di tengah persaingan yang makin kompetitif”

    Hendy Setiono, pendiri sekaligus pemilik usaha waralaba Kebab Turki

    Baba Rafi Indonesia dalam mengadakan dan mengisi seminar, beliau juga mengisi

    seminar bersama dengan: Purdie E. Chandra; Masbukhin Pradhana; Kafi Kurnia;

    Menteri Koperasi dan UKM; Henry Autobridal; Moch. Nadjikh dan Safir Senduk.

    Komunikasi terpadu yang dilaksanakan oleh Kebab Turki Baba Rafi

    hanya dilakukan secara interen dalam lingkup perusahaan. Pola komunikasi yang

    terlihat adalah two-ways-communication namun dari hasil observasi disetiap

    outlet, tetapi diketahui bahwa, sistem komunikasi franchise Kebab Turki Baba

    Rafi Indonesia, berjalan sendiri –sendiri, karena peran PR terlihat dari franchisor

    (pusat) hanya sampai kepada franchisee (pemilik outlet), sehingga atas

    pemahaman yang berbeda-beda dari setiap franchisee, maka berbeda pula

    eksekusi promosi yang dilakukan dan tidak ada lagi peran PR dalam selanjutnya.

    Seharusnya peran PR tidak hanya sampai franchisee, melainkan peran yang sama

    diperlihatkan sampai kepada tahap bagaimana franchisee melakukan promosinya

    secara seragam. Hal ini dikarenakan PR adalah ujung tombak organisasi yang

    langsung berhadapan dengan publik. PR pun menjadi cermin organisasi, bila

    cerminnya bersih, bening dan berkilat, maka publik memandang organisasi

    dengan lebih positif serta menggunakan kacamata yang bening, dan sebaliknya.

  • ���

    5.3 Analisis Sistem Franchise Dalam Penerapan Komunikasi

    Pemasaran Terpadu Kebab Turki Baba Rafi

    Menurut Tom Duncan (2005 : 122), suatu franchise / waralaba adalah

    perjanjian kontraktual adalah dimana pemilik franchise memberikan hak kepada

    pemegang franchise untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan

    merek dagang atau nama dagang tertentu, atau telah melakukan fungsi-fungsi

    tertentu, biasanya di daerah geografis yang telah ditentukan.

    PT Kebab Turki Baba Rafi menerapkan kebijakan bahwa franchisee

    berkewajiban untuk mengikuti program promosi KPT hanya pada saat masa

    training (1 bulan) setelah franchisee membeli hak usaha dari franchisor.

    Selanjutnya franchisee bertanggung jawab penuh atas usahanya sendiri, mulai dari

    peningkatan penjualan, maupun aktivitas promosi ataupun segala aktivitas

    pemasaran lainnya. Sehingga jelas dari 4 (empat) outlet Kebab Turki Baba Rafi

    yang diteliti, memiliki beragam variasi sistem KPT promosi yang berbeda satu

    dengan yang lainnya.

    Setelah melakukan analisis data dari keempat tempat outlet Kebab Turki

    Baba Rafi yang dipilih sebagai tempat penelitian yaitu di : 1). Kebab Turki Baba

    Rafi di Jl. Muwardi II No.19 (seberang sekolah Sumbangsih) Grogol, Jakarta

    Barat; 2). Kebab Turki Baba Rafi di Alfamart Jl. Tanjung Duren Raya No.6

    RT.10 RW.02 Tanjung Duren Grogol Petamburan Jakarta Barat; 3). Kebab Turki

    Baba Rafi di Mal Matahari Jl. Daan Mogot Raya KM.16 Jakarta Barat, 4). Kebab

  • ���

    Turki Baba Rafi di Jl. KH. Syahdan Kemanggisan (depan kampus Binus) Jakarta

    Barat. Hasil analisis dari keempat tempat yang ada bahwa:

    1. Dari keempat outlet yang dianalisis, ada tiga outlet yang kurang kuat

    dalam menjalankan public relations; tidak ada usaha untuk memberikan

    informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan

    ketertarikan masyarakat akan produk mereka. Sedangkan hanya satu outlet

    yang menjalankan public relations yaitu mempengaruhi perilaku orang

    secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan atau

    berinteraksi, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi,

    sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan

    (Davis, 2003). Sementara, menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan

    public relations adalah menumbuh kembangkan citra perusahaan yang

    positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen, mendorong

    tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan,

    mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations,

    meningkatkan keefektifan dalam membangun pengenalan merek dan

    pengetahuan merek dan mendukung bauran pemasaran.

    2. Hanya satu outlet yang melakukan upaya pengiklanan (advertising) yaitu

    dengan cara memberikan brosur dan mendistribusikan kepada masyarakat

    sekitar. Dari teori sebelumnya bahwa periklanan merupakan alat untuk

    mempertemukan antara penjual dan pembeli sehingga terciptaanya

    komunikasi dua arah untuk memenuhi keinginan mereka agar efektif

    dan efisien. Secara umum tujuan periklanan menurut (Setiawan,

  • ����

    1996;252) yaitu untuk mendukung program personal seling dan

    kegiatan promosi lainnya, menciptakan orang-orang yang tidak dapat

    dicapai tenaga penjual, mengadakan hubungan dengan para penyalur,

    menambah penjualan dan memperbaiki reputasi perusahaan dan

    memberikan pelayanan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan

    periklanan (advertising) diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan

    utama dari periklanan adalah untuk membujuk konsumen untuk membeli

    produk, memberikan pelayanan, mencegah adanya barang tiruan dan

    meningkatkan penjualan

    3. Sedangkan di lihat dari direct selling-nya dirasa masih sering dilakukan

    oleh salah satu outlet KTBR yang berada di kemanggisan, yaitu dengan

    interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau guna melakukan

    presentasi atau tawaran pada pejalan kaki ataupun konsumen yang sedang

    melintas didepan outlet. Seperti yang diungakapkan oleh Angie (25 tahun,

    Mahasiswi Binus Jurusan Komputer Akutansi), ketika ditanyakan; “Tau

    Kebab Turki Baba Rafi? Angie langsung menjawab “ya tahu, sering beli

    kok”. Hal ini mendukung dengan teori yang dikemukakan oleh (Duncan,

    Tom 2005) bahwa direct selling merupakan bentuk penjualan langsung

    yang dilakukan dengan cara tatap muka. Seorang pemasar akan

    menawarkan produknya sebagai solusi atas permasalahan yang sering

    dialami konsumen. Di dalam penjualan pribadi, terdapat jalinan

    komunikasi interpersonal (dua arah) antara pembeli dengan penjual

    sehingga akan mendapatkan efek langsung dari sang calon konsumen.

  • ����

    Selain itu, cara ini unik, tidak mudah untuk diulang, dapat menciptakan

    two ways communication antar ide yang berlainan antara penjual dan

    pembeli. Cara ini adalah satu – satunya cara dari sales promotion yang

    dapat menggugah hati pembeli dengan segera, dan pada tempat dan waktu

    itu juga diharapkan konsumen dapat mengambil keputusan untuk

    membeli. Dalam hal ini peran wiraniaga sangat penting, dimana Wiraniaga

    yang memerankan penjualan tatap muka (personal selling) dapat

    membantu fungsi pengumpulan informasi pasar. Wiraniaga mungkin

    menjadi orang pertama yang mengetahui adanya persaingan baru atau

    strategi baru pesaing, wiraniaga yang tanggap dengan kebutuhan

    pelanggan dapat menjadi sumber gagasan bagi produk baru. Dalam hal –

    hal tertentu, penjualan tatap muka (personal selling) juga mewakili

    pelanggan mereka di dalam perusahaan. Sebagai contoh, wiraniaga

    kemungkinan besar adalah orang yang memberikan penjelasan kepada

    manajer produksi mengenai mengapa pelanggan tidak menyenangi kinerja

    atau mutu suatu produk.

    4. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa dari keempat Outlet

    tersebut memiliki target dan segmen yang berbeda-beda, jika menurut

    lokasi tempat yaitu dekat Sekolah, Minimarket atau Supermarket, dan

    dekat dengan Universitas. Salah satu outlet yaitu yang terletak di

    Kemanggisan masih menggunakan promosi penjualan (sales promotion)

    untuk meningkatkan penjualannya, yaitu dengan memberikan pengetahuan

  • ���

    kepada calon konsumen akan keberadaan outlet kebab Turki yang

    berlokasi disekitaran jalan raya K.H Syahdan, Kemanggisan.

    Hal ini dirasakan juga mendukung pendapat (Duncan, Tom 2005:18),

    bahwa dengan adanya promosi penjualan akan meningkatkan penjualan produk.

    Duncan juga mendefinisikan bahwa promosi penjualan merupakan fungsi dari

    marketing komunikasi yang memperbesar aksi dengan menambahkan insentif

    dalam menawarkan merek. Promosi penjualan didesain untuk jangka pendek dan

    dikatakan berhasil apabila dalam waktu singkat berhasil untuk meningkatkan dan

    mempercepat jumlah penjualan produk. Promosi penjualan terbagi menjadi

    berorientasi pada konsumen dan berorientasi pada penjualan. Berorientasi pada

    konsumen adalah bentuk promosi penjualan yang didesain untuk memengaruhi

    (pembeli) atau pengguna. Berorientasi pada penjualan adalah bentuk promosi

    penjualan yang didesain untuk memengaruhi konsumen melalui pedagang besar

    (wholesaler), distributor, dan pedagang kecil (retailer).

    Komunikasi pemasaran word of mouth terasa mendominasi dalam setiap

    bentuk promosi setiap outlet Kebab Turki Baba Rafi karena merupakan suatu

    komunikasi pemasaran yang tidak mempergunakan biaya besar seperti halnya

    iklan. Hal tersebut dikarenakan komunikasi pemasaran tergantung pada

    penyebaran informasi dari seseorang kepada yang lain. Dalam hal ini, cerita

    positif antara seorang konsumen ke calon konsumen lainnya menjadi kekuatan

    bagi komunikasi word of mouth yang secara dominan dipergunakan oleh outlet-

    outlet KTBR tersebut.