bab v kp nuhman

8
BAB V ANALISA 5.1 Analisa Penentuan Safety Stock. Safety Stock adalah istilah yang digunakan oleh logistik untuk menggambarkan tingkat stok ekstra yang dipertahankan untuk mengurangi resiko stockouts (kekurangan bahan baku atau kemasan) karena ketidakpastian pasokan dan permintaan. Ada tiga komponen yang menjadi pertimbangan dalam menentukan Safety Stock: 1. Variasi permintaan. Sangat jarang sekali menemukan kasus dimana permintaan itu stabil, selalu ada variasinya. Logikanya semakin tinggi variasi permintaan dari waktu ke waktu pasti peluang untuk terjadinya stockout akan semakin besar. 2. Lead time. Ada berbagai macam lead time mulai dari lead time produksi, transportasi, inspeksi dan lead time yang bergantung pada terminologi tiap- tiap perusahaan. Lead time pada penelitian ini adalah lead time pemesanan bahan kimia yang berdasarkan hasil wawancara lead time pemesanan bahan kimia adalah 2 bulan. 3. Service level. Setiap perusahaan perlu menetapkan berapa service level yang diberikan kepada

Upload: nuhman

Post on 14-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Kerja Praktek Nuhman

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KP Nuhman

BAB V

ANALISA

5.1 Analisa Penentuan Safety Stock.

Safety Stock adalah istilah yang digunakan oleh logistik untuk

menggambarkan tingkat stok ekstra yang dipertahankan untuk mengurangi

resiko stockouts (kekurangan bahan baku atau kemasan) karena ketidakpastian

pasokan dan permintaan. Ada tiga komponen yang menjadi pertimbangan dalam

menentukan Safety Stock:

1. Variasi permintaan. Sangat jarang sekali menemukan kasus dimana

permintaan itu stabil, selalu ada variasinya. Logikanya semakin tinggi

variasi permintaan dari waktu ke waktu pasti peluang untuk terjadinya

stockout akan semakin besar.

2. Lead time. Ada berbagai macam lead time mulai dari lead time produksi,

transportasi, inspeksi dan lead time yang bergantung pada terminologi

tiap- tiap perusahaan. Lead time pada penelitian ini adalah lead time

pemesanan bahan kimia yang berdasarkan hasil wawancara lead time

pemesanan bahan kimia adalah 2 bulan.

3. Service level. Setiap perusahaan perlu menetapkan berapa service level

yang diberikan kepada pelanggannya. Berdasarkan hasil wawancara

service level pemesanan bahan aditif adalah 90% karena bahan kimia yang

diterima sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi safety stock bahan aditif Hostanox QB

1202 dan aditif Cast (SAK-CS-POF) digudang bahan baku PT Chandra Asri

Petrochemical Tbk.

Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan Safety Stock Bahan Aditif

Zat Aditif Lead Time Standar Deviasi Service Level Safety StockHostanox QB 1202 FF XP 2 bulan 51 90% 93 lot/ bulan

Cast (SAK-CS-POF) 2 bulan 21 90% 38 lot/ bulan

Page 2: BAB V KP Nuhman

V-2

Setiap bahan baku yang ada digudang penyimpanan harus ditentukan safety

stock nya untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan bahan baku, bila persediaan

di gudang untuk bahan aditif Hostanox QB 1202 tinggal 93 lot, maka harus segera

dilakukan pemesanan kembali, begitu pula jika persediaan di gudang untuk bahan

aditif Cast (SAK-CS-POF) tinggal 38 lot, maka harus segera dilakukan

pemesanan kembali. Berdasarkan hasil pengolahan data, safety stock untuk bahan

aditif Hostanox QB 1202 adalah sebanyak 93 lot/ bulan dimana setiap lot nya

tardiri atas 1000 sak bahan aditif. dan safety stock untuk bahan aditif Cast (SAK-

CS-POF) adalah sebanyak 38 lot/ bulan. Safety stock untuk bahan aditif Hostanox

QB 1202 lebih besar dari pada bahan aditif Cast (SAK-CS-POF) karena memiliki

konsentrasi yang lebih besar pada proses pembuatan produk polypropilene.

5.2 Analisa Pengendalian Persediaan.

Perencanaan persediaan dilakukan untuk menjaga tingkat persediaan, dengan

menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus

dipertimbangkan. Apabila jumlah pemesanan ulang ditetapkan terlalu rendah,

maka persediaan akan habis digunakan sebelum persediaan baru diterima

sehingga proses produksi menjadi terhambat. Dan jika pemesanan ulang

ditetapkan terlalu tinggi, maka saat persediaan baru diterima persediaan digudang

masih banyak. Keadaan ini dapat mengakibatkan pemborosan biaya dan investasi

yang berlebihan (E Harjanto, 2006).

5.2.1 Analisa Pengendalian Persediaan dengan Metode Lot For Lot

Teknik ini merupakan lot sizing yang mudah dan paling sederhana.

Penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan,

sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol. Di samping itu teknik

ini sering digunakan pada sistem produksi manufaktur yang mempunyai sifat

setup permanen pada proses produksinya

Pengendalian persediaan dengan menggunakan teknik Lot For Lot

bertujuan untuk mengetahui berapa banyaknya persediaan bahan baku aditif

yang harus dipesan setiap bulannya. Pada periode nol (0) dilakukan pemesanan

sebanyak 238 lot untuk memenuhi target produksi sampai periode 2 karena

bahan baku yang di pesan di periode 1 baru akan sampai di periode 3, kemudian

Page 3: BAB V KP Nuhman

V-3

di periode 1 memesan sebanyak 386 lot untuk memenuhi demand di periode 3,

kemudian di periode 2 memesan sebanyak 364 lot untuk memenuhi demand di

periode 4, kemudian di periode 3 memesan sebanyak 285 lot untuk memenuhi

demand di periode 5, kemudian di periode 4 memesan sebanyak 285 lot untuk

memenuhi demand di periode 6.

Teknik ini juga dilakukan untuk meminimasi ongkos simpan, adapun

setiap periodenya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk tetap menyimpan

persediaan bahan Hostanox QB 1202 FF XP sebanyak 93 lot dan persediaan

bahan aditif Cast (SAK-CS-POF) sebanyak 38 lot sebagai safety stock untuk

menghindari kekurangan bahan baku. Namun teknik ini menyebabkan mahalnya

biaya pemesanan karena harus dilakukan pemesanan setiap periodenya.

5.2.2 Analisa Pengendalian Persediaan dengan Metode Least Unit Cost

Teknik LUC ini memperhatikan ukuran kuantitas pemesanan dan variasi

interval pemesanan. Keputusan ditentukan berdasarkan ongkos per unit (ongkos

pengadaan per unit ditambah ongkos simpan per unit) terkecil dari setiap bakal

ukuran lot yang akan dipilih.

Pengendalian persediaan menggunakan metode LUC menyebabkan

bervariasinya interval pemesanan, dapat dilihat pada tabel MRP metode LUC

untuk bahan aditif Hostanox QB 1202 FF XP pemesanan dilakukan dua kali

yaitu sebanyak 742 di periode 2 untuk memenuhi demand di periode 4 dan 5,

kemudian pemesanan di periode 4 sebanyak 378 untuk memenuhi demand di

periode 6.

Adapun dampak dari pengendalian persediaan dengan metode LUC adalah

bervariasinya jumlah persediaan dalam gudang setiap periodenya. Persediaan

bahan aditif Hostanox QB 1202 FF XP paling banyak berada di periode 1

sebanyak 865 lot dan paling sedikit berada di periode 3 dan 6 sebanyak 93 lot.

Adapun Persediaan bahan aditif Cast (SAK-CS-POF) paling banyak berada di

periode 1 sebanyak 608 lot dan paling sedikit berada di periode 5 dan 6

sebanyak 38 lot.

Page 4: BAB V KP Nuhman

V-4

Teknik ini juga dilakukan untuk meminimasi ongkos pesan, namun di

setiap periodenya stok persediaan selalu berubah-ubah sesuai dengan demand

beberapa periode ke depan. Dan tetap menjaga jumlah persediaan bahan

Hostanox QB 1202 FF XP sebanyak 93 lot dan persediaan bahan aditif Cast

(SAK-CS-POF) sebanyak 38 lot sebagai safety stock untuk menghindari

kekurangan bahan baku. Namun teknik ini menyebabkan mahalnya biaya

pemesanan karena harus dilakukan pemesanan setiap periodenya.

5.2.3 Analisa Pengendalian Persediaan dengan Metode Least Total Cost

Teknik ini didasarkan pada pemikiran bahwa jumlah ongkos pesan dan

ongkos simpan dapat diminimasi jika besar ongkos-ongkos tersebut sama atau

hampir sama. Sarana untuk mencapai tujuan tersebut adalah suatu faktor tang

disebut Economic Part Periode (EPP). Adapun EPP dapat didefinisikan sebagai

kuantitas suatu item persediaan yang bila disimpan didalam persediaan selama

satu periode, akan menghasilkan ongkos pengadaan yang sama dengan ongkos

simpan.

Pengendalian persediaan dengan metode LTC adalah dengan membuat

biaya simpan dan biaya pesan sama besarnya. Dapat dilihat pada tebel 4.14 bab

pengolahan data, untuk bahan aditif Hostanox QB 1202 FF XP jumlah biaya

simpan selama 3 periode pertama (periode1-3) sebesar Rp.43.425.000 telah

mendekati biaya simpan sebesar Rp. 37.500.000. Dan jumlah biaya simpan

selama 2 periode berikutnya (periode 5-6) sebesar Rp.32.062.500 telah

mendekati biaya simpan sebesar Rp. 37.500.000. Adapun untuk bahan aditif

Cast (SAK-CS-POF) jumlah biaya simpan selama 4 periode pertama (periode1-

4) sebesar Rp. 33.862.500 telah mendekati biaya simpan sebesar Rp. 37.500.000.

Teknik ini juga dilakukan untuk meminimasi ongkos pesan, namun di

setiap periodenya stok persediaan selalu berubah-ubah sesuai dengan demand

beberapa periode ke depan. Dan tetap menjaga jumlah persediaan bahan

Hostanox QB 1202 FF XP sebanyak 93 lot dan persediaan bahan aditif Cast

(SAK-CS-POF) sebanyak 38 lot sebagai safety stock untuk menghindari

kekurangan bahan baku. Namun teknik ini menyebabkan mahalnya biaya

pemesanan karena harus dilakukan pemesanan setiap periodenya.

Page 5: BAB V KP Nuhman

V-5

5.3 Analisa Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Bahan Aditif.

Setelah dilakukan pengendalian persediaan dengan menggunakan tiga teknik

MRP (Material Requirement Planning), maka langkah selanjutnya perusahaan

harus mengambil suatu keputusan dengan memperhatikan berbagai aspek salah

satunya adalah biaya yang harus dikeluarkan dan resiko dari pengambilan

keputusan tersebut.

Berikut ini adalah rekapitulasi biaya untuk pengendalian bahan baku dengan

beberapa metode yang digunakan.

Tabel 5.2 Rekapitulasi Biaya Aditif Hostanox QB 1202 FF XP

Hostanox QB 1202 FF XP

MetodeBiaya Total

Rupiah DollarLot For Lot Rp 75.023.034.516 $ 5.771.003 Least Unit Cost Rp 74.932.725.189 $ 5.764.056 Least Total Cost Rp 74.947.122.016 $ 5.765.163

Berdasarkan tabel 5.2 dapat terlihat metode dengan biaya total terkecil dalam

ukuran pemesanan bahan aditif Hostanox QB 1202 FF XP adalah metode least

total cost dengan total biaya adalah Rp.74.932.725.189 dengan 2 kali pemesanan.

Tabel 5.3 Rekapitulasi Biaya Aditif Cast (SAK-CS-POF)

Cast (SAK-CS-POF)

MetodeBiaya Total

Rupiah DollarLot For Lot Rp 34.235.540.579 $ 2.633.503 Least Unit Cost Rp 34.135.103.079 $ 2.625.777 Least Total Cost Rp 34.122.278.079 $ 2.624.791

Berdasarkan tabel 5.3 dapat terlihat metode dengan biaya total terkecil dalam

ukuran pemesanan bahan aditif Cast (SAK-CS-POF) adalah metode least total cost

dengan total biaya adalah Rp. 34.122.278.079 dengan 1 kali pemesanan.