bab v-motor induksi- a.simanjuntakw

Upload: la-zeki

Post on 28-Feb-2018

915 views

Category:

Documents


103 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    1/26

    BAB V

    MOTOR INDUKSI

    Deskripsi Singkat

    Pada bab ini akan diuraikan mengenai dasar motor induksi yang meliputi: medan putar, prinsip

    kerja, slip, rangkaian ekivalen, daya, pengaturan putaran, membalik putaran dan pengereman.

    Kompetensi Dasar:

    Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat menjelaskan motor induksi.

    Indikator:

    1. Menjelaskan konstruksi motor induksi.2. Menjelaskan medan putar.

    3. Menjelaskan prinsip kerja motor induksi.

    4. Menjelaskan slip.

    5. Menjelaskan rangkaian ekivalen.

    6. Menghitung daya.

    7. Mengatur putaran.

    8. Membalik putaran.

    9. Melakukan pengereman.

    V.1 Konstruksi

    Motor induksi merupakan motor arus bolak balaik (ac) yang paling luas

    digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor itu bukan diperoleh dari

    sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif

    antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus

    stator.

    Dikenal dua tipe motor induksi (lihat gambar 5.1) yaitu motor induksi dengan rotor

    belitan dan motor induksi dengan rotor sangkar.

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    2/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MT

    76

    Gambar 5.1 Konstruksi motor induksi

    V.1.1 Bagian Stator

    Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari

    tiga kumparan tiga fasa yang disebut kumparan stator, yang masing masing kumparan

    mendapat suplai arus tiga fasa.

    Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan

    menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns = 120f/2p). Medan

    putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi

    arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar

    stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan

    memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor,

    sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila

    beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

    V.1.2 Bagian Rotor

    Bagian rotor yang merupakan tempat kumparan rotor adalah bagian yang bergerak atau

    berputar. Ada dua jenis kumparan rotor yaitu rotor sangkar (sguirel-cage rotor) dan rotor belitan

    (wound rotor).

    Hampir 90 % kumparan rotor dari motor induksi menggunakan jenis rotor sangkar

    (squirel-cage rotor). Ini karena bentuk kumparannya sederhana dan tahan terhadap goncangan.

    Ciri khusus dari rotor sangkar (sguirel-cage rotor) adalah ujung ujung kumparan rotor

    terhubung singkat secara permanen. Lain halnya pada fasa rotor belitan (wound rotor) yang

    ujung ujung kumparan rotor akan terhubung langsung bila kecepatan putar rotor telah

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    3/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    77

    mencapai kecepatan putar normalnya secara otomatis melalui slip ring yang terpasang pada

    bagian rotor (perhatikan gambar 5.2).

    Gambar 5.2 Motor Induksi tiga fasa jenis fasa rotor belitan (wound rotor)

    V.2 Medan Putar

    Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan olah adanya medan putar

    (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi apabilakumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya fasa 3. Hubungan dapat berupa

    hubungan bintang atau delta.

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    4/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MT

    78

    Di sini akan dijelaskan bagaimana terjadinya medan putar itu. Perhatikanlah gambar 5.3.

    Gambar 5.3 Proses terjadinya medan putar

    Misalkan kumparan a-a;b-b;c-c dihubungkan tiga fasa, dengan beda fasa masing-masing

    120o(gambar 5.3a) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi ia, ib, ic sebagai fungsi waktu adalah

    seperti gambar 5.3b. Pada keadaan t1, t2, t3 dan t4, fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan

    tersebut masing-masing adalah seperti gambar 5.3c, d, e danf. Pada t1 fluks resultan mempunyai

    arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan a-a; sedangkan pada t2, fluks

    resultannya dihasilkan oleh kumparan b-b. Untuk t4, fluks resultannya berlawanan arah dengan

    fluks resultan yang dihasilkan pada saat t1. (Keterangan ini akan lebih jelas pada analisis vektor).

    Dari gambar 5.3c, d, e, danftersebut terlihat bahwa fluks resultan ini akan berputar satu

    kali. Oleh karena itu, untuk mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat

    diturunkan sebagai berikut :

    ns = 120 f/p

    f = frekuensi

    p = jumlah kutub

    Analisis secara Vektor

    Analisis secara vektor didapatkan atas dasar :

    (1) Arah fluks yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir dalam suatu lingkar sesuai dengan

    perputaran sekrup (gambar 5.4a).

    (2) Kebesaran fluks yang ditimbulkan ini sebanding dengan arus yang mengalir.

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    5/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    79

    Gambar 5.4a Arah fluks yang ditimbulkan oleh arus

    Notasi yang dipakai untuk menyatakan positif atau negatifnya arus yang mengalir pada

    kumparan a-a, b-b, dan c-c yaitu : untuk harga positif, dinyatakan apabila tanda silang (x)

    terletak pada pangkalan konduktor tersebut (titik a, b, c), sedangkan negatif apabila ada tanda

    titik ( ) terletak pada pangkal konduktor tersebut (gambar 5.4b). Maka diagram vektor untuk

    fluks total pada keadaan t1, t2, t3, t4, dapat dilihat pada gambar 5.4b.

    Gambar 5.4b Diagram vektor untuk fluks total

    Dari semua diagram vektor di atas dapat pula dilihat bahwa fluks resultan berjalan (berputar).

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    6/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    80

    Analisis secara Matematika

    Misalkan fluks yang dihasilkan oleh kumparan a-a pada saat tdapat dinyatakan dalam koordinat

    polar, yaitu :

    cosFa

    Dan fluks yang dihasilkan oleh kumparan b-b dan c-c masing-masing adalah :

    oc

    o

    b

    240cosF

    120cosF

    Karena amplitudo fluks berubah menurut waktu secara sinusoid, maka amplitudo Fa, Fb, dan Fc

    dapat dituliskan :

    omaksc

    o

    maksb

    maksa

    240tcosFF

    120tcosFF

    tcosFF

    Fluks resultan adalah jumlah ketiga fluks tersebut, dan merupakan fungsi tempat () dan

    waktu (t),

    oomoommt 240tcos240cosF120tcos120cosFcostcosFt),(F

    Dengan memakai transformasi trigonometri dari :

    coscoscoscos 21

    2

    1

    didapat :

    om21m21

    o

    m21

    m21

    m21

    m21

    480tcosFtcosF

    240tcosFtcosFtcosFtcosFt),(F

    Suku kedua, keempat, dan keenam saling menghapuskan, maka :

    tcosFt,F m23

    Rumus di atas menyatakan gelombang berjalan.

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    7/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    81

    V.3 Prinsip Kerja Motor Induksi

    ~3

    Gambar 5.5 Motor induksi tiga fasa

    Ada beberapa prinsip kerja motor induksi :

    (1) Apabila sumber tegangan tiga fasa dihubungkan pada kumparan statorakan timbul medan

    putar dengan kecepatanp

    f120n s

    (2) Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.

    (3) Akibatnya pada kumparan rotortimbul tegangan induksi (ggl) sebesar :

    m222s Nf4,44E (untuk satu fasa)

    E2s adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar.

    (4) Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka ggl (E) akan

    menghasilkan arus (I).

    (5) Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.

    (6) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar untuk memikul

    kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.

    (7) Seperti telah dijelaskan pada (3) tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang

    konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan

    adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan

    berputar rotor (nr).

    (8) Perbedaan kecepatan anatar nrdan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan :

    %100n

    )n-(nS

    s

    rs

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    8/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    82

    (9) Bila nr= ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar

    rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila nr

    lebih kecil ns.

    (10) Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau

    asinkron.

    V.4 Slip

    Berubah-ubahnya kecepatan motor induksi (ns) mengakibatkan berubahnya harga slip

    dari 100% pada saatstartsampai 0% pada saat motor diam (nr= ns). Hubungan frekuensi dengan

    slip dapat dilihat sebagai berikut :

    Bila f1 = frekuensi jala-jala,

    ns = 120f1/p atau f1 = pns/120Pada rotor berlaku hubungan :

    120

    nnpf rs2

    2f = frekuensi arus rotor

    atau

    s

    rss2

    n

    nn

    120

    pnf

    Karena

    120

    pnfdan

    n

    nnS s1

    s

    rs

    maka

    Sff 12

    pada saat start : S = 100% ; f2 = f1

    Demikianlah terlihat bahwa pada saat start dan rotor belum berputar, frekuensi pada

    stator dan rotor sama. Dalam keadaan rotor berputar, frekunsi arus rotor dipengaruhi olehslip (f1

    = s f1). Karena tegangan induksi dan reaktansi kumparan rotor merupakan fungsi frekuensi, maka

    harganya turut pula dipengaruhi oleh slip.

    22s

    m212s

    m222s

    SEE

    Nf4.44E

    Nf4.44E

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    9/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    83

    E2 = tegangan induksi pada saat start (diam)

    E2s = tegangan induksi pada saat motor berputar.

    22s

    2s12s

    2s22s

    SXX

    Lsf2X

    Lf2X

    X2s adalah reaktansi pada saat rotor berputar

    X2 adalah reaktansi pada saat start (diam)

    V.5 Rangkaian Rotor

    Setelah dibahas bahwa pada saat rotor berputar tegangan induksi rotor (E2) dan reaktansi

    rotor (X2) turut dipengaruhi olehslip, maka arus motor menjadi :

    222

    2

    22

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2s

    2

    2

    2s2

    XS

    R

    EIatau

    SXR

    SE

    XS

    R

    EI

    Dengan demikian rangkaian rotor digambarkan seperti terlihat pada gambar 5.6.

    2SE

    2I

    2R 2SX

    2E

    2I

    S/R2 2

    X

    a b

    Gambar 5.6 Rangkaian listrik dari kumparan rotor yang sedang berputar

    Karena

    S

    S1RR

    S

    R22

    2 , rangkaian rotor dapat juga dilihat pada gambar 5.7

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    10/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    84

    2E

    2I

    2R

    2X

    S

    S-1R2

    Gambar 5.7 Rangkaian listrik kumparan rotor

    Perhatikan bahwa :

    mekanikdayamenjadidiubahyangrotorkeluardayaS

    S1RI

    panasberupahilangyangdayaRI

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    V.6 Rangkaian Ekivalen

    Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah bedasarkan prinsip induksi-

    elektromagnet. Oleh karena itu, motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan

    rangkaian sekunder yang berputar. Hingga rangkaian motor induksi dapat dilukiskan seperti pada

    gambar 5.8.

    MX

    CR

    1I

    '

    2I

    oI

    1

    V1

    E2

    SE

    1R

    1X

    2SX

    2

    I

    2R

    Gambar 5.8 Rangkaian listrik motor induksi

    Vektor diagram dapat dilihat pada gambar 5.9

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    11/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    85

    MI

    CI

    0I

    'I2

    1I

    1E

    2SE

    2

    2R

    I

    2I

    22SXI

    1

    2R'

    I

    12X'I

    1V

    Gambar 5.9 Vektor diagram motor induksi

    Sedangkan rangkaian ekivalen motor induksi dapat dilukiskan seperti dalam gambar 5.10.

    1V

    1R 1X1

    I S/Ra 22

    22Xa

    'I2C

    IMI

    MX

    CR

    oI

    1V

    1R 1X1I S/Ra 2

    2

    22Xa

    CI MI

    MX

    CR

    oI

    'I2

    S

    S1Ra

    2

    2

    Gambar 5.10 Rangkaian ekivalen motor induksi

    Vektor diagram untuk rangkaian ekivalen di atas terlihat pada gambar 5.11.

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    12/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    86

    M

    I

    CI

    0I

    'I2

    1I

    1E

    1

    2

    R'I

    2X'I

    1V

    2

    2X

    a'I

    S

    2R

    2a

    'I

    2

    Gambar 5.11 Rangkaian ekivalen motor induksi secara vektoris

    V.7 Kopel Motor Induksi

    Dari rangkaian ekivalen gambar 5.8, arus '2I adalah:

    2

    2

    22

    2

    2

    1'

    2

    XaS/Ra

    EI

    dan

    2222

    2

    2

    2

    2

    XaS/Ra

    S/Ra

    impedansi

    tahanancos

    cosIE3TP '21

    P = daya

    T = kopel = kecepatan sudut

    maka cosIE3//PT '21

    Bila Z1 = R1 + jX1 dianggap kecil, E1 hampir sama V1

    22222

    2

    2

    2

    22

    1

    XaSRa

    RSaV

    W

    3T

    (1)

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    13/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MT

    87

    Berapa harga S agar harga T maksimum? Harga S untuk mendapatkan T maksimum adalah bila

    dT/dS = 0. Dari diferensiasi dT/dS = 0 diperoleh harga T maksimum pada saat

    22 X/RS (2)

    222

    1maks XWa2/V3T (3)

    Dari ketiga persamaan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan. Dari persamaan (1) diketahui

    bahwa untuk harga S kecil di mana S2(a

    2X2)

    2dapat diabaikan, maka kopel sebanding dengan

    S(T~S). Dari persamaan (2) diketahui bahwa untuk memperoleh kopel maksimum pada saat start

    (S = 1) ialah dengan membuat R2 = X2. Harga kopel maksimum dapat diubah dengan mengatur

    harga X2 atau tegangan sumber V1 (lihat persamaan (3)). Dari persamaan (1) diketahui bahwa

    kopel akan menjadi nol ketika S = ~. Persamaan (1) dan (2) menunjukan bahwa R2 tidak

    mengubah harga kopel maksimum, melainkan hanya mengubah harga S pada saat kopel

    maksimum terjadi. Perubahan R2 dalam hubungan dengan kopel (T) dan slip (S) dapat dilihat

    dari kurva berikut pada gambar 5.12.

    Gambar 5.12 Kurva perubahan R2 hubungannya dengan kopel (T) dan slip (S)

    V.8 Daya Motor Induksi

    Dengan memperlihatkan model rangkaian diketahui bahwa daya masuk stator :

    cosIV3P 111

    1V

    1R

    1X1I

    2

    2Ra

    2

    2Xa

    CI

    MI

    MXCR

    oI

    'I2

    S

    S1Ra

    2

    2

    Gambar 5.13 Rangkaian ekivalen motor induksi

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    14/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    88

    Daya masuk rotor (terdapat pada celah udara)

    S

    RaI3P

    2

    S1RRaI3P

    cosIE3P

    222'

    22

    22

    2'

    22

    '

    212

    Daya keluar rotor (daya mekanik pada rotor termasuk rugi geser dan angin).

    S

    S1RaI3P 2

    22'

    2m

    Rugi tembaga rotor :

    22'2Cu RaI3P

    Jadi :S:)S1(:1P:P:P Cum2

    Dengan demikian diperoleh cara menghitung yang lebih cepat. Daya keluar rotor dapat juga

    diketahui diperoleh dari daya masuk rotor dikurangi rugi tembaga rotor ( Pm = P2 - PCu ).

    V.9 Pengaturan Putaran

    Motor induksi pada umunya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati kecepatan

    sinkronnya. Meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya pengaturan

    putaran. Pengaturan motor induksi memerlukan biaya yang agak tinggi. Biasanya pengaturan ini

    dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan mengubah jumlah kutub motor, mengubah

    frekuensi jala-jala, mengatur tegangan jala-jala, dan mengatur tahanan luar.

    V.9.1 Mengubah Jumlah Kutub Motor

    Karena ns = 120f/p, maka perubahan jumlah kutub (p) atau frekuensi (f) akan

    mempengaruhi putaran. Jumlah kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator

    sedemikian rupa sehingga dapat menerima tegangan masuk pada posisi kumparan yang berbeda-

    beda. Biasanya diperoleh dua perubahan kecepatan sinkron dengan mengubah jumlah kutub dari

    2 menjadi 4, seperti terlihat pada gambar 5.14.

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    15/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MT

    89

    Gambar 5.14 Perubahan kecepatan sinkron dengan mengubah jumlah kutub dari 2 menjadi 4

    V.9.2 Mengubah Frekuensi Jala-jala

    Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengubah-ubah harga

    frekuensi jala. Hanya saja untuk menjaga keseimbangan kerapatan fluks perubahan tegangan

    harus dilakukan bersamaan dengan perubahan frekuensi . Persoalannya sekarang adalah

    bagaimana mengatur frekuensi dengan cara yang efektif dan ekonomis. Cara pengaturan

    frekuensi dengan menggunakansolid state frekuensi converter.

    V.9.3 Mengatur Tegangan Jala-jala

    2

    2

    222

    2

    2

    2

    22

    1

    XaSRa

    RSaV

    w

    3T

    Dari persamaan kopel motor induksi di atas diketahui bahwa kopel sebanding dengan

    pangkat dua tegangan yang diberikan. Untuk karakteristik beban seperti terlihat pada gambar

    5.15, kecepatan akan berubah dari n1 ke n2 untuk tegangan masuk setengah tegangan semula.

    Cara ini hanya menghasilkan pengaturan putaran yang terbatas (daerah pengaturan sempit).

    Gambar 5.15 Karakteristik beban

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    16/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MT

    90

    V.9.4 Pengaturan Tahanan Luar

    Tahanan luar motor induksi rotor belitan dapat diatur, dengan demikian dihasilkan

    karakteristik kopel kecepatan yang berbeda-beda seperti gambar 5.16.

    Gambar 5.16 Karakteristik kopel

    Putaranan akan berubah dari n1

    ke n2

    dan dari n2

    ke n3

    bertambahnya tahanan luar yang

    dihubungkan ke rotor.

    V.9.5 Kesimpulan

    Pengaturan putaran motor induksi umumnya mahal, sedangkan daerah pengaturan yang

    diperoleh tidak begitu lebar, kecuali dengan pengaturan pada 2, yaitu pengaturan frekuensi jala.

    Contoh Soal

    1. Suatu motor induksi, 1000 hp, 2200 volt, 25 cps, 12 kutub, 3 fasa hubungan bintang,mempunyai data sebagai berikut:

    Pengukuran beban nol memberikan :

    P = 15.2 kW pada cos = 0.053 terbelakang, arus beban nol = 0I = 75.1 ampere. Jika slip =

    0.018, tentukan daya output, kecepatan, kopel, daya input, faktor kerja, dan efisiensi.

    Penyelesaian

    Rangkaian ekivalen (satu fasa) pada gambar 5.17a dapat dijadikan seperti gambar 5.17b, di

    mana V1 adalah tegangan pada titik xy dan dengan teorema Thevenin didapat hubungan:

    )jX(RI-VV 110t1

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    17/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    91

    1V

    1R

    1X

    1I

    'R

    2

    '

    2X

    CI MI

    MXCR

    oI

    'I2

    S

    S1'

    2R

    1V

    1R

    1X'

    2X

    S

    S1'

    2R

    CI MIMXCR

    oI

    X

    Y

    )a()b(

    Gambar 5.17

    Dengan secara pendekatan, kebesaran V1 dapat dituliskan :

    21210t1 XRIVV

    volt1270

    3

    2200Vt

    maka

    ampere220

    313.0313.0018.0/0992.0102.0

    1245

    XXS/RR

    VI

    volt1245313.0102.01.751270V

    22

    2'

    21

    2'

    21

    1'

    1

    22

    1

    sehingga

    hp1060kW789

    018.0

    018.010992.02203

    S

    S1RI3keluarDaya

    2'

    2

    2'

    2

    Kecepatan sinkron : rpm25012

    25120p/f120n s

    Kecepatan rotor : rpm242S1nn sr

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    18/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    92

    Kopel : ft-lb22600meter-newton30600242/602

    789000W/P r

    Daya masuk = 789000 + 3(220)2(0.102 + 0.992) + 15200 = 833 kW

    Maka daya reaktif pada keadaan berbeban :

    284000 + 3(220)2(0.313 + 0.313) = 375 kvar

    Faktor kerja = cos(tan-1

    375/833) = 0.912

    Dan akhirnya efesiensi = 789/833 = 0.945

    2. Kemudian jika pada soal 1 dikehendaki motor mempunyai kopel maksimum pada saatstart,

    berapakah tahanan luar yang diperlukan untuk maksud tersebut dan berapa harga kopel

    maksimum tersebut. Dan bila, setelahstarttahanan luar ini dihilangkan, tentukan slip ketika

    kopel maksimum dan berapa kecepatannya.

    Penyelesaian

    Pada saat kopel maksimumslip mempunyai hubungan sebagai berikut :

    diabaikan.tidakXdanRbila,

    XXR

    RS 11

    '

    21

    2

    1

    '

    2

    m

    Misalkan tahanan luar dipasang pada rangkaian rotor, dan pada saatstart, Sm= 1.0 maka :

    fasaperohm632.0313.0313.0102.0R 22'2

    Jadi, Rluar = 0.632 0.0992 = 0.533 ohm per fasa (harga ini adalah harga tahanan luar dari

    rangkaian rotor yang di-transferke rangkaian stator). Arus motor pada keadaan start :

    ampere1290

    313.0313.0632.0102.0

    1245I

    22

    '

    2

    Jadi,

    ft-lb89000

    m-N121000632.012903254

    12T

    2

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    19/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    93

    Kemudian tahanan luar dihilangkan, maka kopel maksimum terjadi pada saatslip Sm di mana

    :

    0.157

    313.0313.0102.0

    0992.0S

    22m

    Dan kecepatan rotor :

    rpm211157.01250n

    3. Suatu motor induksi, 3 fasa hubungan bintang, 220 volt (tegangan jala-jala), 10 hp, 60 cps, 6

    kutub, mempunyai konstanta sebagai berikut :

    R1 = 0.294 omh/fasa;'

    2R = 0.144 omh/fasa;

    X1 = 0.503 omh/fasa;'

    2X = 0.029 omh/fasa;

    Xm = 13.25 omh/fasa; R c = diabaikan (Go = 0)

    Jumlah rugi geser + angin + besi = 403 watt

    Jika slip 0.02, tentukanlah kecepatan motor, daya mekanik, kopel, arus stator, faktor kerja,

    dan efesiensinya. Motor dijalankan pada kemampuan tegangan dan frekuensinya.

    Penyelesaian

    Rangkaian ekivalen motor dapat digambarkan sebagai berikut (per fasa). Impedansi Zf

    merupakan impedansi '22 jXS/R yang paralel dengan jXM . (ingat dasar rangkaian listrik).

    m'2'2

    m

    '

    2

    '

    2fff

    XXjR

    jXjXS/RjXRZ

    40.32/75.661.3j41.525.13209.0j02.0/144.0

    25.13j209.0j02.0/144.0

    jala)-jala(teganganvolt1273/220Vt

    Arus stator = I1 = 127/6.75 = 18.8 ampere

    Faktor daya = cos 32.4o

    = 0.884

    Kecepatan sinkron = ns = 120 f/p = 1200 rpm = 20 rps

    Kecepatan rotor = 1200(1-0.02) = 1176 rpm

    Daya yang ditransfer pada air gap = 3( '2I )2 (R2/S) = 3

    2

    1I Rf

    (= daya masuk rotor) = 3(18.8)2(5.41) = 5740 watt

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    20/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    94

    Daya mekanik pada rangkaian rotor (termasuk juga rugi geser + angin + besi)

    = (1- 0.02)(5740) = 5630 watt

    Maka daya mekanik (keluar) = 5630 403 = 5227 watt = 5230 watt

    hp7.0nm5.420.0212025230

    W

    PTKopel

    R

    Efesiensi dihitung sebagai berikut:

    Rugi 1 tembaga pada stator = (3)(18.8)2(0.294) = 312 watt

    Rugi 1 tembaga pada stator = (3)(0.02)(5740) = 115 watt

    Rugi angina + geser + besi = 403 watt

    Rugi total = 830 watt

    Daya keluar = 5230 wattDaya masuk = 6060 watt

    Jadi, efisiensi = 5230/660 = 0.863

    4. Motor induksi 3 fasa,4 kutub, 50 Hz, 400 volt berputar 1400 rpm pada faktor daya 0.88 dan

    memberikan daya pada beban penuh 14.8 hp. Rugi-rugi stator 1060 watt dan rugi-rugi

    gesekan dan angin 375 watt. Hitung : (i) slip, (ii) rugi-rugi tembaga rotor, (iii) frekuensi

    rotor, (iv) arus yang mengalir, dan (v) efesiensi.

    Slip pada beban penuh %4%1001500

    14401500

    Penyelesaian

    Daya keluar 14.8 hp = 14.8 x 735.5 = 10885.4 watt

    Daya mekanik yang dihasilkan = 10885.4 + 375 watt = 11260.4 watt

    Diketahui bahwa :

    rugi-rugi tembaga rotor:input rotor:daya mekanik = 1:1/5(1-5)/5

    rugi-rugi tembaga rotor watt469.2watt96.0

    04.04.11260 .

    Daya masuk ke rotor = 11260.4 + 469.2 = 11729.6 watt

    Daya masuk ke stator = 11729.6 + 1060 = 12789.6 watt

    ampere97.2088.04003

    11.789.6saluranArus

    .

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    21/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    95

    motor = (10885.4)/(12789.6) + 100% = 85.11%

    Frekuensi rotor = sf = 0.04 x 50 = 2 Hz.

    5. Motor induksi di mana rotornya dihubung bintang mempunyai impedansi dalam keadaan

    diam (0.4 + j4) ohm per fasa, dan impedansi rheostat per fasa (6 + j2) ohm. Motor

    mempunyai tegangan induksi 80 volt antara cincin-cincin slip pada keadaan diam apabila

    dihubungkan dengan sumber tegangan normal, hitunglah arus rotor (a) pada keadaan diam

    dengan rheostat dalam rangkaian. (b) Apabila dijalankan terhubung singkat dengan slip 3%.

    Penyelesaian

    Impedansi per fasa Z = 6 + j2 + 0.4 + j4

    = 6.4 + j6 ohm= 8.76 ohm/fasa

    Tegangan/fasa pada keadaan diam = 80/3 volt

    Arus pada kondisi diam = ampere27.576.83

    80

    Pada slip 0.03, tegangan induksi rotor = 80/3 x 0.03 = 1.38 volt

    Impedansi rotor = 0.4 + 4j x 0.3 = 0.4 + j1.2 = 1.26

    Sehingga arus rotor apabila dijalankan terhubung singkat dengan slip 3% = 1.38/1.26 = 1.09

    ampere.

    6. Motor induksi 3 fasa rotornya dihubung bintang dan mempunyai tegangan induksi 50 volt

    antara cincin-cincin slip, pada keadaan diam dan dalam keadaan sirkuit terbuka. Ketika stator

    dihubungkan dengan tegangan suplai normal, impedansi pada keadaan diam 0.5 + j3.5

    ohm/fasa. Hitunglah arus fasa dan faktor daya bila :

    (a) rotor dihubungkan tahanan 4 ohm/fasa dan

    (b) bila cincin-cincin slip dihubung singkat.

    Penyelesaian

    Tegangan induksi pada keadaan diam : 50/3 = 28.86 volt

    (a) Total impedansi fasa = 4.0 + j3.5 + 0.5 ohm

    = 4.5 + j3.5 ohm

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    22/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    96

    Arus fasa = ampere.06.55.35.4

    86.28

    22

    Faktor daya = 4.5/5.7 = 0.789.

    (c) Jika dalam keadaan hubung singkat

    Z = 0.5 +j3.5 = 3.535 ohm

    Arus per fasa = 28.86/3.535 = 8.16 ampere

    Faktor daya = 0.5/3.535 = 0.1415

    7. Motor induksi 4 kutub, 50 Hz, 3 fasa. Jika slip dari motor pada beban penuh 3%. Hitunglah

    harga tahanan yang dibutuhkan secara seri per fasa untuk mengurangi kecepatan 10%. Tiap-tiap fasa rotor mempunyai tahanan 0.2 ohm.

    Penyelesaian

    Jika torsi dalam motor induksi konstan dan kita mengetahui Rrotor/slip adalah konstan, dan

    mesin bergerak tanpa tahanan luar pada slip S1, maka

    2

    eks2

    1

    1

    S

    RR

    S

    R

    lalu :

    ssrls

    rls N97.0N03.01Natau03.0N

    NN

    Pengurangan kecepatan 10% sehingga kecepatan yang baru Nr2 = 0.973 Ns

    Oleh karena itu slip S2 adalah :

    127.0873.01N

    NNS

    s

    2rs2

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    23/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MTMotor Induksi

    97

    Substitusi harga tersebut sehingga didapat :

    ohm646.0R

    03.0

    006.00254.0R

    0254.0R03.0006.0

    127.0

    R2.0

    03.0

    2.0

    eks

    eks

    eks

    eks

    8. Kecepatan motor rotor sangkar 3 fasa, 4 kutub. 50 Hz adalah 1440 rpm. Perbandingan arus

    hubung singkat dengan arus beban penuh adalah 5. Hitunglah torsi startdan presentase torsi

    beban penuh dengan mengikuti metode-metodestart:

    (a) oleh auto transformer dengan 60% tapping.

    (b) Oleh saklar-delta.

    Penyelesaian

    %4%1001500

    1400-1500penuhbebanSlip

    Diketahui torsi start sebanding dengan Is2

    di mana Is adalah arus start

    kemudian IfL arus beban penuh, pada torsi beban penuh

    04.0

    IF

    S

    I

    2

    fLfL

    2

    fL

    Jadi,

    4.0

    I

    I

    T

    4.0I

    T

    T

    penuhbebanTorsi

    startTorsi2

    fL

    s

    2

    fL

    2

    s

    fL

    s

    (a) Jikastart digunakan auto transformer, jadi arusstart= 5 x 0.6 arus beban penuh

    3penuhbebanarus

    startarusatau

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    24/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MT

    98

    Jadi

    Torsistart= (3)2

    x 0.4 torsi beban penuh

    (b) Penuh keadaan hubung bintang :

    %33304.03

    5

    T

    T

    penuhbebanarus53

    1I

    2

    fL

    start

    start

    Torsistart = 333% dari torsi beban penuh.

    Rangkuman

    1. Motor induksi merupakan motor arus bolakbalik (ac) yang paling luas digunakan.

    2. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor itu bukan diperoleh dari sumber

    tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif

    antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus

    stator.

    3. Dikenal dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan motor induksi

    dengan rotor sangkar.

    4. Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan olah adanya medan putar (fluks

    yang berputar) dengan kecepatanp

    f120n s yang dihasilkan dalam kumparan statornya.

    Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya

    fasa 3. Hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta.

    5. Perbedaan kecepatan antara kecepatan berputar rotor )n( r dan )n( s disebut Slip (S)

    dinyatakan dengan: %100n

    )nn(S

    s

    rs

    6. Besar kopel yang diperoleh pada saat rotor akan berputar disebut kopel start. Nilai kopel start

    keadaannya selalu lebih besar dari nilai kopel pada keadaan putaran normal.

    7. Daya masuk stator adalah cosIV3P 111 , daya masuk rotor adalah

    S

    RaI3P 22

    2'

    22 ,

    daya keluar rotor (daya mekanik pada rotor termasuk rugi geser dan angin)

    S

    S1RaI3P 2

    22'

    2m

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    25/26

    Ir. Antoni Simanjuntak, MT

    99

    Rugi tembaga rotor :

    22'2Cu RaI3P

    Jadi :

    S:)S1(:1P:P:P Cum2 Dengan demikian diperoleh cara menghitung yang lebih cepat. Daya keluar rotor dapat juga

    diketahui diperoleh dari daya masuk rotor dikurangi rugi tembaga rotor ( Pm = P2 - PCu ).

    8. Motor induksi pada umunya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati kecepatan

    sinkronnya. Meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya

    pengaturan putaran. Pengaturan motor induksi memerlukan biaya yang agak tinggi. Biasanya

    pengaturan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan mengubah jumlah kutub

    motor, mengubah frekuensi jala-jala, mengatur tegangan jala-jala, dan mengatur tahanan

    luar.

    Soal soal latihan.

    1. Motor induksi 3 fasa, 4 kutub beroperasi pada frekuensi jala jala 50 Hz.

    Hitunglah: a. Kecepatan putar stator.

    b. kecepatan putar rotor.

    c. frekuensi arus rotor, jika slip 0,03

    d. frekuensi arus rotor, jika frekuensi arus rotor dalam keadaan stasioner.

    e. Kecepatan putar rotor, jika kecepatan putar rotor dalam keadaan stasioner.

    2. Motor induksi 3 fasa, 4 kutub disuplai oleh sumber listrik pada frekuensi jala jala 50 Hz.

    Hitunglah: a. Kecepatan putar sinkron.

    b. kecepatan putar rotor, jika slip 5 %.

    c. frekuensi arus rotor, jika berputar 600 rpm.

    3. Rotor terhubung bintang dari sebuah motor induksi mempunyai impedansi pada keadaan

    diam (0,4 + j4) ohm per fasa dan impedansi per fasa (6 +j2) ohm motor mempunyai ggl

    induksi 80 volt antara cincin cincin slip pada keadaan diam apabila dihubungkan dengan

    tegangan penyedia normalnya. Tentukan:

    a. Arus rotor dalam keadaan diam dengan rheostat dalam rangkaian.

    b. Arus rotor apabila dijalankan terhubung singkat dengan slip 0,03.

    4. Daya masukan dari motor induksi 3 fasa adalah 60 kW. Rugi rugi stator total 1,5 kW.

    Tentukanlah daya mekanis yang dihasilkan jika motor dijalankan dengan slip 4 %.

  • 7/25/2019 Bab v-motor Induksi- A.simanjuntakw

    26/26

    I A i Si j k MT

    Daftar Pustaka

    1. Nagrath, I.J., Kothari, D.P.(1989), Electric Machines, McGraw-Hill Publishing Company

    Limited., New Delhi. Bab 9, Hal. 437.

    2. Zuhal. (1988), Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, Gramedia, Jakarta.

    Bab 7, Hal. 101

    Bacaan Lebih Lanjut

    1. Rijono, Y.(1997), Dasar Teknik Tenaga Listrik, Andi, Yogyakarta. Bab. 6, Hal. 309.

    2. Marappung. (1988), Teori Soal Penyelesaian Teknik Tenaga Listrik, Armico, Bandung.

    Bab.4, Hal.276.