bab v konsep perencanaan dan perancangan...
TRANSCRIPT
Laporan Tugas Akhir | 141
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. Konsep Umum Perancangan
V.1.1. Dasar Perancangan
Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat
sosial dan komersial dimana bangunan nantinya diharapkan dapat
menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya.
Adapun tujuan perancangan rumah susun dan Pasar adalah sbb:
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat yang kurang mampu akan tempat
tinggal yang aman dan nyaman yang ditunjang pula dengan fasilitas-
fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dan mewadahi
aktivitas sehari-hari.
2. Memecahkan permasalahan perencanaan arsitektural terkait dengan
hemat energi dalam desain bangunan yang dihasilkan.
Sasaran perancangan dari bangunan rumah susun dan pasar ini adalah
menghasilkan sebuah bangunan multifungsi yang hemat energi dalam
pengoperasiannya dengan memanfaatkan potensi alam seperti cahaya
matahari ataupun arah angin ke bangunan sebagai salah satu upaya untuk
mengurangi kerusakan lingkungan.
Laporan Tugas Akhir | 142
V.1.2. Konsep Perancangan
Perencanaan untuk rusun dan pasar didasarkan pada pemanfataan alam
(cahaya matahari dan angin) sebagai salah satu daya dukung bangunan
guna menghemat energi. Selain itu, penempatan ruang didasarkan pada
jenis kegiatan yang terjadi didalamnya sehingga ruang dengan jenis
kegiatan yang berbeda tidak berada dalam satu massa.
V.2. Konsep Program
V.2.1. Kebutuhan Luasan Ruang
Kebutuhan luasan ruang didasarkan pada :
Kegiatan yang terjadi dalam bangunan
Kapasitas yang ditampung
Peralatan yang diperlukan
Sirkulasi dan kenyamanan orang dalam bangunan.
Berdasarkan hal-hal tersebut didapat :
Luas Rusun : 10.059,1 m²
Luas Pasar : 2.777,64 m²
Luas Fasilitas Penunjang : 514,9 m²
Luas Service : 198,64 m²
Sirkulasi 20% : 2.293,05 m² +
Total Luas Bangunan : 16.227,53 m²
Laporan Tugas Akhir | 143
Luas tapak 6500 m² dengan KDB 40 % (3900 m²) dan KLB 4 (26.000
m²). Ketinggian maksimum 12 lantai. Luasan dasar yang direncanakan :
Pasar = 1764 m²
Rusun = 1920 m²
Pos Jaga : 4 x 4 m = 16 m²
Total Luas Lantai Dasar = 1764 m² + 1920 m² + 16 m²
= 3700 m² < 3900
Total luas dasar yang terpakai 3806 m², sisanya digunakan untuk parkir,
taman dan area hijau.
Adapun perbandingan antara rentable area terhadap fasilitas sosial, umum
dan sirkulasi pada tapak adalah sebagai berikut :
Rentable area : Kios : 48 kios x 6 m² = 288 m²
Lapak : 18 lapak x 4 m² = 72 m²
Retail : 8 unit x 16 m² = 128 m²
Rusun : 10.296 m²
Jadi rentable area = 10.784 m²
Parkir : Rusun = 795.6 m²
Pasar = 400 m²
Jadi, total area parkir = 1195.6 m²
Sirkulasi kendaraan = 1461 m²
Fasilitas sosial = 160 m²
Fasilitas umum = 2406 m²
Laporan Tugas Akhir | 144
Service = 196 m²
Taman + Penghijauan = 593.4 m²
V.2.2. Integritas dengan Lingkungan
Bangunan pasar dan rusun didesain untuk dapat berinteraksi dengan
lingkungan sekitar dengan cara memperbanyak ruang terbuka hijau
sehingga dapat dicapai aspek berkelanjutan dalam lingkungan tersebut.
Gambar 28. Siteplan
V.2.3. Perancangan Tapak
Pencapaian dan Sirkulasi
Pencapaian ke tapak dipengaruhi oleh beberapa hal :
Kemudahan pencapaian
Keamanan dan kelancaran lalu lintas di sekitar tapak
Frekuensi pengunjung menuju tapak.
Laporan Tugas Akhir | 145
Berdasarkan hal-hal tersebut maka pencapaian ketapak direncanakan :
Gambar 29. Pencapaian ke Tapak
Pencapaian diatas mempertimbangkan efisiensi pencapaian ketapak serta
pemisahan jalur kendaraan masuk dan keluar antara rusun dan pasar
sehingga kegiatan antar keduanya tidak saling mengganggu.
Sirkulasi kendaraan dalam tapak menggunakan pola sirkulasi
mengelilingi tapak dengan pertimbangan kemudahan pencapaian.selain
itu, tipe ini juga berfungsi sebagai pemisah antara bangunan yang satu
dengan yang lain. Sedangkan untuk kekurangannya dalam kebisingan
dapat diatasi dengan menggunakan buffer antara jalan dengan bangunan.
Untuk jalan yang cross antara manusia dengan kendaraan dapat diatasi
dengan ramp untuk sirkulasi manusia.
Mobil in & out rusun
Mobil in pasar
Mobil out
Laporan Tugas Akhir | 146
Gambar 30. Pola Sirkulasi mengelilingi tapak
Berikut sirkulasi dalam tapak yang direncanakan :
Gambar 31. Sirkulasi dalam tapak
Perencanaan mempertimbangkan keefisienan sirkulasi dan waktu
pencapaian.
Sirkulasi Manusia
Sirkulasi kendaraan
Laporan Tugas Akhir | 147
Parkir
Parkir direncanakan menggunakan parkiran semi basement, basement dan
parkiran pada ruang luar. Parkiran direncanakan menggunakan sistem
parkir pool parkir agar parkiran terpisah dengan bangunan namun dalam
jarak yang tidak terlalu jauh.
Gambar 32. Sistem pool parkir
Berikut alternatif peletakan parkir pada tapak :
Gambar 33. Peletakan Parkir
Pola peletakan parkir diatas mempertimbangkan efisiensi waktu
pencapaian ke bangunan, serta pemaksimalan lahan untuk penghijauan.
Parkir Pasar Parkir Rusun
Laporan Tugas Akhir | 148
Parkir terbagi menjadi parkir untuk rusun dan pasar agar penghuni rusun
tidak harus berebut parker dengan pengguna pasar. Adapun rusun terbagi
menjadi parker basement dan semi basement.
Perincian parkir adalah sebagai berikut :
Parkir motor Rusun 125 motor
Pasar 140 motor
Parkir mobil Rusun 25 mobil
Pasar 28 mobil
Zoning
Penentuan zoning mempertimbangkan :
Pencapaian ke tapak
Sirkulasi dan pencapaian ke tapak
Aktivitas lingkungan/ land use lingkungan
Potensi di sekitar tapak yang menunjang, karakter proyek.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada :
Gambar 34. Penzoningan tapak
Laporan Tugas Akhir | 149
Perencanaan diatas dipengaruhi efisiensi pencapaian area servis oleh area
lainnya dan segi penempatan ruang terhadap kebisingan yang ada.
Gubahan Massa
Massa bangunan menggunakan massa majemuk dengan pertimbangan
adanya pengelompokan aktivitas, bentuk massa yang lebih terorganisir
dan mudah dikembangkan, serta terciptanya lahan terbuka untuk
penghijauan.
Bentuk bangunan mengambil bentuk dasar segi empat dengan
pertimbangan mudah dalam pengembangan dan berdasarkan peletakan
bangunan terhadap orientasi matahari dan arah angin.
V.2.4. Bangunan
Pencapaian dan Sirkulasi
Sistem pencapaian menggunakan sistem pencapaian langsung dengan
pertimbangan fungsi bangunan (rusun dan pasar) memerlukan sistem
pencapaian yang jelas dan langsung mengarah kebangunan yang dituju.
Gambar 35. Sistem Pencapaian Langsung
Laporan Tugas Akhir | 150
Sedangkan untuk pola sirkulasi menggunakan pola sirkulasi menyebar
untuk area luar bangunan dan pola sirkulasi melalui ruang untuk bagian
dalam bangunan.
Berikut perencanaan sirkulasi bangunan luar tapak :
Penghubung sirkulasi horizontal menggunakan sistem koridor double
koridor dikarenakan keterbatasan lahan yang ada, namun pada bagian
tengah bangunan diberi void agar cahaya dan udara dapat masuk kedalam
bangunan.
Gambar 38. Tipe koridor
Sedangkan untuk penghubung sirkulasi vertikal menggunakan kombinasi
tangga dan lift. Tangga dengan pertimbangan hemat energi dan
merupakan syarat wajib dalam bangunan bertingkat, sedangkan lift
berdasarkan faktor kenyamanan dan efisiensi dalam pencapaian.
Laporan Tugas Akhir | 151
V.3. Konsep Perancangan Bangunan
V.3.1. Proses Desain
Orientasi desain massa terarah berdasarkan orientasi dari matahari
dan arah angin. Orientasi matahari dijadikan sebagai dasar dalam desain
bangunan untuk mencegah panas pada dinding yang lebar. Sedangkan
arah angin, dengan sistem cross ventilation membantu pengurangan panas
dengan membawa panas keluar ruangan seiring dengan pengalirannya
sehingga massa bangunan terasa lebih nyaman.
Berdasarkan kedua aspek tersebut direncanakan bentuk massa sebagai
berikut :
Gambar 39. Bentuk Masssa
Bangunan dibuat dengan bentuk langsing sehingga cahaya dan angin
dapat menembus hampir ke setiap bagian bangunan.
V.3.2. Facade Bangunan
Facade bangunan direncanakan untuk mengaplikasikan arsitektur
tropis sebagai penyelesaian arsitektural yang mencerminkan bangunan
Laporan Tugas Akhir | 152
hemat energi. Bangunan akan dibuat dengan pemanfaatan teritisan untuk
mengurangi panas serta air hujan disertai dengan bukaan untuk
memaksimalkan cahaya maupun udara yang masuk ke bangunan.
Konsep bentuk bangunan direncanakan menonjolkan kesan dinamis
dan merespon aksis tapak untuk mencegah terjadinya suatu desain
bangunan yang terkesan kaku. Konsep hubungan antar ruang dibuat agar
massa dengan kegiatan sejenis (sesama rusun) menjadi satu kesatuan yang
terikat dengan konektor. Hubungan ini juga dimaksudkan sebagai upaya
penghematan energi dalam pengoperasian jumlah lift dan operasionalnya.
V.3.3. Perancangan Bangunan
Organisasi Ruang
Laporan Tugas Akhir | 153
Hubungan Ruang Rusun
Laporan Tugas Akhir | 154
Hubungan Ruang Pasar
Laporan Tugas Akhir | 155
Modul Bangunan
Modul yang dipakai dalam perancangan kali ini adalah modul 600 cm dan
840 cm yang merupakan kelipatan dari 30 cm.
Pemilihan modul mempertimbangkan efisiensi ruang agar semua ruang
dapat berfungsi dengan baik dan mempermudah dalam perletakan
perabotan.
S truktur Bangunan
Pondasi yang akan digunakan untuk sub-structure adalah pondasi bore
pile agar getaran yang dihasilkan kecil dan tidak mengganggu
lingkungan sekitar.
Upper structure menggunakan sistem struktur rangka dengan
pertimbangan fleksibilitas dalam penataan ruang dan faktor biaya
(bangunan disediakan bagi kelas menengah kebawah).
Bahan konstruksi untuk struktur menggunakan beton bertulang dengan
pertimbangan mudah didapat, fleksibel dan tahan api. Selain itu tidak
memerlukan energi yang besar dalam pembuatannya dan dapat
digunakan kembali (sebagai bahan urugan atau reklamasi tanah) bila
masa pakai telah habis tanpa mengeluarkan energi dalam prosesnya.
Laporan Tugas Akhir | 156
Material
Pemilihan material mempertimbangkan keunggulan dan energi yang
terkandung didalamnya sehingga penggunaan material mendukung
penghematan energi di dalam bangunan.
Berdasarkan kelebihan, kekurangan serta kecocokan bahan untuk
digunakan pada proyek (untuk masyarakat menengah ke bawah) maka :
Dinding : precast untuk rusun dan batu bata bakar untuk pasar
Material penutup eksterior : batu alam yang dikombinasikan dengan kaca.
Atap : genteng yang dikombinasikan dengan dak beton pada area-area
tertentu (contoh : tempar reservoir atas) untuk rusun dan kombinasi
zinkalum dan fiber untuk pasar.
Kusen : kayu
Plafon : gypsum board
Penutup lantai : keramik.
Utilitas
Pencahayaan
Sebisa mungkin digunakan pencahayaan alami pada siang hari yang
dimaksimalkan dengan penggunaan bukaan-bukaan dan penerapan
sistem reflektor untuk memantulkan cahaya yang masuk kedalam
ruang. Sedangkan pencahayaan buatan sebisa mungkin hanya
Laporan Tugas Akhir | 157
digunakan pada malam hari atau pada ruang-ruang yang
membutuhkan pencahayaan stabil.
Adapun lampu yang digunakan adalah lampu TL dengan
pertimbangan hemat energi.
Pengudaraan
Terkait dengan topik hemat energi maka digunakan sistem
pengudaraan alami didukung dengan sistem pengudaraan buatan
berupa exhauster dan intake ventilator yang dipadukan.
Elektrikal
Listrik utama berasal dari PLN didukung dengan penggunaan solar
panel dan genset bila terjadi mati listrik dari PLN.
Adapun total kebutuhan listrik untuk rusun dan pasar = 1993,2Kw
Cadangan listrik yang dipasok genset adalah 20% dari total
kebutuhan listrik = 398,64 Kw
Listrik yang dihasilkan solar panel = 57 KW
Plumbing
Sistem plumbing terdiri dari sistem air bersih dan air kotor. Sistem
air bersih menggunakan sistem reservoir atas dikarenakan listrik yang
digunakan untuk pompa (hanya menggunakan 1 pompa) lebih sedikit
dibandingkan sistem reservoir bawah (menggunakan 2 pompa).
Laporan Tugas Akhir | 158
Adapun total kebutuhan air bersih = 705.300 liter
Sistem air kotor dibagi menjadi kotoran padat dan kotoran cair.
Air kotor padat disalurkan ke STP (sewage treatment plant) untuk
diproses secara kimia sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyiram
tanaman.
Sedangkan Air kotor cair dimanfaatkan kembali untuk kloset (grey
water) dan menyiram tanaman (air hujan).
Sistem pembuangan sampah
Sistem pembuangan sampah menggunakan bak penampungan
sampah (dibuang pada tiap lantai), dikumpulkan pada tempat
Laporan Tugas Akhir | 159
penampungan sementara untuk diangkut ke bak penampungan utama
oleh dinas kebersihan setempat menuju tempat pembuangan akhir.
Sistem pengolahan sampah dikaitkan dengan prinsip sustainable yaitu
reduce, reuse dan recycle sehingga pada tempat penampungan
sampah dipisah menjadi sampah organik, sampah plastik, sampah
kertas, dan sampah basah.
Nantinya sampah akan dikelola berdasarkan jenisnya untuk dijual,
dibuat kompos, atau lain-lain.
Laporan Tugas Akhir | 160
V.4. Penerapan Tema pada Bangunan
Penerapan hemat energi pada bangunan rumah susun dan pasar adalah sebagai
berikut :
Pencahayaan
Mengaplikasikan bukaan sebagai ventilasi cahaya untuk memaksimalkan
cahaya yang masuk kedalam bangunan. Besar bukaan 20 % dari luas dinding
keseluruhan.
Contoh : Luas ruang : 4 x 4 = 16 m²
Luas ventilasi cahaya ideal = 20% x 16 m² = 3,2 m²
2 m 2 m
4 m 4 m
Alternatif dengan 1 jendela (2 x 1,2 m) atau dengan 2 jendela (1 x 1,2 m)
Menggunakan skylight pada beberapa area yang tidak terjangkau oleh cahaya
alami melalui bukaan.
Foto 8. Skylight pada atap
1 jendela
2 jendela
Laporan Tugas Akhir | 161
Pengudaraan
Menggunakan ventilasi dengan sistem cross ventilation agar udara dapat
mengalir.
Gambar 41. Cross ventilation
Menggunakan ventilasi dan insulasi atap (menggunakan alumunium foil
berlapis glass wool).
Plafon dibuat tinggi agar memungkinkan udara bergerak bebas pada ruang
kosong dan mengalami pendinginan.
Laporan Tugas Akhir | 162
Menggunakan pengudaraan buatan berupa exhauster yang memakai sedikit
energi untuk mangalirkan udara dari luar kedalam.
Material
Mengunakan material dengan warna cerah agar dapat memantulkan sinar
matahari.
Menggunakan material alami yang meredam suhu seperti batu-batuan.
Menggunakan bahan pelapis pada elemen bangunan untuk menahan sinar
matahari seperti kaca film atau besi holow sebagai double skin.
Mengurangi penggunaan beton yang boros dalam pembuatannya.
Menggunakan penghijauan dan elemen air untuk menciptakan iklim mikro
dan menyejukkan ruang dalam bangunan.
Utilitas
Membuat bak penampungan air hujan untuk digunakan sebagai air penyiram
tanaman atau mencuci.
Teknologi
Mengaplikasikan photovoltaic sebagai salah satu sumber energi listrik guna
mengurangi konsumsi energi listrik.